70
i TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI IKAN DI KOLAM PEMANCINGAN DENGAN SISTEM JATAHAN (Studi Kasus di DesaBunkate Kec.Jonggat Kab. LombokTengah) OLEH HAFIDAYATI 152.141.029 JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)MATARAM 2018

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI IKAN …etheses.uinmataram.ac.id/1382/1/Hafidayati 152141029.pdf · Jual beli merupakan salah satu kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI IKAN …etheses.uinmataram.ac.id/1382/1/Hafidayati 152141029.pdf · Jual beli merupakan salah satu kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

i

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI IKAN DI KOLAM PEMANCINGAN DENGAN SISTEM JATAHAN

(Studi Kasus di DesaBunkate Kec.Jonggat Kab. LombokTengah)

OLEH

HAFIDAYATI 152.141.029

JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)MATARAM 2018

Page 2: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI IKAN …etheses.uinmataram.ac.id/1382/1/Hafidayati 152141029.pdf · Jual beli merupakan salah satu kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

ii

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI IKAN DI KOLAM PEMANCINGAN DENGAN SISTEM JATAHAN

(Studi Kasus di Desa Bunkate Kec. Jonggat Kab. Lombok Tengah)

Skripsi

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Hukum

OLEH

HAFIDAYATI 152.141.029

JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)MATARAM 2018

Page 3: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI IKAN …etheses.uinmataram.ac.id/1382/1/Hafidayati 152141029.pdf · Jual beli merupakan salah satu kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

iii

Page 4: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI IKAN …etheses.uinmataram.ac.id/1382/1/Hafidayati 152141029.pdf · Jual beli merupakan salah satu kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

iv

Page 5: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI IKAN …etheses.uinmataram.ac.id/1382/1/Hafidayati 152141029.pdf · Jual beli merupakan salah satu kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

vi

Page 6: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI IKAN …etheses.uinmataram.ac.id/1382/1/Hafidayati 152141029.pdf · Jual beli merupakan salah satu kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

vii

Motto

ث ف في البيع فإنه ين وكثرة الح إياك ي ح

“Jauhilah oleh kalian banyak bersumpah dalam berdagang, karena dia (memang biasanya) dapat melariskan dagangan tapi kemudian menghapuskan (keberkahannya).”(HR. Muslim no. 1607)

Page 7: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI IKAN …etheses.uinmataram.ac.id/1382/1/Hafidayati 152141029.pdf · Jual beli merupakan salah satu kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

viii

PERSEMBAHAN

Karya ilmiah ini kupersembahkan untuk :

1. Kedua orang tuaku Ayahanda Arifin dan Ibunda Mislah atas segala

pengorbanan, doa, dukungan moril dan meteril serta curahan kasih

sayang yang tak terhingga dan ucapan terimakasih saja takkan

pernah cukup untuk membalas kebaikan kalian, karena itu terimalah

persembahan bakti dan cinta ku untuk kalian bapak ibuku.

2. Saudara saya kakakku tercinta Suhaedayati,SPd. dan adik saya

Akhmad Yusuf walaupun kita tetap bertengkar setiap hari tapi

kalian selalu memberikan dukungan, semangat, senyum dan do’anya

untuk keberhasilan ini, cinta kalian adalah memberikan kobaran

semangat yang menggebu, terimakasih dan sayang ku untuk kalian.

3. Sahabat – sahabat saya Yuli Rosita, Azmiatin Sya’bani, Niswatin

Asparini yang telah memberikan semangat dan setia menunggu di

kampus dan teman seperjuangan yang telah memberikan semangat,

dan membantu dalam menyelesaikan skripsi ini dan memberikan

semangat, terutama keluarga besar Muamalah A angkatan tahun

2014.

4. Terima kasih juga buat keluarga besarku yang selalu mendukungku

5. Almamaterku tercinta UIN Mataram.

Page 8: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI IKAN …etheses.uinmataram.ac.id/1382/1/Hafidayati 152141029.pdf · Jual beli merupakan salah satu kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan

karunia-Nya yang senantiasa dilimpahkan sehingga penulis bisa menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktik Jual Beli Ikan

Di Kolam Pemancingan Dengan Sistem Jatahan (Studi Kasus di Desa Bunkate

Kec. Jonggat Kab. Lombok Tengah)”.

Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Nabi

Muhammad SAW, yang senantiasa menjadi figur dan contoh bagi seluruh umat Islam

dan semoga kelak kami semua bisa mendapat syafa’atnya. Amin.

Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak

terlepas dari bantuan dan dorongan motivasi dari semua pihak. Untuk itu penulis

ingin menyampaikan ucapan rasa terima kasih kepada beberapa pihak yang telah

banyak membantu atas bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

yaitu kepada :

1. Dosen Pembimbing Bapak Dr.KhairulHamim selaku pembimbing I dan Bapak Dr.

Gazali. M.H selaku pembimbing II yang telah menyediakan waktu, memberikan

pelajaran berharga, serta mendukung selama proses pembuatan skripsi dari awal

hingga selesai.

2. Dekan Fakultas Syariah Dr. H. Musawar, M.Ag

3. Ketua Jurusan Muamalah Sapruddin, M.Si

4. Rektor Universitas Islam Negeri Mataram Dr. H. Mutawali, M.Ag

Page 9: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI IKAN …etheses.uinmataram.ac.id/1382/1/Hafidayati 152141029.pdf · Jual beli merupakan salah satu kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

x

5. Bapak Ibu Dosen dan seluruh civitas akademik FS UIN Mataram yang telah

memberikan bimbingan, dan bantuan selama peneliti melaksanakan studi di UIN

Mataram.

6. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu yang telah terlibat

banyak membantu sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Semoga Allah memberikan rahmat dan karunia kepada semua pihak yang

telah banyak memberikan bantuan dan bimbingan dalam skripsi ini sehingga

penulis dapat menyelesaikan dengan baik, karena kemampuan penulis yang

terbatas. Oleh karenannya, saran dan kritikan yang sifatnya membangun, sangat

penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.

Mataram, 2018

Peneliti

HAFIDAYATI

Page 10: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI IKAN …etheses.uinmataram.ac.id/1382/1/Hafidayati 152141029.pdf · Jual beli merupakan salah satu kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................ i

HALAMAN JUDUL ................................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................. iii

NOTA DINAS PEMBIMBING .................................................................. iv

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .................................................... v

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... vi

HALAMAN MOTTO ................................................................................. vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. viii

KATA PENGANTAR ................................................................................. ix

DAFTAR ISI ................................................................................................ xi

ABSTRAK ................................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang .................................................................................. 1

B. Fokus Penelitian ................................................................................ 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................................... 5

1. Tujuan Penelitian ........................................................................ 5

2. Manfaat Penelitian ...................................................................... 5

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian .............................................. 6

E. Telaah Pustaka ................................................................................... 7

F. Kerangka Teoretik ............................................................................. 11

Page 11: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI IKAN …etheses.uinmataram.ac.id/1382/1/Hafidayati 152141029.pdf · Jual beli merupakan salah satu kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

xii

1. Pengertian Jual Beli .................................................................... 11

2. Dasar Hukum Jual Beli .............................................................. 13

3. Rukun dan Syarat Jual Beli ........................................................ 15

4. Bentuk-bentuk dalam jual beli ................................................... 19

5. Bentuk-bentuk dalamjual beli yang dilarang ............................. 20

6. Manfaat dan Hikmah Jual Beli ................................................... 23

7. PengertianKolam ........................................................................ 24

G. Metode Penelitian ............................................................................. 25

1. Pendekatan Penelitian ................................................................ 25

2. Kehadiran Peneliti ..................................................................... 25

3. Sumber dan Jenis Data .............................................................. 26

4. Pengumpulan Data ..................................................................... 27

5. Analisis Data.............................................................................. 29

6. Validitas Data ............................................................................ 30

7. Sistematika penulisan ................................................................ 32

BAB II PAPARAN DAN TEMUAN .......................................................... 34

A. GambaranUmumDesaBunkate ...................................................... 34

1. Sejarah Desa Bunkate ................................................................. 34

2. Latak Geografis ........................................................................... 35

3. Kependudukan............................................................................. 36

Page 12: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI IKAN …etheses.uinmataram.ac.id/1382/1/Hafidayati 152141029.pdf · Jual beli merupakan salah satu kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

xiii

B. Praktik Jual Beli Ikan di Kolam Pemancingan

Dengan Sistem Jatahan di Desa Bunkate Kec.

Jonggat Kab. Lombok Tengah ....................................................... 37

BAB III PEMBAHASAN ........................................................................... 42

A. Analisis praktik jual beli ikan di kolam

pemancingan dengan sistem jatahan di desa bunkate ................. 42

B. Tinjauan Hukum Islam Terhadap praktik jual beli

ikan dikolam pemancingan dengan sistem jatahan di

desa bunkate ................................................................................ 47

BAB IV PENUTUP ..................................................................................... 52

A. Kesimpulan ....................................................................................... 52

B. Saran-saran ........................................................................................ 53

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 55

LAMPIRAN

Page 13: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI IKAN …etheses.uinmataram.ac.id/1382/1/Hafidayati 152141029.pdf · Jual beli merupakan salah satu kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

xiv

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI IKAN DI KOLAM PEMANCINGAN DENGAN SISTEM JATAHAN (STUDI KASUS DI

DESA BUNKATE KEC. JONGGAT KAB. LOMBOK TENGAH)

Oleh:

HAFIDAYATI NIM: 152.141.029

ABSTRAK

Praktik jual beli kadang tidak mengindahkan hukum syara’ yang berlaku,

sehingga dapat merugikan satu dengan yang lainnya. kerugian tersebut ada kalanya berhubungan dengan obyek maupun harga yang ditentukan, hal itu terjadi karena ketidaktahuan masyarakat dalam hukum jual beli. Kegiatan jual beli ikan di Desa Bunkate Kec. Jonggat juga mengandung unsur kesamaran atau ketidakketahuan antara penjual dan pembeli mengenai objek yang akan diperoleh antara keduanya sesuai dengan akad yang sudah ditentukan keduanya, yaitu Jual Beli Ikan Di Kolam Pemancingan di Desa Bunkate Kec. Jonggat. Kegiatan jual beli ikan di kolam pemancingan dengan sistem jatahan di Desa Bunkate ini sudah menjadi kebiasaan masyarakat setempat sehingga sudah menjadi hal yang wajar dan bisa diterima oleh masyarakat umum juga penjual dan pembeli.

Berdasarkanpermasalahan diatas, telah di lakukan penelitian di pemancingan Desa Bunkate dengan rumusan masalah bagaimana praktek jual beli ikan di kolam pemancingan dengan sistem jatahan di Desa Bunkate Kec. Jonggat Kab. Lombok Tengah dan bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap praktik jual beli ikan di kolam pemancingan dengan sistem jatahan di Desa Bunkate Kec. Jonggat Kab. Lombok Tengah.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah pendekatan penelitian yang menggambarkan, menjelaskan, dan mengungkapkan masalah penelitian dengan kata-kata bukan dengan angka-angka.Adapun alasan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif adalah karena pokok masalah yang akan diteliti merupakan suatu proses dan interaksi antara manusia yang satu dengan yang lain secara alami. Sedangkan pengumpulan data yang dilakukan menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi.

Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan Jual beli ikan di kolam pemancingan yang dipraktekkan di Desa Bunkate ini tidak sah karena jual beli ini termasuk jual beli bathil dan didalamnya ada unsur gharar. Termasuk jual beli bathil karena ikan yang diperoleh pada saat memancing tidak pasti, dan itu merugikan salah satu pihak dan menguntungkan pihak lainnya.

Kata Kunci: TinjauanHukum Islam, JualBeliIkan di KolamPemancingan

Page 14: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI IKAN …etheses.uinmataram.ac.id/1382/1/Hafidayati 152141029.pdf · Jual beli merupakan salah satu kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Allah SWT telah menjadikan manusia masing-masing saling membutuhkan

satu sama lain supaya mereka saling tolong menolong dalam segala urusan

kepentingan hidup baik dengan jalan jual beli, sewa-menyewa, bercocok tanam,

atau yang lain nya, baik dalam urusan kepentingan sendiri maupun untuk

kemaslahatan umum.1 Tolong menolong antar sesama manusia dalam berbuat

kebaikan ini sangat dianjurkan dalam Islam sebagaimana firman Allah SWT

dalam surat Al-Maidah ayat 2 yang berbunyi:

Artinya: Dan tolong menolonglah kamu dalam berbuat kebaikan dan jangan

tolong menolong dalam berbuat kejahatan (dosa) dan aniaya.2

Banyak hal yang dapat dilakukan oleh seorang muslim untuk mewujudkan

tolong menolong tersebut seperti, memberikan pinjaman, dan memberikan

sedekah. Tidak hanya itu, dalam berbagai transaksi juga terdapat peluang untuk

memberi pertolongan kepada orang lain seperti dalam transaksi jual beli.

1Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, (Bandung :Sinar Baru Algensindo, 2010), h. 278. 2 QS. al Maidah (5): 2

Page 15: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI IKAN …etheses.uinmataram.ac.id/1382/1/Hafidayati 152141029.pdf · Jual beli merupakan salah satu kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

2

Jual beli merupakan salah satu kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

dan telah ada hukumnya yang jelas dalam Islam. Dengan jual beli seseorang atau

sekelompok orang bahkan negara dapat memenuhi kebutuhannya, namun di

dalam jual beli sendiri ada aturan yang sudah ditetapkan baik oleh Undang-

Undang maupun ketentuan agama (Islam). Hukumnya adalah boleh (jaiz) atau

(ibahah).3

Sebagaimana diketahui bahwa manusia tidak akan mencukupi kebutuhan

dirinya tanpa bantuan orang lain. Permasalahanya adalah jika jual beli tersebut

sudah sesuai dengan dasar suka sama suka, tetapi setelah jual beli tersebut

dilakukan ternyata mengandung perbuatan yang mengakibatkan kepada

kerusakan, maka hal ini tentu tidak baik.

Jual beli dianggap sah jika dilakukan dengan ijab dan qabul, kecuali untuk

barang-barang kecil seperti membeli kebutuhan sehari-hari maka tidak wajib

dengan ijab dan qabul, tetapi cukup dengan mu’athah (saling memberi) saja. Dan

hal itu merujuk pada kebiasaan yang berlaku di masyarakat tersebut. Ijab dan

qabul tidak mewajibkan kata-kata tertentu sebab yang menjadi ukuran dalam jual

beli adalah akad dan tujuannya bukan kata-kata dan bentuknya.4

Bentuk dan jenis jual beli sangat banyak dilakukan masyarakat muslim

termasuk praktik jual beli ikan di kolam pemancingan di desa Bunkate

Kecamatan Jonggat lokasi ini sangat dekat dengan sumber mata air, sehingga

3Ibid., h. 193. 4Sulaiman al-Faifi, Ringkasan Fiqih Sunnah, (Jakarta: Beirut Publishing, 2014), h. 763.

Page 16: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI IKAN …etheses.uinmataram.ac.id/1382/1/Hafidayati 152141029.pdf · Jual beli merupakan salah satu kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

3

tidak heran dengan masyarakat Bunkate banyak berprofesi membudidayakan

ikan sekaligus sebagai penjual ikan. Di samping itu juga, ada sebagian masyarakat

Bunkate sebagai petani, PNS, akan tetapi masyarakat Bunkate lebih condong

melakukan profesi sebagai penjual ikan. 5

Praktik jual beli ikan di kolam pemancingan seperti ini sudah berjalan cukup

lama. Masyarakat Bunkate tidak hanya memperjualbelikan ikan di kolam saja

akan tetapi menjualnya dengan banyak cara seperti, menjual ikan dengan cara

eceran, dan menjual ikan dengan cara borongan.

Kegiatan jual beli ini termasuk bagian kegiatan muamalah yang dilakukan

oleh masyarakat Bunkate. Dalam prakteknya jual beli ini objeknya adalah kiper,

nila dan gurami, yang di mana harganya bervariasi mulai dari Rp. 25.000 –

40.000,- per kilo.

Praktik jual beli ikan di kolam pemancingan ini yang dilakukan oleh

masyarakat desa Bunkate di mana pembeli di sini melakukan akad dengan penjual

ikan di awal atau pembeli membeli ikan terlebih dahulu, kemudian ikan yang di

beli atau ikan yang sudah terjadi akad di awal itu dimasukkan ke dalam kolam

pemancingan oleh pengelola ikan sehingga pembeli tersebut mengambilnya

dengan cara memancing. Misalnya apabila ada 3 orang yang berniat membeli ikan

sebanyak 3 kg/sekali jatah dengan dana yang dikumpulkan senilai Rp. 75.000,-

dimungkinkan di antara 3 orang pembeli tersebut akan menanggung kerugian

karena pendapatan ikannnya tidak sesuai dengan apa yang di beli di awal atau

5 Observasi, desa Bunkate, 10 maret 2018, pukul 16:00 WITA

Page 17: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI IKAN …etheses.uinmataram.ac.id/1382/1/Hafidayati 152141029.pdf · Jual beli merupakan salah satu kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

4

tidak sesuai dengan dengan akad yang sebelumnya yang sudah disepakati antara

penjual dan pembeli.6

Dalam Islam praktik jual beli ikan sudah diatur dalam hadist sebagaimana

dijelaskan dalam sebuah sabda Nabi yang berbunyi:

ااال اا ا

Artinya: “Janganlah Kalian membeli ikan yang masih ada di air (dengan

borongan, tanpa ditimbang dan dihitung, karena unsur spekulasi), karena ia

ghoror”. (HR . Al-Baihaqi).7

Dalam hadist tersebut dipahami bahwa pelarangan menjual ikan yang masih

di air, atau anak hewan yang masih dalam perut induknya, atau memborong buah

mangga atau sayuran atau lainnya yang masih di pohon atau di kebun tanpa

diukur/ditimbang/dihitung dapat merugikan salah satu pihak, sehingga

persyaratannya, “sama-sama rela” sebagai syarat utama dalam jual beli tidak

terpenuhi karena salah satu pihak dapat dirugikan. Dalam penjelasan di atas

mengandung unsur ketidakpastian atau kesamaran sehingga termasuk ke dalam

jual beli gharar.8

Dalam dunia perdagangan atau jual beli dianjurkan bersikap jujur. Namun,

sesuai dengan realitas dari praktik jual beli ikan di kolam pemancingan di Desa

Bunkate Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah ini terjadi unsur ketidak

6Amaq Lukman, penjual, wawancara, desa Bunkate, 10 maret 2018, pukul 16:10 WITA 7 Ismail Nawawi, Fiqih Muamalah Klasik dan Kontemporer, (Bogor: Penerbit Ghalia

Indonesia, 2012), h. 79. 8 http://yudhap43.blogspot.co.id/2017/10/hadis-tentang-larangan-jual-beli, diakses tanggal 20

april 2018, pada pukul 08:30 WITA

Page 18: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI IKAN …etheses.uinmataram.ac.id/1382/1/Hafidayati 152141029.pdf · Jual beli merupakan salah satu kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

5

jelasan dalam melakukan jual beli ikan dalam kolam, sehingga bisa merugikan

salah satu pihak dan menguntungkan pihak lainnya.

Adanya praktik gharar yang ada dalam jual beli ikan dalam kolam

pemancingan di Desa Bunkate menyebabkan peneliti tertarik untuk mengkaji

lebih lanjut dalam penelitian skripsi ini “Tinjauan Hukum Islam Terhadap

Praktik Jual Beli Ikan di Kolam Pemancingan Dengan Sistem Jatahan (di

Desa Bunkate, Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah).

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dalam penelitian ini penulis

merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana praktik jual beli ikan di kolam pemancingan dengan sistem

jatahan di Desa Bunkate Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah?

2. Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap praktik jual beli ikan di kolam

pemancingan dengan sistem jatahan di Desa Bunkate Keamatan Jonggat

Kabupaten Lombok Tengah?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui praktik jual beli ikan di kolam pemancingan dengan

sistem jatahan di Desa Bunkate Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok

Tengah?

Page 19: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI IKAN …etheses.uinmataram.ac.id/1382/1/Hafidayati 152141029.pdf · Jual beli merupakan salah satu kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

6

b. Untuk mengetahui tinjauan hukum Islam terhadap praktik jual beli ikan

di pemancingan dengan sistem jatahan di Desa Bunkate Kecamatan

Jonggat Kabupaten Lombok Tengah?

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

Adapun manfaat teoretis yang diharapkan dalam penelitian ini adalah

untuk memperluas kazanah ilmu pengetahuan yakni fiqih muamalah dan

lebih khusus lagi pada pembahasan yang terkait dengan bab jual beli.

b. Manfaat Praktis

1) Dari hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi masyarakat luas dalam

rangka mendalami dan memahami hukum islam, khususnya yang

berkaitan dalam bidang mu’amalah maupun dalam praktik jual beli

ikan di kolam pemancingan dengan sistem jatahan Desa Bunkate

Kecamatan Jonggat.

2) Dari hasil penelitian ini dapat menjadi masukan dan bahan informasi

bagi masyarakat Desa Bunkate dan pelaku perdagangan dalam upaya

perbaikan praktik jual beli yang sesuai dengan syari’at islam.

D. Ruang Lingkup dan Seting Penelitian

1. Ruang lingkup

Ruang lingkup penelitian sangat erat kaitannya dengan batasan-batasan

penelitian agar penelitian tidak menjadi bias. Adapun pelaksanaan penelitian

itu terdapat keterbatasan waktu, refrensi, pengetahuan, dan pendanaan. Oleh

Page 20: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI IKAN …etheses.uinmataram.ac.id/1382/1/Hafidayati 152141029.pdf · Jual beli merupakan salah satu kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

7

karna itu, peneliti terfokus pada beberapa hal yaitu Bagaimana praktik jual

beli ikan di kolam pemancing di Desa Bunkete dan Bagaimana tinjauan

hukum Islam terhadap praktik jual beli ikan di kolam pemancing di Desa

Bunkate.

2. Setting Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah di Desa Bunkate Kecamatan Jonggat

Kabupaten Lombok Tengah. Alasan penulis memilih Desa Bunkate sebagai

lokasi penelitian adalah karena lokasi ini belum ada yang meneliti secara

khusus, peneliti ingin mengetahui lebih mendalam tentang tata cara atau

praktik jual beli ikan di kolam pemancingan di Desa Bunkate Kecamatan

Jonggat Kabupaten Lombok Tengah.

Adapun terkait dengan waktu penelitian, peneliti akan melakukan

penelitian selama kurang lebih satu bulan setelah peneliti melaksanakan ujian

proposal.

E. Telaah Pustaka

1. Zaki bin Bachrudin menulis skripsi dengan judul: Jual Beli Ikan dalam Kolam

Dengan Cara Memancing dalam Persefektif Hukum Islam (Studi Kasus di

Kelurahan Purwanegara Purwokerto).Dalam skripsi ini peneliti

berkonsentrasi dalam pembelian volume ikan yang ada di kolam. Di mana

pembeli hanya dengan melihat objek dengan dasar perkiraan atau dugaan

Page 21: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI IKAN …etheses.uinmataram.ac.id/1382/1/Hafidayati 152141029.pdf · Jual beli merupakan salah satu kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

8

beberapa banyak ikan yang ada di kolam tersebut dan kemudian dibayar dari

hasil perkiraan sebelumnya. 9

Adapun persamaan peneliti yang dilakukan oleh Zaki bin Bachrudin

dengan peneliti yang akan dilakukan adalah dari sisi metode penelitian adalah

sama-sama menggunakan pendekatan kualitatif dan sama-sama masalah jual

beli ikan. Dan teknik pengumpulan data dalam penelitian Zaki bin Bachrudin

dengan penelitian yang akan dilakukan adalah sama-sama menggunakan

teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi.

Jadi, meskipun ada persamaan dari sisi teknik pengumpulan data

yang dilakukan oleh Zaki bin Bachrudin dengan penelitian yang akan

dilakukan. Akan tetapi pokok masalah yang diangkat berbeda sehingga hasil

penelitian yang akan diperoleh tentu akan berbeda.

2. Hanis Widyasari menulis skripsi dengan judul: Tinjauan Hukum Islam

Terhadap Jual Beli Ikan dengan Sistem Borongan di Desa Banyubiru

Kec.Dukuh Kab. Magelang”. Dalam skripsi tersebut dijelaskan dalam jual

beli ini pembeli langsung menawar ikan yang masih ada dikolam sesaat

setelah melihatnya. Ironisnya sipenjual langsung langsung menyetujuinya,

9 Zaki bin Bachrudin, Jual Beli Ikan dalam Kolam Dengan Cara Memancing dalam

Persefektif Hukum Islam (Studi Kasus di Kelurahan Purwanegara Purwokerto), dalam http://repository.iainpurwokerto.ac.id./123567, diakses pada tanggal 20 Juli 2018, pada pukul 10:00 WITA

Page 22: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI IKAN …etheses.uinmataram.ac.id/1382/1/Hafidayati 152141029.pdf · Jual beli merupakan salah satu kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

9

jelas pembeli tidak dapat mengetahui secara pasti obyek ikan yang akan

dibelinya. 10

Yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya

adalah mengenai praktik jual beli ikan, karena penelitian sebelumnya lebih

spesifik dengan cara tebasan, sedangkan praktik yang di lakukan dalam jual

beli ikan di kolam pemancingan dengan sistem jatahan di Desa Bunkate ini

sangatlah berbeda dengan jual beli ikan di kolam pemancingan dengan sistem

jatahan ini dengan cara memancing oleh pembeli setelah melakukan

pembelian ikan di awal.

