74
TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PELAKSANAAN PEMBAYARAN NISHAB ZAKAT TANAMAN PADI DI DESA KEDUNGWUNGU KECAMATAN TEGOWANU KABUPATEN GROBOGAN SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S-1) Dalam Ilmu Syari’ah s Oleh: SANIATIN NIM: 062311013 JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI’AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011

TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · yang selalu menjadi obat dikala penulis sakit, yang selalu memberi kedamaian,

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · yang selalu menjadi obat dikala penulis sakit, yang selalu memberi kedamaian,

TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG

PELAKSANAAN PEMBAYARAN NISHAB

ZAKAT TANAMAN PADI DI DESA KEDUNGWUNGU

KECAMATAN TEGOWANU KABUPATEN GROBOGAN

SKRIPSI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S-1)

Dalam Ilmu Syari’ah

s

Oleh:

SANIATIN

NIM: 062311013

JURUSAN MUAMALAH

FAKULTAS SYARI’AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2011

Page 2: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · yang selalu menjadi obat dikala penulis sakit, yang selalu memberi kedamaian,

ii

Page 3: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · yang selalu menjadi obat dikala penulis sakit, yang selalu memberi kedamaian,

iii

Page 4: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · yang selalu menjadi obat dikala penulis sakit, yang selalu memberi kedamaian,

iv

MOTTO

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu

membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka.

Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka.

dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.”

(Q.S Surat at-Taubah Ayat 103)

Page 5: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · yang selalu menjadi obat dikala penulis sakit, yang selalu memberi kedamaian,

v

PERSEMBAHAN

Dengan segala kebahagiaan dan kerendahan hati, penulis persembahkan karya

skripsi ini untuk:

Bapak dan ibu penulis (Bapak Sutikno dan Ibu Munyaroh) yang selalu

melimpahkan kasih dan sayangnya kepada penulis, yang selalu datang

dikala penulis butuhkan, yang selalu melindungi disaat penulis ketakutan,

yang selalu menjadi obat dikala penulis sakit, yang selalu memberi

kedamaian, ketenangan, ketentraman dan solusi bagi setiap masalah, selalu

menjadi inspirasi kepada penulis untuk menjadi lebih baik. Kasih sayang

tak terhingga sepanjang masa yang penulis dapatkan, tak kan terbalaskan

dan tidak meminta balasan, yang selalu mendoakan penulis, meski kali

sering, penulis berbuat menjengkelkan dan mengecewakan. Selalu

tersenyum dan memberi yang terbaik untuk putra - putrinya. Bapak, ibu,

terima kasih, maafkan putrimu ini yang belum bisa menjadi seperti

harapan bapak ibu..

Mbah Putri (Mbah Sugimah dan Mbah Kasiyem) yang selalu mendoakan

penulis dengan penuh kasih sayang dan kesabaran, selalu memberikan

dukungan dan motivasi kepada penulis untuk tidak mudah berputus asa,

yang selalu tidak membedakan cucu – cucunya, selalu mendidik putra –

putrinya dengan telaten, cinta kasih dan penuh kesabaran. Ta’dzim penulis

untuk simbah.

Adik – adikku; Abu Ja’far Ar-rozi, Hayatudin Ahmad, Rifa’atul

Mahmudah dan Nasrullah Khomsin yang selalu menghibur dan menjadi

hiburan tak tergantikan bagi penulis. Selalu menyadarkan penulis akan

sebuah cita – cita dan pencapaian, terima kasih ya…

Suami tercinta; Mas Pujiyanto yang selalu setia mendampingi penulis.

Semua teman dan sahabat yang selama ini membantu belajar dan

berproses dalam mengarungi kehidupan di IAIN, kos dan lain sebagainya,

termasuk dalam penyusunan skripsi ini. Terima kasih banyak.

Page 6: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · yang selalu menjadi obat dikala penulis sakit, yang selalu memberi kedamaian,

vi

DEKLARASI

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab,

penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi

materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau

diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi

satupun pikiran – pikiran orang lain kecuali

informasi yang terdapat dalam referensi yang

dijadikan bahan rujukan

Semarang, 14 Juli 2011

Deklarator

Saniatin

Nim: 062311013

Page 7: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · yang selalu menjadi obat dikala penulis sakit, yang selalu memberi kedamaian,

vii

ABSTRAK

Nishab zakat tanaman padi tidak diterangkan dalam kitab suci al-Qur’an.

Meski demikian, Imam Syafi’i dan beberapa ulama sepakat meng-qiyas-kan padi

dengan gandum, karena mempunyai kegunaan yang sama; sebagai makanan

pokok (mengenyangkan) suatu masyarakat. Dengan demikian, padi yang telah

memenuhi nishab (5 sha’), wajib dizakati seperti gandum; 10 % untuk lahan tadah

hujan dan 5 % untuk lahan irigasi. Ada sebuah tempat di Grobogan, tepatnya di

Desa Kedungwungu Kecamatan Tegowanu Kabupaten Grobogan. Masyarakatnya

100 % beragama Islam, sangat menghormati kiai (ulama’) dan mayoritas

penduduknya berprofesi sebagai petani padi. Hasil panen padi masyarakat, rata –

rata telah memenuhi nishab.

Hal ini yang membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian

berkenaan dengan pelaksanaan pembayaran zakat tanaman padi, apakah (telah)

sesuai dengan hukum syara’ atau tidak (belum). Tujuannya untuk mengetahui

tentang tinjauan hukum Islam mengenai pelaksanaan pembayaran nishab zakat

tanaman padi di Desa Kedungwungu Kecamatan Tegowanu Kabupaten Grobogan.

Metodologi yang digunakan (1) Adalah metode lapangan (field research).

(2) Teknik pengumpulan data dengan observasi dan wawancara langsung ke

masyarakat petani yang mampu mewakili seluruh komponen dalam masyarakat

petani Kedungwungu. (3) Teknik analisis yang digunakan adalah deskriptif

kualitatif.

Petani Kedungwungu mengetahui, menunaikan zakat tanaman padi yang

telah mencapai nishab hukumnya wajib. Meski demikian, banyak diantara mereka

enggan menunaikan zakat dan atau menunaikan zakat ala kadarnya. Faktor/alasan

yang melatarbelakangi dan menguatkan mereka adalah: (1) Padi yang dihasilkan

digunakan untuk membayar utang atau kebutuhan lain yang sebelumnya telah

mereka rancang. (2) meski mencapai nishab, padi hasil panen masih kurang untuk

memenuhi kebutuhan hidup. (3) Bahkan beberapa petani (7,27 %) sedari awal

sudah tidak ada keinginan untuk menunaikan zakat, karena merasa padi yang

ditanam mutlak untuk dimiliki sendiri, karena selama ini, merekalah yang banting

tulang menanam, merawat dan memanen.

Hasil penelitian menunjukkan Pertama, 100 % petani mengetahui bahwa

menunaikan zakat tanaman padi yang telah mencapai nishab, hukumnya wajib.

Kedua, Dari angka 100 % di atas,dalam pelaksanaan zakat tanaman padi di desa

kedungwungu. Dalam kenyataannya hanya 23, 63 % yang menunaikan zakat

tanaman padi secara penuh (sesuai kadar nishab). Lainnya tidak sesuai kadar,

dengan rincian 69,1 % menunaikan zakat sesuai dengan kondisi mereka saat itu

dan 7, 27 % menyatakan enggan membayar zakat. Ketiga, Banyak faktor yang

mempengaruhi seorang petani menunaikan zakat. Tidak hanya ansich tentang

pengetahuan mereka pada nishab zakat tanaman padi, melainkan juga beberapa

masalah yang berkelindan dengan kehidupan mereka. Dalam kenyataannya,

banyak petani yang menunaikan zakat tanaman padi tidak sesuai dengsn nishab.

Kata kunci: nishab zakat, tanaman padi

Page 8: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · yang selalu menjadi obat dikala penulis sakit, yang selalu memberi kedamaian,

viii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr,wb.

Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang,

penulis panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat,

taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi tepat pada

waktunya. Solawat diiringi salam selalu tercurahkan kepada pahlawan

revolusioner Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa pencerahan

dalam kehidupan seluruh ummat manusia.

Skripsi ini diajukan untuk memenuhi syarat guna memperoleh gelar

sarjana strata satu (S-1) dalam ilmu Muamalah di Fakultas Syari’ah IAIN

Walisongo Semarang.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan skripsi ini tidak akan

berhasil tanpa dukungan dari semua pihak dengan berbagai bentuk kontribusi

yang diberikan, baik secara moril ataupun materiil. Dengan kerendahan dan

ketulusan hati. penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. H. Muhibbin M.Ag, selaku Rektor IAIN Walisongo Semarang.

2. Dr. Imam Yahya, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Syariah IAIN Walisongo

Semarang.

3. Moh. Arifin, S.Ag. M.Hum. selaku Ketua Jurusan Muamalah, dan Afif

Noor, S.Ag. M.Hum. selaku Sekretaris Jurusan terima kasih atas kebijakan

yang dikeluarkan, khususnya yang berkaitan dengan kelancaran penulisan

skripsi ini.

4. Ibu Dra. Hj. Siti Mujibatun, M.Ag selaku Pembimbing I dan Bapak Afif

Noor, S.Ag, M.Hum, selaku Pembimbing II yang telah banyak membantu,

dengan meluangkan waktu dan tenaganya yang sangat berharga semata-

mata demi mengarahkan dan membimbing penulis selama penyusunan

skripsi ini.

Page 9: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · yang selalu menjadi obat dikala penulis sakit, yang selalu memberi kedamaian,

ix

5. Bapak dan Ibu Dosen pengajar di lingkungan Fakultas Syari’ah IAIN

Walisongo Semarang yang membekali berbagai ilmu pengetahuan

sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak/Ibu Kepala dan staf karyawan Perpustakaan IAIN Walisongo

Semarang yang telah memberi izin dan layanan kepustakaan yang

diperlukan dalam penyusunan skripsi ini.

7. Bapak Kepala Desa Kedungwungu Ahmadi beserta para perangkat desa

yang telah membantu penulis dengan wawancara, data dan fakta yang

selama ini terjadi di desa Kedungwungu, hingga terselesainya skripsi ini.

8. Para tokoh agama, tokoh masyarakat, para ketua kelompok tani dan warga

desa Kedungwungu yang tidak bisa penulis sebut satu persatu, terima

kasih banyak atas bantuan yang telah diberikan kepada penulis selama ini.

Wassalamu’alaikum wr,wb.

Semarang, 14 Juli 2011

Saniatin

Page 10: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · yang selalu menjadi obat dikala penulis sakit, yang selalu memberi kedamaian,

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………..…. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBINGAN……………….. .. ii

HALAMAN PENGESAHAN…………………………………….. .. iii

HALAMAN MOTTO………………………………………………. iv

HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………… v

HALAMAN DEKLARASI………………………………………… vi

HALAMAN ABSTRAK…………………………………………. vii

HALAMAN KATA PENGANTAR……………………………….. viii

HALAMAN DAFTAR ISI…………………………………………. xi

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah………………………………………. 1

B. Rumusan Masalah…………………………………………….. 10

C. Tujuan dan manfaat penulisan skripsi………………………… 10

D. Telaah Pustaka………………………………………………... 11

E. Metode Penulisan Skripsi……………………………………... 13

F. Sistematika Penulisan………………………………………….. 16

BAB II: ZAKAT DAN NISHAB ZAKAT

A. Pengertian Zakat .……..…………………………………........... 19

1. Pengertian Zakat…………………………………………..... 19

2. Landasan Yuridis Perintah Pembayaran Zakat………… ….. 21

3. Rukun dan Syarat Wajib Zakat ………………..…………... 26

4. Macam – Macam Zakat ……………..……………………... 27

B. Nishab Zakat ...……………………………………………...….. 28

1. Arti Nishab……………………………………………………….. 28

2. Jenis – Jenis Zakat dan Nishab – nya ……………………….. 28

3. Nishab Zakat Tanaman Padi ……………………………..….. 32

Page 11: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · yang selalu menjadi obat dikala penulis sakit, yang selalu memberi kedamaian,

xi

BAB III: PELAKSANAAN ZAKAT DI DESA KEDUNGWUNGU

A. Profil Desa Kedungwungu Kecamatan Tegowanu Kabupaten

Grobogan – Jawa Tengah………………………………… 35

1. Letak dan Kondisi Geografis Desa Kedungwungu….. 35

2. Kondisi Demografis………………………………….. 39

B. Pelaksanaan Zakat Tanaman Padi di Desa Kedungwungu.. 44

C. Pelaksanaan Pembayaran Nishab Zakat Tanaman Padi Di Desa

Kedungwungu …………………………………………….. 46

BAB IV: ANALISIS PELAKSANAAN PEMBAYARAN NISHAB ZAKAT

TANAMAN PADI DI DESA KEDUNGWUNGU KECAMATAN

TEGOWANU KABUPATEN GROBOGAN.

A. Analisis Pelaksanaan Pembayaran Nishab Zakat Tanaman Padi Di Desa

Kedungwungu ……………………..……………………….. 50

B. Analisis Tinjauan Hukum Islam Tentang Pelaksanaan Pembayaran Nishab

Zakat Tanaman Padi di Desa Kedungwungu Kecamatan Tegowanu

Kabupaten Grobogan. …..………………………………….. 53

BAB V: PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………………………….. 55

B. Saran…………………………………………………………… 56

C. Penutup………………………………………………………… 57

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN – LAMPIRAN

Page 12: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · yang selalu menjadi obat dikala penulis sakit, yang selalu memberi kedamaian,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Semua orang, mengharapkan kehidupan dunia dan akhirat yang

bahagia. Di dunia, mereka mendambakan hidup yang layak dan berkecukupan.

Kebutuhan primer seperti pangan, pakaian dan tempat tinggal dapat terpenuhi.

Namun, dalam kenyataannya, karena berbagai hal, banyak dari kita belum

mampu merealisasikan hal di atas. Hal ini bisa terjadi karena lapangan

pekerjaan yang tersedia, lebih sedikit dari pada stok tenaga kerja aktif,

kurangnya skill (ketrampilan) dan bisa juga system yang kurang mendukung

masyarakat kebanyakan. Kebahagiaan akhirat jauh lebih mahal dan sulit.

Kegagalan mendapatkannya membuat kita sengsara selamanya. Ia tidak bisa

diraih dengan harta dan tahta. Ia hanya bisa diraih dengan menggapai ridha

Allah SWT;1 dengan bertakwa kepada-Nya.

Dalam Islam, ada solusi untuk mendapatkan kemenangan di dunia dan

kebahagiaan di akhirat. Salah satu solusi tersebut adalah zakat. Karenanya,

kesadaran berzakat hendaklah ditanamkan kepada setiap pribadi muslim,

sehingga pada suatu saat, ketika seorang muslim hidup berkecukupan dan

telah mencapai nishab, jiwanya tergerak dan terpanggil untuk menunaikan

ibadah zakat.2 Zakat dipercaya mampu menjadi instumen untuk meraih

1. Abdul Rosyad Shiddiq, Syaikh Hasan Ayyub; Fiqh Ibadah, terj, Fiqh Ibadah, Sebuah

Pengantar, Jakarta, Pustaka Al-Kautsar, 2004, hal. Vii. 2. M. Ali Hasan, Zakat dan Infak; Salah Satu Solusi Mengatasi Problem Sosial di

Indonesia, Jakarta, Kencana Prenada Media Group, Cet. Ke-2, 2006, hal. 3 – 4.

Page 13: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · yang selalu menjadi obat dikala penulis sakit, yang selalu memberi kedamaian,

2

keberhasilan dunia dan kebahagiaan di akhirat.3 Karena zakat memiliki

hikmah yang dapat dikategorikan dalam dua dimensi; dimensi vertikal dan

dimensi horizontal.4 Satu sisi, zakat menjadi perwujudan ibadah seseorang

kepada Allah SWT, sisi lain, juga sebagai bentuk perwujudan dari rasa

kepedulian sosial. Bisa dikata, seseorang yang menunaikan ibadah zakat,

dapat mempererat hubungannya kepada Allah (hablun min Allah) dan

hubungan dengan sesama manusia (hamblun min annas). Dengan demikian,

inti zakat adalah pengabdian kepada Allah SWT dan juga pengabdian sosial.5

Sebenarnya, zakat, dengan berbagai nama dan variannya, telah

berkembang jauh sebelum Islam ada. Terutama, di kalangan suku yang

beragama.6 Dalam Syari‟atnya Nabi Musa misalnya, meski belum lengkap dan

hanya dikenakan pada kekayaan yang berupa hewan ternak, zakat sudah

dikenal dan diwajibkan. Hewan peliharaan seperti unta, kambing dan sapi

wajib dizakati sebesar 10 % dari nishab yang telah ditentukan,7

Bangsa Arab Pra Islam (Jahiliyah) menamakan zakat dengan system

shadaqah khusus.8 Sebagaimana yang termaktub dalam al-Quran, Surat Al-

An‟am ayat 136:

3. Abdul Rosyad Shiddiq, Opcit.,

4. Asnaini, Zakat Produktif; dalam Perspektif Hukum Islam, Yogyakarta, Pustaka Pelajar,

2008, hal. 1. 5. Ibid.

6. Ahmad Azhar Basyir, Hukum Zakat, Yogyakarta, Majlis Pustaka PP Muhammadiyah,

Cet. Ke-1, 1997, hal. 2 7 . Ibid.

8. Ibid, hal. 3

Page 14: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · yang selalu menjadi obat dikala penulis sakit, yang selalu memberi kedamaian,

3

“Dan mereka memperuntukkan bagi Allah satu bagian dari tanaman dan

ternak yang telah diciptakan Allah, lalu mereka berkata sesuai dengan

persangkaan mereka: "Ini untuk Allah dan ini untuk berhala-berhala kami."

Maka saji-sajian yang diperuntukkan bagi berhala-berhala mereka tidak

sampai kepada Allah; dan saji-sajian yang diperuntukkan bagi Allah, maka

sajian itu sampai kepada berhala-berhala mereka9. Amat buruklah ketetapan

mereka itu.”10

Shadaqah yang melatarbelakangi kemusyrikan di kalangan Bangsa

Arab Jahiliyah tersebut, setelah Islam datang, diubah menjadi shadaqah yang

kemudian berubah lagi menjadi zakat. Seperti yang kita ketahui, zakat

kemudian diangkat derajatnya oleh Allah SWT menjadi salah satu dari Rukun

Islam.

Zakat adalah Rukun Islam yang bercorak kemasyarakatan. Yang tujuan

akhirnya adalah keadilan dan atau kesejahteraan Sosial. Dalam al-Qur‟an,

banyak ayat yang menyebutkan perihal zakat dengan ungkapan yang

beranekaragam, yang tak jarang, disertai juga dengan ancaman bagi kita yang

mengabaikan kewajiban membayar zakat. Penggalan Surat al-Baqarah Ayat

9. Menurut yang diriwayatkan bahwa hasil tanaman dan binatang ternak yang mereka

peruntukkan bagi Allah, mereka pergunakan untuk memberi makanan orang-orang fakir, orang-

orang miskin, dan berbagai amal sosial, dan yang diperuntukkan bagi berhala-berhala diberikan

kepada penjaga berhala itu. Apa yang disediakan untuk berhala-berhala tidak dapat diberikan

kepada fakir miskin, dan amal sosial sedang sebagian yang disediakan untuk Allah (fakir miskin

dan amal sosial) dapat diberikan kepada berhala-berhala itu. Kebiasaan yang seperti ini amat

dikutuk Allah. 10

. Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta,

Departemen Agama RI, 2002. hal.147

Page 15: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · yang selalu menjadi obat dikala penulis sakit, yang selalu memberi kedamaian,

4

110 misalnya, menyertakan kewajiban zakat sesudah kewajiban mendirikan

Shalat:

“Dan dirikanlah Shalat serta tunaikanlah Zakat…11

Surat al-Mu‟minun Ayat 1 – 4 mengajarkan:

“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-

orang yang khusyuk dalam salatnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri

dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, dan orang-orang yang

menunaikan zakat,”12

Surat Maryam Ayat 31 menceritakan tentang jawaban Nabi Isa kepada

orang – orang Yahudi:

“Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada,

dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) salat dan (menunaikan) zakat

selama aku hidup”13

Demikian juga, Surat Maryam Ayat 55 yang memuji Nabi Ismail,

Surat al-Anbiya‟ Ayat 73 menceritakan perihal anak keturunan Nabi Ishaq dan

Nabi Ya‟qub AS, Surat al-Hajj Ayat 41 yang memperingatkan pengusiran

orang kafir terhadap mukmin dari kampung halaman mereka, padahal jika

11

. Ibid., hal. 18 12

. Ibid., hal. 343 13

. Ibid., hal. 308

Page 16: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · yang selalu menjadi obat dikala penulis sakit, yang selalu memberi kedamaian,

5

mereka diberi kekuasaan, akan menegakkan shalat, menunaikan zakat dan lain

sebagainya. Surat al-Maidah Ayat 12 dan masih banyak ayat – ayat lain yang

menerangkan tentang segala sesuatu yang berkenaan dengan zakat. Dengan

demikian, bisa diambil kesimpulan, bahwa dalam Islam, zakat sangat penting

dan mempunyai strata kelas yang cukup tinggi. Ia masuk dalam Rukun Islam

yang selalu disebutkan sejajar dengan shalat. Bahkan, dalam beberapa riwayat

disebutkan bahwa mukmin yang mengingkari menunaikan zakat, “dicap” kafir

dan yang menentangnya halal darahnya (dibunuh) hingga dia menunaikan

kewajiban zakat.14

Salah satu dari lima pondasi yang sangat menentukan kokoh dan

tegaknya Agama Islam, zakat belum dilaksanakan dengan baik dan benar,

sebagaimana Rukun Islam yang lain, terutama di Negara kita tercinta ini.

Padahal, dalam zakat terkandung banyak nilai sosial yang luar biasa, selain

juga mampu mensucikan harta kita, zakat mampu membawa kita untuk saling

menolong, gotong royong dan menjalin persaudaraan dengan sesama. Zakat

mampu menjadi instrumen paling efektif untuk menyatukan umat manusia

dalam naungan kecintaan dan kedamaian hidupnya di dunia untuk menggapai

kabaikan di akhirat.15

Setiap muslim mempunyai kaitan, ikatan dan hubungan serta

kekerabatan dengan saudara–saudaranya. Semua itu menuntut adanya

kejujuran, keikhlasan dan pengorbanan. Dengan menunaikan zakat, kita baik

langsung maupun tidak, telah membangun tatanan sosial yang baik,

14

. Fiqh al-Sunnah Li al-Syaikh Sayyid Sabiq, Jilid I, hal. 281 15

. Hikmat Kurnia, Panduan Pintar Zakat; Harta Berkah, Pahala Bertambah, Jakarta,

QultumMedia, 2008, hal.viii

Page 17: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · yang selalu menjadi obat dikala penulis sakit, yang selalu memberi kedamaian,

6

memberikan hak – hak saudara kita yang selama ini tertahan, menegakkan

Agama Islam dan menolong saudara kita yang lemah dan membutuhkan.

Secara garis besar, zakat dibagi atas dua macam; zakat mal atau zakat

harta dan zakat fitrah atau zakat diri. Zakat harta ditunaikan setelah harta yang

dimiliki memenuhi syarat yang ditentukan (nishab). Sedang zakat fitrah

ditunaikan saat bulan ramadhan, terutama saat akhir bulan.

Nishab bisa dikata sebagai sebuah standar yang ditetapkan dan dipakai

oleh Islam (hukum syara’) untuk menentukan batas minimal dari sebuah harta

yang wajib dizakati. Jika harta tersebut kurang dari nishab yang ditentukan,

maka tidak diwajibkan untuk dizakati.16

Dalam Islam, Nishab suatu harta

bermacam – macam, satu harta dengan harta lain, kali sering berbeda jumlah

dan aturan nishab-nya.

Selain telah sampai nishab, Islam juga menentukan macam – macam

harta yang wajib dizakati. Zakat Harta – harta tersebut dimasukkan dalam

katagori zakat mal. Salah satu jenis zakat mal tersebut adalah zakat tumbuh –

tumbuhan. Zakat tumbuh – tumbuhan dibagi menjadi dua; buah – buahan dan

biji – bijian (bahan makanan). Dalam hal ini, semua bahan makanan pokok,

menginduk (di-qiyas17

-kan dengan) gandum. Karena gandum adalah salah satu

16

. Hasbi ash-Shiddieqy, Pedoman Zakat, Semarang, Pustaka Rizki Putra, Cet. Ke-2, Edisi

Ke-3, 2010, hal. 33. 17

. Qiyas adalah menganalogikan suatu ketentuan hukum dari suatu kasus yang belum ada

ketentuan hukumnya kepada suatu hukum yang ditegaskan dalam nash karena ada persamaan

„illat. Lebih jelas lihat Ahmad Rofiq, Fiqh Kontekstual; dari Normatif ke Pemaknaan Sosial,

Yogyakarta, kerja sama Pustaka Pelajar dan LSM DAMAR Semarang, 2004, hal. 265. Lihat juga

Ibn al-Qayyim al-Jauziyah, I’lam al-Muwaqqi’in, Juz 1, Beirut, Dar al-Fikr, Hal. 86. Lihat juga

Abdul al-Wahab Khallaf, I’lm Ushul al-Fiqh, Jakarta, Maktabah Dar al-Da‟wah al-Islamiyah

Syabab al-Azhar, 1990, hal. 52.

Page 18: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · yang selalu menjadi obat dikala penulis sakit, yang selalu memberi kedamaian,

7

bahan makanan pokok Bangsa Arab; bangsa di mana Islam lahir dan tumbuh

berkembang hingga ke seluruh pelosok dunia.

Masyarakat Indonesia tidak menjadikan gandum sebagai bahan makan

pokok, karena gandum jarang ditanam di negeri “zamrud khatulistiwa” ini.

Negara dengan berpenduduk muslim terbesar di dunia ini lebih memilih padi

(beras), jagung, ketela dan sagu sebagai makanan pokok, karena tanaman –

tanaman di atas, mudah ditanam di Indonesia dan telah menjadi bahan

makanan pokok sejak dahulu kala.

Karenannya, zakat tanaman jagung, padi, sagu dan ketela (terutama

tanaman padi) disamakan dengan gandum; jika penanamannya memakai

sistim pengairan atau irigasi, dimana petani dikenakan biaya tambahan

penggunaan air, zakatnya 5 %. Sedang yang tidak diairi (tadah hujan); tidak

dikenai biaya penggunaan air, zakatnya sebesar 10%. Sementara untuk nishab,

tanaman jagung, padi, sagu dan ketela dizakati jika lebih dari lima (5) sha’.18

18

. Satuan Sha’ Nabawi adalah timbangan resmi yang dipakai Nabi saw. Menurut Imam

Syafi‟i dan Ulama Hijaz, satu sha’ sama dengan 4 mud (= 51/3 liter) atau hafanah besar (=2,75

liter atau 2.176 gram). Dengan keyakinan bahwa satu mud = 1 1/3 liter (Iraqi), satu hafanah adalah

satu tadah dengan dua tangan. Menurut Abu Hanifah dan Ulama Irak, = 8 liter dengan anggapan

bahwa satu mud = 2 liter, berarti setara dengan 3.800 gram. Sumber lain mengatakan bahwa 1 sha’

= 2.751 gram. Sedang menurut Imam Nawawi = 658 Dirham, untuk 1 liter = 128 dan 4 ½ dirham.

Menurut Husein Sahata, pasar menganggap bahwa 60 Sha’ =50 Kailah Mesir = 4 Aradib = 1.440

liter = 653 kg. lebih jelas lihat Arif Mufraini, Akuntanasi dan Menajemen Zakat;

Mengkomunikasikan Kesadaran dan Membangun Jaringan, Jakarta, Prenada Media Agroup, 2006,

Hal. 81. Hal ini sedikit berbeda dari yang dinyatakan oleh Asnaini dalam bukunya: Zakat

Produktif; dalam Perspektif Hukum Islam, Yogyakarta, Pustaka Pelajar bekerja sama dengan

STAIN Bengkulu, 2008, hal. 38 – 41. Di situ, Asnaini menampilkan tabel yang bersumber Dari

Departemen Agama RI Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam dan Urusan, Pengelolaan

Zakat, Jakarta, 1999, yang menyatakan bahwa nishab tanaman padi adalah 1.350 Kg saat masih

berbentuk gabah, dan 750 Kg ketika sudah menjadi beras. Namun, Kompilasi Hukum Ekonomi

Syari‟ah (KHES) menyatakan bahwa nishab zakat tanaman padi adalah 1.481 kg gabah atau 815

kg beras. Lebih jelas lihat: Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah (KHES), Jakarta, PPHIMM, Edisi

Revisi; XXII, 2009, hal 209.

Page 19: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · yang selalu menjadi obat dikala penulis sakit, yang selalu memberi kedamaian,

8

Dan diantara tanaman makanan pokok yang ada, tanaman padi lebih diminati

oleh masyarakat Indonesia ketimbang lainnya.

Untuk itulah, sebagai makanan pokok, maka jagung, ketela, sagu dan

(terutama) padi wajib dizakati. Namun, yang menjadi kendala adalah bahwa

Negara Kesatuan Republik Indonesia bukanlah sebuah Negara Islam.

Karenannya, dalam undang – undang yang berlaku, zakat bukanlah suatu

kewajiban. Meski demikian, jika petani yang menanam bahan makanan pokok

tersebut adalah seorang muslim, maka dia wajib menunaikan zakat tanaman

makanan pokok (tanaman yang mengenyangkan), sesuai yang ditentukan oleh

hukum syara’ tentunya.

Dengan alasan apapun, di mana pun dia tinggal, zakat tanaman

makanan pokok yang telah mencapai nishab adalah wajib. Hal ini harus

dimengerti dan disadari oleh setiap muslim. Pertanyaannya adalah, selama ini,

apakah setiap muslim (khususnya petani) tahu dan melaksanakan kewajiban

zakat tersebut? Jikalau mereka menunaikan zakat tanaman padi, apakah

volume atau jumlah zakat yang mereka tunaikan sesuai dengan ketentuan?

Berdasarkan hal di atas itulah, penulis tertarik dan bermaksud untuk

meneliti penunaian sebuah Sub Zakat Mal / Harta pada sebuah komunitas

(desa) yang 100 % warganya beragama Islam. Selama ini, apakah penunaian

zakat yang dilakukan oleh komunitas tersebut telah sesuai dengan nishab dan

aturan – aturan lain yang telah ditetapkan oleh Syara’ atau belum. Untuk

menspesifikasikan permasalahan dan tempat penelitian, penulis mengambil

Page 20: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · yang selalu menjadi obat dikala penulis sakit, yang selalu memberi kedamaian,

9

sub zakat tentang penunaian zakat tanaman padi di Desa Kedungwungu

Kecamatan Tegowanu Kabupaten Grobogan Provinsi Jawa Tengah.

Alasan penulis adalah; Pertama, Mayoritas Masyarakat Desa

Kedungwungu adalah petani. Kedua, Hampir semua hasil panen yang mereka

dapatkan, telah mencapai nishab. Ketiga, Semua Masyarakat Kedungwungu

(100 %) beragama Islam. Dan yang Keempat, Masyarakat Kedungwungu

hingga saat ini masih memposisikan para alim ulama‟ (kiai) ditempat yang

tinggi. Bicara mereka didengarkan, fatwanya dilaksanakan dan saat masalah

mendera, para kiai menjadi tempat curhat sekaligus solusi. Hal ini menjadi

kajian yang menarik dan menjadi khasanah kearifan lokal tersendiri

Hal ini penting dan sangat perlu untuk diteliti, karena bagi seorang

muslim, menunaikan ibadah zakat adalah wajib, ukuran nishab zakat tanaman

padi sangat jelas, berdosa jika apabila tidak ditunaikan. Sisi lain, meski

mereka menunaikan zakat tanaman padi, namun besarnya zakat yang tunaikan

tidak sesuai dengan hukum syara’ maka secara hukum Islam, mereka tetap

berdosa dan dapat dikategorikan melanggar perintah agama yang mereka anut

(Islam).

Berdasarkan itulah yang melatar belakangi penulis melakukan

penelitian dengan: “Tinjauan Hukum Islam tentang Pelaksanaan Pembayaran

Nishab Zakat Tanaman Padi di Desa Kedungwungu Kecamatan Tegowanu

Kabupaten Grobogan”.

Page 21: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · yang selalu menjadi obat dikala penulis sakit, yang selalu memberi kedamaian,

10

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah tersebut di atas, penulis membuat rumusan

masalah adalah:

1. Bagaimana tinjauan Hukum Islam tentang pelaksanaan pembayaran kadar

Nishab Zakat Tanaman Padi di Desa Kedungwungu Kecamatan Tegowanu

di Desa kedungwungu?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan inti, adalah:

a. Untuk mengetahui tinjauan Hukum Islam tentang pelaksanaan

pembayaran kadar Nishab Zakat Tanaman Padi di Desa

Kedungwungu.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat Penelitian ini adalah:

a. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu sarana penulis untuk

dapat mengetahui tinjauan Hukum Islam tentang pelaksanaan

pembayaran Nishab Zakat Tanaman Padi yang ada di Desa

Kedungwungu Kecamatan Tegowanu Kabupaten Grobogan.

b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi “cermin” bagi pihak yang

ingin mengetahui tinjauan Hukum Islam tentang pelaksanaan

pembayaran Nishab Zakat Tanaman Padi yang ada di Desa

Kedungwungu yang selama ini dilaksanakan, sehingga ke depan,

Page 22: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · yang selalu menjadi obat dikala penulis sakit, yang selalu memberi kedamaian,

11

mampu melaksanakan penunaian zakat tanaman padi yang sesuai

dengan hukum syara’

D. Telaah Pustaka

Penelitian yang berkaitan dengan pelaksanaan pembayaran Nishab

Zakat memang bukan untuk yang kali pertama. Sebelumnya pun, juga pernah

ada penelitian yang berkaitan dengan hal tersebut. Akan tetapi untuk

menghindari terjadinya duplikasi, maka dalam penelitian ini ditekankan pada

2 kajian inti yang menjadi pokok permasalahan, yaitu: Pertama tentang

Nishab Zakat dan yang Kedua tentang pelaksanaan pembayaran Nishab Zakat

Tanaman Padi menurut hukum Islam.

Hasil penelusuran penulis di Perpustakaan Fakultas Syari‟ah,

Perpustakaan Digital IAIN Walisongo maupun tempat lain, penulis

menemukan banyak skripsi dan buku yang membahas persoalan nishab zakat.

Baik yang membahas secara umum (zakat itu sendiri), maupun secara spesifik

(ada bahasan tertentu) Namun, penulis belum (tidak) menemukan satupun

skripsi yang membahas tentang tinjauan Hukum Islam tentang pelaksanaan

pembayaran Nishab Zakat Tanaman Padi di suatu tempat atau daerah.

Adapun skripsi dan buku yang berkaitan dengan hal tersebut adalah:

1. Skripsi “Penundaan Penarikan Zakat Binatang Ternak; Analisai

Pendapat Umar bin Khatab tentang Penundaan Penarikan Zakat

Binatang Ternak Kambing yang Telah Mencapai Nishab”. Skripsi yang

disusun oleh Ahmad Munif ini mengulas pendapat khalifah ke-2 Umar

Page 23: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · yang selalu menjadi obat dikala penulis sakit, yang selalu memberi kedamaian,

12

bin Khattab ra tentang penundaan zakat hewan meski telah mencapai

nishab, akan tetapi yang menjadi acuan bagi penulis adalah penjelasan

mengenai ketentuan nishab harta mal. Menurut ketentuan hukum,

apabila harta telah mencapai nishab dan haul, maka wajib untuk

ditunaikan zakatnya.

2. Skripsi Sururi (2199031). Mahasiswa yang lulus tahun 2004 ini

mengulas pendapat Dr. Yusuf Qardhawi tentang nishab zakat mal

dengan judul: Rekontruksi Nishab Zakat Mal; Refleksi atas Pemikiran

Dr. Yusuf Qardhawi yang mewajibkan setiap muslim tetap menunaikan

kewajiban zakat sesuai nishab, meski boleh disesuaikan dengan situasi

dan kondisi di mana dia berada. Keputusan tersebut harus tetap mengacu

pada nilai-nilai yang terkandung di dalam nash yang menjadi maqashid

al-syari’ah. Demi terciptanya keadilan di masyarakat.

3. Buku “Pedoman Zakat” karangan M Hasbi ash-Shiddieqy. Buku ini

menjelaskan berbagai permasalah zakat yang komplek termasuk nishab

zakat, tidak hanya tanaman, namun juga zakat lainnya, sumber – sumber

hukum zakat yang detail dijelaskan dalam buku ini, termasuk system

perhitungan dan golongan – golongan yang berhak mendapatkan zakat

secara gamblang diurai oleh ulama‟ kelahiran Aceh ini.

4. Buku “Paduan Pintar Zakat” karangan Hikmat Kurnia dan A Hidayat

ini mengulas berbagai nishab zakat mal, salah satunya tentang jenis dan

nishab tanaman pangan (padi dkk), disertai dengan penjelasan –

penjelasan detail nishab dan kadar tanaman, buku ini seakan langsung

Page 24: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · yang selalu menjadi obat dikala penulis sakit, yang selalu memberi kedamaian,

13

menterjemahkan zakat dalam sosok contoh riil dan tabel yang membuat

teknis penunaian zakat menjadi sangat mudah. Contoh yang dibuat pun

sangat rasional dan detail. Buku ini sangat cocok untuk dijadikan

panduan oleh muslim yang ingin mempraktekkan penunaian zakat secara

serius dan benar.

Dari beberapa referensi di atas memang hampir sama dengan

pembahasan penulis, yakni mengambil pokok bahasan yang sama tentang

nishab zakat. Akan tetapi, pembahasan yang diteliti penulis saat ini adalah

ditekankan pada tinjauan Hukum Islam tentang pelaksanaan pembayaran

Nishab Zakat Tanaman Padi.

E. Metode penelitian

1. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian lapangan (field Research), yaitu: suatu penelitian yang

dilakukan dilingkungan masyarakat tertentu, baik di lembaga-lembaga

organisasi masyarakat (social), maupun lembaga pemerintah.19

Dalam

penelitian ini penulis melakukan penelitian dengan berkunjung langung ke

Desa Kedungwungu sebagai tempat yang dijadikan penelitian.

2. Sumber Data

Sebagaimana disebutkan di atas, Karena penelitian ini merupakan

penelitian langsung ke lapangan, maka data-data yang dipergunakan lebih

19

Sumardi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Cet. Ke-II, PT Raja Grafindo Persada,

Jakarta: 1998, hal. 22

Page 25: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · yang selalu menjadi obat dikala penulis sakit, yang selalu memberi kedamaian,

14

merupakan data investigasi yang berbentuk wawancara atau interview.

Ada dua macam data yang dipergunakan, yakni data primer dan data

sekunder.

a. Data primer.

Yakni data yang langsung diperoleh atau berasal dari sumber

asli atau pertama (primary resources).20

Terkait dengan tema

penelitian ini. Data yang dimaksud adalah fakta lapangan tentang

tinjauan Hukum Islam, kaitannya dengan pelaksanaan pembayaran

Nishab Zakat Tanaman Padi yang ada di Desa Kedungwungu yang

selama ini telah ditunaikan oleh masyarakat.

b. Data Sekunder

Yaitu: merupakan sumber data yang tidak langsung

memberikan data kepada pengumpul data, misalnya: lewat orang lain

atau lewat dokumen.21

Dalam penelitian ini yang menjadi data sekunder antara lain :

data monografi desa yang didapat dari Kelurahan Kedungwungu.

3. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, pengumpulan data akan menggunakan teknik

sebagai berikut:

20

. M Burhan Bungin, "Metodologi Penelitian Kuantitatif; Komunikasi, Eknomi dan

Publik serta Ilmu – Ilmu Sosial lainnya” Jakarta, Kencana, 2004, hal. 122. 21

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Alfabeta, Bandung:

2008, hal.137

Page 26: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · yang selalu menjadi obat dikala penulis sakit, yang selalu memberi kedamaian,

15

a. Pengamatan (Observasi)

Yaitu: dapat diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan

sistematik fenomena – fenomena yang diselidiki.22

Dalam kaitannya ini

penulis mengadakan pengamatan ke lokasi secara langsung, untuk

mengetahui bagaimana tinjauan Hukum Islam tentang pelaksanaan

pembayaran Nishab Zakat Tanaman Padi yang ada di Desa Kedungwungu.

b. Wawancara (Interview).

Adalah usaha mengumpulkan informasi dengan menggunakan

sejumlah pertanyaan secara lisan, untuk dijawab secara lisan pula.23

Alat

pengumpul data ini penulis gunakan untuk memperoleh keterangan

langsung dari masyarakat,24

baik yang menunaikan zakat25

maupun yang

tidak, dengan alasan masing – masing. Juga, untuk mengetahui penilaian

masyarakat mengenai dampak positif maupun efek negatif, jangka pendek

maupun panjang berbagai macam hal yang berkaitan dengan tinjauan

Hukum Islam tentang pelaksanaan pembayaran Nishab Zakat Tanaman

Padi yang ada di Desa Kedungwungu. Pendapat dan respon para tokoh

agama sangat kami butuhkan untuk meraba, apakah Pelaksanaan

Pembayaran Nishab Zakat Tanaman Padi di Desa Kedungwungu selama

ini telah sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh Syara’ atau tidak

(belum). Kemudian, bisakah diusulkan apakah pelaksanaan pembayaran

22

Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, Bumi Aksara, Jakarta:

2007, hal. 70. 23

Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gajah Mada University

Press, 1995, hal. 100. 24

Masyarakat yang penulis maksud adalah Masyarakat Desa Kedungwungu yang

memenuhi syarat untuk menjadi sumber data. 25

. Baik yang sesuai nishab atau pun tidak.

Page 27: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · yang selalu menjadi obat dikala penulis sakit, yang selalu memberi kedamaian,

16

Nishab Zakat Tanaman Padi yang ada di Desa Kedungwungu, bisa

ditunaikan sesuai dengan Hukum Islam atau tidak. Minimal untuk bisa

dicoba untuk dijalankan dalam masyarakat.

4. Metode Analisis Data

Setelah data terkumpul langkah selanjutnya adalah menganalisis

data dan mengambil kesimpulan dari data yang telah terkumpul. Dalam

melakukan analisis data ini, penulis akan menggunakan metode deskriptif

dengan pendekatan kualitatif.

Penelitian deskriptif adalah: penelitian yang bertujuan untuk

membuat deskripsi atau gambaran mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta

hubungan antara fenomena yang diselidiki lalu dianalisis.26

Dalam

penelitian ini penulis akan menggambarkan bagaimana analisis

pelaksanaan pembayaran nishab zakat tanaman padi di desa kedungwungu

jika ditinjau menurut hukum Islam.

F. Sistematika Penulisan

Skripsi ini disusun dan terbagi dalam lima bab. Tujuannya agar skripsi

ini mampu memberikan gambaran yang jelas dan menyeluruh tentang tinjauan

Hukum Islam pada pelaksanaan pembayaran Nishab Zakat Tanaman Padi

yang ada di Desa Kedungwungu. Kelima bab tersebut adalah:

26

Saifudin Azwar, Metode Penelitian, Pustaka Pelajar Offset, Yogyakarta: 1998, hal. 128

Page 28: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · yang selalu menjadi obat dikala penulis sakit, yang selalu memberi kedamaian,

17

BAB I Pendahuluan, yang terdiri dari: latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, telaah pustaka, metode

penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II Merupakan Bab yang menjelaskan tentang zakat dan nishab

zakat, pengertian zakat, macam zakat, rukun dan syarat wajib

zakat, landasan yuridis, perintah pembayaran zakat dan nishab

zakat.

BAB III Berisi tentang pelaksanaan zakat tanaman padi dan pelaksanaan

pembayaran nishab zakat tanaman padi di desa

kedungwungu

BAB 1V Berisi tentang Analisis Tinjauan Hukum Islam Tentang

Pelaksanaan Pembayaran Nishab Zakat Tanaman Padi di Desa

Kedungwungu, Mengulas tentang Pelaksanaan Pembayaran

Nishab Zakat Tanaman Padi Di Desa Kedungwungu

BABV Adalah penutup yang berisi tentang kesimpulan, saran – saran

dan penutup.

Page 29: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · yang selalu menjadi obat dikala penulis sakit, yang selalu memberi kedamaian,

18

BAB II

ZAKAT DAN NISHAB ZAKAT

A. Pengertian Zakat.

1. Pengertian Zakat.

Zakat, dilihat dari segi bahasa mempunyai banyak arti, ada yang

mengartikan zakat sebagai nama‟ (kesuburan), thaharah (kesucian),

barakah (keberkatan), tazkiyah tathhier (mensucikan) dan lain

sebagainya.1 Namun secara garis besar, ditinjau dari segi bahasa zakat

merupakan bentuk kata dasar (masdar) dari Zakâ yang berarti berkah,

tumbuh, bersih atau membersihkan dan baik.2

Beberapa arti di atas memang sesuai dengan arti zakat yang

sesungguhnya. Zakat dikatakan berkah, karena zakat akan membuat

keberkahan pada harta seseorang yang telah berzakat.3 Zakat juga

dikatakan suci karena dapat mensucikan pemilik harta dari sifat tamak,

syirik, kikir dan bakhil yang semua arti itu bermuara pada pembersihan

jiwa dan harta orang yang berzakat.4

Menurut istilah pun, menurut beberapa ulama‟, zakat mempunyai

banyak pengertian. Al-Syirbini misalnya mengartikan zakat sebagai nama

1. TM Hasbi Ash-Shiddieqy, Pedoman Zakat, Jakarta, Bulan Bintang, 1953, hal. 24

2. Ali Nuruddin, Zakat Sebagai Instrument dalam Kebijakan Fiskal, Jakarta,

RajaGrafindo Persada, 2006, hal. 6. 3. Asnaini, Zakat Produkatif; dalam Perspektif Hukum Islam, Yogyakarta, Pustaka

Pelajar bekerja sama dengan STAIN Bengkulu, 2008, hal. 23. 4. Amir Syarifuddin, Garis – Garis Besar Fiqh, Jakarta, Prenada Media, 2003, hal. 37

Page 30: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · yang selalu menjadi obat dikala penulis sakit, yang selalu memberi kedamaian,

19

bagi kadar tertentu bagi harta benda tertentu yang wajib didayagunakan

kepada golongan – golongan masyarakat tertentu.5

Ibnu Arabi mengatakan: “Zakat diartikan sebagai sedekah wajib

dan sedekah sunnat atau nafkah, hak dan maaf.”6

Ibrahim „Usman asy-Sya‟lan mengartikan zakat adalah

memberikan hak milik harta kepada orang yang fakir yang muslim, bukan

keturunan Hasyim dan bukan budak yang telah dimerdekakan oleh

keturunan Hasyim, dengan syarat terlepasnya manfaat harta yang telah

diberikan itu dari pihak semula, dari semua aspek karena Allah.7

Adapun Sayyid Sabiq, mendefinisikan zakat adalah suatu sebutan

dari suatu hak Allah yang dikeluarkan seseorang untuk fakir miskin.

Dinamakan zakat, karena dengan mengelurkan zakat, terkandung harapan

untuk memperoleh berkah, pembersihan jiwa dari sifat kikir bagi orang

kaya atau menghilangkan rasa iri orang – orang miskin dan memupuknya

dengan berbagai kebajikan.8

Al-Mawardi dalam kitab al-Hawi mengatakan bahwa zakat adalah

nama bagi pengambilan tertentu dari harta yang tertentu menurut sifat –

sifat yang tertentu untuk diberikan kepada golongan yang tertentu.9 Imam

Abu Bakar bin Muhammad al-Husainiy mengartikan zakat adalah suatu

nama yang khusus untuk menentukan kadar harta benda yang akan

5. Asnaini, Op.Cit, hal. 26

6. M Abdul Ghoffar, Syaikh Kamil Muhammad „Uwaidah, terj, Fiqih Wanita; Edisi

Lengkap, Jakarta, Pustaka Al-Kautsar, Cet Ke-23, 2006, hal. 263 7. Ibid,.

8. Ibid, hal. 27

9. TM Hasbi Ash-Shiddieqy, hal. 26.

Page 31: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · yang selalu menjadi obat dikala penulis sakit, yang selalu memberi kedamaian,

20

diserahkan kepada ashnaf (golongan) tertentu, dengan syarat – syarat

(yang tertentu pula).10

Sementara itu beberapa madzab mempunyai definisi yang berbeda

tentang zakat. Madzab Hanafi mendefinisikan zakat dengan menjadikan

sebagian harta yang khusus dari harta yang khusus sebagai milik orang

yang khusus, yang ditentukan oleh syariat karena Allah.11

Menurut Madzab Syafi‟i, zakat adalah sebuah ungkapan keluarnya

harta atau tubuh sesuai dengan cara khusus. Sedangkan menurut Madzab

Hanbali, zakat ialah hak yang wajib dikeluarkan dari harta yang khusus

untuk kelompok yang khusus pula, yaitu kelompok yang diisyaratkan

dalam al-Qur‟an.12

Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, zakat adalah

jumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang yang beragama

Islam dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya menurut

ketentuan yang telah ditetapkan oleh syara‟.13

Namun pada umumnya,

penulis sepakat dengan pendapat Prof Dr Amir Syarifuddin yang

mengartikan zakat sebagai pemberian tertentu dari harta tertentu kepada

orang tertentu menurut syarat – syarat yang ditentukan.14

10

. Mahyuddin, Masailul Fiqhiyyah; Berbagai Kasus yang dihadapi Hukum Islam masa

kini, Jakarta, Radar Jaya Offset, Cet. Ke-7, 2008, hal. 169-170 11

. Ali Nuruddin, Zakat Sebagai Instrument dalam Kebijakan Fiskal, Jakarta,

RajaGrafindo Persada, 2006, hal 6 12

. Ibid, hal. 7 13

. Pusat Bahasa Departemen Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai

Pustaka, Edisi Ke-3, Cet. Ke-2, 2002, hal.1279 14

. Amir Syarifuddin, hal 37

Page 32: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · yang selalu menjadi obat dikala penulis sakit, yang selalu memberi kedamaian,

21

Dalam al-Qur‟an, kata zakat disebut secara ma‟rifah sebanyak 30

kali. Delapan kali diantaranya terdapat Surat Makiyah dan 22 lainnya

terdapat dalam Surat Madaniyyah.15

2. Landasan Yuridis Perintah Pembayaran Zakat

Allah SWT memerintahkan kepada seluruh Umat Islam yang

memenuhi syarat (kaya, memenuhi nishab dan lain sebagainya) untuk

menunaikan zakat. Hal ini wajar, karena Hukum penunaian zakat adalah

wajib. Zakat adalah salah satu dari Rukun Islam. Meski demikian, Islam

hanya mewajibkan zakat pada harta – harta dalam situasi tertentu saja.

Dasar dari perintah penunaian zakat adalah:

a. Al-Qur’an

Dasar hukum tentang perintah menunaikan zakat, salah satunya

adalah firman Allah SWT dalam Surat Baqarah Ayat 110 misalnya,

menyertakan kewajiban zakat sesudah kewajiban mendirikan Shalat:

“Dan dirikanlah Shalat serta tunaikanlah Zakat…16

Dalam surat yang sama, Allah menegaskan kembali tentang

perintah berzakat, tepatnya pada ayat ke – 267:

15

. TM Hasbi Ash-Shiddieqy, hal. 25 16

. Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur‟an dan Terjemahannya, Jakarta,

Departemen Agama RI, 2002, hal. 343

Page 33: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · yang selalu menjadi obat dikala penulis sakit, yang selalu memberi kedamaian,

22

“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah)

sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa

yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. dan janganlah kamu

memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya,

Padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan

memincingkan mata terhadapnya. dan ketahuilah, bahwa Allah Maha

Kaya lagi Maha Terpuji”.17

Ayat di atas menerangkan bahwa apa pun usaha yang

dijalankan, selama usaha tersebut halal dan telah mencapai nishab

(batas minimal) dan haul (satu tahun), dengan menggunakan metode

Qiyas,18

maka wajib untuk menunaikan zakat.

b. Hadits.

Selain, al-Qur‟an, dasar perintah penunaian zakat adalah

Hadits. Salah satunya dari sahabat Ibnu Abbas ra yang menerangkan

betapa zakat itu wajib, hingga seorang penguasa (saat itu) diwajibkan

untuk memungut zakat dari orang – orang yang wajib

mengeluarkannya:

ان عباس ابن عن ه اهلل صل النب ائهم من تؤخد وسلم عل ف فتسد اغن

( للبخازي واللفظ عله متفق. )فقسائهم

17

. Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur‟an dan Terjemahannya, Jakarta,

Departemen Agama RI, 2002, hal. 46. 18

. Ahmad Rofiq, Fiqh Kontekstual; dari Normatif ke Pemaknaan Sosial, hal 265.

Page 34: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · yang selalu menjadi obat dikala penulis sakit, yang selalu memberi kedamaian,

23

“Dari Ibnu Abbas ra, sesungguhnya Nabi saw bersabda: “Diambil

(zakat) dari orang – orang kaya mereka, lalu diberikan kepada orang

fakir diantara mereka” (HR. Bukhari).19

Al-Hafidz mengatakan, bahwa dengan hadits di atas, para

pemegang otoritas (penguasa) berhak mengelola, menerima dan

membagi zakat. Hal ini bisa dilakukan sendiri, maupun orang lain yang

dipercaya (badan amil).

b. Ijma’ dan Qiyas.

Ijma‟ dari segi bahasa berarti cita – cita, rencana dan

kesepakatan.20

Secara istilah, Ijma‟ diartikan sebagai suatu

kesepakatan para ulama‟ atau orang – orang yang susah payah dalam

menggali hukum – hukum agama (mujtahid) diantara umat

Muhammad saw, sesudah beliau meninggal dalam suatu masa yang

tidak ditentukan atau suatu urusan (masalah) diantara masalah –

masalah yang diragukan (yang belum ada ketetapannya dalam al-

Qur‟an dan Hadits).21

Para Ulama‟ sepakat, bahwa perintah penunaian / pelaksanaan

zakat, wajib adanya, meski, mereka berbeda pendapat tentang

ketentuan–ketentuan lain.

19

. Hasbi, Pedoman Zakat, hal. 51. Yang diambil dari kitab Subulul al-Salam Juz Awwal,

hal. 120 karangan Imam Muhammad ibn Ismail. 20

. Nazar bakry, Fiqh dan Ushul Fiqh, Jakarta, PT RajaGrafindo Jaya, 1996, Edisi Ke-1,

Cet. Ke-3, hal. 50 21

. Ibid., hal. 51

Page 35: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · yang selalu menjadi obat dikala penulis sakit, yang selalu memberi kedamaian,

24

Sedang Qiyas secara bahasa berarti perbandingan.22

Menurut

istilah, qiyas adalah mengeluarkan (mengambil) suatu hukum yang

serupa dari hukum yang telah disebutkan (belum mempunyai

ketetapan) kepada hukum yang telah ada/telah ditetapkan oleh al-

Qur‟an dan Hadits.23

Contoh semisal meng-qiyas-kan wajib zakat padi

kepada gandum. Alasannya karena gandum dan padi adalah sama –

sama makanan pokok manusia (sama – sama mempunyai efek

mengenyangkan). Bisa dikata; Qiyas adalah membandingkan sesuatu

kepada yang lain dengan persamaan illat.

Seperti contoh di atas; gandum adalah maqis alaih, dapat

dimaqis (dinamakan pula furu‟)

Hal di atas sangat penting, karena tidak bisa dipungkiri, bahwa

kenyataan di Bumi Arab tidak ada padi sebagaimana di Indonesia. Hal

ini kemudian yang menjadi perdebatan, apakah padi wajib untuk

dizakati atau tidak. Karenanya dalam beberapa hal, para ulama‟

mempunyai kesepakatan bersama tentang buah dan biji–bijian yang

wajib zakatnya.

Ibnu Abi Laila, Sufyan ats Tsaury dan Ibnul Mubarak sebagai

mana yang di kutip oleh Hasbi ash-Shiddieqy sepakat menyatakan:

“Tiada wajib zakat pada tumbuh – tumbuhan selain dari empat

macam tumbuh–tumbuhan, yaitu; hanthah (gandum), sya‟ir (padi

belanda), tamar (korma) dan zabib (anggur kering).24

22

. Ibid, hal. 45 23

. Ibid. 24

. Hasbi Ash-Shiddieqy, Pedoman Zakat, hal. 124 – 125.

Page 36: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · yang selalu menjadi obat dikala penulis sakit, yang selalu memberi kedamaian,

25

Ibnul Mundzir dan Ibnu „Abdil Barr sebagaimana di kutip oleh

Hasbi ash-Shiddieqy berkata:

“Telah berijma‟ para Mujtahidin atas wajib zakat pada: hanthah

(gandum), sya‟ir (padi belanda), tamar (korma) dan zabib (anggur

kering).25

Al-Manar sebagai mana di kutip Hasbi ash-Shiddieqy berkata:

“Yang selain dari empat ini, adalah tempat ber-ikhtiyath dalam

mengambil zakatnya dan dalam tidak mengambal zakatnya. Dan

yang kuat, tiada diambil zakat pada yang selain dari empat ini.26

Ibnu Hazam sebagai mana yang di kutip oleh Hasbi ash-

Shiddieqy juga berpendapat:

“Tiada wajib zakat pada tumbuh – tumbuhan dan biji – bijian yang

selain korma, gandum dan syair.”27

Begitu juga dengan ath-Thabrany, al-Hakim, al-Daraquthny

dan menurut perkataan al-Baihaqy, Qiyas ini kuat karena berasal dari

Hadits Nabi saw yang segala perawinya bisa dipercaya; dari Abu Musa

al-Asy‟ary, bahwa Nabi Saw pernah bersabda:

م قال لهما، ال تأخدا فى الصدقة .عن ابى مىسى األشعسي ومعاذ أن النبي ص

زواه ). الشعيس، والخنطة، والزبيب، والتمس: اال من هره االصناف األزبعة

(الطبساني والحاكم

“Dari Abi Musa al-Asy‟ari dan Mu‟adz ra, sesungguhnya Nabi saw

bersabda pada mereka berdua: Janganlah kamu memungut zakat

25

. Hasbi, Ibid., Hal. 124. Lihat Abi Muhammad Abdullah ibn Muhammad ibn Qudaimah,

Al-Mughni „Ala Muhtashar Khalqi juz tsani, Beirut, Daarul Kutub al-„Alamiyah, 621 H, hal. 548. 26

. Hasbi, Ibid. 27

. Ibid.

Page 37: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · yang selalu menjadi obat dikala penulis sakit, yang selalu memberi kedamaian,

26

(hasil pertanian) itu kecuali dari empat jenis, yaitu gandum, jelai,

anggur dan kurma.”28

3. Rukun dan Syarat Wajib Zakat

Yang dimaksud dengan rukun zakat adalah unsur – unsur yang

terdapat dalam zakat, yaitu; orang yang berzakat, harta yang dizakatkan

dan orang yang menerima zakat.29

Masing – masing harta yang wajib dizakati, mempunyai spesifikasi

yang berbeda dalam syarat dan rukunnya. Emas misalnya, zakatnya

berbeda dengan binatang ternak. Juga, zakat hasil pertanian beda jauh

dengan harta perniagaan. Bahkan, dalam satu golongan binatang ternak

(semisal kambing), jumlah/kuantitas ternak juga membedakan kewajiban

zakat.

Meski demikian, Jumhur Ulama‟ sepakat, secara general, bahwa

syarat wajib zakat seorang muslim adalah:

1. Merdeka

2. Sampai umur / baligh

3. Berakal

4. Nishab.30

5. Haul, kecuali pada Muasyirat (biji – bijian dan buah – buahan).31

28

. A. Hasan, Terj. Bulughul – Maram, Ibn Hajar al-Asqalani, Bandung, CV Diponegoro,

Jilid I, Cet. Ke-14, 1988, hal. 308. 29

. Amir Syafruddin, Garis – Garis Besar Fiqh, hal. 40 30

. Hasbi ash-Shiddieqy, Pedoman Zakat, Semarang, Pustaka Rizki Putra, Cet. Ke-2, Edisi

Ke-3, 2010, hal. 17. 31

. M Iqbal A Gazali, et al, Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, terj, Syarat -

Syarat Wajib Zakat, islamhouse.com, 2010, hal. 3

Page 38: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · yang selalu menjadi obat dikala penulis sakit, yang selalu memberi kedamaian,

27

4. Rukun dan Syarat Wajib Perintah Pembayaran Zakat

Zakat, secara garis besar terbagi atas dua macam yaitu;32

Pertama,

Zakat Mal (zakat harta), meliputi:

a. Zakat binatang ternak

b. Zakat profesi

c. Emas dan barang berharga lainnya

d. Makanan yang mengenyangkan dan sejenisnya

e. Buah – buahan

f. Harta perniagaan.33

g. Harta rikaz dan barang tambang.34

Kedua, yakni zakat nafs atau zakat fitrah; yakni mengeluarkan 2,5

kg (3,1 liter) dari makanan pokok (yang senilai) yang bersangkutan (setiap

orang besar, kecil, tua muda, tuan atau hamba) diberikan kepada orang

yang berhak menerimanya (mustahiq), ditunaikan pada bulan ramadhan

hingga sebelum pelaksanaan Shalat Idul Fitri. Namun karena tujuan zakat

ini adalah untuk membersihkan muslim yang berpuasa, penulis menilai

lebih afdhol jika ditunaikan sesudah puasa, yakni saat malam 1 Syawal.

32

. Hasbi, Op.cit, hal. 30 33

. Ahmad Rofiq, Fiqh Kontekstual; dari Normatif ke Pemaknaan Sosial, Yogyakarta,

kerja sama Pustaka Pelajar dan LSM DAMAR Semarang, 2004, hal. 264 34

. Selain enam (6) hal yang diungkapkan oleh Ahmad Rofiq dalam Fiqh Kontekstual,

menurut Amir Syarifuddin, ada satu lagi barang yang wajib dizakati, namun tidak disebut guru

besar IAIN Walisongo Semarang tersebut, yakni harta rikaz dan barang tambang. Harta rikaz

adalah harta yang ditemukan dari dalam perut bumi dan merupakan peninggalan dari ummat

sebelumnya yang tidak diketahui secara pasti. Lebih jelas lihat, Amir Syarifuddin, Garis – Garis

Besar Fiqh, Jakarta, Prenada Media, 2003, hal.46

Page 39: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · yang selalu menjadi obat dikala penulis sakit, yang selalu memberi kedamaian,

28

B. Nishab Zakat

1. Arti Nishab

Secara bahasa, ada yang mengartikan bahwa nishab berarti

keluarga.35

Namun secara istilah, nishab berarti batas minimal harta yang

telah terbebani kewajiban zakat.36

Nishab bisa dikata sebagai sebuah standar yang ditetapkan dan

dipakai oleh Islam (hukum syara‟) untuk menentukan batas minimal dari

sebuah harta yang wajib dizakati. Jika harta tersebut kurang dari nishab

yang ditentukan, maka tidak diwajibkan untuk dizakati.37

Dalam Islam,

Nishab suatu harta bermacam – macam, satu harta dengan harta lain, kali

sering berbeda jumlah dan aturan nishab-nya.

2. Jenis – Jenis Zakat dan Nishab – nya.

Zakat, secara garis besar terbagi atas dua macam yaitu:

1. Zakat fitrah atau zakat nafs. Bisa dikata, zakat fitrah atau zakat nafs

tidak mempunyai nishab. Karena zakat ini diwajibkan atas semua umat

Islam tak terkecuali; besar, kecil, tua muda, kaya atau miskin, tuan atau

hamba. Siapapun dia, wajib menunaikan zakat fitrah atau zakat nafs.

Zakat Fitrah, adalah mengeluarkan 2,5 kg (3,1 liter) dari makanan

pokok (yang senilai) yang bersangkutan (setiap orang) diberikan

kepada orang yang berhak menerimanya (mustahiq), ditunaikan pada

35

. Hamid Laonso elt, Hukum Islam Alternative; Solusi Terhadap Masalah Fiqh

Komteporer, Jakarta, Restu Ilahi, 2002, hal. 115 36

. Ahmad Azhar Basyir, Hukum Zakat, Yogyakarta, Majelis Pustaka, 1997, hal. 27 37

. Hasbi ash-Shiddieqy, Pedoman Zakat, Semarang, Pustaka Rizki Putra, Cet. Ke-2, Edisi

Ke-3, 2010, hal. 33.

Page 40: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · yang selalu menjadi obat dikala penulis sakit, yang selalu memberi kedamaian,

29

bulan ramadhan hingga sebelum pelaksanaan Shalat Idul Fitri. Namun

karena tujuan zakat ini adalah untuk membersihkan muslim yang

berpuasa, penulis menilai lebih afdhol jika ditunaikan sesudah puasa,

yakni saat malam 1 Syawal.

2. Zakat Mal atau zakat harta. Masing – masing harta mempunyai nishab

yang berbeda. Namun, pada jenis yang sama (semisal emas dengan

perak, sapi dengan kerbau dan lain sebagainya), kebanyakan

mempunyai nishab yang sama pula. Zakat mal meliputi:

a. Zakat binatang ternak

1. Unta. Dizakati ketika jumlahnya minimal lima (5) ekor. Itu pun

zakatnya berupa kambing. Lebih jelas, di bawah ini adalah

tabel tentang jumlah unta dan zakatnya:38

No Jumlah Ekor Unta Jumlah Zakat

1 5 ekor Unta 1 ekor Kambing

2 10 ekor Unta 2 ekor Kambing

3 15 ekor Unta 3 ekor Kambing

4 20 ekor Unta 4 ekor Kambing

5 25 ekor Unta 1 ekor Unta binti Makhadh.39

6 36 ekor Unta 1 ekor Unta binti Labun.40

7 46 ekor Unta 1 ekor Unta Huqqah.41

8 61 ekor Unta 1 ekor Unta Jidz‟ah.42

9 76 ekor Unta 2 ekor Unta binti Labun

10 120 ekor Unta 3 ekor Unta binti Labun

11 130 ekor Unta 1 ekor Huqqah dan 2 ekor binti labun.43

12 140 ekor Unta 2 ekor Huqqah dan 1 ekor binti labun

13 150 ekor Unta 3 ekor Unta Huqqah

38

. Ibid., hal. 121 39

. Adalah unta betina yang berumur 1 tahun masuk tahun kedua, jika tidak ada, boleh

diganti dengan unta ibn labun yang jantan. 40

. Adalah unta betina yang berumur 2 tahun masuk tahun ketiga. 41

. Adalah unta yang berumur 3 tahun masuk tahun keempat. 42

. Adalah unta betina yang berumur 4 tahun masuk tahun kelima. 43

. Hal ini berdasarkan ketentuan bahwa tiap 50 ekor unta, zakatnya adalah 1 ekor huqqah

dan tiap 40 ekor, zakatnya adalah 1 ekor binti labun.

Page 41: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · yang selalu menjadi obat dikala penulis sakit, yang selalu memberi kedamaian,

30

14 160 ekor Unta 4 ekor Unta binti labun

2. Sapi dan kerbau. Sapi dan kerbau zakatnya disamakan. Tiap 50

sapi/kerbau, zakatnya adalah 1 ekor sapi/lembu. Jika 100 ekor

sapi/kerbau, zakatnya 2 ekor sapi. Demikian seterusnya.44

3. Kambing. Zakat kambing 40 – 120 ekor adalah 1 ekor

kambing, 120 – 200 ekor, zakatnya 2 ekor kambing, 200 – 300

ekor, zakatnya adalah 3 ekor kambing, kemudian, tiap 100

ekor, zakatnya 1 ekor kambing.45

b. Zakat profesi. Zakat pada bidang profesi adalah 2,5 %. Sedang

nishab-nya di-qiyas-kan dengan emas (85 gram) dan atau 200

dirham perak.46

c. Emas dan barang berharga lainnya. Wajibnya zakat emas dan perak

berdasarkan atas penggalan surat at-Taubah ayat 34:

...

“… Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak

menafkahkannya pada jalan Allah, Maka beritahukanlah kepada

mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih” (at-

Taubah/9:34)47

Emas, perak dan benda – benda berharga lainnya wajib

dizakati ketika sudah berharga sekitar 200 dirham (biasanya 85

44

. Hasbi, hal. 123. 45

. Ibid., hal. 124 46

. M Arif Mufraini, Akuntansi dan Manajemen Zakat; Mengkomunikasikan Kesadaran

dan Membanganun Jaringan, Jakarta, Kencana, 2006, hal. 75. 47

. Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur‟an dan Terjemahannya, hal.247

Page 42: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · yang selalu menjadi obat dikala penulis sakit, yang selalu memberi kedamaian,

31

gram) dan sudah 1 tahun, zakatnya adalah 2,5 %.48

Sebagian

ulama‟ berpendapat bahwa yang dimaksud kewajiban di atas

adalah untuk emas, perak dan barang berharga yang dikembangkan

/ dibuat usaha; artinya menguntungkan si empunya, bukan dalam

bentuk perhiasan.49

d. Makanan yang mengenyangkan dan sejenisnya. Seperti gandum,

jagung, padi dan ketela, jika penanamannya memakai sistim

pengairan atau irigasi, dimana petani dikenakan biaya tambahan

penggunaan air, zakatnya 5 %. Sedang yang tidak diairi (tadah

hujan); tidak dikenai biaya penggunaan air, zakatnya sebesar 10%.

Sementara untuk nishab, tanaman padi dizakati jika lebih dari lima

(5) sha‟.

e. Buah – buahan. Nishab pada zakat buah – buahan disamakan

dengan zakat tanaman yang mengenyangkan (padi dan lain

sebagainya), yakni sebesar 5 sha‟50

f. Harta perniagaan. Setelah genap satu tahun, harta perniagaan

dihitung dan ditunaikan zakatnya, yakni sebesar 2,5 %.51

Sedangkan nishab-nya, fuqaha sepakat disamakan dengan nishab

48

. Hasbi, Op. cit, hal. 68 49

. Lahmuddin Nasution, Fiqh 1, Jakarta, Bulan Bintang, 1987, Hal. 160 50

. M Ali Hasan, Zakat dan Infak; Salah Satu Solusi Mengatasi Problema Sosial di

Indonesia, Jakarta, Kencana, ed. 1 cet ke-2, 2006, Hal. 55 51

. M Abdul Ghoffar, Syaikh Kamil Muhammad „Uwaidah, terj, Fiqih Wanita; Edisi

Lengkap, Jakarta, Pustaka Al-Kautsar, Cet Ke-23, 2006, hal. 278

Page 43: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · yang selalu menjadi obat dikala penulis sakit, yang selalu memberi kedamaian,

32

zakat asset keuangan, yaitu setara dengan 85 gram emas atau 200

dirham perak.52

g. Harta rikaz dan barang tambang. Harta rikaz tidak dijelaskan

dengan rinci tentang nishab dan haul-nya. Namun untuk harta

rikaz, zakatnya sebesar 1/5 atau 20 %.53

Sedang nishab barang

tambang disamakan dengan nishab perak dan emas, zakatnya

sebesar 2,5 %, kecuali jika barang tambang tersebut sangat besar

dan tidak memerlukan biaya operasional, maka, zakatnya adalah 20

%.54

3. Nishab Zakat Tanaman Padi

Tanaman padi yang tumbuh subur di Negara kita, tidak dapat hidup

atau dikembangkan di Jazirah Arab. Meski demikian, sebagai salah satu

makanan pokok (tanaman pangan), posisi tanaman padi sama persis

dengan tanaman gandum di Arab yaitu sama–sama berkedudukan sebagai

tanaman pangan. Dengan demikian, seperti yang penulis uraikan di atas,

tanaman padi wajib dizakati. Zakatnya, baik rukun dan syaratnya sesuai

atau sama persis dengan zakat tanaman gandum.

Kewajiban zakat atas tanaman pangan atau hasil pertanian secara

umum dan tersurat terdapat dalam Firman Allah SWT dalam surat al-

Baqarah ayat 267 yang telah dikutip sebelumnya. Lebih khusus lagi

terdapat dalam surat al-An‟am ayat 141:

52

. M Arif Mufraini, Akuntansi dan Manajemen Zakat; hal. 60 53

. Amir Syarifuddin, Garis- Garsi Besar Fiqh, Jakarta, Prenada Media, 2003, hal. 46. 54

. M Arif Mufraini, op.cit, hal. 110 – 111.

Page 44: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · yang selalu menjadi obat dikala penulis sakit, yang selalu memberi kedamaian,

33

… …

“Makanlah dari buahnya (yang macam – macam) itu bila dia

berbuah dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan

dikeluarkan zakatnya)”.55

Di sini diterangkan, walau pun secara umum kewajiban zakat atas

harta adalah satu haul, namun untuk hasil pertanian, kewajiban

mengeluarkan zakat adalah waktu panen. Dengan demikian, tidak perlu

menunggu sampai satu haul.56

Kemudian untuk memperjelas menegaskan kembali tentang

kewajiban menunaikan zakat pada tanaman padi, Penulis meng-illat-kan

dengan Hadits Rasul saw dari Abu Musa yang diriwayatkan oleh Thabrani

dan Hakim:

مىس اب عن أن ومعاذ األشعس اال الصدقة ف تأخدا ال لهما، قال م.ص النب

س،: األزبعة االصناف هره من ب، والخنطة، الشع الطبسان زواه. )والتمس والزب

( والحاكم

“Janganlah kamu memungut zakat (hasil pertanian) itu kecuali dari

empat jenis, yaitu gandum, jelai, anggur dan kurma.”57

Padi penulis illat-kan dengan tanaman gandum, dengan demikian,

tanaman padi wajib untuk dizakati. Kemudian tentang besar kecilnya

jumlah zakat yang harus ditunaikan, Nabi SAW menjelaskan dalam sebuah

Haditsnya yang diriwayatkan al-Bukhari dari Abdillah ra:

55. Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur‟an dan Terjemahannya, Jakarta,

Departemen Agama RI, 2002, hal. 46. 56

. Amir Syarifuddin, Garis- Garsi Besar Fiqh, Jakarta, Prenada Media, 2003, hal. 44 57

. Ibid.,

Page 45: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · yang selalu menjadi obat dikala penulis sakit, yang selalu memberi kedamaian,

34

عن اهلل عبد عن ه اهلل صل النب ما: قال وسلم عل كان او والعىن السماء سقت ف

وما العشس عشسا ( البخازي زواه. )العشس نصف بالنضح سق

“Pada hasil pertanian yang diairi dengan hujan atau mata air, kewajiban

zakatnya adalah sepersepuluh, sedang yang diairi dengan kincir

kewajiban zakatnya adalah seper dua puluh.” (HR Bukhari).58

Penulis meyakini, jika yang dimaksud dengan diairi dengan kincir

adalah pada masa itu, adalah sama dengan sawah irigasi pada zaman

sekarang, yang mana petani dikenakan biaya tambahan penggunaan air,

karenanya, zakatnya hanya 5 %. Sedang yang dimaksud dengan “yang

diairi dengan hujan atau mata air” adalah lahan atau sawah tadah hujan;

yang tidak dikenai biaya penggunaan air, karenanya, zakatnya sebesar

10%. Sementara untuk nishab, tanaman padi dizakati jika lebih dari lima

(5) sha‟

58

. Zainudnin Hamidy Dkk, Terj Sahih Bukhari jilid I, Jakarta, PT Bumirestu, Cet. Ke-13,

1992, hal. 134

Page 46: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · yang selalu menjadi obat dikala penulis sakit, yang selalu memberi kedamaian,

BAB III

PELAKSANAAN ZAKAT DI DESA KEDUNGWUNGU

A. Profil Desa Kedungwungu Kecamatan Tegowanu Kabupaten

Grobogan – Jawa Tengah

1. Letak dan Kondisi Geografis Desa Kedungwungu

Desa Kedungwungu terletak di wilayah administratif

Kecamatan Tegowanu, Kabupaten Grobogan, Provinsi Jawa Tengah.

Desa ini menempati lahan seluas 414 Ha, yang terdiri atas tanah desa

atau banda desa seluas 27,430 Ha, tanah yang telah bersertifikat 179

Ha yang terbagi atas 811 buah sertifikat, dan tanah yang belum

bersertifikat seluas 207,57 Ha yang terbagi dalam 1.207 petak. Lahan

414 Ha yang ada, 299 Ha digunakan untuk lahan pertanian atau sawah,

yang dibagi atas 200 Ha irigasi setengah teknis, 40 Ha irigasi

sederhana dan 57 Ha tadah hujan.1 Kemudian 115 Ha dimanfaatkan

sebagai jalan, tempat tinggal, makam, pekarangan dan lain

sebagainya.2

Sebagaimana kebanyakan desa lain di Kabupaten Grobogan,

Desa Kedungwungu beribukota di Dusun Krajan.3 Desa Kedungwungu

1. Disarikan dari Buku Monografi Desa/Kelurahan Desa Kedunguwungu, Kecamatan

Tegowanu Kabupaten Grobogan, Nomor Kode: 3315182013, Purwodadi, Dinas Kependudukan

dan Pencatatan Sispil, 2009, hal. 9. Juga, hasil wawancara dengan Kepala Desa Kedungwungu

Bapak Ahmadi pada 12 April 2011. 2. Ibid., hal. 1

3. Hampir bisa dipastikan, nama dusun pusat pemerintahan (balai desa) desa di Kabupaten

Grobogan berada di Dusun Krajan. Krajan adalah Bahasa Jawa yang berarti kerajaan atau tempat

di mana pemerintahan dikendalikan. Lebih jelas lihat: Bappeda dan Badan Pusat Statistik (BPS),

35

Page 47: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · yang selalu menjadi obat dikala penulis sakit, yang selalu memberi kedamaian,

36

mempunyai enam dusun; yakni Dusun Tergoso, Dusun Krajan, Dusun

Sambeng, Dusun Lobang Lor, Dusun Lobang Tengah dan Dusun

Depok. Enam dusun di atas, terbagi atas lima (5) Rukun Warga (RW)

dan dua puluh (20) Rukun Tetangga (RT). Karena berpenduduk relatif

jarang, Dusun Lobang Tengah dan Dusun Lobang Lor berada dalam

satu rukun warga (satu RW). Meski Desa Kedungwungu terdiri atas

enam dusun, namun desa ini hanya mempunyai dua kepala dusun

(kadus); yakni Kadus Budi Diarno yang membawahi Dusun Tergoso,

Dusun Krajan dan Dusun Sambeng. Kemudian Kadus Sri Nuryati yang

menjadi Kadus di Dusun Lobang Lor, Dusun Lobang Tengah dan

Dusun Depok. Hal ini terjadi karena jumlah penduduk yang relatif

sedikit di tiap dusun, ditambah dengan luas tanah bengkok atau banda

desa (kekayaan desa) yang terbatas, sehingga belum (tidak)

memungkinkan, tiap dusun mempunyai kadus sendiri.4

Di bagian timur, Desa Kedungwungu berbatasan dengan Desa

Jatipecaron (Kecamatan Gubug), sebelah selatan berbatasan dengan

Desa Pranten dan Desa Gubug (kedua desa masuk dalam wilayah

administratif Kecamatan Gubug), sebelah barat berbatasan dengan

Desa Kejawan dan Desa Karang Pasar (kedua desa masuk dalam

wilayah administratif Kecamatan Tegowanu) dan sebelah utara

Kabupaten Grobogan Dalam Angka 2004, Purwodadi: Bappeda Kabupaten Groboan dengan BPS

Kabupaten Grobogan, 2005. hal. 7 – 14. 4. Wawancara dengan Kepala Desa Kedungwungu Bapak Ahmadi pada 12 April 2011.

Page 48: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · yang selalu menjadi obat dikala penulis sakit, yang selalu memberi kedamaian,

37

berbatasan dengan Desa Pepe, Desa Curug (Kecamatan Tegowanu)

dan Desa Tambakan (Kecamatan Gubug).5

Hampir serupa dengan desa – desa lain di Kecamatan

Tegowanu, kondisi alam Desa Kedungwungu berada dalam dataran

rendah; Hanya terletak pada ketinggian kurang dari 50 M di atas

permukaan air laut.6 Curah hujan yang mencapai hingga 1.000

mm/tahun dan suhu udara 22 – 32c, Desa Kedungwungu

sangat cocok

untuk daerah pertanian.7 Hasil pertanian yang menjadi andalan desa ini

adalah beras. Lahan untuk menanam padi seluas 291 Ha (93,32 % dari

lahan pertanian) yang kadang diselingi dengan ditanami palawija.

Selebihnya, yakni sekitar 8 Ha (2,67 %) ditanami sayur – sayuran dan

buah – buahan.8

Tiap panen, rata – rata, padi yang dihasilkan tiap Ha, sawah

irigasi setengah teknis mencapai 7 ton, irigasi setengah teknis 6 – 7

ton dan sawah tadah hujan 5 – 6 ton.9 Keseluruhan lahan yang

ditanami sayur – sayuran menghasilkan 7 ton dan buah – buahan

“hanya” 5 ton.10

Wajar, jika desa ini, beserta desa lain di Tegowanu

dan Kabupaten Grobogan pada umumnya, merupakan pemasok utama

kebutuhan beras Kota Semarang, selain Kabupaten Demak dan

5. Buku Monografi Desa/Kelurahan Desa Kedunguwungu, op.cit

6. Bappeda dan Badan Pusat Statistik (BPS), op.cit

7. Op.cit

8. Ibid., hal. 5

9. Data dari panen pertama tahun 2009 yang diperkuat oleh Bapak Suwardi; Ketua

Kelompok Tani Sidounggul; warga Dusun Krajan pada 19 Desember 2010. Pernyataan bapak 4

putra ini diperkuat oleh ketua Kelompok Tani Siduomulyo I Bapak Muh Karno. 10

. Wawancara dengan Ketua Kelompok Tani Sidomulyo I; Bapak Moh Karno; warga

Dusun Depok pada 19 Desember 2010

Page 49: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · yang selalu menjadi obat dikala penulis sakit, yang selalu memberi kedamaian,

38

Kendal.11

Dengan struktur yang demikian, Desa Kedungwungu

merupakan desa yang tiang penyangga perekonomiannya berada pada

sektor pertanian. Untuk ternak, masyarakat desa membudiyakan secara

tradisional. Hewan yang diternakkan terdiri atas sapi, kuda12

dan

kambing. Jumlah total hewan ternak sekitar 2.176 ekor.13

Kecamatan Tegowanu sendiri adalah salah satu kecamatan

paling barat pada daerah administratif Kabupaten Grobogan. Tepatnya

di sebelah barat laut Kabupaten Grobogan dan berbatasan langsung

dengan Kabupaten Demak, karenanya, sebagaimana desa – desa di

wilayah Kecamatan Tegowanu, Desa Kedungwungu relatif dekat

dengan Kota Semarang. Desa ini “hanya” berjarak 34 KM dari Ibukota

Provinsi Jawa Tengah tersebut. Lebih jauh satu KM dari ibukota

Kabupaten Grobogan; Kota Purwodadi yang mencapai 33 KM.

Sedangkan dengan Ibu Kota Negara; Jakarta, desa ini berjarak 625

KM.14

Kecamatan Tegowanu hampir tidak memiliki pusat kota. Meski

kantor kecamatan terletak di Jalan Provinsi, namun relatif sepi dan

berpenduduk jarang. Meski demikian, warga Desa Kedungwungu

dapat menikmati kota kecil di kecamatan tetangga yang terletak di

sebelah tenggara desa, yakni Kecamatan Gubug. Kota Gubug relatif

11

. Diambil dari http://id.wikipedia.org/wiki/Tegowanu, Grobogan pada Sabtu, 30 April

2011, Pukul 14.25 WIB. 12

. Untuk usaha Andong 13

. Tidak termasuk ternak ayam kampung. Lebh jelas lihat: Buku Monografi

Desa/Kelurahan Desa Kedunguwungu, loc.cit, hal. 11 14

. Ibid, hal. 1

Page 50: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · yang selalu menjadi obat dikala penulis sakit, yang selalu memberi kedamaian,

39

ramai dan hanya berjarak 3 KM; 2 KM lebih dekat dari kantor

kecamatan tegowanu yang mencapai 5 KM. Di Kota Gubuglah,

mayoritas warga desa menjalankan aktivitas ekonominya. Tidak

jarang, warga menjual hasil pertanian di Kota Gubug. Bahkan,

berbelanja kebutuhan sehari – hari, lebih sering dilakukan di Gubug,

dibanding daerah lainnya.

2. Kondisi Demografis

Data sensus penduduk 2009 menyebutkan, Jumlah kepala

keluarga (KK) warga Desa Kedungwungu sebanyak 872 KK. Sedang

penduduk yang mendiami desa paling timur Kecamatan Tegowanu ini

berjumlah 3.235 orang, terdiri atas 1.604 perempuan dan 1.631 laki –

laki. Dengan demikian, jumlah penduduk laki – laki lebih banyak

dibanding dengan kaum hawa, dengan pengelompokan umur sebagai

berikut:

NO KELOMPOK UMUR L P JUMLAH

1 0 – 4 282 272 554

2 5 – 9 257 260 517

3 10 – 14 135 146 281

4 15 – 19 154 154 308

5 20 – 24 159 160 319

6 25 – 29 144 139 283

7 30 – 39 136 136 272

8 40 – 49 141 131 272

9 50 – 59 125 119 244

10 60 – 98 87 185

Jumlah Total 1.631 1.604 3.235

Sumber: Kantor Kepala Desa Kedungwungu Kecamatan Tegowanu

Page 51: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · yang selalu menjadi obat dikala penulis sakit, yang selalu memberi kedamaian,

40

Pada tahun 2010, terjadi dua puluh satu (21) kelahiran, lima (5)

kematian, sebelas (11) warga baru datang dan empat (4) penduduk

desa pergi.15

Jumlah penduduk Desa Kedungwungu dengan demikian,

meningkat 0,71% dari tahun 2010 lalu dan menjadi 3.258 jiwa, dengan

perincian 1.615 perempuan dan 1.643 laki – laki. Jumlah penduduk

laki – laki masih lebih banyak dibanding dengan perempuan.16

Kemudian dalam hal pendidikan, dari 3.258 warga, terhitung

1.947 jiwa pernah mengenyam pendidikan umum, kebanyakan

SD/sederajat. Pemerintah desa tidak mempunyai data riil tentang

jumlah penduduk yang mengenyam pendidikan di SMU/sederajat dan

perguruan tinggi. Begitu juga data tentang anak yang mengenyam

pendidikan non formal (pondok pesantren), pemerintah desa juga

kesulitan menginventarisir. Hal ini terjadi karena tidak adanya

komunikasi dan koordinasi antara masyarakat dan pihak eksekutif.

Masyarakat juga menganggap data base bukanlah hal yang penting.

Kurangnya Sumber Daya Manusia, menyebabkan pembangunan dan

perubahan berjalan evolutif (sangat pelan). Pemerintah desa hanya

mempunyai data tentang kelompok pendidikan dari TK/PAUD hingga

SMP/sederajat saja, itu pun terjadi akhir – akhir ini. Masing – masing

untuk TK/PAUD sebanyak 279 siswa, SD/sederajat 335 siswa dan

SMP/sederajat sebanyak 487 siswa.

15

. Datang dan perginya penduduk dikarenakan pernikahan dengan daerah lain. 16

. Data di dapat langsung dari Pemerintah Desa pada 5 April 2011 saat penulis

silaturahmi ke Balai Desa Kedungwungu.

Page 52: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · yang selalu menjadi obat dikala penulis sakit, yang selalu memberi kedamaian,

41

Penduduk Desa Kedungwungu bersifat homogen, karena

semua penduduk desa berasal dari Suku Jawa. Mayoritas bahkan masih

mempunyai hubungan famili atau masih sanak keluarga. Dalam

kehidupan beragama pun, Masyarakat Kedungwungu bersifat

homogen, yakni 100 % penduduknya beragama Islam. Terdapat dua

(2) masjid dan tujuh belas (17) surau (mushola) untuk tempat

beribadah dan kegiatan keagamaan lainnya masyarakat. Selain itu

terdapat juga satu pondok pesantren salafiyyah dan satu madrasah

dinniyah.

Kegiatan keagamaan, masih kental nuansa tradisionalisnya

yang dalam hal ini didominasi oleh aliran ahlul al-sunnah wa al-

jamaah al-Syafi’iyyah yakni Nahdlatul Ulama (NU). Ada beberapa

muslim yang menganut ideologi modern yang diwakili oleh organisasi

Muhammadiyah, namun kuantitasnya sangat kecil dan minoritas.

Lembaga sosial keagamaan lain seperti LDII, MTA dan lain

sebagainya belum menjamah desa ini. Terdapat aliran Thariqah

Qodiriyah al-Naqsabandiyah yang memperkuat status NU di

masyarakat, Selain itu, ada pula jama’ah tahlilan, jama’ah manaqib,

jama’ah diba’an (barzanji, maulid Nabi saw), jama’ah yasinan dan lain

sebagainya yang merupakan bentuk riil kehidupan keberagamaan

masyarakat Desa Kedungwungu.17

17

. Wawancara dengan Bapak Sukardi; tokoh agama dari Dusun Tergoso pada 17 April

2011.

Page 53: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · yang selalu menjadi obat dikala penulis sakit, yang selalu memberi kedamaian,

42

Tercatat, ada enam (6) majlis ta’lim yang tersebar di tengah

masyarakat, dua (2) majlis masjid dan dua (2) majlis remaja masjid.

Artinya, tiap dusun ada satu majlis ta’lim.18

Dalam pelaksanaan

aktivitas keagamaan, Masyarakat Desa Kedungwungu cenderung

memperhatikan kebiasan – kebiasaan yang berlaku (adat - istiadat).

Hal ini karena pengaruh ajaran NU yang berkelindan dengan

kepercayaan lokal (kejawen).

Kehidupan sosial politik masyarakat, dipercayakan pada partai

– partai yang melambangkan kaum santri, priyayi dan abangan.19

Tiga

besar perolehan suara pada Pemilu Legislatif 2009 menunjukkan gejala

tersebut. Kaum santri masih dominan dengan PKB-nya diurutan

pertama yang mencapai 250 suara. Disusul posisi kedua oleh Golkar

dengan 204 suara dan posisi ketiga direbut PDI Perjuangan dengan 176

suara.20

Uraian di atas menunjukkan, pertanian berperan sangat besar

bagi kehidupan Masyarakat Kedungwungu. Di desa ini belum ada satu

pun home industry, tidak kurang dari 528 penduduk yang menyatakan

18

. Wawancara dengan Sekretaris Desa; Bapak Joko Suhardi pada 15 April 2011. 19

. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Pujiyanto; Mahasiswa IAIN Walisongo

Angkatan 2001 Fakultas Syari’ah Jurusan Siyasah Jinayah dalam skripsinya Diversifikasi Pilihan

Politik Kiai dalam Pilkada Langsung di Kabupaten Grobogan Tahun 2006, 2008, hlm. 98, (skripsi

tidak diterbitkan). Dalam skripsi yang mengulas kemenangan aliansi “kaum santri dan priyayi”

Bambang – Icek, atas kaum “abangan dan santri” yang diprentasikan lewat sosok Agus – Bowo

tersebut, G-penk, begitu mantan Presiden Ikatan Mahasiswa Purwodadi Grobogan (IMPG) ini

disebut, membagi pandangan politik masyarakat grobogan menjadi tiga bagian; priyayi diwakili

oleh Golkar, PKB merepresentasikan mayoritas kaum santri, dan kaum abangan berada dalam

naungan si banteng bermoncong putih PDI Perjuangan. Lebih jelas lihat: Pujiyanto, dalam skripsi

Diversifikasi Pilihan Politik Kiai dalam Pilkada Langsung di Kabupaten Grobogan Tahun 2006,

Perpustakaan Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang, 2008 (skripsi tidak diterbitkan). 20

. Buku Monografi Desa/Kelurahan Desa Kedunguwungu, loc.cit, hal. 3

Page 54: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · yang selalu menjadi obat dikala penulis sakit, yang selalu memberi kedamaian,

43

diri sebagai petani. Disusul kemudian karyawan atau buruh sebanyak

79 orang, bidang pertukangan tradisional digeluti oleh 78 warga,21

wiraswasta 31 orang, PNS 22 orang, TNI/POLRI 16 warga, jasa 12

orang, pensiunan 5 orang dan sisanya kerja serabutan dan

pengangguran.22

Laiknya daerah lain di ”Bumi Bersemi” Grobogan, lapangan

pekerjaan di Desa Kedungwungu sangat sedikit, tidak menentu dan

tidak (belum) bisa menampung jumlah tenaga kerja aktif. Masyarakat

yang sebagian besar petani, banyak yang memanfaatkan waktu luang

(saat menunggu panen dll) dengan merantau ke kota untuk menambah

penghasilan. Sebagian besar menjadi buruh kasar (bangunan), tukang

becak, penjual "makanan malam" (nasi goreng, bakmi dll). Sebagian

lagi menggantungkan masa depannya dengan menjadi TKI atau TKW.

Para pemuda yang tidak tertampung (tidak mendapatkan pekerjaan),

memilih untuk merantau ke kota-kota besar seperti Jakarta, Semarang

dan kota lainnya. Jalan yang rusak menjadi alasan lain kenapa banyak

Penduduk”tidak betah” di rumah.23

21

. Diantara 79 tukang tersebut, 27 diantaranya nyambi bertani kecil – kecilan. Hal ini

dibuktikan dengan keikutsertaan mereka dalam organisasi kelompok tani desa. Jadi meraka bisa

disebut petani juga, meski demikian, mereka lebih suka disebut sebagai tukang dari pada petani.

Hasil wawancara dengan Kepala Desa Kedungwungu Bapak Ahmadi. Dengan demikian, jika

dijumlah dan dilihat dari data kelompok tani, maka jumlah petani di Desa Kedungwung tidak

berjumlah 528, namun berjumlah 556 orang anggota. 22

Ibid, hal. 11. 23

. Disarikan dari hasil Wawancara dengan beberapa warga; Ibu Siti Masri’ah warga

Dusun Lobang Tengah, Bapak Maswan (Kaur Pembangunan Desa), Bapak Son Haji; warga

Dusun Depok dan lain sebagainya.

Page 55: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · yang selalu menjadi obat dikala penulis sakit, yang selalu memberi kedamaian,

44

B. Pelaksanaan Zakat Tanaman Padi di Desa Kedungwungu

Mayoritas penduduk Desa Kedungwungu menggantungkan

hidupnya pada sektor pertanian, baik sebagai petani maupun buruh tani di

satu sisi, dan kehidupan sosial kemasyarakatan dan keagamaan yang

homogen, primordial dan evolutif di sisi lain, membentuk model hubungan

sosial yang khas pedesaan tradisionalis yang bercorak Islamis – Jawa

Abangan. Hukum adat masih sangat berlaku, paradigma yang dipakai lebih

cenderung subyektif persepsional.24

Meski hukum positif telah berlaku

dengan baik, namun hukum adat masih menjadi pertimbangan mayoritas

masyarakat yang hendak melanggar norma – norma, baik hukum, sosial

atau adat. Disamping itu, banyaknya penduduk yang hidup di bawah garis

kemiskinan membuat corak kehidupan yang khas di kalangan tertentu.

Kurangnya SDM, pemahaman agama yang “kurang” menambah

kompleksitas yang lain.25

Desa Kedungwungu, sebagai sebuah komunitas yang 100%

warganya beragama Islam, sedikit banyak, masyarakatnya melakukan

amalan bercorak ubudiyah. Salah satunya adalah zakat; terutama zakat

pertanian yang menjadi sektor terpenting dan utama dalam masyarakat.

Dalam Islam, menunaikan zakat pertanian yang telah mencapai nishab

(batasan tertentu), terutama tanaman padi yang menjadi andalan warga

24

. Disarikan dari wawancara dengan KH Iskandar; warga Dusun Lobang Tengah; salah

satu tokoh agama di desa Kedungwungu pada 29 Desember 2010. 25

. Seakan mengamini KH Iskandar, salah satu tokoh masyarakat dari Dusun Krajan,

Mbah Suprapto mengungkapkan panjang lebar tentang kharakter Desa Kedungwungu.

Page 56: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · yang selalu menjadi obat dikala penulis sakit, yang selalu memberi kedamaian,

45

desa, adalah fardhu ‘ain alias wajib,26

karenanya, banyak warga yang

menunaikan zakat tanaman padi. Namun, pada kenyataannya, selama ini

yang terjadi adalah bahwa penunaian zakat, kali sering tidak (belum)

sesuai dengan Nishab. Ini kemudian yang menjadi masalah.

Banyak masyarakat dalam menunaikan zakat tanaman, disesuaikan

dengan pengetahuan masing – masing individu. Hal ini yang kemudian

pada 1997 lalu, pemerintah desa lewat kepala desa saat itu Ali Rahmat

mencoba membentuk Badan Amil Zakat, Infak dan Shadaqah (BAZIS)

tingkat desa. Namun, kurangnya SDM dan pengelolaan yang baik, BAZIS

yang baru kali pertama didirikan dalam sejarah desa ini, hanya bertahan

satu tahun (dua kali panen).27

Hingga kini, masyarakat yang hendak menunaikan zakat tanaman

padi, sesuai dengan situasi dan keinginan hati mereka.28

Artinya

kemudian, saat ini, pengetahuan dan keimanan mereka menjadi standar

paling menentukan dari sedikit banyaknya penunaian tersebut. Hal ini

kemudian berevolusi menjadi semacam kearifan local (local wisdom)

dalam penunaian zakatnya. Masyarakat kebanyakan pun, terutama kaum

wanita, mempunyai cara tersendiri untuk mendapatkan jatah zakat yang

26

. Hasbi ash-Shiddieqy, Pedoman Zakat, Semarang, Pustaka Rizki Putra, Cet. Ke-2, Edisi

Ke-3, 2010, Hal. 41 27

. Wawancara dengan mantan kepala Desa Kedungwungu Bapak H Ali Rahmat pada 21

April 2011. 28

. Disarikan dari wawancara dengan Bapak Suyono warga Dusun Lobang Tengah pada

16 April 2011. Hal ini juga dikuatkan oleh beberapa warga yang penulis temui, antara lain Ibu

Sugimah warga Dusun Tergoso pada 20 April 2011, Ibu Darseh; warga Dusun Depok pada 22

April 2011, Bapak Purnomo warga Dusun Lobang Lor pada 25 April 2011.

Page 57: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · yang selalu menjadi obat dikala penulis sakit, yang selalu memberi kedamaian,

46

mereka yakini menjadi hak mereka. Hal ini kemudian menjadi sebuah

tradisi tersendiri dalam masyarakat desa yang unik menarik.29

C. Pelaksanaan Pembayaran Nishab Zakat Tanaman Padi Di Desa

Kedungwungu

Berbeda dengan zakat binatang ternak yang ada batasan waktu

(haul; biasanya satu tahun), zakat tanaman padi tidak memiliki haul satu

tahun, karena pertumbuhan harta telah sempurna pada saat panen tiba.30

Sedang untuk nishab, tanaman padi wajib dizakati jika hasil panen telah

mencapai lebih dari lima (5) sha’. Data dan fakta yang Penulis dapatkan

saat melakukan penelitian di Desa Kedungwungu menunjukkan, bahwa

pelaksanaan pembayaran nishab zakat tanaman padi di Desa

Kedungwungu, banyak yang belum (tidak) sesuai dengan hukum Syara’.

Lebih jelas, di bawah ini adalah tabel tentang Pelaksanaan Pembayaran

Nishab Zakat Tanaman Padi Di Desa Kedungwungu yang penulis

dapatkan di lapangan, saat penulis melakukan investigasi dan wawancara

dengan 55 warga desa:

29

. Wawancara dengan K Hasan; salah satu tokoh agama dan petani dari Dusun Sambeng

yang mempunyai lahan cukup luas, mencapai 2,55 Ha. Pada 13 April 2011. 30

. Hikmat Kurnia dkk, Panduan Pintar Zakat, Jakarta, QultumMedia, 2008, hal. 226

Page 58: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · yang selalu menjadi obat dikala penulis sakit, yang selalu memberi kedamaian,

47

No Pelaksanaan

Zakat Padi

Volume Keterangan Prosentase

1 Sesuai dengan

nishab

13 penunaian zakat

dilaksanakan sesuai

dengan hukum syara’

berapapun hasil panen

23, 63 %

2 Sesuai tingkat

keimanan

petani saat itu

15 Para petani memang

menunaikan zakat,

namun kuantitas zakat

yang ditunaikan kali

sering tidak sesuai

dengan ketentuan

syara’

27, 27 %

3 Sesuai situasi

hasil panen

23 Mayoritas, jika gagal

panen atau rugi, banyak

diantara mereka yang

tidak menunaikan zakat

41, 81 %

4 Enggan

menunaikan

zakat

4 Merasa bahwa zakat

bukan kewajiban

mereka, namun

kewajiban orang yang

mampu.

7, 27 %

Jumlah Total 55 – 100 %

Hasil wawancara dari berbagai sumber

Pada kolom No 1, menunjukkan petani yang menunaikan zakat

sesuai dengan kadar dan nishab, sedang pada No 2 – 4, adalah data

penunaian yang tidak sesuai dengan kadar nishab zakat tanaman padi yang

telah ditentukan Syara’. Prosentase petani yang menunaikan kadar zakat

sesuai hukum syara’/nishab “hanya” 23, 63 %. Sementara 27, 27 % lebih

mengutamakan keadaan atau tingkat iman mereka saat itu. Mereka tetap

melaksanakan penunaian zakat, namun kadarnya kurang dari aturan

(nishab) yang telah ditentukan oleh syara’, kemudian yang 41, 81 % lebih

mengutamakan situasi panen yang terjadi. Mereka juga tetap menunaikan

zakat, namun kadarnya juga kurang dari ketentuan. Kemudian yang

selanjutnya ada 7,27 % petani menyatakan diri enggan menunaikan zakat.

Page 59: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · yang selalu menjadi obat dikala penulis sakit, yang selalu memberi kedamaian,

48

Para kiai setempat, atas kesadaran sendiri dan secara intuitif,

terutama saat musim panen tiba, berkali – kali menyampaikan betapa

penting dan wajibnya menunaikan ibadah zakat sesuai dengan syara’, baik

untuk diri si penunai, maupun masyarakat fakir miskin yang

membutuhkan. Banyak tokoh agama yang telah mengupayakan dalam

berbagai kesempatan, termasuk memberi contoh bil khal (dengan tindakan

nyata) dalam melaksanakan salah satu rukun Islam tersebut.31

Pemerintah

desa, melalui kepala desa baru yang kini dijabat Ahmadi (yang merupakan

lulusan pondok pesantren) sudah punya rencana untuk kembali mendirikan

BAZIS.

Di sisi lain, masyarakat, terutama yang mempunyai pengetahuan

agama, keimanan kuat dan mampu secara ekonomi, pada dasarnya sepakat

untuk menunaikan zakat sesuai dengan Nishab, namun, terkadang, karena

situasi dan kondisi di lapangan, banyak dari mereka berfikir dua kali untuk

menerapkannya. Hal ini juga dipertajam dengan kelompok yang dengan

berbagai alasan, enggan membayar zakat.32

Mereka membangun berbagai

31

. Wawancara dengan Bapak Solichin; salah satu guru madrasah yang dituakan di Desa

Kedungwungu pada 12 April 2011, juga hasil wawancara penulis dengan kades Ahmadi pada 15

April 2011. Ahmadi menjelaskan bahwa dia masih ragu untuk mendirikan BAZIS karena dibayang

– bayangi oleh kegagalan pendahulunya. Ahmadi masih menunggu perintah dari pemerintah

kecamatan atau kabupaten. Atau jika pemerintah tidak memberi perintah, himbauan atau

semacamnya, Ahmadi berharap mendapatkan legalitas, baik berupa surat himbauan atau perintah

atau semacamnya dari instansi terkait, dalam hal ini adalah Departemen Agama (DEPAG),

minimal dari DEPAG Kecamatan. Tanpa surat legalitas, Kades muda ini tidak mempunyai

keberanian untuk mendirikan dan mengoperasionalkan BAZIS. Mungkin terkesan ironis, namun

itulah kenyataan yang terjadi 32

. Ada beberapa warga yang tidak mau disebut namanya, dengan terang – terangan

menolak membayar zakat (meski saat ditanya jika ada BAZIS yang dikelola secara professional,

mereka tidak menolaknya), mereka melihat, bahwa membayar (bukan menunaikan) zakat itu

Page 60: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · yang selalu menjadi obat dikala penulis sakit, yang selalu memberi kedamaian,

49

argumen rasional untuk membenarkan keengganan mereka dalam

menunaikan zakat tanaman padi yang mereka ketahui wajib mereka

tunaikan.

diwajibkan hanya untuk orang – orang yang kaya dan mandiri secara ekonomi. Namun bagi petani

yang miskin seperti mereka (kebanyakan dari mereka menyebut mereka miskin dan layak tidak

membayar zakat), membayar zakat tidak wajib, namun sunnah.

Page 61: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · yang selalu menjadi obat dikala penulis sakit, yang selalu memberi kedamaian,

50

BAB IV

ANALISIS PELAKSANAAN PEMBAYARAN NISHAB ZAKAT

TANAMAN PADI DI DESA KEDUNGWUNGU KECAMATAN

TEGOWANU KABUPATEN GROBOGAN.

A. Analisis Pelaksanaan Pembayaran Nishab Zakat Tanaman Padi Di

Desa Kedungwungu.

Sebelum menganalisa, perlu diketahui, bahwa tanaman padi tidak

disebut dalam al-Qur’an. Padi masuk dalam katagori hasil tanaman yang

wajib dizakati, karena di-qiyas-kan dengan gandum; sama – sama

tumbuhan yang mengenyangkan atau bahan makanan pokok. Dengan

demikian, wajib zakat kedua bahan makanan pokok ini sama, yakni 10 %

untuk lahan tadah hujan, dan 5 % untuk lahan irigasi. Wajib zakat (seperti

juga untuk tanaman padi) adalah hak yang telah ditentukan oleh syara’.1

Zakat diberlakukan bertujuan untuk membersihkan harta yang dimiliki,

selain juga untuk menguji keimanan seorang muslim atas perintah

(kewajiban) yang “dibebankan” oleh Allah SWT kepadanya.

Seorang muzakki, bisa memanfaatkan wajib zakat sebagai bentuk

dari rasa syukur atas nikmat dan karunia yang diberikan Allah kepadanya.

Selain dua hal di atas, zakat juga mampu dijadikan sebagai instrument oleh

muzakki untuk menjalin hubungan sosial yang harmonis dengan sesama.

Dia bisa berbagi rizki, kenikmatan dan kebahagiaan dengan para tetangga,

1. Muhammad Abqary Abdullah Karim, Abdul Al-Hamid Mahmud Al-Ba’ly, terj,

Ekonomi Zakat; Sebuah Kajian Moneter dan Keuangan Sya’riah, Jakarta, Rajagrafindo Persada,

2006, Hal. 4

Page 62: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · yang selalu menjadi obat dikala penulis sakit, yang selalu memberi kedamaian,

51

terutama yang kekurangan dan butuh pertolongan. Dengan melaksanakan

zakat, harta yang dimiliki pun bisa lebih aman, karena para tetangga secara

tidak langsung juga akan membantu menjaganya. Pendek kata, orang suka

berzakat, mempunyai kualitas berteman dan tetangga sangat baik dan

terbuka lebar untuk diterima di lingkungan sosialnya.

Meski demikian, tidak jarang, apa yang diingikan berbanding 1800

dengan kenyataan. Kondisi ekonomi yang pas – pasan ditambah kebutuhan

hidup yang luar biasa banyaknya, membuat seseorang yang hendak

menunaikan zakat, kembali berfikir berpikir ulang. Hal ini juga terjadi

dalam kehidupan para petani di Desa Kedungwungu – Tegowanu

Grobogan. Hasil penelitian di lapangan menunjukkan, pelaksanaan

pembayaran nishab zakat tanaman padi di Desa Kedungwungu yang sesuai

dengan hukum syara’ ternyata hanya dilaksanakan oleh 23, 63 % dari 547

petani yang ada. Sementara 76, 37 % petani yang lain, terbagi menjadi

tiga golongan yang berbeda; 27, 27 % petani lebih mengutamakan dan

mengedepankan keadaan atau tingkat iman dan perasaan mereka saat itu.

Jika lagi senang dan bahagia (meski tidak berhubungan dengan panen),

mereka tidak segan untuk menunaikan zakat tanaman padi sesuai dengan

hukum syara’, kemudian yang 41, 81 % lebih mengutamakan situasi

panen yang terjadi; hasil panen yang mereka dapatkan, menguntungkan

mereka ataukah merugikan. Jika panen menguntungkan, kesempatan

petani untuk menunaikan zakat tanaman padi sesuai nishab kemungkinan

Page 63: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · yang selalu menjadi obat dikala penulis sakit, yang selalu memberi kedamaian,

52

besar terpenuhi, namun bila keuntungan kecil atau merugi, mereka

menunaikan zakat ala kadarnya.

Dua golongan terakhir ini tetap melaksanakan pembayaran zakat

tanaman padi, namun jumlah zakat yang mereka keluarkan tidak sesuai

kadar nishab sebesar 10 atau 5 % seperti yang telah ditetapkan hukum

syara’, meski saat diwawancarai, mereka sebenarnya hendak menunaikan

zakat sesuai dengan kadar nishab, namun, keadaan yang serba kekurangm

membuat mereka menunaikan zakat ala kadarnya. sedang satu golongan

lainnya yang berjumlah sekitar 7,27 % dari petani, menyatakan diri enggan

menunaikan zakat. Meski mereka tau bahwa menunaikan zakat tanaman

padi hukumnya wajib.

Faktor dan alasan yang membuat petani membayar zakat kurang

dari kadar nishab dan yang enggan menunaikan zakat adalah:

1. Padi yang dihasilkan digunakan untuk membayar utang atau

kebutuhan lain yang sebelumnya telah mereka rancang.

2. Bagaimana hendak dizakati, padi hasil panen masih kurang untuk

memenuhi kebutuhan hidup mereka.

3. Dari awal sudah tidak ada keinginan untuk menunaikan zakat,

karena merasa padi yang ditanam mutlak untuk dimiliki sendiri,

karena selama ini, merekalah yang banting tulang menanam,

merawat dan memanen.

Page 64: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · yang selalu menjadi obat dikala penulis sakit, yang selalu memberi kedamaian,

53

B. Analisis Tinjauan Hukum Islam Tentang Pelaksanaan Pembayaran

Nishab Zakat Tanaman Padi di Desa Kedungwungu Kecamatan

Tegowanu Kabupaten Grobogan.

Pelaksanaan Pembayaran Nishab Zakat Tanaman Padi di Desa

Kedungwungu Kecamatan Tegowanu Kabupaten Grobogan Ditinjau dari

perspektif Hukum Islam bisa dibilang memprihatinkan. Hanya dilakukan

oleh sekitar 23, 63 % dari petani yang ada. Artinya, sekitar 76, 37 % petani

menyalahi aturan/ketentuan yang telah ditetapkan oleh Islam.

Allah SWT mewajibkan zakat bukan untuk sekedar mensucikan

diri si wajib zakat, atau sekadar meningkatkan rasa belas kasih terhadap

sesama manusia, akan tetapi lebih dari itu, bahwa Allah menginginkan

agar antarmuslim bisa hidup saling tolong menolong, mempunyai rasa

solidaritas sosial yang tinggi dan nantinya suatu saat mampu membangun

suatu bangunan kebersamaan yang kuat antarmereka. Dengan zakat, kita

belajar mensucikan jiwa kita dan teman kita.

Seorang muslim dianggap dosa jika dia enggan menunaikan zakat.2

Karena dengan tidak melaksanakan kewajiban zakat, dia bisa dianggap

mengingkari kehidupan di dunia dan diakhirat. Karena tujuan zakat adalah

menata hubungan vertikal (dengan Allah SWT) dan horizontal sekaligus.

Secara vertical, dia mengakui sebagai kewajiban sekaligus wujud

ketaqwaan sekaligus rasa sukur seorang hamba kepada Tuhannya atas

nikmat yang dilimpahkan kepadanya. Disamping juga sebagai instrument

2. Nor Hasanuddin, terj, Sayyid Sabiq, Fiqih Sunah, Jakarta, Pena Pundi Aksara, 2004,

hal. 506

Page 65: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · yang selalu menjadi obat dikala penulis sakit, yang selalu memberi kedamaian,

54

untuk membersihkan dan mensucikan diri dan harta yang diberikan

kepadanya. Dalam kontek ini, zakat bertujuan untuk menata hubungan

seorang hamba dengan Tuhannya.

Sedangkan secara horizontal, zakat bertujuan mewujudkan rasa

keadilan sosial dan kasih sayang diantara pihak yang memberi dan diberi.

Dampaknya, mampu memperkecil problem dan kesenjangan sosial serta

ekonomi masyarakat (umat). Dalam konteks ini, zakat diharap mampu

mewujudkan pemerataan dan keadilan sosial diantara sesama manusia.

Di sini, kepekaan dan kepatuhan Warga Kedungwungu terkait

dengan agama mereka perlu dipertanyakan. Hal ini bisa karena banyak hal,

yang pertama, situasi ekonomi yang sangat tidak mendukung zakatisasi

yang ada dalam diri petani. Satu sisi, petani hanya mengandalkan hasil

tanaman yang ditanam dengan sesekali, bagi yang nyambi beternak, bisa

menjual ternaknya untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari. Kedua,

perkembangan zaman yang pesat, membuat nalar mereka sedikit banyak

berubah. Hidup gotong royong, saling menghargai, kesetiakawanan,

nampaknya mulai tergerus oleh globalisasi dan individualime yang kini

juga melanda mereka. Salah satu dampaknya pada masyarakat

Kedungwungu adalah sebagian hasil panen yang seharusnya mereka

gunakan untuk membayar zakat, mereka gunakan untuk memenuhi

kebutuhan lain. Hal ini rupanya berperan cukup signifikan.

Page 66: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · yang selalu menjadi obat dikala penulis sakit, yang selalu memberi kedamaian,

55

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian di atas, berdasar pada data di lapangan dan hasil

analisis penulis, kiranya penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai

berikut:

Masyarakat Desa Kedungwungu, mengetahui bahwa menunaikan

Zakat Tanaman Padi sesuai dengan kadar Nishab, hukum-nya fardhu

‘ain. Namun dalam pelaksanaan pembayaran zakat tanaman padi,

hanya 23, 63 % dari masyarakat tani yang menunaikan kewajiban

zakat tanaman padi sesuai dengan kadar nishab yang telah ditentukan

syara’. Sedang yang lainnya tidak sesuai kadar nishab, dengan alasan

sebagai berikut; Pertama, 27, 27 % petani, menunaikan zakat sesuai

dengan tingkat keimanan mereka (termasuk suasan hati dan perasaan)

saat panen. Kedua, 41, 81 % petani, menunaikan zakat dengan melihat

hasil panen. Dan Ketiga, 7, 27 % petani enggan menunaikan zakat.

Dengan demikian, meski mereka paham kewajiban zakat dan ingin

menunaikan sesuai dengan nishab, namun dalam kenyataannya,

tingkat keimanan masyarakat Kedungwungu memprihatinkan. Bahwa

dengan predikat 100 % warga beragama Islam, mereka hanya

menyisakan 23, 63 % warga yang melaksanakan pembayaran nishab

zakat tanaman padi sesuai dengan kadar yang ditentukan hukum syara’

Page 67: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · yang selalu menjadi obat dikala penulis sakit, yang selalu memberi kedamaian,

56

B. Saran

Ada beberapa saran dari penulis yang mungkin bisa dijadikan

referensi bagi kita yang berkepentingan atau minimal yang hendak intens

dengan pemenuhan zakat sesuai hukum syara’, khususnya zakat tanaman,

lebih khusus lagi zakat tanaman padi:

Sebagai seorang muslim, kita harus meyakini dengan seyakin –

yakinnya bahwa penunaian zakat tanaman, khususnya padi yang telah

sampai nishab, adalah fardhu ‘ain alias wajib. Di sinilah, sebagai

bagian tak terpisahkan dari makhluk sosial, kepekaan dan kepedulian

sosial kita diuji oleh agama. Termasuk juga keimanan kita. Allah SWT

pasti mempunyai rahasia dibalik kewajiban – kewajiban yang

dibebankan kepada kita. Tugas kita adalah melaksanakan kewajiban

tersebut sembari menikmati prosesnya dan mencari hikmah di balik

kewajiban agama tersebut, terkhusus tentang penunaian zakat tanaman

padi. Di sinilah, rahasia agama perlahan namun pasti, akan terkuak.

Dan berbahagialah muslim yang mampu menikmati proses ketaqwaan

ini. Selain meyakini, alangkah baiknya jika kita juga mempelajari

dengan seksama tentang aturan – aturan yang mengelilingi kewajiban

tersebut. Jangan sampai kita salah langkah, yang berdampak pada

terhambatnya keikhlasan kita dalam melaksanakan kewajiban tersebut,

terutama tentang masalah penunaian zakat. Bukankah Allah SWT

memerintahkan kita untuk terus mencari dan menggali ilmu dari kita

kecil hingga meninggal dunia?. Nah (sekali lagi), sebagai seorang

Page 68: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · yang selalu menjadi obat dikala penulis sakit, yang selalu memberi kedamaian,

57

hamba sekaligus khalifah, sudah menjadi tugas kita untuk belajar dan

mengamalkan ilmu kita.

C. Penutup.

Tidak lupa dengan mengucap segala puja dan puji syukur kepada

Sang Hyang Maha Sempurna atas segala karunia, rahmat, taufiq, hidayah

dan inayah-Nya, Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan tuntas. Skripsi ini merupakan hasil maksimal yang dapat penulis

saji dan persembahkan. Meski demikian, Penulis meyakini, skripsi ini

masih jauh dari kata memadai. Karenanya, kritik yang bersifat

membangun, penulis harapkan dari berbagai pihak, hingga karya ini bisa

menjadi lebih baik dan berguna.

Demikian, skripsi ini penulis susun dan buat, semoga apa yang

penulis lakukan ini bermanfaat, tidak hanya untuk penulis secara pribadi,

tetapi juga kepada para pembaca skripsi ini. Amin.

Wassalamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarokaatuh

Page 69: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · yang selalu menjadi obat dikala penulis sakit, yang selalu memberi kedamaian,

DAFTAR PUSTAKA

- Al-Jauziyah, Ibn al-Qayyim, I’lam al-Muwaqqi’in, Juz 1, Beirut, Dar al-Fikr

- Ash-Shiddieqy, Hasbi, Pedoman Zakat, Semarang, Pustaka Rizki Putra, Cet.

Ke-2, Edisi Ke-3, 2010.

- Ash-Shiddieqy, TM Hasbi, Pedoman Zakat, Jakarta, Bulan Bintang, 1953

- Asnaini, Zakat Produktif; dalam Perspektif Hukum Islam, Yogyakarta,

Pustaka Pelajar, 2008.

- Azwar , Saifudin, Metode Penelitian, Pustaka Pelajar Offset, Yogyakarta:

1998,

- Bakry, Nazar, Fiqh dan Ushul Fiqh, Jakarta, PT RajaGrafindo Jaya, Edisi Ke-

1, Cet. Ke-3, 1996.

- -----------------, Bappeda dan Badan Pusat Statistik (BPS), Kabupaten

Grobogan Dalam Angka 2004, Purwodadi: Bappeda Kabupaten

Groboan dengan BPS Kabupaten Grobogan, 2005.

- Basyir, Ahmad Azhar, Hukum Zakat, Yogyakarta, Majlis Pustaka PP

Muhammadiyah, Cet. Ke-1, 1997.

- -----------------, Buku Monografi Desa/Kelurahan Desa Kedunguwungu,

Kecamatan Tegowanu Kabupaten Grobogan, Nomor Kode:

3315182013, Purwodadi, Dinas Kependudukan dan Pencatatan

Sipil, 2009

- Bungin, M Burhan, "Metodologi Penelitian Kuantitatif; Komunikasi, Eknomi

dan Publik serta Ilmu – Ilmu Sosial lainnya” Jakarta, Kencana,

2004.

- Daud, Ma’mur, Terj. Sahih Muslim Jilid I, Jakarta, Widjaya, Cet-3, 1993.

- -----------------, Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan

Terjemahannya, Jakarta, Departemen Agama RI, 2002, hal. 343.

- Gazali, M Iqbal A, et al, Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, terj,

Syarat - Syarat Wajib Zakat, islamhouse.com, 2010.

- Ghoffar M Abdul, Syaikh Kamil Muhammad ‘Uwaidah, terj, Fiqih Wanita;

Edisi Lengkap, Jakarta, Pustaka Al-Kautsar, Cet Ke-23, 2006.

- Hamidy, Zainudnin Dkk, Terj Sahih Bukhari jilid I, Jakarta, PT Bumirestu,

Cet. Ke-13, 1992.

Page 70: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · yang selalu menjadi obat dikala penulis sakit, yang selalu memberi kedamaian,

- Hasan, A, Terj. Bulughul – Maram, Ibn Hajar al-Asqalani, Bandung, CV

Diponegoro, Jilid I, Cet. Ke-14, 1988.

- Hasan, Amirx, Garis – Garis Besar Fiqh, Jakarta, Prenada Media, 2003.

- Hasan, M. Ali, Zakat dan Infak; Salah Satu Solusi Mengatasi Problem Sosial

di Indonesia, Jakarta, Kencana Prenada Media Group, Cet. Ke-

2, 2006.

- Hasanuddin, Nor, terj, Sayyid Sabiq, Fiqih Sunah, Jakarta, Pena Pundi

Aksara, 2004.

- http://id.wikipedia.org/wiki/Tegowanu, Grobogan

- http://library.walisongo.ac.id/digilib/gdl.php?mod=search&s=dc&dc=zakat&t

ype=all

- Karim, Muhammad Abqary Abdullah, Abdul Al-Hamid Mahmud Al-Ba’ly,

terj, Ekonomi Zakat; Sebuah Kajian Moneter dan Keuangan

Sya’riah, Jakarta, Rajagrafindo Persada, 2006.

- Khallaf, Abdul al-Wahab, I’lm Ushul al-Fiqh, Jakarta, Maktabah Dar al-

Da’wah al-Islamiyah Syabab al-Azhar, 1990.

- -----------------, Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah (KHES), Jakarta,

PPHIMM, Edisi Revisi; XXII, 2009.

- Kurnia, Hikmat, Panduan Pintar Zakat; Harta Berkah, Pahala Bertambah,

Jakarta, QultumMedia, 2008.

- Laonso, Hamid elt, Hukum Islam Alternative; Solusi Terhadap Masalah Fiqh

Komteporer, Jakarta, Restu Ilahi, 2002.

- Mahyuddin, Masailul Fiqhiyyah; Berbagai Kasus yang dihadapi Hukum

Islam masa kini, Jakarta, Radar Jaya Offset, Cet. Ke-7, 2008.

- Mufraini, Arif, Akuntanasi dan Menajemen Zakat; Mengkomunikasikan

Kesadaran dan Membangun Jaringan, Jakarta, Prenada Media

Agroup, 2006.

- Mufraini, Arif, Akuntanasi dan Menajemen Zakat; Mengkomunikasikan

Kesadaran dan Membangun Jaringan, Jakarta, Prenada Media

Agroup, 2006.

- Nasional, Pusat Bahasa Departemen, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

Jakarta, Balai Pustaka, Edisi Ke-3, Cet. Ke-2, 2002.

- Nasution, Lahmuddin, Fiqh 1, Jakarta, Bulan Bintang, 1987.

Page 71: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · yang selalu menjadi obat dikala penulis sakit, yang selalu memberi kedamaian,

- Nawawi, Hadari, Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gajah Mada

University Press, 1995.

- Nuruddin, Ali, Zakat Sebagai Instrument dalam Kebijakan Fiskal, Jakarta,

RajaGrafindo Persada, 2006.

- Pujiyanto, Diversifikasi Pilihan Politik Kiai dalam Pilkada Langsung di

Kabupaten Grobogan Tahun 2006, Perpustakaan Fakultas

Syari’ah IAIN Walisongo Semarang, 2008 (skripsi tidak

diterbitkan).

- -----------------, Pusat Bahasa Departemen Nasional, Kamus Besar Bahasa

Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, Edisi Ke-3, Cet. Ke-2, 2002.

- Qudaimah, Abi Muhammad Abdullah ibn Muhammad ibn, al-Mughni ‘Ala

Muhtasar Khalqi, Juz Tsani, Beirut, Darul Kutub al-‘Alamiyah,

621 H.

- Rofiq, Ahmad, Fiqh Kontekstual; dari Normatif ke Pemaknaan Sosial,

Yogyakarta, kerja sama Pustaka Pelajar dan LSM DAMAR

Semarang, 2004.

- Sabiq, Fiqh al-Sunnah Li al-Syaikh Sayyid, Jilid I.

- Shiddiq, Abdul Rosyad, Syaikh Hasan Ayyub Fiqh Ibadah, terj Fiqh Ibadah,

Sebuah Pengantar, Jakarta, Pustaka Al-Kautsar, 2004.

- Shiddiqi, Nourouzzaman, Fiqh Indonesia; Penggagas dan Gagasannya,

Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 1996.

- Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Alfabeta,

Bandung: 2008.

- Suryabrata, Sumardi, Metodologi Penelitian, Cet. Ke-II, PT Raja Grafindo

Persada, Jakarta: 1998.

- Syarifuddin, Amir, Garis- Garsi Besar Fiqh, Jakarta, Prenada Media, 2003.

- Wawancara dengan Bapak Abdul Munif.

- Wawancara dengan Bapak Ahmadi; Kepala Desa Kedungwungu

- Wawancara dengan Bapak Budiharyanto; ketua Kelompok Tani Sidodadi.

- Wawancara dengan Bapak H Ali Rahmat.

- Wawancara dengan Bapak Joko Suhardi; Sekretaris Desa.

Page 72: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · yang selalu menjadi obat dikala penulis sakit, yang selalu memberi kedamaian,

- Wawancara dengan Bapak Maswan (Kaur Pembangunan Desa).

- Wawancara dengan Bapak Moh Karno; Ketua Kelompok Tani Sidomulyo I

- Wawancara dengan Bapak Muh Suparmin; ketua Kelompok Tani Sidounggul.

- Wawancara dengan Bapak Purnomo

- Wawancara dengan Bapak Solichin.

- Wawancara dengan Bapak Son Haji

- Wawancara dengan Bapak Sukardi

- Wawancara dengan Bapak Sukarno.

- Wawancara dengan Bapak Supiyono; ketua Kelompok Tani Sidomulyo 2

- Wawancara dengan Bapak Sutikno

- Wawancara dengan Bapak Suwardi

- Wawancara dengan Bapak Suyono

- Wawancara dengan Ibu Darseh

- Wawancara dengan Ibu Masri’ah

- Wawancara dengan Ibu Munyaroh

- Wawancara dengan Ibu Ngatri’ah.

- Wawancara dengan Ibu Siti Masri’ah.

- Wawancara dengan Ibu Suliyem

- Wawancara dengan Ibu Sutiyem.

- Wawancara dengan K Hasan.

- Wawancara dengan KH Iskandar

- Wawancara dengan Mbah Sudarno

Page 73: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · yang selalu menjadi obat dikala penulis sakit, yang selalu memberi kedamaian,

DRAFT WAWANCARA UNTUK SKRIPSI

“TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PELAKSANAAN

PEMBAYARAN KADAR NISHAB ZAKAT TANAMAN PADI DI DESA

KEDUNGWUNGU KECAMATAN TEGOWANU KABUPATEN

GROBOGAN”

1. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu/Saudara tentang zakat tanaman padi?

2. Bagaimana realisasi pemenuhan zakat tanaman padi di Desa

Kedungwungu ini?

3. Zakat itu diambil amil zakat atau diantar oleh petani sendiri?

4. Adakah petugas khusus amil zakat?

5. Bagaimana peran pemerintah desa selama ini terhadap realisasi

pemenuhan zakat?

6. Sebenarnya bagaimana sikap masyarakat umum terhadap pemenuhan

zakat, terutama pada tanaman padi?

7. Siapa yang bertanggungjawab terhadap pengambilan atau pencatatan zakat

pada tanaman padi?

8. Disalurkan kemana harta zakat tersebut?

9. Pernahkah ada orang atau organisasi yang mengusulkan pengelolaan hasil

dari zakat di desa ini?

10. Harapan bapak terhadap pemenuhan zakat tanaman padi ini? Adakah

usulan atau masukan

Kedungwungu, 09 Maret 2011

Nara sumber

( )

Page 74: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · yang selalu menjadi obat dikala penulis sakit, yang selalu memberi kedamaian,

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Saniatin

NIM : 062311013

Jurusan : Muamalah

Fakultas : Syari’ah

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, Tanggal Lahir : Grobogan, 14 Januari 1988

Agama : Islam

Alamat : Dusun Nglobang Tengah, Desa Kedungwungu,

Rt/Rw 03/04, Kec. Tegowanu, Kab. Grobogan,

Jawa Tengah

Riwayat Pendidikan :

- Sekolah Dasar Negri 03 (SDN 03) Kedungwungu, Lulus Tahun 1999.

- Sekolah Madrasah Tsanawiyah YASUA (Mts) YASUA Pilang Wetan –

Demak,

Lulus Tahun 2002.

- Madrasah Aliyah Muhamadiyah (MAM) Pekalongan, Lulus Tahun 2005.

- IAIN Walisongo Semarang Fakultas Syariah

Semarang, 14 Juli 2011

Saniatin 062311013