99
TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ANGKATAN 2017-2018 MENGENAI HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PENYAKIT JANTUNG REUMATIK PADA ANAK SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran Oleh : N. KUGASHINI NADARAJAN 170100251 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DAN PROFESI DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2021 Universitas Sumatera Utara

TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS

KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

ANGKATAN 2017-2018 MENGENAI HUBUNGAN STATUS

GIZI DENGAN PENYAKIT JANTUNG REUMATIK PADA

ANAK

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Kedokteran

Oleh :

N. KUGASHINI NADARAJAN

170100251

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DAN PROFESI DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2021

Universitas Sumatera Utara

Page 2: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara Angkatan 2017 - 2018 Mengenai Hubungan Status

Gizi Dengan Penyakit Jantung Reumatik Pada Anak” sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran pada Program Studi Pendidikan

Dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyusunan skripsi ini tentu tidak terlepas dari bantuan dan dukungan

berbagai pihak. Untuk kesempatan ini ;

1. Dr. dr. Aldy S. Rambe, Sp. S (K) selaku Dekan Fakultas Kedokteran

Universitas Utara.

2. Dr. dr. Tina Christina L. Tobing, M.Ked (Ped), Sp. A (K) selaku Dosen

Pembimbing penulis yang sangat baik hati, selalu memberikan waktu, tenaga,

memberikan arahan, saranan, ilmu, tunjuk ajar serta semangat yang sangat penulis

bersyukur sehingga proses skripsi dapat terselesai dengan lancar.

3. dr. Andre Pasha Ketaren, M.Ked (Cardio), Sp. JP selaku Ketua Penguji

dan dr. Badai Buana Nasution, M. Ked (Ped), Sp. A (K) selaku Anggota Penguji

yang telah memberikan saranan dan masukan yang amat membantu kepada penulis

dalam menyelesaikan skripsi.

4. Dr. dr. Delyuzar, M. Ked (PA), Sp. PA (K) sebagai dosen penasehat

akademik penulis selama menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara. Penulis mengucapkan ribuan terima kasih serta

penghormatan atas bimbingan selama masa pendidikan penulis.

5. Seluruh staf pengajar dan dosen Fakultas Kedokteran Universitas

Sumatera Utara yang telah memberikan banyak ilmu dan tunjuk ajar kepada penulis

selama masa pendidikan.

Universitas Sumatera Utara

Page 3: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

ii

6. Staf Bagian Pendidikan, staf MEU dan staf Komisi Etik Fakultas

Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang telah banyak mambantu,

memberikan pencerahan dan melancarkan proses skripsi penulis selama proses

skripsi.

7. Ibunda, nenek, adik kandung yang penulis hormati dan sayangi dan

penulis telah diberikan banyak doa, perhatian, dukungan dan motivasi selama

proses skripsi. Penulis mengucapkan ribuan terima kasih dan rasa bersyukur

kepada keluarga penulis.

8. Teman-teman terdekat dan seperjuangan Fakultas Kedokteran Universitas

Sumatera Utara yang selama ini berbagi ilmu dan membantu dalam setiap kesulitan

sehingga skripsi ini dapat terselesai dan sampai meyelesaikan studi bersama - sama

di kampus.

9. Semua pihak yang telah memberikan pertolongan dan semangat secara

langsung maupun tidak langsung kepada penulis selama proses skripsi.

Semoga segala kebaikan dan pertolongan semuanya mendapatkan berkah dari

Tuhan Yang Maha Berkuasa. Akhir kata, penulis masih menyadari bahwa isi karya

tulis ilmiah ini masih perlu mendapatkan koreksi dan masukan untuk

kesempurnaannya dan penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, Nopember 2020.

Penulis,

N. Kugashini A/P Nadarajan

Universitas Sumatera Utara

Page 4: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN

Halaman Pengesahan……………………………………………… i

Kata Pengantar……………………………………………………. ii

Daftar Isi…………………………………………………………… iv

Daftar Gambar…………………………………………………….. viii

Daftar Tabel………………………………………………………... ix

Daftar Lampiran…………………………………………………… x

Daftar Singkatan…………………………………………………… xi

Abstrak……………………………………………………………… xii

Abstract……………………………………………………………… xiii

BAB I. PENDAHULUAN………………………………………….. 1

1.1. Latar belakang………………………………………… 2

1.2. Rumusan Masalah…………………………………..… 2

1.3. Tujuan Penelitian……………………………………… 2

1.3.1 Tujuan Umum…………………………..….……. 2

1.3.2 Tujuan Khusus…………………………………… 3

1.4. Manfaat Penelitian……………………….…….……… 3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA……………………………..….….. 4

2.1 Penyakit Jantung Reumatik (PJR)……………….…… 4

2.1.1 Definisi PJR……………………………………….. 4

2.1.2 Epidemiologi PJR…………………………….…… 4

2.1.3 Etiologi PJR……………………………………….. 5

2.1.4 Faktor Risiko PJR……………………………......... 6

2.1.5 Patofisiologi PJR………………………………..…. 6

2.1.6 Penegakan Diagnosis PJR…………………..…..…. 7

2.1.7 Diagnosis Banding PJR……………………..…..…. 10

Universitas Sumatera Utara

Page 5: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

iv

HALAMAN

2.1.8 Penatalaksanaan PJR………………………..……… 11

2.1.9 Pencegahan PJR………………………………… 14

2.1.10 Komplikasi PJR……………………………….. 14

2.1.11 Prognosis PJR…………………………………. 14

2.2 Demam Reumatik (DR)……………………………… 15

2.2.1 Diagnosis DR…………………………………… 15

2.2.2 Penegakan Diagnosis DR………………………. 19

2.3 Status Gizi……………………………………………. 20

2.3.1 Definisi Status Gizi…………………………….. 20

2.3.2 Klasifikasi Status Gizi………………………….. 21

2.3.3 Cara Penilaian Status Gizi……………………… 22

2.3.4 Pemeriksaan Antropometris………………….…. 24

2.3.5 Komponen Penilaian Berat Badan dan Usia……. 25

2.3.6 Standar Penilaian Status Gizi…………………… 25

2.4 Hubungan Status Gizi dengan PJR…………………..… 26

2.5 Kerangka Teori………………………………………… 28

2.6 Kerangka Konsep………………………………….…… 29

BAB III. METODE PENELITIAN……………………………….. 30

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian………………………… 30

3.2 Lokasi Penelitian……………………………………….. 30

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian………………………… 31

3.3.1 Populasi Penelitian……………………………….. 31

3.3.2 Sampel Penelitian………………………………… 31

3.3.3 Kriteria Inklusi dan Eksklusi…………………….. 32

3.3.4 Teknik Pengambilan Sampel…………………….. 32

3.3.5 Metode Pengumpulan Data……………………….. 32

3.3.6 Alat Ukur…………………………………………. 33

3.3.7 Variabel penelitian…………………………….….. 34

Universitas Sumatera Utara

Page 6: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

v

HALAMAN

3.3.8 Uji Validitas dan Reliabilitas Penelitian……... 34

3.3.9 Metode Analisis Data………………………… 35

3.3.10 Definisi Operational………………………… 36

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN…………………….… 37

4.1 Hasil Penelitian……………………………….…… 37

4.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian…………………. 37

4.1.2 Deskripsi Responden Penelitian…………….. 37

4.1.2.1 Distribusi Karakteristik Responden…. 38

4.1.3 Distibusi Jawaban Responden……………….. 39

4.1.4 Analisis Data……………………………….… 52

4.1.4.1 Distribusi Tingkat Pengetahuan

Responden……………………………. 52

4.1.4.2 Distribusi Tingkat Pengetahuan

berdasarkan angkatan………………… 52

4.1.4.3 Distribusi Tingkat Pengetahuan

berdasarkan Jenis Kelamin…………… 53

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian……………………… 55

4.2.1 Pembahasan Distribusi Angkatan dan

Jenis Kelamin Responden………………………. 55

4.2.2 Pembahasan Distribusi Jawaban Responden…… 56

4.2.3 Pembahasan Hasil Jawaban Responden………... 57

Universitas Sumatera Utara

Page 7: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

vi

HALAMAN

4.3 Pembahasan Tingkat Pengetahuan Responden……………… 59

4.3.1 Pembahasan Tingkat Pengetahuan Responden…………... 59

4.3.2 Pembahasan Tingkat Pengetahuan Berdasarkan

Angkatan…………………………………………….……. 59

4.3.3 Pembahasan Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Jenis

Kelamin…………………………………………………… 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN………………………………………… 61

5.2 SARAN…………………………………………………. 62

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………… 64

PENYATAAN ORISINALITAS……………………………………. 68

LAMPIRAN………………………………………………………….. 69

Universitas Sumatera Utara

Page 8: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

vii

DAFTAR GAMBAR

NOMOR JUDUL HALAMAN

2.1 Patofisiologi DR dan PJR…………………….. 7

2.2 Rumus Skor Arikunto 2010…………..………. 33

2.3 Klasifikasi Skor Tingkat Pengetahuan………… 33

Universitas Sumatera Utara

Page 9: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

viii

DAFTAR TABEL

NOMOR JUDUL HALAMAN

2.1 Kriteria WHO (2002-2003) Diagnosis PJR………… 9

2.2 Terapi Gagal Jantung pada PJR…………………….. 12

2.3 Tirah Baring Yang Dianjurkan Pada PJR……….….. 13

2.4 Gejala Klinis DR Spesifik dan Non Spesifik……….. 16

2.5 Kriteria Jones sebagai Diagnosis DR………………. 19

2.6 Klasifikasi Status Gizi berdasarkan Indikator…..….. 20

2.7 Formula Indeks Massa Tubuh (IMT)……………….. 23

2.8 Kategori Status Gizi berdasarkan Nilai IMT………... 23

2.9 Kerangka Teori Penelitian…………………………... 28

3.0 Kerangka Konsep Penelitian……………………….... 29

3.1 Klasifikasi Skor Tingkat Pengetahuan……………….. 33

3.2 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan

Stambuk……………………………………………… 38

3.3 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis

Kelamin………………………………………………. 38

3.4 Distribusi Jawaban Responden……………………...... 39

3.5 Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden…………. 45

3.6 Distribusi Tingkat Pengetahuan Berdasarkan

Angkatan……………………………………………… 46

3.7 Distribusi Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Jenis

Kelamin……………………………………………….. 47

Universitas Sumatera Utara

Page 10: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

ix

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN JUDUL HALAMAN

A Biodata Penulis……………………………………. 61

B Lembar Penjelasan Penelitian…………………….. 63

C Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan

(Informed Consent)……………………………………. 64

D Kuesioner Pilihan Ganda Online, Google Form…… 65

E Hasil Uji Validitas Kuesioner……………………… 71

F Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner…………………… 72

G Surat Izin Penelitian MEU FK USU………………. 75

H Ethical Clearance Komisi Etik FK USU…………… 76

I Lembar Persetujuan Kesediaan Pembimbing

Skripsi………………………………………………. 78

J Lembar Persetujuan Judul Penelitian Proposal……… 80

K Hasil SPSS Distribusi Karakteristik Responden…….. 81

L Hasil SPSS Deskriptif Analitik (Univariat) Jawaban

Responden (Soal 1-25)………………………………. 81

M Hasil SPSS Tingkat Pengetahuan Responden……….. 87

Universitas Sumatera Utara

Page 11: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

x

DAFTAR SINGKATAN

PJR : Penyakit Jantung Reumatik

RHD : Rheumatic Heart Disease

DR : Demam Reumatik

RF : Rheumatic Fever

IMT : Indeks Massa Tubuh

GAS : Group A Streptococcus

WHO : World Health Organisation

CVS : Cardiovascular System

RTA : Rapid Test Antigen

ECG : Electrocardiography

NSAID : Non Steroidal Anti Inflammatory Drug

CRP : C - Reactive Protein

ESR : Erythrocyte Sedimentation Rate

Universitas Sumatera Utara

Page 12: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

xi

ABSTRAK

Latar belakang. Penyakit Jantung Reumatik (PJR) adalah suatu penyakit jantung didapat yang

didahului oleh Demam Reumatik (DR). PJR sering didapat oleh anak yang berusia 5-15 tahun.

Prevelens PJR di Indonesia adalah sebanyak 0,3% - 0.8% dengan angka mortalitas tinggi, yaitu 1%

- 10%. Infeksi DR dan PJR sering dijumpai pada pasien di negara yang padat dengan penduduk,

negara miskin, lingkungan yang kurang bersih dan keluarga yang berpendapatan rendah.

Komplikasi dari PJR adalah gagal jantung, khususnya katup mitral. PJR berawal dari infeksi DR

yaitu dengan gejala faringitis atau strep throat yang disebabkan oleh infeksi bakteri Streptokokkus

grup A Beta Hemolitikus. Diagnosis DR adalah berdasarkan Kriteria Jones Modifikasi sebagai

langkah deteksi awal PJR, manakala kriteria WHO (2002-2003) digunakan untuk diagnosis PJR.

Anak dengan PJR sering mengalami gizi kurang dan gizi buruk. Tujuan. Tujuan penelitian adalah

mengetahui tingkat pengetahuan dan kesadaran mahasiswa Fakultas Kedokteran USU angkatan

2017-2018 mengenai hubungan status gizi dengan Penyakit Jantung Reumatik (PJK) pada anak.

Metode. Metode penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain penelitian cross sectional study.

Data primer digunakan dalam penelitian ini dengan mendapatkan hasil jawaban responden yang

menjawab kuesioner pilihan ganda secara online melalui Google Form. Hasil. Terdapat sebanyak

495 (97.01%) responden dalam penelitian ini. Responden dengan tingkat pengetahuan baik adalah

233 (47.1%) mahasiswa dengan mayoritas responden angkatan 2018, yaitu 139 (55.16%)

responden. Kesimpulan. Tingkat pengetahuan mayoritas responden penelitian ini adalah

berkategori Baik dan responden mempunyai pengetahuan bahwa status gizi pada penderita PJR

adalah Gizi Kurang.

Kata kunci : Penyakit Jantung Reumatik (PJR), Demam Reumatik (DR), Status gizi, Gizi Kurang,

Anak.

Universitas Sumatera Utara

Page 13: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

xii

ABSTRACT

Background. Rheumatic Heart Disease (PJR) is an acquired heart disease preceded by Rheumatic

Fever (DR). PJR is often acquired by children aged 5-15 years. The prevalence of PJR in Indonesia

is 0.3% - 0.8% with a high mortality rate of 1% - 10%. DR and CHR infection are often found in

patients in densely populated countries, poor countries, unsanitary environments and low-income

families. The complication of PJR is heart failure, especially the mitral valve. PJR begins with DR

infection with symptoms of pharyngitis or strep throat which is caused by group A Beta Hemolytic

Streptococcus bacterial infection. The diagnosis of DR was based on the Modified Jones Criteria as

an initial detection step for CHR, when the WHO criteria (2002-2003) were used for the diagnosis

of CHR. Children with CHD often experience malnutrition and malnutrition. Aim. The research

objective was to determine the level of knowledge and awareness of students from Medical Faculty

of University of North Sumatera, batch year 2017-2018 regarding the relationship between

nutritional status and Rheumatic Heart Disease (RHD) in children. Method. This research method

is descriptive with a cross sectional study design. Primary data is used in this study by getting the

answers of respondents who answered multiple choice questionnaires online via Google Form.

Result. There were 495 (97.01%) respondents in this study. Respondents with a good level of

knowledge on RHD were 233 (47.1%) students with the majority of respondents in batch 2018,

namely 139 (55.16%) respondents. Conclusion. The knowledge level of the majority of respondents

in this study was in Good category and the respondents had knowledge that the nutritional status of

patients with RHD was undernourished.

Keyword : Rheumatic Heart Disease (RHD), Rheumatic Fever (RF), Nutritional Status,

Undernourished, Children.

Universitas Sumatera Utara

Page 14: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Penyakit Jantung Reumatik (PJR) adalah penyakit autoimun yang bisa

dicegah dengan mudah namun PJR masih merupakan masalah yang sangat besar

dalam penyakit kardiovaskular. Kelompok masyarakat dengan tingkat ekonomi

rendah dan sederhana sering menderita PJR. Penyakit Jantung Reumatik paling

banyak dijumpai pada usia reproduktif anak dan dewasa muda (Chin TK.

