Thesis Bab i Surya Darma

Embed Size (px)

Citation preview

8

ABSTRAKMANAJEMEN PEMBIAYAAN PROGRAM PENDIDIKAN BERASRAMA YAYASAN UNITED ISLAMIC CULTURAL CENTRE OF INDONESIA (UICCI)

Pendidikan Islam di Indonesia secara umum masih berada dalam kondisi yang memprihatinkan. Di samping faktor kurangnya perhatian pemerintah terhadap pembiayaan pendidikan Islam selama ini, kondisi ekonomi Muslim Indonesia yang mayoritas berada di bawah garis kemiskinan Apakah ada bukti ekonomi Muslim berada di bawah garis kemiskinan???? ((( Mana tau ada yang komen nanti )))) menghalangi terwujudnya pembiayaan pendidikan Islam yang memuaskan. Di tengah fenomena mahalnya biaya program pendidikan berasrama di Indonesia, penelitian ini mengkaji tentang bagaimanakah program pembiayaan pendidikan berasrama UICCI?. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tentang perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pengevaluasian pembiayaan program pendidikan berasrama UICCI. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif, di mana data diperoleh dengan wawancara mendalam, observasi lapangan, dan studi dokumen. Keabsahan data diperiksa dengan menggunakan teknik triangulasi dan data dianalisis melalui proses reduksi, presentasi, dan interpretasiDapatan penelitian ini dijelaskan tentang : perencanaan.., pelaksanaan.., pengawasan, dan pengevaluasian pembiayaan pendidikan berasrama UICCI Yayasan United Islamic Cultural Centre Of Indonesia (UICCI) ((. Hasil dari sini dipaparkan dalam abstrak )) YANG MENDASAR KAJIAN INI ADALAH MANAJEMEN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN(( Ini masukkan dalam abstrak. ))) Ratusan peserta didik dari beragam strata sosial dan jenjang pendidikan telah disertakan dalam program pendidikan berasrama yang sangat memadai di berbagai wilayah Indonesia. Mereka diberikan akomodasi yang lengkap, fasilitas belajar yang mencukupi, makanan yang bergizi, darmawisata yang menyenangkan, serta pelajaran bahasa Arab, Inggris dan Turki. Semua ini dilakukan tanpa mengenakan biaya atau mengenakan biaya yang sangat terjangkau kepada peserta didik. Catatan tentang perencanaan , pelaksanaan, pengawasan sudah bisa surya buat dalam abstrak, yang belum adalah tentang bagaimanakah program pembiayaan pendidikan atau manajemen pembiayaan pendidikan di UICCI

