23
KONSEP DASAR A. Sumber Konsep Dasar Konsep dasar umumnya merupakan abstraksi atau konseptualisasi karakteristik lingkungan tempat atau wilayah diterapkannya pelaporan keuangan. Berikut adalah beberapa daftar seperangkat konsep dasar dari beberapa sumber: 1. Ikatan akuntan Indonesia (IAI) IAI mengadopsi kerangka konseptual IASC sehingga konsep dasar yang dipilih juga mengikuti IASC. Ada dua konsep dasar (dinamakan asumsi pelandas atau underlying assumptions) yang disebut secara spesifik dalam rangka rerangka konseptual IASC. Konsep dasar tersebut adalah : Basis accrual (Accrual Basis) Usaha Berlanjut (Going Concern) 2. Paul Grady Menurut Paul Grady, konsep dasar merupakan konsep yang mendasari kualitas kebermanfaatan dan keterandalan informasi akuntansi atau sebagai keterbatasan yang melekat pada statemen keuangan. Grady mengasumsikan sepuluh konsep dasar yang dianggap melandasi praktik bisnis dan akuntansi di Amerika: a. Struktur masyarakat dan pemerintah yang mengakui hak milik pribadi b. Entitas bisnis spesifik

teori akuntansi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bab 5 teori akuntansi suwarjono

Citation preview

KONSEP DASAR

A. Sumber Konsep Dasar

Konsep dasar umumnya merupakan abstraksi atau konseptualisasi karakteristik

lingkungan tempat atau wilayah diterapkannya pelaporan keuangan. Berikut adalah beberapa

daftar seperangkat konsep dasar dari beberapa sumber:

1. Ikatan akuntan Indonesia (IAI)

IAI mengadopsi kerangka konseptual IASC sehingga konsep dasar yang dipilih juga

mengikuti IASC. Ada dua konsep dasar (dinamakan asumsi pelandas atau underlying

assumptions) yang disebut secara spesifik dalam rangka rerangka konseptual IASC.

Konsep dasar tersebut adalah :

Basis accrual (Accrual Basis)

Usaha Berlanjut (Going Concern)

2. Paul Grady

Menurut Paul Grady, konsep dasar merupakan konsep yang mendasari kualitas

kebermanfaatan dan keterandalan informasi akuntansi atau sebagai keterbatasan yang

melekat pada statemen keuangan. Grady mengasumsikan sepuluh konsep dasar yang

dianggap melandasi praktik bisnis dan akuntansi di Amerika:

a. Struktur masyarakat dan pemerintah yang mengakui hak milik pribadi

b. Entitas bisnis spesifik

c. Usaha berlanjut

d. Penyimbolan secara moneter dalam seperangkat akun

e. Konsistensi antar periode untuk entitas yang sama

f. Keanekaragaman perlakuan akuntansi diantara entitas independen

g. Konservatisme

h. Keterandalan data melalui pengendalian internal

i. Materialitas

j. Ketepatan waktu dalam pelaporan keuangan memerlukan taksiran

3. Accounting Principle Board

APB menyebut konsep dasar sebagai ciri-ciri dasar dan memuatnya dalam APB

statement No.4. APB mengidentifikasi tiga belas konsep dasar yang merupakan

karakteristik diterapkannya akuntansi yaitu:

a. Entitas akuntansi

b. Usaha berlanjut

c. Pengukuran sumber ekonomik dan kewajiban

d. Periode waktu

e. Pengukuran dalam unit uang

f. Akrual

g. Harga pertukaran

h. Angka pendekatan

i. Pertimbangan

j. Informasi keuangan umum

k. Statement keuangan berkaitan secara mendasar

l. Substansi dari bentuk

m. Materialitas

4. Wolk, Tearney, dan Dodd

Wolk dan Tearney mendaftar empat konsep yang dianggap sebagai postulat dan beberapa

sebagai prinsip berorientasi-masukan yaitu: recognize, matching, konservatisme,

disclosure, konsistensi, dan uniformity. Keempat konsep yang dikategorikan postulat

adalah:

