37
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Definisi Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancra indra manusia, dan sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003). Pengetahuan (knowledge) adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting 6

teori tanda bahaya kehamilan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: teori tanda bahaya kehamilan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan

1. Definisi

Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah

melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi

melalui pancra indra manusia, dan sebagian besar pengetahuan manusia

diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003).

Pengetahuan (knowledge) adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah

melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi

melalui pancaindra manusia yakni indra penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang

sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior)

(Notoadmodjo, 2007).

2. Tingkat Pengetahuan

Menurut bloom, tingkat pengetahuan yang tercakup dalam domain

kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu:

a. Tahu (Know)

6

Page 2: teori tanda bahaya kehamilan

7

Kemampuan untuk mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat

kembali (recall) sesuatu spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau

rangsangan yang telah diterima.

b. Memahami (Comprehension)

Suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek

yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi secara benar.

c. Aplikasi (application)

Kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada

situasi atau kondisi real (sebenarnya).

d. Analisis (analysis)

Suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek kedalam

komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu organisasi yang masih

ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis (synthesis)

Suatu kemampuan untuk meletakan atau menghubungkan bagian-

bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru atau suatu kemampuan

untuk menyusun formulasi baru dari informasi yang ada.

f. Evaluasi (evaluation)

Kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap

suatu materi/ objek (Notoatmodjo, 2007 : 140-141).

Page 3: teori tanda bahaya kehamilan

8

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang

Menurut ( Notoatmodjo, 2003) faktor internal dan faktor eksternal yang

mempengaruhi tingkat pengetahuan yaitu :

a. Pengalaman, dapat diperoleh dari pengalaman sendiri maupun dari orang

lain. Pengalaman yang sudah diperoleh dapat memperluas pengetahuan

seseorang.

b. Tingkat Pendidikan, dapat membawa wawasan pengetahuan seseorang.

Secara umum seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan mempunyai

pengetahuan yang lebih luas dibandingkan seseorang yang tingkat

pendidikannya rendah.

c. Umur, lamanya seseorang hidup sejak dilahirkan sampai saat ini. Umur

merupakan periode terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan-

harapan baru. Semakin bertambah umur seseorang, akan semakin banyak

pula pengetahuan yang dimiliki.

d. Pekerjaan, kegiatan sehari-hari yang dilakukan seseorang untuk memenuhi

kebutuhannya.

e. Keyakinan, biasanya keyakinan diperoleh secara turun temurun tanpa

adanya pembuktian terlebih dahulu. Keyakinan dapat mempengaruhi

Page 4: teori tanda bahaya kehamilan

9

pengetahuan seseorang baik itu pengetahuan yang sifatnya positif ataupun

negatif.

f. Fasilitas, merupakan sumber informasi yang dapat mempengaruhi

pengetahuan seseorang misalnya : radio, televisi, majalah, koran dan

buku.

g. Penghasilan, tidak berpengaruh langsung terhadap pengetahuan seseorang.

Ketika penghasilan cukup besar maka dia akan mampu memberi fasilitas-

fasilitas sumber informasi.

h. Sosial budaya, kebudayaan setempat dan kebiasaan di dalam keluarga

dapat mempengaruhi pengetahuan, persepsi dan sikap seseorang terhadap

sesuatu.

4. Pengukuran Pengetahuan

Bila seseorang mampu menjawab mengenai materi tertentu baik secara

lisan maupun tulisan, maka dikatakan mengetahui bidang itu. Sekumpulan

jawaban yang diberikan seseorang itu dinamakan pegetahuan. Pengukuran

pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang

menyatakan tentang isi materi yang ingin di ukur dari subjek penelitian atau

responden (Notoatmodjo, 2003).