Adapun persamaan peneliti yang dilakukan oleh Hanis Widyasari

dengan peneliti yang akan dilakukan adalah dari sisi metode penelitian adalah

sama-sama menggunakan pendekatan kualitatif dan sama-sama masalah jual

beli ikan. Dan teknik pengumpulan data dalam penelitian Hanis Widyasari

dengan penelitian yang akan dilakukan adalah sama-sama menggunakan

teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Meskipun penelitian yang

dilakukan oleh Hanis Widyasari dengan penelitian yang akan dilakukan

sama-sama mengkaji tentang jual beli ikan dan sama-sama mengkaji tentang

tinjauan hukum akan tetapi jelas pokok masalah yang akan dikaji berbeda

sehingga hasil penelitiannya akan berbeda.

10 Hanis Widyasari, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Ikan dengan Sistem Borongan

di Desa Banyubiru Kec.Dukuh Kab. Magelang, dalam://digilib.uinsby,ac.id/eprint/12865, diakses pada tanggal 20 Juli 2018, pada pukul 10:00 WITA

Page 23: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI IKAN …etheses.uinmataram.ac.id/1382/1/Hafidayati 152141029.pdf · Jual beli merupakan salah satu kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

10

Dari beberapa penelitian di atas, Zaki bin Bachrudin berfokus pada

pembelian volume ikan yang ada di kolam yang terjadi di Kelurahan

Purwanegara Purwokerto, Hanis Widyasari berfokus pada tinjauan hukum

Islam terhadap praktik jual beli ikan dengan sistem borongan yang terjadi di

Desa Banyubiru Kec.Dukuh Kab. Magelang.

F. Kerangka Teori

1. Jual Beli

a. Pengertian Jual Beli

Jual beli atau perdagangan dalam istilah fiqih disebut al-bai’ yang

menurut etimologi berarti menjual atau mengganti. Wahbah al Zuhaily

mengartikannya secara bahasa dengan “menukar sesuatu dengan sesuatu

yang lain”. Kata al-bai’ dalam bahasa Arab terkadang digunakan untuk

pengertian lawannya yaitu al-syira’ (beli), dengan demikian al-bai’ berarti

jual sekaligus juga berarti pembeli.

Secara terminologi, terdapat beberapa definisi jual beli yang

dikemukakan para ulama fiqih, sekalipun substansi dan tujuan masing-

masing definisi sama. Sayyid Sabiq, mendefinisikannya dengan :

“jual beli ialah pertukaran harta dengan harta atas dasar saling merelakan”.

Atau, “memindahkan milik dengan ganti yang dapat dibenarkan”.11

11 Abdul Rahman Ghazali, Ghufron Ihsan, dan Sapiudin Shidiq, Fiqih Muamalat, (Jakarta:

Kencana Prenada Media Group, 2012), h 67

Page 24: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI IKAN …etheses.uinmataram.ac.id/1382/1/Hafidayati 152141029.pdf · Jual beli merupakan salah satu kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

11

Dari pemaparan definisi di atas bahwa pada dasarnya jual beli

tersebut diperbolehkan selama mereka saling merelakan, harta atau barang

tersebut milik sendiri dan bukan miliki orang lain, kemudian barang

tersebut dapat dimanfaatkan sesuai dengan aturan syari’at Islam agar

terhindar dari jual beli yang dilarang, sehingga jual beli tersebut dapat

dibenarkan dalam hukum Islam.

Definisi lain dikemukakan oleh ulama Hanafiyah yang dikutip

oleh Wahbah al-Zuhaily, jual beli dibedakan:

“saling tukar harta dengan hart melalui cara tertetu”. Atau, “tukar-

menukar suatu yang diinginkan dengan yang sepadan melaui cara

tertentu yang bermanfaat.12

Dalam definisi ini terkandung pengertian “cara yang khusus”, yang

dimaksud ulama Hanafiyah dengan kata-kata tersebut adalah melalui ijab

dan qabul, atau juga melalui saling memberikan barang dan harga dari

penjual dan pembeli. Di samping itu, harta yang diperjualbelikan harus

bermanfaat bagi manusia, sehingga bangkai, minuman keras, dan darah

tidak termasuk sesuatu yang boleh diperjualbelikan, benda-benda itu tidak

bermanfaat bagi muslim. Apabila jenis-jenis barang seperti itu tetap

diperjualbelikan, menurut ulama Hanafiyah, jual beli tidak sah.

Definisi lain dikemukakan Ibn Qudamah (salah seorang ulama

Malikiyah), yang juga dikutip oleh Wahbah al-Zuhaily, jual beli adalah:

12 Ibid, h 68.

Page 25: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI IKAN …etheses.uinmataram.ac.id/1382/1/Hafidayati 152141029.pdf · Jual beli merupakan salah satu kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

12

“saling menukar harta dengan harta dalam bentuk pemindahan milik dan

kepemilikan”..13.

Dari pemaparan definisi diatas bahwa jual beli itu diperbolehkan dengan

cara menukar harta dengan harta yang sepadan dengan yang dimililkinya,

namun pada dasarnya ada tukar menukar yang sifatnya tidak harus

dimiliki seperti sewa menyewa, akan tetapi yang diambil itu ialah nilai

atau manfaat yang didapatkan dalam barang tersebut.

b. Dasar Hukum Jual Beli

Orang yang terjun ke dunia usaha berhak berkewajiban

mengetahui hal-hal yang dapat mengakibatkan jual beli itu tidak sah

(fasid). Hal ini di maksudkan gar dalam kehidupan bermu’amalah segala

sikap dan tindakan dapat memberikan manfaat bagi diri sendiri maupun

bagi orang lain serta terhindar dari kerusakan yang tidak di benarkan oleh

hukum syara’ dalam segala macam hal transaksi atau jual beli. Jadi, jual

beli sebagai sarana tolong menolong antara sesame umat manusia

mempunyai landasan yang kuat dalam al-qur’an dan Sunnah Rasulullah

SAW. Maupun ijma’.14

a. Al-qur’an di antaranya:

Surat al-Baqarah ayat 275:

13Ibid, h 69.. 14 Abdul Rahman Ghazali, dkk, Fiqih Muamalat , h.68.

Page 26: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI IKAN …etheses.uinmataram.ac.id/1382/1/Hafidayati 152141029.pdf · Jual beli merupakan salah satu kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

13

Artinya: Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan

mengharamkan riba

Surat An-Nisa’ ayat 29:

ا تقتل كم اض م ع ت أ تك تج طل إ كم بٱل لكم بي ا أم ا تأكل ي ءام ا ٱل يأي

ساء ال ا حي فسكم إ ٱ كا بكم ۲٩:أ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”15

Dan jelas bahwa telah diharamkannya kepada kita mengambil

harta sesama dengan jalan bathil, baik itu dengan cara mencuri,

menipu, merampok, dan maupun dengan cara yang lain yang tiak

dibenarkan oleh Allah SWT., kecuali dengan jalan perniagaan (jual

beli) yang dilandaskan pada asas suka sama suka dan mendatangkan

keuntungan bagi para pihak.

b. As- Sunnah diantaranya :

ي : ا الكس أ ي قاا : ملسو هيلع هللا ىلصسعل ال كل بي م ل ال ل بي زا . ع ا ال ا صحح الحاكم ع ا ع اب ال

“Nabi SAW., ditanya tentang mata pencaharian yang paling baik.

Beliau menjawab, “seseorang bekerja dengan tangannya dan

setiap jual-beli yang mabrur”.16

15 Ibid., h. 83. 16 Rahmat syafe’I, Fiqih Muamalah, (Bandung: CV Pustaka Setia,2001), h. 75.

Page 27: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI IKAN …etheses.uinmataram.ac.id/1382/1/Hafidayati 152141029.pdf · Jual beli merupakan salah satu kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

14

Pekerjaan dengan tangan sendiri maksudnya adalah pekerjaan

yang dilakukan oleh seseorang tanpa meminta-minta. Pekerjaan itu

bisa berupa profesi sebagai tukang batu, tukang besi, dan lainnya.

Sedangkan pekerjaan yang mabrur maksudnya adalah perniagaan

atau perdagangan yang bersih dari penipuan dan kecurangan. Baik

kecurangan timbangan maupun kecurangan dengan

menyembunyikan cacatnya barang yang dijual.

c. Ijma’ diantaranya:

Ulama telah sepakat bahwa jual beli diperbolehkan dengan

alasan bahwa manusia tidak akan mampu mencukupi kebutuhan

dirinya, tanpa bantuan orang lain. Namun demikian, bantuan atau

barang milik orang lain yang dibutuhkannya itu, harus diganti dengan

barang lainnya yang sesuai.17

Dapat dipahami bahwa jual beli adalah salah satu transaksi yang

bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Dan jual beli merupakan

suatu bentuk tolong menolong dengan cara memberi sesuatu dengan

digantikan dengan sesuatu yang nilainya yang sama atau sesuai.

c. Rukun dan Syarat Jual Beli

1. Rukun Jual Beli

Jual beli mempunyai rukun dan syarat yang harus dipenuhi,

sehingga jual beli itu dapat dikatakan sah oleh syara’. Dalam

17Ibid, h. 74.

Page 28: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI IKAN …etheses.uinmataram.ac.id/1382/1/Hafidayati 152141029.pdf · Jual beli merupakan salah satu kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

15

menentukan rukun jual beli terdapat perbedaan pendapat ulama

hanafiyah dengan jumhur ulama.

Rukun jual beli menurut ulama Hanafiyah hanya satu, yaitu ijab

(ungkapan membeli dari pembeli) dan Kabul (ungkapan menjual dari

penjual). Menurut mereka, yang menjadi rukun jual beli itu hanyalah

kerelaan (rida/taradhi) kedua belah pihak untuk melakukan transaksi

jual beli. Akan tetapi, karena unsur kerelaan itu merupakan unsure hati

yang sulit untuk diindra sehingga tidak kelihatan, maka diperlukan

indikasi yang menunjukkan kerelaan itu dari kedua belah pihak.

Indikasi yang menunjukkan kerelaan kedua beleh pihak yang

melakukan transaksi jual beli menurut mereka boleh tergambar dalam

ijab dan Kabul, atau melalui cara saling memberikan barang dan harga

barang (ta’athi). 18

Akan tetapi, jumhur ulama menyatakan bahwa rukun jual beli itu ada

empat, yaitu:

a. Ada orang yang berakad atau al-muta’aqidain (penjual dan

pembeli)

Penjual haruslah memiliki barang yang dijualnya atau orang yang

diberi kuasa untuk menjualnya, orang dewasa dan tidak bodoh.

Sedangkan pembeli haruslah orang yang dibolehkan

18Abdul Rahman Ghazaly,dkk, Fiqh Muamalat, h. 70-71.

Page 29: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI IKAN …etheses.uinmataram.ac.id/1382/1/Hafidayati 152141029.pdf · Jual beli merupakan salah satu kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

16

membelanjakan hartanya, tidak boleh orang bodoh atau anak kecil

yang belum diizinkan untuk itu.

b. Ada shighat (lafal ijab dan Kabul)

Dimana transaksi jual beli sah dengannya adalah ijab yang keluar

dari seorang penjual seperti ungkapan aku menjual barang ini

dengan harga sekian. Sementara qabul adalah ungkapan yang

keluar dari pembeli seperti ungkapan aku terima (saya beli )

dengan harga sekian, dan sejenisnya.

c. Ada barang yang dibeli

Barang yang dijual harus mubah dan bersih serta dapat diterima

dan diketahui walaupun hanya sifatnya oleh pembeli.

d. Ada nilai tukar penggati barang

Barang yang menjadi objek transaksi itu harus ada nilai

penukarannya seperti uang. Dari beberapa rukun yang disampaikan

oleh para ulama dapat difahami bahwa dalam transaksi harus

disertai dengan rukunnya.19

2. Syarat Jual Beli

Syarat jual beli tidak sah bila tidak terpenuhi dalam suatu akad

tujuh syarat yaitu:

1) Saling rela antara kedua belah pihak. Kerelaan antara kedua belah

pihak untuk melakukan transaksi syarat mutlaq keabsahannya,

19 Rahmat Syafe’I, Fiqih Muamalah, h. 71.

Page 30: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI IKAN …etheses.uinmataram.ac.id/1382/1/Hafidayati 152141029.pdf · Jual beli merupakan salah satu kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

17

berdasarkan firman Allah dalam QS. An-Nisa’/4: 29, dan hadis

Nabi Riwayat Ibnu Majah: “ jual beli harus atas dasar kerelaan

(suka sama suka).”