Usaha berlanjut (Going concern)

Perioda waktu (Time Period)

Entitas akuntansi (Accounting entity)

Unit moneter (Monetary unit)

5. Anthony, Hawkens, dan Merchant

Penulis ini mendaftar sebelas konsep berikut ini yang dijadikan basis dalam membahas

isi, bentuk, dan arti penting statement keuangan. Konsep dasar 1-5 dikategorikan sebagai

pelandas statement posisi keuangan sedangkan konsep dasar 6-11 sebagai pelandas

statement laba rugi. Berikut adalah sebelas konsep dasar:

a. Pengukuran dengan unit uang

b. Entitas

c. Usaha berlanjut

d. Cost

e. Aspek ganda

f. Periode akuntansi

g. Konservatisme

h. Realisasi

i. Penandingan

j. Konsistensi

k. Materialitas

6. Patton dan Littleton

Seperangkat konsep Patton dan Littleton merupakan konsep-konsep dasar yang

dikenalkan sebelum sumber-sumber sebelumnya. Berikut adalah beberapa konsep dasar

dari Patton dan Littleton:

a. entitas bisnis atau kesatuan usaha

b. kontinuitas kegiatan/usaha

c. penghargaan kesepakatan

d. kos melekat

e. upaya dan capaian/hasil

f. bukti terverivikasi dan objektif

g. asumsi

B. Kesatuan Usaha

Konsep ini menyatakan bahwa perusahaan dianggap sebagai suatu kesatuan atau badan

usaha ekonomi yang berdiri sendiri, bertindak atas namanya sendiri, dan kedudukannya

terpisah ari pemilik atau pihak lain yang menanamkan dana dalam perusahaan dan kesatuan

ekonomik tersebut menjadi pusat perhatian atau sudut pandang akuntansi.

Kesatuan usaha menjadi sudut pandang akuntansi berarti bahwa akuntansi

berkepentingan dengan pelaporan keuangan kesatuan usaha bukan pemilik. Dengan kata

lain, kesatuan usaha menjadi kesatuan pelaporan yang bertanggungjawab kepada pemilik.

Kesatuan usaha merupakan pusat pertanggungjawaban, dan statement keuangan merupakan

medium pertanggungjawaban. Dengan pengertian diatas bila konsep kesatuan usaha dianut,

konsep ini memiliki beberapa mplikasi diantaranya:

1. Batas kesatuan

Walaupun secara yuridis kesatuan usaha didukung keberadaannya, batas kesatuan usaha

dari segi akuntansi bukanlah kesatuan yuridis atau hukum melainkan kesatuan ekonomik.

Artinya, akuntansi memeperlakukan badan usaha sebagai satu kesatuan ekonomik

daripada kesatuan yuridis. Batas kesatuan ekonomik adalah kontrol oleh suatu

manajemen. Oleh karena itu, untuk menentukan kesatuan usaha sebagai pusat

pertanggungjawaban keuangan, pertimbangan akuntansi adalah apakah secara ekonomik

satu kegiatan usaha atau lebih dapat dianggap berdiri sendiri sebagai satu kesatuan.

2. Pengertian Ekuitas

Karena hubungan antara kesatuan usaha terpisah dengan pemilik dan hubungan tersebut

dipandang sebagai hubungan bisnis, konsep kesatuan usaha mempunyai implikasi

terhadap pendefinisian ekuitas. Dengan sudut pandang kesatuan usaha, secara konseptual

ekuitas atau modal merupakan utang atau kewajiban perusahaan pada pemilik. Hal ini

berlawanan dengan pendefinisian secara struktural bahwa ekuitas adalah hak residual

pemilik terhadap aset bersih sebagaimana didefinisikan dalam kerangka konseptual

FASB. 

