60

THIS PAGE INTENTIONALLY LEFT BLANK - smujo.id · AO-004 Prospek Eucaliptus citriodora sebagai minyak atsiri potensial Zulnely, Gusmailina, Evi Kusmiati 2 AO-005 Potensi tinta cumi-cumi

  • Upload
    dinhnhi

  • View
    229

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

THIS PAGE INTENTIONALLY LEFT BLANK

Kampus Universitas IndonesiaGedung Wisma Makara UI Depok08.00-16.00 WIB

Registrasi: goo.gl/forms/sCy0JHW7Ki| Kontak: Afin (0813-8506-6018) | email: [email protected]: biodiversitas.mipa.uns.ac.id/S/home.html | Rp. 350.000,- (Anggota MBI Rp. 300.000,-) | BNI 0356986994

Penyelenggara &Pendukung

Kampus Universitas IndonesiaGedung Wisma Makara UI Depok08.00-16.00 WIB

Registrasi: goo.gl/forms/sCy0JHW7Ki| Kontak: Afin (0813-8506-6018) | email: [email protected]: biodiversitas.mipa.uns.ac.id/S/home.html | Rp. 350.000,- (Anggota MBI Rp. 300.000,-) | BNI 0356986994

Penyelenggara &Pendukung

Kampus Universitas IndonesiaGedung Wisma Makara UI Depok08.00-16.00 WIB

Registrasi: goo.gl/forms/sCy0JHW7Ki| Kontak: Afin (0813-8506-6018) | email: [email protected]: biodiversitas.mipa.uns.ac.id/S/home.html | Rp. 350.000,- (Anggota MBI Rp. 300.000,-) | BNI 0356986994

Penyelenggara &Pendukung

THIS PAGE INTENTIONALLY LEFT BLANK

ABS. SEM. NAS. MASY. BIODIV. INDON. ISSN: xxxx-xxxxUI Depok, 20 Desember 2014Halaman: iii-iv

JADWALSeminar Nasional

Masyarakat Biodiversitas Indonesia (MBI)Kampus Universitas Indonesia

Depok, 20 Desember 2014

PUKUL KEGIATAN PENANGGUNGJAWAB RUANG

08.00-09.00 Registrasi dan Persiapan Panitia Selasar

09.00-09.15 Pembukaan Ketua Panitia A

09.15-10.45 Panel 1 Moderator A

Prof. Drs. Sutarno, M.Sc., Ph.D. Moderator A

Prof. Dr. Ir. Bambang Hero Saharjo, M.Agr. Moderator A

Dr. Jatna Supriatna Moderator A

10.45-11.00 Kudapan Pagi Panitia Selasar

11.00-12.00 Panel 2

Dr. Ali Jamil, M.P. Moderator A

Dr. Djufri, M.Si. Moderator A

12.00-13.30 Ishoma dan Presentasi Poster Panitia Selasar

13.30-15.30 Presentasi Oral

Biodiversitas Genetik dan Biosains Moderator A

Biodiversitas Spesies Moderator B

Biodiversitas Ekosistem dan Konservasi Moderator C

Etnobiologi, Budidaya dan Pemanfaatan Moderator D

15.30-15.45 Kudapan Sore Panitia Selasar

15.45-16.00 Penutupan dan Penjelasan lain Ketua Panitia A

Kegiatan berikutnya:Seminar Nasional MBI, Kampus UGM Jogja, 21 Maret 2015

ABS. SEM. NAS. MASY. BIODIV. INDON, UI Depok, 20 Desember 2014, hal. iii-iviv

THIS PAGE INTENTIONALLY LEFT BLANK

ABS. SEM. NAS. MASY. BIODIV. INDON. ISSN: xxxx-xxxxUI Depok, 20 Desember 2014Halaman: v-xii

DAFTAR ISISeminar Nasional

Masyarakat Biodiversitas Indonesia (MBI)Kampus Universitas Indonesia

Depok, 20 Desember 2014

O: ORAL; P: POSTER

KODE JUDUL PENULIS HAL.

Biodiversitas Genetik dan Biosains

AO-001 Variability of antogonisme capability of rhizosphereBacillus to basal rot pathogen of garlic

Hadiwiyono, Zainal D. Fatawi,Salim Widono, Dwi Hermawan,Hani Kharismantari

1

AO-002 Beberapa aspek gizi, palatabilitas dan keamanan pangantempura ikan rucah dengan berbagai konsentrasi bawangputih

Fibria Kaswinarni 1

AO-003 Studi awal ekstraksi Batch daun Stevia rebaudianadengan variabel jenis pelarut dan temperatur ekstraksi

Andy Chandra 1

AO-004 Prospek Eucaliptus citriodora sebagai minyak atsiripotensial

Zulnely, Gusmailina, Evi Kusmiati 2

AO-005 Potensi tinta cumi-cumi (Loligo sp.) sebagai antibakteripada gigi

Yusuf Baskoro, Fatihah DinulQoyyimah, Puteri Zaharah, DewiElfidasari, Riris LindiawatiPuspitasari

2

AO-006 Studi awal penampilan fenotipik plasma nutfah jengkol(Pithecollobium jiringa) di Padang

Hamda Fauza, Istino Ferita,Nurwanita Ekasari Putri, NovriNelly, Bujang Rusman

3

AO-007 Conservation genetic of tropical eel in Indonesian waters:Based on population genetic study

Melta Rini Fahmi 3

AO-008 Survei resistensi permetrin pada lalat rumah Muscadomestica L. (Diptera: Muscidae) di Indonesia

Kustiati, Intan Ahmad, MarselinaIrasonia Tan, Sri Yusmalinar,Michael Kristensen

3

AO-009 Produk pangan substitusi terigu aman bergizi tinggi:Tepung Cannalina

Nita Noriko, Niken Parwati 4

AO-010 Pemanfaatan kitosan cangkan kepiting untukmenurunkan kadar kolesterol darah

Resti Aulunia , Heny Isrochawati,Vira Putri Defiyandra, FarhanahAssagaff, Dewi Elfidasari, RirisLindiawati Puspitasari

4

AO-011 Gelatin dari tulang ikan sebagai bahan dasar cangkankapsul

Aisyah, Basma, AisyahMaimunah, Maghfirah, DewiElfidasari, Riris Lindia Puspitasari

4

ABS. SEM. NAS. MASY. BIODIV. INDON, UI Depok, 20 Desember 2014, hal. v-xiivi

AO-012 Bakteri penghasil biosurfaktan dari kawasan mangrovedan pelabuhan kapal nelayan di Teluk Jakarta

Tri Handayani Kurniati, ImanRusmana, Ani Suryani, NisaRachmania Mubarik

5

AO-013 Isolasi dan karakterisasi mikroba penghasil enzimfibrinolitik dari minuman fermentasi tuak

Debora, Maggy T. Suhartono,Yanti

5

AO-014 Potensi fraksi kulit jengkol (Pithecellobium jiringa) dalammodulasi ekspresi gen pengontrol obesitas pada selkultur adiposa mencit

Caroline Anggasta, EduardtantoSurjadi, Yanti

5

AO-015 Efek fraksi protein dan polifenol dari ekstrak biji jengkoldalam mengontrol ekspresi gen obesitas secara in vitro

Eduardtanto Surjadi, CarolineAnggasta, Yanti

6

AP-001 Natural production potency of nipa sap (Nypa fruticansWurmb.) as production commodity for bioethanol inSungsang, South Sumatra

Imawan Wahyu Hidayat 6

AP-002 Potensi bakteri lumpur minyak sebagai senyawaglikolipid biosurfaktan dan antimikroba

Martha Sari, Fifi Afiati, WienKusharyoto

6

AP-003 Abnormalitas spermatozoa domba dengan frekuensipenampungan berbeda

Fifi Afiati, Yulnawati, MuhammadRiyadi, R. Iis Arifiantini

7

AP-004 Variabilitas fenotipik varietas tradisional asalKalimantan Selatan

Rina Hapsari Wening, DediNursyamsi, Made Jana Mejaya

7

AP-005 Borneol, potensi minyak atsiri masa depan Gusmailina 7

AP-006 Kemampuan regenerasi kalus embriogenik serta variasifenotipe tunas regeneran jeruk siam

Aida Wulansari, Agus Purwito, AliHusni, Enny Sudarmonowati

8

AP-007 Uji toksisitas citrinin yang dihasilkan oleh angkak hasilfermentasi berbagai isolat Monascus purpureus terhadaplarva Artemia salina Leach

Evi Triana, Titin Yulinery 8

AP-008 Uji stabilitas probiotik Lactobacillus plantarum Mar 8terenkapsulasi dalam sediaan oralit dengan analisisvariabilitas

Evi Triana, Titin Yulinery 9

AP-009 Pemanfaatan biodiversitas plasma nutfah padi untukperbaikan sifat padi gogo

Aris Hairmansis, Supartopo,Yullianida, Sunaryo, Warsono,Sukirman, Suwarno

9

AP-010 Isolasi dan identifikasi Staphylococcus aureus dari susumastitis subklinis di Tasikmalaya, Jawa Barat

Nina Herlina, Fifi Afiati, AditiaDwi Cahyo, Poppy DwieHerdiyani, Qurotunnada,Baharuddin Tappa

9

AP-011 Racun ular sebagai obat anti kanker Anggira Ramadhana, Nabillah,Dewi Elfidasari, Riris L.Puspitasari

10

AP-012 Induksi kalus krisan (Chrysantemum indicum) dalamupaya peningkatan keragaman genetik dari sel somatik

Reza Ramdan Rivai, HendraHelmanto

10

AP-013 Uji aktivitas antibakteri Lactobacillus plantarumterseleksi dari buah markisa (Passiflora edulis) dankaitannya dengan gen plantarisin A (pln A)

Titin Yulinery, Novik Nurhidayat 10

AP-014 Karakterisasi fisiokimia kerupuk melinjo sebagai upayadiversifikasi produk olahan melinjo di Provinsi Banten

Sri Lestari, Muharfiza 10

AP-015 Uji organoleptik mie berbahan dasar terigu substitusitepung talas beneng (Xantoshoma undipes) dalam upayapeningkatan nilai tambah bahan pangan lokal Banten

Sri Lestari, Pepi Nur Susilawati 11

AP-016 Multiaktifitas Ochrobactrum spS79, sebagai isolat yangbermanfaat untuk remediasi lingkungan tercemar dan

Tirta Kumala Dewi, Ela SekarArum, Hartati Imamuddin, Sarjiya

11

Abstrak Seminar Nasional MBI, UI Depok, 20 Desember 2014 vii

agen pendukung pupuk organik hayati Beyonic-LIPI seriStarTmik.

Antonius

AP-017 Karakterisasi mikroba perakaran (PGPR) agen pentingpendukung pupuk organik hayati Beyonic-LIPI seriStarTmik

Tirta Kumala Dewi, Ela SekarArum, Hartati Imamuddin, SarjiyaAntonius

12

AP-018 Seleksi bakteri asam laktat sebagai penghasil enzimprotease

Ruth Melliawati, ApridahCameliawati Djohan, Yopi

12

AP-019 Kultur lapis tipis Grammatophyllum scriptum danpotensinya pada produksi protocorm like bodies secaraefisien dan seragam

Ari Pitoyo, Marsusi 12

AP-020 Analisis polimorfisme gen Mannose Binding Lectin(MBL-2) pada pasien Demam Berdarah Dengue didaerah Ciputat, Banten

Nurlaely Mida Rachmawati, RiaAmelia, Rini Puspita Ningrum

13

AP-021 Aplikasi inseminasi buatan dengan sperma sexing dalammeningkatkan produktivitas sapi di peternakan rakyat

Muhammad Gunawan, EkayantiMulyawati Kaiin, Syahruddin Said

13

AP-022 Potensi nilai gizi tumbuhan pangan lokal Pulau Lomboksebagai basis penguatan ketahanan pangan nasional

Immy Suci Rohyani, Evi Aryani,Suripto

14

AP-023 Kandungan fitokimia beberapa jenis tumbuhan lokalyang sering dimanfaatkan sebagai bahan baku obat

Immy Suci Rohyani, Evi Aryani,Suripto

14

AP-024 Isolasi gen pengkode enzim palmitoyl acyl-carrier proteinthioesterase (PATE) dari mesokarp kelapa sawit (Elaeisguineensis Jacq. var. tenera)

Ulima Darmania Amanda, WahyuPurbowasito

14

AP-025 Persilangan tanaman lada untuk ketahanan terhadappenyakit busuk pangkal batang

Rudi T. Setiyono 15

AP-026 Analisis ekspresi gen mioglobin sel punca PBMC(Peripheral Blood Mononuclear Cell)

Rini Puspitaningrum 15

Biodiversitas Spesies

BO-001 Keanekaragaman jenis burung di Petak 73 dan 78 RPHSarangan, BKPH Lawu Selatan, Kabupaten Magetan,Jawa Timur

Wisnu Aji Suseno, Inna Listri AniS, Rochmat Jati Saputro, AhmadChoirunnafi, Prisca Anindya, FirdaAmelia,

15

BO-002 Karakter pembungaan dan pembuahan jenis-jenismakaranga di Kebun Raya Bogor

Dharmawati F. Djam’an, Danu,Nina Mindawati,

16

BO-003 Biodiversitas hutan Nantu sebagai sumber obattradisional Masyarakat Polahi di Kabupaten Gorontalo

Sukirman Rahim 16

BO-004 Keragaman ikan hias di lahan gambut Cagar BiosferBukit-Batu, Provinsi Riau

Melta Rini Fahmi, RendyGinanjar, Rubi Vidia Kusumah

16

BO-005 Keragaman Gastropoda di Gili Rengit, Sekotong,Lombok Barat, Indonesia

Gravinda Widyaswara, Anita DyahKurniasari, Dita Kanti Maharani,Denya Salsabila, Faruk RokhmanArdi Putra, Risnelli, Nur FadlyIkram, Aqmarina Fitri Ramadhani,Fatmi Nurmalasari Hayun, LiaMar’atus Sholeha, Widya Fratiwi,Muhammad Zusron

16

ABS. SEM. NAS. MASY. BIODIV. INDON, UI Depok, 20 Desember 2014, hal. v-xiiviii

BO-006 Keanekaragaman Moluska di Pantai Krakal, GunungKidul, Yogyakarta

Faruk Rokhman Ardi Putra, YusqiTaufiqur Rohman, Gian AdityaPertiwi, Muhammad Zusron,Abdullah Langgeng, Farah MawarFirdausi, Sulhan Etfanti, Ika NurCahyani, Khoirun An Nisaa,Gravinda Widyaswara, Anita DyahKurniasari, Dita Kanti Maharani,Denya Salsabila, Risnelli

17

BO-007 Keragaan kopi exselsa hasil eksplorasi di KabupatenMeranti

Laba Udarno, Budi Martono, RudiT. Setiyono

17

BO-008 Eksplorasi dan karakterisasi tanaman penyedap rasamekai di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara

Nurbani, Sumarmiyati 18

BO-009 Karakteristik pertumbuhan dan komponen buah palaSukabumi

Nana Heryana, Handi Supriadi 18

BO-010 Keanekaragaman Coccinellidae predator dan kutu daun(Aphididae spp.) pada ekosistem pertanaman cabai

Novri Nelly, Yaherwandi, Efendi 18

BO-011 Identifikasi dan karakterisasi tanaman enau (Arengapinnata Merr.) di Kabupaten Gayo Lues

Istino Ferita, Tawarati, ZulfadlySyarif

18

BO-012 Keanekaragaman teripang pada ekosistem lamun danterumbu karang di Kepulauan Bira Besar, KepulauanSeribu Utara, Jakarta

Ratna Komala 19

BO-013 Keragaman mikrofungi pada tanaman kacang-kacangandari Nusa Tenggara Timur

Nilam Fadmaulidha Wulandari,Fauziyah Syarif

19

BO-014 Keanekaragaman mikrofungi yang berasosiasi dengantanaman hias di Cibinong, Kabupaten Bogor

Nilam Fadmaulidha Wulandari 19

BO-015 Tumbuhan pewarna alami batik Jambi di KelurahanOlak Kemang, Kecamatan Danau Teluk, Kota Jambi

Try Susanti, Suraida, Muntholib,Zeni Okta Yanti

20

BP-001 Diversitas jamur endofit pada tumbuhan mangrove Suciatmih 20

BP-002 Keragaan sumber daya genetik tanaman di Kebun VisitorPlot Jembrana, Bali

Ida Bagus Aribawa, I GustiKomang Dana Arsana

20

BP-003 Keragaan sumber daya genetik tanaman bunga dantanaman hias di lahan pekarangan sebagai bahanupacara adat di Bali

I Gusti Komang Dana Arsana 21

BP-004 Inventarisasi padi lokal di Kecamatan Ciater, KabupatenSubang, Jawa Barat

Wage Ratna Rohaeni, Tri Hastini 21

BP-005 Keragaan sifat morfologi padi lokal kamba di SulawesiTengah

Saidah, Syafruddin, SakkaSamudin

21

BP-006 Karakteristik bawang merah di Lembah Palu Saidah, Syafruddin, Sakka Samudin 22

BP-007 Keanekaragaman herpetofauna di Kampus UniversitasSebelas Maret (UNS) Surakarta

Agnes Audina Krisanti, UlfahHasanah, Diagal WisnuPamungkas, Firda Amelia, WisnuAji Suseno, Muhammad Ridwan,Teguh Wibowo, Yudha Noviana,Burhansyah

22

BP-008 Keanekaragaman jenis dan sebaran Fagaceae diIndonesia

Purwaningsih, Ruddy Polosakan 22

BP-009 Keanekaragaman dan distribusi makrozoobentos diperairan lotik dan lentik kawasan Kampus InstitutTeknologi Bandung, Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat

Andria Oktarina, Tati SuryatiSyamsudin

23

Abstrak Seminar Nasional MBI, UI Depok, 20 Desember 2014 ix

Biodiversitas Ekosistem danKonservasi

CO-001 Pengaruh penambahan pupuk hayati jamur sebagaipendukung pertumbuhan tanaman padi pada tanah salin

Y.B. Subowo 23

CO-002 Pengaruh tingkat naungan dan cekaman air terhadappertumbuhan dan hasil tanaman jahe emprit (Zingiberofficinale var. amarum)

Samanhudi, Sumiyati, HansKristian

24

CO-003 Pengaruh kedalaman perairan terhadap lajupertumbuhan karang jenis Montipora digitata hasiltransplantasi di Pulau Lemon, Kabupaten Manokwari

Yehiel Hendry Dasmasela 24

CO-004 Faktor-faktor yang mempengaruhi distribusi kima(Tridacna sp.) di perairan Pulau Purup

Yehiel Hendry Dasmasela 24

CO-005 Struktur dan komposisi vegetasi agroforest tembawang diSanggau, Kalimantan Barat

Sumarhani, Diana Prameswari 25

CO-006 Pengembangan hutan rakyat rotan andalan setempat diKatingan, Kalimantan Tengah

Titi Kalima, Sumarhani 25

CO-007 Pengaruh pemberian silase limbah ikan terhadap kadarprotein daging dan lemak daging broiler sebagai upayapeningkatan kualitas pangan

Mei Sulistyoningsih 25

CO-008 Populasi dan potensi Ploiarium alternifolium (Vahl.)Melch. (Theaceae) di hutan gambut pasca terbakarKalampangan, Kalimantan Tengah

Inge Larashati Subro 26

CO-009 Pengaruh jenis tanah dan dosis pupuk terhadappertumbuhan bibit kopi arabika

Nana Heryana, Handi Supriadi,Iing Sobari

26

CO-010 Monitoring macan tutul jawa (Panthera pardus melasCuvier, 1809) dan mangsa potensialnya di Bodogol,Taman Nasional Gunung Gede Pangrango

Ayi Rustiadi, Wahyu Prihatini 26

CO-011 Dampak pengelolaan hutan rakyat pada lahan sempit;Kasus di Desa Hargorejo, Perbukitan Menoreh, Kokap,Kulon Progo, D.I. Yogyakarta

Maria Palmolina 27

CO-012 Biodiversitas berbasiskan agroforestry Nurheni Wijayanto, AdistiPermatasari Putri Hartoyo

27

CO-013 Pengolahan limbah kulit buah sawo (Achras sapota L.),apel (Malus sylvestris L.), srikaya (Annona squamosa L.),manggis (Garcinia mangostana L.), pir (Pyrusbretschneiden) menjadi selulosa oleh bakteri Acetobactersp. RMG-2

Ruth Melliawati, Nuryati, LulukMagfiroh

27

CO-014 Pengaruh pemberian kulit pisang kepok (Musaparadisiaca L.) dengan konsentrasi yang berbeda sebagaipakan ternak itik jawa (Anas javanica) terhadappertambahan bobot badan

Putri Wulandari, Abdullah, Khairil 28

CO-015 Perilaku burung Agapornis sp. berdasarkan frekuensigelombang suara di penangkaran burung, di Kota BandaAceh

Abdullah, Hardiyanti Darmatika 28

CO-016 Keanekaragaman capung (Odonata) di Kawasan WanaWisata Gunung Bromo, Karanganyar, Jawa Tengah

Inna Listri Ani S, Euis Citra Ayu,Noor Liza, Zenita Milla, NafshulM, Mayang N.

28

CP-001 Proyeksi perubahan distribusi geografis Selaginellaciliaris akibat perubahan iklim di masa depan

Ahmad Dwi Setyawan, A.Abdurrahman

29

ABS. SEM. NAS. MASY. BIODIV. INDON, UI Depok, 20 Desember 2014, hal. v-xiix

CP-002 Pengujian toleransi plasma nutfah padi terhadapcekaman suhu rendah pada agroekosistem gogo

Rina Hapsari Wening, UntungSusanto

29

CP-003 Variabilitas iklim dan dinamika waktu tanam padi diwilayah pola hujan monsunal dan equatorial

Y. Apriyana, T.E. Kailaku 29

CP-004 Memasarkan keanekaragaman kerabat mangga sebagaiupaya konservasi berkelanjutan yang melibatkankomunitas masyarakat; Kasus di Komunitas SungaiTabuk, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan

Adhitya Marendra Kiloes,Nurmalinda, Ahmad Rafieq

30

CP-005 Pemecahan dormansi temulawak dengan aplikasi ZatPengatur Tumbuh NAA dan BAP

Eko Binnaryo Mei Adi, SriIndrayani, Enung Sri Mulyaningsih

30

CP-006 Interaksi iklim (curah hujan) terhadap produksi tanamanpangan di Kabupaten Pacitan

Suciantini 30

CP-007 Pemanfaatan plasma nutfah dalam perakitan varietaspadi

Buang Abdullah 31

CP-008 Ketahanan Galur Harapan Padi Fungsional terhadaphama wereng coklat dan penyakit blas

Trisnaningsih, Anggiani Nasution 31

CP-009 Pengelolaan tanaman terpadu kedelai di KabupatenPandeglang, Banten

Resmayeti Purba 31

CP-010 Observasi ketahanan varietas lokal padi terhadappenyakit blas (Pyricularia grisea) di rumah kaca

Anggiani Nasution, N. Usyati 32

CP-011 Sebaran kepiting (Brachyura) di Pulau Tikus, gugusanPulau Pari, Kepulauan Seribu

Pipit Anggraeni, Dewi Elfidasari,Rianta Pratiwi

32

CP-012 Ekologi jenis Ficus spp. (Moraceae) di kawasan hutanTaman Nasional Karimunjawa, Jawa Tengah

Inge Larashati Subro 32

CP-013 Sikap masyarakat terhadap pentingnya konservasi hutansebagai penyangga banjir di Kecamatan Tangse,Kabupaten Pidie

Maulizar, Abdullah, Djufri 33

CP-014 Respon fisiologi dan pertumbuhan bibit mangga, durian,rambutan dan alpukat terhadap berbagai intensitascahaya dan pemupukan nitrogen

Titi Juhaeti, Nuril Hidayati 33

CP-015 Peran koleksi Kebun Raya Indonesia dalam upayakonservasi tumbuhan dan penurunan emisi karbon

Danang W. Purnomo, HendraHelmanto, Angga Yudaputra

33

Etnobiologi, Budidaya danPemanfaatan

DO-001 Diversifikasi produk olahan buah mangrove sebagaisumber pangan alternatif masyarakat pesisir Toroseaje,Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo

Dewi Wahyuni K. Baderan 34

DO-002 Domestikasi ayam hutan merah: Studi kasuspenangkapan ayam hutan merah oleh masyarakat diBengkulu Utara

Johan Setianto, Hardi Prakoso,Sutriyono

34

DO-003 Kearifan lokal dalam upacara adat Galungan sebagaibentuk pelestarian lingkungan di Dusun Wonomulyo,Desa Genilangit, Kecamatan Poncol, KabupatenMagetan, Jawa Timur

Burhansyah, Krisanty K, RekyanG, Yudha N, Agnes Audina, RismaDera A, M. Ridwan, Ulfah H,Teguh W, Diagal W

35

DO-004 Pemanfaatan Pandan-pandanan (Pandanaceae) olehMasyarakat Papua

Lisye Iriana Zebua 35

DO-005 Inventarisasi tumbuhan obat dan kearifan lokal Abubakar Sidik Katili, Zainuddin 35

Abstrak Seminar Nasional MBI, UI Depok, 20 Desember 2014 xi

masyarakat Enis Bune dalam memanfaatkan tumbuhanobat di Kecamatan Pinogu, Kabupaten Bone Bolango,Provinsi Gorontalo

Latare, Moh. Chandra Naouko

DO-006 Pemanfaatan limbah bulu ayam sebagai pakan ternakruminansia

Endah Permata Sari, Imela SukmaTifana Putri, Rinanti AnindyaPutri, Shafa Imanda, DewiElfidasari, Riris LindiawatiPuspitasari

36

DO-007 Pemanfaatan cairan isi rumen dan kotoran sapi sebagaibiogas

Farida Ariani, Imam Bayadhom,M. Rio Adhitia

36

DO-008 Peluang pengembangan tanaman kakao di KecamatanSebatik Timur, Kabupaten Nunukan

Sriwulan P. Rahayu 37

DO-009 Tingkat partisipasi petani dalam kelompok Tani PadiSawah untuk mendukung Program MP3MI di KabupatenPaser, Kalimantan Timur

M. Rizal, Sriwulan P. Rahayu,Dhyani N.

37

DO-010 Revitalisasi serat racikan boreh saha parem karya PakuBuwana IX sebagai dasar pengembangan ramuan obatherbal luar berbasis tradisi Jawa

Exwan Andriyan Verrysaputro 37

DO-011 Pemanfaatan sumber daya lokal sebagai bahan bakuindustri pakan ternak puyuh

Jolyanis Lainawa, Nansi MargretSanta, Jeanne Pandey, BettyBagau,

38

DO-012 Analisis kegunaan jenis-jenis tumbuhan oleh masyarakatEtnis Karo di Desa Merdeka, Kabupaten Karo, SumateraUtara

Endang Christine Purba,Nisyawati, Marina Silalahi

38

DO-013 Optimalisasi proses biokonversi dengan menggunakanmini-larva Hermetia illucens untuk memenuhi kebutuhanpakan ikan

Melta Rini Fahmi 38

DO-014 Kajian ekonomi produk-produk unggulan strategis nonberas dalam rangka perluasan pembangunan pertaniantanaman pangan di Sulawesi Tenggara

Laode Geo 39

DO-015 Manajemen biodiversitas hasil hutan non kayu bagikemandirian bahan pangan, bahan obat, dan bahan bakuindustri di Pulau Lombok

Indriyatno 39

DP-001 Teknologi pengolahan hasil jamur tiram serta analisisusaha-taninya di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur

Retno Widowati, M. Rizal 39

DP-002 Kajian manfaat hulbah (Trigonella foenum-graecum)untuk kesehatan dan kecantikan

Zulnely, Gusmailina, Evi Kusmiati 40

DP-003 Efektivitas PGPR di lahan marginal pada pertumbuhantanaman kedelai

Sri Widawati, Suliasih, Syarifudin 40

DP-004 Peningkatan hasil tanaman jagung dengan menggunakanpupuk organik hayati (POH)

Suliasih, Sri Widawati 40

DP-005 Keragaan biodiversitas tanaman pangan di lahanpekarangan sebagai bahan pangan alternatif di Bali

I Gusti Komang Dana Arsana 41

DP-006 Konservasi tanaman lokal sebagai sumber karbohidratnon beras mendukung ketahanan pangan nasional di Bali

Putu Suratmini, I Gusti KomangDana Arsana

41

DP-007 Kajian teknologi pemupukan terhadap pertumbuhanvegetatif tanaman jeruk keprok borneo prima diKabupaten Bulungan, Kalimantan Timur

M. Rizal 42

ABS. SEM. NAS. MASY. BIODIV. INDON, UI Depok, 20 Desember 2014, hal. v-xiixii

DP-008 Kajian teknologi pemupukan terhadap pertumbuhanvegetatif tanaman durian berumur 10 tahun denganintroduksi lima varietas unggul lokal durian diKalimantan Timur

M. Rizal 42

DP-009 Teknologi budidaya tanaman sayuran dan TOGA diperkotaan dan perdesaan pada kawasan Rumah PanganLestari dalam mendukung ketahanan pangan diKalimantan Timur

M. Rizal, Yossita F. 42

DP-010 Pengembangan potensi biji karet (Hevea brasiliensis)sebagai bahan pangan alternatif di Kabupaten BengkuluUtara

Reza Ramdan Rivai, FriscaDamayanti, Maria Handayani

43

DP-011 Potensi pengembangan tanaman obat lokal skala rumahtangga untuk mendukung kemandirian pangan dan obatdi Samarinda, Kalimantan Timur

Sumarmiyati 43

DP-012 Penerapan teknologi pengeringan untuk peningkatanmutu simplisia temu lawak (Curcuma xanthorrhiza)

Retno Endrasari 43

DP-013 Prospek pengembangan tanaman sorgum dan teknologipengolahannya dalam mendukung ketahanan pangan

Sri Sudarwati 44

DP-014 Tingkat penerapan varietas unggul baru padi sawah diProvinsi Banten

Viktor Siagian 44

DP-015 Perkembangan usaha tani padi sawah di daerah irigasiBatang Angkola, Provinsi Sumatera Utara

Viktor Siagian 44

DP-016 Mengungkap keberadaan dan potensi gayam (Inocarpusfagifer) sebagai sumber pangan alternatif di Sukabumi,Jawa Barat

Ninik Setyowati, Albertus HuseinWawo

45

DP-017 Manajemen kepemimpinan dalam mengelola budayapelestarian keanekaragaman hayati di Kawasan TamanNasional Bogani Nani Wartabone, Kabupaten BoneBolango, Provinsi Gorontalo

Novianty Djafri 45

DP-018 Potensi pengembangan bioindustri pangan berbahanbaku limbah industri pangan hasil pertanian

Sri Sudarwati 46

ABS. SEM. NAS. MASY. BIODIV. INDON. ISSN: xxxx-xxxxUI Depok, 20 Desember 2014Halaman: 1-45

ABSTRAKSeminar Nasional

Masyarakat Biodiversitas Indonesia (MBI)Kampus Universitas Indonesia

Depok, 20 Desember 2014

Biodiversitas Genetik dan Biosains

AO-001Variability of antogonisme capability ofrhizosphere Bacillus to basal rot pathogen of garlic

Hadiwiyono♥, Zainal D. Fatawi, Salim Widono, DwiHermawan, Hani KharismantariProgram Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas SebelasMaret (UNS). Jl. Ir. Sutami36A Kentingan Surakarta 57126, Jawa Tengah.Jl. Ir. Sutami 36A Surakarta 57126, Telp/Fax. (0271) 637457. ♥Email:[email protected]

Fusarium oxysporum f.sp. cepae (FOCe) adalah penyakitpenting pada bawang putih di Tawangmangu KaranganyarCentral Java. Di lapangan insidens penyakit ini dapatmencapai di atas 60%. Paper ini melaporkan Bacillus hasileksplorasi dari rizosfer bawang putih dan keragamankemampuan antagonism terhadap FOCe. hasil penelitianmenunjukkan bahwa diperoleh sedikitnya 20 isolat Bacillusyang semuanya antagonis terhadap patogen busuk pangkalbawang putih. Sejumlah isolat tersbut dapat menghasilkanenzim hidrolitik seperti khitinase, pektinase, dan hormontumguh indole acetic acid yang diduga kuat berhubungandan kemampuan antagonism.

Bacillus, antagonisme, bawang putih, Fusarium oxysporumf.sp. cepae

AO-002Beberapa aspek gizi, palatabilitas dan keamananpangan tempura ikan rucah dengan berbagaikonsentrasi bawang putih

Fibria KaswinarniJurusan Pendidikan Biologi, Universitas PGRI Semarang. Jl. Dr. Cipto,Sidodadi Timur No. 24 Semarang 50125, Jawa Tengah. Tel. +62-24-8316377 Faks. +62-24-8448217, Email: [email protected]

Ikan rucah merupakan ikan yang produksinya cukupmelimpah tetapi nilai ekonomisnya rendah. Dalam rangka

penganekaragaman pangan dalam menjunjung ketahananpangan dan meningkatkan nilai jual, maka ikan rucah dapatdimanfaatkan menjadi bahan suatu produk makanan yangyaitu tempura. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisishasil olahan tempura berbahan dasar ikan rucah yang diberiberbagai konsentrasi bawang putih ditinjau dari tiga aspek,yaitu aspek gizi yang terdiri dari kadar protein dan lemak,aspek palatabilitas (rasa, warna, aroma, tekstur dankerenyahan) serta aspek keamanan pangan (jumlah bakterisecara mikrobiologis). Rancangan penelitian inimenggunakan RAL dengan 4 perlakuan, yaitu P1: 768 grdaging ikan rucah + 0 g bawang putih, P2: 743 g dagingikan rucah + 25 g bawang putih, P3: 693 g daging ikanrucah + 75 g bawang putih. Masing-masing perlakuandiulang sebanyak 4 kali. Data dianalisis dengan AnalisisVarians (Anava) dilanjutkan dengan Uji Jarak GandaDuncan (UJGD), regresi linier dan uji palatabilitas.Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium BiologiUniversitas PGRI Semarang. Berdasarkan hasil penelitian,diketahui bahwa setiap kenaikan konsentrasi bawang putihyang diberikan tidak berpengaruh terhadap kadar protein,tetapi berpengaruh terhadap kadar lemak pada tempuraikan rucah. Uji palatabilitas menunjukkan adanya pengaruhterhadap rasa, warna, tekstur, aroma dan kerenyahan.Sedangkan jumlah populasi bakteri menurun pada setiapkenaikan konsentrasi bawang putih pada tempura ikanrucah.

Bawang putih, lemak, protein, palatabilitas, jumlah bakteri

AO-003Studi awal ekstraksi Batch daun Stevia rebaudianadengan variabel jenis pelarut dan temperaturekstraksi

Andy ChandraJurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Universitas KatolikParahyangan. Jl. Ciumbuleuit 94, Bandung 40141, Jawa Barat, Indonesia,Tel./Fax.: +62-22-2032700. Email: [email protected]

Jumlah kebutuhan akan pemanis, berdampak pada jumlahimpor gula tebu yang semakin bertambah dan pemakaian

ABS. SEM. NAS. MASY. BIODIV. INDON., UI Depok, 20 Desember 2014, hal. 1-452

pemanis sintetis yang berbahaya. Daun stevia (Steviarebaudiana Bertoni) merupakan bahan pemanis alami yangmenghasilkan pemanis dengan kelebihan tingkatkemanisan 300 kali dari gula tebu dan baik untukkesehatan. Pembudidayaan tanaman stevia yang relatifmudah dan produk yang aman jika dikonsumsi menjadikanstevia sebagai pemanis alternatif dari pemanis sintesis yangbersifat karsinogenik serta dapat menyebabkan diabetesmellitus, obesitas, bahkan kanker. Di dalam daun steviaterdapat bermacam-macam glikosida. Namun glikosidayang paling dominan dan memberikan rasa manis yaitusteviosida dan rebaudiosida-A. Tanaman stevia dipanenpada umur 40-60 hari yaitu menjelang stadium berbungakarena pada saat ini kandungan steviosida mencapaimaksimal. Beberapa manfaat stevia yaitu memiliki nilaikalori yang rendah, tahan temperatur tinggi, dapatberfungsi menurunkan tekanan darah, tidak menyebabkankaries gigi, aman bagi bayi dan ibu hamil, dapatmembunuh kuman di mulut, serta mengandungantioksidan. Penelitian dilakukan dengan menggunakanmetode ekstraksi padat cair secara batch denganpengontakan dispersi menggunakan pelarut. Penelitiandiawali dengan pretreatment daun stevia yang meliputipencucian, pengeringan, pengecilan ukuran, danpenyeragaman ukuran daun. Daun stevia diekstraksidengan memvariasikan jenis pelarut (metanol, etanol, danair) dan temperatur ekstraksi (45°C, 50°C, dan 55°C).Analisa yang dilakukan yaitu kadar air, kadar abu, kadarsteviosida, HPLC, dan gugus fungsi ekstrak daun stevia(FTIR). Hasil penelitian menunjukkan pelarut etanolmenghasilkan yield ekstrak paling tinggi, namun airmenghasilkan kadar steviosida dari ekstrak paling tinggi.Semakin tinggi temperatur, maka semakin besar yieldekstrak yang diperoleh serta semakin tinggi kadar abuekstrak.

Ekstraksi, glikosida, pemanis, stevia,steviosida

AO-004Prospek Eucaliptus citriodora sebagai minyakatsiri potensial

Zulnely, Gusmailina♥, Evi KusmiatiPusat Litbang Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan(Pustekolah), Badan Litbang Kehutanan. Jl. Gunung Batu No. 5. PO Box165 Bogor 16001, Jawa Barat. Tel./Fax. +62-251-8633378; 8633413.♥Email: [email protected]

Minyak atsiri disebut juga dengan essential oils, etherialoils, atau volatile oils yang mudah menguap, seringdigunakan sebagai bahan baku dalam berbagai industri,misalnya industri parfum, kosmetika, farmasi, bahanpenyedap dalam industri makanan dan minuman.Kebutuhan minyak atsiri dalam negeri cukup besar baikdari volume maupun jenisnya, karena kebutuhan industrijuga makin pesat dan berkembang. Dewasa ini minyakatsiri banyak dimanfaatkan untuk aromaterapi, SPA danlain sebagainya. Dari segi kebutuhan untuk ekspor maupunimpor masih akan meningkat terus sehingga peluangpengembangan minyak atsiri baik yang telah berkembang

maupun minyak atsiri baru masih terbuka luas. Peluangpasar minyak atsiri dalam maupun luar negeri sangat besar.Salah satu minyak atsiri yang berpotensi untukdikembangkan adalah Eucayiptus citriodora. Tumbuhan iniberasal dari Australia, merupakan salah satu pohon kayuputih paling populer yang tumbuh hampir di seluruhAustralia, dan sekarang ditemukan tumbuh hampir diseluruh daerah tropis dunia termasuk Indonesia, namun diIndonesia belum ada perkebunan atau hutan tanamancitriodora ini. Hal ini mungkin disebabkan karena belumbanyak yang mengenalnya. Tulisan ini menyajikan hasilpenelitian awal tentang penyulingan E. citriodora berikutanalisis minyaknya. Rendemen minyak atsiri yangdiperoleh berkisar antara 1,1 sampai 2,4%. Minyakberaroma wangi, menenangkan, menyenangkan danlembut. Rata-rata bilangan ester 8,00, Indek bias berkisarantara: 1,3990-1,4506; dan bilangan asam berkisar antara2,25-2,93. hasil analisis GC-MS menunjukkan bahwa 53%dari 30 komponen yang terkandung adalah 1,4-Cyclohexadiene, 1-methyl-4-(1-methylethyl, merupakansenyawa organik dengan rumus C6H8, tergolong terpenoid.Dari hasil penelitian awal ini dapat disimpulkan bahwabagian Eucalyptus citriodora yang berpotensi sebagaisumber atsiri adalah daun dan sedikit ranting, hasil analisiskandungan berpotensi sebagai parfum, bahan farmasisebagai anti virus/mikroba, dan penolak serangga.

