Upload
others
View
12
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
TINGKAT KETERAMPILAN SOSIAL PADA REMAJA
DI SEKOLAH ASRAMA
(Studi Deskriptif Pada Siswa Kelas Persiapan Pertama Seminari Menengah
St. Petrus Canisius Mertoyudan Magelang Tahun Ajaran 2019/2020)
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Bimbingan dan Konseling
Oleh :
Asri Diah Pratiwi
NIM: 161114001
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2020
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
HALAMAN JUDUL
TINGKAT KETERAMPILAN SOSIAL PADA REMAJA
DI SEKOLAH ASRAMA
(Studi Deskriptif Pada Siswa Kelas Persiapan Pertama Seminari Menengah
St. Petrus Canisius Mertoyudan Magelang Tahun Ajaran 2019/2020)
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Bimbingan dan Konseling
Oleh :
Asri Diah Pratiwi
NIM: 161114001
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2020
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
TINGKAT KETERAMPllAN SOSIAL PADA REMAJADi SEKOLAH ASRAMA
(Studi Deskriptif Pada Siswa Kelas Persiapan Pertama Seminari MenengabSt. Petrus Canisius Mertoyudan Magelang Tabun Ajaran 201912020)
.. :....
.~
161114001
(j)./---
Oleh:
Asrilliah Pratiwi
Y~K~~~'
Telab dis~iujui oleb:
J-o,
~......
I/}
f1:>.
Dosen Pembimbing
Dr. Yohanes Hen Widodo, M.Psi, Psi.~ ---
Yogyakarta, 06 Mei 2020
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
TINGKAT KETERAMPILAN SOSIAL PADA REMAJADi SEKOLAH ASRAMA
(Studi DeskriptifPada Siswa Kelas Persiapan Pertama Seminari MenengabSt. Petrus Canisius Mertoyudan Magelang Tabun Ajaran 2019/2020)
Dipersiapkan dan disusun oleb:
Asri Diah Pratiwi
NIM: 16Ill4001
Telab dipertabankan di depan Panitia Penguji
pada tanggal 06 Mei 2020
dan dinyatakan telab memenubi syarat
Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap Tanda Tangan
Anggota 1 : Dr. Y. Heri Widodo, M.Psi, Psi.
Sekretaris : Prias Hayu Purbaning Tyas, M.Pd.
Ketua : Dr. Y. Heri Widodo, M.Psi, Psi.
Anggota 2 : Ag. Krisna Indah Marhern, S.Pd. M.A.
Anggota 3 : Dra. MJ. Retno Priyarn, M.Si.
Yogyakarta, 06 Mei 20lOFakuItas Keguruan 11m Pendidikan
. Yohanes Harso~o, S.Pd, M.Si
III
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTO
“
”
{ Matius 7:7 )
“ ”
( Lukas 1:37 )
“
”
( Asri Diah Pratiwi )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Saya persembahkan skripsi ini kepada:
Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberkati dan menyertai saya selalu
disetiap proses yang saya jalani dalam penyusunan skripsi ini serta
memberikan berkat-Nya setiap hari dalam kehidupan saya.
Kepada nenek saya tercinta Chatarina Rugiyem dan Kedua orang tua saya
yang terkasih, Bapak Antonius Sutriyono dan Ibu Sri Lestari yang selalu
mendoakan dan memberi semangat dalam penyusunan skripsi.
Kepada adik-adik saya terkasih Alma Larasati Putri dan Satria Julianto
Junior yang telah mendukung saya dan selalu mendoakan yang terbaik untuk
saya dalam penyusuan skripsi ini
Kepada keluarga besar saya yang telah memberikan doa dan memberikan
semangat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLlAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguh-sungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya sebuah karya ilmiah.
.-.:....
Yogyakarta,06 Mei 2020
Peneliti
~
Asri Diah Pratiwi
NIM: 161114001
VI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBARPERNYATAANPERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH MAHASISWA UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama Asri Diah Pratiwi
Nomor Mahasiswa : 161114001
Demi pengembangan ilmu pengetahuan saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:
TINGKAT KETERAMPILAN SOSIAL PADA REMAJA DI SEKOLAHASRAMA (Studi Deskriptif Pada Siswa Kelas Persiapan Pertama SeminariMenengah St. Petrus Canisius Mertoyudan Magelang Tahun Ajaran2019/2020)
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan, dalam bentuk media lain,
mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasik31IDya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminjam dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama
tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenamya.
Yogyakarta, 06 Mei 2020
Yang menyatakan
~-Asri Diah Pratiwi
VI1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
TINGKAT KETERAMPILAN SOSIAL PADA REMAJA DI SEKOLAH
ASRAMA
(Studi Deskriptif Pada Siswa Kelas Persiapan Pertama Seminari Menengah
St. Petrus Canisius Mertoyudan Magelang Tahun Ajaran 2019/2020)
Asri Diah Pratiwi
Universitas Sanata Dharma
2020
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan keterampilan sosial di sekolah
asrama pada siswa Kelas Persiapan Pertama (KPP) Seminari Menengah St. Petrus
Canisius Mertoyudan Magelang tahun ajaran 2019/2020; (2) mengindentifikasi
butir pengukuran dalam keterampilan sosial pada remaja di sekolah asrama yang
capaian skornya sedang; dan (3) mengetahui seberapa tinggi tingkat keterampilan
sosial pada remaja di sekolah asrama. Jenis penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif deskriptif. Subjek penelitian ini adalah siswa Kelas Persiapan Pertama
(KPP) Seminari Menengah St. Petrus Canisius Mertoyudan Magelang tahun
ajaran 2019/2020 yang berjumlah 68 siswa. Pengumpulan data pada penelitian ini
menggunakan Skala Keterampilan sosial yang berjumlah 59 item yang valid.
Skala disusun berdasarkan aspek-aspek keterampilan sosial, yaitu; (1) perilaku
terhadap lingkungan; (2) perilaku interpersonal; (3) perilaku yang berhubungan
dengan diri sendiri; (4) perilaku yang berhubungan dengan tugas. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa; Terdapat 11 siswa dengan persentase 16,17% berada
pada kategori sangat tinggi. Terdapat 44 siswa dengan persentase 64,17% berada
pada kategori tinggi.Terdapat 13 siswa dengan persentase 19,11% berada pada
kategori sedang. Tidak ada siswa yang memiliki capaian hasil keterampilan sosial
yang berada pada kategori rendah dan sangat rendah. Hal ini menunjukan bahwa
sebagian besar siswa Kelas Persiapan Pertama (KPP) Seminari Menengah St.
Petrus Canisius Mertoyudan Magelang memahami dan memiliki keterampilan
sosial yang baik dalam dirinya.
Kata kunci: Keterampilan Sosial, Remaja, Di Sekolah Asrama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
THE SOCIAL SKILLS LEVEL OF STUDENT IN BOARDING SCHOOL
(Descriptive Study On Students Of Preparation Class in Minor Seminary
St. Peter Canisius of Mertoyudan Magelang Academic Year 2019 / 2020)
Asri Diah Pratiwi
Sanata Dharma University
2020
The puproses of this research: 1) to describe social skill of KPP (Kelas Persiapan
Pertama) students at boarding school Minor Seminary St. Petrus Canisius of
Mertoyudan Magelang, Academic Year 2019 / 2020. 2) To identify measurement
point of adolescent social skill at boarding school with have middle achievement
score, and 3) to know how high the degree of adolescent social skill at boarding
school. The research method use descriptive qualitative method with the subject of
research are KPP studens (68 students) at boarding school Minor Seminary St.
Petrus Canisius of Mertoyudan Magelang, Academic Year 2019 / 2020. The
collecting data in this research use scale of social skill with 59 valid item. This
scale arranged based on social skill aspect which consist of : (1) environment
behavior, (2) interpersonal behavior, (3) intrapersonal behavior, (4) task
behavior. The result of this research indicate that : (1) there are 11 students with
procentage 16,17 % at the very high category. There are 44 students with
procentage 64,17 % at the high category, and 13 students with procentage 19,11
% at the middle category. From this data, nobody who have low and very low
category of social skill achievement. This data refers that students have high
social skill in his self. This result also describe that the most of KPP students at
boarding school Minor Seminary St. Petrus Canisius of Mertoyudan Magelang,
Academic Year 2019 / 2020 have understanding capability and good social skill
in his self.
Keyword : Social Skill, Adolescent, At Boarding School.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas karunia yang
telah diberikan kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
baik. peneliti menyadari tanpa adanya bantuan, bimbingan, dan kerjasama yang
baik dari pihak – pihak yang terlibat, maka peneliti tidak dapat menyelesaikan
skripsi dengan baik dan cepat, oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberkati dan menyertai saya selalu
disetiap proses yang saya jalani dalam penyusunan skripsi ini serta
memberikan berkat-Nya setiap hari dalam hidup saya
2. Dr.Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si selaku dekan Fakultas Keguruan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
3. Dr. Yohanes Heri Widodo, M.Psi selaku kepala Program Studi Bimbingan
dan Konseling Universitas Sanata Dharma dan juga selaku dosen
pembimbing yang dengan sabar mendampingi peneliti dalam menulis
skripsi.
4. Prias Hayu Purbaning Tyas, M.Pd selaku wakil kepala Program Studi
Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma
5. Dr. M.M. Sri Hastuti M,Pd yang telah pertama kali membimbing saya
dalam penulisan penulisan skripsi
6. Bapak dan ibu dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling yang telah
membimbing dan membagikan ilmunya kepada peneliti selama menempuh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
pendidikan di Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata
Dharma.
7. Bapak Stefanus Priyatmoko atas kesabaran dan semangatnya dalam
membantu melayani proses administrasi di Program Studi Bimbingan dan
Konseling.
8. Siswa – siswa Kelas Persiapan Pertama (KPP) Seminari Menengah St.
Pertrus Canisius Mertoyudan Magelang yang berkenan membantu proses
penelitian ini dengan menjadi subyek penelitian
9. Kepada bapak Antonius Agus Sulistyono, S.IP, S.Pd yang telah membantu
saya dalam proses pengambilan data dan selaku guru di Seminari
Menengah St. Pertrus Canisius Mertoyudan Magelang
10. Kepada nenek saya Chatarina Rugiyem yang sudah memberikan dukungan
secara moril sehingga saya bisa bersemangat dalam menjalani studi saya
diperguruan tinggi. Terimakasih atas doa yang selalu senantiasa nenek
berikan untuk saya.
11. Kepada kedua orang tua saya Antonius Sutriyono dan Sri Lestari yang
sudah memberikan dukungan secara materil sehingga saya dapat
melanjutkan studi ke jenjang diperguruan tinggi.
12. Adik saya tercinta Alma Larasati Putri Dan Satria Julianto Junior yang
selalu memberikan semangat dan mendoakan.
13. Seluruh keluarga besar saya yang telah mendukung dan mendoakan di
setiap perjalanan pendidikan yang saya tempuh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14. Kepada sahabat-sahabat saya Resa Hardanti, Bening Cindra Piranti, Regita
Dct, Yoga Hendi Pradana, Sr. Alexa PBHK, Simon Nama Samon
Lamanepa, Fernando Sembiring, Andhika Satya Nugraha, Febriana
Davika Dewi, Shierly Fortuna Imbang, Jonathan Eric Hans Pratama,
Regina Vinnea Astrid, Ade Radesta, Nana, Resti, Desita, Cicilia Adriyani
Sianipar, Dodi Boy Situmorang, Susi Praja, Ayu Semben, Atik Suryatry
~::...
yang selalu mendukung saya dikala saya mulai· patah semangat.
Terimakasih semua sahabatku kalian berarti bagiku.
15. Ternan yang selalu membantu saat proses mengerjakan skripsi ini yaitu,
lrenza Inelza Pabuntang, Stephanie Pagabeyan, Ajeng Pangesti Her lka
Kusumaningrum, Albet Selamet Wakidi, dan Resa Hardanti
16. Ternan - ternan BK Sanata Dhanna angkatan 2016.
17. Almamaterku Universitas Sanata Dhanna.
Meskipun masih banyak kekurangan dalam skripsi ini, peneliti berharap
semoga sekripsi 1m dapat bennanfaat bagi pembaca. Atas perhatiamlya
peneliti ucapkan terimakasih.
Yogyakarta, 06 Mei 2020
Peneliti
~Asri Diah Pratiwi
Xll
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
Contents
HALAMAN JUDUL ................................................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................................... iii
HALAMAN MOTO ................................................................................................................iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..........................................................................................vi
LEMBAR PERNYATAAN ....................................................................................................... vii
ABSTRAK ............................................................................................................................ viii
ABSTRACT ............................................................................................................................ ix
KATA PENGANTAR............................................................................................................... x
DAFTAR ISI ......................................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL .................................................................................................................. xvi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 6
C. Batasan Masalah........................................................................................... 7
D. Rumusan Masalah ........................................................................................ 7
E. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 8
F. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 8
G. Batasan Istilah .............................................................................................. 9
BAB II ................................................................................................................................. 11
KAJIAN PUSTAKA ............................................................................................................... 11
A. Hakikat Keterampilan Sosial...................................................................... 11
1. Pengertian Keterampilan Sosial ........................................................................ 11
2. Aspek-aspek Keterampilan Sosial .................................................................... 12
3. Ciri-Ciri Keterampilan Sosial ........................................................................... 15
4. Faktor-Faktor dari Keterampilan Sosial ............................................................ 16
5. Manfaat Memiliki Keterampilan Sosial ............................................................ 18
6. Tujuan Keterampilan Sosial .............................................................................. 21
B. Hakikat Remaja .......................................................................................... 22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
1. Pengertian Remaja ............................................................................................ 22
2. Ciri –Ciri Remaja .............................................................................................. 24
3. Tugas Perkembangan Remaja ........................................................................... 25
4. Relasi Remaja Dengan Teman Sebaya .............................................................. 27
C. Lingkungan Asrama dan Kehidupan Seminaris Di Seminari Menengah St.
Petrus Canisius Mertoyudan .............................................................................. 29
1. Pengertian Asrama ............................................................................................ 29
2. Pengertian Seminaris ........................................................................................ 29
3. Karakteristik Seminaris ..................................................................................... 30
4. Pembinaan di Seminari Menenangah Mertoyudan ........................................... 33
5. Lingkungan Asrama di Seminari Menenangah Mertoyudan ............................ 37
D. Kajian Penelitian yang Relevan ................................................................. 41
E. Kerangka Pikir ........................................................................................... 43
BAB III ................................................................................................................................ 46
METODE PENELITIAN ........................................................................................................ 46
A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 46
B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 46
C. Subjek Penelitian ........................................................................................ 47
D. Variabel Penelitian ..................................................................................... 48
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ................................................. 48
1. Teknik pengumpulan data ................................................................................. 48
2. Instrumen penelitian .......................................................................................... 50
F. Validitas dan Reliabilitas Instrument Penelitian ........................................ 52
1. Validitas Instrumen ........................................................................................... 52
2. Reliabilitas Instrumen ....................................................................................... 54
G. Teknik Analisis Data .................................................................................. 56
BAB IV ................................................................................................................................ 60
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 60
A. Hasil Penelitian .......................................................................................... 60
B. Pembahasan ................................................................................................ 64
BAB V ................................................................................................................................. 70
PENUTUP ........................................................................................................................... 70
A. Kesimpulan ................................................................................................ 70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
B. Saran ........................................................................................................... 71
1. Bagi Siswa ........................................................................................................ 71
2. Bagi Peneliti Selanjutnya .................................................................................. 71
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 72
LAMPIRAN ......................................................................................................................... 76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Table 3.1 Jumlah Subyek Penelitian ..................................................................... 48
Table 3.2 Keterampilan Sosial pada Remaja di Sekolah Asrama Pengukuran Skala
Likert ..................................................................................................................... 50
Table 3.3 Kisi-Kisi Instrument Kuesioner Keterampilan Sosial ........................... 51
Table 3.4 Item Valid dan Item Tidak Valid .......................................................... 54
Table 3.5 Uji Reliabilitas ...................................................................................... 55
Table 3.6 Kategori Koefisien Reliabilitas ............................................................. 55
Table 3.7 Norma Kategorisasi............................................................................... 57
Table 3.8 Kategorisasi Keterampilan Sosial pada Remajadi Sekolah Asrama
Siswa Kelas Persiapan Pertama (KPP) Seminari Menengah St. Petrus Canisius
Mertoyudan Magelang Tahun Ajaran 2019/2020 ................................................. 57
Table 3.9 Skor Tes Hasil Kategorisasi Capaian Item Keterampilan Sosial pada
Remaja di Sekolah AsramaSiswa Kelas Persiapan Pertama (KPP) Seminari
Menengah St. Petrus Canisius Mertoyudan Magelang Tahun Ajaran 2019 / 2020
............................................................................................................................... 58
Table 4.1 Kategorisasi Keterampilan Sosial pada Remaja di Sekolah Asrama
Siswa Kelas Persiapan Pertama (KPP) Seminari Menengah St. Petrus Canisius
Mertoyudan Magelang Tahun Ajaran 2019/2020 ................................................. 60
Table 4.2 Capaian Skor Item Keterampilan Sosial pada Remaja di Sekolah
Asrama Siswa Kelas Persiapan Pertama (KPP) Seminari Menengah St. Petrus
Canisius Mertoyudan Magelang Tahun Ajaran 2019/2020 .................................. 62
Table 4.3 Usulan Topik-Topik Program untuk Meningkatkan keterampilan sosial
............................................................................................................................... 67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR GAMBAR
Grafik 4.1 Capaian Hasil Keterampilan Sosial Pada Remaja di Sekolah
Asrama………………………………………………………………………….. 49
Grafik 4.1 Capaian Hasil skor item Keterampilan Sosial Pada Remaja di Sekolah
Asrama……………………………………………………………...................... 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan
pmasalah, rumusan masalah, tujuan masalah, manfaat penelitian, dan batasan
istilah.