2) Pelaku akad adalah orang yang dibolehkan melakukan akad, yaitu

orang yang sudah baliq, berakal, dan mengerti. Maka, akad yang

dilakukan anak di bawah umur, orang gila, atau idiot tidak sah

kecuali dengan seizin walinya, kecuali akad yang bernilai terendah

seperti membeli kembang gula, korek api dan lain-lain.

3) Harta yang menjadi objek transaksi telah dimilki sebelumnya oleh

kedua belah pihak. Maka, tidak sah jual beli barang yang belum

dimilki tanpa seizin pemiliknya.

4) Objek transaksi adalah barang yang diperbolehkan agama. Maka

tidak boleh menjual barang haram seperti khamar(minuman

keras).

5) Objek transaksi adalah barang yang biasa diserahterimakan. Maka,

tidak sah jual beli mobil hilang, burung di angkasa karena tidak

dapat diserahterimakan.

6) Objek jual beli diketahui oleh kedua belah pihak saat akad maka

tidak sah menjual barang yang tidak jelas. Misalnya pembeli harus

melihat terlebih dahulu barang tersebut dan/atau spesifikasi barang

tersebut.

Page 31: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI IKAN …etheses.uinmataram.ac.id/1382/1/Hafidayati 152141029.pdf · Jual beli merupakan salah satu kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

18

7) Harga harus jelas saat transaksi. Maka tidak sah jual beli dimana

penjual mengatakan: “Aku jual mobil ini kepadamu dengan harga

yang akan disepakati nantinya.20

d. Bentuk-bentuk Jual Beli

Mazhab Hanafi membagi jual beli dari segi sah atau tidaknya

menjadi dua bentuk:

a. Jual beli yang sahih

Apabila jual beli itu disyari’atkan, memenuhi rukun atau syarat yang

ditentukan, barang itu bukan milik orang lain, dan tidak terikat

dengan khiyar lagi, maka jual beli itu sahih dan mengikat kedua belah

pihak.

b. Jual beli yang batil

Apabila pada jual beli itu salah satu atau seluruh rukunnya tidak

terpenuhi, atau jual beli itu pada dasarnya dan sifatnya tidak

disyari’atkan, maka jual beli itu batil. Umpanya, jual beli yang

dilakukan oleh anak-anak, orang gila, atau barang-barang yang dijual

itu barang-barang yang diharamkan syara’ (bangkai, darah, babi dan

khamar).21

20 Mardani, Fiqih Ekonomi Syari’ah,(Jakarta: Kencana PrenadaGroup, 2012), h. 104-105. 21 M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam (Fiqh Muamalat), (Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada, 2004), h. 128.

Page 32: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI IKAN …etheses.uinmataram.ac.id/1382/1/Hafidayati 152141029.pdf · Jual beli merupakan salah satu kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

19

c. Jual beli yang fasid

Ulama madzhab Hanafi membedakan jual beli fasid dengan jual beli

batil. Sedangkan jumhur ulama tidak membedakan jual beli beli fasid

dengan jual beli batil. Menurut mereka jual beli ini jual beli itu ada

dua yakni jual beli yang sahih dan jual beli yang batil. Menurut

Ulama mazhab Hanafi, jual beli yang fasid antara lain sebagai berikut:

1) Jual beli al-majhl yaitu benda atau barangnya secara global tidak

diketahui, dengan syarat ketidakjelasannya itu bersifat

menyeluruh.

2) Jual beli yang dikaitkan dengan suatu syarat.

3) Menjual barang yang ghaib yang tidak diketahui pada saat jual

beli berlangsung.

4) Jual beli yang dilakukan oleh orang buta, jual beli ini dibolehkan

oleh Jumhur ulama selama orang buta tersebut memiliki hak

khiyar. Sedangkan mazhab Syafi’i tidak membolehkan, kecuali

barang tersebut telah dilihat sebelum matanya buta.22

e. Bentuk-bentuk Jual Beli Yang di Larang

Jual beli yang dilarang terbagi dua pertama, jual beli yang dilarang

dan hukumnya tidak sah (batal), yaitu jual beli yang tidak

memenuhisyarat dan rukunnya. Kedua, jual beli yang hukumnya sah

22Ibid, h. 134.

Page 33: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI IKAN …etheses.uinmataram.ac.id/1382/1/Hafidayati 152141029.pdf · Jual beli merupakan salah satu kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

20

tetapi dilarang, yaitu jual beli yang telah memenuhi syarat dan rukunnya,

tetapi ada beberapa faktor yang menghalangi kebolehan proses jual beli.

a. Jual beli yang terlarang karena tidak memenuhi syarat dan rukun.

Bentuk jual beli yang termasuk dalam kategori ini sebagai berikut:

1) Jual beli barang yang zatnya haram, najiz, atau tidak boleh

diperjualbelikan. Barang yang najis untuk dimakan maka haram

juga untuk diperjualbelikan, seperti babi, berhala, bangkai, dan

khamar (minuman yang memabukkan).

2) Jual beli yang belum jelas, sesuatu yang bersifat spekulasi atau

samar-samar haram untuk diperjualbelikan, karena dapat

merugikan salah satu pihak, baik penjual, maupun pembeli. Yang

dimaksud samar-samar adalah tidak jelas, baik barangnya,

maupun ketidak jelasan yang lainnya.

3) Jual beli bersyarat, jual beli yang ijab qabulnya dikaitkan dengan

syarat-syarat tertentu yang tidak ada kaitannya dengan jual beli

atau ada unsur-unsur yang merugikan dilarang oleh agama.

Contoh jual beli bersyarat yang dilarang, misalnya ketika terjadi

ijab Kabul si pembeli berkata: “Baik mobilmu akanku beli sekian

dengan syarat anak gadismu harus menjadi istriku”, atau

sebaliknya sipenjual berkata: “Ya, saya jual mobil ini kepadamu

sekian asal anak gadismu menjadi istrimu.

Page 34: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI IKAN …etheses.uinmataram.ac.id/1382/1/Hafidayati 152141029.pdf · Jual beli merupakan salah satu kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

21

4) Jual beli yang menimbulkan kemudaratan. Segala sesuatu yang

menimbulkan kemudaratan, kemaksiatan, bahkan kemusyrikan

dilarang untuk diperjualbelikan, seperti jual beli patung, salib,

dan buku-buku bacaan porno. Memperjualbelikan barang-barang

ini dapat menimbulkan perbuatan-perbuatan maksiat. Sebaliknya,

dengan dilarangnya jual beli barang ini, maka hikmahnya

minimal dapat mencegah dan menjauhkan manusia dari

perbuatan dosa dan maksiat, sebagaimana firman Allah SWT:

ٱلع ا عل ٱٱ م تعا

“...dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan

pelanggaran.23

5) Jual beli yang dilarang karena dianiaya. Segala bentuk jual beli

yang mengakibatkan penganiayaan hukumnya haram, seperti

menjual anak binatang yang masih membutuhkan (bergantung)

kepada induknya.

6) Jual beli muhaqalah, yaitu jual beli buah-buahan yang masih

disawah atau di ladang. Hal ini dilarang karena masih samar-

samar (tidak jelas) mengandung tipuan.

7) Jual beli mukhadharah, yaitu menjual buah-buahan yang masih

hijau (belum pantas dipanen).

8) Jual beli mulamasah yaitu jual beli secara sentuh-menyentuh.

23 QS. al-Maidah, ayat 2.

Page 35: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI IKAN …etheses.uinmataram.ac.id/1382/1/Hafidayati 152141029.pdf · Jual beli merupakan salah satu kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

22

9) Jual beli munabadzah, yaitu jual beli secara lempar-melempar.

10) Jual beli muzabanah, yaitu jual beli buah yang basah dengan buah

yang kering.24

b. Jual beli yang terlarang karena ada faktor lain yang merugikan pihak-

pihak terkait.

1) Jual beli yang masih dalam tawar-menawar.

2) Jual beli dengan menghadang dagang di luar kota/pasar.

3) Membeli barang dengan memborong untuk ditimbun, dan

kemudian akan dijual ketika harga naik karena kelangkaan barang

tersebut.

4) Jual beli barang rampasan atau curian.25

f. Manfaat dan Hikmah Jual Beli

a. Manfaat jual beli

Manfaat jual beli banyak sekali, antara lain:

1) Jual beli dapat menata struktur kehidupan ekonomi masyarakat

yang menghargai hak milik orang lain.

2) Penjual dan pembeli dapat memenuhi kebutuhannya atas dasar

kerelaan atau suka sama suka.

3) Masing-masing pihak merasa puas. Penjual melepas barang

dagangannya dengan ikhlas dan menerima uang, sedangkan

24 Abdul Rahman Ghazaly,dkk, Fiqh Muamalat, h. 80. 25Ibid., h. 85.

Page 36: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI IKAN …etheses.uinmataram.ac.id/1382/1/Hafidayati 152141029.pdf · Jual beli merupakan salah satu kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

23

pembeli memberikan uang dan menerima barang dagangan dengan

puas pula. Dengan demikian, jual beli juga mampu mendorong

untuk saling bantu antara keduanya dalam kebutuhan sehari-hari.

4) Dapat menjauhkan diri dari memakan atau memiliki barang yang

haram (batil).

5) Penjual dan pembeli mendapat rahmat dari Allah SWT.

6) Menumbuhkan ketentraman dan kebahagiaan.26

b. Hikmah jual beli

Hikmah jual beli dalam garis besar adalah bahwa Allah SWT.,

menyariatkan jual beli sebagai pemberian keluangan dan keleluasaan

kepada hamba-hamba Nya, karena semua manusia secara pribadi

mempunyai kebutuhan berupa sandang, pangan dan papan. Tak

seorangpun dapat memenuhi hajat hidupnya sendiri, karena itu

manusia dituntut berhubungan satu sama lainnya.27

g. Sistem Jatahan

Sistem berasal dari bahasa latin (systema) dan bahasa Yunani

(sustema) adalah suatu kesatuan, sedangkan jatahan berasal dari kata

dasar jatah yaitu jumlah atau banyaknya barang tersebut yang telah

ditentukan. Jadi sistem jatahan adalah suatu jumlah atau banyaknya

barang yang telah ditentukan atau disepakati.

26 Ibid., h. 87. 27 Abdul Rahman Ghazaly, dkk, Fiqih Muamalah, h. 88.

Page 37: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI IKAN …etheses.uinmataram.ac.id/1382/1/Hafidayati 152141029.pdf · Jual beli merupakan salah satu kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

24

Sistem jatahan ini merupakan sistem yang diterapkan dalam

jual beli beli ikan yang dimana penjual dan pembeli melakukan akad

di awal, setelah melakukan akad proses jual beli ikan dimana ikan

yang di beli tersebut di timbang atau di tentukan harga kemudian di

masukkan ke dalam kolam pemancingan sesuai dengan akad atau

permintaan pembeli setelah itu pembeli mengambil ikannya dengan

cara memancing.

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian ini, penulis menggunakan

pendekatan kualitatif. Data kualitatif merupakan sumber dari deskripsi

yang luas dan berlandasan kokoh, serta memuat penjelasan tentang

proses-proses yang terjadi dalam lingkungan setempat. Dengan data

kualitatif kita dapat mengikuti dan memahami alur peristiwa secara

kronologis, menilai sebab-akibat dalam lingkup pikiran orang-orang

setempat, dan memperoleh penjelasan yang banyak dan bermanfaat.28

2. Kehadiran Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, penelitian merupakan instrumen dalam

mengumpulkan data sehingga peneliti harus terjun langsung ke lapangan

penelitian agar dapat menganalisis, dan mengkonstruksi obyek yang diteliti

menjadi lebih jelas dan bermakna.

28 Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis (Bandung: Alfabeta, 2008), h. 12-13

Page 38: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI IKAN …etheses.uinmataram.ac.id/1382/1/Hafidayati 152141029.pdf · Jual beli merupakan salah satu kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

25

Kehadiran peneliti ke lapangan bertujuan agar peneliti memperoleh

data yang akurat. Untuk mendapatkan data yang akurat tentang hal-hal yang

dapat diteliti, maka peneliti ikut serta dalam proses transaksi yang dilakukan

oleh informan, dalam artian peneliti hadir sebagai partisipan penuh. Seperti

peneliti ikut terlibat sebagai pembeli atau mengamati proses pelaksanaan jual

beli ikan secara langsung. Hal ini bertujuan untuk mengetahui lebih dalam

permasalahan yang diteliti sehingga mendapatkan data yang valid.

