Upload
yayang-rachma
View
17
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH IBU YANG BERPROFESI SEBAGAI WANITA KARIR TERHADAP
KEEFEKTIFAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan
Program Studi Diploma III Program Studi Keperawatan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
DISUSUN OLEH
YAYANG RACHMAWATI 1101100107
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN MALANG
JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
ASI merupakan sumber nutrisi yang sangat penting bagi bayi, karena sumber
nutrisi yang terdapat dalam ASI digunakan untuk menjamin pertumbuhan tubuh bayi. ASI
mengandung zat-zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan bayi, baik zat pembangun,
zat pengatur dan zat tenaga dengan komposisi ASI yang sesuai untuk memelihara
pertumbuhan dan perkembangan otak bayi, sistem kekebalan dan faal tubuh secara
optimal, dan faktor yang vital untuk pencegahan penyakit terutama diare dan infeksi
saluran nafas (pneumonia) (Rahayuningsih, 2005).
Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 menunjukkan bahwa 57%
tenaga kerja di Indonesia adalah wanita. Faktor-faktor yang menghambat keberhasilan
menyusui pada ibu bekerja adalah pendeknya waktu cuti kerja, kurangnya dukungan
tempat kerja, pendeknya waktu istirahat saat bekerja (tidak cukup waktu untuk memerah
ASI), tidak adanya ruangan untuk memerah ASI, pertentangan keinginan ibu antara
mempertahankan prestasi kerja dan produksi ASI.
Para ibu bekerja memiliki kegiatan diluar rumah menyebabkan turunnya
kesediaan menyusui dan lamanya menyusui, ini menyebabkan pemberian ASI pada bayi
di Indonesia tidak berjalan secara optimal. Banyak masalah yang melatarbelakangi
seorang yang bekerja tidak bisa memberikan ASI pada bayinya antara lain kurang
motivasi dan dukungan dari suami adanya pendapat bahwa dengan memberikan ASI akan
merusak bentuk payudara, kurangnya waktu bagi ibu untuk memerah ASI dan
menyimpan ASI diperusahaan tempat ibu bekerja, serta kurang dimengertinya konsep
dan menejemen laktasi yang baik dan benar ( Roesli, 2008 ).
World Health Organization (WHO), American Academy of Pediatrics (AAP),
American Academy of Family Physicians (AAFP) dan Ikatan dokter Anak Indonesia
(IDAI) merekomendasikan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dan pemberian ASI
dapat dilanjutkan sampai 2 tahun. Telah dibuktikan bahwa ibu menyusui memberikan
berbagai keuntungan bukan hanya bagi bayi dan ibu saja namun juga bagi tempat kerja
sang ibu. Angka absensi ibu pada perusahaan lebih rendah karena anak lebih jarang sakit.
Dengan memberikan ASI kedekatan ibu dengan bayi tetap dipertahankan, bahkan pada
saat berjauhan, serta menghemat pendapatan ibu karena tidak perlu membeli susu
formula.
Data keberhasilan menyusui pada ibu bekerja di Indonesia belum ada, namun dari
SDKI 2007 didapatkan data bahwa 95% balita di Indonesia pernah mendapatkan ASI,
44% bayi baru lahir mendapat ASI dalam 1 jam setelah lahir dan 62% bayi mendapat ASI
pada hari pertama namun hanya 32% bayi yang mendapatkan ASI eksklusif sampai 6
bulan.
Untuk itu perlu dilakukan penelitian mengingat adanya pengaruh pekerjaan ibu
diluar rumah dalam keefektifan pemberian ASI eksklusif. Penelitian ini akan dilakukan
pada ibu-ibu yang bertempat tinggal di Dusun Tambak Rejo, Desa Tanjung Arum,
Kecamatan Sukorejo. Di tempat penelitian ini banyak ibu-ibu yang bekerja di perusahaan-
perusahaan dan memiliki tanggung jawab untuk memberikan ASI eksklusif kepada
anaknya dan untuk mengetahui pengaruhnya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan pada latar belakang, maka dapat dirumuskan pertanyaan peneliti
bahwa Adakah pengaruh ibu yang berprofesi sebagai wanita karir terhadap keefektifan
pemberian ASI eksklusif?.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Mengidentifikasi pengaruh ibu yang berprofesi sebagai wanita karir terhadap
keefektifan pemberian ASI eksklusif di Dusun Tambak Rejo, Desa Tanjung Arum,
Kecamatan Sukorejo.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Mengidentifikasi frekuensi pemberian ASI pada ibu yang berprofesi sebagai wanita
karir.
1.3.2.2 Mengidentifikasi waktu pemberian ASI pada ibu yang berprofesi sebagai wanita karir.
1.3.2.3 Mengidentifikasi masalah yang dihadapi dalam proses pemberian ASI pada ibu yang
berprofesi sebagai wanita karir.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Peneliti
Diharapkan dapat memperoleh informasi tentang pengaruh ibu yang berprofesi
sebagai wanita karir terhadap keefektifan pemberian ASI eksklusif di dusun Tambak
Rejo, Desa Tanjung Arum, Kecamatan Sukorejo.
1.4.2 Bagi Keilmuan
Diharapkan dapat menambah referensi pengetahuan tentang pengaruh ibu yang
berprofesi sebagai wanita karir terhadap keefektifan pemberian ASI eksklusif.
1.4.3 Bagi Ibu Pemberi ASI Yang Berprofesi Sebagai Wanita Karir
Diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang pengaruh pekerjaan ibu terhadap
keefektifan pemberian ASI eksklusif.
1.4.4 Bagi Institusi
Diharapkan dapat memberikan informasi dan wawasan mahasiswa dan sebagai bahan
referensi tentang pengaruh ibu yang berprofesi sebagai wanita karir terhadap keefektifan
pemberian ASI eksklusif.
1.5 Hipotesa
Ada pengaruh antara ibu yang berprofesi sebagai wanita karir terhadap keefektifan
pemberian ASI eksklusif, hal ini didasarkan atas pernyataan Anonymus, 2003 meskipun
ASI eksklusif merupakan makanan terbaik bagi bayi, namun saat ini masih banyak ibu
yang mempunyai dilema memberikan ASI saja bagi bayinya. Hal ini disebabkan
banyaknya faktor – faktor yang mempengaruhi ibu dalam memberikan ASI eksklusif,
apalagi ibu bekerja, padahal pemberian ASI merupakan hak asasi bagi bayi.