25
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hemofilia adalah penyakit gangguan pembekuan darah yang bersifat herediter dan bersifat X-linked recessive. Penyakit ini umumnya hanya bermanifestasi pada laki- laki, sedangkan wanita hanya menjadi carier. Terdapat dua tipe hemofilia yaitu hemofilia A dan B. Hemofilia A terjadi akibat kekurangan faktor VIII yang dikenal sebagai faktor antihemofilik globulin sedangkan hemofilia B akibat kekurangan faktor IX. Hemofilia dapat ditemukan di seluruh dunia. Prevalens hemofilia A diperkirakan berkisar 1:5.000-10.000 kelahiran laki- laki sedangkan prevalens hemofilia B diperkirakan 1:50.000 kelahiran laki-laki dan sekitar 80-85 % kasus hemofilia adalah hemofilia A. Penyakit hemofilia menyebabkan terjadinya perdarahan yang sukar berhenti, manifestasi perdarahan bisa ringan sampai berat. Perdarahan yang timbul bisa berupa perdarahan kulit, mulut, otot, saluran cerna, intrakranial, serta perdarahan sendi (hemartrosis). Diagnosis hemofilia ditegakkan mulai dari pendeteksian sifat pembawa, gejala klinis yang timbul dan pemeriksaan labor. Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan mulai dari pemeriksaan waktu perdarahan, waktu protrombin ( Protrombin Time = PT ), waktu tromboplastin parsial (

tes pembekuan darah

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: tes pembekuan darah

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Hemofilia adalah penyakit gangguan pembekuan darah yang bersifat

herediter dan bersifat X-linked recessive. Penyakit ini umumnya hanya

bermanifestasi pada laki-laki, sedangkan wanita hanya menjadi carier. Terdapat

dua tipe hemofilia yaitu hemofilia A dan B. Hemofilia A terjadi akibat

kekurangan faktor VIII yang dikenal sebagai faktor antihemofilik globulin

sedangkan hemofilia B akibat kekurangan faktor IX. Hemofilia dapat ditemukan

di seluruh dunia. Prevalens hemofilia A diperkirakan berkisar 1:5.000-10.000

kelahiran laki-laki sedangkan prevalens hemofilia B diperkirakan 1:50.000

kelahiran laki-laki dan sekitar 80-85 % kasus hemofilia adalah hemofilia A.

Penyakit hemofilia menyebabkan terjadinya perdarahan yang sukar berhenti,

manifestasi perdarahan bisa ringan sampai berat. Perdarahan yang timbul bisa

berupa perdarahan kulit, mulut, otot, saluran cerna, intrakranial, serta perdarahan

sendi (hemartrosis). Diagnosis hemofilia ditegakkan mulai dari pendeteksian sifat

pembawa, gejala klinis yang timbul dan pemeriksaan labor. Pemeriksaan

laboratorium yang dapat dilakukan mulai dari pemeriksaan waktu perdarahan,

waktu protrombin ( Protrombin Time = PT ), waktu tromboplastin parsial (

Partial Tromboplastin Time ), hitung trombosit, penghitungan faktor pembekuan

dan analisa DNA. Pengobatan utama pada penderita adalah pemberian faktor

pembekuan yang kurang, karena penderita secara rutin mendapatkan penggantian

faktor pembeku, ini meningkatkan resiko untuk terkena penyakit yang ditularkan

melalui produk darah seperti hepatitis dan HIV.7

1.2. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan tugas mandiri ini adalah untuk mengetahui caranya

mendeteksi hemophilia dengan tes pembekuan darah.

Page 2: tes pembekuan darah

1.3. Manfaat Penulisan

Manfaat dari penulisan tugas mandiri ini adalah untuk memperluas

wawasan dan mempertingkat pengetahuan tentang deteksi hemophilia dengan tes

pembekuan darah.

Page 3: tes pembekuan darah

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hemofilia

Meski belum memiliki nama, hemofilia telah ditemukan sejak lama.

Talmud, yaitu sekumpulan tulisan para rabi Yahudi, 2 abad setelah masehi

menyatakan bahwa seorang bayi laki-laki tidak harus dikhitan jika dua kakak laki-

lakinya mengalami kematian akibat dikhitan. Selain itu, seorang dokter asal Arab,

Albucasis, yang hidup pada abad ke-12 menulis tentang sebuah keluarga yang

setiap anak laki-lakinya meninggal setelah terjadi perdarahan akibat luka kecil.

