Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
MENTERINEGARA KEPENDUDUKAN DAN LINGKUNGAN HIOUP
JAWABAN PEMERINTAH
TERHADAP
PEMANDANGAN UMUM' ATAS
RANCANGAN UNDANG - UNO.ANG REPUBLIK INDONESIA
TENTANG
PENATAAN RUANG
ARMUS
Assalamu'alaikum w.w.
saudara Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat dan
saudara para Anggota Dewan yang saya hormati.
Atas nama Pemerintah, perkenankanlah saya mengucapkan terima
kasih atas pemandangan umum yang tel.ah disampaikan oleh Fraksi
fraksi angg~ta Dewan Perwakilan Rakyat yang terhormat.
Setelah mempelajari dengan seksama p~mandangan umum Fraksi
fraksi. Saya sangat gembira bahwa Dewan Perwakilan Rakyat dan
Pemerintah telah berpijak pada landasan dan pola pikir yang sama
dalam membahas Rancangan Undang-Undang tentang Penataan Ruang.
Pemerintah sependapat dengan Fraksi-fraksi bahwa Rancangan
Undancj-Undang tentang Penataan Ruang harus mencerminkan upaya
mengisi Kemerdekaan RI seperti yang diamanatkan oleh Pancasila
dan UUD 1945, dan bertuj~an meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Indonesia melalui pemanfaatan sumber daya ruang.
Demikian pula pola pikir Fraksi-fraksi Dewan Perwakilan Rakyat
yang terhormat sejalan deng~n Pemerintah mengenai peran dan
kedudukan. Rancangan Undang-Undang tentang Penataan Ruang s·ebagai
bagian yang tak _terpisahkan dari upaya mencapai tujuan
pembangunan nasional. Pemerintah merasakan keprihatinan yang sama
dengan Fraksi-fraksi Dewan Per~akilan Rakyat yang terhormat atas
banyaknya kasus masalah yang memberikan dampak yang merugikan
masyarakat sebagai akibat belum dapat dilaksanakannya penataan
ruang yang kita harapkan bersama. Pemerintah sangat menghargai
pandangan dan saran-saran Fraksi-fraksi Dewan Perwakilan Rakyat
ARMUS
yang terhormat untuk mengusahakan agar Raricangan Undang-Undang
ini memberikan pengaturan yang memadai qan melindungi hak-hak
rakyat ..
Seperti yang dikemukakan Fraks'i-fraksi o.ew.an Perwakilan Rakyat
maka Pemerintah menyadari pentingnya koordinasi atas pelbaga.l
kepentingan pemanfaatan ruang yang .d1atur dalam pelbaga1
peraturan/perundanq- an sektoral sehingga Kewenangannya berada dj
tangan pelbagai instansi sektoral.
Karena itu Pemerintah sependapat dengan Fraksi-fraksi Dewan
Perwakilan Rakyat yang terhormat bahwa mekanisme koordinasi perlu
mendapatkan kejelasan dalam Rancangan Undang-Undang-tentang
Penataan. Ruang ..
Pemerintah membagi jawaban untuk menanggapi hal-hal umum yang
disinggung oleh lebih dari · satu fraksi, dan yang secara khusus
disampaikan oleh fraksi tertentu. Atas dasar ini perkenankanlah
Saya niemberikan tanggapan, penjelasan dan jawaban sebagai
berikut :
A. MASALAH UMUM OLEH SEMUA FRAKSI
1. PernyAtaan Fraksi;
Haksud dan tujuan yang tersimpul dalam Rancangan Undang-Undang
tentang Penataan Ruang ini sangat penting m.aknanya dalam
memberi kepastian hukum, penyederhanaan hukum, dan kesatuan
hukum dalam mengatur kegiatan penataan ruang.
2
ARMUS
Tanggapan Pemerintah:
Sependapat dengan pernyataan yang disampaikan Fraksi-fraksi
bahwa Rancangan Undang-Undqng ini memang mempunyai maksud dan
tujuan seperti tersebut di atas.
2. Pernyataan Fraksi:
Rancangan Undang-Undang tentang Penataan Ruang yang mengatur
perenca:n.aan, pemanfaatan ruang, dan pengendaliannya adalah
untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Tanggapan Pemerintah:·
Pendapat Fraksi sejalan den~an pola pikir Pemerintah, bahwa
ruang wilayah Negara Indonesia merupakan karunia Tuhan Yang
Maha Esa kepada Bangsa dan Rakyat Indonesia menjadi tempat
bagi manusia dan makhluk hidup lainnya untuk hidu·p dan
melakukan kegiatannya. Karena itu, dengan Rancangan Undang
Undang ·tentang Penataan Ruang ini. dia.tur agar· ruang wilayah
dikembangkan sambil melestarikan fungsi lingkungannya sehingga
dapat meningkatk·an kesefahteraan Bangsa dan Rakyat Indonesia
secara berkelanjutan menuju masyarakat yang adil dan makmur
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
3. Pernyataan Fraksi:
Selama ini, proses penataan ruang khususnya di bida.ng
pertanahan merugikan masyarakat, seperti ganti rugi yang tidalc
memadai, terjadi paksaan, tekanan, pengusiran dan penggusuran
atas bangunan maupun tanah rakyat.
3
ARMUS
Tanggapan Pemerintah:
Untuk mencegah berlangsungnya praktek-praktek yang merugikan
rak.yat tersebut maka dalam Rancangan Undang-Undang 1 tentang
Penataan Ruang Pasal 15 Ayat (2) menyatakan bahwa setfap orang
berhak memperoleh ganti rugi .atas kerugian yang diqeritanya
sebagai akibat pelaksanaan kegiatan pembangunan yang sesuai
dengan Rencana rata Ruang. Selanjutnya penjelasan ~yat ini .
menerangkan bahwa ganti rugi diberikan kepada orang, 1pemeganq
hak atas ruang dan atau tanah, yang dapat membuktik~n bahwa
secara langsunq dirugikan akibat pelaksanaan fegiatan
pembangunan sesua1 Rencana Tata Ruang dan oleh perubahan nilai
ruang akibat penataan ruang. Dengan dem1kian, ketentu~n dalam
,pasal ini telah memberikan jaminan perltndungan terhadap orang
perorangan yang berhak dan yang secara iangsung dirugifkan.