BAB I

PENDAHULUAN

NAMA : DAHLENA SARI MARBUNN I M : 3 1 2 2 2 7

JAWABAN SOAL STUDI NASKAH BAHASA ARAB.DOSEN PEMBIMBING: Prof. DR. ABD. MUKTI, MA

2. Gambaran kurikulum yang saya pahami dari hadis Zaid ibn. Tsabit yangmenyuruh belajar Bahasa Suryani : Bangsa Suryani identik dengan Dinasty Surya(tradisi Hindu), yakni sebuah nisbat kepada Kerajaan-kerajaan kuno yang berpusat di Mesopotamia yang meliputi Sumeria, Akkadia, Asyiria, Babilonia. Hal ini dikarenakan pusat peradaban manusia awal berada di sana. Selanjutnya dari sana (mesopotamia) manusia menyebar ke berbagai penjuru dunia membentuk peradaban-peradaban yang baru. Di Mesir mereka membentuk Kerajaan Firaun, di mana kebanyakan yang menjadi raja mereka adalah keturunan Qibti bin Misraim bin Ham bin Nuh as. Di India mereka membentuk kerajaan-kerajaan Kuno di India, di mana kebanyakan yang menjadi raja mereka adalah keturunan Hind bin Kush bin Ham bin Nuh. Begitu pula dengan wilayah lainnya. Wilayah di mana bahasa Suryani Purba dituturkan. Bahasa Suryani yang dipakai oleh nabi Adam adalah bahasa Suryani purba..Yakni bahasa yang digunakan sebelum kerajaan-kerajaan tersebut terbentuk. Tulisan yang dipakai oleh keempat rasul tersebut berbeda dengan tulisan Suryani dengan tulisan zaman sekarang. Bahasa Suryani Purba lama-lama menjadi Bahasa Mesopotamia. Bahasa Mesopotamia membentuk bahasa Semitik, Yafetik dan Hamitik. Bahasa Semitik bercabang menjadi Suryani dan Aramaic. Dari Aramaic inilah bahasa Arab dan Ibrani muncul. Begitu pula dengan bahasa lainnya. Bahasa tersebut terbentuk karena adanya sebuah peradaban dalam sebuah masyarakat. Tiap kelompok masyarakat memiliki yang berbeda-beda. Semua bahasa di dunia ini saling berkaitan baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Dalam Hadis ini Nabi SAW menganjurkan Zaid ibn Tsabit untuk mempelajari bahasa Suryani. Berdasarkan penelitian-penelitian, sejarah peradaban, banyak ilmu-ilmu yunani kuno telah diterjemahkan ke dalam bahasa Suryani, misalnya filsafat, astronomi, matematika, kedokteran, dan lain-lain. Ini berarti bahwa, Nabi SAW menganjurkan umat Islam mempelajari filsafat, astronomi, matematika dan kedokteran yang terdapat dalam bahasa Suryani tersebuti. Hal ini menunjukkan bahwa, kurikulum pendidikan Islam juga menaruh perhatian pada pengajaran bahasa asing. Karena bahasa-bahasa itu merupakan alat komunikasi dengan dunia luar, sarana mempelajari kebudayaan, ilmu-ilmu pengetahuan, hikmah-hikmahnya yang bermanfaat dan juga merupakan faktor yang menolong kerjasama antar bangsa. Oleh sebab itu, salah satu isi kurikulum dewasa ini adalah bahasa asing. Kebutuhan terhadap bahasa asing semakin bertambah ketika dunia internasional semakin dinamis dan berkembang menjadi masyarakat global Sehingga kebutuhan menterjemahkan apa yang ditulis dari berbagai bahasa negara- negara lain termasuk ilmu pengetahuan, surat menyurat, dan falsafah yang berguna bagi memberi kemaslahatan kepada dunia internasional Dari Anas ibn Malik berkata ia : Tuntutlah ilmu walau ke negeri Cina sekalipun. Sesungguhnya menuntut ilmu itu diwajibkan atas tiap-tiap Muslim. Jalan Sutera !! Merupakan akses ke negeri cina p ada saat itu sungguh asngat jauh dari Arab, ditambah lagi penduduknya belum memeluk agama Islam pada saat itu. Tetapi mangapa Nabi menganjurkan ummatnya menuntut ilmu sampai ke sana? Bangsa Cina telah mengembangkan teknik pembuatan kertas, pembuatan mesiu, pembuatan jam dan pembuatan kompas. Perintah Nabi kepada umat Islam untuk belajar ke negeri Cina untuk mempelajari semua pengetahuan Cina tersebut. Penggunaan kertas dalam kehidupan ilmiah dewasa ini tak bisa dihindari. Kertas diperlukan umat Islam untuk menulis al-Quran, kitab-kitab, Hadis, buku-buku agama, dan buku-buku ilmiah lainnya. Begitu juga mesiu diperlukan umat Islam untuk mempertahankan diri dari serangan musuh-musuh mereka. Sementara jam dapat membantu umat Islam mengetahui waktu shalat dan waktu berbuka puasa serta imsak. Di samping itu juga tidak kalah pentingnya kegunaan kompas yakni dapat membantu umat Islam