Upload
ngonhu
View
224
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG GIZI
SELAMA MASA NIFAS DI RSUD Dr. MOEWARDI
SURAKARTA TAHUN 2014
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh :
MAYA PUNGKYAMI
NIM : B11.151
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2014
ii
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah yang berjudul : Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Gizi Selama Masa
Nifas di RSUD Dr. Moewardi Surakarta Tahun 2014. Karya Tulis Ilmiah ini
disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat
kelulusan Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai
pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena
itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada
Surakarta.
2. Kartika Dian Listiyaningsih, S.ST, M.Sc, selaku Dosen Pembimbing yang
telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada
penulis.
3. Bapak Bambang Sugeng Wijonarko, selaku Kepala Bagian Pendidikan dan
Penelitian RSUD Dr. Moewardi Surakarta yang telah bersedia memberikan
ijin pada penulis dalam pengambilan data.
4. Seluruh Dosen dan Staf STIKes Kusuma Husada Surakarta yang secara tidak
langsung telah membantu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Bapak dan Ibu tercinta yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan
semangat serta dukungan secara moral, material, dan spiritual.
v
6. Teman-teman STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah membantu dan
memberikan informasi serta dukungan.
Penulis menyadari bahwa dalam Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, diharapkan masukan dari semua pihak berupa saran
yang bersifat membangun demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
Surakarta, 2014
Penulis
vi
Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, Mei 2014
Maya Pungkyami
B11.151
TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG GIZI SELAMA
MASA NIFAS DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA
TAHUN 2014
xiii + 47 halaman + 14 lampiran + 5 tabel + 2 gambar
ABSTRAK
Latar belakang : Ibu membutuhkan gizi yang cukup pada saat nifas. Kualitas
dan jumlah makanan yang dikonsumsi ibu sangat berpengaruh pada jumlah ASI
yang dihasilkan. Kekurangan gizi pada ibu nifas menimbulkan gangguan
kesehatan pada ibu dan bayinya. Gangguan pada bayi meliputi proses tumbuh
kembang anak, bayi mudah sakit, mudah terkena infeksi. Berdasarkan studi
pendahuluan yang dilakukan di RSUD Dr. Moewardi di Surakarta pada tanggal 23
Oktober 2013 dengan wawancara kepada 10 ibu nifas tentang gizi masa nifas
diketahui bahwa sebanyak 3 responden (30%) dapat menjawab tentang kebutuhan
gizi ibu nifas, manfaat gizi saat nifas dan zat gizi yang dibutuhkan sedangkan 7
responden (70%) hanya dapat menjawab tentang manfaat gizi pada saat nifas.
Tujuan : Mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang gizi masa nifas di
RSUD Dr. Moewardi Surakarta tahun 2014.
Metode Penelitian : Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan
pendekatan cross sectional. Lokasi penelitian di RSUD Dr. Moewardi Surakarta
dengan waktu penelitian tanggal 22 Maret – 15 April 2014. Jumlah sampel
sebanyak 35 ibu nifas dengan teknik simple random sampling. Alat pengumpulan
data yang digunakan adalah kuesioner. Teknik analisis data adalah analisis
univariat dengan program SPSS.
Hasil Penelitian : Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang gizi selama masa nifas
di RSUD Dr. Moewardi Surakarta tahun 2014 pada tingkat baik sebanyak 9
responden (25,7%), pada tingkat cukup sebanyak 18 responden (51,4%) dan pada
tingkat kurang sebanyak 8 responden (22,9%)
Kesimpulan : Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang gizi masa nifas di RSUD Dr.
Moewardi Surakarta dalam kategori cukup.
Kata Kunci: Pengetahuan, ibu nifas, gizi masa nifas
Kepustakaan: 22 literatur (Tahun 2007 s/d 2013)
vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Kegagalan adalah penundaan, bukan kekalahan. Kegagalan adalah jalan memutar
bukan jalan Buntu
Di belakang ada kekuatan tak terbatas, di depanku ada kemungkinan tak berakhir,
di sekelilingku ada kesempatan tak terhitung. Mengapa harus takut ?
Kesulitan diciptakan agar kamu mau berusaha dan setiap kemudahan selalu
diberikan Tuhan kepada setiap kita yang mauberusaha.
PERSEMBAHAN :
Karya Tulis Ilmiah ini kupersembahkan kepada :
1. Ayah dan bunda tercinta yang selalu memberikan
do’a, kasih sayang dan semangat. Selalu
memberikan yang terbaik buat aku dan selalu
bekerja keras demi kebahagiaan anakmu.
2. Seluruh dosen dan staf STIKes Kusuma Husada
Surakarta, terima kasih atas bimbingan, masukan
dan motivasinya.
3. Adam Pratama yang selalu memberikan semangat
untuk terus menyelesaikan ini hingga akhir
4. Sahabat-sahabatku Atin, destri, dan faul yang
memberikan motivasi dan terima kasih sudah
menjadi sahabat yang baik
5. Teman-teman yang selalu mensupport.
6. Almamater tercinta
viii
CURICULUM VITAE
Nama : Maya Pungkyami
Tempat/ Tanggal Lahir : Bandar Lampung, 13 Juni 1993
Agama : Islam
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Pulau Buton, Jagabaya 2 Bandar Lampung
Institusi : Diploma III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Riwayat Pendidikan
1. SD N 2 Sawah Lama Lulus Tahun 2005
2. SMP N 25 Bandar Lampung Lulus Tahun 2008
3. SMEA Bhakti Utama Bandar Lampung Lulus Tahun 2011
4. Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta angkatan 2011
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ...........................................................................iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
ABSTRAK ...................................................................................................... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. vii
CURRICULUM VITAE ................................................................................ viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 4
C. Tujuan penelitian ........................................................................ 4
D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 5
E. Keaslian Penelitian ..................................................................... 6
F. Sistematika Penelitian ................................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori ............................................................................. 8
1. Pengetahuan ......................................................................... 8
x
2. Nifas ..................................................................................... 16
3. Bounding Attachment ........................................................... 20
B. Kerangka Teori ........................................................................... 27
C. Kerangka Konsep ........................................................................ 28
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian .................................................. 29
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 29
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ................... 30
D. Instrumen Penelitian ................................................................... 31
E. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 34
F. Variabel Penelitian ...................................................................... 35
G. Definisi Operasional ................................................................... 35
H. Metode Pengolahan dan Analisa Data ........................................ 36
I. Etika Penelitian........................................................................ ... 38
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Gambaran Lokasi Penelitian ....................................................... 40
B. Hasil Penelitian .......................................................................... 40
C. Pembahasan ............................................................................... 42
D. Keterbatasan ................................................................................ 43
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................. 45
B. Saran ........................................................................................... 45
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi Kisi Kuisioner 32
Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel 36
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur 40
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan 41
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan 41
Tabel 4.4 Nilai Mean dan Standar Deviasi 42
Tabel 4.5 Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Gizi Masa Nifas ............... 43
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Teori……………………………………………... 27
Gambar 2.2 Kerangka Konsep…………………………………………... 28
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian
Lampiran 2. Permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Penelitian
Lampiran 4. Surat Permohonan Penelitian
Lampiran 5. Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 6. Tabulasi Hasil Validitas
Lampiran 7. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 8. Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 9. Surat Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 10. Kuesioner
Lampiran 11. Jawaban Kuesioner
Lampiran 12. Tabulasi Hasil Kuesioner
Lampiran 13. Perhitungan Standar Deviasi dan Mean Secara Manual
Lampiran 14. Lembar Konsultasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih cukup tinggi, pada
tahun 2012 mencapai 228 kasus per 100.000 kelahiran hidup, yang mana
masih dibawah pencapaian target tahun 2014 yaitu 118 kasus per 100.000
kelahiran hidup. Di provinsi Jawa Tengah selama tahun 2012 berdasarkan
data dari Dinas Kesehatan Jawa Tengah angka kematian ibu mencapai 675
kasus dan cenderung meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya
(Pratitis dan Kamidah, 2013)..
