TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ANGKATAN 2017-2018 MENGENAI HUBUNGAN STATUS
GIZI DENGAN PENYAKIT JANTUNG REUMATIK PADA
ANAK
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Kedokteran
Oleh :
N. KUGASHINI NADARAJAN
170100251
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DAN PROFESI DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2021
Universitas Sumatera Utara
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara Angkatan 2017 - 2018 Mengenai Hubungan Status
Gizi Dengan Penyakit Jantung Reumatik Pada Anak” sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran pada Program Studi Pendidikan
Dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Dalam penyusunan skripsi ini tentu tidak terlepas dari bantuan dan dukungan
berbagai pihak. Untuk kesempatan ini ;
1. Dr. dr. Aldy S. Rambe, Sp. S (K) selaku Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Utara.
2. Dr. dr. Tina Christina L. Tobing, M.Ked (Ped), Sp. A (K) selaku Dosen
Pembimbing penulis yang sangat baik hati, selalu memberikan waktu, tenaga,
memberikan arahan, saranan, ilmu, tunjuk ajar serta semangat yang sangat penulis
bersyukur sehingga proses skripsi dapat terselesai dengan lancar.
3. dr. Andre Pasha Ketaren, M.Ked (Cardio), Sp. JP selaku Ketua Penguji
dan dr. Badai Buana Nasution, M. Ked (Ped), Sp. A (K) selaku Anggota Penguji
yang telah memberikan saranan dan masukan yang amat membantu kepada penulis
dalam menyelesaikan skripsi.
4. Dr. dr. Delyuzar, M. Ked (PA), Sp. PA (K) sebagai dosen penasehat
akademik penulis selama menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara. Penulis mengucapkan ribuan terima kasih serta
penghormatan atas bimbingan selama masa pendidikan penulis.
5. Seluruh staf pengajar dan dosen Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara yang telah memberikan banyak ilmu dan tunjuk ajar kepada penulis
selama masa pendidikan.
Universitas Sumatera Utara
ii
6. Staf Bagian Pendidikan, staf MEU dan staf Komisi Etik Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang telah banyak mambantu,
memberikan pencerahan dan melancarkan proses skripsi penulis selama proses
skripsi.
7. Ibunda, nenek, adik kandung yang penulis hormati dan sayangi dan
penulis telah diberikan banyak doa, perhatian, dukungan dan motivasi selama
proses skripsi. Penulis mengucapkan ribuan terima kasih dan rasa bersyukur
kepada keluarga penulis.
8. Teman-teman terdekat dan seperjuangan Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara yang selama ini berbagi ilmu dan membantu dalam setiap kesulitan
sehingga skripsi ini dapat terselesai dan sampai meyelesaikan studi bersama - sama
di kampus.
9. Semua pihak yang telah memberikan pertolongan dan semangat secara
langsung maupun tidak langsung kepada penulis selama proses skripsi.
Semoga segala kebaikan dan pertolongan semuanya mendapatkan berkah dari
Tuhan Yang Maha Berkuasa. Akhir kata, penulis masih menyadari bahwa isi karya
tulis ilmiah ini masih perlu mendapatkan koreksi dan masukan untuk
kesempurnaannya dan penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Medan, Nopember 2020.
Penulis,
N. Kugashini A/P Nadarajan
Universitas Sumatera Utara
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN
Halaman Pengesahan……………………………………………… i
Kata Pengantar……………………………………………………. ii
Daftar Isi…………………………………………………………… iv
Daftar Gambar…………………………………………………….. viii
Daftar Tabel………………………………………………………... ix
Daftar Lampiran…………………………………………………… x
Daftar Singkatan…………………………………………………… xi
Abstrak……………………………………………………………… xii
Abstract……………………………………………………………… xiii
BAB I. PENDAHULUAN………………………………………….. 1
1.1. Latar belakang………………………………………… 2
1.2. Rumusan Masalah…………………………………..… 2
1.3. Tujuan Penelitian……………………………………… 2
1.3.1 Tujuan Umum…………………………..….……. 2
1.3.2 Tujuan Khusus…………………………………… 3
1.4. Manfaat Penelitian……………………….…….……… 3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA……………………………..….….. 4
2.1 Penyakit Jantung Reumatik (PJR)……………….…… 4
2.1.1 Definisi PJR……………………………………….. 4
2.1.2 Epidemiologi PJR…………………………….…… 4
2.1.3 Etiologi PJR……………………………………….. 5
2.1.4 Faktor Risiko PJR……………………………......... 6
2.1.5 Patofisiologi PJR………………………………..…. 6
2.1.6 Penegakan Diagnosis PJR…………………..…..…. 7
2.1.7 Diagnosis Banding PJR……………………..…..…. 10
Universitas Sumatera Utara
iv
HALAMAN
2.1.8 Penatalaksanaan PJR………………………..……… 11
2.1.9 Pencegahan PJR………………………………… 14
2.1.10 Komplikasi PJR……………………………….. 14
2.1.11 Prognosis PJR…………………………………. 14
2.2 Demam Reumatik (DR)……………………………… 15
2.2.1 Diagnosis DR…………………………………… 15
2.2.2 Penegakan Diagnosis DR………………………. 19
2.3 Status Gizi……………………………………………. 20
2.3.1 Definisi Status Gizi…………………………….. 20
2.3.2 Klasifikasi Status Gizi………………………….. 21
2.3.3 Cara Penilaian Status Gizi……………………… 22
2.3.4 Pemeriksaan Antropometris………………….…. 24
2.3.5 Komponen Penilaian Berat Badan dan Usia……. 25
2.3.6 Standar Penilaian Status Gizi…………………… 25
2.4 Hubungan Status Gizi dengan PJR…………………..… 26
2.5 Kerangka Teori………………………………………… 28
2.6 Kerangka Konsep………………………………….…… 29
BAB III. METODE PENELITIAN……………………………….. 30
3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian………………………… 30
3.2 Lokasi Penelitian……………………………………….. 30
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian………………………… 31
3.3.1 Populasi Penelitian……………………………….. 31
3.3.2 Sampel Penelitian………………………………… 31
3.3.3 Kriteria Inklusi dan Eksklusi…………………….. 32
3.3.4 Teknik Pengambilan Sampel…………………….. 32
3.3.5 Metode Pengumpulan Data……………………….. 32
3.3.6 Alat Ukur…………………………………………. 33
3.3.7 Variabel penelitian…………………………….….. 34
Universitas Sumatera Utara
v
HALAMAN
3.3.8 Uji Validitas dan Reliabilitas Penelitian……... 34
3.3.9 Metode Analisis Data………………………… 35
3.3.10 Definisi Operational………………………… 36
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN…………………….… 37
4.1 Hasil Penelitian……………………………….…… 37
4.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian…………………. 37
4.1.2 Deskripsi Responden Penelitian…………….. 37
4.1.2.1 Distribusi Karakteristik Responden…. 38
4.1.3 Distibusi Jawaban Responden……………….. 39
4.1.4 Analisis Data……………………………….… 52
4.1.4.1 Distribusi Tingkat Pengetahuan
Responden……………………………. 52
4.1.4.2 Distribusi Tingkat Pengetahuan
berdasarkan angkatan………………… 52
4.1.4.3 Distribusi Tingkat Pengetahuan
berdasarkan Jenis Kelamin…………… 53
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian……………………… 55
4.2.1 Pembahasan Distribusi Angkatan dan
Jenis Kelamin Responden………………………. 55
4.2.2 Pembahasan Distribusi Jawaban Responden…… 56
4.2.3 Pembahasan Hasil Jawaban Responden………... 57
Universitas Sumatera Utara
vi
HALAMAN
4.3 Pembahasan Tingkat Pengetahuan Responden……………… 59
4.3.1 Pembahasan Tingkat Pengetahuan Responden…………... 59
4.3.2 Pembahasan Tingkat Pengetahuan Berdasarkan
Angkatan…………………………………………….……. 59
4.3.3 Pembahasan Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Jenis
Kelamin…………………………………………………… 60
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN………………………………………… 61
5.2 SARAN…………………………………………………. 62
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………… 64
PENYATAAN ORISINALITAS……………………………………. 68
LAMPIRAN………………………………………………………….. 69
Universitas Sumatera Utara
vii
DAFTAR GAMBAR
NOMOR JUDUL HALAMAN
2.1 Patofisiologi DR dan PJR…………………….. 7
2.2 Rumus Skor Arikunto 2010…………..………. 33
2.3 Klasifikasi Skor Tingkat Pengetahuan………… 33
Universitas Sumatera Utara
viii
DAFTAR TABEL
NOMOR JUDUL HALAMAN
2.1 Kriteria WHO (2002-2003) Diagnosis PJR………… 9
2.2 Terapi Gagal Jantung pada PJR…………………….. 12
2.3 Tirah Baring Yang Dianjurkan Pada PJR……….….. 13
2.4 Gejala Klinis DR Spesifik dan Non Spesifik……….. 16
2.5 Kriteria Jones sebagai Diagnosis DR………………. 19
2.6 Klasifikasi Status Gizi berdasarkan Indikator…..….. 20
2.7 Formula Indeks Massa Tubuh (IMT)……………….. 23
2.8 Kategori Status Gizi berdasarkan Nilai IMT………... 23
2.9 Kerangka Teori Penelitian…………………………... 28
3.0 Kerangka Konsep Penelitian……………………….... 29
3.1 Klasifikasi Skor Tingkat Pengetahuan……………….. 33
3.2 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan
Stambuk……………………………………………… 38
3.3 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis
Kelamin………………………………………………. 38
3.4 Distribusi Jawaban Responden……………………...... 39
3.5 Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden…………. 45
3.6 Distribusi Tingkat Pengetahuan Berdasarkan
Angkatan……………………………………………… 46
3.7 Distribusi Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Jenis
Kelamin……………………………………………….. 47
Universitas Sumatera Utara
ix
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN JUDUL HALAMAN
A Biodata Penulis……………………………………. 61
B Lembar Penjelasan Penelitian…………………….. 63
C Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan
(Informed Consent)……………………………………. 64
D Kuesioner Pilihan Ganda Online, Google Form…… 65
E Hasil Uji Validitas Kuesioner……………………… 71
F Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner…………………… 72
G Surat Izin Penelitian MEU FK USU………………. 75
H Ethical Clearance Komisi Etik FK USU…………… 76
I Lembar Persetujuan Kesediaan Pembimbing
Skripsi………………………………………………. 78
J Lembar Persetujuan Judul Penelitian Proposal……… 80
K Hasil SPSS Distribusi Karakteristik Responden…….. 81
L Hasil SPSS Deskriptif Analitik (Univariat) Jawaban
Responden (Soal 1-25)………………………………. 81
M Hasil SPSS Tingkat Pengetahuan Responden……….. 87
Universitas Sumatera Utara
x
DAFTAR SINGKATAN
PJR : Penyakit Jantung Reumatik
RHD : Rheumatic Heart Disease
DR : Demam Reumatik
RF : Rheumatic Fever
IMT : Indeks Massa Tubuh
GAS : Group A Streptococcus
WHO : World Health Organisation
CVS : Cardiovascular System
RTA : Rapid Test Antigen
ECG : Electrocardiography
NSAID : Non Steroidal Anti Inflammatory Drug
CRP : C - Reactive Protein
ESR : Erythrocyte Sedimentation Rate
Universitas Sumatera Utara
xi
ABSTRAK
Latar belakang. Penyakit Jantung Reumatik (PJR) adalah suatu penyakit jantung didapat yang
didahului oleh Demam Reumatik (DR). PJR sering didapat oleh anak yang berusia 5-15 tahun.
Prevelens PJR di Indonesia adalah sebanyak 0,3% - 0.8% dengan angka mortalitas tinggi, yaitu 1%
- 10%. Infeksi DR dan PJR sering dijumpai pada pasien di negara yang padat dengan penduduk,
negara miskin, lingkungan yang kurang bersih dan keluarga yang berpendapatan rendah.
Komplikasi dari PJR adalah gagal jantung, khususnya katup mitral. PJR berawal dari infeksi DR
yaitu dengan gejala faringitis atau strep throat yang disebabkan oleh infeksi bakteri Streptokokkus
grup A Beta Hemolitikus. Diagnosis DR adalah berdasarkan Kriteria Jones Modifikasi sebagai
langkah deteksi awal PJR, manakala kriteria WHO (2002-2003) digunakan untuk diagnosis PJR.
Anak dengan PJR sering mengalami gizi kurang dan gizi buruk. Tujuan. Tujuan penelitian adalah
mengetahui tingkat pengetahuan dan kesadaran mahasiswa Fakultas Kedokteran USU angkatan
2017-2018 mengenai hubungan status gizi dengan Penyakit Jantung Reumatik (PJK) pada anak.
Metode. Metode penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain penelitian cross sectional study.
Data primer digunakan dalam penelitian ini dengan mendapatkan hasil jawaban responden yang
menjawab kuesioner pilihan ganda secara online melalui Google Form. Hasil. Terdapat sebanyak
495 (97.01%) responden dalam penelitian ini. Responden dengan tingkat pengetahuan baik adalah
233 (47.1%) mahasiswa dengan mayoritas responden angkatan 2018, yaitu 139 (55.16%)
responden. Kesimpulan. Tingkat pengetahuan mayoritas responden penelitian ini adalah
berkategori Baik dan responden mempunyai pengetahuan bahwa status gizi pada penderita PJR
adalah Gizi Kurang.
Kata kunci : Penyakit Jantung Reumatik (PJR), Demam Reumatik (DR), Status gizi, Gizi Kurang,
Anak.
Universitas Sumatera Utara
xii
ABSTRACT
Background. Rheumatic Heart Disease (PJR) is an acquired heart disease preceded by Rheumatic
Fever (DR). PJR is often acquired by children aged 5-15 years. The prevalence of PJR in Indonesia
is 0.3% - 0.8% with a high mortality rate of 1% - 10%. DR and CHR infection are often found in
patients in densely populated countries, poor countries, unsanitary environments and low-income
families. The complication of PJR is heart failure, especially the mitral valve. PJR begins with DR
infection with symptoms of pharyngitis or strep throat which is caused by group A Beta Hemolytic
Streptococcus bacterial infection. The diagnosis of DR was based on the Modified Jones Criteria as
an initial detection step for CHR, when the WHO criteria (2002-2003) were used for the diagnosis
of CHR. Children with CHD often experience malnutrition and malnutrition. Aim. The research
objective was to determine the level of knowledge and awareness of students from Medical Faculty
of University of North Sumatera, batch year 2017-2018 regarding the relationship between
nutritional status and Rheumatic Heart Disease (RHD) in children. Method. This research method
is descriptive with a cross sectional study design. Primary data is used in this study by getting the
answers of respondents who answered multiple choice questionnaires online via Google Form.
Result. There were 495 (97.01%) respondents in this study. Respondents with a good level of
knowledge on RHD were 233 (47.1%) students with the majority of respondents in batch 2018,
namely 139 (55.16%) respondents. Conclusion. The knowledge level of the majority of respondents
in this study was in Good category and the respondents had knowledge that the nutritional status of
patients with RHD was undernourished.
Keyword : Rheumatic Heart Disease (RHD), Rheumatic Fever (RF), Nutritional Status,
Undernourished, Children.
Universitas Sumatera Utara
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Penyakit Jantung Reumatik (PJR) adalah penyakit autoimun yang bisa
dicegah dengan mudah namun PJR masih merupakan masalah yang sangat besar
dalam penyakit kardiovaskular. Kelompok masyarakat dengan tingkat ekonomi
rendah dan sederhana sering menderita PJR. Penyakit Jantung Reumatik paling
banyak dijumpai pada usia reproduktif anak dan dewasa muda (Chin TK.
2014).Stenosis katup mitral merupakan kasus PJR yang paling banyak terjadi.
