28
TIDAK RAHASIA LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN DALAM RANGKA PERPANJANGAN PENGENAAN TINDAKAN PENGAMANAN PERDAGANGAN ATAS IMPOR BARANG BENANG KAPAS SELAIN BENANG JAHIT DENGAN NOMOR HS. 5205 DAN 5206 1 A. PENDAHULUAN A.1 Permohonan Perpanjangan Bea Masuk Tindakan Pengamanan (BMTP) 1. Pada tanggal 6 Desember 2013, Komite Pengamanan Perdagangan Indonesia (KPPI) menerima surat permohonan nomor: 120/API/XII/2013 dari Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) perihal Permohonan Perpanjangan Pengenaan BMTP terhadap Impor barang Benang Kapas Selain Benang Jahit (Cotton Yarn Other Than Sewing Thread). Dalam hal ini API yang selanjutnya disebut sebagai “Pemohon” mewakili 16 industri dalam negeri Benang Kapas yaitu PT Apac Inti Corpora, PT Dan Liris, PT Kukuh Tangguh Sandang Mills, PT Tiga Bintang Manunggal, PT Asia Cotton Industry, PT Pisma Putra Textile, PT Sunrise Bumi Textile, PT Lawe Adyaprima Spinning Mills, PT Argo Pantes Tbk., PT Primayudha Mandirijaya, PT Indorama Synthetics Tbk., PT Sinar Pantja Djaja, PT Sinar Central Sandang, PT Bitratex, PT Lucky Abadi Textile Factory dan PT Indah Jaya Textile Industry. Permohonan perpanjangan tersebut diajukan berdasarkan klaim bahwa Pemohon telah melakukan penyesuaian struktural dalam rangka memperbaiki daya saing dilingkungan pasar domestik namun masih mengalami kerugian dikarenakan banyaknya produk impor benang kapas selain benang jahit yang masuk ke pasar dalam negeri. Berdasarkan laporan yang disampaikan oleh Pemohon sebagaimana yang telah diverifikasi, selama pengenaan BMTP Pemohon telah melakukan penyesuaian sebagai berikut: KOMITE PENGAMANAN PERDAGANGAN INDONESIA (INDONESIAN SAFEGUARDS COMMITTEE) Jl. M.I. Ridwan Rais No. 5 Jakarta 10110 Gedung I Lantai 5 Telp. (021) 3857758, Faks. (021) 3857758, E-mail: [email protected]

TIDAK RAHASIA LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN DALAM ...kppi.kemendag.go.id/asset/direktori/produk/Laporan akhir hasil... · LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN DALAM RANGKA PERPANJANGAN

  • Upload
    others

  • View
    18

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: TIDAK RAHASIA LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN DALAM ...kppi.kemendag.go.id/asset/direktori/produk/Laporan akhir hasil... · LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN DALAM RANGKA PERPANJANGAN

TIDAK RAHASIA

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN DALAM RANGKA PERPANJANGAN

PENGENAAN TINDAKAN PENGAMANAN PERDAGANGAN ATAS IMPOR BARANG

BENANG KAPAS SELAIN BENANG JAHIT

DENGAN NOMOR HS. 5205 DAN 5206

1

A. PENDAHULUAN

A.1 Permohonan Perpanjangan Bea Masuk Tindakan Pengamanan (BMTP)

1. Pada tanggal 6 Desember 2013, Komite Pengamanan Perdagangan Indonesia

(KPPI) menerima surat permohonan nomor: 120/API/XII/2013 dari Asosiasi

Pertekstilan Indonesia (API) perihal Permohonan Perpanjangan Pengenaan

BMTP terhadap Impor barang Benang Kapas Selain Benang Jahit (Cotton Yarn

Other Than Sewing Thread). Dalam hal ini API yang selanjutnya disebut sebagai

“Pemohon” mewakili 16 industri dalam negeri Benang Kapas yaitu PT Apac Inti

Corpora, PT Dan Liris, PT Kukuh Tangguh Sandang Mills, PT Tiga Bintang

Manunggal, PT Asia Cotton Industry, PT Pisma Putra Textile, PT Sunrise Bumi

Textile, PT Lawe Adyaprima Spinning Mills, PT Argo Pantes Tbk., PT Primayudha

Mandirijaya, PT Indorama Synthetics Tbk., PT Sinar Pantja Djaja, PT Sinar

Central Sandang, PT Bitratex, PT Lucky Abadi Textile Factory dan PT Indah Jaya

Textile Industry. Permohonan perpanjangan tersebut diajukan berdasarkan klaim

bahwa Pemohon telah melakukan penyesuaian struktural dalam rangka

memperbaiki daya saing dilingkungan pasar domestik namun masih mengalami

kerugian dikarenakan banyaknya produk impor benang kapas selain benang jahit

yang masuk ke pasar dalam negeri. Berdasarkan laporan yang disampaikan oleh

Pemohon sebagaimana yang telah diverifikasi, selama pengenaan BMTP

Pemohon telah melakukan penyesuaian sebagai berikut:

KOMITE PENGAMANAN PERDAGANGAN INDONESIA(INDONESIAN SAFEGUARDS COMMITTEE)

Jl. M.I. Ridwan Rais No. 5 Jakarta 10110 Gedung I Lantai 5Telp. (021) 3857758, Faks. (021) 3857758, E-mail: [email protected]

Page 2: TIDAK RAHASIA LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN DALAM ...kppi.kemendag.go.id/asset/direktori/produk/Laporan akhir hasil... · LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN DALAM RANGKA PERPANJANGAN

TIDAK RAHASIA

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN DALAM RANGKA PERPANJANGAN

PENGENAAN TINDAKAN PENGAMANAN PERDAGANGAN ATAS IMPOR BARANG

BENANG KAPAS SELAIN BENANG JAHIT

DENGAN NOMOR HS. 5205 DAN 5206

2

a.Bidang Permesinan

Industri dalam negeri telah dan sedang melakukan modernisasi

peralatan/permesinan dengan mengganti peralatan/permesinan lama dengan

yang baru, tujuannya adalah untuk:

efisiensi pada penggunaan energi dengan memakai energi alternatif selain

listrik;

efisiensi/minimalisasi pada sisa bahan baku dari proses produksi.

Sejak diberlakukannya tindakan pengamanan melalui pengenaan bea masuk

impor industri dalam negeri mampu menyelesaikan sekitar 64% dari total rencana

keseluruhan.

b.Bidang Sumber Daya Manusia

Selain bidang permesinan, hal yang tidak kalah pentingnya adalah kompetensi

tenaga kerja. Peningkatan kompetensi tenaga kerja ini antara lain melalui

pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi sehingga dengan

sendirinya akan meningkatkan produktivitas industri dalam negeri secara umum.

Dari upaya ini sekitar industri dalam negeri dapat meningkatkan produktivitas

hingga 91% di tahun 2012.

c. Bidang Pengendalian Kualitas Produk dan Fasilitas Pengemasan

Dalam upaya meningkatkan kualitas produk, industri dalam negeri telah

meningkatkan sistem manajemen pengendalian kualitas yang berkelanjutan

dengan cara mengurangi jumlah produk yang cacat atau rusak.

Selain itu terkait peningkatan kualitas barang, industri dalam negeri juga

meningkatkan fasilitas pengemasan sesuai standar internasional dari semula

memakai kemasan karung (standar lokal) diganti dengan kemasan carton box

(standar internasional) untuk mengurangi jumlah barang yang rusak atau cacat

dalam pengiriman.

Page 3: TIDAK RAHASIA LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN DALAM ...kppi.kemendag.go.id/asset/direktori/produk/Laporan akhir hasil... · LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN DALAM RANGKA PERPANJANGAN

TIDAK RAHASIA

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN DALAM RANGKA PERPANJANGAN

PENGENAAN TINDAKAN PENGAMANAN PERDAGANGAN ATAS IMPOR BARANG

BENANG KAPAS SELAIN BENANG JAHIT

DENGAN NOMOR HS. 5205 DAN 5206

3

2. Setelah melakukan analisa terhadap bukti-bukti yang disampaikan Pemohon,

KPPI menemukan adanya bukti awal yang cukup untuk dimulainya penyelidikan

perpanjangan. Berdasarkan hal tersebut, KPPI memutuskan untuk melakukan

penyelidikan perpanjangan terhadap:

a. peningkatan jumlah impor barang benang kapas selain benang jahit;

b. kerugian serius atau ancaman kerugian serius yang dialami Pemohon; dan

c. hubungan sebab-akibat antara huruf a. dan huruf b.