Menurut WHO sebagian besar (80%) penyebab utama kematian ibu
terkait kehamilan, persalinan dan masa nifas (direct obstetric death) dan
selebihnya (2-%) tidak langsung (indirect obstetric death). Penyebab
kematian ibu cukup kompleks, dapat digolongkan atas faktor- faktor
reproduksi, komplikasi obstetrik, pelayanan kesehatan dan sosio-ekonomi.
Penyebab komplikasi obstetrik langsung kematian ibu adalah perdarahan
(39%), eklampsia (20%), infeksi (7%) dan lain-lain (33%) (Depkes RI, 2009).
Masa nifas merupakan proses pemulihan rahim dan alat-alat reproduksi
yaitu proses mengecilnya kembali rahim ke ukuran semula tentu akan
berlangsung secara bertahap, membutuhkan waktu yang berbeda-beda setiap
orangnya, biasanya berlangsung sekitar 40 hari. Ibu di dalam masa nifas
memerlukan diet untuk mempertahankan tubuh terhadap infeksi, mencegah
2
konstipasi, dan untuk memulai poses pemberian ASI Eksklusif
(Bahiyatun, 2009).
Ibu membutuhkan gizi yang cukup pada saat nifas. Kualitas dan jumlah
makanan yang dikonsumsi ibu sangat berpengaruh pada jumlah ASI yang
dihasilkan. Menu makanan yang harus dikonsumsi adalah porsi cukup dan
teratur, tidak terlalu asin, pedas dan berlemak, tidak mengandung alkohol,
nikotin, serta bahan pengawet atau pewarna. Kekurangan gizi pada ibu nifas
menimbulkan gangguan kesehatan pada ibu dan bayinya. Gangguan pada
bayi meliputi proses tumbuh kembang anak, bayi mudah sakit, mudah terkena
infeksi. Kekurangan zat-zat esensial menimbulkan gangguan pada mata
ataupun tulang (Bahiyatun, 2009).
Pada ibu nifas, makanan yang bergizi dan sesuai porsi akan
menyebabkan ibu dalam keadaan sehat dan segar. Ibu nifas yang
biasanya memiliki budaya pantang makan seperti telur, ayam dan
daging akan mempengaruhi proses kesembuhan, misalnya ibu nifas setelah
makan telur lalu jahitannya gatal gatal dianggap telur adalah penyebab gatal
pada luka jahitan, tidak boleh makan ikan, telur dan daging supaya jahitan
cepat sembuh Mas’adah dan Sukesi, 2010).
Faktor makanan yang bergizi gizi terutama protein sangat penting
dikonsumsi oleh ibu nifas karena dapat mempengaruhi proses penyembuhan
karena penggantian jaringan sangat membutuhkan protein. Pada ibu
nifas kebutuhan serat sangat penting untuk membantu proses pencernakan,
Kadar vitamin dan air dalam buah juga sangat baik untuk menjaga kesehatan
3
tubuh dan ibu nifas perlu makanan bergizi dan porsi makan perlu
ditingkatkan untuk proses pemulihan fisik ibu selama nifas dan melawan
infeksi. Pemenuhan kebutuhan nutrisi yang baik merupakan salah satu
faktor yang membantu proses penyembuhan luka perineum. Jadi kebiasaan
berpantang makanan pada ibu nifas akan kurang menguntungkan bahkan
merugikan Mas’adah dan Sukesi, 2010).
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di RSUD Dr. Moewardi
di Surakarta pada tanggal 23 Oktober 2013 dengan memberikan 3 pertanyaan
kepada 10 ibu nifas tentang kebutuhan gizi, manfaat gizi dan zat gizi yang
dibutuhkan selama masa nifas. Dari hasil kuesioner tersebut diketahui bahwa
sebanyak 3 responden (30%) ibu mampu menjawab dengan benar tentang
kebutuhan gizi ibu nifas, manfaat gizi saat nifas dan zat gizi yang dibutuhkan,
sedangkan 7 responden (70%) ibu hanya dapat menjawab tentang manfaat
gizi pada saat nifas.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis tertarik
untuk melakukan penelitian dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas
tentang Gizi Selama Masa Nifas di RSUD Dr. Moewardi di Surakarta
Tahun 2014”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “Bagaimana tingkat pengetahuan ibu nifas tentang gizi
selama masa nifas di RSUD Dr. Moewardi Surakarta tahun 2014 ?”.
4
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang gizi masa nifas di
RSUD Dr. Moewardi Surakarta tahun 2014.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang gizi selama masa
nifas di RSUD Dr. Moewardi Surakarta tahun 2014 pada tingkat baik.
b. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang gizi masa nifas di
RSUD Dr. Moewardi Surakarta tahun 2014 pada tingkat cukup.
c. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang gizi masa nifas di
RSUD Dr. Moewardi Surakarta tahun 2014 pada tingkat kurang.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Ilmu Pengetahuan
Hasil penelitian diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan
dalam lingkup kesehatan gizi pada masa nifas.
2. Bagi Peneliti
Mengaplikasikan ilmu yang diperoleh saat perkuliahan dan mendapatkan
pengalaman dalam melakukan penelitian tentang gizi nifas.
3. Bagi Institusi
a. Pendidikan
Hasil penelitian diharapkan dapat menambah kepustakaan tentang
pengetahuan ibu nifas tentang kebutuhan gizi nifas di perpustakaan
STIKes Kusuma Husada Surakarta.
5
b. Lahan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data konkrit mengenai
pengetahuan ibu tentang gizi nifas dan sebagai bahan masukan bagi
rumah sakit dalam rangka meningkatkan kerjasama dengan pelayanan
kesehatan dalam memberikan penyuluhan gizi nifas.
E. Keaslian Penelitian
1. Indah Mustika Rini (2013), dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas
Tentang Gizi Masa Nifas di RSUD Pandan Arang Boyolali Tahun 2013”.
Jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif. Jumlah responden 30 ibu
nifas dengan teknik pengambilan sampel quota sampling. Analisis data
menggunakan analisis statistik deskriptif kuantitatif dalam bentuk
persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu
nifas tentang gizi masa nifas di RSUD Pandan Arang Boyolali dapat
dikategorikan baik sebanyak 2 responden (6,7%), pengetahuan cukup
sebanyak 24 responden (80%) dan pengetahuan kurang sebanyak 4
responden (13,3%).
2. Holidiyah (2013) dengan judul “Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas
Tentang Menu Gizi Seimbang di BPS Tri Wahyuni Kecamatan Pajarakan
Kabupaten Probolinggo”. Desain penelitian ini bersifat deskriptif. Sampel
semua ibu nifas hari ke 1-42 di BPS Tri Wahyuni Probolinggo pada bulan
Juni 2013 dengan sampel sebanyak 18 responden dengan teknik total
sampling. Data dianalisis secara deskriptif disajikan dalam tabel distribusi
6
frekuensi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 18 responden
sebanyak 4 responden (22,2%) memiliki pengetahuan baik dan sebanyak
11 responden (61,1%) memiliki tingkat pengetahuan cukup dan sebanyak
3 responden (16,7%) memiliki pengetahuan kurang.
3. Dewi Mas’ula Zahroh (2012) dengan judul “Gambaran Tingkat
Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Pemenuhan Gizi di Desa Gayaman
Kelurahan Kebonagung Pasuruan”. Desain penelitian ini adalah
deskriptif. Sampel yang digunakan adalah ibu nifas sejumlah 38 ibu nifas
dengan teknik simple random sampling. Teknik analisis data
menggunakan deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 38
responden sebanyak 23 responden (60,5%) memiliki tingkat pengetahuan
kurang baik, 7 responden (18,4%) memiliki tingkat pengetahuan cukup
dan sebanyak 8 responden (21,1%) memiliki tingkat pengetahuan tentang
pemenuhan gizi yang baik.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah pada variabel
penelitian, waktu penelitian dan lokasi penelitian sedangkan persamaan
penelitian adalah pada teknik analisis data.
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan
penelitian, keaslian penelitian, dan sistematika penelitian.