3. Sumber dan Jenis Data

Sumber data adalah subyek dari mana data diperoleh. Dengan

demikian sumber data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah subjek

(informant) dari mana peneliti mengambil data, di mana tujuan pokok dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana praktik jual beli ikan di

kolam pemancingan. Sumber data dari penelitian ini adalah subyek penelitian

(informant) atau subyek dari mana data itu diperoleh dan dalam penelitian ini

tentu yang menjadi sumber datanya adalah penjual dan pemancing ikan yang

ada di Desa Bunkate.

Dan adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Data primer adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber asli. Dalam

hal ini maka proses pengumpulan datanya perlu dilakukan dengan

memperhatikan siapa sumber utama yang akan dijadikan objek

Page 39: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI IKAN …etheses.uinmataram.ac.id/1382/1/Hafidayati 152141029.pdf · Jual beli merupakan salah satu kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

26

penelitian.29 Adapun yang termasuk data primer dalam penelitian ini

adalah hasil wawancara dengan para penjual dan pembeli ikan yang ada di

Desa Bunkate.

2. Data sekunder adalah data yang mengutip dari data-data yang lain, seperti

buku-buku, hasil-hasil penelitian yang berwujud laporan, dan sebagainya

yang berkaitan dengan tema penelitian.30

4. Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara mengumpulkan data yang

dibutuhkan untuk menjawab rumusan masalah penelitian.31 Dan adapun

prosedur pengumpulan data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Wawancara

Wawancara adalah memperoleh keterangan untuk tujuan

penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara penanya

atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan

menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara).

Walaupun wawancara adalah proses percakapan yang berbentuk tanya

jawab dengan tatap muka.32 Dalam penelitian ini peneliti menggunakan

teknik wawancara tidak terstruktur. Teknik wawancara tidak terstruktur

29Muhammad, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam: Pendekatan Kuantitatif (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), h. 103.

30Saefuddin Azwar, Metode Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), h. 155. 31Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah,

(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013) , h. 138 32Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Bogor:Ghalia Indonesia, 2010).h. 193.

Page 40: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI IKAN …etheses.uinmataram.ac.id/1382/1/Hafidayati 152141029.pdf · Jual beli merupakan salah satu kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

27

adalah wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan

pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap

untuk pengumpulan datanya.33 Peneliti telah menentukan pihak-pihak

yang akan menjadi informan dalam penelitian ini, diantaranya adalah

penjual ikan dan pembeli (pemancing).

b. Observasi

Observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia

dengan menggunakan pancaindra mata sebagai alat bantu utamanya selain

pancaindera lainnya seperti telinga, penciuman, mulut, dan kulit. Oleh

karena itu, observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan

pengamatannya melalui hasil kerja pancaindra mata serta dibantu dengan

pancaindra lainnya.

Dalam pembahasan ini kata observasi dan pengamatan digunakan

secara bergantian, seseorang yang sedang melakukan pengamatan tidak

selamanya menggunakan pancaindra mata saja, tetapi selalu mengaitkan

apa yang dilihatnya dengan apa yang dihasilkan oleh pancaindra lainnya,

seperti apa yang didengar, apa yang dicicipi, apa yang ia rasakan dari

penciumannya bahkan apa yang ia rasakan dari sentuhan-sentuhan. 34

33 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: ALFABETA,

2016, h. 140. 34 M. Burhan Bungin, Metodelogi Penelitian Kualitatif komuniksi Ekonomi dan kebijakan

publik serta Ilmu-ilmu Sosial lainnya, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), h 143.

Page 41: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI IKAN …etheses.uinmataram.ac.id/1382/1/Hafidayati 152141029.pdf · Jual beli merupakan salah satu kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

28

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data yang

digunakan dalam metodologi penelitian sosial, pada intinya metode

dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk menelusuri data

historis. Sebagian besar data yang tersedia adalah seperti bentuk surat-

surat, gambar, foto, dan sebagainya.35

Teknik dokumentasi akan peneliti gunakan untuk mengumpulkan data-

data yang terkait dengan desa Gelangsar meliputi biografi desa, sejarah desa,

jumlah penduduk, kondisi sosial, ekonomi, dan agama masyarakat serta

segala sesuatu hal yang terkait dengan data yang diperlukan dalam penelitian

ini.

5. Analisis Data

Analisis data adalah pencarian atau pelacakan pola-pola. Analisis

data kualitatif adalah pengujian sistematik dari sesuatu untuk menetapkan

bagian-bagiannya, hubungan antar kajian, dan hubungannya terhadap

keseluruhannya. Artinya, semua analisis data kualitatif akan mencakup

penelusuran data, melalui catatan-catatan (pengamatan lapangan) untuk

menemukan pola-pola budaya yang dikaji oleh peneliti.36

Data mentah yang telah dikumpulkan oleh peneliti tidak akan ada

gunanya jika tidak dianalisis. Analisis data merupakan bagian yang amat

35 Ibid, h. 154. 36Ibid., h. 210.

Page 42: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI IKAN …etheses.uinmataram.ac.id/1382/1/Hafidayati 152141029.pdf · Jual beli merupakan salah satu kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

29

penting dalam metode ilmiah, karena dengan analisislah, data tersebut dapat

diberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian.37

Dan oleh sebab itu dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik analisis

data induktif. Analisis data induktif merupakan metode yang digunakan untuk

mengemukakan fakta-fakta atau kenyataan dari hasil penelitian yaitu pada

desa Bunkate, Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah, kemudian

diteliti sehingga ditemukan pemahaman terhadap tinjauan hukum islam

terhadap praktik jual beli ikan di kolam pemancingan di desa Bunkate.

6. Validitas Data

Validitas merupakan derajat ketetapan antara data yang terjadi pada

obyek penelitaian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti.. Dengan

demikian data yang valid adalah data yang tidak berbeda antar data yang

dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek

penelitian.38

Upaya untuk uji kredibilitas data atau kesahihan terhadap data hasil

penelitian kualitatif peneliti memerlukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Perpanjangan waktu penelitian

Sebagai instrumen kunci dalam penelitian kualitatif, peneliti

berusaha melakukan perpanjangan waktu penelitian. Semakin lama

proses penelitian yang dilakukan dilapangan maka semakin banyak pula

37Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), h. 346. 38 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan R dan D, h 363.

Page 43: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI IKAN …etheses.uinmataram.ac.id/1382/1/Hafidayati 152141029.pdf · Jual beli merupakan salah satu kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

30

data yang diperoleh. Hal ini dilakukan guna membuktikan keabsahan data

dan temuan di lapangan dan kesesuaiannya dengan teori.

2. Menambah referensi

Kecukupan referensi merupakan adanya pendukung dan dipandang

perlu guna untuk membuktikan kevalidan dan kesempurnaan penelitian.

Oleh karena itu, peneliti selalu berupaya untuk memperbanyak referensi

baik dari buku-buku maupun hasil penelitian terdahulu sehingga hasil dari

penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

3. Triangulasi

Triangulasi dalam pengujian kreadibilitas ini diartikan sebagai

pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai

waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi tekni

pengumpulan data, dan waktu.

Dan adapun triangulasi yang digunakan dalam pemeriksaan data

ini adalah triangulasi pemeriksaan melalui sumber yaitu untuk menguji

kreadibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data dilakukan dengan

cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.39

Dimana peneliti tidak hanya mengambil sumber dari penjual dan pembeli

(informan) yang melakukan praktik jual beli ikan, tetapi juga bisa dari

masyarakat setempat yang menyaksikannya atau yang lebih mengetahui

tentang permasalahan jual beli ikan di kolam pemancingan tersebut.

39Ibid., h. 273.

Page 44: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI IKAN …etheses.uinmataram.ac.id/1382/1/Hafidayati 152141029.pdf · Jual beli merupakan salah satu kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

31

4. Pemeriksaan teman sejawat

Yang dimaksud dengan teman sejawat di sini adalah teman-teman

yang mempunyai kompetensi dibidang hal yang diteliti, dengan maksud

untuk memperoleh masukan-masukan yang menambah kevalidan data

dan kesempurnaan hasil penelitian. Teknik ini dilakukan dengan cara

mengekspos hasil sementara dalam bentuk diskusi dengan teman-teman

sejawat.

7. Sistematika Penulisan

Penulisan laporan hasil penelitian yang digunakan oleh peneliti ini

mengacu pada pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syari’ah UIN Mataram

Dalam skirpsi ini terdiri dari IV (empat) bab, yaitu:

Bab I adalah pendahuluan yang meliputi konteks penelitian, fokus

penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, lokasi dan setting penelitian, telaah

pustaka, kerangka teoretik. metode penelitian dan sistematika pembahasan.

Adapun pada Bab II Paparan data dan temuan penelitian, pada Bab ini

peneliti mengkaji tentang gambaran umum lokasi penelitian, sejarah desa

Bunkate, profil Desa Bunkate, praktik Jual Beli Ikan di Kolam Pemancingan

Dengan Sistem Jatahan di Desa Bunkate dan bagaimana Tinjauan Hukum

Islam Terhadap Praktik Jual Beli Ikan di Kolam Pemancingan Dengan Sistem

Jatahan di Desa Bunkate.

Page 45: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI IKAN …etheses.uinmataram.ac.id/1382/1/Hafidayati 152141029.pdf · Jual beli merupakan salah satu kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

32

Selanjutnya Bab III Pembahasan, dalam bab ini peneliti membahas

tentang Tinjauan Hukum Islam terhadap praktik jual beli ikan di kolam

pemancingan dengan sistem jatahan di Desa Bunkate.

sedangkan Bab IV Penutup, pada bagian ini peneliti menguraikan

kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti

tentang jual beli ikan kolam pemancingan dengan sistem jatahan di Desa

Bunkate.

Page 46: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI IKAN …etheses.uinmataram.ac.id/1382/1/Hafidayati 152141029.pdf · Jual beli merupakan salah satu kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

33

BAB II

PAPARAN DAN TEMUAN

A. Gambaran Umum Desa Bunkate Kec. Jonggat Kab. Lombok Tengah 1. Sejarah Desa Bunkate

Nama bunkate berasal dari 2 (dua) buah kata yaitu kata “Buwun Dan

Kate” yang masing-masing mempunyai makna sebagai berikut:

Buwun artinya “Sumur (yang merupakan tempat berkumpulnya air tanah

yang sengaja dibuat orang) sumber kehidupan di dunia ini adalah air. Salah

satu dari jasad manusia juga berasal dari air. Semua makhluk di atas bumi,

tanpa kecuali baik itu benda mati maupun benda hidup, apalagi manusia,

sebangsa binatang, dan sebangsa burungpun (atau yang mempunyai nyawa)

benda matipun seperti pepohonan, tanah dan atau batu sekalipun, memerlukan

air. Bila tidak ada air, maka semua makhluk yang mempunyai nyawa akan

mati dan semua yang tidak punya nyawa akan menjadi gersang.”

Kate adalah nama orang seseorang yang telah berjasa membantu Baloq Tui

menggali dan membuat 3 (tiga) buah sumur yang terletak di Mertak Basong.

Bunkate pada beberapa puluh tahun silam merupakam sebuah hutan

yang sangat lebat dan tak seorangpun yang berani menjamahnya karena

keangkerannya. Dikala itu seorang penggembala kerbau yang biasa dipanggil

BALOQ TUI berasal dari BAGDAD. Ia datang ke pulau Lombok ini berlayar

mengarungi samudra luas dengan mempergunakan perahu layar, namun

Page 47: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI IKAN …etheses.uinmataram.ac.id/1382/1/Hafidayati 152141029.pdf · Jual beli merupakan salah satu kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

34

perahunya itu sebuah batu besar. Ia terdampar dan berlabuh dipantai Batu

Layar Lombok Barat.

Dari Batu Layar ia menggembara keseluruh pelosok di Pulau Lombok

hingga akhirnya sampailah di hutan belantara di bagian tengah yang sekarang

disebut dengan nama Desa Bunkate. Sayyid Achmad alias Baloq Tui adalah

seorang wali Allah yang pertama kali datang di Bumi Sasak ini (Pulau

Lombok) untuk mengajarkan agama Islam.

Ia mempunyai seorang sahabat yang bernama Kate. Mereka datang di

hutan ( sekarang disebut Bunkate) dengan membawa sejumlah ternaknya

(kerbau) dengan maksud untuk menggembala kerbaunya di hutan itu.