Penyakit Jantung Reumatik merupakan komplikasi pasca DR yang disebabkan oleh
bakteri Streptokokus Grup A Hemolitikus. Penyakit ini akan sering menyerang
jantung, sendi dan sistem saraf pusat. Komplikasi autoimun jantung yang terjadi
akan menyebabkan fibrosis pada katup jantung, gagal jantung dan endokarditis
(Thomas K Chin et al, 2019).
Data dan statistik dari World Health Organisation (WHO) mencatatkan
sebanyak 15 juta kasus PJR di dunia dengan 28 ribu kes baru dan 23 ribu kes fatal
setiap tahun. Di Asia, sebanyak 10,8-15,9 juta orang menderita PJR dengan jumlah
kematian sebanyak 356-534 ribu orang setiap tahun. Katup jantung yang paling
sering terkena adalah katup mitral (70%) dengan kelompok wanita yang paling
sering dibanding lelaki dengan perbandingan (3:1). Namun, jenis kelamin tidak
begitu berpengaruh terhadap PJR karena perbedaan mungkin sebabkan oleh
penelitian di tempat yang berbeda serta budaya berbeda (WHO, 2014). Data
terakhir mengenai prevalensi DR di Indonesia untuk tahun 1981 – 1990 didapati
0,3-0,8 diantara 1000 anak sekolah dan jauh lebih rendah dibanding negara
berkembang lainnya (WHO, 2017).
Universitas Sumatera Utara
2
Berhubungan dengan judul, status gizi pula adalah keadaan keseimbangan
yang diukur dengan menggunakan berat badan, tinggi badan dan usia anak. Gizi
buruk menurut World Health Organisation (WHO) menunjukkan 49% dari 10,4 juta
kematian yang terjadi pada anak kebanyakan terjadi di negara berkembang. Anak di
Asia sebanyak 50% kurang gizi. Keadaan malnutrisi menyebabkan
ketidakseimbangan antara sistem imun tubuh dan infeksi Streptoccus. Pada
malnutrisi, CDR3 kurang diproduksi sehingga terjadi mispersepsi dalam aktivasi
sel T sehingga memicu proses autoimun terhadap katup jantung kemudian
mencetuskan PJR. Penyakit Jantung Reumatik selalu dihubungkan dengan
kemiskinan sosioekonomi, kepadatan penduduk, gizi kurang, fasilitas kesehatan
yang kurang baik dan kawasan rumah sakit yang tidak terjangkau dan kehilangan
selera untuk makan (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2017).
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian di atas masalah penelitian ini dapat dirumuskan adalah,
bagaimana tingkat pengetahuan mahasiswa Fakultas Kedokteran USU angkatan
2017-2018 mengenai hubungan status gizi dengan PJR pada anak.
1.3 TUJUAN PENELITIAN
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian adalah mengetahui tingkat pengetahuan
mahasiswa Universitas Sumatera Utara angkatan 2017-2018 mengenai hubungan
status gizi dengan PJR pada anak.
Universitas Sumatera Utara
3
1.3.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus penelitian ini adalah seperti berikut ;
1). Mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa terhadap PJR.
2). Mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa terhadap status gizi.
1.4 MANFAAT PENELITIAN
1). Hasil penelitian ini dapat dijadikan rujukan dalam penelitian karya atau jurnal
pada masa akan datang yang terkait dengan hubungan status gizi dengan PJR pada
anak.
2). Hasil penelitian ini digunakan sebagai suatu langkah untuk memberi kesadaran
kepada mahasiswa kedokteran tentang informasi berkaitan PJR supaya dapat
melakukan diagnosis awal serta tindakan pencegahan.
3). Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai langkah untuk meningkatkan
pengetahuan mahasiswa kedokteran, peneliti dan pembaca yang berkaitan tentang
hubungan status gizi dengan PJR pada anak.
Universitas Sumatera Utara
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PENYAKIT JANTUNG REUMATIK.
2.1.1 DEFINISI PENYAKIT JANTUNG REUMATIK
Seorang pakar kardiologi anak dari Children’s National Heart Institute
menyatakan bahwa, PJR adalah penyakit kardiovaskular yang sering didapati anak-
anak dan dewasa muda. Penyakit Jantung Reumatik adalah penyakit yang
disebabkan oleh infeksi tenggorokan oleh bakteri Streptoccocus Beta Hemoliticus
Grup A yang tidak diobati dan akan meyebabkan DR serta secara progresif
menyebabkan disfungsi pada katup jantung terutama katup mitral. DR akan
merusakan sendi-sendi dan banyak organ lain selain jantung namun, kerusakan
organ lain tidak separah kerusakan jantung (Andrea Beaton, M.D, 2017).
2.1.2 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT JANTUNG REUMATIK
Penyakit Jantung Reumatik dan DR merupakan penyakit yang dapat
dijumpai di seluruh dunia termasuk Indonesia. Sebanyak 90% kasus PJR serangan
pertama adalah kelompok usia 5-15 tahun sedangkan jarang dijumpai kasus PJR di
bawah kelompok usia 5 tahun. Ditemukan juga bahwa perempuan lebih sering
menderita PJR dengan perbandingan sebanyak (7:1) dengan laki-laki. Penyakit
Jantung Reumatik kronis dilaporkan terjadi kepada 5-30 juta anak-anak serta
dewasa muda.
Laporan juga telah menunjukan bahwa sebanyak 90,000 kasus mortalitas
anak dengan PJR pada setiap tahun. Angka mortalitas untuk PJR adalah sebanyak
1%-10%. Data World Health Organisation (WHO) menunjukan bahwa sebanyak
2%-10% anak di negara-negara Asia memerlukan perawatan intensif di rumah sakit
sedangkan di dunia adalah sebanyak 13%-66% (Thomas K Chin, MD et al, 2019).
Universitas Sumatera Utara
5
Dalam laporan WHO Expert Consultation Geneva, 29 Oktober–1
November 2001 yang diterbitkan tahun 2004, prevalensi PJR berkisar antara 0,3
sampai 0,8 per 1.000 anak sekolah.
2.1.3 ETIOLOGI PENYAKIT JANTUNG REUMATIK
A). DEMAM REUMATIK.
Demam Reumatik adalah penyebab PJR yang paling penting. Demam
Reumatik terjadi karena adanya infeksi bakteri Grup A Streptokokkus Beta
Heamolitikus. Demam Reumatik akan menyebabkan proses inflamasi autoimune
khusus pada endokardium dan miokardium dengan mengakibatkan kerusakan
jaringan. Pada lapisan perikardium sering terjadi proses inflamasi autoimunne ini.
Demam Reumatik juga menyebabkan kerusakan pada katup jantung. Dengan ini,
valvulitis adalah tanda utama Reumatik karditis yang paling banyak merusakan
katup mitral (76%), katup aorta (13%). Demam Reumatik yang tidak diobati atau
tidak diobati secara adekuat akan menyebabkan PJR (Thomas K Chin, MD et al,
2019).
Universitas Sumatera Utara
6
2.1.4 FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG REUMATIK
Anak-anak yang tinggal di kawasan pedalaman yang tiada akses ke
pelayanan kesehetan memiliki risiko yang tinggi karena anak-anak yang menderita
DR atau infeksi “strep throat” tidak diobati secara adekuat yang akan
menyebabkan terjadinya PJR. Lingkungan serta higene yang kurang baik juga
merupakan faktor risiko PJR. PJR biasanya terdapat di negara miskin dan negara
yang padat dengan penduduk. (Chin TK. 2014).
2.1.5 PATOFISIOLOGI PENYAKIT JANTUNG REUMATIK
Penyakit Jantung Reumatik adalah penyakit rentan secara genatik yang
mengakibatkan proses autoimun tubuh. Penyakit ini terjadi akibat sekuele Demam
Remetik (DR) akut. Reaksi autoimun diakibatkan oleh infeksi dari bakteri
Steptokokkus Grup A (GAS) (Thomas K Chin, MD et al, 2019). Streptococcus beta
hemolyticus grup A dapat menyebabkan penyakit supuratif seperti faringitis dan
penyakit non supuratif seperti DR. Setelah inkubasi 2-4 hari, invasi Streptococcus
beta hemolyticus grup A pada faring menghasilkan respon inflamasi akut yang
berlangsung 3-5 hari ditandai dengan demam, nyeri tenggorok, malaise, pusing dan
leukositosis. Pasien masih tetap terinfeksi selama berminggu-minggu setelah gejala
faringitis menghilang, sehingga menjadi reservoir infeksi bagi orang lain. Kontak
langsung per oral atau melalui sekret pernafasan dapat menjadi media transmisi
penyakit. Streptococcus beta hemolyticus grup A yang dapat mengakibatkan atau
mengaktifkan kembali DR (Rilantono, LI, 2013).
Universitas Sumatera Utara
7
SUMBER : Rilantono, LI. Penyakit Kardiovaskular (PKV). Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia; 2013, halaman 331-335.
Gambar 2.1 Patofisiologi DR dan PJR.
2.1.6 PENEGAKAN DIAGNOSIS PENYAKIT JANTUNG REUMATIK
A). Anamnesis.
Gejala klinis yang sering dikeluhkan oleh pasien yang mungkin mengarah ke
kelainan pada jantung adalah (WHO, 2016) : -
1. Sulit bernafas.
2. Nyeri dada.
3. Edema ekstremitas.
Universitas Sumatera Utara
8
Gejala klinis yang dikeluhkan oleh pasien yang mengarah ke DR adalah
(WHO, 2016) :-
1. Nyeri disertai pembengkakan pada sendi.
2. Pruritus.
3. Nodul dibawah kulit yang bersifat kecil, keras dan bulat.
4. Pergerakan tubuh secara involunter.
5. Nyeri abdomen.
6. Epistaksis.
7. Demam.
B). Pemeriksaan Penunjang.
1. Swab tenggorokan.
Swab tenggorokan adalah untuk mengambil sampel dari daerah tonsil atau faring
untuk dilakukan kultur. Hal ini untuk mengenal pasti bakteria yang ada pada daerah
tenggorokan. Hasil untuk PJR adalah bakteria gram (+) yaitu, Strepokokkus Grup A
Beta Hemolitikus atau (GAS) (WHO, 2016).
2. Elektrokardiogram (EKG).
Alat ini digunakan untuk mendeteksi kelainan pada jantung dan aktivitas listrik
jantung. Hasil EKG untuk pasien PJR mungkin menunjukan kelainan pada
gelombang PQRST karena kelainan pada katup jantung (WHO, 2016).
3. Echokardiografi.
Pemeriksaan radiologi yang menggunakan gelombang suara (ultrasound) untuk
menunjukan gambaran jantung secara tepat. Kelainan katup pada PJR dapat dilihat
dari gambaran aliran darah pada jantung saat proses pengisian dan pompa keluar
jantung (WHO, 2016).
Universitas Sumatera Utara
9
Tabel 2.1 Kriteria WHO (2002-2003) diagnosis PJR.
DIAGNOSIS PJR KRITERIA
Episode pertama 2 kriteria mayor atau 1 kriteria mayor
dan 2 kriteria minor
+ riwayat infeksi (GAS)
Berulang tanpa PJR 2 kriteria mayor Atau 1 mayor
dan 2 minor + riwayat (GAS)
Chorea Reumatik 2 kriteria minor
+ riwayat infeksi (GAS)
Karditis Reumatik Insidious Kriteria mayor Atau bukti riwayat
infeksi (GAS)
PJR Tidak perlukan kriteria lain untuk
diagnosis
Sumber : Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2011 : Pedoman Pelayanan Medis : Ed. 2,
Halaman 41-42, Jakarta : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
10
2.1.7 DIAGNOSIS BANDING PENYAKIT JANTUNG REUMATIK
Diagnosis banding untuk PJR terdapat banyak karena banyak penyakit
jantung yang mempunyai gambaran gejala klinis yang mirip dan hampir mirip
dengan PJR. Contoh diagnosis banding PJR adalah (Thomas K Chin, MD et al,
2019) :-
a). Sarkoidosis akut.
b). Karditis.
c). Aortic and Mitral valves insufficiency.
d). Defisit Karnitine.
e). Valley Fever.
f). Stenosis katup Mitral.
g). Dilatasi Kardiomiopathi.
h). Glomerulonefritis.
i). Kawasaki Disease.
j). Systemic Lupus Erythematosus (SLE).
k). Miokarditis.
l). Perikarditis.
m). Tumor Jantung.
Universitas Sumatera Utara
11
2.1.8 PENATALAKSANAAN PENYAKIT JANTUNG REUMATIK
Tatalaksana untuk PJR berbeda untuk setiap anak karena pengobatannya
berdasarkan (Jonathan R.Carapetis, Ph.D., F.R.A.C.P, 2017) :-
1. Keluhan anak.
2. Umur anak.
3. Kondisi umum kesehatan anak.
4. Kegawatan kondisi kesehatan anak.
A). TATALAKSANA FARMAKOLOGI (PJR)
Tatalaksana farmakologi untuk PJR adalah (Jonathan R.Carapetis, Ph.D.,
F.R.A.C.P, 2017) :-
a). Terapi pencegahan (profilaksis) DR.
b). Terapi eliminasi bakteri Grup A Streptokokkus (GAS) faringitis.
c). Terapi pencegahan infeksi berulang (recurrent infection) bakteri
1. Antibiotik.
Antibiotik adalah obat yang paling penting dan paling efektif dalam
menangani infeksi streptokokkus akut pada anak sedangkan antibiotik jangka
panjang digunakan untuk mencegah kekambuhan infeksi streptokokkus pada anak
(Jonathan R. Carapetis, Ph.D., F.R.A.C.P, 2017).
2. Non steroidal anti inflammatory drug (NSAID) dan steroid.
NSAID dan steroid diberikan pada pasien anak dengan PJR untuk
melegakan inflamasi di jantung dan organ-organ lain (Jonathan R. Carapetis, Ph.D.,
F.R.A.C.P, 2017).
Universitas Sumatera Utara
12
3. Diuretik.
Diuretik digunakan untuk ekskresi cairan yang menumpuk di ekstremitas
anak-anak serta juga digunakan jika tanda-tanda gagal jantung muncul (Jonathan
R. Carapetis, Ph.D., F.R.A.C.P, 2017).
4. Terapi Gagal Jantung Pada Pasien PJR.
Gambar dibawah menunjukkan terapi yang dianjurkan kepada pasien PJR
yang mempunyai komplikasi gagal jantung akibat dari stenosis katup mitral. Pasien
harus tirah baring, restriksi cairan, dan diterapi kortikosteroid, namun pasien
dengan gejala yang berat, terapi diuretik, ACE-inhibitor, dan digoxin bisa
digunakan. Awalnya, pasien harus mendapatkan diet restriksi garam ditambah
dengan diuretik. Jika hal ini tidak efektif, bisa ditambahkan ACE Inhibitor dan atau
digoxin (WHO, 2014).
Tabel 2.2 Terapi gagal jantung pada PJR.
OBAT DOSIS
Digoxin 30 mcg/kg dosis total digitalisasi 7,5 mcg/kg/hari dosis pemeliharaan
Diuretik
Furosemide
Metolazone
0,5 - 2 mg/kg/hari
0,2 - 0,4 mg/kg/hari
Vasodilator
Captopril
Sodium Nitroprusside
Inotropik
Dobutamine
Dopamine
Dimulai 0,25 mg/kg dosis percobaan
dan dinaikkan 1,5 - 3 mg/kg/hari
dibagi dalam 3 dosis.
0,5 - 10 mcg/kg/min infus, digunakan
bila gagal jantung sulit dikontrol.
Kadar sianida harus dimonitor.
2 - 20 mcg/kg/menit per - infus 2
- 20 mcg/kg/menit per - infus
SUMBER : WHO, 2014.
Universitas Sumatera Utara
13
B). TATALAKSANA NON FARMAKOLOGI (PJR)
Anak-anak harus bed rest untuk tidak memburukan kondisi kesehatan anak
dengan PJR. Sekiranya anak-anak tidak dapat sembuh walaupun telah diobati
dengan adekuat maka, anak-anak tersebut perlu dioperasi untuk koreksi katup
jantung jika terdapat kelainan pada katup jantung (Ciliers, A.M,2016).