A. Latar Belakang Masalah
Manusia tidak dapat hidup sendiri. Oleh sebab itu dalam menjalani
kehidupannya dibutuhkan orang lain. Seperti yang diketahui bahwa manusia
merupakan makhluk sosial yang berhubungan secara timbal balik dengan manusia
lain (Subhan, 2018). Hubungan timbal balik dapat diwujudkan dengan sikap
saling membantu orang lain, selain itu hubungan timbal balik ini akan menjadi
baik bila manusia memiliki keterampilan sosial dalam dirinya.
Keterampilan sosial adalah suatu kemampuan untuk menyesuaikan diri
dengan tuntutan sosial yang ada di lingkungan (Hurlock, 1997). Gresham (dalam
Tom Dow n & Jeff Tierney, 2005) mendefinisikan keterampilan sosial adalah
perilaku yang dapat diterima secara sosial memungkinkan individu untuk
berinteraksi secara efektif dengan orang lain dan menghindari atau melarikan diri
dari perilaku sosial yang tidak dapat diterima yang ditunjukkan oleh orang lain.
Menurut Sarwono (2001), keterampilan sosial merupakan perilaku-perilaku yang
dipelajari, yang digunakan oleh individu dalam suatu proses belajar yang
dilakukan oleh seorang individu untuk bertingkah laku berdasarkan norma-norma
yang telah ada dan diakui di dalam masyarakat. Dapat disimpulkan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
keterampilan sosial merupakan kemampuan yang dapat dipelajari dan harus
dimiliki seseorang dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan masyarakat.
Keterampilan sosial di dalam lingkungan sangatlah penting, karena
bertujuan memudahkan kita dalam menjalin relasi dengan orang lain yang ada di
lingkungan sekitar kita. Piaget dan Sullivan (dalam Santrock 2007) menekankan
bahwa melalui interaksi dengan teman-teman, remaja dapat mempelajari relasi
timbal balik secara simetris. Keterampilan sosial di kalangan remaja saat ini dapat
berguna sebagai pondasi awal dalam membangun relasi dan karakter yang baik
bagi remaja. Namun bila seorang remaja tidak memiliki keterampilan sosial dalam
dirinya, akan menjadikan remaja tersebut menjadi pribadi yang tertutup, invidualis
dan kurang dalam kemampuan berelasi dengan orang-orang yang ada di
sekitarnya.
Keterampilan sosial pada remaja dipengaruhi juga oleh beberapa faktor
yang dikemukakan oleh Samanci (dalam Matson, 2009), yang menjelaskan faktor-
faktor perkembangan keterampilan sosial ada empat yaitu, pertama keluarga
membawa pengaruh positif bagi perkembangan keterampilan sosial. Kedua
sekolah yang menjadi faktor yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan
sosial dalam hal aktivitas di sekolah. Ketiga lingkungan dan masyarakat yang
berpengaruh terhadap perkembangan keterampilan sosial meliputi waktu yang
banyak untuk kegiatan bersama teman. Keempat karakteristik individu ini
berpengaruh terhadap perkembangan keterampilan sosial yaitu keterampilan
berbahasa, berkomunikasi, kepercayaan diri, kemampuan untuk mengatasi
gangguan, dan kemampuan personal lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Remaja seharusnya memiliki keterampilan sosial yang baik. Remaja
memiliki banyak cara yang dapat mendukung tingkat keterampilan sosialnya
seperti adanya handphone, internet dan media-media sosial. Tercatat dalam
Asosiasi Penyelegara Jasa Internet Indonesia (APJII) yang resmi dirilis Okezone
Rabu, 22 Mei 2019 membuktikan bahwa pengguna internet terbanyak adalah pada
usia remaja 15-19 tahun. Media sosial yang ada sekarang ini, memberikan banyak
manfaat terutama dalam hal meningkatkan keterampilan sosial dalam diri karena
memudahkan dalam berkomunikasi.
Remaja dituntut untuk memiliki keterampilan sosial dalam dirinya agar
remaja dapat berinteraksi dengan orang-orang yang ada di sekitarnya. Sekolah
sebagai tempat pengembangan diri bagi remaja tentu memiliki tujuan yang
mengarahkan seluruh kegiatan yang berjalan di dalamnya. Ada sekolah yang
didirikan dengan tujuan tertentu, salah satunya adalah Seminari Menengah St.
Pertrus Canisius Mertoyudan Magelang, sekolah setingkat SMA ini didirikan
sebagai lembaga pembinaan bagi para remaja yang terpanggil menjadi seorang
imam. Pendampingan bagi para remaja yang menjadi siswa di Seminari
Menengah St. Pertrus Canisius Mertoyudan Magelang diatur sedemikian rupa
agar mereka merasa terbantu untuk mengembangkan pribadi dan panggilannya
secara bertahap dan seimbang. Aktifitas-aktifitas yang dilakukan di bagi menjadi
tiga yaitu sanctitas (kesucian), sanitas (kesehatan) dan scientia (pengetahuan)
untuk mengembangkan diri para siswa seperti, bacaan rohani, kelompok kitab
suci, olah raga, pembinaan kepribadian, kelompok ilmiah, sidang akademi (latihan
public speaking), OSIS dan masih banyak lagi yang tujuannya sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
pengembangan siswa (mahaboro,2002). Di sinilah letak kekhasan Seminari
sebagai tempat pendidikan calon-calon imam. Pendampingan yang di berikan
bukan hanya dari segi intelektual melainkan juga dari sisi kemendalaman
kerohaniannya.
Sebagai remaja yang baru lulus pada Sekolah Menengah Pertama (SMP)
dan memasuki Sekolah Menengah Atas (SMA) di Seminari Menengah St. Pertrus
Canisius Mertoyudan Magelang sebagai siswa di Kelas Persiapan Pertama (KPP)
sangat dibutuhkan dalam diri mereka keterampilan sosial dalam diri, agar dapat
berinteraksi dengan orang yang ada disekitarnya dalam konteks sosial dengan
cara-cara yang dapat di terima oleh lingkungan (Dowd and O’kane, 1991). Selain
itu keterampilan juga sangat dibutukan karena siswa yang berada di Seminari ini
datang dari latar belakang yang berbeda-beda dengan sifat dan kebiasaan yang
berbeda pula. Semua itu tentu berbeda dengan pola hidup yang sebelumnya
mereka jalani di rumah dan di sekolah yang lama.
Keadaan terpisah dari keluarga yang ada di rumah terutama ibu juga
dapat menjadi sumber tekanan yang di rasakan oleh para siswa. Bila sebelum
masuk Seminari sebagian tugas rumah tangga seperti mencuci, menyetrika,
ruangan dilakukan oleh ibu atau anggota rumah yang lain, di asrama Seminari
semua harus dilakukan dan dikerjakan sendiri. Hal yang berbeda juga terjadi
seperi saat di rumah kita hanya berinteraksi dengan beberapa orang tetapi di
asrama Seminari mau tidak mau siswa harus berinetraksi dengan teman-teman
yang ada di sekitarnya dan harus saling memiliki toleransi dengan teman agar
dapat hidup berdampingan. Hal-hal ini yang mengakibatkan tekanan yang sering
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
muncul dalam bentuk gejala ganguan seperti sakit perut, salit kepala, gangguan
percernaan, merasa kurang mampu di antara yang lain, ketidakcocokan antar
teman, kurang mampu bergaul dan kurannya rasa percaya diri dalam diri
seminaris. Maka dari itu para siswa sangat dituntut untuk memiliki keterampilan
sosial dalam diri agar dapat dengan mudah menjalani kehidupan berasrama.
Sebuah penelitian penelitian (Rukmana, 2019) di Pondok Pesantren
Darusalam Kepahing Curup Utara Bengkulu kepada para santri yang menyatakan
bahwa kenyataannya keterampilan sosial pada remaja juga ada yang masih
tergolong rendah, walau sebenarnya keterampilan sosial pada remaja itu sangatlah
penting untuk bekal para santri dalam membangun relasi karena tanpa
keterampilan sosial, santri akan mengalami kesulitan dalam bersosialisasi di
tengah-tengah kehidupan pesantren. Kesulitan yang dialami para santri ini terlihat
bahwa masih ada santri yang kurang memiliki keterampilan sosial dalam dirinya.
Menyebabkan mereka menjadi terkucilkan, lebih menutup diri di dalam
lingkungan sosialnya, menjadi seseorang individualis yang berdampak pada
kurangnya minat dalam bergaul. Selain itu, mereka dianggap tidak mampu
berbaur dan bergabung dengan lingkungan di sekitarnya yang membuat remaja
sekarang tidak memiliki teman atau orang-orang terdekat yang menjadi teman
untuk berbagi cerita. Hal-hal ini menjadi permasalahan yang harus diselesaikan di
jaman sekarang ini terutama dikalangan remaja.
Berdasarkan pemaparan fenomena yang terjadi di atas, peneliti tertarik
untuk melakukan sebuah penelitian dengan mengangkat judul “TINGKAT
KETERAMPILAN SOSIAL PADA REMAJA DI SEKOLAH ASRAMA (Studi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Deskriptif Pada Siswa Kelas Persiapan Pertama Seminari Menengah St. Petrus
Canisius Mertoyudan Magelang Tahun Ajaran 2019/2020)” yang bertujuan untuk
melihat tingkat keterampilan sosial pada remaja apakah memiliki tingkat
keterampilan sosial yang tinggi atau memiliki tingkat keterampilan sosial yang
rendah.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasikan masalah-masalah
sebagai berikut :
1. Remaja kurang memiliki minat bergaul dengan orang lain
2. Remaja yang berada di Seminari yang tertekan karena jauh dari keluarga
3. Remaja yang berada di Seminari yang berasal dari berbagai latar belakang
keluarga dan kepribadian yang beragam yang membuat kesulitan dalam
bergaul
4. Remaja yang berada di Seminari yang tertekan karena dituntut untuk
mandiri menjalankan semua pekerjaannya sendiri
5. Remaja lebih senang menyendiri dan menutup diri (tertutup) di dalam
lingkungan sosialnya.
6. Remaja yang kurang mampu bersosialisasi dengan baik, hal ini
menyebabkan mereka menjadi terkucilkan
7. Remaja tidak memiliki teman atau orang-orang terdekat yang menjadi
teman untuk berbagi cerita.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
8. Remaja zaman sekarang memandang bahwa bersosialisasi di luar tidaklah
praktis lebih memilih cara instan yaitu lewat internet.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah tampak jelas bahwa permasalahan
yang berkaitan dengan penelitian sangatlah luas. Peneliti hanya membatasi
poin yang akan diteliti, difokuskan pada masalah seberapa tingkat
keterampilan sosial pada remaja sekarang ini yang berdampak pada sikap
remaja yang menjadi tertutup, terkucikan karna sulit berbaur dengan teman-
teman yang ada di sekitarnya.
D. Rumusan Masalah
1. Seberapa tinggi tingkat keterampilan sosial pada remaja di sekolah
asrama Seminari Menengah St. Petrus Canisius Mertoyudan Magelang
tahun ajaran 2019 / 2020 ?
2. Apa saja butir-butir pengukuran dalam kuesioner tingkat keterampilan
sosial pada remaja di sekolah asrama yang tergolong memiliki skor
yang rendah sebagai dasar penyusunan program bimbingan bagi siswa
di Seminari Menengah St. Petrus Canisius Mertoyudan Magelang
tahun ajaran 2019 / 2020 ?
3. Topik-topik bimbingan apa saja yang dapat meningkatkan
keterampilan sosial siswa di Seminari Menengah St. Petrus Canisius
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Mertoyudan Magelang tahun ajaran 2019/2020 berdasarkan butir-butir
kuesioner tingkat keterampilan sosial pada remaja yang masih rendah?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi tingginya tingkat keterampilan sosial pada remaja di
sekolah asrama Seminari Menengah St. Petrus Canisius Mertoyudan
Magelang tahun ajaran 2019/2020
2. Mengetahui butir-butir pengukuran dalam kuesioner tingkat
keterampilan sosial pada remaja di sekolah asrama yang tergolong
memiliki skor yang rendah sebagai dasar penyusunan program
bimbingan bagi siswa di Seminari Menengah St. Petrus Canisius
Mertoyudan Magelang tahun ajaran 2019/2020
3. Mengetahui Topik-topik bimbingan apa saja yang dapat meningkatkan
keterampilan sosial siswa di Seminari Menengah St. Petrus Canisius
Mertoyudan Magelang tahun ajaran 2019/2020 berdasarkan butir-butir
kuesioner tingkat keterampilan sosial pada remaja yang masih rendah
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah wawasan
dan menambah pengetahuan mengenai tingkat keterampilan sosial
pada remaja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
2. Manfaat praktis
a. Bagi guru bimbingan dan konseling (BK)
Hasil penelitian ini memberikan informasi pada guru BK
tentang pentingmya keterampilan sosial pada remaja.
b. Bagi siswa,
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
mengenai tingkat keterampilan sosial pada remaja yang ada
di lingkungan sekolah, agar siswa lebih mudah dalam
membangun relasi.
c. Bagi peneliti lain
Hasil penelitian ini dapat menjadi tolak ukur yang dapat
digunakan sebagai bahan referensi dalam mengembangkan
penelitian mengenai tingkat keterampilan sosial pada
remaja.
d. Bagi peneliti
Memperluas pemahaman peneliti mengenai pentingnya
tingkat keterampilan sosial pada individu terutama remaja
sekarang ini.
G. Batasan Istilah
Untuk tidak menimbulkan adanya perbedaan pemikiran perlu ada
penjelasan istilah yang digunakan dalam penelitian ini. Beberapa batasan
istilah yang perlu dijelaskan adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
1. Keterampilan Sosial
Keterampilan sosial adalah kemampuan individu dalam
berinteraksi dengan orang lain yang memungkinkan agar individu
dapat berkomunikasi, belajar, mengajukan pertanyaan, meminta
bantuan, mendapatkan kebutuhan mereka, bergaul dengan orang
lain, dan mencari teman.
2. Remaja
Remaja adalah individu yang sedang berada pada masa peralihan
dari masa anak-anak menuju dewasa dengan rentang usia 12-18
tahun, yang ditandai dengan perkembangan yang sangat cepat dari
aspek fisik, psikis, dan sosialnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Pada bab ini diuraikan hakikat keterampilan sosial, hakikat siswa
SMA sebagai remaja, kajian penelitian yang relevan, dan kerangka pikir.
A. Hakikat Keterampilan Sosial
1. Pengertian Keterampilan Sosial
Gresham (dalam Tom Down & Jeff Tierney, 2005) mendefinisikan
keterampilan sosial adalah perilaku yang dapat diterima secara sosial
memungkinkan individu untuk berinteraksi secara efektif dengan orang
lain dan menghindari atau melarikan diri dari perilaku sosial yang tidak
dapat diterima yang ditunjukkan oleh orang lain.
Keterampilan sosial adalah sarana yang memungkinkan
berkomunikasi, belajar, mengajukan pertanyaan, meminta bantuan,
mendapatkan kebutuhan mereka bertemu dengan cara yang sesuai,
bergaul dengan orang lain, mencari teman dan menjalin hubungan yang
sehat, melindungi diri mereka sendiri, dan umumnya dapat berinteraksi
dengan siapapun dan setiap orang yang mereka temui dalam kehidupan
mereka (Dowd dan Tierney, 2005)
Menurut Combs dan Slaby (dalam Dowd dan O’Kane, 1991)
bahwa keterampilan sosial adalah kemampuan untuk berinteraksi dengan
orang lain dalam konteks sosial dengan cara-cara khusus yang dapat
diterima oleh lingkungan dan pada saat yang sama dapat menguntungkan
individu, atau bersifat saling menguntungkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Cartledge dan Milburn (1995) mengatakan bahwa keterampilan
sosial adalah kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain pada
konteks sosial dengan tujuan yang khusus untuk penerimaan sosial.
