Teori Perdagangan Internasional

Embed Size (px)

DESCRIPTION

teori perdagangan

Citation preview

Teori perdagangan internasional yang sampai saat ini masih berkembang secara umumnya dapat dibagi 3 bagian, yaitu: 1. Teori Klasik, 2. Teori Modern, 3. Teori Keunggulan Kompetitif secara umum. Dan sebelumnya teori-teori tersebut ada, sudah berkembang paham kaum merkantilisme terutama di negara-negara Eropa pada abad XVI dan XVII. Para penganjurnya antara lain, Sir Josih Child, Thomas Mun, Jean Bodin.Mereka beranggapan bahwa :1. Logam mulia (specie) adalah ukuran kemakmuran suatu negara, semakin banyak memiliki logam mulia maka negara tersebut semakin kaya. Logam mulia diperoleh dari surplus ekspor dari impor. Apabila ekspor lebih besar dari impor maka logam mulia akan mengalir ke dalam negeri lebih banyak.2. Peranan pemerintah sangat penting dalam perdagangan internasional, dengan kebijaksanaan (policy) pemerintah maka akan diperoleh ekspor lebih besar dari impor misalnya tarif quota dan subsidi dan sebagainya, dipihak lain impor dapat ditekan.

Teori klasik mulai berkembang pada abad ke-18. Para pelopornya antara lain Adam Smith, David Hume dan John Locke dan lain sebagainya, sangat menentang teori tersebut. Logam mulia tak mungkin ditumpuk dengan surplus ekspor karena penumpukan tersebut akan sia-sia. Logam mulia akan mengalir dengan sendirinya melalui perdagangan internasional (price specie flow merchanism).Adam Smith menginginkan perdagangan bebas tanpa ada campur tangan pemerintah. Perdagangan bebas akan membuat orang bekerja keras untuk kepentingan negaranya sendiri dan sekaligus menciptakan spesialisasi. Doktrin laissez-faire (campur tangan pemerintah yang minim dan perdagangan bebas dengan negara lain). Jadi dengan adanya spesialisasi, maka negara akan menghasilkan suatu produk yang mempunyai keuntungan mutlak (absolute advantage) atau keuntungan komperatif (comparative advantage).1. Teori Klasik Keunggulan Mutlak (Absolute Advantage / Absolute Cost : Adam Smith)Pandangan teori klasik berkembang pada abad ke-18. Pelopor teori ini di antaranya adalah Adam Smith. Pandangan ini berpendapat bahwa logam mulia tidak mungkin ditumpuk dengan surplus ekspor karena logam mulia akan mengalir dengan sendirinya melalui perdagangan internasional. Adam Smith mengemukakan teori absolute advantage (keunggulan mutlak), dimana negara akan memperoleh manfaat perdagangan internasional karena melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang.Contohnya, Amerika Serikat dapat menghasilkan produk A 1000 unit dalam sehari, sedangkan Kanada hanya 800 unit, maka dikatakan Amerika Serikat mempunyai keuntungan mutlak dalam mengahasilkan produk A. Dilihat dari jam kerja kalau untuk barang B, Kanada dapat menghasilkan 20 unit dalam 1 jam sedangkan Amerika hanya 15 unit maka Kanada mempunyai keuntungan mutlak dalam produksi produk B, sehingga apabila mereka berdagang akan menguntungkan kedua belah pihak. Keuntungan komperatif harus dilihat dari output dan jumlah jam kerja.

NegaraPakaian (yard)Anggur (barrel)DTD

Portugis301201 barrel = 4 yard

Inggris100201 barrel = 1/5 yard

Portugis dapat mengahsilkan 1 yard kain pakaian dalam 30 jam, sedangkan Inggris hanya mampu dalam 100 jam menghasilkan 1 yard kain pakaian. Di pihak lain Portugis menghasilkan 1 barrel anggur sedangkan Inggris hanya 20 jam. Berarti Portugis mempunyai absolut advantage dalam menghasilkan kain pakaian dan Inggris dalam menghasilkan anggur.Dengan dasar tukar Internasional 1:1 sebagai yang dikemukakan oleh Adam Smith, maka kedua negara akan memperoleh keuntungan apabila dilakukan perdagangan karena pertama bagi Portugis, dengan menyerahkan 1 yard pakaian telah dapat dimiliki 1 barrel anggur, sedangkan di dalam negeri 4 yard kain baru mendapatkan 1 barrel anggur.Secara matematis, teori absolute advantage dari Adam Smith dapat diilustrasikan dengan mudah, yaitu :

Data hipotesa Teori Absolute Advantage dari Adam SmithProduk per satuan tenaga kerja/hariTehSutraDTDN

Indonesia12 kg3 m4 kg = 1 m1 kg = m

China4 kg8 m kg = 1 m1 kg = 2 m

Teori keunggulan mutlak didasarkan pada asumsi pokok antara lain :1. Faktor produksi yang digunakan hanya tenaga kerja2. Kualitas barang yang di produksi kedua negara sama3. Pertukaran dilakukan secara barter atau tanpa uang4. Biaya transpor diabaikan

Manfaat langsung yang dirasakan dari spesialisasi produksi (gain from trade) adalah :1. Dengan spesialisasi dan mengekspor 1 kg teh ke China, Indonesia akan mendapat 2 m sutra, sedangkan di dalam negeri hanya dinilai atau dapat ditukar dengan m sutra. Dengan demikian melalui spesialisasi produksi dan perdagangan Internasional Indonesia akan mendapat keuntungan (gain from trade) sebesar 2 m m = 1 m sutra.2. Sebaliknya, dengan spesialisasi dan mengekspor 1 m sutra ke Indonesia, China akan mendapat 4 kg teh, sedangkan di dalam negeri hanya dinilai atau dapat ditukar dengan kg teh. Dengan demikian melalui spesialisasi produksi dan perdagangan internasional, China akan mendapat keuntungan (gain from trade) sebesar 4 kg kg = 3 kg teh.Dari hipotesa untuk gain from trade berdasarkan teori absolute advantage dari Adam SmithProduk Persatuan Tenaga Kerja/HariTehSutra

TSDSTSDS

Indonesia12 kg24 kg3 m0 m

China4 kg0 kg8 m16 m

Produk dua negara16 kg24 kg11 m16 m

Keterangan : TS = Tanpa Spesialisasi ; DS = Dengan SpesialisasiMelalui grafik teori absolute advantage dari Adam Smith dapat dianalis dengan menggunakan kurva PPC (Production Posibility Curve) sebagai berikut :

PCC ChinaLoses China