33
MENTERINEGARA KEPENDUDUKAN DAN LINGKUNGAN HIOUP JAWABAN PEMERINTAH TERHADAP PEMANDANGAN UMUM' ATAS RANCANGAN UNDANG - UNO.ANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENATAAN RUANG ARMUS

TERHADAP PEMANDANGAN UMUM' ATAS 3

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: TERHADAP PEMANDANGAN UMUM' ATAS 3

MENTERINEGARA KEPENDUDUKAN DAN LINGKUNGAN HIOUP

JAWABAN PEMERINTAH

TERHADAP

PEMANDANGAN UMUM' ATAS

RANCANGAN UNDANG - UNO.ANG REPUBLIK INDONESIA

TENTANG

PENATAAN RUANG

ARMUS

Page 2: TERHADAP PEMANDANGAN UMUM' ATAS 3

Assalamu'alaikum w.w.

saudara Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat dan

saudara para Anggota Dewan yang saya hormati.

Atas nama Pemerintah, perkenankanlah saya mengucapkan terima

kasih atas pemandangan umum yang tel.ah disampaikan oleh Fraksi­

fraksi angg~ta Dewan Perwakilan Rakyat yang terhormat.

Setelah mempelajari dengan seksama p~mandangan umum Fraksi­

fraksi. Saya sangat gembira bahwa Dewan Perwakilan Rakyat dan

Pemerintah telah berpijak pada landasan dan pola pikir yang sama

dalam membahas Rancangan Undang-Undang tentang Penataan Ruang.

Pemerintah sependapat dengan Fraksi-fraksi bahwa Rancangan

Undancj-Undang tentang Penataan Ruang harus mencerminkan upaya

mengisi Kemerdekaan RI seperti yang diamanatkan oleh Pancasila

dan UUD 1945, dan bertuj~an meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Indonesia melalui pemanfaatan sumber daya ruang.

Demikian pula pola pikir Fraksi-fraksi Dewan Perwakilan Rakyat

yang terhormat sejalan deng~n Pemerintah mengenai peran dan

kedudukan. Rancangan Undang-Undang tentang Penataan Ruang s·ebagai

bagian yang tak _terpisahkan dari upaya mencapai tujuan

pembangunan nasional. Pemerintah merasakan keprihatinan yang sama

dengan Fraksi-fraksi Dewan Per~akilan Rakyat yang terhormat atas

banyaknya kasus masalah yang memberikan dampak yang merugikan

masyarakat sebagai akibat belum dapat dilaksanakannya penataan

ruang yang kita harapkan bersama. Pemerintah sangat menghargai

pandangan dan saran-saran Fraksi-fraksi Dewan Perwakilan Rakyat

ARMUS

Page 3: TERHADAP PEMANDANGAN UMUM' ATAS 3

yang terhormat untuk mengusahakan agar Raricangan Undang-Undang

ini memberikan pengaturan yang memadai qan melindungi hak-hak

rakyat ..

Seperti yang dikemukakan Fraks'i-fraksi o.ew.an Perwakilan Rakyat

maka Pemerintah menyadari pentingnya koordinasi atas pelbaga.l

kepentingan pemanfaatan ruang yang .d1atur dalam pelbaga1

peraturan/perundanq- an sektoral sehingga Kewenangannya berada dj

tangan pelbagai instansi sektoral.

Karena itu Pemerintah sependapat dengan Fraksi-fraksi Dewan

Perwakilan Rakyat yang terhormat bahwa mekanisme koordinasi perlu

mendapatkan kejelasan dalam Rancangan Undang-Undang-tentang

Penataan. Ruang ..

Pemerintah membagi jawaban untuk menanggapi hal-hal umum yang

disinggung oleh lebih dari · satu fraksi, dan yang secara khusus

disampaikan oleh fraksi tertentu. Atas dasar ini perkenankanlah

Saya niemberikan tanggapan, penjelasan dan jawaban sebagai

berikut :

A. MASALAH UMUM OLEH SEMUA FRAKSI

1. PernyAtaan Fraksi;

Haksud dan tujuan yang tersimpul dalam Rancangan Undang-Undang

tentang Penataan Ruang ini sangat penting m.aknanya dalam

memberi kepastian hukum, penyederhanaan hukum, dan kesatuan

hukum dalam mengatur kegiatan penataan ruang.

2

ARMUS

Page 4: TERHADAP PEMANDANGAN UMUM' ATAS 3

Tanggapan Pemerintah:

Sependapat dengan pernyataan yang disampaikan Fraksi-fraksi

bahwa Rancangan Undang-Undqng ini memang mempunyai maksud dan

tujuan seperti tersebut di atas.

2. Pernyataan Fraksi:

Rancangan Undang-Undang tentang Penataan Ruang yang mengatur

perenca:n.aan, pemanfaatan ruang, dan pengendaliannya adalah

untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Tanggapan Pemerintah:·

Pendapat Fraksi sejalan den~an pola pikir Pemerintah, bahwa

ruang wilayah Negara Indonesia merupakan karunia Tuhan Yang

Maha Esa kepada Bangsa dan Rakyat Indonesia menjadi tempat

bagi manusia dan makhluk hidup lainnya untuk hidu·p dan

melakukan kegiatannya. Karena itu, dengan Rancangan Undang­

Undang ·tentang Penataan Ruang ini. dia.tur agar· ruang wilayah

dikembangkan sambil melestarikan fungsi lingkungannya sehingga

dapat meningkatk·an kesefahteraan Bangsa dan Rakyat Indonesia

secara berkelanjutan menuju masyarakat yang adil dan makmur

berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

3. Pernyataan Fraksi:

Selama ini, proses penataan ruang khususnya di bida.ng

pertanahan merugikan masyarakat, seperti ganti rugi yang tidalc

memadai, terjadi paksaan, tekanan, pengusiran dan penggusuran

atas bangunan maupun tanah rakyat.

3

ARMUS

Page 5: TERHADAP PEMANDANGAN UMUM' ATAS 3

Tanggapan Pemerintah:

Untuk mencegah berlangsungnya praktek-praktek yang merugikan

rak.yat tersebut maka dalam Rancangan Undang-Undang 1 tentang

Penataan Ruang Pasal 15 Ayat (2) menyatakan bahwa setfap orang

berhak memperoleh ganti rugi .atas kerugian yang diqeritanya

sebagai akibat pelaksanaan kegiatan pembangunan yang sesuai

dengan Rencana rata Ruang. Selanjutnya penjelasan ~yat ini .

menerangkan bahwa ganti rugi diberikan kepada orang, 1pemeganq

hak atas ruang dan atau tanah, yang dapat membuktik~n bahwa

secara langsunq dirugikan akibat pelaksanaan fegiatan

pembangunan sesua1 Rencana Tata Ruang dan oleh perubahan nilai

ruang akibat penataan ruang. Dengan dem1kian, ketentu~n dalam

,pasal ini telah memberikan jaminan perltndungan terhadap orang

perorangan yang berhak dan yang secara iangsung dirugifkan.