7
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi tinjauan teori tentang pengetahuan yang meliputi
pengertian, tingkatan pengetahuan, cara memperoleh pengetahuan,
cara mengukur pengetahuan, dan faktor-faktor yang mempengaruhi
pengetahuan. Teori tentang nifas meliputi pengertian, periode
nifas, perubahan fisiologis masa nifas. Teori gizi ibu nifas meliputi
pengertian, kebutuhan kalori ibu nifas, menu gizi seimbang,
kebutuhan gizi ibu nifas, cara mengolah makanan yang sehat bagi
ibu nifas, dampak kekurangan gizi ibu nifas. Dalam bab ini juga
berisi tentang kerangka teori dan kerangka konsep.
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini terdiri dari jenis dan rancangan penelitian, lokasi dan waktu
penelitian, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel,
instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, variabel penelitian,
definisi operasional, metode pengolahan dan analisa data, etika
penelitian dan jadwal penelitian.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan tentang deskripsi lokasi penelitian, hasil
penelitian, pembahasan serta keterbatasan penelitian.
BAB V PENUTUP
Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Pengetahuan
a. Pengertian
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah
orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil
penggunaan panca indera (Notoatmodjo, 2010).
Pengetahuan merupakan penalaran, penjelasan dan pemahaman
manusia tentang segala sesuatu, juga mencakup praktek atau
kemampuan teknis dalam memecahkan berbagai persoalan hidup yang
belum dibuktikan secara sistematis (Purba, 2010).
b. Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010), faktor-faktor yang mempengaruhi
pengetahuan yaitu :
1) Faktor internal
a) Pendidikan
Pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan,
dan bantuan yang diberikan kepada anak yang tertuju kepada
kedewasaan. Sedangkan GBHN Indonesia mendefinisikan
labahwa pendidikan sebagai suatu usaha dasar untuk menjadi
8
9
kepribadian dan kemampuan didalam dan diluar sekolah dan
berlangsung seumur hidup.
b) Minat
Minat diartikan sebagai suatu kecenderungan atau
keinginan yang tinggi terhadap sesuatu dengan adanya
pengetahuan yang tinggi didukung minat yang cukup dari
seseorang sangatlah mungkin seseorang tersebut akan
berperilaku sesuai dengan apa yang diharapkan.
c) Pengalaman
Pengalaman adalah suatu peristiwa yang dialami
seseorang, bahwa tidak adanya suatu pengalaman sama sekali.
Suatu objek psikologis cenderung akan bersikap negatif
terhadap objek tersebut untuk menjadi dasar pembentukan sikap
pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat.
Karena itu sikap akan lebih mudah terbentuk apabila
pengalaman pribadi tersebut dalam situasi yang melibatkan
emosi, penghayatan, pengalaman akan lebih mendalam dan lama
membekas.
d) Usia
Usia individu terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat
berulang tahun. Semakin cukup umur tingkat kematangan dan
kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan
bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih
10
dewasa akan lebih dipercaya daripada orang yang belum cukup
tinggi kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman
dan kematangan jiwanya, makin tua seseorang maka makin
kondusif dalam menggunakan koping terhadap masalah yang
dihadapi.
2) Faktor eksternal
a) Ekonomi
Dalam memenuhi kebutuahan primer ataupun sekunder,
keluarga dengan status ekonomi baik lebih mudah tercukupi
dibanding dengan keluarga dengan status ekonomi rendah, hal
ini akan mempengaruhi kebutuhan akan informai termasuk
kebutuhan sekunder. Jadi dapat disimpulkan bahwa ekonomi
dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang tentang berbagai
hal.
b) Informasi
Informasi adalah keseluruhan makna, dapat diartikan
sebagai pemberitahuan seseorang adanya informasi baru
mengenai suatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi
terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Pesan-pesan sugestif
dibawa oleh informasi tersebut apabila arah sikap tertentu.
Pendekatan ini biasanya digunakan untuk menggunakan
kesadaran masyarakat terhadap suatu inovasi yang berpengaruh
perubahan perilaku, biasanya digunakan melalui media masa.
11
c) Kebudayaan/lingkungan
Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai
pengaruh besar terhadap pengetahuan kita. Apabila dalam suatu
wilayah mempunyai budaya untuk selalu menjaga kebersihan
lingkungan maka sangat mungkin berpengaruh dalam
pembentukan sikap pribadi atau sikap seseorang.
c. Tingkat dalam pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2007), tingkatan pengetahuan antara lain:
1) Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya dan merupakan tingkat pengetahuan yang paling
rendah.
2) Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara
benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan
materi tersebut secara benar.
3) Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya).
4) Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam
suatu struktur organisasi tersebut dan yang masih saling berkaitan.
12
5) Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan
atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru. Dengan kata lain, sintesis adalah
kemampuan untuk menyusun formulasi baru formulasi-formulasi
yang ada.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melaksanakan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek dimana
kriteria penilaian suatu materi atau obyek ditentukan oleh diri
sendiri.
d. Cara memperoleh pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010), dari berbagai macam cara yang
telah digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang
sejarah, dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni :
1) Cara tradisional atau non ilmiah (tanpa melalui penelitian ilmiah)
Cara tradisional atau non ilmiah ini dipakai orang untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan, sebelum diketemukannya
metode ilmiah atau metode penemuan secara sistematis dan logis.
Cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain meliputi :
a) Cara coba-salah (Trial and Eror)
Metode ini telah digunakan orang dalam waktu yang cukup
lama untuk memecahkan berbagai masalah. Bahkan sampai
sekarang pun metode ini masih digunakan terutama oleh
13
mereka yang belum atau tidak mengetahui suatu cara tertentu
dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Metode ini telah
banyak jasanya terutama dalam meletakkan dasar-dasar
menemukan teori-teori dalam berbagai ilmu pengetahuan.
b) Secara kebetulan
Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak
disengaja oleh orang yang bersangkutan. Salah satu contoh
adalah penemuan enzim urease oleh Summers pada tahun
1926. Pada suatu hari Summers sedang bekerja dengan ekstrak
acetone dan karena terburu-buru ingin bermain tenis, maka
ekstrak acetone tersebut disimpan di dalam kulkas. Keesokan
harinya ketika ingin meneruskan percobaannya, ternyata
ekstrak acetone yang disimpan di dalam kulkas tesebut timbul
kristal-kristal yang kemudian disebut enzim urease.
c) Cara kekuasaan atau otoritas
Prinsip ini adalah orang lain menerima padahal yang
dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoriter tanpa
terlebih dulu menguji atau memberikan kebenaran baik
berdasarkan fakta empiris ataupun berdasarkan penalaran
sendiri.
d) Berdasarkan pengalaman pribadi
Pengalaman pribadi adalah pengalaman untuk
mempengaruhi kebenaran pengetahuan. Hal ini dilakukan
14
dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh
dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa
yang lalu. Tidak semua pengalaman pribadi dapat menuntun
seseorang untuk menarik kesimpulan dari pengalaman dengan
benar diperlukan berfikir kritis dan logis.
e) Cara akal sehat (common sense)
Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat
menemukan teori atau kebenaran. Sebelum ilmu pendidikan ini
berkembang, para orang tua zaman dahulu agar anaknya
menuruti nasihat orang tuanya, atau anak disiplin
menggunakan cara hukuman fisik bila anaknya berbuat salah,
bahwa hukuman adalah merupakan metode bagi pendidikan
anaknya. Pemberian hadiah dan hukuman (reward dan
punishment) merupakan cara yang masih dianut oleh banyak
orang untuk mendisiplinkan anak dalam konteks pendidikan.
f) Kebenaran melalui wahyu
Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang
diwahyukan dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini
harus diterima dan diyakini oleh pengikut-pengikut agama
yang bersangkutan, terlepas dari apakah kebenaran tersebut
rasional atau tidak. Sebab kebenaran ini diterima oleh para
Nabi adalah sebagai hasil usaha wahyu dan bukan karena hasil
usaha penalaran atau penyelidikan manusia.