Pada tahun 1803, Dr. John Conrad Otto, seorang dokter asal Philadelphia

menulis sebuah laporan mengenai perdarahan yang terjadi pada suatu keluarga

tertentu saja. Ia menyimpulkan bahwa kondisi tersebut diturunkan hanya pada

pria. Ia menelusuri penyakit tersebut pada seorang wanita dengan tiga generasi

sebelumnya yang tinggal dekat Plymouth, New Hampshire pada tahun 1780.9

Kata hemofilia pertama kali muncul pada sebuah tulisan yang ditulis oleh

Hopff di Universitas Zurich, tahun 1828. Dan menurut ensiklopedia Britanica,

istilah hemofilia (haemophilia) pertama kali diperkenalkan oleh seorang dokter

berkebangsaan Jerman, Johann Lukas Schonlein (1793 - 1864), pada tahun 1928.9

Hemofilia juga disebut dengan "The Royal Diseases" atau penyakit

kerajaan. Ini di sebabkan Ratu Inggris, Ratu Victoria (1837 - 1901) adalah

seorang pembawa sifat/carrier hemofilia. Anaknya yang ke delapan, Leopold

adalah seorang hemofilia dan sering mengalami perdarahan. Leopold meninggal

dunia akibat perdarahan otak pada saat ia berumur 31 tahun.

Salah seorang anak perempuan Victoria yaitu Alice, ternyata adalah carrier

hemofilia dan anak laki-laki dari Alice, Viscount Trematon, juga meninggal

akibat perdarahan otak pada tahun 1928. Alice dan Beatrice, adalah carrier dan

merekalah yang menyebarkan penyakit hemofilia ke Spanyol, Jerman dan

Keluarga Kerajaan Rusia. Pada abad ke 20, pada dokter terus mencari penyebab

timbulnya hemofilia. Hingga mereka percaya bahwa pembuluh darah dari

penderita hemofilia mudah pecah. Kemudian pada tahun 1937, dua orang dokter

Page 4: tes pembekuan darah

dari Havard, Patek dan Taylor, menemukan pemecahan masalah pada pembekuan

darah, yaitu dengan menambahkan suatu zat yang diambil dari plasma dalam

darah. Zat tersebut disebut dengan "anti - hemophilic globulin". Di tahun 1944,

Pavlosky, seorang dokter dari Buenos Aires, Argentina, mengerjakan suatu uji

coba laboratorium yang hasilnya memperlihatkan bahwa darah dari seorang

penderita hemofilia dapat mengatasi masalah pembekuan darah pada penderita

hemofilia lainnya dan sebaliknya. Secara kebetulan, ia menemukan dua jenis

penderita hemofilia dengan masing - masing kekurangan zat protein yang berbeda

- Faktor VIII dan Faktor IX. Dan hal ini di tahun 1952, menjadikan hemofilia A

dan hemofilia B sebagai dua jenis penyakit yang berbeda. Kemudian di tahun

1960-an, Cryoprecipitate ditemukan oleh Dr. Judith Pool.Dr. Pool menemukan

bahwa pada endapan di atas plasma yang mencair mengandung banyak Faktor

VIII. Untuk pertama kalinya Faktor VIII dapat dimasukkan pada penderita yang

kekurangan, untuk menanggulangi perdarahan yang serius. Bahkan

memungkinkan melakukan operasi pada penderita hemofilia. Walaupun

Hemofilia telah dikenal lama di ilmu dunia kedokteran, namun baru pada tahun

1965, diagnosis melalui laboratorium baru diperkenalkan oleh Kho Lien Kheng.

Diagnosis laboratorium yang diperkenalkannya menggunakan Thromboplastin

Generation Test (TGT), selain pemeriksaan waktu perdarahan dan masa waktu

pembekuan darah. Pada saat itu pemberian darah lengkap segar merupakan satu-

satunya cara pengobatan yang tersedia di rumah sakit.9

2.1.1. Definisi

Hemofilia adalah penyakit gangguan pembekuan darah yang bersifat

herediter dan telah dikenal sejak lama. Penyakit ini umumnya hanya

bermanifestasi pada laki-laki, sedangkan wanita hanya menjadi carier atau

pembawa sifat penyakit ini. Dikenal dua tipe hemofilia yaitu hemofilia A dan B

yang secara klinis keduanya tidak dapat dibedakan. Hemofilia A terjadi akibat

kekurangan faktor VIII yang dikenal sebagai faktor antihemofilik globulin

sedangkan hemofilia B akibat kekurangan faktor IX. Penyakit ini diturunkan X-

linked recessive sehingga hanya bermanifestasi pada laki-laki, sedangkan wanita

akan menjadi pembawa sifat penyakit ini. Hemofilia dapat ditemukan di seluruh

Page 5: tes pembekuan darah

dunia, walaupun jarang ditemukan pada ras Cina. Prevalens hemofilia A

diperkirakan berkisar 1:5.000-10.000 kelahiran laki-laki sedangkan prevalens

hemofilia B diperkirakan 1:50.000 kelahiran laki-laki, sekitar 80-85 % kasus

hemofilia adalah hemofilia A.2 Penyakit hemofilia menyebabkan terjadinya

perdarahan yang sukar berhenti, manifestasi perdarahan bisa ringan sampai berat

yang dapat mengancam jiwa dan umumnya mulai tampak ketika anak mulai

belajar berjalan. Perdarahan yang timbul bisa berupa perdarahan kulit, mulut, otot,

saluran cerna, intrakranial, serta yang tersering adalah perdarahan sendi

( hemartrosis ). Diagnosis hemofilia ditegakkan secara laboratorium, mulai dari

pendeteksian sifat pembawa dan pemeriksaan labor, pemeriksaan laboratorium

dapat dilakukan mulai dari pemeriksaan waktu perdarahan, waktu protrombin (

Protrombin Time = PT ), waktu tromboplastin parsial ( Partial Tromboplastin

Time ), hitung trombosit, penghitungan faktor pembeku dan analisa DNA.

Pengobatan utama pada penderita adalah pemberian faktor pembekuan yang

kurang untuk mengatasi perdarahan yang timbul, karena penderita secara rutin

mendapatkan penggantian faktor pembeku, ini meningkatkan resiko untuk terkena

penyakit yang ditularkan melalui produk darah seperti hepatitis dan HIV.8

2.1.2. Macam-macam

2.1.2.1. Hemofilia A :

Hemofilia klasik, jenis hemofilia yang paling banyak kekurangan faktor

pembekuan pada darah. Hemofilia kekurangan Faktor VIII, terjadi karena

kekurangan faktor 8 (Faktor VIII) protein pada darah yang menyebabkan masalah

pada proses pembekuan darah.

2.1.2.2. Hemofilia B :

Christmas Disease, ; ditemukan untuk pertama kalinya pada seorang bernama

Steven Christmas asal Kanada. Hemofilia kekurangan Faktor IX, terjadi karena

kekurangan faktor 9 (Faktor IX) protein pada darah yang menyebabkan masalah

pada proses pembekuan darah.

Hemofilia A atau B adalah suatu penyakit yang jarang ditemukan. Hemofilia A

terjadi sekurang - kurangnya 1 di antara 10.000 orang. Hemofilia B lebih jarang

ditemukan, yaitu 1 di antara 50.000 orang.9

Page 6: tes pembekuan darah

2.1.3. Gejala klinis

Gejala utama dari hemofilia adalah perdarahan. Perdarahan dapat terjadi

hanya karena trauma yang ringan ataupun terjadi spontan. Berat dan frekuensi

perdarahan berhubungan erat dengan aktivitas faktor VIII. Pada hemofilia A berat,

perdarahan dapat terjadi spontan atau akibat trauma ringan, sedangkan pada

hemofilia A ringan, perdarahan umumnya terjadi setelah trauma yang lebih berat.2

2.1.4. Diagnosis

Diagnosis hemofilia dibuat berdasarkan riwayat perdarahan, gambaran

klinik dan pemeriksaan laboratorium. Pada penderita dengan gejala perdarahan

atau riwayat perdarahan, pemeriksaan laboratorium yang perlu diminta adalah

pemeriksaan penyaring hemostasis yang terdiri atas hitung trimbosit, uji

pembendungan, masa perdarahan, PT (prothrombin time - masa protrombin

plasma), APTT (activated partial thromboplastin time – masa tromboplastin

parsial teraktivasi) dan TT (thrombin time – masa trombin).1 Pada hemofilia A

atau B akan dijumpai pemanjangan APTT sedangkan pemerikasaan hemostasis

lain yaitu hitung trombosit, uji pembendungan, masa perdarahan, PT dan TT

dalam batas normal. Pemanjangan APTT dengan PT yang normal menunjukkan

adanya gangguan pada jalur intrinsik sistem pembekuan darah. Faktor VIII dan IX

berfungsi pada jalur intrinsik sehingga defisiensi salah satu dari faktor pembekuan

ini akan mengakibatkan pemanjangan APTT yaitu tes yang menguji jalur intrinsik

sistem pembekuan darah.2

Pemeriksaan Lab. darah

a. Hemofilia A :

Defisiensi faktor VIII, PTT (Partial Thromboplastin Time) amat memanjang, PT

(Prothrombin Time/ waktu protombin) memanjang, TGT (Thromboplastin

Generation Test), Jumlah trombosit dan waktu perdarahan normal7

b. Hemofilia B :

Defisiensi faktor IX, PTT (Partial Thromboplastin Time) amat memanjang, PT

(Prothrombin Time) waktu protombin dan waktu perdarahan normal, TGT

(Thromboplastin Generation Test)7

Page 7: tes pembekuan darah

2.1.5. Metode deteksi

Dalam sistem pembekuan darah, faktor VIII termasuk dalam daftar faktor

instrinsik. Terdapat 4 tes pendahuluan yaitu : hitung trombosit, waktu perdarahan,

protrombin time (PT) dan activated partial protrombin time (aPTT). Untuk

evaluasi lintas instrinsik digunakan uji “Partial Tromboplastin Time (PTT)”, dan

untuk lintas ekstrinsik digunakan uji “Protombin Time (PT)”. Jumlah hitung

trombosit yang normal, PT normal, waktu perdarahan normal dan pemanjangan

aPTT merupakan hasil laboratorium dari hemofilia A. Tes yang abnormal terjadi

pada individu yang mempunyai nilai F VIII < 30 %. Pada hemofilia A jalur

ekstrinsik tidak terganggu sehingga nilai PT normal, pemeriksaan PT menguji

pembekuan darah melalui jalur ekstrinsik dan jalur bersama yaitu faktor

pembekuan VII,X,V, protrombin dan fibrinogen, juga waktu perdarahan pada

hemofilia normal, karena faktor hemostasis ekstravaskular tidak terganggu.4

2.1.5.1. Prothrombin Sisa darah Uji-PT

Tes ini dilakukan untuk mengevaluasi kemampuan darah untuk

menggumpal. Hal ini sering dilakukan sebelum operasi untuk mengevaluasi

seberapa besar kemungkinan pasien memiliki masalah perdarahan atau

penggumpalan selama atau setelah operasi.

Normal PT Nilai: 10-12 detik (ini dapat sedikit berbeda dari lab ke lab)6

Penyebab umum dari PT berkepanjangan termasuk kekurangan vitamin K,

hormon obat-obatan termasuk penggantian hormon dan kontrasepsi oral,

disebarluaskan koagulasi intravascular (penggumpalan masalah serius yang

memerlukan intervensi langsung), penyakit hati, dan penggunaan warfarin obat

anti-koagulan. Selain itu, hasil PT dapat diubah oleh diet tinggi vitamin K, hati,

teh hijau, sayuran hijau gelap dan kedelai.4

2.1.5.2. Partial tromboplastin Sisa darah Uji-PTT

Tes ini dilakukan terutama untuk menentukan apakah heparin (darah

menipis) terapi efektif. Hal ini juga dapat digunakan untuk mendeteksi adanya

gangguan pembekuan. Ini tidak menunjukkan efek obat yang disebut "heparin

berat molekul rendah" atau paling sering dengan nama merek Lovenox.

Page 8: tes pembekuan darah

Normal PTT Nilai: 30-45 detik (nilai ini dapat sedikit dari lab ke lab)6

2.1.5.3. Rasio Internasional Dinormalisasi Darah Test-INR

Nilai normal INR: 1-2

INR ini digunakan untuk memastikan hasil dari tes PT adalah sama di salah satu

laboratorium seperti yang di lab lain. Pada 1980 Organisasi Kesehatan Dunia

menetapkan bahwa pasien mungkin beresiko karena hasil tes PT akan bervariasi

dari satu laboratorium ke yang lain, berdasarkan cara test telah dilakukan. The

"normal" range untuk satu laboratorium akan berbeda dari nilai "normal" dari

laboratorium lain, menciptakan masalah bagi pasien yang dirawat di beberapa

lokasi. Untuk standardisasi hasil antara lab, INR diciptakan. Hasil INR harus

sama, tanpa memperhatikan lokasi tempat tes dilakukan.6

2.2. Darah

Darah adalah suatu jaringan tubuh yang terdapat di dalam pembuluh darah

yang warnannya merah. Warna merah itu keadaannya tidak tetap tergantung pada

banyaknya kadar oksigen dan karbondioksida didalamnya. Darah yang banyak

mengandung karbon dioksida warnanya merah tua. Adanya oksigen dalam darah

di ambil dengan cara bernapas, dan zat tersebut sangat berguna pada peristiwa

pembakaran atau metabolisme di dalam tubuh. Vikositas atau kekentalan darah

lebih kental dari pada air yang mempunyai BJ 1,041-1,065, temperatur 38°C, dan

PH.8

Darah selamanya beredar di dalam tubuh oleh karena adanya kerja atau

pompa jantung. Selama darah beredar dalam pembuluh maka darah akan tetap

encer, tetapi kalau ia keluar dari pembuluhnya maka ia akan menjadi beku.

Pembekuan ini dapat dicegah dengan jalan mencampurkan ke dalam darah

tersebut sedikit obat anti- pembekuan atau sitrus natrikus. Dan keadaan ini akan

sangat berguna apabila darah tersebut diperlukan untuk transfusi darah.5

Pada tubuh yang sehat atau orang dewasa terdapat darah sebanyak kira-

kira 1/13 dari berat badan atau kira-kira 4-5 liter. Keadaan jumlah tersebut pada

tiap-tiap orang tidak sama, bergantung pada umur, pekerjaan, keadaan jantung,

atau pembuluh darah.8

Page 9: tes pembekuan darah

Kandungan dalam darah:

Air    : 91%

Protein    : 3% (albumin, globulin, protombin dan fibrinigen)

Mineral    : 0,9% (natrium klorida, natrium bikarbonat, garam fosfat,

magnesium, kalsium, dan zat besi).

Bahan organik    : 0,1% (glukosa, lemak asam urat, kreatinin, kolesterol,

dan asam amino).8

2.2. Klasifikasi

2.2.1. Sel darah merah (Eritrosit)

Sel darah merah (eritrosit) bentuknya seperti cakram/ bikonkaf dan tidak

mempunyai inti. Ukuran diameter kira-kira 7,7 unit (0,007 mm), tidak dapat

bergerak. Banyaknya kira–kira 5 juta dalam 1 mm3 (41/2 juta). Warnanya kuning

kemerahan, karena didalamnya mengandung suatu zat yang disebut hemoglobin,

warna ini akan bertambah merah jika di dalamnya banyak mengandung oksigen.9

Fungsi sel darah merah adalah mengikat oksigen dari paru–paru untuk

diedarkan ke seluruh jaringan tubuh dan mengikat karbon dioksida dari jaringan

tubuh untuk dikeluarkan melalui paru–paru. Pengikatan oksigen dan karbon

dioksida ini dikerjakan oleh hemoglobin yang telah bersenyawa dengan oksigen

yang disebut oksihemoglobin (Hb + oksigen 4 Hb-oksigen) jadi oksigen diangkut

dari seluruh tubuh sebagai oksihemoglobin yang nantinya setelah tiba di jaringan

akan dilepaskan: Hb-oksigen Hb + oksigen, dan seterusnya. Hb tadi akan

bersenyawa dengan karbon dioksida dan disebut karbon dioksida hemoglobin (Hb

+ karbon dioksida Hb-karbon dioksida) yang mana karbon dioksida tersebut akan

dikeluarkan di paru-paru. Sel darah merah (eritrosit) diproduksi di dalam sumsum

tulang merah, limpa dan hati. Proses pembentukannya dalam sumsum tulang

melalui beberapa tahap. Mula-mula besar dan berisi nukleus dan tidak berisi

hemoglobin kemudian dimuati hemoglobin dan akhirnya kehilangan nukleusnya

dan siap diedarkan dalam sirkulasi darah yang kemudian akan beredar di dalam

tubuh selama kebih kurang 114 - 115 hari, setelah itu akan mati. Hemoglobin

yang keluar dari eritrosit yang mati akan terurai menjadi dua zat yaitu hematin

yang mengandung Fe yang berguna untuk membuat eritrosit baru dan hemoglobin

Page 10: tes pembekuan darah

yaitu suatu zat yang terdapat didalam eritrisit yang berguna untuk mengikat

oksigen dan karbon dioksida. Jumlah normal pada orang dewasa kira- kira 11,5 –

15 gram dalam 100 cc darah. Normal Hb wanita 11,5 mg% dan laki-laki 13,0 mg

%.3 Sel darah merah memerlukan protein karena strukturnya terdiri dari asam

amino dan memerlukan pula zat besi, sehingga diperlukan diit seimbang zat besi.8

Di dalam tubuh banyaknya sel darah merah ini bisa berkurang, demikian

juga banyaknya hemoglobin dalam sel darah merah. Apabila kedua-duanya

berkurang maka keadaan ini disebut anemia, yang biasanya disebabkan oleh

perdarahan yang hebat, penyakit yang melisis eritrosit, dan tempat pembuatan

eritrosit terganggu.5

2.2.2. Sel darah putih (Leukosit)

Bentuk dan sifat leukosit berlainan dengan sifat eritrosit apabila kita lihat

di bawah mikroskop maka akan terlihat bentuknya yang dapat berubah-ubah dan

dapat bergerak dengan perantaraan kaki palsu (pseudopodia), mempunyai

bermacam- macam inti sel sehingga ia dapat dibedakan menurut inti selnya,

warnanya bening (tidak berwarna), banyaknya dalam 1 mm3 darah kira-kira 6000-

9000.9

Fungsinya sebagai pertahanan tubuh yaitu membunuh dan memakan bibit

penyakit ( bakteri ) yang masuk ke dalam jaringan RES (sistem retikuloendotel),

tempat pembiakannya di dalam limpa dan kelenjar limfe; sebagai pengangkut

yaitu mengangkut atau membawa zat lemak dari dinding usus melalui limpa terus

ke pembuluh darah. Sel leukosit disamping berada di dalam pembuluh darah juga

terdapat di seluruh jaringan tubuh manusia. Pada kebanyakan penyakit disebabkan

oleh masuknya kuman (infeksi) maka jumlah leukosit yang ada di dalam darah

akan lebih banyak dari biasanya. Hal ini disebabkan sel leukosit yang biasanya

tinggal di dalam kelenjar limfe, sekarang beredar dalam darah untuk

mempertahankan tubuh dari serangan penyakit tersebut. Jika jumlah leukosit

dalam darah melebihi 10000/mm3 disebut leukositosis dan kurang dari 6000

disebut leukopenia.8 Macam - macam leukosit meliputi:

a. Agranulosit

Sel leukosit yang tidak mempunyai granula didalamnya, yang terdiri dari:

Page 11: tes pembekuan darah

1. Limposit

Macam leukosit yang dihasilkan dari jaringan RES dan kelenjar limfe,

bentuknya ada yang besar dan kecil, di dalam sitoplasmanya tidak terdapat

glandula dan intinya besar, banyaknya kira- kira 20%-15% dan fungsinya

membunuh dan memakan bakteri yang masuk ke dalam jarigan tubuh.8

2. Monosit

Terbanyak dibuat di sumsum merah, lebih besar dari limfosit, fungsinya

sebagai fagosit dan banyaknya 34%. Di bawah mikroskop terlihat bahwa

protoplasmanya lebar, warna biru abu-abu mempunyai bintik-bintik sedikit

kemerahan. Inti selnya bulat dan panjang, warnanya lembayung muda.8

b. Granulosit

Disebut juga leukosit granular terdiri dari:

1. Neutrofil

Atau disebut juga polimorfonuklear leukosit, mempunyai inti sel yang

kadang-kadang seperti terpisah-pisah, protoplasmanya banyak bintik-

bintik halus (glandula), banyaknya 60%-50%.8

2. Eusinofil

Ukuran dan bentuknya hampir sama dengan neutrofil tetapi granula dan

sitoplasmanya lebih besar, banyaknya kira-kira 24%.9

3. Basofil

Sel ini kecil dari eusinofil tetapi mempunyai inti yang bentuknya teratur,

di dalam protoplasmanya terdapat granula-granula besar. Banyaknya

setengah bagian dari sumsum merah, fungsinya tidak diketahui.9

2.2.3. Sel pembeku (Trombosit)

Trombosit merupakan benda-benda kecil yang mati yang bentuk dan

ukurannya bermacam-macam, ada yang bulat dan lonjong, warnanya putih,

normal pada orang dewasa 200.000-300.000/mm3. Fungsinya memegang peranan

penting dalam pembekuan darah. Jika banyaknya kurang dari normal, maka kalau

ada luka darah tidak lekas membeku sehingga timbul perdarahan yang terus-

menerus. Trombosit lebih dari 300.000 disebut trombositosis. Trombosit yang

kurang dari 200.000 disebut trombositopenia.8

Page 12: tes pembekuan darah

Di dalam plasma darah terdapat suatu zat yang turut membantu terjadinya

peristiwa pembekuan darah, yaitu Ca2+ dan fibrinogen. Fibrinogen mulai bekerja

apabila tubuh mendapat luka. ketika kita luka maka darah akan keluar, trombosit

pecah dan mengeluarkan zat yang dinamakan trombokinase. Trombokinase ini

akan bertemu dengan protrombin dengan pertolongan Ca2+ akan menjadi trombin.

Trombin akan bertemu dengan fibrin yang merupakan benang-benang halus,

bentuk jaringan yang tidak teratur letaknya, yang akan menahan sel darah, dengan

demikian terjadilah pembekuan. Protrombin di buat didalam hati dan untuk

membuatnya diperlukan vitamin K, dengan demikian vitamin K penting untuk

pembekuan darah9.

2.2.4. Plasma Darah

Bagian cairan darah yang membentuk sekitar 5% dari berat badan,

merupakan media sirkulasi elemen-elemen darah yang membentuk sel darah

merah, sel darah putih, dan sel pembeku darah juga sebagai media transportasi

bahan organik dan anorganik dari suatu jaringan atau organ.8

Pada penyakit ginjal plasma albumin turun sehingga terdapat kebocoran

albumin yang besar melalui glomerulus ginjal. Hampir 90% dari plasma darah

terdiri dari air, di samping itu terdapat pula zat-zat lain yang terlarut di dalamnya.8

2.3. Tes pembekuan darah

2.3.1. Waktu perdarahan

Bila ujung jari atau cuping telinga ditusuk dengan jarum tajam, perdarahan

biasanya berlangsung 1 sampai 6 menit. Lama perdarahan sangat bergantung pada

dalamnya luka dan derajat hyperemia di jari atau cuping telinga pada saat tes

dilakukan. Waktu perdarahan akan memanjang bila kekurangan salah satu faktor-

faktor pembekuan, dan akan sangat memanjang bila kekurangan trombosit.7

2.3.2. Waktu pembekuan

Beberapa cara telah dipakai untuk menentukan waktu pembakuan darah.

Cara yang paling banyak dipakai adalah dengan menempatkan darah dalam

tabung gelas reaksi yang bersih, kemudian menggoyangkan tabung itu setiap 30

Page 13: tes pembekuan darah

detik sampai terbentuk bekuan. Dengan cara ini, waktu pembekuan normal adalah

6 sampai 10 menit. Prosedur yang menggunakan tabung reaksi multiple juga dapat

menentukan waktu pembekuan secara lebih akurat.6

Akan tetapi, waktu pembekuan sangat bervariasi, bergantung pada metode

pengukuran yang digunakan, jadi waktu pembekuan tidak digunakan lagi pada

banyak klinik. Justru, dilakukan pengukuran faktor pembekuan itu sendiri dengan

menggunakan prosedur kimiawi yang canggih4

2.3.3. Waktu protrombin

Waktu protrombin memberi petunjuk tentang kadar protrombin dalam

darah. Gambar 2.1 memperlihatkan hubungan antara kadar protrombin dengan

waktu protrombin. Metode untuk menentukan waktu protrombin adalah sebagai

berikut :

Darah yang diambil dari pasien segera diberi oksalat agar tidak ada protrombin

yang berubah menjadi trobin. Kemudian sejumlah besar ion kalsium dan faktor

jaringan dicampur secara cepat ke dalam darah oksalat. Kalsium yang berlebihan

menghilangkan efek oksalat, dan faktor jaringan mengaktifkan rekasi protrombin

menjadi thrombin melalui jalur pembekuan ekstrinsik. Waktu yang diperlukan

untuk terjadinya pembekuan disebut waktu protrombin. Pendeknya waktu

ditentukan terutama terutama oleh kadar protrombin. Waktu protrombin normal

kira-kira 12 detik. Di setiap laboratorium, kurva yang menunjukkan hubungan

antara kadar protrombin dengan waktu protrombin, seperti yang terlihat pada

gambar 2.1 dibuat sesuai dengan metode yang dipakai sehingga protrombin dalam

darah dapat dihitung.4

Tes yang serupa dengan penentuan waktu protrombin juga dipakai untuk

menentukan jumlah faktor-faktor pembekuan darah lainnya. Pada setiap tes ini,

kelebihan ion kalsium dan semua faktor lain selain yang dites ditambahkan ke

dalam darah oksalat sekaligus. Kemudian waktu yang diperlukan untuk terjadinya

pembekuan ditentukan dengan cara yang sama seperti waktu protrombin. Bila

faktor yang dites ternyata kurang, waktu pembekuan akan memanjang. Waktu itu

sendiri yang kemudian dapat digunakan untuk mengukur kadar faktor pembekuan.

Page 14: tes pembekuan darah

Gambar 2.1 Hubungan kadar protrombin dalam darah dengan “waktu

protrombin”8

Page 15: tes pembekuan darah

BAB 3

PENUTUP

1.1. Kesimpulan

Hemofilia adalah penyakit gangguan pembekuan darah yang bersifat herediter dan

bersifat X-linked recessive. Penyakit ini umumnya hanya bermanifestasi pada laki-

laki, sedangkan wanita hanya menjadi carier. Terdapat dua tipe hemofilia yaitu

hemofilia A dan B. Hemofilia A terjadi akibat kekurangan faktor VIII yang

dikenal sebagai faktor antihemofilik globulin sedangkan hemofilia B akibat

kekurangan faktor IX. Diagnosis hemofilia ditegakkan mulai dari pendeteksian

sifat pembawa, gejala klinis yang timbul dan pemeriksaan labor. Pemeriksaan

laboratorium yang dapat dilakukan mulai dari pemeriksaan waktu perdarahan,

waktu protrombin ( Protrombin Time = PT ), waktu tromboplastin parsial (

Partial Tromboplastin Time ), hitung trombosit, penghitungan faktor pembekuan

dan analisa DNA.

1.2. Saran

Disarankan agar dapat melakukan tes pembekuan darah sejak dini untuk

mengetahui tantang penyakit yang diderita dan diharapkan dimasa datang banyak

tes-tes yang dapat digunakan untuk mendeteksi penyakit hemophilia.

Page 16: tes pembekuan darah

DAFTAR PUSTAKA

1. Peake I, Selighson U, Gitel S, Kirchen S, Zivelin A. The laboratory

diagnosis of haemophilia: Recommendations by the Laboratory Activities

Committee of the World Federation of Haemophilia. 1995.

2. Sadler JE, Mannuci PM, Berntorp E, Bochkov N, Boulyenkov V,

Ginsburg D. et. Al. Impact, diagnosis and treatment of von Willebrand

diseases. Thromb Haemost. 2000.

3. Murray, Robert K. Biokimia Harper Edisi 25. Jakarta: EGC. 2003.

4. Nicole Kresge, Robert D. Simoni and Robert L. Hill. 2006. The Waterfall

Sequence for Blood Clotting: the Work of Earl W. Davie. Available from :

http://www.jbc.org. Accessed September 30, 2010.

5. Sudoyo, Aru W. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi IV jilid 2. Jakarta:

Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. 2007.

6. Oscar D. Ratnoff and Bruce Bennett. 2000. The Genetics of Hereditary

Disorders of Blood Coagulation: Functional and immunological studies

provide evidence for the heterogeneity of many familial clotting disorders

Available from : http://www.sciencemag.org. Accessed September 28,

2010.

7. Heike Zeitler et al. 2004. Treatment of acquired hemophilia by the Bonn-

Malmö Protocol: documentation of an in vivo immunomodulating

concept. Available from : http://bloodjournal.hematologylibrary.org.

Accessed September 30. 2010.

8. Guyton & Hall. Textbook of Mediacal Physiology, 9/E. Philadelphia: W.

B. Saunders Company. 1996.

9. www.wikipedia-hemofilia.html . Accessed September 29, 2010.