82
TESIS ANALISIS PENERAPAN KOMPETENSI INTI PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PETUGAS PROMOSI KESEHATAN DI PUSKESMAS KOTA BAUBAU Analysis of Application of Core Competence of Health Promotion to Health Promotion Officer at Public Health Center of Baubau City WISNU FAJRIAN UMAR PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2017

TESIS ANALISIS PENERAPAN KOMPETENSI INTI PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PETUGAS PROMOSI ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · Keputusan Menteri

  • Upload
    others

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: TESIS ANALISIS PENERAPAN KOMPETENSI INTI PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PETUGAS PROMOSI ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · Keputusan Menteri

TESIS

ANALISIS PENERAPAN KOMPETENSI INTI PROMOSI

KESEHATAN TERHADAP PETUGAS PROMOSI

KESEHATAN DI PUSKESMAS

KOTA BAUBAU

Analysis of Application of Core Competence of Health

Promotion to Health Promotion Officer at Public

Health Center of Baubau City

WISNU FAJRIAN UMAR

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2017

Page 2: TESIS ANALISIS PENERAPAN KOMPETENSI INTI PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PETUGAS PROMOSI ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · Keputusan Menteri

ii

ANALISIS PENERAPAN KOMPETENSI INTI PROMOSI

KESEHATAN TERHADAP PETUGAS PROMOSI

KESEHATAN DI PUSKESMAS

KOTA BAUBAU

Tesis

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Magister

Program Studi

Kesehatan Masyarakat

Disusun dan diajukan oleh

WISNU FAJRIAN UMAR

Kepada

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2017

Page 3: TESIS ANALISIS PENERAPAN KOMPETENSI INTI PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PETUGAS PROMOSI ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · Keputusan Menteri

iii

Page 4: TESIS ANALISIS PENERAPAN KOMPETENSI INTI PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PETUGAS PROMOSI ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · Keputusan Menteri

iv

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

Yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Wisnu Fajrian Umar

Nomor Mahasiswa : P1805215006

Program Studi : Kesehatan Masyarakat

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang saya tulis ini

benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan

pengambilalihan tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila di kemudian

hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan tesis

ini hasil karya orang lain, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan

tersebut.

Makassar, Agustus 2017

Yang menyatakan

Wisnu Fajrian Umar

Page 5: TESIS ANALISIS PENERAPAN KOMPETENSI INTI PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PETUGAS PROMOSI ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · Keputusan Menteri

v

PRAKATA

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillahi Rabbil Alamin, Maha Suci ALLAH SWT yang atas

karunia ilmu, kesehatan dan kesempatanyalah sehingga penyusunan

tesis ini dapat penulis selesaikan pada waktunya. Tak lupa shalawat dan

salam penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW dan

Keluarganya yang Suci pembawa kebenaran dan teladan ummat

manusia.

Penulis menyadari bahwa hamba Allah, kesempurnaan sangat jauh

dari penyusun tesis ini. keterbatasan dan kekurangan yang ada dalam

tesis ini merupakan refleksi dari ketidaksempurnaan penulis sebagai

manusia. Namun segala kerendahan dan ketulusan hati, penulis

memberanikan diri mempersembahkan tesis ini sebagai hasil usaha dan

kerja keras yang telah penulis lakukan selama ini.

Penyusunan tesis ini juga tidak lepas dari bantuan dan dukungan

banyak orang. Terima kasih untuk doa dan dukungan dari Ibunda

tercinta Hasniar, Spd dan juga Ayahanda tercinta Umar S.sos. terima

kasih juga penulis berikan khusus untuk adik-adik tersayang Rachmat Adi

Wiguna Umar dan Tisa Amalia Umar untuk semua cinta, kasih sayang,

semangat dan doa-doa manis yang tak putus hingga kemudian

mengantarkan penulis hingga sampai tahap ini.

Page 6: TESIS ANALISIS PENERAPAN KOMPETENSI INTI PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PETUGAS PROMOSI ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · Keputusan Menteri

vi

Perkenankan pula penulis menyampaikan rasa terima kasih dan

penghargaan sebesar-besarnya kepada Ibu DR. Suriah, SKM, M.Kes

selaku ketua Komisi Penasehat dan Bapak DR. Lalu Muhammad Saleh,

SKM, M.Kes selaku Sekertaris Penasihat, yang tak pernah lelah ditengah

kesibukannya dengan penuh kesabaran memberikan arahan, perhatian,

motivasi, masukan dan dukungan moril yang sangat bermanfaat bagi

penyempurnaan penyusunan dan penulisan tesis ini.

Tak lupa pula penulis menyampaikan rasa terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada dewan penguji yang terhormat atas masukan,

saran dan koreksinya dalam pembuatan tesis ini yakni, Bapak Prof. DR.

dr. Muhammad Syafar, MS. Bapak Prof. DR. Amran Razak, M.Sc dan

Ibu DR. dr. Syamsiar S. Russeng, MS. Semoga apa yang diberikan akan

dibalas oleh yang maha kuasa dengan limpahan rahmat dan karunianya.

Rasa hormat dan terima kasih penulis sampaikan pula kepada :

1. Ibu Prof. Dr. Dwia Aries Tina Palubuhu, MA selaku rektor Universitas

Hasanuddin

2. Bapak Prof. Dr. drg. H. A. Zulkifli Abdullah, M.Kes Selaku Dekan

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Makassar.

3. Bapak Dr. Ridwan M Thaha, M.Sc Selaku Ketua Program Studi

Kesehatan Masyarakat Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin

4. Ibu Dr. Suriah, SKM, M.Kes Selaku Ketua Konsentrasi Promosi

Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin

Page 7: TESIS ANALISIS PENERAPAN KOMPETENSI INTI PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PETUGAS PROMOSI ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · Keputusan Menteri

vii

5. Seluruh dosen beserta staf Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Hasanuddin atas ilmu berharga, bimbingan dan segala bantuan sarana

dan prasarana selama menempuh pendidikan di Fakultas kesehatan

Masyarakat Universitas Hasanuddin.

6. Bapak/Ibu/Saudara(i) Kepala Puskesmas se-Kota Baubau dan Petugas

Promosi Kesehatan Puskesmas Kota baubau yang telah meluangkan

waktunya untuk membantu dan mengikuti penelitian ini sebagai

informan serta dukungan dan motivasi dan doanya.

7. Terkhusus buat Dinas Kesehatan Kota Baubau yang sudah

memberikan izin penelitian sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan tesis ini.

8. Seluruh rekan-rekan seperahu seperjuangan 2015 Program Studi

Kesehatan Masyarakat khusunya Promosi kesehatan Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin terima kasih telah

mengisi hari-hari ini yang senantiasa memberikan semangat, motivasi,

kerjasama, kebersamaan, keceriaan dan kenangan indah selama

pendidikan dan dalam penyusunan tesis ini.

9. Kepada keluarga, kerabat dan handai taulan serta seluruh teman-

teman yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu namanya terima

kasih atas bantuan dan doanya.

Akhir kata, tiada gading yang tak retak, tiada manusia yang

sempurna. Demikian pula dengan penyususn tesisi ini. penulis menyadari

bahwa tesis ini jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis memohon maaf

Page 8: TESIS ANALISIS PENERAPAN KOMPETENSI INTI PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PETUGAS PROMOSI ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · Keputusan Menteri

viii

dan dengan senang hati menerima kritik dan saran yang bersifat

membangun. Semoga Allah SWT senantiasa melimbahkan rahmat-Nya

kepada kita semua dan apa yang disajikan dalam tesis ini dapat

bermanfaat bagi kita semua, Amin ya Robbal Alamin. Wassalam

Makassar, Agustus 2017

Penulis

Wisnu Fajrian Umar

Page 9: TESIS ANALISIS PENERAPAN KOMPETENSI INTI PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PETUGAS PROMOSI ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · Keputusan Menteri
Page 10: TESIS ANALISIS PENERAPAN KOMPETENSI INTI PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PETUGAS PROMOSI ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · Keputusan Menteri

10

Page 11: TESIS ANALISIS PENERAPAN KOMPETENSI INTI PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PETUGAS PROMOSI ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · Keputusan Menteri

11

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ……………………………………….…………… i

HALAMAN JUDUL ……………………………………….……..…….… ii

LEMBAR PENGESAHAN ……..……………………………….…….… iii

PERNYATAAN KEASLIAN ….….…………………………….……..… iv

PRAKATA ……………………………………………………….…….…. v

ABSTRAK ………………………………………………………….…….. vi

ABSTRACT ………………………………………………………………. vii

DAFTAR ISI …………………………………………………………….... viii

DAFTAR SKEMA ……………………………………………………… ix

DAFTAR BAGAN ……………………………………………………...... x

DAFTAR MATRIKS………………………………………………………. xi

DAFTAR LAMPIRAN ……………………….…………………………... xii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Rumusan masalah .............................................................................. 9

C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 11

D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 12

Page 12: TESIS ANALISIS PENERAPAN KOMPETENSI INTI PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PETUGAS PROMOSI ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · Keputusan Menteri

12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....... .................................................................... 16

A. Tinjauan Umum tentang Kompetensi ............................................... 16

B. Tinjauan Umum Kompetensi Inti Promkes ....................................... 22

C. Tinjauan Umum Tentang Petugas Promosi Kesehatan ..................... 57

D. Tinjauan Tentang Puskesmas ............................................................ 58

E. Kerangka Teori………………………………………………. ........................... 64

F. Kerangka Konsep……………………………………………. .......................... 65

G. Defenisi Konsep………………………………………………........................... 65

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................................... 67

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ...................................................... 67

B. Waktu dan Lokasi Penelitian…………………………………....................... 68

C. Informan Penelitian…………………………………………........................... 69

D. Cara Pengumpulan Data………………………………………......................... 69

E. Keabsahan Data……………………………………………….......................... 73

F. Instrumen Penelitian…………………………………………......................... 73

G. Pengolahan Dan Analisis Data………………………………..................... 73

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………………................................... 76

A. HASIL PENELITIAN………………………………………................................ 76

1. Mengelola merencanakan & Mengevaluasi…………………............. 79

2. Komunikasi…………………………………………………….......................... 85

3. Pendidikan Kesehatan………………………………………….................... 88

4. Pemasaran & Publikasi………………………………………….................... 98

5. Fasilitas & Publikasi…………………………………………......................... 102

Page 13: TESIS ANALISIS PENERAPAN KOMPETENSI INTI PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PETUGAS PROMOSI ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · Keputusan Menteri

13

6. Memengaruhi Kebijakan & Paraktik………………………….................. 105

B. PEMBAHASAN………………………………………………................................ 114

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………………………………….................................... 135

Kesimpulan…………………………………………………………............................... 135

Saran……………………………………………………………….................................. 139

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 14: TESIS ANALISIS PENERAPAN KOMPETENSI INTI PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PETUGAS PROMOSI ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · Keputusan Menteri

14

DAFTAR SKEMA

nomor halaman

1. Skema tentang kemampan petugas promkes dalam mengelola dan

merencanakan……………………………………… …..................... 82

2. Skema tentang kemampuan petugas promkes dalam

mengevaluasi............................................................................. 85

3. Skema tentang kemampuan petugas promkes dalam melakukan

Bentuk-bentuk komunikasi………………………………………… 88

4. Skema tentang pengetahuan petugas promkes………………… 91

5. Skema tentang petugas promkes dalam membuat materi

penyuluhan................................................................................ 93

6. Skema tentang petugas promkes mengenai metode yang dilakukan

dalam melakukan upaya penyuluhan atau pendidikan

kesehatan……............................................................................ 96

7. Skema tentang petugas promkes mengenai media yang

dipakai…….............................................................................. 98

8. Skema tentang petugas promkes mengenai bentuk-bentuk pemasa

ran.sosial………………………………………………………… 100

9. Skema petugas promkes dalam melakukan kerjasama ……. 105

10. Skema petugas promkes dalam melakukan Advokasi ………… 108

Page 15: TESIS ANALISIS PENERAPAN KOMPETENSI INTI PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PETUGAS PROMOSI ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · Keputusan Menteri

15

DAFTAR BAGAN

nomor halaman

11. Bagan tentang kemampan petugas promkes dalam mengelola dan

merencanakan……………………………………… …..................... 83

12. Bagan tentang kemampuan petugas promkes dalam mengevaluasi 86

13. Bagan tentang kemampuan petugas promkes dalam melakukan

Bentuk-bentuk komunikasi………………………………………… 89

14. Bagan tentang pengetahuan petugas promkes………………… 92

15. Bagan tentang petugas promkes dalam membuat materi

penyuluhan................................................................................. 94

16. Bagan tentang petugas promkes mengenai metode yang dilakukan

dalam melakukan upaya penyuluhan atau pendidikan

kesehatan……......................................................................... 97

17. Bagan tentang petugas promkes mengenai media yang

dipakai……............................................................................. 99

18. Bagan tentang petugas promkes mengenai bentuk-bentuk pemasa

ran.sosial……………………………………………………… 102

19. Bagan petugas promkes dalam melakukan kerjasama …….. 106

Page 16: TESIS ANALISIS PENERAPAN KOMPETENSI INTI PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PETUGAS PROMOSI ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · Keputusan Menteri

16

DAFTAR MATRIKS

nomor halaman

20. Matriks metode pengumpulan data……………………………… 71

21. Matriks kompetensi inti promkes yang sudah dilaksanakan dan

yang belum dilaksanakan……………………………………… 138

Page 17: TESIS ANALISIS PENERAPAN KOMPETENSI INTI PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PETUGAS PROMOSI ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · Keputusan Menteri

17

DAFTAR LAMPIRAN

a. Lembar penjelasan penelitian

b. Lembar persetujuan menjadi informan

penelitian

c. Pedoman wawancara

d. Lembar observasi komptensi inti

Promkes

e. Lembar tilik dokumen

f. Tabel sintesa hasil penelitian

g. Peta lokasi penelitian

h. Dokumentasi penelitian

i. Surat izin Penelitian Dekan fakultas

FKM Unhas

j. Surat Izin Penelitian pemerintah Kota

Baubau

k. Surat Izin Penelitian Dinas kesehatan

Kota Baubau

Page 18: TESIS ANALISIS PENERAPAN KOMPETENSI INTI PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PETUGAS PROMOSI ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · Keputusan Menteri

18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut World Health Organization (WHO) yang tertulis dalam

Piagam Otawwa tahun1986 Promosi kesehatan adalah proses atau

upaya pemberdayaan masyarakat untuk dapat memelihara dan

meningkatkan kesehatannya. Untuk mencapai keadaan sehat, seseorang

atau kelompok harus mampu mengidentifikasi dan menyadari aspirasi,

mampu memenuhi kebutuhan dan merubah atau mengendalikan

lingkungan (Kholid, 2014).