Keterampilan sosial adalah kemampuan yang kompleks guna
mendapatkan positif atau negatif reinforcement dan tidak menampilkan
perilaku yang menyebabkan hukuman dari orang lain.
Berdasarkan beberapa pengertian keterampilan sosial yang telah
dikemukakan oleh para ahli, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
keterampilan sosial adalah kemampuan individu dalam berinteraksi
dengan orang lain yang memungkinkan agar individu dapat
berkomunikasi, belajar, mengajukan pertanyaan, meminta bantuan,
mendapatkan kebutuhan mereka, bergaul dengan orang lain, dan mencari
teman.
2. Aspek-aspek Keterampilan Sosial
Stephen (Cartledge & Milburn. 1995) mengatakan bahwa keterampilan
sosial ada empat aspek dalam pengembangan perilaku sosial pada
individu. Dalam hal ini keempat aspek menjadi tolak ukur keterampilan
sosial pada remaja, perilaku tersebut yaitu :
a. Perilaku terhadap lingkungan
Perilaku lingkungan merupakan suatu bentuk perilaku yang
mewujudkan tingkah laku sosial individu dalam mengenal dan
merawat lingkungan seperti peduli terhadap lingkungan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
membuang sampah pada tempatnya, mengingatkan orang lain
supaya menjaga kebersihan, dan sebagainya.
b. Perilaku interpersonal
Perilaku interpersonal adalah bentuk perilaku yang menunjukkan
tingkah laku sosial individu dalam mengenal dan membangun
hubungan dengan individu lain (dengan teman sebaya atau guru).
Contoh soal ini seperti menerima otoritas, senang membantu orang
lain, mengatasi konflik, berpikir positif terhadap orang lain. Selain
itu menurut Elksnin& Elksnin (dalam adiyanti,1999) merupakan
perilaku yang menyangkut keterampilan, yang di gunakan selama
berinteraksi dengan orang lain. Perilaku ini disebut juga
keterampilan membangun persahabatan misalnya,
memperkenalkan diri, menawarkan bantuan dan memberikan
pujian. Dalam perilaku interpersonal remaja juga dituntut untuk
memiliki keterampilan komunikasi dalam dirinya agar dapat
membantu dan memudahkan dalam berinteraksi dengan orang lain.
Keterampilan berkomunikasi merupakan salah satu keterampilan
yang digunakan untuk menjalin hubungan sosial yang baik. Dalam
berkomunikasi dapat dilihat dari beberapa bentuk seperti
pendengar yang baik, memperhatikan saat orang lain berbicara, dan
memberikan umpan balik pada lawan bicara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
c. Perilaku yang berhubungan dengan diri sendiri
Perilaku yang berhubungan dengan diri sendiri yaitu suatu bentuk
perilaku yang menunjukan tingkah laku sosial terhadap dirinya
sendiri. Contohnya perilaku yang dapat mengekspresikan perasaan
yang ada dalam diri dan menerima perbuatannya sendiri. Selain itu
perilaku yang berhubungan dengan diri sendiri menurut Elksnin&
Elksnin (dalam adiyanti,1999) merupakan keterampilan dalam
mengatur diri sendiri sesuai situasi sosial, misalnya keterampilan
menghadapi stres, memahami perasaan orang lain, dan mengontrol
kemarahan.
d. Perilaku yang berhubungan dengan tugas
Perilaku yang berkaitan dengan tugas merupakan respons individu
terhadap sejumlah tugas akademis yang terwujud dalam kegiatan
yang dilakukan oleh individu seperti memperhatikan selama
pembelajaran berlangsung, aktif dalam diskusi di kelas, memiliki
kualitas belajar yang baik, memenuhi tugas-tugas pelajaran di
kelas dan bertanya atau menjawab pertanyaan yang diberikan oleh
guru. Selain itu menurut Elksnin& Elksnin (dalam adiyanti,1999)
merupakan keterampilan sosial yang dapat mendukung prestasi
belajar di sekolah misalnya, mendengarkan guru saat di kelas,
mengerjakan tugas sekolah, dan mengikuti semua peraturan yang
ada di kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Berdasarkan uraian di atas maka yang merupakan aspek keterampilan
sosial adalah perilaku terhadap lingkungan, perilaku interpersonal,
perilaku yang berhubungan dengan diri sendiri, perilaku yang
berhubungan dengan kesuksesan tugas akademik, dan keterampilan
komunikasi.
3. Ciri-Ciri Keterampilan Sosial
Menurut Schneider, dkk (dalam Rubin, 2006) agar seseorang
berhasil dalam interaksi sosial, maka dibutuhkan beberapa keterampilan
sosial yang terdiri dari pikiran, pengaturan emosi, dan perilaku yang
nampak, yaitu:
a. Memahami pikiran, emosi, dan tujuan orang lain
b. Menangkap dan mengolah informasi tentang patner sosial serta
lingkungan pergaulan yang potensial menimbulkan terjadinya
interaksi.
c. Menggunakan berbagai cara yang digunakan untuk memulai
pembicaraan atau interaksi dengan orang lain, memeliharanya, dan
mengakhirinya dengan cara yang positif.
d. Memahami konsekuensi dari sebuah tindakan sosial, baik bagi diri
sendiri maupun bagi orang lain.
e. Bersikap sungguh-sungguh dan menghargai orang lain.
f. Dapat mengontrol emosi dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Menurut Hurlock dalam (Sarwono, 2001) ada empat kriteria
sebagai ciri-ciri keterampilan sosial yaitu:
a. Kemampuan beradaptasi dengan norma yang berlaku.
Setiap kelompok masyarakat mempunyai norma-norma, dimana
norma-norma tersebut telah dibuat oleh kelompok tertentu dan
harus dipatuhi oleh setiap orang yang masuk dalam kelompok
tersebut.
b. Memperlihatkan sikap menyenangkan pada orang lain.
Tingkah laku yang dimunculkan oleh seseorang harus dapat
memperlihatkan sikap-sikap yang baik terhadap semua anggota
kelompok.
c. Menyesuaikan diri dengan setiap kelompok yang dimasukinya.
Seseorang yang masuk ke dalam suatu kelompok masyarakat harus
mampu menyesuaikan diri dengan kelompoknya, sesuai dengan
aturan dimana kelompok yang ia masuki.
d. Dapat beradaptasi dan menjalankan perannya dengan baik.
Seorang anggota kelompok harus mampu beradaptasi dan
menjalankan perannya dengan baik di dalam kelompoknya maupun
dimana ia berada dalam suatu kelompok tertentu.
4. Faktor-Faktor dari Keterampilan Sosial
Keterampilan sosial pada remaja dipengaruhi juga oleh beberapa
faktor yang dikemukakan oleh Samanci (Matson, 2009), yang menjelaskan
faktor-faktor perkembangan keterampilan sosial ada empat yaitu,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
a. Keluarga
Keluarga membawa pengaruh positif bagi perkembangan
keterampilan sosial meliputi dukungan keluarga, waktu yang
berkualitas untuk individu, perilaku positif dari orang tua saat
komunikasi di rumah, lingkungan keluarga yang demokratis, dan
penerimaan penuh keluarga terhadap individu.
b. Sekolah
Sekolah yang menjadi faktor yang sangat berpengaruh terhadap
perkembangan sosial dalam hal aktivitas di sekolah, perilaku sosial
positif guru, manajemen sekolah, kelas yang demokratis, metode
dan teknik pembelajaran yang berpusat pada siswa, serta upaya
mengurangi stres terhadap ujian.
c. Lingkungan dan masyarakat
Hal ini yang berpengaruh terhadap perkembangan keterampilan
sosial meliputi waktu yang banyak untuk kegiatan bersama teman,
partisipasi aktif individu dalam kegiatan sosial dan keluarga di
lingkungannya, dan sering bermain bersama teman.
d. Karakteristik individu
Hal ini yang berpengaruh terhadap perkembangan keterampilan
sosial yaitu keterampilan berbahasa, berkomunikasi, kepercayaan
diri, kemampuan untuk mengatasi gangguan, dan kemampuan
personal lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Secara lebih khusus, ada empat faktor yang mempengaruhi
keterampilan sosial (Hakim, 2002) yaitu:
a. Sifat dasar, meliputi karakter, watak, serta sifat emosional. Sifat
dasar merupakan warisan dari ayah ibu yang diturunkan melalui
gen dan ini juga dapat berpengaruh dalam cara kita bersosialisasi.
b. Lingkungan adalah kondisi sekitar individu baik lingkungan alam,
kebudayaan, dan masyarakat dapat mempengaruhi proses
sosialisasi.
c. Motivasi merupakan kekuatan dalam diri seseorang yang
menggerakannya untuk melakukan sesuatu dengan baik. Motivasi
yang ada dalam diri seseorang dapat mempengaruhi proses
sosialisasi
Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa
perkembangan keterampilan sosial individu dipengaruhi oleh beberapa
faktor. Faktor yang pertama timbul dalam diri individu itu sendiri,
sedangkan faktor yang kedua adalah akibat dari interaksi dengan
lingkungan sosial sehingga kondisi lingkungan dapat mempengaruhi
tingkah laku seseorang
5. Manfaat Memiliki Keterampilan Sosial
Menurut Johnson & Johnson (1990) mengemukakan lima manfaat
keterampilan sosial, yaitu:
a. Perkembangan kepribadian dan identitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Dapat mengembangkan kepribadian dan identitas karena
kebanyakan dari identitas masyarakat di bentuk dari hubungannya
dengan orang lain. Sebagai hasilnya dalam berinteraksi dengan
orang lain, individu menjadi memiliki persamaan yang lebih baik
tentang diri sendiri. Sebaliknya jika seseorang rendah dalam
keterampilan interpersonalnya dapat mempengaruhi hubungannya
dengan orang lain dan membentuk pandangan yang tidak tepat
tentang dirinya.
b. Mengembangkan produktivitas pada diri
Keterampilan sosial juga cenderung mengembangkan kemampuan
produktivitas yang merupakan keterampilan umum yang sangat di
butuhkan oleh individu. Keterampilan ini sangat penting karena
dapat membantu individu saat memasuki dunia kerja.
c. Meningkatkan kualitas hidup
Meningkatkan kualitas hidup adalah hasil positif lainnya dari
memiliki keterampilan sosial karena setiap individu membutuhkan
hubungan yang baik, dekat, dan intim dengan individu lainnya.
d. Meningkatkan kesehatan fisik
Hubungan yang baik dan saling mendukung akan mempengaruhi
kesehatan fisik. Penelitian menunjukan hubungan yang berkualitas
tinggi, memiliki hubungan dengan hidup yang panjang dan dapat
dengan cepat pulih dari sakit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
e. Meningkatkan kesehatan psikologis
Penelitian menunjukkan bahwa kesehatan psikologi yang kuat,
dipengaruhi oleh hubungan positif dan dukungan dari orang lain,
ketidakmampuan mempertahankan dan mengembangkan hubungan
positif dengan orang lain dapat mempengaruhi pada kecemasan,
depresi, frustasi, dan kesepian. Telah terbukti bahwa
mengembangkan hubungan positif dengan orang lain dapat
mengurangi stress psikologis, yang menciptakan kebebasan,
identitas diri, dan harga diri.
Beberapa manfaat manfaat memiliki keterampilan sosial
menurut (Hakim, 2002) yaitu :
a. Banyak teman
b. Memiliki relasi yang baik
c. Memilki wawasan yang luas
Manfaat memiliki keterampilan sosial menurut (Subagio, 2006) :
a. Meningkatkan status yang sering kali diikuti dengan
meningkatnya kepercayaan dan meningkatkan peranan sosial
di lingkungan.
b. Dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial maupun
dengan lingkungan fisiknya.
c. Memiliki banyak teman atau relasi usaha yang akan
mengakibatkan ketentraman dalam pergaulan dan keberhasilan
dalam pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
6. Tujuan Keterampilan Sosial
Diharapkan setiap individu dapat memenuhi enam tujuan keterampilan
sosial (Zaitun,2016) yaitu :
a. Agar setiap orang dapat hidup dengan baik di tengah-tengah
masyarakat.
b. Agar setiap orang dapat menyesuaikan tingkah lakunya dengan
harapan masyarakat.
c. Agar setiap orang dapat menyadari keberadaannya dalam
masyarakat.
d. Agar masyarakat tetap utuh. Keutuhan masyarakat dapat terjadi
bila di antara warganya saling berinteraksi dengan baik.
e. Memberikan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan
seseorang untuk melangsungkan kehidupan di tengah-tengah
masyarakat.
7. Cara meningkatkan keterampilan sosial dalam diri
Menurut (Nur, 2016), cara meningkatkan keterampilan sosial pada
remaja adalah dengan beberapa cara yaitu :
a. Diajak belajar berdiskusi dengan orang-orang yang ada di
sekitarnya.
b. Diajak untuk memahami bahwa setiap orang memiliki keunikan
yang berbeda dalam diri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
c. Diajak untuk mencoba mandiri dalam menghadapi masalah yang
sedang di hadapi.
d. Diajak untuk bermain peran atau sosio drama
e. Diajak berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan entah di lingkungan
masyarakat ataupun di sekolah.
B. Hakikat Remaja
1. Pengertian Remaja
Remaja merupakan masa perkembangan individu yang sangat
penting, yang diawali dengan matangnya organ-organ fisik sehingga
mampu bereproduksi. Menurut Konopka masa remaja itu berada pada
usia awal 12-15 tahun, remaja madya 15-18 tahun, remaja akhir 18-22
tahun (Jahja, 2011)
Menurut Borring. E. G (Klara.Sr, 2010) mengatakan bahwa remaja
adalah suatu periode atau masa tumbuhnya seseorang dalam masa transisi
dari anak-anak ke masa dewasa, yang meliputi suatu perkembangan yang
dialami sebagai persiapan memasuki masa dewasa.
Menurut pandangan Lustin Pikunas (Jahja, 2011), remaja
dipandang sebagai masa strom and stress, frustasi dan penderitaan,
konflik dan krisis penyesuaian, mimpi dan melamun tentang cinta, dan
perasaan tersisihkan dari kehidupan sosial-budaya orang dewasa.
Menurut Stanley Hall (Santrock,2011) remaja adalah masa
pergolakan yang dipenuhi oleh konflik, berbagai pikiran, perasaan, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
tindakan yang berubah-ubah antara kesombongan dan kerendahan hati,
niat yang baik dan godaan, kebahagian dan kesedihan dalam diri seorang
remaja.
Menurut pandangan Piaget (Hurlock,1997) yang mengatakan
remaja adalah suatu usia dimana individu menjadi terintegrasi ke dalam
masyarakat dewasa, suatu usia dimana anak tidak merasa bahwa dirinya
berada di bawah tingkat orang yang lebih tua melainkan merasa sama,
atau paling tidak sejajar di anatara orang dewasa yang ada di sekitarnya.
Menurut Neidahart (Klara.Sr, 2010) menyatakan bahwa masa
remaja adalah masa peralihan dan ketergantungan pada masa anak-anak
ke masa dewasa, dan pada masa ini remaja di tuntut untuk lebih mandiri
dalam dirinya. Pendapat yang ditulis oleh Neidahart hampir sama dengan
yang dikemukakan oleh Otorank dalam Hurlock bahwa masa remaja
merupakan masa perubahan yang drastis dari keadaan tergantung
menjadi lebih mandiri.
Daradjat (Klara.Sr, 2010) mengatakan masa remaja adalah masa
dimana munculnya berbagai kebutuhan dan emosi serta tumbuhnya
kekuatan serta kemampuan fisik yang lebih jelas dan daya pikirnya pun
lebih matang dari pada sebelumnya.
Berdasarkan beberapa pengertian remaja yang telah dikemukakan
oleh para ahli, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa remaja adalah
individu yang sedang berada pada masa peralihan dari masa anak-anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
menuju dewasa yang ditandai dengan perkembangan yang sangat cepat
dari aspek fisik, psikis, dan sosialnya.
2. Ciri –Ciri Remaja
Masa remaja adalah suatu masa perubahan. Pada masa remaja terjadi
perubahan yang cepat baik secara fisik, maupun psikologis. Ada beberapa
perubahan yang terjadi selama masa remaja (Jahja, 2011):
a. Peningkatan emosional terjadi secara cepat pada masa remaja awal
yang di kenal sebagai masa strom and stress. Peningkatan emosional
ini merupakan hasil dari perubahan fisik terutama hormon yang terjadi
pada masa remaja. Dari segi kondisi sosial peningkatan emosi ini
merupakan tanda bahwa remaja berada dalam kondisi baru yang
berbeda dari masa sebelumnya. Pada remaja misalnya, mereka
diharapkan untuk tidak bertingkah laku seperti anak-anak, mereka
harus lebih mandiri, dan bertanggung jawab. Kemandirian dan
tanggungjawab ini akan terbentuk seiring berjalannya waktu, dan akan
tampak jelas pada remaja akhir yang duduk di awal-awal masa kuliah.
b. Perubahan yang cepat secara fisik juga yang juga disertai kematangan
fisik secara seksual. Terkadang perubahan ini membuat remaja merasa
tidak yakin akan diri sendiri dan kemampuan mereka sendiri.