Di samping itu Pasal 24 Ayat (2) menetapkan bahwa izin

pemanfaatan ruang. yang. diperoleh dengan itikad baik serta

yang telah ada sebelum dan berte:ntangan dengan Renc~na Tata I

Ruang Wilayah Daerah Tingkat II, apab1la dibatal~an oleh

Kepala Daerah sehingga menimbulkan kerugian dapat dfmintakan l

gariti rugi. Selanjutnya, diterangkan dalam Pe~jelasan

Rancangan Undang-Undang tentang Penataan Ruang bahwa perbuatan

hukum derigan i tikad bai.k dibukt:1..kan da lam proses p~radilan.

Ganti rugi kepada pihak yang menderita 1<erugian sebag"l akibat

pembatalan izin menjadi beban pemerintah

4 •. Pernyataan Fraksi.

Ran~angan Undang-Undang tentang Penataan Ruang p•rlu

mengandung prinsip-prinsip ·kelestarian kemampuan suinber daya

4

ARMUS

Page 6: TERHADAP PEMANDANGAN UMUM' ATAS 3

aJ,.am dan lingkungan hidup demi terwujudnya pemanfaatan ruang

yang.berkelanjutan.

Tanggapan Pemerintah:

Pendapat Fraksi sejalan dengan aspek yang diatur dalam Rencana

Tata Ruang bahwa penet~pan kawasan fungsi lindung dan kawasan

-budidaya didasarkan dengan memperhitungkan daya dukungnya.

D~lam Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang

Pengelolaan Kawasan Lindung,sudah ditetapkan langkah yang

harus dicapai agar setiap kawasan/ wilayah dapat berfu~gsi

secara maksimal. Hal tersebut tercermin dalam Pasal 3 huruf c

Rancangan Undang-Undang tentang Penataan Ruang antara lain:

* mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mengurangi dampak

negat~f terhadap lingkungan;

* meningkatkan pemanfaatan sumber daya· alam dan sumber da.ya

b~atan, ~ecara berdayaguna, berhasilguna, dan tepat~guna;

* mencegah terjadinya perbenturan kepentingan pehggunaan

sumber daya alam dan sumber· daya buatan.

5. Pernyataan Fraksi:

Tujuan penataan ruang yang berbunyi ''tercapainya pemanfaatan ·

ruang yang berkualitas untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang

cerdas dan sejahtera secara berkelanjutan" kurang dijabarkan

dalam. pasal-pasal berikutnya dalam Rancangan Undang-Undang·

tentang Penataan Ruang.

Tanggapan Pemerintah:

Pernyataan "bangsa yang cerdas dan sejahtera" mengungkapkan

5

ARMUS

Page 7: TERHADAP PEMANDANGAN UMUM' ATAS 3

suatu kondisi bangsa yang. ingin dicapai sebagai hasil penataan

ruang, sesuai amanat Pasal 33 Ayat (3J Undang-Undang Dasar

1945. Sebingga basil penataan ruanq berwujud pemanfaatan ruanq

berkualitas bagi kebidupan merupakan salah satu pras·yarat

untuk tercapainya kondisi tersebut. Oleh karena itu, Undanq­

Undang ini mengatur tata cara pemanfaatan ruanq secara

berkelanjutan agar basilnya mendukung terwujudnya kehidupal_l

bangsa yang cerdas dan sejahtera.

Penjabaran terhadap tuiuan dari penataan ruahg. (Pasal 3) telab

ada dalam beberapa rumusan Pasal · selanjutnya yaitu, antara

lain : Pasal 7 ayat (1) a, b, dan c; Pasal s; Pasal 10; Pasal

13 dan 14; Pasal 15 dan 16.

6. Pernyataan Fraksi:

Dalam pengaturan peman.taatan ruang, pr1nsip keterbukaan, harus.

dipegang teguh, sehingga Segala sesuatu yang telah , disusun

dalam Rencana Tata Ruang tidak ada yang tersembunyi dan dapat

diketahui rakyat.

Tanqqapan Pemerintah:

Pendapat Fraksi sejalan denqan asas yang tertuanq dalam

Raneangan · Undang-Undang ten tang Penataan Ruanq. A&iUI

keterbukaan merupakan salah satu as.as dalam Rancangan UndafMJ•

Undang tentang Penataan Ruang. Dengan asas keterbukaan

tersebut diharapkan masyarakat dapat mengetahui Rencana Tata

. Ruanq sehinqga ·dapat berpartisipasi aktif dalall pem~nqunan.

Keikut-sertaan masyarakat merupakan hal penting dalam penataan

ruanq karena pada akhirnya basil penataan ruang adalah unt1*

6

ARMUS

Page 8: TERHADAP PEMANDANGAN UMUM' ATAS 3

keperttingan masyarakat. Dalam keikut-sertaannya ini,

masyarakat berperan sebagai mitra pemerintah dalam penataan

ruang. Dalam menjaiankan peranannya itu, masyarakat

mendayagunakan kemampuannya secara aktif sebagai sarana untuk

k~ikut-sertaan masyarakat dalam mencapai tujuan penataan

ruang. Peran serta masyarakat dalam penataan ruang dapat •

diselenggarakan baik secara orang perorangan atau kelompok.

Hak setiap orang dala:m penataan ruang Indonesia dapat

diwujudkan dalam bentuk bahwa setiap orang dalam batas-batas

tertentu dapat mengajukan usuli memb3ri saran, atau mengajukan

keberatan kepada pemerintah dalam rangka penataan ruang"

Di Daerah Tingkat I . dan II, bentuk peran serta masyarakat

secara formal dan ·kelembagaan terwujudkan dalam proses

penetapan Rencaria Tata Ruang dalam Peraturati Daerah yang

bersangkutan. Keikut-sertaan masyarakat di Daeiah Tingkat II

menjadi penting karena R.encana Tata ~uang ~ada tingkat ini

bersifat operasional .. Rencana . Tata Ruang di Daerah Tirigkat I

dan Nasional bersifat kebijaksanaan yang bersumber _dari GBHN

dan Repelita. Mengingat kompleksitas keikut•sertaan

masyarakat, tata laksananya perlu dijabarJtan lebih lanjut JC• dalam Peraturan Pemerinta.h.

7 •. PernyataanFraksi:

Dalam menyusu~ Rancangan Undang-Undang teiltang Penataan Ruang~ .. maka pertama~tama harus ditentukan batas ru.ang yang akah

ditata.