Menurut Depkes promosi kesehatan adalah upaya untuk

meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh,

untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong diri sendiri,

serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat,

sesuai sosial budaya setempat dan didukung kebijakan publik yang

berwawasan kesehatan (Kemenkes, 2011).

Tenaga promosi kesehatan masyarakat Puskesmas adalah tenaga

kesehatan masyarakat yang diberi tugas untuk menangani program

promosi kesehatan masyarakat di Puskesmas. kompetensi adalah

kombinasi spesifik antara pengetahuan, sikap dan keterampilan yang

dibutuhkan untuk mengerjakan suatu kegiatan khusus. Kompetensi inilah

Page 19: TESIS ANALISIS PENERAPAN KOMPETENSI INTI PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PETUGAS PROMOSI ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · Keputusan Menteri

19

yang seharusnya dipahami dan dimiliki oleh seorang petugas promosi

kesehatan terutama di Puskesmas (Ismoyo, 2009).

Upaya-upaya kesehatan masyarakat dalam hal pemberdayaan

masyarakat yang berbasis preventif dan promotif seyogyanya dilakukan

oleh para petugas kesehatan di Puskesmas sebagai unit dan ujung

tombak pemerintah di dalam melakukan upaya preventif dan promotif.

Puskesmas (Health Centre) adalah fasilitas pelayanan kesehatan

yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya

kesehatan masyarakat perseorangan tingkat pertama dengan lebih

mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk mencapai derajat

kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya

(Permenkes RI. NO. 75 Tahun 2014).

Promosi kesehatan dalam setiap kegiatan-kegiatannya memerlukan

suatu penerapan metode yang tepat dan keterampilan yang sesuai.

Keterampilan dan metode yang digunakan berperan besar terhadap

ketercapaian atau keberhasilan kegiatan-kegiatan promosi kesehatan

yang dilaksanakan. Dengan kata lain, petugas promosi kesehatan harus

memiliki kompetensi yang sesuai. Kompetensi disini dapat diartikan

sebagai suatu kemampuan spesifik antara pengetahuan, sikap dan

keterampilan yang dibutuhkan untuk mengerjakan kegiatan tertentu.

Bekerja dengan orang untuk mempromosikan kesehatan dalam banyak

situasi yang berbeda dengan tujuan yang berbeda-beda pula. Oleh karena

itu memiliki pengetahuan tentang metode-metode khusus dan

Page 20: TESIS ANALISIS PENERAPAN KOMPETENSI INTI PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PETUGAS PROMOSI ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · Keputusan Menteri

20

keterampilan khusus sangat diperlukan sebelum dan saat melakukan

kegiatan promosi kesehatan (Maulana, 2009).

Upaya promosi kesehatan di Puskesmas adalah tanggung jawab

semua petugas kesehatan yang bekerja di Puskesmas, mengingat

Puskesmas adalah ujung tombak pelayanan kesehatan yang berbasis

Promotif dan Prenventif, namun kegiatan promosi kesehatan secara

khusus dilakukan oleh petugas penyuluh kesehatan yang telah terdidik

dan telah diberikan wewenang di dalam melakukan upaya-upaya promotif.

Oleh karena itu seorang tenaga penyuluh kesehatan di Puskesmas harus

memiliki kompetensi yang baik agar dapat melakukan tugas-tugasnya

dengan baik di tempat kerja.

Menurut laporan tahunan pusat promosi kesehatan tahun 2013

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyatakan bahwa upaya

pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan untuk meningkatkan

perilaku sehat di masyarakat ditandai dengan terjadinya peningkatan

Rumah tangga ber-perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), desa siaga

aktif dan kenaikan jumlah pos kesehatan desa.

Laporan Riset Fasilitas Kesehatan (Rifaskes) tahun 2012 hal yang

membuat tidak maksimalnya pelaksanaan promosi kesehatan dan

pemberdayaan masyarakat adalah terbatasnya kapasitas promosi

kesehatan di daerah akibat kurangnya tenaga promosi kesehatan jumlah

tenaga penyuluh kesehatan masyarakat di Puskesmas hanya 4.144 orang

di seluruh Indonesia. Tenaga tersebut tersebar di 3.085 Puskesmas

Page 21: TESIS ANALISIS PENERAPAN KOMPETENSI INTI PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PETUGAS PROMOSI ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · Keputusan Menteri

21

(34,4%). Rata-rata tenaga promosi kesehatan di Puskesmas sebanyak

0,46 per-Puskesmas. Itu pun hanya 1% yang memiliki basis

pendidikan/pelatihan promosi kesehatan (Kemenkes, 2012).

Keputusan Menteri Kesehatan dan Kesehjahteraan Sosial

(Kemenkes-Kesos, 2001), menunujukan bahwa penyuluh kesehatan

masyarakat adalah Pegawai Negei Sipil (PNS) yang diberi tugas,

tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang

berwewenang untuk melakukan kegiatan penyuluhan kesehatan

masyarakat/ Promosi kesehatan. Sedangkan menurut penelitian Agustini

dalam Ismoyo 2009 bahwa tenaga promosi kesehatan masyarakat

Puskesmas adalah tenaga kesehatan masyarakat yang diberi tugas untuk

menangani program promosi kesehatan masyarakat di Puskesmas.

Sumber daya utama diperlukan untuk penyelenggaraan promosi

kesehatan Puskesmas adalah tenaga (Sumber Daya Manusia atau SDM),

sarana/peralatan termaksuk media komunikasi, dan dana atau anggaran.

Pengelolaan promosi kesehatan hendaknya dilakukan oleh kordinator

yang mempunyai kapasitas dibidang promosi kesehatan. Koordinator

tersebut dipilih dari tenaga khusus promosi kesehatan (yaitu pejabat

fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat atau PKM). Jika tidak tersedia

tenaga khusus promosi kesehatan tersebut dapat dipilih dari semua

tenaga kesehatan Puskesmas yang melayani pasien/klien (dokter,

perawat, bidan, sanitarian, dan lain-lain) (Depkes, 2008).

Page 22: TESIS ANALISIS PENERAPAN KOMPETENSI INTI PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PETUGAS PROMOSI ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · Keputusan Menteri

22

Tugas Pokok Jabatan penyuluh kesehatan masyarakat

berdasarkan surat Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur

Negara No. 58/KEP/M.PAN/8/2000 yaitu melaksanakan kegiatan Adokasi,

melaksanakan kegiatan bina suasana, melaksanakan pemberdayaan

masyarakat, melakukan penyebarluasan informasi kesehatan dalam

berbagai bentuk dan saluran komunikasi, membuat rancangan media baik

media cetak, elektronika maupun luar ruang, melakukan

pengkajian/penelitian perilaku masyarakat yang berhubungan dengan

kesehatan, merencanakan intervensi dalam rangka mengembangkan

perilaku masyarakat yang mendukung kesehatan.

Studi awal bulan tanggal 4 Januari 2017 dengan melakukan

wawancara dengan pemegang program promosi kesehatan Dinas

Kesehatan Kota Baubau ditemukan bahwa masih banyak pemegang

program promosi kesehatan di Puskesmas yang merangkap tugas

diakibatkkan persebaran jumlah pegawai Puskesmas yang tidak merata

serta ditambah lagi kurangnya pelatihan secara berkala yang mereka ikuti.

Kemudian hasil wawancara melalui via telepon kepada salah satu

pemegang promosi kesehatan di Puskesmas Kota Baubau, mengatakan

bahwa, dalam melakukan perencanaan kegiatan mereka hanya

berdasarkan data capaian tahunan yang belum tercapai target sebagai

dasar, tanpa melihat skala prioritas masalah dan mengukur dampak yang

akan dicapai nantinya sebagaimana proses perencanaan yang ada

didalam kompetensi inti promosi kesehatan, hal ini dikarenakan menurut

Page 23: TESIS ANALISIS PENERAPAN KOMPETENSI INTI PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PETUGAS PROMOSI ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · Keputusan Menteri

23

mereka selain mudah dikerjakan juga tidak memakan waktu lama dalam

menyusun perencanaan kegiatan dan juga biasa dikerjakan oleh para

pemegang promosi kesehatan yang sebelumnya.

Penyuluhan kesehatan yang serig dilakukan, isi materinya yang

disampaikan biasa bersifat spontan, dan biasa dilakukan di Posyandu

atau pada saat banyak yang datang berobat di Puskesmas, artinya tanpa

persiapan dan pengkajian sasaran dan pesan yang ingin di capai.

Selanjutya dalam hal publikasi kebanyakan masih menggunakan media

seperti baliho, spanduk dan leafleat dan belum menggunakan media

elektronik dan massa misalnya Tv dan Koran dan jarang dilakukan

evaluasi terhadap keefektifan penggunaan media tersebut dikarenakan

bila itu dilakukan maka akan memakan waktu dan akan terbengkalai

tugas-tugas mereka yang lain. Selanjunya di dalam kegiatan membangun

jaringan dengan masyarakat baik di dalam upaya kemitraan biasa di

lakukan hanya mengunjungi tokoh-tokoh masyarakat, seperti RT/RW dan

Kelurahan, dan biasanya dilakukan pada saat terjadi KLB misalnya

Kejadian Demam berdarah atau Diare. Adapun kegiatan didalam upaya

memengaruhi kebijakan dalam bentuk Advokasi dan praktek belum

terlaksana dengan baik di karenakan para petugas belum paham

mengenai apa yang akan dilakukan.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Diana (2015) di Kota Tual

menemukan bahwa kemampuan petugas tentang promosi kesehatan,

kompetensi petugas, strategi, metode dan penggunaan media masih

Page 24: TESIS ANALISIS PENERAPAN KOMPETENSI INTI PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PETUGAS PROMOSI ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · Keputusan Menteri

24

kurang karena masih sebatas pengalaman saja serta standarisasi

profesionalitas petugas penyuluh kesehatan tidak ada. Selanjutnya

penelitian yang dilakukan oleh Gamrin (2012) di Kabupaten Maros

menemukan bahwa kemampuan penyuluh kesehatan masyarakat/promosi

kesehatan masyarakat kurang sebagai akibat dari rendahnya

pengetahuan, pengalaman dan keterampilan. Penelitian ini di perkuat oleh

(Yuniarti, 2012) yang mengatakan bahwa Kinerja petugas Penyuluh

kesehatan masyarakat/promosi kesehatan itu dipengaruhi oleh tingkat

pendidikan, pelatihan, dan keterampilan. Selanjutnya penelitian yang

dilakukan oleh Khotimah (2016) di Kota Palembang yang menemukan

bahwa perlu dilakukan refresh training, pembinaan berkelanjutan dan

training of trainee (TOT) untuk meningkatkan kompetensi dan kapabilitas

bagi tenaga promosi kesehatan di Puskesmas.

Menurut Permenkes RI. No. 17 Tahun 2015 menunjukkan bahwa

kompetensi adalah karakteristik dan kemampuan kerja yang mencakup

aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai tugas dan/atau fungsi

jabatan. Kompetensi ini adalah sebagai standar jabatan fungsional

Penyuluh Kesehatan Masyarakat digunakan dalam rangka meningkatkan

profesionalisme dan kompetensi jabatan fungsional Penyuluh Kesehatan

Masyarakat (Permenkes, 2015).

Menurut Ewles dan Simnett (1994) terdapat enam kompetensi inti

dalam promosi kesehatan yakni : 1) mengelola, merencanakan dan

mengevaluasi, 2) komunikasi, 3) pendidikan kesehatan, 4) pemasaran dan

Page 25: TESIS ANALISIS PENERAPAN KOMPETENSI INTI PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PETUGAS PROMOSI ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · Keputusan Menteri

25

publikasi, 5) fasilitas dan jaringan yakni kemampuan menfasilitasi dan

membangun jaringan agar orang lain mampu mempromosikan kesehatan

mereka sendiri dan orang lain dan 6) memengaruhi kebijakan dan praktik

yakni mampu bekerja sama dengan berbagai organisasi di komunitas dan

mampu menyusun kebijakan publik yang sehat dan peraturan yang

membutuhkan lobi serta tindakan politik (Maulana, 2009). Dengan

demikian pelaksanaan program Promosi kesehatan di Kota Baubau masih

perlu ditingkatkan, salah satunya adalah dengan meningkatkan

kompetensi petugas promkes untuk mengatasi masalah rendahnya

cakupan kegiatan promosi di Kota Baubau.

Salah satu azas penyelenggaraan Puskesmas yaitu pemberdayaan

masyarakat agar berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap upaya

kesehatan, terutama dalam berperilaku hidup bersih dan sehat. Untuk

melaksanakan upaya kesehatan wajib tersebut di Puskesmas diperlukan

tenaga fungsional, Penyuluh Kesehatan Masyarakat (PKM) untuk mampu

mengelola promosi kesehatan di Puskesmas secara profesional dan

mampu untuk mengelola serta menyelenggarakan pelayanan yang

bersifat promotif dan preventif.

Tenaga promosi kesehatan di Kota Baubau yang tersebar di 17

Puskesmas dalam melakukan kegiatan promosi kesehatan masyarakat

masih belum maksimal hal ini dipengaruhi oleh masih banyak yang

merangkap jabatan, sebaran pegawai juga tidak merata di tiap

Puskesmas sehingga memengaruhi pelayanan dalam upaya promosi.

Page 26: TESIS ANALISIS PENERAPAN KOMPETENSI INTI PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PETUGAS PROMOSI ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · Keputusan Menteri

26

Latar belakang pendidikan petugas juga bermacam-macam yakni dari 17

tenaga Promkes hanya dua orang yang mempunyai jabatan Fungsional.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut.

Tabel 1.1 Petugas Promkes Puskesmas Kota Baubau

berdasarkan jabatan Fungsional

No Puskesmas

Latar belakang pendidikan

Jabatan Fungsional

1 Kampeonaho S1 Kesling Kesling

2 Wolio S1 Kesling Kontrak

3 Katobengke S1 Promkes Promkes

4 Bataraguru S1 Kesling Kesling

5 Wajo S1 Kesling Kesling

6 Melai S1 Epidemiologi Epidemiologi

7 Liwuto S1 AKK Kontrak

8 Lakologou S1 Kesling Kontrak

9 Sorawolio S1 Promkes Promkes

10 Lowu-Lowu S1 Kesling Kontrak

11 Kadolomoko S1 perawat Perawat

12 Sulaa S1 Perawat Perawat

13 Waborobo S1 Kesling Kesling

14 Bungi D3 Bidan Bidan

15 Meo-Meo S1 Kesling Kontrak

16 Betoambari S1 AKK AKK

17 Bukit Wolio Indah S1 Kesling Kontrak

Tenaga Promkes Dalam melakukan perencanaan kegiatan mereka

hanya berdasarkan data capaian tahunan yang belum tercapai target

sebagai dasar, tanpa melihat skala prioritas masalah dan mengukur

dampak yang akan dicapai . Begitu halnya dalam melakukan penyuluhan,

materi yang disampaikan biasa bersifat spontan, dan biasa dilakukan di

Posyandu atau pada saat banyak yang datang berobat di Puskesmas,

artinya tanpa persiapan dan pengkajian sasaran dan pesan yang ingin di

Page 27: TESIS ANALISIS PENERAPAN KOMPETENSI INTI PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PETUGAS PROMOSI ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · Keputusan Menteri

27

capai. Selanjutnya dalam hal publikasi kebanyakan masih menggunakan

media seperti baliho, spanduk dan leafleat dan belum menggunakan

media elektonik dan massa misalnya Tv dan Koran dan jarang di lakukan

evaluasi terhadap keefektifan penggunaan media tersebut di karenakan

bila itu dilakukan maka akan memakan waktu dan akan terbengkalai

pekerjaan yang lain.

Selanjutnya di dalam kegiatan membangun jaringan dengan

masyarakat baik di dalam upaya kemitraan biasa di lakukan hanya

mengunjungi tokoh-tokoh masyarakat, seperti RT/RW dan Kelurahan, dan

biasanya dilakukan pada saat terjadi KLB misalnya Kejadian Demam

berdarah atau Diare. Adapun kegiatan didalam upaya memengaruhi

kebijakan dalam bentuk Advokasi dan praktek belum terlaksana dengan

baik di karenakan para petugas belum paham mengenai apa yang akan

dilakukan. Akibatnya capaian PHBS (38,50%) dan ASI Eklusif (33,2%)

serta strata Posyandu purnama hanya 53,10%.

B. Rumusan Masalah

Promosi kesehatan dalam setiap kegiatan-kegiatannya

memerlukan suatu penerapan metode yang tepat dan keterampilan yang

sesuai. Keterampilan dan metode yang digunakan berperan besar

terhadap ketercapaian atau keberhasilan kegiatan-kegiatan promosi

kesehatan yang dilaksanakan. Dengan kata lain, petugas promosi

kesehatan harus memiliki kompetensi yang sesuai. Berdasarkan uraian

Page 28: TESIS ANALISIS PENERAPAN KOMPETENSI INTI PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PETUGAS PROMOSI ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · Keputusan Menteri

28

diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana

penerapan kompetensi inti Promosi kesehatan pada petugas Promosi

kesehatan di puskesmas. Selanjutnya akan di follow up dengan

membandingkan kompetensi antara petugas yang memiliki latar belakang

Jabatan fungsional Promkes dan petugas yag bukan Jabatan fungsional

Promkes dan juga akan di telusuri penyebab kurangnya tenaga jabfung

promkes di puskesmas.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk menganalisis

Kompetensi inti promosi kesehatan pada petugas promosi kesehatan

di Puskesamas Kota Baubau Provinsi Sulawesi tenggara.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk menganalisis kompetensi petugas promosi kesehatan dalam

mengelola, merencanakan dan mengevaluasi kegiataan promosi

kesehatan di Puskesmas.

b. Untuk menganalisis kompetensi petugas promosi kesehatan dalam

melakukan komunikasi kegiataan promosi kesehatan di

Puskesmas.

c. Untuk menganalisis kompetensi petugas promosi kesehatan dalam

melakukan pendidikan kesehatan dimasyarakat.

Page 29: TESIS ANALISIS PENERAPAN KOMPETENSI INTI PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PETUGAS PROMOSI ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · Keputusan Menteri

29

d. Untuk menganalisis kompetensi petugas promosi kesehatan dalam

melakukan upaya pemasaran dan publikasi.

e. Untuk menganalisis kompetensi petugas promosi kesehatan dalam

memfasilitasi dan mambangun jaringan.

f. Untuk menganalisis kompetensi petugas promosi kesehatan dalam

memengaruhi kebijakan dan praktik.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Keilmuan

a. Sebagai sumbangan ide dan referensi dalam pengembangan ilmu

pengetahuan untuk memperkaya khasanah pengetahuan bagi

peneliti dan secara umum kepada semua pihak yang

berkepentingan.

b. Sebagai wadah untuk mengaktualisasikan ilmu yang telah didapat

selama menempuh pendidikan di Program Pascasarjana

Universitas Hasanuddin Konsentrasi Promosi Kesehatan.

2. Manfaat Praktis

Dengan adanya penelitian tentang kompetensi ini, maka dapat

diketahui kompetensi petugas promosi kesehatan dalam rangka

menjalankan kegiatan promosi kesehatan di masyarakat.

Page 30: TESIS ANALISIS PENERAPAN KOMPETENSI INTI PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PETUGAS PROMOSI ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · Keputusan Menteri

30

3. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah untuk

mengembangkan ilmu dalam bidang promosi kesehatan khususnya

dalam peningkatan kompetensi para petugas promosi kesehatan di 17

Puskesmas se-Kota Baubau, dapat memberikan informasi untuk

penelitian lanjutan, khususnya yang berhubungan dengan kompetensi

promosi kesehatan. Penelitian ini juga akan menambah wawasan

peneliti terutama dalam permasalahan yang berhubungan dengan

kompetensi petugas promosi kesehatan serta dalam rangka

peningkatan derajat kesehatan dan mutu masyarakat di dalam upaya

pencegahan penyakit.

Page 31: TESIS ANALISIS PENERAPAN KOMPETENSI INTI PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PETUGAS PROMOSI ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · Keputusan Menteri

31

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Kompetensi

1. Definisi Kompetensi

Kompetensi adalah suatu kemampuan untuk melaksanakan

atau melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas

keterampilan dan pengetahuan serta didukung oleh sikap kerja yang

dituntut oleh pekerjaan tersebut. Kompetensi sebagai kemampuan

seseorang untuk menghasilkan pada tingkat yang memuaskan di

tempat kerja, juga menunjukkan karakteristik pengetahuan dan

keterampilan yang dimiliki atau dibutuhkan oleh setiap individu yang

memampukan mereka untuk melakukan tugas dan tanggung jawab

mereka secara efektif dan meningkatkan standar kualitas professional

dalam pekerjaan.

2. Faktor-faktor yang memengaruhi kompetensi

Spencer dan Spencer (dalam Palan, 2007) mengemukakan

bahwa kompetensi merujuk kepada karakteristik yang mendasari

perilaku yang menggambarkan motif, karakteristik pribadi (ciri khas),

konsep diri, nilai-nilai, pengetahuan atau keahlian yang dibawa

seseorang yang berkinerja unggul (superior performer) di tempat

Page 32: TESIS ANALISIS PENERAPAN KOMPETENSI INTI PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PETUGAS PROMOSI ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · Keputusan Menteri

32

kerja. Selanjutnya, Spencer dan Spencer menguraikan lima

karakteristik yang membentuk kompetensi, sebagai berikut:

1. Pengetahuan; merujuk pada informasi dan hasil pembelajaran.

2. Keterampilan; merujuk pada kemampuan seseorang untuk

melakukan suatu kegiatan.

3. Konsep diri dan nilai-nilai; merujuk pada sikap, nilai-nilai dan

citra diri seseorang, seperti kepercayaan seseorang bahwa dia

bisa berhasil dalam suatu situasi.

4. Karakteristik pribadi; merujuk pada karakteristik fisik dan

konsistensi tanggapan terhadap situasi atau informasi, seperti

pengendalian diri dan kemampuan untuk tetap tenang dibawah

tekanan.

5. Motif; merupakan emosi, hasrat, kebutuhan psikologis atau

dorongan-dorongan lain yang memicu tindakan (Palan, 2007).

Michael Zwell 2000:25 (dalam Wibowo, 2007:93) memberikan

lima kategori kompetensi, yang terdiri dari task achievement,

relationship, personal attribute, managerial, dan leadership.

1. Task achievement

merupakan kategori kompetensi yang berhubungan dengan kinerja

baik. Kompetensi yang berkaitan dengan task achievementditunjukkan

oleh: orientasi pada hasil, mengelola kinerja, mepengaruhi, inisiatif,

efisensi produksi, fleksibilitas, inovasi, peduli kepada kualitas,

perbaikan berkelanjutan, dan keahlian teknis.

Page 33: TESIS ANALISIS PENERAPAN KOMPETENSI INTI PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PETUGAS PROMOSI ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · Keputusan Menteri

33

2. Relationship

merupakan kategori kompetensi yang berhubungan dengan

komunikasi dan bekerja baik dengan orang lain dan memuaskan

kebutuhannya. Kompetensi yang berhubungan dengan relationship

meliputi: kerja sama, orientasi pada pelayanan, kepedulian antar

pribadi, kecerdasan organisasional, membangun hubungan,

penyelesaian konflik, perhatian pada komunikasi dan sensitivitas lintas

budaya.

3. Personal attribute

merupakan kompetensi intrinsik individu dan menghubungkan

bagaimana orang berpikir, merasa, belajar dan berkembang. Personal

attribute merupakan kompetensi yang meliputi: integritas dan kejujuran,

pengembangan diri, ketegasan, kualitas keputusan, manajemen stress,

berpikir analitis, dan berpikir konseptual.

4. Managerial

merupakan kompetensi yang secara spesifik berkaitan dengan

pengelolaan, pengawasan dan mengembangkan orang. Kompetensi

manajerial berupa: memotivasi, memberdayakan, dan mengembangkan

orang lain.

5. Leadership

merupakan kompetensi yang berhubungan dengan memimpin

organisasi dan orang untuk mencapai maksud, visi, dan tujuan

organisasi. Kompetensi berkenaan dengan leadership meliputi:

Page 34: TESIS ANALISIS PENERAPAN KOMPETENSI INTI PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PETUGAS PROMOSI ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · Keputusan Menteri

34

kepemimpinan visioner, berpikir strategis, orientasi kewirausahaan,

manajemen perubahan, membangun komitmen organisasional,

membangun focus dan maksud.

Setiap kompetensi tampak pada individu pada berbagai tingkatan.

Kompetensi termasuk karakteristik manusia yang paling dalam seperti

motif, sifat dan sikap atau merupakan karakteristik yang dengan mudah

dapat diamati seperti keterampilan atau pengetahuan. Adanya tingkat

kompetensi dikemukakan oleh spencer dan spencer 1993:11 (dalam

Wibowo, 2007: 95) seperti gunung es dimana ada yang tampak

dipermukaan, tetapi ada pula yang tidak terlihat dipermukaan. Tingkatan

kompetensi dapat dikelompokkan dalam tiga tingkatan, yaitu: behavior

tools, image attribute, dan personal characteristic

1. Behavioral Tools.

a. Knowledge

merupakan informasi yang digunakan orang dalam bidang tertentu.

b. Skill

merupakan kemampuan orang untuk melakukan sesuatu dengan

baik.

2. Image Attribute.

a. Social role

merupakan pola perilaku orang yang diperkuat oleh kelompok social

atau organisasi.

Page 35: TESIS ANALISIS PENERAPAN KOMPETENSI INTI PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PETUGAS PROMOSI ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · Keputusan Menteri

35

b. Self Image

merupakan pandangan orang terhadap dirinya sendiri, identitas,

kepribadian, dan harga dirinya.

3. Personal Characteristic

a. Traits

merupakan aspek tipikal berperilaku.

b. Motive

merupakan apa yang mendorong perilaku seseorang dalam bidang

tertentu (prestasi, afiliasi, kekuasaan).

Kompetensi bukan merupakan kemampuan yang tidak dapat

dipengaruhi, Michael Zwell (2000) mengungkapkan bahwa terdapat

beberapa factor yang dapat mempengaruhi kecakapan kompetensi

seseorang, yaitu sebagai berikut: (Wibowo, 2007)

1. Keyakinan dan Nilai-nilai

Keyakinan orang tentang dirinya maupun terhadap orang lain akan

sangat mempengaruhi perilaku. Apabila orang percaya bahwa mereka

tidak kreatif dan inovatif, mereka tidak akan berusaha berpikir tentang

cara baru atau berbeda dalam melakukan sesuatu. Untuk itu, setiap

orang harus berpikir positif baik tentang dirinya maupun terhadap orang

lain dan menunjukkan ciri orang yang berpikir kedepan.