2014).Stenosis katup mitral merupakan kasus PJR yang paling banyak terjadi.

Penyakit Jantung Reumatik merupakan komplikasi pasca DR yang disebabkan oleh

bakteri Streptokokus Grup A Hemolitikus. Penyakit ini akan sering menyerang

jantung, sendi dan sistem saraf pusat. Komplikasi autoimun jantung yang terjadi

akan menyebabkan fibrosis pada katup jantung, gagal jantung dan endokarditis

(Thomas K Chin et al, 2019).

Data dan statistik dari World Health Organisation (WHO) mencatatkan

sebanyak 15 juta kasus PJR di dunia dengan 28 ribu kes baru dan 23 ribu kes fatal

setiap tahun. Di Asia, sebanyak 10,8-15,9 juta orang menderita PJR dengan jumlah

kematian sebanyak 356-534 ribu orang setiap tahun. Katup jantung yang paling

sering terkena adalah katup mitral (70%) dengan kelompok wanita yang paling

sering dibanding lelaki dengan perbandingan (3:1). Namun, jenis kelamin tidak

begitu berpengaruh terhadap PJR karena perbedaan mungkin sebabkan oleh

penelitian di tempat yang berbeda serta budaya berbeda (WHO, 2014). Data

terakhir mengenai prevalensi DR di Indonesia untuk tahun 1981 – 1990 didapati

0,3-0,8 diantara 1000 anak sekolah dan jauh lebih rendah dibanding negara

berkembang lainnya (WHO, 2017).

Universitas Sumatera Utara

Page 15: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

2

Berhubungan dengan judul, status gizi pula adalah keadaan keseimbangan

yang diukur dengan menggunakan berat badan, tinggi badan dan usia anak. Gizi

buruk menurut World Health Organisation (WHO) menunjukkan 49% dari 10,4 juta

kematian yang terjadi pada anak kebanyakan terjadi di negara berkembang. Anak di

Asia sebanyak 50% kurang gizi. Keadaan malnutrisi menyebabkan

ketidakseimbangan antara sistem imun tubuh dan infeksi Streptoccus. Pada

malnutrisi, CDR3 kurang diproduksi sehingga terjadi mispersepsi dalam aktivasi

sel T sehingga memicu proses autoimun terhadap katup jantung kemudian

mencetuskan PJR. Penyakit Jantung Reumatik selalu dihubungkan dengan

kemiskinan sosioekonomi, kepadatan penduduk, gizi kurang, fasilitas kesehatan

yang kurang baik dan kawasan rumah sakit yang tidak terjangkau dan kehilangan

selera untuk makan (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2017).

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian di atas masalah penelitian ini dapat dirumuskan adalah,

bagaimana tingkat pengetahuan mahasiswa Fakultas Kedokteran USU angkatan

2017-2018 mengenai hubungan status gizi dengan PJR pada anak.

1.3 TUJUAN PENELITIAN

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian adalah mengetahui tingkat pengetahuan

mahasiswa Universitas Sumatera Utara angkatan 2017-2018 mengenai hubungan

status gizi dengan PJR pada anak.

Universitas Sumatera Utara

Page 16: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

3

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus penelitian ini adalah seperti berikut ;

1). Mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa terhadap PJR.

2). Mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa terhadap status gizi.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

1). Hasil penelitian ini dapat dijadikan rujukan dalam penelitian karya atau jurnal

pada masa akan datang yang terkait dengan hubungan status gizi dengan PJR pada

anak.

2). Hasil penelitian ini digunakan sebagai suatu langkah untuk memberi kesadaran

kepada mahasiswa kedokteran tentang informasi berkaitan PJR supaya dapat

melakukan diagnosis awal serta tindakan pencegahan.

3). Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai langkah untuk meningkatkan

pengetahuan mahasiswa kedokteran, peneliti dan pembaca yang berkaitan tentang

hubungan status gizi dengan PJR pada anak.

Universitas Sumatera Utara

Page 17: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENYAKIT JANTUNG REUMATIK.

2.1.1 DEFINISI PENYAKIT JANTUNG REUMATIK

Seorang pakar kardiologi anak dari Children’s National Heart Institute

menyatakan bahwa, PJR adalah penyakit kardiovaskular yang sering didapati anak-

anak dan dewasa muda. Penyakit Jantung Reumatik adalah penyakit yang

disebabkan oleh infeksi tenggorokan oleh bakteri Streptoccocus Beta Hemoliticus

Grup A yang tidak diobati dan akan meyebabkan DR serta secara progresif

menyebabkan disfungsi pada katup jantung terutama katup mitral. DR akan

merusakan sendi-sendi dan banyak organ lain selain jantung namun, kerusakan

organ lain tidak separah kerusakan jantung (Andrea Beaton, M.D, 2017).

2.1.2 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT JANTUNG REUMATIK

Penyakit Jantung Reumatik dan DR merupakan penyakit yang dapat

dijumpai di seluruh dunia termasuk Indonesia. Sebanyak 90% kasus PJR serangan

pertama adalah kelompok usia 5-15 tahun sedangkan jarang dijumpai kasus PJR di

bawah kelompok usia 5 tahun. Ditemukan juga bahwa perempuan lebih sering

menderita PJR dengan perbandingan sebanyak (7:1) dengan laki-laki. Penyakit

Jantung Reumatik kronis dilaporkan terjadi kepada 5-30 juta anak-anak serta

dewasa muda.

Laporan juga telah menunjukan bahwa sebanyak 90,000 kasus mortalitas

anak dengan PJR pada setiap tahun. Angka mortalitas untuk PJR adalah sebanyak

1%-10%. Data World Health Organisation (WHO) menunjukan bahwa sebanyak

2%-10% anak di negara-negara Asia memerlukan perawatan intensif di rumah sakit

sedangkan di dunia adalah sebanyak 13%-66% (Thomas K Chin, MD et al, 2019).

Universitas Sumatera Utara

Page 18: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

5

Dalam laporan WHO Expert Consultation Geneva, 29 Oktober–1

November 2001 yang diterbitkan tahun 2004, prevalensi PJR berkisar antara 0,3

sampai 0,8 per 1.000 anak sekolah.

2.1.3 ETIOLOGI PENYAKIT JANTUNG REUMATIK

A). DEMAM REUMATIK.

Demam Reumatik adalah penyebab PJR yang paling penting. Demam

Reumatik terjadi karena adanya infeksi bakteri Grup A Streptokokkus Beta

Heamolitikus. Demam Reumatik akan menyebabkan proses inflamasi autoimune

khusus pada endokardium dan miokardium dengan mengakibatkan kerusakan

jaringan. Pada lapisan perikardium sering terjadi proses inflamasi autoimunne ini.

Demam Reumatik juga menyebabkan kerusakan pada katup jantung. Dengan ini,

valvulitis adalah tanda utama Reumatik karditis yang paling banyak merusakan

katup mitral (76%), katup aorta (13%). Demam Reumatik yang tidak diobati atau

tidak diobati secara adekuat akan menyebabkan PJR (Thomas K Chin, MD et al,

2019).

Universitas Sumatera Utara

Page 19: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

6

2.1.4 FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG REUMATIK

Anak-anak yang tinggal di kawasan pedalaman yang tiada akses ke

pelayanan kesehetan memiliki risiko yang tinggi karena anak-anak yang menderita

DR atau infeksi “strep throat” tidak diobati secara adekuat yang akan

menyebabkan terjadinya PJR. Lingkungan serta higene yang kurang baik juga

merupakan faktor risiko PJR. PJR biasanya terdapat di negara miskin dan negara

yang padat dengan penduduk. (Chin TK. 2014).

2.1.5 PATOFISIOLOGI PENYAKIT JANTUNG REUMATIK

Penyakit Jantung Reumatik adalah penyakit rentan secara genatik yang

mengakibatkan proses autoimun tubuh. Penyakit ini terjadi akibat sekuele Demam

Remetik (DR) akut. Reaksi autoimun diakibatkan oleh infeksi dari bakteri

Steptokokkus Grup A (GAS) (Thomas K Chin, MD et al, 2019). Streptococcus beta

hemolyticus grup A dapat menyebabkan penyakit supuratif seperti faringitis dan

penyakit non supuratif seperti DR. Setelah inkubasi 2-4 hari, invasi Streptococcus

beta hemolyticus grup A pada faring menghasilkan respon inflamasi akut yang

berlangsung 3-5 hari ditandai dengan demam, nyeri tenggorok, malaise, pusing dan

leukositosis. Pasien masih tetap terinfeksi selama berminggu-minggu setelah gejala

faringitis menghilang, sehingga menjadi reservoir infeksi bagi orang lain. Kontak

langsung per oral atau melalui sekret pernafasan dapat menjadi media transmisi

penyakit. Streptococcus beta hemolyticus grup A yang dapat mengakibatkan atau

mengaktifkan kembali DR (Rilantono, LI, 2013).

Universitas Sumatera Utara

Page 20: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

7

SUMBER : Rilantono, LI. Penyakit Kardiovaskular (PKV). Jakarta: Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia; 2013, halaman 331-335.

Gambar 2.1 Patofisiologi DR dan PJR.

2.1.6 PENEGAKAN DIAGNOSIS PENYAKIT JANTUNG REUMATIK

A). Anamnesis.

Gejala klinis yang sering dikeluhkan oleh pasien yang mungkin mengarah ke

kelainan pada jantung adalah (WHO, 2016) : -

1. Sulit bernafas.

2. Nyeri dada.

3. Edema ekstremitas.

Universitas Sumatera Utara

Page 21: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

8

Gejala klinis yang dikeluhkan oleh pasien yang mengarah ke DR adalah

(WHO, 2016) :-

1. Nyeri disertai pembengkakan pada sendi.

2. Pruritus.

3. Nodul dibawah kulit yang bersifat kecil, keras dan bulat.

4. Pergerakan tubuh secara involunter.

5. Nyeri abdomen.

6. Epistaksis.

7. Demam.

B). Pemeriksaan Penunjang.

1. Swab tenggorokan.

Swab tenggorokan adalah untuk mengambil sampel dari daerah tonsil atau faring

untuk dilakukan kultur. Hal ini untuk mengenal pasti bakteria yang ada pada daerah

tenggorokan. Hasil untuk PJR adalah bakteria gram (+) yaitu, Strepokokkus Grup A

Beta Hemolitikus atau (GAS) (WHO, 2016).

2. Elektrokardiogram (EKG).

Alat ini digunakan untuk mendeteksi kelainan pada jantung dan aktivitas listrik

jantung. Hasil EKG untuk pasien PJR mungkin menunjukan kelainan pada

gelombang PQRST karena kelainan pada katup jantung (WHO, 2016).

3. Echokardiografi.

Pemeriksaan radiologi yang menggunakan gelombang suara (ultrasound) untuk

menunjukan gambaran jantung secara tepat. Kelainan katup pada PJR dapat dilihat

dari gambaran aliran darah pada jantung saat proses pengisian dan pompa keluar

jantung (WHO, 2016).

Universitas Sumatera Utara

Page 22: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

9

Tabel 2.1 Kriteria WHO (2002-2003) diagnosis PJR.

DIAGNOSIS PJR KRITERIA

Episode pertama 2 kriteria mayor atau 1 kriteria mayor

dan 2 kriteria minor

+ riwayat infeksi (GAS)

Berulang tanpa PJR 2 kriteria mayor Atau 1 mayor

dan 2 minor + riwayat (GAS)

Chorea Reumatik 2 kriteria minor

+ riwayat infeksi (GAS)

Karditis Reumatik Insidious Kriteria mayor Atau bukti riwayat

infeksi (GAS)

PJR Tidak perlukan kriteria lain untuk

diagnosis

Sumber : Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2011 : Pedoman Pelayanan Medis : Ed. 2,

Halaman 41-42, Jakarta : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia.

Universitas Sumatera Utara

Page 23: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

10

2.1.7 DIAGNOSIS BANDING PENYAKIT JANTUNG REUMATIK

Diagnosis banding untuk PJR terdapat banyak karena banyak penyakit

jantung yang mempunyai gambaran gejala klinis yang mirip dan hampir mirip

dengan PJR. Contoh diagnosis banding PJR adalah (Thomas K Chin, MD et al,

2019) :-

a). Sarkoidosis akut.

b). Karditis.

c). Aortic and Mitral valves insufficiency.

d). Defisit Karnitine.

e). Valley Fever.

f). Stenosis katup Mitral.

g). Dilatasi Kardiomiopathi.

h). Glomerulonefritis.

i). Kawasaki Disease.

j). Systemic Lupus Erythematosus (SLE).

k). Miokarditis.

l). Perikarditis.

m). Tumor Jantung.

Universitas Sumatera Utara

Page 24: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

11

2.1.8 PENATALAKSANAAN PENYAKIT JANTUNG REUMATIK

Tatalaksana untuk PJR berbeda untuk setiap anak karena pengobatannya

berdasarkan (Jonathan R.Carapetis, Ph.D., F.R.A.C.P, 2017) :-

1. Keluhan anak.

2. Umur anak.

3. Kondisi umum kesehatan anak.

4. Kegawatan kondisi kesehatan anak.

A). TATALAKSANA FARMAKOLOGI (PJR)

Tatalaksana farmakologi untuk PJR adalah (Jonathan R.Carapetis, Ph.D.,

F.R.A.C.P, 2017) :-

a). Terapi pencegahan (profilaksis) DR.

b). Terapi eliminasi bakteri Grup A Streptokokkus (GAS) faringitis.

c). Terapi pencegahan infeksi berulang (recurrent infection) bakteri

1. Antibiotik.

Antibiotik adalah obat yang paling penting dan paling efektif dalam

menangani infeksi streptokokkus akut pada anak sedangkan antibiotik jangka

panjang digunakan untuk mencegah kekambuhan infeksi streptokokkus pada anak

(Jonathan R. Carapetis, Ph.D., F.R.A.C.P, 2017).

2. Non steroidal anti inflammatory drug (NSAID) dan steroid.

NSAID dan steroid diberikan pada pasien anak dengan PJR untuk

melegakan inflamasi di jantung dan organ-organ lain (Jonathan R. Carapetis, Ph.D.,

F.R.A.C.P, 2017).

Universitas Sumatera Utara

Page 25: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

12

3. Diuretik.

Diuretik digunakan untuk ekskresi cairan yang menumpuk di ekstremitas

anak-anak serta juga digunakan jika tanda-tanda gagal jantung muncul (Jonathan

R. Carapetis, Ph.D., F.R.A.C.P, 2017).

4. Terapi Gagal Jantung Pada Pasien PJR.

Gambar dibawah menunjukkan terapi yang dianjurkan kepada pasien PJR

yang mempunyai komplikasi gagal jantung akibat dari stenosis katup mitral. Pasien

harus tirah baring, restriksi cairan, dan diterapi kortikosteroid, namun pasien

dengan gejala yang berat, terapi diuretik, ACE-inhibitor, dan digoxin bisa

digunakan. Awalnya, pasien harus mendapatkan diet restriksi garam ditambah

dengan diuretik. Jika hal ini tidak efektif, bisa ditambahkan ACE Inhibitor dan atau

digoxin (WHO, 2014).

Tabel 2.2 Terapi gagal jantung pada PJR.

OBAT DOSIS

Digoxin 30 mcg/kg dosis total digitalisasi 7,5 mcg/kg/hari dosis pemeliharaan

Diuretik

Furosemide

Metolazone

0,5 - 2 mg/kg/hari

0,2 - 0,4 mg/kg/hari

Vasodilator

Captopril

Sodium Nitroprusside

Inotropik

Dobutamine

Dopamine

Dimulai 0,25 mg/kg dosis percobaan

dan dinaikkan 1,5 - 3 mg/kg/hari

dibagi dalam 3 dosis.

0,5 - 10 mcg/kg/min infus, digunakan

bila gagal jantung sulit dikontrol.

Kadar sianida harus dimonitor.

2 - 20 mcg/kg/menit per - infus 2

- 20 mcg/kg/menit per - infus

SUMBER : WHO, 2014.