Perubahan fisik yang terjadi secara cepat, baik perubahan internal
seperti pada sistem sirkulasi, pencernaan, dan sistem respirasi maupun
perubahan eksternal seperti tinggi badan, berat badan, dan bentuk
tubuh sangat berpengaruh terhadap konsep diri remaja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
c. Perubahan dalam hal yang menarik bagi dirinya dan hubungan dengan
orang lain. Selama masa remaja banyak hal-hal yang menarik bagi
bagi dirinya, yang dibawa dari masa kanak-kanak digantikan dengan
hal menarik yang baru dan menantang. Hal ini juga dikarenakan
adanya tanggung jawab yang lebih besar pada masa remaja, maka
remaja diharapkan untuk dapat mengarahkan ketertarikan mereka pada
hal-hal yang lebih penting. Perubahan juga terjadi dalam hubungan
dengan orang lain. Remaja tidak lagi berhubungan hanya dengan
individu dari jenis kelamin yang sama, tetapi juga dengan lawan jenis
dan orang dewasa.
d. Perubahan nilai, menjadikan apa yang mereka anggap penting pada
masa kanak-kanak menjadi kurang penting karena telah mendekati
dewasa.
e. Kebanyakan remaja kebingungan dalam menghadapi perubahan yang
terjad, karena ada dua hal yang bertentangan disatu sisi mereka
menginginkan kebebasan, tetapi disisi lain mereka takut akan
tanggung jawab yang menyertai kebebasan ini, serta meragukan
kemampuan mereka sendiri untuk memikul tanggung jawab ini.
3. Tugas Perkembangan Remaja
Tugas perkembangan masa remaja difokuskan pada upaya
meningkatkan sikap dan perilaku kekanak-kanakan serta berusaha untuk
mencapai kemampuan bersikap dan berperilaku secara dewasa. Adapun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
tugas-tugas perkembangan remaja menurut William Kay (Jahja,2011)
mengemukakan tugas-tugas perkembangan remaja itu sebagai berikut :
a. Menerima fisiknya sendiri berikut keragaman kualitasnya
b. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua
c. Mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal dan belajar
bergaul dengan teman sebaya atau orang lain, baik secata individual
ataupun kelompok.
d. Menemukan manusia model yang dijadikan identitasnya.
e. Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap
kemampuannya sendiri.
f. Memperkuat kemampuan mengendalikan diri, atas dasar nilai dan
prinsip-prinsip hidup.
g. Mampu meninggalkan reaksi dan penyesuaian diri (sikap/perilaku)
kanak-kanakkan.
Adapun tugas perkembangan remaja menurut (Hurlock, 2002) yaitu :
a. Mampu menerima keadaan fisiknya
b. Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa
c. Mampu membina hubungan baik dengan sesama jenis maupun
lawan jenis
d. Mencapai kemandirian emosional
e. Mencapai kemandirian ekonomi
f. Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat
diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
g. Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan
untuk memasuki dunia dewasa
h. Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan
keluarga.
Dapat disimpulkan bahwa tugas-tugas perkembangan remaja
adalah sikap dan perilaku dirinya sendiri dalam menyikapi lingkungan di
sekitarnya. Perubahan yang terjadi pada fisik maupun psikologisnya
menuntut anak untuk dapat menyesuaikan diri dalam lingkungan dan
tantangan hidup yang ada dihadapannya.
4. Relasi Remaja Dengan Teman Sebaya
Menurut Zaitun (2016) teman sebaya adalah (teman bermain)
pertama kali didapatkan manusia ketika ia mampun berpergian keluar
rumah. Pada awalnya dimaksud sebagai kelompok yang bersifat rekreatif
(menyenangkan), namun dapat pula memberikan pengaruh dalam proses
sosialisasi setelah keluarga. Dari relasi remaja dengan teman sebaya
munculah beberapa Fungsi dari Teman Sebaya yaitu,
Hartum (1992) mengidentifikasi fungsi teman sebaya dalam
kehidupan sosial remaja, sebagai berikut :
a. Hubungan teman sebaya sebagai sumber emosi baik untuk memperoleh
rasa senang maupun untuk beradaptasi terhadap stress.
b. Hubungan teman sebaya sebagai sumber kognitif untuk pemecahan
masalah dan perolehan pengetahuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
c. Hubungan teman sebaya sebagai landasan untuk terjalinnya bentuk-
bentuk hubungan lainnya (misalnya hubungan dengan saudara
kandung) yang lebih harmonis.
d. Hubungan teman sebaya sebagai konteks dimana keterampilan sosial
dasar (misalnya keterampilan komunikasi social, keterampilan kerja
sama, dan keterampilan masuk kelompok) diperoleh atau ditingkatkan.
Santrock (2007) mengemukakan bahwa,“relasi yang baik diantara
teman-teman sebaya dibutuhkan bagi perkembangan sosial yang normal di
masa remaja. Isolasi sosial, atau ketidakmampuan untuk “terjun” dalam
sebuah jaringan sosial, berkaitan dengan berbagai bentuk masalah dan
gangguan.”
Piaget dan Sullivan (Santrock, 2007) menekankan bahwa melalui
interaksi dengan teman-teman sebaya, anak-anak dan remaja mempelajari
modus relasi yang timbal balik secara simetris. Anak-anak mengeksplorasi
prinsip-prinsip kesetaraan dan keadilan melalui pengalaman mereka ketika
menghadapi perbedaan pendapat dengan teman-teman sebaya. Sebaliknya,
terdapat sejumlah ahli teori yang menekankan pengaruh negatif dari
teman-teman sebaya bagi perkembangan anak dan remaja. Bagi beberapa
remaja, pengalaman ditolak atau diabaikan dapat membuat mereka merasa
kesepian dan bersikap bermusuhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
C. Lingkungan Asrama dan Kehidupan Seminaris Di Seminari Menengah
St. Petrus Canisius Mertoyudan
1. Pengertian Asrama
Menurut KBBI V asrama adalah suatu tempat tinggal bagi
kelompok orang untuk sementara waktu yang terdiri atas sejumlah
kamar dan biasanya di dalamnya di pimpin oleh seorang kepala asrama.
Boarding school (sekolah asrama) adalah sistem sekolah dengan
asrama, dimana peserta didik dan para guru seta pengelola sekolah
tinggal di asrama yang berada dalam lingkungan sekolah, dalam kurun
waktu tertentu biasanya satu semester diselingi dengan libur satu bulan.
(Arsy Karima Zahara, 2008)
Perbedaan sekolah asrama dengan sekolah umum adalah pada
jumlah siswa tiap kelas, pada siswa yang sekolah asrama jumlah siswa
di kelas lebih sedikit dibandingkan dengan sekolah umum agar para
guru bisa melakukan pendekatan pada siswa. (Gaztambide Fernandez,
Ruben, 2009)
2. Pengertian Seminaris
Seminaris adalah remaja yang sedang menjalani pendidikan calon
imam di Seminari. Dalam buku Pedoman Pembinaan Calon Imam di
Indonesia, Seminari Menengah (2001) membuktikan bahwa seminaris
adalah remaja yang berasal dari lingkungan yang beranekaragam dan
bercita-cita menjadi imam sesuai dengan persepsinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Dalam buku pedoman ini, lebih lanjut tentang seminaris adalah
seorang remaja yang bersekolah di Seminari Menengah Mertoyudan
dengan usia rata-rata 15 sampai 17 tahun. Sebagai remaja mereka sedang
dalam proses menuju kematangan fisik dan seksi dengan segala
pemikiran sosial dan psikologisnya. Ketika proses ini berjalan dengan
baik tanpa masalah yang berarti, mungkin remaja yang dipertanyakan
tidak akan meningkatkan banyak kesulitan dalam pengembangannya.
3. Karakteristik Seminaris
Seminaris mengalami perkembangan sebagaimana remaja lainnya
Menurut (Driyanto, 2001), secara sosial teman sebaya memiliki pengaruh
yang besar dalam menentukan pedoman atau pola dalam berperilaku dan
bersikap. Pengaruh teman sebaya dirasakan lebih besar dari pada
pengaruh orang tua. Apabila sebagai remaja individu tidak memiliki
orang dewasa yang dapat dipercaya dan dapat menerima apaadanya.
Secara psikologis mereka berada dalam proses pencarian jati diri
sehingga cenderung untuk mempertanyakan nilai-nilai, aturan-aturan dan
otoritas lingkungannya sebelum dapat menerimanya dengan mantap.
Sikap mempertanyakan berbagai hal ini hendaknya dilihat sebagai suatu
yang diharapkan dilihat sebagai sesuatu yang "sehat" selama tidak
berlebihan (Driyanto, 2001).
Lingkungan tempat seminaris dibesarkan perlu mendapat perhatian
dalam usaha memahami para seminaris karena lingkungan tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
mempengaruhi perkembangan seminaris sebagai individu (Hadisiswoyo,
dkk., 2004). Lingkungan akan mengikuti perubahan. Perubahan yang
dapat turut mempengaruhi pertumbuhan kepribadian seminaris
diantaranya sebagai berikut :
a. Perkembangan teknologi informasi yang pesat telah memungkinkan
terjadinya pemaparan lebih banyak informasi yang mempromosikan
sikap konsumtif dan hedonistik. Oleh karena itu adalah wajar bila
kecenderungan ini juga terlihat pada diri dan kehidupan para remaja.
b. Perkembangan ekonomi yang pesat telah memperbanyak pilihan yang
ditawarkan kepada masyarakat, termasuk remaja. Dalam situasi yang
demikian, ada kecenderungan untuk takut membuat komitmen jangka
panjang karena hal ini berarti dapat menghilangkan kesempatan
mencoba pilihan lain yang kelihatan menarik juga.
c. Semakin banyak keluarga yang di dalamnya suami dan istri sama-
sama bekerja. Hal ini mengakibatkan waktu yang diberikan orang tua
untuk mendidik anak-anak semakin sedikit. Namun demikian,
pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa kekurangan waktu ini
dapat diimbangi dengan kualitas relasi antara orang tua dengan anak.
Dalam buku Pedoman Pembinaan Calon Imam di Indonesia Bagian
Seminari Menengah (Driyanto, 2001), disebutkan bahwa remaja yang
dapat diterima menjalani pembinaan di Seminari Menengah harus
memiliki karakteristik sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
a. Memiliki kemampuan untuk mengikuti pelajaran tingkat Sekolah
Menengah Atas (SMA)
b. Perkembangan psikologis, transisi dan sosial relatif sehat yang
dapat dilihat dari indikator berikut :
1) Tidak memiliki rasa rendah diri atau percaya diri yang
berlebihan.
2) Mempunyai kegiatan lain di luar hal-hal yang terkait dengan
tugas sekolah.
3) Memiliki beberapa teman dekat yang kepadanya ia dapat
mengungkapkan isi hati secara terbuka.
4) Memiliki relasi yang baik dengan orang tua atau orang
dewasa lain yang dekat dengannya.
5) Dapat mengatur waktu dan prioritas dalam menjalankan tugas
sehari-hari. Dalam hal ini, pendapat guru yang diterima
calon dapat merupakan masukan yang berharga.
6) Sebagai calon imam yang melayani umat yang sangat
beragam, beberapa indikator yang dapat membantu adalah :
a) Dapat berteman dengan siapapun tanpa membedakan
agama, suku bangsa, ras, status ekonomi, status sosial,
status sosial, kepandaian atau hal lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
b) Memperhatikan kebutuhan orang lain, suka membantu,
dan rela mengalah untuk hal-hal yang lebih penting.
c) Bersedia mengerjakan tugas apa saja, baik yang bergengsi
maupun yang sederhana.
Seorang calon imam yang melibatkan Allah merupakan sumber
kekuatan dalam melaksanakan tugas-tugasnya, beberapa indikator yang
dapat membantu yaitu: memiliki relasi yang personal dan komunal
dengan Allah, memiliki kebiasaan berdoa yang relatif teratur, meskipun
umumnya sebagai seorang remaja pernah mengabaikan perayaan ekaristi
mingguan, ia tidak pernah menentang hal tersebut dalam jangka waktu
yang lama, tidak menutup diri terhadap kegiatan atau hal-hal yang
bersifat spiritual
4. Pembinaan di Seminari Menengah Mertoyudan
a. Tujuan pembinaan di Seminari Menengah Mertoyudan
Dalam Pedoman Dasar Seminari Menengah St. Petrus
Canisius Mertoyudan (2015) ditegaskan bahwa posisi Seminari
Menengah sebagai tempat pendidikan calon imam dan tempat
membangun gereja setempat. Di atas posisi tersebut, tujuan
pembinaan di Seminari Menengah Mertoyudan ditetapkan sebagai
berikut (Hadisiswoyo, dkk., 2004):
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
1) Mendampingi seminaris dalam mengolah hidup rohani,
panggilan, kegerejaan, dan kemasyarakatan, agar mampu
mengambil keputusan sesuai dengan panggilan hidupmya.
2) Mendampingi seminaris untuk mengembangkan diri menjadi
pribadi yang sehat secara fisik maupun psikis, dewasa secara
manusiawi, maupun kristiani, sehingga seminaris memiliki
kesiasiagaan menghadapi panggilan Tuhan.
3) Melaksanakan kegiatan pendidikan dan pembelajaran yang
efektif dan efisien agar kompetensi seminaris berkembang
secara optimalsehingga seminaris memiliki bekal yang
memadai untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan imamat
berikutnya.
b. Fokus Pembinaan Kelas Persiapan Pertama
Dalam proses pembinaan terhadap masing-masing kelas, ada
beberapa hal pokok yang menjadi fokus di dalamnya sehingga tujuan
pembinaan dapat dilakukan secara tepat. Demikian pula dalam
pembinaan bagi seminaris Kelas Persiapan Pertama atau Medan
Pratama. Fokus Pembinaan di Medan Pratama adalah (Hadisiswoyo,
dkk., 2004):
1) Seminaris krasan atau betah dengan tempat baru, teman baru, dan
suasana baru, serta kebahagiaan kebahagiaan sebagai orang yang
terpanggil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
2) Seminaris memiliki dasar hidup yang suci, sehat, dan tekun dalam
studi. Untuk itu mereka dibimbing untuk mengenal dan mulai
menghayati tradisi hidup rohani, liturgi, devosi, mengembangkan
hidup sehat dan diperkenalkan dengan cara belajar yang efektif
dalam rangka menumbuhkan budaya belajar.
3) Seminaris memiliki landasan pengolahan kepribadian dan
sosialitas, untuk itu mereka dibimbing untuk memulai mengolah
seksualitas, memahami tata nilai dan membina keterbukaan,
mengatur hubungan dengan keluarga, belajar hidup bersama, dan
memiliki mekanisme hidup berkelompok.
4) Seminaris masuk dalam proses remediasi, yaitu memperdalam
dan meningkatkan pengetahuan yang telah diterima di Sekolah
Menengah Pertama sebagai persiapan ke tingkat berikutnya yaitu
SMA Seminari.
Pembinaan di Seminari Menengah Mertoyudan didasarkan
pada tiga aspek pembinaan yaitu sanctitas, sanitas dan scientia.
Atas dasar ketiga aspek tersebut, kegiatan di Seminari disusun.
Dalam aspek sanctitas, seminaris didampingi agar
berkembang dalam hidup rohani (Hadisiswoyo, dkk., 2004).
Kegiatan dalam aspek sanctitas dijabarkan dalam 3 hal pokok yaitu:
Pembinaan hidup rohani, di dalam persetujuan lengkap tradisi doa,
kegiatan liturgis, kegiatan bimbingan spiritual dan pembinaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
kepamongan, retret, rekoleksi, perlindungan, koreksi persaudaraan
(correctio fraterna) dan beragam spekulasi, pembinaan hidup
panggilan dimana seminaris dibimbing untuk lebih mengenal
panggilan Tuhan. Untuk tujuan ini, pihak Seminari
mengikutsertakan orang tua, pembinaan hidup menggotong dan
memasyarakat, diajak untuk mengemban semangat pelayanan
dengan pelayanan Pendampingan Iman Anak (PIA), menjalin kerja
sama dengan pemeluk agama lain, serta menumbuhkan jiwa
kepemimpinan dan berorganisasi melalui tugas kebidelan dan tugas
lain di asrama atau sekolah (OSIS).
