32
BAB I LAPORAN KASUS A. Identitas Pasien Nama/Jenis Kelamin/Umur : Ny. M / Perempuan / 46 tahun Pekerjaan : Ibu rumah tangga Alamat : RT 16 Kel. Simpang IV Sipin B. Latar Belakang Sosial, Ekonomi, Demografi Lingkungan, dan Keluarga a. Jumlah anak : 3 (tiga) orang b. Status ekonomi : Menengah ke bawah c. Biaya Kesehatan : BPJS d. Lingkungan : Os tinggal bersama suami dan 3 orang anaknya di rumah dengan 2 kamar tidur, 1 kamar mandi, 1 ruang tamu, 1 ruang keluarga dan 1 ruang dapur. Os tinggal di lingkungan yang cukup ramai penduduk dan kurang terjaga kebersihan lingkungannya. C. Keluhan Utama: Os datang dengan keluhan jantung berdebar-debar sejak tadi malam. D. Keluhan Tambahan: 1

Text

Embed Size (px)

DESCRIPTION

text

Citation preview

BAB ILAPORAN KASUS

A. Identitas PasienNama/Jenis Kelamin/Umur:Ny. M / Perempuan / 46 tahunPekerjaan:Ibu rumah tanggaAlamat:RT 16 Kel. Simpang IV Sipin

B. Latar Belakang Sosial, Ekonomi, Demografi Lingkungan, dan Keluargaa. Jumlah anak: 3 (tiga) orangb. Status ekonomi: Menengah ke bawahc. Biaya Kesehatan: BPJSd. Lingkungan:Os tinggal bersama suami dan 3 orang anaknya di rumah dengan 2 kamar tidur, 1 kamar mandi, 1 ruang tamu, 1 ruang keluarga dan 1 ruang dapur. Os tinggal di lingkungan yang cukup ramai penduduk dan kurang terjaga kebersihan lingkungannya.

C. Keluhan Utama:Os datang dengan keluhan jantung berdebar-debar sejak tadi malam.

D. Keluhan Tambahan:Cepat capek, badan makin kurus meskipun banyak makan, tidur gelisah, mata melotot, selalu berkeringat tidak tahan panas, dan jari-jari tangan gemetar.

E. Riwayat Perjalanan Penyakit:Os datang ke Puskesmas dengan keluhan jantung berdebar-debar sejak tadi malam.Awalnya Os mengaku sudah mulai mengeluh jantung yang berdebar-debar pertama kali pada saat usianya sekitar 25 tahun. Os mengira bahwa tidak ada yang salah dengan keluhan tersebut sehingga tidak berobat saat itu, lagi pula saat itu Os juga merasa sulit untuk berobat karena dulu tinggal di desa yang jauh dari Puskesmas.Seiring berjalannya waktu, saat usianya sekitar 37 tahun keluhan jantung yang berdebar-debar tersebut semakin jelas dirasakan, diikuti dengan gejala lainnya yaitu cepat capek, maka banyak namun tetap kurus, tidur gelisah, jari-jari tangan gemetar dan mudah berkeringat, serta mata yang melotot. Keluhan bengkak di leher, bengkak di kaki, pandangan kabur, batuk yang lama, dan menggigil disangkal. Sejak saat itu Os merasa tidak tahan lagi dengan keluhannya tersebut, sehingga ia berobat ke Puskesmas di desanya. Setelah itu Os berobat ke Puskesmas, kemudian Os dirujuk ke RSUD Raden Mattaher untuk mendapatkan pengobatan yang lebih baik. Os mengaku sudah diperiksa kadar hormon tiroidnya saat dirawat di RSUD, dan dijelaskan oleh dokter di sana bahwa kadar hormon tiroidnya menningkat. Selain itu Os juga dijelaskan bahwa penyakit yang dideritanya adalah penyakit kronis sehingga harus berobat terus-menerus dan sering kontrol kesehatan dan pengobatannya di Puskesmas. Oleh karena itu Os pindah ke rumah anaknya di Kota Jambi agar mudah untuk kontrol kesehatannya dan memperoleh obat. Os mengaku bahwa ia rajin datang ke Puskesmas Simpang IV Sipin untuk kontrol dan mengambil obat.

F. Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat batuk yang lama (-) Riwayat makan obat 6 bulan (-) Riwayat penyakit jantung (-) Riwayat hipertensi (-) Riwayat penyakit asam urat (-)

G. Riwayat Penyakit keluarga: Riwayat keluhan yang sama (+), ayah Os matanya juga melotot, sekarang sudah meninggal. Riwayat hipertensi dalam keluarga (-) Riwayat penyakit jantung dalam keluarga (-) Riwayat penyakit asam urat (+), pada ayah Os

H. Pemeriksaan Fisik:Keadaan Umum1. Keadaan umum: Tampak sakit ringan2. Kesadaran: Compos mentis3. Tekanan darah: 140/904. Suhu: 36, 7C5. Nadi: 93 x/menit6. Pernafasan: 20 x/menit7. Berat Badan: 43 kg8. Tinggi Badan: 147 cm

Pemeriksaan Fisik Head to Toe1. KepalaBentuk : normocephalSimetri: simetris2. MataExolpthalmus (+/+), asimetrisTanda stellwag (+), tanda moebius (+), lid lag (+)Conjungtiva: anemis (-/-)Sklera: ikterik (-/-)Reflex cahaya: +/+

3. Hidung: tidak ada kelainan4. Telinga : tidak ada kelainan5. MulutBibir: lembabGusi: warna merah muda, perdarahan (-)Lidah: merah, ulkus (-)Tonsil: T1/T1, hiperemis (-)Faring: hiperemis (-), granul (-)6. Leher: tak ada pembesaran KGB dan kelenjar tiroid. JVP tidak diperiksa.7. Thorax: simetris, pergerakan dinding dada tertinggal (-)PulmoPemeriksaanKananKiri

InspeksiStatis : simetrisDinamis: simetrisStatis simetri Dinamis : simetris

PalpasiStem fremitus normalStem fremitus normal

PerkusiSonorBatas paru-hepar: ICS VI kananSonor

AuskultasiVesikuler (+) Normal,Wheezing (-), rhonki (-)Vesikuler (+) normal.Wheezing (-), rhonki (-)

JantungPemeriksaanHasil Pemeriksaan

InspeksiIctus cordis tidak terlihat

PalpasiIctus cordis teraba 3 jari di ICS IV linea midclavicula kiri, kuat angkat

PerkusiBatas-batas jantung :Atas : ICS II kiriKanan : linea sternalis kananKiri : ICS IV linea midclavicula kiri

AuskultasiBJ I/II regular, murmur (-), gallop (-)

8. AbdomenPemeriksaanHasil Pemeriksaan

InspeksiDatar, skar (-), venektasi (-), spider nevi (-).

PalpasiSupel, Hepar dan Lien tidak teraba.

PerkusiTimpani

AuskultasiBising usus (+) normal

9. EkstremitasEdema (-), akral hangat, tremor di jari-jari tangan (+).

I. Diagnosis Hipertiroid

J. Pemeriksaan Penunjang Anjuran Free T4 TSHs EKG

K. Manajemena. Edukasi Selalu kontrol kesehatan di Puskesmas Minum obat secara teraturb. Farmakologis Propiltiourasil (PTU) 3 x 100 mg/hari (Dosis pemeliharaan) Propanolol 2 x 40 mg/hari

ResepDINAS KESEHATAN KOTA JAMBIPUSKESMAS SIMPANG IV SIPINKel. Simp. IV Sipin Jambi, Kec. Telanai Pura

Jambi, 4 Mei 2015

R/Propiltiourasil 100 mg tabNo. XVS3dd tab I

R/Propanolol 40 mg tab No. XS2dd tab I

Pro: Ny. MUmur: 46 tahun

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Anatomi dan Fisiologi Kelenjar Tiroid1Kelenjar Gondok atau Thyroid Gland (Tiroid) adalah kelenjar yang kecil berbentuk kupu, letaknya di bagian bawah leher, terdiri dari dua sayap yaitu lobus kanan dan kiri, serta penghubung di tengah yang disebut isthmus. Kelenjar tiroid mengambil yodium dari darah (kebanyakan berasal dari makanan seperti seafood, roti, dan garam), yang digunakan untuk membentuk hormon.Hormon dari tiroid adalah triiodothyronine atau T3, dan tetraiodothyronine (Thyroxin) atau T4. Kedua hormon ini diperlukan untuk energi, pembakaran, atau metabolism sel tubuh. Jumlah T4 adalah 99.9% dan T3 0.1%, namun yang mempunyai efek pada tubuh terutama adalah T3, begitu dilepaskan dari kelenjar ke dalam darah, sebagian besar T4 akan diubah menjadi T3, yang akan dipakai untuk metabolisme sel.Kelenjar tiroid dialiri oleh beberapa arteri:a. Thyroidea superior (arteri utama).b. Thyroidea inferior (arteri utama).c. Terkadang masih pula terdapat A. thyroidea ima, cabang langsung dari aorta atau A. anonyma.

Kelenjar tiroid mempunyai 3 pasang vena utama:a. V. thyroidea superior (bermuara di V. jugularis interna).b. V. thyroidea medialis (bermuara di V. jugularis interna).c. V. thyroidea inferior (bermuara di V. anonyma kiri).

Persarafan kelenjar tiroid:a. Ganglion simpatis(dari truncus sympaticus) cervicalis media dan inferiorb. Parasimpatis, yaitu N. laryngea superior dan N. laryngea recurrens (cabang N.vagus), N. laryngea superiordaninferiorsering cedera waktu operasi, akibatnya pita suara terganggu (stridor/serak).

Kelenjar tiroid disuplai oleharteri tiroid superior, inferior, dan terkadang juga arteri tiroidea ima dari a. brachiocephalica atau cabang aorta.Arterinya banyak dan cabangnya beranastomose pada permukaan dan dalam kelenjar, baik ipsilateral maupun kontralateral.Tiroid superior menembus fascia tiroid dan kemudian bercabang menjadi cabang anterior dan posterior. Cabang anterior mensuplai permukaan anterior kelenjar dan cabang posterior mensuplai permukaan lateral dan medial. tiroid inferior mensuplai basis kelenjar dan bercabang ke superior (ascenden) dan inferior yang mensuplai permukaan inferior dan posterior kelenjar.Sistem venanya berasal dari pleksus perifolikular yang menyatu di permukaan membentukvena tiroidea superior, lateral dan inferior.

Kelenjar ini berfungsi untuk mengeluarkan hormon-hormon Tiroid seperti Thyroxin (T4) 93%, Tri iodothyronine (T3) 7%, dan Thyrocalcitonine dari sel folikel tiroid. Derivat Iodida dari asam amino tyrosine disintesis dalam folikel tiroid. T3 bekerja lebih cepat dan lebih aktif daripada T4 (3-5x) sehingga kosentrasi pengeluaran T4 (80 ng/hari) lebih banyak daripada pengeluaran T3 (4 ng/hari) dengan rasio 20:1.

Metabolisme Hormon Tiroid :Dalam serum T3 dan T4 diikat oleh protein pengikat (binding protein) yaitu :a. TBG (Thyroid Binding Globulin)b. TBPA (Thyroid Binding Pre Albumin)c. AlbuminHanya 0,35% T4 dan 0,25% T3 berada dalam keadaan bebas dan tidak terikat. Sebagian T4 dikonversi menjadi T3 melalui proses monodeyodinasi didalam jaringan hati, ginjal, jantung dan hipofisis.

