4
LO 1 Macam-macam terapi jaringan lunak rongga mulut: a. Terapi Kausatif Merupakan terapi yang ditujukan untuk menghilangkan faktor penyebab atau etiologi sehingga penyakit tidak timbul lagi. Misalnya pada traumatik ulser yang disebabkan karena restorasi yang tajam atau tidak halus, maka perlu dilakukan perbaikan pada restorasinya agar lesi sembuh dan tidak muncul lagi b. Terapi Simptomatik Terapi yang ditujukan untuk menghilangkan gejala atau keluhan pada pasien. Contohnya untuk meredakan rasa sakit dan mencegah timbulnya infeksi pada mukosa rongga mulut maka dapat diberikan obat kumur antiseptik seperti klorhexidin dengan analgesik. Atau pada pasien yang mengalami xerostomia maka gejala dapat dikurangi dengan menginstruksikan pada pasien untuk minum air yang banyak sepanjang hari karena hal ini akan membantu melembabkan rongga mulut, mencegah kekeringan mukosa, dan juga membersihkan debris dari rongga mulut, serta pasien dapat diperingatkan untuk menghindari produk yang

The Last Skenariooo

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tutor

Citation preview

LO 1Macam-macam terapi jaringan lunak rongga mulut:a. Terapi KausatifMerupakan terapi yang ditujukan untuk menghilangkan faktor penyebab atau etiologi sehingga penyakit tidak timbul lagi. Misalnya pada traumatik ulser yang disebabkan karena restorasi yang tajam atau tidak halus, maka perlu dilakukan perbaikan pada restorasinya agar lesi sembuh dan tidak muncul lagib. Terapi SimptomatikTerapi yang ditujukan untuk menghilangkan gejala atau keluhan pada pasien. Contohnya untuk meredakan rasa sakit dan mencegah timbulnya infeksi pada mukosa rongga mulut maka dapat diberikan obat kumur antiseptik seperti klorhexidin dengan analgesik. Atau pada pasien yang mengalami xerostomia maka gejala dapat dikurangi dengan menginstruksikan pada pasien untuk minum air yang banyak sepanjang hari karena hal ini akan membantu melembabkan rongga mulut, mencegah kekeringan mukosa, dan juga membersihkan debris dari rongga mulut, serta pasien dapat diperingatkan untuk menghindari produk yang mengandung alkohol, gula, atau perasa yang kuat yang dapat mengiritasi mukosa yang sensitif.c. Terapi PaliatifMerupakan terapi yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dengan meminimalkan perkembangan dari perjalanan suatu penyakit, misalnya dengan pemberian antibiotik dan juga didukung dari dukungan keluarga, faktor psikologis, dan lingkungan.d. Terapi SupportifMerupakan terapi yang ditujukan untuk meningkatkan fungsi tubuh secara normal. Biasanya erat kaitannya dengan diet dimana pasien harus mendapatkan intake nutrisi yang baik dan memadai. Pada pasien yang mengalami inflamasi, timbul lesi, dan rasa sakit pada mukosa atau jaringan lunak rongga mulut maka dapat diinstruksikan untuk mengkonsumsi makanan yang lunak.Terapi RAS (Recurrent Aphtous Stomatitis) Dapat diaplikasikan obat topikal pada ulser seperti triamnicolon orabase 2-3 kali sehari setelah makan dan menjelang tidur. Pemberian obat ini merupakan jenis dari terapi simptomatik karena dapat mengurangi gejala dari lesi akibat inflamasi dan trauma. Pada pasien ulser major atau multiple ulser minor yang parah yang tidak responsif terhadap pemberian obat topikal, maka dapat diberikan terapi sistemik.LO 2Pre-terapi Dapat dilakukan proteksi kelenjar saliva selama menjalani terapi radiasi kanker dan leher dengan bahan radioprotektif. Satu-satunya obat yang saat ini disetujui oleh FDA (Food and Drug Administration) di Amerika sebagai protektor dari efek samping radiasi selama perawatan adalah Amifostin (nama brand: Ethyol), yang berperan untuk melindungi sel-sel normal dari kerusakan serta meningkatkan perbaikan sel yang terkena radiasi. Obat ini dapat diberikan secara infus intravena atau injeksi subkutan sekitar 15-30 menit sebelum terapi radiasi dilakukan.Pasca-terapi Perlu dilakukan pengendalian yang tepat dan bimbingan perawatan pada jaringan periodontal pasien. Hal ini dikarenakan sedikit atau banyak, jaringan periodontal pasti terpapar oleh sinar radiasi. Sehingga untuk tindakan pencabutan gigi pada pasien yang telah selesai menjalani radioterapi sedapat mungkin dihindari, khusunya pada bagian rahang yang disinar. Jika pencabutan gigi tak dapat dihindari dan harus dilakukan karena gigi sudah tidak dapat dipertahankan, maka tindakan ini sebaiknya dilakukan oleh ahli bedah mulut. Perlu pula diberikan antibiotik sistemik selama dua minggu untuk mencegah timbulnya infeksi.