Dalam aspek sanitas. Kegiatan yang ditujukan untuk
kesehatan jasmani dan rohani seminaris. Kegiatan yang diumumkan
dalam 2 hal pokok, yaitu: (1) Pembinaan kesehatan badan melalui
makanan sehat, kegiatan olah raga, kerja tangan (opera) atau
pemeliharaan rumah dan lingkungan, rekreasi dan liburan. (2)
Pembinaan kedewasaan manusiawi yang diberikan, bimbingan untuk
menerima dan menerima diri sendiri, keluarga dan lingkungan yang
membesarkannya melalui sejarah hidup yang kemudian diolah
bersama pembimbing rohani dan staf kepamongan. Mengadakan
dasar karya, dasar wilayah dan dasar vertikal untuk mengembangkan
kemampuan berelasi, keterbukaan, kemampuan berdialog,
solidaritas, kerja sama, rasa kompetensi, dan keterampilan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
menyelesaikan konflik. Penghayatan seksualitas dilakukan dengan
memberikan ceramah tentang seksualitas.
Dalam aspek scientia, seminaris dididik memiliki
kedisiplinan berpikir, tradisi membaca dan mengembangkan potensi
diri. Kegiatan dalam aspek scientia dijabarkan dalam 3 hal pokok,
yaitu: (1) Pengembangan pengetahuan, sesuai kebutuhan kegiatan
belajar di sekolah dan asrama, menyelenggarakan ceramah, seminar,
diskusi dan sebagainya. (2) Pengembangan keterampilan, di bawah
pelatihan jurnalistik, sidang akademi (berbicara di depan umum)
untuk melatih kemampuan berbicara di depan umum, runtut dan
tajam, pengembangan diri dalam bidang seni dan terampil dalam
menggunakan teknologi informasi. (3) Pengembangan kemampuan
berorganisasi, melalui OSIS, kepengurusan sidang akademi, Malam
Kreativitas (MK), kebidelan, dan sebagainya.
5. Kelebihan Dan Kekurangan Sekolah Asrama
Dalam sekolah asrama memiliki banyak kelebihan, tetapi juga terdapat
beberapa kekurangan. Beberapa kelebihan dalam sekolah asrama
menurut Dian (Sihombing, 2015) :
a. Tempat siswa untuk belajar lebih mandiri karena berada jauh dari
orang tua dan keluarga yang mau tidak mau memaksa siswa untuk
belajar hidup lebih mandiri. Mandiri di sini bukan hanya
melakukan segala sesuatu sendiri karena di dalam asrama tinggal di
lingkungan asrama haruslah memiliki kemampuan sosial dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
beradaptasi dengan lingkungan yang baru, dimana ada banyak
orang yang ada di sekitar kita seperti teman, guru, staf sekolah dan
banyak lagi yang akan menjadi keluarga kita di dalam asrama.
b. Dapat membantu kita menjadi memiliki toleransi, karena kita
hidup berdampingan dengan orang lain.
c. Hidup menjadi lebih teratur, karena pihak sekolah sudah memiliki
jadwal kegiatan sehari-hari untuk siswa mulai dari waktu bangun
tidur, makan, belajar, mengerjakan tugas-tugas sampai waktu tidur
malam.
d. Ada dua pendamping, pendamping pertama adalah kepala sekolah
dan pendamping kedua adalah kepala asrama.
e. Resiko terlambat masuk sekolah sangat minim, karena biasanya
sekolah dan asrama berada dalam satu kompleks dengan jarak yang
tidak jauh.
f. Makanan terjamin, dalam hal ini sama dengan di rumah makanan
yang disantap sehari-hari lebih terjamin untuk gizi dan
kebersihannya.
g. Fasilitas lebih lengkap, karena biasanya fasilitas tersebut akan
mengkomodir kegiatan sehari-hari siswa yang berada di dalam
lingkungan asrama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Selain kelebihan yang ada di atas ada juga kekuranagan yang dimiliki
sekolah asrama yaitu :
a. Perasaan yang jenuh pada siswa, karena lingkungan sekolah dan
asrama berada dalam satu lokasi sehingga timbul perasaan bosan
tinggal di lingkungan yang sama setiap harinya dan perasaan ini
juga dapat muncul karena siswa menjalani rutinitas yang sama
setiap harinya.
b. Makanan asrama yang di sediakan belum tentu sesuai selera,
karena biasaya siswa hanyan makan, makanan yang sudah
disediakan asrama dan mau tidak mau siswa harus beradaptasi
dengan hal tersebut.
c. Tidak privasi, karena siswa yang tinggal bersama-sama dan
menggunakan fasilitas bersama-sama.
d. Kurang mengenal lingkungan di luar asrama.
6. Lingkungan Asrama di Seminari Menengah Mertoyudan
Lingkungan asrama Seminari menurut (pedoman pembinaan
Seminari Menengah St. Petrus Canisius, 2015) adalah Lingkungan
pembinaan sekolah, sekolah, keluarga, paroki, dan masyarakat.
Lingkungan Pembinaan saling terkait dengan masing-masing dan
masing-masing mempunyai peran yang mendukung pengembangan diri
seminaris penuh seperti :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
a. Pembinaan menuju kedewasaan pribadi dapat dihubungkan antara lain
melalui sistem asrama. Sebagai Lingkungan pembinaan, asrama
pendukung dan pelengkap di sekolah. Asrama bukan tempat tìnggal
untuk menampung seminaris melainkan suatu komunitas yang
menawarkan berbagai pengalaman hidup bersama yakni suasana yang
mendukung usaha meraih kematangan pribadi seminaris agar mampun
menanggapai panggilannya secara bertanggung jawab.
b. Sistem pendidikan asrama dipilih karena asrama memuat sisi-sisi
positif: membawa seminaris ke arah kematangan.emosi dan afeksi,
membentuk kebiasaan yang baik dan keutamaan-keutamaan,
mendorong seminaris untuk mempergunakan waktu secara efektif dan
efisien, membiasakan cara hidup berkomunitas, mengembangkan
bakat dan kemampuan seminaris untuk berdaya guna dan terarah.
c. Sistem pendidikan asrama Seminari memiliki tradisi panjang yang
teruji untuk membentuk habitus baru yaitu dengan berbagai aktivitas
kegiatan yang dipilih, tata ruang yang mendukung formasi, penetapan
tata tertib hidup bersama yang memperlancar hidup berkomunikasi,
serta pendampingan staf yang intensif.
d. Setiap medan dilayani oleh minimal 2 orang staf kepamongan yang
yang bertanggung jawab atas terpenuhinya fokus dan aspek-aspek
pembinaan serta berjalan segala aktivitas pembinaan. Staf
kepamongan hadir di tengah-tengah komunitas medan, memberikan
perhatian baik secara personal maupun komunal. Wawancara pribadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
dilakukan secara personal secara berkala untuk mengetahui
perkembangan seminaris. Rekomendasi secara komprehensif dan
seimbang di buat pada akhir tahun agar pendampingan berlangsung
secara terpadu dan berkesinambungan di tahun berikutnya.
D. Kajian Penelitian yang Relevan
Beberapa penelitian yang relevan dalam penelitian ini antara lain :
1. Dari hasil pelitian (Dewanti,dkk, 2016) ini bertujuan agar mengetahui
hubungan keterampilan sosial dan penggunaan gadget smartphone
dengan prestasi belajar. Rancangan penelitian yang digunakan adalah
deskriptif korelasional pada subyek penelitian yang berjumlah 84 siswa.
Instrumen yang digunakan adalah skala keterampilan sosial dan skala
penggunaan gadget smartphone dengan jumlah 77 butir. Uji coba
dilakukan kepada 40 orang yang menghasilkan validitas butir sebesar
0,312 serta reliabilitas sebesar 0,929 dan 0,912. Hasil uji penelitian
menunjukkan korelasi sebesar R= 0,769, p = 0,000 < 0,05 artinya ada
hubungan antara keterampilan sosial dan penggunaan gadget
smartphone dengan prestasi belajar siswa SMA Negeri 9 Malang.
2. Dari hasil penelitian (Maharani.dkk, 2018) keterampilan sosial peserta
didik rendah. Permasalahan dalam penelitian ini adalah “apakah
layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi efektif untuk
meningkatkan keterampilan sosial yang rendah pada peserta didik kelas
XII IPA 2, IPA 5 dan IPS 1, IPS 2 SMA Negeri 7 Bandar Lampung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
tahun ajaran 2016/2017?”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui bahwa layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi
efektif untuk meningkatkan keterampilan sosial yang rendah pada
peserta didik kelas XII IPA 2, IPA 5 dan IPS 1, IPS 2 SMA Negeri 7
Bandar Lampung tahun ajaran 2016/2017. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen dengan desain
pretest-posttest control group design. Subjek dalam penelitian
berjumlah 20 peserta didik kelas XII IPA dan IPS SMA Negeri 7
Bandar Lampung yang memiliki keterampilan sosial rendah. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket, yaitu
angket (skala tentang keterampilan sosial). Hasil yang diperoleh dalam
penelitian ini menunjukkan bahwa keterampilan sosial dapat
ditingkatkan menggunakan layanan bimbingan kelompok dengan teknik
diskusi, hal ini ditunjukkan dari hasil analisis data dengan
menggunakan t-test, dari skor yang diperoleh kelas eksperimen dan
kontrol yaitu thitung = 2,678 > ttabel = 2,101 maka, Ho ditolak dan Ha
diterima, yang artinya layanan bimbingan kelompok dengan teknik
diskusi efektif untuk meningkatkan keterampilan sosial yang rendah.
Secara singkat kesimpulan dalam penelitian ini bahwa layanan
bimbingan kelompok dengan teknik diskusi efektif untuk meningkatkan
keterampilan sosial peserta didik kelas XII SMA Negeri 7 Bandar
Lampung tahun ajaran 2016/2017.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
E. Kerangka Pikir
Piaget dan Sullivan (Santrock 2007) menekankan bahwa melalui
interaksi dengan teman-teman, remaja dapat mempelajari relasi timbal balik
secara simetris. Hal ini yang menjadikan keterampilan sosial di lingkungan
remaja sekarang ini sangatlah penting, karena bertujuan memudahkan
remaja dalam menjalin relasi dengan orang lain yang ada di lingkungan
sekitar. Keterampilan sosial di kalangan remaja saat ini juga dapat berguna
sebagai pondasi awal dalam membangun relasi dan karakter yang baik bagi
remaja. Gresham (Tom Down & Jeff Tierney, 2005) mendefinisikan
keterampilan sosial adalah perilaku yang dapat diterima secara sosial
memungkinkan individu untuk berinteraksi secara efektif dengan orang lain
dan menghindari atau melarikan diri dari perilaku sosial yang tidak dapat
diterima yang ditunjukkan oleh orang lain.
Keterampilan sosial pada remaja yang telah kita ketahui, ternyata
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dikemukakan oleh Samanci (Matson,
2009), yang menjelaskan faktor-faktor perkembangan keterampilan sosial
ada empat yaitu, yang pertama keluarga membawa pengaruh positif bagi
perkembangan keterampilan sosial meliputi dukungan keluarga, waktu yang
berkualitas untuk individu, perilaku positif dari orang tua saat komunikasi di
rumah, lingkungan keluarga yang demokratis, dan penerimaan penuh
keluarga terhadap individu. Kedua sekolah yang menjadi faktor yang sangat
berpengaruh terhadap perkembangan sosial dalam hal aktivitas di sekolah,
perilaku sosial positif guru, manajemen sekolah, kelas yang demokratis,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
metode dan teknik pembelajaran yang berpusat pada siswa, serta upaya
mengurangi stres terhadap ujian. Ketiga lingkungan dan masyarakat yang
berpengaruh terhadap perkembangan keterampilan sosial meliputi waktu
yang banyak untuk kegiatan bersama teman, partisipasi aktif individu dalam
kegiatan sosial dan keluarga di lingkungannya, dan sering bermain bersama
teman. Keempat karakteristik individu ini berpengaruh terhadap
perkembangan keterampilan sosial yaitu keterampilan berbahasa,
berkomunikasi, kepercayaan diri, kemampuan untuk mengatasi gangguan,
dan kemampuan personal lainnya.
Dari keempat faktor tersebut ternyata berpengarung terhadap tingkat
keterampilan sosial pada remaja. Misalnya bila remaja berada dalam
keluarga yang demokratis, sekolah yang memusatkan kepada siswa agar
dapat berkembang baik dalam akademis dan relasi dengan teman sebayanya,
lingkungan dan masyarakat yang membantu remaja agar lebih aktif lagi
dalam berelasi, dan karakteristik individu yang mencerminkan kepercayaan
diri, hal ini dapat mendukung tingkat keterampilan sosial pada remaja
menjadi tinggi. Sedangkan sebaliknya bila remaja berada dalam keluarga
yang otoriter, sekolah yang memusatkan hanya pada akademis saja yang
lain tidak, lingkungan dan masyarakat yang tertutup dan kurang mau
membantu remaja agar lebih aktif lagi dalam berelasi, dan karakteristik
individu yang kurang mencerminkan kemampuan interpersonal yang baik,
hai ini akan membuat tingkat keterampilan sosial pada remaja menjadi
rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Pada bagian ini dipaparkan mengenai kerangka pikir peneliti.
Keterampilan sosial pada remaja menurut Elksnin & Elksnin memiliki
empat aspek. Agar mudah dipahami, kerangka pikir penelitian dapat dilihat
dalam gambar 2.1 berikut ini.
Keterampilan Sosial
Pada Remaja
Tingkat keterampilan
sosial pada remaja tinggi
Faktor keterampilan sosial pada remaja
1. Keluarga yang Demokratis
2. Sekolah yang mendukung tidak hanya
akademis, karakter setiap siswa tetapi juga
keterampilan sosial dalam berelasi
3. Lingkungan masyarakat yang bendukung
remaja berperan aktif
4. Karakteristik individu yang memiliki
kemampuan interpersonal
Faktor keterampilan sosial pada remaja
1. Keluarga yang otoriter
2. Sekolah yang mementingkan akademis
3. Lingkungan masyarakat tidak mendukung remaja
berperan aktif
4. Karakteristik individu yang kurang memiliki
kemampuan interpersonal dan menutup diri
Remaja
Tingkat keterampilan sosial
pada remaja rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini dipaparkan berbagai hal yang berkaitan dengan metode
penelitian antara lain jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek
penelitian, teknik dan instrumen pengumpulan data, uji validitas dan reabilitas,
serta teknik analisis data.
A. Jenis Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuntitatif deskriptif
dengan satu variabel yaitu tingkat keterampilan sosial pada remaja.di
sekolah asrama menurut Sugiyono (2014) metode penelitian kuantitatif
diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
positivisme, yang dapat digunakan untuk meneliti populasi atau sampel
tertentu, random, pengumpulan data yang menggunakan instrumen
penelitian, analisi data yang bersifat statistik. untuk memperoleh hasil
dapat menggunakan instrumen penelitian yang diuji melalui pengumpulan
data yang berada di lapangan dan hasil yang akan diperoleh dianlisis
mengunakan statistik deskriptif.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian:
Tempat pelaksanaan penelitian dilakukan di Seminari Menengah St.
Petrus Canisius Mertoyudan Magelang. Yang beralamat Di Jalan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Mayjend. Bambang Soegeng 15 Mertoyudan Magelang 56101 Jawa
Tengah
2. Waktu Penelitian:
Di awali pada tanggal 3 Februari 2020 - 30 april 2020 dan untuk
pengambilan datanya berlangsung pada 19-20 Maret 2020 di Seminari
Menengah St. Petrus Canisius Mertoyudan Magelang.
C. Subjek Penelitian
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sampel adalah
sesuatu yang digunakan untuk menunjukkkan sifat suatu kelompok yang
lebih besar atau bagian kecil yang mewakili kelompok atau keseluruhan
yang lebih besar. Pengertian sampel yang lain menurut Sugiyono (2015)
adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut.
Subyek penelitian adalah Siswa Kelas Persiapan Pertama (KPP)
Seminari Menengah St. Petrus Canisius Mertoyudan Magelang Tahun
Ajaran 2019/2020. Dalam penelitian ini menggunakan menggunakan
teknik simple random sampling. Teknik simple random sampling
merupakan teknik pengambilan sampel yang mengunakan proses
sedemikian rupa sehingga semua orang dalam populasi mempunyai
kesempatan yang sama untuk terpilih sebagai (Sugiyono 2015).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Table 3.1 Jumlah Subyek Penelitian
D. Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2015) variabel penelitian adalah segala sesuatu
yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya. Variabel yang akan diukur dalam penelitian ini adalah
keterampilan sosial pada remaja. Menurut Cartledge dan Milburn (1995)
mengatakan bahwa keterampilan sosial adalah kemampuan untuk
berinteraksi dengan orang lain pada konteks sosial dengan tujuan yang
khusus untuk penerimaan sosial. Keterampilan sosial adalah kemampuan
yang kompleks guna mendapatkan positif atau negatif reinforcement dan
tidak menampilkan perilaku yang menyebabkan hukuman dari orang lain.