Universitas Sumatera Utara

Page 26: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

13

B). TATALAKSANA NON FARMAKOLOGI (PJR)

Anak-anak harus bed rest untuk tidak memburukan kondisi kesehatan anak

dengan PJR. Sekiranya anak-anak tidak dapat sembuh walaupun telah diobati

dengan adekuat maka, anak-anak tersebut perlu dioperasi untuk koreksi katup

jantung jika terdapat kelainan pada katup jantung (Ciliers, A.M,2016).

Diet pasien PJR harus bernutrisi dan tanpa restriksi kecuali pada pasien

gagal jantung. Pada pasien tersebut, cairan dan natrium harus dikurangi. Suplemen

kalium diperlukan apabila pasien diberikan kortikosteroid atau diuretik

(Ninditasari, G, 2015).

Tabel 2.3 Tirah baring yang dianjurkan pada PJR.

KLASIFIKASI WAKTU TIRAH BARING

Tanpa Karditis 2 minggu

Mobilisasi bertahap selama 2 minggu

Karditis tanpa Kardiomegali 4 minggu

Mobilisasi bertahap selama 4 minggu

Karditis dengan Kardiomegali 6 minggu

Mobilisasi bertahap selama 6 minggu

Karditis dengan Kardiomegali dan

Gagal Jantung

Selama gagal jantung

Mobilisasi bertahap selama 3 bulan

SUMBER : Ciliers, A.M, 2016 dan Ninditasari, G, 2015.

Universitas Sumatera Utara

Page 27: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

14

2.1.9 PENCEGAHAN PENYAKIT JANTUNG REUMATIK

Pencegahan PJR sangat penting agar penyakit tersebut dapat diatasi dan

juga dapat mencegah penyakit ini kambuh. Ibu bapa harus mengenali simpom-

simpom untuk PJR agar anak-anak boleh diobati dengan cepat. Tenaga medis dapat

melakukan rapid antigen test (RADT) atau kultur hasil swab dari tenggorokan untuk

mendeteksi bakteri gram (+) grup A streptokokkus beta hemolitikus (Thomas K

Chin, MD et al, 2019). Pencegahan untuk anak dengan PJR juga sangat penting

dengan harus sentiasa memastikan gusi dan gigi sentiasa bersih dan tiada infeksi.

Hal ini untuk mencegah terjadinya infeksi pada katup jantung yang telah disfungsi

(Thomas K Chin, MD et al, 2019).

2.1.10 KOMPLIKASI PENYAKIT JANTUNG REUMATIK

Komplikasi yang sering timbul adalah kerusakan jantung yang menetap,

gagal jantung akibat stenosis katup jantung, infeksi pada jantung misalnya

endokarditis, arithmia, edema paru, emboli paru dan emboli sistemik (Thomas K

Chin, MD et al, 2019).

2.1.11 PROGNOSIS PENYAKIT JANTUNG REUMATIK

Insidens PJR setelah 10 tahun dari infeksi pertama adalah sebesar 34% pada

pasien tanpa serangan DR berulang sedangkan insidens PJR pada DR berulang

adalah sebanyak 60% (Thomas K Chin, MD et al, 2019).

Universitas Sumatera Utara

Page 28: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

15

2.2 DEMAM REUMATIK

2.2.1 DIAGNOSIS DEMAM REUMATIK

Demam Reumatik adalah penyakit autoimun sistemik dan anak-anak akan

menunjukan keluhan yang banyak dan bervariasai tergantung organ yang terlibat

dalam infeksi Grup A Streptokokkus Beta Hemolitikus (WHO, 2004).

A). ANAMNESIS

Gejala DR akan didahului dengan gejala faringitis akut yang telah berlaku

sekitar 20 hari sebelum gejala faringitis. Sebanyak 70% anak akan pernah

menderita faringitis sebelum menderita DR. Keluhan yang timbul pada anak adalah

keluhan bersifat spesifik dan non spesifik (Rilantono, 2013). Pasien akan menjadi

lemah dan nafas menjadi pendek. Stenosis mitral sering ditemukan bersama

kelainan katup lain seperti regurgitasi mitral dan trikuspid.

Gejala stenosis mitral yang sering ditemukan adalah dispnea, berubungan

dengan hipertensi pulmonal dan gagal ventrikel kanan. Gangguan irama berupa

fibrilasi atrial dan riwayat emboli perifer juga kerap dikeluhkan (Guilherme L et.al,

2017).

Universitas Sumatera Utara

Page 29: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

16

Tabel 2.4 Gejala klinis DR spesifik dan non spesifik.

GEJALA SPESIFIK GEJALA NON SPESIFIK

Nyeri sendi

Nodul di bawah kulit

Iritabilitas

Gangguan atensi

Perubahan kepribadian

Disfungsi motorik

Riwayat DR sebelumnya.

Demam

Sakit badan

Sefalgia

Penurunan berat badan

Epistaksis

Malaise

Diaforesis

Nyeri dada

Ortopnea

Pucat

Sakit perut

Muntah

Sumber : Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2011 : Pedoman Pelayanan Medis : Ed. 2,

Halaman 41-42, Jakarta : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia.

Universitas Sumatera Utara

Page 30: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

17

B). PEMERIKSAAN PENUNJANG.

1. PEMERIKSAAN ELEKTROKARDIOGRAFI (EKG).

Pada DR, pasien anak dengan gejala karditis tipe sedang dan berat akan memiliki

stenosis menetap atau disfungsi katup mitral atau aorta. Gambaran (EKG) yang

dijumpai pada pasien dengan DR adalah pemanjangan interval PR. Nilai normal

untuk interval PR adalah 0,16 detik pada usia 3-12 tahun, 0,18 detik pada usia 12-

14 tahun dan 0,20 detik pada usia > 17 tahun. Kelainan seperti dilatasi katup

jantung, elongasi chordae mitral dan regurgitasi mitral ke bagian posterior lateral

adalah tanda-tanda untuk pemanjangan interval PR (Rilantono, 2013).

2. PEMERIKSAAN RADIOLOGI.

Pemeriksaan radiologi misalnya X-RAY, dapat mendeteksi kardiomegali pada

pasien anak. Tanda lain seperti kongesti pulmonal dapat ditemukan. Hal ini untuk

mendeteksi gagal jantung pada pasien anak dengan karditis (Rilantono, 2013).

C). PEMERIKSAAN LABORATORIUM.

1). PEMERIKSAAN KULTUR TENGGOROKAN.

Pemeriksaan ini sangat penting untuk mengetahui pasien anak terinfeksi bakteri

Grup A Streptokokkus Beta Hemolitikus. Indikasi untuk melakukan pemeriksaan

ini adalah sebelum pemberian terapi awal antibiotik. Pada pertama kali terpapar

infeksi ini, hasil dari kultur ini akan negatif (Rilantono, 2013).

2). PEMERIKSAAN RAPID TEST ANTIGEN STREPTOKOKUS.

Pemeriksaan ini mempunyai spesifisitas sebanyak 95% dan sensitivitas sebanyak

60%-90% dan pemeriksaan ini digunakan untuk mendeteksi antigen bakteri Grup A

Streptokokus (GAS) (Rilantono, 2013).

Universitas Sumatera Utara

Page 31: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

18

3). PEMERIKSAAN REAKTAN FASE AKUT.

Pemeriksaan reaktan fase akut meliputi pemeriksaan C-Reactive Protein (CRP) dan

pemeriksaan Laju Endap Darah (LED). Pemeriksaan ini digunakan untuk

menggambarkan proses inflamasi pada jantung. Pemeriksaan darah lengkap dapat

ditemukan leukositosis pada fase akut atau fase aktif bakteri tersebut namun

pemeriksaan darah lengkap mempunyai sifat tidak spesifik. Peningkatan laju endap

darah (LED)adalah bukti bahwa penyakit adalah aktif yang bersifat non spesifik.

Pada anak dengan DR, akan terjadi peningkatan laju endap darah (LED) sedangkan

nilai C-Reactive Protein (CRP) yang tidak normal menunjukan DR aktif. Hal ini

menunjukan bahwa terdapat inflamasi pada jaringan serta menunjukan tingkat aktif

penyakit (Rilantono, 2013).

4). PEMERIKSAAN ANTIBODI ANTISTREPTOKOKUS.

Pemeriksaan kadar antibodi antistreptokokus akan menunjukan hasil yang

maksimum apabila gejala klinis DR muncul pada pasien anak. Jenis tes antibodi

antibodi yang digunaka adalah antistreptolisin O/ASTO dan antideoxyribonuklease

B/anti DNase B. Pemeriksaan ASTO adalah pemeriksaan yang akan dilakukan

pertama kali. Sekiranya tiada peningkatan, akan dilanjutkan dengan pemeriksaan

dengan anti DNase B dan akan mulai meningkat pada minggu 1-2 serta mencapai

tahap maksimum pada minggu 6-8. Nilai normal untuk titer anti DNase B adalah

1:60 unit pada anak dan 1:480 pada remaja. Pemeriksaan dengan titer ASTO akan

hanya meningkat pada minggu pertama dan pada minggu ke 3-6 akan meningkat ke

tahap maksimum. Titer ASTO akan meningkat >333 unit pada anak-anak dan >250

pada dewasa (Rilantono, 2013).

Universitas Sumatera Utara

Page 32: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

19

2.2.2 PENEGAKAN DIAGNOSIS DR.

Kriteria Jones yang diperkenalkan pada tahun 1944 adalah kriteria yang

digunakan sebagai pedomen untuk diagnosis DR. Kriteria ini dibahagi menjadi

manifestasi klinis mayor dan minor (Rilantono, 2013).

Tabel 2.5 Kriteria Jones sebagai diagnosis DR.

KRITERIA MAYOR KRITERIA MINOR

Karditis Demam tinggi (>39℃)

Poliartritis migrans Peningkatan (ESR)

Chorea sydenham Peningkatan (CRP)

Eritema marginatum Pemanjangan interval PR pada EKG

Nodul subktan Artralgia

Sumber : Chin TK, 2014, Pediatric Rheumatic Heart disease, Medscape & Mishra T.K., Acute

Rheumatic Fever and Rheumatic Heart Disease: current scenario. JIACM. 2007;8(4):324-30.

Diagnosis DR adalah berdasarkan kriteria Jones dan manifestasi klinis

tambahan misalnya, pasien anak terbukti intensifier bakteri Grup A Streptokokkus

Beta Hemolitikus 45 hari sebelumnya dengan kultur hapusan tenggorokan, atau

positif dengan Rapid Antigen Test (RAT). Selain itu, peningkatan titer serologi

antibodi balteri Grup A Streptokokkus Beta Hemolitikus juga merupakan

manifestasi klinis tambahan untuk mendiagnosis DR (Rilantono, 2013).

Universitas Sumatera Utara

Page 33: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

20

2.3 STATUS GIZI

2.3.1 DEFINISI STATUS GIZI.

Status gizi didefinisikan sebagai suatu keadaan kesehatan individu yang

akan ditetapkan oleh derajat kebutuhan fisik individu terhadap energi dan zat gizi

yang didapatkan melalui bahan pangan dan makanan. Status gizi akan dinilai secara

antropometri dan melalui metode itu dapat menilai status gizi individu yaitu, gizi

buruk, gizi kurang, gizi baik dan gizi lebih (WHO, 2004). Tingkat gizi individu

yang normal akan tercapai apabila individu konsumsi zat gizi yang optimal yang

dibutuhkan oleh tubuh. Keadaan gizi individu adalah hasil daripada keseimbangan

antara konsumsi gizi, penyerapan gizi dalam tubuh dan hasil metabolisme fisiologis

gizi dalam tubuh. Gizi dan zat gizi adalah faktor dan kebutuhkan yang penting untuk

individu untuk menentukan tahap kesehatan, perkembangan fisik dan mental

(Kemenkes RI, 2013).

2.3.2 KLASIFIKASI STATUS GIZI.

Tabel 2.6 Klasifikasi status gizi berdasarkan indikator.

INDIKATOR STATUS GIZI Z - SCORE

BB / U

TB / U

BB / TB

Gizi Buruk

Gizi Kurang

Gizi Baik

Gizi Lebih

Sangat Pendek

Pendek

Normal

Sangat Kurus

Kurus

Normal Gemuk

SUMBER : Kemenkes RI, 2013

< -3,0 SD

-3,0 SD - <-2,0 SD

-2,0 SD - 2,0 SD

> 2,0 SD

< -3,0 SD

-3,0 SD - < -2,0 SD

>-2,0 SD

< -3,0 SD

-3,0 SD - < -2,0 SD

-2,0 SD - 2,0 SD

>2,0 SD

Universitas Sumatera Utara

Page 34: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

21

A). MALNUTRISI.

Malnutrisi adalah keadaan individu yang tidak cukup nutrisi optimal yang

dibutuhkan oleh tubuh. Hal ini bisa disebabkan karena individu kurang asupan gizi

atau zat gizi, gangguan absorbsi dan gangguan metabolisme. Terdapat 3 jenis

derajat malnutrisi yaitu, malnutrisi ringan, sedang dan berat (WHO, 2016).

1. Malnutrisi ringan.

Suatu kondisi dimana individu mengalami gizi kurang dan terdapat tanda-tanda

gangguan pertumbuhan (WHO, 2016) .

2. Malnutrisi sedang.

Suatu kondisi dimana individu gizi kurang jugak namun terdapat lebih banyak

gangguan dan gejala klinis (WHO, 2016).

3. Malnutrisi berat.

Suatu kondisi dimana individu gizi buruk dan bisa dilihat penampakan fisik yang

sangat terganggu pertumbuhan (WHO, 2016).

B). GIZI BAIK.

Gizi baik adalah suatu kondisi dimana individu mendapatkan gizi yang

seimbang dan juga gizi dimetabolisme dengan baik oleh tubuh (Kementerian

Kesehatan,2018).

C). OVERWEIGHT.

Overweight adalah suatu kondisi dimana terdapat deposit penimbunan

lemak yang berlebihan di jaringan subkutan (visceral fats) (Kementerian

Kesehatan,2018).

Universitas Sumatera Utara

Page 35: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

22

D). OBESITAS.

Obesitas adalah keadaan dimana tubuh individu terdapat penimbunan lemak

yang sangat berlebihan di seluruh jaringan tubuh. Individu bisa menjadi obese

karena kemasukan kalori melebihi kebutuhan tubuh dan kurangnya olahraga

(Kementerian Kesehatan,2018).

2.3.3 CARA PENILAIAN STATUS GIZI.

Status gizi dapat dinilai dengan menggunakan pemeriksaan antropometri,

pemeriksaan klinis, pemeriksaan biokimia dan juga anamnesa asupan makanan

seharian namun, metode antropometri lebih mudah dan sederhana dilakukan karena

hanya memerlukan berat badan dan tinggi badan pasien untuk menilai status gizi

pasien. berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting karena melalui

berat badan dapat mengetahui jumlah air, lemak, protein, jumlah mineral,

perhitungan dosis obat dan makanan pada tulang individu.

Selain berat badan, tinggi badan merupakan ukuran yang kedua terpenting

karena dari tinggi badan dapat mengetahui jika individu mengalami masalah

perkembangan atau pertumbuhan jika dikorelasi dengan berat badan (Kementerian

Kesehatan,2018).

Status gizi individu boleh dinilai melalui pengukuran Indeks Massa Tubuh

(IMT) untuk mengetahui kekurangan atau kelebihan gizi pada individu. Centers of

Disease Control (CDC) menyatakan bahawa status gizi pada anak terbahagi atas

gizi baik, malnutisi ringan, malnutrisi sedang, malnutrisi berat, overweight, dan

juga obesitas (Kementerian Kesehatan,2018).

Universitas Sumatera Utara

Page 36: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

23

Berat Badan (kg)

Indeks Massa Tubuh (IMT) =

Tinggi Badan (m²)

Metode pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah : -

Tabel 2.7. Formula indeks massa tubuh (IMT).

SUMBER : Kementerian Kesehatan, 2018.

World Health Organisation (WHO) menyatakan bahawa batas ambang nilai IMT

untuk laki-laki adalah 20.1-25.0 sedangkan untuk perempuan adalah 18.7-23.8.

Tabel 2.8. Kategori status gizi berdasarkan nilai indeks massa tubuh (IMT).