Di samping itu Pasal 24 Ayat (2) menetapkan bahwa izin
pemanfaatan ruang. yang. diperoleh dengan itikad baik serta
yang telah ada sebelum dan berte:ntangan dengan Renc~na Tata I
Ruang Wilayah Daerah Tingkat II, apab1la dibatal~an oleh
Kepala Daerah sehingga menimbulkan kerugian dapat dfmintakan l
gariti rugi. Selanjutnya, diterangkan dalam Pe~jelasan
Rancangan Undang-Undang tentang Penataan Ruang bahwa perbuatan
hukum derigan i tikad bai.k dibukt:1..kan da lam proses p~radilan.
Ganti rugi kepada pihak yang menderita 1<erugian sebag"l akibat
pembatalan izin menjadi beban pemerintah
4 •. Pernyataan Fraksi.
Ran~angan Undang-Undang tentang Penataan Ruang p•rlu
mengandung prinsip-prinsip ·kelestarian kemampuan suinber daya
4
ARMUS
aJ,.am dan lingkungan hidup demi terwujudnya pemanfaatan ruang
yang.berkelanjutan.
Tanggapan Pemerintah:
Pendapat Fraksi sejalan dengan aspek yang diatur dalam Rencana
Tata Ruang bahwa penet~pan kawasan fungsi lindung dan kawasan
-budidaya didasarkan dengan memperhitungkan daya dukungnya.
D~lam Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang
Pengelolaan Kawasan Lindung,sudah ditetapkan langkah yang
harus dicapai agar setiap kawasan/ wilayah dapat berfu~gsi
secara maksimal. Hal tersebut tercermin dalam Pasal 3 huruf c
Rancangan Undang-Undang tentang Penataan Ruang antara lain:
* mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mengurangi dampak
negat~f terhadap lingkungan;
* meningkatkan pemanfaatan sumber daya· alam dan sumber da.ya
b~atan, ~ecara berdayaguna, berhasilguna, dan tepat~guna;
* mencegah terjadinya perbenturan kepentingan pehggunaan
sumber daya alam dan sumber· daya buatan.
5. Pernyataan Fraksi:
Tujuan penataan ruang yang berbunyi ''tercapainya pemanfaatan ·
ruang yang berkualitas untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang
cerdas dan sejahtera secara berkelanjutan" kurang dijabarkan
dalam. pasal-pasal berikutnya dalam Rancangan Undang-Undang·
tentang Penataan Ruang.
Tanggapan Pemerintah:
Pernyataan "bangsa yang cerdas dan sejahtera" mengungkapkan
5
ARMUS
suatu kondisi bangsa yang. ingin dicapai sebagai hasil penataan
ruang, sesuai amanat Pasal 33 Ayat (3J Undang-Undang Dasar
1945. Sebingga basil penataan ruanq berwujud pemanfaatan ruanq
berkualitas bagi kebidupan merupakan salah satu pras·yarat
untuk tercapainya kondisi tersebut. Oleh karena itu, Undanq
Undang ini mengatur tata cara pemanfaatan ruanq secara
berkelanjutan agar basilnya mendukung terwujudnya kehidupal_l
bangsa yang cerdas dan sejahtera.
Penjabaran terhadap tuiuan dari penataan ruahg. (Pasal 3) telab
ada dalam beberapa rumusan Pasal · selanjutnya yaitu, antara
lain : Pasal 7 ayat (1) a, b, dan c; Pasal s; Pasal 10; Pasal
13 dan 14; Pasal 15 dan 16.
6. Pernyataan Fraksi:
Dalam pengaturan peman.taatan ruang, pr1nsip keterbukaan, harus.
dipegang teguh, sehingga Segala sesuatu yang telah , disusun
dalam Rencana Tata Ruang tidak ada yang tersembunyi dan dapat
diketahui rakyat.
Tanqqapan Pemerintah:
Pendapat Fraksi sejalan denqan asas yang tertuanq dalam
Raneangan · Undang-Undang ten tang Penataan Ruanq. A&iUI
keterbukaan merupakan salah satu as.as dalam Rancangan UndafMJ•
Undang tentang Penataan Ruang. Dengan asas keterbukaan
tersebut diharapkan masyarakat dapat mengetahui Rencana Tata
. Ruanq sehinqga ·dapat berpartisipasi aktif dalall pem~nqunan.
Keikut-sertaan masyarakat merupakan hal penting dalam penataan
ruanq karena pada akhirnya basil penataan ruang adalah unt1*
6
ARMUS
keperttingan masyarakat. Dalam keikut-sertaannya ini,
masyarakat berperan sebagai mitra pemerintah dalam penataan
ruang. Dalam menjaiankan peranannya itu, masyarakat
mendayagunakan kemampuannya secara aktif sebagai sarana untuk
k~ikut-sertaan masyarakat dalam mencapai tujuan penataan
ruang. Peran serta masyarakat dalam penataan ruang dapat •
diselenggarakan baik secara orang perorangan atau kelompok.
Hak setiap orang dala:m penataan ruang Indonesia dapat
diwujudkan dalam bentuk bahwa setiap orang dalam batas-batas
tertentu dapat mengajukan usuli memb3ri saran, atau mengajukan
keberatan kepada pemerintah dalam rangka penataan ruang"
Di Daerah Tingkat I . dan II, bentuk peran serta masyarakat
secara formal dan ·kelembagaan terwujudkan dalam proses
penetapan Rencaria Tata Ruang dalam Peraturati Daerah yang
bersangkutan. Keikut-sertaan masyarakat di Daeiah Tingkat II
menjadi penting karena R.encana Tata ~uang ~ada tingkat ini
bersifat operasional .. Rencana . Tata Ruang di Daerah Tirigkat I
dan Nasional bersifat kebijaksanaan yang bersumber _dari GBHN
dan Repelita. Mengingat kompleksitas keikut•sertaan
masyarakat, tata laksananya perlu dijabarJtan lebih lanjut JC• dalam Peraturan Pemerinta.h.
7 •. PernyataanFraksi:
•
Dalam menyusu~ Rancangan Undang-Undang teiltang Penataan Ruang~ .. maka pertama~tama harus ditentukan batas ru.ang yang akah
ditata.