Di zaman itu kali Jurang Sate Hilir yang melintasi Desa Bunkate yang

sekarang ini masih belum ada, yang ada hanyalah selokan-selokan alam tanpa

air yang merupakan kali mati yang sekarang menjadi irigasi yang mengalir

kewilayah Desa Jelantik, Desa Labulia bahkan ke Lombok Barat.

2. Letak Geografis

Secara geografis wilayah Desa Bunkate Kecamatan Jonggat adalah salah satu

Desa dari empat belas Desa yang ada di Kecamatan Jonggat, Desa Bunkate

terletak dibagian timur selatan wilayah Kecamatan Jonggat dengan batas-

batas wilayah :

a. Sebelah Utara : kali Manggong/Dusun Manggong.

b. Sebelah Timur : Desa Perina dan Desa Barejulat

c. Sebelah Selatan : Desa Puyung dan Desa Nyerot

Page 48: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI IKAN …etheses.uinmataram.ac.id/1382/1/Hafidayati 152141029.pdf · Jual beli merupakan salah satu kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

35

d. Sebelah Barat : Desa Jelantik

3. Kependudukan

Penduduk Desa Bunkate umumnya bermata pencaharian sangat bervariasi

mulai dari petani, pedagang ikan, namun ada juga yang sebagai pegawai

negeri, pegawai swasta, buruh tukang dan lain-lain. Desa Bunkate

berpenduduk 2.729 jiwa yang terdiri dari 786 kepala keluarga, yang mana

1.298 penduduk laki-laki dan 1.430 penduduk perempuan.

Dilihat dari segi Agama dan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa,

penduduk Desa Bunkate dapat dikatakan hampir 100 persen beragama Islam.

Adapun jumlah tempat ibadah terdiri dari 2 masjid dan 11 musholla.

Kemudian dilihat dari pendidikan penduduk Desa Bunkate dapat

dikategorikan cukup rendah berdasarkan data yang diperoleh masih banyak

warga yang tidak bersekolah, tidak tamat sekolah di tingkat SD, SMP, dan

SMA tingkat buta huruf begitu besar karna sebagian masyarakat memandang

pendidikan tidak begitu penting, sehingga warga Desa Bunkate ketika sudah

remaja lebih memilih untuk bekerja selain itu biaya yang tidak mendukung

untuk melanjutkan pendidikannya.40

B. Praktik Jual Beli Ikan Di Kolam Pemancingan Dengan Sistem Jatahan di

Desa Bunkate

Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa masyarakat Desa Bunkate

sangat dekat dengan mata air yang sangat mendukung untuk memelihara ikan

40 Kantor Desa, Data Desa Bunkate, tanggal 20 mei 2018, pukul 08:30 WITA

Page 49: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI IKAN …etheses.uinmataram.ac.id/1382/1/Hafidayati 152141029.pdf · Jual beli merupakan salah satu kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

36

atau membuat kolam ikan. Sebagian besar masyarakat Desa Bunkate

memanfaatkan lahan persawahannya untuk membuat kolam tempat mereka

memelihara ikan. Yang menjadi objeknya seperti ikan gurami, kiper, nila dan

lain sebagainya yang semula hanya berorientasi untuk dipasarkan kepasar-pasar

atau kedusun-dusun yang dilakukan oleh masyarakat bunkate. Tetapi akhir-akhir

ini banyak digunakan sebagai tempat mengadakan pemancingan ikan dalam

kolam dengan sistem pembeli dan penjual melakukan akad terlebih dahulu. Oleh

sebab itu pemilik kolam melihat semakin banyaknya orang yang hobi atau

senang memancing untuk itu dia mempunyai ide untuk mengadakan jual beli

ikan di kolam pemancingan.41

H. Muhammad Mustajab merupakan salah satu penjual ikan yang memang

kesehariannya adalah sebagai penjual ikan. Sebagaimana hasil wawancara yang

peneliti lakukan dengan H. Muhammad Mustajab berikut:

Sebelum melakukan pemancingan ikan pembeli dan penjual melakukan

akad terlebih dahulu, H. Muhammad Mustajab (pemilik kolam) mengungkapkan

bahwa sebelum saya menjual ikan dalam kolam saya menjualnya dengan banyak

cara seperti dengan sistem borongan dan dengan sistem eceran. Ikan tersebut

dijual secara borongan oleh salah satu masyarakat yang kesehariannya memang

sebagai penjual ikan yang akan dijual lagi ke orang lain. Sedangkan ikan diperjual

belikan secara ecer bila mana pembeli datang langsung kepenjual untuk dapat

memilih jumlah ikan yang akan dibeli. Biasanya jual beli sistem ecer ini yang

41 Observasi, desa Bunkate, 23 mei 2018, pukul 10:00 WITA

Page 50: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI IKAN …etheses.uinmataram.ac.id/1382/1/Hafidayati 152141029.pdf · Jual beli merupakan salah satu kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

37

dibeli tidak terlalu banyak hanya sekedar keperluan sehari-hari, misalnya satu

atau dua kilogram, bahkan ada yang membeli hanya seperempat kilogram.42

Adapun hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan pemilik kolam

lainnya yaitu dengan Amaq Tekun (pemilik kolam) juga mengungkapkan

“sebelum adanya sistem jual beli ikan di kolam pemancingan ini saya menjualnya dengan cara sistem borongan dan eceran. Akan tetapi ikan yang dijual perharinya itu tidak semua nya habis dijual oleh karena itu saya punya ide untuk menjualnya dengan cara memancing.”43

Pemilik kolam lain juga menjelaskan (Amaq Lukman)

“bahwa sebelumnya dia tidak pernah menjual ikan baik secara borongan maupun secara eceran. Tetapi melihat temannya yang menjual ikan di dalam kolam pemancingan dengan sistem jatahan, dan melihat keuntungan yang didapatkannya cukup memadai, maka dia tertarik untuk mem buat kolam ikan tempat pemancingan. yang menjadi jatahan disini yaitu objeknya saja atau ikan yang dipancing. Misalnya apabila ada 3 orang yang berniat membeli ikan sebanyak 3 kg/sekali jatah dengan dana yang dikumpulkan senilai Rp. 75.000,- semua ikan tersebut dimasukkan ke dalam kolam kemudian dipancing oleh para pemancing tersebut, sedangkan hasil yang diperoleh belum pasti perkiraan uang yang dikeluarkan maka dimungkinkan ada yang menanggung kerugian. Penanggung kerugian terjadi pada salah satu pihak pembeli karena tidak sesuai dengan apa yang di beli atau tidak sesuai dengan akad yang sebelumya dan waktunya tidak terbatas.”44

Amak sempage (pemilik kolam) senada mengungkapkan

“bahwa sistem jatahan ini sebenarnya mengandung unsur rugi baik itu bagi pemancing maupun bagi pemilik kolam, karena terkadang pemancing bisa mendapatkan ikan yang banyak bahkan ada yang tidak mendapatkan ikan satu pun.”45

Pemancingan milik Amaq Jihan juga mengatakan

“aku buka lk jam 8 kelemak sampe jam 6 sore, mukn arak acare lek bale jak nutup. Penghasilann sejelo ndkn tentu, mun jelo senin sampai jum’at ndkn sak

42 Haji Mustajab, penjual, wawancara, desa Bunkate, 28 mei 2018, pukul 09:00 WITA 43 Amak Tekun, penjual, wawancara, desa Bunkate, 28 mei 2018, pukul 09:00 WITA 44 Amaq Lukman, penjual, wawancara, desa Bunkate, 10 maret 2018, pukul 16:10 WITA 45 Amaq Sempage, penjual, wawancara, desa Bunkate, 31 mei 2018, pukul 10:00 WITA

Page 51: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI IKAN …etheses.uinmataram.ac.id/1382/1/Hafidayati 152141029.pdf · Jual beli merupakan salah satu kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

38

rame sengak dengan sibuk begawean lguk mun jelo ahad jak ramen soal hari libur. Kepenok dengan sak lete mancing ne ye begawean muk endah mancing jari hiburan, hobi kance mengisi penat waktu liburan.”

“beliau buka dari jam 8 pagi sampai jam 6 sore, kalau ada acara di rumah

maka pemancingan ditutup. Penghasilannya per hari tidak menentu, pada hari senin sampai jum’at tidak terlalu rame karena orang-orang pada sibuk bekerja, tetapi kalau hari minggu rame soalnya hari libur. Kata beliau pemancing kebanyakan adalah orang pekerja dan memancing sebagai hiburan, hobi, mengisi penat dan waktu liburan.”46

Berdasarkan dari hasil wawancara dan observasi peneliti terkait dengan

praktik jual beli ikan di kolam pemancingan di Desa Bunkate, peneliti

menemukan data atau informan tentang proses praktik jual beli ikan di kolam

pemancing yaitu dengan melakukan akad diawal.

Pada awalnya sebelum mulai memancing pembeli dan penjual melakukan

akad diawal yang sudah disepakati harga perkilonya kemudian ikan (objek akad)

yang sudah disepakati dimasukkan kedalam kolam pemancingan oleh penjual

sehingga pembeli tersebut mengambilnya dengan cara memancing. Untuk

pengambilan ikan tersebut tidak terbatas waktu sehingga pembeli dapat berlama-

lama di tempat pemancingan.

Akan tetapi pembeli merasa susah untuk mendapatkan ikan dan tidak

sesuai dengan akad yang diawal. Dengan harga ikan berbeda-beda mulai dari Rp.

25.000/kg – Rp. 40.000/kg.

Peneliti juga melakukan wawancara dengan para pemancing yang pertama

adalah wawancara dengan bapak sihabudin. Beliau lebih memilih membeli ikan

46 Amaq Jihan, penjual, wawancara, desa Bunkate, 31 mei 2018, pukul 10:00 WITA

Page 52: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI IKAN …etheses.uinmataram.ac.id/1382/1/Hafidayati 152141029.pdf · Jual beli merupakan salah satu kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

39

dengan sistem pancingan dari pada membeli langsung ikan karena beliau hobi

memancing. Bapak sihabudin ini awalnya membeli ikan sebanyak 1 kilo gram

ikan nila yang dimasukkan kedalam kolam. Beliau memancing dari jam 10 pagi

sampai jam 2 siang hanya memperoleh 2 ikan saja, dan itu berarti kurang dari satu

kilogram karena dalam satu kilogram mendapatkan ikan sebanyak 3-5 ekor.

Bapak Sihabudin merasa dirugikan karena ikan yang diperoleh kurang dari satu

kilogram.47

Akhmad habibi (pembeli) mengatakan:

“aku beriuk lalo kance bapak sihabudin muk pade belik empak padek sekilo, laguk mauk mancing empak enam biji lek jam 10 kelemak sampe jam 2 siang. Itu berarti aku mauk empak lebih lek sekilo. Muk nani ye keuntungank aku dari pade beli empak secare langsung. Laguk maukt mancing now endekn pasti, kadang wahn lebih mauk kadang wahn kurang. Kegiatan mancing ne ye hobik, kance endh mengisi waktu luang.”

“Beliau berangkat barang dengan bapak Sihabudin terus ikan yang dibeli

sama-sama satu kilo gram, tetapi beliau mendapatkan ikan enam ekor mulai mancing dari jam 10 pagi sampai jam 2 siang. Itu berarti beliau mendapatkan ikan lebih dari satu kilogram. Menurut beliau ini adalah keuntungannya dari pada membeli ikan secara langsung. Namun pendapatannya tidak pasti, kadang-kadang mendapatkan ikan yang lebih juga kadang-kadang kurang dari yang dibeli. Kegiatan memancing ini adalah hobi dari beliau, juga untuk mengisi waktu luang.” 48

Kemudian peneliti juga melakukan wawancara dengan bapak Muzammil,

beliau memancing karena libur kerja, dari pada dirumah suntuk dan tidak ada

kerjaan maka beliau memilih menyalurkan hobinya, beda dengan Akhmad habibi,

bapak Muzammil ini sudah mendapatkan 8 ekor ikan, itu berarti ikan yang

47 Bapak Sihabudin, pembeli, wawancara, desa Bunkate, 5 juni 2018, pukul 16:00 WITA 48 Akhmad Habibi, pembeli, wawancara, desa Bunkate, 5 juni 2018, pukul 16:00 WITA

Page 53: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI IKAN …etheses.uinmataram.ac.id/1382/1/Hafidayati 152141029.pdf · Jual beli merupakan salah satu kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

40

diperolehnya lebih banyak dengan yang dibelinya, pada saat beli ikan secara

langsung 1 kilo gram mendapatkan 3 ekor ikan, sedangkan dalam memancing

beliau mendapatkan 8 ekor ikan. Dan jika beliau mendapatkan kurang dari awal

pembelian, beliau tidak merasa dirugikan karena ikan yang dikolam bercampur

dengan ikan-ikan yang dibeli oleh pemancing-pemancing lainnya, maka jika

mendapatkan lebih itu keuntungan buat beliau, tapi jika kurang mendapatkan

kurang itu tidak menjadi masalah bagi beliau.49

Kebanyakan para pemancing adalah para bapak-bapak, para pekerja

kantoran, buruh dan wiraswasta. Mereka memancing untuk mengisi waktu liburan

kerja, ada juga para pelajar namun itu hanya sebagian. Kegiatan memancing

menjadi hobi banyak orang, sehingga usaha pemancingan menjadi ramai atau

banyak peminatnya. Namun yang menjadi permasalahanya ada yang rugi dan ada

yang untung, tetapi dalam permasalahan ini kebanyakan pemancing tidak

mempermasalahkan karena kegiatan memancing merupakan hobi, namun ada

pula pemancing yang merasa dirugikan karena hasil yang diperoleh kurang dari

pembelian awalnya.