Nilai Indeks Massa Tubuh (IMT) Kategori / Interpretasi

< 16,0 Severe Underweight

16,0 - 16,9 Moderate underweight

17,0 - 18,4 Mild underweight

18,0 - 24,9 Normal

25,0 - 29,9 Grade 1 overweight

30,0 - 39,9 Grade 2 overweight ≥ 40,0 Grade 3 overweight

Sumber : Buku Ajar Gizi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Universitas Sumatera Utara

Page 37: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

24

2.3.4 PEMERIKSAAN ANTROPOMETRIS

Pemeriksaan antropometris adalah pemeriksaan yang digunakan untuk

mengukur status gizi pada anak. Pemeriksaan antropometris adalah pemeriksaan

yang sangat sederhana, praktis, mudah dilakukan, murah, cepat, akurat dan dapat

digunakan untuk mengukur status gizi anak dalam jumlah sampel yang besar.

Parameter antropometris adalah pengukuran usia, berat badan, tinggi badan, lingkar

lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar pinggul dan pengukuran tebal

lemak di bawah kulit (Grantham-McGregor, et al, 2007).

A). TUJUAN PEMERIKSAAN ANTROPOMETRIS.

Tujuan pertama dilakukan pemeriksaan antropometris adalah dapat

mengetahui penapisan status gizi pada anak yaitu kepada anak yang memerlukan

keperluan khusus pemantauan status gizi. Tujuan kedua dilakukan pemeriksaan

antropometri adalah untuk melakukan survei status gizi untuk mendapatkan

gambaran keselruhan tentang status gizi anak khusus pada saat atau waktu tertentu

serta faktor-faktor yang berkaitan dengan status gizi. Tujuan ketiga pemeriksaan

antropometris adalah untuk memantau status gizi pada anak-anak agar dapat

memberikan gambaran perubahan dan perkembangan status gizi anak apakah

perkembangan anak baik atau tidak baik (Grantham-McGregor, et al, 2007).

B). KOMPONEN DAN CARA PENILAIAN ANTROPOMETRIS.

Komponen penilaian antropometris yang diperlukan adalah berat badan,

tinggi badan, dan usia. Data yang dapat dinilai melalui pemeriksaan antropometris

adalah berat terhadap tinggi badan (BB/TB) yang memberikan hasil status gizi anak

pada saat sekarang. Data kedua yang dinilai adalah tinggi badan terhadap usia

(TB/U) yang memberikan hasil keadaan masa dahulu karena meriwayatkan masa

dahulu yang terjadi pertumbuhan yang tidak adekuat atau gagal pertumbuhan pada

anak-anak untuk jangka waktu yang lama.

Universitas Sumatera Utara

Page 38: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

25

Data ketiga yang dinilai adalah berat badan terhadap usia (BB/U) yang

menggambarkan status gizi pada keadaan semasa, namun lebih sensitif daripada

pengukuran berat terhadap tinggi badan (BB/TB) (Grantham-McGregor, et al,

2007).

2.3.5 KOMPONEN PENILAIAN BERAT BADAN DAN USIA.

Berat badan dipilih sebagai komponen dalam menilai status gizi pada adalah

karena dengan bertambahnya berat badan cukup sensitif dan cukup erat hubungan

dengan konsumsi kalori dan protein. Hal ini karena, kalori dan protein merupakan

dua jenis zat gizi yang paling penting dan paling sering memberikan efek negatif

terhadap kesehatan gizi terhadap anak-anak di Indonesia. Faktor usia jugak

merupakan faktor yang sangat penting dalam penentuan status gizi. Puslitbang Gizi

Bogor (1980) menyatakan bahawa batasan usia yang digunakan dalam pemeriksaan

antropometris untuk pengukuran status gizi adalah tahun usia yang penuh

(Completed Year) misalnya, 8 tahun 11 bulan dihitung 8 tahun dan 1 tahun 8 bulan

dihitung 1 tahun (Grantham-McGregor, et al, 2007).

2.3.6 STANDAR PENILAIAN STATUS GIZI.

Standar buku CDC NCHS tahun 2000 telah ditetapkan sebagai pembanding

dalam status gizi dan juga pertumbuhan individu dan masyarakat di Indonesia yang

menetapkan paparan standar dalam bentuk persentil dan ketentuan Eid indeks dari

Indeks Massa Tubuh (IMT). Eid indeks dapat digolongkan dalam persentil

misalnya, malnutrisi berat (< 3rd Presentile), malnutrisi sedang (3rd - 5th Presentile),

malnutrisi ringan (5th - 10th Presentile), gizi baik (10th- 85th Presentile), overweight

(85th - 97th Presentile) dan obesitas (>97th Presentile) (WHO, 2016).

Universitas Sumatera Utara

Page 39: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

26

2.4 HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PJR.

Keadaan malnutrisi menyebabkan ketidakseimbangan antara sistem imun

tubuh dan infeksi Streptoccus. Malnutrisi menyebabkan sel T susah untuk

mengenali epitop protein antigen Streptococcus maupun epitop katup jantung

cardiac myosin. Pengenalan ini dibantu oleh CDR3 yang disintesis dari berbagai

asam amino. Namun pada malnutrisi, CDR3 kurang diproduksi sehingga terjadi

mispersepsi dalam aktivasi sel T sehingga memicu proses autoimun terhadap katup

jantung kemudian mencetuskan PJR. Menurut buku ajar gizi Kementerian

Kesehatan Republik Indonesia, status gizi kurang memiliki risiko 2,72 kali lebih

besar terkena PJR dibanding anak dengan status gizi baik.

Penyakit Jantung Reumatik adalah penyakit yang banyak disebabkan oleh

kemiskinan sosioekonomi, kepadatan penduduk, gizi kurang, fasilitas kesehatan

yang kurang baik dan kawasan rumah sakit yang tidak terjangkau. Kehilangan

selera untuk makan merupakan simptom yang paling banyak dihadapi oleh pasien

setelah terinfeksi oleh penyakit ini.

Tingkat pengetahuan yang rendah tentang penyakit ini juga merupakan

penyebab terjadinya DR sehingga komplikasi ke PJR. Ketidakseimbangan diet juga

merupakan etiologi penyakit ini. Jelas disini bahwa terdapat hubungan yang

signifikan terhadap status gizi pasien dengan PJR.

Tujuan terapi diet supaya anak dapat tumbuh dan berkembang dengan

optimal tanpa memberatkan kerja jantung. Hal ini karna anak dengan PJR dan DR

akan mengalami Gizi Kurang dan keterlambatan dalam pertumbuhan dan

perkembangan. Pasien PJR dan DR harus mendapatkan istirahat tirah baring (bed

rest). Pasien yang mempunyai komplikasi sesak nafas akan diberikan terapi

oksigen.

Universitas Sumatera Utara

Page 40: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

27

Obat diuretik serta kalium akan diberikan pada pasien yang mengalami

gagal jantung dan edema. Pembatasan natrium dan asupan cairan harus dimonitor.

Kebutuhan energi sesuai umur yang direkomendasi adalah antara 100-120

kcal/kgBB atau 100-150 kkal/kgBB sehari. Sekiranya asupan energi < 120

kcal/kgBB, akan terjadi defisiensi folat, B12, C Tembaga/Cu, Zn dan vitamin D.

Kadar asupan protein yang optimal adalah 3-4 g/kgBB untuk pembentukan otot

jantung dan pada gagal jantung, 1-2 g/kgBB untuk meringankan beban ginjal.

Prinsip diet yang harus dipatuhi oleh anak dengan PJR dan DR adalah, diet lemak

sedang, natrium dan cairan dibatasi sekiranya ada oedema atau hipertensi, dan

konsumsi makanan lunak yang mudah dicerna. Kebutuhan cairan pada bayi adalah

140-160 ml/kgBB dalam keadaan normal dan pada bayi dengan komplikasi gagal

jantung kebutuhan cairan perlu dibatasi menjadi 110-120 ml/kgBB sehari (Tazun

Akhter et al, 2019), (Abhishek Khadka, 2015), (Siregar,A,Afif, 2008).

Universitas Sumatera Utara

Page 41: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

28

terhadap katup jantung

kemudian mencetuskan PJR.

proses autoimun

T sehingga sel

dalam mispersepsi

malnutrisi, CDR3 diproduksi sehingga

Pada

kurang

terjadi

aktivasi

memicu

Hubungan mengenai Status

Gizi Anak adalah Keadaan

malnutrisi menyebabkan

ketidakseimbangan antara

sistem imun tubuh dan

infeksi Streptoccus.

Demam Reumatik sebagai

penyakit autoimun akan

menyerang pelbagai organ

pada tubuh terutamanya

Jantung.

2.5 KERANGKA TEORI PENELITIAN

Tabel 2.9. Kerangka Teori Penelitian

Penyakit Jantung Reumatik adalah penyakit

yang banyak disebabkan oleh kemiskinan

sosioekonomi, kepadatan penduduk, gizi

kurang, fasilitas kesehatan yang kurang

baik dan kawasan rumah sakit yang tidak

terjangkau dan kehilangan selera untuk

makan.

infeksi A

Beta Streptokokkus

Hemolitikus.

Gejala faringitis yang akan

menyebabkan

bakteri Grup

Penyakit Jantung Reumatik

(PJR) disebabkan oleh

Demam Reumatik yang

diawali oleh gejala

faringitis.

Respon autoimun sistemik

anak teraktivasi yang akan

menyebabkan Demam

Reumatik pada anak.

Universitas Sumatera Utara

Page 42: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

29

2.6 KERANGKA KONSEP PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2017-2018 mengenai

hubungan status gizi dengan PJR pada anak.

Variable Independent Variable Dependent

Tingkat pengetahuan mahasiswa

Fakultas Kedokteran Universitas

Sumatera Utara Angkatan 2017-

2018 mengenai hubungan status

gizi dengan Penyakit Jantung

Reumatik pada anak.

Baik

Cukup

Kurang

Penyakit Jantung Reumatik

(PJR).

Tabel 3.0. Kerangka Konsep Penelitian

Universitas Sumatera Utara

Page 43: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

30

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN.

Jenis dan rancangan penelitian ini merupakan penelitian survei

menggunakan kuesioner online pilihan ganda, yaitu Google Form yang bersifat

deskriptif dengan menggunakan desain cross sectional study. Jenis dan rancangan

penelitian tersebut digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2017-2018 mengenai

Hubungan Status Gizi dengan PJR pada anak. Desain cross sectional study adalah

suatu desain penelitian apabila pengumpulan data atau variabel yang akan diteliti

merupakan variabel independent dan dependent.

3.2 LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN.

Penelitian ini dilakukan secara online dengan menggunakan kuesioner

online pilihan ganda, yaitu Google Form. Waktu penelitian ini dilakukan dari bulan

Maret 2020 sampai dengan bulan Juni 2020.

Universitas Sumatera Utara

Page 44: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

31

3.3 POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN.

3.3.1 Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini adalah responden kriteria inklusi yang mengikuti

kuesioner online pilihan ganda, yaitu Google Form. Menurut data dari Direktori

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (USU), terdapat

sebanyak 255 mahasiswa angkatan 2017 dan sebanyak 255 mahasiswa angkatan

2018. Jumlah populasi mahasiswa Fakultas Kedokteran angkatan 2017-2018

Universitas Sumatera Utara (USU) adalah sebanyak 510 mahasiswa. Mahasiswa

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (USU) angkatan 2017-2018

dipilih sebagai populasi penelitian karena ingin meneliti tingkat pengetahuan dan

kesadaran tentang PJR dan hubungannya dengan status gizi karena mahasiswa

Fakultas Kedokteran adalah calon dokter Indonesia serta masih kurang penelitian

tentang PJR di Indonesia.

3.3.2 SAMPEL PENELITIAN.

Besar sampel pada penelitian ini diukur dengan cara Total Sampling Method

dari populasi kriteria inklusi, yaitu sebanyak 510 orang mahasiswa.

Universitas Sumatera Utara

Page 45: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

32

3.3.3 KRITERIA INKLUSI DAN EKSKLUSI.

A). Kriteria Inklusi.

1. Mahasiswa angkatan/angkatan 2017-2018 sahaja.

2. Mahasiswa aktif Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (USU).

3. Mahasiswa yang bersedia untuk kooperatif dan dapat mengikuti arahan.

4. Mahasiswa mampu memahami dan membaca bahasa Indonesia dengan baik dan

benar.

B). Kriteria Eksklusi.

1. Mahasiswa yang tidak ada kemampuan/terhalang/terbatas untuk akses secara

online untuk mengikuti penelitian ini.

2. Mahasiswa yang tidak mengisi/tidak bersedia mengisi kuesioner online pilihan

ganda, yaitu Google Form secara lengkap.

3.3.4 TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL.

Teknik pengambilan sampel dilakukan secara Total Sampling Method

dengan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Pada metode ini, semua sampel

yang datang secara berurutan dan memenuhi kriteria pemilihan yaitu kriteria

inklusi, akan dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah sampel 510 mahasiswa

yang diperlukan terpenuhi.

3.3.5 METODE PENGUMPULAN DATA.

Metode pengumpulan data penelitian ini adalah data primer, yaitu data

langsung dari responden dari kriteria inklusi yang menjawab kuesioner pilihan

ganda. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner online pilihan

ganda, yaitu Google Form.

Universitas Sumatera Utara

Page 46: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

33

Skor Jawaban Responden

P = ___________________ x 100 %

Skor Total Kuesioner

3.3.6 ALAT UKUR.

Tingkat pengetahuan adalah segala yang dipahami dan diketahui oleh

responden tentang hubungan status gizi dengan PJR. Tingkat pengetahuan

responden diukur melalui kuesioner online pilihan ganda, yaitu Google Form

dengan 3 pilihan jawaban dan 25 pertanyaan yang telah divalidasi dengan SPSS.

Pertanyaan yang diberikan mencakup pengetahuan sehingga tingkat kedua yaitu,

memahami. Skala Guttman digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan

responden yang telah menjawab kuesioner online pilihan ganda, yaitu Google

Form. Berdasarkan skala Guttman, responden yang menjawab benar akan diberikan

skor “1” dan yang menjawab salah akan diberikan skor “0”. Tingkat pengetahuan

dikategorikan atas baik, cukup, kurang. Skala pengukuran yang digunakan adalah

skala Ordinal. (Prof Dr. H. Djaali, Buku Skala Pengukuran Dalam Bidang

Pendidikan). Menurut Arikunto (2010) skala pengukuran skor setiap pilihan

berdasarkan tingkat pengetahuan (Arikunto, 2010).

Gambar 2.2 Rumus Skor Tingkat Pengetahuan

Tabel 3.1 Klasifikasi skor tingkat pengetahuan responden

SKOR TINGKAT PENGETAHUAN KRITERIA

< 56% Kurang

56 - 75% Cukup

76 - 100% Baik

Sumber : Arikunto, 2010.

Universitas Sumatera Utara

Page 47: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

34

3.3.7 VARIABEL PENELITIAN.

A). VARIABEL DEPENDENT.

Variabel Bebas dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan mahasiswa

angkatan 2017-2018 Fakultas Kedokteran USU mengenai hubungan status gizi

dengan PJR pada anak.

B). VARIABEL INDEPENDENT.

Variabel Terikat dalam penelitian ini adalah definisi, epidemiologi, etiologi,

klasifikasi, faktor risiko, komplikasi, pencegahan, pengobatan PJR, DR dan status

gizi.

3.3.8 UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS PENELITIAN.

A). UJI VALIDITAS.

Uji validitas adalah suatu metode yang menunjukkan alat ukur itu tepat, benar dan

akurat mengukur apa yang dikur. Kuesioner online pilihan ganda, yaitu Google

Form yang telah selesai disusun telah diuji validitas dengan SPSS (Statistical

Products and Service Solution). Pada tahap awal, kuesioner terdapat 38 pertanyaan

dan setelah dilakukan uji validitas didapati sebanyak 25 soal yang Valid. Uji

validitas dilakukan dengan Korelasi Pearson, skor yang didapat dari setiap

pertanyaan dikorelasikan dengan skor total untuk setiap variabel. Setiap nilai yang

diperoleh dibandingkan dengan nilai r tabel. Nilai r tabel untuk 30 responden

dengan taraf signifikan 0.05 (5%) adalah 0.361. Jika nilai koefisien korelasi

Pearson dari suatu pertanyaan tersebut berada diatas nilai r tabel, maka pertanyaan

itu dinyatakan Valid.