Pembentukan Hormon Tiroid:1) Iodide Trapping (Iodide Pump)Iodide (I) masuk ke dalam sel dengan cara menembus membrane basalis. Setelah itu di trap. 2) OksidasiAsam amino akan disintesis bersama di dalam reticulum endoplasmic sehingga menghasilkan Tyroglubulin (TG) yang akan dilepaskan ke membrane apical3) IodinasiTG akan bereaksi dengan I dengan bantuan enzim peroxidase dan akan menghasilkan ikatan hormone-hormon tiroid dalam lumen folikel (MIT, DIT, T3, dan T4).4) CouplingTerjadi proses pemasangan, dimana satu hormone akan berikatan dengan hormone lain untuk membentuk hormone tiroid. Proses ini terjadi pada butiran koloid.MIT + DIT = T3DIT + DIT = T45) ReleaseT3 dan T4 akan dilepaskan dari butiran koloid dengan bantuan enzim protease dan masuk ke sirkulasi darah.

Fungsi Hormon Tiroid:1. Meningkatkan Transkripsi dari Sela. Tiroksin yang disekret oleh Thyroid Gland lebih banyak dikonversi menjadi T3b. Hormon Thyroid mengaktifkan reseptor nuclear2. Meningkatkan Aktivitas Metabolisme Sela. Meningkatkan jumlah dan aktifitas mitochondriab. Meningkatkan Aktifitas Ion Transport melalui membrane sel3. Efek untuk pertumbuhanMembantu pertumbuhan dan perkembangan otak pada fetal dan postnatal4. Efek terhadap Metabolisme Tubuha. Stimulasi Metabolisme Karbohidratb. Stimulasi Metabolisme Lemakc. Meningkatkan Kebutuhan akan Vitamind. Meningkatkan BMRe. Menurunkan Berat Badan5. Efek pada Sistem Kardiovaskulara. Meningkatkan Aliran Darah dan Cardiac Outputb. Meningkatkan Heart Ratec. Meningkatkan kekuatan jantung6. Meningkatkan Respirasi7. Meningkatkan Peristaltik Saluran Cerna Diare8. Efek Eksitasi dari CNS Tremor Otot9. Insomnia10. Efek terhadap fungsi Seksuala. Kekurangan Hormon Tiroid: Mennohargia dan Polymenorrheab. Kelebihan Hormon Tiroid: Oligomenorrhea dan Amenorrheac. Pada Laki-laki, kekurangan hormone tiroid bisa menyebabkan penurunan libido dan impotensi

Regulasi Hormon Thyroid:Hipotalamus sebagai master gland mensekresikan TRH (Tyrotropine Releasing Hormone) untuk mengatur sekresi TSH oleh hipofisis anterior. Kemudian tirotropin atau TSH (Thyroid Stimulating Hormone) dari hipofisis anterior meningkatkan sekresi tiroid dengan perantara cAMP. Mekanisme ini mempunyai efek umpan balik negatif, bila hormon tiroid yang disekresikan berlebih, sehingga menghambat sekresi TRH maupun TSH. Bila jumlah hormon tiroid tidak mencukupi, maka terjadi efek yang sebaliknya.

B. Definisi2Hipertiroid adalah suatu kondisi dimana suatu kelenjar tiroid yang terlalu aktif menghasilkan suatu jumlah yang berlebihan dari hormon-hormon tiroid (T3 dan T4) yang beredar dalam darah.C. Etiologi2,3Hipertiroidisme dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus. Peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan disertai penurunan TSH dan TRF karena umpan balik negatif HT terhadap pelepasan keduanya.Hipertiroidisme akibat rnalfungsi hipofisis memberikan gambaran kadar HT dan TSH yang finggi. TRF akan rendah karena umpan balik negatif dari HT dan TSH. Hipertiroidisme akibat malfungsi hipotalamus akan memperlihatkan HT yang finggi disertai TSH dan TRH yang berlebihan.Penyakit Graves merupakan salah satu penyakit autoimun, dimana penyebabnya sampai sekarang belum diketahui dengan pasti. Penyakit ini mempunyai predisposisi genetik yang kuat, dimana 15% penderita mempunyai hubungan keluarga yang erat dengan penderita penyakit yang sama. Sekitar 50% dari keluarga penderita penyakit Graves, ditemukan autoantibodi tiroid didalam darahnya.

D. Epidemiologi21. Mempunyai predisposisi genetik yang kuat 2. Sekitar 50% keluarga penderita, autoantibodi tiroid (+) didalam darahnya 3. Wanita 5-7 x pria 4. Angka kejadian tertinggi umur 20-40 tahun 5. Petanda genetik : a. Orang Barat / Kaukasus : HLA-B8 dan HLA-DRw3b. Jepang : HLA-Bw36c. Cina : HLA-Bw46 dan HLA-B5d. Kulit Hitam : HLA-B17

Insidens tertinggi hipertiroid terjadi pada masa remaja dan hanya sekitar 5% kasus terjadi pada usia kurang dari 15 tahun. Hipertiroid lima kali lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan laki-laki. Pada penyakit graves yang merupakan salah satu bentuk hipertiroid yang paling sering ditemukan, puncak insidens adalah pada usia 20-40 tahun. Pada lebih dari 60% pasien ditemukan riwayat keluarga dengan penyakit tiroid autoimun.

E. Patogenesis2,3Hipertiroidisme pada penyakit Graves adalah akibat antibodi reseptor thyroid simulating hormone (TSH) yang merangsang aktivitas tiroid, sedangkan pada goiter multinodular toksik berhubungan dengan autonomi tiroid itu sendiri. Ada pula hipertiroidisme sebagai akibat peningkatan sekresi TSH dari hipofisis, namun jarang ditemukan. Hipertiroidisme pada T3 tirotoksikosis mungkin diakibatkan oleh deiodinasi T4 pada tiroid atau meningkatnya T, pada jaringan di luar tiroid. Pada tirotoksikosis yang tidak disertai hipertiroidisme seperti tiroiditis terjadi kebocoran hormon. Masukan hormon tiroid dari luar yang berlebihan dan terdapatnya jaringan tiroid ektopik dapat mengakibatkan tirotoksikosis tanpa hipertiroidisme.1. Limfosit T merangsang antigen didalam kelenjar tiroid merangsang limfosit B untuk mensintesis antibodi TSH-R antibodi.2. TSH-R antibodi bereaksi dgn reseptor TSH didalam membran sel tiroid merangsang pertumbuhan dan fungsi sel tiroid.3. Adanya antibodi dalam sirkulasi berhubungan erat dengan aktivitas dan kekambuhan penyakit.

F. Patofisiologi2,3,4Proses timbulnya eksophtalmus: TSH menurun sensitivasi pada fibroblas jaringan orbita dan otot orbita Sel T melepaskan Sitokin Peningkatan Glycosaminoglycan inflamasi infiltrasi limfosit sel mast dan sel plasma pembengkakan jaringan orbita dan degeneratif otot-otot ekstraokular eksophtalmus.Berikut ini adalah bagan patofisiologi timbulnya beberapa gejala dan tanda yang dapat muncul akibat Hipertiroid:

G. Diagnosis2,3Adapun beberapa gejala dan tanda yang muncul adalah berupa terjadi peningkatan fungsi tubuh, seperti:a. Jantung berdetak lebih cepat dan bisa terjadi kelainan irama jantung , yang bisa menyebabkan palpitasi (jantung berdebar-debar).b. Tekanan darah cenderung meningkat.c. Penderita merasakan hangat meskipun berada dalam ruangan yang sejuk.d. Kulit menjadi lembab dan cenderung mengeluarkan keringat yang berlebihan.e. Tangan memperlihatkan tremor halus.f. Penderita merasa gugup, letih dan lemah meskipun tidak melakukan kegiatan yang berat.g. Nafsu makan bertambah, tetapi berat badan berkurang.h. Sulit tidur.i. Sering buang air besar, kadang disertai diare.j. Terjadi perubahan mata: bengkak disekitar mata, bertambahnya pembentukan air mata, iritasi dan peka terhadap cahaya.