7
ARMUS
Tanggapah Pemerintah:
·sebagaimana yang dicantumkan dalam Bab Ketentuan Umum ~a.sal 1
mengenai pengertian~pengertian, maka pengertian ruang di
Rancangan Undang-Undang ini adalah ruang wilayah Negara
Republik Indonesia sebagaimana dit-etapkan dalam Undang-undang
Nomor 4 Prp Tahun 1960 dan perjanjian garis batas wilayah
Negara dengan negara tetangga.
Disadari bahwa pengertian ruang udara dan ruang lautan perlu
lebih dipertegas dalam kerangka satu kesatuan ruang wilayah.
Meskipun pengaturan penataan ruang
dapat di tetapkan secara terpusat
udara dan ruang lautan
namun tidak tertutup
kemungkinan agar Pemerintah Pusat dapat melimpahkan sebaqian
wewenang pemanf aatan ruang lautan 'kepada Daerah Tingkat I dan
Daerah Tingkat II~
8. fernyataan Fraksi:
Rancangan Undang-Undang tentanq . Penataan Ruang supaya
memberikan jaminan bagi terselenggaranya pembangunan na.sional.
secara. selaras, serasi dan · seimbang pada ·bi.dang kesejahteraa.n
dan bidang keamanan.
Tanggapan Pemetintah:
Hal tersebut telah ditampung dalam Pasal 3 Rancangan Undanq
Undanq tentang Penataan Ruang yang mengatur mengenai tujuan
Penataan Ruang pada butir a yang berbunyi : "Penataan R\1an9
bert·ujuan terselenggaranya Pemanfaatan Ruang yang berlandaskan
Wawasan Nusantara dari Ketahanan Nasional" .. Dalam rumusan Pasal
tersebut Pemerintah menyadari bahwa Peman:faatan Ruanq atau
8
ARMUS
' '
pembinaan wilayah harus senarttiasa me~p•rti~bangkan
kepentingan kesejahter~an dan keamanan·· secara terpadu sesuai
dengan Doktrin Dasar Nasional Wawasan Nusantara dan I<atahanan
Nasional.
Menanggapi pertanyaan mengenai penjelasan Pasal. 10 ayat (1)
Rancangan Undang-Undang tentang Penataan Ruang bahwa kegiatan
perencanaan Tata Huang untuk fungsi Pertahanan Keamanan, dapat
dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan ••sifat yang khusus•
dalam Rancangan Undang-Undang ini .adalah pertimbangan )teamanan
yang mungkin harus didahulukan terhadap pertimbangan : lainnya
dan sifat keterbukaan· informasi yang mufiqkin sulit diterapkan
disinl.
9. Pernyataan Fraksi:
Sekarang ini sedang dibahas pula oleh _Dewan yang terhormat
Rancangan Undang-Undang tentang Perumahan dan Permuklman dan
Rancangan Undang-Undang ten tang Budidaya Tanaman.
Dipertanyakan tent;ang bagaimana. ?ceterkai tan antazra .tedua
Rancangan Undang-Undang terseb.ut dengan .Rancangan tJndang*
Undang tentang Penataan Ruang.
Tanggapan Pemerintah:
Penyusunan Rancangan undang-undang tentang Penataan ~uanq ini
telah dilakukan dengan k9nsultasi inter...;departemental sehlngga
penyusunan Rancangan Undam;i-undang lainnya sep.erti Rancangan
. Undang-Undang · tentang Perumahan dan Permukiman dan R.ancangan
Undang-Undang tentang Budidaya Tanaman audah serasi.
9
ARMUS
Misalnya, dalam Rancangan Undang-Undang tentang Peru~ahan dan
Permukiman disebutkan bahwa Pemerintah Daerah Tingkat II
menetapkan · wilayah-wilayah yang s 1esuai dengan . Renc~na Tata
Ruang, sebagai kawasan siap b~ngun yang ~ilengk~pi oleh
prasarana dan sarana lingkungan untuk dikembangkanl menjadi
perumahan dan permukiman.
Demikian pula halnya dengan Rancangan Undang-Undang tentanq
Budidaya Tanaman. Pasal 36 .dan Pasa.l 37 mengatur: tentang
peruntukan lahan budidaya tanaman sudah sejalari dengan
konsepsi penataan ruang.
Oleh karena itu, Pemerintah berpendapat bahwa penyelesaian
Rancangan Undang-Undang tentang Perumahan dan Permuki~an serta
Rancangan Undang-Undang tentang Budidaya Tanaman dapat terus
dilakukan sesuai dengan jadwal yangtelah ditetapkan.
10.Pernyataan Fraksi:
Rancangan Undang-Undang· tentang Penataan Ruang yang sedang
dibahas ini bermuara dan beroperasi pada Pemerinta')l Daerah ·
ringkat II. Rencana Tata Ruang Wilayah Daerah Tingkat.II perlu
disusun sedemikian rupa karena izin pembangunan atau izin i
lokasi pemanfaatan ruang harus sesuai dengan ketentqan dalam
rencana tersebut yangmengatur alokasi pemanfaatan ru~ng. i
Tanqqapan P.emerintah:
Rencana Tata Ruang Wilayah Daerah Tingkat I menjadil pedoman
untuk: pengarahan lokasi investasi dan mer:upakan dasa:t dalam
pgnqawasan terhadap perizinan lokasi pembanqunan. Rencana Tata
10
ARMUS
Ruang . Wilayah Daerah Tingkat II menjadi pedoman untuk
penetapan lokasi inyestasi dan merupakan dasa~ dalam
mengeluarkan perizinan lokasi pembanqunan. Sesuai denqan
· otonomi daerah dan Rancanqan Undang-Undang ini, rencana ta ta
ruang wilayah daerah tersebut dit~tapkan dengan Peraturan
Daerah, sehingga rencana tata ruang daerah bersangkutan dapat i
berfungsi sebagai pedoman dan menjadi dasar bag.i perizinan
19kasi pembangunan di daerah.
ll.P9rnyataan Fraksi:
Dewasa ini telah banyak Daerah Tingkat I dan Daerah T$.ngkat II
yang memiliki Rencana Tata Ruang dan telah· dikukuhkan menjadi
Peraturan Daerah.
Tanggapan Pemerintah:
Dalam mekanisme perencanaan tata ruang ada prose~ revisi
berkala untuk menilai kesesuaian rencana dengan tujuannya.