Universitas Sumatera Utara

Page 48: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

35

B). UJI RELIABILITAS.

Uji reliabilitas merupakan indeks yang digunakan untuk menunjukan kepercayaan

suatu alat pengukuran setelah dilakukan uji validitas. Uji reliabilitas ini dilakukan

pada seluruh pertanyaan yang dinyatakan Valid sahaja dengan koefisien Reliabilitas

Alpha pada aplikasi SPSS. Jika nilai Alpha > nilai r tabel (0.361), maka pertanyaan

tersebut Reliabel.

3.3.9 METODE ANALISIS DATA.

Data dianalisis dengan menggunakan program SPSS (Statistic Product and Service

Solutions) for windows serta disajikan dalam bentuk tabel.

a. EDITING.

Editing adalah tahap pertama dalam analisis data dengan mengecek nama, identitas,

dara responden dan memastikan bahwa semua jawaban telah diisi sesuai dengan

petunjuk.

b. CODING.

Coding adalah tahap kedua dalam analisis data yaitu dengan memberi kode atau

angka tertentu dalam kuesioner. Hal ini dilakukan untuk mempermudahkan waktu

mengadakan tabulasi serta analisa data.

c. ENTRY.

Entry adalah tahap ketiga dalam analisis data. Tahap ini dilakukan dengan

memasukkan data dari kuesioner ke dalam program komputer dengan

menggunakan program SPSS (Statistical Products and Services) versi 17.0.

Universitas Sumatera Utara

Page 49: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

36

d. DATA CLEANING.

Cleaning merupakan tahap keempat dalam analisis data yaitu dilakukan dengan

mengecek kembali data yang telah di ENTRY untuk mengetahui apakah terdapat

kesalahan atau tidak.

3.3.10 DEFINISI OPERATIONAL.

NO VARIABLE ALAT UKUR METODE UKUR HASIL UKUR SKALA

1.

VARIABEL INDEPENDENT.

Tingkat pengetahuan mahasiswa

dalam penelitian ini ditentukan

berdasarkan kemampuan

mahasiswa untuk menjawab

pertanyaan tentang definisi,

epidemiologi,etiologi, klasifikasi,

faktor risiko, komplikasi,

pencegahan, pengobatan dan diet

PJR, DR dan status gizi.

2. VARIABEL DEPENDENT.

Gambaran kesadaran mahasiswa

angkatan 2017-2018 Fakultas

Kedokteran USU mengenai

hubungan status gizi dengan PJR

pada anak.

Kuesioner

online dengan

soal pilihan

ganda yaitu,

Google Form.

Mengedarkan

kuesioner kepada

responden dan

menganalisis

jawaban setiap

responden untuk

diklasifikasi tingkat

pengetahuan

responden.

Skala Guttman:

Benar = 1

Salah = 0

Baik : >76%

Cukup : 56-75%

Kurang : <56%

Tingkat

Pengetahuan

mahasiswa:

Baik

Cukup

Kurang

Ordinal

Universitas Sumatera Utara

Page 50: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. HASIL PENELITIAN

4.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan secara online dengan menggunakan Google Form sebagai

media mengumpulkan data dari responden.

4.1.2. Deskripsi Responden Penelitian

Responden penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas

Sumatera Utara, khusus dari angkatan 2017 dan 2018. Jumlah responden dalam

penelitian ini adalah sebanyak 510 responden, yaitu 255 dari angkatan 2017 dan

255 dari angkatan 2018. Responden yang memenuhi kriteria inklusi adalah

sebanyak 495 mahasiswa dan 15 mahasiswa telah masuk ke kriteria eksklusi.

Semua data responden diambil dari data primer, yaitu dengan mengisi kuesioner

online Google Form. Waktu mengumpulan data ini adalah selama 1 bulan yaitu

dari, 5 Oktober 2020 sampai 5 November 2020.

Universitas Sumatera Utara

Page 51: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

38

4.1.2.1 Distribusi Karakteristik Responden

Distribusi karakteristik responden menurut dalam penelitian ini dapat dilihat

dari tabel di bawah (Tabel 3.4 dan Tabel 3.5).

Pada tabel 3.4 dapat dilihat bahwa sebanyak 243 (49.1%) responden adalah

mahasiwa angkatan 2017 dan sebanyak 252 (50.9%) responden adalah mahasiswa

angkatan 2018. Secara keseluruhan, terdapat sebanyak 495 dari 510 mahasiswa

yang telah menjadi responden dalam penelitian ini.

Pada tabel 3.5 dapat dilihat bahwa terdapat sebanyak 179 (36.2%) responden

lelaki dan 316 (63.8%) responden perempuan dari angkatan 2017 dan 2018.

Tabel 3.2 Distribusi karakteristik responden berdasarkan stambuk.

Frekuensi (N) Persentase (%)

2017 243 49.1

Validitas 2018 252 50.9

Total 495 100.0

Tabel 3.3 Distribusi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin.

Frekuensi (N) Persentase (%)

Perempuan 316 63.8

Validitas Lelaki 179 36.2

Total 495 100.0

Universitas Sumatera Utara

Page 52: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

39

4.1.3 Distibusi Jawaban Responden.

Tingkat pengetahuan yang diteliti adalah dari aspek Penyakit Jantung

Reumatik, Demam Reumatik serta Status gizi pada PJR. Jumlah soal dalam

kuesioner online Google Form adalah sebanyak 25 soal yaitu, soal Penyakit Jantung

Reumatik terdapat sebanyak 10 soal, soal Demam Reumatik terdapat sebanyak 5

soal serta soal Status Gizi terdapat sebanyak 10 soal.

Tabel 3.4 Distribusi jawaban responden berdasarkan soal 1-25.

Nombor

Soal

Soal

Jawaban Jawaban

Benar Salah

(N) % (N) %

309 62.4 186 37.6

1 PJR adalah Penyakit Jantung Didapat.

2 PJR sering dijumpai pada anak usia 5-

15 tahun.

398

80.4

97

19.6

3 Jenis kelamin lelaki dan perempuan

sering dijumpai pada PJR.

105

21.2

390

78.8

4 Katup jantung yang paling sering terkena pada PJR adalah katup Mitral.

338

68.3

157

31.7

5 PJR adalah penyakit yang menyerang

otak, jantung, sendi dan kulit.

327

66.1

168

33.9

Universitas Sumatera Utara

Page 53: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

40

Nombor

Soal

Jawaban

Benar

Jawaban

Salah

Soal (N) % (N) %

6

PJR adalah penyakit yang didahului

oleh infeksi DR.

421 85.1 74 14.9

7

Faktor risiko PJR adalah gagal

jantung. 384 77.6 111 22.4

8

Profilaksis primer PJR dengan

penisilin diberikan selama 10 hari

sebagai obat pilihan mengobati infeksi

Grup A Streptokokus β Hemolitikus.

308 62.2 187 37.8

9

Profilaksis sekunder PJR dengan

injeksi IM Benzathine Benzylpenisilin

diberikan sampai usia pasien 25 tahun

untuk mencegah infeksi berulang

demam reumatik pada penderita

dengan riwayat PJR.

337 68.1 158 31.9

10 Komplikasi tersering PJR adalah gagal 472 95.4 23 4.6

jantung.

11 Diagnosis DR ditegakkan berdasarkan Kriteria Jones Modifikasi

407

82.2

88

17.8

(Kriteria Mayor dan Kriteria Minor).

12 Faktor risiko DR adalah gejala Strep

377

76.2

118

23.8

throat / Faringitis.

Universitas Sumatera Utara

Page 54: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

41

Jawaban

Benar

Jawaban

Salah Nombor

Soal Soal

(N) (%) (N) (%)

13 Kriteria DR menurut kriteria Jones

Modifikasi yaitu demam, karditis,

poliarthritis, nodul subkutan, chorea

dan erithema marginatum.

364 73.5 131 26.5

14

Yang merupakan kriteria minor diagnosis DR menurut kriteria Jones

288 58.2 207 41.8

Modifikasi adalah, Gelombang PR

pada EKG memanjang.

15 Bukti adanya riwayat faringitis oleh

Group A streptococcus β hemolyticus

434

87.7

61

12.3

diperlukan untuk penegakan diagnosis

pasti DR.

16 Status gizi adalah keseimbangan

331

66.9

164

33.1

antara asupan zat gizi dengan

kebutuhan gizi tubuh.

17 Grafik CDC digunakan sebagai alat ukur status gizi untuk anak usia > 5

387

78.2

108

21.8

tahun.

18 Metode paling sesuai penilaian status

411

83.0

84

17.0

gizi pada pasien PJR adalah

pemeriksaan Antropometri.

Universitas Sumatera Utara

Page 55: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

42

Jawaban

Benar

Jawaban

Salah Nombor

Soal Soal

(N) (%) (N) (%)

19 Berat badan, tinggi badan,

lingkar kepala, lingkar dada dan

lingkar lengan atas adalah parameter

276 55.8 219 44.2

antropometri untuk mengukur status

gizi pasien PJR.

20 Status gizi pasien PJR yang didahului

422

85.3

73

14.7

oleh DR adalah Gizi Kurang.

21 Pasien dengan PJR akan cenderung

477

96.4

18

3.6

mengalami masalah pertumbuhan dan

perkembangan.

22 Makanan tinggi garam harus dihindari

320

64.6

175

35.4

pada pasien PJR dengan komplikasi

gagal katup jantung.

23 Pola diet yang disarankan pada pasien PJR adalah makanan rendah lemak

382

77.2

113

22.8

jenuh dan makanan rendah sodium.

24 Jumlah asupan kalori yang dibutuhkan

300

60.6

195

39.4

oleh pasien PJR adalah sebanyak 100 -

120 kkal/kgBB.

25 Porsi makanan sehari untuk pasien

163

32.9

332

67.1

PJR adalah sebanyak 5 - 6 kali porsi

kecil.

Universitas Sumatera Utara

Page 56: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

43

Berdasarkan table 3.4 diatas, dapat dilihat bahwa untuk Soal 1 sebanyak 309

(62.4%) responden menjawab dengan benar dan 186 (37.6%) responden telah

menjawab dengan salah. Soal 2 pula sebanyak 398 (80.4%) responden menjawab

dengan benar dan 97 (19.6%) responden telah menjawab dengan salah. Selain itu,

Soal 3 sebanyak 105 (21.2%) responden menjawab dengan benar sedangkan

sebanyak 390 (78.8%) responden telah menjawab dengan salah. Soal 4 terdapat 338

(68.3%) responden menjawab dengan benar sedangkan sebanyak 157 (31.7%)

responden telah menjawab dengan salah. Seterusnya, Soal 5 pula terdapat sebanyak

327 (66.1%) responden telah menjawab dengan benar dan 168 (33.9%) menjawab

dengan salah. Soal 6 sebanyak 421 (85.1%) responden menjawab dengan benar

namun sebanyak 74 (14.9%) telah menjawab dengan salah. Soal 7 terdapat 384

(77.6%) responden yang menjawab dengan benar dan sebanyak 111 (22.4%) telah

menjawab dengan salah. Soal 8 pula menunjukkan bahwa terdapat 308 (62.2%)

responden yang menjawab dengan benar dan sebanyak 187 (37.8%) telah

menjawab dengan salah. Selain itu, soal 9 menunjukkan bahwa terdapat 337

(68.1%) responden yang menjawab dengan benar sedangkan 158 (31.9%) telah

menjawab dengan salah. Soal 10 pula terdapat 472 (95.4%) responden yang

menjawab dengan benar sedangkan 23 (4.6%) telah menjawab dengan salah.

Berdasarkan table 3.4 diatas, bagi soal 11 terdapat 407 (82.2%) responden yang

menjawab dengan benar sedangkan 88 (17.8%) telah menjawab dengan salah. Soal

12 pula terdapat 377 (76.2%) responden yang menjawab dengan benar sedangkan

118 (23.8%) telah menjawab dengan salah. Soal 13 terdapat 364 (73.5%) responden

yang menjawab dengan benar dan 131 (26.5%) telah menjawab dengan salah.

Selain itu, soal 14 terdapat 288 (58.2%) responden yang menjawab dengan benar

dan 207 (41.8%) telah menjawab dengan salah. Seterusnya, soal 15 pula terdapat

434 (87.7%) responden yang menjawab dengan benar sedangkan 61 (12.3%) telah

menjawab dengan salah.

Universitas Sumatera Utara

Page 57: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

44

Berdasarkan tabel 3.4, soal 16 terdapat 331 (66.9%) responden yang menjawab

dengan benar dan 164 (33.1%) telah menjawab dengan salah. Soal 17 pula terdapat

387 (78.2%) responden yang menjawab dengan benar dan 108 (21.8%) telah

menjawab dengan salah. Soal 18 terdapat 411 (83%) responden menjawab dengan

benar dan 84 (17%) telah menjawab dengan salah. Untuk soal 19 pula, terdapat 276

(55.8%) responden menjawab dengan benar dan 219 (44.2%) telah menjawab

dengan salah. Seterusnya, soal 20 terdapat 442 (85.3%) responden menjawab

dengan benar dan 73 (14.7%)) telah menjawab dengan salah. Soal 21 terdapat 477

(96.4%) responden yang telah menjawab dengan benar dan 18 (3.6%) responden

yang telah menjawab dengan salah. Soal 22 pula terdapat 320 (64.6%) responden

yang telah menjawab dengan benar dan 175 (35.4%) responden yang telah

menjawab dengan salah. Seterusnya, soal 23 terdapat 382 (77.2%) responden yang

telah menjawab dengan benar dan 113 (22.8%) responden yang telah menjawab

dengan salah. Soal 24 menunjukkan bahwa sebanyak 300 (60.6%) responden telah

menjawab dengan benar dan 195 (39.4%) responden telah menjawab dengan salah.

Akhir sekali, soal 25 pula terdapat 163 (32.9%) responden yang telah menjawab

dengan benar dan 332 (67.1%) responden yang telah menjawab dengan salah.

Universitas Sumatera Utara

Page 58: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

45

4.1.4 Analisis Data

4.1.4.1 Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden.

Dari tabel 6.1 dapat dilihat bahwa responden dengan tingkat pengetahuan baik

adalah sebanyak 233 (47.1%) mahasiswa, tingkat pengetahuan cukup pula

sebanyak 191 (38.6%) mahasiswa dan responden dengan tingkat pengetahuan

kurang adalah seramai 71 (14.3%) mahasiswa.

Tabel 3.5 Distribusi tingkat pengetahuan responden.

Frekuensi (N) Percentase (%)

Baik 233 47.1

Valid Cukup 191 38.6

Kurang 71 14.3

Total 495 100.0

Universitas Sumatera Utara

Page 59: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

46

4.1.4.2 Distribusi Tingkat Pengetahuan berdasarkan Angkatan.

Tabel 6.2 menunjukkan secara umum hasil tingkat pengetahuan responden

berdasarkan angkatan masing-masing. Secara umum, majoriti responden angkatan

2017 memiliki tingkat pengetahuan kategori Cukup, yaitu 110 (42.27%) responden

berbanding dari kategori Baik, 95 (39.09%) responden dan kategori Kurang, 38

(15.64%) responden.

Majoriti responden angkatan 2018 memiliki tingkat pengetahuan kategori

Baik, yaitu 139 (55.16%) responden berbanding dari kategori Cukup 82 (32.54%)

dan kategori Kurang 31 (12.30%) responden.

Secara keseluruhan dari tabel 6.2 dapat dilihat bahwa responden angkatan 2018

kebanyakkan memiliki Tingkat Pengetahuan Kategori Baik manakala kebanyakkan

responden angkatan 2017 memiliki Tingkat Pengetahuan Kategori Cukup.

Tabel 3.6 Distribusi tingkat pengetahuan berdasarkan angkatan.