49 Bapak Muzammil, pembeli, wawancara, desa Bunkate, 5 juni 2018, pukul 16:00 WITA

Page 54: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI IKAN …etheses.uinmataram.ac.id/1382/1/Hafidayati 152141029.pdf · Jual beli merupakan salah satu kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

41

BAB III

PEMBAHASAN

A. Analisis Praktik Jual Beli Ikan di Kolam Pemancingan Dengan Sistem

Jatahan di Desa Bunkate Kec. Jonggat Kab. Lombok Tengah

Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri tanpa

membutuhkan orang lain. Sebagai makhluk sosial tidak bisa memenuhi kebutuhan

hidupnya sehari-hari, tanpa berinteraksi dengan sesama. Interaksi yang demikian

dalam Islam di sebut dengan mu’amalah yang lazim dipraktikkan dalam jual beli.

Terkait dengan hal ini, banyak masyarakat Desa Bunkate yang melakukan profesi

sebagai penjual ikan. Dimana praktiknya itu dilakukan dengan jual beli ikan di

kolam pemancingan.

Praktik jual beli ikan dengan cara memancing ini yang dilakukan oleh

masyarakat Desa Bunkate Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok tengah

dilakukan dengan cara melakukan akad terlebih dahulu pembeli dengan penjual

ikan sebanyak satu kilo gram dengan membayar uang sebanyak Rp. 25.000,-

kemudian ikannya dimasukkan kedalam kolam ikan pemancingan dan dipancing

sebanyak orang yang memancing pada saat itu.50

Dalam praktik jual beli ikan dengan cara memancing dalam kolam di Desa

Bunkate merupakan salah satu cara melakukan transaksi untuk memenuhi

kebutuhan hidup masyarakat baik antar sesama muslim maupun non muslim

asalkan tidak merugikan salah satu pihak dan setiap jual beli didasari dengan suka

50 Observasi, desa Bunkate, 10 mei 2018, pukul 16:10 WITA

Page 55: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI IKAN …etheses.uinmataram.ac.id/1382/1/Hafidayati 152141029.pdf · Jual beli merupakan salah satu kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

42

sama suka. Adapun sistem pembayarannya dalam melakukan transaksi antara

pembeli dan penjual dalam praktik jual beli ikan dengan cara memancing ini

terlebih dahulu melakukan akad atau pembeli membeli ikan terlebih dahulu

dengan jumlah harga yang sudah ditentukan oleh penjual dengan adanya

kesepakatan kedua belah pihak.51

Sebagaimana yang dijelaskan dalam surah An-Nisa ayat 29 yang

berbunyi :

Artinya : “kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku suka sama suka

di antara kamu.”52

Jual beli merupakan salah satu bentuk usaha yang di benarkan dalam

syari’at Islam, apabila atas dasar suka sama suka atau tidak menimbulkan unsur-

unsur penipuan dalam jual beli, baik berupa barang yang dapat dilihat maupun

tidak dapat dilihat, selama kedua belah pihak konsisten dan berpegang teguh

terhadap ketentuan yang telah disepakati bersama. Dalam praktik jual beli ikan

dalam kolam menghendaki adanya ketentuan yang berlaku dalam hukum Islam,

baik sebagai penjual maupun sebagai pembeli, bahkan barang yang diperjual

belikan pun mempunyai ketentuan tersendiri.

Namun dalam praktik jual beli ikan dikolam dengan cara memancing di

Desa Bunkate merupakan jual beli yang mengandung unsur kesamaran atau

51 Observasi, desa Bunkate, 10 mei 2018, pukul 16:10 WITA 52 QS. an-Nisa’ (4): 29

Page 56: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI IKAN …etheses.uinmataram.ac.id/1382/1/Hafidayati 152141029.pdf · Jual beli merupakan salah satu kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

43

ketidaktahuan antara penjual dan pembeli. Pembeli yang satu dengan pembeli

yang lainnya mengenai objek yang akan diperoleh antara keduanya, dan ini

berarti sangat merugikan bagi pihak pemancing. Karena jika ikan yang diperoleh

saat memancing tidak sesuai dengan akad diawal atau pembelian diawal maka

pemancing pulang dengan hasil yang diperolehnya atau bahkan bisa tidak

mendapatkan ikan sama sekali. Sehingga dalam praktik jual beli ikan di kolam

pemancingan dengan sistem jatahan ini manyangkut sighat (ijab dan kabul)

sebagaimana Imam Hanafi berpendapat bahwa rukun jual beli ada dua yaitu ijab

dan kabul, ijab yaitu suatu pernyataan yang menunjukkan pertukaran barang

secara ridho, baik dengan ucapan maupun perbuatan yang dilafadzkan oleh

penjual. Sedangkan kabul adalah suatu pernyataan yang menunjukkan pertukaran

barang secara ridho.

Praktik jual beli ikan di kolam pemancingan ini merupakan jual beli

dengan cara untung-untungan dan termasuk jual beli yang terdapat penipuan dan

perjudian. Sedangkan di dalam Islam perjudian adalah perbuatan yang dilarang,

sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Maidah ayat 90 yang berbunyi :

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya minuman (minuman) khamar arak, berjudi (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan anak panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syetan maka jauhilah perbutan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.53

53 QS. al-Maa-idah (5): 90

Page 57: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI IKAN …etheses.uinmataram.ac.id/1382/1/Hafidayati 152141029.pdf · Jual beli merupakan salah satu kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

44

Dari ayat di atas diperoleh gambaran bahwa dalam praktik jual beli yang

dilakukan oleh masyarakat Desa Bunkate tidak sesuai dengan hukum Islam,

karena mengacu kepada unsur-unsur perjudian yang dipraktikkan khususnya

masyarakat Desa Bunkate yang melakukan jual beli ikan di kolam dengan cara

memancing antara penjual dan pembeli. Jelas bahwa dalam praktik jual beli

seperti ini tidak dibenarkan dalam hukum Islam karena sebelum melakukan

pemancingan pembeli terlebih dahulu melakukan akad atau membeli ikan diawal

yang memang sudah disediakan oleh pemilik kolam dan masalah untung rugi

ditanggung oleh salah satu pihak, sehingga pada akhir-akhirnya mengacu pada

perjudian dan mengadu nasib.

Dalam hukum syara’ transaksi dalam jual beli itu harus dijelaskan bentuk-

bentuk maupun jenis barang yang diperjual belikan dan memenuhi rukun dan

syarat jual beli, maka hukum transaksi seperti ini sah. Akan tetapi transaksi jual

beli yang terjadi di Desa Bunkate sudah memenuhi rukun maupun syarat tetapi

terdapat unsur gharar dan perjudian dalam melakukan transaksi dalam jual beli,

sehingga bisa merugikan salah satu pihak dan menguntungkan pihak lainnya.

Konsekuensinya, bahwa jual beli yang mengandung tipu daya yang merugikan

salah satu pihak karena barang yang di perjual belikan belum jelas, maka pada

prinsipnya para fuqaha sepakat bahwasanya seluruh akad jual beli gharar,

penipuan, perjudian adalah tidak sah.54

54 Ghufron A. Masa’adi, Fiqh Muamalah Kontekstual (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2002),

h. 133.

Page 58: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI IKAN …etheses.uinmataram.ac.id/1382/1/Hafidayati 152141029.pdf · Jual beli merupakan salah satu kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

45

Dari uraian di atas, maka dapat dikatakan bahwa jual beli ikan dengan cara

memancing di kolam pemancingan ini merupakan jual beli yang yang belum jelas

(gharar), dan perjudian di mana para pembeli terlebih dahulu melakukan akad

diawal atau membeli ikan di awal dengan harga yang sudah di tentukan oleh

penjual. Akan tetapi jual beli seperti ini tidak sah, karena tidak sesuai dengan

hukum syara’.

B. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktik Jual Beli Ikan di Kolam

Pemancingan Dengan Sistem Jatahan di Desa Bunkate Kec. Jonggat Kab.

Lombok Tengah

Sebagaimana yang telah di jelaskan sebelumnya bahwa praktik jual beli

ikan di kolam pemancingan dengan sistem jatahan merupakan salah satu bentuk

bermuamalah dalam hukum Islam, kegiatan tersebut merupakan bentuk

kerjasama yang melibatkan banyak orang serta adanya barang yang telah

ditetapkan oleh Islam itu sendiri. Islam menganjurkan umatnya untuk bekerja

keras agar bisa mempertahankan kelangsungan hidupnya, dari itu Tuhan

memberikan beragam usaha yang dilakukan dari teknis yang haram sampai

mubah.

Dalam transaksi bermuamalah ada ketentuan rukun dan syarat yang harus

dipenuhi yang berpengaruh dengan sah atau tidaknya suatu transaksi. Secara garis

besar jual beli yang dibahas dalam hal ini, ditemukannya adanya suatu

kejanggalan. Akan tetapi, pada dasarnya dalam jual beli Islam, terkait jual jual

beli dengan cara memancing di Desa Bunkate ini sudah tepenuhi rukunnya di

Page 59: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI IKAN …etheses.uinmataram.ac.id/1382/1/Hafidayati 152141029.pdf · Jual beli merupakan salah satu kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

46

mana dalam proses jual beli ini adanya orang yang berakad yaitu pemilik kolam

pemancingan yang bertindak sebagai penjual dan pemancing sebagai pembeli.

Kemudian adanya sighat (ijab dan kabul) yaitu persetujuan antara pihak

penjual dan pembeli. Yang dimana pihak pembeli melakukan akad di awal

dengan penjual atau pihak pembeli menyerahkan uangnya kepada pihak penjual

sebaliknya pihak penjual menyerahkan barangnya kepada pihak pembeli.

Selanjutnya barang yang di beli berupa ikan yang nilai tukarnya berupa uang Rp.

25.000,- per kilo gram di awal perjanjian antara pemilik kolam dengan pembeli.

Berdasarkan data peneliti himpun dari lokasi penelitian tentang praktik

jual beli ikan di kolam pemancingan dengan sistem jatahan di Desa Bunkate ini

pembeli dan penjual melakukan akad di awal yang sudah di sepakati harga

perkilonya kemudian ikan yang sudah di sepakati tersebut di masukkan ke dalam

kolam pemancingan oleh penjual sehingga pembeli mengambilnya dengan cara

memancing akan tetapi pembeli di sini merasa susah untuk mendapatkan ikan

tersebut dan ikan yang di dapatkanya tidak sesuai dengan akad yang di awal dan

merugikan salah satu pihak dan merugikan pihak lainnya. Dalam praktik jual beli

ikan di kolam pemancingan dengan sistem jatahan di Desa Bunkate ini

merupakan jual beli yang mengandung unsur kesamaran atau ketidak jelasan atau

yang di sebut dengan jual beli gharar dan tetap tidak boleh dilakukan.