dalam menentukan arah kiblat. Pada saat sekarang inipun hasil-hasil industri dan IT Cinapun sangat maju. hasil-hasil produk mereka merajai pasar internasional seperti di Asia, Eropa, Afrika dan Amerika. Demikian jugasistem pertahanan Cina luar biasa tangguhnya sampai-sampai Amerikapun sangat menyehanikemampuanmereka. Bahasa Suryani yang dipakai oleh nabi Adam adalah bahasa Suryani purba..Yakni bahasa yang digunakan sebelum kerajaan-kerajaan tersebut terbentuk. Tulisan yang dipakai oleh keempat rasul tersebut berbeda dengan tulisan Suryani dengan tulisan zaman sekarang. Bahasa Suryani Purba lama-lama menjadi Bahasa Mesopotamia. Bahasa Mesopotamia membentuk bahasa Semitik, Yafetik dan Hamitik. Bahasa Semitik bercabang menjadi Suryani dan Aramaic. Dari Aramaic inilah bahasa Arab dan Ibrani muncul. Begitu pula dengan bahasa lainnya. Bahasa tersebut terbentuk karena adanya sebuah peradaban dalam sebuah masyarakat. Tiap kelompok masyarakat memiliki yang berbeda-beda. Semua bahasa di dunia ini saling berkaitan baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Dalam Hadis ini Nabi SAW menganjurkan Zaid ibn Tsabit untuk mempelajari bahasa Suryani. Berdasarkan penelitian-penelitian, sejarah peradaban, banyak ilmu-ilmu yunani kuno telah diterjemahkan ke dalam bahasa Suryani, misalnya filsafat, astronomi, matematika, kedokteran, dan lain-lain. Ini berarti bahwa, Nabi SAW menganjurkan umat Islam mempelajari filsafat, astronomi, matematika dan kedokteran yang terdapat dalam bahasa Suryani tersebuti. Hal ini menunjukkan bahwa, kurikulum pendidikan Islam juga menaruh perhatian pada pengajaran bahasa asing. Karena bahasa-bahasa itu merupakan alat komunikasi dengan dunia luar, sarana mempelajari kebudayaan, ilmu-ilmu pengetahuan, hikmah-hikmahnya yang bermanfaat dan juga merupakan faktor yang menolong kerjasama antar bangsa. Oleh sebab itu, salah satu isi kurikulum dewasa ini adalah bahasa asing. Kebutuhan terhadap bahasa asing semakin bertambah ketika dunia internasional semakin dinamis dan berkembang menjadi masyarakat global Sehingga kebutuhan menterjemahkan apa yang ditulis dari berbagai bahasa negara- negara lain termasuk ilmu pengetahuan, surat menyurat, dan falsafah yang berguna bagi memberi kemaslahatan kepada dunia internasional. Dari Anas ibn Malik berkata ia : Tuntutlah ilmu walau ke negeri C.ina sekalipun. Sesungguhnya menuntut ilmu itu diwajibkan atas tiap-tiap Muslim. Jalan Sutera !! Merupakan akses ke negeri cina pada saat itu sungguh asngat jauh dari Arab, ditambah lagi penduduknya belum memeluk agama Islam pada saat itu. Tetapi mangapa Nabi menganjurkan ummatnya menuntut ilmu sampai ke sana? Bangsa Cina telah mengembangkan teknik pembuatan kertas, pembuatan mesiu, pembuatan jam dan pembuatan kompas. Perintah Nabi kepada umat Islam untuk belajar ke negeri Cina untuk mempelajari semua pengetahuan Cina tersebut. Penggunaan kertas dalam kehidupan ilmiah dewasa ini tak bisa dihindari. Kertas diperlukan umat Islam untuk menulis al-Quran, kitab-kitab, Hadis, buku-buku agama, dan buku-buku ilmiah lainnya. Begitu juga mesiu diperlukan umat Islam untuk mempertahankan diri dari serangan musuh-musuh mereka. Sementara jam dapat membantu umat Islam mengetahui waktu shalat dan waktu berbuka puasa serta imsak. Di samping itu juga tidak kalah pentingnya kegunaan kompas yakni dapat membantu umat Islam dalam menentukan arah kiblat. Neil Amstrong orang pertama ke bulan tahun 1968 melaporkan bahwa satu-satunya benda yang nampak di bumi ini adalah tembok Cina yang fantastis itu. Ini menunjukkan bahwa sistem dan teknologi pembangunan tembok ini sudah maju,padahaldi bangunpada zaman Dinasty Ming beberapa abad lalu. Pada saat sekarang inipun hasil-hasil industri dan IT Cinapun sangat maju. hasil-hasil produk mereka merajai pasar internasional seperti di Asia, Eropa, Afrika dan Amerika. Demikian juga sistem pertahanan Cina luar biasa sehingg Amerika mulai memperhitungkan sistem pertahanan. Maka pantaslah nabi beberapa abad lalu menganjurkan ummatnya belajar sampai kenegeri Cina.