Perubahan-perubahan Rencana Tata Ruang Wilayah Daerah Tingkat j
I dan Daerah Tingkat ·11 d-ievaluasi sesuai dengan proses revisi : '
berkala tersebut untuk dilakukan penyesuaiannya dan
penyempurnaannya
Di dalam Rancangan Undang-Undang in1 diatur kemungkinan adanya
peninjauan dan perubahan terhadap rencana .tata ruang. Olah i
karena itu Peraturan Daerah Rencana Tata Ruang yang sudah ada
d•pat ditinjau·kembali untuk kemudian disesuaika~ den9an
Undang-Undang tentanq Penataan Ruang
11
ARMUS
12.Pernyataan Fraksi: I
Rancangan Undang-Undang tentang Penataan Ruang perlu , mengatur
sanksi pidana baik pelanggaran maupun kejahatan untuk
kepastian hukum dan keadilan hukum.
Tanggapan Pemerintah:
Suatu penyimpangan terhadap Rencana Tata Ruang adalah;kegiatan
pemanf aatan ruang yang tidak sesuai dengan Rencana Tata Ruang
yang berlaku sesuai dengan peraturan perundang-undang~n.
Penyelenggaraan penataan ruang yang dilaksanakan Pemerintah,
sebagaimana bunyi Pasal 4 ayat (1)1, yang mengandung k$wajiban
kewajiban dan wewenang-wewenang dalam.bidang hukum publik yang
, telah diatur KUHP dan · Undang-Undang sebelumnya. Sehingga
sanksi baik hukuman :maupun denda dilakukan berd.asarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan tidak perlu
secara eksplisit dicantumkan dalam pasal Rancangan Undang
Undang tentang Penataan Ruang ini. Misalnya pemanfaatan ruang
yang mengakibatkan melanggar keutuhan Kawasan su•ka Alam
sesuai , dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 ' tentang
Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, :dipidana
dengan pidana penjara paling lama 10 tahun dan denda paling
banyak Rp~200.ooo.ooo,-.
13.Pernyataan Fraksi:
Peman.taatan ruang di beberapa daerah seperti Kawasan Puncak
masih sering menimbulkan keluhan karena sulit dit~rtibkan
peruntukannya·sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang yang telah
ditetapkan.
12
ARMUS
Jawaban Pemerintah:
Rencana Umum Tata Ruang Kawasan Puncak merupakan dasar dan
pedoman tindakan-tindakan penertiban yang dilakukan Pemerintah
Daerah Tingkat I Jawa Barat dan Piemerintah Daerah Tirlgkat II
Bogor, Cianjur, dan Tangerang. Dalam melaksanakan tindakan I
penertiban ini Pemerintah memperhatikan dan menghorm~ti hak
hak atas tanah yang masih berlaku. Oleh karena itu, izin yang I
masih berlaku belum dapat ditertibkan.. Tetapi izin ini tidak
akan diperpanjang sehingga penertibannya dilaksanakan setelah
izin tersebut habis masa berlakunya.
Sementara in1 Pemerintah Daerah Tingkat II Cianjur Boger.
dan .Tangerang terus memantau perkembangan pembangunan1baru di
lapangan yang t;idak sesuai · dengan Rencana Umum · Tata. Ruang
serta Rencana Detail Tata Ruang dan Izin Mendirikan ~angunan
(IMB)-nya. Dalam Operasi Wibawa Praja. beberapa bangunan yang I
tidak sesuai dengan pemanfaatan ruang telah mendapat it.indakan
yang dimulai dengan peringatan sampai tindakan penyegelan dan
pembongkaran
14.Pernyataan Fraksi:
Pemerintah Singapura membeli pasir dari Indones~a untuk I
menimbun pantainya agar daratannya makin luas untuk
kepentingan pembangunan.
Jawaban Pemerintah:
Pasir untuk reklamasi yang diambil dari dasar laut, sekitar
Pulau Batam merupakan basil pengerukan yang diperlu~an untuk i
13
)
ARMUS
·pendalaman alur bagi transportasi laut. Pasir laut tersebut
diperlukan Singa~ura untuk reklamasi wilayahnya dan tidak
mempengaruhi batas wilayah antara Indonesia dengan Singapura ..
B. MASALAB KHUSUS
1. JAWABAN TERHADAP TANGGAPAN DAN PERTANYAAN FRAKSI KARYA
PEMBANGUNAN
1.1. ~nggapan Umum:
a .. Berkenaan dengan harapan bahwa Rancangan Undang;..Undanq
tentang Penataan Ruang secara mendasar mengikat eemua
aparat Pemerintah dan masyarakat, maka Raricangan
Undang-Undang tentang Penataan Rua.ng perlu mengatur
hubungan antara Pemerintah dan warganegara, serta
mengatur hubungan sesama warganegara sendiri. Hal
tersebut telah tertuang dalam Pasal 4 ..
b. Tentang prinsip-prinsip kelestarian k~mampuan
sumberdaya alam dan lingkungan hidup, Rancangan
Undanq-Undang ten tang Penataan · Ruang ini
menempatkannya pada asas-asas seperti tertua(.1_g dalam
Pasal 2 Raricangan Undang-Undang ini.
c .. Dalam hal mencegah luas pemilikan tanah secara
berlebihan, telah diatur dalam Undang'""Undang Nomor 5
Prp .. Tahun 1960 tentang Luas Maksimum dan Luas: Minim.Um
Pemilikan Tanah Pertanian.
14
ARMUS
d. Berkenan dengan pernyataan · bahwa telah b~nyaknya
perat.uran perundang-undangan dikeluarkan berkaitan
dengan pemanfaatan ruang, maka Rancangan Undang-undang
tentanq Penataan Ruang ini dimaksud untuk
memadukannya.
e •. Mengenai .penjelasan yang diminta tentang perlu.
disempurnakannya ~ebijaksanaan m~ng,nai t~t~ guna
tanah, dapat dijelaskan bahwa Rancangan Undapg-Undan9
ini memberi dasar hukum untuk mengkoordinasikan
pengelolaan tata quna tanah dalam kerangka ta~ rua·nCJ.
I
f. Pemerintah sedang melakuka:n langkah-langkah penyempur-
naan Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK}, antara lain
dengan melaksanakan pengkajian ulang dan identifikas1
permasalahan TGHK untuk mengetahui keadaan pehggunaan
hutan di tiap propinsi.
q. Penjelasan. yang diminta mengenai kepastian huk\111 1
penyederbana.an hukum dan keaatuan huku•, pada
·prinsipnya secara implisit sudah terkandun;q dalaa
setiappasal-pasal Rancangan Undang-Undang ini.