15
g) Kebenaran melalui intuitif
Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara cepat
sekali melalui proses di luar kesadaran dan tanpa melalui
proses penalaran berpikir. Kebenaran yang diperoleh melalui
intuitif sukar dipercaya karena kebenaran ini tidak
menggunakan cara-cara yang rasional dan yang sistematis.
Kebenaran ini diperoleh seseorang hanya berdasarkan intuisi
atau suara hati atau bisikan hati saja.
h) Melalui jalan pikiran
Dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah
menggunakan jalan pikiran baik melalui induksi maupun
deduksi. Pada dasarnya merupakan cara melahirkan pemikiran
secara tidak langsung melalui pertanyaan-pertanyaan yang
dikemukakan kemudian dari hubungannya sehingga dapat
dibuat suatu kesimpulan.
i) Induksi
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, bahwa induksi
adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari
pernyataan-pernyataan khusus ke pernyataan yang bersifat
umum. Hal ini berarti dalam berpikir induksi pembuatan
kesimpulan tersebut berdasarkan pengalaman-pengalaman
empiris yang ditangkap oleh indra. Kemudian disimpulkan ke
dalam suatu konsep yang memungkinkan seseorang untuk
16
memahami suatu gejala. Karena proses berpikir induksi, itu
beranjak dari hasil pengamatan indra atau hal-hal yang nyata,
maka dapat dikatakan bahwa induksi beranjak dari hal-hal
yang konkret kepada hal-hal yang abstrak.
Proses berpikir secara induksi dikelompokkan menjadi dua,
yakni induksi sempurna dan induksi tak sempurna. Induksi
sempurna terjadi apabila kesimpulan diperoleh dari
penjumlahan dari kesimpulan khusus. Sedangkan induksi tak
sempurna terjadi apabila kesimpulan tersebut diperoleh dari
lompatan, dari pernyataan-pernyataan khusus.
j) Deduksi
Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-
pernyataan umum ke khusus. Aristoteles (384-322 SM)
mengembangkan ara deduksi ini ke dalam suatu cara yang
disebut “silogisme”. Silogisme ini merupakan suatu bentuk
deduksi yang memungkinkan seseorang untuk dapat mencapai
kesimpulan yang lebih baik. Di dalam proses berpikir deduksi
berlaku bahwa sesuatu yang dianggap benar secara umum pada
kelas tertentu, berlaku juga kebenarannya pada semua
peristiwa yang terjadi pada setiap yang termasuk dalam kelas
itu. Di sini terlihat proses berpikir berdasarkan pada
pengetahuan yang umum mencapai pengetahuan yang khusus.
17
2) Cara modern atau cara ilmiah (melaui proses penelitian)
Dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih
sistematis, logis dan ilmiah. Menurut Notoatmodjo (2010),
mengatakan bahwa dalam cara modern atau cara ilmiah untuk
dapat memperoleh pengetahuan dapat dilakukan melalui proses
penelitian untuk memperoleh kesimpulan.
e. Cara pengukuran pengetahuan
Menurut Riwidikdo (2009), hasil untuk mengetahui tingkat
pengetahuan ditunjukan pada skala pengukuran sebagai berikut :
1) Pengetahuan baik : (x) > mean + 1SD
2) Pengetahuan cukup : mean – 1SD ≤ x ≤ mean + 1SD
3) Pengetahuan kurang : (x) < mean – 1SD
2. Masa nifas
a. Pengertian
Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya
plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan. Masa nifas dimulai
setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan
kembali seperti keadaan sebelum hamil yang brelangsung kira-kira 6
minggu (Marmi, 2012).
Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari
persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti prahamil.
Lama masa nifas ini 6-8 minggu (Bahiyatun, 2009).
18
b. Tahapan masa nifas
Menurut Sulistyowati (2009), nifas dibagi menjadi tiga tahap yaitu
sebagai berikut :
1) Puerpurium dini
Merupakan masa kepulihan, yang dalam hal ini ibu telah
diperbolehkan berjalan– jalan.
2) Puerpurium intermedial.
Kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia, yang lamanya 6-8
minggu.
3) Remote puerperium
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama
bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi.
Waktu untuk sehat sempurna biasanya berminggumingu, bulanan,
tahunan.
c. Tujuan asuhan masa nifas
Menurut Marmi (2012), pada masa nifas ini terjadi perubahan-
perubahan fisik maupun psikis berupa organ reproduksi, terjadinya proses
laktasi, terbentuknya hubungan antara orang tua dan bayi dengan member
dukungan. Tujuan dari pemberian asuhan pada masa nifas untuk :
1) Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis.
2) Melaksanakan skrinning secara komprehensif, deteksi dini,
mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun
bayi.
19
3) Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan
diri, nutrisi, KB, cara dan manfaat menyusui, pemberian imunisasi
serta perawatan bayi sehari-hari.
4) Memberikan pelayanan keluarga berencana
5) Mendapatkan kesehatan emosi.
3. Gizi Ibu Nifas
a. Pengertian
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan
yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi,
transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang
tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan
fungsi normal dari organ-organ serta menghasilkan energi
(Waryana, 2010). Gizi adalah makanan dan zat gizi dalam makanan
yang berguna bagi kesehatan (Purwitasari dan Maryanti, 2009).
Gizi ibu nifas adalah zat-zat makanan yang sangat diperlukan
untuk pertumbuhan kesehatan ibu dan bayi pada masa nifas
(Anonim, 2013).
b. Kebutuhan gizi saat nifas
Menurut Waryana (2010), ibu nifas memerlukan nutrisi dan
cairan untuk pemulihan kondisi kesehatan setelah melahirkan,
cadangan tenaga serta untuk memenuhi produksi air susu. Ibu nifas
dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan akan gizi sebagai berikut:
1) Mengkonsumsi makanan tambahan, kurang lebih 500 kalori tiap
hari
20
2) Makan dengan diet gizi seimbang untuk memenuhi kebutuhan
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral
3) Minum sedikitnya 3 liter setiap hari
4) Mengkonsumsi tablet besi selama 40 hari post partum
5) Mengkonsumsi vitamin A 200.000 intra unit
c. Zat-zat yang dibutuhkan ibu nifas
Menurut Bahiyatun (2009), zat-zat yang dibutuhkan ibu nifas antara
lain :
1) Kalori
Kebutuhan kalori pada masa menyusui sekitar 400-500 kalori.
Wanita dewasa memerlukan 1800 kalori per hari. Sebaiknya ibu
nifas jangan mengurangi kebutuhan kalori, karena mengganggu
proses metabolisme tubuh dan menyebabkan ASI rusak.
2) Protein
Kebutuhan protein yang dibutuhkan adalah 3 porsi per hari.
Satu protein setara dengan tiga gelas susu, dua butir telur, lima
putih telur, 120 gram keju, 1¾ gelas yoghurt, 120-140 gram
ikan/daging/unggas, 200-240 gram tahu atau 5-6 sendok selai
kacang.
3) Kalsium dan vitamin D
Kalsium dan vitamin D berguna untuk pembentukan tulang
dan gigi. Kebutuhan kalsium dan vitamin D didapat dari minum
susu rendah kalori atau berjemur di pagi hari. Konsumsi kalsium
pada masa menyusui meningkat menjadi 5 porsi per hari. Satu
21
setara dengan 50-60 gram keju, satu cangkir susu krim, 160 gram
ikan salmon, 120 gram ikan sarden, atau 280 gram tahu kalsium.
4) Magnesium
Magnesium dibutuhkan sel tubuh untuk membantu gerak otot,
fungsi syaraf dan memperkuat tulang. Kebutuhan megnesium
didapat pada gandum dan kacang-kacangan.
5) Sayuran hijau dan buah
Kebutuhan yang diperlukan sedikitnya tiga porsi sehari. satu
porsi setara dengan 1/8 semangka, 1/4 mangga, ¾ cangkir brokoli,
½ wortel, ¼-1/2 cangkir sayuran hijau yang telah dimasak, satu
tomat.