2. Keterampilan

Keterampilan memainkan peran dikebanyakan kompetensi.

Pengembangan keterampilan yang secara spesifik berkaitan dengan

Page 36: TESIS ANALISIS PENERAPAN KOMPETENSI INTI PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PETUGAS PROMOSI ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · Keputusan Menteri

36

kompetensi dapat berdampak baik pada budaya organisasi dan

kompetensi individual.

3. Pengalaman.

Keahlian dari banyak kompetensi memerlukan pengalaman

mengorganisasi orang, komunikasi di hadapan kelompok,

menyelesaikan masalah, dsb. Orang yang pekerjaannya memerlukan

sedikit pemikiran strategis kurang mengembangkan kompetensi

daripada mereka yang telah menggunakan pemikiran strategis

bertahun-tahun. Pengalaman merupakan elemen kompetensi yang

perlu, tetapi untuk menjadi ahli tidak cukup dengan pengalaman.

4. Karakteristik Kepribadian.

Dalam kepribadian termasuk banyak factor yang diantaranya sulit untuk

berubah. Akan tetapi, kepribadian bukannya sesuatu yang tidak dapat

berubah. Kepribadian seseorang dapat berubah sepanjang waktu.

Orang merespons dan berinteraksi dengan kekuatan dan lingkungan

sekitarnya. Kepribadian dapat mempengaruhi keahlian manajer dan

pekerja dalam sejumlah kompetensi, termasuk dalam penyelesaian

konflik, menunjukkan kepedulian interpersonal, kemampuan bekerja

dalam tim, memberikan pengaruh dan membangun hubungan.

Walaupun dapat berubah, kepribadian tidak cenderung berubah dengan

mudah. Tidaklah bijaksana untuk mengharapkan orang memperbaiki

kompetensinya dengan mengubah kepribadiannya.

Page 37: TESIS ANALISIS PENERAPAN KOMPETENSI INTI PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PETUGAS PROMOSI ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · Keputusan Menteri

37

5. Motivasi

Merupakan factor dalam kompetensi yang dapat berubah. Dengan

memberikan dorongan, apresiasi terhadap pekerjaan bawahan,

memberikan pengakuan dan perhatian individual dari atasan dapat

mempunyai pengaruh positif terhadap motivasi seorang bawahan.

Kompetensi menyebabkan orientasi bekerja seseorang pada hasil,

kemampuan mempengaruhi orang lain, meningkatnya inisiatif, dsb.

Pada gilirannya, peningkatan kompetensi akan meningkatkan kinerja

bawahan dan kontribusinya pada organisasi pun menjadi meningkat.

6. Isu Emosional

Hambatan emosional dapat membatasi penguasaan kompetensi. Takut

membuat kesalahan, menjadi malu, merasa tidak disuai atau tidak

menjadi bagian, semuanya cenderung membatasi motivasi dan inisiatif.

Perasaan tentang kewenangan dapat mempengaruhi kemampuan

komunikasi dan menyelesaikan konflik dengan manajer. Mengatasi

pengalaman yang tidak menyenangkan akan memperbaiki penguasaan

dalam banyak kompetensi. Akan tetapi, tidak beralasan mengharapkan

pekerja mengatasi hambatan emosional tanpa bantuan.

7. Kemampuan Intelektual.

Kompetensi tergantung pada pemikiran kognitif seperti pemikiran

konseptual dan pemikiran analitis. Tidak mungkin memperbaiki melalui

setiap intervensi yang diwujudkan suatu organisasi.

Page 38: TESIS ANALISIS PENERAPAN KOMPETENSI INTI PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PETUGAS PROMOSI ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · Keputusan Menteri

38

8. Budaya Organisasi

Budaya organisasi mempengaruhi kompetensi sumber daya manusia

dalam kegiatan sebagai berikut :

a. Praktik rekruitmen dan seleksi karyawan mempertimbangkan siapa

diantara pekerja yang dimasukkan dalam organisasi dan tingkat

keahliannya tentang kompetensi.

b. Sistem penghargaan mengkomunikasikan pada pekerja bagaimana

organisasi menghargai kompetensi.

c. Praktik pengambilan keputusan mempengaruhi kompetensi dalam

memberdayakan orang lain, inisiatif, dan memotivasi orang lain.

d. Filosofi organisasi, visi-misi, dan nilai-nilai berhubungan dengan

semua kompetensi.

e. Kebiasaan dan prosedur member informasi kepada pekerja tentang

berapa banyak kompetensi yang diharapkan.

f. Komitmen pada pelatihan dan pengembangan mengkomunikasikan

pada pekerja tentang pentingnya kompetensi tentang pembangunan

berkelanjutan.

g. Proses organisasional yang mengembangkan pemimpin secara

langsung mempengaruhi kompetensi kepemimpinan.

Page 39: TESIS ANALISIS PENERAPAN KOMPETENSI INTI PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PETUGAS PROMOSI ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · Keputusan Menteri

39

B. Tinjauan Umum KoPmptensi Inti Promosi kesehatan

Menurut Ewles dan Simnett (1994), terdapat enam kompetensi inti

dalam promosi kesehatan yakni : (1) Mengelola, merencanakan dan

mengevaluasi, (2) Komunikasi, (3) Pendidikan, (4) Pemasaran dan

publikasi, (5) fasilitas dan jaringan, (6) mempengaruhi kebijakan dan

praktik.

1. Mengelola, merencanakan dan mengevaluasi

a. Perencanaan

Langkah-langkah dalam perencanaan promosi kesehatan adalah;

1. Menentukan kebutuhan promosi kesehatan

a. Diagnosa masalah

b. Menetapkan prioritas masalah

2. Mengembangkan komponen promosi kesehatan

a. Menentukan tujuan promosi kesehatan

b. Menentukan sasaran promosi kesehatan

c. Menentukan isi promosi kesehatan

d. Menentukan metode yang akan digunakan

e. Menentukan media yang akan digunakan

f. Menentukan rencana evaluasi

g. Menyusun jadwal pelaksanaan

Page 40: TESIS ANALISIS PENERAPAN KOMPETENSI INTI PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PETUGAS PROMOSI ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · Keputusan Menteri

40

a. Diagnosa masalah

Diagnosa sosial adalah proses penentuan persepsi masyarakat

terhadap kebutuhannya atau terhadap kualitas hidupnya dan aspirasi

masyarakat untuk meningkatkan kualita hidupnya melalui partisipasi dan

penerapan berbagai informasi yang didesain sebelumnya.

b. Menetapkan prioritas masalah

Langkah yang harus ditempuh untuk menetapkan prioritas masalah

kesehatan adalah:

1. Menentukan status kesehatan masyarakat

2. Menentukan pola pelayanan kesehatan masyarakat yang ada

3. Menentukan hubungan antara status kesehatan dengan pelayanan

kesehatan di masyarakat.

4. Menentukan determinan masalah kesehatan masyarakat meliputi

tingkat pendidikan, umur, jenis kelamin, ras, letak geografis,

kebiasaan/perilaku dan kepercayaan yang dianut.

Dalam menentukan prioritas masalah kita harus mempertimbangkan

beberapa faktor seperti:

Berat masalah dan akibat yang ditimbulkannya

Pertimbangan politis

Sumber daya yang ada di masyarakat.

c. Menentukan tujuan

Menurut Green (1990) tujuan promosi kesehatan terdiri dari tiga tingkatan

yaitu:

Page 41: TESIS ANALISIS PENERAPAN KOMPETENSI INTI PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PETUGAS PROMOSI ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · Keputusan Menteri

41

1. Tujuan program (Program Objective)

Merupakan pernyataan apa yang akan dicapai dalam periode

tertentu dengan status kesehatan. Pada tujuan ini harus

mencakup who will do how much of what by when. Tujuan

program sering disebut dengan tujuan jangka panjang.

2. Tujuan pendidikan (Educaional Objective)

Merupakan deskripsi perilaku yang akan dicapai dapat

mengatasi masalah kesehatan yang ada. Oleh sebab itu tujuan

pendidikan sering disebut dengan tujuan jangka menengah.

3. Tujuan perilaku (Behavioral objective)

Merupakan pendidikan atau pembelajaran yang harus dicapai

agar tecapai pperilaku yang diinginkan. Oleh sebab itu tujuan

perilaku berhubungan dengan pengetahuan dan sikap dan

disebut dengan tujuan jangka pendek.

d. Menentukan sasaran promosi kesehatan

Sasaran promosi kesehatan dan sasaran pendidikan kesehatan

tidak selalu sama, oleh sebab itu kita harus menetapkan sasaran

langsung dan sasaran tidak langsung. Didalam promosi kesehatan

yang dimaksud adalah kelompok sasaran yaitu individu, kelompok

maupun keduanya.

e. Menentukan isi promosi kesehatan

Isi promosi kesehatan harus dibuat sesederhana mungkin

sehingga mudah dipahami oleh sasaran. Bila perlu isi pesan dibuat

Page 42: TESIS ANALISIS PENERAPAN KOMPETENSI INTI PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PETUGAS PROMOSI ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · Keputusan Menteri

42

dengan menggunakan gambar dan bahasa setempat sehingga sasaran

merasa bahwa pesan tersebut memang benar-benar ditujuakan

untuknya sebagai akibatnya sasaran mau melaksanakan isi pesan

tersebut.

f. Menentukan metode yang akan digunakan

Menentukan metode dalam promosi kesehatan harus

dipertimbangkan tentang aspek yan akan dicapai. Bila mencakup aspek

pengetahuan maka dapat dilkukan dengan cara penyuluhan langsung,

pemasagan poster, spanduk, penyebaran leflet. Untuk aspek sikap maka

kita perlu memberikan contoh konkret yang dapat menggugah emosi,

perasaan dan sikap sasaran. Bila untuk kemampuan ketrampilan

tertentu maka sasaran harus diberi kesempatan untuk mencoba

ketrampilan tersebut.

g. Menentukan media yang akan digunakan

Teori pendidikan mengatakan bahwa belajar yang paling mudah

adalah dengan mnggunakan media, oleh karena itu hampir semua

program pendidikan kesehatan selalu menggunakan berbagai media.

Media yang dipilih harus tergantung pada sasarannya, tingkat

pendidikannya, aspek yang ingin dicapai, metode yang digunakan dan

sumber data yang ada.

h. Menentukan rencana evaluasi

Disini baru dijabarkan tentang kapan evaluasi akan

dilaksanakan, dimana akan dilaksanakan, kelompok sasaran yang

Page 43: TESIS ANALISIS PENERAPAN KOMPETENSI INTI PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PETUGAS PROMOSI ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · Keputusan Menteri

43

mana akan dievaluasi dan siapa yang akan melaksanakan evaluasi

tersebut.

i. Menyusun jadwal pelaksanaan

Merupakan penjabaran dari waktu tempat dan pelaksanaan yang

biasanya dsajikan dalam bentuk gan chart

b. Evaluasi

Evaluasi dilakukan baik terhadap proses maupun hasil

implementasi kebijakan. Penilaian terhadap proses kebijakan difokuskan

pada tahapan perumusan kebijakan, terutama untuk melihat keterpaduan

antar tahapan, serta sejauhmana program dan pelayanan sosial mengikuti

garis kebijakan yang telah ditetapkan. Penilaian terhadap hasil dilakukan

untuk melihat pengaruh atau dampak kebijakan, sejauh mana kebijakan

mampu mengurangi atau mengatasi masalah. Berdasarkan evaluasi ini,

dirumuskanlah kelebihan dan kekurangan kebijakan yang akan dijadikan

masukan bagi penyempurnaan kebijakan berikutnya atau perumusan

kebijakan baru (Masyuni, 2010).

Hawe et al, (1998) mengatakan evaluasi adalah proses yang

memungkinkan kita untuk menetapkan kebenaran atau nilai dari sesuatu.

Evaluasi meliputi dua proses yaitu: observasi (pengamatan) dan

pengukuran, serta membandingkan hasil pengamatan dengan kriteria atau

standar yang dianggap merupakan hal yang baik. Evaluasi juga meliputi

pengamatan dan pengumpulan hasil pengukuran tentang operasionalisasi

Page 44: TESIS ANALISIS PENERAPAN KOMPETENSI INTI PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PETUGAS PROMOSI ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · Keputusan Menteri

44

program dan pengaruh progam terhadap masalah dibandingkan dengan

sebelum pelaksanaan program (Masyuni, 2010).

Stephen Isaac dan William B. Michael (1981) mengemukakan 9

bentuk desain evaluasi, yaitu:

a Historikal , dengan merekonstruksi kejadian di masa lalu secara

objektif dan tepat dikaitkan dengan hipotesis atau asumsi.

b Deskriptif, melakukan penjelasan secara sistematis suatu situasi atau

hal yang menjadi perhatian secara faktual dan tepat.

c Studi perkembangan (developmental study), menyelidiki pola dan

urutan perkembangan atau perubahan menurut waktu.

d Studi kasus atau lapangan (case atau field study), meneliti secara

intensif latar belakang status sekarang, dan interaksi lingkungan dari

suatu unit sosial, baik perorangan, kelompok, lembaga, atau

masyarakat.

e Studi korelasional (corelational study) , meneliti sejauh mana variasi

dari satu faktor berkaitan dengan variasi dari satu atau lebih faktor lain

berdasarkan koefisien tertentu.

f Studi sebab akibat (causal comparative study), yang menyelidiki

kemungkinan hubungan sebab akibat dengan mengamati berbagai

konsekuensi yang ada dan menggalinya kembali melalui data untuk

faktor menjelaskan penyebabnya.

g. Eksperimen murni (true esperimental), yang menyelidiki kemungkinan

hubungan sebab-akibat dengan membuat satu kelompok percobaan

Page 45: TESIS ANALISIS PENERAPAN KOMPETENSI INTI PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PETUGAS PROMOSI ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · Keputusan Menteri

45

atau lebih terpapar akan suatu perlakuan atau kondisi dan

membandingkan hasilnya dengan satu atau lebih kelompok control

yang tidak menerima perlakuan atau kondisi. Pemilihan kelompok-

kelompok secara sembarang (random) sangat penting.

h …...Eksperimen semu (quasi experimental), merupakan cara yang

mendekati eksperimen, tetapi di mana kontrol tidak ada dan

manipulasitidak bias dilakukan.

i . Riset aksi (action research), bertujuan mengembangkan pengalaman

baru melalui aplikasi langsung di berbagai kesempatan.