Diet pasien PJR harus bernutrisi dan tanpa restriksi kecuali pada pasien
gagal jantung. Pada pasien tersebut, cairan dan natrium harus dikurangi. Suplemen
kalium diperlukan apabila pasien diberikan kortikosteroid atau diuretik
(Ninditasari, G, 2015).
Tabel 2.3 Tirah baring yang dianjurkan pada PJR.
KLASIFIKASI WAKTU TIRAH BARING
Tanpa Karditis 2 minggu
Mobilisasi bertahap selama 2 minggu
Karditis tanpa Kardiomegali 4 minggu
Mobilisasi bertahap selama 4 minggu
Karditis dengan Kardiomegali 6 minggu
Mobilisasi bertahap selama 6 minggu
Karditis dengan Kardiomegali dan
Gagal Jantung
Selama gagal jantung
Mobilisasi bertahap selama 3 bulan
SUMBER : Ciliers, A.M, 2016 dan Ninditasari, G, 2015.
Universitas Sumatera Utara
14
2.1.9 PENCEGAHAN PENYAKIT JANTUNG REUMATIK
Pencegahan PJR sangat penting agar penyakit tersebut dapat diatasi dan
juga dapat mencegah penyakit ini kambuh. Ibu bapa harus mengenali simpom-
simpom untuk PJR agar anak-anak boleh diobati dengan cepat. Tenaga medis dapat
melakukan rapid antigen test (RADT) atau kultur hasil swab dari tenggorokan untuk
mendeteksi bakteri gram (+) grup A streptokokkus beta hemolitikus (Thomas K
Chin, MD et al, 2019). Pencegahan untuk anak dengan PJR juga sangat penting
dengan harus sentiasa memastikan gusi dan gigi sentiasa bersih dan tiada infeksi.
Hal ini untuk mencegah terjadinya infeksi pada katup jantung yang telah disfungsi
(Thomas K Chin, MD et al, 2019).
2.1.10 KOMPLIKASI PENYAKIT JANTUNG REUMATIK
Komplikasi yang sering timbul adalah kerusakan jantung yang menetap,
gagal jantung akibat stenosis katup jantung, infeksi pada jantung misalnya
endokarditis, arithmia, edema paru, emboli paru dan emboli sistemik (Thomas K
Chin, MD et al, 2019).
2.1.11 PROGNOSIS PENYAKIT JANTUNG REUMATIK
Insidens PJR setelah 10 tahun dari infeksi pertama adalah sebesar 34% pada
pasien tanpa serangan DR berulang sedangkan insidens PJR pada DR berulang
adalah sebanyak 60% (Thomas K Chin, MD et al, 2019).
Universitas Sumatera Utara
15
2.2 DEMAM REUMATIK
2.2.1 DIAGNOSIS DEMAM REUMATIK
Demam Reumatik adalah penyakit autoimun sistemik dan anak-anak akan
menunjukan keluhan yang banyak dan bervariasai tergantung organ yang terlibat
dalam infeksi Grup A Streptokokkus Beta Hemolitikus (WHO, 2004).
A). ANAMNESIS
Gejala DR akan didahului dengan gejala faringitis akut yang telah berlaku
sekitar 20 hari sebelum gejala faringitis. Sebanyak 70% anak akan pernah
menderita faringitis sebelum menderita DR. Keluhan yang timbul pada anak adalah
keluhan bersifat spesifik dan non spesifik (Rilantono, 2013). Pasien akan menjadi
lemah dan nafas menjadi pendek. Stenosis mitral sering ditemukan bersama
kelainan katup lain seperti regurgitasi mitral dan trikuspid.
Gejala stenosis mitral yang sering ditemukan adalah dispnea, berubungan
dengan hipertensi pulmonal dan gagal ventrikel kanan. Gangguan irama berupa
fibrilasi atrial dan riwayat emboli perifer juga kerap dikeluhkan (Guilherme L et.al,
2017).
Universitas Sumatera Utara
16
Tabel 2.4 Gejala klinis DR spesifik dan non spesifik.
GEJALA SPESIFIK GEJALA NON SPESIFIK
Nyeri sendi
Nodul di bawah kulit
Iritabilitas
Gangguan atensi
Perubahan kepribadian
Disfungsi motorik
Riwayat DR sebelumnya.
Demam
Sakit badan
Sefalgia
Penurunan berat badan
Epistaksis
Malaise
Diaforesis
Nyeri dada
Ortopnea
Pucat
Sakit perut
Muntah
Sumber : Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2011 : Pedoman Pelayanan Medis : Ed. 2,
Halaman 41-42, Jakarta : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
17
B). PEMERIKSAAN PENUNJANG.
1. PEMERIKSAAN ELEKTROKARDIOGRAFI (EKG).
Pada DR, pasien anak dengan gejala karditis tipe sedang dan berat akan memiliki
stenosis menetap atau disfungsi katup mitral atau aorta. Gambaran (EKG) yang
dijumpai pada pasien dengan DR adalah pemanjangan interval PR. Nilai normal
untuk interval PR adalah 0,16 detik pada usia 3-12 tahun, 0,18 detik pada usia 12-
14 tahun dan 0,20 detik pada usia > 17 tahun. Kelainan seperti dilatasi katup
jantung, elongasi chordae mitral dan regurgitasi mitral ke bagian posterior lateral
adalah tanda-tanda untuk pemanjangan interval PR (Rilantono, 2013).
2. PEMERIKSAAN RADIOLOGI.
Pemeriksaan radiologi misalnya X-RAY, dapat mendeteksi kardiomegali pada
pasien anak. Tanda lain seperti kongesti pulmonal dapat ditemukan. Hal ini untuk
mendeteksi gagal jantung pada pasien anak dengan karditis (Rilantono, 2013).
C). PEMERIKSAAN LABORATORIUM.
1). PEMERIKSAAN KULTUR TENGGOROKAN.
Pemeriksaan ini sangat penting untuk mengetahui pasien anak terinfeksi bakteri
Grup A Streptokokkus Beta Hemolitikus. Indikasi untuk melakukan pemeriksaan
ini adalah sebelum pemberian terapi awal antibiotik. Pada pertama kali terpapar
infeksi ini, hasil dari kultur ini akan negatif (Rilantono, 2013).
2). PEMERIKSAAN RAPID TEST ANTIGEN STREPTOKOKUS.
Pemeriksaan ini mempunyai spesifisitas sebanyak 95% dan sensitivitas sebanyak
60%-90% dan pemeriksaan ini digunakan untuk mendeteksi antigen bakteri Grup A
Streptokokus (GAS) (Rilantono, 2013).
Universitas Sumatera Utara
18
3). PEMERIKSAAN REAKTAN FASE AKUT.
Pemeriksaan reaktan fase akut meliputi pemeriksaan C-Reactive Protein (CRP) dan
pemeriksaan Laju Endap Darah (LED). Pemeriksaan ini digunakan untuk
menggambarkan proses inflamasi pada jantung. Pemeriksaan darah lengkap dapat
ditemukan leukositosis pada fase akut atau fase aktif bakteri tersebut namun
pemeriksaan darah lengkap mempunyai sifat tidak spesifik. Peningkatan laju endap
darah (LED)adalah bukti bahwa penyakit adalah aktif yang bersifat non spesifik.
Pada anak dengan DR, akan terjadi peningkatan laju endap darah (LED) sedangkan
nilai C-Reactive Protein (CRP) yang tidak normal menunjukan DR aktif. Hal ini
menunjukan bahwa terdapat inflamasi pada jaringan serta menunjukan tingkat aktif
penyakit (Rilantono, 2013).
4). PEMERIKSAAN ANTIBODI ANTISTREPTOKOKUS.
Pemeriksaan kadar antibodi antistreptokokus akan menunjukan hasil yang
maksimum apabila gejala klinis DR muncul pada pasien anak. Jenis tes antibodi
antibodi yang digunaka adalah antistreptolisin O/ASTO dan antideoxyribonuklease
B/anti DNase B. Pemeriksaan ASTO adalah pemeriksaan yang akan dilakukan
pertama kali. Sekiranya tiada peningkatan, akan dilanjutkan dengan pemeriksaan
dengan anti DNase B dan akan mulai meningkat pada minggu 1-2 serta mencapai
tahap maksimum pada minggu 6-8. Nilai normal untuk titer anti DNase B adalah
1:60 unit pada anak dan 1:480 pada remaja. Pemeriksaan dengan titer ASTO akan
hanya meningkat pada minggu pertama dan pada minggu ke 3-6 akan meningkat ke
tahap maksimum. Titer ASTO akan meningkat >333 unit pada anak-anak dan >250
pada dewasa (Rilantono, 2013).
Universitas Sumatera Utara
19
2.2.2 PENEGAKAN DIAGNOSIS DR.
Kriteria Jones yang diperkenalkan pada tahun 1944 adalah kriteria yang
digunakan sebagai pedomen untuk diagnosis DR. Kriteria ini dibahagi menjadi
manifestasi klinis mayor dan minor (Rilantono, 2013).
Tabel 2.5 Kriteria Jones sebagai diagnosis DR.
KRITERIA MAYOR KRITERIA MINOR
Karditis Demam tinggi (>39℃)
Poliartritis migrans Peningkatan (ESR)
Chorea sydenham Peningkatan (CRP)
Eritema marginatum Pemanjangan interval PR pada EKG
Nodul subktan Artralgia
Sumber : Chin TK, 2014, Pediatric Rheumatic Heart disease, Medscape & Mishra T.K., Acute
Rheumatic Fever and Rheumatic Heart Disease: current scenario. JIACM. 2007;8(4):324-30.
Diagnosis DR adalah berdasarkan kriteria Jones dan manifestasi klinis
tambahan misalnya, pasien anak terbukti intensifier bakteri Grup A Streptokokkus
Beta Hemolitikus 45 hari sebelumnya dengan kultur hapusan tenggorokan, atau
positif dengan Rapid Antigen Test (RAT). Selain itu, peningkatan titer serologi
antibodi balteri Grup A Streptokokkus Beta Hemolitikus juga merupakan
manifestasi klinis tambahan untuk mendiagnosis DR (Rilantono, 2013).
Universitas Sumatera Utara
20
2.3 STATUS GIZI
2.3.1 DEFINISI STATUS GIZI.
Status gizi didefinisikan sebagai suatu keadaan kesehatan individu yang
akan ditetapkan oleh derajat kebutuhan fisik individu terhadap energi dan zat gizi
yang didapatkan melalui bahan pangan dan makanan. Status gizi akan dinilai secara
antropometri dan melalui metode itu dapat menilai status gizi individu yaitu, gizi
buruk, gizi kurang, gizi baik dan gizi lebih (WHO, 2004). Tingkat gizi individu
yang normal akan tercapai apabila individu konsumsi zat gizi yang optimal yang
dibutuhkan oleh tubuh. Keadaan gizi individu adalah hasil daripada keseimbangan
antara konsumsi gizi, penyerapan gizi dalam tubuh dan hasil metabolisme fisiologis
gizi dalam tubuh. Gizi dan zat gizi adalah faktor dan kebutuhkan yang penting untuk
individu untuk menentukan tahap kesehatan, perkembangan fisik dan mental
(Kemenkes RI, 2013).
2.3.2 KLASIFIKASI STATUS GIZI.
Tabel 2.6 Klasifikasi status gizi berdasarkan indikator.
INDIKATOR STATUS GIZI Z - SCORE
BB / U
TB / U
BB / TB
Gizi Buruk
Gizi Kurang
Gizi Baik
Gizi Lebih
Sangat Pendek
Pendek
Normal
Sangat Kurus
Kurus
Normal Gemuk
SUMBER : Kemenkes RI, 2013
< -3,0 SD
-3,0 SD - <-2,0 SD
-2,0 SD - 2,0 SD
> 2,0 SD
< -3,0 SD
-3,0 SD - < -2,0 SD
>-2,0 SD
< -3,0 SD
-3,0 SD - < -2,0 SD
-2,0 SD - 2,0 SD
>2,0 SD
Universitas Sumatera Utara
21
A). MALNUTRISI.
Malnutrisi adalah keadaan individu yang tidak cukup nutrisi optimal yang
dibutuhkan oleh tubuh. Hal ini bisa disebabkan karena individu kurang asupan gizi
atau zat gizi, gangguan absorbsi dan gangguan metabolisme. Terdapat 3 jenis
derajat malnutrisi yaitu, malnutrisi ringan, sedang dan berat (WHO, 2016).
1. Malnutrisi ringan.
Suatu kondisi dimana individu mengalami gizi kurang dan terdapat tanda-tanda
gangguan pertumbuhan (WHO, 2016) .
2. Malnutrisi sedang.
Suatu kondisi dimana individu gizi kurang jugak namun terdapat lebih banyak
gangguan dan gejala klinis (WHO, 2016).
3. Malnutrisi berat.
Suatu kondisi dimana individu gizi buruk dan bisa dilihat penampakan fisik yang
sangat terganggu pertumbuhan (WHO, 2016).
B). GIZI BAIK.
Gizi baik adalah suatu kondisi dimana individu mendapatkan gizi yang
seimbang dan juga gizi dimetabolisme dengan baik oleh tubuh (Kementerian
Kesehatan,2018).
C). OVERWEIGHT.
Overweight adalah suatu kondisi dimana terdapat deposit penimbunan
lemak yang berlebihan di jaringan subkutan (visceral fats) (Kementerian
Kesehatan,2018).
Universitas Sumatera Utara
22
D). OBESITAS.
Obesitas adalah keadaan dimana tubuh individu terdapat penimbunan lemak
yang sangat berlebihan di seluruh jaringan tubuh. Individu bisa menjadi obese
karena kemasukan kalori melebihi kebutuhan tubuh dan kurangnya olahraga
(Kementerian Kesehatan,2018).
2.3.3 CARA PENILAIAN STATUS GIZI.
Status gizi dapat dinilai dengan menggunakan pemeriksaan antropometri,
pemeriksaan klinis, pemeriksaan biokimia dan juga anamnesa asupan makanan
seharian namun, metode antropometri lebih mudah dan sederhana dilakukan karena
hanya memerlukan berat badan dan tinggi badan pasien untuk menilai status gizi
pasien. berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting karena melalui
berat badan dapat mengetahui jumlah air, lemak, protein, jumlah mineral,
perhitungan dosis obat dan makanan pada tulang individu.
Selain berat badan, tinggi badan merupakan ukuran yang kedua terpenting
karena dari tinggi badan dapat mengetahui jika individu mengalami masalah
perkembangan atau pertumbuhan jika dikorelasi dengan berat badan (Kementerian
Kesehatan,2018).
Status gizi individu boleh dinilai melalui pengukuran Indeks Massa Tubuh
(IMT) untuk mengetahui kekurangan atau kelebihan gizi pada individu. Centers of
Disease Control (CDC) menyatakan bahawa status gizi pada anak terbahagi atas
gizi baik, malnutisi ringan, malnutrisi sedang, malnutrisi berat, overweight, dan
juga obesitas (Kementerian Kesehatan,2018).
Universitas Sumatera Utara
23
Berat Badan (kg)
Indeks Massa Tubuh (IMT) =
Tinggi Badan (m²)
Metode pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah : -
Tabel 2.7. Formula indeks massa tubuh (IMT).
SUMBER : Kementerian Kesehatan, 2018.
World Health Organisation (WHO) menyatakan bahawa batas ambang nilai IMT
untuk laki-laki adalah 20.1-25.0 sedangkan untuk perempuan adalah 18.7-23.8.
Tabel 2.8. Kategori status gizi berdasarkan nilai indeks massa tubuh (IMT).