Eucalyptus citriodora, minyak atsiri, potensi, analisis

AO-005Potensi tinta cumi-cumi (Loligo sp.) sebagaiantibakteri pada gigi

Yusuf Baskoro♥, Fatihah Dinul Qoyyimah, PuteriZaharah, Dewi Elfidasari, Riris Lindiawati PuspitasariUniversitas Al Azhar Indonesia. Komplek Masjid Agung Al Azhar, Jl.Sisingamangaraja, Kebayoran Baru, Jakarta 12110, Indonesia. Tel. +62-21-72792753. Fax. +62-21-7244767. ♥Email: [email protected]

Cumi-cumi (Loligo sp.) merupakan jenis hewan air yangsangat berlimpah di Indonesia dan merupakan hewan lautyang memiliki kandungan protein tinggi. Ciri khusus darihewan ini adalah tintanya yang digunakan sebagaipertahanan diri. Berdasarkan studi referensi yang telahdilakukan terdapat beberapa penelitian mengenaipemanfaatan tinta cumi-cumi, terutama dalam bidangkedokteran gigi, seperti penyakit nekrosis pulpa dan kariesgigi. Pada pengujian nekrosis pulpa digunakan metodefraksinasi berupa pemisahan fasa larutan antara fasa larutetil asetat dan fasa larut air. Hasil pemisahan selanjutnyadigunakan dalam pengujian antibakteri. Penelitian tersebutdidapatkan bahwa fraksi etil asetat tinta cumi-cumimemiliki efek antibakteri terhadap bakteri saluran akargigi. Penelitian lain dengan metode tinta cumi-cumi mentahyang dilarutkan pada pelarut (heksana, etil asetat, aseton,dietil eter dan kloroform). Hasil yang didapat menunjukkanbahwa ekstrak tinta cumi-cumi (Loligo sp.) memilikipotensi antibakteri terhadap bakteri patogen karies gigi.Studi yang telah dilakukan, dapat dinyatakan bahwa tintacumi-cumi memiliki potensi sebagai antibakteri pada gigi.

Abstrak Seminar Nasional MBI, UI Depok, 20 Desember 2014 3

Cumi-cumi, Loligo, nekrosis pulpa, karies gigi, fraksi etilasetat, antibakteri

AO-006Studi awal penampilan fenotipik plasma nutfahjengkol (Pithecollobium jiringa) di Padang

Hamda Fauza1, ♥, Istino Ferita1, Nurwanita EkasariPutri1, Novri Nelly1, Bujang Rusman2

1Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, UniversitasAndalas, Kampus Limau Manih, Padang 25163, Sumatera Barat,Indonesia. Tel. +62-751-72701, Fax. +62-751-72702, ♥Email:[email protected] Studi Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Andalas,Kampus Limau Manih, Padang 25163, Sumatera Barat, Indonesia.

Jengkol (Pithecollobium jiringa) merupakan plasma nutfahkhas di wilayah Asia Tenggara, yang digemari di Malaysia,Thailand dan Indonesia, yang juga diduga center of origindari tanaman ini. Penelitian studi awal penampilanfenotipik plasma nutfah jengkol di Padang bertujuan untukmengetahui sejauh mana informasi karakter fenotipikjengkol yang dapat dijadikan sebagai sumberdaya genetikdalam program pemuliaan tanaman serta bagaimanapengelolaan plasma nutfahnya dalam meningkatkan nilaitambah dari tanaman ini. Penelitian dilakukan dengankegiatan eksplorasi pada lima kecamatan (Koto Tangah,Kuranji, Pauh, Padang Selatan, dan Bungus TelukKabung), mulai Juni s.d. Oktober 2014. Penelitianmenggunakan metode survei dengan pengambilan sampelsecara sengaja (purposive sampling). Pada sampel terpilihdilakukan pengumpulan data melalui dengan wawancaradengan pemilik, mengamati dan mengukur secara langsungdari beberapa karakter fenotipik. Data hasil pengamatandianalisis dengan beberapa metode analisis, yaitu: analisisdeskriptif terhadap penampilan fenotipik, variabilitasfenotipik berdasarkan standar deviasi, dan analisis klasterdata fenotipik. Kegiatan eksplorasi dan karakterisasimenghasilkan 40 aksesi yang bisa dikoleksi sebagai usahakonservasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwaberdasarkan identifikasi karakter fenotipik menunjukkanbahwa terdapat dua variasi utama tanaman jengkol diPadang, yaitu: jariang kabau dan jariang bareh. Perbedaanantar kedua variasi dapat dilihat pada karakter bentuk dantekstur buah. Pengamatan karakter fenotipik pada populasijengkol menunjukkan variabilitas fenotipik yang luas padabeberapa karakter. Hal ini didukung analisis klaster yangmenunjukkan tingkat kemiripan masing-masing aksesiyang bervariasi dan menyebar secara tidak beraturan.

Jengkol, Pithecollobium jiringa, plasma nutfah

AO-007Conservation genetic of tropical eel in Indonesianwaters: Based on population genetic study

Melta Rini Fahmi

Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias. Jl Perikanan No.13 Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat. Email: [email protected]

The Indonesian tropical eels become important nowadaysin the market, as well as the research on tropical eels alsobecome a new challenge. One of primary problems intropical eels is that they have overlapping range for mostmorphological characters, so species identification on thisgenus is no more sufficient. Then molecular approacheshave been proposed for eel identification. The semi-multiplex method proposed in this study has demonstratedthe efficiency for identifying seven species and sub-speciesof tropical eels with only one step PCR. Based on semi-multiplex PCR, we recognized four species and subspecieswith wide distribution: A.b. bicolor, A.b. pacifica, A.marmorata and A. interioris, two species with limiteddistribution, close to endemism: A. celebesensis and A.borneensis and one subspecies A. nebulosa nebulosa that isonly spread in river flowing into the Indian Ocean. Andbased on mitochondrial DNA cytochrome b seven speciesinhabit in Indonesian waters showed a higher haplotypeand nucleotide diversity (p) 0,98 and 4,57% respectively.Phylogenetic tree showed A. borneensis as likely mostbasal species in Indonesia water

Indonesian waters, Semi-multiplex PCR, tropical eel,population genetic

AO-008Survei resistensi permetrin pada lalat rumahMusca domestica L. (Diptera: Muscidae) diIndonesia

Kustiati1,2, Intan Ahmad1,♥, Marselina Irasonia Tan1,Sri Yusmalinar1, Michael Kristensen3

1 Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, ITB, Bandung, Jawa Barat,Indonesia; ♥Email: [email protected] Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Tanjungpura, Pontianak,Kalimantan Barat, Indonesia3 Department Agroecology, Aarhus University, Slagelse, Denmark

Penggunaan insektisida untuk mengendalikan lalat rumahMusca domestica L. sebagai hama permukiman telahmenimbulkan resistensi pada populasi lapangan di banyaknegara. Permetrin merupakan insektisida yang banyakdigunakan dalam pengendalian lalat rumah di Indonesia.Survei status resistensi/kerentanan dan mekanismenyaterhadap insektisida pada daerah yang lebih luasmerupakan hal mendasar yang harus dilakukan dalampengelolaan serangga resisten pada populasi lapangansecara global. Toksisitas permetrin diuji denganmenggunakan metode topikal sesuai standar WHO. Statusresistensi ditentukan berdasarkan nilai rasio resistensi dariLD50 (Lethal Dose 50%) populasi lapangan dibandingkanstrain standar rentan. Penambahan PBO (PiperonilButoksida) sebagai sinergis digunakan untuk melihatadanya aktivitas sistem enzim detoksifikasi mixed functionoxidase (MFO). Rasio resistensi 31 populasi lapangan yangdikoleksi dari 25 provinsi di Indonesia berkisar 0.3-25190-kali dibandingkan strain standar rentan. Peningkatan

ABS. SEM. NAS. MASY. BIODIV. INDON., UI Depok, 20 Desember 2014, hal. 1-454

resistensi ditemukan pada lalat rumah populasi lapanganyang dikoleksi pada tahun 2014 dibandingkan 2013.Penambahan sinergis PBO menyebabkan terjadinyapenurunan nilai LD yang meningkatkan nilai rasio sinergisdan mengindikasikan bahwa MFO berperan dalamterjadinya resitensi terhadap permetrin.

Resistensi, insektisida, permetrin, Musca domestica

AO-009Produk pangan substitusi terigu aman bergizitinggi: Tepung Cannalina

Nita Noriko1,♥, Niken Parwati2

1 Program Studi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas AlAzhar Indonesia. Komplek Masjid Agung Al Azhar, Jl. Sisingamangaraja,Kebayoran Baru, Jakarta 12110, Indonesia. Tel. +62-21-72792753. Fax.+62-21-7244767. ♥Email: [email protected] Program Studi Teknik Industri Fakultas Sains dan Teknologi UniversitasAl Azhar Indonesia, Jakarta

Indonesia masih menghadapi masalah kurangnyapemenuhan sumber energi dan protein bagi masyarakat.Pemenuhan zat gizi tersebut sebagian besar diperoleh dariberas, tepung terigu maupun hewan. Keterbatasan produksilokal sumber zat gizi tersebut berdampak pada peningkatanjumlah impor bahan pangan khususnya terigu. Keadaan inimenuntut inovasi untuk mendapatkan bahan makananalternatif yang berasal dari sumber daya alam Indonesia.Ganyong (Canna edulis Kerr) adalah tumbuhan yangbanyak dijumpai di Indonesia demikian juga Spirulinaplatensis yaitu mikroalgae yang dijumpai pada air tawar.Penelitian ini bertujuan menemukan prototipe bahanpangan berbentuk tepung bergizi tinggi dari kombinasiGanyong, S. platensis dan pengawet alami. Outputpenelitian yang akan diperoleh adalah prototipe produkpangan berbentuk tepung aman bergizi dan suatu modelbisnis dari segi pengembangan produknya. Metodepenelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dansurvey. Hasil penelitian menunjukkan Ganyong merah danputih berhasil ditanam di rumah kaca dan kebun. Ganyongmerah di kebun percobaan menunjukkan pertumbuhanyang lebih tinggi dibandingkan ganyong putih baik dikebun percobaan maupun rumah kaca. Prototipe tepungganyong merah dan putih berhasil direalisasikan. S.platensis juga berhasil ditumbuhkan pada medium air tanahdan NPK pada kondisi semi steril laboratorium dan rumahkaca. Perbandingan komposisi ganyong dan S. platensispada tepung Cannalina yang berpotensi untuk dijadikancokies dan mie adalah 10:1. Perbandingan tersebutberdasarkan kajian industri layak untuk dikembangkan

Ganyong, Spirulina platensis, prototipe tepung Cannalina,industri, cokies dan mie

AO-010Pemanfaatan kitosan cangkan kepiting untukmenurunkan kadar kolesterol darah

Resti Aulunia ♥, Heny Isrochawati, Vira PutriDefiyandra, Farhanah Assagaff, Dewi Elfidasari, RirisLindiawati PuspitasariUniversitas Al Azhar Indonesia. Komplek Masjid Agung Al Azhar, Jl.Sisingamangaraja, Kebayoran Baru, Jakarta 12110, Indonesia. Tel. +62-21-72792753. Fax. +62-21-7244767. ♥Email: [email protected]

Cangkang kepiting adalah limbah yang mengandungsenyawa kitosan. Kitosan memiliki banyak manfaat, salahsatu diantaranya pada bidang kesehatan. Dalam duniakesehatan bahan ini direkomendasikan sebagai bahan yangdapat menurunkan kolesterol dalam darah. Kitosan dapatdiperoleh dari cangkang kepiting dengan beberapa proses,yaitu dengan cara pencucian, penghilangan mineral(demineralisasi), dan penghilangan protein (deproteinasi).Penelitian ini menggunakan kelinci sebagai hewan ujidengan tiga kelompok perlakuan. Kelompok A sebagaikontrol 1 dan tidak diberikan obat, kelompok B sebagaikontrol 2 yang diberikan Simvastasin secara oral, dankelompok C sebagai hewan uji yang diberikan tepungcangkang kepiting. Tepung cangkang kepiting dibuatdengan proses hidrolisis. Dari penelitian ini dapatdisimpulkan bahwa kitosan dapat menurunkan kadarkolesterol sebesar 15,38% selama 16 hari. Sehingga dapatdinyatakan bahwa kitosan dosis 500 mg/hari dapatmenurunkan kolesterol darah secara signifikan.

Cangkang kepiting, kitosan, kolesterol.

AO-011Gelatin dari tulang ikan sebagai bahan dasarcangkan kapsul

Aisyah♥, Basma, Aisyah Maimunah, Maghfirah, DewiElfidasari, Riris Lindia PuspitasariUniversitas Al Azhar Indonesia. Komplek Masjid Agung Al Azhar, Jl.Sisingamangaraja, Kebayoran Baru, Jakarta 12110, Indonesia. Tel. +62-21-72792753. Fax. +62-21-7244767. ♥Email: [email protected]

Usaha pengolahan ikan dapat menghasilkan limbah yangmemberikan dampak pencemaran terhadap lingkungan.Limbah yang dihasilkan industri perikanan berupa limbahpadat yang berkisar antara 30-60%. Tulang ikanmengandung 36% kalsium, 17% fosfor, dan 0,8%magnesium. Pada bidang kesehatan, tulang ikandimanfaatkan sebagai kolagen yang akan dibuat menjadigelatin yang merupakan bahan dasar untuk pembuatancangkang kapsul. Pada tulang ikan terdapat kolagen, yangmerupakan komponen struktural utama dari jaringan ikatputih. Pemecahan struktur kolagen menjadi lilitan acakyang larut dalam air akibat pemanasan di atas suhupenyusutan akan membentuk senyawa berupa gelatin.Gelatin merupakan hasil dari denaturasi kolagen danderivat protein dari serat kolagen yang merupakan bahanbaku dalam pembuatan cangkang kapsul. Terdapat duaprinsip dalam proses pembuatan gelatin, yaitu proses asamdan proses basa. Perbedaan diantara kedua prosespembuatannya terletak pada proses perendaman. Prosesproduksi gelatin terbagi dalam tiga tahap yaitu, (i) tahappersiapan bahan baku, (ii) tahap konversi kolagen menjadi

Abstrak Seminar Nasional MBI, UI Depok, 20 Desember 2014 5

gelatin, dan (iii) tahap pemurnian gelatin denganpenyaringan dan pengeringan. Hasil pengujian pada gelatinterpilih adalah uji proksimat dengan nilai kadar air, kadarabu, kadar lemak, dan kadar protein. Hasil uji organoleptikmenunjukan warna gelatin tulang ikan yang diperolehantara coklat hingga krem kekuningan.

Tulang ikan, kolagen, gelatin, cangkang kapsul

AO-012Bakteri penghasil biosurfaktan dari kawasanmangrove dan pelabuhan kapal nelayan di TelukJakarta

Tri Handayani Kurniati1,♥, Iman Rusmana2, AniSuryani3, Nisa Rachmania Mubarik2

1 Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Jakarta, Jl. Pemuda No. 10,Rawamangun. Jakarta Timur. ♥Email: [email protected] Departemen Biologi Fakultas MIPA, Institut Pertanian Bogor, Darmaga,Bogor, Jawa Barat.3 Departemen Teknologi Industri, Fakultas Teknologi Pertanian, InstitutPertanian Bogor, Bogor, Jawa Barat.

Biosurfaktan, senyawa penurun tegangan permukaan yangdihasilkan oleh mikrob memiliki potensi untukdikembangkan di bidang industri ataupun sebagai agenbioremediasi. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkanisolat bakteri penghasil biosurfaktan. Sampel diambil darihutan mangrove dan pelabuhan kapan nelayan di kawasanteluk Jakarta. Isolasi dilakukan dalam medium garammineral yang ditambahkan dengan 1% minyak mentah.Metode seleksi untuk produksi biosurfaktan meliputi BloodHaemolysis, Drop Collapsing, Oil Displacement danEmulsification Test. Empat isolat diketahui memilikikemampuan menghasilkan biosurfaktan yaitu isolat AMG7,AKM9, APC60 dan NPC27 dengan nilai Emulsificationindex (E24) berturut-turut 51,7%, 59,5%, 71,0% dan83,3%. Berdasarkan hasil analisis gen penyandi 16 S rRNAkeempat isolat diidentifikasi sebagai Pseudomonas stutzeri,Ochrobactrum tritici, Ochrobactrum intermedium danBacillus pumilus.

Biosurfaktan, seleksi, identifikasi, emusification index, 16 SrRNA

AO-013Isolasi dan karakterisasi mikroba penghasil enzimfibrinolitik dari minuman fermentasi tuak

Debora, Maggy T. Suhartono, Yanti♥

Laboratorium Biokimia dan Teknologi Enzim, Fakultas Teknobiologi,Unika Atma Jaya, Jl. Jenderal Sudirman, Jakarta12930, Indonesia. Tel.:+62-21 5703306 ext 722; Fax.: +62-21 5719060; ♥Email:[email protected]

Agen terapi trombosis berupa enzim fibrinolitik bekerjadengan cara mengkatalisis degradasi fibrin dan/ataufibrinogen melalui aktivasi plasminogen. Seiring denganpeningkatan jumlah penderita trombosis secara global,maka pencarian sumber enzim fibrinolitik dari mikrob

potensial asal produk pangan fermentasi lokal menjadi isustrategis. Potensi tuak sebagai salah satu produk minumanfermentasi lokal khas Tapanuli akan dieksplorasi sebagaialternatif sumber mikrob produsen enzim fibrinolitik.Dalam penelitian ini, penapisan isolat mikrob dari tuakhasil fermentasi getah kelapa dilakukan dalam mediaminimal yang disuplementasi dengan susu skim danpengujian aktivitas enzim fibrinolitik yang dihasilkanisolate mikrob asal tuak dilakukan dengan metode cakramfibrin, zimogram fibrin in situ, dan spektrofotometri. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa dari 6 isolat mikrob, isolatTB02 menghasilkan enzim kasar dengan aktivitas spesifikfibrinolitik yang potensial (0.175 U/mg). Uji cakram fibrinmemperlihatkan bahwa enzim kasar TB02 memilikiaktivitas fibrinolitik lebih unggul dibandingkan denganstandar komersial (streptokinase dan urokinase) padainkubasi 0.5-6 jam. Profil zimogram fibrin dari enzim kasarTB02 juga mendeteksi keberadaan zona bening karenadegradasi fibrinogen oleh aktivitas enzim. Selain itu,karakter unggul dari enzim kasar TB02 yang diperolehmampu bekerja aktif pada kisaran pH (4,7, dan 10) dantemperatur yang luas (27, 37, 50, dan 70oC). Data inimemperlihatkan isolat mikrob selektif asal minumanfermentasi tuak dapat dijadikan alternatif produsen enzimfibrinolitik potensial ke depannya. Identifikasi isolatmikrob penghasil enzim fibrinolitik ini perlu dilakukanlebih lanjut melalui karakterisasi biokimiawi, morfologi,dan molekuler.

Enzim fibrinolitik, tuak, isolat mikrob, cakram fibrin,zimogram fibrin

AO-014Potensi fraksi kulit jengkol (Pithecellobium jiringa)dalam modulasi ekspresi gen pengontrol obesitaspada sel kultur adiposa mencit

Caroline Anggasta, Eduardtanto Surjadi, Yanti♥

Laboratorium Biokimia dan Teknologi Enzim, Fakultas Teknobiologi,Unika Atma Jaya, Jl. Jenderal Sudirman, Jakarta12930, Indonesia. Tel.:+62-21 5703306 ext 722; Fax.: +62-21 5719060; ♥Email:[email protected]

Obesitas merupakan salah satu penyakit metabolik sindromakibat faktor genetika, asupan nutrisi, dan lingkungan.Seiring dengan perkembangan studi nutrigenomika, makadilakukan berbagai upaya untuk mengatasi masalahobesitas, di antaranya dengan menganalisis interaksi nutrisiatau komponen bioaktif makanan dengan genom manusia.Pithecellobium jiringa atau jengkol merupakan salah satujenis tanaman Leguminosae asal Asia Tenggara yangcukup populer dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia.Pithecellobium jiringa telah dilaporkan memiliki efekfarmakologis bagi kesehatan, seperti: antiinflamasi,antimikrob, antiangiogenesis, dan antioksidan. Penelitianini bertujuan untuk menguji aktivitas antiobesitas darifraksi protein, minyak atsiri, dan polifenol dari ekstrak kulitP. jiringa terhadap gen pengontrol obesitas dalam seladiposa 3T3L1 mencit secara in vitro. Toksisitas seluruhfraksi P. jiringa pada kisaran konsentrasi 5-250 µg/mL

ABS. SEM. NAS. MASY. BIODIV. INDON., UI Depok, 20 Desember 2014, hal. 1-456

diuji dengan asai viabilitas sel menggunakan senyawa 3-(4,5-dimethyl-2-thiazolyl)-2,5-diphenyl-2H-tetrazolium.Fraksi minyak atsiri dan polifenol pada dosis aman (1-25µg/mL) dan fraksi protein (5-100 µg/mL) diujikan pada sel3T3-L1 selama 48 jam. Ekspresi gen pengontrol obesitas,seperti PPAR-a, SREBP-1c, adiponektin, IL-6, IL-1, danTNF-a diuji dengan analisis Real Time-PCR. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa fraksi protein, minyakatsiri, dan polifenol dari kulit P. jiringa pada dosis selektifsecara efektif mampu memodulasi gen pengontrol obesitas,dengan cara meningkatkan ekspresi gen PPAR-a danadiponektin, dan menurunkan ekspresi gen SREBP-1c dansitokin inflamasi (IL-6, IL-1, dan TNF-α) dalam sel 3T3-L1. Kajian nutrigenomik dari fraksi kulit P. jiringadiperlukan lebih lanjut untuk menentukan efikasi dan dosisaktualnya untuk aplikasi terapi obesitas.

Fraksi aktif, Pithecellobium jiringa, kulit jengkol, genpengontrol obesitas, sel adiposa mencit

AO-015Efek fraksi protein dan polifenol dari ekstrak bijijengkol dalam mengontrol ekspresi gen obesitassecara in vitro

Eduardtanto Surjadi, Caroline Anggasta, Yanti♥

Laboratorium Biokimia dan Teknologi Enzim, Fakultas Teknobiologi,Unika Atma Jaya, Jl. Jenderal Sudirman, Jakarta12930, Indonesia. Tel.:+62-21 5703306 ext 722; Fax.: +62-21 5719060; ♥Email:[email protected]

Obesitas menjadi suatu perhatian utama karena berbagaiefek berbahaya bagi tubuh yang dapat ditimbulkannya.Seiring dengan perkembangan ilmu nutrigenomik, studisaintifik tentang manfaat bahan alami tanaman yangmampu menginhibisi ekspresi gen pengontrol obesitasperlu dikembangkan. Biji jengkol (Pithecellobium jiringa)telah banyak dimanfaatkan sebagai alternatif kuliner khasdan obat tradisional di Indonesia. Penelitian ini bertujuanuntuk menguji fraksi dari protein dan polifenol dari ekstrakbiji P. jiringa dalam menghambat gen-gen yangberkorelasi dengan obesitas menggunakan model seladiposa 3T3-L1 asal mencit. Uji viabilitas selmenggunakan senyawa 3-(4,5-dimethyl-2-thiazolyl)-2,5-diphenyl-2H- tetrazolium bromide (MTT) dilakukan untukmenentukan dosis tiap fraksi P. jiringa yang aman untukviabilitas sel. Sel 3T3-L1 diberikan fraksi protein (10, 25,50 µg mL-1) dan polifenol biji P. jiringa (1, 5, 10 µg mL-1) selama 48 jam. Isolasi RNA sel 3T3-L1 dilakukanmenggunakan metode Trizol, kemudian ekspresi genbiomarka obesitas (PPAR-α, SREBP-1c, adiponektin, IL-6,IL-1, dan TNF-α) diuji dengan menggunakan metode qRT-PCR. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa fraksiprotein biji P. jiringa pada konsentrasi selektif dapatmeningkatkan ekspresi gen PPAR-α dan adiponektin, danmenurunkan ekspresi gen SREBP-1c dan TNF-α.Sementara, fraksi polifenol biji P. jiringa pada dosistertentu dapat meningkatkan ekspresi gen PPAR-α danadiponektin, dan menurunkan ekspresi gen SREBP-1c danIL-6. Efek fraksi biji P. jiringa dalam memodulasi gen

pengontrol obesitas dapat dipelajari lebih lanjut melaluikajian studi nutrigenomik.

Pithecellobium jiringa, biji jengkol, antiobesitas, genpengontrol obesitas, sel 3T3-L1

AP-001Natural production potency of nipa sap (Nypafruticans Wurmb.) as production commodity forbioethanol in Sungsang, South Sumatra

Imawan Wahyu HidayatCibodas Botanic Gardens, Indonesian Institute of Sciences (LIPI), PO Box19, Sindanglaya, Cianjur 43253, Jawa Barat. Tel.: +62-263-512233,520448; Fax.: +62-263-512233. Email: [email protected]

Nira nipah (Nypa fruticans Wurmb.) memiliki manfaatunggul untuk diolah lebih lanjut menjadi bioetanol.Bioetanol yang dihasilkan nipah lebih banyak apabiladibandingkan dengan tanaman budidaya lainnya, sepertitebu, singkong, kelapa dan kentang. Potensi hasil ini sangatstrategis, apabila dihubungkan dengan program nasionalmengenai pengembangan energi baru dan terbarukan untukmengatasi masalah kebutuhan energi yang semakinmeningkat. Nipah mendominasi konfigurasi tumbuhanmangrove di sepanjang pantai utara pulau Sumatera,terutama di Sumatera Selatan. Sungsang, Sumatera Selatan,merupakan salah satu habitat dan ekosistem nipah yangpenting. Penelitian ini dilakukan dengan tujuanmenganalisis potensi produksi alami nira nipah yangmampu diolah lebih lanjut menjadi bioetanol. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa pada tahun 2013, potensiproduksi alami nira nipah berkisar antara 109,5-438l/ha/hari, apabila pengolahan lebih lanjut nira nipahmenghasilkan 14% bioetanol, maka bioetanol yangdihasilkan berkisar antara 15,33-61,32 l/ha/hari atau5.595,45-22.381,8 l/ha/tahun.

Nipah, nira, produksi alami, bioetanol

AP-002Potensi bakteri lumpur minyak sebagai senyawaglikolipid biosurfaktan dan antimikroba

Martha Sari♥, Fifi Afiati, Wien KusharyotoPusat Penelitian Bioteknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia(LIPI). Cibinong Science Center, Jl. Raya Bogor Km. 46 Cibinong-Bogor16911, Jawa Barat, Tel. +62-21-8754587, Fax. +62-21-8754588, ♥Email:[email protected]

Senyawa glikolipid yang diproduksi oleh bakteri lumpurminyak memiliki potensi sebagai biosurfaktan dan jugaantimikroba. Kemampuan bakteri lumpur minyak dalammenghasilkan senyawa biosurfaktan terlihat dalam ujipendahuluan hemolisis pada cawan darah agar (blood agarplate). Selanjutnya kelima bakteri ditumbuhkan dalammedium YM yang mengandung sumber karbon minyakzaitun sebagai stimulan terhadap keluarnya ekstraselulersurfaktan (biosurfaktan). Uji kualitatif senyawa

Abstrak Seminar Nasional MBI, UI Depok, 20 Desember 2014 7

biosurfaktan diobservasi menggunakan kromatografi lapistipis. Tujuan penelitian ini adalah menguji potensi ekstrakbakteri lumpur minyak sebagai penghasil senyawabiosurfaktan yang memiliki aktivitas antimikroba. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa identitas kimia ekstrakbioaktif surfaktan terdeteksi dalam bentuk spot kuning dipelat TLC dan menunjukkan reaksi positif dengan pewarnaninhidrin. Seluruh ekstrak bakteri lumpur minyak positifsebagai senyawa biosurfaktan dan mampu menekanpertumbuhan mikroba patogen berupa Bacillus subtilis,Escherichia coli, dan Staphylococcus aureus.

Sampel bakteri lumpur minyak, glikolipid, biosurfaktan,antimikroba

AP-003Abnormalitas spermatozoa domba denganfrekuensi penampungan berbeda

Fifi Afiati1,♥, Yulnawati1, Muhammad Riyadi2, R. IisArifiantini3

1 Pusat Penelitian Bioteknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia(LIPI). Cibinong Science Center, Jl. Raya Bogor Km. 46 Cibinong-Bogor16911, Jawa Barat, Tel. +62-21-8754587, Fax. +62-21-8754588, Email:[email protected] Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas LambungMangkurat. Jl. A. Yani Km.36, Banjarbaru, Kalimantan Selatan3 Departemen Klinik, Reproduksi dan Patologi, Fakultas KedokteranHewan, Institut Pertanian Bogor, Jl. Agatis, Kampus IPB Darmaga,Bogor16680, Jawa Barat

Penelitian bertujuan untuk mendapatkan gambaran tingkatabnormalitas spermatozoa dua jenis domba yangditampung dengan frekuensi berbeda, yaitu terhadapdomba Garut dan dan domba Priangan. Ejakulat ditampung1 atau 2 kali dalam seminggu menggunakan vagina buatan.Hasil menunjukkan bahwa ditemukan klasifikasispermatozoa dengan abnormalitas mayor dan abnormalitasminor. Terdapat perberbedaan yang nyata (P<0,05) padaabnormalitas microcephalus domba Garut (0,09%) dandomba Priangan (0,88%) pada frekuensi penampungan satukali. Abnormalitas nuclear vacuolus pada domba Priangan(1,33%) berbeda nyata (P<0,05) dibandingkan dengandomba Garut (0,02%) pada frekuensi penampungan yangsama. Dapat disimpulkan bahwa tingkat abnormalitasspermatozoa domba Garut lebih kecil dibandingkan dengantingkat abnormalitas spermatozoa domba Priangan, baikpada frekuensi penampungan satu kali atau dua kali dalamseminggu.

Abnormalitas, domba Garut, domba Priangan, frekuensipenampungan

AP-004Variabilitas fenotipik varietas tradisional asalKalimantan Selatan

Rina Hapsari Wening1,♥, Dedi Nursyamsi2, Made JanaMejaya3

1 Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. Jl. Raya 9 Sukamandi, Subang41256, Jawa Barat. Tel.: +62-260-520157. Fax.: +62-260-520158. ♥Email:[email protected] Besar Penelitian Sumber Daya Lahan, Bogor, Jawa Barat.3Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Bogor, JawaBarat.

Kalimantan Selatan merupakan salah satu provinsi diIndonesia yang memiliki kekayaan padi tradisional yangberlimpah. Hal tersebut disebabkan oleh beragamnyakondisi agroekosistem yang ada di Kalimantan Selatan.Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data mengenaikeragaman fenotipik 120 padi tradisional asal KalimantanSelatan, Indonesia. Penelitian dilakukan pada musimkemarau tahun 2013 di Kebun Percobaan Sukamandi, JawaBarat dimana kondisi agroekosistemnya adalah sawahirigasi potensial. Pengamatan dilakukan terhadap karaktermorfologi dengan metode karakterisasi mengacu pada SES(IRRI, 2002). Hasil penelitian menunjukkan bahwaberdasarkan cluster analysis, pada koefisien 0,48 terdapatdua kelas Siam yang membedakan satu dengan lainnya.Siam Pontianak dan Siam Halus memiliki tingkatkesamaan tertinggi. Sedangkan Siam Tanggung dan SiamSalawi memiliki tingkat kesamaan terrendah. Persilanganantara Siam Tanggung dan Siam Salawi didugamemunculkan efek heterosis yang menggabungkan sifatunggul keduanya.

Aksesi Siam, Kesamaan, cluster analysis

AP-005Borneol, potensi minyak atsiri masa depan

GusmailinaPusat Litbang Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan(Pustekolah), Badan Litbang Kehutanan. Jl. Gunung Batu No. 5. PO Box165 Bogor 16001, Jawa Barat. Tel./Fax. +62-251-8633378; 8633413.♥Email: [email protected]

Borneol adalah salah satu komoditas hasil hutan bukankayu yang banyak tersebar di alam sebagai komponenminyak atsiri. Di bidang industri borneol digunakansebagai bahan baku penyusun parfum, bahan pengester danbahan farmakop sebagai antiseptic, antispasmodic,carminative, cardiac stimulant, respiratory aid, dananthelmintic. Di Cina, borneol juga dikenal dengan namaBing Pian, banyak digunakan sebagai bahan pencampurpada pembalut wanita karena berfungsi untuk mengurangirasa sakit dan tekanan pada saat haid, mengurangi rasasakit pada otot dan sendi, membantu membersihkan darahbeku, mencegah pemkembang biakan kuman serta masihbanyak kegunaan lainnya. Borneol dalam bentuk kristalmerupakan komponen yang dihasilkan dari getah pohonyang sangat dibutuhkan oleh pasar internasional. Dipasaran borneol kristal umumnya diciptakan secara sintetisdari minyak terpentin atau kamper. Borneol banyakterdapat pada tanaman lain selain pada getah Dryobalanopsspp., antara lain seperti Sembung, Kencur, Jahe, Sage,Thyme, dan masih banyak tumbuhan lainnya, bahkan padaminyak nilam juga terdapat kandungan borneol, akan tetapihanya dalam jumlah dan konsentrasi yang relatif kecil.

ABS. SEM. NAS. MASY. BIODIV. INDON., UI Depok, 20 Desember 2014, hal. 1-458

Tulisan ini menyajikan informasi tentang borneol sertaprospeknya sebagai komoditi atsiri Indonesia, karenamenurut beberapa exportir, akhir-akhir ini borneol asalDryobalanops banyak dicari untuk digunakan sebagaibahan pengobatan alternatif, sebagai aromaterapi. Karenapenggunaan borneol secara tepat, dapat menghancurkanpembekuan darah pada kasus pembekuan darah pada otakatau jantung.

Borneol, atsiri, potensi, manfaat, prospek

AP-006Kemampuan regenerasi kalus embriogenik sertavariasi fenotipe tunas regeneran jeruk siam

Aida Wulansari1,♥, Agus Purwito2, Ali Husni3, EnnySudarmonowati1

1 Pusat Penelitian Bioteknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia(LIPI). Cibinong Science Center, Jl. Raya Bogor Km. 46 Cibinong-Bogor16911, Jawa Barat, Tel. +62-21-8754587, Fax. +62-21-8754588, ♥Email:[email protected] Departemen Agronomi & Hortikultura Fakultas Pertanian IPB Bogor,Jawa Barat3 Balai Besar Litbang Bioteknologi & Sumber Daya Genetik PertanianBogor, Jawa Barat

Salah satu jenis jeruk di Indonesia yang sangat digemarikonsumen adalah jeruk siam. Jeruk siam mendominasi 80%dari total perkebunan jeruk di Indonesia. Jeruk ini memilikirasa manis, harum, daging buahnya lunak, mengandungbanyak air dan kulitnya tipis sehingga mudah dikupas.Namun, jeruk siam masih mempunyai biji yang relatifbanyak (15-20 biji per buah) dan warna kulit yang kurangmenarik, sehingga perlu peningkatan kualitas buah melaluipemuliaan tanaman. Tersedianya keragaman genetik yangluas mengakibatkan proses seleksi lebih efisien.Peningkatan keragaman genetik pada jeruk terkendala olehperiode juvenil yang panjang. Salah satu strategi yangdapat dilakukan untuk mempercepat peningkatankeragaman genetik adalah melalui teknologi kultur in vitroatau variasi somaklonal. Tujuan dari penelitian ini adalahuntuk mengetahui keragaman fenotipe tunas hasilregenerasi kalus embriogenik. Kalus yang digunakanberasal dari nuselus biji muda yang berumur 30-90 harisetelah anthesis. Pengamatan terhadap kemampuanproliferasi kalus pada media MW (Murashige & Wetmore)menunjukkan bahwa periode kalus yang lama yaitu 4 tahunsejak inisiasi serta subkultur berulang selama periodetersebut tidak mengurangi kemampuan proliferasi kalus.Kalus umur 4 minggu setelah subkultur masih mamputumbuh hampir dua kali lipat dari ukuran awal.Pertambahan berat kalus sebesar 1.51 g. Warna danstruktur kalus tidak mengalami perubahan yaitu berwarnaputih kekuningan dan memiliki struktur remah. Setiapkalus (berat + 0.5 g) memiliki 5-10 proembrio. Persentasepembentukan embrio somatik sebesar 43.6% pada mediaMW ditambah 0.5 mgL-1 ABA. Pada tahap pendewasaanembrio, 100% embrio somatik dapat berkecambah padamedia MW dengan penambahan 0.5 mgL-1 GA3.Pengamatan terhadap fenotipe tunas regeneran diperoleh 6

variasi tunas. Tunas regeneran juga telah disambungdengan batang bawah jenis JC dan menunjukkan 100%tunas mampu tumbuh. Penyimpanan periode kalus jeruksiam yang lama tidak mengurangi kemampuanregenerasinya dan dapat diperoleh 6 variasi fenotipe yangakan dilakukan analisis lebih lanjut secara molekuler danagronomi.