6) Karbohidrat kompleks
Selama menyusui, kebutuhan karbohidrat kompleks
diperlukan enam porsi per hari. Satu porsi setara dengan ½ cangkir
nasi, ¼ cangkir jagung pipil, satu porsi sereal atau oat, satu iris roti
dari bijian utuh, ½ kue muffin dari bijian utuh, 2-6 biskuit kering
atau crackers, ½ cangkir kacang-kacangan, 2/3 cangkir kacang
koro, atau 40 gram mi/pasta dari bijian utuh.
7) Lemak
Rata-rata kebutuhan lemak dewasa adalah 41/2 porsi lemak
(14 gram per porsi) perharinya. Satu porsi lemak sama dengan 80
gram keju, tiga sendok makan kacang tanah atau kenari, empat
sendok makan krim, secangkir es krim, ½ buah alpukat, dua
22
sendok makan selai kacang, 120-140 gram daging tanpa lemak,
sembilan kentang goreng, dua iris cake, satu sendok makan
mayones atau mentega, atau dua sendok makan saus salad.
8) Garam
Selama periode nifas, hindari konsumsi garam berlebihan.
Hindari makanan asin seperti kacang asin, keripik kentang atau acar.
9) Cairan
Konsumsi cairan sebanyak 8 gelas per hari. Minum
sedikitnya 3 liter tiap hari. Kebutuhan akan cairan diperoleh dari
air putih, sari buah, susu dan sup.
10) Vitamin
Kebutuhan vitamin selama menyusui sangat dibutuhkan.
Vitamin yang diperlukan antara lain:
a) Vitamin A yang berguna bagi kesehatan kulit, kelenjar serta
mata. Vitamin A terdapat dalam telur, hati dan keju. Jumlah
yang dibutuhkan adalah 1,300 mcg.
b) Vitamin B6 membantu penyerapan protein dan meningkatkan
fungsi syaraf. Asupan vitamin B6 sebanyak 2,0 mg per hari.
Vitamin B6 dapat ditemui di daging, hati, padi-padian, kacang
polong dan kentang.
c) Vitamin E berfungsi sebagai antioksidan, meningkatkan stamina dan
daya tahan tubuh. Terdapat dalam makanan berserat, kacang-kacangan,
minyak nabati dan gandum.
23
11) Zinc (seng)
Berfungsi untuk kekebalan tubuh, penyembuhan luka dan
pertumbuhan. Kebutuhan zinc didapat dalam daging, telur dan
gandum. Enzim dalam pencernaan dan metabolisme memerlukan
seng. Kebutuhan seng setiap hari sekitar 12 mg. Sumber seng
terdapat pada seafood, hati dan daging.
12) Dokosa Heksanoid Acid (DHA)
DHA penting untuk perkembangan daya lihat dan mental
bayi. Asupan DHA berpengaruh langsung pada kandungan dalam
ASI. Sumber DHA ada pada telur, otak, hati dan ikan.
d. Gizi seimbang masa nifas
Pedoman umum gizi seimbang harus diaplikasikan dalam
penyajian hidangan yang memenuhi syarat gizi yang dikenal dengan
menu seimbang. Menu seimbang adalah menu yang terdiri dari
beraneka ragam makanan dalam jumlah dan proporsi yang sesuai
sehingga memenuhi kebutuhan gizi seseorang guna pemeliharaan dan
perbaikan sel – sel tubuh dan proses kehidupan serta pertumbuhan dan
perkembangan (Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, 2010).
Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat (2010),
mengeluarkan pedoman praktis untuk mengatur makanan sehari–hari
yang seimbang tertuang dalam 13 pesan dasar sebagai berikut :
1) Konsumsi makanan yang beraneka ragam
2) Konsumsi makanan untuk memenuhi kecukupan energi
24
3) Makanlah sumber karbohidrat, setengah dari kebutuhan energi
4) Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari
kebutuhan energi
5) Gunakan garam beryodium
6) Mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi (Fe), seperti
sayuran yang berwarna hijau
7) Berikan ASI saja kepada bayi sampai umur 6 bulan
8) Biasakan makan pagi
9) Minum air bersih yang sudah dimasak agar aman dikonsumsi
10) Lakukan kegiatan fisik dan olah raga secara teratur
11) Hindari minum minuman berakohol
12) Makan–makanan yang aman bagi kesehatan
13) Baca label pada makanan yang di kemas sebelum dikonsumsi
e. Bahaya kurang gizi pada ibu nifas
Menurut Sulistyawati (2009), kurang gizi pada ibu nifas dapat
menyebabkan beberapa hal antara lain adalah sebagai berikut :
1) Penyembuhan luka perinium
Faktor gizi terutama protein akan sangat mempengaruhi
terhadap proses penyembuhan luka terhadap perinium karena
jaringan sangat membutuhkan protein dan apabila ibu mengalami
kurang gizi membuat penyembuhan luka perineumnya lebih
lambat.
25
2) Produksi ASI
Ibu dengan masalah gizi kurang tetap mampu memproduksi ASI,
namun jika berlangsung lama dapat mempengaruhi beberapa zat gizi yang
terdapat pada ASI. Kuantitas komponen imundalam ASI pun akan menurun
seiring memburuknya status gizi ibu. Asupan energi ibu nifas yang kurang
sari 1500 kalori/hari dapat menyebabkan terjadinya penurunan total lemak
serta terjadi perubahan asam lemak.
Asupan kalori ibu yang menyusui yang kurang dari 1500-1700
kalori dapat mengurangi 15% volume ASI. Hal yang harus menjadi perhatian
adalah bahwa apabila kebutuhan gizi ibu menyusui tidak terpenuhi maka
kebutuhan gizi untuk pembentukan ASI akan di ambil dari cadangan yang
ada pada ibu. Kondisi ini akan menyebabkan ibu mengalami defisiensi zat
besi sehingga meningkatkan resiko timbulnya penyakit. Jika hal ini
berlangsung lama, kualitas ASI akan menurun, sehingga akan berdampak
buruk juga pada bayinya. Berat badan bayi akan sulit bertambah dan sangat
memungkinkan bayinya akan mengalami berbagai penyakit akibat
kekurangan gizi serta memudahkan terserang penyakit.
Kekurangan gizi pada ibu nifas menimbulkan gangguan kesehatan
pada ibu dan bayinya. Gangguan pada ibu adalah terganggunya proses
pemulihan kondisi tubuh setelah melahirkan. Gangguan pada bayi meliputi
proses pertumbuhan dan perkembangan anak terganggu, bayi mudah sakit,
mudah terkena infeksi. Kekurangan zat–zat esensial menimbulkan gangguan
pada mata akibat kekurangan vitamin A, gangguan pada tulang akibat
kekurangan vitamin D (Proverawati, 2009).
26
B. Kerangka Teori
Gambar 2.1 Kerangka Teori
Sumber : Notoatmodjo (2007), Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat
(2012), Lusa (2010), Proverawati (2009) (Modifikasi)
Pengetahuan
Faktor internal
1. Pendidikan
2. Minat
3. Pengalaman
4. Usia
Faktor eksternal
1. Ekonomi
2. Informasi
3. Kebudayaan/Lingkungan
Gizi masa nifas
1. Pengertian
2. Kebutuhan gizi ibu nifas
3. Zat-zat yang dibutuhkan
ibu nifas
4. Gizi seimbang masa
nifas
5. Bahaya kurang gizi pada
ibu nifas
27
C. Kerangka Konsep Penelitian
diteliti
tidak diteliti
Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian
Tingkat Pengetahuan ibu nifas
tentang gizi pada saat nifas
Baik
Cukup
Kurang
Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan:
Faktor internal :
1. Pendidikan
2. Minat
3. Pengalaman
4. Usia
Faktor eksternal :
1. Ekonomi
2. Informasi
3. Kebudayaan/Lingkungan
28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Deskriptif adalah
statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran
terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi dengan data
berbentuk kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau
data kualitatif yang diangkakan (skoring) (Sugiyono, 2010).
Rancangan penelitian dalam penelitian ini adalah menggunakan
pendektan cross sectional dimana data yang menyangkut variabel bebas atau
risiko dan variabel terikat atau variabel akibat akan dikumpulkan dalam waktu
yang bersamaan (Notoatmodjo, 2010).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi penelitian
Lokasi merupakan tempat atau lokasi pengambilan penelitian
(Notoatmodjo, 2010). Lokasi penelitian ini adalah di RSUD Dr. Moewardi
Surakarta.
