Upload
abdul-rojak
View
2.107
Download
9
Embed Size (px)
Citation preview
teori-teori Max Weber June 19th, 2011
Max Weber lahir di Erfrut, Jerman pada tanggal 21 April 1864, dari keluarga kelas menengah. Perbedaan antara
orang tuanya membawa dampak besar pada orientasi intelektual dan perkembangan psikologisnya. Pada usia 18
tahun, Max Weber meninggalkan rumah sementara waktu untuk belajar di Universitas Heidelberg dengan malu-malu
dan terbelakang. Setelah tiga tahun, Weber meninggalkan Heidelberg untuk menjalani wajib militer, dan pada tahun
1884 kembali ke Berlin. Ia tetap disana selama hampir delapan tahun kemudian ia menyelesaikan studinya, meraih
gelar doctor, menjadi pengacara dan mulai mengajar di Universitas Berlin.
pada tahun 1896, giatnya dalam bekerja ini membawanya pada posisi sebagai profesor ekonomi di Heidelberg.
Namun, pada tahun 1897, ketika karier akademik berkembang, ayahnya meninggal dunia setelah bertengkar hebat
dengannya. Pada tahun 1903 tidak sampai tahun 1904, ketika ia menyampaikan kuliah perdananya dalam waktu
enam setengah tahun, Weber mampu kembali aktif kedalam kehidupan akademik.
Dalam kehidupan Weber, dan lebih penting lagi dalam karya-karyanya, terdapat ketegangan antara pikiran birokratis,
sebagaimana ditampilkan oleh sang ayah, dengan religiosistas ibunya. Ketegangan yang tak terpecahkan itu
merasuk ke dalam karya Weber dan dalam kehidupan pribadinya.
1. Sejarah dan Sosiologi
Awalnya Weber adalah mahasiswa hukum dan karier awalnya didominasi oleh bidang sejarah. Akan tetapi, pada
tahun-tahun berikutnya ia lebih mendekatkan diri kepada bidang sosiologi pada tahun 1909. pada tahun ini Weber
menulis karya besarnya, yaitu ‘Economy and Society’. Disini, Weber cenderung tidak menekankan isu-isu
metodologis. Weberpun tidak memerhatikan metodologi yang dipahami sebagai buku petunjuk tentang praktik yang
tepat (dipaparkan oleh Lassman dan Velody).
Weber mengemukakan perbedaan antara sejarah dengan sosiologi. Menurutnya, sosilogi berusaha merumuskan
konsep tipe dan keseragaman umum proses-proses empiris. Berbeda dnegan sejarah, yang berorientasi pada
analisis kausal dan penjelasan atas tindakan, struktur dan kepribadian individu yang memiliki signifikansi cultural.
Dalam karya-karyanya Weber mengombinasi keduanya. Dengan kata lain, kita dapat memandang Weber sebagai
sosiolog historis. Pemikiran Weber tentang sosiologi dibangun oleh serangkaian debat intelektual. Perdebatan ini
berlangsung antara kubu positivis yang memandang sejarah tersusun berdasarkan hukum-hukum umum(nomotetik)
dengan kubu subjektivis yang menciutkan sejarah menjadi sekedar tindakan dan peristiwa idiosinkratis (idiografis).
Weber merupakan generasi pertama ilmuwan yang memiliki data yang dapat diandalkan tentang fenomena sejarah
dari berbagai belahan dunia. Meskipun membawanya pada sejumlah pandangan penting, hal ini pun menciptakan
masalah serius dalam memahami karyanya. Seringkali ia terlibat begitu mendalam pada detail histories sehingga
alas an dasarnya dalam melakukan studi sejarah jadi tidak kelihatan.
Weber percaya bahwa sejarah terdiri dari bentangan fenomena spesifik yang tiada habisnya. Tugas sosiologi adalah
mengembangkan konsep-konsep ini, yang digunakan sejarah dalam analisis kausal tentang fenomena histories
spesifik. Weber berusaha mengombinasikan yang spesifik dan yang umum dalam upayanya untuk mengembangkan
ilmu pengetahuan yang mengkaji hakikat kehidupan sosial yang begitu kompleks.
1. Verstehen (Pemahaman)