Embriogenesis somatik, kultur in vitro, variasi somaklonal

AP-007Uji toksisitas citrinin yang dihasilkan oleh angkakhasil fermentasi berbagai isolat Monascuspurpureus terhadap larva Artemia salina Leach

Evi Triana♥, Titin YulineryPusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Jl.Raya Bogor Km. 46, Cibinong Bogor 16911, Jawa Barat. ♥Email:[email protected]

Angkak merupakan hasil fermentasi beras oleh kapangMonascus purpureus. Angkak telah dimanfaatkan dandikonsumsi sejak dahulu karena memiliki berbagai macammanfaat dan khasiat, antara lain sebagai zat pewarnamakanan dan minuman, antibakteria, anti kolesterol, antitrombositopenia, dan sebagainya. Secara alami Monascusmenghasilkan Monascidin A, yang bersifat antibiotik.Namun dalam perkembangannya diketahui bahwa zattersebut bersifat toksik terutama terhadap ginjal dan hati.Zat tersebut kini lebih dikenal sebagai citrinin. Karena sifattoksiknya, pemanfaatan angkak, baik sebagai food additivemaupun untuk pengobatan alternatif/tradisional, harusdilakukan secara bijak. Oleh karena itu, perlu diketahuiinformasi tentang toksisitas dan kadar citrinin yangterkandung di dalam sedian angkak terutama yang tersediasecara komersial. Untuk menjawab permasalahan tersebut,telah dilakukan penelitian untuk mengetahui kadar citrinindan toksisitasnya pada angkak hasil fermentasi beras IR 42dengan beberapa isolat Monascus purpureus yang diperolehdari berbagai daerah di Indonesia. Pada penelitian ini,kadar citrinin dalam berbagai sampel angkak dianalisismenggunakan High Performance Liquid Chromatography(HPLC). Kemudian dilakukan preliminary test terhadaptoksisitas citrinin menggunakan metode Brine ShrimpLethality Test (BSLT) dengan hewan uji Artemia salinaLeach. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungancitrinin pada angkak hasil fermentasi oleh Monascuspurpureus AS, TST, dan JMBA berturut-turut adalah41,235 µg/g, 59,946 µg/g, dan 62,636 µg/g. Sedangkan ujitoksisitas citrinin menunjukkan bahwa toksisitas (LC50)angkak pada A. salina dari terendah hingga tertinggi,berturut-turut adalah AS, TST, JMBA sebesar 138,4841ppm; 190,546 ppm; 295,869 ppm. Data tersebutmengindikasikan bahwa ketiga sampel angkak memilikiefek sitotoksik yang tinggi. Oleh karena itupemanfaatannya harus disertai dengan kehati-hatian.

Toksisitas, citrinin, angkak, Monascus purpureus, Artemiasalina

Abstrak Seminar Nasional MBI, UI Depok, 20 Desember 2014 9

AP-008Uji stabilitas probiotik Lactobacillus plantarumMar 8 terenkapsulasi dalam sediaan oralit dengananalisis variabilitas

Evi Triana♥, Titin YulineryPusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Jl.Raya Bogor Km. 46, Cibinong Bogor 16911, Jawa Barat. ♥Email:[email protected]

Bila tidak ditangani dengan cepat, baik, dan tepat, diaredapat mengakibatkan dehidrasi. Dehidrasi sangatberbahaya karena penderita diare dapat mengalami shockhipovolemik, bahkan kematian. Jika terjadi dehidrasi,tindakan yang harus segera diambil adalah menggantikancairan dan garam-garam yang hilang dari tubuh dengansuplemen/cairan yang mengandung elektrolit, misalnyaoralit. Selain itu, mengkonsumsi probiotik sangat pentingkarena probiotik berdaya memperbaiki dan mempercepatpemulihan keseimbangan mikroba dalam usus terutamakeseimbangan jumlah bakteri baik dan bakteri patogenyang terganggu akibat diare. Kendala yang dihadapi saatini adalah belum ada produk oralit yang sekaligusmengandung probiotik dalam satu kemasan. Keduasuplemen tersebut umumnya tersedia secara terpisah. Olehkarena itu dilakukan penelitian untuk mengembangkanproduk oralit yang memiliki nilai lebih, dengan caramenambahkan probiotik Lactobacillus plantarum Mar 8 kedalam sediaan oralit. Selain itu dilakukan uji kestabilanprobiotik tersebut menggunakan analisis viabilitas padaberbagai suhu penyimpanan untuk menjaminefektivitasnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwaviabilitas tertinggi adalah pada suhu 4oC, sebesar 6,650CFU/g dengan waktu penyimpanan 17,77 hari. Pada suhu25oC, viabilitasnya sebesar 6,088 CFU/g dengan waktupenyimpanan 14,42 hari. Pada suhu 37oC, viabilitasnyasebesar 6,888 CFU/g dengan waktu penyimpanan 9,85 hari.Sedangkan pada suhu 42oC, viabilitasnya 7,301 CFU/gdengan waktu penyimpanan 12,14 hari. Berdasarkan data-data tersebut, disimpulkan bahwa probiotik Lactobacillusplantarum Mar 8 tetap dapat memenuhi standar probiotikdengan viabilitas 6,65 CFU/g, bila disimpan pada suhu 4oCdengan waktu simpan paling lama yaitu 17,77 hari.

Diare, probiotik, Lactobacillus plantarum Mar8, oralit,viabilitas

AP-009Pemanfaatan biodiversitas plasma nutfah padiuntuk perbaikan sifat padi gogo

Aris Hairmansis♥, Supartopo, Yullianida, Sunaryo,Warsono, Sukirman, SuwarnoBalai Besar Penelitian Tanaman Padi. Jl. Raya 9 Sukamandi, Subang41256, Jawa Barat. Tel. +62-260-520157. Fax. +62-260-520158. ♥Email:[email protected]

Usaha pertanian padi gogo yang mencakup luasan produksisekitar 1.15 juta ha merupakan penyangga pentingketahanan pangan nasional. Namun demikian peningkatan

produksi padi di lahan kering terhambat oleh berbagaicekaman lingkungan baik berupa cekaman biotic maupunabiotik. Untuk mendukung keberlanjutan produksi padi dilahan tersebut sekaligus mendukung peningkatan produksiberas nasional dibutuhkan varietas unggul yang adaptifdengan kondisi lingkungan di lahan tersebut. Programpemuliaan padi gogo bertujuan untuk merakit varietasunggul padi gogo yang memiliki potensi hasil tinggi danadaptif terhadap berbagai cekaman lingkungan denganmemanfaatkan biodiversitas dalam genepool padikhususnya dari kelompok Oryza sativa. Tahap awal dalamperakitan varietas padi gogo adalah persilangan untukmenggabungkan sifat-sifat yang diinginkan ke dalam satupopulasi pemuliaan. Persilangan dilakukan dengan metodesilang tunggal, silang puncak dan silang ganda. Populasihasil persilangan selanjutnya menjadi bahan seleksiberbagai sifat penting untuk padi gogo dengan metodebastar populasi dan metode pedigree. Denganmemanfaatkan biodiversitas plasma nutfah dari Indonesiadan introduksi dari luarnegeri telah diperoleh beragampopulasi baru hasil persilangan untuk perbaikan sifat padigogo. Populasi tersebut menjadi materi genetik yang sangatberharga untuk dilanjutkan dalam program seleksi untukmendapatkan varietas unggul baru padi gogo.

Biodiversitas, padi gogo, persilangan, seleksi

AP-010Isolasi dan identifikasi Staphylococcus aureus darisusu mastitis subklinis di Tasikmalaya, JawaBarat

Nina Herlina♥, Fifi Afiati, Aditia Dwi Cahyo, PoppyDwie Herdiyani, Qurotunnada, Baharuddin TappaPusat Penelitian Bioteknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia(LIPI). Cibinong Science Center, Jl. Raya Bogor Km. 46 Cibinong-Bogor16911, Jawa Barat, Tel. +62-21-8754587, Fax. +62-21-8754588, ♥Email:[email protected]

Mastitis subklinis merupakan penyakit radang ambing yangpaling banyak menimbulkan dampak ekonomi cukup besardikalangan peternak sapi perah. Hal tersebut dikarenakanmenurunnya kuantitas dan kualitas susu. Penyebab palingumum dari peradangan ambing tersebut diantaranyamikroorganisme, seperti E. coli, Streptococcus agalactiaedan Staphylococcus aureus. Penelitian ini bertujuan untukmengisolasi dan mengidentifikasi bakteri Staphylococcusaureus sebagai salah satu bakteri patogen yang seringdijumpai pada kejadian mastitis. Pengambilan sample susudilakukan secara acak (random samping) dengan terlebihdahulu dengan melakukan California Mastitis Test (CMT).Sample susu yang positif mastitis subklinis kemudiandiisolasi menggunakan media Manitol Salt Phenol RedAgar (MSRPA). Selanjutnya dari isolat bakteri dengankoloni berwarna kuning yang mampu memfermentasiphenol red menjadi warna kuning, dilakukan pewarnaanGram. Tampilan mikroskopik terlihat sel berbentuk bulatdan bergerombol tersebut selanjutnya dari isolat yang samadilakukan kultur bakteri menggunakan Nutrient Broth (NB)selama 24 jam. Hasil kultur kemudian diekstraksi untuk

ABS. SEM. NAS. MASY. BIODIV. INDON., UI Depok, 20 Desember 2014, hal. 1-4510

mendapatkan DNA bakteri dan dilakukan analisis PCR.Hasil menunjukkan bahwa enam isolat dari sepuluh samplesusu sapi mastitis merupakan Staphylococcus aureus.

Mastitis subklinis, susu, Staphylococcus aureus, PCR

AP-011Racun ular sebagai obat anti kanker

Anggira Ramadhana♥, Nabillah, Dewi Elfidasari, RirisL. PuspitasariProgram Studi Bioteknologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UniversitasAl Azhar Indonesia. Komplek Masjid Agung Al Azhar, Jl.Sisingamangaraja, Kebayoran Baru, Jakarta 12110, Indonesia. Tel. +62-217244456. ♥Email: [email protected]

Kanker merupakan penyakit kronis degeneratef penyebabkematian kedua terbesar pada negara-negara berkembang.Pada tahun 2008 terdapat 12,7 juta kasus kanker diseluruhdunia dan WHO memperkirakan akan ada 13,1 jutakematian akibat kanker pada tahun 2030. Kanker terjadikarena adanya perbanyakan sel yang cepat dan tidakterkontrol. Telah diteliti bahwa Racun ular memilikispektrum yang luas dari aktivitas biologis, yaituantikarsinogenik beserta komponen-komponennya berupadisintegrin. Disintegrin adalah molekul adhesi permukaanselekstraseluler pada sitoskeleton dan juga reseptor untuktransmisi sinyal penting bagi migrasi sel, invasi, proliferasi,dan kelangsungan hidup. Metode dilakukan denganpengumpulan literatur dari berbagai sumber. Objek yangdigunakan adalah ular Copperhead Agkistrodon contortrixmelalui metode lowry. Studi literature ini bertujuan untukmemberikan informasi mengenai manfaat racun ularsebagai obat kanker.

Agkistrodon contortrix, kanker, disintergrin, antikanker,metode lowry

AP-012Induksi kalus krisan (Chrysantemum indicum)dalam upaya peningkatan keragaman genetik darisel somatik

Reza Ramdan Rivai♥, Hendra HelmantoPusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya, Lembaga Ilmu PengetahuanIndonesia (LIPI). Jl. Ir. H. Juanda No. 13 Bogor 16003, Jawa Barat.♥Email: [email protected]

Variasi somaklonal yang terjadi pada kultur in vitro dapatdimanfaatkan sebagai salah satu alternatif pemuliaantanaman karena dapat meningkatkan keragaman genetikdari suatu tanaman. Zat pengatur tumbuh merupakan salahsatu faktor yang dapat menginduksi terbentuknya kalus.Kalus dapat dihasilkan dari potongan organ seperti daun,hipokotil, kotiledon, batang dan embrio zigotik yangditumbuhkan dalam media yang mengandung auksinseperti 2,4-D. Penelitian ini bertujuan untuk memperolehmedia dengan konsentrasi auksin (2,4-D) dan asal eksplanyang tepat dalam menginduksi kalus krisan (Chrysantemum

indicum L.). Peubah pengamatan yang diamati terdiri ataspersentase eksplan steril, persentase eksplan yangmembentuk kalus serta rata-rata diameter kalus yangterbentuk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa eksplanyang berasal dari daun memiliki respon terbaik terhadappembentukan kalus pada media MS dengan penambahan 3mg l-1 2,4-D. Berbeda halnya dengan eksplan yang berasaldari internode memiliki respon terbaik terhadappembentukan kalus pada media MS dengan penambahan 1mg l-1 2,4-D dan 2 mg l-1 2,4-D.

Kalus, krisan, variasi somaklonal

AP-013Uji aktivitas antibakteri Lactobacillus plantarumterseleksi dari buah markisa (Passiflora edulis)dan kaitannya dengan gen plantarisin A (pln A)

Titin Yulinery♥, Novik NurhidayatPusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).Cibinong Science Center, Jl. Raya Jakarta Bogor Km 46 Cibinong, Bogor16911, Jawa Barat. Tel.: +62-21-876156. Fax. +62-21-8765062. ♥Email:[email protected]

Lactobacillus plantarum memiliki kemampuanmenghambat pertumbuhan bakteri patogen karena bakteriini menghasilkan bakteriosin yang disebut denganplantaricin. Penelitian ini bertujuan menguji aktivitasantibakteri dan mendeteksi gen plnA pada L. plantarumterseleksi dari buah markisa (Passiflora edulis Sims.).Sepuluh isolat L. plantarum dari buah markisa diujiaktivitasnya dengan bakteri uji Bacillus cereus danEscherichia coli menggunakan metode difusi. Selanjutnyadilakukan isolasi DNA dari isolat terseleksi, kemudian GenplnA dideteksi dengan metode PCR menggunakan primerspesifik untuk gen plnA. Analisis gen plnA dilakukandengan membandingkan tingkat homologinya yangterdapat di sumber data Genebank. Hasil dari uji aktivitasantibakteri diperoleh 4 isolat L. plantarum MarB4, Mar8,MarA7, dan MarA5 dengan zona hambat pertumbuhanrelatif lebih besar dari pada isolat uji yang lain. Hasilpengujian dengan PCR memberikan hasil yang positifuntuk gen plnA dengan ukuran produk sekitar 400-500 bp.Hasil sekuensing memiliki homologi 100% dengan isolat L.plantarum, hal ini menunjukkan bahwa gen plnA dapatdideteksi dari isolat L. plantarum terseleksi dari buahmarkisa yang mempunyai aktivitas antimikroba.

Antibakteri, gen plnA, buah markisa, Lactobacillusplantarum

AP-014Karakterisasi fisiokimia kerupuk melinjo sebagaiupaya diversifikasi produk olahan melinjo diProvinsi Banten

Sri Lestari♥, Muharfiza

Abstrak Seminar Nasional MBI, UI Depok, 20 Desember 2014 11

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Banten. Jl. Ciptayasa Km01 Ciruas-Serang 42182, Banten. Tel. +62-254281055, Fax. +62-254282507. ♥Email: [email protected]

Salah satu olahan biji melinjo yang sangat terkenal adalahemping melinjo. Tingginya permintaan empingmenunjukan tingginya potensi yang dapat dikembangkan,saat ini perkembangan olahan emping sudah mulaiberagam seperti emping cracker (asin) dan ceplis (manisdan pedas). Tujuan dari kajian ini yaitu untuk mengetahuikandungan sifat fisikokimia dari produk kerupuk melinjodengan standar kelayakan disesuaikan dengan SNI kerupukberas serta menganalisa kelayakan usaha pengolahankerupuk melinjo dengan menghitung Gross B/C. Penelitiandilakukan di Laboratorium Pasca Panen Balai PengkajianTeknologi Pertanian (BPTP) Provinsi Banten pada bulanMaret sampai November 2012. Pembuatan kerupukmelinjo memanfaatkan sisa dari emping melinjo yanghancur akibat penumpukan dan transportasi. Remahemping di bersihkan kemudian dijemur dan digiling.Tepung melinjo ini di campur dengan tepung aci singkongdengan perbandingan tepung melinjo: tepung aci singkong;0:100, 25:75 dan 50:50. Pembuatan kerupuk melinjo initerbagi menjadi 2 (dua) rasa, yaitu rasa original dan rasapindang ikan tongkol. Produk kerupuk melinjo kemudiandiuji organoleptik terhadap 15 orang panelis. Untuk sifatfisik dari kerupuk melinjo ini meliputi warna, aroma,penampakan dan rasa hasilnya adalah normal. Untukkeutuhan, hasilnya yaitu setelah produk ini digoreng yaitusebesar 87%. Kadar air dari kerupuk melinjo sebesar3,61%, kadar abu 1,76%, kadar protein 2,89%, kadarlemaknya sebesar 40,98% dan kadar karbohidrat sebesar50,76%. Pada kerupuk melinjo ini tidak mengandungpewarna. Borax pun tidak terdeteksi dalam produk kerupukmelinjo ini. Timbal (Pb) terdeteksi sebesar 0,45 ppm.Raksa (Hg) dan arsen (As) tidak ditemukan dalam produkini. Timah (Sn) ditemukan sebesar 16,4 ppm. Angka inimasih dibawah SNI kerupuk beras yang menetapkan angkamaksimal 40 mg/kg. Tembaga (Cu) ditemukan sebesar 1,1ppm dan seng (Zn) terdeteksi sebesar 0,86 mg/100g. Untukuji organoleptik, panelis lebih menyukai kerupuk melinjodengan perbandingan tepung aci singkong dan tepungmelinjo yaitu 75% berbanding 25% dengan rasa pindangikan yaitu dengan persentase sebesar 40%. Produk kerupukmelinjo yang dibuat layak untuk dikonsumsi karena sesuaidengan SNI kerupuk beras yaitu SNI 01-4307-1996.Usahatani pengolahan kerupuk melinjo secara finansiallayak untuk dilakukan karena memiliki nilai Gross B/Csebesar 2,03%.

Kerupuk, melinjo, fisikokimia

AP-015Uji organoleptik mie berbahan dasar terigusubstitusi tepung talas beneng (Xantoshomaundipes) dalam upaya peningkatan nilai tambahbahan pangan lokal Banten

Sri Lestari♥, Pepi Nur Susilawati

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Banten. Jl. Ciptayasa Km01 Ciruas-Serang 42182, Banten. Tel. +62-254281055, Fax. +62-254282507. ♥Email: [email protected]

Di Indonesia produk mie merupakan salah satu jenismakanan yang memiliki banyak penggemar di semuakalangan usia. Di Provinsi Banten, khususnya di KelurahanKarang Tanjung, Kabupaten Pandeglang terdapat sejenistalas yang penduduk setempat menamakannya dengansebutan talas Beneng (artinya Besar dan Koneng)(Xantoshoma undipes K. Koch). Tujuan dari kajian iniyaitu untuk menguji secara organoleptik mie berbahandasar terigu substitusi tepung talas beneng. Rancanganpenelitian yang digunakan adalah Rancangan AcakLengkap dengan 1 perlakuan dan 5 taraf yaitu substitusitepung talas beneng 0%, 5%, 15%, 25% dan 30%.Pengujian dilakukan oleh 25 orang panelis semi terlatihterhadap sifat organoleptik yang meliputi uji hedonikterhadap warna, aroma, tekstur, kelengketan, kekenyalandan rasa yang dilanjutkan dengan perhitungan persentasemasing-masing kategori. Analisis data menggunakanmetode ANOVA dan jika berbeda nyata dilanjutkandengan uji DMRT. Hasil penelitian menunjukkan denganmengabaikan sampel kontrol A (100% terigu), untuk warnasampel yang paling disukai panelis yaitu sampel B (95%terigu: 5% tepung talas beneng) dengan skor means sebesar5,32. Untuk aroma sampel yang paling disukai panelisyaitu sampel E (70% terigu: 30% tepung talas beneng)dengan skor means sebesar 4,36. Untuk tekstur sampelyang paling disukai panelis yaitu sampel B (95% terigu:5% tepung talas beneng) dengan skor means sebesar 5,44.Untuk kelengketan sampel yang paling disukai panelisyaitu sampel B (95% terigu: 5% tepung talas beneng)dengan skor means sebesar 5,8. Untuk kekenyalan sampelyang paling disukai panelis yaitu sampel B (95% terigu:5% tepung talas beneng) dengan skor means sebesar 5,76.Untuk rasa sampel yang paling disukai panelis yaitu sampelB (95% terigu: 5% tepung talas beneng) dengan skormeans sebesar 5,48. Panelis juga diminta untuk menilairasa gatal pada lidah. Untuk sampel B (95% terigu: 5%tepung talas beneng), 12% panelis merasakan gatal padalidah. Untuk sampel C (85% terigu: 15% tepung talasbeneng), 12% panelis merasakan gatal pada lidah. Untuksampel D (75% terigu: 25% tepung talas beneng), 24%panelis merasakan gatal pada lidah. Untuk sampel E (70%terigu: 30% tepung talas beneng), 28% panelis merasakangatal pada lidah. Dari segi rasa kelima sampel mie dapatditerima oleh panelis karena memiliki skor 4,32-5,6 yangberarti panelis memiliki penilaian netral sampai suka. Mietalas tersebut masih original, belum ditambahkan bumbuapapun sehingga jika diolah lebih lanjut menjadi berbagaimacam kuliner dapat menjadikan tingkat penerimaanpanelis menjadi meningkat.

Mie, talas beneng, organoleptik

AP-016Multiaktifitas Ochrobactrum sp.S79, sebagai isolatyang bermanfaat untuk remediasi lingkungan

ABS. SEM. NAS. MASY. BIODIV. INDON., UI Depok, 20 Desember 2014, hal. 1-4512

tercemar dan agen pendukung pupuk organikhayati Beyonic-LIPI seri StarTmik.

Tirta Kumala Dewi1, Ela Sekar Arum2, HartatiImamuddin1,♥, Sarjiya Antonius1

Bidang Mikrobiologi, Pusat Penelitian Biologi, Lembaga IlmuPengetahuan Indonesia (LIPI). Cibinong Science Center, Jl. Raya JakartaBogor Km 46 Cibinong, Bogor 16911, Jawa Barat. Tel.: +62-21-876156.Fax. +62-21-8765062. ♥Email: [email protected]

Krisis masalah lingkungan pertanian di Indonesia sangatmengakhawatirkan, sehingga perlu dilakukan upaya-upayapendekatan yang lebih terintegrasi dengan memanfaatkanmikroba yang memeliliki kemampuan multi guna.Penelitian ini bertujuan untuk menggali potensi bakteri dankarakterisasi isolat L7T03 dalam menunjang remediasilingkungan tercemar dan agen pendukung pupuk organikhayati. Isolasi resisten L7T03 dilakukan dengan metodaplate count dengan penambahan logam berat dan ujiresistensi secara kualitatif dengan metoda disk blank.Identifikasi isolat L7T03 dilakukan dengan 16S rDNA.Metoda untuk pengukuran IAA dilakukan dengan dua carayaitu dengan kolorimetri dan HPLC. Hasilnyamenunjukkan bahwa isolat L7T03 dengan 16S rDNApartial adalah Ochrobactrum sp.S79 dengan kecocokan99%. Ochrobactrum sp.S79 adalah bakteri yang cukuppotensial agen remediasi karena mempunyai banyakkemampuan diantaranya resisten terhadap berbagai logamberat diantaranya merkuri (HgCl2) sampai konsentrasi 70ppm, Tembaga (Pb) 1000 ppm, Zink (Zn) 2000 ppm,Cobalt (Co), Cr (Chrom) 2000 ppm, Cu (Cuprum) 2000ppm disamping itu bakteri tersebut juga dapat tumbuh padapestisida (carbaryl) sampai konsentrasi 50-100 ppmKemampuan penting lainnya adalah kemampuannya dapatmenghasilkan hormon tumbuh IAA (Indol Acetic Acid)sebesar 19,335 ppm dengan tryptophan dan tanpatryptophan hanya 3,22 ppm. Dari hasil yang diperolehmembuktikan bahwa bakteri tersebut sangat pentingperannya sebagai pendukung pembuatan pupuk organikhayati Beyonic-LIPI seri StarTmik.

Merkuri, Ochrobactrum, pupuk, IAA

AP-017Karakterisasi mikroba perakaran (PGPR) agenpenting pendukung pupuk organik hayatiBeyonic-LIPI seri StarTmik

Tirta Kumala Dewi♥, Ela Sekar Arum, HartatiImamuddin, Sarjiya Antonius1 Bidang Mikrobiologi, Pusat Penelitian Biologi, Lembaga IlmuPengetahuan Indonesia (LIPI). Cibinong Science Center, Jl. Raya JakartaBogor Km 46 Cibinong, Bogor 16911, Jawa Barat. Tel.: +62-21-876156.Fax. +62-21-8765062. ♥Email: [email protected] Program Studi Biologi, Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat

Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) merupakanmikroba tanah yang terdapat pada akar tanaman yang dapatmeningkatkan pertumbuhan tanaman dan perlindunganterhadap patogen tertentu. PGPR mampu menghasilkanhormon tumbuhan auxin, giberellin dan sitokinin, sebagai

pelarut fosfat dan fiksasi nitrogen yang berperan sebagaipendukung Pupuk Organik Hayati Beyonic StarTmik.Penelitian ini bertujuan untuk mengkarakterisasi mikrobaperakaran agen penting pendukung Pupuk Organik HayatiBeyonic seri StarTmik. Mikroba hasil isolasi di tumbuhkanpada media Pikovskaya, Protease dan TSB (Triptic SoyBroth). Bakteri yang mampu menghasilkan IAA (Indole-3-Acetic-Acid) secara kualitatif akan berwarna merah mudaketika ditumbuhkan pada media TSB dengan precursor L-Tryptophan dan ditetesi dengan reagen Salkowski dan diinkubasi dalam ruang gelap selama 1 jam. L-Tryptophansangat dibutuhkan untuk biosintesis IAA. Analisis IAAsecara kuantitatif dilakukan dengan dua metode yaituspektrofotometri dan HPLC (High Performance LiquidChromatography). Panjang gelombang yang di gunakanpada metode spektrofotometri adalah 530 nm. Pada HPLCkolom yang digunakan adalah C-18 reverse phase dengandetektor UV-Visible pada panjang gelombang 280 nm.Pada media Pikovskaya dan Protease aktivitas mikrobaditunjukkan dengan terbentuknya zona bening.

PGPR, Plant Growth Promoting Rhizobacteria, pupukorganik hayati, Indole-3-acetic acid

AP-018Seleksi bakteri asam laktat sebagai penghasilenzim protease

Ruth Melliawati♥, Apridah Cameliawati Djohan, YopiPusat Penelitian Bioteknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia(LIPI). Cibinong Science Center, Jl. Raya Bogor Km. 46 Cibinong-Bogor16911, Jawa Barat, Tel. +62-21-8754587, Fax. +62-21-8754588. ♥Email:[email protected]

Telah diseleksi bakteri asam laktat koleksi BTCC yangberasal dari dadih dan danke sebagai penghasil protease.Medium seleksi menggunakan MRSA + CaCO3 0.5%,medium skim milk agar (SMA) dan susu pasteurisasi. Hasilseleksi menunjukkan bahwa dari 42 isolat BTCC yangdiuji, 36 isolat mampu menghasilkan asam laktat dan 20isolat diantaranya memberikan indeks zona bening ≥ 2.Sementara itu, uji proteolitik dihasilkan 18 isolat mampumenghidrolisis protein dan 8 isolat diantaranyamemberikan indeks zona bening di atas 1,6. Diantarabakteri yang diuji, isolat kode DR 1-3-2 (Lactobacillusplantaruum strain LAB12) menghasilkan aktivitas enzimprotease paling tinggi yaitu sebesar 0,598 unit/mL selamaproses fermentasi 72 jam. Optimasi media dan faktorlingkungan perlu dilakukan untuk meningkatkan aktivitasenzim secara maksimal.

Bakteri asam laktat, asam laktat, enzim protease, aktivitasenzim protease

AP-019Kultur lapis tipis Grammatophyllum scriptumdan potensinya pada produksi protocorm likebodies secara efisien dan seragam

Abstrak Seminar Nasional MBI, UI Depok, 20 Desember 2014 13

Ari Pitoyo♥, MarsusiDepartment of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences,Sebelas Maret University. Jl. Ir. Sutami 36 A Surakarta 57126, JawaTengah. Tel./Fax. +62-271-663375, ♥Email: [email protected]

Kultur jaringan telah menjadi bagian tidak terpisahkandalam budidaya dan pelestarian plasma nutfah anggrek.Teknik ini telah dimanfaatkan untuk kebutuhanperbanyakan, fiksasi genotip unggul, hingga penyimpananjangka panjang. Pemilihan eksplan (bagian sel, jaringan,organ tanaman) merupakan faktor penting yangmenentukan keberhasilan kultur jaringan. Artikel inimelaporkan teknik preparasi eksplan mengguanakan teknikkultur lapis tipis pada induksi protocorm like bodies (plbs)anggrek Grammatophyllum scriptum. Percobaandilaksanakan menurut rancangan acak lengkap dengan 4perlakuan yaitu, ekplan berupa (i) potongan helaian daun,(ii) potongan pelepah daun, (iii) potongan plb, dan (iv)sayatan lapis tipis plb (1mm). Data yang didapatkan dariperlakuan ini adalah kecepatan eksplan merespon media,jumlah plb yang terbentuk dan arah perkembangan ataumorfogenesis plb dalam merespon hormon pertumbuhan.Hasil penelitian menunjukkan eksplan yang berasal darisayatan lapis tipis plb memberikan respon paling cepat,yaitu tiga hari setelah transfer (HST) ke media kulturdibandingkan perlakuan lainnya yaitu 7 hingga 14 HST.Eksplan dari sayatan tipis plb juga menunjukkan kapasitaspembentukan atau jumlah plb paling besar dibandingkanperlakuan lainnya. Penambahan hormon IBA dan Kinetindirespon secara seragam ke arah pembentukan akar dantunas. Penelitian ini menunjukkan kapasitas dari teknikkultur lapis tipis sebagai cara yang efisien untukmenghasilkan plb dalam jumlah banyak secara cepat danseragam.

Kultur lapis tipis, Grammatophyllum scriptum, plb

AP-020Analisis polimorfisme gen Mannose BindingLectin (MBL-2) pada pasien Demam BerdarahDengue di daerah Ciputat, Banten

Nurlaely Mida Rachmawati1, Ria Amelia1,3, RiniPuspita Ningrum2

1FKIK, Universitas Islam Negeri-Syarif Hidayatullah, Jakarta. ♥Email:[email protected], Universitas Negeri Jakarta3Bagian Biomedik, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya

Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakitinfeksius dan endemik di Indonesia. kendala penelitianvaksin demam berdarah selain memiliki empat jenisserotipe virus dengue yang berbeda, juga materi genetikvirus yang mudah mengalami mutasi menjadi alasanmengapa vaksin dengue hingga saat ini masih belumditemukan. Perubahan pandangan penelitian diperlukandari yang terfokus pada virus yang selalu berubah menjadipada kemampuan sistem imunitas pada tubuhmanusia.Pada penelitian ini dilakukan analisispolimorfisme gen Mannose-binding Lectin (MBL) di

daerah promotor. Sampel serum berasal dari 40 orangpasien di tiga rumah sakit sekitar Ciputat, TangerangSelatan, Banten. 60% sampel berasal dari pasien DBDderajat 2. Rata-rata usia pasien 20 tahun dengan 62.5%adalah perempuan. Dari hasil analisis polimorfisme genMBL diperoleh XL = 3 orang; XH=1 orang; YL=22 orang;dan YH= 14 orang. Dari hasil analisis statistik diketahuitidak adanya hubungan yang bermakna antara poliporfismegen MBL dengan derajat penyakit DBD. Penelitian inimasih dalam tahap awal sehingga perlu dilakukan denganmenggunakan sampel yang lebih banyak dan berasal daridaerah yang lebih luas agar dapat diketahui tingkatimunitas alami masyarakat sebagai bentuk adaptasifisiologi tubuh terhadap lingkungan tropis di Indonesiaterhadap penyakit DBD.

Demam berdarah, polimorfisme gen mannose binding lectin,Ciputat

AP-021Aplikasi inseminasi buatan dengan sperma sexingdalam meningkatkan produktivitas sapi dipeternakan rakyat

Muhammad Gunawan♥, Ekayanti Mulyawati Kaiin,Syahruddin SaidPusat Penelitian Bioteknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia(LIPI). Cibinong Science Center, Jl. Raya Bogor Km. 46 Cibinong-Bogor16911, Jawa Barat, Tel. +62-21-8754587, Fax. +62-21-8754588, ♥Email:[email protected]

Kebutuhan pangan dari protein hewani terutama dagingsapi sebesar 70%, susu sebesar 30% terpenuhi dari dalamnegeri dan sisanya masih impor. Produsen terbesar dagingdan susu masih dilakukan oleh peternakan rakyat yangharus terus ditingkatkan produktivitasnya melaluipeningkatan populasi dan mutu genetik yang unggul.Penelitian ini dilakukan untuk mengaplikasikan hasilproduksi sperma sapi sexing beku kerjasama PusatPenelitian Bioteknologi LIPI dengan Balai BesarInseminasi Buatan Lembang di Jawa Barat, BalaiInseminasi Buatan Daerah Tuah Sakato di Sumatera Baratdan Balai Inseminasi Buatan Daerah Punca di SulawesiSelatan. Produktivitas sapi di peternakan rakyat dalampenelitian ini dilakukan dengan mengukur nilai efisiensireproduksi pada sapi betina aseptor inseminasi buatanmenggunakan sperma sexing. Parameter nilai efisiensireproduksi berdasarkan nilai Service per Conception (S/C)dan Conception Rate (CR). Hasil yang diperolehmenunjukkan bahwa nilai rata-rata S/C sebesar 1,78 danCR sebesar 59,3%. Kesesuaian sperma sexing yang di IBdengan jenis kelamin anak yang dilahirkan diperoleh nilaisebesar 86,5% untuk sperma X (betina) dan 89,7% untuksperma Y (jantan).

Inseminasi buatan, sperma sapi sexing, produktivitas,efisiensi reproduksi

ABS. SEM. NAS. MASY. BIODIV. INDON., UI Depok, 20 Desember 2014, hal. 1-4514

AP-022Potensi nilai gizi tumbuhan pangan lokal PulauLombok sebagai basis penguatan ketahananpangan nasional

Immy Suci Rohyani♥, Evi Aryani, SuriptoProgram Studi Biologi, FMIPA,Universitas Mataram. Jl. Majapahit 62, Mataram, NTB. ♥Email :[email protected]

Di pulau Lombok terdapat beberapa jenis tumbuhan lokalyang dahulunya sering dimanfaatkan oleh masayarakatsebagai pangan alternatif. Pengetahuan masyarakat tentangtumbuhan pangan tersebut biasanya berasal daripengalaman hidup, pengetahuan dari turun temurun dankearifan lokal masyarakat yang perlu mendapat perhatiandalam upaya pemanfaatan yang berkelanjutan. Tujuan daripenelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan nilaigizi beberapa jenis tumbuhan pangan lokal yang dikenaldan sering dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai panganalternatif. Penelitian ini merupakan salah satu upayapelestarian tumbuhan pangan lokal untuk penguatanketahanan pangan nasional. Penelitian ini menggunakanenam jenis tumbuhan pangan lokal yang dipilihberdasarkan nilai skor dan bobot tertinggi terhadappengetahuan serta aktifitas pemanfaatan tumbuhan pangantersebut oleh masyarakat setempat. Metode yang digunakanuntuk mengetahui kandungan gizi pada tumbuhan lokaltersebut diantaranya yaitu pemanasan untuk uji kadar air(AOAC 1970; Renggana 1979), Kjeldhal untuk ujikandungan protein, spectrometri untuk uji karbohidrat,titrasi Yodium (Jacobs) untuk uji vitamin C dan AAS flameuntuk uji Ca (kalsium). Hasil yang diproleh bahwa buahjuwet/jamblang (Syzygium cumini) memiliki kadar air yangpaling tinggi diantara keenam jenis tumbuhan lokal yangdiuji, kondisi ini menyebabkan buah juwet/jamblangmemiliki daya simpan yang paling rendah. Kandungankarbohidrat dan vitamin C tertinggi ditemukan pada buahbune/buni (Antidesma burnius), karbohidrat yang tinggididuga berasal dari kadar glukosa hal ini ditandai denganrasa yang sangat manis pada buah tersebut. Umbi sabrang(Coleus tuberosa) memiliki kadar protein dan kalsium yangpaling tinggi sehingga umbi sabrang sangat baikdikonsumsi sebagai cemilan maupun pengganti nasi.

Gizi, pangan lokal, Pulau Lombok

AP-023Kandungan fitokimia beberapa jenis tumbuhanlokal yang sering dimanfaatkan sebagai bahanbaku obat

Immy Suci Rohyani♥, Evi Aryani, SuriptoProgram Studi Biologi, FMIPA,Universitas Mataram. Jl. Majapahit 62, Mataram, NTB. ♥Email :[email protected]

Suku Sasak merupakan masyarakat asli pulau Lombok.Masyarakat asli pulau Lombok masih mengandalkanbeberapa jenis tumbuhan lokal sebagai bahan baku obat.

Hasil penelitian sebelumnya menunjukan bahwa dari 62jenis tumbuhan obat lokal yang masih dikenal masyarakat,terdapat lima jenis tumbuhan obat lokal yang paling seringdigunakan dan memiliki nilai bobot dan skor tertinggidalam pemanfaatannya diantaranya adalah daun kelor(Moringa oleifera), daun pulai (Alstonia scholaris), daunciplukan (Physalis angulata), daun pegagan (Centellaasiatica) dan daun asam (Tamarindus indica). Penelitianini bertujuan untuk mengetahui kandungan fitokimia daribeberapa jenis tumbuhan obat lokal. Metode yangdigunakan dalam penapisan fitokimia dilakukan denganprosedur standar. Beberapa prosedur yang digunakandalam uji alkaloid adalah prosedur Rizk (1982). Ujisaponin dengan prosedur Forth, uji flafonoid denganprosedur Wilstater, uji steroid dengan prosedurLiebermann-Bunchard, uji terpenoid dengan prosedurSalkowski, uji antrakuinon dengan prosedur Borntrager’sdan uji Tanin. Hasil uji fitokimia menunjukan bahwa daunkelor dan daun ciplukan, positif mengandung semuasenyawa metabolit sekunder yang diujikan diantaranyaflavonoid, alkaloid, steroid, tanin, saponin, antrakuinon danterpenoid. Senyawa metabolit sekunder ini memiliki sifatantibakteri, pendenaturasi protein serta mencegah prosespencernaan bakteri, serta sebagai antimikroba dan antivirus

Uji fitokimia, tumbuhan obat, Pulau Lombok

AP-024Isolasi gen pengkode enzim palmitoyl acyl-carrierprotein thioesterase (PATE) dari mesokarp kelapasawit (Elaeis guineensis Jacq. var. tenera)

Ulima Darmania Amanda1,♥, Wahyu Purbowasito2

1. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Banten. Jl. Ciptayasa Km01 Ciruas-Serang 42182, Banten. Tel. +62-254281055, Fax. +62-254282507. ♥Email: [email protected]. Badan Standarisasi NasionalManggala wanabakti, Blok IV 3-4, Jl. Gatot Subroto, Senayan-Jakarta,10270

Perkebunan dan industri kelapa sawit (Elaies guineensisJacq. var. tenera) merupakan sektor unggulan Indonesiadalam ekspor non-migas nasional. Minyak kelapa sawit(MKS) mempunyai beragam komposisi dan jumlah asamlemak yang memengaruhi sifat fisika-kimia danmenentukan kegunaan MKS. Manipulasi kadar asam lemakmelibatkan gen-gen yang berperan dalam biosintesis asamlemak pada MKS. Gen PATE mengkode enzim PATEyang berperan dalam pembentukan asam palmitat.Tingginya kandungan asam palmitat dapat membatasipenggunaan minyak kelapa sawit. Isolasi gen PATEdilakukan dengan rapid amplification 3’-cDNA ends (3’-RACE). 474 bp.958 bp dan amplifikasi ujung 3’-cDNAmenghasilkan fragmen berukuran 958 bp dengan digestienzim dan sequencing menunjukkan kesesuaian dengansekuen acuan gen PATE (nomor akses AF147879.2).Verifikasi fragmen ukuran hasil pairwise alignmentmenunjukkan 97,10% dari 483 bp hasil sequencingmerupakan bagian dari gen PATE. .474 bp diligasi kedalam vektor pGEMT-Easy dan ditransformasi ke dalam

Abstrak Seminar Nasional MBI, UI Depok, 20 Desember 2014 15

Escherichia coli DH5958 bp dan Produk amplifikasi 3’-cDNA dengan ukuran Verifikasi DNA plasmidrekombinan melalui digesti enzim dan PCR belummenunjukkan adanya fragmen gen PATE. Isolasi genPATE pada daerah ujung 3’ telah berhasil dilakukan, akantetapi pengklonaan gen PATE ke dalam plasmid belumberhasil dilakukan.