Sebagaimana Ahmad meriwayatkan dari Ibnu Mas’ud ra, sebagai berikut :

ااال اا ا

Page 60: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI IKAN …etheses.uinmataram.ac.id/1382/1/Hafidayati 152141029.pdf · Jual beli merupakan salah satu kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

47

Artinya : “Janganlah Kalian membeli ikan yang masih ada di air (dengan

borongan, tanpa ditimbang dan dihitung, karena unsur spekulasi), karena ia

gharar”.55

Dalam Al-Qur’an juga Allah menjelaskan tentang larangan jual beli

tentang sesuatu yang belum jelas yang mengandung unsur-unsur kesamaran atau

penipuan (gharar). Sebagaimana dalam al-Qur’an surat an-Nisa’ ayat 29 yang

berbunyi:

أ تك طل إ كم بٱل لكم بي ا أم ا تأكل ي ءام ا ٱل يأي

ا حي فسكم إ ٱ كا بكم ا أ تقتل كم اض م ع ت تج

ساء ۲٩:ال

Artinya :“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”.56 Dalam hadist dan al-quran tersebut di pahami bahwa pelarangan menjual ikan

yang masih di air, atau anak hewan yang masih dalam perut induknya, atau

memborong buah mangga atau sayuran atau lainnya yang dapat merugikan salah

satu pihak, sehingga persyaratannya “sama-sama rela atau saling meridhai”

sebagai syarat utama dalam jual beli tidak terpenuhi karena salah satu pihak dapat

55 Muhammad Bin Abdullah Bin Sani, Musnad Al-Imam Bin Hambal, (Libanun: Darul Al-

Kotob Al-Ijmiyah,1212), h. 86 56 QS. an-Nisa’ (4): 29

Page 61: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI IKAN …etheses.uinmataram.ac.id/1382/1/Hafidayati 152141029.pdf · Jual beli merupakan salah satu kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

48

dirugikan. Sebagaimana dalam hadis diterangkan dari Baihaqi dan Ibnu Majjah,

Rasulullag SAW menyatakan:

اض ت ي ع ا ا ل ا

Artinya : Jual beli harus dipastikan dan harus saling meridhai.57

Dalam bermua’malah sangat dianjurkan untuk melakukan transaksi jual

beli dengan saling meridhai dan saling merelakan antara kedua belah pihak,

sebagaimana yang dijelaskan Rasulullah saw dalam bermuamalah. Begitu juga

dengan akad jual beli yang dilakukan oleh masyarakat Bunkate khususnya dalam

jual beli ikan dengan cara memancing di dalam kolam, mesti dilakukan dengan

saling merelakan antara kedua belah pihak tersebut. Walaupun nantinya hasil

yang didapatkan dari transaksi jual beli yang dilakukan itu tidak sesuai dengan

akad di awal. Kadang-kadang menguntungkan dan kadang-kadang merugikan

mereka.

Jual beli merupakan bagian dari ta’awun (saling menolong), yaitu pembeli

menolong penjual yang membutuhkan uang (keuntungan), sebaliknya penjual

juga menolong pembeli yang sedang membutuhkan barang. Jadi, jual beli itu

merupakan perbuatan yang mulia dan pelakunya mendapat keridaan Allah swt.

Bahkan Rasulullah saw, menegaskan bahwa penjual yang jujur dan benar kelak di

akhirat akan ditempatkan bersama para nabi, syuhada, dan orang-orang saleh.58

Sedangkan jual beli yang terjadi di Desa Bunkate ini jual beli yang terdapat

57 Abdullah Shonhaji, dkk, Sunan Ibnu Majah, Jilid 2, h. 39. 58Abdul Rahman Ghazaly, dkk, Fiqih Muamalah, h. 89.

Page 62: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI IKAN …etheses.uinmataram.ac.id/1382/1/Hafidayati 152141029.pdf · Jual beli merupakan salah satu kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

49

unsur-unsur yang belum jelas atau kesamaran (gharar), karena di sebabkan barang

(ikan) masih di dalam kolam. Sementara itu dalam Islam jual beli yang

mengandung unsur-unsur kesamaran atau belum jelas (gharar), penipuan, dan

perjudian tetap tidak boleh dilakukan karena bisa merugikan salah satu pihak dan

menguntungkan pihak lainnya.

Dalam Islam, jual beli ikan di Desa Bunkate yang telah di paparkan di atas

termasuk jual beli gharar atau kesamaran dan termasuk jual beli bathil. Termasuk

jual beli bathil karena ikan yang diperoleh pada saat memancing tidak pasti, dan

menguntungkan salah satu pihak dan merugikan pihak lainnya dan juga jual beli

ini mengandung unsur-unsur kesamaran, penipuan dan perjudian.

Jadi, bila kita perhatikan praktik jual beli (mua’malah) yang dilakukan

oleh masyarakat Desa Bunkate ini, maka transaksi jual beli ikan yang masih di

dalam kolam tidak di perbolehkan dalam hukum syara’ karena dalam praktiknya

masih terdapat unsur-unsur yang belum jelas penipuan, perjudian, dan mengadu

nasib, karena bisa merugikan salah satu pihak dan Menguntungkan pihak

lainnya.

Page 63: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI IKAN …etheses.uinmataram.ac.id/1382/1/Hafidayati 152141029.pdf · Jual beli merupakan salah satu kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

50

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari seluruh pembahasan yang telah peneliti uraikan pada bab sebelumya,

dapt ditarik suatu kesimpulan dari praktik jual beli ikan di kolam pemancingan

tersebut sebagai berikut:

1. Praktik jual beli ikan di kolam pemancingan dengan sistem jatahan ini yang

dilakukan di Desa Bunkate Kec. Jonggat Kab. Lombok Tengah adalah

dengan cara pembeli (pemancing) dan penjual (pengelola) ikan melakukan

akad terlebih dahulu atau pembeli membeli ikan di awal sebesar Rp. 25.000,-

per kilo gram kemudian ikan yang telah dibeli dimasukkan ke dalam kolam

pemancingan sehingga pemancing mengambilnya dengan cara memancing

dan waktunya tidak terbatas akan tetapi pemancing merasa susah untuk

mendapatkan ikan dan tidak sesuai dengan akad di awal. Misalnya apabila ada

3 orang yang berniat membeli ikan dengan dana yang masing-masing

kumpulkan senilai Rp. 75.000,- di mungkinkan di antara 3 orang pembeli

tersebut akan menanggung kerugian karena pendapatan ikannya tidak sesuai

dengan apa yang di beli di awal sehingga dalam jual beli ikan di kolam

pemancingan dengan sistem jatahan yang dilakukan di Desa Bunkate di

dalamnya terdapat unsur gharar atau kesamaran, penipuan, perjudian di mana

Page 64: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI IKAN …etheses.uinmataram.ac.id/1382/1/Hafidayati 152141029.pdf · Jual beli merupakan salah satu kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

51

ikan yang di perolehnya tidak sesuai dengan akad di awal dan juga dapat

merugikan salah satu pihak dan menguntungkan pihak lainnya.

2. Tinjauan hukum Islam tentang praktik jual beli ikan di kolam pemancingan

dengan sistem jatahan di Desa Bunkate Kec. Jonggat Kab. Lombok Tengah

melakukan akad terlebih dahulu antara penjual dan pembeli. Jual beli ikan di

kolam pemancingan dengan sistem jatahan di Desa Bunkate ini tidak

diperbolehkan karena menjual ikan yang masih di air itu termasuk jual beli

bathil dan di dalamnya ada unsur gharar. Termasuk jual beli bathil karena

ikan yang diperoleh pada saat memancing tidak pasti, dan menguntungkan

salah satu pihak dan merugikan pihak lain, sehingga jual beli ini dilarang

dalam Islam.

B. Saran

Dalam skripsi ini peneliti akan memberikan saran serta masukan untuk

beberapa pihak yang bersangkutan dalam jual beli ikan di kolam pemancingan

dengan sistem jatahan di Desa Bunkate Kec. Jonggat Kab. Lombok Tengah,

dengan tujuan kedepannya agar lebih baik dan menjadi bahan timbangan,

yaitu sebagai berikut:

1. Pembeli harus lebih pintar dalam memilih transaksi jual beli, karena

membeli ikan di kolam pemancingan ini hasilnya tidak sesuai dengan akad

di awal atau pembelian di awal, yaitu jika mendapatkan kurang maka akan

menjadi resiko bagi pembeli, namun jika mendapatkan lebih maka itu

keuntungannya. Jual beli di kolam pemancingan ini sebaiknya menjadi

Page 65: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI IKAN …etheses.uinmataram.ac.id/1382/1/Hafidayati 152141029.pdf · Jual beli merupakan salah satu kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

52

pertimbangan bagi masyarakat Desa Bunkate Kec. Jonggat Kab. Lombok

Tengah.

2. Kepada penjual/ pengelola pemancingan sebaiknya mengubah sistem

transaksi yang dilakukan sampai sekarang ini. Sebaiknya transaksi

dilakukan diakhir perolehan ikan yang dipancing oleh pembeli, dengan

cara semua ikan dimasukkan ke dalam kolam ikan, kemudian pembeli

memancing ikan yang ada di kolam tersebut. Dan akhirnya hasil yang

diperoleh oleh pemancing ditimbang, baru kemudian dilakukan transaksi

pembayaran. Jika sistem memancing di kolam pemancingan ini diubah

maka tidak ada pihak yang dirugikan. Maka jual beli seperti ini menjadi

sah.

3. Kepada para penjual dan pembeli sebaiknya lebih teliti lagi dalam

melakukan akad dan jual beli apakah sudah sesuai dengan hukam syari’at

dan muamalah atau belum, karena itu sangat mempengaruhi sah tidaknya

jual beli tersebut.

Page 66: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI IKAN …etheses.uinmataram.ac.id/1382/1/Hafidayati 152141029.pdf · Jual beli merupakan salah satu kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

53

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Rahman Ghazaly,dkk, Fiqh Muamalat, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2015)

Abdullah Shonhaji, dkk, Sunan Ibnu Majah, Jilid 2,

Catherine Dawson, Metode Penelitian Praktis sebuah panduan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010)

Daud Ali Muhammad, Hukum Islam, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2012)

Ghufron A. Masa’adi, Fiqh Muamalah Kontekstual (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2002)

Hasil Wawancara dengan aq Lukman selaku penjual ikan, pada tanggal 10 maret

2018.

Http:// id.m. Wikipedia.org> wiki> kolam, di akses tanggal 29 april 2018, pukul

08:40 WITA

Https://id.wikipedia.org/wiki/Memancing, di akses tanggal 07 april 2018, pukul 10:30 WITA

Http://yudhap43.blogspot.co.id/2017/10/hadis-tentang-larangan-jual-beli, di akses

tanggal 20 april 2018, pukul 08:30 WITA Hanis Widyasari, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Ikan dengan Sistem

Borongan di Desa Banyubiru Kec.Dukuh Kab. Magelang, dalam://digilib.uinsby,ac.id/eprint/12865, diakses pada tanggal 20 Juli 2018, pada pukul 10:00 WITA

Ismail Nawawi, Fiqih Muamalah klasik dan kontemporer, (Bogor: Penerbit Ghalia

Indonesia, 2012) Juliansyah Noor.Metodologi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah.

Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013. Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2011)

Page 67: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI IKAN …etheses.uinmataram.ac.id/1382/1/Hafidayati 152141029.pdf · Jual beli merupakan salah satu kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

54

Mardani, Fiqih Ekonomi Syari’ah, (Jakarta: Kencana Prenada Group, 2012 )

M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam (Fiqh Muamalat), (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004)

Moleong. Metode Penelitian Kualitatif. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994)

Muhammad, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam: Pendekatan Kuantitatif (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008)

Muhammad Bin Abdullah Bin Sani, Musnad Al-Imam Bin Hambal, (Libanun: Darul

Al-Kotob Al-Ijmiyah,1212), QS. Al-Baqarah [2]: 275. Mushaf Aisyah, Al-Qur’an dan Terjemah untuk Wanita,

(Bandung: Hilal, 2010) Rachmat Syafe’i. Fiqih Muamalah. (Bandung: CV Pustaka Setia, 2001)

Saefuddin Azwar, Metode Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010)

Siah Khosyi’ah, Fiqh Muamalah Perbandingan, (Bandung : Pustaka Setia, 2014)

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R dan D, (Bandung: Alfabet, 2010)

Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis (Bandung: Alfabeta, 2008)

Sulaiman al-Faifi, Ringkasan Fiqih Sunnah, (Jakarta: Beirut Publishing, 2014)

Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, (Bandung :Sinar Baru Algensindo, 2010)

Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial. (Bandung: PT Refika Aditama, 2010)

Zaki bin Bachrudin, Jual Beli Ikan dalam Kolam Dengan Cara Memancing dalam Persefektif Hukum Islam (Studi Kasus di Kelurahan Purwanegara Purwokerto), dalam http://repository.iainpurwokerto.ac.id./123567, diakses pada tanggal 20 Juli 2018, pada pukul 10:00 WITA

Page 68: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI IKAN …etheses.uinmataram.ac.id/1382/1/Hafidayati 152141029.pdf · Jual beli merupakan salah satu kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

58

FOTO DOKUMENTASI

Page 69: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI IKAN …etheses.uinmataram.ac.id/1382/1/Hafidayati 152141029.pdf · Jual beli merupakan salah satu kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

59

Page 70: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI IKAN …etheses.uinmataram.ac.id/1382/1/Hafidayati 152141029.pdf · Jual beli merupakan salah satu kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

60