2. Waktu penelitian
Waktu penelitian adalah rentang waktu yang digunakan untuk
pelaksanaan penelitian (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini dilaksanakan
pada 22 Maret – 15 April 2014.
29
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau
subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
(Sugiyono, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah adalah ibu nifas
yang melahirkan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Ibu nifas yang
melahirkan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta pada bulan Oktober 2013
adalah sebanyak 235 ibu nifas.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti
(Sugiyono, 2010). Menurut Arikunto (2010), apabila subjeknya kurang
dari 100 lebih baik diambil semua, tetapi jika jumlah subjeknya besar,
dapat diambil antara 10-15% - 20-25% atau lebih. Berdasarkan hal
tersebut karena sampel lebih dari 100 maka dalam penelitian ini diambil
sampel sebanyak 15% dari populasi (15% x 235) = 35,3 ibu nifas. Sampel
dalam penelitian ini adalah ibu nifas di RSUD Dr. Moewardi Surakarta
sebanyak 35 orang.
3. Teknik pengambilan sampel
Teknik pengambilan sampel adalah cara di dalam pengambilan
sampel (Sugiyono, 2010). Teknik pengambilan sampel yang digunakan
pada penelitian ini adalah simple random sampling. Simple random
sampling adalah teknik pengambilan sampel yang dilakukan secara acak
30
sehingga setiap kasus atau elemen dalam populasi memiliki kesempatan
yang sama besar untuk dipilih sebagai sampel penelitian.
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang
hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Variabel
dalam penelitian ini merupakan variabel tunggal yaitu pengetahuan ibu nifas
tentang gizi masa nifas.
E. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan definisi yang membatasi ruang lingkup
atau pengertian variabel-variabel yang diamati atau diteliti
(Notoatmodjo, 2010). Definisi operasional variabel dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1. Definisi Operasional Variabel
Variabel Definisi Operasional Parameter dan
kriteria
Alat ukur Skala
Ukur
Pengetahuan
ibu nifas
tentang gizi
masa nifas
Segala sesuatu
informasi yang
diketahui dan
dimengerti oleh ibu
nifas tentang gizi
yang dibutuhkan
pada saat masa nifas
1. Baik bila
(x) > mean + 1
SD
2. Cukup : bila
mean - 1 SD
x mean + 1
SD
3. Kurang : bila
(x) < mean – 1
SD
(Riwidikdo, 2013)
Kuesioner Ordinal
31
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk
pengumpulan data (Notoatmodjo, 2010). Instrumen penelitian ini
menggunakan kuesioner untuk mengetahui pengetahuan ibu nifas tentang gizi
masa nifas. Jenis kuesioner dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup.
Menurut Sumarsono (2004), kuesioner tertutup adalah kuesioner yang bila
responden hanya diberi kesempatan untuk memilih jawaban yang telah
disediakan yaitu jawaban benar dan salah.
1. Kisi-kisi kuesioner
Kisi-kisi kuesioner pengetahuan ibu nifas tentang gizi masa nifas dapat
dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 3.2. Kisi-kisi kuesioner
Variabel Sub Variabel No. Item
Jumlah Favourable unfavourable
Tingkat
pengetahuan
Ibu nifas
tentang gizi
masa nifas
Pengertian 1,2 3*,4 4
Kebutuhan gizi
ibu nifas
5,6,7*,8 9*,10 6
Zat yang
dibutuhkan ibu
nifas
11,12,13,14,
15,16,17,18,
19,20
21,22,23 13
Gizi seimbang
masa nifas
24,25,26 27,28 5
Bahaya kurang
gizi pada ibu
nifas
29,30,31 32,33 5
22 11 33
* nomor kuesioner yang tidak valid
2. Cara Penilaian
Skala pengukuran data yang digunakan dalam kuesioner ini adalah
skala Guttman yaitu skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan
memberikan jawaban yang tegas seperti jawaban dari pertanyaan atau
32
pernyataan: ya dan tidak, positif dan negatif, setuju dan tidak setuju, benar
dan salah (Hidayat, 2007). Jenis pernyataan kuesioner berupa favourable
yaitu pernyataan positif dimana jika responden memilih jawaban “benar”
nilai 1 (satu) jika “salah” nilai 0 (nol) sedangkan pernyataan unfavourable
yaitu pernyataan negatif jika responden memilih jawaban “benar” nilai 0
(nol) jika “salah” nilainya 1 (satu). Pengisian kuesioner tersebut dengan
memberi tanda checklist (√) pada jawaban yang dianggap benar.
Sebelum digunakan untuk penelitian, kuesioner dilakukan uji
validitas dan reliabilitas di RSUD Dr. Moewardi Surakarta pada 30 ibu
nifas di luar sampel penelitian.
a. Uji validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang dapat menunjukkan
tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto, 2010).
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
seharusnya hendak diukur. Uji validitas ini menggunakan korelasi
product moment. Rumus korelasi product moment adalah:
Keterangan:
rxy : Koefisien korelasi product moment
n : Jumlah responden
x : Skor pertanyaan
y : Skor total
}y - y{n }x x {
y) .x ( - xy)n.(
222 2 yy2xx
y)x xy
nrxy
33
xy : Skor pertanyaan dikalikan skor total
Instrumen atau kuesioner dikatakan valid jika p value < 0,05 (Ghozali,
2009).
Hasil uji validitas pada 33 pernyataan pada tanggal 13 – 20 Maret
2014 diketahui bahwa sebanyak 30 item pernyataan dinyatakan valid
dimana p value < 0,05 dengan taraf signifikansi 5%. Sedangkan
sebanyak 3 item pernyataan yaitu nomor 3, 7 dan 9 dinyatakan tidak
valid karena p value > 0,05. Item pernyataan yang tidak valid tersebut
kemudian dibuang dan tidak digunakan dalam pernyataan.
b. Uji reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data
karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan
bersifat tendensius, mengarahkan responden memilih jawaban-jawaban
tertentu. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya,
maka berapa kalipun diambil tetap akan sama hasilnya
(Arikunto, 2010).
Untuk menguji reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan
Alpha Chronbach. Rumus Alpha Chronbach adalah sebagai berikut:
t
b
k
kr
2
2
11 11 t2
b2
Keterangan:
r11 = Reliabilitas Instrument
k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
34
∑σb2
= Jumlah varian butir
σt2
= Varians total
Dinyatakan reliabel bila nilai alpha cronbach’s > rkriteria (0,70)
(Ghozali, 2009). Hasil uji reliabilitas diperoleh nilai cronbach alpha
sebesar 0,884 > 0,70 sehingga dinyatakan reliabel.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan
data (Sugiyono, 2010). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini antara
lain adalah :
1. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh sacara langsung diambil dari
obyek atau subyek penelitian oleh peneliti (Riwidikdo, 2009). Dalam
penelitian ini yang termasuk data primer adalah hasil kuesioner
pengetahuan ibu nifas tentang gizi masa nifas.
2. Data sekunder
Data sekunder merupakan data yang didapatkan tidak secara
langsung dari subyek penelitian (Riwidikdo, 2009). Data sekunder
diperoleh dari data rekam medis rumah sakit. Dalam penelitian ini yang
termasuk data sekunder adalah jumlah ibu nifas di RSUD Dr. Moewardi
Surakarta yang diperoleh dari data rekam medis.
35
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan data
Proses pengolahan data menurut Arikunto (2010), adalah:
a. Editing
Kegiatan ini dilakukan dengan cara memeriksa data hasil jawaban dari
kuesioner yang telah diberikan kepada responden dan kemudian
dilakukan koreksi apakah telah terjawab dengan lengkap. Editing
dilakukan di lapangan sehingga bila terjadi kekurangan atau tidak
sesuai dapat segera dilengkapi.
b. Coding
Kegiatan ini memberi kode angka pada kuesioner terhadap tahap-tahap
dari jawaban responden agar lebih mudah dalam pengolahan data
selanjutnya. Dalam penelitian ini penentuan koding adalah sebagai
berikut :
1) Jawaban benar kode 1
2) Jawaban salah kode 0
c. Entry data
Kegiatan ini memasukkan data dalam program komputer untuk
dilakukan analisis lanjut.
d. Tabulating
Kegiatan ini dilakukan dengan cara menghitung data dari jawaban
kuesioner responden yang sudah diberi kode, kemudian dimasukkan ke
dalam tabel.