Palmitoyl-ACP thioesterase (PATE), isolasi gen, kelapasawit, Elaeis guineensis, Tenera, rapid amplification cDNAends (RACE)

AP-025Persilangan tanaman lada untuk ketahananterhadap penyakit busuk pangkal batang

Rudi T. SetiyonoBalai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar (Balittri). Jl. RayaPakuwon-Parungkuda Sukabumi 43357, Jawa Barat. Tel. +62-266-7070941, Fax. +62-266-6542087. Email: [email protected]

Persilangan tanaman lada untuk ketahanan terhadappenyakit Busuk Pangkal Batang (BPB). Rendahnyaproduktivitas lada di Indonesia disebabkan oleh beberapafaktor, diantaranya disebabkan oleh serangan penyakitbusuk pangkal batang. Penyakit busuk pangkal batangdisebabkan oleh patogen Phytophthora capsici sampai saatini belum ada cara yang efektif untuk mengatasi penyakittersebut dan belum ada varietas lada yang tahan terhadappenyakit BPB. Seleksi dari hasil persilangan antara lada(Piper nigrum) budidaya dan lada liar diseleksi terhadappenyakit BPB dilakukan dirumah kaca dan didaerahendemik penyakit BPB. Seleksi ketahanan terhadappenyakit BPB dirumah kaca menggunakan metoda denganmenyiramkan zoospore patogen sebanyak 50mL/pohon/polybag dengan konsentrasi 6 x 106/mL. Seleksidilanjutkan di daerah endemik yaitu di lampung Timur.Hasil persilangan tanaman lada tahan penyakit BPBdiperoleh 3 nomor lada hibrida hasil pesilangan antaratanaman lada budidaya dengan spesies lada liar.

Piper nigrum, tahan BPB, Lada hibrida

AP-026Analisis ekspresi gen mioglobin sel punca PBMC(Peripheral Blood Mononuclear Cell)

Rini PuspitaningrumJurusan Biologi FMIPA, Universitas Negeri Jakarta, Jl. Pemuda No. 10,Rawamangun. Jakarta Timur. Email: [email protected]

Researchers found myoglobin distributed in rat lung tissueand brain normoxic green turtle. The results of this studyare very surprising and even a reference in a debate inDenmark world researchers of myoglobin. Some thingswhich are true whether myoglobin non-muscular tissuesfunction, whether myoglobin expression is indicative of anadaptive mechanism of cells to the environment, or is itpossible Myoglobin is a protein constitutively or house

keeping gene. Therefore, to answer all these questions isdesigned in a second study using stem cells PBMC(Peripheral Blood Mononuclear cryogenic Cell)preservation. These stem cells are also a forerunner offorming non-muscular tissue. Selection of stem cells as theobject of this research is the study of the existence of a newperspective and important function of myoglobin in thecells. The results of this study add to the ranks of importantinformation that stem cells also express mioglobin genes.These results were confirmed with a Beta Actin geneexpression as validation techniques lab work and HIF-1alpha gene. These results provide to understanding howadaptive body's protective response to the environment,complete understanding of the cell attempts maintainingand protecting oxygen homeostasis of cells against theenvironment. The results of this study in addition to beingthe basis for the implementation of the treatment ofdiseases, such as heart failure, kidney failure, cancer,anemia and other infectious diseases, but also can beimplemented to maintain/improve physical endurance,academic achievement and sports sciences.

Myoglobin gene expression, constitutive, house keepinggene, stem cells PBMC, Peripheral Blood mononuclear Cell,cryogenic reservations.

Biodiversitas Spesies

BO-001Keanekaragaman jenis burung di Petak 73 dan 78RPH Sarangan, BKPH Lawu Selatan, KabupatenMagetan, Jawa Timur

Wisnu Aji Suseno1,♥, Inna Listri Ani S.1,2, Rochmat JatiSaputro1, Ahmad Choirunnafi1,2, Prisca Anindya1,Firda Amelia1,2

1 Kelompok Studi Kepak Sayap Jurusan Biologi, Fakultas MIPA,Universitas Sebelas Maret Surakarta. Jl. Ir. Sutami36A Surakarta 57126,Jawa Tengah. Tel./Fax. +62-271-663375, ♥Email:[email protected] Kelompok Studi Biodiversitas, Jurusan Biologi, Fakultas MIPA,Universitas Sebelas Maret Surakarta, Jawa Tengah

Gunung Lawu merupakan salah satu kawasan denganekosistem unik karena gunung Lawu merupakan kawasanekoton, kawasan ini merupakan kawasan yang memisahkanantara kawasan Jawa bagian barat yang mempunyai kondisiekosistem yang cenderung basah, dengan Jawa Timur yangmemiliki kondisi ekosistem yang cenderung kering.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragamanjenis burung di lereng selatan Gunung Lawu. Penelitian inidilakukan di petak 73 dan 78 RPH Sarangan, BKPH LawuSelatan. Metode yang digunakan merupakan metode jelajahdengan pengamatan yang dilakukan pada pukul 06.00-10.00, dan 14.00-17.00. Dari penelitian yang dilakukan,ditemukan 43 jenis burung dari 17 famili.

Burung, keanekaragaman, Petak 73, Petak 78, Gunung Lawu

ABS. SEM. NAS. MASY. BIODIV. INDON., UI Depok, 20 Desember 2014, hal. 1-4516

BO-002Karakter pembungaan dan pembuahan jenis-jenismakaranga di Kebun Raya Bogor

Dharmawati F. Djam’an¹,♥, Danu¹,♥♥, NinaMindawati²,♥♥♥

¹Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan. Jl. Pakuan POBOX105 Ciheuleut, Bogor. Tel. +62-251-8327768, Email:♥[email protected], ♥♥[email protected],²Pusat Produktifitas Hutan TanamanJl. Gunung Batu No. 5, PO BOX133, Bogor16610. Tel. +62-251-8631238. Email: ♥♥♥[email protected]

Proses pembentukan bunga dan buah dalam siklus generatifsangat dipengaruhi oleh faktor internal (fisiologis) daneksternal (iklim). Penelitian bunga dan buah dilakukanterhadap 3 jenis makaranga yang berada di Kebun RayaBogor yang terletak di ketinggian 200 m dpl. dengankisaran suhu harian dari 26oC sampai 32oC dengan iklimatau hari hujan ± 14 hari setiap bulannya. Jenis-jenis yangdiamati Macaranga conifera Mull. Arg. asal SumatraBarat, Macaranga gigantean Mull. Arg. dan Macarangapruinosa Mull. Arg.asal sulawesi tenggara, masing-masingjenis diwakili oleh 1 pohon dan 5 ranting tiap pohonnya.Periode pembungaan dan pembuahan M. conifer 178 hari,M. gigantean 123 hari dan M. pruinosa 84 hari. Apabiladilihat dari jumlah hari yang diperlukan untuk masapembungaan dan pembuahan ke tiga jenis makaranga inimempunyai perbedaan dimana untuk M. coniferaterpanjang 6 bulan, M. pruinosa 5 bulan dan terpendek M.gigantean 2 bulan. Sedangkan masa vegetatif terpendekdimiliki oleh jenis M. pruinosa kurang dari 2 bulan.

Macaranga, siklus generatif, iklim

BO-003Biodiversitas hutan Nantu sebagai sumber obattradisional Masyarakat Polahi di KabupatenGorontalo

Sukirman RahimJurusan PGSD, Fakultas Imu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo,Jl. Jenderal Sudirman No. 6 Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo,Indonesia. Tel. +62-435-821125 Fax.+62-435-821752. Email:[email protected]

Hutan Nantu-Boliyohuto berada pada ketinggian antara200-2065 m dpl. dengan luas 63.523 ha, merupakankawasan yang terdiri atas Suaka Margasatwa (SM) Nantuseluas 33.891 ha. Hutan Nantu memiliki keanekaragamanhayati yang sangat tinggi yang bersumber darikeanekaragaman tumbuhan yang terdapat pada kawasan iniantara lain Caryota mitis, Cycas rumphii, dan Livistoniarotundifolia atau daun woka (termasuk dalam appendix IICITES), Macaranga crassistipulosa, Elmerillia ovalis,Terminalia celebica, Diospyros hebecarpa (endemikSulawesi), rao (Dracontomelon dao) dan nantu (Palaquiumobovatum), serta anggrek raksasa (Grammatophyllumspeciosum). Tumbuhan yang terdapat di kawasan ini seringdimanfaatkan oleh masyarakat polahi salah satunyadimanfaatkan sebagai sumber obat tradisional untuk

menyembuhkan berbagai macam penyakit sepertimengobati luka, sakit panas, dan bahkan racikan daritumbuhan yang bersumber dari kawasan hutan inidigunakan dalam persalinan masyarakat polahi. Metodeyang akan digunakan yakni metode survey denganpendekatan kualitatif. Data yang akan digunakan berupadata sekunder dan primer yang dapat diperoleh di lapangandan studi literatur hasil penelitian sebelumnnya. Hasilpenelitian ini memberikan informasi mengenai jenis-jenistumbuhan penyusun utama vegetasi kepada masyarakatsekitar untuk kemudian dapat memanfaatkannya sebagaisumber obat tradisional tanpa meninggalkanpelestariannya.

Biodiversitas, Hutan Nantu, obat tradisional

BO-004Keragaman ikan hias di lahan gambut CagarBiosfer Bukit-Batu, Provinsi Riau

Melta Rini Fahmi♥, Rendy Ginanjar dan Rubi VidiaKusumahBalai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias. Jl Perikanan No.13 Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat. ♥Email: [email protected]

Lahan gambut merupakan lahan marginal yang saat iniberada pada status terancam, kerena degradasi lingkungandan alih fungsi lahan. Penelitian ini dilakukan untukmenganalisa potensi ikan hias dilahan gambut yang masihalami dan yang telah terkonversi menjadi hutan tamananindustry. Penelitian dilakakan dengan pengambilan sampelikan di zona transisi, zona penyangga dan zona intidisamping itu juga dilakukan wawancara dengan nelayanpenangkap ikan di lokasi tersebut. Ikan yang telahdikoleksi selanjutnya diidentifikasi dan dilakukan analisispotensinya sebagai ikan hias. Hasil yang diperolehmenunjukkan zona inti memiliki keragaman ikan hias yangpaling tinggi dibandingkan dengan zona lainnya. Ikan-ikanyang teridentifikasi memiliki potensi sebagai ikan hias;Pangio kuhlii, Rasbora maculata, Rasbora doriocellata,Rasbora gracilis, Rasbora pauciferforata, Puntiuspentazona, Puntius hexazona, Chaca bankanensis,Silurichthys hasselti, Silurichthys phaiosoma, Kryptoterusmacrocephalus, Pelteobagus ornatus, Hemiramphorodon,Leiocassis porcilopterus, Mystus bimaculatus,Luciocephalus pulcer, Crossochelius oblongus, Osteochilusspilurus, Sphairichthys ospronemodes, Belontia haselty,sedangkan jenis Helostoma temminckii, Channapleurophthalamus, Channa striata merupakan ikankonsumsi.

Lahan gambut, keragaman ikan hias, Cagar Biosfer BukitBatu

BO-005Keragaman Gastropoda di Gili Rengit, Sekotong,Lombok Barat, Indonesia

Abstrak Seminar Nasional MBI, UI Depok, 20 Desember 2014 17

Gravinda Widyaswara♥, Anita Dyah Kurniasari, DitaKanti Maharani, Denya Salsabila, Faruk RokhmanArdi Putra, Risnelli, Nur Fadly Ikram, Aqmarina FitriRamadhani, Fatmi Nurmalasari Hayun, Lia Mar’atusSholeha, Widya Fratiwi, Muhammad Zusron1 Kelompok Studi Kelautan, Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada,Yogyakarta 55284, Indonesia. ♥Email: [email protected],[email protected] Program Studi Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Mataram, NTB.Email: [email protected]

Gili Rengit merupakan salah satu pulau di Sekotong,Kabupaten Lombok Barat, Indonesia yang memilikisubstrat berupa pasir dan pada zona intertidalnya mayoritasberupa death coral. Salah satu organisme laut yangmenghuni zona intertidal adalah gastropoda. Studimengenai keanekaragaman Gastropoda di Gili Rengit telahdilakukan pada bulan September 2014 oleh Tim EkspedisiKelompok Studi Kelautan Fakultas Biologi UniversitasGadjah Mada Yogyakarta. Penelitian ini menggunakanpurposive sampling method pada sisi barat pulau dari ujungselatan sampai ujung utara pada zona intertidal. Tujuanpenelitian ini adalah untuk mengetahui kearagamanGastropoda di wilayah tersebut. Dalam penelitian inididapatkan 17 spesies Gastropoda yang terdiri dari 6spesies anggota Famili Cypraeidae, 9 spesies anggotaFamili Conidae, dan 1 spesies anggota FamiliFasciolariidae, 1 spesies anggota Famili Mitridae dan 1spesies anggota Famili Bursidae. Minimnya spesies yangditemukan di wilayah tersebut dipengaruhi oleh substratberupa death coral yang menyediakan sedikit nutrient dantempat tinggal, sehingga hanya sedikit gastropoda yangdapat hidup di zona intertidal Gili Rengit.

Gastropoda, Gili Rengit, keragaman

BO-006Keanekaragaman Moluska di Pantai Krakal,Gunung Kidul, Yogyakarta

Faruk Rokhman Ardi Putra♥, Yusqi Taufiqur Rohman,Gian Aditya Pertiwi, Muhammad Zusron, AbdullahLanggeng, Farah Mawar Firdausi, Sulhan Etfanti, IkaNur Cahyani, Khoirun An Nisaa, GravindaWidyaswara, Anita Dyah Kurniasari, Dita KantiMaharani, Denya Salsabila, RisnelliKelompok Studi Kelautan, Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada,Yogyakarta 55284, Indonesia. ♥Email: [email protected],[email protected]

Pantai Krakal merupakan salah satu pantai pasir putih diYogyakarta; terletak di Desa Ngestirejo, KecamatanTanjungsari, Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta,Indonesia. Pantai ini memiliki garis pantai sepanjang 700m dan zona intertidal yang landai dan luas. Pantai inimemiliki substrat algae, lamun, coral dan sebagian kecilbebatuan. Salah satu penghuni zona intertidal tersebutadalah moluska. Keanekaragaman moluska di PantaiKrakal masih belum banyak diketahui. Penelitian inidilakukan di zona intertidal Pantai Krakal pada bulan Mei2014 oleh Kelompok Studi Kelautan Fakultas Biologi

Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dengan tujuan untukmengetahui keanekaragaman moluska di Pantai Krakal.Metode yang digunakan adalah metode transek kuadratdengan 10 garis transek yang terdiri dari 5 plot dan masing-masing plot berjarak 5 m. Spesies yang ditemukanberjumlah 37 dari 24 famili. Spesies yang paling melimpahadalah Mitra lamelosa sebanyak 162. Indeks keragaman(H) diperoleh adalah 2,61; indeks kemerataan (J) 0,65; danindeks kekayaan (D) 12,91. Ketiga indeks inimengindikasikan bahwa keanekaragaman moluska diPantai Krakal Gunung Kidul berada pada kondisi yangbaik.

Moluska, Pantai Krakal, keanekaragaman

BO-007Keragaan kopi exselsa hasil eksplorasi diKabupaten Meranti

Laba Udarno♥, Budi Martono, Rudi T. SetiyonoBalai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar. Jl. Raya Pakuwon-Parungkuda Sukabumi 43357, Jawa Barat. Tel.. +62-266-7070941, Fax.+62-266-6542087. ♥Email: [email protected]

Kopi excelsa merupakan salah satu jenis kopi yangdibudidayakan di Indonesia dan tanaman ini merupakanintroduksi untuk ditanam di dataran rendah, produksi kopiexcelsa rendah dan citarasanya asam sehingga kurangdisukai. Secara morfologi kopi excelsa mempunyaikemiripan sifat dengan kopi liberika. Kopi excelsa dapatdigunakan sebagai batang bawah karena mempunyai sifatperakaran yang kuat, tahan terhadap nematoda dan lahangambut. Kegiatan eksplorasi dilaksanakan di enamkecamatan, yaitu Kecamatan Rangsang Pesisir, RangsangBarat, Rangsang, Tebing Tinggi Barat, Tebing TinggiTimur, dan Pulau Merbau pada bulan Juli 2013. Eksplorasidilakukan dalam bentuk wawancara langsung denganpetani. Metode pengambilan contoh maupun datadilakukan secara acak (random). Masing-masing aksesiterpilih diamati karakter morfologinya yaitu bentuk daun,panjang daun, lebar daun, ujung dan pangkal daun,permukaan daun, bentuk dan ukuran buah dan lain-lain.Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui keragamangenetik plasma nutfah kopi exselsa di desa Kedaburapat,Kecamatan Rangsang Pesisir, Kabupaten Meranti ProvinsiRiau. Hasil eksplorasi terkumpul sebanyak 15 nomor aksesiplasma nutfah kopi exselsa. Dari 15 nomor aksesi memilikiwarna daun muda hijau kemudian hijau tua mengkilat.Bentuk daun membulat dengan ujung daun tumpul,pangkalnye meruncing, tepi daun rata, permukaan daun 11nomor aksesi agak bergelombang dan 4 nomor aksesibergelombang. Ukuran buah ada yang pendek, sedang danpanjang dengan bentuk buah 9 nomor aksesi bulat kecil, 5nomor aksesi bulat sedang dan 1 nomor aksesi bulat besar.Jumlah cabang primer antara 3-12 cabang, jarak antardompol 2,2-4,7 cm dan jumlah buah per dompol 4-17,4buah.

Kopi exselsa, eksplorasi, aksesi, morfologi

ABS. SEM. NAS. MASY. BIODIV. INDON., UI Depok, 20 Desember 2014, hal. 1-4518

BO-008Eksplorasi dan karakterisasi tanaman penyedaprasa mekai di Kabupaten Bulungan, KalimantanUtara

Nurbani, Sumarmiyati♥

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Timur. Jl. P.M.Noor Sempaja, Samarinda 75119, Kalimantan Timur. Tel. +62-541-220857, ♥Email: [email protected]

Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara denganluas wilayah 13.181.92 km2 banyak menyimpankeanekaragaman hayati (biodiversitas), antara lain adalahtanaman mekai. Tanaman ini banyak tersebar di daerah-daerah pedalaman dan kawasan hutan Kalimantan Utarayang merupakan habitat alami tanaman tersebut. Adanyaeksploitasi hutan dan industri perkayuan yang semakinmeningkat, kebakaran hutan, alih fungsi lahan, pembukaanhutan untuk perkebunan, tambang dan pemukiman, makaspesies-spesies tanaman asli dikhawatirkan akanmengalami kepunahan. Sebagian masyarakat Suku Dayaksetempat sudah mengusahakan dan memanfaatakantanaman Mekai sebagai bahan penyedap rasa alami tetapibelum terinventarisasi dan dibudidayakan dengan baik.Oleh karena itu perlu adanya upaya perlindungan daninventarisasi tanaman rempah mekai sebagai pengetahuantradisional dalam rangka pengembangan lebih lanjut.Kegiatan eksplorasi dilakukan di Kec. Tanjung Selor.Kegiatan yang dilakukan meliputi: (i) Eksplorasi, (ii)Karakterisasi, dan (iii) Data direkap dalam data paspordiikuti dengan dokumentasi data.

Eksplorasi, karakterisasi, tanaman mekai, KabupatenBulungan

BO-009Karakteristik pertumbuhan dan komponen buahpala Sukabumi

Nana Heryana♥, Handi SupriadiBalai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar. Jl. Raya Pakuwon-Parungkuda Sukabumi 43357, Jawa Barat. Tel.. +62-266-7070941, Fax.+62-266-6542087. ♥Email: [email protected]

Tanaman pala merupakan salah satu komoditas perkebunanyang mempunyai nilai ekonomi tinggi sehingga banyakdiusahakan oleh petani di Sukabumi. Penelitian untukmenganalisis karakteristik pertumbuhan dan komponenbuah pala asal Sukabumi dilakukan pada bulan Januarisampai Desember 2011 di 10 desa yang terdapat diKabupaten Sukabumi, yaitu Desa Buni Wangi (150 mdpl.)., Sukatani (457 m dpl.), Lebak Sari (465 m dpl.),Cikiray (520 m dpl.), Sukamantri (525 m dpl.), Cikareo(530 m dpl.), Kalaparea (540 m dpl.), Cibentang (625 mdpl.), Cibalong (635 m dpl.) dan Mangkalaya (675 m dpl.).Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah surveypada pertanaman pala milik petani berumur 40-50 tahun.Jumlah pohon sampel di setiap lokasi (desa) adalah 10pohon. Parameter yang diamati adalah karakterpertumbuhan dan komponen buah pala. Data yang

terkumpul dianalisis nilai rata-rata dan koefisienkeragamannya. Hasil penelitian menunjukkan pala asalSukabumi mempunyai tinggi tanaman 15,25-22,17 m,bentuk tajuk silindris dan piramidal, bentuk buah lonjongdan oval, bobot buah 40,32-62,11 g, bobot biji basah 7,51-11,14 g, bobot fuli basah 0,52-1,04 g dengan potensiproduksi 3.000-5.000 buah/pohon/tahun.

Myristica fragrans, karakteristik, pertumbuhan, komponenbuah, Sukabumi

BO-010Keanekaragaman Coccinellidae predator dan kutudaun (Aphididae spp.) pada ekosistem pertanamancabai

Novri Nelly♥, Yaherwandi, EfendiProgram Pascasarjana Universitas Andalas, Jurusan HPT, FakultasPertanian, Universitas Andalas, Kampus Unand Limau Manis, Padang25163, Sumatera Barat. Tel. +62-751-72701/Fax. +62-751 72102. ♥Email:[email protected]

Pemanfaatan Coccinellidae predator sebagai agenspengendali hayati dipengaruhi oleh banyak faktordiantaranya tingkat keanekaragaman dan keberadaanmangsa. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengantujuan untuk mempelajari keanekaragaman Coccinellidaepredator dan kutu daun (Aphididae spp.) sebagai mangsapada ekosistem pertanaman cabai. Data keanekaragamanspesies dianalisis menggunakan indeks Shannon-Wienerdan kemerataan spesies dianalisis dengan indeks Simpson.Perbedaan tingkat keanekaragaman pada masing-masinglokasi penelitian ditentukan dengan program Primer versi 5For Window. Pada penelitian ini ditemukan sebanyak 10spesies Coccinellidae predator dan 6 spesies kutu daun.Spesies Coccinellidae predator yang paling melimpahadalah Menochilus sexmaculatus (Fabricius) (Coleoptera:Coccinellidae) sedangkan Aphis gossypii (Glover)(Homoptera: Aphididae) menjadi spesies kutu daun yangpaling melimpah diantara enam spesies lainnya.

Keanekaragaman, Coccinellidae predator, Aphididae

BO-011Identifikasi dan karakterisasi tanaman enau(Arenga pinnata Merr.) di Kabupaten Gayo Lues

Istino Ferita♥, Tawarati, Zulfadly SyarifProgram Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, UniversitasAndalas, Kampus Limau Manih-Padang 25163, Sumatera Barat,Indonesia. Tel. +62-751-72701, Fax. +62-751-72702, ♥ Email:[email protected]

Tanaman enau (Arenga pinnata) merupakan plasma nutfahyang mempunyai nilai ekonomis tinggi dan multi manfaat,antara lain sebagai sumber energi terbarukan (bioetanol).Penelitian tentang identifikasi dan karakterisasi tanamanenau di kabupaten Gayo Lues Aceh bertujuan untukmendapatkan informasi tentang keragaman morfologi

Abstrak Seminar Nasional MBI, UI Depok, 20 Desember 2014 19

tanaman enau yang ada di Kabupaten Gayo Lues, sebagailangkah awal dalam pelestarian plasma nutfah dalamprogram pemuliaan tanaman serta pengembangan tanamanini untuk masa yang akan datang. Penelitian inimenggunakan metode survey dimana pengambilan sampeldilakukan secara sengaja (purposive sampling) yangberlangsung mulai Juli hingga September 2014. Kegiatanidentifikasi dilakukan pada lima kecamatan yaitu:Blangkejeren, Rikit Gaib, Blang Jeranggo, Dabun Gelang,dan Putri Betung, dan masing-masing kecamatan diambil10 tanaman. Data dikumpulkan melalui wawancara denganmasyarakat, instansi terkait, serta pengamatan danpengukuran langsung pada karakter morfologi tanamanenau di lokasi. Data hasil pengamatan karakter morfologidianalisis secara deskriptif, variabilitas fenotipiknyamenggunakan standar deviasi, dan analisis kekerabatanmenggunakan program NTSYS ver 2.02. Hasil penelitianini menunjukkan bahwa identifikasi karakter morfologitanaman enau dari lima kecamatan cukup bervariasi yangmembentuk dua kelompok baik pada karakter kualitatifmaupun karakter kuantitatif. Karakter kuantitatif umumnyamempunyai variabilitas fenotipik yang luas dan karakterkualitatif mempunyai variabilitas sempit.

Identifikasi, enau, Arenga pinnata, plasma nutfah

BO-012Keanekaragaman teripang pada ekosistem lamundan terumbu karang di Kepulauan Bira Besar,Kepulauan Seribu Utara, Jakarta

Ratna KomalaJurusan Biologi FMIPA, Universitas Negeri Jakarta, Jl. Pemuda No. 10,Rawamangun. Jakarta Timur. ♥Email: [email protected]

Teripang memiliki peranan penting secara ekonomis karenakandungan nutrisinya yang tinggi, dan dapat dimanfaatkansebagai bahan baku obat-obatan karena mengandung asamlemak tak jenuh juga senyawa anti bakteri yang pentingbagi kesehatan manusia. Sedangkan secara ekologisberperan sebagai deposit feeder, penyedia bahan makananuntuk biota laut. Pulau Bira Besar merupakan salah satudaerah persebaran teripang di Indonesia. Tujuan penelitianyaitu untuk mengetahui kelimpahan dan keanekaragamanjenis teripang dan mengetahui pengaruh beberapaparameter lingkungan terhadap keanekaragamannya padaekosistem lamun dan terumbu karang di Pulau Bira Besar,Kepulauan Seribu. Penelitian dilakukan pada bulanNovember sampai Desember 2012 di perairan Bojonegara,Teluk Banten, Metode penelitian adalah deskriptif dengandesain survey dan teknik pengambilan sampel secarapurposive sampling. Analisis data dilakukan secaradeskriptif sedangkan hubungan antara beberapa parameterlingkungan dengan keanekaragaman makrozoobenthosdigunakan Princi[al Component Analysis (PCA) . Hasilpenelitian diperoleh sebanyak 4 jenis teripang dari 2 famili,komposisi jenis teritinggi yaitu jenis Holothuria atra(55%), dan terendah yaitu Holothuria leucospilota,Keanekaragaman teripang pada ekosistem lamun tergolong

rendah sedangkan pada ekosistem terumbu karangtergolong sedang. Beberapa arameter lingkungan yangmempengaruhi keanekaragaman jenis teripang adalahkekeruhan, orthofosfat, oksigen terlarut, suhu dan BOD.

Teripang, keanekaragaman, Pulau Bira Besar

BO-013Keragaman mikrofungi pada tanaman kacang-kacangan dari Nusa Tenggara Timur

Nilam Fadmaulidha Wulandari♥, Fauziyah Syarif1Indonesian Culture Collection (InaCC), Pusat Penelitian Biologi,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Cibinong Science Center,Jl. Raya Jakarta Bogor Km 46 Cibinong, Bogor 16911, Jawa Barat. Tel.:+62-21-876156. Fax. +62-21-8765062. ♥Email: [email protected] Botani, Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu PengetahuanIndonesia (LIPI). Cibinong Science Center, Jl. Raya Jakarta Bogor Km 46Cibinong, Bogor 16911, Jawa Barat.

Nusa Tenggara Timur adalah salah satu pulau di Indonesiayang kaya akan beragam kacang-kacangan. Penelitian inibertujuan untuk mengetahui biodiversitas dari mikrofungidan mengisolasi mikrofungi yang terdapat pada kacang-kacangan. Lama penelitian dari bulan September-November 2014. Karakter morfologi dilaksanakan denganmengidentifikasi mikrofungi dengan menggunakanmikroskop. Isolasi dengan metode masa spora dan metodesecara langsung digunakan untuk mendapatkan mikrofungipada daun dan buah dari kacang-kacangan. Karakter kulturmenggunakan media PDA (Potato Dextrose Agar), MaltExtract Agar (MEA) dan Corn Meal Agar (CMA) untukfungi yang dapat dikultur. Tujuh mikrofungi telahditemukan selama penelitian ini, diantaranya i.e. Alternariasp., Cladosporium sp., Collectotrichum sp., Curvularia sp.,Fusarium sp., Oidium sp., rust, fungi dan jamur lain yangberasosiasi dengan tanaman kacang-kacangan. Pada saat inilebih banyak kultur diusahakan untuk kerja molekuler kedepan.

Jamur embun, jamur jelaga, kacang-kacangan, karaktermorfologi, rust

BO-014Keanekaragaman mikrofungi yang berasosiasidengan tanaman hias di Cibinong, KabupatenBogor

Nilam Fadmaulidha WulandariIndonesian Culture Collection (InaCC), Pusat Penelitian Biologi,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Cibinong Science Center,Jl. Raya Jakarta Bogor Km 46 Cibinong, Bogor 16911, Jawa Barat. Tel.:+62-21-876156. Fax. +62-21-8765062. ♥Email: [email protected]

Tanaman hias banyak dikoleksi dan digemari karenakeindahan bunga dan daunnya. Sayang sekali, tidak jarangpada tanaman hias ini ditemukan beberapa spot daun jamurdan asosiasinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuimikrofungi yang terdapat pada tanaman hias di Cibinongdan sekitarnya, Kabupaten Bogor. Survey dilakukan pada

ABS. SEM. NAS. MASY. BIODIV. INDON., UI Depok, 20 Desember 2014, hal. 1-4520

tanaman hias selama bulan April-November 2014 diCibinong dan sekitarnya. Karakter morfologi dilakukandengan menggunakan mikroskop. Lima jamur telahditemukan pada beberapa tanaman hias, di antaranyaColletotrichum spp., Curvularia spp., Cercospora sp.,Sporidesmium sp. dan Phyllosticta sp. Colletotrichum spp.ditemukan pada beberapa tanaman hias, diantaranyaCordyline spp., Neoregelia sp., Philodendron sp., danSansevieria sp. Isolasi lebih banyak kultur sedangdilakukan untuk kerja molekuler kedepan.

Cibinong, Collectotrichum sp., karakter morfologi, spotdaun, tanaman hias

BO-015Tumbuhan pewarna alami batik Jambi diKelurahan Olak Kemang, Kecamatan DanauTeluk, Kota Jambi

Try Susanti♥, Suraida, Muntholib, Zeni Okta YantiProgram Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,Institut Agama Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, Jl. Jambi-Muara Bulian Km.16 Simpang Sungai Duren, Kab. Muaro Jambi.Tel./Fax. +62-741-582573, ♥Email: [email protected]

Penelitian ini dilakukan di sentra batik Jambi di KelurahanOlak Kemang, Kecamatan Danau Teluk, Kota Jambi.Tumbuh-tumbuhan yang digunakan sebagai pewarna alamibatik hanya diketahui oleh orang tua atau pengrajinsetempat saja, sehingga dalam kehidupan sehari-haripengetahuan tentang tumbuhan yang bisa digunakansebagai pewarna alami batik kurang berkembang.Mengingat pentingnya hal ini sebagai warisan budayaleluhur, sehingga perlu digali kembali pengetahuanetnobotani jenis-jenis tumbuhan pewarna alami batikJambi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuietnobotani dari jenis-jenis tumbuhan yang digunakansebagai pewarna alami batik Jambi dan pengetahuanmasyarakat terhadap pemanfaatan tumbuhan tersebut.Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif kualitatifdan pengambiln sampel responden ditentukan secarapurposive sampling berdasarkan gender. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa terdapat 14 spesies tumbuhan yangdimanfaatkan sebagai bahan pewarna alami batik yangterdiri dari 12 famili. Spesies yang paling dominandigunakan adalah kayu bulian (Eusideroxylon zwagerii T.).Organ tumbuhan yang digunakan sebagai pewarna alamibatik terdiri dari batang,kulit batang, akar, kulit akar, kulitbuah dan daun. Organ daun merupakan bagian tumbuhanyang paling banyak dimanfaatkan dengan persentasesebesar 48% dari seluruh bagian yang digunakan.Pengolahan organ-organ tumbuhan tersebut dengn caradihaluskan untuk daun dan dipotong kecil-kecil untukorgan lainnya. Sumber perolehan spesies tumbuhan banyakberasal dari pekarangan rumah penduduk. Pengetahuanmasyarakat Olak Kemang mengenai tumbuhan yangdigunakan untuk pewarna alami batik berasal dari orangtua,pengalaman dan berguru.

Etnobotani, Olak Kemang, pewarna alami batik

BP-001Diversitas jamur endofit pada tumbuhanmangrove

SuciatmihBidang Mikrobiologi, Pusat Penelitian Biologi, Lembaga IlmuPengetahuan Indonesia (LIPI). Cibinong Science Center, Jl. Raya JakartaBogor Km 46 Cibinong, Bogor 16911, Jawa Barat, Jawa Barat. Email:[email protected]

Jamur endofit telah ditemukan di hampir semua keluargatumbuhan, yang diwakili oleh banyak spesies di daerahiklim yang berbeda di dunia. Tujuan penelitian adalahuntuk mengisolasi dan mengidentifikasi jamur endofit yangmengolonisasi tumbuhan mangrove yang tumbuh di PantaiSampiran dan Pulau Bunaken, Sulawesi Utara. Isolasijamur endofit dilakukan dengan cara direct planting. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa 69 isolat jamur endofitberhasil diisolasi dari akar, daun dan ranting tumbuhanmangrove. Dari 69 isolat jamur yang terisolasi, 19 isolat(28%) berhasil diidentifikasi sampai spesies, 21 isolat(30%) sampai marga (genus) dan 29 isolat (42%) tidakmemiliki spora aseksual sehingga tidak dapat diidentifikasisecara mikroskopis dan kemudian diklasifikasikan sebagaiisolat yang belum teridentifikasi (unidentified). Jamurendofit yang terisolasi termasuk dalam kelompokAspergillus, Colletotrichum, Fusarium, Guignardia,Penicillium, Pestalotiopsis, Phomopsis, Talaromyces danTrichoderma. Dapat disimpulkan bahwa tumbuhanmangrove yang tumbuh di Pantai Sampiran dan PulauBunaken, Sulawesi Utara terkolonisasi jamur endofit.Jamur endofit Talaromyces leycettanus mungkinmerupakan informasi baru dari tumbuhan mangrove.

Diversitas, jamur endofit, tumbuhan mangrove

BP-002Keragaan sumber daya genetik tanaman di KebunVisitor Plot Jembrana, Bali

Ida Bagus Aribawa, I Gusti Komang Dana Arsana♥

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bali. Jl. By Pass NgurahRai Pesanggaran, Denpasar Selatan, Bali 80222. Tel. +62-361-720498.Fax. +62-361-720498. ♥Email: [email protected]

Keberhasilan penelitian dan pengkajian apabila teknologiyang dihasilkan tersebut telah diadopsi pengguna olehkarena itu upaya menginformasikan, mensosialisasikan danmengkomunikasikan hasil-hasil litkaji tersebut melaluiberbagai metode diseminasi yang tepat dan efisien yangsalah satunya melalui kegiatan visitor plot/petakpercontohan perlu dilakukan. Metodelogi yaitu denganmembuat visitor plot. Lokasi kegiatan pengkajian visitorplot yang dilakukan dengan konservasi Sumber dayagenetik karakterisasi kuantitatif sumber daya genetiktanaman langka dilaksanakan di kebun koleksi Sumberdaya genetik di Sawe, kelurahan Dauh Waru, kecamatanNegara, kabupaten Jembrana. Hasil pengkajianmenunjukkan. Sumber daya genetik tanaman terdiri dariJeruk Bali, Badung dan tanaman Boni. Kemiri, Pangi,

Abstrak Seminar Nasional MBI, UI Depok, 20 Desember 2014 21

Klecung, Majegau dan Mundeh. Blimbing Buluh, Cereme,Sentul, Juwet, Kemuning, Keliki, Tiga Kancu, Cempakadan Jeruk Siam, Bila (Aegle marmelos), Manggis (Garciniamangostana), Nagasari (Mesua ferrea), Pinang (Arecacathecu), Cendana (Santalum album) dan Sawo Kecik(Manilkara kauki). Sumber daya genetik mempunyaiperanan sangat penting, karena merupakan sumber sifatketurunan yang dapat dimanfaatkan dan dikembangkanatau dirakit untuk menciptakan jenis unggul atau kultivarbaru. Beberapa jenis Sumber daya genetik tanaman yangdikonservasi dan dikarakterisasi di kebun diantaranya JerukBali, Badung, Boni, Mundeh, Majegau, Pangi, Klecung,Belimbing Wuluh, Cerme, Kemuning, Kliki, Tiga Kancu,Juwet, Nagasari, Bila, Cendana, Pinang, Manggis danSumber daya genetik lainnya. Tinggi bibit yang ditanambervariasi, Nagasari antara 15-30 cm; Cendana antara 15-20 cm; Sawo Kecik antara 20-25 cm.

Keragaan, sumber daya genetik, kebun, visitor plot

BP-003Keragaan sumber daya genetik tanaman bungadan tanaman hias di lahan pekarangan sebagaibahan upacara adat di Bali

I Gusti Komang Dana ArsanaBalai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bali. Jl. By Pass NgurahRai Pesanggaran, Denpasar Selatan, Bali 80222. Tel. +62-361-720498.Fax. +62-361-720498. Email: [email protected]

Tanaman bunga dan tanaman hias adalah bagian darikehidupan orang Bali. Tanaman bunga adalah tanamanyang dapat dipanen bunganya, untuk daerah Bali tanamanbunga sangat diperlukan untuk kegiatan sehari hari atau 2mingguan. Bunga digunakan sebagai sarana upacarakeagamaan. Pengkajian dilakukan dengan survey di lahanpekarangan petani dari bulam Mei-Desember 2013. Surveydilaksanakan di Kabupaten Badung, Tabanan, Jembrana,Buleleng, Bangli, Gianyar, Klungkung, Karangasem danKota Madya Denpasar. Tujuannya adalah untukmengetahui keberadaan varietas tanaman bunga yang adadi seluruh Bali. Survey dilakukan dengan cara melakukanpencatatan secara langsung di lahan pekarangan. Hasilsurvey telah didapat sebanyak 36 jenis tanaman bunga yangdominan adalah bunga kamboja yang tertinggi jumlahnya.Tanda tanda bunga kamboja adalah batang putihkecoklatan, tinggi 3 m, batang bersisik, cabang banyak.Daun berbentuk memanjang,bunga berwarna, merah, putih,kuning, bercabang banyak dan akar serabut, Daunberbentuk memanjang,bunga berwarna merah, putih,kuninh, bercabang banyak dan akar serabut. Bunga putihdengan percabangan yang pendek. Bunga berwarna kuningkeputih-putihan percabangan panjang. Bunga agak besarberwarna merah,kuning dan putih, bunga berwarna putihkekuning-kuningan, bau harum, warna bunga putih pohonberwarna putih, warna bunga putih dan harum, daun lebar,bunga putih, bau harum. Dalam penelitian ini didapatkansebanyak 36 jenis tanaman bunga dan tanaman hias dikebun petani, di antaranya adalah: kamboja (156),kembang kertas (17), anggrek (20), mawar (4), pandan (37)

, teleng biru (1), bakung (2), cempaka (24), siulan (1),Rumput jepang (1), Jempiring (29), Melati (4), Pohon ee(1), Wijaya kusuma (1), Nusa Indah (14), sandat (22), pakis(5), soka (17), srigading (1), merak (1), palem botol (3),pucuk (6), punut (1), wahong (1), kaktus (1), perasi (1),lavender (1), sakura (1), dan bunut (1). Tanaman bungayang paling dominan di Bali adalah tanaman kamboja(jepun).

Sumber daya genetik, tanaman bunga, upacara adat danberkelanjutan

BP-004Inventarisasi padi lokal di Kecamatan Ciater,Kabupaten Subang, Jawa Barat

Wage Ratna Rohaeni1,♥, Tri Hastini2

1 Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. Jl. Raya 9 Sukamandi, Subang41256, Jawa Barat. Tel.: +62-260-520157. Fax.: +62-260-520158. ♥Email:[email protected] Balai Pengkajian Teknologi Jawa Barat, Lembang-Bandung Barat, JawaBarat

Padi lokal merupakan sumberdaya genetik yang sangatpenting untuk dijaga kelestariannya untuk bahan dasarkegiatan pemuliaan padi. Kelestarian padi lokaldikhawatirkan akan semakin tersisih dengan adanyapenyebaran varietas unggul baru yang memilikikeunggulan lebih genjah dan produktivitas lebih tinggi.Ciater merupakan salah satu kecamatan di KabupatenSubang dimana petaninya masih menanam jenis-jenis padilokal, namun belum terinventarisasi keberadaannya.Inventarisasi plasma nutfah adalah bagian dari kegiatanpengelolaan plasma nutfah yang berfungsi untuk mendatakeberadaan dan jenis plasma nutfah, sehingga apabilasewaktu-waktu terjadi erosi genetik, kita masih memilikidatabase plasma nutfah serta propagulnya gunamelestarikan sebuah plasma nutfah. Penelitian ini bertujuanuntuk menginventarisasi dan mengoleksi gabah padi lokaldi kecamatan Ciater. Kegiatan dilaksanakan pada bulanMaret-Juni 2014. Kegiatan eksplorasi berhasilmenginventarisasi plasma nutfah padi lokal di KecamatanCiater sebanyak 19 aksesi yang terdiri dari 4 aksesi ketanhitam, 4 aksesi ketan putih, 3 aksesi beras hitam, 2 aksesiberas merah, dan 8 aksesi beras putih. Padi lokal tersebardisemua desa kecuali desa Ciater. Sebagian besar padilokal adalah berumur dalam (5-6 bulan) dan kelestariannyaterjaga karena selalu ditanam oleh petani. Jenis padi lokalyang paling banyak penyebarannya adalah beras hitamCibeusi. Semua aksesi dikoleksi dalam bentuk gabah dandititipkan pengelolaannya ke BB Padi sebagai salah satuusaha menjaga kelestarian secara ex situ.

Inventarisasi, padi lokal, Kecamatan Ciater

BP-005Keragaan sifat morfologi padi lokal kamba diSulawesi Tengah

ABS. SEM. NAS. MASY. BIODIV. INDON., UI Depok, 20 Desember 2014, hal. 1-4522

Saidah1, ♥, Syafruddin1, Sakka Samudin2

1 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Tengah. ♥

Email: [email protected] Fakultas Pertanian Universitas Tadulako-Palu, Sulawesi Tengah

Kamba merupakan salah satu kekayaaan plasma nutfahpadi yang dimiliki di Sulawesi Tengah. Penyebarannyaberada pada dua kabupaten, yaitu Kabupaten Poso dan Sigi.Lamanya umur panen yaitu 5-6 bulan menyebabkanpengembangan padi Kamba sangat terbatas dandikhawatirkan akan punah dan tergeser oleh adanyavarietas unggul baru yang umurnya sangat genjah hinggagenjah. Di pasaran nilai ekonomi beras Kamba relatiftinggi, yakni Rp. 10.000,-hingga Rp. 15.000,-per kilogram.Untuk itu perlu dilakukan perlindungan varietas dan upayapengembangan di sentra-sentra padi Kamba agarkelestariannya tetap terjaga. Morfologi tanaman merupakansalah satu dasar pendekatan dalam taksonomi sehinggapengenalan sifat-sifat morfologisnya sangat pentingdiketahui. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui sifat-sifat morfologi padi lokal Kamba. Karakter morfologisnyadilakukan berdasarkan pedoman Sistem Karakterisasi danEvaluasi Tanaman Padi tahun 2003. Pengamatan danpengumpulan data dilakukan terhadap karakter morfologipadi lokal Kamba, baik data kuantitatif dan kualitatif. Hasilkarakterisasi menunjukkan bahwa padi lokal Kambamemiliki sifat-sifat morfologis yang spesifik, mulai daridaun, batang, malai, gabah dan beras dengan rasa nasiwangi dan pulen. Dengan perbaikan teknik budidaya,potensi hasil dapat mencapai 6,0 t/ha GKP.

Padi, kamba, lokal, morfologi.

BP-006Karakteristik bawang merah di Lembah Palu

Saidah1, ♥, Syafruddin1, Sakka Samudin2

1 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Tengah. ♥

Email: [email protected] Fakultas Pertanian Universitas Tadulako-Palu, Sulawesi Tengah

Bawang merah Varietas Lembah Palu merupakankomoditas spesifik Sulawesi Tengah yang memilikipeluang untuk dikembangkan dan dapat beradaptasi denganbaik di dataran rendah hingga medium dengan ketinggian0-400 m dpl. Luas pertanaman bawang merah Lembah Palusaat ini kurang lebih 175 ha dengan produktivitas di atas6,1 t/ha. Bawang merah Lembah Palu merupakan salah satujenis bawang merah yang banyak digunakan sebagai bahanbaku industri bawang goreng. Kekhasan jenis bawang initerletak pada tekstur umbi yang padat sehinggamenghasilkan bawang goreng yang gurih dan renyah.Bawang merah Lembah Palu telah resmi dilepas sebagaivarietas unggul dengan SK Menteri Pertanian No.1843/Kpts/SR.120/4/2011. Berdasarkan deskripsi, bawangmerah Lembah Palu tidak berbunga, bentuk umbi pipihagak bulat dengan berat per umbi antara 3,9-5,7 g, jumlahumbi 9-12, warna umbi merah pucat, daya simpan umbi 3-4 bulan setelah panen, umur panen berkisar antara 65-70hari setelah tanam dan hasil umbi per hektar 9,7 ton. Bila

perbaikan teknologi budidaya dilakukan petani, makapotensi hasilnya dapat mencapai 14,85 t/ha umbi basah.

Karakteristik, bawang merah, lokal, Lembah Palu

BP-007Keanekaragaman herpetofauna di KampusUniversitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta

Agnes Audina Krisanti1,♥, Ulfah Hasanah2, DiagalWisnu Pamungkas1,2, Firda Amelia1,2, Wisnu AjiSuseno1, Muhammad Ridwan1,2, Teguh Wibowo1,Yudha Noviana2, Burhansyah1

1Kelompok Studi Kepak Sayap, Jurusan Biologi FMIPA, UniversitasSebelas Maret Surakarta. Jl. Ir. Sutami 36A Surakarta 57126, JawaTengah. Tel./Fax. +62-271-663375. ♥Email: [email protected] Kelompok Studi Biodiversitas, Jurusan Biologi FMIPA, UniversitasSebelas Maret Surakarta, Jawa Tengah.

Belum ada catatan atau informasi mengenaikeanekaragaman herpetofauna di Kampus UniversitasSebelas Maret (UNS) Surakarta menjadi dasardilakukannya penelitian ini. Kawasan kampus UNSmerupakan salah satu kawasan di kota Surakarta yangmemiliki berbagai jenis pepohonan besar dan rindang sertasemak yang cukup lebat. Sehingga mendukung kawasan inimenjadi habitat yang cocok bagi herpetofauna. Dalamrangka memperbaiki fasilitas, kampus UNS melakukanproyek pembangunan gedung dan bangunan secaraberkelanjutan. Proyek pembangunan ini berdampak padakondisi ekosistem dan habitat herpetofauna di kampusUNS. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahuidan mendapatkan data awal keanekaragaman herpetofaunadi kampus UNS. Pengambilan data dilakukan denganmetode Visual Encounter Survey (VES) pada habitatterestrial dan akuatik dari bulan September sampaiDesember 2014. Hasil yang diperoleh menunjukkan ada 18spesies herpetofauna, terdiri dari 5 spesies kelas amfibi dan13 spesies kelas reptil.

Herpetofauna, keanekaragaman, kampus UNS

BP-008Keanekaragaman jenis dan sebaran Fagaceae diIndonesia

Purwaningsih♥, Ruddy PolosakanBidang Botani, Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu PengetahuanIndonesia (LIPI). Cibinong Science Center, Jl. Raya Jakarta Bogor Km 46Cibinong, Bogor 16911, Jawa Barat. ♥Email: [email protected]

Fagaceae merupakan salah satu suku dengan jumlah jeniscukup besar di dunia (± 700 jenis), namun sebagian besartumbuh di belahan bumi bagian utara. Di kawasan Malesiatercatat 5 marga yaitu Nothofagus, Castanopsis,Lithocarpus, Quercus dan Trigonobalanus dengan jumlahjenis mencapai ± 180 jenis sedangkan di kawasanIndonesia tercatat 112 jenis. Penelitian ini dilakukanberdasarkan studi literatur Fagaceae dengan tujuan untuk

Abstrak Seminar Nasional MBI, UI Depok, 20 Desember 2014 23

mengetahui keanekaragaman jenis, persebaran danpemanfaatannya yang ada di Indonesia. Suku Fagaceaeyang dijumpai paling banyak tumbuh di Indonesia adalahmarga Lithocarpus (60 jenis) dan Castanopsis (24 jenis)sedangkan Nothofagus yang sebarannya hanya terdapat diPapua tercatat 11 jenis. Sebaran jenis Lithocarpus palingbanyak di Sumatera (29 jenis) dan Kalimantan (26 jenis)sedangkan Castanopsis paling banyak di Kalimantan (15jenis). Untuk Nusa Tenggara tidak ditemukan jenisFagaceae. Persebaran Fagaceae ke arah timur Indonesiasemakin sedikit jumlah jenisnya, di Sulawesi dan Malukuhanya ditemukan 1 jenis. Distribusi jenis Fagaceae banyakdipengaruhi oleh beberapa faktor terutama edafis, iklim,dan ketinggian tempat. Di Indonesia habitat tumbuhFagaceae pada hutan primer pegunungan tetapi adabeberapa yang mampu tumbuh di rawa seperti Nothofaguswomersleyi. Pada umumnya Fagaceae tumbuh di daerahpegunungan <2000 m dpl., walaupun demikian masih adabeberapa jenis yang mampu tumbuh mencapai ketinggian>3000 m dpl. Jenis Fagaceae yang mempunyai sebaran luasCastanopsis acuminatissima dan Lithocarpus eleganstetapi umumnya sebarannya sempit hampir 75 jenis (80%)hanya dijumpai di satu pulau. Biji beberapa jenis Fagaceaebisa dimakan seperti biji Castanopsis spp., Lithocarpusspp. dan Quercus spp. yang disebut ‘kastanye’. Selain itukayunya bisa untuk bahan bangunan dan furniture sertakulit batang (bark) mengandung tannin bisa untuk pewarna.

Fagaceae, Sumatera, Kalimantan, Castanopsis, Lithocarpus

BP-009Keanekaragaman dan distribusi makrozoobentosdi perairan lotik dan lentik kawasan KampusInstitut Teknologi Bandung, Jatinangor,Sumedang, Jawa Barat

Andria Oktarina♥, Tati Suryati SyamsudinJurusan Biologi Lingkungan, Sekolah Ilmu Teknologi Hayati (SITH),Institut Teknologi Bandung (ITB). Jl. Ganesa No.10, Bandung 40132,Jawa Barat, Indonesia. ♥Email: [email protected]

Aliran sungai memiliki rangkaian aliran dari bagian hulusampai ke bagian hilirnya, tetapi dengan dibangunnyaCekdam pada aliran tersebut, maka rangkaian aliran sungaiterputus sehingga terjadi perubahan dengan hadirnyaekosistem lotik dan lentik. Diduga keanekaragaman dandistribusi makrozoobentos akan mengalami perubahan.Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji keanekaragamandan distribusi makrozoobentos di ekosistem sungai danbagian sungai yang telah menjadi danau buatan di kawasankampus ITB Jatinagor Sumedang, Jawa Barat pada bulanOktober 2013 sampai Maret 2014. Pengambilan sampeldilakukan dengan menggunakan jala Surber untuk habitatsungai, berbatu dan pengeruk Ekman untuk danau, habitatyang berlumpur. Hasil penelitian di perairan lentikdiperoleh 47 genus dengan kepadatan total makrozoobentosberkisar antara 145,44-748,07 individu/m2 dan 71 genusdengan 403,96-4452,87 individu/m 2dari perairan lotik.Komunitas makrozoobentos pada kawasan lentik

didominasi oleh Kiefferullus, Polypedilum (Chironomidae,Diptera) serta Tubifex (Tubificidae). Sedangkan, padakawasan lotik didominasi oleh Anentome, Thiara danPachychilidae (Mesogastropoda) serta Corbicula(Verenoidea). Kondisi habitat sebagian besar komunitasmakrozoobentos pada kawasan lentik memiliki kisaran pH28,85±1,088, suhu 6,41±0,055oC, BOD5 1,21±0,226 ppm,orthofosfat 0,65±0,116 ppm dan TSS 408,33±53,162 mg/lyang tinggi. Sedangkan, di perairan lotik komunitasmakrozoobentos memilih habitat dengan kisaran kecepatanarus 18,50±9,659 cm/det, orthofosfat 0,62±0,065 ppm danBOD5 0,68±0,153 ppm yang tinggi.

Komunitas makrozoobentos, lotik, lentik

Biodiversitas Ekosistem danKonservasi

CO-001Pengaruh penambahan pupuk hayati jamursebagai pendukung pertumbuhan tanaman padipada tanah salin

Y.B. SubowoBidang Mikrobiologi, Pusat Penelitian Biologi, Lembaga IlmuPengetahuan Indonesia (LIPI). Cibinong Science Center, Jl. Raya JakartaBogor Km 46 Cibinong, Bogor 16911, Jawa Barat. Tel.: +62-21-876156.Fax. +62-21-8765062. Email: [email protected]

Telah dilakukan penelitian mengenai pengaruhpenambahan pupuk hayati jamur terhadap pertumbuhantanaman padi (Oryza sativa) pada tanah salin (tanahmengandung salinitas tinggi). Beberapa jamur tanah,seperti: Aspergillus niger, Penicillium sp., Trichodermaviride mampu tumbuh pada tanah salin. Jamur-jamur inijuga mampu menguraikan senyawa lignoselulosa,melarutkan senyawa fosfat dan menghasilkan hormon IAA.Selanjutnya jamur di atas dikemas menjadi pupuk hayatijamur dan digunakan untuk pemupukan tanaman padi padatanah salin. Tujuan penelitian memperoleh data mengenaikemampuan pupuk hayati jamur dalam mendukungpertumbuhan tanaman padi pada lahan salin. Penelitiandilakukan di luar rumah kaca dengan menggunakan pot.Tingkat salinitas tanah yang diuji adalah: 0%, 0,3%, 0,5%,1% dan 2% dengan menambahkan garam pada tanah pot.Perlakuan pupuk meliputi: tanpa pupuk, kompos, NPK, danpupuk hayati jamur. Hasilnya menunjukkan bahwatanaman padi varietas Ciherang hanya mampu tumbuhpada salinitas 0,3 dan 0,5% diatas salinitas ini tanamanpadi tidak hidup. Penambahan pupuk hayati jamur dapatmeningkatkan pertumbuhan tanaman padi. Pada salinitas0,5% dapat meningkatkan tinggi tanaman 67%, jumlahanakan (tiller) 91%, bobot kering biomassa (jerami) 186%dan bobot kering akar 188%.

Pupuk organik, pertumbuhan, salinitas, tanaman padi

ABS. SEM. NAS. MASY. BIODIV. INDON., UI Depok, 20 Desember 2014, hal. 1-4524

CO-002Pengaruh tingkat naungan dan cekaman airterhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jaheemprit (Zingiber officinale var. amarum)

Samanhudi♥, Sumiyati, Hans KristianProgram Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas SebelasMaret (UNS) Surakarta. Jl. Ir. Sutami36A Kentingan Surakarta 57126,Jawa Tengah. Jl. Ir. Sutami 36A Surakarta 57126, Telp/Fax. (0271)637457. ♥Email: [email protected]

Jahe emprit (Zingiber officinale var. amarum) merupakanjenis jahe terkecil yang memiliki banyak manfaat sebagaitanaman obat. Produksi jahe belum mampu memenuhipermintaan ekspor dikarenakan budidaya belum dilakukansecara intensif bahkan terhambat adanya cekamanlingkungan. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkantingkat naungan dan cekaman air yang sesuai untukbudidaya jahe emprit. Penelitian ini menggunakanrancangan tersarang (Nested) yang terdiri atas dua faktorperlakuan yaitu naungan dan cekaman air. Hasil dianalisisdengan analisis ragam dan apabila terdapat beda nyatadilanjutkan uji DMRT taraf 5%. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa perlakuan tingkat naunganberpengaruh meningkatkan pertumbuhan dan hasil jaheemprit. Perlakuan naungan 25% menunjukkan hasiltertinggi yaitu pada panjang akar tanaman, berat keringbrangkasan tanaman, berat segar rimpang tanaman, danberat kering rimpang tanaman. Sedangkan perlakuancekaman air tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan danhasil jahe emprit.

Jahe emprit, naungan, cekaman air

CO-003Pengaruh kedalaman perairan terhadap lajupertumbuhan karang jenis Montipora digitata hasiltransplantasi di Pulau Lemon, KabupatenManokwari

Yehiel Hendry DasmaselaJurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Peternakan, Perikanan dan IlmuKelautan, Universitas Negeri Papua. Jl. Gunung Salju, Amban,Manokwari 98314, Papua Barat. Tel. +62-986-211675, Email:[email protected]

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis lajupertumbuhan karang jenis Montipora digitata hasiltransplantasi pada kedalaman yang berbeda di PulauLemon, Kabupaten Manokwari. Hasil pengolahan datamenunjukkan bahwa pada kedalaman 1 m, lajupertumbuhan karang M. digitata secara vertikal (tinggi)lebih baik jika dibandingkan dengan pada kedalaman 3 dan5, hal ini diduga karena pada kedalaman 1 m mendapatcahaya yang lebih banyak jika dibanding dengan padakedalaman 3 dan 5 m, pada kedalaman 1 m, lajupertumbuhan karang berdasarkan jumlah tunas lebihbanyak/baik jika dibandingkan dengan pada kedalaman 3dan 5 m. Pada akhir penelitian persentase sintasan yangtercatat sebesar 82%. Hasil pengukuran parameter fisik-

kimia perairan yaitu pola arus 0,8 m/det; kecerahan 5 m;oksigen terlarut 7,23 mg/L; suhu 32oC; salinitas 32 ppm;dan derajat keasaman 7,68 menunjukkan bahwa kualitasperairan sangat cocok untuk dilakukan transplantasi karangjenis M. digitata dan beberapa jenis lainnya. Diharapkanmenjadi solusi terhadap upaya rehabilitasi ekosistemterumbu karang yang rusak dengan biaya yang relatifmurah namun dengan tingkat keberhasilan sesuai denganyang diharapkan.

Transplantasi karang, Montipora digitata, kedalamanperairan

CO-004Faktor-faktor yang mempengaruhi distribusi kima(Tridacna sp.) di perairan Pulau Purup

Yehiel Hendry DasmaselaJurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Peternakan, Perikanan dan IlmuKelautan, Universitas Negeri Papua. Jl. Gunung Salju, Amban,Manokwari 98314, Papua Barat, Tel. +62-986-211675, Email:[email protected]

Penelitian dengan tujuan untuk mengetahui komposisijenis, keanekaragaman, keseragaman dan dominasi jenisdan pola distribusi moluska famili Tridacnidae serta faktor-faktor yang mempengaruhi distribusi kima yang ada diperairan Pulau Purup kawasan Taman Nasional TelukCendrawasih (TNTC), dengan cara pengamatan langsung(observasi) di lapangan. Tingkat kepadatan dankeanekaragaman spesies famili Tridacnidae, diukur denganmenggunakan “Line transect” sedangkan analisis Regresiberganda digunakan untuk mengetahui pola hubunganantara faktor-faktor yang mempengaruhi distribusi kima.Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis kima yangditemukan di perairan Pulau Purup berjumlah empat jenisyaitu: Tridacna gigas, Tridacna squamosa, Tridacnacrocea, dan Tridacna maxima. Distribusinya berada dalamkondisi kurang baik, dan ada satu spesies yangmendominansi spesies lainnya, keadaan ini disebabkankarena pemanfaatan manusia terhadap kima (Tridacna sp.)yang sangat berlebihan. Faktor DO, pH, suhu dan salinitasmempunyai korelasi yang kuat dan positif bertendensimenurun terhadap distribusi spesies kima (r = 0,69, 0,37,0,1 dan 0,6, Rataan distribusi kima (Y) diperkirakanmeningkat ataupun menurun sebesar 5,93, 2,51, 1,38 dan0,99 satuan apabila DO, pH, suhu dan salinitas di perairanPulau Purup TNTC meningkat ataupun menurun sebesarsatu satuan. Besarnya kontribusi setiap faktor terhadapdistribusi kima berturut-turut sebesar 48, 36, 14 dan 1%. Inimenunjukkan bahwa variasi distribusi kima di lokasipenelitian tidak ditentukan oleh faktor-faktor tersebut olehkarena berada dibawah 50%. Diduga terdapat faktor lainseperti aktifitas manusia antara lain: daging kimadikonsumsi sebagai makanan, cangkangnya juga dapatdimanfaatkan sebagai tempat asbak dan dibakar untukdikonsumsi sebagai kapur pinang.

Variasi distribusi, kima, Tridacna

Abstrak Seminar Nasional MBI, UI Depok, 20 Desember 2014 25

CO-005Struktur dan komposisi vegetasi agroforesttembawang di Sanggau, Kalimantan Barat

Sumarhani♥, Diana PrameswariPusat Penelitian dan Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi, BadanLitbang Kehutanan, Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup. Jl.Gunung Batu No. 5. PO Box 165, Bogor 16001, Jawa Barat. Tel. +62-251-8633234; 7520067. Fax. +62-251 8638111. ♥Email:[email protected]

Tembawang merupakan bentuk pengelolaan lahan yangdilakukan oleh masyarakat suku dayak, yang terdiri dariberbagai jenis pohon hutan dan pohon penghasil buah.Keberadaan tembawang memberikan manfaat yang cukupbesar bagi masyarakat sebagai mata pencaharian dankelestarian lingkungan. Penelitian dilakukan untukmengetahui struktur, komposisi dan keanekaragamanvegetasi penyusun tembawang serta manfaat tembawangbagi masyarakat. Penelitian dilakukan di Dusun Periji danDusun Tukun, Desa Sei Dangin, Kecamatan Noyan,Kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat. Metodepenelitian dilakukan melalui pengamatan vegetasi danwawancara. Pengamatan vegetasi penyusun tembawangdilakukan hanya terhadap pohon dengan membuat petakcontoh (10mx10m2) sebanyak 10 ulangan. Semua pohondalam petak contoh diinventarisir. Untuk mengetahuimanfaat tembawang bagi masyarakat dilakukan wawancaraterstruktur dengan menggunakan kuisioner. Data dianalisissecara diskriptif dan kuantitatif. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa pohon penyusun agroforesttembawang sebagian besar adalah hasil hutan bukan kayuseperti: tengkawang (Shorea stenoptera) memiliki INPtertinggi (71,25%), kemudian karet (Hevea brasiliensis)(INP=66,49%), cempedak (Artocarpus integra) (55,98%)dan durian (Durio zibethinus) (50,41%). Agroforesttembawang di Kabupaten Sanggu dikembangkan di dalamkawasan hutan lindung, rata-rata luas lahan garapan 2,5ha/KK. Kontribusi lahan garapan terhadap pendapatanmasyarakat sebesar 43,5% dari total pendapatan sebesar Rp11.868.658,-per tahun. Agroforest tembawang selainsebagai sumber mata pencaharian masyarakat suku dayak,juga bermanfaat sebagai pelestarian sumberdaya genetiktumbuhan in-situ maupun ex-situ.

Agroforest tembawang, keanekaragaman jenis, pendapatanmasyarakat

CO-006Pengembangan hutan rakyat rotan andalansetempat di Katingan, Kalimantan Tengah

Titi Kalima♥, Sumarhani♥♥

Pusat Penelitian dan Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi, BadanLitbang Kehutanan, Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup. Jl.Gunung Batu No. 5. PO Box165 Bogor 16001, Jawa Barat. Tel. +62-251-8633234; 7520067. Fax. +62-251 8638111. Email:♥[email protected], ♥♥[email protected]

Katingan merupakan wilayah yang potensial dalampengembangan hutan rakyat sebagai salah satu alternatif

pemasok bahan baku bukan kayu (HHBK) selain hutannegara. Pembangunan dan pengembangan hutan rakyatmerupakan salah satu upaya pemerintah untuk memenuhikebutuhan industri rotan yang terus menurun selain darihutan alam. Hutan rakyat sudah sejak dahuludikembangkan oleh masyarakat di lahan-lahn milik denganberbagai jenis tanaman kayu-kayuan dikombinasikandengan tanaman industri atau semusim lainnya. Hutanrakyat katingan dikembangkan jenis rotan andalan setempatseperti rotan sega (Calamus caesius Blume), rotan irit (C.trachycoleus Beccari), rotan cacing (C. javanesis Blume),rotan manau (C. marginatus (Blume) Martius), dan rotantatuwu (C. scipionum Lour.). Untuk keberlanjutanproduktivitas unggulan rotan setempat, maka ke lima jenisrotan tersebut telah di kembangkan melalui pengembanganbudidaya. Tujuan penelitian untuk mengetahui potensi danperkembangan kelima bibit rotan unggulan setempat.Penelitian dilakukan di Desa Tumbang Liting, KabupatenKatingan, Kalimantan Tengah. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa rotan jenis Calamus caesius memilikivigor yang lebih baik dibanding jenis Calamus yang lain.Pengembangan kelima jenis rotan di lapangan secara visualmemperlihatkan pertumbuhan yang cukup baik denganpersen hidup (80%).

Pengembangan, rotan andalan setempat, hutan rakyat

CO-007Pengaruh pemberian silase limbah ikan terhadapkadar protein daging dan lemak daging broilersebagai upaya peningkatan kualitas pangan

Mei SulistyoningsihPendidikan Biologi FPMIPA, Universitas PGRI Semarang, Jl. SidodadiTimur No.24 (Dr. Cipto), Semarang, Jawa Tengah. Email:[email protected]

Tingginya harga bahan pakan penyusun ransum, sepertijagung, bungkil kedelai dan tepung ikan berpotensimenghambat pengembangan peternakan broiler.Penggunaan limbah perikanan sebagai salah satualternative untuk mengurangi penggunaan pakankonvensional, dengan melalui pembutan silase limbah ikan.Penelitian ini bertujuan mengkaji pengaruh pemberiansilase limbah ikan terhadap kadar protein daging dan lemakdaging broiler. Penelitian ini menggunaan Rancangan AcakLengkap (RAL). Perlakuan P0 (kontrol/100% pakankomersial), P1 (97,5% pakan komersial + 2,5% silaselimbah ikan), P2 (95% pakan komersial + 5% silase limbahikan), dan P3 (92,5% pakan komersial + 7,5% silase limbahikan), masing masing dengan 4 ulangan. Analisis datamenggunakan Anova, dilanjutkan dengan uji lanjutDuncan. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada pengaruhpemberian silase limbah ikan terhadap protein dagingbroiler (P>0,05), tetapi ada pengaruh pemberian silaselimbah ikan terhadap lemak daging broiler (P<0,05).Penggunaan silase limbah ikan sebagai pakan (P4) terbuktimenurunkan kadar lemak daging broiler secara nyata(P<0,05).

ABS. SEM. NAS. MASY. BIODIV. INDON., UI Depok, 20 Desember 2014, hal. 1-4526

Silase ikan, protein, lemak, broiler

CO-008Populasi dan potensi Ploiarium alternifolium(Vahl.) Melch. (Theaceae) di hutan gambut pascaterbakar Kalampangan, Kalimantan Tengah

Inge Larashati SubroPusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).Cibinong Science Center, Jl. Raya Jakarta Bogor Km 46 Cibinong, Bogor16911, Jawa Barat. Email: [email protected]

Indonesia memiliki lahan basah termasuk hutan rawagambut terluas di antara negara-negara tropis dunia,yaitusekitar 21 juta hektar yang tersebar terutama diKalimantan, Sumatera dan Papua. Sebagian besar lahangambut masih berupa tutupan hutan dan menjadi habitatbagi berbagai jenis flora dan fauna unik dan langka.Kebakaran hutan yang terjadi di Kalimantan menyebabkankerusakan dan punahnya beberapa jenis hewan dantumbuhan yang belum sempat diketahui keberadaan danfungsinya bagi kehidupan manusia. Hutan gambut yangmengalami kebakaran akan segera melakukan regenerasiditumbuhi jenis-jenis perintis sekunder seperti jenis-jenisMacaranga, Anthocephalus, Shorea, Dryobalanops danCratoxylum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuipopulasi dan keberadaan jenis-jenis berpotensi yangdilakukan dengan metoda petak kwadrat dan eksploratifterhadap tumbuhan yang sedang berbunga, berbuah danjenis-jenis yang melimpah di sekitar kawasan hutan pascaterbakar, dan dibuat foto gambarnya. Berdasarkan hasilanalisis data diketahui Ploiarium alternifolium memilikipopulasi dan persebaran yang sangat melimpah. Jenis inimerupakan sumber pangan lokal yang perlu dilestarikan,berpotensi untuk dikembangkan dan dijadikan produkolahan dalam mendukung ketahanan pangan keluarga.

Ploiarium alternifolium, hutan rawa gambut, KalimantanTengah

CO-009Pengaruh jenis tanah dan dosis pupuk terhadappertumbuhan bibit kopi arabika

Nana Heryana, Handi Supriadi, Iing Sobari♥

Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar. Jl. Raya Pakuwon-Parungkuda Sukabumi 43357, Jawa Barat. Tel.. +62-266-7070941, Fax.+62-266-6542087. ♥Email: [email protected]

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenistanah dan dosis pupuk terhadap pertumbuhan bibit kopiarabika (Coffea arabica). Penelitian dilaksanakan di rumahkaca kebun percobaan (KP) Pakuwon, Balai PenelitianTanaman Industri dan Penyegar pada bulan April-Desember 2012. Percobaan menggunakan metodeRancangan Petak Terbagi (Split Plot) dengan perlakuanjenis tanah sebagai petak utama dan dosis pupuk sebagaianak petak yang masing-masing di ulang sebanyak 3 kali.Perlakuan jenis tanah terdiri dari 2 jenis yaitu: T1 = Tanah

Latosol dan T2 = Tanah Podzolik merah kuning (PMK) .Sedangkan dosis pupuk yang diberikan terdiri dari 4 tarafyaitu: P1 = ¼ dosis rekomendasi, P2 = 1/2 dosisrekomendasi, P3 = 3/4 dosis rekomendasi dan P4 = dosisrekomendasi. Peubah yang diamati adalah tinggi bibitjumlah daun, diameter batang, berat kering batang danberat kering akar. Hasil penelitian mununjukkan bahwaperlakuan jenis tanah berpengaruh nyata terhadap semuaparameter pengamatan Sedangkan dosis pupuk tidakberpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanamanjumlah daun dan diameter batang, tetapi berpengaruh nyataterhadap berat kering.

Coffea arabica, tanah, pupuk, pertumbuhan

CO-010Monitoring macan tutul jawa (Panthera pardusmelas Cuvier, 1809) dan mangsa potensialnya diBodogol, Taman Nasional Gunung GedePangrango

Ayi Rustiadi♥, Wahyu Prihatini♥♥

Program Studi Biologi, FMIPA, Universitas Pakuan, Jl. Pakuan CiheuleutBogor, Jawa Barat. Tel./Fax. +62-251-8375547, Email:♥[email protected], ♥♥[email protected]

Kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango(TNGGP) adalah habitat potensial macan tutul Jawa(Panthera pardus melas Cuvier, 1809), satwa endemikJawa. Sampai saat ini informasi pasti tentang populasi P.p.melas di TNGGP tidak tersedia, karena minimnyapenelitian. Penelitian telah dilakukan untuk memantaukeberadaan, frekuensi perjumpaan, pola penggunaanwaktu, dan sebaran macan tutul Jawa beserta mangsapotensialnya di kawasan Bodogol, TNGGP. Pengumpulandata mengggunakan metode camera trap. Analisis datadilakukan untuk identifikasi individu macan tutul Jawa danmangsa potensialnya, tingkat perjumpaan, dan dugaansebarannya. Hasil penelitian menjumpai dua ekor macantutul Jawa, dengan tingkat perjumpaan (EncounteredRate/ER) 1,61 foto/100 hari. Mangsa potensial yangdijumpai yaitu Sus scrofa, Paradoxurus hermaphroditus,Gallus gallus, Tragulus javanicus, dan Tupaia montana.Pola waktu macan tutul Jawa tidak dapat dianalisis, karenaperolehan foto tidak memadai. Perjumpaan macan tutuljawa di blok Afrika dan Sigareng, diduga terkait dengankelimpahan satwa mangsa, dan sumber air. Sebaran macantutul jawa di Bodogol lebih terkonsentrasi pada daerahpunggung gunung, diduga karena memudahkanpergerakan, dan banyak dijumpai mangsa potensial.Pembinaan habitat macan tutul jawa di Bodogol disarankanberupa pengelolaan mangsa, air, dan tutupan/cover habitat;dengan jalan penanaman pohon pakan bagi mangsa,pengawasan perburuan liar, dan patroli hutan.

Macan tutul Jawa, camera trap, tingkat perjumpaan,Bodogol

Abstrak Seminar Nasional MBI, UI Depok, 20 Desember 2014 27

CO-011Dampak pengelolaan hutan rakyat pada lahansempit; Kasus di Desa Hargorejo, PerbukitanMenoreh, Kokap, Kulon Progo, D.I. Yogyakarta

Maria Palmolina

Balai Penelitian Teknologi Agroforestry. Jl. Raya Ciamis-Banjar Km 4Ciamis 46201, Jawa Barat. Tel. +62-265-771352, Fax. +62-265-775866

Fenomena peningkatan luas hutan rakyat di KabupatenKulon Progo, Yogyakarta perlu dicermati karenaberdampak pada kehidupan masyarakat petaninya. Tujuanpenelitian adalah mempelajari dampak konversi lahanpertanian menjadi hutan rakyat dari sudut pandangetnografi. Penelitian dilakukan di wilayah perbukitanMenoreh Kabupaten Kulon Progo, D.I. Yogyakarta,tepatnya Desa Hargorejo dengan alasan: (i) perbukitanmenoreh adalah daerah resapan air, (ii) adanya fenomenaperubahan pola pemanfaatan lahan oleh para petani, dan(iii) Desa tersebut berada di posisi tertinggi dalam gariskemiskinan. Data dikumpulkan pada bulan Januari hinggaJuni 2013 melalui wawancara terhadap 50 orang anggotakelompok tani yang memiliki lahan milik dan wawancarasecara mendalam terhadap 10 informan kunci. Mayoritasresponden dan informan kunci berjenis kelamin laki-laki(98%) dengan usia lanjut lebih dari 50 tahun (68%), danberpendidikan SD/sederajat (62%). Masyarakat di DesaHargorejo mulai melakukan pengelolaan lahan dengantanaman kayu pada tahun 1980-an dengan motivasiekonomi memperoleh keuntungan dari penjualan kayu sertamotivasi ekologi yaitu memperoleh iklim yang sejuk danpersediaan air tanah lebih banyak. Jenis tanaman kayu yangdominan dikembangkan adalah tanaman kayu (jati, mahoni,akasia), tanaman buah (pisang, nangka), tanaman pangan(singkong, jagung, kedelai, kacang tanah), serta tanamanherbal (jahe, kunyit, temulawak). Hasil dari penelitian iniadalah dampak dari konversi lahan pertanian ke hutanrakyat (50-100% dari luas lahan milik) yang terjadi diPerbukitan Menoreh khususnya Desa Hargorejo adalahtanpa diikuti dengan pengetahuan manajerial/pengelolaanhutan rakyat, sehingga hasil dari hutan rakyat tidak berbedadengan hasil dari pertanian, bahkan cenderung menurunserta mengancam ketahanan pangan mereka. Selain itukarena intervensi manusia terhadap lahan semakinberkurang, mendorong generasi muda untuk bekerja di luardesa. Dampak lanjutannya dikhawatirkan hutan rakyattidak terjaga kelestariannya.