3. Pengertian Pendapatan

Dengan konsep kesatuan usaha, semua sumber ekonomik yang dimiliki atau yang

dikuasai oleh perusahaan merupakan aset perusahaan bukan pemilik. Pada saat terjadi

pendapatan, pada saat yang sama utang unit usaha kepada pemilik bertambah yang berarti

ekuitas bertambah. Jadi, pendapatan menambah ekuitas karena dengan konsep kesatuan

usaha pendapatan sebagai kenaikan kas yang menimbulkan kenaikan utang kesatuan

usaha kepada pemilik. Dengan demikian, definisi Pendapatan menurut FASB konsisten

dengan konsep kesatuan usaha.

 

4. Pengertian Biaya

Biaya merupakan penyerahan produk dalam rangka menciptakan pendapatan,

menyebabkan aset berkurang. Berkurangnya aset inilah yang disebut biaya. Dapat

dikatakan bahwa biaya mengurangi ekuitas. Penyerahan barang tidak selalu berasal dari

aset, tetapi dapat berasal dari kewajiban sehingga biaya dapat didefinisikan sebagai

timbulnya kewajiban dalam rangka menciptakan pendapatan yang akhirnya

mengakibatkan turunnya aset. Jadi definisi biaya oleh FASB konsisten dengan konsep

kesatuan usaha.

5. Sistem Berpasangan

Hubungan bisnis antara manajemen dan pemilik mengakibatkan manajemen harus selalu

mempertanggungjawabkan aset yang dikelolanya dan sumber aset tersebut. Ini berarti

bahwa pengaruh transaksi terhadap hubungan bisnis dan posisi keuangan harus selalu

ditunjukkan.

6. Persamaan Akuntansi

Persamaan akuntansi dapat dikatakan sebagai hubungan fungsional, buku besar yang

merepresentasikan elemen statement keuangan. Persamaan akuntansi merupakan cara

merepresentasikan sistem berpasangan.

 

7. Artikulasi

Artikulasi sebenarnya merupakan turunan atau konsekuensi dari konsep kesatuan usaha.

Dengan artikulasi, akan selalu dapat ditunjukkan bahwa laba dalam statement laba rugi

akan sama dengan laba dalam statement perubahan ekuitas dan jumlah rupiah ekuitas

akhir dalam statement perubahan ekuitas akan sama dengan jumlah rupiah ekuitas dalam

neraca. 

C. Kontinuitas Usaha

Konsep ini akan menjadi pertimbangan pada saat penyusunan statement keuangan atau pada

saat akuntansi menghadapi berbagai pilihan dalam proses perekayasaan atau penyusunan

standar karena pernyataan bahwa kelangsungan hidup perusahaan dimasa datang tidak pasti .

Implikasi konsep kontinuitas usaha:

1. Arti Penting Laporan Periodik

Dengan konsep kontinuitas usaha, perusahaan berusaha untuk maju dan berkembang

dengan jalan menciptakan laba terus-menerus dalam jangka panjang. Dengan penalaran

diatas, kinerja akhir dapat diketahui secara tuntas dan objektif apabila telah likuidasi.

Akan tetapi, akuntansi tak perlu menunggu sampai kesatuan usaha dilikuidasi. Pelaporan

keuangan lebih berkepentingan dengan daya melaba perusahaan. Untuk suatu periode,

tingkat mendapatkan laba dengan tingkat sumber ekonomik tertentu disebut dengan

tingkat imbalan investasi.  

2. Kedudukan Statement Laba-Rugi

Pembagian untuk pendapatan dan biaya untuk suatu periode dituangkan dalam statement

labarugi periodik sehingga statement labarugi dipandang sebagai statement yang paling

penting dalam pelaporan keuangan karena tingkat laba dalam ragka menilai kemampuan

menghasilkan laba. Karena kemampuan menghasilkan laba jangka panjang menjadi

perhatian, fluktuasi laba antar periode yang disebabkan oleh kejadian atau kondisi

istimewa suatu periode harus dilaporkan seperti apa adanya pada periode tersebut bukan

langsung dilaporkan dalam perubahan ekuitas . Jadi, penyusunan statement labarugi all

inclusive dan laba komprehensif sebenarnya dilandasi oleh konsep kontinuitas usaha ini.

3. Fungsi Neraca dan Penilaian Elemennya

Konsep kontinuitas usaha sangat besar peranannya dalam mendasari penilaian elemen

atau pos neraca dan interprestasi jumlah rupiah yang dimuat di dalamnya dengan konsep

kontinuitas usaha, pelaporan pos neraca adalah untuk menunjukkan sisa potensi-potensi

jasa atau sumber ekonomi yang belum dikonsumsi pada tahun yang berakhir tanggal

neraca. Dengan kata lain, neraca berfungsi untuk menunjukkan potensi jasa yang masih

dimiliki kesatuan usaha untuk menghasilkan pendapatan dalam periode-periode

berikutnya. 

D. Penghargaan Sepakatan

Konsep ini menyatakan bahwa jumlah rupiah/agregat harga yang terlibat dalam tiap

transaksi atau kegiatan pertukaran merupakan bahan olah dasar akuntansi yang paling

objektif terutama dalam mengukur sumber ekonomi yang masuk dan sumber ekonomi yang

keluar. Penghargaan sepakatan merupakan dasar kuantifikasi berbagai jenis objek menjadi

objek-objek homogeneus yang paling objektif untuk menyajikan hubungan antar objek yang

bermakna. Penghargaan sepakatan tersebut akan dicatat dan diolah lebih lanjut dalam sist  m

akuntansi perusahaan untuk dijadikan data kuantitatif dasar dalam penyusunan berbagai

laporan manajerial dan statement keuangan. Beberapa implikasi terkaitkonsep penghargaan

sepakatan:

1. Istilah yang Tepat

Menurut Suwardjono, istilah cost sebenanrnya cukup tepat untuk menyatakan price

agregat karena alsan berikut:

a. Dari segi penjual, walaupun tidak cukup luas, aliran masuk pengahargaan

sepakatan/pendapatan yang dicatat akhirnya akan menjadi kos juga kalau sudah

digunakan untuk memperoleh barang atau jasa. Cost akan tetap menjadi pengukur

berbagai pos asset dan kewajiban.

b. Dari segi pembeli, kalau istilah cost mempunyai keterbatsan karena tidak dapat

menyatakan hal yang sama dari kedua belah pihak dalam suatu pertukaran,

keterbatasan ini sebenarnya tidak menimbulkan masalah karena akuntansi menganut

konsep kesatuan usaha. Kalau ingin dengan konsep kesatuan usaha, pandangan dari

pihak penjual dianggap tidak relevan lagi.

2. Jasa di Balik Kos

Akuntansi menggunakan satuan mata uang karena satuan tersebut paling mudah untuk

mengkuantifikasi objek atau jasa kedalam satuan yang homogeneus dan juga karena

harga dalam satuan uang adalah cara yang sudah umum untuk menyatakan kesepakatan

dan pertukaran. Dari segi akuntansi, sebenarnya bukan uang atau harga itu sendiri yang

mempunyai arti penting melainkan justru potensi jasa yang ada dibalik angka koslah yang

mempunyai arti penting. Perlu diingat, bahwa kos merupakan salah satu atribut untuk

merepresentasikan secara tepat realitas kegiatan perusahaan. Potensi jasa tersebut adalah

daya, kemampuan, atau kapasitas lain yang kekuatannya paling tidak sama dengan

sebelumnya dimiliki perusahaan yang direpresentasi dalam bentuk kos.

3. Keterbatasan Informasi Akuntansi

Dengan memahami arti penting kos sebagai bahan olah akuntansi sebenarnya dapat

dikenali keterbatasan akuntansi dalam memberikan informasi untuk kepentingan

pengambilan keputusan. Informasi akuntansi hanya merupakan sebagaian dari informasi

yang mungkin dibutuhkan untuk pengambilan keputusan oleh pihak eksternal dan

manajemen. Lebih dari itu, walaupun segala pertimbangan kebijakan dan pertimbangan

didasarkan pada data akuntansi secara cukup mendalam, pada akhirnya keputusan yang

dihasilkan akan mencerminkan juga pengaruh non-akuntansi dan akan diwarnai dengan

hal-hal yang yang sangat kualitatif dan subjektif seperti tujuan, secara keseluruhan,

sasaran jangka pendek, selera pribadi, kepentingan umum, peraturan pemerintah, alasan

polotik dan sebagainya.

E. Kos Melekat

Konsep ini menyatakan bahwa kos melekat pada objek yang direpresentasinya sehingga

kos bersifat mudah bergerak dan dapat dipecah-pecah atau digabung-gabungkan kembali

mengikuti objek yang dilekatinya. Dasar pikiran konsep ini adalah bahwa tujuan

pengelompokkan, pemecahan dan penggabungan kos adalah untuk mengikuti aliran upaya

penyediaan produk atau jasa. Kos melekat dilandasi oleh konsep kos yang disebut kos

terkandung dalam suatu objek atau produk sebagai pasangan kos penggantian yaitu kos

seandainya objek tersebut tidak ada dan harus diadakan sehingga maknanya sama dengan

kos kesempatan. Jadi untuk barang sebagai hasil akhir kegiatan produksi, kos terkandung

adalah kos komponen yang melekat pada barang tersebut sedangkan kos penggantian adalah

price agregat yang tidak jadi diperoleh kalau barang tersebut tidak ada atau price agregat

yang harus dikorbankan kalau perusahaan tidak memproduksi barang tersebut. Jadi, kos

melekat merupakan konsep dasar untuk mendukung bahwa bahan olah akuntansi adalah kos

yang sesungguhnya terjadi. Implikasi dari kos melekat:

1. Saat Pengakuan Nilai Tambah

Konsep dasar kos melekat diperlukan karena mengikuti aliran fisis, harus ada anggapan

bahwa tiap kos mempunyai daya saling mengikat bila digabungkan dengan kos lain

secara tepat. Konsep dasar ini mempunyai implikasi penting terhadap saat pengakuan

tambahan manfaat produk fisis dihasilkan. Kalau kos produk harus menunjukkan nilai,

maka kedalam kos produk tersebut harus dimasukkan jumlah rupiah nilai yang

merupakan tambahan manfaat yang melekat pada produk sebagai akibat proses produksi

itu. Akan tetapi tidak diketahui secara objektif dan meyakinkan berapa besaran nilai

tambahan tersebut. Nilai tambahan ini akan terealisai kalau produk telah terjual dan asset

baru masuk kedalam satuan usaha. Realisasi pendapatan melalui penjualan sebenarnya

menandai dan mengukur dua macam kos baru sebagai bahan olah akuntansi selanjutnya,

yaitu:

a. Kos baru sebagai penggantian kos yang melekat dan dikorbankan yang

merepresentasikan upaya penyediaan produk atau jasa yang diserahkan kepada

pembeli produk.

b. Kos baru sebagai tambahan asset yang menunjukkan imbalan untuk jasa modal yang

ditanamkan dan resiko yang ditanggung dalam menjalankan usaha.

2. Wadah Penggabungan

Dalam mengikuti aliran fisis produksi, kos dipecah, dikelompokkan, dan kemudian

digabung kembali mengikuti unit fisis produk. Ini berarti bahwa kos digabungkan sebagai

wadah atau penakar penggabungan. Setelah produk diserahkan kepelanggan, maka kos

yang melekat pada unit produk yang telah diserahkan akan mengukur biaya dan secara

logis dapat disebut dengan kos barang terjual.

F. Upaya dan Hasil

Konsep ini menyatakan bahwa biaya merupakan upaya dalam rangka memperoleh hasil

berupa pendapatan. Secara konseptual, pendapatan timbul karena biaya bukan sebaliknya

pendapatan menanggung biaya. Artinya, begitu kesatuan usaha melakukan kegiatan

produktif maka pendapatan dapat dikatakan telah terbentuk pula walaupun belum terealisai.

Konsep ini mempunyai beberapa implikasi diantaranya :

1. Perlunya Basis Asosiasi

Laba mencerminkan keefektivan manajemen dalam mengelolah sumber ekonomi dan

merupakan informasi penting bagi pihak yang berkepentingan khususnya bagi mereka

yang menyediakan sumber ekonomi dan menanggung resiko akhir. Ukuran keefektivan

ini akan tepat apabila hasil diatandingkan dengan upaya yang menimbulkan hasil

tersebut. Dengan demikian, diperlukanlah dasar asosiasi yang tepat dan rasional antara

kedua komponen tersebut agar laba mempunyai makna atau nilai sebagai pengukur

kinerja yang terandalkan.

2. Penakar Asosiasi Ideal dan Praktis

Penakar yang dimaksud disini adalah dasar atau wadah penandingan antara biaya dan

pendapatan. Penakar yang paling cocok adalah penakan yang dapat menunjukkan secara

tepat dan objektif bahwa biaya yang masuk dalam penakar adalah biaya yang benar-benar

menyebabkan timbulnya pendapatan yang masuk dalam penakar tersebut.

3. Laba Akuntansi Versus Ekonomik

Konsep ini mempunyai implikasi terhadap interprestasi laba akuntansi. Laba dipandang

sebagai residual atau selisih pengukuran dua elemen yang berkaitan yaitu pendapatan dan

biaya. Karena perbedaan konsep dasar, pengertian, tujuan, laba akuntansi dapat berbeda

maknanya dengan laba ekonomi.

 

4. Kos Aktual

Kos tersebut timbul karena transaksi, kejadian atau upaya yang nyata-nyata dilakukan.

Untuk mengakui kos, harus ada transaksi masa lalu. Biaya sesungguhnya adalah biaya

yang terjadi akibat suatu kegiatan nyata sehingga kos hipotesis tidak diakui.

5. Asas Akrual atau Himpun

Asas akrual adalah asas dalam pengakuan pendapatan dan biaya yang menyatakan bahwa

pendapatan diakui saat hak kesatuan usaha timbul karena penyeraha barang atau jasa ke

pihak luar dan biaya diakui pada saat kewajiban timbul karena penggunaan sumber

ekonomi yang melekat pada barang dan jasa yang diserahkan. Sebagai konsekuensi asas

ini, akuntansi mengakui pos-pos akrual dan tangguhan.

6. Pengertian Depresiasi

Depresiasi adalah biaya nyata bukan hipotesis. Depresiasi untuk suatu periode harus

diperhitungkan dan diakui sebagai biaya karena jasa yang diberikan oleh asset tetap tidak

terjadi sekaligus pada saat memperoleh atau pemberhentian asset. Jadi, depresiasi adalah

bagian dari cost, asset tetap yang telah diperhitungkan sebagai biaya.

7. Kapasitas Menganggur

Walaupun truk tidak dipakai atau dipakai di bawah kapasitas, biaya sewa tiap tahun tetap

terjadi sebesar tarif yang telah disepakati dan berapapun besarnya biaya ini akan tetap

merupakan pengurangan pendapatan. Meskipun demikian, tidak tertutup kemungkinan

untuk memisahkan dalam laporan labarugi bagian depresiasi tahun berjalan yang

merepresentasikan kapasitas menganggur.

8. Pos-pos Luar biasa

Untuk menemukan laba periodik, konsep menandingkan yang beriorentasi jangka

panjang akan memasukkan:

a. Untung Luar biasa yaitu timbulnya atau bertambahnya manfaat ekonomi atau asset

yang terjadi tanpa adanya upaya yang jelas direncanakan.

b. Rugi Luar biasa yaitu hilangnya atau berkurangnya manfaan ekonomi atau asset yang

terjadi akibat hal-hal yang tidak ada hubungan atau tidak mudah dihubungkan dengan

upaya untuk memperoleh hasil.

G. Bukti Terverifikasi dan Objektif

Konsep ini menyatakan bahwa informasi keuangan akan mempunyai tingkat

kebermanfaatandan tingkat keterandalan yang cukup tinggi apabila terjadinya data keuangan

didukung oleh bukti-bukti yang objektif dan dapat diuji kebenarannya. Objektifitas bukti

harus dievaluasi atas dasar kondidi yang melingkupi penciptaan, pengukuran dan

penangkapan atau pengakuan data akuntansi. Jadi, akuntansi tidak mendasarkan diri pada

objektifitas mutlak melainkan pada objektifitas relative yaitu objektifitas yang paling tinggi

pada waktu transaksi terjadi dengan mempertimbangkan keadaan dan ketersediaan

informasi. Berikut beberapa implikasi dari konsep diatas:

1. Arti Penting Pengauditan

Salah satu kriteria kewajaran adalah bahwa pos-pos statement jeuangan didefinisi, diukur,

dinilai, diakui, dan disajikan sesuai dengan PABU. Untuk menentukan kesesuaian

tersebut, diperlukan adanya bukti yang dapat diverifikasi dan dapat diandalkan.

 

2. Objektifitas Bukti

Bukti terverifikasi adalah bukti yang mempunyai sifat tertentu sehingga memungkinkan

untuk menjadi bahan pembuktian kebenaran pernyataan. Objektif berarti bahwa fakta

yang diungkapkan oleh suatu bukti tidak dipengaruhi  oleh kepentingan pribadi.

3. Objektifitas Relatif

Konsep objektifitas dalam penciptaan data akuntansi adalah objektifitas yang disesuaikan

dengan keadaan yang ada pada saat penentuan fakta bukan objektifitas mutlak.  

4. Objektivitas Dan Keterverifikasian Jangka Panjang 

Bukti yang paling kuat dan paling diinginkan adalah bukti yang sepenuhnya objektif.

Akan tetapi bila persyaratan objektivitas semacam ini harus diikuti secara mutlak dalam

segala hal maka akuntansi akan menjadi berpandangan jangka pendek dan bertentangan

dengan konsep kontinuitas usaha. 

Bukti akuntansi juga tidak harus mendasarkan pada bukti yuridis. Itulah sebabnya untuk

dapat dinyatakan sebagai asset yang dikuasai kesatuan usaha, suatu asset tidak harus

dimiliki kesatuan usaha akan tetapi cukup dikuasai. 

H. Asumsi

Asumsi dalam daftar konsep dasar sebenarnya bukan merupakan konsep dasar tetapi lebih

kepada penjelasan bahwa keenam konsep dasar sebelumnya merupakan asumsi atau

didasarkan asumsi dengan keterbatasan. Berikut ini contoh asumsi yang menjadi landasan

dalam memilih konsep yang relevan :

1. Kontinuitas usaha

Konsep kontinuitas usahan hanya dapat dibenarkan atas dasar pengalaman perusahaan

pada umumnya. Oleh karena itu, penerapan konsep ini dalam perusahaan tertentu adalah

semata-mata asumsi dan pernyataan ini harus tetap dipertimbangkan dalam proses

pelaporan.

 

2. Periode Satu Tahun

Akuntansi menganggap ahwa waktu satu tahun adalah periode yang tepat untuk

pelaporan. Waktu satu tahun dianggap tidak terlalu pendek atau panjang. Penakar

altenative adalah unit produksi, pekerjaan-order atau project.

 

3. Kos Sebagai Bahan Olah

Penghargaan sepakatan yang menjadi bahan olah akuntansi didsarkan atas asumsi bahwa

kos faktor produksi yang diperoleh perusahaan menunjukkan nilai wajar pada saat

terjadinya. Asumsi dibalik penalaran tersebut adalah bahwa para pelaku ekonomi

bertindak rasional, suatu asumsi yang tidak selalu benar dalam tiap keadaan.

 

4. Daya Beli Uang Stabil

Konsep bahwa jumlah rupiah yang tercatat akan tetap menunjukkan nilai dilandasi

asumsi bahwa daya beli uang adalah stabil sepanjang masa.

 

5. Tujuan Mencari Laba

Keinginan untuk menghasilkan laba adalah karakteristik nyata yang melekat pada

perusahaan komersil. Memang benar kalau perusahaan dikelola pemerintah tujuan

mencari laba ditekan sampai minimal, namun demikian cukup beralasanlah dalam hal ini

untuk menganggap bahwa biaya harus terjadi atau dikeluarkan untuk menghasilkan

pendapatan guna menutup biaya tersebut dan bahwa prestasi dan kelangsungan hidup

perusahaan harus dievaluasi paling tidak atas dasar kemampuan pendapatan menutup

biaya.

6. Konsep Dasar Lain 

Konsep-konsep dasar yang diuraikan oleh P&L diatas merupakan konsep-konsep dasar

yang terpadu dan lengkap sebagai landasan konseptual untuk merekayasa pelaporan

keuangan. Berikut adalah beberapa konsep yang belum dicakupi konsep dasar P&L: 

I. Substansi Daripada Bentuk 

Konsep ini menyatakan bahwa dalam menetapkan suatu konsep ditingkat perekayasaan

atau dalm menetapkan standar di tingkat penyusun standar, akuntansi akan menekankan

makna atau substansi ekonomik suatu objek atau kejadian daripada makna yuridisnya

meskipun makna yuridis mungkin menghendaki perlakuan akuntansi yang berbeda. 

J. Pengakuan Hak Milik Pribadi 

Konsep ini menyatakan bahwa pengakuan hak milik pribadi harus dilindungi atau diakui

secara yuridis. Tanpa konsep ini kesatuan usaha tidak dapat memiliki sumber

ekonooomikatau asset. Pemilikan merupakan salah satu cara untuk memperoleh penguasaan.

K. Keanekaragaman Akuntansi Antarentitas 

Konsep ini menyatakan bahwa perbedaan perlakuan akuntansi antarkesatuan usaha

merupakan suatu hal yang tidak dapatdihindari karena perbedaan kondisi yang melingkupi

dan karakteristik kesatuan usaha individual. Keunikan kesatuan usaha justru menghendaki

perlakuan akuntansi yang berbeda agar informasi keuangan lebih menggambarkan keadaan

unit usaha yang sebenarnya.

L. Konservatisma 

Konservatisma adalah sikap atau aliran dalam menghadapi ketidakpastian untuk mengambil

tindakan atau keputusan atas dasar munculan yang terjelek dari ketiddakpastian tersebut.

Sikap konservatif juga mendukung makna sikap berhati-hati dalam menghadapi resiko

dengan cara bersedia mengorbankan sesuatu yang mengurangi atau menghilangkan resiko.

 

M. Pengendalian Internalmenjamin Keterandalan Data 

Konsep ini menyatakan bahwa system pengendalian internal yang memadai merupakan

sarana untuk mendapatkan keterandalan informasi yand tinggi. Konsep yang diajukan Grady

ini dilandasi penalaran bahwa objektivitas dalam akuntansi bukan merupakan objektivitas

mutlak dan akuntansi mengakui adanya taksiran-taksiran sehingga keterandalan data hanya

dapat dijamin kalau kesatuan uasaha mempunyai system pengendalian internal yang

memadai. 

N. Manfaat Konsep Dasar 

Walaupun telah disinggung sebelumnya bahwa konsep dasar berfungsi melandasi penalaran

pada tingkat perekayasaan akuntansi, konsep dasar lebih banyak manfaatnya bagi penyusun

standar dalam berargumen untuk menentukan konsep prinsip, metoda, atau teknik yang akan

dijadikan standar. P&L menegaskan bahwa penyusun standar harus dilandasi oleh pemikiran

atau penalaran yang jelas dan jernih. Pemilihan istilah, misalnya, harus didasarkan atas

pikiran yang jernih dan kaedah kebahasaan yang baik bukannya atas selera seseorang yang

berkuasa. Demikian juga, standar akuntansi tidak harus tunduk pada apa yang nyatanya

dipraktikkan tetapi harus lebih berorientasi kemasa depan demi perbaikan secara bertahap.