Dalam hal kepastian hukum, Rancanqan Undanq-Un¢1anq int
memuat pasal-pasal tentang hak dan kewajiban terba.dap
manfaat dan kualitas tata ruanq.
Dalam hal. penyederhanaan hukum, Rancangan :Undanw• i
u_ndang mengatur proses dan prosedur perizinan-n1a
secara lebih sederhana.
Rancan9an Undanq-Undang ini diharapkan menqakbmoda81•
15
ARMUS
kan berbagai kepentinqan sehingga dapat te~angkum
dalam satu kesatuan sistem hukum.
1.2. Jawaban Pertanyaan:
a. Pertanyaan Fraksi:
Dalam Rancangan Undang-Undang tentang Penataan Ruang
ini Par;al B ·ayat (1) disebutkan bahwa "Penataa.Q ruang
dilakukan oleh Pemerintah dengan sejauh mungkin
mengikutsertakan masyarakat". Kata "sejauh tnungkin"
· berkonotasi :takul tati:f.
Jawaban Pemerintah:
Pemerintah mengerti usul untuk menghilangkan kata
"sejauh mungkin" tersebut. Namun harus diingat, bahwa
dalam kenyataan tidak selamanya keikutsertaan rakyat
dapat sepenuhnya dilaksanakan apabila kondisinya belum
memungkinkan, misalnya dalam hal adanya keterpatasan
komunikasi. Maka hal ini dapat dijadikan pertimbangan
dalam menyusun Rancangan Peraturan Pemerintah m~nqatur I
tata cara partislpasi masyarakat.
·b. Pertanyaan Fraksi: ' Konsistensi ketentuan-ketentuan dalam Undang ... undang
ini· dengan ketentuan dalam Undang-undang atau
Peraturan Pemerintah yang telah ada yang m~ngatur
peman:taatan ruang lautan (sampai Zona ikonom1
Eksklus;Lf), ruang udara, dan ruang daratan.
16
ARMUS
Jawaban·Pemerintah:
Dalam . Pasal 1 butir 1 Rancangan . Undang-Undang ini
telah menunjuk pada unsur-unsur ruang' wilayah Negara,
-yang selalu menggtinakan. ketiga unsur ruang· da~atan,
ruang lautan, dan rua.ng udar.a sebagai satu kesatuan.
Pengertian daratan di sini adalah segala daratan
termasuk seqala perairan darat pada sisi darat dari
garis laut terendah seperti te:r:-maktub dala~ undang
Undanq Nomor 4 Prp tahun 1960 tentang Perairan. _!
Penge~tian lautan meliputi ~ir laut, teluk, selat dan
segala· perairan pada sisi laut dari garis air -laut
terendah. Ruang lautan adalah ruang yang ada di. atas
dan di .bawah permukaan laut. · Pengertian ruang . udara
meliputi udara diatas mana Republik Indonesia mellliliJd
Yurisdiksi penuh.
c. Pertanyaan Fraksi:
Dasar · pertimbangan waktu Rencana Tata Ruang ~ilayah
Nasional berjangka waktu 25 tahun, Rencana Tata: Ruang
Wilayah Daerah Tingkat I berjangka waktu 15 tahun,
Rencana Tata Ruang Wilayah Daerah Tingkat II beijanglca
waktu 10 tahun.
Tanqgapan Pemerintah:
Jangka waktu Rencana Tata Ruang Wilayah Na~ional
ditetapkan 25 .tahun karena ia mengacu kepada Garis
garis- Besar Haluan Negara beserta Pola Pemb~ngunan
Jangka Panjang (PPJP) 25 tahun. Rencana Tata Ru~ng ini
17
ARMUS
I
menjabarkan arahan GBHN d.an PPJP tersebut ke dalam
strategi pemanfaatan ruang untuk kurun waktu 2~ tahun.
Rencana Tata Ruang Wilayah Daerah Tingkat I
menjabarkan lebih lanjut Rencana Tata Ruang iWilayah
Nasional ke· dalam struktur tata ruang wilayah' Daerah
Tingkat I Propinsi dan jangka waktunya ditetapkan 15 l
tahun, _didasarkan atas pertimbangan bahwa seshdah 15
tahun diperlukan penyusunan Rencana Tata Ruahg baru l
sebagai akibat perkembangan teknologi, sosial-ekonomi,
dan sosial-budaya serta dinamika masyarakat dalam
membentuk struktur tata ruiang. Penetapan jangka waktu.
inipun dikaitkan dengan masa jabatan .Gubernur! Kepala
Daerah yang· berlangsung paling lama dalam dua masa
jabatan, yaitu 10 tahun. Sehingga konsti.stensi I
I
pemanfaatan Rencana Tata Ruang dapat dijaga dan
dipelihara agar Pejabat baru tidak selalli harus
membuat rencana baru m~lainkan menerusk~n dan
menyemnpurnakan rencana yang telah ditetapka.n. 1
Rencana Tata Ruang'""Wilayah Daerah Tingkat II, sebagai.
penjabaran . lebih · 1anjut Rencana Tata Ruang Wilayah
Daerah Tingkat I, merupakan pedoman pelaksanilan
pemanfaatan ruang wilayah Daerah ~ingkat I~, yanq
bersifat operasional dan dapat menampung pemt>angunan
f isik dan perubahan sosial ekonomi yang beruba~ dengan
·pesat dan biasanya timbul setelah satu dekade~ Karena
itu, Rencana Tata Ruang Wilayah Daerah Tingkat II
ditetapkan berjangka waktu 10 tahun.
18
ARMUS
d. Pertanyaan Fraksi:
Apa yang dimaksudkan dengan rumusan : "Undangi'"'undang
ini menjadi landasan untuk menilai dan pedoma* untuk
menyesuaikan 'semua peratur;an perundang-undang;tm yang
memuat ketentuan tentang pemanfaatan ruang. yang kini
telah berlaku".
Jawaban Pemerintah:
Dalam Penjelasan (bagian Umum butir 5) dis~butkan I
bahwa Undang-Undang ini menjadi landasan untuk menilai
dan pedoman untuk menyesuaikan semua pe~aturan
perundang-undangan yang memuat ketentuan tentang segi
seg i pemanfaatan ruang yang kini telah berlaku.
