12
Tetraselmis chuii, MIKROALGA HIJAU BERPOTENSI SEBAGAI PENGHASIL SENYAWA PENGHAMBAT BAKTERI PATOGEN Meidika Dara Rizki Nurul Rufaidah Kurtubi Runggu setiandaya Agustini, Ni wayan Sri. 2010. Tetraselmis chuii, MIKROALGA HIJAU BERPOTENSI SEBAGAI PENGHASIL SENYAWA PENGHAMBAT BAKTERI PATOGEN. Prosiding Seminar Nasional Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan-II. Hal. 63-70

Tetraselmis chuii

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Tetraselmis chuii

Citation preview

Page 1: Tetraselmis chuii

Tetraselmis chuii, MIKROALGA HIJAU BERPOTENSI SEBAGAI PENGHASIL SENYAWA PENGHAMBAT BAKTERI

PATOGEN

Meidika Dara Rizki

Nurul Rufaidah Kurtubi

Runggu setiandaya

Agustini, Ni wayan Sri. 2010. Tetraselmis chuii, MIKROALGA HIJAU BERPOTENSI SEBAGAI PENGHASIL SENYAWA PENGHAMBAT BAKTERI PATOGEN. Prosiding Seminar Nasional Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan-II. Hal. 63-70

Page 2: Tetraselmis chuii

Pendahuluan

• Tetraselmis chuii adalah mikroalga hijau, bersel tunggal dan berflagella.

• Salah satu komponen biokimia yang dihasilkan dari mikroalga ini adalah asam lemak, yang dapat berpotensi sebagai senyawa antibakteri

• Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan penelitian untuk mengisolasi, mengidentifikasi dan menguji senyawa bioaktif yang dapat digunakan sebagai senyawa antibakteri dari Tetraselmis chuii.

Page 3: Tetraselmis chuii

Bahan• Mikroalga Tetraselmis chuii.• Bakteri uji Staphylococcus aureus dan E. Coli.

Metode Kultivasi Mikroalga Tetraselmis chuii Pembuatan Kurva Pertumbuhan Tetraselmis chuii Ekstraksi Senyawa Antimikroba Dari Biomassa Tetraselmis

chuiiEkstraksi panas, menggunakan waterbath dengan suhu 600CEkstraksi dingin, menggunakan shaker 150 rpm pada suhu ruang

27-280C Pengujian Aktivitas Antibakteri Dari Biomassa Tetraselmis chuii Analisis Dan Fraksinasi Ekstrak B Dengan K

romatografi Lapis Tipis (KLT) Dan Kromatografi Kolom Identifikasi Fraksi Dengan FT-IR (Fourier Transform Infared) D

an KG-SM

Page 4: Tetraselmis chuii

HASIL DAN BAHASAN

Pola Pertumbuhan Tetraselmis chuii Dengan Metode Turbidimetri

11

Fase StasionerFase

Logaritmik

Pemanenan

12

Page 5: Tetraselmis chuii

Rendemen Hasil Ekstraksi

Bobot Biomassa Basah (g)

Ekstrak Warna Bobot Ekstrak (g)

5 A Hijau Tua 1,585 B Hijau Kecoklatan 1,955 C Coklat Tua 1,695 D Hijau Kecoklatan 2,18

Keterangan :• Ekstrak A : Ekstrak cara dingin + kloroform• Ekstrak B : Ekstrak cara dingin + etanol• Ekstrak C : Ekstrak cara panas + kloroform• Ekstrak D : Ekstrak cara panas + etanolEkstrak yang dihasilkan memiliki bobot yang berbeda-beda, hal ini karena kemampuan masing-masing pelarut dalam melarutkan senyawa yang berbeda-beda.

Page 6: Tetraselmis chuii

Aktivitas Antibakteri Ekstrak A, B, C, dan D

• Ekstrak A (dingin+kloroform) dan ekstrak C (panas+kloroform) tidak aktif terhadap bakteri uji S.aureus dan E.coli.

• Ekstrak B (dingin + etanol) dan ekstrak D (panas + etanol) menunjukan adanya zona hambat pada bakteri uji S.aureus dan E.coli.

• Hal ini dikarenakan etanol merupakan pelarut yang bersifat universal, sehingga dapat melarutkan senyawa-senyawa semi polar seperti asam lemak dan fenol.

Bakteri

Uji

Rata-Rata Zona Hambat (mm)

Ekstrak A (ppm) Ekstrak B (ppm) Ekstrak C (ppm) Ekstrak D (ppm)

20000 10000 5000 20000 10000 5000 20000 10000 5000 20000 10000 5000

S. aureus - - - 19 16 12,66 - - - 15 13,46 9,36

E. coli - - - 21,3 19,33 17 - - - 20,33 18,5 16,1

Page 7: Tetraselmis chuii

Diameter zona hambat kontrol negatif dan kontrol positif dengan menggunakan bakteri uji S. aureus dan E. coli

Bakteri Uji

Rata-Rata Zona Hambat (mm)

Ekstrak A Ekstrak B Ekstrak C Ekstrak D

K (+) K (-) K (+) K (-) K (+) K (-) K (+) K (-)

S. Aureus 40 samar 18 - 40 samar 16,6 -

E. coli 38 samar 17,53 - 38 samar 18 -• Uji aktivitas terhadap kontrol negatif etanol tidak menunjukkan adanya aktivitas• Kontrol negatif kloroform menunjukkan zona hambat namun terlihat samar-

samar.• Hal ini menunjukkan bahwa kloroform bukan merupakan pelarut yang baik

untuk mengekstrak senyawa antibakteri dari biomassa T. chuii.• Kontrol positif digunakan antibiotik kloramfenikol yang mempunyai spektrum

luas.• Kontrol positif digunakan untuk membandingkan apakah senyawa antibakteri

dari mikroalga T. chuii yang digunakan sebagai bahan uji mempunyai aktivitas antibakteri sebanding atau lebih kecil dari antibiotik kloramfenikol terhadap bakteri S.aureus dan bakteri E.coli.

Page 8: Tetraselmis chuii

Fraksinasi Ekstrak B

• Ekstrak B dianalisis menggunakan kromatografi lapis tipis GF254 dengan beberapa perbandingan pelarut etanol dan kloroform.

• Kemudian dilakukan fraksinasi mengunakan kolom dengan fase diam silika gel 60 dengan fase gerak etanol : kloroform (1:11).

• Fraksi ekstra B menghasilkan 70 fraksi masing-masing fraksi sebanyak 2 mL.

• Hasil analisis dari KLT yang menunjukkan pola kromatogram yang sama, kemudian digabungkan sehingga menghasilkan 2 fraksi yaitu fraksi 1 dan fraksi 2.

No Fraksi Vial1 F.1 1-402 F.2 41-70

Page 9: Tetraselmis chuii

Aktivitas Antibakteri Fraksi 1 dan 2

Bakteri UjiRata-Rata Diameter Zona Hambat (mm)

Fraksi 1 Fraksi 2

Staphylococcus aureus 11,42 7,29

Escherichia coli 10,00 7,36

• Zona hambat fraksi 1 yang paling aktif (zona hambat terbesar) terhadap bakteri uji S. aureus dan E. coli dengan diameter zona hambat berturut-turut 11,4 mm dan 10,00 mm.

Page 10: Tetraselmis chuii

Identifikasi Fraksi 1 dengan FT-IR (Fourier Transform Infrared)

Bilangan Gelombang (cm-1) Gugus Fungsional3429,2 -OH

2930,63 Alkana (-CH)1720,39 Asam, Ester (C=O)1657,7 Alkena (C=C)

1527,52 Alifatik, Aromatik

Page 11: Tetraselmis chuii

Identifikasi Fraksi 1 dengan Kromatografi Gas-Spektrometri Massa

NoRt

(menit)Luas Area

(%)Nama Senyawa

Rumus Molekul

Bobot Molekul

Qual (%)

1 22.55 86,99 Bis(2-etilheksil) ftalat C24H38O4 390.28 97

2 18.05 2,08 1-Heptadecene C17H34 238.27 99

3 17.17 1,24 Asam palmitat C16H32O2 256.24 99

4 16.92 0,63 Asam heksadek anoat C17H34O2 270.26 99

5 16.66 0,83 Bis(2-metilpropil) ester C16H22O4 278.15 94

Page 12: Tetraselmis chuii

KESIMPULAN

• Metode ekstraksi dengan cara dingin (shaker) dan panas (water bath 600C) terhadap biomasa basah Tetraselmis chuii dengan menggunakan pelarut etanol menghasilkan senyawa yang mempunyai aktivitas terhadap bakteri uji Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.

• Proses ekstraksi dengan menggunakan pelarut kloroform (dingin dan panas) pada biomasa basah Tetraselmis chuii tidak menghasilkan senyawa yang mempunyai aktivitas terhadap bakteri uji Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.

• Hasil isolasi dari fraksi 1 menghasilkan 5 senyawa yaitu bis(2-etilheksil) ftalat, 1-heptadecene, asam palmitat, asam heksadekanoat, dan bis(2-metilpropil) ester yang aktif terhadap bakteri Staphylacoccus aureus dan Escheriachia coli.