3. Pada tanggal 15 Januari 2014, KPPI memberitahukan dimulainya penyelidikan

perpanjangan pengenaan BMTP terhadap peningkatan impor barang benang

kapas selain benang jahit melalui siaran pers yang dimuat di website Kementerian

Perdagangan sejak tanggal 16 Januari 2014 sampai pada saat laporan ini dibuat.

4. Pada tanggal 15 Januari 2014, KPPI menyampaikan pemberitahuan secara

tertulis tentang dimulainya penyelidikan perpanjangan pengenaan BMTP terhadap

peningkatan impor barang benang kapas selain benang jahit kepada Pemohon,

Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI), Direktur Jenderal Basis

Industri Manufaktur, Kementerian Perindustrian RI, dan Direktur Jenderal Bea dan

Cukai, Kementerian Keuangan RI.

5. Pada tanggal yang sama, KPPI mengirimkan kuesioner kepada Pemohon untuk

diisi dan diserahkan kembali ke KPPI sesuai jadwal yang telah ditentukan.

A.2 Identitas Pemohon

A.2.1 Asosiasi Pertekstilan Indonesia

Alamat : Jl Jend Gatot Subroto Kav 56 Ged Adhi Graha Lt 16,

Kuningan Timur, Setia Budi

Telp./Faks. : 021-5272165/ 021-5272166 – 021-5272165

E-mail : [email protected]

Page 4: TIDAK RAHASIA LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN DALAM ...kppi.kemendag.go.id/asset/direktori/produk/Laporan akhir hasil... · LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN DALAM RANGKA PERPANJANGAN

TIDAK RAHASIA

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN DALAM RANGKA PERPANJANGAN

PENGENAAN TINDAKAN PENGAMANAN PERDAGANGAN ATAS IMPOR BARANG

BENANG KAPAS SELAIN BENANG JAHIT

DENGAN NOMOR HS. 5205 DAN 5206

4

A.3 Barang yang Diproduksi oleh Pemohon

6. Pemohon memproduksi Barang Sejenis dengan Barang Yang Diselidiki

sebagaimana diuraikan dalam Bab C.1. Selain itu, industri dalam negeri Benang

Kapas juga memproduksi barang lain, yaitu benang poliester, benang rayon,

acrylic, tetoron rayon, jetspun, tencel, viscose, kain greige, kain warna, kain

rajut, handuk cotton, garment, printing, bordir, polyethylene, fortex, kain

poliester, kain rayon, dan kain melange.

A.4 Pengumuman dan Notifikasi

7. Setelah melakukan analisa terhadap bukti-bukti yang disampaikan Pemohon,

KPPI menemukan adanya bukti awal yang cukup untuk dimulainya penyelidikan

perpanjangan. Tahapan penyelidikan selanjutnya yang terkait dengan publikasi

dan Notifikasi adalah sebagai berikut:

a. Pada tanggal 15 Januari 2014, KPPI mengumumkan mengenai dimulainya

penyelidikan perpanjangan melalui surat kabar Koran Bisnis Indonesia, dan

website Kementerian Perdagangan;

b. Pada tanggal 15 Januari 2014, KPPI menyampaikan pemberitahuan secara

tertulis tentang dimulainya penyelidikan perpanjangan BMTP kepada

Pemohon dan pihak-pihak terkait lainnya;

c. Pada tanggal 16 Januari 2014, Pemerintah Republik Indonesia mengirim

Notifikasi terkait Article 7.2 dan Article 12.1(a) kepada Committee on

Safeguards di WTO dan pada tanggal 17 Januari 2014, Notifikasi tersebut

telah disirkulasi oleh WTO dengan nomor dokumen G/SG/N/6/industri dalam

negeri/11/Suppl.1 (Lampiran 1);

d. Pada tanggal 4 Februari 2014, Pemerintah Republik Indonesia mengirim

Suplemen Notifikasi terkait Article 7.2 dan Article 12.1(a), yang

menginformasikan akan diadakannya dengar pendapat pada tanggal 14

Februari 2014, kepada Committee on Safeguards-WTO dan Suplemen

Page 5: TIDAK RAHASIA LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN DALAM ...kppi.kemendag.go.id/asset/direktori/produk/Laporan akhir hasil... · LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN DALAM RANGKA PERPANJANGAN

TIDAK RAHASIA

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN DALAM RANGKA PERPANJANGAN

PENGENAAN TINDAKAN PENGAMANAN PERDAGANGAN ATAS IMPOR BARANG

BENANG KAPAS SELAIN BENANG JAHIT

DENGAN NOMOR HS. 5205 DAN 5206

5

Notifikasi tersebut telah disirkulasi oleh WTO pada tanggal 5 Februari 2014

dengan nomor dokumen G/SG/N/6/industri dalam negeri/11/Suppl.2

(Lampiran 2).

A.5 Proporsi Produksi Pemohon

8. Berdasarkan hasil penyelidikan, total produksi Pemohon adalah sebesar 55% dari

total produksi nasional industri Barang Yang Sejenis, sehingga Pemohon

memenuhi syarat untuk mewakili industri dalam negeri.

A.6 Periode Penyelidikan

9. Periode Penyelidikan adalah dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2013

periode Januari-Juni.

B. RINGKASAN TANGGAPAN PIHAK YANG BERKEPENTINGAN

10. Sebagaimana diatur berdasarkan Article 3.1 WTO Agreement on Safeguards

(AoS) dan Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2011 (PP 34/2011), KPPI telah

menyelenggarakan dengar pendapat pada tanggal 14 Februari 2014 dimana

pihak yang berkepentingan yaitu, Pemohon, Negara eksportir, eksportir, dan

importir, dapat menyampaikan bukti dan tanggapan secara tertulis yang terkait

dengan penyelidikan. Ringkasan dari beberapa tanggapan dan pandangan yang

disampaikan adalah sebagai berikut:

B.1 Pemohon

11. API yang mewakili industri dalam negeri Benang Kapas selaku Pemohon

menyampaikan klaim dalam rangka mengajukan Permohonan Perpanjangan

Pengenaan BMTP, sebagai berikut:

a. Alasan Pemohon mengajukan Permohonan Perpanjangan Pengenaan BMTP

adalah karena masih terjadi peningkatan impor Benang Kapas Selain

Benang Jahit selama tahun 2010 hingga periode Januari-Juni tahun 2013

berdasarkan data impor sebagai berikut;

Page 6: TIDAK RAHASIA LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN DALAM ...kppi.kemendag.go.id/asset/direktori/produk/Laporan akhir hasil... · LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN DALAM RANGKA PERPANJANGAN

TIDAK RAHASIA

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN DALAM RANGKA PERPANJANGAN

PENGENAAN TINDAKAN PENGAMANAN PERDAGANGAN ATAS IMPOR BARANG

BENANG KAPAS SELAIN BENANG JAHIT

DENGAN NOMOR HS. 5205 DAN 5206

6

Tabel 1: Impor Barang Benang Kapas Selain Benang Jahit

Tahun 2010-2013 (Januari-Juni)

Volume: Ton

Tahun

2010 2011 20122012

(Jan-Jun)

2013

(Jan-Jun)

18.960 15.302 24.038 12.264 16.017

Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) dan diolah

b. Pengenaan BMTP terhadap Impor Benang Kapas Selain Benang Jahit

(Cotton Yarn Other Than Sewing Thread) berdasarkan PMK Nomor

87/PMK.011/2011 yang berlaku sejak tanggal 6 Juni 2011 hingga saat ini

belum bisa memulihkan kerugian industri dalam negeri oleh karena masih

terjadinya peningkatan impor benang kapas yang menyebabkan berkurangnya

pangsa pasar industri dalam negeri, sehingga apabila pengenaan

perpanjangan BMTP tak dilanjutkan, maka industri dalam negeri tak bisa

memperbaiki kinerjanya lebih lanjut;

c. Terjadinya peningkatan impor barang benang kapas selain benang jahit

tersebut terus mengakibatkan kerugian industri dalam negeri yang ditandai

dengan turunnya tingkat kapasitas terpakai/utilisasi;

d. Penyesuaian struktural dalam upaya meningkatkan daya saing barang benang

kapas selain benang jahit sedang berjalan dan belum mencapai target, oleh

karena situasi pasar tidak mendukung akibat impor barang benang kapas

selain benang jahit terus meningkat, sehingga proses perbaikan kinerja

industri dalam negeri melalui penyesuaian struktural yang masih perlu terus

dilakukan oleh karena belum mencapai target yang diharapkan.