Peraturan perundang-undangan yang dimaksud antara lain
mengenai pengairan, keagrariaan, keh~tanan,
pertambangan, perkotaan, transmigrasi, perindu:strian,
perikanan, jalan,, zona ekonomi eksklusif, pe;rumahan
dan permuki~an, kepariwisataan, perhubungap, . dan
sebagainya. Dengan dem.ikian, semua pe*aturan I
perundang-undangan tersebut di atas dapat te:rang~um
dalam satu sistem hukum penataan ruang di Indonesia. i
Pasal 29 meneqaskan bahwa "Peraturan~petaturan
pelaksanaan yang berkaitan dengan penataan ruang,yang
telah ada tetap berlaku sepanjang tidak · bertentanqan
dan belum diganti berdasar Undang-Undangi ini•;
sedangkan, Ordonansi PembentuJtan Ko ta
(Stadsvormingordonanntie) S.1948-168 dinyatakah tidak:
berlaku, seperti ditegaskan dalam Pasal 28.
19
ARMUS
JAWABAN PBDRINTAB 'l'ERBADAP PERTANYAAH DARI l'RAKSI ABRI
.1. Jawaban Pertanyaan
a. Perubahan Judul
Atas usul merubah judul Rancangan Undang-Unda~g ini ·
menjadi Rancangan Undang-Undang tentanq Penataan. Ruanq
Wilayah Negara, perlu dijelaskanbahwa pengertian "Ruanq"
dalam Rancangan Undang-Undang Penataan Ruang ini ,sudah
secara implisit mengandung pengertian ruang wilayah
negara sebaqaimana tercantum dalam Bab Ketentuan UmUm.
b. Kawasan Tertentu
Yang dimaksud dengan kawasan tertentu adalah kawasan yang
diberi prioritas dan nilai strategis dalam penataan ruang
wilayah sebagaimana tercantum dalam penjelasan Pasal 6
ayat (3) baik ~erupa kawasan lindunq, kawasan budidaya
maupun mencakup keduanya, contohnya : Kawasan Pengelnbanq•
an Jabotabek, Gerbangkertasu.sila dan kawasan Bogor
Puncak-cianjur.
Alasan kawasan tertentu tidak dimas\})tkan sebaqai :fungal
utama, karena kawasan tertentu ini dapat berada di, dalaa ·
salah satu atau kedua fungsi utama lindunq dan budfclaya~
c. Kewenangan
untuk menjamin agar pemanfaatan ruang sesuai fiengan ;,
rencana tata ruang dan peraturan perundanqan yang
20
ARMUS
berlaku, maka hal ini diatur dalam Pasal 19 aya.t (2),
Pasal 20 ~yat' (3), dan Pasal 21 ayat (3).
Untuk menghindari tumpang tindih dalam pemanfaatart ruanq,
Rancangan Undang-Undang ini mengaturnya dalam Pasal 27
yang menunjuk seorang Menteri· diberi tug as
mengkoordinasikan penataan ruang •
. d. Hak. Masyarakat
Untuk dapat menjamin tetap terwujudnya keseja~teraan
masyarakat dengan tetap menghargai legalit~s hak I
I
masyarakat dalam penataan ruang, maka dalam Rancangan
Undang-Undang ini selain penataan ruang ditujuka.-i untuk I •
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, · juga me~indungi • anggota masyarakat yang nengalami kerugian akibat
rencana tata ruang dengan prinsip-prinsip pen~atriran hak
dan ganti ruqi yang layak. · Secara rinci hal ihi akan
diatur lebih lanjut dalam peraturan pelaksanaannya.
3. JAWABAN TERHADAP TANGGAPAN DAN PERTANYAAH FRAICSI PERSATUAK.
PBHBANGUNAN
3.1. Tanggapan Umum
a. Pernvataan Fraksi
Adalah adil, apabila peruntukan suatu kawasan dib~ritahu
kan kepada rakyat, dan lebih•lebih penghuni kawa~an yang
bersangkutan.
21
ARMUS
Tanggapan Petnerintah
Asas keterbukaan merupakan salah satu asas dalam
Rancangan Undang-Undang ini agar masyarakat dapat I
mengetahui rencana tata ruang yang dtetapkan dan dengan
del\likian berpartisipasi aktif dalam pembangunan.
b. Pernyataan Fraksi
Ganti rugi diberikan kepada rakyat didasarkan atas musya
war.ah antara calon pemakai dengan masyarakat yang
tergusur.
Tangdapan Pemerintah
Pemerintah sependapat dengan saran ini.
c. Pernyataan Fraksi
Menyangkut penataan ruang, Fraksi minta pen:ielasan dari
Pem·erintah apakah Rencana Undang-Undang ini ti;!lah
mencakup permasalahan t·ata guna dan peman:faatan t,anah'.
Tanqgapan Pemerintah
Jawabannya adalah, ya.
d. Pernyataan Fraksi
Apakah lebih praktis bila diketahui dulu bangunan . . yang
hendak dilaksanakan, baru: menentukan peruntukan kawrasan
atau wilayah yang telah dikenal1 fungs1~fungs~nya
sehingga keadaannya akan lebih :fleksibel (luwes). Dengan
kata lain, bahwa Tata Ruang tidak langsung meng~tur
peruntukan.
22
ARMUS
Tanggapan Pemerintah
Penataan ruang mempunyai jangkauan pembangunan ke depan
bukan bersifat reaktif terhadap pembangunan yang berjalan
tanpa arah. Perencanaan Tata Ruang mengar•hkan I
peruntukan kawasan sesuai de:ngan fungsi-fungsi\nya,
potensi, daya dukung wilayah, kebutuhan masyarakat\ dan
arah pembangunan yang dikehendaki. Dalam Rencana Teknis
Ruang mengatur langsung tata ruang, tata bangunan1
dan
persyaratan teknis dan sosial untuk pelaksa~aan
pembangunan.
I
Tata ruang mengarahkan pengaturan periatagunaan tanah !yang
tidak bisa dilepas dari penguasaan tanah. Oleh karena itu I
harus memperhatikan aspek penguasaan tanahnya.
