Upload
nyimas-hoirunisa
View
231
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Diambil dari Slide Praktikum Tahun lalu, Foto
sediaan mikroskop, dan penjelasan dari
Ibu Hendri Astuty saat menjadi tutor kel. 2
TUJUAN PRAKTIKUM Mengenal parasit oportunistik yang menjadi
penyulit pada penderita dengan
imunodefisiensi (sep penderita AIDS)
Mengetahui bentuk infektif dan diagnostik
parasit oportunistik
Mengetahui cara pemeriksaan sediaan apus
darah untuk penegakan diagnosis
PEKERJAAN SENDIRI
- Melakukan sediaan hapus darah tebal dan tipis
Sediaan darah
tebal
Untuk membuat sediaan darah tipis, Ambil kaca objek yg lain kemudian tempelkan ujungnya ke tetes darah dengan sudut 45 derajat sampai darah tsb menyebar sepanjang sisi lebar kaca objek
Kemudian geser keca objek dg cepat k arah yg berlawanan dg darah tetes tebal sehingga didapatkan sediaan hapus (spt bentuk lidah)
Keringkan sediaan darah secara alami
Setelah kering, sediaan darah tipis difiksasi dengan methanol. Jangan sampai terkena sediaan darah tebal.
Letakkan pada rak dengan posisi darah berada di atas. Warnai dengan larutan Giemsa 3 %. Tunggu 30 menit
Bilas dengan air mengalir
Keringkan dan lihat di bawah mikroskop
BENTUK PRAKTIKUM
DEMONSTRASI ( 3 set): 8 sediaan
1. Cryptosporidium parvum
4 manifestasi klinis: diare sep. kolera, diare kronis,
diare intermiten, diare transient
2. Isospora belli diare persisten sekretori (sangatcair)
3. Strongyloides stercoralis hiperinfeksi
Manifestasi KlinisCryptosporodium sp Isospora belli
Menyebabkan diare
Dapat menginfeksi orang yg imunokompeten dan imunokompromise.
Jika menginfeksi individu imunokompeten tdk dapat sembuh sendiri
Menyebabkan infeksi yang berat dan fatal pada individu yang imunokompromise
Menyebabkan diare
Dapat menginfeksi orang yg imunokompeten dan imunokompromise.
Jika menginfeksi individu imunokompeten dapat sembuh sendiri
Menyebabkan infeksi yang berat tetapi tidak fatal pada individu yang imunokompromise
1. OOKISTA Cryptosporidium parvum(Modified Acid Fast stain)
Bentuk bulat , diameter 4-5 um
Ookista berwarna pink merah
berisi granula yang
warnanya lebih gelap
Ookista matang berisi
4 sporozoit
Sediaan dari mikroskop
2. OOKISTA Isospora belli (Modified Acid Fast stain / MAF stain)
Ookista lonjong / elips: 25 33 um
berisi 1 2 sporoblast/sporont
Dinding berlapis dua, rata dan
tidak berwarna
Pada MAF stain: ookista
merah muda dan sporoblast
merah terang
Sediaan dari mikroskop
3. OOKISTA Isospora belli (Pewarnaan Lugol)
Bentuk lonjong /elips (25-33 um)
berisi 1 2 sporoblast
Dinding berlapis dua, rata dan
tidak berwarna
Pada tinja segar ditemukan
bentuk imatur berisi 1 sporoblast
Sediaan Mikroskopis
D BPP ada no. 4 mengenai Strongiloides stercoralis betina yang bentuk parasiter. Namun, saat praktikum tidak ditunjukkan sediaan morfologi ini.
Manifestasi Strongiloides stercoralis Infeksi langsung
Telur cacing dikeluarkan melalui tinja telur di lingkungan berubah menjadi larva rhabditiform berubah menjadi filariform menginfeksi manusia.
Infeksi tak langsung
Telur yg keluar bersama tinja langsung berubah menjadi cacing dewasa jantan dan betina, kemudian mereka kawin dan membentuk telur. Telur berubah menjadi larva rhabditiform lalu larva filariform Kemudian menginfeksi manusia.
Autoinfeksi
Berbentuk parasiter (hanya cacing betina). Cacing betina di dalam tubuh menghasilkan telur sendiri kemudian dilepaskan ke anus. Sampai di anus, telur pecah dan dan menjadi larva. Nah, larva ini akan naik kembali dan langsung menginfeksi usus dan organ2 lainnya.
5. Strongyloides stercoralis(Cacing dewasa jantan, bentuk bebas)
Bentuk: pendek , gemuk
Ukuran: 0,75 mm x 0,04 mm
Ekor: lancip membengkok
mempunyai spikulum
Sediaan Mikroskop
6. Strongyloides stercoralis(Cacing dewasa betina, bentuk bebas)
Bentuk: panjang, gemuk
Ukuran: 1 mm x 0,06 mm
Uterus berisi telur
S. Stercoralis betina , bentuk bebas
Telur
Sediaan Mikroskop
Bedakan jenis kelamin cacing di bawah ini!
7. Strongyloides stercoralisLarva Rhabditiform
Bentuk: halus pendek (225 x 16 u)
Mulut : lebar, pendek
Sediaan Mikroskop
Bagian mulut
masih
membuka
8. Strongyloides stercoralis
Larva Filariform (bentuk infektif)
Bentuk: halus panjang (700 u)
Ekor: Tumpul / bercabang
Sediaan MikroskopBagian
ekor
runcing
Perbedaan Larva filariform Larva rhabditiform
Bentuk infektif
Badan kurus
Khas pada bagian ekornya, karena mulut sudah menutup (tdk mencari makan lagi)
Bukan bentuk infektif
Badan gemuk karena masih berusaha untuk mengambil makanan dari luar
Khas pada bagian mulutnya yang masih membuka
Sediaan Cacing FilariaW. banchrofti B. malayi
Perbedaan W. banchrofti B. malayi
Kepala: badan = 1 : 1
Inti-inti dalam tubuh lebih trsusun rapi dan terlihat jelas
Kepala : badan = 2 : 1
Inti-inti kurang begitu trsusun rapi
SELAMAT UJIAN