7

ARMUS

Page 9: TERHADAP PEMANDANGAN UMUM' ATAS 3

Tanggapah Pemerintah:

·sebagaimana yang dicantumkan dalam Bab Ketentuan Umum ~a.sal 1

mengenai pengertian~pengertian, maka pengertian ruang di

Rancangan Undang-Undang ini adalah ruang wilayah Negara

Republik Indonesia sebagaimana dit-etapkan dalam Undang-undang

Nomor 4 Prp Tahun 1960 dan perjanjian garis batas wilayah

Negara dengan negara tetangga.

Disadari bahwa pengertian ruang udara dan ruang lautan perlu

lebih dipertegas dalam kerangka satu kesatuan ruang wilayah.

Meskipun pengaturan penataan ruang

dapat di tetapkan secara terpusat

udara dan ruang lautan

namun tidak tertutup

kemungkinan agar Pemerintah Pusat dapat melimpahkan sebaqian

wewenang pemanf aatan ruang lautan 'kepada Daerah Tingkat I dan

Daerah Tingkat II~

8. fernyataan Fraksi:

Rancangan Undang-Undang tentanq . Penataan Ruang supaya

memberikan jaminan bagi terselenggaranya pembangunan na.sional.

secara. selaras, serasi dan · seimbang pada ·bi.dang kesejahteraa.n

dan bidang keamanan.

Tanggapan Pemetintah:

Hal tersebut telah ditampung dalam Pasal 3 Rancangan Undanq­

Undanq tentang Penataan Ruang yang mengatur mengenai tujuan

Penataan Ruang pada butir a yang berbunyi : "Penataan R\1an9

bert·ujuan terselenggaranya Pemanfaatan Ruang yang berlandaskan

Wawasan Nusantara dari Ketahanan Nasional" .. Dalam rumusan Pasal

tersebut Pemerintah menyadari bahwa Peman:faatan Ruanq atau

8

ARMUS

Page 10: TERHADAP PEMANDANGAN UMUM' ATAS 3

' '

pembinaan wilayah harus senarttiasa me~p•rti~bangkan

kepentingan kesejahter~an dan keamanan·· secara terpadu sesuai

dengan Doktrin Dasar Nasional Wawasan Nusantara dan I<atahanan

Nasional.

Menanggapi pertanyaan mengenai penjelasan Pasal. 10 ayat (1)

Rancangan Undang-Undang tentang Penataan Ruang bahwa kegiatan

perencanaan Tata Huang untuk fungsi Pertahanan Keamanan, dapat

dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan ••sifat yang khusus•

dalam Rancangan Undang-Undang ini .adalah pertimbangan )teamanan

yang mungkin harus didahulukan terhadap pertimbangan : lainnya

dan sifat keterbukaan· informasi yang mufiqkin sulit diterapkan

disinl.

9. Pernyataan Fraksi:

Sekarang ini sedang dibahas pula oleh _Dewan yang terhormat

Rancangan Undang-Undang tentang Perumahan dan Permuklman dan

Rancangan Undang-Undang ten tang Budidaya Tanaman.

Dipertanyakan tent;ang bagaimana. ?ceterkai tan antazra .tedua

Rancangan Undang-Undang terseb.ut dengan .Rancangan tJndang*

Undang tentang Penataan Ruang.

Tanggapan Pemerintah:

Penyusunan Rancangan undang-undang tentang Penataan ~uanq ini

telah dilakukan dengan k9nsultasi inter...;departemental sehlngga

penyusunan Rancangan Undam;i-undang lainnya sep.erti Rancangan

. Undang-Undang · tentang Perumahan dan Permukiman dan R.ancangan

Undang-Undang tentang Budidaya Tanaman audah serasi.

9

ARMUS

Page 11: TERHADAP PEMANDANGAN UMUM' ATAS 3

Misalnya, dalam Rancangan Undang-Undang tentang Peru~ahan dan

Permukiman disebutkan bahwa Pemerintah Daerah Tingkat II

menetapkan · wilayah-wilayah yang s 1esuai dengan . Renc~na Tata

Ruang, sebagai kawasan siap b~ngun yang ~ilengk~pi oleh

prasarana dan sarana lingkungan untuk dikembangkanl menjadi

perumahan dan permukiman.

Demikian pula halnya dengan Rancangan Undang-Undang tentanq

Budidaya Tanaman. Pasal 36 .dan Pasa.l 37 mengatur: tentang

peruntukan lahan budidaya tanaman sudah sejalari dengan

konsepsi penataan ruang.

Oleh karena itu, Pemerintah berpendapat bahwa penyelesaian

Rancangan Undang-Undang tentang Perumahan dan Permuki~an serta

Rancangan Undang-Undang tentang Budidaya Tanaman dapat terus

dilakukan sesuai dengan jadwal yangtelah ditetapkan.

10.Pernyataan Fraksi:

Rancangan Undang-Undang· tentang Penataan Ruang yang sedang

dibahas ini bermuara dan beroperasi pada Pemerinta')l Daerah ·

ringkat II. Rencana Tata Ruang Wilayah Daerah Tingkat.II perlu

disusun sedemikian rupa karena izin pembangunan atau izin i

lokasi pemanfaatan ruang harus sesuai dengan ketentqan dalam

rencana tersebut yangmengatur alokasi pemanfaatan ru~ng. i

Tanqqapan P.emerintah:

Rencana Tata Ruang Wilayah Daerah Tingkat I menjadil pedoman

untuk: pengarahan lokasi investasi dan mer:upakan dasa:t dalam

pgnqawasan terhadap perizinan lokasi pembanqunan. Rencana Tata

10

ARMUS

Page 12: TERHADAP PEMANDANGAN UMUM' ATAS 3

Ruang . Wilayah Daerah Tingkat II menjadi pedoman untuk

penetapan lokasi inyestasi dan merupakan dasa~ dalam

mengeluarkan perizinan lokasi pembanqunan. Sesuai denqan

· otonomi daerah dan Rancanqan Undang-Undang ini, rencana ta ta

ruang wilayah daerah tersebut dit~tapkan dengan Peraturan

Daerah, sehingga rencana tata ruang daerah bersangkutan dapat i

berfungsi sebagai pedoman dan menjadi dasar bag.i perizinan

19kasi pembangunan di daerah.

ll.P9rnyataan Fraksi:

Dewasa ini telah banyak Daerah Tingkat I dan Daerah T$.ngkat II

yang memiliki Rencana Tata Ruang dan telah· dikukuhkan menjadi

Peraturan Daerah.

Tanggapan Pemerintah:

Dalam mekanisme perencanaan tata ruang ada prose~ revisi

berkala untuk menilai kesesuaian rencana dengan tujuannya.