2. Komunikasi

Menurut Potter dan Perry (2005) komunikasi merupakan

kompleks (verbal dan non verbal) yang melibatkan tingkah laku dan

hubungan serta memungkinkan individu berasosiasi dengan orang lain

dan dengan lingkungan sekitarnya. Komunikasi mengacu tidak hanya

pada isi, tetapi juga perasaan dan emosi ketika individu menyampaikan

hubungan.

a. Faktor yang mempengaruhi komunikasi

Credibility. Sumber harus memiliki kredibilitas tinggi, agar

mempermudah kepercayaan sasaran terhadap pesan yang

disampaikan.

Content. Hendaknya pesan yang disampaikan mengandung isi

yang bermanfaat bagi sasaran.

Page 46: TESIS ANALISIS PENERAPAN KOMPETENSI INTI PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PETUGAS PROMOSI ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · Keputusan Menteri

46

Context. Pesan yang disampaikan ada hubungan dengan

kepentingan dan kebutuhan sasaran, serta realitas sehari-hari.

Clarity. Pesan yang disampaikan harus jelas, sehingga harus

diupayakan untuk memilih pesan yang ketika disampaikan

akan lebih mudah diterima.

b. Proses perencanaan komunikasi kesehatan

Pengembangan program perencanaan komunikasi yang lebih

efektif dan efisien di gambarkan dalam bentuk diagram P”, atau

lebih dikenal sebagai P process. Ada beberapa tahapan dalam

perencanaan komunikasi yaitu: (Maulana, 2014).

Gambar 2.1 Proses rancangan komunikasi kesehatan oleh The

Jhon Hopkins University

Page 47: TESIS ANALISIS PENERAPAN KOMPETENSI INTI PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PETUGAS PROMOSI ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · Keputusan Menteri

47

1. Tahap pertama yaitu analisis khalayak dan program yang terdiri dari

meninjau khalayak potensial, mengkaji kebijaksanaan dan program

yang ada, mencari lembaga atau organisasi yang potensial untuk

mendukung program dan mengevaluasi sumber daya KIE

2. Tahap kedua yaitu penyusunan rancangan program yang terdiri dari

menentukan tujuan komunikasi, mengindentifikasi khalayak sasaran,

mengembangkan pesan, memilih media, merencanakan dukungan,

penguatan interpersonal dan menyusun rencana kegiatan

3. Tahap ketiga yaitu pengembangan, uji coba penyempurnaan dan

produksi media yang terdiri dari mengembangkan konsep pesan,

melakukan pre-test atau uji coba terhadap khalayak sasaran,

merumuskan pesan lengkap dan bentuk kemasannya, melakukakan

pre-test lanjutan dan terakhir melakukan uji ulang terhadap bahan KIE

yang ada.

4. Tahap keempat yaitu penerapan dan pemantauan yang terdiri dari

mengelola iklim organisasi, menerapkan rencana kegiatan dan

memantau hasil program.

5. Tahap kelima yaitu evaluasi dan rancang ulang yang terdiri dari

mengukur dampak keseluruhan dan menyusun rancangan ulang untuk

periode berikutnya.

Page 48: TESIS ANALISIS PENERAPAN KOMPETENSI INTI PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PETUGAS PROMOSI ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · Keputusan Menteri

48

c. Komunikasi kesehatan

Bentuk komunikasi dalam bidang kesehatan adalah

komunikasi dalam diri individu (Intrapersonal Communication),

komunikasi antar pribadi (Interpersonal Communication) dan

komunikasi massa (Mass Communication) (Maulana, 2009).

Komunikasi dalam diri indiidu (intrapersonal Communication).

Menurut Perry dan Potter (2005), komunikasi intrapersonal

merupakan model bicara seorang diri atau dialog internal yang

terjadi secara konstan dan tanpa disadari. Tujuan dari komunikasi

intrapersonal adalah kesadaran diri yang memengaruhi konsep diri

dan perasaan dihargai. Konsep diri yang yang positif dan

kesadaran diri yang matang melalui dialog internal dapat membantu

petugas kesehatan mengekspresikan diri secara tepat kepada

orang lain.

Komunikasi antar pribadi (Interpersonal Communication).

Komunikasi antar pribadi adalah komunikasi langsung bertatap

muka, baik secara individu maupun kelompok. Metode komunikasi

antar pribadi yang paling baik adalah konseling karena

memungkinkan terjadi dialog terbuka tanpa kehadiran pihak ketiga

dan keberhasilannya dapat segera dinilai. Kekurangan komunikasi

antar personal adalah membutuhkan waktu, tenaga, dan biaya

lebih dengan keterbatasan sasaran yang terjangkau. Komunikasi

antar pribadi yang sehat dapat mengasilkan pemecahan masalah,

Page 49: TESIS ANALISIS PENERAPAN KOMPETENSI INTI PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PETUGAS PROMOSI ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · Keputusan Menteri

49

menumbuhkan berbagai ide. pengambilan keputusan, dan

perkembangan pribadi. Petugas kesehatan dapat membantu klien

berkomunikasi dalam tingkat antarpribadi yang bermakna.

Efektifitas komunikasi antar pribadi ditentukan oleh 3 hal yaitu:

1. Empati yang berarti menempati diri pada kedudukan orang lain.

2. Respek terhadap perasaan dan sikap orang lain

3. Jujur dalam menanggapi pertanyaan orang lain yang diajak

komunikasi

Komunikasi massa (Mass Communication). Komunikasi massa

adalah komunikasi dengan menggunakan media massa (TV, Radio,

dan Media Cetak) untuk menyampaikan pesan atau informasi

kepada masyarakat. Dalam perkembangan selanjutnya, komunikasi

massa tidak hanya terbatas pada penggunaan media cetak dan

elektronik tetapi juga melalui penggunaan media tradisional

misalnya wayang golek. Penggunaan media massa memungkinkan

sasaran yang dicapai lebih banyak sehingga menghemat waktu,

tenaga, dan biaya. Kemampuan khusus yang harus dimiliki seorang

komunikator adalah penggunaan postur, gerak tubuh, dan nada

bicara yang membantu pembicara untuk mengekspersikan ide-

idenya.

3. Pendidikan kesehatan

Menurut Notoatmodjo (2003) pendidikan secara umum adalah

segala upaya yang direncanakan untuk memengaruhi orang lain

Page 50: TESIS ANALISIS PENERAPAN KOMPETENSI INTI PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PETUGAS PROMOSI ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · Keputusan Menteri

50

sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku

pendidikan. Selanjutnya menurut Entjang (1991) pendidikan kesehatan

adalah proses membuat orang mampu meningkatkan kontrol dam

memperbaiki kesehatan individu. Kesempatan yang direncanakan

untuk individu, kelompok atau masyarakat agar belajar tentang

kesehatan dan melakukan perubahan-perubahan secara suka rela

dalam tingkah laku individu. Berdasarkan pengertian di atas dapat di

artikan bahwa pendidikan kesehatan merupakan upaya-upaya

terencana untuk mengubah perilaku individu, kelompok, keluarga dan

masyarakat. Hal tersebut menunjukkan bahwa pendidikan kesehatan

membutuhkan pemahaman yang mendalam, karena melibatkan

berbagai istilah seperti perubahan perilaku dan proses pendidikan.

Menurut Berlo (1960) mengemukakan bahwa, kegiatan

penyuluhan sebagai proses pendidikan, pada hakikatnya berupaya

untuk menggerakan masyarakat sasarannya agar aktif di dalam proses

belajar. Proses belajar itu sendiri, merupakan proses pemberian

respon (tanggapan) atas segala rangsangan-rangsangan (stimulus)

yang diterimnya selama proses belajar itu berlangsung. Sedangkan

penyuluhan kesehatan menurut Depkes (2002) adalah penambahan

pengetahuan dan kemampuan seseorang melalui tehnik praktek

belajar atau instruksi dengan tujuan mengubah atau memengaruhi

perilaku manusia secara individu, kelompok maupun masyarakat untuk

dapat lebih mandiri dalam mencapai tujuan hidup sehat.

Page 51: TESIS ANALISIS PENERAPAN KOMPETENSI INTI PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PETUGAS PROMOSI ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · Keputusan Menteri

51

Penyuluhan kesehatan juga dapat berupa gabungan berbagai

kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar

untuk mencapai suatu keadaan, dimana individu, keluarga, kelompok

atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu

bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan, secara

perseorangan maupun secara kelompok dengan meminta pertolongan

(Effendy, 2003).

1. Sasaran

Sasaran penyuluhan kesehatan mencakup individu, keluarga,

kelompok dan masyarakat. Penyuluhan kesehatan pada individu dapat

dilakukan di rumah sakit, klinik, puskesmas, posyandu, keluarga

binaan dan masyarakat binaan. Penyuluhan kesehatan pada keluarga

diutamakan pada keluarga resiko tinggi, seperti keluarga yang

menderita penyakit menular, keluarga dengan sosial ekonomi rendah,

keluarga dengan keadaan gizi yang buruk, keluarga dengan sanitasi

lingkungan yang buruk dan sebagainya.

Penyuluhan kesehatan pada sasaran kelompok dapat

dilakukan pada kelompok ibu hamil, kelompok ibu yang mempunyai

anak balita, kelompok masyarakat yang rawan terhadap masalah

kesehatan seperti kelompok lansia, kelompok yang ada di berbagai

institusi pelayanan kesehatan seperti anak sekolah, pekerja dalam

perusahaan dan lain-lain. Penyuluhan kesehatan pada sasaran

masyarakat dapat dilakukan pada masyarakat binaan puskesmas,

Page 52: TESIS ANALISIS PENERAPAN KOMPETENSI INTI PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PETUGAS PROMOSI ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · Keputusan Menteri

52

masyarakat nelayan, masyarakat pedesaan, masyarakat yang terkena

wabah dan lain-lain (Effendy, 2003)

2. Materi/pesan

Materi atau pesan yang disampaikan kepada sasaran

hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan kesehatan dari individu,

keluarga, kelompok dan masyarakat, sehingga materi yang

disampaikan dapat dirasakan langsung manfaatnya. Materi yang

disampaikan sebaiknya menggunakan bahasa yang mudah

dimengerti, tidak terlalu sulit untuk dimengerti oleh sasaran, dalam

penyampaian materi sebaiknya menggunakan metode dan media

untuk mempermudah pemahaman dan untuk menarik perhatian

sasaran (Effendy, 2003). Menentukan isi materi yaitu komponen

materi atau bahan pelajaran berisi bahan yang akan disampaikan

kepada sasaran untuk meningkatkan pencapaian tujuan khusus.

Menurut Ewles dan Simnett (1994) pedoman memilih dan

memproduksi materi pendidikan kesehatan/penyuluhan antara lain

sebagai berikut :

a) Apakah sesuai dengan tujuan?

b) Apakah materi tersebut paling tepat?

c) Apakah konsisten dengan nilai dan pendekatan yang

dilakukan?

d) Apakak relevan untuk sasaran?

e) Apakah cenderung membedakan ras atau jenis kelamin?

Page 53: TESIS ANALISIS PENERAPAN KOMPETENSI INTI PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PETUGAS PROMOSI ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · Keputusan Menteri

53

f) Apakah dimengerti?

g) Apakah informasinya tepat?

h) Apakah memuat iklan?

3. Metode

Metode diartikan sebagai cara atau pendekatan tertentu. Di

dalam proses belajar, pendidik harus dapat memilih dan menggunakan

metede/cara mengajar yang cocok atau relevan/sesuai kondisi

setempat. Pemberian pendidikan kesehatan pada sasaran yang sama

tetapi waktu dan tempat yang berbeda dalam pelaksanaanya

memerlukan metode yang juga berbeda demikian sebaliknya.

Menurut Notoatmodjo (2007), metode penyuluhan merupakan

salah satu faktor yang memengaruhi tercapainya suatu hasil

penyuluhan secara optimal. Metode yang dikemukakan antara lain:

a. Metode penyuluhan perorangan (individual)

Dalam penyuluhan kesehatan metode ini digunakan untuk

membina perilaku baru atau seseorang yang telah mulai tertarik

pada suatu perubahan perilaku atau inovasi. Dasar digunakan

pendekatan individual ini karena setiap orang mempunyai masalah

atau alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan penerimaan

atau perilaku baru tersebut. Bentuk dari pendekatan ini antara lain :

1. Bimbingan dan penyuluhan

Dengan cara ini kontak antara klien dengan petugas lebih

intensif. Setiap masalah yang dihadapi oleh klien dapat

Page 54: TESIS ANALISIS PENERAPAN KOMPETENSI INTI PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PETUGAS PROMOSI ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · Keputusan Menteri

54

dikoreksi dan dibantu penyelesaiannya. Akhirnya klien akan

dengan sukarela, berdasarkan kesadaran dan penuh pengertian

akan menerima perilaku tersebut.

2. Wawancara

Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan

penyuluhan. Wawancara antara petugas kesehatan dengan

klien untuk menggali informasi mengapa ia tidak atau belum

menerima perubahan, ia tertarik atau belum menerima

perubahan, untuk mempengaruhi apakah perilaku yang sudah

atau akan diadopsi itu mempunyai dasar pengertian dan

kesadaran yang kuat, apabila belum maka perlu penyuluhan

yang lebih mendalam lagi.

b. Metode penyuluhan kelompok

Dalam memilih metode penyuluhan kelompok harus

mengingat besarnya kelompok sasaran serta tingkat pendidikan

formal pada sasaran. Untuk kelompok yang besar, metodenya akan

berbeda dengan kelompok kecil. Efektifitas suatu metode akan

tergantung pula pada besarnya sasaran penyuluhan. Metode ini

mencakup:

a. Kelompok besar,

yaitu apabila peserta penyuluhan lebih dari 15 orang. Metode

yang baik untuk kelompok ini adalah ceramah dan seminar.

Page 55: TESIS ANALISIS PENERAPAN KOMPETENSI INTI PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PETUGAS PROMOSI ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · Keputusan Menteri

55

1). Ceramah

Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi

maupun rendah. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam

menggunakan metode ceramah adalah:

a. Persiapan

Ceramah yang berhasil apabila penceramah itu sendiri

menguasai materi apa yang akan diceramahkan, untuk itu

penceramah harus mempersiapkan diri. Mempelajari materi

dengan sistimatika yang baik. Lebih baik lagi kalau disusun

dalam diagram atau skema dan mempersiapkan alat-alat

bantu pengajaran.

b. Pelaksanaan

Kunci keberhasilan pelaksanaan ceramah adalah apabila

penceramah dapat menguasai sasaran Untuk dapat

menguasai sasaran penceramah dapat menunjukkan sikap

dan penampilan yang meyakinkan. Tidak boleh bersikap

ragu-ragu dan gelisah. Suara hendaknya cukup keras dan

jelas. Pandangan harus tertuju ke seluruh peserta. Berdiri di

depan /dipertengahan, seyogianya tidak duduk dan

menggunakan alat bantu lihat semaksimal mungkin.

2). Seminar

Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar

deng pendidikan menengah ke atas. Seminar adalah suatu

Page 56: TESIS ANALISIS PENERAPAN KOMPETENSI INTI PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PETUGAS PROMOSI ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · Keputusan Menteri

56

penyajian dari seseorang ahli atau beberapa orang ahli

tentang suatu topik yang dianggap penting dan dianggap

hangat di masyarakat.

b. Kelompok kecil,

yaitu apabila peserta penyuluhan kurang dari 15 orang.

Metode yang cocok untuk kelompok ini adalah diskusi kelompok,

curah pendapat, bola salju, memainkan peranan, permainan

simulasi.

c. Metode penyuluhan massa

Dalam metode ini penyampaian informasi ditujukan kepada

masyarakat yang sifatnya massa atau publik. Oleh karena sasaran

bersifat umum dalam arti tidak membedakan golongan umur, jenis

kelamin, pekerjaan, status ekonomi, tingkat pendidikan dan

sebagainya, maka pesan kesehatan yang akan disampaikan harus

dirancang sedemikian rupa sehingga dapat ditangkap oleh massa

tersebut. Pada umumnya bentuk pendekatan massa ini tidak

langsung, biasanya menggunakan media massa. Beberapa contoh

dari metode ini adalah ceramah umum, pidato melalui media

massa, simulasi, dialog antara pasien dan petugas kesehatan,

sinetron, tulisan dimajalah atau koran, bill board yang dipasang di

pinggir jalan, spanduk, poster dan sebagainya.

Page 57: TESIS ANALISIS PENERAPAN KOMPETENSI INTI PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PETUGAS PROMOSI ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · Keputusan Menteri

57

a. Media penyuluhan

Media penyuluhan adalah semua sarana atau upaya untuk

menampilkan pesan informasi yang ingin disampaikan oleh

komunikator sehingga sasaran dapat meningkat pengetahuannya

yang akhirnya diharapkan dapat berubah perilakunya ke arah

positif terhadap kesehatan. Penyuluhan kesehatan tak dapat lepas

dari media karena melalui media, pesan yang disampaikan dapat

lebih menarik dan dipahami, sehingga sasaran dapat mempelajari

pesan tersebut sehingga sampai memutuskan untuk

mengadopsinya ke perilaku yang positif. Tujuan atau alasan

mengapa media sangat diperlukan di dalam pelaksanaan

penyuluhan kesehatan antara lain adalah:

a. Media dapat mempermudah penyampaian informasi.

b. Media dapat menghindari kesalahan persepsi.

c. Media dapat memperjelas informasi

d. Media dapat mempermudah pengertian.

e. Media dapat mengurangi komunikasi verbalistik.

f. Media dapat menampilkan objek yang tidak dapat ditangkap

dengan mata.

g. Media dapat memperlancar komunikasi.

Berdasarkan fungsinya sebagai penyaluran pesan kesehatan,

media ini dibagi menjadi 3 yakni :

Page 58: TESIS ANALISIS PENERAPAN KOMPETENSI INTI PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PETUGAS PROMOSI ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · Keputusan Menteri

58

a. Media cetak

Media ini mengutamakan pesan-pesan visual, biasanya terdiri

dari gambaran sejumlah kata, gambar atau foto dalam tata warna.

Yang termasuk dalam media ini adalah booklet, leaflet, flyer

(selebaran), flip chart (lembar balik), rubrik atau tulisan pada surat

kabar atau majalah, poster, foto yang mengungkapkan informasi

kesehatan. Ada beberapa kelebihan media cetak antara lain tahan

lama, mencakup banyak orang, biaya rendah, dapat dibawa kemana-

mana, tidak perlu listrik, mempermudah pemahaman dan dapat

meningkatkan gairah belajar. Media cetak memiliki kelemahan yaitu

tidak dapat menstimulir efek gerak dan efek suara dan mudah terlipat.

b. Media elektronik

Media ini merupakan media yang bergerak dan dinamis, dapat

dilihat dan didengar dan penyampaiannya melalui alat bantu

elektronika. Yang termasuk dalam media ini adalah televisi radio, video

film, CD, VCD. Seperti halnya media cetak, media elektronik ini memiliki

kelebihan antara lain lebih mudah dipahami, lebih menarik, sudah

dikenal masyarakat, bertatap muka, mengikut sertakan seluruh panca

indera, penyajiannya dapat dikendalikan dan diulang-ulang serta

jangkauannya lebih besar. Kelemahan dari media ini adalah biayanya

lebih tinggi, sedikit rumit, perlu listrik dan alat canggih untuk

produksinya, perlu persiapan matang, peralatan selalu berkembang dan

Page 59: TESIS ANALISIS PENERAPAN KOMPETENSI INTI PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PETUGAS PROMOSI ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · Keputusan Menteri

59

berubah, perlu keterampilan penyimpanan dan keterampilan untuk

mengoperasikannya.

c. Media luar ruang

Media menyampaikan pesannya di luar ruang, bisa melalui

media cetak maupun elektronik misalnya papan reklame, spanduk,

pameran, banner dan televisi layar lebar. Kelebihan dari media ini

adalah lebih mudah dipahami, lebih menarik, sebagai informasi umum

dan hiburan, bertatap muka, mengikut sertakan seluruh panca indera,

penyajian dapat dikendalikan dan jangkauannya relatif besar.

Kelemahan dari media ini adalah biaya lebih tinggi, sedikit rumit, perlu

alat canggih untuk produksinya, persiapan matang, peralatan selalu

berkembang dan berubah, memerlukan keterampilan penyimpanan dan

keterampilan untuk mengoperasikannya. Media penyuluhan kesehatan

yang baik adalah media yang mampu memberikan informasi atau

pesan-pesan kesehatan yang sesuai dengan tingkat penerimaan

sasaran, sehingga sasaran mau dan mampu untuk mengubah perilaku

sesuai dengan apa yang diharapkan

4. Alat bantu dan media penyuluhan

a. Alat bantu penyuluhan

Alat bantu penyuluhan adalah alat-alat yang digunakan

oleh penyuluh dalam menyampaikan informasi. Alat bantu ini sering

disebut alat peraga karena berfungsi untuk membantu dan

Page 60: TESIS ANALISIS PENERAPAN KOMPETENSI INTI PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PETUGAS PROMOSI ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · Keputusan Menteri

60

meragakan sesuatu dalam proses penyuluhan (Notoatmodjo,

2007). Alat peraga ini disusun berdasarkan prinsip bahwa

pengetahuan yang ada pada setiap manusia itu diterima atau

ditangkap melalui panca indera. Semakin banyak indera yang

digunakan untuk menerima sesuatu maka semakin banyak dan

semakin jelas pula pengertian/pengetahuan yang diperoleh.

Dengan kata lain, alat peraga ini dimaksudkan untuk mengerahkan

indera sebanyak mungkin kepada suatu objek sehingga

mempermudah persepsi.

Secara terperinci, fungsi alat peraga adalah untuk

menimbulkan minat sasaran, mencapai sasaran yang lebih banyak,

membantu mengatasi hambatan bahasa, merangsang sasaran

untuk melaksanakan pesan kesehatan, membantu sasaran untuk

belajar lebih banyak dan tepat, merangsang sasaran untuk

meneruskan pesan yang diterima kepada orang lain,

mempermudah memperoleh informasi oleh sasaran, mendorong

keinginan orang untuk mengetahui, kemudian lebih mendalami dan

akhirnya memberikan pengertian yang lebih baik, dan membantu

menegakkan pengertian yang diperoleh.

Pada garis besarnya ada 3 macam alat bantu penyuluhan yaitu :

2. Alat bantu lihat

Alat ini berguna dalam membantu menstimulasikan indera mata

pada waktu ternyadinya penyuluhan. Alat ini ada 2 bentuk yaitu

Page 61: TESIS ANALISIS PENERAPAN KOMPETENSI INTI PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PETUGAS PROMOSI ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · Keputusan Menteri

61

alat yang diproyeksikan misalnya slide, film dan alat yang tidak

diproyeksikan misalnya dua dimensi, tiga dimensi, gambar peta,

bagan, bola dunia, boneka dan lain-lain.

3. Alat bantu dengar

Alat ini berguna dalam membantu menstimulasi indera

pendengar, pada waktu proses penyampaian bahan penyuluhan

misalnya piringan hitam, radio, pita suara dan lain-lain.

4. .Alat bantu lihat- dengar

Alat ini berguna dalam menstimulasi indera penglihatan dan

pendengaran pada waktu proses penyuluhan, misalnya televisi,

video cassette dan lain-lain

4.…Pemasaran Sosial dan publikasi dalam promosi kesehatan

Menurut Kotler (2006), pemasaran sosial adalah suatu proses

untuk membuat rancangan, implementasi, dan pengawasan program

yang bertujuan meningkatkan penerimaan gagasan sosial atau

perilaku pada suatu kelompok sasran. Selanjutnya, Pemasaran dalam

promosi kesehatan adalah keterampilan manajemen dalam hal

mengidentifikasi kesempatan-kesem35patan untuk memenuhi

permintaan konsumen atau klien sehingga memberikan perlindungan

maksimal atau perbaikan dalam kesehatan mereka (Ewles dan

Simnett, 1994).

Pusat kegiatan pada pemasaran sosial adalah konsumen atau

masyarakat, atau pemasaran sosial berorientasi pada konsumen,

Page 62: TESIS ANALISIS PENERAPAN KOMPETENSI INTI PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PETUGAS PROMOSI ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · Keputusan Menteri

62

bukan pada perusahaan seperti pada pemasaran komersial.

Konsumen sebagai tolak ukur proses mempunyai empat unsure, yaitu

produk, harga, tempat dan promosi.

a. Produk

Jenis produk yang akan dijual dalam pemasaran adalah

produk sosial atau produk yang secara sosial bermanfaat. Hal ini

berupa jenis pelayanan misalnya penimbangan balita, pemeriksaan

ibu hamil atau perilaku berhenti merokok, kesegaran jasmani atau

juga berupa benda nyata seperti kapsul vitamin A, tablet besi.

Produk harus berdasarkan minat atau kebutuhan masyarakat.

b. Harga

Dalam pemasaran sosial, harga produk ditentukan

berdasarkan manfaat atau kemudahan yang dapat dinikmati oleh

masyarakat. Harga dapat berupa uang, kesempatan, status atau

waktu. Contohnya, meskipun posyandu memberikan pelayanan

secara gratis, tetapi reaksi anak terhadap imunisasi dan gangguan

keluarga, termaksuk biaya untuk jajan anak dan transportasi ke

posyandu, dapat dianggap harga yang harus dibandingkan dengan

manfaaat yang di dapat. Dengan demikian, harga menjadi sangat

bervariasi untuk setiap individu. Penetapan harga tidak terlepas dari

ketiga unsur pemasaran lainnya karena setiap unsure saling

memengaruhi dan turut menentukan besarnya harga yang harus

dibayar konsumen.

Page 63: TESIS ANALISIS PENERAPAN KOMPETENSI INTI PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PETUGAS PROMOSI ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · Keputusan Menteri

63

c. Tempat

Tempat pemasaran sosial adalah lokasi tempat produk

dapat diperoleh. Penyediaan dan distribusi produk sosial tidak

hanya melibatkan sistem agen dan pengecer, tetapi dapat melalui

kader, tenaga lapangan, sarana pelayanan kesehatan, atau tenaga

kesehatan sendiri. Dalam pemasaran sosial, jalur distribusi

menyangkut bermacam-macam institusi yang terlibat, mulai dari

perumus gagasan sampai penerima yang dituju. Faktor efektifitas

dan efisisensi harus tetap dipertimbangkan serta arus penyaluran

produk harus lancar dan persediaan harus selalu cukup.

d. Promosi

Dalam meningkatkan penjualan produk, diperlukan

kegiatan promosi, yaitu mengkomunikasikan keunggulan dan

membujuk konsumen atau kelompok sasaran untuk menggunakan

produk yang ditawarkan. Efektifitas pemasaran sangat bergantung

pada efektifitas komunikasi, karena pada dasarnya promosi adalah

komunikasi. Tema promosi harus mengikat semua unsur

pemasaran, yaitu tempat, produk dan harga karena ketiga unsur

tersebut juga merupakan alat promosi.

Faktor- faktor yang menentukan keberhasilan pemasaran

sosial meliputi: (Maulana, 2014)

b. Manajemen, pemasaran sosial yang baik harus didukung

manajemen yang baik. Manajer bertanggung jawab penuh

Page 64: TESIS ANALISIS PENERAPAN KOMPETENSI INTI PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PETUGAS PROMOSI ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · Keputusan Menteri

64

terhadap pelaksanaan kegiatan secara keseluruhan meskipun

dibentuk kelompok kerja.

c. Konsumen, merupakan titik tolak semua unsur kegiatan

pemasaran sehingga penyusunan pesan, bagaimana pesan

disampaikan, dan saluran komunikasi yang digunakan harus

berdasarkan penelitian tentang konsumen.

d. Kelompok sasaran, program komunikasi akan berhasil jika

pesan-pesan ditujukan lansung kepada kelompok sasaran yang

sesuai. Misalnya, pesan imunisasi harus khusus ditujukan pada

ibu dari anak usia balita. Pesan yang berbeda diperlukan bagi

para ibu yang mempunyai anak dengan usia berbeda.

Kelompok sasaran dapat berbeda berdasarkan pola makan

anak pada umur yang berbeda sehingga pesan ditujukan

kepada ibu dari setiap tingkat usia balita tersebut.

e. Identitas, produk atau layanan yang dipromosikan harus memilih

identitas yang jelas dan tegas (misalnya, “sayuran mengandung

vitamin yang menyehatkan” memberikan identitas yang jelas

pada sayuran tersebut dibandingkan “sayuran baik untuk anak-

anak”)

f. Manfaat, produk atau layanan yang dipromosikan harus

memberikan manfaat atau keuntungan yang jelas dan nyata,

penelitian yang cermat akan membantu menunjukan

keuntungan atau manfaat nyata dan dapat dipercaya (misalnya,

Page 65: TESIS ANALISIS PENERAPAN KOMPETENSI INTI PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PETUGAS PROMOSI ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · Keputusan Menteri

65

poster yang berbunyi “Datanglah ke Posyandu dan Timbang

Anak Anda”, tidak akan memberikan pengaruh yang diharapkan

karena tidak menunjukkan manfaat apa yang dapat diperoleh

dengan membawa anak ke posyandu).

g. Biaya, biaya berhubungan dengan keterjangkauan konsumen

untuk membeli produk atau pelayanan yang akan dibandingkan

dengan manfaat yang diperoleh. Keterjangkauan biaya harus

mencakup biaya nyata dan biaya tersembunyi. Meskipun

pelayanan posyandu gratis, terdapat biaya tersembunyi yang

harus dikeluarkan, seperti waktu, biaya untuk jajan anak,

transportasi, dan lain-lain. Keputusan datang tidaknya ke

posyandu merupakan hasil dari usaha membandingkan semua

biaya (yang nyata dan tersembunyi) dengan manfaat dating ke

posyandu.

h. Ketersediaan, promosi apapun tidak akan berhasil jika produk

atau pelayanan yang dipromosikan tidak dapat atau sulit

diperoleh. Oleh karena itu, harus dipastikan bahwa produk

memang dapat diperoleh sebelum promosi dicanangkan

(misalnya, promosi oralit tidak akan berhasil jika oralitnya sulit

diperoleh atau promosi kebiasaan buang sampah pada

tempatnya akan sulit diwujudkan jika tempat sampahnya tidak

tersedia).

Page 66: TESIS ANALISIS PENERAPAN KOMPETENSI INTI PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PETUGAS PROMOSI ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · Keputusan Menteri

66

i. Saluran komunikasi, pesan dapat diterima kelompok sasaran

melalui kominikasi yang dapat dipercaya sehingga penting

menentukan saluran komunikasi yang dapat dipakai, seperti

media massa, kader dan kelompok masyarakat. Tentukan juga

berapa persen kelompok sasaran yang dapat dicapai setiap

saluran komunikasi dan berapa frekuensinya.

j. Pemantauan dan Perbaikan, sistem pemantauan bagian dari

pendekatan pemasaran sosial. Pemantauan dilakukan untuk

mengetahui apakah semua unsur komunikasi sesuai rencana

dan perbaikan yang sekiranya diperlukan.

k. Evaluasi, dilakukan pada akhir program sesuai jangka waktu

yang ditentukan setiap tahun apabila program berjangka

panjang.

5. Fasilitas dan jaringan

Pengertian fasilitas menurut kamus besar bahasa Indonesia

ialah sarana untuk melancarkan suatu fungsi atau kemudahan.

Fasilitasi seringkali digunakan secara bersamaan dengan

pendampingan yang merujuk pada bentuk dukungan tenaga dan

metodologi dalam berbagai program pembangunan dan pengentasan

kemiskinan. Fasilitasi menjadi inti dari kegiatan pendampingan yang

dilakukan oleh tenaga khusus untuk membantu masyarkat dalam

berbagai sektor pembangunan. Kegiatan pendampingan dilakukan

dalam upaya mendorong partisipasi dan kemandirian masyarakat.

Page 67: TESIS ANALISIS PENERAPAN KOMPETENSI INTI PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PETUGAS PROMOSI ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · Keputusan Menteri

67

Kegiatan pendampingan menjadi salah satu bagian dalam proses

pemberdayaan masyarakat.

Dalam pendampingan dibutuhkan tenaga yang memiliki

kemampuan untuk mentransfer pengetahuan. Sikap dan perilaku

tertentu kepada masyarakat. Disamping itu, perlu dukungan dan

sarana pengembangan diri dalam bentuk latihan bagi para

pendamping.

Promosi kesehatan adalah proses pemberdayaan

masyarakat, hal penting ketika bekerja dengan komunitas adalah

kemampuan memfasilitasi dan membangun jaringan agar orang lain

mampu mempromosikan kesehatan mereka sendiri dan orang lain.

Upaya ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti tukar

menukar keterampilan dan informasi dan membangun kepercayaan

pada diri sendiri dan orang lain.

Di dalam upaya promosi kesehatan membangun jaringan

dapat dilakukan melalui kemitraan sebagaimana menurut Notoadmojo

(2010) bahwa kemitraan adalah suatu kerjasama yang formal individu-

individu, kelompok-kelompok atau organisasi-organisasi untuk

mencapai suatu tujuan tertentu. Dalam kerjasama tersebut ada

kesepakatan tentang komitmen dan harapan masing-masing anggota,

tentang peninjauan kembali terhadap kesepakatan-kesepakatan yang

telah dibuat, dan saling berbagi (sharing) baik dalam risiko maupun

keuntungan yang diperoleh.

Page 68: TESIS ANALISIS PENERAPAN KOMPETENSI INTI PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PETUGAS PROMOSI ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · Keputusan Menteri

68

Ada berbagai pengertian kemitraan secara umum (Promkes Depkes

RI) meliputi:

a. kemitraan mengandung pengertian ada nya interaksi dan interelasi

minimal antara dua pihak atau lebih dimana masing-masing pihak

merupakan ”mitra” atau ” partner ”.

b..Kemitraan adalah proses pencarian/perwujudan bentuk-bentuk

kebersamaan yang saling menguntungkan dan saling mendidik

secara sukarela untuk mencapai kepentingan bersama.

c. Kemitraan adalah upaya melibatkan berbagai komponen baik sektor,

kelompok masyarakat, lembaga pemerintah atau non - pemerintah

untuk bekerja sama mencapai tujuan bersama berdasarkan atas

kesepakatan, prinsip, dan peran masing - masing.

d. Kemitraan adalah suatu kesepakatan dimana seseorang, kelompok

atau organisasi untuk bekerjasama mencapai tujuan, mengambil

dan melaksanakan serta membagi tugas, menanggung bersama

baik yang berupa resiko maupun keuntungan, meninjau ulang hub

ungan masing - masing secara teratur dan memperbaiki kembali

kesepakatan bila diperlukan (Ditjen P2L & PM, 2004).

Adapun landasaan dalam membangun kemitraan menurut

Havelloc dalam Notoadmojo (2010) yakni :

1. Saling memahami kedudukan, tugas, dan fungsi masing-masing

(structure), artinya kemitraan sebagai suatu oerganisasi jejaring kerja

sudah barang tentu masing-masing anggota mempunyai peran dan

Page 69: TESIS ANALISIS PENERAPAN KOMPETENSI INTI PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PETUGAS PROMOSI ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · Keputusan Menteri

69

fungsi yang berbeda. Oleh karena itu setiap anggota memahami tugas

dan fungsi masing-masing.

2. Saling menghubungi (linkage), artinya agar kemitraan tetap terjalin

dibutuhkan komunikasi yang efektif diantara anggota atau mitra

tersebut misalkan dengan melakukan pertemuan atau rapat rutin

kemitraan.

3. Saling mendekati (proximity) artinya dalam kekeluargaan atau

pertemanan kedekatan antara anggota keluarga atau antara teman

adalah mutlak diperlukan. Dalam kedekatan satu dengan yang lainnya

akan terjadi saling memahami atau saling mengenal satu dengan yang

lainnya, baik kelemahan maupun kekuatan masing-masing anggota.

4. Saling terbuka dan bersedia membantu (openes), artinya dalam rangka

mencapai tujuan sudah barang tentu peran dan fungsi masing-masing

anggota terkait dan diketahui satu sama lain.

5. Saling mendorong dan saling mendukung (synergy) artinya saling

mendukung dan member support bila ada salah satu anggota yang

kurang bersemangat.

6. Saling menghargai (reward), artinya seberapa kecilpun peran dan

kontribusi anggota suatu kemitraan perlu dihargai oleh anggota atau

mitra lain.

Menurut Beryl Levinger dan Jean Mulroy (2004), ada empat jenis

atau tipe kemitraan yaitu:

Page 70: TESIS ANALISIS PENERAPAN KOMPETENSI INTI PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PETUGAS PROMOSI ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · Keputusan Menteri

70

1. Potential Partnership

Pada jenis kemitraan ini pelaku kemitraan saling peduli satu sama lain

tetapi belum bekerja bersama secara lebih dekat.

2. Nascent Partnership

Kemitraan ini pelaku kemitraan adalah partner tetapi efisiensi kemitraan

tidak Maksimal

3. Complementary Partnership

Pada kemitraan ini, partner/mitra mendapat keuntungan dan

pertambahan pengaruh melalui perhatian yang besar pada ruang

lingkup aktivitas yang tetap dan relatif terbatas seperti program delivery

dan resource mobilization.

4. Synergistic Partnership

Kemitraan jenis ini memberikan mitra keuntungan dan pengaruh

dengan masalah pengembangan sistemik melalui penambahan ruang

lingkup aktivitas baru seperti advokasi dan penelitian.

6. Memengaruhi kebijakan dan praktik

Dalam memengaruhi kebijakan kesehatan, seorang promosi

kesehatan harus mampu bekerja sama dengan berbagai organisasi

serta dapat memahami pendistribusian dan penerapan kekuasaan

dalam komunitas diberbagai tingkatan dan kemudian mampu

menggunakan pengetahuannya untuk memengaruhi keputusan.

Page 71: TESIS ANALISIS PENERAPAN KOMPETENSI INTI PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PETUGAS PROMOSI ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · Keputusan Menteri

71

a. Pengertian adokasi

Advokasi merupakan upaya atau proses yang strategis dan

terencana untuk mendapatkan komitmen dan dukungan dari pihak-

pihak yang terkait (stakeholders). WHO (1989) di kutip dalam UNFPA

dan BKKBN (2002) menggunkan “advocacy is a combination on

individual and social action design to gain political commitment, policy

support, social acceptance and systems support for particular health

goal or programme” (Maulana, 2009).

Jadi advokasi adalah kombinasi kegiatan individu dan sosial

yang dirancang untuk memperoleh komitmen, dukungan kebijakan,

penerimaan sosial dan sistem yang mendukung tujuan atau program

kesehatan tertentu. Advokasi adalah upaya mendekati, mendampingi,

dan mempengaruhi para pembuat kebijakan secara bijak, sehingga

mereka sepakat untuk memberi dukungan terhadap pembangunan

kesehatan. Advokasi kesehatan adalah upaya pendekatan kepada

pemimpin atau pengambil keputusan supaya dapat memberikan

dukungan, kemudahan, dan semacamnya pada upaya pembangunan

kesehatan (maulana, 2014).

b. Langkah-langkah dalam advokasi

Menurut depkes RI 2005 terdapat lima langkah kegiatan

advokasi antara lain :

Page 72: TESIS ANALISIS PENERAPAN KOMPETENSI INTI PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PETUGAS PROMOSI ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · Keputusan Menteri

72

a. Identifikasi dan analisis masalah

Masalah atau isu advokasi perlu dirumuskan berbasis data

atau fakta. Data sangat penting agar keputusan yang dibuat

berdasarkan informsi yang tepat dan benar. Data berbasis fakta

sangat membantu menetapkan masalah, mengidentifikasi solusi

dan menentukan tujuan yang realistis . contoh : paradigm sehat,

Indonesia sehat 2010, anggaran kesehatan.

b. Identifikasi dan analisis kelompok sasaran.

Sasaran kegiatan advokasi ditujukan kepada para pembuat

keputusan (decion maker) atau penentu kebijakan (policy maker),

baik di bidang kesehatan maupun diluar sector kesehatan yang

berpengaruh terhadap public. Tujuanya agar pembuat keputusan

mengeluarkan kebijakan-kebijakan, antara lain dalam bentuk

peraturan, undang-undang, instruksi, dan yang menguntungkan

kesehatan. Dalam mengidentifikasi sasaran, perlu ditetapkan siapa

saja yang menjadi sasaran, mengapa perlu advokasi, apa

kecenderunganya, dan apa harapan kita kepadanya.

c. Siapkan dan kemas bahan informasi.

Tokoh politik mungkin termotivasi dan akan mengambil

keputusan jika mereka mengetahui secara rinci besarnya masalah

kesehatan tertentu. Oleh sebab itu, penting diketahui pesan atau

informasi apa yang diperlukan agar sasaran yang dituju dapat

membuat keputusan yang mewakili kepentingan advocator . kata

Page 73: TESIS ANALISIS PENERAPAN KOMPETENSI INTI PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PETUGAS PROMOSI ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · Keputusan Menteri

73

kunci untuk bahan informasi ini adalah informasi yang akurat , tepat

dan menarik. Beberapa pertimbangan dalam menetapkan bahan

informasi ini meliputi :

1. Bahan informasi minimal memuat rumusan masalah yang

dibahas, latar belakang masalahnya, alternative mengatasinya,

usulan peran atau tindakan yang di harapkan, dan tindak lanjut

penyelesaianya. Bahan informasi juga minimal memuat tentang

5W 1H (what, why, who, where, when, dan how) tentang

permasalahan yang di angkat.

2. Dikemas menarik, ringkas, jelas dan mengesankan.

3. Bahan informasi tersebut akan lebih baik lagi jika disertakan data

pendukung, ilustrasi contoh, gambar dan bagan.

4. Waktu dan tempat penyampaian bahan informasi , apakah

sebelum, saat, atau setelah pertemuan.

d. Rencanakan teknik atau acara kegiatan operasional.

Beberapa teknik dan kegiatan operasional advokasi dapat

meliputi, konsultasi , lobi, pendekatan, atau pembicaraan formal

atau informal terhadap para pembuat keputusan , negosiasi atau

resolusi konflik, pertemuan khusus, debat public, petisi, pembuatan

opini, dan seminar-seminar kesehatan

Page 74: TESIS ANALISIS PENERAPAN KOMPETENSI INTI PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PETUGAS PROMOSI ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · Keputusan Menteri

74

C. Tinjauan umum tentang petugas promosi kesehatan

masyarakat

1. Pengertian Petugas Puskesmas

Menurut Kemenkes dan kesejahteraan sosial tentang petunjuk

teknis pelaksanaan jabatan fungsional penyuluh kesehatan masyrakat,

menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan tenaga kesehatan

masyarakat adalah Pegawai negeri sipil yang diberi tugas, tanggung

jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang

untuk melakukan kegiatan penyuluhan kesehatan masyarakat atau

promosi kesehatan. (Kemenkes-Kesos, 2001)

2. Tugas Pokok

Tugas pokok Jabfung (Jabatan fungsional) penyuluh kesehatan

masyarakat menurut Kepmenpan No, 58/KEP/M.PAN/8/2000 yaitu

melaksanakan kegiatan advokasi, bina suasana, dan pemberdayaan

masyarakat, melakukan penyebarluasan informasi kesehatan dalam

berbagai bentuk dan saluran komunikasi, membuat rancangan media,

baik media cetak, elektronik maupun media luar ruang, melakukan

pengkajian/penelitian perilaku masyarakat yang berhubungan dengan

kesehatan dan merencanakan interensi dalam rangka

mengembangkan perilaku masyarakat yang mendukung kesehatan.

Page 75: TESIS ANALISIS PENERAPAN KOMPETENSI INTI PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PETUGAS PROMOSI ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · Keputusan Menteri

75

D. Tinjauan umum tentang Puskesmas

1. Pengertian Puskesmas

Pusat Kesehatan Masyarakat yang disingkat Puskesmas

adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya

kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat

pertama dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif

untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya

di wilayah kerjanya (Permenkes RI. No. 75 Tahun 2014).

Menurut Entjang (2000) Puskesmas (Health Centre) adalah

suatu kesatuan organisasi fungsionil yang langsung memberikan

pelayanan kesehatan secara menyeluruh kepada masyarakat dalam

satu wilayah kerja tertentu dalam bentuk usaha-usaha kesehatan

pokok.

2. Manajemen Puskesmas

Untuk menjamin bahwa siklus manajemen Puskesmas yang

berkualitas berjalan secara efektif dan efisien, ditetapkan Tim

Manajemen Puskesmas yang juga dapat berfungsi sebagai

penanggung jawab manajemen mutu di Puskesmas. Tim terdiri atas

penanggung jawab upaya kesehatan di Puskesmas dan didukung

sepenuhnya oleh jajaran pelaksananya masing-masing. Tim ini

bertanggung jawab terhadap tercapainya target kinerja Puskesmas,

Page 76: TESIS ANALISIS PENERAPAN KOMPETENSI INTI PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PETUGAS PROMOSI ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · Keputusan Menteri

76

melalui pelaksanaan upaya kesehatan yang bermutu (Permenkes RI.

No. 44 Tahun 2016).

Upaya kesehatan bermutu merupakan upaya yang

memberikan rasa puas sebagai pernyataan subjektif pelanggan, dan

menghasilkan outcome sebagai bukti objektif dari mutu layanan yang

diterima pelanggan. Oleh karena itu Puskesmas harus menetapkan

indikator mutu setiap pelayanan yang dilaksanakannya atau mengikuti

standar mutu pelayanan setiap program/pelayanan yang telah

ditetapkan, yang dikoordinasikan oleh Dinas kesehatan

Kabupaten/kota.

3. Fungsi Puskesmas

Fungsi dari Puskesmas menurut Prasetyawati. A (2012) adalah

sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan,

sebagagai pusat pemberdayaan masyarakat dengan memberikan

petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan

menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien serta

sebagai pusat pelayanan kesehatan strata pertama baik pelayanan

kesehatan perorangan maupun pelayanan kesehatan masyarakat.

Puskesmas memiliki 3 fungsi pokok yaitu:

b. Sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan

yaitu berupaya menggerakan lintas sector dan dunia usaha

diwilayah kerjanya agar menyelenggarakan pembangunan yang

berwawasan kesehatan dan aktif memantau dan melaporkan

Page 77: TESIS ANALISIS PENERAPAN KOMPETENSI INTI PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PETUGAS PROMOSI ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · Keputusan Menteri

77

dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program

pembangunan diwilayah kerjanya.

c. Sebagai pusat pemberdayaan masyarakat yaitu berupaya agar

perorangan terutama pemuka masyarakat atau tokoh masyarakat,

keluarga dan masyarakat memiliki kesadaran, kemauan dan

kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup

sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan

kesehatan termaksud pembiayaan, ikut menetapkan,

menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program

kesehatan, membina peran serta masyarakat diwilayah kerjanya

dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat,

merangsang masyarakat termaksuk swasta untuk melaksanakan

kegiatan dalam rangka menolong dirinya sendiri dan memberikan

petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana mengganti dan

menggunakan sumber daya yang ada.

d. Sebagai pusat pelayanan kesehatan strata pertama yaitu

menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertam secara

menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan yang meliputi upaya

kesehatan masyarakat yang selnajutnya disingkat UKM adalah

setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan

serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan

dengan sasaran keluarga, kelompok dan masyarakat sedangkan

upaya kesehatan perorangan yang selanjutnya disingkat UKP

Page 78: TESIS ANALISIS PENERAPAN KOMPETENSI INTI PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PETUGAS PROMOSI ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · Keputusan Menteri

78

adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan

kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan, pencegahan,

penyembuhan penyakit, pengurangan penderita akibat penyakit

dan memuhlihkan kesehatan perseorangan (Permenkes RI. No. 75

Tahun 2014).

4. Visi Puskesmas

Visi Puskesmas menentukan misi, tujuan, strategi, kebijakan,

program dan kegiatan puskesmas yang harus dilaksanakan dalam

mencapai tujan puskesmas yang telah ditetapkan. Visi puskesmas

merupakan pencerminan jati diri Puskesmas yang diwujudkan,

dipelihara dan dikembangkan dan menunjukan jenis pelayanan

kesehatan unggulan yang diselenggrakan Puskesmas serta

menggambarkan dengan jelas kebutuhan dan keinginan pelanggan

atau pengguna jasa pelayanan kesehatan yang akan diupayakan

Puskesmas (Sulaeman, SE. 2009).

5. Misi Puskesmas

Misi merupakan penjabaran visi yang berisikan garis-garis

besar tujuan dan strategi. Misi Puskesmas merupakan upaya untuk

mewujudkan visi Puskesmas menjadi kenyataan. Misi Puskesmas

disusun dari konteks maslah, potensi dan kebutuhan kesehatan

masyarakat diwilayah kerja puskesmas. Pernyataan misi Puskesmas

adalah suatu pernyataan tentang dasar tujuan dan jangkauan kegiatan

Page 79: TESIS ANALISIS PENERAPAN KOMPETENSI INTI PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PETUGAS PROMOSI ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · Keputusan Menteri

79

dan program Puskesmas yang membedakan dengan organisasi lain

yang sejenis (Sulaeman, SE. 2009).

6. Program Pokok Puskesmas

Kegiatan pokok Puskesmas bersifat dinamis dan berubah

sesuai dengan kondisi masyarakat.). Upaya Puskesmas tercantum

dalam 6 program pokok pelayanan kesehatan di Puskesmas yaitu:

(Sulaeman, SE. 2009).

1. Upaya promosi kesehatan yaitu Desa/ Kelurahan Sehat sebagai

pilar Kecamatan Sehat belum diupayakan secara terarah dan

terencana, Desa Siaga belum dilaksanakan sebagaimana mestinya

dengan pendekatan PKMD (Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat

Desa).

2. Upaya kesehatan lingkungan yaitu penyediaan air bersih belum

memadai baik kualitas maupun kualitas (terkontaminasi E, Coli),

rendahnya kepemilikan jamban keluarga, cakupan sarana

pembuangan air limbah masih rendah serta banyak air comberan

dan air kotor yang tergenang, sampah masih berserakan dan tidak

adanya pembuangan sampah akhir di tingkat dusun dan desa,

pembuat dan penjaja makanan belum terpantau dan terbina.

3. Upaya gizi masyarakat yaitu tingginya prevalensi anemia ibu hamil

akibat kekurangan zat besi, Kekurangan EnergI Kronik (KEK) ibu

hamil, tingginya prevalensi gondok endemic, Kekurangan Kalori

Protein (KKP), Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), dan kekurangan

Page 80: TESIS ANALISIS PENERAPAN KOMPETENSI INTI PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PETUGAS PROMOSI ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · Keputusan Menteri

80

vitamin A, cakupan penimbangan balita masih rendah, dan

kurangnya program pemberian makanan tambahan.

4. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) serta keluarga Berencana

(KB) yaitu masih tingginya angka kematian ibu bersalin, neonatal

dan prenatal, cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan masih

rendah, cakupan pemeriksaan ibu hamil masih belum mencapai

target, tingginya prevalensi anemia pada remaja wanita dan ibu

hamil, tingginya kasus Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), tingkat

kepersetaan Keluarga Berencana (KB) cenderung menurun serta

penggarapan dan dukungan terhadap program KB semakin lemah.

5. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular yaitu

prevalensi penyakit yang ditularkan melalui vector (Vektor Bom

Disease) cukup tinggi seperti demam berdarah dengue, malaria,

dan filariasis, tingginya prevalensi penyakit yang dapat dicegah

dengan Imunisasi (PD3I) seperti ABC, morbili, dan semakin

tingginya prevalensi kasus penyakit menuar akibat hubungan seks

(Gonore, Sifilis, Herpas, AIDS atau AC-quired Immune Deficiency

Syndrome dan sebagainya).

6. Upaya pengobatan yaitu terbatasnya obat dan alat kesehatan baik

jenis maupun jumlahnya, belum terlaksananya pengobatan

rasional, standar mutu dan SOP (Standard Operating Procedure)

pengobatan puskesmas, system pencatatan dan pelaporan

penyakit belum berjalan sebagaimana mestinya.

Page 81: TESIS ANALISIS PENERAPAN KOMPETENSI INTI PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PETUGAS PROMOSI ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · Keputusan Menteri

81

E. Kerangka Teori

Menurut Ewles dan Simnett (1994) terdapat enam

kompetensi inti dalam promosi kesehatan yakni: (1) Mengelola,

merencanakan dan mengevaluasi, (2) Komunikasi, (3) Pendidikan,

(4) Pemasaran dan publikasi, (5) fasilitas dan jaringan, (6)

mempengaruhi kebijakan dan praktik. Berikut skema kerangka teori

Gambar 2.2

Teori Kompetensi inti promosi kesehatan menurut Ewles dan Simnett (1994)

Kompetensi

Inti Promkes

Mengelola,

Merencanakan, dan

dmengevaluasi

Pendidikan

Kesehatan

Memengaruhi

Kebijakan dan

Praktek

Komunikasi Fasilitas dan jaringan

Pemasaran dan

Publikasi

Page 82: TESIS ANALISIS PENERAPAN KOMPETENSI INTI PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PETUGAS PROMOSI ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 15. · Keputusan Menteri

82

F. Kerangka Konsep

Berdasarkan kerangka teori diatas maka dapat di buat kerangka

konsep penelitian sebagai berikut:

G. Defenisi Konsep

1. Mengelola adalah kemampuan informan di dalam mengumpulkan

data dan informasi sebagai bahan untuk melakukan perencanaan

2. Merencanakan adalah kemampuan informan di dalam menyusun

kegiatan berdasarkan prioritas masalah

Kompetensi petugas promosi Kesehatan

Mengelola Merencanakan Mengevaluasi

Memengaruhi kebijakan

& Praktik

Komunikasi

Pendidikan kesehatan

Pemasaran dan Publikasi

Fasilitas dan jaringan