TINGKAT PENGETAHUAN

JUMLAH /

ANGKATAN BAIK CUKUP KURANG PRESENTASE

N % N % N %

(%)

2017 95 39.09 110 45.27 38 15.64 243 (100)

2018 139 55.16 82 32.54 31 12.30 252 (100)

Universitas Sumatera Utara

Page 60: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

47

4.1.4.3 Distribusi Tingkat Pengetahuan berdasarkan Jenis Kelamin.

Secara umum tabel 6.3 menunjukan hasil tingkat pengetahuan responden

berdasarkan jenis kelamin. Secara umum, majoriti responden perempuan memiliki

tingkat pengetahuan Kategori Baik, yaitu 166 (52.53%) responden dan 111

(35.13%) responden memiliki tingkat pengetahuan kategori Cukup serta 39

(12.34%) responden memiliki tingkat pengetahuan kategori Kurang.

Secara umum, tingkat pengetahuan kategori Baik dan Cukup untuk responden

lelaki adalah sama yaitu, 74 (41.34%) responden sedangkan 31 (17.32%) responden

lelaki memiliki tingkat pengetahuan Kurang.

Secara keseluruhan dari tabel 6.3 dapat dilihat bahwa responden perempuan

mempunyai Tingkat Pengetahuan Kategori Baik dibanding dengan responden

lelaki.

Tabel 3.7 Distribusi tingkat pengetahuan berdasarkan jenis kelamin.

TINGKAT PENGETAHUAN

JENIS

KELAMIN

BAIK CUKUP KURANG

JUMLAH /

PRESENTASE

(%)

N % N % N %

Lelaki 74 41.34 74 41.34 31 17.32 179 (100)

Perempuan 166 52.53 111 35.13 39 12.34 316 (100)

Universitas Sumatera Utara

Page 61: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

48

4.2 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

4.2.1 Pembahasan Distribusi Angkatan dan Jenis Kelamin Responden.

Distribusi jenis kelamin mayoriti adalah responden perempuan 316 (63.8%)

dan responden lelaki sebanyak 179 (36.2%) sebagai kelompok minor dalam

penelitian ini. Selain itu, angkatan 2017 dan 2018 telah dipilih menjadi reponden

penelitian ini karna kedua angkatan ini telah mengikuti perkuliahan Kardiovaskuler

Sistem. Pada penelitian ini didapatkan distribusi responden angkatan 2018 lebih

banyak, yaitu 252 (50.9%) berbanding responden angkatan 2017, yaitu 243

(49.1%).

Oleh itu, sejalan dengan teori Notoadmodjo, beliau mengatakan bahwa

pengetahuan yang dimiliki seorang akan sangat bergantung pada infromasi yang

diterimanya dan apabila informasinya yang diterima adalah salah maka akan

menyebabkan kekeliruan dalam pengetahuan yang bias sehingga menimbulkan

terjadinya salah persepsi (Notoadmodjo, 2010). Teori Notoadmodjo yang

menyatakan daya tangkap dan pola berfikir seseorang akan meningkat seiring

dengan bertambah usianya sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin baik

(Notoadmodjo, 2012).

4.2.2 Pembahasan Distribusi Jawaban Responden.

Dalam penelitian ini, pertanyaan kuesioner dibagi pada 3 bagian yang terdiri

dari 10 pertanyaan PJR (Pertanyaan 1-10), 5 pertanyaan DR (Pertanyaan 11-15)

serta 10 pertanyaan Status gizi yang berhubung dengan PJR (Pertanyaan 16-25).

Universitas Sumatera Utara

Page 62: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

49

Semua 23 pertanyaan yang dijawab secara Benar oleh majoriti responden

adalah definisi PJR, klasifikasi PJR, pelbagai faktor risiko PJR, organ yang diserang

oleh PJR, pengobatan profilaksis primer dan sekunder PJR, komplikasi PJR,

diagnosis DR, faktor risiko DR, klasifikasi DR, etiologi DR, definisi status gizi, alat

ukur status gizi, pemeriksaan antropometri, status gizi pada PJR, diet yang

disarankan serta dilarang pada PJR serta kalori pasien PJR.

Dari hasil Bab 4.1.3, terdapat 2 pertanyaan, yaitu pertanyaan nombor 2 dan 25

terkait jenis kelamin yang tersering dapat PJR serta porsi makan bagi pasien PJR

yang telah dijawab dengan Salah oleh majoriti responden.

4.2.3 Pembahasan Hasil Jawaban Responden.

Secara keseluruhan, terdapat 398 (80.4%) responden menjawab usia 5-15 tahun

sebagai usia paling sering didapat PJR, dimana penelitian ini sejalan dengan Rizky

Handan dengan sebagian besar sampel pasien PJR, 29 orang (96.7%) dari 30 pasien

berada pada kelompok usia 5-15 tahun (Handan Rizky, 2015). Menurut penelitian

Bambang Budiono juga dikatakan bahwa prevalensi PJR di Indonesia terbesar

adalah pada anak usia 5-15 tahun (Bambang Madiyono, 2003). Sejalan dengan

penelitian ini, menurut WHO pula, PJR dominan pada usia 5-15 tahun karena pada

usia sekolah penyebaran infeksi Streptokokus beta hemolitikus grup A sangat tinggi

(WHO, 2004). Hasil pertanyaan nombor 5, PJR menyerang pelbagai organ seperti

otak, jantung, sendi, kulit telah dijawab oleh 327 (66.1%) responden.

Anak dengan PJR yang didahului DR akan mengalami Gizi Kurang telah

dijawab oleh majoriti responden, 422 (85.3%). Penelitian ini sejalan dengan Rizky

Handan dimana, gambaran status gizi pada anak yang menderita PJR sebagian besar

pada anak gizi kurang, yaitu 8 (26.7%) pada malnutrisi ringan, 7 (23.3%) pada

malnutrisi sedang, dan 8 (26.7%) pada malnutrisi berat. Maka, dapat simpulkan

bahwa sebagian besar anak yang menderita PJR memiliki gambaran gizi kurang

seperti malnutrisi ringan, sedang, maupun berat (Handan Rizki, 2015).

Universitas Sumatera Utara

Page 63: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

50

Selain itu, berdasarkan penelitian Seth Adam Hollander dari American College

of Cardiology, hasil menunjukkan bahwa p value (nilai signifikansi) yang didapat

adalah 0,093 (p = 0,093 < α = 0,1). Ini berarti bahwa nilai p lebih kecil dibanding

nilai alpha atau nilai kemaknaan dan Ho ditolak. Maka, disimpulkan bahwa secara

statistic terdapat hubungan antara status gizi dengan kejadian PJR pada anak

(Hollander Seth Adam, 2019). Pada penelitian Mostafa et al, didapatkan hasil Odds

Ratio 0,368 berarti anak dengan status gizi kurang lebih besar kemungkinan terkena

PJR dibanding anak dengan status gizi baik sebesar 2,72 kali (1 / 0,368) (Mostafa et

al, 2019).

Menurut Rahmawaty et al, dari 80 orang sampel penelitiannya tentang status

gizi pada anak dengan PJR, didapati 75% anak menderita gizi kurang (Rahmawaty

et al, 2012). Sedangkan sejalan dengan penelitian ini pula, menurut penelitian

Herrera et al, 55% anak menderita PJR mempunyai status gizi kurang yang terdiri

dari 30% malnutrisi kurang, 15% malnutrisi sedang dan 10% malnutrisi berat

(Herrera et al, 2000).

Selain itu, sebanyak 477 (96.4%) responden menjawab masalah pertumbuhan

dan perkembangan akan sering dialami oleh pasien PJR, maka sejalan dengan

penelitian ini adalah penelitian Mostafa et al. Penelitian Mostafa menyatakan

bahwa, malnutrisi berhubungan dengan infeksi DR. Keadaan malnutrisi akan

mengakibatkan kekurangan energi protein (KEP) dan zat besi serta vitamin akan

mudah menyebabkan infeksi streptokokus beta hemolitikus yang berulang sehingga

menyebabkan anak menderita DR. Oleh itu, anak akan cenderung mengalami

masalah pertumbuhan dan perkembangan karna infeksi yang terkena (kerusakan

oleh proses antigen-antibodi) serta status gizi yang tidak adekuat. Aktivasi sel T

secara berlebihan akan mengakibatkan kejadian autoimun dan menyerang jaringan

tubuh sendiri sehingga sulit untuk anak mengalami pertumbuhan dan

perkembangan yang normal (Mostafa et al, 1998).

Universitas Sumatera Utara

Page 64: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

51

Seterusnya, mayoriti responden 390 (78.8%) menjawab dengan Salah untuk

jenis kelamin yang lebih sering dijumpai pada PJR. Majoriti telah menjawab jenis

kelamin perempuan bisa terkena PJR. Namun, berdasarkan penelitian Rizky

Handan, 19 (63.3%) anak adalah laki-laki sedangkan perempuan sebanyak 11

(36.7%) anak. Maka, jenis kelamin laki-laki yang lebih banyak menderita PJR

(Handan Rizky, 2015). Dari penelitian Lurildo, sebanyak 55% anak laki-laki

daripada perempuan menderita PJR (Lurildo, 2013). Namun, menurut penelitian

Riaz et al, prevalensi PJR lebih banyak pada anak perempuan, Odds Ratio = 2.2

(Riaz et al, 2013).

Namun menurut data dan kajian dari WHO, dikatakan bahwa tidak ada

keterkait jenis kelamin terhadap kejadian PJR pada anak dan sekiranya terhadap

perbedaan maka, perbedaannya hanya sedikit dan muncul akibat penelitian di

tempat yang berbeda dengan kondisi serta budaya yang berbeda (WHO, 2014).

Universitas Sumatera Utara

Page 65: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

52

4.3 PEMBAHASAN TINGKAT PENGETAHUAN RESPONDEN

4.3.1 Pembahasan Tingkat Pengetahuan Responden.

Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan responden

dalam penelitian ini adalah kategori Baik, yaitu 233 (47.1%) responden. Maka,

dapat disimpulkan bahwa responden peneltian ini memahami dan mempunyai

pengetahuan tentang PJR serta hubungannya dengan status gizi serta DR.

4.3.2 Pembahasan Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Angkatan.

Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa majoriti responden angkatan

2018 memiliki tingkat pengetahuan kategori Baik, yaitu 139 (55.16%) responden

berbanding tingkat pengetahuan responden angkatan 2017. Maka, dapat dikatakan

bahwa responden angkatan 2018 memiliki pengetahuan yang lebih dari responden

angkatan 2017 karna kemungkinan angkatan 2018 baru mempelajari blok Sistem

Kardiovaskuler oleh karna itu, pembelajaran serta topik PJR masih dapat diingat

kembali berbanding angkatan 2017.

4.3.3 Pembahasan Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Jenis Kelamin.

Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa responden perempuan memiliki

tingkat pengetahuan kategori Baik, yaitu 166 (52.53%) responden berbanding

dengan tingkat pengetahuan responden lelaki. Hal ini sejalan dengan teori

Notoadmodjo yang menyatakan bahwa perempuan memiliki kesadaran, rasa ingin

tahu sesuatu serta daya ingat yang tinggi dibanding dengan lelaki. Teorinya juga

menyebut bahwa perilaku seseorang akan lebih baik dan dapat bertahan lebih lama

apabila didasari oleh tingkat pengetahuan dan kesadaran yang baik (Notoadmojo,

2010).

Universitas Sumatera Utara

Page 66: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

53

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

1. Tingkat pengetahuan mayoritas responden penelitian ini adalah dalam kategori

Baik.

2. Mayoritas responden angkatan 2018 mempunyai tingkat pengetahuan kategori

Baik.

3. Mayoritas responden angkatan 2017 mempunyai tingkat pengetahuan kategori

Cukup.

4. Responden jenis kelamin perempuan memiliki tingkat pengetahuan kategori

Baik.

5. Mayoritas responden memiliki pengetahuan yang baik terhadap definisi PJR,

klasifikasi PJR, pelbagai faktor risiko PJR, organ yang diserang oleh PJR,

pengobatan profilaksis primer dan sekunder PJR, komplikasi PJR, etiologi DR,

klasifikasi DR, faktor risiko DR, diagnosis DR, definisi status gizi, alat ukur status

gizi, pemeriksaan antropometri, status gizi pada pasien PJR, diet yang disarankan

dan dilarang pada pasien PJR serta rekomendasi kalori PJR.

6. Mayoritas responden mempunyai pengetahuan yang kurang terhadap jenis

kelamin yang lebih sering terkena PJR serta porsi makan yang sesuai untuk pasien

PJR.

Universitas Sumatera Utara

Page 67: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

54

5.2 SARAN

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka disarankan kepada ;

1. Peneliti dan Mahasiswa Fakultas Kedokteran.

Penelitian lebih banyak perlu dilakukan tentang PJR secara lebih dalam and

terperinci agar dapat memajukan bidang kesehatan dan kedokteran. Mahasiswa

fakultas kedokteran perlu lebih mempelajari tentang PJR agar dapat mencegah serta

mengobati PJR secara dini. Selain itu, dapat menurunkan kejadian PJR serta mampu

memberikan edukasi kepada keluarga dan masyarakat.

2. Tenaga Medis.

Tenaga medis harus memahami dan mempelajari dengan lebih mendalam agar

mampu mendeteksi PJR secara dini, melakukan tatalaksana yang sesuai kepada

pasien dan memberikan edukasi kepada pasien serta mengurangi angka mortalitas

akibat PJR.

3. Instansi Kesehatan dan Kementerian Kesehatan.

Badan dan unit kesehatan harus lebih aktif mengadakan penyuluhan serta program

tentang PJR kepada masyarakat agar mereka akan lebih mengenali. Hal ini dapat

dilakukan melalui media social, media cetak maupun media elektronik.

Universitas Sumatera Utara

Page 68: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

55

DAFTAR PUSTAKA

1. Abhishek Khadka, 2015, Nutritional Status and Calorifific Intake in Rheumatic

Heart Diseases Patients, Operated in Sahid Gangalal National Heart Center

(SGNHC),

https://www.academia.edu/30704144/Nutritional_Status_and_Calorific_Intak

e_in_Rheumatic_Heart_Diseases_Patients_Operated_in_Sahid_Gangalal_Nat

ional_Heart_Center_SGNHC, [diakses pada 13 Mei 2020].

2. Afif A, 2018, Demam Reumatik dan Penyakit Jantung Reumatik Permasalahan

Indonesia, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Disertasi

Universitas Sumatera Utara 21,

http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/750, [diakses pada 13 Mei 2020]

3. Alan Bisno et al, 2001, WHO Expert Consultation on Rheumatic Fever and

Rheumatic Heart Disease, in WHO technical report series,

https://apps.who.int/iris/handle/10665/42898, [diakses pada 24 Mei 2020].

4. Alexander RW et al, 2010, Hurst The Heart, Vol. II, 10th edition,

http://docshare01.docshare.tips/files/31622/316220026.pdf, [diakses 6 June

2020].

5. Almatsier, S, 2003, Prinsip Dasar Ilmu Gizi, edisi pertama, Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama, https://studylibid.com/doc/1123275/prinsip-dasar-ilmu-gizi.-

jakarta---pt-gramedia-pustaka-utama, [diakses 10 April].

6. Arikunto,2010,

https://books.google.com.my/books?id=S_7EDwAAQBAJ&pg=PA31&lpg=

PA31&dq=arikunto+2010+pengetahuan&source=bl&ots=WjFNdH9JyL&sig

=ACfU3U3plyyow5vp7LYXJDRThKvLPi0fFQ&hl=en&sa=X&ved=2ahUK

EwjQ6t3itfvpAhXCwTgGHTptAjIQ6AEwAXoECA0QAQ#v=onepage&q=a

rikunto%202010%20pengetahuan&f=false, halaman 31, [diakses 15 Mei

2020].

7. Armstrong C, 2010, AHA Guidelines on Prevention of Rheumatic Fever and

Diagnosis and Treatment of Acute Streptococcal Pharyngitis, 1;81 (3) halaman

346-359,

https://www.ahajournals.org/doi/full/10.1161/circulationaha.109.191959

[diakses 14 Mei 2020].

8. Azwar, S (2011) : Sikap dan Perilaku Manusia : Teori dan Pengukurannya,

Yogyakarta : Pustaka Pelajar [ diakses pada 15 November 2020 ].