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
1. Teknik pengumpulan data
Sugiyono (2013) mengatakan bahwa teknik pengumpulan data
merupakan langkah yang paling utama dalam sebuah penelitian, karena
tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data-data. Standar ini
adalah memenuhi proses yang ada dalam sebuah penelitian dan didalam
proses ini menggunakan instrumen. Pada penelitian ini, peneliti
NO KELAS JUMLAH SISWA
1 KPP 1 22
2 KPP 2 24
3 KPP 3 22
Total 68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
menggumpulkan data menggunakan teknik survei, dan alat yang
digunakan berupa skala dengan judul “Tingkat Keterampilan Sosial
pada Remajadi Sekolah Asrama”. Pada penelitian ini, kuesioner
disebar ke Siswa Kelas Persiapan Pertama (KPP) Seminari Menengah
St. Petrus Canisius Mertoyudan Magelang Tahun Ajaran 2019/2020.
Kuesioner ini bertujuan untuk memperoleh data atau informasi
mengenai seberapa tingkat keterampilan sosial pada remaja di sekolah
ssrama.
Menurut Sugiyono (2013), kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya. Dalam penelitian ini kuesioner berisi tentang pernyataan-
pernyataan yang mengungkapkan nilai-nilai keterampilan sosial pada
siswa. Kuesioner yang telah disusun oleh peneliti ini termasuk
kuesioner terbuka yang berisi pertanyaan atau pernyataan yang telah
disertai dengan pilihan-pilihan yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S),
Tidak Sesuai (TS), Sangat Tidak Sesuai (STS).
Menurut Furehan (2004), kuesioner ini disusun dalam bentuk
skala bertingkat menutut skala Likert. Skala Likert adalah jenis skala
yang digunakan untuk mengukur variable penelitian. Varibel yang
diukur dengan skala Likert ini dijabarkan menjadi indikator variable
yang kemudian dijabarkan sebagai penyusun item-item instrumen.
Menurut pendapat Sugiyono (2015), skala Likert digunakan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok
orang tentang fenomena sosial. Jawaban setiap item instrument yang
menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif
sampai sangat negatif.
2. Instrumen penelitian
Kuesioner dalam penelitian ini terdiri dari item-item kuesioner
terdiri dari dua macam lernyataan, yaitu favorable dan unfavorable.
Ada empat alternatif jawaban dalam kuesioner tingkat keterampilan
sosial yaitu: Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), Sangat
Tidak Sesuai (STS). Responden diminta untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang tersedia dengan memberi tanda centang. Penjelassan
terperinci mengenai skoring kuesioner tersebut adalah berikut:
Table 3.2 Keterampilan Sosial pada Remaja di Sekolah Asrama Pengukuran
Skala Likert
NO Jawaban Skor
Favorabel Unfavorabel
1 Sangat Sesuai (SS) 4 1
2 Sesuai (S) 3 2
3 Tidak Sesuai (TS) 2 3
4 Sangat Tidak Sesuai (STS) 1 4
Dalam penelitian ini, instrumen pengumpulan data menggunakan
pernyataan dalam kuesioner Tingkat Keterampilan Sosial pada Remaja di
Sekolah Asrama yang terdiri dari dua (2) jenis pernyataan yaitu pernyataan
unfavorabel (negatif) dan pernyataan favorabel (positif). Pernyataan negatif
adalah perilaku seseorang yang tidak mendukung dengan atribut yang telah
diatur, sedangkan pernyataan positif adalah perilaku seseorang yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
mendukung dengan atribut yang telah diatur. Kuesioner pada penelitian ini
terdiri atas 65 item pertanyaan, yaitu 33 item favorable dan 32 item
unfavorable.
Table 1.3 Kisi-Kisi Instrument kuesioner Keterampilan Sosial
NO Aspek Keterampilan Sosial Nomer item Jumlah
Item
favorable
Item
unfavorable
1 Perilaku terhadap Lingkungan
Perilaku terhadap lingkungan merupakan
bentuk perilaku yang mewujudkan tingkah
laku sosial individu dalam mengenal dan
merawat lingkungan seperti, peduli terhadap
lingkungan, membuang sampah pada
tempatnya, dan sebagainya
(8)
1,3,5,7,9.11,
13, 15,
(7)
33,35,37,39,41
,43,45
15
2 Perilaku interpersonal
Merupakan bentuk perilaku yang
menunjukkan tingkah laku sosial individu
dalam mengenal dan mengadakan hubungan
dengan sesama individu lain (dengan teman
sebaya atau guru).
(8)
34,36,
38,40,42,44,
46,47
(7)
2,4,6,8,10,12,14
15
3 Perilaku yang berhubungan dengan Diri
Sendiri
Merupakan bentuk perilaku yang
menunjukan tingkah laku sosial terhadap
dirinya sendiri seperti, perilaku tersebut
dapat mengekspresikan perasaan, dapat
menyadari dan menerima perbuatannya
sendiri.
(7)
16,18,
20,22,24,26,
28
(8)
49,51,53,55, 57,
59, 61, 63
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
F. Validitas dan Reliabilitas Instrument Penelitian
1. Validitas Instrumen
Validitas berasal dari kata validity mempunyai arti ketepatan dan
kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Validitas
adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kebenaran suatu instrument
(Azwar,2009). Validitas yang digunakan dalam penelitian adalah validitas
isi dan statistik. Hasil penelitian yang dikatakan valid bila terdapat
kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya,
terjadi pada obyek yang diteliti. Instrumen yang valid, berarti instrument
tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur
(Sugiyono, 2017).
Pada penelitian ini, penguji validasi skala instrumen dilakukan
dengan pengujian validasi isi (content validity). Validasi isi merupakan
validasi yang mengukur relevansi item kuesioner dengan indikator
keperilakuan dan dengan tujuan ukur (Azwar, 2012). Untuk mengetahui
4
Perilaku yang berhubungan dengan tugas
Merupakan bentuk atau respons individu
terhadap sejumlah tugas akademis yang
terwujud dalam bentuk, memperhatikan
selama pelajaran berlangsung, aktif dalam
diskusi kelas, memiliki kualitas belajar yang
baik, memenuhi tugas-tugas pelajaran di
kelas dan bertanya atau menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh guru.
(10)
48,50,52,54,
56, 58, 60,
62, 64, 65
(10)
17,19,21,23,25
,27,29,30,31,32
15
Total 33 32 65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
apakah tes itu valid atau tidaknya peneliti harus mendiskusikan dengan
orang yang menurut peneliti sebagai expert judgment yaitu dosen
pembimbing. Selanjutnya (Arikunto, 2002) menjelaskan bahwa untuk
mengukur validitas dari kuesioner dengan taraf signifikan (α = 5%)
digunakan rumus person product moment sebagai berikut :
Rumus 3.1
Rumus Pearson Product Moment
𝑟𝑥𝑦 =𝑁(∑ 𝑋𝑌) − (∑ 𝑋)(∑ 𝑌)
√{𝑁 ∑ 𝑋2 – (∑ 𝑋)2 }{𝑁 ∑ 𝑌2 – (∑ 𝑌)2 }
Keterangan :
𝑟𝑥𝑦 : Koefisien Validitas
𝑁 : Jumlah Subjek
𝑋 : Skor variabel X
𝑌 : Skor variabel Y
∑ 𝑋: Jumlah skor variabel X
∑ 𝑌: Jumlah skor variabel Y
∑ 𝑋2 :Jumlah kuadrat skor variabel X
∑ 𝑌2 :Jumlah kuadrat skor variabel Y
Pengujian validitas dilakukan menggunakan bantuan aplikasi SPSS
for window 21. Jika butir pernyataan kuesioner dinyatakan valid apabila r
hitung yang diperoleh lebih besar daripada r tabel. Sebaliknya apabila r
hitung yang diperoleh lebih kecil daripada r tabel, maka kuesioner tersebut
dinyatakan tidak valid. Pengujian validitas ini menggunakan sampel yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
N= 68 dan df (degree of freedom) = 66 (N-2), sehingga didapatkan nilai
rtabel sebesar 0,238 dengan taraf signifikan 5%. Berikut ini disajikan hasil
pengujian validitas item keterampilan sosial pada remaja:
Table 3.4 Item Valid dan Item Tidak Valid
2. Reliabilitas Instrumen
Menurut Sugiyono (2012) instrument yang reliable adalah
instrument yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek
yang sama, akan menghasilkan data yang sama pula. Reliabilitas dalam
bahasa Indonesia yang digunakan saat ini, yang sebenarnya diambil dari
bahasa Inggris yaitu reliability, dan berasal dari kata reliable yang
berarti dapat dipercaya, keajegan, konsisten dan stabil (Anwar, 2009).
Pengukuran yang memiliki reliabilitas disebut sebagai pengukuran
reliable, atau terpercaya atau daya keajengannya tinggi. Jadi, reliabilitas
menunjukan apakah Instrumen yang bersangkutan secara konsisten
menghasilkan data-data yang benar dapat dipercaya. Pengujian
reliabilitas pada instrument dilakukan dengan teknik konsisten internal,
No. Item yang Valid No. Item yang tidak Valid
1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 10, 11,
13,14, 15, 17, 18, 19, 20,
22, 23, 24, 25, 26, 27, 28,
29,30, 31, 32, 33, 34, 35,
36, 37, 38, 39, 40, 41, 42,
43, 44, 45, 46 ,48, 49, 50,
51, 52, 54, 56, 57, 58, 59,
60, 61, 62, 63, 64, 65
4, 9, 16, 47, 53, 55
59 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
yaitu dengan perhitungan menggunakan Formula Alfa Cronbach
Adapun rumus koefisien Alfa Cronbach (a) adalah
Rumus 3.2
Cronbach Alpha
𝛼 = (𝑘
𝑘−1)(1 −
∑ 𝑆𝑛2
𝑆𝑋−𝑡𝑜𝑡)
Keterangan :
k : jumlah item/belahan
∑ 𝑆𝑛2 :jumlah varian belahan dalam tes
𝑆𝑋−𝑡𝑜𝑡 : varian skor total (Cronbach, 1951)
Table 3.5 Uji Reliabilitas
Cronbach's
Alpha
N of Items
.919 59
Adapun kategori koefisien reliabilitas (Guilford, 1956: 145) adalah sebagai
berikut:
Table 3.6 Kategori Koefisien Reliabilitas
Koefisien Korelasi Kualifikasi
0,80 < r11 1,00 reliabilitas sangat tinggi
0,60 < r11 0,80 reliabilitas tinggi
0,40 < r11 0,60 reliabilitas sedang
0,20 < r11 0,40 reliabilitas rendah.
-1,00 r11 0,20 reliabilitas sangat rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Berdasarkan uji reliabilitas kuesioner keterampilan sosial pada
remaja di sekolah asrama bahwa hasil dari analisis reliabilitas
menggunakan teknik Alpha Cronbach, dapat diketahui nilai Cronbach
Alpha adalah 0.919. Artinya nilai reliabilitas berada di atas 0,8 yang
artinya sangat tinggi. Secara keseluruhan item layak untuk digunakan.
G. Teknik Analisis Data
Menurut Sugiyono (2013) bahwa analisis data merupakan kegiatan
mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden,
mentabulasi data berdasarkan variabel seluruh responden, menyajikan tiap
data variabel yang diteliti, serta melakukan perhitungan untuk menjawab
rumusan masalah. Teknik analisis data yang perlu dilakukan adalah
mengelompokan data berdasarkan variabel dan jenis responden,
mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan
data yang diteliti, dan melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan
masalah..
Perhitungan capaian skor item keterampilan sosial dilakukan
dengan mencari nilai maksimum teoritik, nilai minimum teoritik, luas
jarak, standar deviasi (σ), dan rata-rata teoritik (µ). Hasil perhitungan
tersebut kemudian dimasukkan ke dalam norma kategorisasi yang terdiri
dari lima golongan yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Table 3.7 Norma Kategorisasi
Sangat tinggi µ + 1,5(σ) < X
Tinggi µ + 0,5(σ) < X < µ + 1,5(σ)
Sedang µ - 0,5(σ) < X < µ + 0,5(σ)
Rendah µ - 1,5(σ) < X < µ - 0,5(σ)
Sangat rendah X < µ – 1,5(σ)
Keterangan:
X : skor total
µ : nilai rata-rata
σ : standar deviasi
Perhitungan capaian hasil keterampilan sosial pada remaja di sekolah asrama:
Skor Maksimum : 59 x 4 = 236
Skor Minimum : 59 x 1 = 59
Luas Jarak : 236 – 59 = 177
Standar Deviasi (σ) : 177
6 = 29,5
Rata-rata teoritik (µ) : (236+59)
2 = 147,5
Hasil perhitungan data skor subjek disajikan dalam norma kategorisasi
keterampilan sosial pada remaja di sekolah asrama dalam tabel berikut:
Table 3.8 Kategorisasi Keterampilan Sosial pada Remajadi Sekolah Asrama
Siswa Kelas Persiapan Pertama (KPP) Seminari Menengah St. Petrus
Canisius Mertoyudan Magelang Tahun Ajaran 2019/2020
Norma Interval Kategori
µ + 1,5(σ) < X 191,75 < X Sangat tinggi
µ + 0,5(σ) < X < µ + 1,5(σ) 162,25 < X < 191,75 Tinggi
µ - 0,5(σ) < X < µ + 0,5(σ) 132,75 < X <162,25 Sedang
µ - 1,5(σ) < X < µ - 0,5(σ) 103,25 < X <132,75 Rendah
X < µ – 1,5(σ) X <103,25 Sangat rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Penggunaan kategori tinggi untuk menggambarkan hasil Keterampilan
Sosial. Kategorisasi tersebut menjadi patokan dalam menentukan tinggi tidaknya
hasil keterampilan sosial pada remaja.
Perhitungan capaian skor tes hasil keterampilan sosial pada remaja di
sekolah asrama yang diperoleh dari 68 siswa sebagai berikut:
Skor Maksimum : 68 x 4 = 276
Skor Minimum : 68 x 1 = 68
Luas Jarak : 276 – 68 = 208
Standar Deviasi (σ) : 208
6 = 34,7
Rata-rata teoritik (µ) : 276+68
2= 172
Hasil perhitungan data capaian skor item tes keterampilan sosial pada
remaja disajikan dalam norma kategorisasi capaian skor item tes keterampilan
sosial pada remaja dalam tabel berikut :
Table 3.9 Skor Tes Hasil Kategorisasi Capaian Item Keterampilan Sosial
pada Remajadi Sekolah AsramaSiswa Kelas Persiapan Pertama (KPP)
Seminari Menengah St. Petrus Canisius Mertoyudan Magelang
Tahun Ajaran 2019/2020
Norma Interval Kategori
µ + 1,5(σ) < X 224,05< X Sangat tinggi
µ + 0,5(σ) < X < µ + 1,5(σ) 189,35< X <224,05 Tinggi
µ - 0,5(σ) < X < µ + 0,5(σ) 154,65< X <189,35 Sedang
µ - 1,5(σ) < X < µ - 0,5(σ) 119,95< X <154,65 Rendah
X < µ – 1,5(σ) X < 119,95 Sangat rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Penggunaan kategori tinggi untuk menggambarkan capaian skor
item tes keterampilan sosial. Kategorisasi tersebut menjadi patokan dalam
menentukan tinggi rendahnya capaian skor item tes hasil keterampilan
sosial pada remaja di sekolah asrama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan mengenai hasil-hasil penelitian dan pembahasan
A. Hasil Penelitian
1. Capaian Hasil Keterampilan Sosial pada Remaja di Sekolah Asrama
Siswa Kelas Persiapan Pertama (KPP) di Seminari Menengah St.