Page 7: TIDAK RAHASIA LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN DALAM ...kppi.kemendag.go.id/asset/direktori/produk/Laporan akhir hasil... · LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN DALAM RANGKA PERPANJANGAN

TIDAK RAHASIA

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN DALAM RANGKA PERPANJANGAN

PENGENAAN TINDAKAN PENGAMANAN PERDAGANGAN ATAS IMPOR BARANG

BENANG KAPAS SELAIN BENANG JAHIT

DENGAN NOMOR HS. 5205 DAN 5206

7

B.2 Instansi Lain

12. Kementerian Perindustrian menyampaikan tanggapan sebagai berikut:

a. Mendukung perpanjangan BMTP atas impor benang kapas selain benang jahit

dengan nomor HS. 5205 dan 5206 mengingat pengenaan BMTP berdasarkan

PMK Nomor 87/PMK.011/2011 yang berlaku sejak 6 Juni 2011 hingga saat ini

belum memperlihatkan pemulihan industri dalam negeri secara signifikan;

b. Industri spinning telah melakukan pembenahan pada sektor permesinan

antara lain melalui investasi mesin-mesin baru yang mendukung peningkatan

produksi baik secara kualitas maupun kuantitas, namun hal ini masih belum

dapat memperbaiki kinerja industri dalam negeri oleh karena masih terjadi

peningkatan impor Barang Yang Diselidiki yang menghambat pemulihan

industri dalam negeri.

B.3 Negara Eksportir

13. India menyampaikan tanggapan sebagai berikut:

a. KPPI wajib mengidentifikasi perkembangan tak terduga yang menyebabkan

peningkatan impor, mengidentifikasi konsesi tarif yang timbul berdasarkan

perjanjian GATT, dan membuktikan hubungan sebab-akibat antara

perkembangan tak terduga dengan peningkatan impor yang tajam dan secara

tiba-tiba.

b. India berpendapat bahwa tidak terealisasinya rencana penyesuaian struktural

tidak dapat dijadikan dasar untuk dilakukannya perpanjangan BMTP, namun

sebaliknya India mengharapkan industri dalam negeri dapat menyelesaikan

penyesuaian strukturalnya pada saat BMTP berakhir pada tanggal 5 juni 2014.

Perpanjangan pengenaan BMTP akan mengganggu ekspektasi dari negara

pihak berkepentingan serta menyalahgunakan proses hukum.

c. Dalam petisi tidak memberikan gambaran lengkap mengenai volume impor

dari semua negara karena hanya menampilkan data impor dari 5 negara.

Page 8: TIDAK RAHASIA LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN DALAM ...kppi.kemendag.go.id/asset/direktori/produk/Laporan akhir hasil... · LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN DALAM RANGKA PERPANJANGAN

TIDAK RAHASIA

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN DALAM RANGKA PERPANJANGAN

PENGENAAN TINDAKAN PENGAMANAN PERDAGANGAN ATAS IMPOR BARANG

BENANG KAPAS SELAIN BENANG JAHIT

DENGAN NOMOR HS. 5205 DAN 5206

8

Sedangkan untuk mendapatkan analisa secara keseluruhan, data impor

seluruh negara harus dicantumkan.

d. Data kinerja tidak menunjukkan terjadinya kerugian yang dialami oleh industri

dalam negeri. Karena volume produksi dan volume penjualan mengalami

peningkatan sehingga tidak ada hubungan sebab akibat antara peningkatan

impor dan kerugian serius yang dialami oleh industri dalam negeri.

e. Data kinerja juga tidak menunjukkan adanya pangsa pasar domestik yang

direbut oleh impor, seperti yang dipersyaratkan dalam Article 7.2 AoS dan

Article 4.2 AoS.

f. Dalam diagram produksi, industri dalam negeri telah mengecualikan volume

produksi untuk penjualan ekspor, seharusnya volume produksi untuk

penjualan domestik dan penjualan ekspor dapat digambarkan.

g. Data dalam petisi harus diverifikasi, karena data petisi tersebut tidak relevan

dengan dasar bahwa volume produksi yang konstan diikuti penurunan jumlah

tenaga kerja seharusnya berdampak pada peningkatan produktivitas.

h. Pada tahun 2011 saat permintaan menurun dan pada tahun 2012 mengalami

peningkatan, volume penjualan industri dalam negeri dan impor juga bersama-

sama mengalami peningkatan sehingga peningkatan impor tidak

menyebabkan menurunnya penjualan industri dalam negeri dimana volume

impor yang meningkat adalah untuk memenuhi permintaan domestik yang

tidak dapat dipenuhi oleh suplai industri dalam negeri.

i. India meminta adanya kompensasi perdagangan dari Indonesia sesuai dengan

Article 8.1 AoS.

j. India meminta adanya konsultasi formal sesuai dengan Article 12.3 AoS.

Page 9: TIDAK RAHASIA LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN DALAM ...kppi.kemendag.go.id/asset/direktori/produk/Laporan akhir hasil... · LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN DALAM RANGKA PERPANJANGAN

TIDAK RAHASIA

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN DALAM RANGKA PERPANJANGAN

PENGENAAN TINDAKAN PENGAMANAN PERDAGANGAN ATAS IMPOR BARANG

BENANG KAPAS SELAIN BENANG JAHIT

DENGAN NOMOR HS. 5205 DAN 5206

9

14. Tanggapan KPPI:

a. Sesuai ketentuan Article 7.2 AoS, perpanjangan pengenaan BMTP diperlukan

untuk mencegah atau memulihkan kerugian serius yang dialami oleh industri

dalam negeri dengan memenuhi persyaratan yang diatur dalam AoS Article 2,

3, 4, dan 5 serta dibuktikan dengan penyesuaian struktural yang sedang

dilakukan Pemohon. Selama periode penyelidikan, konsesi tarif untuk Barang

Yang Diselidiki tidak mengalami perubahan kecuali untuk negara India yang

mengalami penurunan dari 4% ke 2% (Tabel 3). Dengan tidak adanya

perubahan pada konsesi tarif, maka terjadinya peningkatan impor tersebut

tidak dapat diduga.

b. Sesuai dengan ketentuan Article 7.2 AoS bahwa perpanjangan BMTP dapat

dilakukan apabila masih diperlukan untuk mencegah atau memulihkan

kerugian serius dan terdapat bukti bahwa penyesuaian struktural masih

berjalan. Berdasarkan hasil Penyelidikan, Pemohon mengalami kerugian

serius dan sedang melaksanakan penyesuaian struktural, yang apabila

pengenaan BMTP tidak dilanjutkan maka industri dalam negeri akan

mengalami kerugian yang lebih parah akibat barang impor.

c. Data impor Barang Yang Diselidiki telah disampaikan pada Laporan Akhir

Hasil Penyelidikan yang tertera pada Tabel 4.

d. Volume produksi Barang Yang Diselidiki cenderung menurun sebesar 0,1%

selama periode 2010-2012 dan volume penjualan mengalami peningkatan

sebesar 12,1%. Namun, berdasarkan data pada Tabel 10 industri dalam

negeri mengalami kerugian yang terus menurun selama periode penyelidikan

seperti yang terlihat pada Tabel 10.