Dalam pengetahuan ibu tentang tanda-tanda bahaya pada kehamilan itu

sangat penting maka pengetahuan ibu harus di tambah agar ibu banyak

Page 5: teori tanda bahaya kehamilan

10

mengetahui hal-hal tentang tanda-tanda bahaya kehamilan. Selain itu juga

bidan dalam pelayanannya membantu program pemerintah dalam

meningkatkan kesejahteraan ibu dan bayi maka dalam penyusunan Karya

Tulis Ilmiah ini untuk tanda-tanda bahaya kehamilan sangat di tekankan

pengetahuannya pada ibu dan sudah di tulis dalam buku KIA supaya banyak

ibu yang mengetahuinya akan tetapi masih banyak ibu yang belum memahami

maksud dari tanda bahaya kehamilann maka dari itu landasannya buku KIA.

B. Kehamilan

1. Definisi

Masa kehamilan di mulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya

hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari

hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan

pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan

keempat sampai 6 bulan, triwulan ke 3 dari bulan ke tujuh sampai 9 bulan

(Saifuddin, 2006).

Periode antepartum dibagi menjadi tiga trimester, yang masing-masing

terdiri dari 13 minggu atau tiga bulan menurut hitungan kalender. Pembagian

waktu ini diambil dari ketentuan yang mempertimbangkan bahwa lama

kehamilan diperkirakan kurang lebih 280 hari, 40 minggu, 10 bulan, atau 9

bulan sejak hari pertama haid terakhir (HPHT) (Varney, 2007).

Page 6: teori tanda bahaya kehamilan

11

2. Tujuan Pemeriksaan Kehamilan

a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan

tumbuh kembang bayi.

b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan social

ibu dan bayi.

c. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang

mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum,

kebidanan dan pembedahan.

d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu

maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.

e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian asi

esklusif.

f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi

agar tumbuh kembang secara normal (Saifuddin, 2006).

3. Jadwal Pemeriksaan Kehamilan

Bila kehamilan termasuk risiko tinggi perhatian dan jadwal kunjungan

harus lebih ketat. namun, bila kehamilan normal jadwal asuhan cukup empat

kali. Dalam bahasa program kesehatan ibu dan anak, kunjungan antenatal ini

diberi kode angka K yang merupakan singkatan dari kunjungan, pemeriksaan

antenatal yang lengkap adalah K1, K2, K3, dan K4. Hal ini berarti, minimal

Page 7: teori tanda bahaya kehamilan

12

dilakukan sekali kunjungan antenatal hingga usia kehamilan 28 minggu,

sekali kunjungan antenatal selama kehamilan 28 – 36 minggu dan sebanyak 2

kali kunjungan antenatal pada usia kehamilan diatas 36 minggu.

Selama melakukan kunjungan untuk asuhan antenatal, para ibu hamil

akan mendapatkan serangkaian pelayanan yang terkait dengan upaya

memastikan ada tidaknya kehamilan dan penelusuran berbagai kemungkinan

adanya penyulit atau gangguan kesehatan selama kehamilan yang mungkin

dapat mengganggu kualitas dan luaran kehamilan. Identifikasi kehamilan

diperoleh melalui pengenalan perubahan anatomik dan fisiologik kehamilan

seperti yang telah diuraikan sebelumnya. Bila diperlukan, dapat dilakukan uji

hormonal kehamilan dengan menggunakan berbagai metoda yang tersedia

(Prawirohardjo, 2009).

4. Kunjungan Berkala Pemeriksaan Kehamilan

Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan secara berkala dan teratur.

Bila kehamilan normal, jumlah kunjungan cukup empat kali. Hal ini dapat

memberikan peluang yang lebih besar bagi petugas kesehatan untuk

mengenali secara dini berbagai penyulit atau gangguan kesehatan yang terjadi

pada ibu hamil. Beberapa penyakit atau penyulit tidak segera timbul

bersamaan dengan terjadinya kehamilan (misalnya, hipertensi dalam

kehamilan) baru akan menampakan gejala pada usia kehamilan tertentu

Page 8: teori tanda bahaya kehamilan

13

(misalnya, perdarahan antepartum yang disebabkan oleh plasenta previa).

Selain itu, upaya memberdayakan ibu hamil dan keluarganya tentang proses

kehamilan dan masalahnya melalui penyuluhan atau konseling dapat berjalan

efektif apabila tersedia cukup waktu untuk melaksanakan pendidikan

kesehatan yang diperlukan (Saifuddin, 2006).

C. Tanda Bahaya Dalam Kehamilan

1. Definisi

Tanda-tanda bahaya pada kehamilan adalah tanda-tanda yang terjadi

pada seorang Ibu hamil yang merupakan suatu pertanda telah terjadinya suatu

masalah yang serius pada Ibu atau janin yang dikandungnya. Tanda-tanda

bahaya ini dapat terjadi pada awal kehamilan (hamil muda) atau pada

pertengahan atau pada akhir kehamilan (hamil tua) (Depkes, 2002).

2. Masalah Dalam Kehamilan

a. Hiperemesis gravidarum (mual-muntah) saat hamil dapat diatasi dengan

berobat jalan, serta pemberian obat penenang dan anti-muntah. Tetapi

sebagian kecil wanita hamil tidak dapat mengatasi mual-muntah yang

berkelanjutan sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari dan

menimbulkan kekurangan cairan dan terganggunya keseimbangan

erektrolit. Beberapa faktor predisposisi dan faktor lain yang telah

Page 9: teori tanda bahaya kehamilan

14

ditemukan oleh beberapa sebagai berikut: Faktor predisposisi, alergi,

Faktor psikologik, Faktor adaptasi dan hormonal (Prawirohartjo, 2009).

b. Ketuban Pecah Dini (KPD) didefinisikan sebagai pecahnya ketuban

sebelum waktunya melahirkan. Hal ini dapat terjadi pada akhir kehamilan

maupun jauh sebelum waktunya melahirkan. KPD preterm adalah KPD

sebelum usia kehamilan 37 minggu. KPD yang memanjang adalah KPD

yang terjadi lebih dari 12 jam sebelum waktunya melahirkan.

Penyebabnya menjelang usia kehamilan cukup bulan kelemahan fokal

terjadi pada selaput janin diatas serviks internal yang memicu robekan

dilokasi ini. Beberapa proses patologis (termasuk perdarahan dan infeksi)

dapat menyebabkan terjadinya KPD. Tanda yang terjadi adalah keluarnya

cairan ketuban merembes melalui vagina. Aroma air ketuban berbau

manis dan tidak seperti bau amoniak, mungkin cairan tersebut masih

merembes atau menetes (Prawirohartjo, 2009).

c. Keguguran atau abortus adalah keluarnya hasil konsepsi sebelum mampu

hidup diluar kandungan dengan berat badan kurang dari 28 minggu.

Keguguran dapat disebabkan oleh faktor lingkungan endometrium, yaitu

endometrium yang belum siap menerima implantasi hasil konsepsi atau

gizi ibu kurang karena anemiaatau terlalu pendek jarak kehamilan.

Penyebab lain terjadinya keguguran adalah gangguan pembuluh darah

plaasenta akibat ibu yang menderita diabetes mellitus atau hipertensi.

Page 10: teori tanda bahaya kehamilan

15

Keguguran pada umur kehamilan tua dan tidak segera dikeluarkan dapat

mengakibatkan maserasi. Dampak dari keguguran mengancam adalah

perdarahan, nyeri perut dan tidak ada pembukaan serviks (Manuaba,

2002).

d. Kehamilan ektopik terganggu ialah kehamilan dimana setelah fertilisasi,

implantasi terjadi di luar endometrium kavum uteri. Hampir 90 %

kehamilan ektopik terjadi di tuba uterine. Kehamilan ektopik dapat

mengalami abortus atau ruptura apabila masa kehamilan berkembang

melebihi kapasitas ruang implantasi (misalnya : tuba) dan peristiwa ini

disebut sebagai kehamilan ektopik terganggu (Saifuddin, 2006).

e. Mola hidatidosa adalah kehamilan dimana setelah fertilisasi hasil konsepsi

tidak perkembang menjadi embrio tetapi terjadi proliferasi dari vili

koriales disertai dengan degenerasi hidropik. Uterus melunak dan

berkembang lebih cepat dari usia gestasi yang normal, tidak dijumpai

adanya janin, kavum uteri hanya terisi oleh jaringan seperti rangkaian

buah anggur. Pada permulaannya gejala tidak seberapa berbeda dengan

kehamilan biasa, yaitu mual, muntah, pusing, dan lain-lain, hanya saja

derajat keluhannya sering lebih hebat. Sifat perdarahannya bisa

interminen, sedikit-sedikit atau sekaligus banyak sehingga menyebabkan

syok atau kematian. Karena perdarahan ini umumnya pasien mola

hidatidosa masuk dalam keadaan anemia (Prawirohardjo, 2009).

Page 11: teori tanda bahaya kehamilan

16

f. Plasenta previa ialah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah

rahim dan menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum. Angka

kejadian plasenta previa adalah 0,4 – 0,6 % dari keseluruhan persalinan.

Dengan penatalaksanaan dan perawatan yang baik, mortalitas perinatal

adalah 50 per 1000 kelahiran hidup. Gejala perdarahan awal plasenta

previa, pada umumnya hanya berupa perdarahan bercak atau ringan dan

umumnya berhenti secara spontan (Saifuddin, 2006).

g. Solutio plasenta ialah terlepasnya plasenta dari tempat implantasinya yang

normal pada uterus, sebelum janin dilahirkan. Definisi ini berlaku pada

kehamilan dengan masa gestasi diatas 22 minggu atau berat janin diatas

500 gram. Proses sulosio plasenta dimulai dengan terjadinya perdarahan

dalam desidua basalis yang menyebabkan hematoma retroplasenter.

Hematoma dapat menjadi semakin membesar kearah pinggir plasenta

sehingga amniokhorion sampai terlepas, perdarahan akan keluar melalui

ostium uteri (perdarahan keluar), sebaliknya apabila amniokhorion tidak

terlepas, perdarahan tertampung dalam uterus (perdarahan tersembunyi)

(Saifuddin, 2006).

h. Ruptura uteri ialah keadaan robekan pada rahim di mana telah terjadi

hubungan langsung antara rongga peritoneum viserale dan kantong

ketuban keduanya ikut rupture dengan demikian janin sebagian atau

seluruh tubuhnya telah keluar oleh kontraksi terakhir rahim dan berada

Page 12: teori tanda bahaya kehamilan

17

dalam kavum peritonei atau rongga abdomen. Pada keadaan yang

demikian janin belum masuk kedalam rongga peritoneum (Prawirohardjo,

2006).

i. Preeklamsi yaitu penyakit hipertensi akut pada wanita hamil yang tidak

disertai dengan kejang-kejang. Dampak akibat preeklamsi diantaranya:

terjadi eklamsi, hipertensi yang menetap pada ibu, kurang lebih 20%

menyebabkan kematian perinatal.

3. Tanda-tanda bahaya dalam kehamilan

a. Oedema pada muka atau jari

Hampir separuh dari ibu-ibu akan mengalami bengkak yang normal

pada kaki yang biasanya muncul pada sore hari dan biasanya hilang

setelah beristirahat atau meletakkan kaki lebih tinggi. Bengkak bisa

menunjukkan adanya masalah serius jika muncul pada muka dan tangan

tidak hilang setelah beristirahat dan diikuti dengan keluhan fisik yang lain.

Hal ini bisa merupakan pertanda anemia, gagal jantung atau preeklamsia.

Sistem kerja ginjal yang tidak optimal pada wanita hamil

mempengaruhi sistem kerja tubuh sehingga menghasilkan kelebihan

cairan. Ini dapat terlihat setelah kelahiran, ketika pergelangan kaki yang

bengkak secara temporer semakin parah. Ini dikarenakan jaringan

tambahan yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin

Page 13: teori tanda bahaya kehamilan

18

selama dalam kandungan tidak lagi dibutuhkan dan akan dibuang setelah

sebelumnya diproses oleh ginjal menjadi urin. Oleh karena ginjal belum

mampu bekerja secara optimal, kelebihan cairan yang menempuk

dihasilkan disekitar pembuluh darah hingga ginjal mampu memprosesnya

lebih lanjut. Terkadang bengkak membuat kulit di kaki di bagian bawah

meregang, terlihat mengkilat, tegang dan sangat tidak nyaman. Perawatan

diri untuk ibu hamil yang mengalami kram kaki:

1) Berbaringlah dengan kaki lebih tinggi dari badan sesering mungkin,

ini tidak hanya membuat ibu hamil beristirahat lebih nyaman, tetapi

juga meningkatkan aliran energi pada saluran ginjal.

2) Hindari pemakaian jenis sepatu tertentu pada akhir kehamilan,

terutama yang terbuat dari kulit akan melar dan longgar saat ibu hamil

ingin memakainya saat melahirkan.

3) Jika bengkak terjadi pada tangan dan jari, pastikan untuk melepaskan

cincin sebelum terlalu sempit. Jika ibu hamil lupa dan tetap

memakainya cincin itu perlu dipotong agar tidak terjadi penyumbatan.

4) Jika ibu hamil menderita kram jangan menambahkan garam pada

makanan karena dapat meningkatkan risiko terjadinya penumpukan

cairan. Ketika kram terjadi ulurkan sejauh mungkin untuk mencegah

kontraksi otot.

b. Perdarahan melalui vagina pada kehamilan

Page 14: teori tanda bahaya kehamilan

19

Jarang sekali merupakan hal yang normal. Pada saat yang dini dalam

masa kehamilan, para ibu mungkin akan melihat adanya perdarahan

sedikit atau bintik darah sekitar waktu pertama kali haid mereka berhenti.

Perdarahan ini adalah perdarahan implementasi (penanaman) dan hal itu

adalah normal.

Cara mendeteksinya seorang bidan harus meminta ibu untuk

menjelaskan sifat-sifat perdarahannya, kapan mulai terjadi flek, berapa

banyak darah yang sudah hilang, apa warna darah tersebut, adakah

gumpalan darah beku dan lain-lain. Pada waktu-waktu lain dalam masa

kehamilan, perdarahan ringan mungkin bisa merupakan suatu pertanda

dari cervix yang rapuh. Perdarahan jenis ini bisa merupakan hal yang

normal atau bisa juga sebagai pertanda adanya infeksi. Cara pengumpulan

datanya lakukan pemeriksaan tekanan darah, suhu, denyut, serta tonus

jantung bayi.

Pada awal kehamilan, perdarahan yang tidak pernah boleh dianggap

normal adalah perdarahan yang merah, berat dan menyakitkan. Perdarahan

seperti ini bisa menjadi pertanda telah terjadi abortus kehamilan, atau

kehamilan ektopik. Tugas bidan adalah melakukan pemeriksaan luar, raba

dan rasakan kelembutan abdominal bagian bawah, lakukan pemeriksaan

inspekulo (jika memungkinkan). Pada usia kehamilan selanjutnya,

perdarahan abnormal adalah merah, banyak dan kadang-kadang walaupun

Page 15: teori tanda bahaya kehamilan

20

tidak selalu, bertalian dengan rasa nyeri. Perdarahan jenis ini bisa menjadi

pertanda adanya plasenta previa atau plasenta abruption. Pada kasus

plasenta previa jangan sekali-kali melakukan pemeriksaan dalam.

c. Sakit Kepala yang Hebat

Sakit kepala selama kehamilan adalah umum dan seringkali

merupakan ketidaknyaman yang normal dalam kehamilan. Sakit kepala

yang menunjukkan suatu masalah yang serius adalah sakit kepala yang

hebat yang menetap dan tidak hilang dengan beristirahat.  Kadang-kadang

dengan sakit kepala yang hebat tersebut, ibu mungkin menemukan bahwa

penglihatannya menjadi kabur atau berbayangan. Sakit kepala yang hebat

dalam kehamilan adalah gejala dari preeklamsia.

Sakit kepala sering dirasakan pada awal kehamilan dan umumnya

disebabkan oleh peregangan pembuluh darah diotak akibat hormon

kehamilan, khusunya hormon progesteron. Jika ibu hamil merasa lelah,

pusing atau tertekan atau pandangan mata bermasalah, sakit kepala akan

lebih sering terjadi atau makin parah, jika sebelumnya menderita migrain

kondisi ini dapat semakin bermasalah selama 3 sampai 4 bulan pertama

kehamilan.

d. Nyeri Abdomen yang Hebat

Nyeri abdomen yang tidak berhubungan dengan persalinan normal

adalah tidak normal. Nyeri abdomen yang mungkin menunjukkan masalah

Page 16: teori tanda bahaya kehamilan

21

yang mengancam keselamatan jiwa adalah yang hebat, menetap dan tidak

hilang setelah beristirahat. Hal ini bisa berarti apendisitis, kehamilan

ektopik, aborsi, penyakit radang pelviks, persalinan preterm, gastritis,

penyakit kantong empedu, iritasi uterus, abrupsi plasenta, infeksi saluran

kemih atau infeksi lain (Saifuddin, 2006).

e. Bayi Kurang Bergerak

Ibu mulai merasakan gerakan bayinya selama bulan ke-5 atau ke-6,

beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika bayi tidur,

gerakannya akan melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali

dalam periode 3 jam. Gerakan bayi akan lebih mudah terasa jika berbaring

atau beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik. Apabila ibu

tidak merasakan gerakan bayi seperti biasa, hal ini merupakan suatu risiko

tanda bahaya. Bayi kurang bergerak seperti biasa dapat dikarenakan oleh

aktivitas ibu yang terlalu berlebihan, keadaan psikologis ibu maupun

kecelakaan sehingga aktivitas bayi di dalam rahim tidak seperti biasanya

(Prawirohartjo, 2009).

f. Demam

Ibu menderita demam dengan suhu tubuh >38ºC dalam kehamilan

merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala adanya

Page 17: teori tanda bahaya kehamilan

22

infeksi dalam kehamilan. Penanganan demam antara lain dengan istirahat

baring, minum banyak dan mengompres untuk menurunkan suhu

(Saifuddin, 2006).

Demam dapat disebabkan oleh infeksi dalam kehamilan yaitu

masuknya mikroorganisme pathogen ke dalam tubuh wanita hamil yang

kemudian menyebabkan timbulnya tanda atau gejala-gejala

penyakit. Pada infeksi berat dapat terjadi demam dan gangguan fungsi

organ vital. Infeksi dapat terjadi selama kehamilan, persalinan dan masa

nifas (Pusdiknakes, 2003).

D. Karakteristik Ibu

Karakteristik adalah ciri-ciri khusus yang memiliki sifat khas yang sesuai

dengan perwatakan tertentu, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang

membedakan seseorang dari tabiat atau watak (Kamus Bahasa Indonesia, 2002).

1. Usia

Usia adalah usia individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai

berulang tahun (Hurlock, 2002). Usia ibu di kedua ujung masa reproduksi,

usia ibu mempengaruhi hasil akhir kehamilan (Cunningham, 2005). Usia

individu yang dihitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun.

Semakin cukup umur maka tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan

lebih matang dalam berpikir dan berkerja (Nursalam, 2001).

Page 18: teori tanda bahaya kehamilan

23

Semakin tua seseorang maka akan semakin matang dan bijaksana.

Menurut Depkes RI (2002), ibu dianjurkan untuk hamil pada usia 20 - 35

tahun, karena ibu telah siap hamil secara jasmani dan kejiwaan.

Usia di bawah 20 tahun dan di atas 35 tahun merupakan usia berisiko

untuk hamil dan melahirkan, bahwa setiap tahun, 13 juta bayi dilahirkan oleh

wanita yang berusia < 20 tahun, dan 90 % kelahiran ini terjadi negara

berkembang. Para wanita ini memiliki risiko kematian maternal akibat

kehamilan dan kelahiran dua sampai lima kali lebih tinggi bila dibandingkan

wanita yang lebih tua. Risiko paling besar terdapat pada ibu berusia ≤ 14

tahun. Penelitian di Bangladesh menunjukkan bahwa risiko kematian maternal

lima kali lebih tinggi pada ibu berusia 10 – 14 tahun dari pada ibu berusia

20–24 tahun, sedangkan penelitian yang dilakukan di Nigeria menyebutkan

bahwa wanita usia 15 tahun memiliki risiko kematian maternal 7 kali lebih

besar dibandingkan dengan wanita yang berusia 20 – 24 tahun. Komplikasi

yang sering timbul pada kehamilan di usia muda adalah anemia, partus

prematur, partus macet (College St Lukas, 2011).

Kehamilan di atas usia 35 tahun menyebabkan wanita terpapar pada

komplikasi medik dan obstetrik, seperti risiko terjadinya hipertensi kehamilan,

diabetes, penyakit kardiovaskuler, penyakit ginjal dan gangguan fungsi paru.

Kejadian perdarahan pada usia kehamilan lanjut meningkat pada wanita yang

hamil di usia > 35 tahun, dengan peningkatan insidensi perdarahan akibat

Page 19: teori tanda bahaya kehamilan

24

solusio plasenta dan plasenta previa. Persalinan dengan seksio sesaria pada

kehamilan di usia lebih dari 35 tahun juga meningkat, hal ini terjadi akibat

banyak faktor, seperti hipertensi kehamilan, diabetes, persalinan prematur dan

penyebab kelainan pada plasenta (College St Lukas, 2011).

Penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat menyatakan bahwa

kematian maternal akan meningkat 4 kali lipat pada ibu yang hamil pada usia

35 – 39 tahun bila dibanding wanita yang hamil pada usia 20 – 24 tahun. Usia

kehamilan yang paling aman untuk melahirkan adalah usia 20 – 30 tahun.

2. Pendidikan

Tugas dari pendidikan adalah memberikan atau meningkatkan

pengetahuan, menimbulkan sifat positif, serta memberikan atau meningkatkan

kemampuan masyarakat masyarakat atau individu tentang aspek-aspek yang

bersangkutan, sehingga dicapai suatu masyarakat yang berkembang

pendidikan formal dan non-formal. Sistem pendidikan yang mnjenjang

diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan melalui pola tertentu

(Notoatmodjo, 2003).

Pendidikan diinterpretasikan dengan makna untuk mempertahankan

individu dengan kebutuhan yang senantiasa bertambah dan merupakan suatu

harapan untuk dapat mengembangkan diri agar berhasil serta untuk

memperluas, mengintensifkan ilmu pengetahuan dan memahami elemen yang

ada disekitarnya. Pendidikan juga mencakup segala perubahan yang terjadi

Page 20: teori tanda bahaya kehamilan

25

sebagai akibat dari partisipasi individu dalam pengalaman dan belajar

(Notoatmodjo, 2007).

Jadi tingkat pengetahuan seseorang terhadap suatu objek sangat

ditentukan oleh tingkat pendidikan. Peningkatan bagi perempuan merupakan

keharusan yang tidak dapat dielakan demi mencapai kesetaraan dan keadilan

gender. Analisis gender dalam pembangunan pendidikan tingkat nasional

menemukan adanya kesenjangan gender dalam pelaksanaan pendidikan

terutama di tingkat SMK dan pergeruan tinggi, namun lebih seimbang pada

tingkat SD, SMP, dan SMU. Kecendrungannya adalah semakin tinggi jenjang

pendidikan, maka semakin meningkat kesenjangan gendernya (Widyastuti,

2009).

Menurut jurnal Rural Tanzanian women's awareness of danger signs of

obstetric complications, Penelitian di Tanzania dan di tempat lain

menunjukkan bahwa tingkat pendidikan yang lebih tinggi terkait dengan

kematian ibu yang lebih rendah, pendidikan perempuan adalah penting untuk

memahami pesan-pesan kesehatan dan untuk dapat membuat keputusan

tentang kesehatan dan perawatan. Memperkenalkan informasi yang tepat

Keibuan Aman di sekolah dasar untuk anak perempuan sebelum mereka

menjadi hamil lebih lanjut dapat meningkatkan pemahaman perempuan dari

pesan kesehatan termasuk kesadaran tanda bahaya komplikasi obstetrik

(Ethiop, 2010).

Page 21: teori tanda bahaya kehamilan

26

3. Pekerjaan

Kemampuan seseorang dalam melakukan pekerjaan berbeda dengan

seseorang yang lain, meskipun pendidikan dan pengalamannya sama, dan

bekerja pada suatu pekerjaan atau tugas yang sama. Perbedaannya ini

disebabkan karena kapasitas orang tersebut berbeda. Kapasitasnya di

pengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain : gizi dan kesehatan ibu, genetik,

dan lingkungan. Selanjutnya kapasitas ini mempengaruhi atau menentukan

kemampuan seseorang. Kemampuan seseorang dalam melakukan pekerjaan

disamping kapasitasnya juga dipengaruhi oleh pendidikan, pengalaman,

kesehatan, kebugaran, gizi, jenis kelamin, dan ukuran-ukuran tubuh

(Notoatmodjo, 2007).

Ibu yang bekerja lebih banyak memiliki informasi mengenai

kehamilannya karena itu lebih sering berinteraksi dengan orang lain.

Sedangkan ibu yang tidak bekerja lebih sedikit mengetahui informasi tentang

kehamilannya karena kurangnya sosialisasi dengan orang lain sehingga

informasi yang diperlukan selama kehamilan kurang (Notoatmodjo, 2003).

Menurut jurnal Factors influencing the use of antenatal care in rural

West Sumatra, Indonesia. Dengan berpenghasilan rendah memiliki pengaruh

lebih besar terhadap dukun bayi lebih memilih, dengan tren yang berlawanan

untuk lebih memilih bidan. Peningkatan perhatian perlu diberikan kepada

Page 22: teori tanda bahaya kehamilan

27

perempuan, melainkan juga sangat penting untuk menggali persepsi

perempuan tentang layanan kesehatan yang mereka terima (Porter, 2011).

4. Paritas

Paritas adalah jumlah berapa kali ibu yang melahirkan anak hidup

termasuk yang meninggal. Paritas menentukan kesehatan organ-organ

reproduksi wanita pada primi tua maupun primi muda bahayanya hampir

sama pada primi muda berhubungan dengan belum matangnya organ-organ

reproduksi, dimana perkembangan dinding rahimnya belum sempurna,

sedangkan pada primi tua berkaitan dengan menurunnya fungsi-fungsi organ

reproduksinya. Seorang yang belum pernah melahirkan bayi yang viable

(dapat hidup) disebut multipara. Multipara adalah seorang wanita yang pernah

melahirkan bayi yang viable untuk beberapa kali (Hanifa, 2006). Dikatakan

umpamanya terdapat kecendrungan kesehatan ibu yang berparitas rendah

lebih baik daripada yang berparitas tinggi terdapat asosiasi antara tingkat

paritas dan penyakit-penyakit tertentu (Notoatmodjo, 2007).

Menurut jurnal Factors influencing the use of antenatal care in rural

West Sumatra, Indonesia Wanita dengan dua atau lebih anak yang menerima

perawatan kehamilan adalah 20-40% lebih rendah dibandingkan dengan

wanita dengan satu anak juga menemukan bahwa perempuan dengan tiga

anak atau lebih dimanfaatkan ANC kurang. Demikian pula, Dokter juga

melaporkan bahwa wanita yang telah melahirkan satu anak harus hadir lebih

Page 23: teori tanda bahaya kehamilan

28

ANC daripada wanita dengan enam atau lebih anak-anak. Namun, paritas

tinggi juga ditemukan secara signifikan lebih tinggi pada wanita yang tidak

menghadiri ANC ataupun pengetahuannya sendiri (Porter, 2011).

Menurut jurnal Factors influencing the use of antenatal care in rural

West Sumatra, Indonesia Paritas merupakan faktor yang mempengaruhi

wanita itu menerima kurang dari empat kali kunjungan ANC

direkomendasikan selama kehamilan dan itu yang mengakibatkan kurangnya

pengetahuan dan informasi mengenai tanda-tanda bahaya pada kehamilan

(Porter, 2011).