Tabel Indeks Wyne digunakan untuk menegakkan diagnosis Hipertiroid. Diagnosis ditegakkan bila didapatkan skor > 19 Tirotoksikosis, 11 19 Meragukan, dan < 11 Eutiroid. Berikut ini adalah gejala yang telah ditetapkan dengan skor tertentu untuk menegakkan diagnosis Hipertiroid:

Sedangkan tanda yang telah ditetapkan dengan skor tertentu untuk menegakkan diagnosis Hipertiroid:

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk dapat membantu menegakkan diagnosis Hipertiroid adalah sebagai berikut:a. TSH Biasanya lebih rendahb. Free T4 Biasanya meningkatc. Nuclear thyroid scintigraphy iodine 123 uptake and scan terjadi peningkatan iodine uptake d. Anti-thyroperoxidase antibody levelse. TSH-receptor stimulating autoantibody levels (TSI levels)f. Radiologi

H. Penatalaksanaan2,3,5,6Prinsip penatalaksanaannya adalah tergantung etiologi, usia, riwayat alamiah penyakit, tersedianya modalitas pengobatan, situasi pasien (mis: ingin punya anak dlm waktu singkat), resiko pengobatan.Pengobatan ada 3 kelompok: 1. TirostatikaIndikasi:a. Terapi untuk memperpanjang remisi atau mendapatkan remisi yang menetap, pada pasien muda dengan struma ringan sampai sedang dan tirotoksikosis.b. Obat untuk mengontrol tirotoksikosis pada fase sebelum pengobatan, atau sesudah pengobatan pada pasien yang mendapat yodium aktif.c. Persiapan tiroidektomid. Pengobatan pasien hamil dan orang lanjut usiae. Pasien dengan krisis tiroid: Karbimazol 5 mg atau Tiamazol 5, 10, 30 mg, dan derifat tiourasil ( propil tiourasil 50, 100 mg), menghambat organifikasi dan reaksi autoimun.

Terapi simptomatis: a. Beta-blocker (propranolol): untuk mengatasi gejala perifer tirotoksikosis terutama hiperdinamik jantung dan takhikardi. Dosis: 3 x (20-40) mg/harib. Obat penenang (transquilizer): untuk mengurangi kegelisahan

2. TiroidektomiPrinsipnya operasi baru dikerjakan kalu keadaan pasien eutiroid, klinis maupun biokimiawi. Tiroidektomi subtotal efektif untuk mengatasi hipertiroidisme. Indikasi :a. Pasien umur muda dengan struma besar serta tidak berespons terhadap obat antitiroid.b. Pada wanita hamil (trimester kedua) yang memerlukan obat antitiroid dosis besar.c. Alergi terhadap obat antitiroid, pasien tidak dapat menerima yodium radioaktif.d. Adenoma toksik atau struma multinodular toksik.e. Pada penyakit Graves yang berhubungan dengan satu atau lebih nodul.

3. Iodium radioaktifUntuk menghindari krisis tiroid lebih baik pasien disiapkan dengan OAT menjadi eutiroid. Indikasi :a. Pasien umur 35 tahun atau lebih. b. Hipertiroidisme yang kambuh sesudah penberian dioperasi.c. Gagal mencapai remisi sesudah pemberian obat antitiroid.d. Adenoma toksik, goiter multinodular toksik.

Untuk ophtalmopati graves : dengan cara pemberian air mata artifisial dan salep, tetes mata obat penghambat beta, kaca mata hitam, hindari rokok.Untuk ophtalmopati graves aktif : dengan menggunakan glukokortikoid dosis besar, radio terapi orbital, atau dekompresi orbital. Apabila keadaan berat namun inaktif dianjurkan dekompresi.

Efek berbagai obat :Kelompok obatEfeknyaIndikasi

Obat anti tiroidPTU (propiltiourasil)MetimazolKarbimazol

Menghambat sintesis hormon tiroid dan berefek imunosupresis (PTU juga menghambat konversi T4 menjadi T3

Pengobatan ini pertama pada graves. Obat jangka pendek prabedah

B-adrenergic-antagonisPropanololMetaprololAtenololNadololMengurangi dampak homron tiroid pada jaringanObat tambahan, kadang sebagai oabat tunggal pada tiroiditis

I. Komplikasi2,3Adapun beberapa komplikasi yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut:1. Penyakit Jantung Tirotoksikosis, ditandai dengan Atrial fibrillasi, curah jantung meningkat, dan gagal jantung. 2. Krisis Tiroid Faktor pencetus : Infeksi / Sepsis Operasi darurat Strumektomi Pre eklamsi Terapi tidak adekuat Gejala / tanda : Hiperpireksia ( > 38C - 41C ) Takhikardia hebat ( > 140 x / menit ) Gelisah Muntah hebat / diare Hipotensi Delirium sampai koma3. Hypokalemia4. Hypercalcemia5. Nefrocalcinosis6. Pada pria: penurunan libido, impotensi, berkurang jumlah sperma, dan ginekomastia.

J. Prognosis2Sebagaimana dengan yang dijelaskan di atas, tiroidektomi tidak diperbolehkan apabila satus tiroidnya belum eutiroid (normal). Apabila dilakukan operasi dalam status hipertiroidisme dan masih adanya pembesaran kelenjar tiroid, maka akan terjadi pendarahan dikarenakan kelenjar tiroid mempunyai banyak vaskular darahPrognosis penyakit-penyakit yang berhubungan dengan hipertiroid tidak sebaik dengan keadaan hipotiroid. Kemampuan dan pengetahuan pemeriksa sangat dibutuhkan untuk menentukan prognosis penyakit ini. Kegagalan terapi memberikan prognosis yang buruk terhadap penyakit hipertiroid.

BAB IIIANALISA KASUS

Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik yang dilakukan pada Ny. M, dapat ditegakkan diagnosa kerja Hipertiroid. Hal tersebut didasarkan pada indeks Wyne yang pada pasien ini didapatkan skor 21, dengan interpretasi yaitu Tirotoksikosis.Dari anamnesis didapatkan keluhan berupa jantung berdebar-debar sejak tadi malam. Keluhan tersebut diikuti dengan gejala lainnya yaitu cepat capek, maka banyak namun tetap kurus, tidur gelisah, jari-jari tangan gemetar dan mudah berkeringat, serta mata yang melotot. Keluhan bengkak di leher, bengkak di kaki, pandangan kabur, batuk yang lama, dan menggigil disangkal.Dari pemeriksaan fisik didapatkan beberapa hasil yang mendukung diagnosis Hipertiroid, yaitu TD 140/90, HR 93 x/menit, mata eksolpthalmus, tanda stellwag (+), tanda moebius (+), lid lag (+), serta tremor pada jari-jari tangan.Sementara itu menurut pengakuan Os, pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan adalah pemeriksaan terhadap kadar hormon tiroid, hasilnya adalah meningkat (Os lupa berapa kadar hormon tiroidnya tersebut). Pemeriksaan kadar hormon tidak dapat dilakukan di Puskesmas.Penatalaksanaan yang diberikan adalah edukasi selalu kontrol kesehatan ke Puskesmas dan minum obat secara teratur. Obat yang diberikan adalah obat anti tiroid, yaitu Propiltiourasil 3x100 mg/ hari (dosis pemeliharaan) dan Antagonis beta adrenergik, yaitu Propanolol 2x40 mg/hari. Prognosisnya tergantung dari keteraturan pasien dalam minum obat karena Hipertiroid merupakan penyakit yang harus dipantau ketat dan dikontrol pengobatannya. Apabila pasien dapat terkontrol maka prognosisnya baik.

DAFTAR PUSTAKA

1. Guyton, Arthur C dan John E. Hall. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 11. Jakarta: EGC2. Aru W. Sudoyo dkk. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi V Jilid III. Jakarta: InternaPublishing.3. Price Sylvia A, Lorraine M. Wilson. 2005. Patofisiologi. Ed. 6. Jakara : EGC.4. Silbernagl, Stefan, Florian Lang. 2007. Teks dan Atlas Berwarna Patofisiologi. Jakarta: EGC.5. Amir Syarif dkk. 2009. Farmakologi dan Terapi. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.6. Katzung BG. Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi VI. Jakarta: EGC. 1997.

Lampiran

20