Perubahan-perubahan Rencana Tata Ruang Wilayah Daerah Tingkat j

I dan Daerah Tingkat ·11 d-ievaluasi sesuai dengan proses revisi : '

berkala tersebut untuk dilakukan penyesuaiannya dan

penyempurnaannya

Di dalam Rancangan Undang-Undang in1 diatur kemungkinan adanya

peninjauan dan perubahan terhadap rencana .tata ruang. Olah i

karena itu Peraturan Daerah Rencana Tata Ruang yang sudah ada

d•pat ditinjau·kembali untuk kemudian disesuaika~ den9an

Undang-Undang tentanq Penataan Ruang

11

ARMUS

Page 13: TERHADAP PEMANDANGAN UMUM' ATAS 3

12.Pernyataan Fraksi: I

Rancangan Undang-Undang tentang Penataan Ruang perlu , mengatur

sanksi pidana baik pelanggaran maupun kejahatan untuk

kepastian hukum dan keadilan hukum.

Tanggapan Pemerintah:

Suatu penyimpangan terhadap Rencana Tata Ruang adalah;kegiatan

pemanf aatan ruang yang tidak sesuai dengan Rencana Tata Ruang

yang berlaku sesuai dengan peraturan perundang-undang~n.

Penyelenggaraan penataan ruang yang dilaksanakan Pemerintah,

sebagaimana bunyi Pasal 4 ayat (1)1, yang mengandung k$wajiban­

kewajiban dan wewenang-wewenang dalam.bidang hukum publik yang

, telah diatur KUHP dan · Undang-Undang sebelumnya. Sehingga

sanksi baik hukuman :maupun denda dilakukan berd.asarkan

peraturan perundang-undangan yang berlaku dan tidak perlu

secara eksplisit dicantumkan dalam pasal Rancangan Undang­

Undang tentang Penataan Ruang ini. Misalnya pemanfaatan ruang

yang mengakibatkan melanggar keutuhan Kawasan su•ka Alam

sesuai , dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 ' tentang

Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, :dipidana

dengan pidana penjara paling lama 10 tahun dan denda paling

banyak Rp~200.ooo.ooo,-.

13.Pernyataan Fraksi:

Peman.taatan ruang di beberapa daerah seperti Kawasan Puncak

masih sering menimbulkan keluhan karena sulit dit~rtibkan

peruntukannya·sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang yang telah

ditetapkan.

12

ARMUS

Page 14: TERHADAP PEMANDANGAN UMUM' ATAS 3

Jawaban Pemerintah:

Rencana Umum Tata Ruang Kawasan Puncak merupakan dasar dan

pedoman tindakan-tindakan penertiban yang dilakukan Pemerintah

Daerah Tingkat I Jawa Barat dan Piemerintah Daerah Tirlgkat II

Bogor, Cianjur, dan Tangerang. Dalam melaksanakan tindakan I

penertiban ini Pemerintah memperhatikan dan menghorm~ti hak­

hak atas tanah yang masih berlaku. Oleh karena itu, izin yang I

masih berlaku belum dapat ditertibkan.. Tetapi izin ini tidak

akan diperpanjang sehingga penertibannya dilaksanakan setelah

izin tersebut habis masa berlakunya.

Sementara in1 Pemerintah Daerah Tingkat II Cianjur Boger.

dan .Tangerang terus memantau perkembangan pembangunan1baru di

lapangan yang t;idak sesuai · dengan Rencana Umum · Tata. Ruang

serta Rencana Detail Tata Ruang dan Izin Mendirikan ~angunan

(IMB)-nya. Dalam Operasi Wibawa Praja. beberapa bangunan yang I

tidak sesuai dengan pemanfaatan ruang telah mendapat it.indakan

yang dimulai dengan peringatan sampai tindakan penyegelan dan

pembongkaran

14.Pernyataan Fraksi:

Pemerintah Singapura membeli pasir dari Indones~a untuk I

menimbun pantainya agar daratannya makin luas untuk

kepentingan pembangunan.

Jawaban Pemerintah:

Pasir untuk reklamasi yang diambil dari dasar laut, sekitar

Pulau Batam merupakan basil pengerukan yang diperlu~an untuk i

13

)

ARMUS

Page 15: TERHADAP PEMANDANGAN UMUM' ATAS 3

·pendalaman alur bagi transportasi laut. Pasir laut tersebut

diperlukan Singa~ura untuk reklamasi wilayahnya dan tidak

mempengaruhi batas wilayah antara Indonesia dengan Singapura ..

B. MASALAB KHUSUS

1. JAWABAN TERHADAP TANGGAPAN DAN PERTANYAAN FRAKSI KARYA

PEMBANGUNAN

1.1. ~nggapan Umum:

a .. Berkenaan dengan harapan bahwa Rancangan Undang;..Undanq

tentang Penataan Ruang secara mendasar mengikat eemua

aparat Pemerintah dan masyarakat, maka Raricangan

Undang-Undang tentang Penataan Rua.ng perlu mengatur

hubungan antara Pemerintah dan warganegara, serta

mengatur hubungan sesama warganegara sendiri. Hal

tersebut telah tertuang dalam Pasal 4 ..

b. Tentang prinsip-prinsip kelestarian k~mampuan

sumberdaya alam dan lingkungan hidup, Rancangan

Undanq-Undang ten tang Penataan · Ruang ini

menempatkannya pada asas-asas seperti tertua(.1_g dalam

Pasal 2 Raricangan Undang-Undang ini.

c .. Dalam hal mencegah luas pemilikan tanah secara

berlebihan, telah diatur dalam Undang'""Undang Nomor 5

Prp .. Tahun 1960 tentang Luas Maksimum dan Luas: Minim.Um

Pemilikan Tanah Pertanian.

14

ARMUS

Page 16: TERHADAP PEMANDANGAN UMUM' ATAS 3

d. Berkenan dengan pernyataan · bahwa telah b~nyaknya

perat.uran perundang-undangan dikeluarkan berkaitan

dengan pemanfaatan ruang, maka Rancangan Undang-undang

tentanq Penataan Ruang ini dimaksud untuk

memadukannya.

e •. Mengenai .penjelasan yang diminta tentang perlu.

disempurnakannya ~ebijaksanaan m~ng,nai t~t~ guna

tanah, dapat dijelaskan bahwa Rancangan Undapg-Undan9

ini memberi dasar hukum untuk mengkoordinasikan

pengelolaan tata quna tanah dalam kerangka ta~ rua·nCJ.

I

f. Pemerintah sedang melakuka:n langkah-langkah penyempur-

naan Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK}, antara lain

dengan melaksanakan pengkajian ulang dan identifikas1

permasalahan TGHK untuk mengetahui keadaan pehggunaan

hutan di tiap propinsi.

q. Penjelasan. yang diminta mengenai kepastian huk\111 1

penyederbana.an hukum dan keaatuan huku•, pada

·prinsipnya secara implisit sudah terkandun;q dalaa

setiappasal-pasal Rancangan Undang-Undang ini.

Dalam hal kepastian hukum, Rancanqan Undanq-Un¢1anq int

memuat pasal-pasal tentang hak dan kewajiban terba.dap

manfaat dan kualitas tata ruanq.

Dalam hal. penyederhanaan hukum, Rancangan :Undanw• i

u_ndang mengatur proses dan prosedur perizinan-n1a

secara lebih sederhana.

Rancan9an Undanq-Undang ini diharapkan menqakbmoda81•

15

ARMUS

Page 17: TERHADAP PEMANDANGAN UMUM' ATAS 3

kan berbagai kepentinqan sehingga dapat te~angkum

dalam satu kesatuan sistem hukum.

1.2. Jawaban Pertanyaan:

a. Pertanyaan Fraksi:

Dalam Rancangan Undang-Undang tentang Penataan Ruang

ini Par;al B ·ayat (1) disebutkan bahwa "Penataa.Q ruang

dilakukan oleh Pemerintah dengan sejauh mungkin

mengikutsertakan masyarakat". Kata "sejauh tnungkin"

· berkonotasi :takul tati:f.

Jawaban Pemerintah:

Pemerintah mengerti usul untuk menghilangkan kata

"sejauh mungkin" tersebut. Namun harus diingat, bahwa

dalam kenyataan tidak selamanya keikutsertaan rakyat

dapat sepenuhnya dilaksanakan apabila kondisinya belum

memungkinkan, misalnya dalam hal adanya keterpatasan

komunikasi. Maka hal ini dapat dijadikan pertimbangan

dalam menyusun Rancangan Peraturan Pemerintah m~nqatur I

tata cara partislpasi masyarakat.

·b. Pertanyaan Fraksi: ' Konsistensi ketentuan-ketentuan dalam Undang ... undang

ini· dengan ketentuan dalam Undang-undang atau

Peraturan Pemerintah yang telah ada yang m~ngatur

peman:taatan ruang lautan (sampai Zona ikonom1

Eksklus;Lf), ruang udara, dan ruang daratan.

16

ARMUS

Page 18: TERHADAP PEMANDANGAN UMUM' ATAS 3

Jawaban·Pemerintah:

Dalam . Pasal 1 butir 1 Rancangan . Undang-Undang ini

telah menunjuk pada unsur-unsur ruang' wilayah Negara,

-yang selalu menggtinakan. ketiga unsur ruang· da~atan,

ruang lautan, dan rua.ng udar.a sebagai satu kesatuan.

Pengertian daratan di sini adalah segala daratan

termasuk seqala perairan darat pada sisi darat dari

garis laut terendah seperti te:r:-maktub dala~ undang­

Undanq Nomor 4 Prp tahun 1960 tentang Perairan. _!

Penge~tian lautan meliputi ~ir laut, teluk, selat dan

segala· perairan pada sisi laut dari garis air -laut

terendah. Ruang lautan adalah ruang yang ada di. atas

dan di .bawah permukaan laut. · Pengertian ruang . udara

meliputi udara diatas mana Republik Indonesia mellliliJd

Yurisdiksi penuh.

c. Pertanyaan Fraksi:

Dasar · pertimbangan waktu Rencana Tata Ruang ~ilayah

Nasional berjangka waktu 25 tahun, Rencana Tata: Ruang

Wilayah Daerah Tingkat I berjangka waktu 15 tahun,

Rencana Tata Ruang Wilayah Daerah Tingkat II beijanglca

waktu 10 tahun.

Tanqgapan Pemerintah:

Jangka waktu Rencana Tata Ruang Wilayah Na~ional

ditetapkan 25 .tahun karena ia mengacu kepada Garis­

garis- Besar Haluan Negara beserta Pola Pemb~ngunan

Jangka Panjang (PPJP) 25 tahun. Rencana Tata Ru~ng ini

17

ARMUS

Page 19: TERHADAP PEMANDANGAN UMUM' ATAS 3

I

menjabarkan arahan GBHN d.an PPJP tersebut ke dalam

strategi pemanfaatan ruang untuk kurun waktu 2~ tahun.

Rencana Tata Ruang Wilayah Daerah Tingkat I

menjabarkan lebih lanjut Rencana Tata Ruang iWilayah

Nasional ke· dalam struktur tata ruang wilayah' Daerah

Tingkat I Propinsi dan jangka waktunya ditetapkan 15 l

tahun, _didasarkan atas pertimbangan bahwa seshdah 15

tahun diperlukan penyusunan Rencana Tata Ruahg baru l

sebagai akibat perkembangan teknologi, sosial-ekonomi,

dan sosial-budaya serta dinamika masyarakat dalam

membentuk struktur tata ruiang. Penetapan jangka waktu.

inipun dikaitkan dengan masa jabatan .Gubernur! Kepala

Daerah yang· berlangsung paling lama dalam dua masa

jabatan, yaitu 10 tahun. Sehingga konsti.stensi I

I

pemanfaatan Rencana Tata Ruang dapat dijaga dan

dipelihara agar Pejabat baru tidak selalli harus

membuat rencana baru m~lainkan menerusk~n dan

menyemnpurnakan rencana yang telah ditetapka.n. 1

Rencana Tata Ruang'""Wilayah Daerah Tingkat II, sebagai.

penjabaran . lebih · 1anjut Rencana Tata Ruang Wilayah­

Daerah Tingkat I, merupakan pedoman pelaksanilan

pemanfaatan ruang wilayah Daerah ~ingkat I~, yanq

bersifat operasional dan dapat menampung pemt>angunan

f isik dan perubahan sosial ekonomi yang beruba~ dengan

·pesat dan biasanya timbul setelah satu dekade~ Karena

itu, Rencana Tata Ruang Wilayah Daerah Tingkat II

ditetapkan berjangka waktu 10 tahun.

18

ARMUS

Page 20: TERHADAP PEMANDANGAN UMUM' ATAS 3

d. Pertanyaan Fraksi:

Apa yang dimaksudkan dengan rumusan : "Undangi'"'undang

ini menjadi landasan untuk menilai dan pedoma* untuk

menyesuaikan 'semua peratur;an perundang-undang;tm yang

memuat ketentuan tentang pemanfaatan ruang. yang kini

telah berlaku".

Jawaban Pemerintah:

Dalam Penjelasan (bagian Umum butir 5) dis~butkan I

bahwa Undang-Undang ini menjadi landasan untuk menilai

dan pedoman untuk menyesuaikan semua pe~aturan

perundang-undangan yang memuat ketentuan tentang segi­

seg i pemanfaatan ruang yang kini telah berlaku.

Peraturan perundang-undangan yang dimaksud antara lain

mengenai pengairan, keagrariaan, keh~tanan,

pertambangan, perkotaan, transmigrasi, perindu:strian,

perikanan, jalan,, zona ekonomi eksklusif, pe;rumahan

dan permuki~an, kepariwisataan, perhubungap, . dan

sebagainya. Dengan dem.ikian, semua pe*aturan I

perundang-undangan tersebut di atas dapat te:rang~um

dalam satu sistem hukum penataan ruang di Indonesia. i

Pasal 29 meneqaskan bahwa "Peraturan~petaturan

pelaksanaan yang berkaitan dengan penataan ruang,yang

telah ada tetap berlaku sepanjang tidak · bertentanqan

dan belum diganti berdasar Undang-Undangi ini•;

sedangkan, Ordonansi PembentuJtan Ko ta

(Stadsvormingordonanntie) S.1948-168 dinyatakah tidak:

berlaku, seperti ditegaskan dalam Pasal 28.

19

ARMUS

Page 21: TERHADAP PEMANDANGAN UMUM' ATAS 3

JAWABAN PBDRINTAB 'l'ERBADAP PERTANYAAH DARI l'RAKSI ABRI

.1. Jawaban Pertanyaan

a. Perubahan Judul

Atas usul merubah judul Rancangan Undang-Unda~g ini ·

menjadi Rancangan Undang-Undang tentanq Penataan. Ruanq

Wilayah Negara, perlu dijelaskanbahwa pengertian "Ruanq"

dalam Rancangan Undang-Undang Penataan Ruang ini ,sudah

secara implisit mengandung pengertian ruang wilayah

negara sebaqaimana tercantum dalam Bab Ketentuan UmUm.

b. Kawasan Tertentu

Yang dimaksud dengan kawasan tertentu adalah kawasan yang

diberi prioritas dan nilai strategis dalam penataan ruang

wilayah sebagaimana tercantum dalam penjelasan Pasal 6

ayat (3) baik ~erupa kawasan lindunq, kawasan budidaya

maupun mencakup keduanya, contohnya : Kawasan Pengelnbanq•

an Jabotabek, Gerbangkertasu.sila dan kawasan Bogor­

Puncak-cianjur.

Alasan kawasan tertentu tidak dimas\})tkan sebaqai :fungal

utama, karena kawasan tertentu ini dapat berada di, dalaa ·

salah satu atau kedua fungsi utama lindunq dan budfclaya~

c. Kewenangan

untuk menjamin agar pemanfaatan ruang sesuai fiengan ;,

rencana tata ruang dan peraturan perundanqan yang

20

ARMUS

Page 22: TERHADAP PEMANDANGAN UMUM' ATAS 3

berlaku, maka hal ini diatur dalam Pasal 19 aya.t (2),

Pasal 20 ~yat' (3), dan Pasal 21 ayat (3).

Untuk menghindari tumpang tindih dalam pemanfaatart ruanq,

Rancangan Undang-Undang ini mengaturnya dalam Pasal 27

yang menunjuk seorang Menteri· diberi tug as

mengkoordinasikan penataan ruang •

. d. Hak. Masyarakat

Untuk dapat menjamin tetap terwujudnya keseja~teraan

masyarakat dengan tetap menghargai legalit~s hak I

I

masyarakat dalam penataan ruang, maka dalam Rancangan

Undang-Undang ini selain penataan ruang ditujuka.-i untuk I •

meningkatkan kesejahteraan masyarakat, · juga me~indungi • anggota masyarakat yang nengalami kerugian akibat

rencana tata ruang dengan prinsip-prinsip pen~atriran hak

dan ganti ruqi yang layak. · Secara rinci hal ihi akan

diatur lebih lanjut dalam peraturan pelaksanaannya.

3. JAWABAN TERHADAP TANGGAPAN DAN PERTANYAAH FRAICSI PERSATUAK.

PBHBANGUNAN

3.1. Tanggapan Umum

a. Pernvataan Fraksi

Adalah adil, apabila peruntukan suatu kawasan dib~ritahu­

kan kepada rakyat, dan lebih•lebih penghuni kawa~an yang

bersangkutan.

21

ARMUS

Page 23: TERHADAP PEMANDANGAN UMUM' ATAS 3

Tanggapan Petnerintah

Asas keterbukaan merupakan salah satu asas dalam

Rancangan Undang-Undang ini agar masyarakat dapat I

mengetahui rencana tata ruang yang dtetapkan dan dengan

del\likian berpartisipasi aktif dalam pembangunan.

b. Pernyataan Fraksi

Ganti rugi diberikan kepada rakyat didasarkan atas musya­

war.ah antara calon pemakai dengan masyarakat yang

tergusur.

Tangdapan Pemerintah

Pemerintah sependapat dengan saran ini.

c. Pernyataan Fraksi

Menyangkut penataan ruang, Fraksi minta pen:ielasan dari

Pem·erintah apakah Rencana Undang-Undang ini ti;!lah

mencakup permasalahan t·ata guna dan peman:faatan t,anah'.

Tanqgapan Pemerintah

Jawabannya adalah, ya.

d. Pernyataan Fraksi

Apakah lebih praktis bila diketahui dulu bangunan . . yang

hendak dilaksanakan, baru: menentukan peruntukan kawrasan

atau wilayah yang telah dikenal1 fungs1~fungs~nya

sehingga keadaannya akan lebih :fleksibel (luwes). Dengan

kata lain, bahwa Tata Ruang tidak langsung meng~tur

peruntukan.

22

ARMUS

Page 24: TERHADAP PEMANDANGAN UMUM' ATAS 3

Tanggapan Pemerintah

Penataan ruang mempunyai jangkauan pembangunan ke depan

bukan bersifat reaktif terhadap pembangunan yang berjalan

tanpa arah. Perencanaan Tata Ruang mengar•hkan I

peruntukan kawasan sesuai de:ngan fungsi-fungsi\nya,

potensi, daya dukung wilayah, kebutuhan masyarakat\ dan

arah pembangunan yang dikehendaki. Dalam Rencana Teknis

Ruang mengatur langsung tata ruang, tata bangunan1

dan

persyaratan teknis dan sosial untuk pelaksa~aan

pembangunan.

I

Tata ruang mengarahkan pengaturan periatagunaan tanah !yang

tidak bisa dilepas dari penguasaan tanah. Oleh karena itu I

harus memperhatikan aspek penguasaan tanahnya.