Kebijaksanaan konsolidasi tanah merupakan car a
penyerasian penggunaan tanah dengan Rencana Tata ~uang
tanpa mengubah penguasaan tanahnya.
e. Pernyatijan Frak~i
Menentukan batas-batas fungsional dari suatu ru'1ng,
dl,perlukan data-data potensial dan atau aktual yang
terkandung dalam kawasan/wilayah, apakah hal ters•but
sudah tersedia.
Tanqgapan Pemerintah
'Dengan Rencana Struktur Tata Ruang (RSTR) Propinsi dan
Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) Kabupaten yang ·
sedang/telah disusun dan sedang/telah di-Perda-kan, s•rta
penetapan kawasan berfungsi lindung berdasarkan Keput\lsan
23
ARMUS
Presiden Nomor .32/1990, maka batas-batas funqsiqnal
tersebut ditetapkan. Data-data itu dapat diperoleh 4ari
badan pemerintahan yang terka.it.
f. Pernyataan_Fraksi
Tidak merusak lingkungan dan berkelanjutan untuk sebesar
besar kemakmuran rakyat, harus di.artikan pula kemakmuran
rakyat yang dapat dinikmatl secara maksimal, berkelanjut
a.n dan lestari.
Tanggapan Pemerintah
Pemerintah sependapat dengan pernyataan ini.
q. Pernyataan Fraksi
Apakah j angkauan Rencana Undang-Undang ini sa~pai
mengatur kemampuan teknologi memanfaatkan ruang untuk
keperluan lintas komunikasi, peralatan telekomunik4si,
pertahanan keamanan, perhubungan udara, jalan bawah tanah
dan lain-lain.
Tanggapan Pemerintah
Jawabannya, ya.
h. Pernyataan Fraksi
Rancangan Undang-Undang ini bermuara dan· beroperasi pada I
Pemerintah Daerah Tk. II. Apakah den1gan kewenangan, te~aga
dan fasilitas yang tesedia Pemerintah Daerah Tk.II mampu
menyusun dan mengoperasikan tata ru.ang secara baik.
24
ARMUS
Tanggapan Pemerintah
Pemerintah mengusahakan secara berlanjut peningkatan
kemampuan Pemerintah Daerah Tingkat II.
i. Pernyataan Fraksi
Siapa yang menjadi subyek hukum langsung dari Rancangan
Undang.;.Undang ini •
Tanggapan Pemerintah
Yang menjadi subyek hukum langsung adalah Pemerinti:ah,
masyarakat dan swa~ta.
j. Pernyataan Fraksi
Apakah pembenar atau tolok ukur yang akan. dipakai untuk
menentukan peruntukan.
Tanggapan Pemerintah
Tolok ukur dalam menentukan peruntukan ruang bergant.unq
pada fungsi sosial-ekonomi dan daya guna pemanfaatannya
dengan tujuan a~hir bagi setinggi-tingginya kesejahteraan
masyarakat lahir dan batin.
k. Pernyataan Fraksi
·Rencana Tata Ruang Daerah Tingkat I dan Daerah Tin,gkat, II
yang telah ada/disahkan di daerah .akan diubah/dimodifi!Ca
si/ batal.
Tanggapan Pemerintah
Dalam mekanisme Perencanaan Tata Ruang ada proses rev~si
berkala untuk menilai kesesuaian rencana denqan
tujuannya. Perubahan-perubahan rencana Daerah Tingk~tI
25
ARMUS
dan Daerah Tingkat II akan dievaluasi sesuai de~gan
proses revisi berkala tersebut.
• Jawaban Pertanyaan
a. Pertanyaan Fraksi
Apakah pengaturan hukum atas ruang yang dirumuskan dfilam
Rancangan Undang-Undang ini dapat terlepas Sama seka1i
hubungannya dengan hukum yang berlaku pada bidang tanah.
Jowaban Pemerintah
Pengaturan Hukum atas ruang tidak dapat terlepas depgan
Hukum Pertanahah, .karena Rancangan Undang-Undang ten]tang
.Penataan Ruang merupakan Undang-Undang yang bersifat • - I
menyeltiruh dan terpadu dalam upaya pemanfaatan sumber
· daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya bu~tan
dengan penekanan mengatur keterpaduan dalam pemanfaatan
ruang daratan, ruang lautan dan ruang udara.
b. Pertanyaan Fraksi
Atas judul Rancangan Undang-Undang kenapa tidak Pokok
Pokok Penataan Ruang atau Sistem Penataan Ruang dan mohon
dijelaskan lebih 1anjut tentang kedudukan hukum.
Jawaban Pemerintah
Semua Undang-Undang dari sudut hukum sama kedudukanpya.
Sehingga tidak membedakan undang-undang yang mengatur
ketentuan pokok dengan undang-undang lain. rang
membedakan u_ndang-undang satu dengan lainnya adalah
falsafah dasar, pertimbangan dan ~materinya.
26
ARMUS
c. Pertanyaan Fraksi
Maksud hirarkhi dan keterkaitan penataan ruang d•lam
Pasal 1 Rancangan Undang-Undang ini.
Jawaban Pemerintah
Maksudnya hirarkhi adalah adanya tingkatan-tingk~tan I
cakupan geografis dari Nasional, Daerah Tingkat I, ! dan· . I
I
Daerah Tingkat II di mana masing-masinq jenjang mempunyai
ketergantungan. Tingkat II sebagai operasional
pelaksanaan berpedoman pada Tingkat I dan Tinqk4t I
berpedoman pada tingkat Nasional. Masing ... masinq tingkatan
penataan ruang mempunyai ciri sesuai dengan sifat Reneana
Tata Ruang di atasnya.
d. Pertanyaan Fraksi
Beda wilayah dan 'kawasan.
Jawaban Pemerintah
Perbedaan ini t~rmaktub dalam Pa,sal 1 Rancangan Un<tang-
Undang ini.
e. Pertanyaan·Fraksi
Tumpang tindih pengertian Rencana Tata Ruang dan Penataan
Ruang.
Jawaban Pemerintab
Rencana Tata Ruang merupakan produk dari pr••ea penyusunan Rencana Tata Ruanq. Penataan Ruang aeli.puti
perencanaan tat a ruang_, pemanf aatan
pengendalian tata ruang.
27
ARMUS
f. Pertanyaan Fraksi
Pengertian ruang yang berkualitas.