Nilai Indeks Massa Tubuh (IMT) Kategori / Interpretasi
< 16,0 Severe Underweight
16,0 - 16,9 Moderate underweight
17,0 - 18,4 Mild underweight
18,0 - 24,9 Normal
25,0 - 29,9 Grade 1 overweight
30,0 - 39,9 Grade 2 overweight ≥ 40,0 Grade 3 overweight
Sumber : Buku Ajar Gizi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Universitas Sumatera Utara
24
2.3.4 PEMERIKSAAN ANTROPOMETRIS
Pemeriksaan antropometris adalah pemeriksaan yang digunakan untuk
mengukur status gizi pada anak. Pemeriksaan antropometris adalah pemeriksaan
yang sangat sederhana, praktis, mudah dilakukan, murah, cepat, akurat dan dapat
digunakan untuk mengukur status gizi anak dalam jumlah sampel yang besar.
Parameter antropometris adalah pengukuran usia, berat badan, tinggi badan, lingkar
lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar pinggul dan pengukuran tebal
lemak di bawah kulit (Grantham-McGregor, et al, 2007).
A). TUJUAN PEMERIKSAAN ANTROPOMETRIS.
Tujuan pertama dilakukan pemeriksaan antropometris adalah dapat
mengetahui penapisan status gizi pada anak yaitu kepada anak yang memerlukan
keperluan khusus pemantauan status gizi. Tujuan kedua dilakukan pemeriksaan
antropometri adalah untuk melakukan survei status gizi untuk mendapatkan
gambaran keselruhan tentang status gizi anak khusus pada saat atau waktu tertentu
serta faktor-faktor yang berkaitan dengan status gizi. Tujuan ketiga pemeriksaan
antropometris adalah untuk memantau status gizi pada anak-anak agar dapat
memberikan gambaran perubahan dan perkembangan status gizi anak apakah
perkembangan anak baik atau tidak baik (Grantham-McGregor, et al, 2007).
B). KOMPONEN DAN CARA PENILAIAN ANTROPOMETRIS.
Komponen penilaian antropometris yang diperlukan adalah berat badan,
tinggi badan, dan usia. Data yang dapat dinilai melalui pemeriksaan antropometris
adalah berat terhadap tinggi badan (BB/TB) yang memberikan hasil status gizi anak
pada saat sekarang. Data kedua yang dinilai adalah tinggi badan terhadap usia
(TB/U) yang memberikan hasil keadaan masa dahulu karena meriwayatkan masa
dahulu yang terjadi pertumbuhan yang tidak adekuat atau gagal pertumbuhan pada
anak-anak untuk jangka waktu yang lama.
Universitas Sumatera Utara
25
Data ketiga yang dinilai adalah berat badan terhadap usia (BB/U) yang
menggambarkan status gizi pada keadaan semasa, namun lebih sensitif daripada
pengukuran berat terhadap tinggi badan (BB/TB) (Grantham-McGregor, et al,
2007).
2.3.5 KOMPONEN PENILAIAN BERAT BADAN DAN USIA.
Berat badan dipilih sebagai komponen dalam menilai status gizi pada adalah
karena dengan bertambahnya berat badan cukup sensitif dan cukup erat hubungan
dengan konsumsi kalori dan protein. Hal ini karena, kalori dan protein merupakan
dua jenis zat gizi yang paling penting dan paling sering memberikan efek negatif
terhadap kesehatan gizi terhadap anak-anak di Indonesia. Faktor usia jugak
merupakan faktor yang sangat penting dalam penentuan status gizi. Puslitbang Gizi
Bogor (1980) menyatakan bahawa batasan usia yang digunakan dalam pemeriksaan
antropometris untuk pengukuran status gizi adalah tahun usia yang penuh
(Completed Year) misalnya, 8 tahun 11 bulan dihitung 8 tahun dan 1 tahun 8 bulan
dihitung 1 tahun (Grantham-McGregor, et al, 2007).
2.3.6 STANDAR PENILAIAN STATUS GIZI.
Standar buku CDC NCHS tahun 2000 telah ditetapkan sebagai pembanding
dalam status gizi dan juga pertumbuhan individu dan masyarakat di Indonesia yang
menetapkan paparan standar dalam bentuk persentil dan ketentuan Eid indeks dari
Indeks Massa Tubuh (IMT). Eid indeks dapat digolongkan dalam persentil
misalnya, malnutrisi berat (< 3rd Presentile), malnutrisi sedang (3rd - 5th Presentile),
malnutrisi ringan (5th - 10th Presentile), gizi baik (10th- 85th Presentile), overweight
(85th - 97th Presentile) dan obesitas (>97th Presentile) (WHO, 2016).
Universitas Sumatera Utara
26
2.4 HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PJR.
Keadaan malnutrisi menyebabkan ketidakseimbangan antara sistem imun
tubuh dan infeksi Streptoccus. Malnutrisi menyebabkan sel T susah untuk
mengenali epitop protein antigen Streptococcus maupun epitop katup jantung
cardiac myosin. Pengenalan ini dibantu oleh CDR3 yang disintesis dari berbagai
asam amino. Namun pada malnutrisi, CDR3 kurang diproduksi sehingga terjadi
mispersepsi dalam aktivasi sel T sehingga memicu proses autoimun terhadap katup
jantung kemudian mencetuskan PJR. Menurut buku ajar gizi Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia, status gizi kurang memiliki risiko 2,72 kali lebih
besar terkena PJR dibanding anak dengan status gizi baik.
Penyakit Jantung Reumatik adalah penyakit yang banyak disebabkan oleh
kemiskinan sosioekonomi, kepadatan penduduk, gizi kurang, fasilitas kesehatan
yang kurang baik dan kawasan rumah sakit yang tidak terjangkau. Kehilangan
selera untuk makan merupakan simptom yang paling banyak dihadapi oleh pasien
setelah terinfeksi oleh penyakit ini.
Tingkat pengetahuan yang rendah tentang penyakit ini juga merupakan
penyebab terjadinya DR sehingga komplikasi ke PJR. Ketidakseimbangan diet juga
merupakan etiologi penyakit ini. Jelas disini bahwa terdapat hubungan yang
signifikan terhadap status gizi pasien dengan PJR.
Tujuan terapi diet supaya anak dapat tumbuh dan berkembang dengan
optimal tanpa memberatkan kerja jantung. Hal ini karna anak dengan PJR dan DR
akan mengalami Gizi Kurang dan keterlambatan dalam pertumbuhan dan
perkembangan. Pasien PJR dan DR harus mendapatkan istirahat tirah baring (bed
rest). Pasien yang mempunyai komplikasi sesak nafas akan diberikan terapi
oksigen.
Universitas Sumatera Utara
27
Obat diuretik serta kalium akan diberikan pada pasien yang mengalami
gagal jantung dan edema. Pembatasan natrium dan asupan cairan harus dimonitor.
Kebutuhan energi sesuai umur yang direkomendasi adalah antara 100-120
kcal/kgBB atau 100-150 kkal/kgBB sehari. Sekiranya asupan energi < 120
kcal/kgBB, akan terjadi defisiensi folat, B12, C Tembaga/Cu, Zn dan vitamin D.
Kadar asupan protein yang optimal adalah 3-4 g/kgBB untuk pembentukan otot
jantung dan pada gagal jantung, 1-2 g/kgBB untuk meringankan beban ginjal.
Prinsip diet yang harus dipatuhi oleh anak dengan PJR dan DR adalah, diet lemak
sedang, natrium dan cairan dibatasi sekiranya ada oedema atau hipertensi, dan
konsumsi makanan lunak yang mudah dicerna. Kebutuhan cairan pada bayi adalah
140-160 ml/kgBB dalam keadaan normal dan pada bayi dengan komplikasi gagal
jantung kebutuhan cairan perlu dibatasi menjadi 110-120 ml/kgBB sehari (Tazun
Akhter et al, 2019), (Abhishek Khadka, 2015), (Siregar,A,Afif, 2008).
Universitas Sumatera Utara
28
terhadap katup jantung
kemudian mencetuskan PJR.
proses autoimun
T sehingga sel
dalam mispersepsi
malnutrisi, CDR3 diproduksi sehingga
Pada
kurang
terjadi
aktivasi
memicu
Hubungan mengenai Status
Gizi Anak adalah Keadaan
malnutrisi menyebabkan
ketidakseimbangan antara
sistem imun tubuh dan
infeksi Streptoccus.
Demam Reumatik sebagai
penyakit autoimun akan
menyerang pelbagai organ
pada tubuh terutamanya
Jantung.
2.5 KERANGKA TEORI PENELITIAN
Tabel 2.9. Kerangka Teori Penelitian
Penyakit Jantung Reumatik adalah penyakit
yang banyak disebabkan oleh kemiskinan
sosioekonomi, kepadatan penduduk, gizi
kurang, fasilitas kesehatan yang kurang
baik dan kawasan rumah sakit yang tidak
terjangkau dan kehilangan selera untuk
makan.
infeksi A
Beta Streptokokkus
Hemolitikus.
Gejala faringitis yang akan
menyebabkan
bakteri Grup
Penyakit Jantung Reumatik
(PJR) disebabkan oleh
Demam Reumatik yang
diawali oleh gejala
faringitis.
Respon autoimun sistemik
anak teraktivasi yang akan
menyebabkan Demam
Reumatik pada anak.
Universitas Sumatera Utara
29
2.6 KERANGKA KONSEP PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2017-2018 mengenai
hubungan status gizi dengan PJR pada anak.
Variable Independent Variable Dependent
Tingkat pengetahuan mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara Angkatan 2017-
2018 mengenai hubungan status
gizi dengan Penyakit Jantung
Reumatik pada anak.
Baik
Cukup
Kurang
Penyakit Jantung Reumatik
(PJR).
Tabel 3.0. Kerangka Konsep Penelitian
Universitas Sumatera Utara
30
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN.
Jenis dan rancangan penelitian ini merupakan penelitian survei
menggunakan kuesioner online pilihan ganda, yaitu Google Form yang bersifat
deskriptif dengan menggunakan desain cross sectional study. Jenis dan rancangan
penelitian tersebut digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2017-2018 mengenai
Hubungan Status Gizi dengan PJR pada anak. Desain cross sectional study adalah
suatu desain penelitian apabila pengumpulan data atau variabel yang akan diteliti
merupakan variabel independent dan dependent.
3.2 LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN.
Penelitian ini dilakukan secara online dengan menggunakan kuesioner
online pilihan ganda, yaitu Google Form. Waktu penelitian ini dilakukan dari bulan
Maret 2020 sampai dengan bulan Juni 2020.
Universitas Sumatera Utara
31
3.3 POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN.
3.3.1 Populasi Penelitian
Populasi penelitian ini adalah responden kriteria inklusi yang mengikuti
kuesioner online pilihan ganda, yaitu Google Form. Menurut data dari Direktori
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (USU), terdapat
sebanyak 255 mahasiswa angkatan 2017 dan sebanyak 255 mahasiswa angkatan
2018. Jumlah populasi mahasiswa Fakultas Kedokteran angkatan 2017-2018
Universitas Sumatera Utara (USU) adalah sebanyak 510 mahasiswa. Mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (USU) angkatan 2017-2018
dipilih sebagai populasi penelitian karena ingin meneliti tingkat pengetahuan dan
kesadaran tentang PJR dan hubungannya dengan status gizi karena mahasiswa
Fakultas Kedokteran adalah calon dokter Indonesia serta masih kurang penelitian
tentang PJR di Indonesia.
3.3.2 SAMPEL PENELITIAN.
Besar sampel pada penelitian ini diukur dengan cara Total Sampling Method
dari populasi kriteria inklusi, yaitu sebanyak 510 orang mahasiswa.
Universitas Sumatera Utara
32
3.3.3 KRITERIA INKLUSI DAN EKSKLUSI.
A). Kriteria Inklusi.
1. Mahasiswa angkatan/angkatan 2017-2018 sahaja.
2. Mahasiswa aktif Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (USU).
3. Mahasiswa yang bersedia untuk kooperatif dan dapat mengikuti arahan.
4. Mahasiswa mampu memahami dan membaca bahasa Indonesia dengan baik dan
benar.
B). Kriteria Eksklusi.
1. Mahasiswa yang tidak ada kemampuan/terhalang/terbatas untuk akses secara
online untuk mengikuti penelitian ini.
2. Mahasiswa yang tidak mengisi/tidak bersedia mengisi kuesioner online pilihan
ganda, yaitu Google Form secara lengkap.
3.3.4 TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL.
Teknik pengambilan sampel dilakukan secara Total Sampling Method
dengan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Pada metode ini, semua sampel
yang datang secara berurutan dan memenuhi kriteria pemilihan yaitu kriteria
inklusi, akan dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah sampel 510 mahasiswa
yang diperlukan terpenuhi.
3.3.5 METODE PENGUMPULAN DATA.
Metode pengumpulan data penelitian ini adalah data primer, yaitu data
langsung dari responden dari kriteria inklusi yang menjawab kuesioner pilihan
ganda. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner online pilihan
ganda, yaitu Google Form.
Universitas Sumatera Utara
33
Skor Jawaban Responden
P = ___________________ x 100 %
Skor Total Kuesioner
3.3.6 ALAT UKUR.
Tingkat pengetahuan adalah segala yang dipahami dan diketahui oleh
responden tentang hubungan status gizi dengan PJR. Tingkat pengetahuan
responden diukur melalui kuesioner online pilihan ganda, yaitu Google Form
dengan 3 pilihan jawaban dan 25 pertanyaan yang telah divalidasi dengan SPSS.
Pertanyaan yang diberikan mencakup pengetahuan sehingga tingkat kedua yaitu,
memahami. Skala Guttman digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan
responden yang telah menjawab kuesioner online pilihan ganda, yaitu Google
Form. Berdasarkan skala Guttman, responden yang menjawab benar akan diberikan
skor “1” dan yang menjawab salah akan diberikan skor “0”. Tingkat pengetahuan
dikategorikan atas baik, cukup, kurang. Skala pengukuran yang digunakan adalah
skala Ordinal. (Prof Dr. H. Djaali, Buku Skala Pengukuran Dalam Bidang
Pendidikan). Menurut Arikunto (2010) skala pengukuran skor setiap pilihan
berdasarkan tingkat pengetahuan (Arikunto, 2010).
Gambar 2.2 Rumus Skor Tingkat Pengetahuan
Tabel 3.1 Klasifikasi skor tingkat pengetahuan responden
SKOR TINGKAT PENGETAHUAN KRITERIA
< 56% Kurang
56 - 75% Cukup
76 - 100% Baik
Sumber : Arikunto, 2010.
Universitas Sumatera Utara
34
3.3.7 VARIABEL PENELITIAN.
A). VARIABEL DEPENDENT.
Variabel Bebas dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan mahasiswa
angkatan 2017-2018 Fakultas Kedokteran USU mengenai hubungan status gizi
dengan PJR pada anak.
B). VARIABEL INDEPENDENT.
Variabel Terikat dalam penelitian ini adalah definisi, epidemiologi, etiologi,
klasifikasi, faktor risiko, komplikasi, pencegahan, pengobatan PJR, DR dan status
gizi.
3.3.8 UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS PENELITIAN.
A). UJI VALIDITAS.
Uji validitas adalah suatu metode yang menunjukkan alat ukur itu tepat, benar dan
akurat mengukur apa yang dikur. Kuesioner online pilihan ganda, yaitu Google
Form yang telah selesai disusun telah diuji validitas dengan SPSS (Statistical
Products and Service Solution). Pada tahap awal, kuesioner terdapat 38 pertanyaan
dan setelah dilakukan uji validitas didapati sebanyak 25 soal yang Valid. Uji
validitas dilakukan dengan Korelasi Pearson, skor yang didapat dari setiap
pertanyaan dikorelasikan dengan skor total untuk setiap variabel. Setiap nilai yang
diperoleh dibandingkan dengan nilai r tabel. Nilai r tabel untuk 30 responden
dengan taraf signifikan 0.05 (5%) adalah 0.361. Jika nilai koefisien korelasi
Pearson dari suatu pertanyaan tersebut berada diatas nilai r tabel, maka pertanyaan
itu dinyatakan Valid.