36
2. Analisis data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan analisis univariat yaitu menganalisis terhadap tiap variabel
dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan
prosentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010).
Sebelum menentukan tingkat pengetahuan terlebih dahulu peneliti
menghitung nilai mean dan Standard Deviation. Menurut Riwidikdo
(2013), rumus menghitung nilai mean dan Standard Deviation yaitu :
a. Mean
Keterangan :
X : Mean
n : jumlah responden
xi : nilai responden
b. Standard deviation
Keterangan :
SD : Standard Deviation
xi : nilai responden
n : jumlah responden
nX
xi0
n
i
1
2
2
SD1n
n
xiXI
37
Setelah didapatkan hasil nilai mean dan Standard Deviation tiap
responden kemudian hasil tersebut dimasukkan dalam skala pengetahuan.
Menurut Riwidikdo (2013), hasil untuk mengetahui tingkat pengetahuan
ditunjukan pada skala pengukuran sebagai berikut :
1) Pengetahuan baik : (x) > mean + 1SD
2) Pengetahuan cukup : mean – 1SD ≤ x ≤ mean + 1SD
3) Pengetahuan kurang : (x) < mean – 1SD
Analisa secara deskriptif ini nantinya menghasilkan distribusi persentase
dari setiap variabel dan disajikan dalam bentuk narasi tabel dan diagram-
diagram. Rumus prosentase untuk jumlah ibu nifas tentang pengetahuan
masa nifas menurut tingkat pengetahuan adalah :
Jumlah ibu menurut tingkat pengetahuan
Skor Prosentase = –––––––––––––––––––––––––––––––––––––– x 100%
Jumlah responden
I. Etika Penelitian
Menurut Hidayat (2007), masalah etika penelitian yang harus
diperhatikan antara lain adalah sebagai berikut:
1. Informed consent
Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti
dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.
Infomed consent diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan
memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan
informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan
38
penelitian, mengetahui dampaknya. Apabila responden bersedia, maka
mereka harus menandatangani lembar persetujuan tersebut.
2. Anonimity (tanpa nama)
Masalah etika merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam
penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau
mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya
menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang
akan disajikan.
3. Kerahasiaan (confidentiality)
Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan
kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah
lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya
oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada
hasil riset
J. Jadwal Penelitian
Bagian ini menguraikan langkah-langkah kegiatan dari mulai menyusun
proposal penelitian sampai dengan penulisan laporan penelitian, beserta waktu
berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan tersebut (Notoatmodjo, 2010).
Tabel jadwal penelitian (terlampir).
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Lokasi Penelitian
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta merupakan rumah
sakit tipe A. RSDM Surakarta adalah salah satu rumah sakit yang mempunyai
standar mutu pelayanan ISO 9000. Standar pelayanan ini berorientasi pada
kepuasan pelanggan dan merupakan standar komprehensif bagi perusahaan
pelayanan jasa seperti RSDM Surakarta.
RSUD Dr.Moewardi Surakarta, terletak di Jl. Kolonel Soetarto 132
Jebres Surakarta. RSUD Dr.Moewardi Surakarta merupakan rumah sakit
rujukan yang memberikan pelayanan kesehatan dengan mutu yang setinggi-
tingginya dan melaksanakan fungsi pendidikan kesehatan di rumah sakit
dengan sebaik-baiknya yang diabdikan bagi kepentingan peningkatan derajat
kesehatan masyarakat.
Secara umum RSUD Dr. Moewardi Surakarta melayani rawat jalan dan
rawat inap. Rawat inap tersebut termasuk rawat inap kebidanan mulai dari
kelas VIP sampai dengan kelas III. Bangsal Mawar 1 adalah ruang rawat inap
kebidanan kelas III yang terdiri dari kehamilan, persalinan, nifas, dan
ginekologi.
Visi RSUD Dr. Moewardi Surakarta adalah menjadi pilihan utama
masyarakat Jawa Tengah tahun 2010, dengan menjalankan misinya:
menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu prima dan memuaskan,
memberikan pelayanan yang terjangkau bagi semua golongan masyarakat, dan
40
memberikan kontribusi nyata untuk pendidikan dan penelitian kesehatan yang
terintegrasi dengan pelayanan dalam rangka peningkatan mutu sumber daya
manusia dan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan.
B. Hasil Penelitian
1. Karakteristik responden
Responden dari penelitian ini adalah ibu nifas di RSUD Dr. Moewardi
Surakarta. Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi : umur,
pendidikan dan pekerjaan. Karakteristik responden diuraikan sebagai
berikut :
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
No Umur Frekuensi Prosentase
(%)
1
2
3
< 20 th
20-35 th
> 35 th
1
32
2
2,9
91,4
5,7
Jumlah 35 100
Sumber : Data primer, April 2014
Berdasarkan tabel tersebut didapatkan hasil bahwa responden
dengan umur kurang dari 20 tahun sebanyak 1 orang (2,9%), umur 20 – 35
tahun sebanyak 32 orang (91,4%) dan lebih dari 35 tahun sebanyak 2
orang (5,7%), sehingga mayoritas responden berumur antara 20 – 35 tahun
(91,4%).
Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
No Pendidikan Frekuensi Prosentase (%)
1
2
3
4
SD
SMP
SMA
PT
1
12
17
5
2,8
34,3
48,6
14,3
Jumlah 35 100
41
Sumber : Data primer, April 2014
Berdasarkan hasil tersebut didapatkan bahwa responden dengan
tingkat pendidikan SD sebanyak 1 orang (2,8%), pendidikan SMP
sebanyak 12 orang (34,3%), pendidikan SMA sebanyak 17 orang (48,6%)
dan Perguruan Tinggi sebanyak 5 orang (14,3%), sehingga mayoritas
tingkat pendidikan adalah SMA sebanyak 17 orang (48,6%).
Tabel 4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
No Pekerjaan Frekuensi Prosentase
(%)
1
2
3
4
IRT
Wiraswasta
Swasta
PNS
15
4
14
2
42,9
11,4
40,0
5,7
Jumlah 35 100
Sumber : Data primer, April 2014
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil bahwa responden
sebagai Ibu Rumah Tangga sebanyak 15 orang (42,9%), wiraswasta
sebanyak 4 orang (11,4%), swasta sebanyak 14 orang (40,0%) dan PNS
sebanyak 2 orang (5,7%), sehinggga mayoritas responden adalah Ibu
Rumah Tangga (IRT) sebanyak 15 orang (42,9%).
2. Analisis Data
Berdasarkan hasil pengolahan data didapatkan nilai mean sebesar
18,46 dan standar deviasi sebesar 6,03 seperti tertera pada tabel 4.4. di
bawah ini :
42
Tabel 4.4 Nilai Mean dan Standar Deviasi
Variabel Mean Std. Deviation
Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang
gizi masa nifas 18,46 6,03
Sumber : Data primer, April 2014
Hasil perhitungan mean dan standar deviasi tingkat pengetahuan ibu
nifas tentang gizi masa nifas menggunakan program SPSS (Statistical
Package for Social Science) di mana dari hasil perhitungan tersebut dapat
dikategorikan menjadi 3 tingkat pengetahuan sebagai berikut :
a. Baik, bila nilai responden yang diperoleh sebagai berikut :
: (x) > mean +1 SD
: (x) > 18,46 + 1 (6,03)
: (x) > 24,49
Jadi pengetahuan baik jika nilai responden > 24,49
b. Cukup, bila nilai responden yang diperoleh sebagai berikut :
: mean -1 SD x mean + 1 SD
: 18,46 – 1 (6,03) x 18,46+ 1 (6,03)
: 12,43 x 24,49
Jadi pengetahuan cukup jika nilai responden : 12,43 x 24,49
c. Kurang, bila nilai responden yang diperoleh sebagai berikut :
: (x) < mean–1 SD
: (x) < 18,46 – 1 (6,03)
: (x) < 12,43
Jadi pengetahuan kurang jika nilai responden < 12,03
43
Tabel 4.5 Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Gizi masa Nifas
No Pengetahuan Frekuensi Prosentase
(%)
1
2
3
Baik
Cukup
Kurang
9
18
8
25,7
51,4
22,9
Jumlah 35 100
Sumber : Data Primer, April, 2014
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa tingkat pengetahuan
ibu nifas tentang gizi masa nifas di RSUD Dr. Moewardi Surakarta pada
kategori baik sebanyak 9 responden (25,7%), kategori cukup sebanyak 18
responden (51,4%) dan kategori kurang sebanyak 8 orang (22,9%), jadi
tingkat pengetahuan ibu nifas tentang gizi masa nifas yang paling banyak
pada kategori cukup yaitu sebanyak 18 responden (51,4%).
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 35 responden menunjukkan
bahwa tingkat pengetahuan ibu nifas tentang gizi masa nifas pada kategori
baik sebanyak 9 responden (25,7%), kategori cukup sebanyak 18 responden
(51,4%) dan kategori kurang sebanyak 8 orang (22,9%), jadi tingkat
pengetahuan ibu nifas tentang gizi masa nifas yang paling banyak pada
kategori cukup yaitu sebanyak 18 responden (51,4%).
Hasil penelitian ini mendukung penelitian terdahulu dari Rini (2013),
dengan hasil bahwa tingkat pengetahuan ibu nifas tentang gizi masa nifas di
RSUD Pandan Arang Boyolali dengan hasil bahwa mayoritas mempunyai
pengetahuan cukup sebanyak 24 responden (80%). Hasil penelitian ini juga
mendukung penelitian dari Holidiyah (2013) mayoritas ibu mempunyai
44
pengetahuan yang cukup (61,1%) tentang menu gizi seimbang di BPS Tri
Wahyuni Kecamatan Pajarakan Kabupaten Probolinggo. Berdasarkan hal
tersebut maka dengan pengetahuan cukup dari ibu nifas tersebut membuat ibu
mengerti tentang gizi pada masa nifas.
Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan (knowledge) adalah hasil
tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan “what”. Faktor yang
mempengaruhi pengetahuan yaitu pendidikan, pekerjaan, umur, minat,
pengalaman, kebudayaan lingkungan sekitar dan informasi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kategori tingkat pengetahuan ibu
nifas tentang gizi masa nifas di RSUD Dr. Moewardi Surakarta tahun 2014
kemungkinan dipengaruhi faktor umur, pendidikan dan pekerjaan. Umur dapat
dikaitkan dengan pengalaman, semakin tua umur maka semakin banyak
pengalaman yang didapat dan semakin banyak pula informasi yang diperoleh.
Semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima
informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang
dimilikinya. Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh
pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak
langsung, dimana dengan sebagai ibu rumah tangga maka ibu dapat
mempunyai waktu luang untuk memperoleh informasi melalui media cetak
dan media elektronik (Notoatmodjo, 2010).
45
D. Keterbatasan
Beberapa keterbatasan dan kendala dalam penelitian ini antara lain
adalah sebagai berikut :
1. Kelemahan Penelitian
Kelemahan dalam penelitian ini adalah pada saat penelitian, banyak
responden yang kurang pahan tentang pernyataan yang diajukan pada
peneliti sehingga peneliti menjelaskan terlebih dahulu tentang kuesioner
tersebut.
2. Kendala penelitian
Kendala dalam penelitian ini yaitu :
a. Variabel penelitian
Variabel dalam penelitian ini merupakan variabel tunggal sehingga
tidak mengetahui apakah ibu nifas sudah mengkonsumsi gizi yang
sesuai atau belum.
b. Kuesioner
Bentuk kuesioner dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup di
mana responden hanya menjawab benar dan salah, sehingga kurang
memperoleh informasi secara lebih mendalam.
46
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang gizi selama masa nifas
di RSUD Dr. Moewardi Surakarta tahun 2014 pada tingkat baik sebanyak
9 responden (25,7%).
2. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang gizi masa nifas di
RSUD Dr. Moewardi Surakarta tahun 2014 pada tingkat cukup sebanyak
18 responden (51,4%).
3. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang gizi masa nifas di
RSUD Dr. Moewardi Surakarta tahun 2014 pada tingkat kurang sebanyak
8 responden (22,9%)
B. Saran
1. Bagi Institusi Pendidikan
Institusi pendidikan hendaknya menambah sumber referensi, sumber
bacaan dan bahan pengajaran terutama yang berkaitan dengan gizi pada
masa nifas
2. Bagi Bidan atau Tenaga Kesehatan
Bagi bidan atau tenaga kesehatan agar lebih meningkatkan pelayanan
terutama dalam memberikan penyuluhan tentang gizi pada masa nifas.
47
\
3. Bagi Ibu Nifas
Ibu nifas hendaknya berusaha untuk terus meningkatkan dan
mengembangkan pengetahuan dengan mengikuti penyuluhan, banyak
membaca buku yang berkaitan tentang gizi pada masa nifas atau dengan
menambah pengetahuan tentang gizi pada nifas dari berbagai informasi
yang diperoleh melalui media elektronik maupun media` massa sehingga
dapat mengkonsumsi gizi pada masa nifas sehari-hari.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti yang akan melakukan penelitian dengan
mengembangkan variabel agar hasil yang diperoleh lebih valid, misalnya
adalah melakukan penelitian tentang hubungan konsumsi gizi padamasa
nifas dengan status gizi balita dan juga melakukan wawancara secara
mendalam kepada responden.
\
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, R. 2012. Gizi Ibu Nifas.http://rizkiauliarahmawati2012.blogspot.com. 19
Nopember 2013.
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Bahiyatun. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta : EGC.
Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat. 2010. Gizi dan Kesehatan
Masyarakat. Jakarta. Rajawali Pers.
Departemen Kesehatan RI. 2009. Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat
Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Direktorat Bina Kesehatan Ibu.
Ghozali, I. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang
: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hidayat, AA. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknis Analisis Data.
Jakarta: Salemba Medika.
Marmi. 2012. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas “Peuperium Care”.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Mas’adah dan Sukesi. 2010. Hubungan Antara Kebiasaan Berpantang Makanan
Tertentu Dengan Penyembuhan Luka Perineum Pada Ibu Nifas. Jurnal
Penelitian Kesehatan Suara Forikes. Edisi Khusus Hari Kesehatan
Internasional, Hardiknas dan Hari Bidan.
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Pratitis dan Kamidah. 2013. Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Hamil Tentang
Tanda Bahaya Kehamilan Dengan Kepatuhan Pemeriksaan Kehamilan di
BPS Ernawati Boyolali. Gaster. Vol 10. No. 2. Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Aisyiyah Surakarta
Proverawati, A, 2009. Buku Ajar Gizi Untuk Kebidanan. Yogyakarta : Nuha
Medika.
Purba, A. 2010. Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Manfaat Pos Pelayanan
Terpadu (Posyandu) Di Kelurahan Mekar Sentosa Kecamatan Rambutan
Tahun 2010. Jurnal Bunda Sejati. Volume III No. 5. Serang : Akademi
Kebidanan Bina Husada.
\
Purwitasari, D dan Maryanti, D. 2009. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi.
Yogyakarta : Nuhamedika.
Riwidikdo, H. 2013. Statistik Untuk Penelitian Kesehatan dengan Aplikasi
Program R dan SPSS. Yogyakarta : Mitra Cendekia Press.
Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Sulistyawati, A. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ibu Nifas. Yogyakarta :
Andi.
Sumarsono. S. 2004. Metode Riset Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : Graha
Ilmu.
Waryana. 2010. Gizi Reproduksi. Pustaka Rihama : Yogyakarta.