Kebijaksanaan konsolidasi tanah merupakan car a

penyerasian penggunaan tanah dengan Rencana Tata ~uang

tanpa mengubah penguasaan tanahnya.

e. Pernyatijan Frak~i

Menentukan batas-batas fungsional dari suatu ru'1ng,

dl,perlukan data-data potensial dan atau aktual yang

terkandung dalam kawasan/wilayah, apakah hal ters•but

sudah tersedia.

Tanqgapan Pemerintah

'Dengan Rencana Struktur Tata Ruang (RSTR) Propinsi dan

Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) Kabupaten yang ·

sedang/telah disusun dan sedang/telah di-Perda-kan, s•rta

penetapan kawasan berfungsi lindung berdasarkan Keput\lsan

23

ARMUS

Page 25: TERHADAP PEMANDANGAN UMUM' ATAS 3

Presiden Nomor .32/1990, maka batas-batas funqsiqnal

tersebut ditetapkan. Data-data itu dapat diperoleh 4ari

badan pemerintahan yang terka.it.

f. Pernyataan_Fraksi

Tidak merusak lingkungan dan berkelanjutan untuk sebesar­

besar kemakmuran rakyat, harus di.artikan pula kemakmuran

rakyat yang dapat dinikmatl secara maksimal, berkelanjut­

a.n dan lestari.

Tanggapan Pemerintah

Pemerintah sependapat dengan pernyataan ini.

q. Pernyataan Fraksi

Apakah j angkauan Rencana Undang-Undang ini sa~pai

mengatur kemampuan teknologi memanfaatkan ruang untuk

keperluan lintas komunikasi, peralatan telekomunik4si,

pertahanan keamanan, perhubungan udara, jalan bawah tanah

dan lain-lain.

Tanggapan Pemerintah

Jawabannya, ya.

h. Pernyataan Fraksi

Rancangan Undang-Undang ini bermuara dan· beroperasi pada I

Pemerintah Daerah Tk. II. Apakah den1gan kewenangan, te~aga

dan fasilitas yang tesedia Pemerintah Daerah Tk.II mampu

menyusun dan mengoperasikan tata ru.ang secara baik.

24

ARMUS

Page 26: TERHADAP PEMANDANGAN UMUM' ATAS 3

Tanggapan Pemerintah

Pemerintah mengusahakan secara berlanjut peningkatan

kemampuan Pemerintah Daerah Tingkat II.

i. Pernyataan Fraksi

Siapa yang menjadi subyek hukum langsung dari Rancangan

Undang.;.Undang ini •

Tanggapan Pemerintah

Yang menjadi subyek hukum langsung adalah Pemerinti:ah,

masyarakat dan swa~ta.

j. Pernyataan Fraksi

Apakah pembenar atau tolok ukur yang akan. dipakai untuk

menentukan peruntukan.

Tanggapan Pemerintah

Tolok ukur dalam menentukan peruntukan ruang bergant.unq

pada fungsi sosial-ekonomi dan daya guna pemanfaatannya

dengan tujuan a~hir bagi setinggi-tingginya kesejahteraan

masyarakat lahir dan batin.

k. Pernyataan Fraksi

·Rencana Tata Ruang Daerah Tingkat I dan Daerah Tin,gkat, II

yang telah ada/disahkan di daerah .akan diubah/dimodifi!Ca­

si/ batal.

Tanggapan Pemerintah

Dalam mekanisme Perencanaan Tata Ruang ada proses rev~si

berkala untuk menilai kesesuaian rencana denqan

tujuannya. Perubahan-perubahan rencana Daerah Tingk~tI

25

ARMUS

Page 27: TERHADAP PEMANDANGAN UMUM' ATAS 3

dan Daerah Tingkat II akan dievaluasi sesuai de~gan

proses revisi berkala tersebut.

• Jawaban Pertanyaan

a. Pertanyaan Fraksi

Apakah pengaturan hukum atas ruang yang dirumuskan dfilam

Rancangan Undang-Undang ini dapat terlepas Sama seka1i

hubungannya dengan hukum yang berlaku pada bidang tanah.

Jowaban Pemerintah

Pengaturan Hukum atas ruang tidak dapat terlepas depgan

Hukum Pertanahah, .karena Rancangan Undang-Undang ten]tang

.Penataan Ruang merupakan Undang-Undang yang bersifat • - I

menyeltiruh dan terpadu dalam upaya pemanfaatan sumber

· daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya bu~tan

dengan penekanan mengatur keterpaduan dalam pemanfaatan

ruang daratan, ruang lautan dan ruang udara.

b. Pertanyaan Fraksi

Atas judul Rancangan Undang-Undang kenapa tidak Pokok­

Pokok Penataan Ruang atau Sistem Penataan Ruang dan mohon

dijelaskan lebih 1anjut tentang kedudukan hukum.

Jawaban Pemerintah

Semua Undang-Undang dari sudut hukum sama kedudukanpya.

Sehingga tidak membedakan undang-undang yang mengatur

ketentuan pokok dengan undang-undang lain. rang

membedakan u_ndang-undang satu dengan lainnya adalah

falsafah dasar, pertimbangan dan ~materinya.

26

ARMUS

Page 28: TERHADAP PEMANDANGAN UMUM' ATAS 3

c. Pertanyaan Fraksi

Maksud hirarkhi dan keterkaitan penataan ruang d•lam

Pasal 1 Rancangan Undang-Undang ini.

Jawaban Pemerintah

Maksudnya hirarkhi adalah adanya tingkatan-tingk~tan I

cakupan geografis dari Nasional, Daerah Tingkat I, ! dan· . I

I

Daerah Tingkat II di mana masing-masinq jenjang mempunyai

ketergantungan. Tingkat II sebagai operasional

pelaksanaan berpedoman pada Tingkat I dan Tinqk4t I

berpedoman pada tingkat Nasional. Masing ... masinq tingkatan

penataan ruang mempunyai ciri sesuai dengan sifat Reneana

Tata Ruang di atasnya.

d. Pertanyaan Fraksi

Beda wilayah dan 'kawasan.

Jawaban Pemerintah

Perbedaan ini t~rmaktub dalam Pa,sal 1 Rancangan Un<tang-

Undang ini.

e. Pertanyaan·Fraksi

Tumpang tindih pengertian Rencana Tata Ruang dan Penataan

Ruang.

Jawaban Pemerintab

Rencana Tata Ruang merupakan produk dari pr••ea penyusunan Rencana Tata Ruanq. Penataan Ruang aeli.puti

perencanaan tat a ruang_, pemanf aatan

pengendalian tata ruang.

27

ARMUS

Page 29: TERHADAP PEMANDANGAN UMUM' ATAS 3

f. Pertanyaan Fraksi

Pengertian ruang yang berkualitas.

Jawaban Pemerintah

Ruang berkuali tas adalah ruanq yang dapa·t menj:amin

kesejahteraan masyarakat secara merata dan·berlanjut~

q. Pertanyaan Fraksi

Kaitan antara tujuan pembangunan nasional Negara dengan

peranan penataan ruang.

Jawaban Pemerintah

Untuk mencapai tujuan pembangunan nasional, maka

pembangunan harus dijabarkan kedalam! dimensi ruang agar

jelas peranan dan fungsi masing-masing daerah mewujudkan

.tujuan pembangunan tersebut.

h. Pertanyaan Fraksi

Kenapa Rencana tata ruang Nasional ditetapkan oleh

Keputusan Presiden bukan oleh Peraturan Pemerintah.

Jawaban Pemerintah

Untuk menjaga konsistensi penataan ruang wilayah nasional

dengan. tujuan pembangunan nasional diperlukan

fleksibilitas yang ditnu~gkinkan oleh Keputusan Presid$n.

28

' '

ARMUS

Page 30: TERHADAP PEMANDANGAN UMUM' ATAS 3

4. JAWABAN PEMERINTAH ATAS PEMANDANGAN UMUM FRAICSI: PARTAI

DEMOKRASI INDONESIA

a. Keikutsertaan Masyarakat

Pengikutsertaan masyarakat. da.lam p_enataan ruang merupakan

aspek yang amat mendasar da.lam Rancangan Undang-Undang

tentang Penataan Ruang. Prinsip-pr insip pentinq

pengiku:tsertaan masyarakat dalam penataan-ruang ltleliputi

hal-hal pokok sebagai berikut

(a) Masyarakat berhak untuk ikut serta dalam penataan

ruang baik sebagai individu, kelompok dalam

masyarakat, badan usaha dan bentuk organisasi

lainnya;

(b) Masyarakat berhak untuk ikut serta dalam penataan

ruang baik secara langsung maupun melaluii Dewan

Perwakilan Rakyat di semua tingkatan pemerintahan;

(c) Masyarakat berhak untuk ikut serta dalam 'penataan I

ruang dengan mengajukan keberatan atas suatu rencana

tata ruang, dan terdapatnya mekanisme prosedµr untuk

menampung, menyalurkan, dan memperhatikan keberatan

ma~yarakat tersebut;

(d) Masyarakat selain berhak atas perlindung~n hukum

dalam pemanfaatan ruang, juga wajib ikut serta

· dalam melaksanakan, mengamankan, dan mewujudkan

pemanfaatan ruang sesuai dengan ketentuan 1 rencana

tata ruang;

29

ARMUS

Page 31: TERHADAP PEMANDANGAN UMUM' ATAS 3

(e) Untuk dapat ikut serta dalam penataan ruang,

masyarakat berhak atas informasi mengenai! rencana

tata ruang di daerah tempat tinggalnya;

(f) Dalam rangka menjamin keikutsertaan masyarak~t secara

luas dalam penataan ruang, Pemerintah ber~ewajiban

menyelenggarakan penyuluhan mengenai penataan ruang.

b. Masalah pengadaan peta untuk penataan ruanq.

M•ngenai masalah pemetaan dengan berbagai skala ol~h

berbagai instansi dan swasta yang berbeda-beda baik seqi

uluran, batas, luas, isi ketepatan dan sebaqainya yanq

1irtnyebabkan keraguan, kebinqungan dan kurang kepercayaan

IJJ,,.syarakat terhadap peta buatan Indonesia serita dapat

~imanfaatkan spekulasi, dapat dijelaska~ bahwa.dengan

4itetapkannya .skala peta dasar pada berbagai: tingkat

Jl.irarkhl perencanaan sebagaimana dimaksud Pasal 17

aancangan Undang-Undang ini dapat dihindark~n

kekhawatiran Fraksi POI.

Pemetaan sudah diatur dalam ketentuan peraturan

pemerintah. Besarnya skala disesuaikan dengan tingkat

kedetailan perencanaan sejalan dengan ting;Jcatan:hirarkhi

perencanaan.

·g. Dampak perubahan funqsi ruang.

Berkaitan dengan pertanyaan ·. mengenai t~rja.dinya

perubahan fungsi ruang yang membawa dampak yang dapat

merugikan negara dan masyarakat dengan menqam~il

30

ARMUS

Page 32: TERHADAP PEMANDANGAN UMUM' ATAS 3

contoh kasus daerah Bekasi dan Karawanq, dapat

di~elaskan sebagai berikut :

Sehubungan dengan proses peruJ:>ahan fungsi rua,ng dari :

lahan pertanian menjadi kawasan indust~i, maka

Pemerintah dengan. Keputusan Presiden Nomor 33 tahun

1990 telah menetapkan kriteria penetapan lokasi untulc

kawasan industri dan dengan tegas melarang pengqunaan

sawah produktif yaitu sawah beririgasi tekni~, untuk

dijadikan kawasan industri.

Pengairan dari Waduk Jatiluhur mengairi sawah irigasl

teknis. Dan karena itu perubahan fungsi ru~ng yang I

terjadi di sawah irigasi non-,tehnis di daerah Bekhsi dan I

Karawang tidak mempengaruhi pemanfaatan air waduk

tersebut.

P a D U t U p.

Demikianlah jawaban Pemerintah terhadap pemandan9an umum, Fraksi­

fraks i atas Rancangan Undanig-Undang tentang ·Penataari Ruanq,

dengan harapan agar dapat lebih memperjelas falsafah dasar, pola

p~kir, maksud dan tujuan, obyek ruang yang diatur, mekanisme

pengaturan, peran serta masyarakat, sanksi pidana dani perdata

dan lain-lain yang berkaitan ciengan peraturan pelaksanaannya. I

Pada prinsipnya, Pemerintah setuju-agar pembahasan Rancangan

Undang-Undang tentang Penataan· Ruang ini dilakukatj dengan .

seksama, mendalam, dan tidak tergesa-gesa. Dengan tetap berpegang

31

ARMUS

Page 33: TERHADAP PEMANDANGAN UMUM' ATAS 3

pada prinsip tersebut, kiranya Dewan yang terhormat sependapat

dengan Pemerintah untuk dapat menyelesaikannya menjadi ]Undang­

Undang dalam Masa Persidangan tahun ini.

Semoga jawaban Pemerintah ini akan m1embantu para Anggota Dewan I

Perwa.kilan Rakyat yang terhormat untuk membahasnya pad~ acara

Pembicaraan Tingkat III dalam waktu yang tidak terlalu lama.

Terima kasih.

Wassalammu a'laikum w.w.

Jakarta, 27 Januari 1992

Menteri Negara Kependudukai;t d kungan Hidup,

ARMUS