Universitas Sumatera Utara
35
B). UJI RELIABILITAS.
Uji reliabilitas merupakan indeks yang digunakan untuk menunjukan kepercayaan
suatu alat pengukuran setelah dilakukan uji validitas. Uji reliabilitas ini dilakukan
pada seluruh pertanyaan yang dinyatakan Valid sahaja dengan koefisien Reliabilitas
Alpha pada aplikasi SPSS. Jika nilai Alpha > nilai r tabel (0.361), maka pertanyaan
tersebut Reliabel.
3.3.9 METODE ANALISIS DATA.
Data dianalisis dengan menggunakan program SPSS (Statistic Product and Service
Solutions) for windows serta disajikan dalam bentuk tabel.
a. EDITING.
Editing adalah tahap pertama dalam analisis data dengan mengecek nama, identitas,
dara responden dan memastikan bahwa semua jawaban telah diisi sesuai dengan
petunjuk.
b. CODING.
Coding adalah tahap kedua dalam analisis data yaitu dengan memberi kode atau
angka tertentu dalam kuesioner. Hal ini dilakukan untuk mempermudahkan waktu
mengadakan tabulasi serta analisa data.
c. ENTRY.
Entry adalah tahap ketiga dalam analisis data. Tahap ini dilakukan dengan
memasukkan data dari kuesioner ke dalam program komputer dengan
menggunakan program SPSS (Statistical Products and Services) versi 17.0.
Universitas Sumatera Utara
36
d. DATA CLEANING.
Cleaning merupakan tahap keempat dalam analisis data yaitu dilakukan dengan
mengecek kembali data yang telah di ENTRY untuk mengetahui apakah terdapat
kesalahan atau tidak.
3.3.10 DEFINISI OPERATIONAL.
NO VARIABLE ALAT UKUR METODE UKUR HASIL UKUR SKALA
1.
VARIABEL INDEPENDENT.
Tingkat pengetahuan mahasiswa
dalam penelitian ini ditentukan
berdasarkan kemampuan
mahasiswa untuk menjawab
pertanyaan tentang definisi,
epidemiologi,etiologi, klasifikasi,
faktor risiko, komplikasi,
pencegahan, pengobatan dan diet
PJR, DR dan status gizi.
2. VARIABEL DEPENDENT.
Gambaran kesadaran mahasiswa
angkatan 2017-2018 Fakultas
Kedokteran USU mengenai
hubungan status gizi dengan PJR
pada anak.
Kuesioner
online dengan
soal pilihan
ganda yaitu,
Google Form.
Mengedarkan
kuesioner kepada
responden dan
menganalisis
jawaban setiap
responden untuk
diklasifikasi tingkat
pengetahuan
responden.
Skala Guttman:
Benar = 1
Salah = 0
Baik : >76%
Cukup : 56-75%
Kurang : <56%
Tingkat
Pengetahuan
mahasiswa:
Baik
Cukup
Kurang
Ordinal
Universitas Sumatera Utara
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. HASIL PENELITIAN
4.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan secara online dengan menggunakan Google Form sebagai
media mengumpulkan data dari responden.
4.1.2. Deskripsi Responden Penelitian
Responden penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara, khusus dari angkatan 2017 dan 2018. Jumlah responden dalam
penelitian ini adalah sebanyak 510 responden, yaitu 255 dari angkatan 2017 dan
255 dari angkatan 2018. Responden yang memenuhi kriteria inklusi adalah
sebanyak 495 mahasiswa dan 15 mahasiswa telah masuk ke kriteria eksklusi.
Semua data responden diambil dari data primer, yaitu dengan mengisi kuesioner
online Google Form. Waktu mengumpulan data ini adalah selama 1 bulan yaitu
dari, 5 Oktober 2020 sampai 5 November 2020.
Universitas Sumatera Utara
38
4.1.2.1 Distribusi Karakteristik Responden
Distribusi karakteristik responden menurut dalam penelitian ini dapat dilihat
dari tabel di bawah (Tabel 3.4 dan Tabel 3.5).
Pada tabel 3.4 dapat dilihat bahwa sebanyak 243 (49.1%) responden adalah
mahasiwa angkatan 2017 dan sebanyak 252 (50.9%) responden adalah mahasiswa
angkatan 2018. Secara keseluruhan, terdapat sebanyak 495 dari 510 mahasiswa
yang telah menjadi responden dalam penelitian ini.
Pada tabel 3.5 dapat dilihat bahwa terdapat sebanyak 179 (36.2%) responden
lelaki dan 316 (63.8%) responden perempuan dari angkatan 2017 dan 2018.
Tabel 3.2 Distribusi karakteristik responden berdasarkan stambuk.
Frekuensi (N) Persentase (%)
2017 243 49.1
Validitas 2018 252 50.9
Total 495 100.0
Tabel 3.3 Distribusi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin.
Frekuensi (N) Persentase (%)
Perempuan 316 63.8
Validitas Lelaki 179 36.2
Total 495 100.0
Universitas Sumatera Utara
39
4.1.3 Distibusi Jawaban Responden.
Tingkat pengetahuan yang diteliti adalah dari aspek Penyakit Jantung
Reumatik, Demam Reumatik serta Status gizi pada PJR. Jumlah soal dalam
kuesioner online Google Form adalah sebanyak 25 soal yaitu, soal Penyakit Jantung
Reumatik terdapat sebanyak 10 soal, soal Demam Reumatik terdapat sebanyak 5
soal serta soal Status Gizi terdapat sebanyak 10 soal.
Tabel 3.4 Distribusi jawaban responden berdasarkan soal 1-25.
Nombor
Soal
Soal
Jawaban Jawaban
Benar Salah
(N) % (N) %
309 62.4 186 37.6
1 PJR adalah Penyakit Jantung Didapat.
2 PJR sering dijumpai pada anak usia 5-
15 tahun.
398
80.4
97
19.6
3 Jenis kelamin lelaki dan perempuan
sering dijumpai pada PJR.
105
21.2
390
78.8
4 Katup jantung yang paling sering terkena pada PJR adalah katup Mitral.
338
68.3
157
31.7
5 PJR adalah penyakit yang menyerang
otak, jantung, sendi dan kulit.
327
66.1
168
33.9
Universitas Sumatera Utara
40
Nombor
Soal
Jawaban
Benar
Jawaban
Salah
Soal (N) % (N) %
6
PJR adalah penyakit yang didahului
oleh infeksi DR.
421 85.1 74 14.9
7
Faktor risiko PJR adalah gagal
jantung. 384 77.6 111 22.4
8
Profilaksis primer PJR dengan
penisilin diberikan selama 10 hari
sebagai obat pilihan mengobati infeksi
Grup A Streptokokus β Hemolitikus.
308 62.2 187 37.8
9
Profilaksis sekunder PJR dengan
injeksi IM Benzathine Benzylpenisilin
diberikan sampai usia pasien 25 tahun
untuk mencegah infeksi berulang
demam reumatik pada penderita
dengan riwayat PJR.
337 68.1 158 31.9
10 Komplikasi tersering PJR adalah gagal 472 95.4 23 4.6
jantung.
11 Diagnosis DR ditegakkan berdasarkan Kriteria Jones Modifikasi
407
82.2
88
17.8
(Kriteria Mayor dan Kriteria Minor).
12 Faktor risiko DR adalah gejala Strep
377
76.2
118
23.8
throat / Faringitis.
Universitas Sumatera Utara
41
Jawaban
Benar
Jawaban
Salah Nombor
Soal Soal
(N) (%) (N) (%)
13 Kriteria DR menurut kriteria Jones
Modifikasi yaitu demam, karditis,
poliarthritis, nodul subkutan, chorea
dan erithema marginatum.
364 73.5 131 26.5
14
Yang merupakan kriteria minor diagnosis DR menurut kriteria Jones
288 58.2 207 41.8
Modifikasi adalah, Gelombang PR
pada EKG memanjang.
15 Bukti adanya riwayat faringitis oleh
Group A streptococcus β hemolyticus
434
87.7
61
12.3
diperlukan untuk penegakan diagnosis
pasti DR.
16 Status gizi adalah keseimbangan
331
66.9
164
33.1
antara asupan zat gizi dengan
kebutuhan gizi tubuh.
17 Grafik CDC digunakan sebagai alat ukur status gizi untuk anak usia > 5
387
78.2
108
21.8
tahun.
18 Metode paling sesuai penilaian status
411
83.0
84
17.0
gizi pada pasien PJR adalah
pemeriksaan Antropometri.
Universitas Sumatera Utara
42
Jawaban
Benar
Jawaban
Salah Nombor
Soal Soal
(N) (%) (N) (%)
19 Berat badan, tinggi badan,
lingkar kepala, lingkar dada dan
lingkar lengan atas adalah parameter
276 55.8 219 44.2
antropometri untuk mengukur status
gizi pasien PJR.
20 Status gizi pasien PJR yang didahului
422
85.3
73
14.7
oleh DR adalah Gizi Kurang.
21 Pasien dengan PJR akan cenderung
477
96.4
18
3.6
mengalami masalah pertumbuhan dan
perkembangan.
22 Makanan tinggi garam harus dihindari
320
64.6
175
35.4
pada pasien PJR dengan komplikasi
gagal katup jantung.
23 Pola diet yang disarankan pada pasien PJR adalah makanan rendah lemak
382
77.2
113
22.8
jenuh dan makanan rendah sodium.
24 Jumlah asupan kalori yang dibutuhkan
300
60.6
195
39.4
oleh pasien PJR adalah sebanyak 100 -
120 kkal/kgBB.
25 Porsi makanan sehari untuk pasien
163
32.9
332
67.1
PJR adalah sebanyak 5 - 6 kali porsi
kecil.
Universitas Sumatera Utara
43
Berdasarkan table 3.4 diatas, dapat dilihat bahwa untuk Soal 1 sebanyak 309
(62.4%) responden menjawab dengan benar dan 186 (37.6%) responden telah
menjawab dengan salah. Soal 2 pula sebanyak 398 (80.4%) responden menjawab
dengan benar dan 97 (19.6%) responden telah menjawab dengan salah. Selain itu,
Soal 3 sebanyak 105 (21.2%) responden menjawab dengan benar sedangkan
sebanyak 390 (78.8%) responden telah menjawab dengan salah. Soal 4 terdapat 338
(68.3%) responden menjawab dengan benar sedangkan sebanyak 157 (31.7%)
responden telah menjawab dengan salah. Seterusnya, Soal 5 pula terdapat sebanyak
327 (66.1%) responden telah menjawab dengan benar dan 168 (33.9%) menjawab
dengan salah. Soal 6 sebanyak 421 (85.1%) responden menjawab dengan benar
namun sebanyak 74 (14.9%) telah menjawab dengan salah. Soal 7 terdapat 384
(77.6%) responden yang menjawab dengan benar dan sebanyak 111 (22.4%) telah
menjawab dengan salah. Soal 8 pula menunjukkan bahwa terdapat 308 (62.2%)
responden yang menjawab dengan benar dan sebanyak 187 (37.8%) telah
menjawab dengan salah. Selain itu, soal 9 menunjukkan bahwa terdapat 337
(68.1%) responden yang menjawab dengan benar sedangkan 158 (31.9%) telah
menjawab dengan salah. Soal 10 pula terdapat 472 (95.4%) responden yang
menjawab dengan benar sedangkan 23 (4.6%) telah menjawab dengan salah.
Berdasarkan table 3.4 diatas, bagi soal 11 terdapat 407 (82.2%) responden yang
menjawab dengan benar sedangkan 88 (17.8%) telah menjawab dengan salah. Soal
12 pula terdapat 377 (76.2%) responden yang menjawab dengan benar sedangkan
118 (23.8%) telah menjawab dengan salah. Soal 13 terdapat 364 (73.5%) responden
yang menjawab dengan benar dan 131 (26.5%) telah menjawab dengan salah.
Selain itu, soal 14 terdapat 288 (58.2%) responden yang menjawab dengan benar
dan 207 (41.8%) telah menjawab dengan salah. Seterusnya, soal 15 pula terdapat
434 (87.7%) responden yang menjawab dengan benar sedangkan 61 (12.3%) telah
menjawab dengan salah.
Universitas Sumatera Utara
44
Berdasarkan tabel 3.4, soal 16 terdapat 331 (66.9%) responden yang menjawab
dengan benar dan 164 (33.1%) telah menjawab dengan salah. Soal 17 pula terdapat
387 (78.2%) responden yang menjawab dengan benar dan 108 (21.8%) telah
menjawab dengan salah. Soal 18 terdapat 411 (83%) responden menjawab dengan
benar dan 84 (17%) telah menjawab dengan salah. Untuk soal 19 pula, terdapat 276
(55.8%) responden menjawab dengan benar dan 219 (44.2%) telah menjawab
dengan salah. Seterusnya, soal 20 terdapat 442 (85.3%) responden menjawab
dengan benar dan 73 (14.7%)) telah menjawab dengan salah. Soal 21 terdapat 477
(96.4%) responden yang telah menjawab dengan benar dan 18 (3.6%) responden
yang telah menjawab dengan salah. Soal 22 pula terdapat 320 (64.6%) responden
yang telah menjawab dengan benar dan 175 (35.4%) responden yang telah
menjawab dengan salah. Seterusnya, soal 23 terdapat 382 (77.2%) responden yang
telah menjawab dengan benar dan 113 (22.8%) responden yang telah menjawab
dengan salah. Soal 24 menunjukkan bahwa sebanyak 300 (60.6%) responden telah
menjawab dengan benar dan 195 (39.4%) responden telah menjawab dengan salah.
Akhir sekali, soal 25 pula terdapat 163 (32.9%) responden yang telah menjawab
dengan benar dan 332 (67.1%) responden yang telah menjawab dengan salah.
Universitas Sumatera Utara
45
4.1.4 Analisis Data
4.1.4.1 Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden.
Dari tabel 6.1 dapat dilihat bahwa responden dengan tingkat pengetahuan baik
adalah sebanyak 233 (47.1%) mahasiswa, tingkat pengetahuan cukup pula
sebanyak 191 (38.6%) mahasiswa dan responden dengan tingkat pengetahuan
kurang adalah seramai 71 (14.3%) mahasiswa.
Tabel 3.5 Distribusi tingkat pengetahuan responden.
Frekuensi (N) Percentase (%)
Baik 233 47.1
Valid Cukup 191 38.6
Kurang 71 14.3
Total 495 100.0
Universitas Sumatera Utara
46
4.1.4.2 Distribusi Tingkat Pengetahuan berdasarkan Angkatan.
Tabel 6.2 menunjukkan secara umum hasil tingkat pengetahuan responden
berdasarkan angkatan masing-masing. Secara umum, majoriti responden angkatan
2017 memiliki tingkat pengetahuan kategori Cukup, yaitu 110 (42.27%) responden
berbanding dari kategori Baik, 95 (39.09%) responden dan kategori Kurang, 38
(15.64%) responden.
Majoriti responden angkatan 2018 memiliki tingkat pengetahuan kategori
Baik, yaitu 139 (55.16%) responden berbanding dari kategori Cukup 82 (32.54%)
dan kategori Kurang 31 (12.30%) responden.
Secara keseluruhan dari tabel 6.2 dapat dilihat bahwa responden angkatan 2018
kebanyakkan memiliki Tingkat Pengetahuan Kategori Baik manakala kebanyakkan
responden angkatan 2017 memiliki Tingkat Pengetahuan Kategori Cukup.
Tabel 3.6 Distribusi tingkat pengetahuan berdasarkan angkatan.
TINGKAT PENGETAHUAN
JUMLAH /
ANGKATAN BAIK CUKUP KURANG PRESENTASE
N % N % N %
(%)
2017 95 39.09 110 45.27 38 15.64 243 (100)
2018 139 55.16 82 32.54 31 12.30 252 (100)
Universitas Sumatera Utara
47
4.1.4.3 Distribusi Tingkat Pengetahuan berdasarkan Jenis Kelamin.
Secara umum tabel 6.3 menunjukan hasil tingkat pengetahuan responden
berdasarkan jenis kelamin. Secara umum, majoriti responden perempuan memiliki
tingkat pengetahuan Kategori Baik, yaitu 166 (52.53%) responden dan 111
(35.13%) responden memiliki tingkat pengetahuan kategori Cukup serta 39
(12.34%) responden memiliki tingkat pengetahuan kategori Kurang.