Jawaban Pemerintah
Ruang berkuali tas adalah ruanq yang dapa·t menj:amin
kesejahteraan masyarakat secara merata dan·berlanjut~
q. Pertanyaan Fraksi
Kaitan antara tujuan pembangunan nasional Negara dengan
peranan penataan ruang.
Jawaban Pemerintah
Untuk mencapai tujuan pembangunan nasional, maka
pembangunan harus dijabarkan kedalam! dimensi ruang agar
jelas peranan dan fungsi masing-masing daerah mewujudkan
.tujuan pembangunan tersebut.
h. Pertanyaan Fraksi
Kenapa Rencana tata ruang Nasional ditetapkan oleh
Keputusan Presiden bukan oleh Peraturan Pemerintah.
Jawaban Pemerintah
Untuk menjaga konsistensi penataan ruang wilayah nasional
dengan. tujuan pembangunan nasional diperlukan
fleksibilitas yang ditnu~gkinkan oleh Keputusan Presid$n.
28
' '
ARMUS
4. JAWABAN PEMERINTAH ATAS PEMANDANGAN UMUM FRAICSI: PARTAI
DEMOKRASI INDONESIA
a. Keikutsertaan Masyarakat
Pengikutsertaan masyarakat. da.lam p_enataan ruang merupakan
aspek yang amat mendasar da.lam Rancangan Undang-Undang
tentang Penataan Ruang. Prinsip-pr insip pentinq
pengiku:tsertaan masyarakat dalam penataan-ruang ltleliputi
hal-hal pokok sebagai berikut
(a) Masyarakat berhak untuk ikut serta dalam penataan
ruang baik sebagai individu, kelompok dalam
masyarakat, badan usaha dan bentuk organisasi
lainnya;
(b) Masyarakat berhak untuk ikut serta dalam penataan
ruang baik secara langsung maupun melaluii Dewan
Perwakilan Rakyat di semua tingkatan pemerintahan;
(c) Masyarakat berhak untuk ikut serta dalam 'penataan I
ruang dengan mengajukan keberatan atas suatu rencana
tata ruang, dan terdapatnya mekanisme prosedµr untuk
menampung, menyalurkan, dan memperhatikan keberatan
ma~yarakat tersebut;
(d) Masyarakat selain berhak atas perlindung~n hukum
dalam pemanfaatan ruang, juga wajib ikut serta
· dalam melaksanakan, mengamankan, dan mewujudkan
pemanfaatan ruang sesuai dengan ketentuan 1 rencana
tata ruang;
29
ARMUS
(e) Untuk dapat ikut serta dalam penataan ruang,
masyarakat berhak atas informasi mengenai! rencana
tata ruang di daerah tempat tinggalnya;
(f) Dalam rangka menjamin keikutsertaan masyarak~t secara
luas dalam penataan ruang, Pemerintah ber~ewajiban
menyelenggarakan penyuluhan mengenai penataan ruang.
b. Masalah pengadaan peta untuk penataan ruanq.
M•ngenai masalah pemetaan dengan berbagai skala ol~h
berbagai instansi dan swasta yang berbeda-beda baik seqi
uluran, batas, luas, isi ketepatan dan sebaqainya yanq
1irtnyebabkan keraguan, kebinqungan dan kurang kepercayaan
IJJ,,.syarakat terhadap peta buatan Indonesia serita dapat
~imanfaatkan spekulasi, dapat dijelaska~ bahwa.dengan
4itetapkannya .skala peta dasar pada berbagai: tingkat
Jl.irarkhl perencanaan sebagaimana dimaksud Pasal 17
aancangan Undang-Undang ini dapat dihindark~n
kekhawatiran Fraksi POI.
Pemetaan sudah diatur dalam ketentuan peraturan
pemerintah. Besarnya skala disesuaikan dengan tingkat
kedetailan perencanaan sejalan dengan ting;Jcatan:hirarkhi
perencanaan.
·g. Dampak perubahan funqsi ruang.
Berkaitan dengan pertanyaan ·. mengenai t~rja.dinya
perubahan fungsi ruang yang membawa dampak yang dapat
merugikan negara dan masyarakat dengan menqam~il
30
ARMUS
contoh kasus daerah Bekasi dan Karawanq, dapat
di~elaskan sebagai berikut :
Sehubungan dengan proses peruJ:>ahan fungsi rua,ng dari :
lahan pertanian menjadi kawasan indust~i, maka
Pemerintah dengan. Keputusan Presiden Nomor 33 tahun
1990 telah menetapkan kriteria penetapan lokasi untulc
kawasan industri dan dengan tegas melarang pengqunaan
sawah produktif yaitu sawah beririgasi tekni~, untuk
dijadikan kawasan industri.
Pengairan dari Waduk Jatiluhur mengairi sawah irigasl
teknis. Dan karena itu perubahan fungsi ru~ng yang I
terjadi di sawah irigasi non-,tehnis di daerah Bekhsi dan I
Karawang tidak mempengaruhi pemanfaatan air waduk
tersebut.
P a D U t U p.
Demikianlah jawaban Pemerintah terhadap pemandan9an umum, Fraksi
fraks i atas Rancangan Undanig-Undang tentang ·Penataari Ruanq,
dengan harapan agar dapat lebih memperjelas falsafah dasar, pola
p~kir, maksud dan tujuan, obyek ruang yang diatur, mekanisme
pengaturan, peran serta masyarakat, sanksi pidana dani perdata
dan lain-lain yang berkaitan ciengan peraturan pelaksanaannya. I
Pada prinsipnya, Pemerintah setuju-agar pembahasan Rancangan
Undang-Undang tentang Penataan· Ruang ini dilakukatj dengan .
seksama, mendalam, dan tidak tergesa-gesa. Dengan tetap berpegang
31
ARMUS
pada prinsip tersebut, kiranya Dewan yang terhormat sependapat
dengan Pemerintah untuk dapat menyelesaikannya menjadi ]Undang
Undang dalam Masa Persidangan tahun ini.
Semoga jawaban Pemerintah ini akan m1embantu para Anggota Dewan I
Perwa.kilan Rakyat yang terhormat untuk membahasnya pad~ acara
Pembicaraan Tingkat III dalam waktu yang tidak terlalu lama.
Terima kasih.
Wassalammu a'laikum w.w.
Jakarta, 27 Januari 1992
Menteri Negara Kependudukai;t d kungan Hidup,
ARMUS