Upload
reymon-s-oloan-nainggolan
View
259
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
5/14/2018 teori klasik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/teori-klasik-55a821dda40ab 1/4
Teori-Teori Sosial Klasik
Dalam ranah sosiologi, tiga nama besar, Emile Durkheim, Karl Marx, dan Max
Weber, merupakan pencetus teori-teori sosial yang digolongkan ke dalam mazhab klasik.
Mereka bisa disebut sebagai pemikir besar sosiologi karena gagasan-gagasannya tentangmasyarakat, peradaban, maupun konflik sosial, masih digunakan hingga saat ini.
Ketiga pendekatan tersebut tentu digunakan secara berbeda-beda untuk kepentingan yang
berbeda pula. Durkheim, misalnya. Ia lebih sering ditinjau ketika berbicara masalah sistem
dan norma. Marxisme lebih banyak digunakan untuk menganalisis konflik dalam masyarkat
kapitalis. Weber lebih menekankan pada tindakan sosial masyarakat dan menganalisis
masyarakat kapitalis sebagaimana yang dilakukan Marx.
Berikut paparan tentang teori tokoh-tokoh tersebut:
Durkheim
Ia merupakan pemikir berkebangsaan Prancis yang lahir pada 1858. Teori sosialnya
berguna untuk membedah tentang pranata, institusi, maupun norma yang ada dalam
masyarakat. Ciri yang sangat penting, menurut Durkheim, adalah struktur sosial terdiri dari
norma-norma dan nilai-nilai. Secara sederhana, dari teori Durkheim ini, kita bisa mengatakan
bahwa ketika kita ingin melihat suatu kebudayaan, lihatlah institusi dan norma yang ada
dalam kebudayaan tersebut. Masyarakat terbentuk dari institusi dan norma-norma tersebut.
Memang, pada mulanya, institusi dan norma itu diciptakan oleh masyarakat melalui
kesepakatan bersama. Namun, dalam perjalanannya, institusi dan norma itu tumbuh sendiridan mandiri. Inilah yang disebut Durkheim sebagai realitas sui generis, dalam arti masyarakat
memiliki eksistensinya sendiri.
Kita bisa mengambil contoh, misalnya sebuah institusi yang ada dalam masyarakat. Ketika
terjadi kebobrokan, seringkali kita dihadapkan dengan persoalan apakah sistem yang rusak
atau individu yang tidak beres? Menurut pandangan sui generis, sistem tidak lain sebagai
"makhluk" yang terus hidup dan berkembang di luar realitas individu. Walaupun sistem itu
awalnya dibentuk oleh individu-individu, pada perkembangannya, sistem itu bergerak
menemukan pola sendiri di luar yang digariskan oleh kesepakatan individu.
Agama, misalnya. Agama menjadi sebuah sistem yang mandiri dari individu maupunkelompoknya. Ia menjadi begitu hidup ketika dihadapkan dengan persoalan-persoalan zaman.
Kembali lagi kita bertanya, apakah agamanya (sebagai institusi) yang salah atau individunya
yang salah.
Marx
Teori sosial Marx lebih menekankan pada perkembangan masyarkat yang ditinjau dari
sudut pandang ekonomi politik. Masyarakat tidak lain merupakan hasil dari perkembangan
kerja manusia dari yang primitif hingga yang paling modern. Teori sosial Marx dianggap
sebagai teori yang paling tajam dalam menganalisis kesenjangan sosial. Menurut Marx, dari
analisisnya mengenai masyarakat berkelas, hubungan sosial masyarakat merupakan hubungan
konflik. Teori sosial Marx dapat digolongkan sebagai teori konflik karena teori ini melekat
5/14/2018 teori klasik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/teori-klasik-55a821dda40ab 2/4
pada masyarakat yang tidak setara adalah konflik kepentingan yang tidak terhindari antara
kelas dominan dengan kelas subordinat.
Perbedaan kelas sosial yang ada dalam masyarakat merupakan hasil ciptaan kelas
dominan, entah melalui kekuasaan feodal, agama, maupun institusi lainnya. Struktur
ketidaksetaraan ini terus dipelihara melalui berbagai cara. Pertama, struktur itu dipelihara jikaorang-orang yang tidak beruntung dicegah jangan sampai memandang diri mereka tidak
beruntung atau dirugikan. Kedua, meskipun diakui, mereka harus diiming-imingi bahwa
kondisi tersebut cukup adil, bahwa ketidaksetaraan itu benar, absah, dan adil. Misalnya,
menjadi adil ketika seorang profesor bergaji lebih besar daripada seorang tukang sapu di jalan
walaupun kebutuhan tukang sapu lebih banyak dari sang profesor. Seringkali kita dituntut
untuk sabar oleh agama ketika mendapatkan suatu ketidakadilan dengan mengatakan bahwa
nanti pengadilan Tuhan akan lebih adil. Dari analisisnya tentang masyarakat berkonflik, Marx
memperjuangkan cita-citanya untuk menghapus kelas dalam masyarakat atau yang lebih
dikenal dengan semangat “masyarakat tanpa kelas".
Ciri pemikiran Marx : Radikal artinya perubahan sosial bersifat menyeluruh,cepat danbersifat kekerasan (revolusioner ). Masyarakat Borjuis dan negara penuh kelemahan.
Liberalisme,kapitalisme dan demokrasi sebagai sumber kebobrokan masyarakat.
Menurut Marx faham liberalisme melindungi kerakusan yang mengakibatkan terhadap
penindasan. Cara menghilangkan penindasan dengan menghilangkan “hak milik pribadi”.
Karena hak milik ini digunakan sebagai alat penindasan.
Liberalisme dalam bidang politik menghasilkan demokrasi dalam bidang ekonomi
menghasilakan kapitalisme. Inti dari demokrasi adalah yang baik buat masyarkat ditentukan
oleh masyarakat sendiri. Dalam Kapitalisme terjadi swastanisasi . Masyarakat diganti dengan
pasar bebas . Penguasa ekonomi adalah pemilik uang . Dalam hal ini dicirikan bahwa
masyarakat itu terdiri dari kelas menengah yang – rakus dan penuh ambisi.
Weber
Ia melihat bahwa masyarakat terbentuk dari tindakan sosial atau bisa juga disebut
sebagai tindakan komunikasi. Terbentuknya masyarakat ini berlangsung dalam jangka waktu
yang sangat panjang melalui komunikasi dan kesepakatan bersama.
Weber berasusmsi bahwa perilaku atau tindakan kita merupakan respon dari tindakan orang
lain terhadap diri kita. Inilah yang kemudian disebut sebagai tindakan sosial. Adanya sebuahinteraksi yang dilakukan secara terus-menerus oleh individu-individu sehingga dapat
menciptakan kelompok masyarakat, institusi, hukum, dan norma.
Teori tindakan sosial dari Weber ini kemudian dikembangkan oleh Jurgen Habemas menjadi
teori tindakan komunikatif. Komunikasi merupakan kemampuan alamiah manusia yang akan
membentuk dan mendorong terjadinya interaksi dalam masyarakat. Dengan kemampuan ini,
upaya-upaya untuk meningkatkan hubungan sosial, mencegah konflik menurut Habermas
dapat dilakukan. Tentu hal ini dilakukan dengan jalan deliberatif.
5/14/2018 teori klasik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/teori-klasik-55a821dda40ab 3/4
A. Aliran Klasik
Aliran klasik muncul pada akhir abad ke 18 dan permukaan abad ke 19 yaitu dimasa
revolusi industri dimana suasana waktu itu merupakan awal bagi adanya perkembangan
ekonomi. Pada waktu itu system liberal sedang merajalela dan menurut alairan klasik
ekonomi liberal itu disebabkan oleh adanya pacuan antara kemajuan teknologi dan
perkembangan jumlah penduduk. Mula-mula kemajuan teknologi lebih cepat daripertambahan jumlah penduduk, tetapi akhirnya terjadi sebaliknya dan perekonomian akan
mengalami kemacetan. Kemajuan teknologi mula-mula disebabkan oleh adanya akumulasi
kapital atau dengan kata lain kemajuan teknologi tergantung pada pertumbuhan kapital.
Kecepatan pertumbuhan kapital tergantung pada tinggi rendahnya tingkat keuntungan,
sedangkan tingkat keuntungan ini akan menurun setelah berlakunya hukum tambahan hasil
yang semakin berkurang (low of diminishing returus) karena sumber daya alam itu terbatas.
Marilah secara singkat kita lihat teori-teori perkembangan dari beberapa pengamat aliran
klasik .
yaitu :
a. Adam Smith
Menurut Adam Smith, untuk berlakunya perkembangan ekonomi diperlukan adanya
spesialisasi atau pembagian kerja agar produktivitas tenaga kerja bertambah. Pembagian harus
ada akumulasi kapital terlebih dahulu dan akumulasi kapital ini berasal dari dana tabungan,
juga menitik beratkan pada Luas Pasar , pasar harus seluas mungkin agar dapat
menampung hasil produksi sehingga perdagangan internasional menarik perhatiannya karena
hubungan perdagangan internasional itu menambah luasnya pasar, jadi pasar terdiri pasar luar
negeri dan pasar dalam negeri. Sekali pertumbuhan itu mulai maka ia akan bersifat kumulatif
artinya bila ada pasar yang dan ada akumulasi kapital, pembagian kerja akan terjadi dan akan
menaikan tingkat produktivitas tenaga kerja.
b. David Ricardo
Menurut David Ricardo di dalam masyarakat ekonomi ada tiga golongan masyarakat
yaitu:
1. Golongan Kapital.
2. Golongan Buruh.
3. Golongan Tuan Tanah.
> Golongan kapital adalah golongan yang memimpin produksi dan memegang peranan yang
penting karena mereka selalu mencari keuntungan dan menginvestasikan kembali
pendapatannya dalam bentuk akumulasi kapital yang mengakibatkan naiknya pendapatan
nasional.
>Golongan buru ini tergantung pada golongan kapital dan merupakan golongan yang terbesardalam masyarakat.
> Golongan tuan tanah ini mereka hanya memikirkan sewa saja dari golongan kapital atas
areal tanah yang di sewakan. David Ricardo mengatakan bahwa bila jumlah penduduk
bertambah terus dan akumulasi kapital terus menerus terjadi, maka tanah yang subur menjadi
kurang jumlahnya atau semakin langka adanya.
c. Thomas Robert Malthus
Menurut Thomas Robert Malthus kenaikan jumlah penduduk yang terus menerus
merupakan unsur yang perlu untuk adanya tambahan permintaan, tetapi kenaikan jumlah
penduduk saja tampa dibaringi dengan kemajuan faktor-faktor atau unsur-unsur
perkembangan yang lain sudah tentu tidak akan menaikan pendapatan dan tidak akanmenaikan permintaan. Turunnya biaya produksi akan memperbesar keuntungan-keuntungan
5/14/2018 teori klasik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/teori-klasik-55a821dda40ab 4/4
para kapitalis dan mendorong mereka untuk terus berproduksi. Menurut Thomas Robert
Malthus untuk adanya perkembangan ekonomi diperlukan adanya kenaikan jumlah kapital
untuk investasi yang terus menerus, sedangkan menurut J.B.Say berkembang dengan hukum
pasar, dimana dikatakan bahwa Supply Creates its own demand yang artinya asal jumlah
produksi bertambah makasecara otomatis permintaan akan ikut bertambah pula karena pada
hakekatnya kebutuhan manusia tidak terbatas.
B. Teori Klasik;
Awal terjadinya teori klasik sebagai pemerhati bidang manajemen dan organisasi
ditandai oleh terbitnya buku karya Frederick Taylor (1911) yang berjudul “Principles of
Scientific Management” yang lebih dikenal dengan istilah scientific management atau
manajemen ilmiah. Taylor berusaha memperbaiki pekerjaan dengan menggunakan metode
ilmiah terhadap tugas-tugas didalam organisasi. Keinginannya untuk mendapatkan metodeterbaik tentang bagaimana setiap pekerjaan harus dilaksanakan dengan mengacu pada desain
pekerjaan. Taylor mengusulkan empat prinsip scientific management, yaitu: (1) penggantian
metode untuk menentukan elemen pekerjaan ditentukan secara ilmiah; (2) seleksi dan
pelatihan pekerja secara ilmiah; (3) kerjasama antara pimpinan dan bawahan untuk mencapai
tujuan sesuai dengan metode ilmiah; (4) pembagian tanggung jawab yang lebih merata
diantara manajer sebagai perencana dan supervise dan para pekerja sebagai pelaksana. Teori
klasik ini dikembangkan pula oleh Henry Fayol. Fayol mencoba mengembangkan prinsip-
prinsip umum yang dapat diaplikasikan pada semua manajer dari semua tingkatan organisasi,
dan menjelaskan fungsi-fungsi yang harus dilakukan oleh seorang manajer. Sedangkan Taylor
memusatkan perhatian pada tingkatan yang paling rendah dari organisasi manajemen yaitu
aspirasi bawahan. Fayol mengusulkan empat belas prinsip-prinsip organisasi, yaitu (1)pembagian kerja; (2) wewenang; (3) disiplin; (4) kesatuan komando; (5) kesatuan arah; (6)
mendahulukan kepetingan umum diatas kepentingan pribadi; (7) remunerasi (gaji sesuai
pekerjaan); (8) sentralisasi; (9) rantai scalar (garis wewenang); (10) tata tertib; (11) keadilan;
(12) stabilitas masa kerja para pegawai; (13) inisiatif; (14) esprit de corps (persatuan dan
kesatuan dalam organisasi). Teori ini juga dikembangkan oleh Max Weber dengan istilah
teori birokrasi. Weber telah mengembangkan sebuah model structural yang ia katakana
sebagai alat yang paling efesien bagi organisasi-organisasi untuk mencapai tujuannya yang
disebut dengan istilah birokrasi. Birokrasi ditandai dengan adanya pembagian kerja, hierarkhi
wewenang yang jelas, prosedur seleksi yang formal, peraturan yang rinci, serta hubungan
yang tidak didasarkan atas hubungan pribadi (impersonal) dalam organisasi. Tokoh terakhir
dalam teori klasik adalah Ralph C. Davis, ia lebih menekankan pada perspektif perencanaan
rasional, dan mengatakan bahwa struktur merupakan hasil logis dari tujuan-tujuan organisasi.
Sedangkan tujuan utama perusahaan adalah pelayanan ekonomis. Nilai ekonomis ini
dikembangkan melalui aktivitas yang dilakukan oleh para anggotanya untuk menciptakan
produk atau jasa organisasi, aktivitas tersebut kemudian menghubungkan tujuan organisasi
dengan hasil yang dicapai organisasi. Perspektif perencanaan rasional menawarkan sebuah
model yang sederhana dan langsung untuk merancang sebuah organisasi. Perencanaan
organisasi dalam manajemen menentukan tujuan-tujuan organisasi, tujuan-tujuan tersebut
kemudian menentukan pengembangan struktur, arus wewenang dan hubungan interrelasi.