9. Bambang Madiyono. 2003. Inhibiting ability of benzathine penicillin G

towards group A Streptococcus β-hemolyticus in 21 and 28 days after a single

intramuscular injection. Paediatrica Indonesiana; 43 : 136-138 [diakses pada

19 November 2020].

10. Chakko S, Bisno et al, 2010, Acute Rheumatic Fever, Mc Graw-Hill : New

York, halaman 65.

11. Ciliers, A.M. Rheumatic Fever and Its Management. BMJ. 2006;333(7579):

1153-1156, [diakses tanggal 30 Maret 2020],

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1676147/

Universitas Sumatera Utara

Page 69: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

56

12. Demam Reumatik Akut, 2016, [diakses pada 30 Mei 2020],

http://www.ichrc.org/610-demam-Reumatik-akut.

13. Eroglu, Guler Ayse, 2016, Turkish Pediatric Association, Update on Diagnosis

of Acute Rheumatic Fever : 2015 Jones criteria, [diakses pada 15 April 2020],

http://emedicine.medscape.com/article/891897-overview.

14. Guilherme L, Ramasawmy R, Kalil J. Rheumatic fever and rheumatic heart

disease: genetics and pathogenesis. Scand J Immunol [internet], 2007 [diakses

26 Maret 2020], 66(2-3):199-207, http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.11

11/j.1365-3083.2007.01974.x/full.

15. Herrera et al, 2000. Nutritional evaluation and functional class in hospitalized

cardiopathy patients. Arch Inst Cardiol Mex ; 69(2) :153-6 [ diakses 15

November 2020].

16. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Pedoman Pelayanan Medis, Ed. 2.

Jakarta:Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2011, halaman 41-42,

[diakses pada 30 Mei 2020], http://spesialis1.ika.fk.unair.ac.id/wp-

content/uploads/2017/03/Pedoman-Pelayanan-Medis-Edisi-II-Tahun-

2011.pdf.

17. Julius W, 2017, Penyakit Jantung Reumatik, J Medula Unila, 2016, Pediatric

Rheumatic Heart Disease, Medscape, [diakses pada 3 Mei 2020],

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6888501/

18. Leman,S, Demam Rheumatik dan Penyakit Jantung Rheumatik, Buku Ajar

Ilmu Penyakit Dalam, Edisi IV, Jilid 3, Pusat Penerbitan Departemen Ilmu

Penyakit Dalam FK_UI Jakarta, 2006, page 1560.

19. Lurildo Ribeiro Saraiva, 2013. On the gravity of the acute rheumatic fever in

children from Pernambuco, Brazil. Arq Bras Cardiol ; 101(3) : 61–64 ) [

diakses pada 26 November 2020].

20. Majid Abdul. Anatomi Jantung dan pembuluh darah, Sistem Kardiovaskuler

secara Umum, Denyut Jantung dan Aktifitas Listrik Jantung, dan Jantung

sebagai Pompa. Fisiologi Kardiovaskular. Medan: Bagian Fisiologi Fakultas

Kedokteran USU. 2005, halaman 7 -16.

21. Mishra T.K., Acute Rheumatic Fever and Rheumatic Heart Disease: current

scenario. JIACM. 2007;8(4):324-30.

22. National Heart Foundation Of Australia and the Cardiac Society of Australia

and New Zealand, Diagnosis and management of Acute Rheumatic Fever and

Rheumatic Heart Disease in Australia. An Evidence Base Review, June 2016,

[diakses pada 30 Maret 2020], https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/17547548/.

23. Ninditasari, G. 2015. Referat Penyakit Jantung pada Anak. Kepaniteraan

Klinik Departemen Ilmu Kesehatan Anak RST dr. Soedjono Tingkat II

Magelang; 21-23, [diakses pada 9 April 2020],

https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/view/182/0.

24. Notoatmodjo, S, 2014 : Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta :

Rineka Cipta [ diakses pada 15 November 2020 ].

25. Notoadmojo, S, 2010 : Ilmu Perilaku Kesehatan : Metodologi Penelitian

Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta [ diakses pada 15 November 2020 ].

Universitas Sumatera Utara

Page 70: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

57

26. PEDIATRIC CARDIOLOGY UPDATE VII, NASKAH LENGKAP, The Role

of Pediatrician in Pediatric Cardiac Care with Limited Resources, [diakses pada

29 Mei 2020].

27. Prof Dr. H. Djaali, halaman 28, [diakses 12 Mei 2020],

https://books.google.com.my/books?id=3SuBDp8bo7gC&pg=PA28&lpg=PA

28&dq=skala+pengukuran+guttman&source=bl&ots=c8TQqrC9zS&sig=ACf

U3U3gfaCSElOjZVuuT2djtu7i_14u5g&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwifoZ7

Wl_vpAhXafn0KHSoBDYQQ6AEwAHoECAgQAQ#v=onepage&q&f=fals

e

28. Rahmawaty et al, 2012 : Faktor Risiko Serangan Berulang Demam Rematik/Penyakit Jantung Rematik : Sari Pediatri (14 : 179-183), Makassar.

29. Rheumatic Fever and Rheumatic Heart Disease at the Department of Child

Health, School of Medicine University of North Sumatera/Dr. Pirngadi

Hospital, Medan (1983-1985), 2018, [diakses pada 14 April 2020],

https://paediatricaindonesiana.org/index.php/paediatrica-

indonesiana/article/view1860.

30. Rheumatic Heart Disease, 2020, [diakses pada 16 Maret 2020],

https://www.stlouischildrens.org/conditions-treatments/rheumatic-heart-

disease.

31. Riaz et al (2013) : Risk Factor of Rheumatic Heart Disease in Bangladesh : A

case control ; (31 : 70-77), Dhaka.

32. Rilantono, LI. Penyakit Kardiovaskular (PKV). Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2013, halaman 331-335.

33. Rizky, Handan (2015) : Hubungan Status Gizi Dengan Kejadian Penyakit

Jantung Rematik Dan Bukan Penyakit Jantung Rematik Pada Anak Di RSUP

H. Adam Malik Medan Pada Tahun 2011-2013 [diakses 30 November 2020]. 34. Seth Adam Hollander, 2019. Malnutrition in Pediatric Heart Failure,

https://www.acc.org/latest-in-

cardiology/articles/2019/02/04/06/39/malnutrition-in-pediatric-heart-failure,

[diakses pada 7 November 2020].

35. Sika-Paotonu, Beaton A, Raghu A, et al, 2017, Acute Rheumatic Fever and

Rheumatic Heart Disease, National Center for Biotechnology information,

[diakses pada 10 April 2020],

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6888501/.

36. Siregar,A,Afif, 2008, Demam Rheumatik dan Penyakit Jantung Rheumatik

Permasalahan di Indonesia, Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap pada

Fakultas Kedokteran USU_Medan, [diakses pada 19 April 2020],

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/750/08E00203.pdf?se

quence=1&isAllowed=y.

37. Skala Guttman [diakses 12 Mei 2020],

https://daps.bps.go.id/file_artikel/100/SKALA%20LINKERT.pdf

Universitas Sumatera Utara

Page 71: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

58

38. Skala pengukuran, [diakses pada 28 Mei 2020],

https://www.academia.edu/5077784/Skala_Pengukuran

39. Tazun Akhter et al, 2019, Feeding practices and nutritional status of children

with rheumatic fever in Bangladesh, [diakses 31 Mei 2020],

https://www.alliedacademies.org/articles/feeding-practices-and-nutritional-

status-of-children-with-rheumatic-fever-in-bangladesh.pdf

40. The Nutritional State of Children with Chronic Rheumatic Heart Disease,

[diakses pada 28 Maret 2020],

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1988166/

41. Thomas K Chin et al, 2014. Pediatric Rheumatic Heart disease. Medscape,

http://emedicine.medscape.com/article/891897-overview#a0199 [diakses pada

1 Mei 2020].

42. Thomas K Chin et al, 2019, Pediatric Rheumatic Fever, accessed 30th March

2020, WHO, Rhematic fever and rheumatic heart disease.-report of a WHO

expert Consultation, http://archives.who.int/trs/WHO_TRS_923.pdf, [diakses

pada 15 Mei 2020].

43. WHO, Rhematic fever and Rheumatic Heart Disease. Report of a WHO expert

Consultation. 2004, [diakses pada 26 Mei 2020],

http://www.who.int/cardiovascular_diseases/resources/en/cvd_trs923.pdf.

44. World Health Organization, Rheumatic fever and rheumatic heart disease

WHO Technical report series 923, Report of a WHO Expert Consultation

Geneva, 9 October - 1 November 2001, [diakses pada 30 Maret 2020],

https://www.who.int/cardiovascular_diseases/resources/en/cvd_trs923.pdf.

Universitas Sumatera Utara

Page 72: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

59

PENYATAAN ORISINALITAS

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera

Utara Angkatan 2017-2018 Mengenai Hubungan Status Gizi Dengan Penyakit

Jantung Reumatik Pada Anak.

Dengan ini penulis menyatakan bahwa skripsi ini disusun sebagai syarat untuk

memperoleh Sarjana Kedokteran pada Program Studi Pendidikan Dokter pada

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara adalah benar merupakan hasil

karya penulis sendiri.

Adapun pengutipan yang penulis lakukan pada bagian tertentu dari hasil karya

orang lain dalam penulisan skripsi ini, telah penulis cantumkan sumbernya secara

jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penelitian ilmiah.

Apabila dikemudian hari ternyata ditemukan seluruh atau sebagian skripsi ini

bukan hasil karya penulis sendiri atau adanya plagiat dalam bagian tertentu, penulis

bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang penulis sandang dan

sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Medan, Disember 2020,

Penulis,

N. Kugashini A/P Nadarajan

170100251

Universitas Sumatera Utara

Page 73: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

60

LAMPIRAN

LAMPIRAN A : Biodata Penulis.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : N. Kugashini A/P Nadarajan

NIM : 170100251

Tempat / Tanggal Lahir : Malaysia / 28 Agustus 1997

Agama : Hindu

Nama Ayah : Nadarajan A/L Kanne

Nama Ibu : Puniavathy A/P Mariappan

Alamat : Prima Kost, No.6, Gang Sehat, Jalan DR

Mansyur, 20155 Medan, Indonesia.

Riwayat Pendidikan : 1. Sekolah Kebangsaan USJ 20, Selangor,

Malaysia ( 2004 - 2009 ).

Universitas Sumatera Utara

Page 74: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

61

: 2. Sekolah Menengah Kebangsaan Padang

Tembak, Kuala Lumpur, Malaysia ( 2010 -

2011 ).

: 3. Sekolah Menengah Kebangsaan Dato

Lokman, Kuala Lumpur, Malaysia ( 2011 -

2016 ).

: 4. Goon International College, Kuala Lumpur,

Malaysia ( 2016 - 2017 ).

: 5. Fakultas Kedokteran USU, Medan, Indonesia

( 2017 - Sekarang).

Riwayat Pelatihan : 1. Pengawas Sekolah ( 2007 - 2016 ).

: 2. Kem Kepimpinan Pengawas ( 2007 - 2016 ).

Riwayat Kepanitiaan : 1. Persatuan Bulan Sabit Merah ( 2010 - 2016 ).

: 2. Persatuan Sains & Matematik (2010 – 2016).

: 3. Persatuan Permainan Dalaman (2010 - 2016).

: 4. Anggota Pertubuhan Kebangsaan Pelajar

Malaysia di Indonesia Cawangan Medan

(PKPMI) ( 2017 - Sekarang ).

Universitas Sumatera Utara

Page 75: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

62

LAMPIRAN B : Lembar Penjelasan Penelitian.

LEMBAR PENJELASAN

Mahasiswa/mahasiswi angkatan 2017-2018 Fakultas Kedokteran USU Yth ;

Perkenalkan saya N. Kugashini A/P Nadarajan mahasiswi Fakultas Kedokteran

USU angkatan 2017. Pada semester ini, saya sedang melakukan penelitian yang

berjudul “Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas

Sumatera Utara (USU) Angkatan 2017-2018 mengenai Hubungan Status Gizi

dengan Penyakit Jantung Reumatik pada anak”.

Tujuan kuesioner ini adalah sebagai alat validasi kuesioner untuk penelitian

mengenai hubungan status gizi dengan PJR pada anak. Metode pengambilan data

untuk kuesioner ini dilakukan secara Online melalui Google Form. Kuesioner

pilihan ganda ini mengandungi sebanyak 25 soal sahaja dan terdapat 3 pilihan

jawaban. Pilihlah satu jawaban yang paling benar. Semua jawaban digunakan

sebagai data pribadi dengan tujuan validasi kuesioner penelitian dan tidak bertujuan

untuk di publikasi. Manfaat penelitian ini adalah untuk mengetahui serta

menambahkan tingkat pengetahuan kalian sebagai mahasiswa kedokteran

mengenai hubungan status gizi dengan PJR pada anak.

Saya mengucapkan terima kasih kepada teman-teman sekalian yang sudi

meluangkan masa kalian untuk membantu mengisi Google Form ini. Semoga kita

semua sehat dan dilindungi dari wabah COVID-19.

Medan, Oktober-November 2020,

Peneliti,

Nama : N. Kugashini A/P Nadarajan

NIM : 170100251

Universitas Sumatera Utara

Page 76: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

63

LAMPIRAN C : Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan

(Informed Consent).

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP).

(INFORMED CONSENT).

Saya yang bertanda tangan dibawah ini ;

Nama :

NIM :

Angkatan :

Jenis Kelamin :

Saya telah membaca dan mendapatkan keterangan dan penjelasan dari peneliti

tentang penelitian ini, maka saya yang bertandatangan dibawah ini BERSEDIA /

TIDAK BERSEDIA untuk partisipasi dalam penelitian ini. Saya mengerti bahwa

semua informasi serta jawaban dalam penelitian ini akan dijaga dan dirahsiakan

oleh peneliti dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian ini.

Medan, Oktober 2020,

( Peneliti ) ( Responden )

Universitas Sumatera Utara

Page 77: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

64

LAMPIRAN D : Kuesioner Pilihan Ganda Online, Google Form.

JUDUL PENELITIAN

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Kedokteran USU Angkatan 2017-2018

mengenai Hubungan Status Gizi dengan Penyakit Jantung Reumatik pada anak.

BAGIAN A : IDENTITAS RESPONDEN

1). Nama Responden :

2). Nombor Induk Mahasiswa (NIM) :

3). Angkatan :

4). Jenis Kelamin :

BAGIAN B : KUESIONER

Singkatan : PJR - Penyakit Jantung Reumatik.

: DR - Demam Reumatik.

1). PJR adalah… ........ ?

A. Penyakit Jantung Bawaan

B. Kardiomiopati

C. Penyakit Jantung Didapat

2). PJR sering dijumpai pada ?

A. Orang tua / lansia

B. Dewasa 30-50 tahun

C. Anak 5-15 tahun

Universitas Sumatera Utara

Page 78: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

65

2). Jenis kelamin ........... lebih sering dijumpai pada PJR ?

A. Lelaki

B. Perempuan

C. A & B benar

3). Katup jantung yang paling sering terkena ?

A. Katup pulmonal

B. Katup Trikuspid

C. Katup Mitral

4). PJR adalah penyakit yang menyerang… ........ ?

A. Jantung sahaja

B. Otak, jantung, sendi, kulit

C. Jantung dan mata

5). PJR adalah penyakit yang didahului oleh… ........ ?

A. Demam Reumatik

B. Endokarditis

C. Gagal jantung

6). Faktor risiko PJR antara lain… ......... ?

A. Obesitas

B. Usia pasien < 1 tahun

C. Riwayat demam reumatik berulang / Genetik

7). Profilaksis primer PJR dengan penisilin diberikan selama 10 hari sebagai obat

pilihan untuk mengobati ............ ?

A. penyakit PJR

B. gejala demam reumatik

C. Infeksi Grup A Streptokokus

Universitas Sumatera Utara

Page 79: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

66

8). Profilaksis sekunder PJR dengan ........... diberikan sampai usia pasien 25 tahun

untuk mencegah infeksi berulang demam reumatik pada penderita dengan riwayat

PJR.

A. Acyclovir

B. Injeksi IM Benzathine benzylpenisilin

C. Eritromisin

9). Apakah komplikasi tersering PJR ?