Sebagaimana dilukiskan dalam bagan sebagai berikut :

Fasilitas dan

Intentif kurang

Pendidikan

Dana terbatas

Lembaga

berjalan seadanya

Pendidikan Islam

Pondok Pesantren

Peminat terbatas

Kualitas rendah

Inovasi Kurang

Semangat rendah

Dari bagan tersebut secara mudah dapat dipahami bahwa persoalan di lembaga pendidikan Islam (Pondok pesantren) merupakan permasalahan yang kait-mengkait mulai dari semangat rendah menimbulkan inovasi kurang, berakibat pada peminat kurang, sehingga hanya sebagaian orang saja yang mau masuk di lembaga pendidikan Islam (Pondok pesantren) berlanjut pada pendapatan kurang, sehingga dana terbatas, keterbatasan dana berimplikasi pada fasilitas dan insentif kurang yang pada akhirnya melahirkan proses pendidikan berjalan seadanya, sehingga kualitas rendah. Karena itu diperlukan seorang pemimpin yang dapat memberikan perubahan pada lembaga tersebut.

5 kutipan ( hilang)

Yang menjadi persoalan kita sekarang sebagaimana yang pernah diajukan oleh Iman Suprayogo, adalah: bagaimana merubah lingkaran syetan yang menghambat perkembangan lembaga Pendidikan Islam tersebut berubah menjadi lingkaran Malaikat? Untuk memutus agar lingkaran setan tersebut berubah menjadi lingkaran malaikat berarti harus ada upaya yang sungguh-sungguh dan kerja keras utamanya para pengelolah Lembaga Pendidikan Islam. Salah satu usaha tersebut adalah para pengelolah Lembaga Pendidikan Islam perlu melakukan manajemen sumber dana pendidikan. Selain itu juga pendanaan/pembiayaan tersebut sejalan dengan firman Allah SWT, dalam surat al-Muzammil ayat 20, yang berbunyi:

( 10 ) .

Artinya: Dia mengetahui bahwa akan ada diantara kamu orang-orang yang sakit, dan yang lai berjalan di muka bumi mencari karunia-karunia dari pada Tuhannya (al-Muzammil: 20).

Mengapa manajemen sumber dana pendidikan dianggap penting dan

mendesak harus dilakukan para pengelolah LPI? Sebab dari sejumlah data

statistik yang ada, secara umum LPI berstatus swasta dan dikelolah oleh

masyarakat muslim secara swadaya dan swakarsa. Dengan problem

keterbatasan pendanaan tersebut maka lembaga-lembaga pendidikan Islam sulit

untuk berkembang dan tetap survive. Permasalahan tersebut didukung oleh

pendapat Bawani7 yang menyatakan bahwa banyak lembaga pendidikan Islam yang terbengkelai, tidak terawat secara wajar, karena memang tidak ada biaya untuk memeliharanya. Untuk itu perlu adanya strategi bagaimana gar setiap Lembaga Pendidikan Islam yang umumnya berstatus swasta dan dikelola secara swakarsa dan swadaya masyarakat tersebut mampu melakukan penggalian dan pengelolaan dana secara mandiri dan potensial. Maka dari dasar pemikiran ini peran pimpinan maupun pihak-pihak pengelola sangat berperan untuk mencari terobosan bagaimana cara mendapatkan dan mengembangkan sumber dana demi kepentingan dan perkembangan lembaganya. Sebagaimana dikatakan bahwa dana merupakan problem terbesar setelah Skill.8 Dari sini nampak jelas bahwa pendanaan Lembaga Pendidikan Islam sangat menentukan dalam pencapaian keberhasilan yang diharapkan.

Berbicara dana merupakan elemen yng sangat penting walaupun bukan satu-satunya komponen yang paling penting. Bagaimanapun bagusnya rancangan kurikulum, matangnya perencanaan pendidikan, akan tetapi ketika sampai pada tahap pelaksanan dan terbentur adanya keterbatasan biaya maka perencanaan yang bagus tersebut kurang memiliki makna yang urgen, bahkan mungkin program pendidikan yang direncanakan sulit untuk dapat terealisasikan. Dengan demikian, permasalahan dana dalam masalah pendidikan sebenarnya bukan hanya semata persoalan yang dihadpi oleh umat Islam saja yang memang secara umum terlibat dalam pengembangan lembaga.

7Imam Bawani, Segi-segi Pendidikan Islam, Surabaya: Al-Ikhlas, 1987, hlm: 63-65.

8Ibrahim Bafadhal dan Djumransyah, Otonomi daerah di Bidang Pendidikan: mereka Formula, dampak, Masalah, dan solusinya Menuju Penyelenggaraan Pendidikan yang Lebih Baik

(Makalah Seminar, 23 Agustus 1999 di Universitas Negeri Malang).

Namun secara jujur, persoalan pembiayaan pendidikan juga merupakan permasalahan bersifat nasioanal bahkan internasional, karena menyangkut persoalan dua bidang sekaligus yaitu bidang ekonomi dan bidang pendidikan.Hal tersebut juga menjadi persoalan dunia, mengingat hubungan dana dan manfaat pendidikan dapat dipandang oleh para ahli sebagai salah satu bentuk investasi (Human investment). Pidato Theodore, W. Schultz dalam fatah9 pesan utama dari pidato tersebut sangat sederhana, yaitu proses pengetahuan dan ketrampilan melalui pendidikan bukan merupakan suatu bentuk komsumsi semata-mata, akan tetapi merupakan suatu investasi. Burrup memperkenalkan suatu konsepsi Revolosi Investasi Manusia di dalam pemikiran ekonomi, dalam pengujian tersebut teori Human Capital telah mampu mempengaruhi para ilmuwan dan mengambil keputusan perencanaan dan pelaksanaan dalam pemberdayaan sumber daya manusia serta mendorong pertumbuhan permintaan pendidikan di negara-negara berkembang pada masa pasca penjajahan.10Menurut teori ini, nilai modal manusia (Human Capital) suatu bangsa tidak hanya ditentukan oleh jumlah populasi penduduk atau tenaga kerja kasar, (Labour intensif), tetapi juga tenaga kerja intelektual (Brain intensif)Sejalan dengan hal ini, bahwa sumber dana pembiayaan pendidikan di Indonesia terdiri dari atas:11

9Nanang Fatah, Ekonomi & Pembiayaan Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000, hlm: 04.10Burrup E, Percy, Modern High School Administration, New York: Harper, 1962, hlm:126.11Hendyat Soetopo dan Wasty Soemanto, Pengantar Operasional Administrasi Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional, 1982, hlm: 95-96.

Pemerintah lebih kurang 70%.

Orang tua murid lebih kurang 10-24%.

Masyarakat lebih kurang 05%.

Bantuan/pinjaman luar negeri lebih kurang 01 %.

Sumber pembiayaan di Indonesia yang dikemukakan diatas adalah untuk lembaga formal yang memang sumber utamanya berasal dari APBN. Sedangkan sumber pembiayaan terbesar untuk lembaga non formal umumnya berasal dari swadaya masyarakat seperti dalam bentuk yayasan maupun orang tua murid.Karena itu manajemen sumber dana merupakan hal yang sangat menentukan eksistensinya sebuah lembaga, karena Manajemen sumber dana merupakan kunci menuju eksisnya sebuah lembaga atau organisasi. Berkaitan dengan sumber dana pesantren, dinyatakan bahwa sudah lama tampaknya pada beberapa pesantren tertentu terutama pada pondok pesantren modern telah menerapkan sistem manajemen sumber dana, meskipun dalam bentuk sederhana. Penerapan sistem manajemen Sumber dana di pondok pesantren pada umumnya hanya bersifat insidental, bukan bersifat permanen atau dengan kata lain, bahwa pola manajemen sumber dana di pondok pesantren cenderung dilakukan secara alami belum memperlihatkan tujuan yang telah disistematisasikan secara hirarkis dan ditangani oleh tenaga ahli12.Bahkan pada umumnya manajemen sumber dana di pondok pesantren biasanya dilakukan secara alami dengan pola manajerial yang sama dalam

12Fisher Herman, Pengantar Manajemen Keuangan, New York: Gajah Mada Press, 1994, hlm: 47-48.

setiap tahunnya atau manajemen berdasarkan kebiasaanya. Perubahan-perubahan pola manajemen sumber dana pondok pesantren agaknya belum terlihat. karena eksistensi pesantren beserta sistem manajemennya amat tergantung pada estafet kepemimpinanya.Estafet kepemimpinanya pada sisi lain sangat menentukan pola manajemen sumber dana di pondok pesantren turutama tatalaksana pengelolaan sumber dana yang terencana. Lebih-lebih dalam masalah sumber dana agaknya pesantren tidak bisa lagi menggantungkan sebagian dana kegiatannya dari sumbangan masyarakat. Tetapi pesantren dengan watak kemandirianya harus mampu mencari sendiri semua dana yang diperlukan. Dengan mengacu pendapat bahwa manajemen sumber dana di pondok pesantren hendaknya dilaksanakan dengan baik, bahkan menjadi keharusan mutlak.13

Di samping paparan di atas yang tak kalah urgennya adalah cara menggalian sumber dana, merencanakan, mengelola, melaksanakan serta mengevaluasi pemanfaatan dana dengan manajemen yang rapi walaupun hal tersebut masih relatif sulit dilaksanakan. Tercapainya tujuan ini sangat tergantung pada kinerja manajerial Kyai sebagai kuncinya.

Dari beberapa pendapat di atas terlihat jelas bahwa tampaknya manajemen sumber dana yang diterapkan Kyai di Pondok Pesantren tertentu lazimnya masih menggunakan sistem "paternalistik manajemen", bahkan manajemen tertutup (Clossed manajemen). Penerapan manajemen semacam ini kecenderungan yang tampak adalah Kyai sebagai tokoh yang dijadikan panutan

13Rahardjo. Pergulatan Dunia Pesantren, Jakarta: LP3ES, 1985, hlm: 48.

dan ditaati segala ucapan, kebijakan dan perintahnya, bagi para bawahan Kyai adalah "manajer" yang paling benar, pintar dan baik dalam segala hal termasuk dalam menangani masalah keuangan atau sumber dana di pondok pesantren.14

Aktualisasi manajemen sumber dana diatas, telah menunjukkan adanya signifikan yang kuat terutama dibeberapa pondok pesantren, sebagai hasil temuan yang mengungkapkan bahwa persoalan dana pesantren "tabu" untuk diungkapkan. Terbentuknya kepercayaan demikian, berkaitan dengan adanya keyakinan yang mengakar kuat dalam komunitas pondok pesantren terhadap kharisma Kyai. Pola pemikiran yang demikian, yang menjadi penyebab manajemen sumber dana pondok pesantren menjadi lamban berkembang bahkan sangat terbatas.Adanya kelambanan pertumbuhan bahkan keterbatasan dana pondok pesantren tersebut salah satunya berpangkal pada aset atau nilai modal pondok pesantren yang relatif kecil. bahkan sumber dana utama pondok pesantren diperoleh dari usaha yayasan yang dibentuk oleh pesantren, sumbangan santri, sumbangan dari masyarakat baik pribadi maupun kelompok yang biasanya berupa barang-barang natura, uang, tanah dan sebagainya yang berstatus sebagai amal jariyah, wakaf, infak, sedekah dan sebagainya yang ditambah dengan kompleksitas persoalan yang lebih krusial diantaranya adalah adanya penerapan manajemen sumber dana yang tertutup (Closed manajemen).15

Selanjutnya, berkaitan dengan sistem manajemen pondok pesantren yang tertutup tersebut bahwa secara umum pengelolaan sumber dana pondok

14Ibid, hlm: 87-89.15Mastuhu, Op. Cit, hlm: 09-10.

pesantren tidak terdapat perencanaan yang tepat untuk jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang, serta terbentur adanya penerapan teknik-teknik manajemen penggalian sumber dana yang belum dilakukan secara maksimal sehingga dibeberapa pondok pesantren tertentu dihadapkan pada persoalan keterbatasan sumber dana. yang selama ini menjadi problem kemajuan pondok pesantren.16

Berkaitan dengan fenomena tentang keterbatasan sumber dana khususnya di beberapa pondok pesantren, mengingat pondok pesantren sebagai sebuah organisasi maka penyebabnya adalah bertumpuh pada terbatasnya nilai sumber-sumber modal dan aspek manajemen. Selanjutnya tentang keterbatasan dalam hal manajemen bertumpuh pada kinerja organisasi atau lembaga yang mencakup: 1). Tujuan yang dirumuskan kurang jelas; 2). Kinerja staf keuangan kurang rasional akibat adanya kekurangan staf yang cakap.17

Sedangkan pandangan pola manajemen sumber dana modern bahwa kunci keberhasilan sumber dana dari sebuah organisasi, perusahaan atau lembaga bergantung pada aspek penerapan manajemen keuangan secara hirarkis, yang mencakup: 1). Kecermatan cara mendayagunakan dan memperoleh sumber-sumber modal finansial, potensial dari berbagai sektor; 2). Adanya pengelolaan rasional; 3). Adanya pengembangan nilai (Value) modal yang menghasilkan keuntungan untuk jangka pendek, menengah dan jangka panjang; 4). Membangun persekutuan kerjasama melalui instansi lain yang menguntungkan; 5). Cara merencanakan dan pendayagunaan output dan input

16Nurcholis Madjid, Bilik-bilik Pesantren, Jakarta: Paramadina, 1997, hlm: 48. 17Handoko. T. Hani, Manajemen (Edisi 2 dan 3), Yogjakarta: Gadjah Mada Press, 1994.

nilai tukar uang secara efectif; 6). Cara pemanfaatan nilai uang berdasarkan prioritas; 7). Adanya evaluasi.18

Beberapa studi tentang hubungan antara aplikasi pola manajemen dengan kondisi keuangan pada beberapa organisasi dan perusahaan tentang rasionalitas kinerja staf keuangan telah membuktikan adanya hubungan yang signifikan.19 Hasil studi di atas, semakin lebih memperjelas dan memperkuat bahwa adanya keterbatasan sumber dana pondok pesantren berpangkal pada dua aspek, yaitu aspek pola manajemen dan terbatasnya sumber dana.

Dengan memahami penjelasan di atas, dapat diajukan pendapat sementara bahwa penyebab utama adanya keterbatasan sumber dana di pondok pesantren secara umum berpusat pada dua aspek, pertama pondok sebagai lembaga pendidikan Islam tradisional lazimnya masih menerapkan pola manajemen tertutup (Closed manajemen) atau yang disebut dengan manajemen tradisional. Kedua, pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan mandiri belum mampu menggali dan memanfaatkan potensi lingkungan sekitar sebagai lahan pemerolehan sumber-sumber dana Pondok Pesantren.

Meskipun demikian, penulis telah menemukan pondok pesantren yang diindikasikan dapat menggali sumber dana berbentuk usaha-usaha yang dapat menghasilkan dana secara rutin melalui pemanfaatan potensi sumber daya lingkungan sekitar, serta menerapkan manajemen terbuka (Open manajemen) yaitu Pondok Putri Al-Ishlahiyah Singosari-Malang.

18Fisher Herman, Op. Cit, 1987, hlm: 29.19Luther Gulick, The Psikologi of Manajemen, (Di kutip Handoko tentang rasionalitas kinerja staf keuangan), 1969.

Kemampuan pondok pesantren Al-Ishlahiyah dalam menggali sumber-sumber dana tersebut, dapat dilihat dari adanya beberapa unit usaha yang merupakan hasil kerja sama pondok pesantren dengan masyarakat maupun lembaga-lembaga lainya, Misalnya:1. Koperasi pesantren yang secara langsung melibatkan para santri dan masyarakat sekitar.2. Wartel Pesantren yang berlokasi diluar pondok yang tidak jauh dari pesantren yang melayani masyarakat umum khususnya para santri, karena di jalan kramat ini terdapat dua pesantren yang sama-sama eksis, maka untuk melayani para santri komunikasi dengan keluarganya maka dengan melalui wartel, dikarenakan para santri tidak diperbolehkan membawa handpone.3. Toko Mebel yang berlokasi di jalan raya Singosari, yang bekerja sama dengan para wali santri, dan merupakan sumber dana yang paling tinggi.

Bila dilihat dari mekanisme manajemen pengelolaan sumber dana yang dikembangkan pondok pesantren Al-Ishlahiyah tergolong unik, karena terletak pada keterlibatan masyarakat dan para keluarga pengasuh dan para santri. Sedangkan masyarakat sekitar pondok umumnya berperan sebagai tenaga kerja , mitra kerja dan konsumen.Adapun contoh analisis laporan dari unit-unit usaha yang ada di Pondok Pesantren Al-Ishlahiyah ini dapat ditampilkan pada tabel berikut ini:

Tabel 1.1. Analisis laporan keuangan (komperatif 3 tahun terakhir) Koperasi pondok pesantren

NoPerkiraanTahun 2005Tahun 2006Tahu 2007

1Pengeluaran8. 450.000,-8. 600.000,-10.000.000,-2Pendapatan

18.230.000,-12.400.000,-15.450.000,-

3Biaya

3.500.000,-3.500.000,-3.500.000,-

4SHU

9.780.000,-3.800.000,-5.450.000,-

Tabel 1.2 Analisis laporan keuangan

(Komperatif 3 tahun terakhir) Wartel pondok pesantrenNo

Perkiraan

Tahun 2005Tahun 2006Tahun 2007

1

Pendapatan

36.000.000,-30.000.000,-28.830.000,-2

Pengeluaran

15.000.000,-12.000.000,-12.030.000,-

3

SHU

21.000.000,-18.000.000,-16.800.000,-

Tabel 1.3 Analisis laporan keuangan

(Komperatif 3 tahun terakhir) Toko mebel pondok pesantrenNo

Perkiraan

Tahun 2005Tahun 2006Tahun 2007

1

Pengeluaran

25.000.000,-10.000.000,-8.500.000,-2

Pendapatan

32.000.000,-25.000.000,-30.000.000,-

3

Biaya

6.150,000,-5.250.000,-6.000.000,-

4

SHU

850.000,-9.750.000,-15.500.000,-

Dari sumber-sumber dana tersebut penulis berasumsi berkaitan dengan aktualisasi manajemen sumber dana pondok pesantren dalam hal cara merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan pengawasan pemerolehan sumber dana di pondokBerangkat dari fenomena itulah penulis sejak awal hendak mengetahui secara mendalam (Understanding) makna dibalik fenomena tersebut dengan memfokuskan kajianya sumber dana di Pondok Pesantren Al-Ishlahiyah Singosari Malang.

B. Rumusan Masalah

Untuk mengkaji pola manajemen pembiayaan pendidikan di pondok pesantren Al-

Ishlahiyah Singosari, dijabarkan ke dalam sub-sub permasalahan sebagai

berikut:

Bagaimana program pembiayaan pendidikan berasrama UICCI?. Apa Implikasi dari program pembiayaan pendidikan berasrama UICCI?.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah menemukan dan membuktikan program pembiayaan pendidikan berasrama UICCI?. melalui sub-sub permasalahan sebagai berikut:

Untuk mengetahui program pembiayaan pendidikan berasrama UICCI?.. Untuk mengetahui implikasi (dampak atau hasil) dari pada penerapan program pembiayaan pendidikan berasrama UICCI sebagai verifikasi autentik.

Manfaat penelitian

Penelitian yang mengkaji manajemen, terutama yang berkaitan dengan masalah program pembiayaan pendidikan berasrama UICCI merupakan kajian yang jarang sekali dilakukan baik oleh para praktisi maupun para peneliti kepesantrenan, padahal hasil kajian ini sangat berharga sekali mengingat bahwa selama ini beberapa pondok pesantren sebagai lembaga mandiri belum sepenuhnya mampu menggali potensi lingkungan sebagai lahan pemerolehan dana dan segi penerapan pola program pembiayaan pendidikan berasrama UICCI yang secara umum masih tertutup sehingga pada beberapa pondok pesantren tertentu secara umum tampaknya masih terbatas.

Manfaat utama penelitian bidang pendidikan 20yaitu memegang kunci dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, baik berupa temuan ilmu baru, ilmu pengembangan atau revisi terhadap ilmu yang sudah ada. Adapun manfaat penelitian ini secara rinci dapat dibedakan menjadi:

Manfaat bagi pengembangan ilmu manajemen pendidikan islam, yaitu:

a). Ditemukanya kesimpulan-kesimpulan (teori) subtantif yang berkaitan

dengan program pembiayaan pendidikan di pondok pesantren pesantren dalam upaya untuk pengembangan pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan islam.

b). Menjadi cikal bakal munculnya penelitian-penelitian yang berkaitan dengan manajemen sumber dana di pondok pesantren, sehingga terbuka peluang ditemukanya kesimpulan atau teori-teori yang lebih relevan.c). Dapat menambah Khazanah pengetahuan khususnya tentang program pembiayaan pendidikan, pesantren yang dapat di manfaatkan oleh berbagai pihak yang bertugas dan pengabdiannya berhubungan dan berkecimpung dengan dunia pesantren.

20Moh. Kasiram, Penelitian Pendidikan dalam perspektif pemberdayaan sumber daya manusia (pidato pengukuhan Guru Besar Bidang penelitian pada sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Malang pada tanggal 3April 1999, Malang: STAIN.

2. Manfaat praktis bagi lembaga pondok pesantren

Manfaat praktis penelitian ini bagi pondok pesantren khususnya program pembiayaan pendidikan berasrama UICCI tampak pada penggunaan temuan penelitian untuk memperluas pemahaman tentang pengelolaan program pembiayaan pendidikan pesantren. Adapun manfaat praktis tersebut sebagai berikut:a). Dapat memberikan pengetahuan tentang program pembiayaan pendidikan pesantren yang dapat dijadikan dasar kebijakan untuk menggali sumber-sumber dana dalam upaya untuk kemajuan pondok pesantren secara keseluruhanb). Dapat digunakan sebagai sumber informasi bagi pengelola pondok pesantren guna menemukan kekurangan dan kelemahan pengelola program pembiayaan pendidikan , sehingga dapat dicarikan upaya perbaikanya.3. Manfaat bagi Program Pascasarjana (Manajemen Pendidikan Islam)Penelitian tentang pesantren sangat signifikan dengan konsentrasi Manajemen Pendidikan Islam mengingat pesantren adalah salah satu lembaga pendidikan islam. Untuk itu penelitian tentang Manajemen sumber dana pesantren sangat penting yaitu:a). Untuk mengembangkan ilmu manajemen pendidikan Islam yang relatif masih baru sehingga sangat memerlukan penelitian-penelitian yang terkait baik dalam tataran teoritik maupn lapangan.b). Untuk memperluas wacana maupun menjadi rujukan penelitian-penlitian selanjutnya dalam bidang manajemen pendidikan Islam.

E. Penelitian Terdahulu

No.PenelitiPersamaanPerbedaanHasil Penelitian

1.Raharjo/1985ManajemenTidak membahas1.Pond. Pest.

pondokkhusus

belum

pesantrenmanajemen

memiliki

sumber dana,

unit usaha

hanya terfokus

sebagai

pada manajemen

sumber dana

pondok

tetap.

pesantren2.Sumber

dana

pesantren

umumnya

diperoleh

dari usaha

yayasan

baik pribadi

maupun

kelompok

yang

biasanya

berupa

barang

natura,

uang, tanah,

dan

sebagainya

yang

berstatus

sebagai

amal

jariyah,

wakaf, infaq

dan

sedekah.2.Mulyono/1999PengelolaanKhusus berkaitan1.Pengelolaan

Sumber Danadengan koperasi

koperasi

pondok

pesantren,

pesantren

dapat

berkembang

dengan

pesat karena

dikelolah

dan

24A. Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000, hlm: 98.