e. Sebagaimana terlihat pada Tabel 8 pangsa pasar Pemohon mengalami

penurunan dari 113 poin indeks ke 111 poin indeks pada tahun 2012

dibandingkan dengan tahun 2011, sedangkan pangsa pasar impor mengalami

Page 10: TIDAK RAHASIA LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN DALAM ...kppi.kemendag.go.id/asset/direktori/produk/Laporan akhir hasil... · LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN DALAM RANGKA PERPANJANGAN

TIDAK RAHASIA

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN DALAM RANGKA PERPANJANGAN

PENGENAAN TINDAKAN PENGAMANAN PERDAGANGAN ATAS IMPOR BARANG

BENANG KAPAS SELAIN BENANG JAHIT

DENGAN NOMOR HS. 5205 DAN 5206

10

peningkatan dari 92 poin indeks menjadi 112 poin indeks pada periode yang

sama. Demikian juga pada periode Januari-Juni tahun 2013 dibandingkan

2012 dimana pangsa pasar impor mengalami peningkatan dari 100 poin

indeks menjadi 110 poin indeks, sedangkan pangsa pasar Pemohon

mengalami penurunan dari 100 poin indeks menjadi 94 poin indeks.

f. Sesuai dengan ketentuan Article 4.2(a) AoS, industri dalam negeri tidak

memisahkan volume produksi untuk tujuan penjualan domestik maupun

penjualan ekspor.

g. Berdasarkan data dan informasi yang telah diverifikasi, produktivitas industri

dalam negeri mengalami penurunan pada tahun 2011 jika dibandingkan

dengan tahun 2010 menjadi 73%, namun pada tahun 2012 mengalami

peningkatan menjadi 91%. Data secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 10.

h. Berdasarkan hasil Penyelidikan KPPI sebagaimana disampaikan pada

recital 43, diketahui bahwa konsumsi nasional Barang Yang Diselidiki adalah

sebesar 84% dari kapasitas terpasang pada tahun 2012, dengan kapasitas

terpasang industri dalam negeri sebesar 100 poin indeks. Berdasarkan data

tersebut dapat disimpulkan bahwa kapasitas terpasang Pemohon dapat

memenuhi konsumsi nasional. Sehubungan dengan hal tersebut, terjadinya

peningkatan impor bukan disebabkan oleh kurangnya kapasitas terpasang

industri dalam negeri untuk memenuhi konsumsi nasional.

i. Sesuai dengan ketentuan Article 8.1 dan 12.3 AoS, Pemerintah Indonesia

akan memberikan kesempatan kepada pihak yang berkepentingan untuk

melakukan konsultasi terkait kompensasi perdagangan yang akan

dilaksanakan setelah diterbitkannya Laporan Akhir Hasil Penyelidikan.

Page 11: TIDAK RAHASIA LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN DALAM ...kppi.kemendag.go.id/asset/direktori/produk/Laporan akhir hasil... · LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN DALAM RANGKA PERPANJANGAN

TIDAK RAHASIA

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN DALAM RANGKA PERPANJANGAN

PENGENAAN TINDAKAN PENGAMANAN PERDAGANGAN ATAS IMPOR BARANG

BENANG KAPAS SELAIN BENANG JAHIT

DENGAN NOMOR HS. 5205 DAN 5206

11

B.4 Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI)

15. GINSI menyampaikan tanggapan sebagai berikut:

a. Perlu dilakukan penelitian lebih mendalam oleh KPPI mengenai kemungkinan

importasi barang tersebut oleh anggota API atau afiliasinya;

b. Agar klaim bahwa anggota API telah mengalami kerugian akibat lonjakan

impor barang jenis tersebut dan dilengkapi dengan bukti laporan keuangan

yang telah diaudit akuntan publik.

16. Tanggapan KPPI:

a. Berdasarkan hasil penyelidikan dan verifikasi yang dilakukan dengan

industri dalam negeri, Pemohon tidak melakukan importasi terhadap

Barang Yang Diselidiki.

b. KPPI melakukan analisa dan verifikasi Laporan Keuangan industri dalam

negeri berdasarkan Laporan Keuangan yang telah diaudit Kantor Akuntan

Publik.

C. HASIL PENYELIDIKAN

C.1 Barang Yang Diselidiki

C.1.1 Uraian Barang Yang Diselidiki

Tabel 2: Nomor HS. dan Uraian Barang Yang Diselidiki

Nomor HS. Uraian

5205 Benang kapas (selain benang jahit), mengandung kapas 85% atau lebih menurut beratnya, tidak disiapkan untuk penjualan eceran.

5206 Benang kapas (selain benang jahit), mengandung kapas kurang dari 85% menurut beratnya, tidak disiapkan untuk penjualan eceran.

Page 12: TIDAK RAHASIA LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN DALAM ...kppi.kemendag.go.id/asset/direktori/produk/Laporan akhir hasil... · LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN DALAM RANGKA PERPANJANGAN

TIDAK RAHASIA

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN DALAM RANGKA PERPANJANGAN

PENGENAAN TINDAKAN PENGAMANAN PERDAGANGAN ATAS IMPOR BARANG

BENANG KAPAS SELAIN BENANG JAHIT

DENGAN NOMOR HS. 5205 DAN 5206

12

tidak termasuk: HS 5205.27.00.00, HS 5205.28.00.00, HS 5205.33.00.00, HS 5205.34.00.00, HS 5205.46.00.00, HS 5206.33.00.00, HS 5206.34.00.00, HS 5206.44.00.00.

Sumber: Buku Tarif Kepabeanan Indonesia (BTKI) Tahun 2012

17. Barang Yang Diselidiki adalah produk benang kapas selain benang jahit

mengandung kapas 85% atau lebih menurut beratnya dan mengandung kapas

kurang dari 85% menurut beratnya.

C.1.2 Klasifikasi Tarif

Tabel 3: Klasifikasi Tarif Bea Masuk untuk Barang Benang

Kapas selain Benang Jahit

Nomor HS TARIF 2010 2011 2012

5205 dan 5206

MFN 5 5 5

AC-FTA 0 0 0AK-FTA 0 0 0AI-FTA 4 3 2ATIGA 0 0 0IJEPA 0 0 0

Sumber: Pusat Kebijakan Pendapatan Negara, Kementerian Keuangan RI

18. Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat bahwa tarif bea masuk MFN untuk barang

benang kapas selain benang jahit adalah sebesar 5%, sedangkan untuk AC-

FTA sebesar 0%, AK-FTA sebesar 0%, ATIGA sebesar 0%, IJEPA sebesar 0%,

dan AI-FTA sebesar 4% di tahun 2010 menjadi sebesar 3% di tahun 2011 serta

sebesar 2% di tahun 2012.

C.1.3 Spesifikasi Barang Yang Diselidiki

19. Berdasarkan hasil penyelidikan, bentuk barang benang kapas selain benang jahit

adalah dalam bentuk gulungan (Bale) dengan berat 1 gulungan sebesar 181,44

Kg.

20. Sebagai ilustrasi barang benang kapas selain benang jahit adalah sebagaimana

pada gambar.

Page 13: TIDAK RAHASIA LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN DALAM ...kppi.kemendag.go.id/asset/direktori/produk/Laporan akhir hasil... · LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN DALAM RANGKA PERPANJANGAN

TIDAK RAHASIA

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN DALAM RANGKA PERPANJANGAN

PENGENAAN TINDAKAN PENGAMANAN PERDAGANGAN ATAS IMPOR BARANG

BENANG KAPAS SELAIN BENANG JAHIT

DENGAN NOMOR HS. 5205 DAN 5206

13

C.1.4 Bahan Baku

21. Benang kapas dengan nomor HS. 5205 mengandung kapas paling sedikit

sebesar 85% sampai dengan sebesar 100%. Sedangkan benang kapas dengan

nomor HS. 5206 mengandung kapas paling banyak sebesar 85%, bahan baku

kapas tersebut diperoleh dengan cara mengimpor dari negara lain. Untuk benang

kapas yang mengandung kapas kurang dari 100% membutuhkan bahan baku

tambahan yaitu serat buatan yang sebagian besar diperoleh dari industri dalam

negeri.

C.1.5 Proses Produksi Barang Yang DIselidiki

22. Proses Produksi Barang Benang Kapas Selain Benang Jahit terdiri dari 12 tahap

yaitu:

a. Bale Raw Material (Cotton dan/atau Rayon, atau Polyester)

Menggunakan kapas yang berkualitas tinggi dan bebas kontaminasi;

b. Blowing

Dalam proses ini ini terdapat pemisahan kapas, pembersihan, pencampuran,

dan pembuangan kotoran dengan waste 2%;

c. Carding

Penyatuan kapas dan penyempurnaan serat menjadi panjang serta

pembuangan kotoran dengan waste 4-7%;

d. Lap Farmer

Page 14: TIDAK RAHASIA LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN DALAM ...kppi.kemendag.go.id/asset/direktori/produk/Laporan akhir hasil... · LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN DALAM RANGKA PERPANJANGAN

TIDAK RAHASIA

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN DALAM RANGKA PERPANJANGAN

PENGENAAN TINDAKAN PENGAMANAN PERDAGANGAN ATAS IMPOR BARANG

BENANG KAPAS SELAIN BENANG JAHIT

DENGAN NOMOR HS. 5205 DAN 5206

14

Khusus kapas 100% dan mensejajarkan serat dengan waste 0,5%;

e. Combing

Khusus kapas 100% dan mengambil serat panjangnya dengan waste 12-20%;

f. Drawing

Proses penyatuan poliester dan/atau kapas dari hasil Combing;

g. Roving

Pembentukan benang setengah jadi dari hasil drawing dengan cara penarikan

agar lebih kecil dengan masing-masing bobbin mempunyai berat 1.4 s.d 2 kg;

h. Ring Spinning

Benang yang sudah jadi ditarik dan dipelintir dengan masing-masing bobbin

mempunyai berat 50 s.d 80 gram;

i. Winding

Proses pendeteksian kelayakan dari hasil ring spinning untuk menjadi benang

yang siap dijual dengan satuan berat 1.89 kg untuk 1 cone.

j. Pencelupan (dyeing) zat warna

Pencelupan zat warna dengan warna tertentu secara merata.

k. Inspeksi

Dalam tahap ini dilakukan proses pemeriksaan cacat pada setiap jenis

benang.

l. Packing

Setelah melalui proses inspeksi tahap selanjutnya adalah pengepakan dari

hasil proses Cons Up tadi ke dalam plastik atau kardus yang disesuaikan

dengan pesanan dari konsumen.

Secara umum metode packing menggunakan carton box dengan alas atas

dan alas bawah agar posisi benang dalam karton tidak jatuh pada saat

pengiriman.

Page 15: TIDAK RAHASIA LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN DALAM ...kppi.kemendag.go.id/asset/direktori/produk/Laporan akhir hasil... · LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN DALAM RANGKA PERPANJANGAN

TIDAK RAHASIA

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN DALAM RANGKA PERPANJANGAN

PENGENAAN TINDAKAN PENGAMANAN PERDAGANGAN ATAS IMPOR BARANG

BENANG KAPAS SELAIN BENANG JAHIT

DENGAN NOMOR HS. 5205 DAN 5206

15

C.1.6 Alur Distribusi Pemasaran

23. Sebagian besar strategi pemasaran yang dilakukan Pemohon melalui perantara

atau agen dan langsung dipasarkan ke produsen pengguna (industri hilir kain

tenunan) baik penjualan ekspor maupun penjualan domestik.

C.1.7 Kegunaan Barang

24. Barang benang kapas selain benang jahit digunakan sebagai bahan baku industri

hilir kain tenunan.

C.2 Impor

C.2.1 Impor Absolut

Tabel 4: Impor Barang Benang Kapas selain Benang Jahit

Tahun 2010-2013 (Jan-Jun)

UraianTahun

2010 2011 20122012

(Jan-Jun)2013

(Jan-Jun)

Jumlah (Ton) 18.960 15.302 24.038 12.264 16.017

Peningkatan (%)

- (19) 57 - 31

Tren (%) 13 -

Sumber: BPS dan diolah

25. Dari Tabel 4 di atas, terlihat bahwa tren impor dari tahun 2010 ke tahun 2012

adalah sebesar 13%. Walaupun impor tahun 2010 ke tahun 2011 mengalami

penurunan sebesar 19%, namun impor pada tahun 2012 mengalami

peningkatan sebesar 57% dari tahun 2011.

26. BMTP atas importasi Barang Yang Diselidiki sudah dikenakan sejak 6 Juni

tahun 2011 dan berlaku sampai dengan 5 Juni 2014, namun dalam

kenyataannya, masih terjadi peningkatan impor Barang Yang Diselidiki dari

Page 16: TIDAK RAHASIA LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN DALAM ...kppi.kemendag.go.id/asset/direktori/produk/Laporan akhir hasil... · LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN DALAM RANGKA PERPANJANGAN

TIDAK RAHASIA

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN DALAM RANGKA PERPANJANGAN

PENGENAAN TINDAKAN PENGAMANAN PERDAGANGAN ATAS IMPOR BARANG

BENANG KAPAS SELAIN BENANG JAHIT

DENGAN NOMOR HS. 5205 DAN 5206

16

tahun 2011 ke tahun 2012 sebesar 8.736 Ton atau sebesar 57%, dan pada

periode Januari-Juni dari tahun 2012 ke tahun 2013 adalah sebesar 3.808

Ton atau sebesar 31%. Akibat peningkatan impor tersebut, industri dalam

negeri masih belum sepenuhnya pulih dari kondisi kerugian sehingga

mengancam keberlangsungan kinerja industri dalam negeri.

C.2.2 Perkembangan Impor Benang Kapas Selain Benang Jahit 2010-2012

Tabel 5: Perkembangan Impor Benang Kapas Selain Benang Jahit 2010-

2012

Satuan: Ton

Uraian NegaraTahun Tren

(10-12)2010 2011 2012

Vietnam 2.330 2.362 7.243 76,3

India 2.185 1.307 4.782 47,9

Korea Selatan 515 1.010 4.484 195,2

RRT 4.218 3.780 3.746 (5,8)

Hongkong 379 503 1.162 75,2

Thailand 1.920 1.360 866 (32,8)

Negara Lainnya 7.735 4.988 1.754 (52,4)

Total 18.960 15.302 24.038 13

Sumber: BPS dan diolah

27. Selama kurun waktu 2010-2012, volume impor dari Vietnam, India, Korea Selatan,

dan Hong Kong mengalami peningkatan volume impor yang signifikan, dengan

tren berturut-turut sebesar 76,3%, 47,9%, 195,2%, dan 75,2%. Sementara impor

dari Negara Lainnya mengalami penurunan yang signifikan dengan trend sebesar

52,4%. Diantara negara-negara pengekspor terbesar yang mengalami

peningkatan paling besar adalah Vietnam, India, dan Korea Selatan.

Page 17: TIDAK RAHASIA LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN DALAM ...kppi.kemendag.go.id/asset/direktori/produk/Laporan akhir hasil... · LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN DALAM RANGKA PERPANJANGAN

TIDAK RAHASIA

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN DALAM RANGKA PERPANJANGAN

PENGENAAN TINDAKAN PENGAMANAN PERDAGANGAN ATAS IMPOR BARANG

BENANG KAPAS SELAIN BENANG JAHIT

DENGAN NOMOR HS. 5205 DAN 5206

17

Tabel 6: Perkembangan Pangsa Pasar Negara Eksportir Besar Benang

Kapas Selain Benang Jahit 2010-2012

Satuan: %

Uraian NegaraTahun Tren

(10-12)2010 2011 2012

Vietnam 12,3 15,4 30,1 56,6

India 11,5 8,5 19,9 31,4

Korea Selatan 2,7 6,6 18,7 162,2

RRT 22,2 24,7 15,6 (16,3)

Hongkong 2 3,3 4,8 55,6

Thailand 10,1 8,9 3,6 (40,3)

Negara Lainnya 40,8 32,6 7,3 (57,7)

Total 100 100 100 -

Sumber: BPS dan diolah

28. Selama kurun waktu 2010-2012, pangsa pasar Vietnam, India, Korea Selatan,

dan Hongkong mengalami peningkatan yang cukup pesat, sedangkan pangsa

pasar negara lainnya dalam kurun waktu yang sama menurun drastis dari 40,8%

menjadi 7,3%. Negara yang pangsa pasarnya juga mengalami penurunan adalah

RRT dan Thailand, namun pangsa pasarnya masih diatas 3%.

Page 18: TIDAK RAHASIA LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN DALAM ...kppi.kemendag.go.id/asset/direktori/produk/Laporan akhir hasil... · LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN DALAM RANGKA PERPANJANGAN

TIDAK RAHASIA

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN DALAM RANGKA PERPANJANGAN

PENGENAAN TINDAKAN PENGAMANAN PERDAGANGAN ATAS IMPOR BARANG

BENANG KAPAS SELAIN BENANG JAHIT

DENGAN NOMOR HS. 5205 DAN 5206

18

C.2.3 Pangsa Pasar Ekspor Negara Lainnya ke Indonesia

Tabel 7: Pangsa Pasar Ekspor Negara Lainnya ke Indonesia(yang pangsa pasarnya ≥ 0,1% pada tahun 2012)

Satuan: %

NegaraTahun Tren

(10-12)2010 2011 2012

Taiwan 15,2 6,6 2,5 (59,4)

Pakistan 6,3 10,0 1,8 (46,3)

Malaysia 15,6 13,2 0,9 (75,8)

Bangladesh - 0,2 0,9 -

Uni emirat arab - - 0,1 -

Singapura 0,009 0,002 0,1 301,0

Negara Lainnya 3,7 2,6 1

Sumber: BPS dan diolah

29. Selama kurun waktu penyelidikan, pangsa pasar negara lainnya yang mengalami

peningkatan cukup pesat adalah Singapura, namun secara absolut volume

impornya relatif kecil.

C.3 Kinerja

30. Dalam rangka penyelidikan untuk membuktikan terjadinya kerugian industri dalam

negeri, KPPI memeriksa dan melakukan analisa terhadap data dan informasi yang

tersedia dan terkait dengan faktor yang relevan dengan kinerja Pemohon dan

kondisi aktual industri dalam negeri. Selain itu juga dilakukan verifikasi lapangan

pada akhir Januari 2014 sampai dengan awal Februari 2014.

Page 19: TIDAK RAHASIA LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN DALAM ...kppi.kemendag.go.id/asset/direktori/produk/Laporan akhir hasil... · LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN DALAM RANGKA PERPANJANGAN

TIDAK RAHASIA

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN DALAM RANGKA PERPANJANGAN

PENGENAAN TINDAKAN PENGAMANAN PERDAGANGAN ATAS IMPOR BARANG

BENANG KAPAS SELAIN BENANG JAHIT

DENGAN NOMOR HS. 5205 DAN 5206

19

Tabel 8: Volume Impor, Penjualan Domestik, Pangsa Impor, Pangsa Pemohon, dan

Konsumsi Nasional

Sumber: API dan diolah

31. Tabel 8 menunjukkan bahwa pada tahun 2010-2012 terjadi peningkatan tren

volume penjualan domestik Pemohon sebesar 12%, dengan perubahan volume

penjualan pada periode Januari-Juni tahun 2013 sebesar 12% dibandingkan

dengan volume penjualan tahun 2012 pada periode yang sama. Namun, pada

tahun 2010-2012 tren volume impor lebih besar dibandingkan dengan tren volume

penjualan domestik Pemohon yaitu sebesar 13%, dengan perubahan impor pada

periode Januari-Juni tahun 2013 sebesar 31% dibandingkan dengan volume

penjualan tahun 2012 pada periode yang sama.

32. Apabila dibandingkan antara tahun 2012 dengan 2011, maka terjadi peningkatan

volume impor 57%, namun volume penjualan Domestik Pemohon hanya

mengalami peningkatan sebesar 27%. Pada periode Januari-Juni tahun 2012 ke

tahun 2013 terjadi perubahan volume impor sebesar 31%, sedangkan

perubahan penjualan domestik Pemohon hanya sebesar 12%.

33. Walaupun penjualan domestik Pemohon mengalami tren peningkatan selama

periode penyelidikan, namun pada tahun 2012 pangsa pasar Pemohon

mengalami penurunan sebesar 1% bila dibandingkan dengan tahun 2011.

No. Uraian Satuan

TahunPerub

(%) 11-12

Tren10-12

Perub (%)

12-13 (Jan-Jun)

2010 2011 20122012

(Jan-Jun)2013

(Jan-Jun)

1.Impor Ton 18.960 15.302 24.038 12.264 16.017 57 13 31

2. Penjualan domestik

Indeks 100 99 126 100 112 27 12 12

3.Pangsa Impor

Indeks 100 92 112 100 110 2 6 1

4.Pangsa Pemohon

Indeks 100 113 111 100 94 (1) 6 (3)

5. Konsumsi Nasional

Indeks 100 87 113 100 119 29 6 19

Page 20: TIDAK RAHASIA LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN DALAM ...kppi.kemendag.go.id/asset/direktori/produk/Laporan akhir hasil... · LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN DALAM RANGKA PERPANJANGAN

TIDAK RAHASIA

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN DALAM RANGKA PERPANJANGAN

PENGENAAN TINDAKAN PENGAMANAN PERDAGANGAN ATAS IMPOR BARANG

BENANG KAPAS SELAIN BENANG JAHIT

DENGAN NOMOR HS. 5205 DAN 5206

20

Selanjutnya pada tahun 2012 (Jan-Jun) dibandingkan dengan tahun 2013 periode

yang sama, penjualan domestik Pemohon tetap mengalami peningkatan namun

pangsa pasar Pemohon menurun sebesar 3%.

34. Dari tahun 2011 ke 2012, konsumsi nasional benang kapas selain benang jahit

mengalami peningkatan sebesar 29%, dimana volume impornya meningkat

sebesar 57% sedangkan penjualan domestik hanya meningkat sebesar 27%.

Peningkatan konsumsi nasional pada periode Januari-Juni tahun 2012-2013

sebesar 19%, dimana volume impornya pada periode tersebut meningkat sebesar

31% sedangkan penjualan domestik hanya meningkat sebesar 12%. Dapat

disimpulkan bahwa ketika terjadi peningkatan konsumsi nasional, impor

meningkat jauh lebih tinggi daripada peningkatan penjualan domestik.

Tabel 9. Produksi, Kapasitas Terpasang, Kapasitas Terpakai,

dan Volume Impor

No Uraian Satuan

TahunTren 10-12

Perub12-13(Jan-Jun)

2010 2011 20122012

(Jan-Jun)2013

(Jan-Jun)

1. Produksi Indeks 100 86 100 100 120 (0,1) 20,5

2. Kapasitas Terpasang

Indeks 100 100 102 100 100 1,2 0,3

3.Kapasitas Terpakai

Indeks 100 86 97 N/A N/A (1,3) N/A

4.Volume Impor

Ton 18.960 15.302 24.038 12.264 16.017 12,6 30,6

Sumber: API dan diolah

35. Selama tahun 2010 sampai dengan 2012 volume produksi mengalami penurunan

dengan tren sebesar 0,1%. Dengan adanya kenaikan konsumsi selama kurun

waktu yang sama, maka penurunan volume produksi Pemohon berbanding

terbalik dengan volume impor yang mengalami peningkatan dengan tren sebesar

12,6%.

Page 21: TIDAK RAHASIA LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN DALAM ...kppi.kemendag.go.id/asset/direktori/produk/Laporan akhir hasil... · LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN DALAM RANGKA PERPANJANGAN

TIDAK RAHASIA

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN DALAM RANGKA PERPANJANGAN

PENGENAAN TINDAKAN PENGAMANAN PERDAGANGAN ATAS IMPOR BARANG

BENANG KAPAS SELAIN BENANG JAHIT

DENGAN NOMOR HS. 5205 DAN 5206

21

36. Pada periode Januari-Juni tahun 2012-2013 produksi mengalami peningkatan

sebesar 20,5%. Selanjutnya, pada periode yang sama impor mengalami

peningkatan lebih tinggi sebesar 30,6%. Selama periode 2010 sampai dengan

2012 kapasitas terpakai Pemohon hanya berada di kisaran 86-100 poin indeks,

sehingga dapat dikatakan kapasitas terpakai masih belum optimal.

Tabel 10. Laba/Rugi, Tenaga Kerja,

Produktivitas, Target Produktivitas, Produksi, dan Target Produksi

No. Uraian SatuanTahun Tren

10-122010 2011 2012

1. Laba/Rugi Indeks (100) (177) (241) (81,8)

2. Tenaga Kerja Indeks 100 96 89 (5,7)

3. Produktivitas % 81 73 91 5,9

4.Produktivitas yang diharapkan

Indeks 100 100 100 -

5. Produksi % 71 61 71 (0,1)

6. Target Produksi Indeks 100 100 100 -

Sumber: API dan diolah

37. Selama periode 2010-2012, Pemohon mengalami kerugian setiap tahunnya

dengan tren yang negatif. Akibat kerugian yang signifikan tersebut, Pemohon

melakukan efisiensi dengan cara mengurangi jumlah tenaga kerja dengan tren

penurunan sebesar 5,7% pada periode yang sama sehingga mengakibatkan

target produksi yang telah ditetapkan tidak tercapai, dan juga berdampak

terhadap produktivitas Pemohon yang berada dibawah produktivitas yang

diharapkan.

Page 22: TIDAK RAHASIA LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN DALAM ...kppi.kemendag.go.id/asset/direktori/produk/Laporan akhir hasil... · LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN DALAM RANGKA PERPANJANGAN

TIDAK RAHASIA

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN DALAM RANGKA PERPANJANGAN

PENGENAAN TINDAKAN PENGAMANAN PERDAGANGAN ATAS IMPOR BARANG

BENANG KAPAS SELAIN BENANG JAHIT

DENGAN NOMOR HS. 5205 DAN 5206

22

Tabel 11: Penjualan Domestik, Persediaan, dan Harga jual

No. Uraian SatuanTahun Perub

(%)10-11

Perub(%)

11-122010 2011 2012

1.Penjualandomestik

Indeks 100 99 126 (1) 27

2. Persediaan Indeks 100 135 51 35 (62)

3. Harga Jual Indeks 100 112 106 12 (6)

Sumber: API dan diolah

38. Pada tahun 2010 ke 2011 pada level harga yang tinggi, volume penjualan

mengalami penurunan yang mengakibatkan persediaan mengalami peningkatan.

Selanjutnya dari tahun 2011 ke 2012 harga jual mengalami penurunan dengan

volume penjualan yang meningkat, sehingga persediaan mengalami penurunan.

Tabel 12. Biaya Produksi, Harga Jual, Penjualan Domestik, dan Laba/Rugi

No. Uraian Satuan

Tahun

Tren10-12

Perub (%)

12-13(Jan-Jun)

2010 2011 20122012

(Jan-Jun)2013

(Jan-Jun)

1.Biaya Produksi

Indeks 100 152 101 173 101 9,3 (4,3)

2.Harga Jual

Indeks 100 112 106 102 108 2,9 6,2

3.Penjualan Domestik

Indeks 100 99 126 100 112 12,1 11,5

4. Laba/Rugi Indeks (100) (177) (241) (100) (79) (81,8) (21,5)

Sumber: API dan diolah

39. Selama tahun 2010-2012, walaupun harga jual Pemohon cenderung meningkat,

namun Pemohon mengalami kerugian selama periode penyelidikan dengan tren

yang menurun. Hal ini disebabkan karena peningkatan biaya produksi selama

periode penyelidikan tidak sebanding dengan peningkatan harga jual.

40. Selanjutnya, pada periode Januari-Juni 2012-2013 walaupun biaya produksi

mengalami penurunan dan harga jual mengalami peningkatan, namun Pemohon

masih mengalami kerugian karena masih menjual dibawah biaya produksinya.

Page 23: TIDAK RAHASIA LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN DALAM ...kppi.kemendag.go.id/asset/direktori/produk/Laporan akhir hasil... · LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN DALAM RANGKA PERPANJANGAN

TIDAK RAHASIA

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN DALAM RANGKA PERPANJANGAN

PENGENAAN TINDAKAN PENGAMANAN PERDAGANGAN ATAS IMPOR BARANG

BENANG KAPAS SELAIN BENANG JAHIT

DENGAN NOMOR HS. 5205 DAN 5206

23

D. Dampak Harga

Price Supression

Tabel 13. Price Supression

No. Uraian Satuan

Tahun

Tren 10-12

Perub (%)

12-13 (Jan-Jun)

2010 2011 20122012

(Jan-Jun)2013

(Jan-Jun)

1.Biaya Produksi

Indeks 100 123 119 122 116 9,3 (4,3)

2. Harga Jual Indeks 84 95 89 86 91 2,9 6,2

Sumber: API dan diolah

41. Selama periode 2010 sampai dengan 2013 (Jan-Jun) biaya produksi Pemohon

selalu lebih tinggi dibandingkan dengan harga jual. Hal ini mengakibatkan

Pemohon mengalami kerugian setiap tahunnya walaupun jumlah kerugian

tersebut menurun. Pemohon tidak dapat menaikkan harga jual di tingkat

keuntungan yang wajar untuk menutupi biaya produksinya.

E. FAKTOR LAIN

42. Captive Pemohon

Selain menjual ke pasar domestik, Pemohon juga mengalokasikan sebagian hasil

produksinya untuk penggunaan produksi kain dan tenunan di pabrik mereka

sendiri. Pada dasarnya data antara penjualan di pasar domestik dengan

penggunaan captive perusahaan tersebut sudah dipisahkan, sehingga dapat

dikatakan bahwa kerugian yang dialami oleh Pemohon bukan disebabkan oleh

adanya produksi yang digunakan perusahaan untuk bahan baku industri hilirnya.

Page 24: TIDAK RAHASIA LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN DALAM ...kppi.kemendag.go.id/asset/direktori/produk/Laporan akhir hasil... · LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN DALAM RANGKA PERPANJANGAN

TIDAK RAHASIA

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN DALAM RANGKA PERPANJANGAN

PENGENAAN TINDAKAN PENGAMANAN PERDAGANGAN ATAS IMPOR BARANG

BENANG KAPAS SELAIN BENANG JAHIT

DENGAN NOMOR HS. 5205 DAN 5206

24

43. Kapasitas Terpasang industri dalam negeri

Tabel 14. Kapasitas Terpasang dan Konsumsi Nasional

No. Uraian SatuanTahun

2010 2011 20122012

(Jan-Jun)2013

(Jan-Jun)

1. Kapasitas Terpasang Indeks 100 100 100 100 100

2.Konsumsi Nasionalterhadap Kapasitas Terpasang

% 76 67 84 44 52

Sumber: API dan diolah

Pada tahun 2012, kapasitas terpasang Pemohon sebesar 100 poin indeks,

sedangkan konsumsi nasional adalah sebesar 84%. Dari data tersebut, dapat

terlihat bahwa kapasitas terpasang Pemohon dapat memenuhi konsumsi

nasional. Sehubungan dengan hal tersebut, terjadinya peningkatan impor bukan

disebabkan oleh kurangnya kapasitas terpasang Pemohon untuk memenuhi

konsumsi nasional.

44. Mesin Produksi

Sejalan dengan penyesuaian struktural yang telah dilakukan, mesin-mesin

produksi Pemohon yang ada saat ini baik dari segi kualitas ataupun jenis

menghasilkan produksi yang dapat bersaing dari segi kualitas ataupun jenis dari

barang impor yang beredar di dalam negeri.

Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan diatas, KPPI tidak menemukan adanya faktor

lain yang berkontribusi terhadap adanya kerugian serius yang dialami oleh Pemohon,

selain faktor peningkatan jumlah impor barang benang kapas selain benang jahit.

F. HUBUNGAN SEBAB-AKIBAT

45. Walaupun telah dilakukan pengenaan BMTP atas Barang Yang Diselidiki,

namun faktanya volume impor masih mengalami peningkatan dan Pemohon

belum pulih dari kerugian serius yang dialami sebelumnya.

Page 25: TIDAK RAHASIA LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN DALAM ...kppi.kemendag.go.id/asset/direktori/produk/Laporan akhir hasil... · LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN DALAM RANGKA PERPANJANGAN

TIDAK RAHASIA

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN DALAM RANGKA PERPANJANGAN

PENGENAAN TINDAKAN PENGAMANAN PERDAGANGAN ATAS IMPOR BARANG

BENANG KAPAS SELAIN BENANG JAHIT

DENGAN NOMOR HS. 5205 DAN 5206

25

46. Sejalan dengan peningkatan impor Barang Yang Diselidiki selama periode

penyelidikan ini, pangsa pasar impor masih mengalami peningkatan di tahun

2012 dan di tahun yang sama pangsa pasar Pemohon mengalami penurunan.

Selanjutnya, pada periode Januari-Juni 2012 ke periode Januari-Juni 2013,

pangsa pasar impor terus mengalami peningkatan sedangkan pangsa pasar

Pemohon mengalami penurunan.

47. Sebagai upaya untuk mempertahankan pangsa pasar domestik, Pemohon

terpaksa menjual produknya di bawah biaya produksi, dimana menyebabkan

kerugian finansial yang signifikan dari tahun 2010 hingga periode Januari-Juni

tahun 2013.

48. Meskipun Pemohon mampu untuk mengambil kembali pangsa pasar domestik

pada tahun 2011, namun peningkatan pangsa pasar domestik ini terbukti

bersifat sementara karena pada tahun 2012 pangsa pasar Pemohon kembali

mengalami penurunan di bawah pangsa pasar pada tahun 2011.

49. Berdasarkan hal tersebut di atas, selama periode penyelidikan telah terbukti

bahwa terdapat hubungan kausal antara terjadinya peningkatan impor Barang

yang Diselidiki dengan kerugian yang dialami Pemohon. Berdasarkan hal ini,

KPPI menyimpulkan bahwa apabila pengenaan BMTP berakhir maka akan

terjadi peningkatan volume impor atas Barang Yang Diselidiki, sehingga akan

menghambat pemulihan kinerja industri dalam negeri. Hal ini akan

mengakibatkan Pemohon tetap mengalami kerugian serius.

G. REKOMENDASI

50. Atas pertimbangan hasil penyelidikan KPPI bahwa peningkatan jumlah impor

barang benang kapas selain benang jahit telah menyebabkan Pemohon

mengalami kerugian serius, maka KPPI merekomendasikan untuk

memperpanjang pengenaan TPP dalam bentuk BMTP terhadap impor ”benang

Page 26: TIDAK RAHASIA LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN DALAM ...kppi.kemendag.go.id/asset/direktori/produk/Laporan akhir hasil... · LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN DALAM RANGKA PERPANJANGAN

TIDAK RAHASIA

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN DALAM RANGKA PERPANJANGAN

PENGENAAN TINDAKAN PENGAMANAN PERDAGANGAN ATAS IMPOR BARANG

BENANG KAPAS SELAIN BENANG JAHIT

DENGAN NOMOR HS. 5205 DAN 5206

26

kapas selain benang jahit, dengan Nomor Harmonized System (HS.) 5205 dan

5206”.

51. Dengan memperhatikan besaran BMTP yang dikenakan berdasarkan PMK Nomor

87/PMK.011/2011, KPPI merekomendasikan agar perpanjangan pengenaan

BMTP tersebut berlangsung selama 3 tahun.

52. Agar Pemohon dapat melanjutkan penyesuaian struktural dalam rangka

memulihkan kondisinya dari kerugian serius yang dialaminya, KPPI

merekomendasikan perpanjangan pengenaan BMTP selama 3 tahun dan

diturunkan secara bertahap setiap tahunnya sebagai berikut:

Tabel 15: Rekomendasi Pengenaan BMTP

Periode BMTP

Tahun 1 Rp 28.065 per kilogram

Tahun 2 Rp 25.522 per kilogram

Tahun 3 Rp 22.979 per kilogram

53. Sesuai dengan ketentuan Pasal 90 PP 34/2011, serta Article 2.2 dan Article 9.1

WTO Agreement on Safeguards, KPPI merekomendasikan agar BMTP dimaksud

dikenakan terhadap importasi yang berasal dari semua negara, kecuali negara-

negara berkembang yang pangsa impornya tidak melebihi 3%, atau secara

kumulatif tidak melebihi 9% dari total impor masing-masing negara berkembang

yang pangsa impornya kurang dari 3%. KPPI merekomendasikan agar

perpanjangan pengenaan BMTP dikenakan atas importasi Barang Yang Diselidiki

yang berasal dari negara manapun, kecuali importasi dari negara-negara yang

tercantum dalam Tabel 16.

Page 27: TIDAK RAHASIA LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN DALAM ...kppi.kemendag.go.id/asset/direktori/produk/Laporan akhir hasil... · LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN DALAM RANGKA PERPANJANGAN

TIDAK RAHASIA

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN DALAM RANGKA PERPANJANGAN

PENGENAAN TINDAKAN PENGAMANAN PERDAGANGAN ATAS IMPOR BARANG

BENANG KAPAS SELAIN BENANG JAHIT

DENGAN NOMOR HS. 5205 DAN 5206

27

Tabel 16 : Daftar Negara-Negara yang Dikecualikan dari BMTP

No. Negara No. Negara

1. Albania 42. Guatemala2. Angola 43. Guinea3. Antigua and Barbuda 44. Guinea-Bissau4. Argentina 45. Guyana5. Armenia 46. Haiti6. Bahrain 47. Honduras7. Bangladesh 48. Indonesia (Batam)8. Barbados 49. Israel9. Belize 50. Jamaica10. Benin 51. Jordan11. Bolivia 52. Kenya12. Botswana 53. Kuwait13. Brazil 54. Kyrgyzstan14. Brunei Darussalam 55. Lao People’s Democratic Republic15. Bulgaria 56. Latvia16. Burkina Faso 57. Lesotho17. Burundi 58. Lithuania18. Cambodia 59. Macau, China19. Cameroon 60. Madagascar20. Cape Verde 61. Malawi21. Central African Republic 62. Malaysia22. Chad 63. Maldives23. Chile 64. Mali24. Colombia 65. Mauritania25. Congo 66. Mauritius26. Costa Rica 67. Mexico27. Cote d’Ivoire 68. Moldova, Republic of28. Croatia 69. Mongolia29. Cuba 70. Morocco30. Djibouti 71. Mozambique31. Dominica 72. Myanmar32. Dominican Republic 73. Namibia33. Ecuador 74. Nepal34. Egypt, Arab Rep. 75. Nicaragua35. El Salvador 76. Niger36. Fiji 77. Nigeria37. Gabon 78. Oman38. Gambia 79. Pakistan39. Georgia 80. Panama40. Ghana 81. Papua New Guinea41. Grenada 82. Paraguay

Page 28: TIDAK RAHASIA LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN DALAM ...kppi.kemendag.go.id/asset/direktori/produk/Laporan akhir hasil... · LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN DALAM RANGKA PERPANJANGAN

TIDAK RAHASIA

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN DALAM RANGKA PERPANJANGAN

PENGENAAN TINDAKAN PENGAMANAN PERDAGANGAN ATAS IMPOR BARANG

BENANG KAPAS SELAIN BENANG JAHIT

DENGAN NOMOR HS. 5205 DAN 5206

28

No. Negara No. Negara

83. Peru 100. Swaziland84. Philippines 101. Chinese Taipei85. Qatar 102. Tanzania86. Romania 103. Former Yugoslav Republic of

Macedonia87. Rwanda 104. Togo88. Saint Kitts and Nevis 105. Tonga89. Saint Lucia 106. Trinidad and Tobago90. Saint Vincent and the Grenadines 107. Tunisia91. Samoa 108. Turkey92. Saudi Arabia 109. Uganda93. Senegal 110. Ukraine94. Sierra Leone 111. United Arab Emirates95. Singapore 112. Uruguay96. Solomon Islands 113. Vanuatu97. South Africa 114. Venezuela, Bolivarian Republic of98. Sri Lanka 115. Zambia99. Suriname 116. Zimbabwe

Sumber: BPS dan diolah.

Jakarta, Maret 2014