Pengetahuan, hutan rakyat, lahan, SDM

CO-012Biodiversitas berbasiskan agroforestry

Nurheni Wijayanto♥, Adisti Permatasari Putri HartoyoDepartemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan IPB, Kampus IPB Darmaga,Bogor16680, Jawa Barat. Tel./Fax.: +62-251-8626806/+62-251-8626886.♥Email: [email protected]

Agroforestry telah banyak dipraktekkan oleh masyarakatkita dan memiliki banyak nama lokal. Keunggulannyameliputi aspek ekologi, ekonomi, sosial dan budaya.Biodversitas di dalam agroforestry tersebut penting untukdikaji, baik komponen jenis tanamannya maupunmanfaatnya. Repong damar di Krui, Lampung dan Kebuncampuran di Jawa Barat, merupakan dua bentukagroforestry yang menarik untuk dikaji, khususnyakomponen jenis tanaman di dalamnya dan manfaatnyauntuk kehidupan. Data dikumpulkan melalui wawancaradengan petani, pembuatan petak ukur, dan studi pustaka.Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis tanaman diRepong Damar didominasi oleh pohon damar mata kucing(Shorea javanica), sedangkan kebun campuran di JawaBarat didominasi oleh pohon buah-buahan manggis(Garcinia mangostana). Pohon damar mata kucing denganproduk utamanya getah damar mata kucing, sedangkanpohon manggis dengan produk utamanya buah manggis.Kedua produk yang dihasilkan dari agroforestry inimerupakan komoditas ekspor yang penting. Penelitian inimenyimpulkan bahwa masyarakat petani agroforestry kitatelah menerapkan biodiversitas dalam sistem penggunaanlahan mereka, dan juga menghasilkan produk-produkunggulan bernilai ekspor. Produk-produk tersebutberpotensi memiliki nilai tambah yang lebih tinggi jikadiolah lebih lanjut di dalam negeri sebelum diekspor.

Biodiversitas, agroforestry, repong damar, kebun campuran,manggis

CO-013Pengolahan limbah kulit buah sawo (Achras sapotaL.), apel (Malus sylvestris L.), srikaya (Annonasquamosa L.), manggis (Garcinia mangostana L.),pir (Pyrus bretschneiden) menjadi selulosa olehbakteri Acetobacter sp. RMG-2

Ruth Melliawati1,♥, Nuryati1, Luluk Magfiroh2

1Pusat Penelitian Bioteknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia(LIPI). Cibinong Science Center, Jl. Raya Bogor Km. 46 Cibinong-Bogor16911, Jawa Barat, Tel. +62-21-8754587, Fax. +62-21-8754588, ♥Email:[email protected] Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga,Yogyakarta

Limbah kulit buah buahan merupakan media yang cukupbaik untuk pertumbuhan mikroorganisme. Tujuanpenelitian ini adalah mencari bahan baku alternatif untukmembuat selulosa (nata) melalui seleksi terhadap limamacam ekstrak kulit buah buahan. Ekstrak kulit buah sawo(Achras sapota L.), apel (Malus sylvestris L.), srikaya(Annona squamosa L.), manggis (Garcinia mangostanaL.), dan pir (Pyrus bretschneiden) digunakan sebagaimedium fermentasi. Bakteri Acetobacter sp. RMG-2digunakan sebagai inokulum untuk menghasilkan selulosa.Beberapa komposisi ekstrak kulit buah dan air kelapadikombinasikan untuk mendapatkan selulosa terbaik. Padamedia ekstrak kulit buah sawo 100% (GAA-SW1)menghasilkan selulosa sebesar 24,1 g berat basah (1,6 gberat kering) dengan tebal selulosa rata rata 1,2 cm.

ABS. SEM. NAS. MASY. BIODIV. INDON., UI Depok, 20 Desember 2014, hal. 1-4528

Sementara menggunakan ekstrak kulit buah Pir (100%)dapat menghasilkan selulosa dengan tebal 1,3 cm dan beratbasah 42,4 g (1,95 g berat kering), sedang menggunakanekstrak kulit buah apel (100%) selulosa yang terbentukrelatif tipis (0,2 cm), 2,5 g berat basah (0,2 g berat kering),Komposisi ekstrak kulit buah apel: air kelapa (25%: 75%)memberikan hasil lebih baik dengan tebal selulosa 1,7 cm.Ekstrak kulit buah srikaya dan manggis tidak dapatdigunakan sebagai media fermentasi oleh bakteriAcetobacter sp. RMG-2 dalam menghasilkan selulosa.Kedua kulit buah ini kemungkinan mengandung senyawaantibakteri yang tinggi, sehingga bakteri tidak mamputumbuh dan menghasilkan selulosa. Ekstrak kulit buah pirdan sawo dapat dipakai sebagai bahan baku alternatif untukmembuat selulosa.

Ekstrak kulit buah-buahan, Acetobacter sp. RMG-2, selulosa

CO-014Pengaruh pemberian kulit pisang kepok (Musaparadisiaca) dengan konsentrasi yang berbedasebagai pakan ternak itik jawa (Anas javanica)terhadap pertambahan bobot badan

Putri Wulandari, Abdullah♥, KhairilUniversitas Syiah Kuala, Banda Aceh 23111, Aceh, Indonesia. ♥Email:[email protected]

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 5 Oktober sampaidengan 16 November 2013 di Peternakan Gampong JanthoMakmur, Kota Jantho, Kabupaten Aceh Besar. Tujuanpenelitian ini adalah (i) untuk mengetahui pengaruhpemberian limbah kulit pisang kepok (Musa paradisiacaL.) dengan konsentrasi yang berbeda terhadap pertambahanbobot badan itik (Anas javanica), (ii) untuk mengetahuikonsentrasi limbah kulit pisang kepok yang dapatmempercepat pertambahan bobot badan itik. Penelitian inimenggunakan metode eksperimen dengan menggunakanRAL dengan 5 perlakuan dan 5 kali ulangan. Konsentrasiperlakuan dalam penelitian yaitu mulai dari 0% (kontrol),20%, 40%, 60%, dan 80%. Parameter penelitian ini adalahpertambahan bobot badan. Data dianalisis denganmenggunakan Analisis of Varian (ANOVA). Hasilpenelitian diperoleh bahwa dari 5 perlakuan, semuanyamengalami pertumbuhan, hanya saja pada perlakuan ke 5(konsentrasi 80%) mengalami penurunan bobot badan(1335 g). Pertambahan bobot badan itik setelah diberikanlimbah kulit pisang kepok meningkat (1742 g). Pemberianlimbah kulit pisang kepok memberikan pengaruh padapertambahan bobot badan itik dan pemberian limbah kulitpisang kepok pada konsentrasi 40% menunjukkanpertumbuhan optimal pada pertambahan bobot badan itik.Hal ini dikarenakan kandungan gizi pada kulit pisangkepok dapat membantu dalam proses pertambahan bobotbadan itik.

Limbah kulit pisang kepok, itik jawa, pertambahan bobotbadan

CO-015Perilaku burung Agapornis sp. berdasarkanfrekuensi gelombang suara di penangkaranburung di Kota Banda Aceh

Abdullah♥, Hardiyanti DarmatikaUniversitas Syiah Kuala, Banda Aceh 23111, Aceh, Indonesia. ♥Email:[email protected]

Penelitian ini dilakukan di penangkaran burung Desa Setui,Kota Banda Aceh dan Laboratorium Program StudiPendidikan Fisika FKIP Unsyiah, pada tanggal 15-27 Juli2014. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui polaperilaku Agapornis sp. dari hasil stimulasi berdasarkanfrekuensi dan amplitudo suara di habitat ex-situ. Penelitianini bersifat deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.Pengambilan sampel dilakukan dengan cara proporsionalrandom sampling, Pengumpulan data dilakukan denganteknik observasi denganmerekam suara pada aktivitasAgapornis sp. setelah distimulasi. Stimulasi yang diberikanberupa: kondisi normal/kontrol, serangan predator,pemberian pakan, pemisahan jantan dan betina. Parameterpenelitian ini adalah perhitungan nilai amplitudo danfrekuensi suara pada Agapornis sp. Data analisis dilakukandengan menghitung nilai simpangan (amplitudo) danbanyaknya gelombang per satuan waktu (frekuensi). Untukmenghitung persamaan/perbedaan nilai amplitudo pada tiapindividu percobaan digunakan Analysis of Varians(ANOVA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilaiANOVA pada amplitudo Fhitung<Ftabel dan padafrekuensi Fhitung>Ftabel. Dengan demikian dapatdisimpulkan bahwa terdapat perbedaan variasi amplitudodan frekuensi suara pada berbagai aktivitas Agapornis sp.Tingginya nilai frekuensi dipengaruhi olehkeadaan/stimulus dari lingkungan.

Perilaku, Agapornis sp, frekuensi, amplitudo

CO-016Keanekaragaman capung (Odonata) di KawasanWana Wisata Gunung Bromo, Karanganyar, JawaTengah

Inna Listri Ani S♥, Euis Citra Ayu, Noor Liza, ZenitaMilla, Nafshul M, Mayang N.Kelompok Studi Biodiversitas, Jurusan Biologi FMIPA, UniversitasSebelas Maret Surakarta. Jl. Ir. Sutami36A Surakarta 57126, JawaTengah. Tel./Fax. +62-271-663375. ♥Email: [email protected]

Indonesia merupakan salah satu dari tiga negara yangmemiliki keanekaragaman hayati tertinggi di dunia,termasuk keanekaragaman serangganya. Capung (Odonata)adalah salah satu kelompok serangga di indonesia yangkeanekaragamannya belum banyak diteliti. Tujuanpenelitian ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis capungyang terdapat di Wana Wisata Gunung Bromo,Karanganyar, Jawa Tengah. Penelitian ini dilakukan padatanggal 22 November dan 7 Desember 2014 pada pagisampai senja hari (pukul 07.00-16.30 WIB) dengan metodejelajah, yaitu menyusuri daerah sekitar perairan di kawasan

Abstrak Seminar Nasional MBI, UI Depok, 20 Desember 2014 29

Wana Wisata Gunung Bromo, kemudian capung ditangkapsecara langsung dengan menggunakan jaring. Capung yangdidapat dikoleksi menggunakan papilot kemudiandiidentifikasi. Dalam penelitian ini diperoleh lima jeniscapung Anisoptera dan tiga jenis Zygoptera.

Wana Wisata Gunung Bromo, odonata, keanekaragaman

CP-001Proyeksi perubahan distribusi geografisSelaginella ciliaris akibat perubahan iklim di masadepan

Ahmad Dwi Setyawan1,♥, A. Abdurrahman Dokman2

1Jurusan Biologi FMIPA, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Jl. Ir.Sutami36A Surakarta 57126, Jawa Tengah. Tel./Fax. +62-271-663375,♥Email: [email protected] Keanekarahaman Hayati Nusantara. Jl. Raya Dieng Km 01,Kejiwan, Wonosobo 56311, Jawa Tengah.

Selaginella ciliaris merupakan salah satu spesies fern alliesyang tumbuh pada kawasan geografi yang cukup luas danmemiliki bentuk morfologi sangat beragam. Kawasandistribusi alami spesies ini meliputi Asia Selatan, AsiaTimur, Asia Tenggara dan Australia Utara. Spesies inimemiliki sekurang-kurangnya tiga bentuk morfologi.Bentuk morfologi yang beragam ini diduga berkaitandengan habitatnya yang cukup beragam. Selaginellaciliaris tumbuh mulai dari tepian pantai hingga ketinggiansekitar 1000-1500 m.dpl., namun, keberadaanya sangattergantung pada musim. Spesies ini melimpah di musimhujan dan hampir sepenuhnya mati di musim kemarau,dengan hanya menyisakan spora yang akan tumbuhkembali di musim hujan berikutnya. Karena keberadaannyasangat tergantung pada air, maka diperkirakan distribusispesies ini terpengaruh oleh kenaikan suhu bumi akibatperubahan iklim di masa depan. Pemodelan iklimmenunjukkan bahwa spesies ini akan mengalamipergeseran distribusi pada pertengahan abad ini. Dibeberapa tempat keberadaannya mulai menghilang, namunterdapat pula tempat-tempat baru yang memungkinkanpertumbuhannya. Mengingat spesies ini memilliki sporayang sangat lembut dan mudah diterbangkan angin, didugaia akan mampu mencapai kawasan-kawasan baru yangcocok bagi kehidupannya itu, meskipun lokasinya jauh darihabitat pada saat ini. Selaginella ciliaris sangat menarikditeliti untuk mengetahui bagaimana suatu spesies dapatbertahan hidup dari perubahan iklim dengan mencapaikawasan-kawasan yang baru terbentuk dan cocok bagikehidupannya.

Selaginella ciliaris, perubahan iklim, pergeseran distribusi

CP-002Pengujian toleransi plasma nutfah padi terhadapcekaman suhu rendah pada agroekosistem gogo

Rina Hapsari Wening♥, Untung Susanto

Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. Jl. Raya 9 Sukamandi, Subang41256, Jawa Barat. Tel.: +62-260-520157. Fax.: +62-260-520158. ♥Email:[email protected]

Penelitian ini bertujuan mengevaluasi plasma nutfahkoleksi Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)terhadap cekaman suhu rendah pada agroekosistem gogountuk mendapatkan genotipe yang toleran. Percobaandilaksanakan di Desa Sikumpul, Kecamatan Kalibening,Kabupaten Banjarnegara (1100 m dpl.) pada MK 2010.Materi yang diuji sebanyak 86 aksesi plasma nutfah padikoleksi BB Padi dengan varietas pembanding, yaitu:Sarinah, Barito, Tejo, Ciherang dan IR 64. Percobaan ditatasesuai dengan rancangan augmented 4 blok dengan petakpercobaan berukuran 1x2,5 m2. Benih ditanam secaralangsung (tabela) pada jarak tanam 20x20 cm2 dengan 1benih per lubang pada agroekosistem gogo. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa aksesi Cere Beureum, RUTTST858B-5-2-2-2-0-J dan Padi Gunung/Huma diindikasikan toleranterhadap cekaman suhu rendah karena memiliki umurbunga yang nyata lebih genjah dan sama dengan Tejo yangdiduga tidak escape dari cekaman suhu rendah. AksesiCere Manggu, Ringgit, dan Bereum Tomang memiliki sifatadaptif di dataran tinggi karena memiliki nilai yang nyatalebih baik dibanding cek terbaik Tejo pada karakter bobotgabah per rumpun, gabah isi per malai, fertilitas malai, skorfertilitas malai, dan eksersi malai. Aksesi Ase Andele,Kantong dan Randa Kaya juga dapat dikatakan adaptif didataran tinggi karena memiliki beberapa sifat komponenhasil yang lebih baik dibanding cek terbaik Tejo.

Plasma nutfah, cekaman suhu rendah, agroekosistem gogo

CP-003Variabilitas iklim dan dinamika waktu tanam padidi wilayah pola hujan monsunal dan equatorial

Y. Apriyana1,♥, T.E. Kailaku2

1 Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi (Balitklimat), Badan LitbangPertanian, Departemen Pertanian. Jl. Tentara Pelajar No.1A, Indonesia.Tel. +62-251312760. ♥Email: [email protected] Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB Darmaga, Ciampea, Bogor, JawaBarat

Variabilitas iklim yang ditandai dengan peningkatanfluktuasi, frekuensi dan intensitas anomali iklim dalamdasawarsa terakhir akibat fenomena ENSO dan IODberdampak pada perubahan pola distribusi, intensitas danperiode musim hujan sehingga awal musim hujan maupunmusim kering menjadi terlambat. Kondisi tersebutberimplikasi serius pada pergeseran waktu dan polatanaman pangan baik di wilayah dengan pola hujanmonsunal maupun equatorial. Tujuan dari penelitian iniadalah untuk mengetahui seberapa besar dampak yangditimbulkan oleh variabilitas iklim berupa fenomena ENSOdan IOD terhadap waktu tanam padi pada wilayah denganpola hujan yang berbeda. Penelitian berupa desk work padasentra produksi padi di wilayah pola hujan monsunal, yaituKarawang dan wilayah pola hujan equatorial, yaitu diPesisir Selatan. Tahap penelitian dilakukan melalui (i)pengumpulan data curah hujan dan peta informasi stasiun

ABS. SEM. NAS. MASY. BIODIV. INDON., UI Depok, 20 Desember 2014, hal. 1-4530

curah hujan dan klimatologi; (ii) analisis iklim regionalmelalui analisis curah hujan yang tersebar di wilayahpenelitian dilanjutkan dengan penentuan dampakvariabilitas iklim kemudian dilakukan analisis hubungancurah hujan dengan indikator penyimpangan iklim serta(iii) analisis dinamika waktu tanam. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa dampak variabilitas iklim regionalterhadap penurunan curah hujan mulai terjadi pada periodeSeptember-November baik di Karawang maupun PesisirSelatan. Pengaruh anomali iklim pada wilayah pola hujanmonsunal lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah polahujan equatorial. Di Karawang, waktu tanam mundur 2-6dasarian baik akibat fenomena ENSO maupun IOD,sedangkan di Pesisir Selatan tidak terjadi pergeseran waktutanam dibandingkan dengan kondisi normalnya. DiKarawang semua wilayah terkena dampak anomali iklim,terjadi penurunan luas panen pada Juli-Oktober dan puncaktanam terjadi pada Desember. Di Pesisir Selatan, kenaikananomali iklim baik ENSO maupun IOD diikuti denganpenurunan luas tanam pada September dan Oktober. Padawilayah yang tidak terkena dampak, puncak tanam terjadipada bulan Oktober dan pada wilayah yang terkena dampakiklim regional tersebut terjadi pada bulan Desember

Variabilitas iklim, waktu tanam, pola hujan, monsunal,equatorial

CP-004Memasarkan keanekaragaman kerabat manggasebagai upaya konservasi berkelanjutan yangmelibatkan komunitas masyarakat; Kasus diKomunitas Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar,Kalimantan Selatan

Adhitya Marendra Kiloes♥, Nurmalinda, Ahmad Rafieq1 Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura, Jl. Ragunan No. 29A,Pasarminggu, Jakarta Selatan 12540. ♥Email [email protected] Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Selatan. Jl.Panglima Batur Barat No.4, Banjarbaru, Kalimantan Selatan 70711

Kalimantan Selatan merupakan daerah dengankeanekaragaman buah-buahan tropika yang tinggi termasukdi antaranya mangga beserta kerabat-kerabatnya. BahkanKasturi salah salah satu kerabat buah mangga yang asliberasal dari Kalimantan Selatan sudah dijadikan maskotProvinsi Kalimantan Selatan. Untuk mempertahankankeanekaragaman buah mangga di Kalimantan Selatandibutuhkan upaya-upaya berkelanjutan yang jugamelibatkan komunitas masyarakat. Salah satunya adalahdengan cara pengolahan kerabat-kerabat mangga tersebutmenjadi produk-produk olahan yang memiliki nilai tambah.Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis-jenisolahan yang berpotensi untuk menunjang konservasiberkelanjutan kerabat mangga serta mengidentifikasi pasarpotensial untuk memasarkan produk-produk olahantersebut. Tulisan ini mengambil contoh kasus di KomunitasSungai Tabuk, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.Beberapa jenis olahan seperti dodol, sirup, acar, selai, danbeberapa produk olahan lain berpotensi untuk mendukungkonservasi kerabat mangga. Masing-masing varietas dan

spesies kerabat mangga memiliki citarasa dan teksturtersendiri yang khas sehingga dapat dijadikan berbagaimacam bentuk olahan. Pasar potensial untuk memasarkanproduk-produk olahan tersebut juga telah teridentifikasiseperti pasar tradisional, toko oleh-oleh, tempat wisataseperti Pasar Terapung Lok Baintan, hingga olahan sirupyang menjadi welcome drink di beberapa hotel yangterdapat di sekitar Banjarmasin. Diharapkan dengan adanyakegiatan pengolahan tersebut dapat meningkatkankesadaran anggota komunitas masyarakat bahwa tanaman-tanaman kerabat mangga tidak hanya dimiliki sebagaikekayaan alam namun juga memiliki fungsi lebih untukmeningkatkan pendapatan sekaligus layanan untukekosistem.

Kerabat mangga, pengolahan, pemasaran, konservasiberkelanjutan

CP-005Pemecahan dormansi temulawak dengan aplikasiZat Pengatur Tumbuh NAA dan BAP

Eko Binnaryo Mei Adi♥, Sri Indrayani, Enung SriMulyaningsihPusat Penelitian Bioteknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia(LIPI). Cibinong Science Center, Jl. Raya Bogor Km. 46 Cibinong-Bogor16911, Jawa Barat. Tel. +62-21-8754587, Fax. +62-21-8754588. ♥Email:[email protected]

Kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi bahan alamiuntuk meningkatkan kesehatan telah meningkatkan lajukonsumsi temulawak dalam bentuk jamu dan obat. Salahsatu hambatan dalam budidaya temulawak adalah adanyafase dormansi rimpang sebagai bahan pembibitan. Adanyafase dormansi ini sebagai hambatan dalam penyediaan bibityang seragam dalam waktu bersamaan. Penelitin ini adalahpenelitian awal yang bertujuan untuk memecahkandormansi pada bibit temulawak salah satunya denganmenggunakan Zat Pengatur Tumbuh BAP (Bensil AminoPurine) dan NAA (Naphthalene Acetic Acid) padakonsentrasi tertentu. Hasil penelitian ini selanjutnya akandigunakan untuk kajian kandungan bahan aktif daritemulawak pada beberapa usia panen. Dua ZPT yaitu NAAdan BAP, dan tiga bobot rimpang yang digunakanmenunjukan bahwa ZPT tidak berpengaruh terhadapdiameter pangkal tunas, jumlah tunas, dan jumlah rimpangbertunas. Sedangkan bobot rimpang 200-250 g merupakansumber bibit terbaik dengan memiliki diameter pangkaltunas terbesar, jumlah tunas terbanyak, dan jumlah rimpangbertunas tertinggi.

Temu lawak, NAA, BAP, bobot rimpang, dormansi

CP-006Interaksi iklim (curah hujan) terhadap produksitanaman pangan di Kabupaten Pacitan

Suciantini

Abstrak Seminar Nasional MBI, UI Depok, 20 Desember 2014 31

Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi (Balitklimat), Badan LitbangPertanian, Departemen Pertanian. Jl. Tentara Pelajar No.1A, Indonesia.Tel. +62-251312760. Email: [email protected],

Pertumbuhan dan kualitas tanaman tergantung padainteraksi antara faktor lingkungan dengan faktor genetiktanaman. Faktor genetik berkaitan dengan karakteristikyang biasanya bersifat khas pada tanaman. Sedangkanfaktor lingkungan yang mengontrol potensi tanaman salahsatunya adalah iklim/cuaca. Salah satu unsur iklim yangdapat digunakan sebagai indikator dalam kaitannya dengantanaman adalah curah hujan. Keragaman curah hujanbiasanya dikaitkan dengan keragaman hasil tanamansemusim, terutama untuk kondisi Indonesia. Dewasa inibanyak diperbincangkan mengenai terjadinya iklim ekstrimyang berdampak cukup besar terhadap tanaman semusim,terutama tanaman pangan. Tulisan ini memaparkanmengenai fluktuasi produksi dan luas panen tanamanpangan di Kabupaten Pacitan dan kaitannya denganfluktuasi curah hujan. Penelitian dilaksanakan diKabupaten Pacitan. Data sekunder diperoleh dari DinasTanaman Pangan Kabupaten Pacitan, Dinas Binamarga danBMKG daerah. Data yang dikumpulkan meliputi; varietas,luas tanam, luas panen, data iklim terutama curah hujanharian dan bulanan, serta data kondisi pola tanam di sentraproduksi tanaman pangan. Hasil yang diperolehmemperlihatkan bahwa luas panen dan produksi cukupterpengaruh dengan kondisi curah hujan terutama padakondisi terjadi iklim ekstrim seperti El-Nino atau La-Nina.

Curah hujan, interaksi tanaman, Pacitan, produksi, tanamanpangan

CP-007Pemanfaatan plasma nutfah dalam perakitanvarietas padi

Buang AbdullahBalai Besar Penelitian Tanaman Padi. Jl. Raya 9 Sukamandi, Subang41256, Jawa Barat. Tel.: +62-260-520157. Fax.: +62-260-520158. ♥Email:[email protected]

Padi merupakan bahan pangan pokok separoh pendudukdunia. Lebih dari 90% padi dihasilkan dan dikonsumsi diAsia, karena itu, padi adalah komoditas strategis di benuaini, termasuk di Indonesia. Produksi padi harusditingkatkan seiring dengan pertambahan penduduk yangrelatif tinggi untuk mencukupi kebutuhan pangan. Varietasunggul padi merupakan salah satu teknologi yang palingefisien dalam peningkatan produksi dan stabilitas produksidan tidak mempunyai dampak negatif terhadap lingkungan.Karena itu, perakitan varietas padi untuk mendapatkanvarietas yang berproduksi tinggi, tahan terhadap hama danpenyakit utama, serta mempunyai mutu beras fisik,kimiawi dan gisi yang tinggi harus dilakukan. Keberhasilanperakitan varietas tergantung adanya variabilitas sifat/genpadi. Padi merupakan tanaman yang kosmopolitan, karenaitu padi mempunyai variabiltas yang luas dibandingtanaman lain. Perakitan varietas padi unggul cukupberhasil, karena dalam perakitannya telah menggunakan

sumber-sumber gen yang sangat luas, baik dari satu subgolongan atau spesies,spesies, dan lain spesies dan laintanaman. Varietas padi unggul berpotensi tinggi, tahanterhadap hama dan penyakit, umur gengah dan sangatgenjah, mutu beras yang baik, aromatik, padi fungsionalyang mempunyai zat, vitamin atau unsur mikro yangbermanfaat bagi kesehatan manusia telah dihasilkan.

Plasma nutfah, perakitan, varietas padi

CP-008Ketahanan Galur Harapan Padi Fungsionalterhadap hama wereng coklat dan penyakit blas

Trisnaningsih♥, Anggiani NasutionBalai Besar Penelitian Tanaman Padi. Jl. Raya 9 Sukamandi, Subang41256, Jawa Barat. Tel.: +62-260-520157. Fax.: +62-260-520158. ♥Email:[email protected]

Masyarakat Indonesia sebagian besar mengkonsumsi berassebagai makanan utamanya. Beras bukan saja berperansebagai sumber energi dan zat gizi, tetapi juga mengandungkomponen aktif dengan fungsi fisiologis yang bermanfaatbagi kesehatan. Adanya cekaman biotik seperti seranganhama wereng coklat dan penyakit blas dapat menyebabkanpenurunan hasil atau menggagalkan hasil panen.Penanaman varietas unggul yang tahan terhadap cekamanbiotik merupakan cara pengendalian yang paling efektifdan ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untukmendapatkan data galur-galur harapan padi/berasfungsional berpotensi hasil tinggi tahan terhadap hamawereng coklat biotipe 2 dan 3, dan blas ras 033, 073, 133dan 173. Penelitian dilakukan dengan melaksanakanpengujian galur padi tehadap wereng coklat dan blas.Pengujian dilakukan di laboratorium dan rumah kaca BBPadi, KP Muara, Bogor pada MT 2013. Hasil pengujiangalur padi fungsional yang bereaksi agak tahan terhadapkedua biotipe WCK (Biotipe 3 dan 2) ada 1 galur/varietasUDHL (Aek Sibundong) dan 29 galur OBS. Galur yangagak tahan biotipe 3 saja ada 1 galur OBS (B13257B-RS*1-5-MR-3-2-6-1-1). Galur yang agak tahan biotipe 2saja ada 2 galur UDHL (B10544E-KN-73-3-PN-2-2-3 danCiasem) dan 23 galur OBS. Dan hasil pengujian Blas ada 8galur yang mempunyai ketahan yang beragam, tahanterhadap 3 ras blas yaitu galur B13257B-RS*1-5-MR-8-11-8, B13257B-RS*1-5-MR-9-6-1, B13257B-RS*1-5-MR-9-7-2, B13873-5-8, B13017B-RS*1-2-5-PN-1-4-1, B11742-RS*2-3-MR-5-5-1-SI-2-PN-3-2-2, B12688D-RS*1-1-1-PN-1-2-4, dan varietas Dodokan.

Skrining, padi/beras fungsional, tahan hama penyakit

CP-009Pengelolaan tanaman terpadu kedelai diKabupaten Pandeglang, Banten

Resmayeti Purba

ABS. SEM. NAS. MASY. BIODIV. INDON., UI Depok, 20 Desember 2014, hal. 1-4532

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Banten. Jl. Ciptayasa Km01 Ciruas-Serang 42182, Banten. Tel. +62-254-281055, Fax. +62-254282507. Email: [email protected]

Salah satu program utama Kementerian Pertanian adalahpencapaian swasembada kedelai. Produktivitas kedelaiditingkat petani masih berkisar 0,8-1,0 t/ha sedangkan ditingkat penelitian dapat mencapai 1,7-3,0 t/ha sehinggaterdapat senjang hasil. Peningkatan produktivitas kedelai ditingkat petani masih dapat dilakukan dengan dukunganpihak terkait dan penerapan teknologi spesifik lokasimelalui pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT).Kegiatan PTT kedelai telah dilakukan di Desa MekarsariKec. Panimbang pada bulan Juni-September 2014. Padakegiatan PTT kedelai diterapkan komponen varietas unggulbaru kedelai dan pemupukan berimbang serta pengendalianOPT tanaman. Varietas yang digunakan adalah Anjasmoro,dengan pemberian pupuk Urea 50 kg/ha, SP-36 100 kg/ha,NPK Phosnka 100 kg/ha, pupuk kandang 2 ton/ha dandolomit 1.0 t/ha. Hasil penerapan komponen PTT kedelai,petani mampu meningkatkan produktivtas 0.9 t/ha menjadi1,5 t/ha. Dukungan dari instansi terkait dalam penerapanPTT kedelai adalah BPTP Banten, Penyuluh dan DinasPertanian Kabupaten Pandeglang. Bentuk dukungan adalahpendampingan teknologi dan penyuluhan kepada petanikedelai.

Kedelai, varietas, pemupukan, hasil

CP-010Observasi ketahanan varietas lokal padi terhadappenyakit blas (Pyricularia grisea) di rumah kaca

Anggiani Nasution♥, N. UsyatiBalai Besar Penelitian Tanaman Padi. Jl. Raya 9 Sukamandi, Subang41256, Jawa Barat. Tel.: +62-260-520157. Fax.: +62-260-520158. ♥Email:[email protected]

Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyaikeanekaragaman plasma nutfah paling banyak di dunia.Plasma nutfah merupakan keanekaragaman genetik yangdimiliki oleh satu spesies tanaman. Pengembangan potensiplasma nutfah sangat diperlukan oleh karena itu untukmenggali informasi yang terkandung di dalam plasmanutfah tersebut perlu diadakan dievaluasi sehingga dapatdisaring genotipe-genotipe yang memberikan tanggapanyang positif terhadap cekaman baik biotic maupun abiotik.Penyakit blas (Pyricularia grisea) umumnya merupakanmasalah utama pada lahan kering dalam usahanpeningkatan produktivitas padi gogo. Penyakit blas dapatmenyerang semua bagian tanaman padi dari persemaian,stadia vegetative, dan stadia generative dengan menyerangleher dan cabang malai. Pada varietas yang rentan dankondisi lingkungan yang mendukung penyakit ini dapatmenyebabkan petani gagal panen atau puso. Penggunaanvarietas tahan merupakan cara yang paling praktis danekonomis dalam pengendalian penyakit blas. Penelitiandilaksanakan pada MT 2014 di rumah kaca KP Muara BBPadi, Sukamandi. Materi genetik yang diuji sebanyak 60varietas lokal berasal dari kelti plasma nutfah dan varietas

pembanding rentan yaitu Kencana Bali. Tujuan penelitianadalah untuk mengevaluasi ketahanan varietas lokalterhadap penyakit blas daun terhadap 4 ras blas Hasilpenelitian menunjukkan bahwa varietas lokal yang diujimempunyai keragaman ketahanan yang berbeda-bedasehingga menunjukkan respon yang bervariasi terhadappenyakit blas daun.

Plasma nutfah, varietas lokal padi, penyakit blas

CP-011Sebaran kepiting (Brachyura) di Pulau Tikus,gugusan Pulau Pari, Kepulauan Seribu

Pipit Anggraeni1, ♥, Dewi Elfidasari1, Rianta Pratiwi2

1Program Studi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas AlAzhar Indonesia. Komplek Masjid Agung Al Azhar, Jl. Sisingamangaraja,Kebayoran Baru, Jakarta. Tel. +62-21-72792753. Fax. +62-21-7244767.♥Email: [email protected] Penelitian Oseanografi LIPI. Jl. Pasir Putih, Ancol Timur, JakartaUtara (Kota).

Kepiting (Brachyura) merupakan salah satu spesies kunci(keystone species) yang memegang peranan penting dialam. Terdapat ± 150.000 Crustacea yang belumdiidentifikasi termasuk kepiting. Penelitian ini bertujuanuntuk menganalisa sebaran kepiting di Pulau Tikus GugusPulau Pari, Kepulauan Seribu dengan menggunakanmetode transek kuadrat. Transek kuadrat mewakili bagianbarat, utara, timur dan selatan Pulau Tikus. Hasil penelitanmenunjukkan terdapat 34 jenis dengan total 11 familikepiting (Brachyura) dari Pulau Tikus yaitu Portunidae,Majidae, Galenidae, Dromiidae, Calappidae, Ocypodidae,Grapsidae, Porcellanidae, Macrophthalmidae, Xanthidaedan Pilumnidae. Keseluruhan jenis kepiting memilikisebaran pada berbagai habitat dengan substrat yangberbeda sesuai dengan jenis kepiting dan kemampuanadaptasi terhadap lingkungan. Sebaran kepiting bergantungdari keberadaan substrat dan ekosistem sekitar perairanyang mendukung perolehan makanan kepiting.

Kepiting, Brachyura, sebaran, tipe substrat, Pulau Tikus

CP-012Ekologi jenis Ficus spp. (Moraceae) di kawasanhutan Taman Nasional Karimunjawa, JawaTengah

Inge Larashati SubroPusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).Cibinong Science Center, Jl. Raya Jakarta Bogor Km 46 Cibinong, Bogor16911, Jawa Barat. Email: [email protected]

Ficus merupakan marga yang memiliki anggota cukupbesar tergolong suku Moraceae. Persebaran Ficus terdapatdi daerah tropic dan sub-tropik. Di kawasan Malesiatersebar di wilayah Malaysia, Singapura, BruneiDarussalam, Indonesia, Philipina dan Papua New Guinea.Keaekaragaman jenis-jenis Ficus di Indonesia tergolong

Abstrak Seminar Nasional MBI, UI Depok, 20 Desember 2014 33

sangat tinggi mencapai sekitar 250 jenis. Di kawasan hutandi pulau Jawa tumbuh secara meluas baik di dataran rendahhingga ke hutan pegunungan. Jenis-jenis Ficus yangtumbuh di kawasan hutan Taman Nasional Karimunjawabelum banyak diketahui keberadaannya semenjak jamankemerdekaan belum ada penelitian yang dilakukan. Olehkarena itu perlu dilakukan inventarisasi dan penelitianekologi tumbuhan di kawasan tersebut. Penelitian ekologitumbuhan dilakukan dengan menggunakan metoda petakkuadrat dan penjelajahan dikawasan hutan pada ketinggianantara 100 sampai dengan 300 meter dpl. Hasil analisisdata dan identifikasi diketahui bahwa Ficus spp. memilikipersebaran dan populasi yang cukup tinggi.

Ekologi jenis, Ficus spp., Taman Nasional Karimunjawa,Jawa Tengah

CP-013Sikap masyarakat terhadap pentingnya konservasihutan sebagai penyangga banjir di KecamatanTangse, Kabupaten Pidie

Maulizar, Abdullah♥, DjufriUniversitas Syiah Kuala, Banda Aceh 23111, Aceh, Indonesia. ♥Email:[email protected]

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 3 Oktober 2012sampai dengan 3 Maret 2013. Penelitian ini bertujuanuntuk mengetahui sikap masyarakat terhadap pentingnyakonservasi hutan sebagai penyangga banjir di KecamatanTangse Kabupaten Pidie. Populasi dalam penelitian iniadalah Penduduk Gampong Peunalom I, PendudukGampong Peunalom II, dan Penduduk Gampong PuloMesjid yang berjumlah 1.097 jiwa. Teknik pengumpulandata dilakukan dengan menggunakan angket yang berisikan30 pertanyaan. Pertanyaan yang terdapat dalam angket dibagi atas 3 parameter yaitu pengetahuan, sikap dantindakan. Hasil analisis data dengan menggunakanpersentase menunjukkan pada pengetahuan konservasihutan terhadap tingkat pendidikan SD yaitu sebanyak 21orang (64%), pengetahuan konservasi hutan terhadaptingkat pendidikan SMP sebanyak 17 orang (68%),pengetahuan konservasi hutan terhadap tingkat pendidikanSMA sebanyak 20 orang (74%) dan pengetahuankonservasi hutan terhadap tingkat pendidikan S1 sebanyak20 orang (80%). Analisis dengan menggunakan ChiKuadrat menunjukkan sikap dan tindakan konservasi hutanterhadap tingkat pendidikan SD, SMP, SMA dan S1, x2hitung ˃ x2 tabel. Pada tabel signifikansi 5% sikap dantindakan konservasi hutan terhadap tingkat pendidikan SDx2hitung = 8,36, sikap dan tindakan konservasi hutanterhadap tingkat pendidikan SMP x2 hitung= 14,52, sikapdan tindakan konservasi hutan terhadap tingkat pendidikanSMA x2 hitung= 15,45, sikap dan tindakan konservasihutan terhadap tingkat pendidikan S1 x2 hitung = 16,91sedangkan x2 tabel untuk semua tingkatan pendidikan =7,81. Sikap masyarakat terhadap pentingnya konservasihutan sebagai penyangga banjir di Kecamatan Tangse,Kabupaten Pidie sudah baik.

Sikap masyarakat, konservasi hutan, penyangga banjir

CP-014Respon fisiologi dan pertumbuhan bibit mangga,durian, rambutan dan alpukat terhadap berbagaiintensitas cahaya dan pemupukan nitrogen

Titi Juhaeti♥, Nuril HidayatiBidang Botani, Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu PengetahuanIndonesia (LIPI). Cibinong Science Center, Jl. Raya Jakarta Bogor Km 46Cibinong, Bogor 16911, Jawa Barat. ♥Email: [email protected]

Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui responfisiologi dan pertumbuhan bibit mangga, durian, rambutandan alpukat yang ditanam pada intensitas cahaya dantingkat pemupukan yang berbeda. Penelitian dilakukan diBidang Botani Pusat Penelitian Biologi-LIPI, Cibinong.Bibit ditanam di polibag pada media tanam berupacampuran tanah: pupuk kandang = 2:1. Rancangan yangdigunakan adalah Rancangan Acak Kelompok yangdisusun secara faktorial. Faktor pertama adalah naungan:0% (N0), 55% (N1) dan 75% (N2), faktor ke dua adalahdosis pupuk N yakni 0 g urea/pot (P0), 5 g urea/pot (P1)dan 10 g urea/pot (P2) dan faktor ketiga adalah jenistanaman yakni rambutan (T1), mangga (T2), durian (T3)dan alpukat (T4). Hasil pengamatan menunjukkan bahwa dipembibitan, bibit rambutan, mangga, durian dan alpukattoleran terhadap cahaya rendah. Pada nilai Q leaf yangrelatif rendah, fotosintesis masih bisa berlangsung, tetapiapabila nilai Q leaf terlalu tinggi maka laju fotosintesissemakin menurun. Masing-masing jenis tanaman memilikikemampuan yang tidak jauh berbeda untuk berfotosintesis.Laju fotosintesis (A) tertinggi ada pada mangga (10,079)diikuti alpukat, durian dan rambutan. Nilai transpirasi (E)tertinggi pada alpukat, diikuti durian, rambutan danmangga. Pemupukan tidak berpengaruh nyata terhadapserapan CO2, transpirasi dan pembukaan stomata.Sementara itu perlakuan naungan tidak berpengaruh nyataterhadap laju fotosintesis tetapi berpengaruh nyata terhadapE dan Gs. Pada umur 11 BST (bulan setelah tanam)pemupukan berpengaruh nyata terhadap ukuran diameterbatang (terbesar 1,4 cm pada perlakuan P3) tetapi tidakberpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman. Naunganberpengaruh nyata baik terhadap tinggi tanaman (tertinggi133,2 cm dari perlakuan N2) maupun terhadap diameterbatang (terbesar 1,5 cm dari perlakuan N1). bibit rambutan,mangga, durian dan alpukat memberikan respon fisiologisyang hampir sama terhadap cahaya.

Bibit, buah-buahan, naungan, pupuk, pertumbuhan, fisiologi

CP-015Peran koleksi Kebun Raya Indonesia dalam upayakonservasi tumbuhan dan penurunan emisikarbon

Danang W. Purnomo♥, Hendra Helmanto, AnggaYudaputra

ABS. SEM. NAS. MASY. BIODIV. INDON., UI Depok, 20 Desember 2014, hal. 1-4534

Kelompok Peneliti Tumbuhan dan Perubahan Iklim, Pusat KonservasiTumbuhan Kebun Raya, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Jl.Ir. H. Juanda13 Bogor, Jawa Barat. ♥Email: [email protected]

Pengelolaan biodiversitas nasional hanya akan efektif jikaupaya penggalian potensi sejalan dengan upaya konservasidan kesinambungan program. Status lahan Kebun Raya(KR) yang tetap dan tidak dapat dialihfungsikanmerupakan jaminan kelestarian tumbuhan di dalamnya.Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap potensi KoleksiKebun Raya Indonesia (KRI) sebagai bentuk sinergi antarakonservasi tumbuhan termasuk pemanfaatannya denganprogram lintas tema Pemerintah dalam upaya penurunanemisi karbon. Peranan koleksi KRI telah diukur Purnomoet al. (2013), dimana sebesar 24% tumbuhan terancamkepunahan telah dikoleksi di 25 KRI. Perhitungankandungan karbon pada tutupan vegetasi Kebun Rayadapat diukur dengan metode pendugaan cepat denganmenghitung luas tutupan dikalikan kandungan karbon jenistutupan. Nilai C stock ditentukan berdasarkan tetapan nilaiC stock Masripatin et al. (2010). Nilai C stock pada tipe-tipe tutupan vegetasi dan tipe tanah yang tidak terdaftardalam Masripatin et al. (2010) dapat dipilih data tipe lahanyang mirip atau mendekati dengan melihat riwayat lahan.Hasil perhitungan nilai C stock pada semua tutupanvegetasi KRI adalah 336.058,62 tonC. Kebun Raya yangmemiliki lahan luas dengan tutupan vegetasi rapat sepertiKR Jambi dan KR Balikpapan berkontribusi tertinggidengan nilai C stock masing-masing 47.293,45 tonC dan41.033,96 tonC. Koleksi KR tua yang diwakili 4 KR LIPImemiliki C stock rata-rata 138,32 tonC/ha, sedangkan padaKR baru yang diwakili KR Batam, KR Kendari, KR Banua,dan KR Sumatera Selatan memiliki C stock rata-rata 45,71ton C/ha.

Konservasi, tumbuhan, stock karbon, kebun raya, biomassa

Etnobiologi, Budidaya danPemanfaatan

DO-001Diversifikasi produk olahan buah mangrovesebagai sumber pangan alternatif masyarakatpesisir Toroseaje, Kabupaten Pohuwato, ProvinsiGorontalo

Dewi Wahyuni K. BaderanJurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Gorontalo. Jl. JenderalSudirman No. 6 Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo, Indonesia. Tel. +62-435-821125, Fax. +62-435-821752, email: [email protected]

Hutan mangrove yang berada di wilayah pesisir Toroseajeyang berfungsi sebagai daerah penyangga Teluk Tomini,saat ini terus mengalami tekanan akibat aktivitas manusiayang melampaui daya dukung. Hutan mangrove memilikifungsi yang sangat penting bagi keberlangsungan hidupmanusia, dikarenakan hutan mangrove memiliki fungsisecara ekologis yaitu sebagai tempat mencari makan

(feeding ground), tempat memijah (spawning ground), dantempat berkembang biak (nursery ground) berbagai jenisikan, udang, dan biota laut lainnya. Selain memiliki fungsiekologis hutan mangrove juga memiliki fungsi ekonomidengan memanfaatkan buah mangrove untuk dijadikansebagai sumber pangan alternatif pengganti beras. Berasmerupakan komoditas utama bangsa Indonesia. Dipakainyaberas sebagai indikator pangan utama telah mematikanposisi pangan lokal yang menghasilkan berbagai masakannusantara. Masyarakat pesisir Toroseaje belum mengetahuibahwa buah mangrove yang terbuang percuma kelingkungan dapat diolah untuk menghasilkan berbagaimakanan pengganti beras. Dengan memanfaatkan buahmangrove tujuan yang ingin dicapai yakni merubahparadigma masyarakat pesisir Toroseaje yang menyatakanbahwa beras adalah satu-satunya makanan pokok bangsaIndonesia. Metode yang akan digunakan yakni metodesurvey dengan pendekatan kualitatif. Data yang akandigunakan berupa data sekunder dan primer yang dapatdiperoleh di lapangan dan studi literatur hasil penelitiansebelumnnya. Hasil penelitian ini menghasilkan enamproduk unggulan yakni pia apapi, dodol munto, stik manismunto, stik asin munto, kerupuk soneratia, tepung munto,dan tiga produk tambahan yakni cake munto, kue agar-agarmunto, kacang keong muntu. Sembilan produk panganbersumber dari tiga spesies mangrove yakni spesiesAvicennia alba (apapi), Bruguiera gymnorrhiza (munto),dan Sonneratia alba.

Diversifikasi, mangrove, pangan alternatif

DO-002Domestikasi ayam hutan merah: Studi kasuspenangkapan ayam hutan merah oleh masyarakatdi Bengkulu Utara

Johan Setianto♥, Hardi Prakoso, SutriyonoJurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu. Jl. W.R.Supratman Kandang Limun, Bengkulu 38371, Indonesia. Tel./Fax. +62-736-21290, ♥Email: [email protected]

Ayam hutan merah merupakan plasma nutfah yangmempunyai peranan penting bagi masyarakat.Penangkapan ayam hutan merah oleh masyarakat terusmeningkat. Ayam hutan merah dipelihara sebagaikesenangan ataupun dijadikan bibit untuk menghasilkanspesies baru sebagai ayam silangan. Penangkapan yang takterkendali dapat menyebabkan kepunahan ayam hutanmerah. Kajian ini bertujuan untuk memperoleh informasimengenai teknik penangkapan ayam hutan merah berbasismasyarakat di Bengkulu Utara. Pemilihan respondendilakukan dengan metode snowball sampling. Metode inidilakukan karena keberadaan peternak yangmendomestikasikan ayam hutan merah belum diketahuisecara jelas. Data dalam penelitian ini diperoleh secaralangsung dari peternak yang dipilih sebagai respondendengan menggunakan kombinasi dari wawancaramendalam dan daftar pertanyaan. Hasil penelitianmenunjukkan 65,22% responden melakukan penangkapan,34,78% tidak melakukan penangkapan. Teknik

Abstrak Seminar Nasional MBI, UI Depok, 20 Desember 2014 35

penangkapan menggunakan ayam pemikat dan jaring56,67%, ayam pemikat dan racik 26,67%, ayam pemikatdan jaring/racik 13,33% dan lainnya 3,33%. Hasiltangkapan dengan menggunakan ayam pemikat dan jaring1,44 ekor/memikat/orang, menggunakan ayam pemikat danracik 1,25 ekor/memikat/orang. Hasil tangkapan dipelihara26,67% dan tidak dipelihara 73,33%. Penangkapan ayamhutan merah yang dilakukan oleh masyarakat di lokasiperkebunan dan blending zone dengan menggunakan alatayam pemikat dan jaring, ayam pemikat dan racik, sertatungkup. Hasil tangkapan dipelihara, dijual, dipotong dandiberikan pada orang lain.

Ayam hutan merah, domestikasi, teknik penangkapan

DO-003Kearifan lokal dalam upacara adat Galungansebagai bentuk pelestarian lingkungan di DusunWonomulyo, Desa Genilangit, Kecamatan Poncol,Kabupaten Magetan, Jawa Timur

Burhansyah1,♥, Krisanty K.1,2, Rekyan G.1,2, Yudha N.2,Agnes Audina1, Risma Dera A.1,2, M. Ridwan2, UlfahH.2, Teguh W.1, Diagal W.1,2

1Kelompok Studi Kepak Sayap, Jurusan Biologi, FMIPA, UniversitasSebelas Maret Surakarta. Jl. Ir. Sutami 36A Surakarta 57126, JawaTengah. Tel./Fax. +62-271-663375, ♥Email:[email protected] Studi Biodiversitas, Jurusan Biologi, FMIPA, UniversitasSebelas Maret Surakarta, Jawa Tengah.

Kehidupan masyarakat Dusun Wonomulyo yang berada dilereng tenggara Gunung Lawu tidak dapat lepas dari alamsekitar. Masyarakat mendapatkan gambaran pola hiduptentang baik dan buruk atau sesuatu yang diperbolehkanatau tidak terkait dengan sikapnya terhadap lingkungan.Hal ini bisa dilihat dari upacara adat yang diselenggarakanoleh masyarakat yang menunjukkan sistem kepercayaandan juga menjadi rantai pengetahuan moralitas terhadaplingkungan. Artikel ini bertujuan untuk menggambarkanbudaya masyarakat di Dusun Wonomulyo, DesaGenilangit, Kecamatan Poncol, Kabupaten Magetan, JawaTimur dalam menjaga keseimbangan antara alam danmanusia yang diaktualisasikan dalam bentuk upacara adatGalungan. Masyarakat percaya bahwa upacara adat inisebagai wujud ucapan syukur atas keselarasan antara wargadan lingkungan untuk hidup berdampingan, terutamadengan kekuatan alam di lingkungan tempat tinggalmereka.

Kearifan lokal, upacara adat, Galungan, pelestarianlingkungan

DO-004Pemanfaatan Pandan-pandanan (Pandanaceae)oleh Masyarakat Papua

Lisye Iriana Zebua

Jurusan Biologi Universitas Cenderawasih, Jl. Kamp Wolker Waena-Jayapura, Papua. Email: [email protected]

Pandan-pandanan merupakan kelompok tumbuhanmonokotil yang masuk dalam famili Pandanaceae.Tumbuhan tersebut sangat bermanfaat bagi kehidupanmasyarakat Papua. Telah dilakukan penelitian untukmengetahui pemanfaatan pandan-pandanan olehmasyarakat Papua di Kepulauan Yapen, KabupatenLanijaya, Kabupaten Jayawijaya, dan Kabupaten Jayapura.Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatifdengan teknik wawancara, observasi, dan studi pustaka,selanjutnya data dianalisis secara deskriptif. Hasilpenelitian ditemukan 11 jenis pandan-pandanan yangdimanfaatkan oleh masyarakat Papua, yaitu Pandanusamarylifolius (Pandan wangi), Pandanus conoideus Lam.,Pandanus tectorius Parkinson (Pandan tikar), Pandanusleptocaulis Merr & Perry, Pandanus jiulianetii (Pandankelapa hutan), Pandanus leptocaulis Merr & Perry,Pandanus polycephalus Lam., Pandanus odoardi Martelli,Pandanus sp.1., Pandanus sp.2. dan Sararanga sinuosaHemsley (Pandan anggur). Buah P. conoideus dikonsumsisebagai sumber energi, dan sebagai bahan obat, sedangkanakarnya dimanfaatkan sebagai pengikat daun sagu untukatap rumah. Daun P. leptocaulis dimanfaatkan sebagai tikarjahit, akar P. tectorius dimanfaatkan sebagai alatpenangkap ikan, pucuk tunas batang P. polycephalusdimanfaatkan sebagai obat tradisional, daun P.kaernbachii, dimanfaatkan sebagai pembungkus makanan,daun P. odoardi dimanfaatkan sebagai bahan bakuanyaman piring, daun Pandanus sp.1 dimanfaatkan sebagaibahan baku anyaman piring dan serat akar Pandanus sp.2dimanfaatkan sebagai bahan benang untuk menjahit tikar,dan untuk pakaian adat. Seluruh organ pandan kelapa hutandapat dimanfaatkan. Buah dikonsumsi sebagai bahanmakanan tradisional, daun dimanfaatkan untuk membuattikar dan payung tradisional, serat akar dimanfaatkansebagai bahan dasar pembuatan tas atau noken dan anakpanah, batang dapat dijadikan papan untuk lantai ataudidinding. Buah S. sinuosa dapat dikonsumsi, daundimanfaatkan sebagai bahan baku anyaman, dan batangnyadimanfaatkan dimanfaat sebagai alat penjepit bara api.

Masyarakat Papua, Pandan-pandanan, pemanfaatan

DO-005Inventarisasi tumbuhan obat dan kearifan lokalmasyarakat Enis Bune dalam memanfaatkantumbuhan obat di Kecamatan Pinogu, KabupatenBone Bolango, Provinsi Gorontalo

Abubakar Sidik Katili1,♥, Zainuddin Latare2, Moh.Chandra Naouko3

Universitas Negeri Gorontalo. Jl. Jenderal Sudirman No. 6 KotaGorontalo, Provinsi Gorontalo, Indonesia. ♥Email: [email protected]

Provinsi Gorontalo, merupakan provinsi ke-33 diIndonesia, yang memiliki 5 etnis, yakni: etnis Bajo, Bune,Atinggola, Gorontalo dan etnis Polahi. Dari ke-5 etnistersebut adalah etnis Bune, yang merupakan suatu

ABS. SEM. NAS. MASY. BIODIV. INDON., UI Depok, 20 Desember 2014, hal. 1-4536

kelompok masyarakat yang hidup di wilayah timurGorontalo tepatnya di kabupaten Bone Bolango, ProvinsiGorontalo. Etnis Bune memiliki bahasa sendiri yangdisebut bahasa Suwawa, yang disebut juga sebagai bahasaBonda atau bahasa Bune. Masyarakat Etnis Bune padadasarnya hidup pada bidang pertanian sehingga dapatdikatakan bahwa sebagian besar dari mereka berprofesisebagai petani. Di sisi lain dengan adanya potensi sumberdaya alam yang terdapat di wilayah yang ditempati olehmasyarakat etnis bune serta adanya kearifan lokal yangdimilikinya, menyebabkan etnis ini memiliki suatuketerampilan dalam memanfaatkan tumbuh-tumbuhan yangada disekitarnya sebagai obat. Kearifan lokal masyarakat,terutama masyarakat etnis bune di Kecamatan Pinogu,dalam memanfaatkan tumbuhan obat, merupakan warisanyang diturunkan dari satu generasi ke generasi penerusnyadan telah berlangsung dalam kurun waktu yang lama.Penelitian ini bertujuan untuk menginventarisasi tumbuhanyang dimanfaatkan sebagai obat dan eksplorasi kearifanlokal pada masyarakat etnis bune. Metode yang digunakandalam penelitian ini adalah metode survey dan teknikpengambilan data dilakukan dengan wawancara secaralangsung pada sejumlah masyarakat etnis Bune diKecamatan Pinogu, Kabupaten Bone Bolango, ProvinsiGorontalo, khususnya para pengobat tradisional. Carasampling informan dilakukan dengan menggunakanmetode snowball sampling. Informan ditentukanberdasarkan keterangan dari tokoh masyarakat adat, kepalasuku, kepala desa kepala kampung, dan sumber terpercayalainnya. Hasil penelitian yang peroleh bahwa masyarakatetnis bune di kecamatan Pinogu Kabupaten Bone BolangoProvinsi Gorontalo telah menggunakan berbagai macamtumbuhan untuk mengobati berbagai macam penyakit.Dalam penelitian ini ditemukan 71 jenis tumbuhan obatdengan variasi bagian tumbuhan yang dimanfaatkansebagai obat yakni daun, bunga, buah, kulit buah, batangdan akar/rimpang. Ditemukan 6 macam kearifan lokal yangterdapat pada masayarakat etnis bune dalam memanfaatkantumbuhan obat serta dalam kaitannya dengan ritualpengobatan yang menggunakan tumbuhan obat.Kesimpulan yakni terdapat 7 tumbuhan obat yang dapatdigolongkan sebagi tumbuhan obat unggulan yakni:Tapeompuha (nama lokal) berkhasiat untukmneyembuhkan penyakit berak darah; Luato (nama lokal),berkhasiat untuk meyembuhkan penyakit semua jenispenyakit; tunuhulungo (nama lokal); untuk penyakit kulit(nama lokal); Sofa (nama lokal) untuk mengobatisengatan/gigitan hewan berbisa; Mahkota Dewa (namaIndonesia), untuk menyembuhkan penyakit gula, kolesteroldan darah tinggi; Bunga Rosella (nama Indonesia) untukmenyembuhkan penyakit kanker; dan ramuan yangmerupakan campuran antara beberapa tanaman obat yakniLantolo (nama lokal), Bumba (nama lokal), dan DadapBerduri (nama Indonesia) yang berkhasiat untukpenyembuhan penyakit kanker ganas. Etnis Bunemerupakan etnis di Gorontalo yang masih memegang nilai-nilai dan norma yang berasal dari nenek moyang ataupendahulunya dan hal tersebut merupakan kearifan lokalyang dimilikinya.

Tumbuhan obat, etnis Bune, kearifan lokal, Pinogu

DO-006Pemanfaatan limbah bulu ayam sebagai pakanternak ruminansia

Endah Permata Sari♥, Imela Sukma Tifana Putri,Rinanti Anindya Putri, Shafa Imanda, Dewi Elfidasari,Riris Lindiawati PuspitasariJurusan Biologi (Bioteknologi), Fakultas Sains dan Teknologi, UniversitasAl Azhar Indonesia. Komplek Masjid Agung Al Azhar, Jl.Sisingamangaraja, Kebayoran Baru, Jakarta 12110, Indonesia. Tel. +62-217244456. ♥Email: [email protected]

Kebutuhan pangan masyarakat pada saat ini mengalamikenaikan beriringan dengan bertambahnya populasimanusia. Peningkatan ini berdampak pula pada limbahyang dihasilkan, salah satunya adalah limbah bulu unggas(ayam). Limbah bulu ayam memiliki dampak negative bagikesehatan manusia serta mengakibatkan pulusi tanahkarena sulit untuk didegradasi. Pemanfaatan limbah buluayam pada saat ini hanya sebatas pada pembuatan kerajinantangan. Disamping itu, limbah bulu ayam juga dapatdimanfaatkan sebagai bahan pakan ternak untuk hewanruminansia. Limbah bulu ayam memiliki kandunganprotein (keratin) sebesar 80-90% melebihi kandunganprotein pada kedelai (42,5%). Keratin yang terkandung didalam bulu ayam tidak dapat diserap langsung oleh tubuh,karena itu dibutuhkan teknik pengolahan tertentu untukmempermudah proses penyerapan. Teknik pengolahannyadapat dilakukan secara fisik, kimia dengan asam, kimiadengan basa, dan mikrobiologi melalui fermentasi denganmikroorganisme. Keempat metode pemrosesan tersebutmenghasilkan kecernaan dan nilai biologis hidrolisat buluayam yang berbeda-beda. Pemrosesan bulu ayam secarafisik memiliki nilai cerna sebesar 76%, kimia dengan asam59,83%, kimia dengan basa 64,6%, dan mikrobiologis54,20%.

Limbah bulu ayam, HBA, keratin

DO-007Pemanfaatan cairan isi rumen dan kotoran sapisebagai biogas

Farida Ariani ♥, Imam Bayadhom, M. Rio AdhitiaUniversitas Al Azhar Indonesia. Komplek Masjid Agung Al Azhar, Jl.Sisingamangaraja, Kebayoran Baru, Jakarta 12110, Indonesia. Tel. +62-217244456. ♥Email: [email protected]

Makalah ini merupakan studi referensi dari beberapa jurnalpenelitian mengenai biogas sebagai energi alternatif.Energi dibagi menjadi dua macam yaitu energi yang dapatdiperbaharui dan tidak dapat diperbaharui. Biogasmerupakan salah satu energi yang dapat diperbaharui,biogas bukanlah suatu teknologi yang baru. Penambahancairan isi rumen sebagai ko-substrat mempresentasikanhasil yang lebih baik dibandingkan kontrol yang tidakdiberikan cairan isi rumen.

Abstrak Seminar Nasional MBI, UI Depok, 20 Desember 2014 37

Biogas, sapi, cairan isi rumen

DO-008Peluang pengembangan tanaman kakao diKecamatan Sebatik Timur, Kabupaten Nunukan

Sriwulan P. Rahayu♥

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Timur. Jl. P.M.Noor Sempaja, Samarinda 75119, Kalimantan Timur. Tel. +62-541-220857, ♥Email: [email protected]

Luas lahan perkebunan tanaman kakao di KalimantanTimur saat ini mencapai 23.502 Ha dengan produksi23.296 ton/tahun dan banyak diusahakan di KabupatenNunukan dengan luas tanam 6.514 Ha dan produksi 12.163ton/tahun. Data statistik perkebunan dalam kurun waktu 5tahun (2009-2013) rata-rata luas panen kakao di kabupatenNunukan adalah 7.936 Ha dengan produksi 9.513 tondengan pertumbuhan produksi yang semakin tahunsemakin menurun (-3.5801) dengan harga rata-rata Rp.16.000, sedangkan untuk kecamatan Sebatik tahun 2012luas lahan tanaman kakao sebesar 6.491 Ha denganproduktivitas 2.243 kg dan harga rata-rata Rp 19.000 bijikering. Penurunan produksi ini disebabkan karena parapetani banyak yang beralih ke tanaman kelapa sawit yangmenurut mereka (petani) sangat menjanjikan dan tidakperlu merawat tanamannya, alasan lain bahwa tanamankakaonya banyak yang mati terserang hama penyakit,produksinya rendah dan juga karena sudah berumur tua dandengan budidaya kakao memerlukan perawatan yangekstra. Dengan melihat potensi lahan terutama kebun(21,35%) dan permasalahan yang ada terutama pemupukan,maka dengan melakukan pemupukan NPK sesuai dosis danumur tanaman kakao dapat meningkatkan pendapatansebesar Rp. 8.291.000/ha/tahun atau meningkat 79,33%,atau terjadi peningkatan produksi 550 kg atau sebesar64,71%, marginal B/C sebesar 4,8, sangat layakdikembangkan dan memungkinkan untuk pengembangantanaman kakao secara lebih luas.

Tanaman kakao, Sebatik Timur, pengembangan

DO-009Tingkat partisipasi petani dalam kelompok TaniPadi Sawah untuk mendukung Program MP3MIdi Kabupaten Paser, Kalimantan Timur

M. Rizal, Sriwulan P. Rahayu♥, Dhyani N.Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Timur. Jl. P.M.Noor Sempaja, Samarinda 75119, Kalimantan Timur. Tel. +62-541-220857, ♥Email: [email protected]

Penelitian ini dilaksanakan pada empat kelompok tani padisawah, di Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur.Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahuitingkat partisipasi petani dalam Kelompok tani padi sawahuntuk mendukung program Model PengembanganPertanian Perdesaan Melalui Inovasi Pertanian (M-P3MI)di Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur. Jenis data

terdiri dari data primer dan data sekunder dengan tehnikpengumpulan data melalui observasi, wawancara danpencatatan. Penentuan sampel dilakukan secara simplerandom sampling, mengambil empat orang dari masing-masing Kelompok Tani sehingga sampel berjumlah 40orang. Data yang diperoleh ditabulasi kemudian diolahdengan cara analisis kualitatif. Untuk mengetahui tingkatpartisipasi petani dalam kelompok tani pada sawah padaprogram M-P3MI di Kabupaten Paser, dilakukan penilaiankepada responden dengan memberikan nilai/skor terhadapkomponen partisipasi yaitu kesadaran, keterlibatan danmanfaat yang diperoleh menjadi anggota Kelompok Tanipada program M-P3MI. Pemberian nilai/skor padaresponden berkisar 1-3. Hasil penelitian menunjukkanbahwa tingkat partisipasi petani dalam kelompok tani padisawah pada komponen kesadaran tergolong tinggi, karenadari 40 orang petani sebanyak 85% menyatakan masuksebagai anggota Kelompok Tani padi sawah berdasarkankesadaran sendiri, pada komponen keterlibatan sebanyak62,50%, dan pada komponen manfaat sebanyak 100%.Dengan menyadari pentingnya menjadi anggota KelompokTani, pelaksanaan program Model PengembanganPertanian Perdesaan Melalui Inovasi Pertanian (M-P3MI)dapat berjalan dengan baik sehingga dapat mendukungketahanan pangan secara berkelanjutan di ProvinsiKalimantan Timur.

Tingkat partisipasi, kelompok tani, MP3MI, KalimantanTimur.

DO-010Revitalisasi serat racikan boreh saha parem karyaPaku Buwana IX sebagai dasar pengembanganramuan obat herbal luar berbasis tradisi Jawa

Exwan Andriyan VerrysaputroUniversitas Negeri Yogyakarta, Depok, Sleman, Yogyakarta. Email:[email protected]

Ramuan Tradisional merupakan warisan nenek moyangperlu dilestarikan dan dikembangkan. Salah satu jenisramuan tradisional adalah Obat Herbal. Obat Herbalmerupakan salah satu produk asli Indonesia yang sudahdikembangkan sejak jaman dahulu. Salah satu bukti bahwaramuan obat Herbal tradisional sudah dikembangkan sejakjaman dahulu adalah ramuan obat herbal yang ditulis olehPaku Buwana IX dalam Serat Racikan Boreh saha Parem.Serat ini membahas tentang Obat Herbal Luar yang carapenggunaannya dibalurkan diluar bagian tubuh. Tujuandari penulisan makalah ini adalah: (i) untukmendiskripsikan cara pembuatan Obat Herbal Luar dengandasar Serat Racikan Boreh saha Parem karya Paku BuwanaIX; (ii) untuk mendiskripsikan manfaat dari Obat HerbalLuar sebagai wujud revitalisasi Serat Racikan Boreh sahaParem karya Paku Buwana IX. Metode analisis data dalammakalah ini menggunakan Metode kualitaif, dengan tahap(i) Reduksi Data (ii) Penyajian Data (iii) PenarikanKesimpulan (v) Verifikasi Data. Hasil dalam makalah iniadalah: (i) Deskripsi tentang tata cara pembuatan Obat

ABS. SEM. NAS. MASY. BIODIV. INDON., UI Depok, 20 Desember 2014, hal. 1-4538

Herbal Luar yang dioleskan dan dilaburkan di bagian luartubuh dengan dasar Revitalisasi naskah Serat RacikanBoreh saha Parem karya Paku Buwana IX di KratonSurakarta (ii) Manfaat dari Revitalisasi Serat RacikanBoreh saha Parem karya Paku Buwana IX yang digunakansebagai dasar Pengembangan Ramuan Obat Herbal LuarBerbasis Tradisis Jawa, yaitu untuk menjaga kebugarantubuh, menjaga kecantikan, mencegah penyakit, danmengobati penyakit. Hasil revitalisasi Serat Racikan Borehsaha Parem karya Paku Buwana IX dapat digunakansebagai dasar dalam pengembangan Ramuan Obat HerbalLuar berbasis tradisi Jawa. Ramuan tradisonal berupa ObatHerbal Luar dengan dasar Serat Boreh saha Paremmempunyai banyak manfaat seperti menjaga kebugarantubuh, menjaga kecantikan, mencegah penyakit danmengobati penyakit.

Ramuan tradisional, obat herbal luar, revitalisasi, SeratRacikan Boreh saha Parem

DO-011Pemanfaatan sumber daya lokal sebagai bahanbaku industri pakan ternak puyuh

Jolyanis Lainawa1,♥, Nansi Margret Santa2,♥♥, JeannePandey3,♥♥♥, Betty Bagau4,♥♥♥♥

Universitas Sam Ratulangi, Jl. Kampus Unsrat Bahu Manado, 95115.Email:♥ [email protected], ♥♥[email protected],♥♥♥[email protected], ♥♥♥♥[email protected]

Pakan merupakan masalah utama selain bibit pada usahaternak puyuh. Lebih dari 80% dari total biaya usaha ternakdigunakan untuk membeli pakan. Sampai saat ini usahaternak puyuh menggunakan pakan pabrikan. Keadaan inimenyebabkan jumlah pendapatan usaha ternak sangatbergantung pada fluktuasi harga pakan pabrikan yangcenderung naik. Berdasarkan masalah tersebut perludilakukan penelitian tentang bahan pakan lokal yang dapatdijadikan sebagai pakan alternatif ternak puyuh. Tujuanpenelitian yaitu untuk mengetahui jenis dan jumlah bahanpakan lokal yang komposisi zat makanannya sesuai dengankebutuhan ternak puyuh, sehingga dapat dijadikan sebagaibahan baku industri pakan ternak. Peternak dapatmengetahui bahkan menggunakan pakan lokal, sehinggapendapatan peternak dapat meningkat. Selain itu, peternakberpeluang untuk membuka usaha industri pakan.Penelitian menggunakan metode trial and error yangdiawali dengan mengkategorikan beberapa bahan pakanlokal kemudian dianalisis komposisi zat makanannya. Hasilpenelitian yaitu jenis bahan pakan dan jumlah pemberiandalam ransum ternak puyuh tipe petelur berupa jagunggiling, dedak halus, bungkil kelapa, dan tepung ikan.Kesimpulan yaitu bahan pakan lokal yang digunakanpeternak sesuai komposisi, dapat meningkatkan pendapatanpeternak sebesar 34,56%, sehingga cocok dapat dijadikansebagai bahan baku industri pakan ternak puyuh.

Pakan lokal, puyuh, pendapatan, industri

DO-012Analisis kegunaan jenis-jenis tumbuhan olehmasyarakat Etnis Karo di Desa Merdeka,Kabupaten Karo, Sumatera Utara

Endang Christine Purba1,♥, Nisyawati2, Marina Silalahi3

1 Program Biologi Konservasi, Departemen Biologi, FMIPA, UniversitasIndonesia, Depok 16424, Jawa Barat, Indonesia. ♥Email:[email protected] Program Biologi Konservasi, Departemen Biologi, FMIPA, UniversitasIndonesia, Depok 16424, Jawa Barat, Indonesia.3 Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Kristen Indonesia,Jakarta

Penelitian bertujuan untuk mengetahui nilai guna setiapspesies tumbuhan yang dimanfaatkan oleh masyarakat etnisKaro di Desa Merdeka, Kabupaten Karo, Sumatera Utara.Penelitian berlangsung pada bulan April-Juni 2014.Wawancara dilakukan untuk memperoleh informasitentang keanekaragaman dan pemanfaatan tumbuhan.Pemilihan responden ditentukan secara purposive dansnowball sampling. Data dianalisis dengan metode Index ofCultural Significance (ICS). Hasil penelitian menunjukkanbahwa masyarakat etnis Karo di Desa Merdekamemanfaatkan 124 spesies tumbuhan untuk obat-obatan,47 spesies untuk pangan, 18 spesies untukadat/riual/hiasan, 10 spesies untuk sumber penghasilan, 7spesies untuk teknologi lokal, 5 spesies untuk racun/antiracun, 4 spesies untuk kayu bakar, dan 4 spesies untukpewarna. Empat spesies yang memiliki nilai ICS tinggiyaitu page (Oryza sativa) sebesar 50 serta mayang (Arecacatechu), pola (Arenga pinnata), dan buluh (Bambusa spp.)masing-masing sebesar 49.

Tumbuhan, Index of Cultural Significance (ICS), etnis Karo

DO-013Optimalisasi proses biokonversi denganmenggunakan mini-larva Hermetia illucens untukmemenuhi kebutuhan pakan ikan

Melta Rini FahmiBalai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias. Jl Perikanan No.13 Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat. Email: [email protected]

Biokonversi merupakan sebuah proses alami yangmelibatkan larva serangga untuk menyerap nutrient darilimbah-limbah organic menjadi biomasa larva serangga.Larva ini akan menjadi sumber protein dan lemak hewaniuntuk kebutuhan budidaya ikan. Dalam proses biokonversibanyak menggunaka larva serangga Hermetia illucens(Famili; Stratiomidae, Ordo; Diptera) karena merupakanagen biodegradasi. Penelitian ini terdiri dari tiga tahap,pertama yaitu mempelajari siklus hidup serangga H.illucens untuk mendapatkan larva serangga atau dikenaldengan istilah maggot; tahap kedua yaitu pemanfaatanmaggot dalam mendegradasi limbah organik dan tahapketiga aplikasi maggot sebagai bahan baku pakan ikangurame (60 g). Hasil penelitian menunjukkan telur H.illucens akan menetas setelah 3 hingga 6 hari, fase larva

Abstrak Seminar Nasional MBI, UI Depok, 20 Desember 2014 39

terjadi selama 3 hingga 4 pekan, fase pre-pupa akanmeninggalkan sumber makanan dan menuju tempat yanglebih kering dan pupa akan menetas setelah satu pekan,lama hidup serangga dewasa yaitu 1-2 pekan. Magotmemiliki kemampuan yang baik dalam mendegradasilimbah organik, kandungan nutrisinya mencapai 45-50%dan 24-30% masing-masing untuk protein dan lemak. Ikangurame yang digunakan pada penelitian ini mencapai bobot300-400 g selama lima bulan pemeliharaan

Biokonversi, Hermetia illucens, maggot, limbah organik danpakan ikan

DO-014Kajian ekonomi produk-produk unggulanstrategis non beras dalam rangka perluasanpembangunan pertanian tanaman pangan diSulawesi Tenggara

Laode GeoJurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Halu Oleo Kendari. Jl.H.E.A. Mokodompit, Kendari, Sulawesi Tenggara. Email:[email protected]

Provinsi Sulawesi Tenggara yang terdiri dari 16kabupaten/kota merupakan salah satu wilayah yangmasyarakatnya secara turun-temurun menjadikan makananproduk non beras sebagai makanan pokok. Penelitian inibertujuan untuk mengidentifikasi produk-produk unggulanstrategis non beras yang telah diusahakan masyarakat danmengkaji secara ekonomis dari aspek produksi, harga,kandungan gizi dan pemasaran dari produk-produkunggulan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwatanaman-tanaman yang telah diusahakan masyarakat yaitusingkong, jagung, ubijalar, keladi, sagu dan gembili; yangsecara ekonomis dikaji dari tingkat produksi, harga,kandungan gizi dan pemasarannya berfluktuasi. Disarankankepada pemerintah dan masyarakat untuk terusmengembangkan tanaman produk unggulan non berastersebut didalam memperkuat ketahanan pangan nasionaldan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Ketahanan pangan, ekonomi, produk non beras

DO-015Manajemen biodiversitas hasil hutan non kayubagi kemandirian bahan pangan, bahan obat, danbahan baku industri di Pulau Lombok

IndriyatnoProgram Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian, Univeritas Mataram. Jl.Majapahit 62, Mataram, NTB. ♥Email: [email protected]

Peningkatan jumlah penduduk dan menyempitnya arealpertanian mengkibatkan meningkatnya kebutuhan sumberbahan pangan, bahan obat dan bahan indutri secaranasional. Pulau Lombok merupakan salah satu pulau yangmemilki biodiversitas tumbuhan tinggi, dimana

biodiversitas tumbuhan memiliki fungsi sebagai bahanpangan, bahan obat dan bahan industri. Biodiversitastersebut kebanyakan tumbuh di kawasan hutan, dimanakawasan hutan tersebut hampir 90% adalah kawasankonservasi. Kawasan hutan di pulau ini mengalamipermasalahan sosial dimana hampir 90% masyarakat yangtinggal di pinggiran hutan hidupnya tergantung dari hutan.Salah satu solusi supaya masyarakat dapat mengakses kedalam hutan namun fungsi hutan sebagai kawasankonservasi masih tetap berjalan adalah pengembangan hasilhutan non kayu. Tujuan dari penelitian ini adalahmengetahui metode dan strategi managemen pengelolaanHHBK. Metode penelitian yang dilakukan dengan carawawancara, eksplorasi dan identifikasi serta actionresearch.Dari hasil pembahasan dapat ditarik kesimpulan kawasanhutan konservasi sebagai kawasan sumber daya genetik,hutan produksi, hutan kemasyarakat dan hutan rakyatsebagai areal produksi. Pengolahan produk hasil hutan nonsebagai bahan baku pangan, bahan obat dan bahan bakuindustri dapat dikembangkan dengan sekala home indutri ditingkat desa dengan kapasitas rata-rata kurang lebih 50 kg.

Biodiversitas, HHBK, bahan pangan, bahan obat, bahanbaku industri

DP-001Teknologi pengolahan hasil jamur tiram sertaanalisis usaha-taninya di Kota Balikpapan,Kalimantan Timur

Retno Widowati♥, M. RizalBalai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Timur. Jl. P.M.Noor Sempaja, Samarinda 75119, Kalimantan Timur. Tel. +62-541-220857, ♥Email: [email protected]

Produksi jamur tiram di Kalimantan Timur setiap tahunnyaterus mengalami peningkatan yang ditunjukkan dengansemakin banyaknya masyarakat yang mengembangkanusaha tani jamur tiram. Tetapi yang menjadi kendala adalahterbatasnya teknologi pengolahan jamur tiram danpemasaran hasil pertanian. sehingga demikian perlu diikutiteknologi pengolahan hasil guna meningkatkan kualitasjamur, mengantisipasi kelebihan produksi, diversifikasiproduk dan meningkatkan nilai tambah. Tujuan darimakalah ini adalah memberikan informasi mengenaiteknologi pengolahan jamur tiram serta analisisusahataninya. Pengolahan nugget jamur tiram dan kripikjamur tiram dengan berbagai tingkat kesukaan (warna,aroma, rasa dan tekstur). Kegiatan dilakukan pada salahsatu wilayah sentra Jamur Tiram di Kota Balikpapan.Tingkat kesukaan terhadap produk yang dihasilkandilakukan analisis uji organoleptik serta analisis usahatani.Hasil uji organoleptik menunjukkan bahwa tingkatkesukaan panelis terhadap pengolahan hasil jamur tiramberupa nugget jamur tiram lebih menyukai jamur yangdihasilkan dengan perlakuan direbus dibandingkan dengantanpa direbus. Sedangkan kripik jamur tiram panelis lebihmenyukai pengolahan jamur tiram yang dihasilkan denganperlakuan pemberian tepung beras dan tepung tapioka, hal

ABS. SEM. NAS. MASY. BIODIV. INDON., UI Depok, 20 Desember 2014, hal. 1-4540

ini ditunjukkan oleh nilai dari uji organoleptik berkisarantara 6 sampai 7 (amat suka dan amat sangat suka).Sedangkan Peningkatan pendapatan petani melaluipengolahan hasil yang ditunjukkan dengan nilai R/C ratioyang lebih besar dari 1 untuk setiap komoditas yang diolahyaitu komoditas jamur tiram. Nilai R/C rasio pengolahannugget jamur tiram 1,65 dan kripik jamur tiram 1,84.Peningkatan diversifikasi pangan melalui pengolahan hasilkomoditas jamur tiram menjadi nugget jamur tiram dankripik jamur tiram diharapkan mampu memberikan nilaitambah dan daya saing produk dalam mendukungketahanan pangan di Provinsi Kalimantan Timur.

Jamur tiram, pengolahan hasil, Kalimantan Timur.

DP-002Kajian manfaat hulbah (Trigonella foenum-graecum) untuk kesehatan dan kecantikan

Zulnely, Gusmailina♥, Evi KusmiatiPusat Litbang Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan(Pustekolah), Badan Litbang Kehutanan. Jl. Gunung Batu No. 5. PO Box165 Bogor 16001, Jawa Barat. Tel./Fax. +62-251-8633378; 8633413.♥Email: [email protected]

Hulbah (Trigonella foenum-graecum) adalah tumbuhanherba yang tergolong dalam famili Fabaceae. Tumbuhan inidikenal juga dengan nama dagang Fenugreek atau Methi.Sementara di Indonesia lebih populer dengan nama klabetatau kelabat. Tumbuhan ini dapat tumbuh hampir diseluruh dunia, namun lebih banyak ditemui di beberapanegara seperti India, Mesir, Argentina, Spanyol, Prancis,Turki dan Cina. India merupakan penghasil hulbah terbesardi dunia. Di Indonesia masih jarang ditemukan penanamanhulbah, karena kebutuhan lebih banyak di suplai dari Indiadan Timur Tengah. Berbagai hasil penelitian menunjukkanbahwa selain dipakai sebagai bumbu masakan kari ataugulai, hulbah sangat bermanfaat sebagai herbal kesehatanmaupun kecantikan. Hulbah dianggap sebagai zatantioksidan paling kuno, karena mengandung gizi, vitamindan mineral yang dapat memerangi radikal bebas dalamtubuh sehingga dapat meningkatkan sistem kekebalantubuh. Beberapa penyelidikan modern mengungkapkanbahwa hulbah mengandung senyawa steroid, dimanasenyawa ini berfungsi memfasilitasi sintesis dari banyakhormon serta mengoptimalkan efek hormon dalam tubuh,termasuk hormon sexual. Tulisan ini menguraikan tentangkajian hulbah meliputi khasiat dan manfaat kesehatan bagimanusia, serta analisis hulbah dengan metode Py-GC-MS(Pyrolisis Spektrometri Massa Kromatografi Gas).Tumbuhan ini diperbanyak melaui biji, toleran terhadapnaungan, sehingga cocok ditanam sebagai tumpang sari dibawah tegakan hutan.

Hulbah, manfaat, herbal kesehatan, kecantikan, hormone,analisis

DP-003Efektivitas PGPR di lahan marginal padapertumbuhan tanaman kedelai

Sri Widawati♥, Suliasih, SyarifudinBidang Mikrobiologi, Pusat Penelitian Biologi, Lembaga IlmuPengetahuan Indonesia (LIPI). Cibinong Science Center, Jl. Raya JakartaBogor Km 46 Cibinong, Bogor 16911, Jawa Barat, Jawa Barat. ♥Email:[email protected]

Beberapa isolat PGPR telah dikumpulkan dan digunakansebagai POH (pupuk organik hayati) untuk meninggkatkanproduksi tanaman. Seperti pupuk AZOFOR-1(Bradyrhizobium japonicum, Rhizobium sp.1, Rhizobiumsp.2, Rhizobium sp.3 diisolasi dari bintil akar kedelai),AZOFOR-2 (Rhizobium leguminosarum, Burkholderiacepacea, B. cenospacea, B. anthiana diisolasi dari rizosfirtanaman kedelai), dan AZOFOS (Bacillus cereus, B.thuringiensis, B. megaterium, B. pantothenticus diisolasidari Gunung Susu, Wamena) yang akan diuji efektivitasnyapada tanaman kacang kedelai (Glycine max L.). Percobaanini dilakukan di laboratorium dan dilahan bekas tanamanbambu di Cibinong Science Center. Percobaan inimenggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) denganlima ulangan serta delapan perlakuan, yaitu: Tanpa Pupuk,Pupuk Kompos, Pupuk Kimia, POH AZOFOR-1, POHMIX, POH AZOFOR-2, dan POH AZOFOS. Hasil analisatanah setelah tanam menunjukan, bahwa populasi bakteri, Ptersedia, PMEase, dan pH meningkat dari 1,00x105sel/gram; 0,65 g/L; 0,001 ug/pnitrofenol/g/jam dan 5,80menjadi 107; 0,91/0,95 g/L; 0,019/0,024/0,39ug/pnitrofenol/g/jam, dan 7.1 setelah dipupuk oleh POHMix, POH AZOFOR-1, dan POH azofos. Efektivitas ketiga pupuk tersebut berpengaruh pada berat polong, beratbiji, berat kulit, berat tanaman per petak dan per sepuluhpohon serta jumlah bintil dan jumlah polong per sepuluhpohon, yaitu 3040;2130;1530 g; 1840; 1330; 860 g; 1200;800; 670 g; 7,7; 5,8; 4,1 Kg per petak dan 229,40; 227,42;183,04 g; 130,5; 126,4; 116,37 g; 480; 440; 400 g persepuluh pohon serta 129; 119; 112 butir; 512; 483; 460buah per sepuluh pohon.

BPN, BPF, PGPR, POH, kedelai

DP-004Peningkatan hasil tanaman jagung denganmenggunakan pupuk organik hayati (POH)

Suliasih♥, Sri WidawatiBidang Mikrobiologi, Pusat Penelitian Biologi, Lembaga IlmuPengetahuan Indonesia (LIPI). Cibinong Science Center, Jl. Raya JakartaBogor Km 46 Cibinong, Bogor 16911, Jawa Barat, Jawa Barat. ♥Email:[email protected]

Pemanfaatan pupuk hayati dan pupuk organik untukmeningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman jagung (Zeamays L.) telah dilakukan di kebun percobaan Mikrobiologi,Puslit Biologi, LIPI, Cibinong, Kab. Bogor. Tujuanpercobaan untuk mendapatkan kombinasi pemupukan yangcocok untuk tanaman jagung. Percobaan menggunakan

Abstrak Seminar Nasional MBI, UI Depok, 20 Desember 2014 41

Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 15 perlakuanpemupukan, yaitu: (i) Tanaman kontrol tanpa pupuk, (ii)Sekam kotoran ayam, (iii) Kompos, (iv) Inokulan BakteriPelarut Fosfat (BPF), (v) Inokulan Azotobacter, (vi)Inokulan Azospirillum, (vii) Inokulan Rhizobium, (viii)BPF+Azotobacter, (ix) BPF + Azospirillum, (x)BPF+Rhizobium, (xi) BPF+sekam kotoraqn ayam, (xii)Bakteri Penambat Nitrogen (BPN/Azotobacter,Azospirillum, Rhizobium) + sekam kotoran ayam, (xiii)BPF+BPN, (xiv) BPF + BPN + sekam kotoran ayam, (xv)Kompos+kotoran ayam, setiap perlakuan diulang sebanyak3 kali. Hasil menunjukkan penggunaan pupuk hayati danpupuk organik dapat meningkatkan pertumbuhan tanamanjagung terutama tinggi tanaman dan berat keringbrangkasan serta meningkatkan hasil tongkol jagung danindeks panen dibandingkan kontrol tanaman tanpa pupuk.Hasil tongkol jagung dan indeks panen tertinggi didapatoleh tanaman yang diberi perlakuan pupuk hayati ditambahpupuk organik (BPF + BPN+sekam kotoran ayam).Demikian juga terjadi peningkatan populasi bakteri tanahsetelah tanam.

Pupuk hayati (BPF dan BPN), pupuk organik, jagung, Zeamays

DP-005Keragaan biodiversitas tanaman pangan di lahanpekarangan sebagai bahan pangan alternatif diBali

I Gusti Komang Dana ArsanaBalai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bali. Jl. By Pass NgurahRai Pesanggaran, Denpasar Selatan, Bali 80222. Tel. +62-361-720498.Fax. +62-361-720498. Email: [email protected]

Provinsi Bali memiliki kekayaan biodiversitas berupaberbagai macam sumber daya genetik tanaman, diantaranyabersifat habitat asli di Bali. Sumber daya genetik tersebutkini telah berhasil dibiakkan dan dikomersialkan sepertisalak Bali gula pasir dan bambu Bali. Beberapa sumberdaya genetik terancam punah, maka perlu kita lestarikanmelalui penyuluhan, pembinaan serta konservasi. Produkpangan yang dibuat dari non beras sangat banyakvariasinya. Tanaman pangan dipekarangan berpotensiuntuk dikembangkan kualitas dan kuantitasnya, disampingakan dapat menyelamatkan sumberdaya genetik tersebutjuga bisa dijadikan obyek riset untuk mendukungpemanfaatan dan pengembangannya. Metodologipengkajian yaitu dengan melakukan survey bulan Januari-Mei 2013, dilaksanakan di Kabupaten Badung, Tabanan,Jembrana, Buleleng, Bangli, Gianyar, Klungkung,Karangasem dan Kota Denpasar. Tujuannya adalah untukmengetahui keberadaan varietas tanaman pangan yang adadi seluruh Bali. Survey dilakukan dengan cara melakukanpencatatan secara langsung di lahan pekarangan. Hasilsurvey telah didapat sebanyak 24 jenis tanaman panganselain tanaman padi, yaitu: ubi kayu (477 batang), talas(1.317 batang), suweg (55 batang), koro (20 batang), terung(40 batang), kelor (5 batang), pare (4 batang), labu (30batang), pepe (1 batang), ubi tahun (2 batang), ubi Jalar (25

batang), kol (45 batang), sayur hijau (15 batang batang),selada (4 batang batang), kacang panjang (95 batang),jagung (5.000 batang), pete (3 batang), sukun (2 batang),timun (3.100 batang), bulu baon (1 batang), leket (1batang), blego (1 batang), bayam (27 batang) dan kecicang(20 batang). Di Bali masih banyak terdapat tanamanpangan yang dapat digunakan sebagai bahan panganpengganti beras.

Biodiversitas, tanaman pangan, alternatif, pekarangan,berkelanjutan

DP-006Konservasi tanaman lokal sebagai sumberkarbohidrat non beras mendukung ketahananpangan nasional di Bali

Putu Suratmini, I Gusti Komang Dana Arsana♥

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bali. Jl. By Pass NgurahRai Pesanggaran, Denpasar Selatan, Bali 80222. Tel. +62-361-720498.Fax. +62-361-720498. ♥Email: [email protected]

Pangan dan gizi merupakan kebutuhan dasar manusiauntuk dapat mempertahankan hidup dan harus terpenuhisetiap saat serta merupakan unsur yang sangat penting danstrategis dalam meningkatkan kualitas sumberdayamanusia. Ketahanan pangan mencakup empat dimensiyaitu (i) ketersediaan, (ii) jangkauan/akses, (iii) stabilitasdan (iv) pemanfaatan.Rawan pangan (atau tepatnya rawanberas) yang terjadi di Indonesia sebenarnya sangat terkaitdengan ketergantungan masyarakat Indonesia terhadapberas. Tingkat partisipasi konsumsi beras di berbagaiwilayah Indonesia sangatt tinggi hampir mencapai 100%,dengan tingkat konsumsi beras masyarakat Indonesia saatini (139 kg/kapita/tahun) jauh melebihi rata-rata tingkatkonsumsi dunia (60 kg/kapita/tahun). Meningkatnyajumlah penduduk (1,5% per tahun), meningkat pulakebutuhan akan beras yang berarti menuntut peningkatanproduksi beras nasional. Upaya peningkatan produksi padidihadapkan pada berbagai kendala. Masalah utamanyaadalah alih fungsi lahan yang terus meningkat, adanyaanomali perubahan iklim (ancaman kekeringan, kebanjiran,serangan hama penyakit), produktivitas sumber daya alam(lahan dan air) menurun, biaya produksi semakin mahaldan adanya pelandaian produksi padi. Pengembangandiversifikasi pangan kearah bahan pangan local merupakansalah satu cara yang dipandang efektif untuk mengatasirawan pangan (rawan beras) sekaligus mendukungterwujudnya ketahanan pangan yang mantap.Penganekaragaman pangan atau diversifikasi pangan pokokalternatif berbasis umbi-umbian sebagai sumberkarbohidrat non beras mutlak diperlukan. Umbi-umbianmerupakan sumber pangan potensial yang dapatdikembangkan, disamping sebagai sumber karbohidrat,aneka ragam umbi-umbian terbukti dapat mencegahbeberapa penyakit seperti penyakit diabetis mellitus,mencegah sembelit atau kanker usus. Kenyataannya dilapangan umbi-umbian yang jaman dahulu sangat diminatisekarang menjadi langka dan semakin hilang dari kebunrakyat dan di pasaran.

ABS. SEM. NAS. MASY. BIODIV. INDON., UI Depok, 20 Desember 2014, hal. 1-4542

Konservasi, tanaman lokal, karbohidrat, ketahanan pangan,Bali

DP-007Kajian teknologi pemupukan terhadappertumbuhan vegetatif tanaman jeruk keprokborneo prima di Kabupaten Bulungan,Kalimantan Timur

M. RizalBalai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Timur. Jl. P.M.Noor Sempaja, Samarinda 75119, Kalimantan Timur. Tel. +62-541-220857, ♥Email: [email protected]

Tujuan dari makalah ini adalah memberikan informasikajian teknologi pemupukan terhadap pertumbuhanvegetatif tanaman jeruk keprok borneo prima yangmerupakan varietas unggul spesifik lokasi. Kegiatan inidilaksanakan selama dua tahun dimulai sejak tahun 2011,di Desa Tanjung Buyu, Kecamatan Tanjung Palas,Kabupaten Bulungan. Tahap pelaksanaan kegiatan dimulaidengan jeruk ditanam pada lubang tanam ukuran 40x40x40cm3 dengan jarak tanam 5x5 m2. Pemupukan pada tanamanjeruk yang belum menghasilkan, menggunakan pupukkandang dengan dosis 20-40 kg per pohon dan pupuk anorganik (Urea, TSP dan KCL), dengan dosis masing-masing sesuai dengan umur tanam. Data hasil pengamatanditabulasi dan dianalisis dengan analisis sidik ragam(analysis of variance). Adapun hasil dari pengkajiantersebut menunjukkan bahwa perubahan tinggi tanamanjeruk pada umur 1 (satu) tahun berkisar antara 45-61 cmsetelah dilakukan pemupukan sedangkan tanpa dipupukmenunjukkan kenaikan hanya 38 cm. Perubahan padadiameter batang kenaikan berkisar antara 7,2-7,5 cmdilakukan pemupukan dan kenaikan 5,9 cm tanpa dipupukserta tidak berbeda nyata terhadap tinggi tanaman dandiameter batang tanaman jeruk baik pada umur tanaman 1tahun maupun 2 tahun. Sehingga dengan teknologipemupukan jeruk keprok borneo prima yang tepat,diharapkan dapat meningkatkan produktivitas, nilai tambahdan daya saing jeruk keprok borneo prima dalammendukung komoditas hortikultura buah jeruk danketahanan pangan di Provinsi Kalimantan Timur.

Jeruk Keprok Borneo Prima, teknologi pemupukan,Kalimantan Timur.

DP-008Kajian teknologi pemupukan terhadappertumbuhan vegetatif tanaman durian berumur10 tahun dengan introduksi lima varietas unggullokal durian di Kalimantan Timur

M. RizalBalai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Timur. Jl. P.M.Noor Sempaja, Samarinda 75119, Kalimantan Timur. Tel. +62-541-220857, ♥Email: [email protected]

Tujuan dari makalah ini adalah memberikan informasikajian teknologi pemupukan terhadap pertumbuhanvegetatif tanaman durian berumur 10 tahun denganintroduksi 5 varietas unggul lokal (aji kuning, mawar,matahari, salisun dan kani), yang merupakan varietasunggul spesifik lokasi dan adaptif. Kegiatan dilaksanakandi Desa Rapak Lembur, Kecamatan Tenggarong Sebrang,Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timurpada tiga petani Kooperator. Tahap pelaksanaan kegiatandimulai dengan pembuatan lubang tanam untuk 5 varietasdurian unggul lokal dengan ukuran 50x50x50 cm, dibiarkan selama 2 minggu kemudian diberikan pupukkandang sebanyak 20 kg/lubang tanam. Sedangkan padatanaman durian yang berumur 10 tahun diberi pupukkandang sebanyak 100 kg/pohon dan pupuk phonskasebanyak 50 kg/pohon, dengan perlakuan pemberian EM4dan tanpa EM4. Data dianalisis dengan analisis statistik,yaitu data hasil pengamatan ditabulasi dan dianalisisdengan analisis sidik ragam (analysis of variance) dan bilaF hitung nyata, diteruskan dengan uji Duncan 5% (bedanyata terkecil). Hasil kajian menunjukkan bahwa introduksi5 (lima) verietas baru durian menunjukkan pertumbuhanyang baik setelah 1 bulan penanaman. Durian varietas ajikuning memiliki tinggi tanaman yang paling besar yaitu67,9 cm, diikuti varietas matahari, kani, mawar dan salisun.Untuk diameter batang menunjukkan varietas mawarmemiliki diameter yang paling besar yaitu 0,89 cm diikutidurian varietas kani, aji kuning, matahari dan salisun.Sedangkan tanaman durian yang di miliki petani yang telahberumur 10 tahun dari 3 petani kooperator memilikikarakteristik yang berbeda. Durian yang diberikanperlakuan pemupukan dan pemberian EM-4 menunjukkantinggi tanaman antara 8,1-13,7 m, lingkar batang antara 83-116 cm, jumlah tajuk 17-37 buah, tinggi batang dari tanahsampai tajuk pertama antara 52-103 cm dan jumlah jumlahbuah per tajuk antara 4-20 buah. Untuk jumlah bunga yangdihasilkan dari pohon durian menunjukkan perbedaan yangsignifikan yaitu rata-rata 3.032 bunga per pohon denganEM-4 dan rata-rata 2.468 bunga per pohon tanpapemberian EM-4. Sehingga demikian teknologi pemupukanpada tanaman durian berumur 10 tahun yang diintroduksikan dengan lima varietas unggul lokal durianmemberikan produktivitas yang tinggi dalam mendukungpengembangan kawasan hortikulturah buah durian danketahanan pangan di Provinsi Kalimantan Timur.

Durian, teknologi pemupukan, Kalimantan Timur.

DP-009Teknologi budidaya tanaman sayuran dan TOGAdi perkotaan dan perdesaan pada kawasan RumahPangan Lestari dalam mendukung ketahananpangan di Kalimantan Timur

M. Rizal♥, Yossita F.Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Timur. Jl. P.M.Noor Sempaja, Samarinda 75119, Kalimantan Timur. Tel. +62-541-220857, ♥Email: [email protected]

Abstrak Seminar Nasional MBI, UI Depok, 20 Desember 2014 43

Model ketahanan pangan dan optimalisasi pemanfaatanlahan pekarangan berbasis rumah tangga dikenal denganKawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL). Program inisebagai upaya memaksimalkan lahan pekarangan sebagaisumber gizi dan nutrisi, terutama produk-produk untukternak unggas, akuakultur, hortikultura, pangan alternatifdan tanaman obat keluarga (TOGA). Kegiatandilaksanakan dilokasi Kawasan Rumah Pangan Lestari(KRPL), pada kawasan perkotaan di Kompleks TNIWirayudha IV Sepinggan Baru dan kawasan perdesaan diDesa Lamaru, Kota Balikpapan, Provinsi KalimantanTimur, sejak tahun 2012. Tahapan kegiatan dilaksanakandengan menerapkan teknologi budidaya tanaman sayurandan TOGA pada kawasan Kota-Desa melalui pola tanampolikultur yakni secara intercropping dan relay cropping.Program ini diikuti oleh 30 rumah tangga dengan stratapekarangan yang bervariasi (strata I-IV) dan di dominasioleh strata I dan II. Dari hasil pelaksanaan kegiatanmasing-masing keluarga pelaksana program KRPL baikpada kawasan Kota maupun Desa, dapat memperolehpenghematan pengeluaran sebesar Rp. 100.000,- s.d. Rp.200.000,-. Manfaat lain yang diperoleh adalahmeningkatnya konsumsi sayuran dalam keluarga sehinggadapat terpenuhi kebutuhan pangan dan gizi sertaterciptanya lingkungan hijau yang bersih dan sehat.

KRPL, teknologi budidaya, Kalimantan Timur

DP-010Pengembangan potensi biji karet (Heveabrasiliensis) sebagai bahan pangan alternatif diKabupaten Bengkulu Utara

Reza Ramdan Rivai1,♥, Frisca Damayanti1, MariaHandayani2

1 Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya, Lembaga Ilmu PengetahuanIndonesia (LIPI). Jl. Ir. H. Juanda No. 13 Bogor 16003, Jawa Barat.♥Email: [email protected] Departemen Kimia, FMIPA, Universitas Bengkulu. Jl. W. R. Supratman,Kandang Limun, Bengkulu 38371

Indonesia merupakan salah satu negara produsen karet.Sebagian masyarakat kabupaten Bengkulu Utara memilikiprofesi sebagai petani karet. Pemanfaatan biji karet sebagaibahan pangan belum sepenuhnya dimanfaatkan olehmasyarakat Bengkulu Utara, padahal setiap tanaman karetmampu menghasilkan biji sekitar 0.8-1.2 ton/ha/tahun(untuk tanaman dengan usia lebih dari 10 tahun). Biji karetmemiliki proporsi bagian yang dapat dikonsumsi sekitar57%. Selain itu, biji karet memiliki kandungan gizikhususnya protein yang tinggi. Kandungan asam sianida(HCN) yang terdapat dalam biji karet menjadi salah satukendala masyarakat untuk mengolah panganan yangberasal dari biji karet. Oleh karena itu, tulisan ini bertujuanuntuk memberikan informasi terkait proses pengolahan bijikaret yang aman untuk dikonsumsi. Kegiatan dilaksanakandi kecamatan Giri Mulya, Kabupaten Bengkulu Utara,provinsi Bengkulu. Perendaman dan perebusan terbuktidapat mereduksi kandungan asam sianida yang terdapatdalam biji karet. Biji karet yang telah aman dikonsumsi

dapat dijadikan berbagai panganan seperti keripik,tempeyek, dan isi dadar gulung.

Biji karet, pangan, Bengkulu Utara.

DP-011Potensi pengembangan tanaman obat lokal skalarumah tangga untuk mendukung kemandirianpangan dan obat di Samarinda, KalimantanTimur

SumarmiyatiBalai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Timur. Jl. P.M.Noor Sempaja, Samarinda 75119, Kalimantan Timur. Tel. +62-541-220857, Email: [email protected]

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi ternyata tidakmampu menghilangkan arti penting pengobatan tradisional.Saat ini pengobatan tradisional semakin popular baik didalam negeri maupun di luar negeri. Penggunaan tumbuhanobat tradisional semakin disukai karena pada umumnyatidak menimbulkan efek samping seperti halnya obat-obatan dari bahan kimia. Ketahanan pangan merupakanmasalah pokok yang menjadi perhatian serius di KotaSamarinda seiring dengan meningkatnya pertumbuhanjumlah penduduk, konversi lahan pertanian, serta dinamikaperubahan iklim global yang berpengaruh terhadap duniapertanian. Upaya membangun ketahanan dan kemandirianpangan terutama obat pada skala rumah tangga dilakukandengan memanfaatkan sumber daya yang tersediadiantaranya melalui pemanfaatan pekarangan. Tulisan inibertujuan mengulas potensi pemanfaatan pekarangankhususnya dalam berbudidaya tanaman obat skala rumahtangga di Kota Samarinda serta kendala pemanfaatanpekarangan rumah tangga terutama untuk mendukungketahanan pangan dan obat pada skala rumah tangga.Kendala terkait masalah sosial budaya, ekonomi, belummembudayanya budidaya tanaman obat di lahanpekarangan, kurangnya teknologi budidaya pekarangan danpengolahan hasil pertanian serta belum berorientasi pasarmerupakan masalah yang harus segera diatasi untukmewujudkan kemadirian pangan.

Tanaman obat, rumah tangga, ketahanan pangan

DP-012Penerapan teknologi pengeringan untukpeningkatan mutu simplisia temu lawak (Curcumaxanthorrhiza)

Retno EndrasariBalai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Tengah. Jl. BPTP No.40 Bukit Tegalepek, Sidomulyo, Ungaran, Jawa Tengah

Temu lawak (Curcuma xanthorhiza Roxb.) termasuktanaman dalam suku Zingiberaceae yang banyak tumbuh diIndonesia. Tanaman obat ini secara turun temurun telahdirnanfaatkan sebagai bahan jamu, bagian tanaman yang

ABS. SEM. NAS. MASY. BIODIV. INDON., UI Depok, 20 Desember 2014, hal. 1-4544

digunakan adalah umbi akar (rhizome) yang diiris dandikeringkan. Untuk rnenjaga khasiat dari kandungan zataktif pada simplisia teroulawak perlu dilakukan prosespengolahan bahan secara tepat. Bahan alam tanaman obatakan diolah menjadi simplisia sebelum dipakai menjadijamu. Simplisia adalah bahan baku alamiah yangdigunakan untuk membuat ramuan obat tradisional yangbelum mengalami pengolahan lebih lanjut. Prosespengolahan untuk membuat simplisia pada prinsipnyameliputi tahap-tahap pencucian, pengecilan ukuran danpengeringan. Pengeringan merupakan salah satu cara untukpengawetan pascapanen dari tanaman obat karena dapatmenjaga kualitas dari produk yang dihasilkan. Prosestersebut sangat kritis karena kondisi suhu, kelembaban, lajualiran udara yang terlalu tinggi dapat menyebabkankandungan zat aktif dalam bahan berkurang drastis ataubahkan hilang. Sebaliknya bila pengeringan tidakdilakukan hingga kadar air aman simpan maka simplisiaakan mudah rusak karena jamur. Pemilihan metode ataucara pengeringan yang tepat akan menghasilkan simplisiadengan kualitas yang baik.

Pengeringan, simplisia, temulawak

DP-013Prospek pengembangan tanaman sorgum danteknologi pengolahannya dalam mendukungketahanan pangan

Sri SudarwatiBalai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Tengah. Jl. BPTP No.40, Bukit Tegal Lepek, Ungaran, Jawa Tengah. Tel. +62-24-6924965/7,Fax. +62-24-6924966. Email: [email protected]

Ketahanan pangan merupakan suatu hal yang utama dalampembangunan, oleh karena itu harus dipertahankan dandiusahakan agar ketahanan pangan tersebut terwujudsehingga kesejahteraan masyarakat dapat tercapai. Usahayang utama untuk mewujudkan ketahanan pangan adalahmencukupi kebutuhan makanan pokok yaitu beras. Namunsampai saat ini produksi beras nasional mengalami penu-runan yang disebabkan oleh beberapa masalah sehinggatidak mencukup kebutuhan masyarakat Indonesia. Olehkarena itu diperlukan komoditas sumber karbohidrat lainsebagai alternatif pengganti makanan pokok beras. Sorgummerupakan salah satu komoditas sumber karbohidrat yangdapat digunakan sebagai pengganti beras karena sorgumdapat diolah menjadi beberapa jenis maknan seperti halnyaberas. Sorgum dapat diolah menjadi tepung dan pati yangselanjutnya dapat digunakan sebagai bahan pembuatan kue,roti, mie, biskuit, bubur dan pada industri gula. Selain itusorgum juga dapat digunakan untuk membuat jajanantradisional seperti rengginan, wajik, onde-onde, lemper,nagasari dan lain-lain. Kelebihan dari sorgun adalah dalambudidayanya mudah beradaptasi sekalipun di daerahmarginal dan sorgum mempunyai beberapa manfaat. Selaindigunakan sebagai sumber pangan, sorgum jugadimanfaatkan untuk pakan ternak, yaitu biji sorgum untukbahan campuran ransum pakan ternak unggas, sedangkanbatang dan daun sorgum untuk ternak ruminansia. Tujuan

dari penulisan ini adalah memberikan informasi kepadamasyarakat mengenai prospek pengembangan sorgumsebagai komoditas alternatif untuk pangan dan teknologipengolahannya. Dengan dimanfaatkan sorgum sebagaimakanan alternatif pengganti beras diharapkan dapatmembantu mewujudkan ketahanan pangan sehinggakesejahteraan masyarakat dapat tercapai.

Sorgum, teknologi pengolahan, ketahan pangan

DP-014Tingkat penerapan varietas unggul baru padisawah di Provinsi Banten

Viktor SiagianBalai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Banten. Jl. Ciptayasa Km01 Ciruas-Serang 42182, Banten. Tel. +62-254281055, Fax. +62-254282507. Email: [email protected]

Integrated Management Crop (IMC) of rice consist of fourbasic components and eight choice components, and is theimplementation of New High Yield (NHY) Variety. Thegoalof this study namely: (i) Knowing the implementationof NHY Varieties in Banten Province, (ii) The constraint inits implementation. Method using survey method, withsimple random sampling and respondent amount of 120famer, also method of expert judgement by researcher,agriculture apparatus and extension worker to estimatelevel of implementation of NHY varieties. Analyze methodusing tabulatif descriptive analyze and mapping by MapInfo. The result of this study: (i) Variety of Ciherang is thehighest in the implementation (62,4-81%), another NHYnamely Inpari and Mekongga (19-37,6%),from surveyamountof 86,7% responden using Ciherang and the restusing Inpari and Mekongga, (ii) The constrint in the itsimplementation namely the limitation of seed availibity.It’s need for government to increase the capacity of seedproduction and to powerful the breeder farmer in order tofulfill the seed need.

Distribution, New High Yield, Integrated Management Crop

DP-015Perkembangan usaha tani padi sawah di daerahirigasi Batang Angkola, Provinsi Sumatera Utara

Viktor SiagianBalai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Banten. Jl. Ciptayasa Km01 Ciruas-Serang 42182, Banten. Tel. +62-254281055, Fax. +62-254282507. Email: [email protected]

The Irrrigation Area of Batang Angkola administrativelylocated in South Tapanuli and Mandailing Natal Regency,North Sumatra Province with area 7,416 ha. The.goal ofthis study is: (i) Knowing wide of rice field irrigated,Cropping Index (CI) of Paddy, distribution of rice fieldpaddy variety and rice field paddy productivity, (ii)Knowing the level of rices consumption per capita per year,and food balance sheet, (iii) Knowing farmer household

Abstrak Seminar Nasional MBI, UI Depok, 20 Desember 2014 45

income of project benefit receiver. Method sampling usestratified random sampling, with amount of 180respondents. Method analyzes used descriptive analysisand B/C rasio. Result from study is (i) Areal wide of ricefield irrigated just 2.380 ha (16,0% from project goals) andCI of Paddy just 126%, (ii) Productivity of rice field paddyequal to 3,83 ton unhusked rice/ha on 2007/2008-WetSeason (WS) and 3,98 ton/ha on 2007-Dry Season (DS),lower23,4% on WS and 10,4% on DS compared to theproject goals, dominant variety namely Ciherang (82,7%),local variety namely Batubara (7,3%), IR-64 (4,7%), C-4(3,1%), and another variety like Ciwidas (2,2%), 3) Thelevel of consumption of rice amount to 162,8kgs per capitaper year, and the food balance sheet is surplus amount to20,01 ton unhusked rice, 4) Income of farmer householdcurrently is Rp 13.214.316lower 29,9% compared to goalproject. To increase the production, it is need to increaseproductivity of rice field irrigated and CI of paddy throughincrease of farming inputs and water discharge.

Farming, irrigation area, productivity, rice field paddy

DP-016Mengungkap keberadaan dan potensi gayam(Inocarpus fagifer) sebagai sumber panganalternatif di Sukabumi, Jawa Barat

Ninik Setyowati♥, Albertus Husein WawoPusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).Cibinong Science Center, Jl. Raya Jakarta Bogor Km 46 Cibinong, Bogor16911, Jawa Barat. ♥Email: [email protected]

Gayam (Inocarpus fagifer) berpotensi sebagai sumberpangan alternatif karena bijinya mengandung karbohidratyang cukup tinggi (75,79-77,70%). Namun sampai saat inigayam kurang dikenal bahkan dilupakan oleh masyarakat,serta belum banyak data penelitian tentang gayam.Penelitian bertujuan untuk mengetahui keberadaan danpersebaran alami tanaman gayam di wilayah KabupatenSukabumi dan menggali potensinya sehingga dapatdikembangkan sebagai sumber pangan alternatif. Lokasipenelitian meliputi 22 desa dalam 13 kecamatan diKabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Metode penelitian yangdigunakan adalah purposive random sampling melaluikunjungan pada beberapa lokasi, seperti kebun, tegalan,pekarangan dan lokasi dekat sumber air. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa dari 22 desa yang disurvei hanyaditemukan dua pohon gayam dewasa yang terdapat diKampung Krenceng, Desa Pondokkaso Tengah,Kecamatan Cidahu. Di desa ini gayam disebut dengannama gatet. Satu pohon sedang berbuah meski tidakbanyak, diperkirakan umurnya sekitar 20 tahun dengantinggi sekitar 20 meter, lingkaran batang 110 cm, lebartajuk 9,0 m. Tanaman gayam tumbuh dekat mata air dankolam ikan, pada ketinggian 533 m dpl, koordinat LS06o92’ 247”, BT 92o48’050”. Pohon gayam ini sudahbeberapa kali menghasilkan buah, dan sudah diolah sebagaimakanan selingan, seperti direbus, dibakar atau dibuatkeripik. Pemiliknya juga pernah menjual biji dan kripikgayam di Jakarta, dalam skala terbatas. Di sekitarnya

terdapat 5 semai yang siap untuk ditanam. Jenis-jenispohon yang tumbuh dekat gayam adalah kelapa, nangka,durian, sengon, bambu dan pisang. Wilayah Sukabumibukan merupakan daerah sebaran alami tanaman gayam,karena pohon gayam yang ditemukan sengaja ditanam olehwarga pendatang dari Jakarta. Masyarakat Cidahu belummelakukan pembudidayaan jenis tanaman ini karena gayamdianggap belum memberikan nilai ekonomi yang memadai.Secara umum masyarakat Sukabumi belum mengenaltanaman gayam, begitu juga pemanfaatannya. Sebagianbesar petani Sukabumi lebih memilih jenis-jenis tanamanyang bernilai ekonomi. Hasil penelitian ini diharapkandapat menjadi sumber informasi bagi masyarakat dan parapembuat kebijakan di daerah, bahwa gayam dapat tumbuhdengan baik di Kabupaten Sukabumi dan mempunyaiprospek untuk dikembangkan sebagai sumber panganalternatif, karena tidak memerlukan perawatan khusus.

Potensi, gayam, Inocarpus fagifer, pangan alternatif,Sukabumi, Jawa Barat

DP-017Manajemen kepemimpinan dalam mengelolabudaya pelestarian keanekaragaman hayati diKawasan Taman Nasional Bogani NaniWartabone, Kabupaten Bone Bolango, ProvinsiGorontalo

Novianty DjafriJurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, UniversitasNegeri Gorontalo, Jl. Jendral Sudirman No. 6 Kota Gorontalo, ProvinsiGorontalo, Indonesia, Tel. +62- 435-821125 Fax. +62-435-821752,♥Email: [email protected]

Kawasan Taman Nasional Bogani Nani Wartabonememiliki keanekaragaman ekosistem yang menarik danmempunyai tingkat keendemikan flora dan fauna yangtinggi. Berbagai flora endemik ataupun langka antara lainpisek (Aglaia minahassae), pinang yaki (Areca vestiaria),aren (Arenga pinnata), rotan umbul (Calamussymhicuplus), pala hutan (Knema celebica), woka(Livistonya rotundifolia), palem landak (Oncospermaharrindum), pondang (Pandanus sp.), linggua(Pterocymbium sp.), meranti (Shorea sp.). Pengelolaanbudaya pelestarian keanekaragaman hayati di kawasan inimembutuhkan peran penting dari seorang pemimpin. Perankepemimpinan menjadi sangat strategis dalam mewujudkankeberhasilan pembangunan berwawasan lingkungandengan pendekatan budaya (kearifan lokal). Sumberdayaalam yang melimpah akan menjadi kurang berarti apabilatidak ada peran kepemimpinan yang mampu menggerakansegenap potensi yang ada dalam mengelola danmemanfaatkan sumberdaya alam tersebut. Metode yangdigunakan adalah deskriptif kualitatif. Data yang akandigunakan berupa data sekunder dan primer yang dapatdiperoleh di lapangan dan studi literatur hasil penelitiansebelumnnya. Hasil penelitian ini menemukan berbagaipola kepempinan yang dapat dijadikan pijakan dasar gunamengelola berbagai keanekaragaman hayati di TNBNW

ABS. SEM. NAS. MASY. BIODIV. INDON., UI Depok, 20 Desember 2014, hal. 1-4546

dengan berpijak pada budaya (kearifan lokal) masyarakatsetempat.

Manajemen, kepemimpinan, budaya, keanekaragamanhayati

DP-018Potensi pengembangan bioindustri panganberbahan baku limbah industri pangan hasilpertanian

Sri SudarwatiBalai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Tengah. Jl. BPTP No.40, Bukit Tegal Lepek, Ungaran, Jawa Tengah. Tel. +62-24-6924965/7,Fax. +62-24-6924966. Email: [email protected]

Industri produk pangan tersebar di seluruh penjuru tanahair dari desa sampai ke kota dan setiap tahunnya selalumengalami peningkatan seiring dengan meningkatnyakebutuhan produk pangan yang harus mengimbangipertambahan penduduk. Pada industri pangan selalumenghasilkan limbah dalam jumlah besar atau sedikit,tergantung dari jenis produk yang dihasilkan. Limbahindustri pangan tersebut ada dua macam yaitu limbah padatdan limbah cair, dimana limbah tersebut sebagian besar

dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku produk olahanpangan. Bioindustri atau yang disebut miokrobiologiindustri adalah suatu proses produksi mikroorganismedalam jumlah besar dalam kondisi terkendali dengan tujuanuntuk menghasilkan produk yang mempunyai nilaiekonomi tinggi dan bermanfaat. Sedangkan prinsip daribioindustri pertanian adalah memanfaatkan semua produkpertanian baik massanya maupun produk utama lainnya,sehingga tidak ada satupun produk bio massa yangterbuang. Pada industri pangan dengan bahan baku kedele,nenas, pisang, ubi kayu dan lain-lain menghasilkan limbahyang masih bisa digunakan sebagai bahan baku industriproduk pangan seperti nata, tempe, kecap, dan lain-lain.Dengan terbentuknya bioindustri pangan berbahan bakulimbah industri pangan hasil pertanian maka dapatmembantu mengatasi pencemaran limbah, meningkatkannilai tambah, meningkatkan diversifikasi produk pangan,dan membuka peluang pekerjaan. Oleh karena itubioindustri pangan berbahan baku limbah industri panganhasil pertanian potensi untuk dikembangkan.

Bioindustri, pangan, limbah, industri, hasil pertanian