Petrus Canisius Mertoyudan Magelang
Hasil data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan tes capaian
hasil keterampilan sosial pada remaja di sekolah asrama siswa kelas
persiapan pertama (KPP) Seminari Menengah St. Petrus Canisius
Mertoyudan Magelang lalu dianalisis dengan menggunakan deskriptif
kategoris dan dalam tabel 4.1 dan grafik 4.1
Table 4.1 Kategorisasi Keterampilan Sosial pada Remaja di Sekolah Asrama
Siswa Kelas Persiapan Pertama (KPP) Seminari Menengah St. Petrus
Canisius Mertoyudan Magelang Tahun Ajaran 2019/2020
Kategori Interval Frekuensi Presentasi
Sangat tinggi 191,75 < X 11 16,17%
Tinggi 162,25 < X < 191,75 44 64,17%
Sedang 132,75 < X <162,25 13 19,11%
Rendah 103,25 < X <132,75 0 0 %
Sangat rendah X <103,25 0 0 %
Total 68 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah sangat Rendah
Capaian Hasil Keterampilan Sosial pada Remaja di Sekolah Asrama Siswa Kelas Persiapan Pertama (KPP)
Seminari Menengah St. Petrus Canisius Mertoyudan
Magelang Tahun Ajaran 2019/2020
Series 1
Jika dilihat dalam grafik, capaian hasil keterampilan sosial pada
sekolah asrama siswa Kelas Persiapan Pertama (KPP) Seminari Menengah
St. Petrus Canisius Mertoyudan Magelang sebagai berikut :
Grafik 4.1
Capaian Hasil Keterampilan Sosial Pada Remaja di Sekolah Asrama
Pengamatan pada grafik maupun tabel diatas menerangkan bahwa:
a. Terdapat 11 siswa dengan persentase 16,17% berada pada kategori sangat
tinggi.
b. Terdapat 44 siswa dengan persentase 64,17% berada pada kategori tinggi.
c. Terdapat 13 siswa dengan persentase 19,11% berada pada kategori sedang.
d. Tidak ada siswa yang memiliki capaian hasil keterampilan sosial yang
berada pada kategori rendah dan sangat rendah. Hal ini menunjukan bahwa
siswa memiliki keterampilan sosial yang tinggi di dalam dirinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
2. Capaian Skor Item Keterampilan Sosial pada Remaja di Sekolah
Asrama Siswa Kelas Persiapan Pertama (KPP) Seminari Menengah St.
Petrus Canisius
Table 4.2 Capaian Skor Item Keterampilan Sosial pada Remaja di Sekolah
Asrama Siswa Kelas Persiapan Pertama (KPP) Seminari Menengah St.
Petrus Canisius Mertoyudan Magelang Tahun Ajaran 2019/2020
Jika dilihat dalam grafik, capaian skor item keterampilan sosial
pada remaja di sekolah asrama siswa Kelas Persiapan Pertama (KPP)
Seminari Menengah St. Petrus Canisius Mertoyudan Magelang sebagai
berikut
0
10
20
30
40
Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah
Capaian Skor Item Keterampilan Sosial pada
Remaja di Sekolah Asrama Siswa Kelas Persiapan
Pertama (KPP) Seminari Menengah St. Petrus
Canisius Mertoyudan Magelang Tahun Ajaran
2019/2020
Series 1
Kategori Interval Frekuensi Presentase
Sangat tinggi 224,05< X 13 22,03%
Tinggi 189,35< X <224,05 31 52,54%
Sedang 154,65< X <189,35 15 25,42%
Rendah 119,95< X <154,65 0 0 %
Sangat rendah X < 119,95 0 0 %
Total 59 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Grafik 4.1
Capaian Hasil Skor Item Keterampilan Sosial Pada Remaja di
Sekolah Asrama
Pengamatan pada grafik maupun tabel di atas menerangkan bahwa :
a. Item dengan skor yang berada dalam kategori sangat tinggi sebanyak 13
(22,03%) item.
b. Item dengan skor yang berada dalam kategori tinggi sebanyak 31
(52,54%) item.
c. Item dengan skor yang berada dalam kategori sedang sebanyak 15
(25,42%) item.
d. Item dengan skor yang berada dalam kategori rendah dan sangat rendah
tidak ada
Berdasarkan uraian hasil diatas, dapat di simpulkan bahwa item-item
Pernyataan dalam skala Tingkat Keterampilan Sosial Pada Remaja di
Sekolah Asrama Siswa Kelas Persiapan Pertama (KPP) Seminari Menengah
St. Petrus Canisius Mertoyudan Magelang berada pada kategori sangat
tinggi, tinggi, dan sedang. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar siswa
Kelas Persiapan Pertama (KPP) Seminari MenengahSt. Petrus Canisius
Mertoyudan Magelang memahami dan memiliki keterampilan sosial yang
baik dalam dirinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
B. Pembahasan
1. Gambaran Capaian Hasil Keterampilan Sosial Pada Remaja di
Sekolah Asrama Siswa Kelas Persiapan Pertama Seminari
Menengah St. Petrus Canisius Mertoyudan Magelang
Capaian hasil keterampilan sosial pada remaja di sekolah asrama
siswa Kelas Persiapan Pertama Seminari Menengah St. Petrus Canisius
Mertoyudan Magelang terdapat 11 siswa dari 68 siswa yang masuk
dalam kategori sangat tinggi, sementara itu terdapat 44 siswa dari 68
siswa yang masuk dalam kategori tinggi, dan terdapat 15 siswa dari 68
siswa yang masuk dalam kategori sedang. Dari capaian hasil
keterampilan sosial tidak ada siswa yang masuk dalam kategori rendah
dan sangat rendah. Dari capaian hasil keterampilan sosial tersebut dapat
disimpulkan bahwa secara umum keterampilan sosial pada remaja siswa
Kelas Persiapan Pertama Seminari Menengah St. Petrus Canisius
Mertoyudan Magelang tinggi.
Hal ini sejalan dengan salah satu ciri-ciri yang harus dimiliki
remaja yaitu perubahan dalam hal yang menarik bagi dirinya dan
hubungan dengan orang lain (Jahja, 2011). Selama masa remaja banyak
hal-hal yang menarik bagi bagi dirinya, yang dibawa dari masa kanak-
kanak digantikan dengan hal menarik yang baru dan menantang. Hal ini
juga dikarenakan adanya tanggung jawab yang lebih besar pada masa
remaja, maka remaja diharapkan untuk dapat mengarahkan ketertarikan
mereka pada hal-hal yang lebih penting. Perubahan juga terjadi dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
hubungan dengan orang lain. Remaja tidak lagi berhubungan hanya
dengan individu dari jenis kelamin yang sama, tetapi juga dengan lawan
jenis dan orang dewasa.
Adapun hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang di
lakukan oleh Purnandi (2015) yang menyatakan bahwa tingkat
keterampilan sosial pada remaja di sekolah asrama tinggi. Ini
berdasarkan pada penerapan nilai-nilai karakter yang diterapkan sekolah,
salah satunya adalah menumbukan karekter yang humanis melalui
kegiatan-kegiatan di sekolah yang berguna untuk menumbuhkan sisi
kemanusiaan dari para siswa melalui kegiatan seni, olahraga,
ketrampilan, dan mencintai lingkungan yang ada di sekitar. Hal-hal ini
yang membantu para siswa yang berada di dalam asrama, memiliki
keterampilan sosial yang tinggi karena selalu di tanamkan nilai-nilai
karter yang baik di sekolah. Maka bisa dikatakan keterampilan sosial
pada remaja di sekolah asrama tinggi seperti hasil dalam penelitian ini.
Pada saat pengambilan data di lapangan peneliti juga menemukan
adanya faktor yang mempengaruhi tingginya keterampilan sosial pada
remaja di sekolah asrama seperti di dalam asrama selalu ditekankan nilai-
nilai karakter yang baik, ketika berada bersama teman-teman mereka
juga saling menghargai serta dapat berbaur satu sama lain dan
lingkungan sekolahpun terlihat bersih karena siswa selalu dibangun
karakter untuk mencintai lingkungan dengan cara sederhana, misalnya di
mulai dari membuang sampah pada temparnya. Hal- hal ini yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
membuat siswa menjadi memiliki tingkat keterampilan sosial yang tinggi
walaupun mereka berada di dalam asrama (sekolah asrama).
Selain itu tingginya keterampilan sosial juga dipengaruhi oleh
budaya sekolah yang menerapkan emapati pada setiap siswa yang ada di
sekolah yang menjadikan siswanya memiliki kemampuan interpersonal
yang baik, memahami kemampuan kerurangan yang ada dalam dirinya,
dan menjadikan siswanya dapat menghargai orang-orang yang ada di
sekitarnya dengan menyadari bahwa dirinya adalah makhluk sosial yang
membutukan bantuan dari orang lain, sehingga memuncukan
keterampilan sosial yang tinggi pada siswa kelas persiapan pertama
(KPP) di Keterampilan Sosial Pada Remaja Siswa Kelas Persiapan
Pertama Seminari Menengah St. Petrus Canisius Mertoyudan Magelang.
2. Gambaran Capaian Skor Item Keterampilan Sosial Pada Remaja di
Sekolah Asrama Siswa Kelas Persiapan Pertama Seminari
Menengah St. Petrus Canisius Mertoyudan Magelang
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada item skor
keterampilan sosial yang berada dalam kategori rendah dan sangat
rendah. Item dengan skor yang berada dalam kategori sangat tinggi
sebanyak 13 (22,03%) item, item dengan skor yang berada dalam
kategori tinggi sebanyak 31 (52,54%) item, item dengan skor yang
berada dalam kategori sedang sebanyak 15 (25,42%) item, dan item
Item-item yang teridentifikasi sedang yaitu nomor 3, 6, 11, 13, 14, 15,
23, 26, 30, 38, 40, 52, 54, 58, dan 63.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
3. Usulan Program Untuk Meningkatkan Keterampilan Sosial Pada
Remajadi Sekolah Asrama
Berdasarkan hasil analisis diperoleh dari empat (4) aspek yang
dinilai masih sedang,tetapi ada beberapa item sedang yang tergolong
memiliki skor total yang terbilang rendah yaitupada perilaku terhadap
lingkungan, perilaku interpersonal, perilaku yang berhubungan dengan
diri sendiri, dan perilaku yang berhubungan dengan tugas. Berikut ini
adalah tabel usulan topik untuk meningkatkan keterampilan sosial pada
remaja di sekolah asrama,
No Item Topik Tujuan Program
Aspek Perilaku Terhadap Lingkungan
3 Saya selalu membuang sampah
organik dan nonorganic pada
tempatnya
Menjaga lingkungan
hidup bertujuan agar siswa
mencintai sekolahnya
dengan selalu menjaga
kebersihan agar saat
beristirahat di asrama
dan saat pembelajaran
berlangsung, menjadi
lebih yaman serta
bersemangat.
Bimbingan
klasikal
11 Saya suka menggunakan
barang-barang dari sampah daur
ulang
Mencintai
Lingngkungan Dengan
Memanfaatkan Sampah
Daur Ulang
Bimbingan
klasikal
13 Saya menghapus coret-coretan
di papan tulis ketika guru akan
masuk kelas
Bersih Sekolah Ku Bimbingan
klasikal
Aspek Perilaku Interpersonal
6
Saya hanya diam ketika
bertemu teman di lingkungan
yang baru
Menyesuaikan Dengan
Lingkungan Baru
bertujuan agar siswa
terampil dalam
menempatkan diri di
tempat yang baru dan
menjadikan siswa
mudah bergaul dengan
Bimbingan
klasikal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Table 4.3 Usulan Topik-Topik Program untuk Meningkatkan
Keterampilan Sosial
Pada aspek perilaku terhadap lingkungan peneliti memilih 3 topik
yaitu bersih sekolahku, mencintai lingkungan dengan memanfaatkan
sampah daur ulang, dan menjaga lingkungan hidup. Pada topik pertama
tentang “Bersih Sekolahku” ini, bertujuan agar siswa mencintai
sekolahnya dengan selalu menjaga kebersihan terutama kebersihan
lingkungan sekolah. Selain bertujuan agar saat pembelajaran berlangsung
menjadi lebih nyaman dan bersih. Pada topik kedua tentang “Mencintai
Lingkungan Dengan Memanfaatkan Sampah Daur Ulang” ini, bertujuan
agar siswa dapat mencintai lingkungan dengan cara yang sederhana
dengan menggunakan bahan daur ulang yang ramah lingkungan karena
dari hal tersebut dapat membantu mengurangi sampah yang ada di
orang-orang yang ada
disekitarnya yang
menjadikan siswa
memiliki teman yang
banyak
Aspek Perilaku Yang Berhubungan Dengan Tugas
23 Ketika mendapat hukuman
untuk membersikan lingkungan
sekolah saya merasa malas
Melawan Rasa Malas
bertujuan agar siswa
menyadari bahwa
masing-masih pribadi
mereka memiliki
tanggung jawab yang
harus mereka lakukan
terutaman dalam hal
pendidikan yaitu
tanggung jawab dalam
belajar sebagai seorang
pelajar
Bimbingan
klasikal
58 Saya selalu mengerjakan tugas
yang diberikan guru secara
mandiri tanpa bantuan teman Menjadi Siswa
Bertanggung Jawab
Bimbingan
klasikal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
lingkungan. Pada topik ketiga tentang “Menjaga Lingkungan Hidup” ini,
bertujuan agar siswa menyadari bahwa dengan mereka menjaga
kebersihan berarti mereka sudah mengupayakan untuk menjaga dan
mencintai lingkungan hidup yang ada di sekitar mereka.
Pada aspek Perilaku Interpersonal peneliti memilih 1 topik yaitu
menyesuaikan dengan lingkungan yang baru, Pada topik tentang
“Menyesuaikan Dengan Lingkungan Yang Baru” ini, bertujuan agar siswa
terampil dalam menempatkan diri di tempat yang baru dan menjadikan
siswa mudah bergaul dengan orang-orang yang ada disekitarnya yang
menjadikan siswa memiliki teman yang banyak.
Pada aspek perilaku yang berhubungan dengan tugas, peneliti
memilih 2 topik yaitu melawan rasa malas dan menjadi siswa yang
bertanggungjawab. Pada topik pertama tentang “Melawan Rasa Malas”
ini, bertujuan agar siswa memiliki semangat dalam mengikuti
pembelajaran dan dapat berprestasi di sekolah. Pada topik kedua tentang
“Menjadi Siswa Yang Bertanggung Jawab” ini, bertujuan agar siswa
menyadari bahwa masing-masih pribadi mereka memiliki tanggung jawab
yang harus mereka lakukan terutama dalam hal pendidikan yaitu tanggung
jawab dalam belajar sebagai seorang pelajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
BAB V
PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran untuk berbagai pihak. Bagian
kesimpulan menjelaskan tentang hasil penelitian dan bagian saran memuat ulasan
yang diberikan sesuai dengan hasil penelitian yang ditujukan kepada pihak-pihak
terkait.
A. Kesimpulan
Capaian Hasil Keterampilan Sosial Pada Remaja Di Sekolah Asrama
Siswa Kelas Persiapan Pertama Seminari Menengah St. Petrus Canisius
Mertoyudan Magelang terdapat 11 siswa dari 68 siswa yang masuk dalam
kategori sangat tinggi, sementara itu terdapat 44 siswa dari 68 siswa yang
masuk dalam kategori tinggi, dan terdapat 15 siswa dari 68 siswa yang masuk
dalam kategori sedang. Dari capaian hasil keterampilan sosial tidak ada siswa
yang masuk dalam kategori rendah dan sangat rendah. Dari capaian hasil
keterampilan sosial tersebut dapat disimpulkan bahwa secara umum
Keterampilan Sosial Pada Remaja Siswa Kelas Persiapan Pertama Seminari
Menengah St. Petrus Canisius Mertoyudan Magelang tinggi.
Pada hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada item skor
keterampilan sosial yang berada dalam kategori rendah dan sangat rendah. Item
dengan skor yang berada dalam kategori sangat tinggi sebanyak 13 (22,03%)
item, item dengan skor yang berada dalam kategori tinggi sebanyak 31
(52,54%) item, item dengan skor yang berada dalam kategori sedang sebanyak
15 (25,42%) item.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Menunjukan bahwa tingkat keterampilan pada remaja yang ada di
Kelas Persipan Pertama (KPP) Seminari Menengah St. Petrus Canisius
Mertoyudan Magelang memiliki tingkat keterampilan sosial yang tinggi.
B. Saran
Berdasarkan penelitian tingkat keterampilan sosial pada remaja di sekolah
asrama dapat diberikan saran sebagai berikut:
1. Bagi Siswa
Hendaknya siswa dapat menningkatkan dan mempertahankan
keterampilan sosial yang sudah mereka miliki agar dalam kehidupan
sehari-hari mereka dapat memiliki relasi yang baik dengan orang-
orang yang ada di sekitarnya.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian ini dengan
menganalisis faktor-faktor lainnya yang diduga dapat mempengaruhi
keterampilan sosial pada remaja, membuat kuesioner yang lebih
mendalam untuk menggali keterampilan sosial pada remaja agar hasil
dari jawaban-jawabannya lebih mendalam berasal dari hati yang dapat
mewakili keadaan sebenarnya dan bukan berdasarkan hanya pada
aturan yang berlaku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
DAFTAR PUSTAKA
A.Y.Ngadiyono, (1980), Beberapa Catatan Tentang Teori Relasi, Jakarta
Adiyanti, M.G. 1999. Skala Keterampilan Sosial. Laporan Penelitian.
Yogyakarta: Fakultas Psikologi, Universitas Gajah Mada
Ali,Mohammad & Asrori, Mohammad,(2009), Psikologi Remaja Perkembangan
Peserta Aman dan Percaya diri, Jakarta: PT Gramedia.