Secara umum, tingkat pengetahuan kategori Baik dan Cukup untuk responden
lelaki adalah sama yaitu, 74 (41.34%) responden sedangkan 31 (17.32%) responden
lelaki memiliki tingkat pengetahuan Kurang.
Secara keseluruhan dari tabel 6.3 dapat dilihat bahwa responden perempuan
mempunyai Tingkat Pengetahuan Kategori Baik dibanding dengan responden
lelaki.
Tabel 3.7 Distribusi tingkat pengetahuan berdasarkan jenis kelamin.
TINGKAT PENGETAHUAN
JENIS
KELAMIN
BAIK CUKUP KURANG
JUMLAH /
PRESENTASE
(%)
N % N % N %
Lelaki 74 41.34 74 41.34 31 17.32 179 (100)
Perempuan 166 52.53 111 35.13 39 12.34 316 (100)
Universitas Sumatera Utara
48
4.2 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
4.2.1 Pembahasan Distribusi Angkatan dan Jenis Kelamin Responden.
Distribusi jenis kelamin mayoriti adalah responden perempuan 316 (63.8%)
dan responden lelaki sebanyak 179 (36.2%) sebagai kelompok minor dalam
penelitian ini. Selain itu, angkatan 2017 dan 2018 telah dipilih menjadi reponden
penelitian ini karna kedua angkatan ini telah mengikuti perkuliahan Kardiovaskuler
Sistem. Pada penelitian ini didapatkan distribusi responden angkatan 2018 lebih
banyak, yaitu 252 (50.9%) berbanding responden angkatan 2017, yaitu 243
(49.1%).
Oleh itu, sejalan dengan teori Notoadmodjo, beliau mengatakan bahwa
pengetahuan yang dimiliki seorang akan sangat bergantung pada infromasi yang
diterimanya dan apabila informasinya yang diterima adalah salah maka akan
menyebabkan kekeliruan dalam pengetahuan yang bias sehingga menimbulkan
terjadinya salah persepsi (Notoadmodjo, 2010). Teori Notoadmodjo yang
menyatakan daya tangkap dan pola berfikir seseorang akan meningkat seiring
dengan bertambah usianya sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin baik
(Notoadmodjo, 2012).
4.2.2 Pembahasan Distribusi Jawaban Responden.
Dalam penelitian ini, pertanyaan kuesioner dibagi pada 3 bagian yang terdiri
dari 10 pertanyaan PJR (Pertanyaan 1-10), 5 pertanyaan DR (Pertanyaan 11-15)
serta 10 pertanyaan Status gizi yang berhubung dengan PJR (Pertanyaan 16-25).
Universitas Sumatera Utara
49
Semua 23 pertanyaan yang dijawab secara Benar oleh majoriti responden
adalah definisi PJR, klasifikasi PJR, pelbagai faktor risiko PJR, organ yang diserang
oleh PJR, pengobatan profilaksis primer dan sekunder PJR, komplikasi PJR,
diagnosis DR, faktor risiko DR, klasifikasi DR, etiologi DR, definisi status gizi, alat
ukur status gizi, pemeriksaan antropometri, status gizi pada PJR, diet yang
disarankan serta dilarang pada PJR serta kalori pasien PJR.
Dari hasil Bab 4.1.3, terdapat 2 pertanyaan, yaitu pertanyaan nombor 2 dan 25
terkait jenis kelamin yang tersering dapat PJR serta porsi makan bagi pasien PJR
yang telah dijawab dengan Salah oleh majoriti responden.
4.2.3 Pembahasan Hasil Jawaban Responden.
Secara keseluruhan, terdapat 398 (80.4%) responden menjawab usia 5-15 tahun
sebagai usia paling sering didapat PJR, dimana penelitian ini sejalan dengan Rizky
Handan dengan sebagian besar sampel pasien PJR, 29 orang (96.7%) dari 30 pasien
berada pada kelompok usia 5-15 tahun (Handan Rizky, 2015). Menurut penelitian
Bambang Budiono juga dikatakan bahwa prevalensi PJR di Indonesia terbesar
adalah pada anak usia 5-15 tahun (Bambang Madiyono, 2003). Sejalan dengan
penelitian ini, menurut WHO pula, PJR dominan pada usia 5-15 tahun karena pada
usia sekolah penyebaran infeksi Streptokokus beta hemolitikus grup A sangat tinggi
(WHO, 2004). Hasil pertanyaan nombor 5, PJR menyerang pelbagai organ seperti
otak, jantung, sendi, kulit telah dijawab oleh 327 (66.1%) responden.
Anak dengan PJR yang didahului DR akan mengalami Gizi Kurang telah
dijawab oleh majoriti responden, 422 (85.3%). Penelitian ini sejalan dengan Rizky
Handan dimana, gambaran status gizi pada anak yang menderita PJR sebagian besar
pada anak gizi kurang, yaitu 8 (26.7%) pada malnutrisi ringan, 7 (23.3%) pada
malnutrisi sedang, dan 8 (26.7%) pada malnutrisi berat. Maka, dapat simpulkan
bahwa sebagian besar anak yang menderita PJR memiliki gambaran gizi kurang
seperti malnutrisi ringan, sedang, maupun berat (Handan Rizki, 2015).
Universitas Sumatera Utara
50
Selain itu, berdasarkan penelitian Seth Adam Hollander dari American College
of Cardiology, hasil menunjukkan bahwa p value (nilai signifikansi) yang didapat
adalah 0,093 (p = 0,093 < α = 0,1). Ini berarti bahwa nilai p lebih kecil dibanding
nilai alpha atau nilai kemaknaan dan Ho ditolak. Maka, disimpulkan bahwa secara
statistic terdapat hubungan antara status gizi dengan kejadian PJR pada anak
(Hollander Seth Adam, 2019). Pada penelitian Mostafa et al, didapatkan hasil Odds
Ratio 0,368 berarti anak dengan status gizi kurang lebih besar kemungkinan terkena
PJR dibanding anak dengan status gizi baik sebesar 2,72 kali (1 / 0,368) (Mostafa et
al, 2019).
Menurut Rahmawaty et al, dari 80 orang sampel penelitiannya tentang status
gizi pada anak dengan PJR, didapati 75% anak menderita gizi kurang (Rahmawaty
et al, 2012). Sedangkan sejalan dengan penelitian ini pula, menurut penelitian
Herrera et al, 55% anak menderita PJR mempunyai status gizi kurang yang terdiri
dari 30% malnutrisi kurang, 15% malnutrisi sedang dan 10% malnutrisi berat
(Herrera et al, 2000).
Selain itu, sebanyak 477 (96.4%) responden menjawab masalah pertumbuhan
dan perkembangan akan sering dialami oleh pasien PJR, maka sejalan dengan
penelitian ini adalah penelitian Mostafa et al. Penelitian Mostafa menyatakan
bahwa, malnutrisi berhubungan dengan infeksi DR. Keadaan malnutrisi akan
mengakibatkan kekurangan energi protein (KEP) dan zat besi serta vitamin akan
mudah menyebabkan infeksi streptokokus beta hemolitikus yang berulang sehingga
menyebabkan anak menderita DR. Oleh itu, anak akan cenderung mengalami
masalah pertumbuhan dan perkembangan karna infeksi yang terkena (kerusakan
oleh proses antigen-antibodi) serta status gizi yang tidak adekuat. Aktivasi sel T
secara berlebihan akan mengakibatkan kejadian autoimun dan menyerang jaringan
tubuh sendiri sehingga sulit untuk anak mengalami pertumbuhan dan
perkembangan yang normal (Mostafa et al, 1998).
Universitas Sumatera Utara
51
Seterusnya, mayoriti responden 390 (78.8%) menjawab dengan Salah untuk
jenis kelamin yang lebih sering dijumpai pada PJR. Majoriti telah menjawab jenis
kelamin perempuan bisa terkena PJR. Namun, berdasarkan penelitian Rizky
Handan, 19 (63.3%) anak adalah laki-laki sedangkan perempuan sebanyak 11
(36.7%) anak. Maka, jenis kelamin laki-laki yang lebih banyak menderita PJR
(Handan Rizky, 2015). Dari penelitian Lurildo, sebanyak 55% anak laki-laki
daripada perempuan menderita PJR (Lurildo, 2013). Namun, menurut penelitian
Riaz et al, prevalensi PJR lebih banyak pada anak perempuan, Odds Ratio = 2.2
(Riaz et al, 2013).
Namun menurut data dan kajian dari WHO, dikatakan bahwa tidak ada
keterkait jenis kelamin terhadap kejadian PJR pada anak dan sekiranya terhadap
perbedaan maka, perbedaannya hanya sedikit dan muncul akibat penelitian di
tempat yang berbeda dengan kondisi serta budaya yang berbeda (WHO, 2014).
Universitas Sumatera Utara
52
4.3 PEMBAHASAN TINGKAT PENGETAHUAN RESPONDEN
4.3.1 Pembahasan Tingkat Pengetahuan Responden.
Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan responden
dalam penelitian ini adalah kategori Baik, yaitu 233 (47.1%) responden. Maka,
dapat disimpulkan bahwa responden peneltian ini memahami dan mempunyai
pengetahuan tentang PJR serta hubungannya dengan status gizi serta DR.
4.3.2 Pembahasan Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Angkatan.
Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa majoriti responden angkatan
2018 memiliki tingkat pengetahuan kategori Baik, yaitu 139 (55.16%) responden
berbanding tingkat pengetahuan responden angkatan 2017. Maka, dapat dikatakan
bahwa responden angkatan 2018 memiliki pengetahuan yang lebih dari responden
angkatan 2017 karna kemungkinan angkatan 2018 baru mempelajari blok Sistem
Kardiovaskuler oleh karna itu, pembelajaran serta topik PJR masih dapat diingat
kembali berbanding angkatan 2017.
4.3.3 Pembahasan Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Jenis Kelamin.
Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa responden perempuan memiliki
tingkat pengetahuan kategori Baik, yaitu 166 (52.53%) responden berbanding
dengan tingkat pengetahuan responden lelaki. Hal ini sejalan dengan teori
Notoadmodjo yang menyatakan bahwa perempuan memiliki kesadaran, rasa ingin
tahu sesuatu serta daya ingat yang tinggi dibanding dengan lelaki. Teorinya juga
menyebut bahwa perilaku seseorang akan lebih baik dan dapat bertahan lebih lama
apabila didasari oleh tingkat pengetahuan dan kesadaran yang baik (Notoadmojo,
2010).
Universitas Sumatera Utara
53
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
1. Tingkat pengetahuan mayoritas responden penelitian ini adalah dalam kategori
Baik.
2. Mayoritas responden angkatan 2018 mempunyai tingkat pengetahuan kategori
Baik.
3. Mayoritas responden angkatan 2017 mempunyai tingkat pengetahuan kategori
Cukup.
4. Responden jenis kelamin perempuan memiliki tingkat pengetahuan kategori
Baik.
5. Mayoritas responden memiliki pengetahuan yang baik terhadap definisi PJR,
klasifikasi PJR, pelbagai faktor risiko PJR, organ yang diserang oleh PJR,
pengobatan profilaksis primer dan sekunder PJR, komplikasi PJR, etiologi DR,
klasifikasi DR, faktor risiko DR, diagnosis DR, definisi status gizi, alat ukur status
gizi, pemeriksaan antropometri, status gizi pada pasien PJR, diet yang disarankan
dan dilarang pada pasien PJR serta rekomendasi kalori PJR.
6. Mayoritas responden mempunyai pengetahuan yang kurang terhadap jenis
kelamin yang lebih sering terkena PJR serta porsi makan yang sesuai untuk pasien
PJR.
Universitas Sumatera Utara
54
5.2 SARAN
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka disarankan kepada ;
1. Peneliti dan Mahasiswa Fakultas Kedokteran.
Penelitian lebih banyak perlu dilakukan tentang PJR secara lebih dalam and
terperinci agar dapat memajukan bidang kesehatan dan kedokteran. Mahasiswa
fakultas kedokteran perlu lebih mempelajari tentang PJR agar dapat mencegah serta
mengobati PJR secara dini. Selain itu, dapat menurunkan kejadian PJR serta mampu
memberikan edukasi kepada keluarga dan masyarakat.
2. Tenaga Medis.
Tenaga medis harus memahami dan mempelajari dengan lebih mendalam agar
mampu mendeteksi PJR secara dini, melakukan tatalaksana yang sesuai kepada
pasien dan memberikan edukasi kepada pasien serta mengurangi angka mortalitas
akibat PJR.
3. Instansi Kesehatan dan Kementerian Kesehatan.
Badan dan unit kesehatan harus lebih aktif mengadakan penyuluhan serta program
tentang PJR kepada masyarakat agar mereka akan lebih mengenali. Hal ini dapat
dilakukan melalui media social, media cetak maupun media elektronik.
Universitas Sumatera Utara
55
DAFTAR PUSTAKA
1. Abhishek Khadka, 2015, Nutritional Status and Calorifific Intake in Rheumatic
Heart Diseases Patients, Operated in Sahid Gangalal National Heart Center
(SGNHC),
https://www.academia.edu/30704144/Nutritional_Status_and_Calorific_Intak
e_in_Rheumatic_Heart_Diseases_Patients_Operated_in_Sahid_Gangalal_Nat
ional_Heart_Center_SGNHC, [diakses pada 13 Mei 2020].
2. Afif A, 2018, Demam Reumatik dan Penyakit Jantung Reumatik Permasalahan
Indonesia, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Disertasi
Universitas Sumatera Utara 21,
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/750, [diakses pada 13 Mei 2020]
3. Alan Bisno et al, 2001, WHO Expert Consultation on Rheumatic Fever and
Rheumatic Heart Disease, in WHO technical report series,
https://apps.who.int/iris/handle/10665/42898, [diakses pada 24 Mei 2020].
4. Alexander RW et al, 2010, Hurst The Heart, Vol. II, 10th edition,
http://docshare01.docshare.tips/files/31622/316220026.pdf, [diakses 6 June
2020].
5. Almatsier, S, 2003, Prinsip Dasar Ilmu Gizi, edisi pertama, Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, https://studylibid.com/doc/1123275/prinsip-dasar-ilmu-gizi.-
jakarta---pt-gramedia-pustaka-utama, [diakses 10 April].
6. Arikunto,2010,
https://books.google.com.my/books?id=S_7EDwAAQBAJ&pg=PA31&lpg=
PA31&dq=arikunto+2010+pengetahuan&source=bl&ots=WjFNdH9JyL&sig
=ACfU3U3plyyow5vp7LYXJDRThKvLPi0fFQ&hl=en&sa=X&ved=2ahUK
EwjQ6t3itfvpAhXCwTgGHTptAjIQ6AEwAXoECA0QAQ#v=onepage&q=a
rikunto%202010%20pengetahuan&f=false, halaman 31, [diakses 15 Mei
2020].
7. Armstrong C, 2010, AHA Guidelines on Prevention of Rheumatic Fever and
Diagnosis and Treatment of Acute Streptococcal Pharyngitis, 1;81 (3) halaman
346-359,
https://www.ahajournals.org/doi/full/10.1161/circulationaha.109.191959
[diakses 14 Mei 2020].
8. Azwar, S (2011) : Sikap dan Perilaku Manusia : Teori dan Pengukurannya,
Yogyakarta : Pustaka Pelajar [ diakses pada 15 November 2020 ].
9. Bambang Madiyono. 2003. Inhibiting ability of benzathine penicillin G
towards group A Streptococcus β-hemolyticus in 21 and 28 days after a single
intramuscular injection. Paediatrica Indonesiana; 43 : 136-138 [diakses pada
19 November 2020].
10. Chakko S, Bisno et al, 2010, Acute Rheumatic Fever, Mc Graw-Hill : New
York, halaman 65.
11. Ciliers, A.M. Rheumatic Fever and Its Management. BMJ. 2006;333(7579):
1153-1156, [diakses tanggal 30 Maret 2020],
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1676147/
Universitas Sumatera Utara
56
12. Demam Reumatik Akut, 2016, [diakses pada 30 Mei 2020],
http://www.ichrc.org/610-demam-Reumatik-akut.
13. Eroglu, Guler Ayse, 2016, Turkish Pediatric Association, Update on Diagnosis
of Acute Rheumatic Fever : 2015 Jones criteria, [diakses pada 15 April 2020],
http://emedicine.medscape.com/article/891897-overview.
14. Guilherme L, Ramasawmy R, Kalil J. Rheumatic fever and rheumatic heart
disease: genetics and pathogenesis. Scand J Immunol [internet], 2007 [diakses
26 Maret 2020], 66(2-3):199-207, http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.11
11/j.1365-3083.2007.01974.x/full.
15. Herrera et al, 2000. Nutritional evaluation and functional class in hospitalized
cardiopathy patients. Arch Inst Cardiol Mex ; 69(2) :153-6 [ diakses 15
November 2020].
16. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Pedoman Pelayanan Medis, Ed. 2.
Jakarta:Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2011, halaman 41-42,
[diakses pada 30 Mei 2020], http://spesialis1.ika.fk.unair.ac.id/wp-
content/uploads/2017/03/Pedoman-Pelayanan-Medis-Edisi-II-Tahun-
2011.pdf.
17. Julius W, 2017, Penyakit Jantung Reumatik, J Medula Unila, 2016, Pediatric
Rheumatic Heart Disease, Medscape, [diakses pada 3 Mei 2020],
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6888501/
18. Leman,S, Demam Rheumatik dan Penyakit Jantung Rheumatik, Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam, Edisi IV, Jilid 3, Pusat Penerbitan Departemen Ilmu
Penyakit Dalam FK_UI Jakarta, 2006, page 1560.
19. Lurildo Ribeiro Saraiva, 2013. On the gravity of the acute rheumatic fever in
children from Pernambuco, Brazil. Arq Bras Cardiol ; 101(3) : 61–64 ) [
diakses pada 26 November 2020].
20. Majid Abdul. Anatomi Jantung dan pembuluh darah, Sistem Kardiovaskuler
secara Umum, Denyut Jantung dan Aktifitas Listrik Jantung, dan Jantung
sebagai Pompa. Fisiologi Kardiovaskular. Medan: Bagian Fisiologi Fakultas
Kedokteran USU. 2005, halaman 7 -16.
21. Mishra T.K., Acute Rheumatic Fever and Rheumatic Heart Disease: current
scenario. JIACM. 2007;8(4):324-30.
22. National Heart Foundation Of Australia and the Cardiac Society of Australia
and New Zealand, Diagnosis and management of Acute Rheumatic Fever and
Rheumatic Heart Disease in Australia. An Evidence Base Review, June 2016,
[diakses pada 30 Maret 2020], https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/17547548/.
23. Ninditasari, G. 2015. Referat Penyakit Jantung pada Anak. Kepaniteraan
Klinik Departemen Ilmu Kesehatan Anak RST dr. Soedjono Tingkat II
Magelang; 21-23, [diakses pada 9 April 2020],
https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/view/182/0.
24. Notoatmodjo, S, 2014 : Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta :
Rineka Cipta [ diakses pada 15 November 2020 ].
25. Notoadmojo, S, 2010 : Ilmu Perilaku Kesehatan : Metodologi Penelitian
Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta [ diakses pada 15 November 2020 ].
Universitas Sumatera Utara
57
26. PEDIATRIC CARDIOLOGY UPDATE VII, NASKAH LENGKAP, The Role
of Pediatrician in Pediatric Cardiac Care with Limited Resources, [diakses pada
29 Mei 2020].
27. Prof Dr. H. Djaali, halaman 28, [diakses 12 Mei 2020],
https://books.google.com.my/books?id=3SuBDp8bo7gC&pg=PA28&lpg=PA
28&dq=skala+pengukuran+guttman&source=bl&ots=c8TQqrC9zS&sig=ACf
U3U3gfaCSElOjZVuuT2djtu7i_14u5g&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwifoZ7
Wl_vpAhXafn0KHSoBDYQQ6AEwAHoECAgQAQ#v=onepage&q&f=fals
e
28. Rahmawaty et al, 2012 : Faktor Risiko Serangan Berulang Demam Rematik/Penyakit Jantung Rematik : Sari Pediatri (14 : 179-183), Makassar.
29. Rheumatic Fever and Rheumatic Heart Disease at the Department of Child
Health, School of Medicine University of North Sumatera/Dr. Pirngadi
Hospital, Medan (1983-1985), 2018, [diakses pada 14 April 2020],
https://paediatricaindonesiana.org/index.php/paediatrica-
indonesiana/article/view1860.
30. Rheumatic Heart Disease, 2020, [diakses pada 16 Maret 2020],
https://www.stlouischildrens.org/conditions-treatments/rheumatic-heart-
disease.
31. Riaz et al (2013) : Risk Factor of Rheumatic Heart Disease in Bangladesh : A
case control ; (31 : 70-77), Dhaka.
32. Rilantono, LI. Penyakit Kardiovaskular (PKV). Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2013, halaman 331-335.
33. Rizky, Handan (2015) : Hubungan Status Gizi Dengan Kejadian Penyakit
Jantung Rematik Dan Bukan Penyakit Jantung Rematik Pada Anak Di RSUP
H. Adam Malik Medan Pada Tahun 2011-2013 [diakses 30 November 2020]. 34. Seth Adam Hollander, 2019. Malnutrition in Pediatric Heart Failure,
https://www.acc.org/latest-in-
cardiology/articles/2019/02/04/06/39/malnutrition-in-pediatric-heart-failure,
[diakses pada 7 November 2020].
35. Sika-Paotonu, Beaton A, Raghu A, et al, 2017, Acute Rheumatic Fever and
Rheumatic Heart Disease, National Center for Biotechnology information,
[diakses pada 10 April 2020],
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6888501/.
36. Siregar,A,Afif, 2008, Demam Rheumatik dan Penyakit Jantung Rheumatik
Permasalahan di Indonesia, Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap pada
Fakultas Kedokteran USU_Medan, [diakses pada 19 April 2020],
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/750/08E00203.pdf?se
quence=1&isAllowed=y.
37. Skala Guttman [diakses 12 Mei 2020],
https://daps.bps.go.id/file_artikel/100/SKALA%20LINKERT.pdf
Universitas Sumatera Utara
58
38. Skala pengukuran, [diakses pada 28 Mei 2020],
https://www.academia.edu/5077784/Skala_Pengukuran
39. Tazun Akhter et al, 2019, Feeding practices and nutritional status of children
with rheumatic fever in Bangladesh, [diakses 31 Mei 2020],
https://www.alliedacademies.org/articles/feeding-practices-and-nutritional-
status-of-children-with-rheumatic-fever-in-bangladesh.pdf
40. The Nutritional State of Children with Chronic Rheumatic Heart Disease,
[diakses pada 28 Maret 2020],
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1988166/
41. Thomas K Chin et al, 2014. Pediatric Rheumatic Heart disease. Medscape,
http://emedicine.medscape.com/article/891897-overview#a0199 [diakses pada
1 Mei 2020].
42. Thomas K Chin et al, 2019, Pediatric Rheumatic Fever, accessed 30th March
2020, WHO, Rhematic fever and rheumatic heart disease.-report of a WHO
expert Consultation, http://archives.who.int/trs/WHO_TRS_923.pdf, [diakses
pada 15 Mei 2020].
43. WHO, Rhematic fever and Rheumatic Heart Disease. Report of a WHO expert
Consultation. 2004, [diakses pada 26 Mei 2020],
http://www.who.int/cardiovascular_diseases/resources/en/cvd_trs923.pdf.
44. World Health Organization, Rheumatic fever and rheumatic heart disease
WHO Technical report series 923, Report of a WHO Expert Consultation
Geneva, 9 October - 1 November 2001, [diakses pada 30 Maret 2020],
https://www.who.int/cardiovascular_diseases/resources/en/cvd_trs923.pdf.
Universitas Sumatera Utara
59
PENYATAAN ORISINALITAS
Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara Angkatan 2017-2018 Mengenai Hubungan Status Gizi Dengan Penyakit
Jantung Reumatik Pada Anak.
Dengan ini penulis menyatakan bahwa skripsi ini disusun sebagai syarat untuk
memperoleh Sarjana Kedokteran pada Program Studi Pendidikan Dokter pada
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara adalah benar merupakan hasil
karya penulis sendiri.
Adapun pengutipan yang penulis lakukan pada bagian tertentu dari hasil karya
orang lain dalam penulisan skripsi ini, telah penulis cantumkan sumbernya secara
jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penelitian ilmiah.
Apabila dikemudian hari ternyata ditemukan seluruh atau sebagian skripsi ini
bukan hasil karya penulis sendiri atau adanya plagiat dalam bagian tertentu, penulis
bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang penulis sandang dan
sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Medan, Disember 2020,
Penulis,
N. Kugashini A/P Nadarajan
170100251
Universitas Sumatera Utara
60
LAMPIRAN
LAMPIRAN A : Biodata Penulis.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : N. Kugashini A/P Nadarajan
NIM : 170100251
Tempat / Tanggal Lahir : Malaysia / 28 Agustus 1997
Agama : Hindu
Nama Ayah : Nadarajan A/L Kanne
Nama Ibu : Puniavathy A/P Mariappan
Alamat : Prima Kost, No.6, Gang Sehat, Jalan DR
Mansyur, 20155 Medan, Indonesia.
Riwayat Pendidikan : 1. Sekolah Kebangsaan USJ 20, Selangor,
Malaysia ( 2004 - 2009 ).
Universitas Sumatera Utara
61
: 2. Sekolah Menengah Kebangsaan Padang
Tembak, Kuala Lumpur, Malaysia ( 2010 -
2011 ).
: 3. Sekolah Menengah Kebangsaan Dato
Lokman, Kuala Lumpur, Malaysia ( 2011 -
2016 ).
: 4. Goon International College, Kuala Lumpur,
Malaysia ( 2016 - 2017 ).
: 5. Fakultas Kedokteran USU, Medan, Indonesia
( 2017 - Sekarang).
Riwayat Pelatihan : 1. Pengawas Sekolah ( 2007 - 2016 ).
: 2. Kem Kepimpinan Pengawas ( 2007 - 2016 ).
Riwayat Kepanitiaan : 1. Persatuan Bulan Sabit Merah ( 2010 - 2016 ).
: 2. Persatuan Sains & Matematik (2010 – 2016).
: 3. Persatuan Permainan Dalaman (2010 - 2016).
: 4. Anggota Pertubuhan Kebangsaan Pelajar
Malaysia di Indonesia Cawangan Medan
(PKPMI) ( 2017 - Sekarang ).
Universitas Sumatera Utara
62
LAMPIRAN B : Lembar Penjelasan Penelitian.
LEMBAR PENJELASAN
Mahasiswa/mahasiswi angkatan 2017-2018 Fakultas Kedokteran USU Yth ;
Perkenalkan saya N. Kugashini A/P Nadarajan mahasiswi Fakultas Kedokteran
USU angkatan 2017. Pada semester ini, saya sedang melakukan penelitian yang
berjudul “Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara (USU) Angkatan 2017-2018 mengenai Hubungan Status Gizi
dengan Penyakit Jantung Reumatik pada anak”.
Tujuan kuesioner ini adalah sebagai alat validasi kuesioner untuk penelitian
mengenai hubungan status gizi dengan PJR pada anak. Metode pengambilan data
untuk kuesioner ini dilakukan secara Online melalui Google Form. Kuesioner
pilihan ganda ini mengandungi sebanyak 25 soal sahaja dan terdapat 3 pilihan
jawaban. Pilihlah satu jawaban yang paling benar. Semua jawaban digunakan
sebagai data pribadi dengan tujuan validasi kuesioner penelitian dan tidak bertujuan
untuk di publikasi. Manfaat penelitian ini adalah untuk mengetahui serta
menambahkan tingkat pengetahuan kalian sebagai mahasiswa kedokteran
mengenai hubungan status gizi dengan PJR pada anak.
Saya mengucapkan terima kasih kepada teman-teman sekalian yang sudi
meluangkan masa kalian untuk membantu mengisi Google Form ini. Semoga kita
semua sehat dan dilindungi dari wabah COVID-19.
Medan, Oktober-November 2020,
Peneliti,
Nama : N. Kugashini A/P Nadarajan
NIM : 170100251
Universitas Sumatera Utara
63
LAMPIRAN C : Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan
(Informed Consent).
LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP).
(INFORMED CONSENT).
Saya yang bertanda tangan dibawah ini ;
Nama :
NIM :
Angkatan :
Jenis Kelamin :
Saya telah membaca dan mendapatkan keterangan dan penjelasan dari peneliti
tentang penelitian ini, maka saya yang bertandatangan dibawah ini BERSEDIA /
TIDAK BERSEDIA untuk partisipasi dalam penelitian ini. Saya mengerti bahwa
semua informasi serta jawaban dalam penelitian ini akan dijaga dan dirahsiakan
oleh peneliti dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian ini.
Medan, Oktober 2020,
( Peneliti ) ( Responden )
Universitas Sumatera Utara
64
LAMPIRAN D : Kuesioner Pilihan Ganda Online, Google Form.
JUDUL PENELITIAN
Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Kedokteran USU Angkatan 2017-2018
mengenai Hubungan Status Gizi dengan Penyakit Jantung Reumatik pada anak.
BAGIAN A : IDENTITAS RESPONDEN
1). Nama Responden :
2). Nombor Induk Mahasiswa (NIM) :
3). Angkatan :
4). Jenis Kelamin :
BAGIAN B : KUESIONER
Singkatan : PJR - Penyakit Jantung Reumatik.
: DR - Demam Reumatik.
1). PJR adalah… ........ ?
A. Penyakit Jantung Bawaan
B. Kardiomiopati
C. Penyakit Jantung Didapat
2). PJR sering dijumpai pada ?
A. Orang tua / lansia
B. Dewasa 30-50 tahun
C. Anak 5-15 tahun
Universitas Sumatera Utara
65
2). Jenis kelamin ........... lebih sering dijumpai pada PJR ?
A. Lelaki
B. Perempuan
C. A & B benar
3). Katup jantung yang paling sering terkena ?
A. Katup pulmonal
B. Katup Trikuspid
C. Katup Mitral
4). PJR adalah penyakit yang menyerang… ........ ?
A. Jantung sahaja
B. Otak, jantung, sendi, kulit
C. Jantung dan mata
5). PJR adalah penyakit yang didahului oleh… ........ ?
A. Demam Reumatik
B. Endokarditis
C. Gagal jantung
6). Faktor risiko PJR antara lain… ......... ?
A. Obesitas
B. Usia pasien < 1 tahun
C. Riwayat demam reumatik berulang / Genetik
7). Profilaksis primer PJR dengan penisilin diberikan selama 10 hari sebagai obat
pilihan untuk mengobati ............ ?
A. penyakit PJR
B. gejala demam reumatik
C. Infeksi Grup A Streptokokus
Universitas Sumatera Utara
66
8). Profilaksis sekunder PJR dengan ........... diberikan sampai usia pasien 25 tahun
untuk mencegah infeksi berulang demam reumatik pada penderita dengan riwayat
PJR.
A. Acyclovir
B. Injeksi IM Benzathine benzylpenisilin
C. Eritromisin
9). Apakah komplikasi tersering PJR ?
A. Gagal ginjal
B. Gagal jantung
C. Strok
10). Diagnosis Demam Reumatik ditegakkan berdasarkan ........... ?
A. Kriteria Framingham
B. Kriteria RIFLE
C. Kriteria Jones modifikasi (Kriteria Mayor dan Kriteria Minor)
11). Apakah faktor Risiko Demam Reumatik ?
A. Strep throat / Faringitis
B. Demam
C. Batuk / Pilek
12). Kriteria DR menurut kriteria Jones modifikasi yaitu… ......... ?
A. demam, karditis, poliarthritis, nodul subkutan, chorea dan erithema
marginatum
B. demam, karditis, nyeri dada, nyeri kepala, sesak nafas dan hipotensi
C. Nyeri dada, hipotensi, sianosis, nodul subkutan, demam dan chorea
Universitas Sumatera Utara
67
13). Yang merupakan kriteria minor diagnosis demam reumatik menurut kriteria
Jones modifikasi yaitu .......... ?
A. Erythema marginatum
B. Gelombang PR pada EKG memanjang
C. Chorea
14). Bukti adanya riwayat faringitis oleh ........... diperlukan untuk penegakan
diagnosis pasti demam reumatik.
A. Clostridium tetani
B. Staphylococcus aureus
C. Group A streptococcus β hemolyticus
15). Status gizi adalah ............ ?
A. asupan zat gizi per hari
B. berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT) pasien
C. Keseimbangan antara asupan zat gizi dengan kebutuhan gizi tubuh.
16). Grafik .......... digunakan sebagai alat ukur ........... anak usia > 5 tahun.
A. WHO ...... kalori
B. Status gizi ...... gizi
C. CDC ...... Status gizi
17). Metode paling sesuai penilaian status gizi pada pasien PJR adalah ?
A. Pemeriksaan Antropometri
B. Pemeriksaan lab
C. Anamnesa pola makan pasien
Universitas Sumatera Utara
68
19) ............ adalah parameter antropometri yang digunakan untuk mengukur status
gizi pasien PJR.
A. Berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar dada dan lingkar lengan atas
B. Tinggi badan, berat badan, lingkar kepala dan indeks massa tubuh (IMT)
C. Lingkar kepala, lingkar lengan atas dan lingkar lengan bawah
20). Apakah status gizi pasien PJR yang didahului oleh Demam Reumatik ?
A. Gizi baik
B. Gizi kurang
C. Obese
21). Pasien dengan PJR akan cenderung mengalami masalah ............ ?
A. Pertumbuhan dan perkembangan
B. Komunikasi
C. Penglihatan
22). Makanan dan minuman tinggi ........... harus dihindari pada pasien PJR dengan
komplikasi gagal katup jantung.
A. Gula
B. Garam
C. Kafein
23). Pola diet yang disarankan pada pasien PJR adalah ?
A. Makanan rendah lemak jenuh
B. Makanan rendah sodium
C. A & B Benar
Universitas Sumatera Utara
69
24). Jumlah asupan kalori yang dibutuhkan oleh pasien PJR adalah ?
A. 50 - 100 kkal/kgBB
B. 100 - 120 kkal/kgBB
C. 150 - 175 kkal/kgBB
25). Berapa banyak porsi makanan pasien PJR untuk sehari ?
A. 2 - 3 kali porsi besar
B. 4 - 5 kali porsi kecil
C. 5 - 6 kali porsi kecil
BAGIAN D : KUNCI JAWABAN KUESIONER
1. C 15. C
2. C 16. C
3. C 17. C
4. C 18. A
5. B 19. A
6. A 20. B
7. C 21. A
8. C 22. B
9. B 23. C
10. B 24. B
11. C 25. C
12. A
13. A
14. B
Universitas Sumatera Utara
70
LAMPIRAN E : Hasil Uji Validitas Kuesioner.
Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance Corrected
Item Deleted if Item Deleted
Item-Total
Cronbach's Alpha if Item
Correlation Deleted
P1 18.73 47.237 .486 .956
P2 18.73 45.651 .783 .953
P3 18.83 45.592 .685 .954
P4 18.67 46.644 .711 .954
P5 18.83 46.213 .582 .955
P6 18.77 44.875 .878 .952
P7 18.80 45.062 .804 .953
P8 18.77 44.875 .878 .952
P9 18.73 46.064 .704 .954
P10 18.73 46.271 .665 .954
P13 18.67 47.402 .546 .955
P15 18.67 45.885 .878 .952
P16 18.70 46.010 .771 .953
P17 18.87 45.223 .724 .954
P19 18.67 45.885 .878 .952
P21 18.83 46.971 .459 .957
P23 18.67 46.713 .696 .954
P25 18.60 47.766 .653 .955
P26 18.97 47.275 .374 .958
P27 18.67 46.713 .696 .954
P28 18.63 46.585 .826 .953
P29 18.73 45.789 .757 .953
P30 18.63 47.206 .673 .954
P32 19.07 46.823 .438 .957
P33 18.83 46.144 .594 .955
Universitas Sumatera Utara
71
LAMPIRAN F : Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner.
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
P1 .80 .407 30
P2 .80 .407 30
P3 .70 .466 30
P4 .87 .346 30
P5 .70 .466 30
P6 .77 .430 30
P7 .73 .450 30
P8 .77 .430 30
P9 .80 .407 30
P10 .80 .407 30
P13 .87 .346 30
P15 .87 .346 30
P16 .83 .379 30
P17 .67 .479 30
P19 .87 .346 30
P21 .70 .466 30
P23 .87 .346 30
P25 .93 .254 30
P26 .57 .504 30
P27 .87 .346 30
P28 .90 .305 30
P29 .80 .407 30
P30 .90 .305 30
P32 .47 .507 30
P33 .70 .466 30
Universitas Sumatera Utara
72
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.956 25
Case Processing Summary
N %
Valid 30 100.0
Cases Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
19.53
50.120
7.080
25
Universitas Sumatera Utara
73
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
P1 .80 .407 30
P2 .80 .407 30
P3 .70 .466 30
P4 .87 .346 30
P5 .70 .466 30
P6 .77 .430 30
P7 .73 .450 30
P8 .77 .430 30
P9 .80 .407 30
P10 .80 .407 30
P13 .87 .346 30
P15 .87 .346 30
P16 .83 .379 30
P17 .67 .479 30
P19 .87 .346 30
P21 .70 .466 30
P23 .87 .346 30
P25 .93 .254 30
P26 .57 .504 30
P27 .87 .346 30
P28 .90 .305 30
P29 .80 .407 30
P30 .90 .305 30
P32 .47 .507 30
P33 .70 .466 30
Universitas Sumatera Utara
74
LAMPIRAN G : Surat Izin Penelitian MEU FK USU.
Universitas Sumatera Utara
75
LAMPIRAN H : Ethical Clearance Komisi Etik FK USU.
Universitas Sumatera Utara
76
Universitas Sumatera Utara
77
LAMPIRAN I : Lembar Persetujuan Kesediaan Pembimbing Skripsi.
Universitas Sumatera Utara
78
Universitas Sumatera Utara
79
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS KEDOKTERAN
Jalan dr. T. Mansur No. 5 Kampus USU Medan 20155
Telp. (061)8211045, 8210555 Fax. (061)8216264,e-mail:
LAMPIRAN J : Lembar Persetujuan Judul Penelitian.
LEMBAR PERSETUJUAN JUDUL PROPOSAL SKRIPSI
MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN USU
T.A 2019/2020
Nama Mahasiswa : N. Kugashini A/P Nadarajan.
Nomor Induk Mahasiswa (NIM) : 170100251.
Judul : Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Fakultas
Kedokteran Unoversitas Sumatera Utara (USU) Angkatan 2017-2018 mengenai
Hubungan Status Gizi dengan PJR pada anak.
Judul skripsi tersebut telah disetujui oleh Dosen Pembimbing untuk selanjutnya
akan dikembangkan menjadi Proposal Skripsi.
Medan, 13 April 2020,
Menyetujui,
Nama Dosen Pembimbing : Dr. dr. Tina Christina L. Tobing,
M.Ked (Ped), Sp.A(K)
NIP : 196109101987122001
Universitas Sumatera Utara
80
LAMPIRAN K : Hasil SPSS Distribusi Karakteristik Responden.
STAMBUK
Frekuensi
(f)
Percentase
(%)
Presentase
Valid (%)
Presentase
Kumulatif (%)
2017 243 49.1 49.1 49.1
Valid 2018 252 50.9 50.9 100.0
Total 495 100.0 100.0
JENIS KELAMIN
Frekuensi
(f)
Percentase
(%)
Presentase
Valid (%)
Presentase
Kumulatif (%)
Perempuan 316 63.8 63.8 63.8
Valid Lelaki 179 36.2 36.2 100.0
Total 495 100.0 100.0
LAMPIRAN L : Hasil SPSS Deskriptif Analitik (Univariat) Jawaban
Responden (Soal 1-25).
PERTANYAAN 1
Frekuensi Percentase Presentase Presentase
(f) (%) Valid (%) Kumulatif (%)
Salah 186 37.6 37.6 37.6
Valid Benar 309 62.4 62.4 100.0
Total 495 100.0 100.0
PERTANYAAN 2
Frekuensi Percentase Presentase Presentase
(f) (%) Valid (%) Kumulatif (%)
Salah 97 19.6 19.6 19.6
Valid Benar 398 80.4 80.4 100.0
Total 495 100.0 100.0
Universitas Sumatera Utara
81
PERTANYAAN 3
Frekuensi
(f)
Percentase
(%)
Presentase
Valid (%)
Presentase
Kumulatif (%) Salah 390 78.8 78.8 78.8
Valid Benar 105 21.2 21.2 100.0
Total 495 100.0 100.0
PERTANYAAN 4
Frekuensi Percentase Presentase Presentase
(f) (%) Valid (%) Kumulatif (%)
Salah 157 31.7 31.7 31.7
Valid Benar 338 68.3 68.3 100.0
Total 495 100.0 100.0
PERTANYAAN 5
Frekuensi
(f)
Percentase
(%)
Presentase
Valid (%)
Presentase
Kumulatif (%) Salah 168 33.9 33.9 33.9
Valid Benar 327 66.1 66.1 100.0 Total 495 100.0 100.0
PERTANYAAN 6 Frekuensi Percentase Presentase Presentase
(f) (%) Valid (%) Kumulatif (%)
Salah 74 14.9 14.9 14.9
Valid Benar 421 85.1 85.1 100.0 Total 495 100.0 100.0
Universitas Sumatera Utara
82
PERTANYAAN 7 Frekuensi
(f)
Percentase
(%)
Presentase
Valid (%)
Presentase
Kumulatif (%)
Salah 111 22.4 22.4 22.4
Valid Benar 384 77.6 77.6 100.0
Total 495 100.0 100.0
PERTANYAAN 8
Frekuensi
(f)
Percentase
(%)
Presentase
Valid (%)
Presentase
Kumulatif (%)
Salah 187 37.8 37.8 37.8
Valid Benar 308 62.2 62.2 100.0 Total 495 100.0 100.0
PERTANYAAN 9
Frekuensi
(f)
Percentase
(%)
Presentase
Valid (%)
Presentase
Kumulatif (%) Salah 158 31.9 31.9 31.9
Valid Benar 337 68.1 68.1 100.0
Total 495 100.0 100.0
PERTANYAAN 10
Frekuensi Percentase Presentase Presentase
(f) (%) Valid (%) Kumulatif (%)
Salah 23 4.6 4.6 4.6
Valid Benar 472 95.4 95.4 100.0
Total 495 100.0 100.0
Universitas Sumatera Utara
83
PERTANYAAN 11 Frekuensi
(f)
Percentase
(%)
Presentase
Valid (%)
Presentase
Kumulatif (%)
Salah 88 17.8 17.8 17.8
Valid Benar 407 82.2 82.2 100.0
Total 495 100.0 100.0
PERTANYAAN 12
Frekuensi
(f)
Percentase
(%)
Presentase
Valid (%)
Presentase
Kumulatif (%)
Salah 118 23.8 23.8 23.8
Valid Benar 377 76.2 76.2 100.0 Total 495 100.0 100.0
PERTANYAAN 13
Frekuensi Percentase
(f) (%)
Presentase
Valid (%)
Presentase
Kumulatif (%) Salah 131 26.5 26.5 26.5
Valid Benar 364 73.5 73.5 100.0
Total 495 100.0 100.0
PERTANYAAN 14
Frekuensi Percentase Presentase Presentase
(f) (%) Valid (%) Kumulatif (%)
Salah 207 41.8 41.8 41.8
Valid Benar 288 58.2 58.2 100.0
Total 495 100.0 100.0
Universitas Sumatera Utara
84
PERTANYAAN 15
Frekuensi Percentase Presentase Presentase
(f) (%) Valid (%) Kumulatif (%)
Salah 61 12.3 12.3 12.3
Valid Benar 434 87.7 87.7 100.0
Total 495 100.0 100.0
PERTANYAAN 16 Frekuensi Percentase Presentase Presentase
(f) (%) Valid (%) Kumulatif (%)
Salah 164 33.1 33.1 33.1
Valid Benar 331 66.9 66.9 100.0
Total 495 100.0 100.0
PERTANYAAN 17
Frekuensi Percentase Presentase Presentase
(f) (%) Valid (%) Kumulatif (%)
Salah 108 21.8 21.8 21.8
Valid Benar 387 78.2 78.2 100.0
Total 495 100.0 100.0
PERTANYAAN 18 Frekuensi Percentase Presentase Presentase
(f) (%) Valid (%) Kumulatif (%)
Salah 84 17.0 17.0 17.0
Valid Benar 411 83.0 83.0 100.0
Total 495 100.0 100.0
Universitas Sumatera Utara
85
PERTANYAAN 19 Frekuensi
(f)
Percentase
(%)
Presentase
Valid (%)
Presentase
Kumulatif (%)
Salah 219 44.2 44.2 44.2
Valid Benar 276 55.8 55.8 100.0
Total 495 100.0 100.0
PERTANYAAN 20
Frekuensi
(f)
Percentase
(%)
Presentase
Valid (%)
Presentase
Kumulatif (%)
Salah 73 14.7 14.7 14.7
Valid Benar 422 85.3 85.3 100.0 Total 495 100.0 100.0
PERTANYAAN 21
Frekuensi Percentase
(f) (%)
Presentase
Valid (%)
Presentase
Kumulatif (%) Salah 18 3.6 3.6 3.6
Valid Benar 477 96.4 96.4 100.0
Total 495 100.0 100.0
PERTANYAAN 22
Frekuensi Percentase Presentase Presentase
(f) (%) Valid (%) Kumulatif (%)
Salah 175 35.4 35.4 35.4
Valid Benar 320 64.6 64.6 100.0
Total 495 100.0 100.0
Universitas Sumatera Utara
1
PERTANYAAN 23
Frekuensi Percentase Presentase
(f) (%) Valid (%)
Presentase
Kumulatif (%) Salah 113 22.8 22.8 22.8
Valid Benar 382 77.2 77.2 100.0
Total 495 100.0 100.0
PERTANYAAN 24
Frekuensi Percentase Presentase
(f) (%) Valid (%)
Presentase
Kumulatif (%) Salah 195 39.4 39.4 39.4
Valid Benar 300 60.6 60.6 100.0 Total 495 100.0 100.0
PERTANYAAN 25
Frekuensi
(f)
Percentase
(%)
Presentase
Valid (%)
Presentase
Kumulatif (%) Salah 332 67.1 67.1 67.1
Valid Benar 163 32.9 32.9 100.0
Total 495 100.0 100.0
LAMPIRAN M : Hasil SPSS Tingkat Pengetahuan Responden.
TINGKAT PENGETAHUAN
Frekuensi
(f)
Percentase
(%)
Presentase
Valid (%)
Presentase
Kumulatif (%)
Baik 233 47.1 47.1 47.1
Valid Cukup 191 38.6 38.6 85.7
Kurang 71 14.3 14.3 100.0
Total 495 100.0 100.0
Universitas Sumatera Utara