29

Click here to load reader

Teori Belajar Frederic Skinner - New

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Teori Belajar Frederic Skinner - New

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pengertian Belajar

Belajar merupakan proses dasar dari perkembangan hidup manusia. Dengan

belajar manusia melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga tingkah

lakunya berkembang. Semua aktifitas dan prestasi hidup manusia tidak lain adalah hasil

dari belajar. Kita pun hidup dan bekerja menurut apa yang telah kita pelajari. Belajar itu

bukan sekedar pengalaman. Karena itu belajar berlangsung secara aktif dan interaktif

dengan menggunakan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai tujuan.

Slameto (2003 : 2) mengungkapkan bahwa “Belajar adalah proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku dari yang secara

keseluruhan sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dan lingkungannya.”

Menurut pandangan Skinner, Dimyati dan Mudjiono (2006 : 9) mengemukakan

bahwa “Belajar adalah suatu perilaku pada saat seseorang belajar, maka responnya

menjadi baik, sebaliknya bila seseorang tidak belajar maka responnya menurun”.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah

sebagai suatu proses mental yang terjadi dalam diri seseorang yang melibatkan kegiatan

berpikir dan terjadi melalui pengalaman-pengalaman belajar yang didapat oleh

seseorang yang belajar dan melalui reaksi-reaksi terhadap lingkungan di mana seseorang

berada sehingga terjadi perubahan tingkah laku di dalam diri seseorang yang belajar dan

bersifat positif atau lebih baik dari sebelumnya.

Adanya perbedaan sudut pandang tentang proses belajar maka teori belajar dapat

dibagi ke dalam beberapa kelompok, yaitu:

1. Teori Behaviorisme, yang menekankan pada "hasil" dari proses belajar.

Tokoh yang berperan yaitu : E.L. Thorndike, Ivan Petrovich Pavlov, John B.

Watson, Edwin R. Guthrie, Clark Hull, B.F. Skinner, Robert Gagne, Albert

Bandura.

2. Teori Kognitivisme, menekankan pada "proses" belajar.

1

Page 2: Teori Belajar Frederic Skinner - New

Tokoh yang berperan yaitu: Piaget, Ausubel, Brunner dan Gagne.

3. Teori Humanistik, menekankan pada "isi' atau "apa yang dipelajari".

Tokoh yang berperan, Kolb, Honey dan Mumford, Habermas dan Lev Vigotsky.

4. Teori Sibernitik, menekankan pada "sistem informasi" dari yang dipelajari.

Tokoh yang berperan : Landa, Pask dan Scott.

Dari sekian banyak teori belajar yang ada, teori Skinner (Descriptive

Behaviorism) dewasa ini sangat besar pengaruhnya, terutama di dalam dunia pendidikan

khususnya dalam lapangan metodologi dan teknologi pengajaran. Program-program

inovatif dalam bidang pengajaran sebagian besar disusun berdasarkan teori Skinner.

Pada makalah ini pembahasan hanya dibatasi pada teori behaviorisme yang

dikemukakan oleh B. F. Skinner.

B. Teori Behavorisme

Dalam teori belajar behaviorisme menjelaskan belajar adalah perubahan perilaku

yang diamati, diukur dan dinilai secara konkret. Perubahan terjadi melalui rangsangan

(stimulus) yang menimbulkan hubungan perilaku relatif (respons) berdasarkan hukum-

hukum mekanistik. Stimulus tidak lain adalah lingkungan belajar anak, baik yang

internal maupun eksternal yang menjadi penyebab belajar. Sedangkan respon adalah

akibat atau dampak berupa reaksi fisik terhadap stimulus. Belajar berarti penguatan

ikatan, asosiasi, sifat, kecenderungan perilaku S – R (Stimulus – Respon).

Hubungan antara stimulus dan respon ini akan menimbulkan kebiasaan-

kebiasaan otomatis pada proses belajar. Dengan memberikan stimulus maka siswa akan

merespon. Jadi pada dasaranya kelakuan anak adalah terdiri atas respon-respon tersebut

dengan latihan-latihan maka hubungan tersebut semakin kuat. Inilah yang disebut S – R

Bond Theory. Kelakuan tadi akan ditransfer kedalam situasi baru menurut hukum

transfer tertentu pula (Oemar, 2002: 39).

Hal yang sama seperti diungkapkan oleh Wina Sanjaya (2006 : 112) bahwa

“Teori belajar behavioristik tentang belajar pada hakikatnya adalah pembentukan

asosiasi antara kesan yang di tangkap panca indra dengan kecenderungan untuk

2

Page 3: Teori Belajar Frederic Skinner - New

bertindak atau berhubungan antara stimulus respon ( S – R)”. Oleh karena itu teori ini

juga dinamakan teori stimulus respon. Belajar adalah upaya untuk mebentuk hubungan

stimulus respon sebanyak-banyaknya.

Beberapa prinsip dalam teori belajar behavioristik, meliputi: (1) Reinforcement

and Punishment; (2) Primary and Secondary Reinforcement; (3) Schedules of

Reinforcement; (4) Contingency Management; (5) Stimulus Control in Operant

Learning; (6) The Elimination of Responses (Gage, Berliner, 1984).

Teori-teori belajar yang termasuk dalam kelompok teori behavioristik, antara lain:

a. Connectionism ( S-R Bond) menurut Thorndike.

b. Classical Conditioning menurut Ivan Pavlov

c. Operant Conditioning menurut B.F. Skinner

d. Social Learning menurut Albert Bandura

3

Page 4: Teori Belajar Frederic Skinner - New

BAB II

TEORI BELAJAR SKINNER

A. Biografi B. F. Skinner

Burrhus Frederic Skinner dilahirkan di sebuah kota kecil bernama Susquehanna,

Pennsylvania, pada tahun 1904. Dan beliau wafat pada tahun 1990 setelah terserang

penyakit leukimia. Skinner dibesarkan dalam keluarga sederhana, penuh disiplin dan

pekerja keras. Ayahnya adalah seorang jaksa dan ibunya seorang ibu rumah tangga.

Skinner mendapat gelar Bachelor di Inggris. Pada tahun 1931, Skinner

menyelesaikan sekolahnya dan memperoleh gelar sarjana psikologi dari Harvard

University. Setahun kemudian ia juga memperoleh gelar doktor (Ph.D) untuk bidang

yang sama. Pada tahun 1945, ia menjadi ketua fakultas psikologi di Indiana University

dan tiga tahun kemudian ia pindah ke Harvard dan mengajar di sana sepanjang

hidupnya.

Skinner adalah salah satu psikolog yang tidak sependapat dengan Freud.

Menurut Skinner meneliti ketidaksadaran dan motif tersembunyi adalah suatu hal yang

percuma karena sesuatu yang bisa diteliti dan diselidiki hanya perilaku yang

tampak/terlihat. Oleh karena itu, ia juga tidak menerima konsep tentang self-

4

Page 5: Teori Belajar Frederic Skinner - New

actualization dari Maslow dengan alasan hal tersebut merupakan suatu ide yang abstrak

belaka.

Skinner memfokuskan penelitian tentang perilaku dan menghabiskan karirnya

untuk mengembangkan teori tentang Reinforcement. Dia percaya bahwa perkembangan

kepribadian seseorang, atau perilaku yang terjadi adalah sebagai akibat dari respond

terhadap adanya kejadian eksternal. Dengan kata lain, kita menjadi seperti apa yang

kita inginkan karena mendapatkan reward dari apa yang kita inginkan tersebut.

B. Teori Skinner

Pengkondision operant disebut juga dengan pengkondisian instrumental karena

inti dari proses belajar pengkondisian instrumental terletak pada penggunaan perilaku

organisme sebagai “alat“ atau instrument untuk mengubah lingkungan sehingga

memperlancar perilaku yang diingingkan dan menghambat perilaku yang tidak

diinginkan.

Untuk memahami pengkondisian operan, kita perlu membedakan apa yang

disebut Skinner dengan perilaku respon dan perilaku operan. Perilaku respon adalah

respon langsung pada stimulus, seperti akomodasi biji mata sebagai respon pada kilatan

cahaya, hentakan kaki sebagai respon pada pukulan di tempurung lutut. Sebaliknya,

perilaku operan dikendalikan oleh akibat dari perilaku respon. Bila akibat dari perilaku

respon tersebut positif, maka kita cenderung mengulangi perilaku tersebut, sebaliknya

bila akibat dari perilaku respon tersebut negatif, maka kita cenderung tidak

mengulanginya. Jadi proses belajar dengan pengkondisian operan adalah proses

pengontrolan tingkah laku organisme melalui pemberian reinforcement yang bijaksana

dalam lingkungan yang relatif bebas.

Untuk mendemonstrasikan pengkondisian operan di laboratorium, seekor tikus

yang lapar diletakkan dalam sebuah kotak yang dinamakan “Kotak Skinner”. Di dalam

kotak tersebut tidak terdapat apa-apa kecuali sebuah jeruji yang menonjol (pengungkit)

di mana terdapat piring makanan di bawahnya. Sebuah lampu kecil di atas jeruji dapat

dinyalakan menurut kehendak eksperimenter.

5

Page 6: Teori Belajar Frederic Skinner - New

Gambar 1. Percobaan Skinner pada tikus

Tikus dibiarkan sendirian di dalam, berjalan ke sana ke mari menjelajahi

keadaan sekitar. Kadang-kadang tikus melihat pengungkit tersebut dan menekannya.

Penekanan pertama disebut dengan peringkat dasar. Setelah menentukan peringkat

dasar, perilaku eksperimen menggerakkan bubuk makanan, sehingga setiap kali tikus

menekan pengungkit, bubuk makanan akan jatuh ke piring makanan dan tikus akan

memakannya. Makanan berfungsi sebagai reinforcement (penguat) bagi perilaku

penekanan pengungkit sehingga perilaku penekanan pengungkit tersebut akan

meningkat frekuensinya.

Bila makanan tidak dialirkan ke piring saat tikus menekan pengungkit (proses

pemadaman atau extinction), maka frekuensi perilaku menekan pengungkit akan

melemah. Proses diskriminasi juga dapat diterapkan pada pengkondisian operan ini,

yaitu dengan memasangkan penekanan pengungkit dengan nyala lampu. Jadi makanan

hanya akan diberikan bila tikus menekan pengungkit dan lampu menyala. Bila lampu

mati, meskipun tikus menekan pengungkit, makanan tidak akan mengalir. Dengan

demikian terbentuklah penguatan selektif yang mengkondisikan tikus untuk menekan

pengungkit hanya bila lampu menyala.

Umumnya yang menjadi penguat adalah sesuatu yang dapat memuaskan

dorongan dasar (basic drive), seperti makanan, rasa haus, dan sebagainya. Tetapi hal

tersebut tidak selalu benar, terutama bila diterapkan pada manusia, karena selain

kebutuhan fisik, manusia juga memiliki kebutuhan psikis, seperti kebutuhan untuk

dihargai, kebutuhan akan kasih saying, kebutuhan untuk berhubungan dengan orang

lain dan sebagainya.

Kekuatan operan (akibat adanya reinforcement) dapat diukur melalui:

6

Page 7: Teori Belajar Frederic Skinner - New

1) Laju Respon (rate of respon), artinya makin sering respon terjadi selama

interval waktu tertentu, makin besar kekuatan operannya.

2) Jumlah Total Respon selama Pemadaman (total number of responses during

extinction), artinya penguatan tunggal dapat menghasillkan kekuatan operan

yang cukup besar apabila selama pemadaman respon tetap berlangsung.

Dari keterangan di atas, selanjutnya kita akan mendalami tentang hal-hal yang

berkaitan dengan Pengkondisian Operan.

1) Reinforcement (penguat) dan punishment (hukuman)

Lingkungan yang terbentuk karena adanya respon instrumental dan

membuat respon tersebut cenderung muncul kembali disebut dengan

reinforcement atau reinforcement. Reinforcement positif adalah stimulus atau

peristiwa yang mengikuti suatu espon yang akan meningkatkan kecenderungan

pengulangan respon tersebut. Dengan kata lain, respon yang menerima ganjaran

umumnya akan diulangi oleh organisme.

Reinforcement Negative adalah penghilangan stimulus atau peristiwa

yang tidak menyenangkan yang mengikuti suatu respon sehingga ada

kecenderungan perilaku tersebut muncul kembali. Kata negatif menunjukkan

bahwa respon yang muncul menyebabkan hilangnya suatu peristiwa atau

kondisi yang tidak menyenangkan.

Teknik lain yang dapat digunakan dalam proses belajar instrumental

adalah punishment (hukuman). Hukuman adalah stimulus atau peristiwa (event)

yang bila dihadirkan bersamaan dengan munculnya suatu respon akan

mengurangi atau bahkan menghentikan kemunculan tersebut. Misalnya anak

kalau memukul temannya akan cubitan.

Jenis lain yang dapat digunakan dalam pengkondisian operan adalah

omission of reinforcement atau omission training yaitu penarikan kembali

reinforcement positif saat respon dilakukan. Tujuannya untuk mengurangi atau

menghilangkan reinforcement positif. Contohnya, orang tua yang mematikan

televise agar anaknya pergi belajar.

Untuk lebih jelasnya, dapat kita lihat gambar 2 berikut mengenai

perbedaan reinforcement positif, reinforcement negative, omission of

reinforcement, dan punishment.

7

Page 8: Teori Belajar Frederic Skinner - New

KONSEKUENSI

RESPON

EVENT/STIMULUS YANG MENYERTAI RESPON

Pemberian positifEx. Air untuk yang

kehausan

Pemberian negativeEx. Kejutan listrik

Penghadiran event atau stimulus pada pemunculan respon

REINFORCEMENT POSITIF

Meningkatkan kemunculan / pengulangan

respon

PUNISHMENT

Menurunkan kemunculan /

pengulangan respon

Penghilangan event atau stimulus pada pemunculan respon

OMISSION OF REINFORCEMENT

Menurunkan kemunculan / pengulangan respon

REINFORCEMENT NEGATIVE

Meningkatkan kemunculan /

pengulangan respon

Gambar 2. Perbedaan reinforcement positif, reinforcement negative,

omission of reinforcement, dan punishment.

2) Primary and Secondary Reinforcement (reinforcement primer dan

sekunder)

Hal-hal yang memperkuat suatu respon disebut reinforcement (penguat).

Reinforcement dapat dibedakan atas reinforcement primer dan reinforcement

sekunder.

Reinforcement Primer (primary reinforcement) adalah reinforcement yang

efektif bagi subjek yang belum terlatih, artinya tidak dibutuhkan suatu latihan

awal untuk memperkuat suatu respon. Contohnya reinforcement makanan untuk

subjek yang lapar, atau reinforcement air untuk subjek yang haus.

Reinforcement Sekunder (secondary reinforcement) adalah reinforcement

yang tidak dapat berfungsi sebagai penguat secara alami, maksudnya agar

reinforcement tersebut jadi efektif, individu harus memiliki pengalaman lebih

8

Page 9: Teori Belajar Frederic Skinner - New

dahulu dengan reinforcement tersebut. Oleh karena itu, reinforcement sekunder

juga sering disebut dengan learned reinforcements (penguat yang dipelajari).

Reinforcement sekunder umumnya dipasangkan dengan reinforcement

primer, contohnya, saat pemberian makanan, tikus percobaan juga diberikan

bunyi. Makanan sebagai reinforcement primer dan bunyi sebagai reinforcement

sekunder. Bunyi itu sendiri tidak dapat digunakan sebagai penguat, tetapi

kehadirannya yang menyertai makanan menyebabkan bunyi dapat digunakan

sebagai penguat.

3) Jadwal pemberian Reinforcement

Setiap respon yang diinginkan muncul, maka pada individu diberikan

reinforcement. Pemberian respon yang demikian disebut dengan continuous

reinforcement (CRF). Jadwal pemberian reinforcement dapat diberikan dengan

berbagai cara. Antara lain bisa didasarkan atas jumlah respon, tingkat respon

atau pola respon yang diinginkan. Bisa juga tergantung dari waktu tanpa

memperhatikan jumlah, tingkat dan pola respon.

Skinner mencoba menerapkan reinforcement yang berlawanan dengan

CRF, yaitu menghentikan dengan sengaja pemberian reinforcement sesudah

organisme melakukan beberapa respons. Prosedur itu disebut dengan

intermittent atau partial reinforcement. Selanjutnya kita akan mengenal lebih

jauh lagi mengenai jadwal pemberian reinforcement yang umum dilakukan.

a) FIXED-RATIO SCHEDULE (FR)

Reinforcement diberikan hanya sesudah organisme melakukan respon

dalam jumlah tertentu. Bila ratio kecil, maka proses reinforcement

umumnya didahului dengan memberikan reinforcement yang kontinu

sampai binatang berespon dengan baik. Kemudian diganti dengan

intermittent reinforcement dan hanya dengan perlahan-lahan ratio kecil bisa

dikenakan. Umumnya respon melemah setelah pemberian reinforcement

dan akan meningkat lagi saat hendak diberikan reinforcement berikutnya.

b) FIXED-INTERVAL SCHEDULE (FI)

Reinforcement diberikan setelah interval waktu tertentu. Jadi meskipun

dalam jangka (interval) waktu tersebut organism sudah melakukan respon

9

Page 10: Teori Belajar Frederic Skinner - New

yang sangat banyak, tetap saja reinforcement tidak diberikan sampai

interval waktu yang ditentukan tercapai. Misalnya, reinforcement akan

diberikan dengan interval waktu 5 menit. Bila dalam waktu 5 menit itu

organism hanya melakukan satu respon, ia tetap akan memperoleh

reinforcement. Sebaliknya bila dalam 5 menit ia melakukan 25 respon, ia

juga akan tetap reinforcement setelah melewati jangka waktu 5 menit.

Setelah reinforcement diberikan (sesuai jangka waktu yang

ditentukan), umumnya jumlah respon akan melemah atau berkurang, dan

akan meningkat lagi pada akhir tenggang waktu berikutnya (saat hendak

diberikan reinforcement berikutnya).

c) VARIABLE-RATIO SCHEDULE (VR)

Reinforcement diberikan tidak tetap tetapi penjadwalan didasarkan

pada banyaknya respon yang dilakukan organisme. Misalnya,

reinforcement diberikan setelah enam respon, kemudian reinforcement

diberikan setelah sepuluh respon, Selanjutnya reinforcement diberikan

setelah empat respon dilakukan. Oleh karena itu variable-ratio schedule

juga disebut dengan jumlah rata-rata respon yang dibutuhkan untuk

memberikan reinforcement.

d) VARIABLE-INTERVAL SCHEDULE (VI)

Reinforcement diberikan tidak tetap tetapi penjadwalan didasarkan

pada interval waktu yang bervariasi. Misalnya, reinforcement diberikan

setelah interval waktu lima menit, kemudian diberikan lagi setelah interval

waktu sepuluh menit, kemudian diberikan lagi setelah interval waktu tiga

menit. Jadi metode ini sering juga disebut dengan rata-rata interval waktu

pemberian reinforcement.

4) Shaping (pembentukan) Perilaku dengan Reinforcement Positif

Prinsip dari shaping adalah pembentukan respon. Dalam pengkondisian,

individu bebas untuk melakukan respon. Oleh karena itu dalam pengkondisian

operan perilaku dapat “dibentuk” (shaping) melalui penggunaan reinforcement

yang tepat. Contohnya dalam penelitian Skinner di atas, eksperimenter dapat

membentuk perilaku tikus dalam menekan pengungkit daripada menunggu tikus

untuk menekan pengungkit. Caranya dengan memancing tikus yang lapar untuk

10

Page 11: Teori Belajar Frederic Skinner - New

menekan pengungkit, antara lain dengan memancing makanan didekat

pengungkit, atau eksperimenter menekan pengungkit secara otomatis saat tikus

berada di sekitar pengungkit sambil meletakkan makanannya, mungkin pula

eksperimenter mengajar tikus untuk meletakkan kakinya di atas pengungkit

kemudian memberikan reinforcement. Eksperimenter yang ahli dapat

“membentuk” perilaku dengan reinforcement yang seminimal mungkin dan

dalam waktu yang singkat.

Jadi hal yang utama dalam shaping adalah mengarahkan individu untuk

melakukan respon yang diinginkan melalui rangkaian proses belajar yang

sederhana sampai kepada respon yang ingin dicapai, atau dapat juga dikatakan

bahwa individu dapat melakukan aproksimasi respon akhir melalui rangkaian

suksesif. Oleh karena itu teknik shaping disebut juga dengan metode successive

approximations.

Penerapan metode shaping ini dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari-

hari, misalnya dalam hal pengasuhan anak. Untuk dapat berkomunikasi, seorang

anak belajar secara bertahap melalui pengucapan huruf yang benar,

mengucapkan kata-kata, dan menguraikan, sampai akhirnya ia dapat

berkomunikasi dengan baik. Tentu saja selama rangkaian proses belajar tersebut

peran reinforcement tidak boleh dilupakan, seperti misalnya pujian atau umpan

balik (feed back) saat anak berusaha mengutarakan maksudnya dengan kata-

kata yang sederhana.

5) Extinction (pemadaman)

Prinsip dari extinction dalam pengkondisian operan adalah penahanan

pemberian reinforcement atau penghentian pemberian reinforcement, artinya

bila respon yang diinginkan tidak terjadi, maka respon tersebut tidak diikuti

dengan pemberian reinforcement.

Pada percobaan Skinner di atas, penekanan pengungkit tidak lagi dikuti

dengan munculnya makanan, maka secara bertahap perilaku menekan

pengungkit pada tikus akan hilang.

6) Generalisasi stimulus

11

Page 12: Teori Belajar Frederic Skinner - New

Dalam pengkondisian operan, bila stimulus atau event yang mengawali

suatu respon itu mirip, maka perilaku (respon) yang sama cenderung untuk

muncul. Contohnya dapat kita lihat dalam penelitian Skinner terhadap seekor

burung merpati dalam kotak. Dalam kotak tersebut ada “kunci” yang dapat

diterangi oleh lampu. Saat lampu dinyalakan (dan menerangi “kunci”) burung

mematuk “kunci” tersebut, maka makanan akan mengalir dari lubang di bawah

kunci.

Gambar 3. Percobaan Skinner pada burung merpati

Untuk kepentingan penelitian generalisasi stimulus, lampu yang

menerangi “kunci” diubah-ubah intensitasnya. Besar kecilnya peningkatan

respon tergantung dari kedekatan atau kemiripan stimulus atau situasi yang

menimbulkan respon.

7) Stimulus Diskriminasi

Diskriminasi stimulus bertujuan agar subjek dapat melakukan perbedaan

terhadap stimulus atau situasi yang dihadirkan agar subjek hanya melakukan

respon terhadap stimulus atau situasi yang sesuai.

Dalam pengkondisian operan, diskriminasi stimulus dilakukan dengan

pemberian reinforcement terhadap respon yang diinginkan dalam suatu situasi

atau stimulus yang sesuai dan tidak memberikan reinforcement bila respon

tersebut muncul dalam situasi yang tidak sesuai. Contohnya pada percobaan

burung merpati tadi. Makanan sebagai reinforcement hanya diberikan bila yang

menyala lampu hijau. Sedangkan bila yang menyala lampu merah,

12

Page 13: Teori Belajar Frederic Skinner - New

reinforcement tidak diberikan. Pemasangan lampu merah dan hijau ini

dilakukan berturut-turut, hijau-merah-hijau-merah, dst, atau makanan-tidak ada-

makanan-tidak ada, dst. Oleh karena itu, teknik disebut dengan proses

diskriminasi “go-no-go”.

Selain teknik di atas, tentu ada berbagai macam teknik lain, misalnya

pemasangan reinforcement dan tidak secara bersamaan, contohnya dalam kotak

tersebut ditaruh dua “kunci”, kunci yang satu dapat mengalirkan reinforcement,

sedangkan kunci yang lain tidak.

8) Escape Learning

Escape learning adalah proses belajar yang didasarkan pada

pengkondisian instrumental/operan dengan teknik pemberian reinforcement

negatif. Contohnya dapat kita lihat melalui penelitian terhadap seekor tikus di

dalam kotak percobaan yang terdiri dari sebuah kandang yang memiliki dua

tingkat tempat tikus berdiri. Bila tikus turun dari tingkat kedua ke tingkat

pertama, maka tikus akan mengalami kejutan listrik. Oleh sebab itu tikus

berusaha untuk naik kembali ke tingkat kedua.

Perilaku seperti itulah yang disebut dengan proses belajar escape

(melarikan diri) yang didasarkan pada pemberian reinforcement negatif pada

pengkondisian operan.

9) Avoidance Learning

Avoidance learning adalah proses belajar untuk menghindari

reinforcement negatif. Caranya dengan menghadirkan suatu stimulus sebelum

pemberian reinforcement negatif. Pada contoh percobaan di atas, tikus diberi

sebuah bel atau buzzer sebelum diberi kejutan listrik. Setelah terjadi proses

belajar, dengan mendengar buzzer saja tikus tikus sudah berusaha naik ke

tingkat kedua agar tidak terkena kejutan listrik. Oleh karena itu, proses belajar

yang demikian disebut dengan avoidance learning (proses belajar untuk

menghindarkan diri dari reinforcement negatif).

10) Punishment

Faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas punishment, antara lain adalah:

13

Page 14: Teori Belajar Frederic Skinner - New

1. Intensitas. Semakin tinggi intensitas, semakin efektif. Hal ini disebabkan

karena hukum yang ringan umumnya hanya mengubah perilaku yang

sifatnya sementara saja.

2. Konsistensi.

3. Tenggang waktu antara pemberian punishment dengan respon yang

dilakukan. Semakin lama tenggang waktunya, semakin tidak efektif karena

subjek sudah tidak terlalu ingat lagi akan responnya yang menimbulkan

punishment.

4. Bila suatu respon tersebut memang memiliki tendensi besar untuk di punish,

maka punishment akan semakin kurang efektif.

5. Bila hukuman telah dapat diadaptasi oleh organism (kebal), maka hukuman

akan tidak efektif lagi.

6. Hukuman yang ringan juga memiliki efektifitas yang tinggi bila disertai

dengan pemunculan respon yang mendatangkan reinforcement.

11) Penerapan Pengkondisian Instrumental/Operan

Dari penjelasan di atas telah banyak kita lihat contoh-contoh penerapan

pengkondisian operan dalam kehidupan sehari-hari, antara lain dalam proses

“shaping”. Selain itu juga terdapat “programmed learning”, yaitu prinsip belajar

yang dilakukan secara bertahap, misalnya untuk mengenal sebuah kalimat,

seorang anak diajarkan dahulu untuk mengenal huruf, setelah itu merangkaikan

huruf menjadi kata, dan kemudian merangkai kata-kata menjadi suatu kalimat.

Dengan langkah-langkah bertahap tersebut diharapkan anak akan lebih mudah

untuk mengenal kalimat.

Dari eksperimen yang dilakukan B.F. Skinner terhadap tikus dan selanjutnya

terhadap burung merpati menyatakan bahwa unsur terpenting dalam belajar adalah

penguatan (reinforcement). Maksudnya adalah pengetahuan yang terbentuk melalui

ikatan stimulus-respon akan semakin kuat bila diberi penguatan. Dan diperoleh hukum-

hukum belajar, diantaranya :

1. Law of operant conditining yaitu jika timbulnya perilaku diiringi dengan stimulus

penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan meningkat.

14

Page 15: Teori Belajar Frederic Skinner - New

2. Law of operant extinction yaitu jika timbulnya perilaku operant telah diperkuat

melalui proses conditioning itu tidak diiringi stimulus penguat, maka kekuatan

perilaku tersebut akan menurun bahkan musnah.

C. Prinsip Belajar Menurut Skinner

Beberapa prinsip belajar menurut Skinner antara lain:

1. Hasil belajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah dibetulkan, jika

benar diberi penguat.

2. Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar.

3. Materi pelajaran, digunakan sistem modul.

4. Dalam proses pembelajaran, lebih dipentingkan aktivitas sendiri.

5. Dalam proses pembelajaran, tidak digunakan hukuman. Namun ini lingkungan

perlu diubah, untuk menghindari adanya hukuman.

6. Tingkah laku yang diinginkan pendidik, diberi hadiah, dan sebagainya. Hadiah

diberikan dengan digunakannya jadwal variable rasio reinforcement.

7. Dalam pembelajaran, digunakan shaping.

D. Kelebihan dan Kekurangan Teori Skinner

1. Kelebihan

Pada teori ini, pendidik diarahkan untuk menghargai setiap anak didiknya. hal ini

ditunjukkan dengan dihilangkannya sistem hukuman. Hal itu didukung dengan adanya

pembentukan lingkungan yang baik sehingga dimungkinkan akan meminimalkan

terjadinya kesalahan.

2. Kekurangan

Tanpa adanya sistem hukuman dimungkinkan akan dapat membuat anak didik

menjadi kurang mengerti tentang sebuah kedisiplinan dan pelajaran. hal tersebut akan

menyulitkan lancarnya kegiatan belajar-mengajar. Dengan melaksanakan mastery

learning, tugas guru akan menjadi semakin berat.

Beberapa kekeliruan dalam penerapan teori Skinner adalah penggunaan hukuman

sebagai salah satu cara untuk mendisiplinkan siswa. Menurut Skinner hukuman yang

15

Page 16: Teori Belajar Frederic Skinner - New

baik adalah anak merasakan sendiri konsekuensi dari perbuatannya. Misalnya anak

perlu mengalami sendiri kesalahan dan merasakan akibat dari kesalahan. Penggunaan

hukuman verbal maupun fisik seperti: kata-kata kasar, ejekan, cubitan, jeweran justru

berakibat buruk pada siswa.

Selain itu kesalahan dalam reinforcement positif juga terjadi didalam situasi

pendidikan seperti penggunaan rangking Juara di kelas yang mengharuskan anak

menguasai semua mata pelajaran. Sebaiknya setiap anak diberi penguatan sesuai

dengan kemampuan yang diperlihatkan sehingga dalam satu kelas terdapat banyak

penghargaan sesuai dengan prestasi yang ditunjukkan para siswa: misalnya

penghargaan di bidang bahasa, matematika, fisika, menyanyi, menari atau olahraga.

16

Page 17: Teori Belajar Frederic Skinner - New

BAB III

APLIKASI TEORI SKINNER

Menurut pandangan B. F. Skinner (1958), belajar merupakan suatu proses atau

penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progressif. Pengertian belajar ialah

suatu perubahan dalam kemungkinan atau peluang terjadinya respons. Skiner

berpendapat bahwa ganjaran (reward) yang bersifat mendidik merupakan salah satu

unsur yang penting dalam proses belajar, hanya istilahnya perlu diganti dengan

penguatan. Ganjaran adalah sesuatu yang menggembirakan, sedangkan penguatan

adalah sesuatu yang mengakibatkan meningkatkatnya suatu respon tertentu. Penguatan

tidak selalu hal yang menggembirakan, tetapi bisa juga sebaliknya.

A. Aplikasi Teori Skinner Terhadap Pembelajaran

Beberapa aplikasi teori Skinner terhadap pembelajaran antara lain :

1. Bahan yang dipelajari dianalisis sampai pada unit-unit secara organis.

2. Hasil berlajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah dibetulkan dan

jika benar diperkuat.

3. Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar.

4. Materi pelajaran digunakan sistem modul.

5. Tes lebih ditekankan untuk kepentingan diagnostik.

6. Dalam proses pembelajaran lebih dipentingkan aktivitas sendiri.

7. Dalam proses pembelajaran tidak dikenakan hukuman.

8. Dalam pendidikan mengutamakan mengubah lingkungan untuk mengindari

pelanggaran agar tidak menghukum.

9. Tingkah laku yang diinginkan pendidik diberi hadiah.

10. Hadiah diberikan kadang-kadang (jika perlu).

11. Tingkah laku yang diinginkan, dianalisis kecil-kecil, semakin meningkat mencapai

tujuan.

12. Dalam pembelajaran sebaiknya digunakan shaping.

13. Mementingkan kebutuhan yang akan menimbulkan tingkah laku operan.

14. Dalam belajar mengajar menggunakan teaching machine.

17

Page 18: Teori Belajar Frederic Skinner - New

15. Melaksanakan mastery learning yaitu mempelajari bahan secara tuntas menurut

waktunya masing-masing karena tiap anak berbeda-beda iramanya. Sehingga naik

atau tamat sekolah dalam waktu yang berbeda-beda. Tugas guru berat, administrasi

kompleks.

B. Aplikasi Teori Skinner Terhadap Pembelajaran Matematika

Seorang siswa diberi soal matematika sederhana dan siswa dapat

menyelesaikannya sendiri. Guru memuji siswa karena telah berhasil menyelesaikan

soal tersebut. Dengan peristiwa ini siswa merasa yakin atas kemampuannya, sehingga

timbul respon mempelajari pelajaran berikutnya yang sesuai atau lanjutan apa yang

dapat dia selesaikan tadi. Selanjutnya dikatakan bahwa pada umumnya stimulus yang

demikian pada umumnya mendahului respon yang ditimbulkan. Belajar dengan

respondent conditioning ini hanya efektif jika suatu respon timbul karena kehadiran

stimulus tertentu.

Contoh lainnya dalam matematika seorang siswa yang terbiasa melakukan

perhitungan matematika berupa operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan

pembagian akan lebih mudah mengerjakan soal yang berhubungan dengan operasi-

operasi tersebut dengan cepat dan tanpa pemikiran yang lama.

18

Page 19: Teori Belajar Frederic Skinner - New

BAB IV

KESIMPULAN

Beberapa kesimpulan yang dapat diberikan setelah mengkaji teori belajar B.F Skinner

adalah sebagai berikut:

1. Belajar adalah sebagai suatu proses mental yang terjadi dalam diri seseorang yang

melibatkan kegiatan berpikir dan terjadi melalui pengalaman-pengalaman belajar

yang didapat oleh seseorang yang belajar dan melalui reaksi-reaksi terhadap

lingkungan di mana seseorang berada sehingga terjadi perubahan tingkah laku di

dalam diri seseorang yang belajar dan bersifat positif atau lebih baik dari

sebelumnya.

2. Dalam teori Behaviorisme ada tiga konsep penting: rangsangan (stimulus) yang

disimbolkan dengan S, tanggapan atau respons (response) dengan simbol R, dan

penguatan (reinforcement) dengan simbol P.

3. Dalam teori belajar behavioristme menjelaskan belajar adalah perubahan perilaku

yang diamati, diukur dan dinilai secara konkret. Perubahan terjadi melalui

rangsangan (stimulus) yang menimbulkan hubungan perilaku relatif (respons)

berdasarkan hukum-hukum mekanistik.

4. Pengkondision operant disebut juga dengan pengkondisian instrumental karena inti

dari proses belajar pengkondisian instrumental terletak pada penggunaan perilaku

organisme sebagai “alat“ atau instrument untuk mengubah lingkungan sehingga

memperlancar perilaku yang diingingkan dan menghambat perilaku yang tidak

diinginkan.

5. Proses belajar dengan pengkondisian operan adalah proses pengontrolan tingkah

laku organisme melalui pemberian reinforcement yang bijaksana dalam lingkungan

yang relatif bebas.

6. Unsur yang terpenting dalam belajar adalah adanya penguatan (reinforcement ) dan

hukuman (punishment).

7. Dua hukum belajar yang dihasilkan oleh Skinner, yaitu:

19

Page 20: Teori Belajar Frederic Skinner - New

law of operant conditioning, dan

law of operant extinction.

DAFTAR PUSTAKA

Bell Gredler, Margaret E., 1994. Belajar dan pembelajaran. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta.

Dimyati, dkk. 2006, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta:Rhineka Cipta.

Gage, N.L., dkk. 1979. Educational Psychology. Second Edition, Chicago: Rand Mc. Nally.

Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Prasetyani, S. (2007). Belajar Behavioristik dan Teori Belajar Humanisitik. Yogyakarta. dari 202.65.116.194_21042007175443_SISKA_UNY

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Satrock, John W. 2007. Psikologi Pendidikan. edisi kedua. PT Kencana Media Group: Jakarta.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta:Rineka Cipta.

http://www.Trimanjuniarso.wordpress.com. Diakses tanggal 20 April 2011.

http://blog.unsri.ac.id/syutaridho/desain-pembelajaran/teori-penguatan-dari-skinner/pdf/17565/. Diakses tanggal 22 April 2011.

elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/psikologi_umum_1/Bab_5.pdf. Diakses tanggal 20 April 2011.

20