Azwar, Saifuddin. 2007. Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Broower M,AW, (1984), Pergaulan, Jakarta: PT Gramedia. Departemen
Pendikbud
Cartledge, G. & Milburn, J.F. (1995). Teaching Social Skills to Children & Youth
Innovative Approaches (3ed). Massachussets : Allyn and Bacon.
Driyanto Pr., Y.(2001) Pedoman Pembinaan Calon Imam Di Indonesia Bagian
Seminari Menengah. Jakata: Komisi Seminari Konferensi Wali Gereja
Indonesia.
Desmita,Dra.(2009). Psikologi Perkembangan Peserta Didik, Bandung: PT
Remaja Didik.Jakarta.
Clara,T. Dewanti,dkk. (20116).Hubungan Keterampilan Sosial Dan Penggunaan
Gadget Smartphone Denganprestasi Belajar Siswa Sma Negeri 9
Malang, Malang: Jurnal BK-FKIP -Universitas Negeri Malang-
Domo, Tom, M.A. & Jeff Tierney, M.ED.(2005).Teaching Social Skills to Youth
AStep-by-step guide to 182 basic to complex skills plus helpful
teaching techniques (2ed),Nebraska,Boys Town Press.
Dowd, Tom dan O’kane, Susane. 1991. Effective Skills For Child-Care Workers.
A Training Manual From Boys Town. New York Press.
Gunur Alex, (1975), Etika Sebagai Dasar dan Pedoman Pergaulan, Flores: Nusa
Hakim, T. (2002). Mengatasi rasa tidak percaya diri. Jakarta : Puspa Swara.
Handaya Ben,(1990), Etika dan Pergaulan, Yogyakarta: Kanisius
Hafiz. El Subhan, Dkk.(2018).Psikologi Sosial (Pengantar Teori Dan Penelitian).
Malang, Salemba Humanika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Hestin, Pernita U. (2019). Pengguna Unternet Indonesia Paling Banyak Di Usia
16Tahun.https://techno.okezone.com/read/2019/05/21//207/2058544/2018-
pengguna-internet-indonesia-paling-banyak-di-usia-15-19-tahunOkezone.
17-02-2020, 15.11. okezone.Com 2019
Husaini, Ahmad dkk. (2016). Studi Kasus Tentang Siswa Yang Kesulitan
Bersosialisasi Dengan Teman Sebaya. Pontianak: Jurnal BK FKIP
Untan.
Hurlock, Elisabeth.B.(1997),Perkembangan Anak,Jilid I Edisi ke-6, Jakarta:
Erlangga
Hurlock, Elisabeth. B. (2002). Psikologi perkembangan suatu pendekatan
sepanjangrentang kehidupan. Jakarta: Erlangga.
Ina, Rosalina R (2010), “Persepsi Terhadap Penerimaan Sosial Pada Siswa Kelas
XI IPS SMA Bruderan Purworejo Tahun Pelajaran 2009/2010 Dan
Implikasinya Pada Topik-Topik Bimbingan”, Skripsi, tidak diterbitkan,
USD, Yogyakarta
Jahja,Yudrik (2011), Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana.
Jupp,J.J.,and Griffiths,M.D.1990. Self-Concept Changes in Shy,Isolated
Adolescent Following Sosial Skills Training Emphasising Role Plays.
Australian Psychologis. 25/2: 165 – 177
Lina dan Clara. Sr (2010),Panduan Menjadi Remaja Percaya Diri. Jakarta. PT
Perca.
Lubis,Helmi (2010), “Hubungan Kepercayaan Diri Dengan
KemamapuanBersosialisasi Pada Siswa-Siswi Kelas II di SMA Negri 3
Medan, Skripsi,UMA,Medan.
Maharani,Laila dkk. (2018). Peningkatan Keterampilan Sosial Peserta Didik SMA
Menggunakan Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik
Diskusi.Lampung: Jurnal BK FKIP Universitas Islam Negeri Raden
Intan Lampung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Mahamboro, D. B. (2002) Laporan Tahun Orientasi Pastoral Tahap I Di Seminari
Menengah Santo Petrus Canisius Mertoyudan Magelang (Tidak
Diterbitkan) Yogyakarta: Fakultas Teologi Wedabhakti Universitas
Sanata Dharma.
Marwati, S. (2001), Kepercayaan Diri Dan Komunikasi Interpersonal
PadaMattheusNdrew,(1985), Saat Bahagia Buku Pedoman
untukMeningkatkan Rasa percaya diri, Os Bome Cecil G, (1980), Seni
Personality Test. Jakarta: Bumi Aksara.
Rubin, K. H., Bukowski, W., & Parker, J.G. 2006. Peer Interactins, Relationship
&Groups, Dalam Handbook Of Child Psychology vol. 3 : Social,
Emotional And Personality Development (5th ed, hal 617-700). New
York: John Wiley and Sons
Santrock, Jhon W. (2002). Remaja Edisi 11 Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Santrock,Jhon.W.(2011).Masaperkembangan anak(children).Jakarta.Salemba
Humanka.
Sugiyono Prof Dr, (2014), Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabets.
Susanto,Ahmad,M.Pd,(2018),Bimbingan dan Konseling di Sekolah Konsep,Teori
dan Pratik. Yogyakarta: fakultas psikologi UniversitasGajah
Mada.jurnal.
Sarwono, S, W.(2001). Psikologi Sosial. Jakarta: PT Grasindo.
Sarwono, S, W.(2008). Psikologi Remajal. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sihombing, Petra Juli.A(2015).Hubungan Self Rfficacy Dengan Penyesuaian Diri
Siswa Asrama SMA Swasta Katolik Sibolga.Medan:Jurnal
Psikologi,Universitas Medan Area.
Seminari,Menengah.(2015).pedoman pembinaan seminari menengah St. Petrus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Canisius Mertoyudan Magelang. Magelang: Seminari Menengah St.
Petrus Canisius
Suryadi,Florentinus.P,.(2015).”Pendidikan Karakter Dalam Sekolah Berasrama
(Boarding School) Di SMA Pangudi Luhur Van Lith Muntilan
Kabupaten Magelang”,Skripsi,UNY,Yogyakarta
Syabaniah,Nur.(2016).”Hubungan Dukungan Sosial Teman Sebaya Dengan
Kemampuan Bersosialisasi Pada Siswa SMK Negri 3
Medan”,Skripsi,UMA,Medan.
Zaitun, M. (2016).Sosiologi Pendidikan Teori Dan
Aplikasinya.Pekanbaru.kreasidukasi.
Zeni.P.Rizeki, (2012),Hubungan Antara Keterampilan Sosial Dengan
Perilaku Agresif Remaja Siswa Kelas Xi Smk Bunda Kandung Jakarta
Selatan,DKIJakarta:Jurnal,psikologipendidikan-FKIP-Universitas
Negri Jakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
TINGKAT KETERAMPILAN SOSIAL PADA REMAJA
DI SEKOLAH ASRAMA
(Studi Deskriptif pada Siswa Kelas Persiapan Pertama (KPP) di
Seminari Menengah St. Petrus Canisius Mertoyudan Magelang
Tahun Ajaran 2019/2020)
Oleh:
Asri Diah Pratiwi
161114001
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2020
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
A. Identitas
Nama :
Absen :
Kelas :
B. Kata Pengantar
Pada kesempatan ini saya meminta kesempatan kepada teman-teman untuk
mengisi skala ini. Skala ini tidak mempengaruhi nilai akademik teman-
teman dalam sekolah. Skala ini bersifat rahasia. Saya sangat
mengharapkan teman-teman mengisi skala ini dengan teliti, jujur, dan
sesuai dengan diri dan pengalaman Anda. Atas kesediaan teman-teman,
saya ucapkan terimakasih.
C. Petunjuk Pengisian Kuesioner
1. Bacalah setiap pernyataan dengan cermat dan teliti, kemudian pilih
jawaban dengan memberi tanda centang (√) pada kolom alternatif
jawaban yang sesuai dengan keadaan diri Anda yang
sesungguhnya, seperti yang digambarkan dalam pernyataan-
pernyataan kuesioner ini.
2. Jumlah pernyataan ada 65 dan jawablah secara beruntun jangan
sampai ada yang terlewat.
3. Alternatif pilihan jawaban dalam kuesioner ini adalah sebagai
berikut:
SS = Sangat Sesuai
S = Sesuai
TS = Tidak Sesuai
STS = Sangat Tidak Sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
No. Item SS S TS STS
1. Saya selalu membuang sampah pada tempatnya
2. Saya tidak mau meminjamkan pulpen, ketika teman sebangku saya
lupa membawa
3. Saya selalu membuang sampah organik dan nonorganik pada
tempatnya
4. saya hanya mau mendengarkan curhatan dari teman dekat saya saja
5. Saya tidak mencoret-coret meja atau dinding ketika guru sedang
menjelaskan materi di kelas
6. Saya hanya diam ketika bertemu teman di lingkungan yang baru
7. Saya berperan aktif menjaga fasilitas belajar yang disediakan sekolah
8. Saya mengejek ketika teman saya tidak bisa menjawab
pertannyan dari guru di kelas
9. Saya selalu menyiram kamar mandi setelah memakainya
10. Saya tidak mau meminjamkan buku, ketika teman sebangku
lupa membawa
11. Saya suka menggunakan barang-barang dari sampah daur ulang
12. Saya sering mengabaikan teman ketika bercerita
13. Saya menghapus coretan-coretan di papan tulis ketika guru
akan masuk kelas
14. Ketika teman jatuh, saya hanya menertawakannya
15. saya menyapu kelas ketika kelas terlihat kotor
16. Ketika saya sedang marah atau jengkel, biasanya saya memilih untuk
menyendiri dan menenangkan diri
17. Saya menolak ketika diminta untuk berpendapat
18. Saya bersyukur atas apa yang ada pada diri saya
19. Saya hanya diam bila di minta untuk mengungkapkan ide-ide yang
saya miliki
20. Saya bisa melalui setiap masalah yang saya alami
21. Saya selalu menghindar ketika mendapat tugas piket
22. Saya mencoba untuk berubah jika menyadari apa yang saya lakukan
salah
23. Ketika mendapat hukuman untuk membersikan lingkungan sekolah,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
saya merasa malas
24. Saya yakin dapat mewujudkan cita-cita yang saya inginkan
25. Saya mengandalkan teman saat ulangan di kelas
26. Saya dapat menerima kesalahan yang saya lakukan tanpa merasa sakit
hati ataupun marah
27. Saya sering menyalin PR milik teman
28. Saya bangga terhadap kemampuan-kemampuan yang saya miliki saat
ini
29. Saya selalu terlambat ketika masuk sekolah
30. Saya selalu menolak ketika diminta menjadi ketua kelas
31. Saya selalu menyalahkan orang lain saat nilai saya jelek
32. Saya memakai pakaian yang kurang rapi ketika di sekolah
33. Saya membiarkan sampah yang berserakan di dekat saya
34. Saat berbicara dengan teman saya selalu menatap matanya
35. Saya mencoret-coret tembok kamar mandi di sekolah
36. Saya memiliki banyak teman di sekolah
37. Saya selalu lupa mematikan keran kamar mandi setelah dipakai
38. Ketika saya berada di lingkungan baru saya mudah beradaptasi dengan
orang-orang di sekitar saya
39. Ketika memakan permen, bungkusnya selalu saya buang di sembarang
tempat
40. Saya memberikan sebagian bekal makanan untuk teman yang tidak
membawa bekal
41. Saya mencoret-coret meja dengan pulpen ketika di kelas
42. Ketika menghilangkan buku teman, saya meminta maaf lalu
mengantinya
43. Saya tidak mencuci tangan sebelum makan
44. Saya tidak memotong pembicaraan ketika teman saya sedang
bercerita
45. Saya tidak mematikan lampu setelah selesai digunakan
46. Ketika saya memiliki masalah dengan teman, saya berusaha
meyelesaikannya
47. Ketika saya memiliki masalah dengan teman, saya lebih baik diam dan
pergi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
48. Saya siap melaksanakan kegiatan piket dengan penuh tanggung
jawab sesuai jadwal
49. Saya mudah menyerah ketika menghadapi kesulitan
50. Saya mengungkapkan ide-ide yang saya miliki saat berada
dalam kelompok diskusi
51. Saya tidak yakin dengan kemamapuan yang saya miliki
52. Saya aktif dalam kelompok diskusi di kelas
53. Saya merasa ragu setiap akan menghadapi ujian atau ulangan di
sekolah
54. Ketika ada permasalahan didalam kelas saya biasanya
menyumbangkan ide saya agar masalah cepat selesai
55. Saya merasa malas mencoba hal-hal baru dan menantang
56. Saya selalu belajar sebelum mengikuti ulangan, agar saya
mendapatkan nilai yang memuaskan
57. Saya tidak patuh terhadap norma ataupun aturan yang berlaku
58. Saya selalu mengerjakan tugas yang diberikan guru secara mandiri
tanpa bantuan teman
59. Saya tidak percaya diri dengan penampilan fisik yang saya miliki saat
ini
60. Ketika saya di beri PR, saya akan mengerjakan semaksimal mungkin
agar hasilnya baik
61 Kadang-kadang saya menggunakan cara yang tidak jujur agar dapat
maju
62 Saya selalu mendengarkan teman saya yang sedang presentasi di depan
kelas
63 Saya tidak mampu mengendalikan emosi saat marah
64 Saya selalu belajar dengan giat agar mendapat nilai yang baik di kelas
65 Saya mengejakan soal semaksimal mungkin saat ulangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
UJI VALIDITAS ITEM KETERAMPILAN SOSIAL
NO Nilai rtabel Nilai rhitung Keterangan
1. 0,238 .329**
,006
68
Valid
2. 0,238 .325**
,007
68
Valid
3. 0,238 .580**
,000
68
Valid
4. 0,238 ,170
,166
68
Tidak Valid
5. 0,238 .246*
,043
68
Valid
6. 0,238 .288*
,017
68
Valid
7. 0,238 .437**
,000
68
Valid
8. 0,238 .461**
,000
68
Valid
9. 0,238 ,218
,074
68
Tidak Valid
10. 0,238 .283*
,019
68
Valid
11. 0,238 .463**
,000
68
Valid
12. 0,238 .372**
,002
Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
68
13. 0,238 .455**
,000
68
Valid
14. 0,238 .461**
,000
68
Valid
15. 0,238 .562**
,000
68
Valid
16. 0,238 ,190
,120
68
Tidak Valid
17. 0,238 .480**
,000
68
Valid
18. 0,238 .480**
,000
68
Valid
19. 0,238 .406**
,001
68
Valid
20. 0,238 .433**
,000
68
Valid
21. 0,238 .412**
,000
68
Valid
22. 0,238 .468**
,000
68
Valid
23. 0,238 .526**
,000
68
Valid
24. 0,238 .301*
,013
68
Valid
25. 0,238 .369**
,002
Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
68
26. 0,238 .267*
,028
68
Valid
27. 0,238 .562**
,000
68
Valid
28. 0,238 .359**
,003
68
Valid
29. 0,238 .416**
,000
68
Valid
30. 0,238 .446**
,000
68
Valid
31. 0,238 .322**
,007
68
Valid
32. 0,238 .413**
,000
68
Valid
33. 0,238 .483**
,000
68
Valid
34. 0,238 .473**
,000
68
Valid
35. 0,238 .298*
,014
68
Valid
36. 0,238 .293*
,015
68
Valid
37. 0,238 .335**
,005
68
Valid
38. 0,238 .408**
,001
Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
68
39. 0,238 .566**
,000
68
Valid
40. 0,238 .266*
,028
68
Valid
41. 0,238 .425**
,000
68
Valid
42. 0,238 .451**
,000
68
Valid
43. 0,238 .282*
,020
68
Valid
44. 0,238 .343**
,004
68
Valid
45. 0,238 .498**
,000
68
Valid
46. 0,238 .296*
,014
68
Valid
47. 0,238 -,189
,122
68
Tidak Valid
48. 0,238 .553**
,000
68
Valid
49. 0,238 .444**
,000
68
Valid
50. 0,238 .380**
,001
68
Valid
51. 0,238 .551**
,000
Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
68
52. 0,238 .422**
,000
68
Valid
53. 0,238 ,206
,092
68
Tidak Valid
54. 0,238 .312**
,010
68
Valid
55. 0,238 ,205
,094
68
Tidak Valid
56. 0,238 .459**
,000
68
Valid
57. 0,238 .584**
,000
68
Valid
58. 0,238 .425**
,000
68
Valid
59.. 0,238 .401**
,001
68
Valid
60. 0,238 .650**
,000
68
Valid
61 0,238 .435**
,000
68
Valid
62 0,238 .547**
,000
68
Valid
63 0,238 .354**
,003
68
Valid
64 0,238 .473**
,000
Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
68
65 0,238 .416**
,000
68
Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Foto saat pengambilan data di Seminari Menengah
St. Petrus Canisius Mertoyudan Magelang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI