Upload
others
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
KAJIAN HUKUM
TERHADAP
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 3
TAHUN 2018 TENTANG FASILITASI PENCEGAHAN,
PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP NARKOBA
OLEH
BAGIAN HUKUM
SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN SIDOARJO
TAHUN 2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang dan Tujuan Kajian
Kabupaten Sidoarjo merupakan salah satu Pintu Gerbang Provinsi
Jawa timur. Di Kabupaten Sidoarjo terdapa Bandara Internasional Juanda
dan Terminal Purabaya. Data Kabupaten Sidoarjo Dalam Angka 2019 pada
tahun 2018 jumlah pesawat pesawat rute penebangan domestik yang tiba
dan berangkat mencapai masing-masing sebanyak 70,7 ribu dengan jumlah
penumpang sekitar 17,5 juta orang dengan Kargo domestik dan
internasional yang bongkar dan muat di Bandara Juanda tahun 2017 setiap
bulannya berkisar 1 sampai 7 ribu ton.
Berdasarkan data tersebut jumlah mobilitasi orang maupun barang
di Kabupaten Sidoarjo cukup tinggi hal ini sangat berpontensi
meningkatkan jumlah penyalagunaan dan peredaran gelap narkoba,
berdasarkan data Data Kabupaten Sidoarjo Dalam Angka 2019 pada tahun
2018 angka kejahatan narkotika sebanyak 494 kasus dan jumlah pengguna
narkoba di Kabupaten Sidoarjo yang melaporkan berdasarkan umur pada
tahun 2018 adalah sebagai berikut :
USIA (Tahun)
JENIS KELAMIN JUMLAH
LAKI-LAKI PEREMPUAN
(1) (2) (3) (4)
<15 5 2 7
15-19 40 2 42
20-24 14 - 14
25-29 15 - 15
30-34 17 - 17
35-39 12 1 13
> 40 12 - 12
JUMLAH 115 5 120
Dari data diatas jumlah penggunan narkoba di Kabupaten Sidoarjo cukup
tinggi dan angka tertinggi pada pelajar yaitu rentan umur 15-19 tahun
(berdasarkan data Sidoarjo dalam angka tahun 2019).
Pada dasarnya Pemerintah Kabupaten Sidoarjo telah berpastisipasi
secara aktif dalam upaya Pencegahan, Penyalahgunaan Dan Peredaran Gelap
Narkoba yaitu melalui Fasilitasi Pencegahan, Penyalahgunaan Dan
Peredaran Gelap Narkoba, hal tersebut ditetapkan dalam Peraturan Daerah
Kabupaten Sidoarjo Nomor 3 Tahun 2018 Tentang Fasilitasi Pencegahan,
Penyalahgunaan Dan Peredaran Gelap Narkoba.
Seiring sejalan dengan perkembangan dinamika peraturan perundang-
undangan, Pemerintah Pusat melalui Kementrian Dalam Negeri menetapkan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2019 Tentang Fasilitasi
Pencegahan Dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap
Narkotika dan Prekursor Narkotika. Berdasarkan hal tersebut dan dorongan
dari berbagai pihak menjadi dasar pemikiran bagi kami di bagian hukum
untuk membuat kajian hukum terkait kesesuian Peraturan Daerah
Kabupaten Sidoarjo Nomor 3 Tahun 2018 Tentang Fasilitasi Pencegahan,
Penyalahgunaan Dan Peredaran Gelap Narkoba dengan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2019 Tentang Fasilitasi Pencegahan Dan
Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika dan
Prekursor Narkotika.
BAB II
IDENTIFIKASI DAN ANALISIS MASALAH
A. Identifikasi Masalah
Sebagaimana yang telah disampaikan pada latar belakang di atas
bahwa produk hukum yang dilakukan kajian pada kali ini adalah “Peraturan
Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 3 Tahun 2018 Tentang Fasilitasi
Pencegahan, Penyalahgunaan Dan Peredaran Gelap Narkoba”, Dalam hal ini
yang menjadi permasalahan adalah :
1. Sejauh mana peranan Pemerintah Daerah dalam Fasilitasi Pemberantasan
sebagaimana ketentuan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun
2019 Tentang Fasilitasi Pencegahan Dan Pemberantasan Penyalahgunaan
dan Peredaran Gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika;
2. Kesesuaian Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 3 Tahun 2018
Tentang Fasilitasi Pencegahan, Penyalahgunaan Dan Peredaran Gelap
Narkoba dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2019
Tentang Fasilitasi Pencegahan Dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan
Peredaran Gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika;
B. Analisis Masalah
Berdasarkan permasalahan yang timbul diatas, dapat dilakukan
pembahasan terhadap permasalah tersebut, melalui pasal-perpasal pada
Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 3 Tahun 2018 Tentang
Fasilitasi Pencegahan, Penyalahgunaan Dan Peredaran Gelap Narkoba,
sebagai berikut:
NO PRIHAL LAMA (kondisi saat ini) BARU KETERANGAN 1 2 3 4 5
1 Judul Fasilitasi Pencegahan,
Penyalahgunaan Dan Peredaran Gelap Narkoba
Di dalam Pasal 3 huruf a
permendagri 12 tahun 2019 penyusunan Perda mengenai
pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan
Peredaran Gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika,
Meskipun secara judul
antara Peraturan Daerah dengan dengan
amanat Peraturan Menteri Dalam Negeri berbeda, namun secara
subtansi Peraturan Daerah tersebut telah memuat syarat
minimal sebagaimana Pasal 4 permendagri 12
Tahun 2019
2 Menimbang a. bahwa Penyalahgunaan dan
Peredaran Gelap Narkoba sudah sangat menghawatirkan karena
telah melanda semua kalangan tanpa memandang strata sosial dan berbahaya
bagi perkembangan generasi muda serta dapat
mengancam kehidupan masyarakat Kabupaten Sidoarjo khususnya dan
bangsa Indonesia umumnya; b. bahwa dalam rangka
pencegahan penyalahgunaan
dan Peredaran Gelap Narkoba, diperlukan
fasilitasi Pemerintah Daerah untuk mewujudkan
Pada dasarnya
konsideran menimbang masih relevan,
Kabupaten Sidoarjo sebagai
kawasan bebas dari Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan
huruf b, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang
Fasilitasi Pencegahan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba;
3 Mengingat 14. Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 21 Tahun 2013 tentang Fasilitasi Pencegahan Penyalahgunaan
Narkotika (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2013 Nomor 352);
Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 12 Tahun 2019 tentang Fasilitasi Pencegahan dan Pemberantasan
Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 352);
Perlunya penyesuaian
4. BAB I KETENTUAN
UMUM Pasal 1
-
-
Masih relevan
5. BAB II ASAS, MAKSUD, DAN TUJUAN
(Pasal 2, 3 dan 4)
-
-
Masih relevan
6 BAB III FASILITASI PEMERINTAH
DAERAH
Pasal 5 (1) Bupati melakukan fasilitasi
pencegahan,
penyalahgunaan dan
Pasal 5 (1) Masih relevan (2) Masih relevan
peredarangelap narkoba di
kabupaten. (2) Pelaksanaan fasilitasi
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan olehKepala OPD yang terkait, dengan pencegahan dan
penyalahgunaannarkoba yang dikoordinasikan oleh
Kepala OPD yang membidangi urusankesatuan bangsa dan politik.
(3) Fasilitasi oleh Pemerintah Daerah dalam rangka
Pencegahan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba
antara lain: a. antisipasi dini; b. pencegahan;
c. penanganan; d. rehabilitasi;
e. pendanaan; f. partisipasi Masyarakat.
(3) disesuikan dengan ketentuan Pasal 3 huruf b
s/d h. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2019
Secara keseluruhan masih mencukupi syarat
minimal sebagaimana Pasal 4 permendagri 12 tahun 2019
Pasal 6
Dukungan pemerintah daerah
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5 ditetapkan dalam
Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah.
Disesuaikan dengan Pasal 5 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12
Tahun 2019, Kedudukan RPJPD dengan Rencana Aksi
a. RPJPD : 1. Dokumen perencanaan
daerah untuk periode 20 (dua puluh) tahun;
2. Memuat visi,misi dan
RPJPD merupakan dokumen perencanaan
untuk periode 20 (dua puluh) tahun, sehingga sifatnya masih makro,
oleh karena perlu ditindak lanjuti dengan
RPJMD dan dijabarkan dengan Rencana Aksi.
arah pembangunan
daerah; dan 3. Mencakup:
a) pengolahan data dan
informasi; b) penelaahan RTRW
kabupaten/kotadan
RTRW kabupaten/kotalainn
ya; c) analisis gambaran
umum kondisi
daerah kabupaten/kota;
d) perumusan permasalahan pembangunan
daerah kabupaten/kota;
e) penelaahan
RPJPN,RPJPD provinsi dan RPJPD
kabupaten/kotalainnya;
f) analisis isu-isu
strategis pembangunan
jangka panjang kabupaten/kota;
g) perumusan visi dan
misi daerah kabupaten/kota;
h) perumusanarah
kebijakan;
i) pelaksanaan forum
konsultasi publik; danj.penyelarasan visi,misi,dan arah
kebijakan RPJPD kabupaten/kota.
b. Rencana Aksi
1. Disusun setiap 5 tahun; dan
2. Berpedoman pada
Rencana Aksi Nasional.
7 BAB IV
ANTISIPASI DINI
Pasal 7
(1) Antisipasi dini dilakukan dalam rangka mencegah
seseorang mengedarkan dan/atau menyalahgunakan narkoba sejak dini di
lingkungan instansi pemerintah daerah, keluarga, satuan pendidikan, pondok
pesantren, panti asuhan,tempat usaha, hotel,
tempat hiburan, dan fasilitas umum lainnya.
(2) Upaya antisipasi dini dalam
pencegahan, penyalahgunaan, dan peredaran gelap narkoba dilakukan melalui:
a.memasang papan pengumuman larangan
penyalahgunaan narkoba ditempat yang mudah dibaca di lingkungan satuan
pendidikan, pondok pesantren, badan usaha,
Pasal 7
(1) Masih relevan
(2) Sesuai ketentuan Pasal 4
ayat (3) permendagri 12 tahun 2019, kegiatan deteksi dini berupa :
a. pelaksanaan tes urine kepada penyelenggaran
pemerintahan daerah; dan
b. pelibatan satuan tugas
relawan anti Narkotika (terakomodir dalam
Didalam peraturan
pelaksanaanya/ Peraturan Bupati perlu diperjelas :
1. tugas dan fungsi terkait pelibatan
satuan tugas relawan anti Narkoba; dan
2. Harus dipertegas
antara antisipasi dini dengan pencegahan.
tempat usaha, hotel, tempat
hiburan, dan fasilitas umum lainnya;
b.ikut melaksanakan
kampanye dan penyebaran informasi mengenai bahaya penyalahgunaan narkoba;
c.meminta kepada karyawan untuk menandatangani
surat pernyataan diatas kertas bermaterai yang menyatakan tidak akan
mengedarkan, menggunakan dan/atau
menyalahgunakan narkoba selama menjadi karyawan di Badan Usaha, Tempat
Usaha, Hotel dan/atau di tempat hiburan yang dikelolanya;
d.melakukan tes urine secara berkala dan
berkesinambungan kepada PNS dilingkungan pemerintah daerah dan
karyawan BUMD, Tempat Usaha, Hotel, dan tempat
hiburan; e.pemberian edukasi sejak dini
kepada anak dan
pelajar/santri tentang bahaya penyalahgunaan narkoba di lingkungan
keluarga, pondok pesantren dan lembaga pendidikan;
Pasal 8 Perda 3 Tahun
2018).
dan
f.menyediakan sarana prasarana dan sumber daya manusia pusat informasi
dan edukasi tentang penanggulangan penyalahgunaan narkoba.
Pasal 8
Dalam pelaksanaan antisipasi dini, Pemerintah Daerah dapat
melibatkan Forum Kerukunan Umat Beragama, Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat
dan Komunitas Intelijen Daerah, organisasi kemasyarakatan, perguruan tinggi, swasta,
sukarelawan, perorangan dan/atau badan hukum.
Masih relevan
BAB V
PENCEGAHAN
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 9 s/d Pasal 31
.
Pencegahan masih sesuai
dengan permendagri 12 tahun 2019, pembentukan Tim terpadu baik tingkat kabupate
maupun kecamatan segera dilakukan.
Pembentukan Tim ini
tidak harus didalam PERDA, namun bisa didalam PERBUP.
BAB VI PENANGANAN
Pasal 32 (1) Penanganan pecandu dan
korban penyalahgunaan narkoba wajib dilakukan melalui:
a. rehabilitasi medis; dan b. rehabilitasi sosial.
Masih relevan
(2) Penanganan pecandu dan
korban penyalahgunaan narkoba melalui rehabilitasi medis sebagaiman dimaksud
pada ayat (1) huruf a, merupakan suatu proses kegiatan pengobatan secara
terpadu untuk memulihkan pecandu dari ketergantungan
narkoba. (3) Penanganan pecandu dan
korban penyalahgunaan
Narkoba melalui rehabilitasi sosial sebagaiman dimaksud
pada ayat (1) huruf b, merupakan suatu proses kegiatan pemulihan secara
terpadu, baik fisik, mental maupun sosial, agar mantan pecandu narkotika dapat
kembali melaksanakan fungsi sosial dalam kehidupan
masyarakat.
BAB VII REHABILITASI
Pasal 33 s/d 44 Masih sesuai , agar peraturan pelaksana (perbup) agar segera dibentuk dan
ditetapkan.
BAB VIII
TIM TERPADU
Pasal 45
(1) Pencegahan, terhadap Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba
secara terus menerus dan berkesinambungan dibentuk
Tim Terpadu yang ditetapkan
Masih relevan dan sesui dengan permendagri 12 Tahun 2019.
Di dalam Peraturan Pelaksanaanya/ peraturan Bupati agar
ditambahkan terkait Tim Tingkat Kecamatan
dan Desa.
dengan Keputusan Bupati.
(2) Tim Terpadu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan oleh OPD
yang membidangi urusan kesatuan bangsa dan politik.
BAB IX PERAN SERTA
MASYARAKAT
Pasal 46 s/d Pasal 47 Masih relevan
BAB X PENGHARGAAN
Pasal 48 (1) Bupati memberikan
penghargaan kepada penegak
hukum dan/atau masyarakat yang telah berjasa dalam
upaya pencegahan, penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba.
(2) Penghargaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat diberikan dalam bentuk piagam, tanda jasa, dan/atau bentuk penghargaan lainnya.
Perlu dijabarkan terkait tata cara pengajuan dan siapa
yang berwenang mengajukan penghargaan tersebut.
BAB XI
PELAPORAN
Pasal 49 s/d Pasal 50
Masih relevan, namun
demikian Tim Terpadu harus segera terbentuk.
BAB XII PEMBINAAN DAN
PENGAWASAN
Pasal 51 Masih relevan
BAB XIII PENDANAAN
Pasal 52 Masih relevan
BAB XIV
SANKSI ADMINISTRATIF
Pasal 53 Masih relevan, namun
demikian perlu : a. Segera dibentuk
perbupnya; dan b. Perlunya rakor dalam
pelaksanaannya.
BAB XV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 54 Peraturan pelaksanaan dari
Peraturan Daerah ini, harus ditetapkan paling lama 3 (tiga) bulan terhitung sejak Peraturan
Daerah ini diundangkan.
Peraturan pelaksanaanya harus segera ditetapkan,
batas telah terlewati + 1, 5 Tahun
1. Perlunya segera ditetapkannya Peraturan Pelaksanaanya/ Peraturan Bupati yang memuat amanat dalam
Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 3 Tahun 2018 tentang Fasilitasi Pencegahan, Penyalahgunaan Dan Peredaran Gelap Narkoba, yaitu :
a. upaya pencegahan primer; b. upaya pencegahan sekunder;
c. upaya pencegahan tersier; d. proses penyelenggaraan pemulihan pecandu, penyalahguna Narkoba; e. proses rehabilitasi medis;
f. pembinaan dan pengawasan; dan g. mekanisme dan Tata cara pengenaan sanksi adminitratif;
a. upaya pencegahan primer : Pencegahan ini dilakukan kepada orang yang belum mengenal Narkoba serta komponen masyarakat yang berpotensi dapat mencegah penyalahgunaan narkoba.
Kegiatan yang dapat dilakukan dalam upaya pencegahan ini antara lain : - Penyuluhan tentang bahaya narkoba.
- Penerangan melalui berbagai media tentang bahaya narkoba. - Pendidikan tentang pengetahuan narkoba dan bahayanya. Didalam peraturan pelaksanaanya/ perbupnya, perlu :
- ditetapkan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang menangani kegiatan dimaksud, sehingga mempunyai tanggung jawab masing-masing;
- tata cara pelaksanaan kegiatan dimaksud, antara lain: waktu, pembiayan, sasaran dll;
b. upaya pencegahan sekunder :
Pencegahan ini dilakukan kepada orang yang sedang coba-coba menyalahgunakan Narkoba serta komponen masyarakat yang berpotensi dapat membantu agar berhenti dari penyalahgunaan narkoba. Kegiatan yang dapat dilakukan dalam upaya pencegahan ini antara lain :
- Deteksi dini anak yang menyalahgunaan narkoba; - Konseling; - Bimbingan sosial melalui kunjungan rumah;
- Penerangan dan Pendidikan pengembangan individu. Didalam peraturan pelaksanaanya/ perbupnya, perlu ditetapkan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang
menangani kegiatan dimaksud, sehingga mempunyai tanggung jawab masing-masing, serta ketersedian tempat yang digunakan dalam konseling.
c. upaya pencegahan tersier : Pencegahan ini dilakukan kepada orang yang sedang menggunakan narkoba dan yang pernah/mantan pengguna narkoba, serta komponen masyarakat yang berpotensi dapat membantu agar berhenti dari
penyalahgunaan narkoba dan membantu bekas korban naroba untuk dapat menghindari : Ada Beberapa strategi sederhana yang dapat dilakukan orang tua dalam upaya pencegahan narkoba diantaranya yaitu, keaktifan orang tua dan keluarga dalam melakukan pencegahan penyalugunaan
narkoba.
d. proses penyelenggaraan pemulihan pecandu, penyalahguna Narkoba :
- perlu ditentukan tahapan penyelenggaraan pemulihan pecandu, penyalahguna Narkoba; - pelaksanaan/ tata cara penyelenggaraan pemulihan pecandu, penyalahguna Narkoba;;
- pembiayaan.
e. proses rehabilitasi medis; - pelaksananan/ tata cara rehabilitasi medis;
- pembiayan rehabilitasi medis
f. pembinaan dan pengawasan :
- perlu ditetapkan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang melakukan pembinaan dan pengawasan; - periodesasi/ waktu pembinaan dan pengawasan, sasaran pembinaan dan pengawasan.
g. mekanisme dan Tata cara pengenaan sanksi adminitratif : - perlu dijelaskan terkait OPD yang melaksanakan/ berwenang melakukan tindakan sanksi administrative;
- perlu diperjelas tahapan sanksi administrasi, terkait batas waktu pelaksaan dan yang memberikan sanksi
teresebut.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari analisa masalah yang telah disampaikan pada BAB II dapat ditarik
Kesimpulan dan saran:
1. Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 3 Tahun 2018 Tentang
Fasilitasi Pencegahan, Penyalahgunaan Dan Peredaran Gelap Narkoba,
masih relevan dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun
2019 Tentang Fasilitasi Pencegahan Dan Pemberantasan Penyalahgunaan
dan Peredaran Gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika karena telah
memenuhi syarat minimal, yaitu :
a. pencegahan;
b. antisipasi dini;
c. penanganan;
d. partisipasi masyarakat;
e. rehabilitasi;
f. pendanaan; dan
g. sanksi
2. Perlunya segera ditetapkannya Peraturan Pelaksanaanya/ Peraturan Bupati
yang memuat amanat dalam Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 3
Tahun 2018 tentang Fasilitasi Pencegahan, Penyalahgunaan Dan Peredaran
Gelap Narkoba, yaitu :
a. upaya pencegahan primer;
b. upaya pencegahan sekunder;
c. upaya pencegahan tersier;
d. proses penyelenggaraan pemulihan pecandu, penyalahguna Narkoba;
e. proses rehabilitasi medis;
f. pembinaan dan pengawasan; dan
g. mekanisme dan Tata cara pengenaan sanksi adminitratif;
Demikian kajian hukum yang dapat kami sampaikan, kami sadari masih banyak
kekurangan dalam kajian kami, oleh karena itu besar harapan kami, sumbangsi
pemikiran, saran dan kritik yang membangun akan membuat kajian hukum ini
menjadi lebih baik meskipun belum sempurnan dan semoga hasil kajian ini dapat
digunakan sebagai salah satu arah kebijakan kedepan.