A. Gagal ginjal

B. Gagal jantung

C. Strok

10). Diagnosis Demam Reumatik ditegakkan berdasarkan ........... ?

A. Kriteria Framingham

B. Kriteria RIFLE

C. Kriteria Jones modifikasi (Kriteria Mayor dan Kriteria Minor)

11). Apakah faktor Risiko Demam Reumatik ?

A. Strep throat / Faringitis

B. Demam

C. Batuk / Pilek

12). Kriteria DR menurut kriteria Jones modifikasi yaitu… ......... ?

A. demam, karditis, poliarthritis, nodul subkutan, chorea dan erithema

marginatum

B. demam, karditis, nyeri dada, nyeri kepala, sesak nafas dan hipotensi

C. Nyeri dada, hipotensi, sianosis, nodul subkutan, demam dan chorea

Universitas Sumatera Utara

Page 80: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

67

13). Yang merupakan kriteria minor diagnosis demam reumatik menurut kriteria

Jones modifikasi yaitu .......... ?

A. Erythema marginatum

B. Gelombang PR pada EKG memanjang

C. Chorea

14). Bukti adanya riwayat faringitis oleh ........... diperlukan untuk penegakan

diagnosis pasti demam reumatik.

A. Clostridium tetani

B. Staphylococcus aureus

C. Group A streptococcus β hemolyticus

15). Status gizi adalah ............ ?

A. asupan zat gizi per hari

B. berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT) pasien

C. Keseimbangan antara asupan zat gizi dengan kebutuhan gizi tubuh.

16). Grafik .......... digunakan sebagai alat ukur ........... anak usia > 5 tahun.

A. WHO ...... kalori

B. Status gizi ...... gizi

C. CDC ...... Status gizi

17). Metode paling sesuai penilaian status gizi pada pasien PJR adalah ?

A. Pemeriksaan Antropometri

B. Pemeriksaan lab

C. Anamnesa pola makan pasien

Universitas Sumatera Utara

Page 81: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

68

19) ............ adalah parameter antropometri yang digunakan untuk mengukur status

gizi pasien PJR.

A. Berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar dada dan lingkar lengan atas

B. Tinggi badan, berat badan, lingkar kepala dan indeks massa tubuh (IMT)

C. Lingkar kepala, lingkar lengan atas dan lingkar lengan bawah

20). Apakah status gizi pasien PJR yang didahului oleh Demam Reumatik ?

A. Gizi baik

B. Gizi kurang

C. Obese

21). Pasien dengan PJR akan cenderung mengalami masalah ............ ?

A. Pertumbuhan dan perkembangan

B. Komunikasi

C. Penglihatan

22). Makanan dan minuman tinggi ........... harus dihindari pada pasien PJR dengan

komplikasi gagal katup jantung.

A. Gula

B. Garam

C. Kafein

23). Pola diet yang disarankan pada pasien PJR adalah ?

A. Makanan rendah lemak jenuh

B. Makanan rendah sodium

C. A & B Benar

Universitas Sumatera Utara

Page 82: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

69

24). Jumlah asupan kalori yang dibutuhkan oleh pasien PJR adalah ?

A. 50 - 100 kkal/kgBB

B. 100 - 120 kkal/kgBB

C. 150 - 175 kkal/kgBB

25). Berapa banyak porsi makanan pasien PJR untuk sehari ?

A. 2 - 3 kali porsi besar

B. 4 - 5 kali porsi kecil

C. 5 - 6 kali porsi kecil

BAGIAN D : KUNCI JAWABAN KUESIONER

1. C 15. C

2. C 16. C

3. C 17. C

4. C 18. A

5. B 19. A

6. A 20. B

7. C 21. A

8. C 22. B

9. B 23. C

10. B 24. B

11. C 25. C

12. A

13. A

14. B

Universitas Sumatera Utara

Page 83: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

70

LAMPIRAN E : Hasil Uji Validitas Kuesioner.

Item-Total Statistics

Scale Mean if Scale Variance Corrected

Item Deleted if Item Deleted

Item-Total

Cronbach's Alpha if Item

Correlation Deleted

P1 18.73 47.237 .486 .956

P2 18.73 45.651 .783 .953

P3 18.83 45.592 .685 .954

P4 18.67 46.644 .711 .954

P5 18.83 46.213 .582 .955

P6 18.77 44.875 .878 .952

P7 18.80 45.062 .804 .953

P8 18.77 44.875 .878 .952

P9 18.73 46.064 .704 .954

P10 18.73 46.271 .665 .954

P13 18.67 47.402 .546 .955

P15 18.67 45.885 .878 .952

P16 18.70 46.010 .771 .953

P17 18.87 45.223 .724 .954

P19 18.67 45.885 .878 .952

P21 18.83 46.971 .459 .957

P23 18.67 46.713 .696 .954

P25 18.60 47.766 .653 .955

P26 18.97 47.275 .374 .958

P27 18.67 46.713 .696 .954

P28 18.63 46.585 .826 .953

P29 18.73 45.789 .757 .953

P30 18.63 47.206 .673 .954

P32 19.07 46.823 .438 .957

P33 18.83 46.144 .594 .955

Universitas Sumatera Utara

Page 84: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

71

LAMPIRAN F : Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner.

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

P1 .80 .407 30

P2 .80 .407 30

P3 .70 .466 30

P4 .87 .346 30

P5 .70 .466 30

P6 .77 .430 30

P7 .73 .450 30

P8 .77 .430 30

P9 .80 .407 30

P10 .80 .407 30

P13 .87 .346 30

P15 .87 .346 30

P16 .83 .379 30

P17 .67 .479 30

P19 .87 .346 30

P21 .70 .466 30

P23 .87 .346 30

P25 .93 .254 30

P26 .57 .504 30

P27 .87 .346 30

P28 .90 .305 30

P29 .80 .407 30

P30 .90 .305 30

P32 .47 .507 30

P33 .70 .466 30

Universitas Sumatera Utara

Page 85: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

72

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.956 25

Case Processing Summary

N %

Valid 30 100.0

Cases Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

19.53

50.120

7.080

25

Universitas Sumatera Utara

Page 86: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

73

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

P1 .80 .407 30

P2 .80 .407 30

P3 .70 .466 30

P4 .87 .346 30

P5 .70 .466 30

P6 .77 .430 30

P7 .73 .450 30

P8 .77 .430 30

P9 .80 .407 30

P10 .80 .407 30

P13 .87 .346 30

P15 .87 .346 30

P16 .83 .379 30

P17 .67 .479 30

P19 .87 .346 30

P21 .70 .466 30

P23 .87 .346 30

P25 .93 .254 30

P26 .57 .504 30

P27 .87 .346 30

P28 .90 .305 30

P29 .80 .407 30

P30 .90 .305 30

P32 .47 .507 30

P33 .70 .466 30

Universitas Sumatera Utara

Page 87: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

74

LAMPIRAN G : Surat Izin Penelitian MEU FK USU.

Universitas Sumatera Utara

Page 88: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

75

LAMPIRAN H : Ethical Clearance Komisi Etik FK USU.

Universitas Sumatera Utara

Page 89: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

76

Universitas Sumatera Utara

Page 90: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

77

LAMPIRAN I : Lembar Persetujuan Kesediaan Pembimbing Skripsi.

Universitas Sumatera Utara

Page 91: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

78

Universitas Sumatera Utara

Page 92: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

79

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS KEDOKTERAN

Jalan dr. T. Mansur No. 5 Kampus USU Medan 20155

Telp. (061)8211045, 8210555 Fax. (061)8216264,e-mail:

[email protected]

LAMPIRAN J : Lembar Persetujuan Judul Penelitian.

LEMBAR PERSETUJUAN JUDUL PROPOSAL SKRIPSI

MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN USU

T.A 2019/2020

Nama Mahasiswa : N. Kugashini A/P Nadarajan.

Nomor Induk Mahasiswa (NIM) : 170100251.

Judul : Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Fakultas

Kedokteran Unoversitas Sumatera Utara (USU) Angkatan 2017-2018 mengenai

Hubungan Status Gizi dengan PJR pada anak.

Judul skripsi tersebut telah disetujui oleh Dosen Pembimbing untuk selanjutnya

akan dikembangkan menjadi Proposal Skripsi.

Medan, 13 April 2020,

Menyetujui,

Nama Dosen Pembimbing : Dr. dr. Tina Christina L. Tobing,

M.Ked (Ped), Sp.A(K)

NIP : 196109101987122001

Universitas Sumatera Utara

Page 93: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

80

LAMPIRAN K : Hasil SPSS Distribusi Karakteristik Responden.

STAMBUK

Frekuensi

(f)

Percentase

(%)

Presentase

Valid (%)

Presentase

Kumulatif (%)

2017 243 49.1 49.1 49.1

Valid 2018 252 50.9 50.9 100.0

Total 495 100.0 100.0

JENIS KELAMIN

Frekuensi

(f)

Percentase

(%)

Presentase

Valid (%)

Presentase

Kumulatif (%)

Perempuan 316 63.8 63.8 63.8

Valid Lelaki 179 36.2 36.2 100.0

Total 495 100.0 100.0

LAMPIRAN L : Hasil SPSS Deskriptif Analitik (Univariat) Jawaban

Responden (Soal 1-25).

PERTANYAAN 1

Frekuensi Percentase Presentase Presentase

(f) (%) Valid (%) Kumulatif (%)

Salah 186 37.6 37.6 37.6

Valid Benar 309 62.4 62.4 100.0

Total 495 100.0 100.0

PERTANYAAN 2

Frekuensi Percentase Presentase Presentase

(f) (%) Valid (%) Kumulatif (%)

Salah 97 19.6 19.6 19.6

Valid Benar 398 80.4 80.4 100.0

Total 495 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara

Page 94: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

81

PERTANYAAN 3

Frekuensi

(f)

Percentase

(%)

Presentase

Valid (%)

Presentase

Kumulatif (%) Salah 390 78.8 78.8 78.8

Valid Benar 105 21.2 21.2 100.0

Total 495 100.0 100.0

PERTANYAAN 4

Frekuensi Percentase Presentase Presentase

(f) (%) Valid (%) Kumulatif (%)

Salah 157 31.7 31.7 31.7

Valid Benar 338 68.3 68.3 100.0

Total 495 100.0 100.0

PERTANYAAN 5

Frekuensi

(f)

Percentase

(%)

Presentase

Valid (%)

Presentase

Kumulatif (%) Salah 168 33.9 33.9 33.9

Valid Benar 327 66.1 66.1 100.0 Total 495 100.0 100.0

PERTANYAAN 6 Frekuensi Percentase Presentase Presentase

(f) (%) Valid (%) Kumulatif (%)

Salah 74 14.9 14.9 14.9

Valid Benar 421 85.1 85.1 100.0 Total 495 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara

Page 95: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

82

PERTANYAAN 7 Frekuensi

(f)

Percentase

(%)

Presentase

Valid (%)

Presentase

Kumulatif (%)

Salah 111 22.4 22.4 22.4

Valid Benar 384 77.6 77.6 100.0

Total 495 100.0 100.0

PERTANYAAN 8

Frekuensi

(f)

Percentase

(%)

Presentase

Valid (%)

Presentase

Kumulatif (%)

Salah 187 37.8 37.8 37.8

Valid Benar 308 62.2 62.2 100.0 Total 495 100.0 100.0

PERTANYAAN 9

Frekuensi

(f)

Percentase

(%)

Presentase

Valid (%)

Presentase

Kumulatif (%) Salah 158 31.9 31.9 31.9

Valid Benar 337 68.1 68.1 100.0

Total 495 100.0 100.0

PERTANYAAN 10

Frekuensi Percentase Presentase Presentase

(f) (%) Valid (%) Kumulatif (%)

Salah 23 4.6 4.6 4.6

Valid Benar 472 95.4 95.4 100.0

Total 495 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara

Page 96: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

83

PERTANYAAN 11 Frekuensi

(f)

Percentase

(%)

Presentase

Valid (%)

Presentase

Kumulatif (%)

Salah 88 17.8 17.8 17.8

Valid Benar 407 82.2 82.2 100.0

Total 495 100.0 100.0

PERTANYAAN 12

Frekuensi

(f)

Percentase

(%)

Presentase

Valid (%)

Presentase

Kumulatif (%)

Salah 118 23.8 23.8 23.8

Valid Benar 377 76.2 76.2 100.0 Total 495 100.0 100.0

PERTANYAAN 13

Frekuensi Percentase

(f) (%)

Presentase

Valid (%)

Presentase

Kumulatif (%) Salah 131 26.5 26.5 26.5

Valid Benar 364 73.5 73.5 100.0

Total 495 100.0 100.0

PERTANYAAN 14

Frekuensi Percentase Presentase Presentase

(f) (%) Valid (%) Kumulatif (%)

Salah 207 41.8 41.8 41.8

Valid Benar 288 58.2 58.2 100.0

Total 495 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara

Page 97: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

84

PERTANYAAN 15

Frekuensi Percentase Presentase Presentase

(f) (%) Valid (%) Kumulatif (%)

Salah 61 12.3 12.3 12.3

Valid Benar 434 87.7 87.7 100.0

Total 495 100.0 100.0

PERTANYAAN 16 Frekuensi Percentase Presentase Presentase

(f) (%) Valid (%) Kumulatif (%)

Salah 164 33.1 33.1 33.1

Valid Benar 331 66.9 66.9 100.0

Total 495 100.0 100.0

PERTANYAAN 17

Frekuensi Percentase Presentase Presentase

(f) (%) Valid (%) Kumulatif (%)

Salah 108 21.8 21.8 21.8

Valid Benar 387 78.2 78.2 100.0

Total 495 100.0 100.0

PERTANYAAN 18 Frekuensi Percentase Presentase Presentase

(f) (%) Valid (%) Kumulatif (%)

Salah 84 17.0 17.0 17.0

Valid Benar 411 83.0 83.0 100.0

Total 495 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara

Page 98: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

85

PERTANYAAN 19 Frekuensi

(f)

Percentase

(%)

Presentase

Valid (%)

Presentase

Kumulatif (%)

Salah 219 44.2 44.2 44.2

Valid Benar 276 55.8 55.8 100.0

Total 495 100.0 100.0

PERTANYAAN 20

Frekuensi

(f)

Percentase

(%)

Presentase

Valid (%)

Presentase

Kumulatif (%)

Salah 73 14.7 14.7 14.7

Valid Benar 422 85.3 85.3 100.0 Total 495 100.0 100.0

PERTANYAAN 21

Frekuensi Percentase

(f) (%)

Presentase

Valid (%)

Presentase

Kumulatif (%) Salah 18 3.6 3.6 3.6

Valid Benar 477 96.4 96.4 100.0

Total 495 100.0 100.0

PERTANYAAN 22

Frekuensi Percentase Presentase Presentase

(f) (%) Valid (%) Kumulatif (%)

Salah 175 35.4 35.4 35.4

Valid Benar 320 64.6 64.6 100.0

Total 495 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara

Page 99: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS …

1

PERTANYAAN 23

Frekuensi Percentase Presentase

(f) (%) Valid (%)

Presentase

Kumulatif (%) Salah 113 22.8 22.8 22.8

Valid Benar 382 77.2 77.2 100.0

Total 495 100.0 100.0

PERTANYAAN 24

Frekuensi Percentase Presentase

(f) (%) Valid (%)

Presentase

Kumulatif (%) Salah 195 39.4 39.4 39.4

Valid Benar 300 60.6 60.6 100.0 Total 495 100.0 100.0

PERTANYAAN 25

Frekuensi

(f)

Percentase

(%)

Presentase

Valid (%)

Presentase

Kumulatif (%) Salah 332 67.1 67.1 67.1

Valid Benar 163 32.9 32.9 100.0

Total 495 100.0 100.0

LAMPIRAN M : Hasil SPSS Tingkat Pengetahuan Responden.

TINGKAT PENGETAHUAN

Frekuensi

(f)

Percentase

(%)

Presentase

Valid (%)

Presentase

Kumulatif (%)

Baik 233 47.1 47.1 47.1

Valid Cukup 191 38.6 38.6 85.7

Kurang 71 14.3 14.3 100.0

Total 495 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara