Upload
dwi-nurhayati
View
4
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
uny biologi tanah
Citation preview
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Tanah
Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat
tumbuh dan berkembangnya perakaran penopang tumbuh tegaknya tanaman dan menyuplai
kebutuhan air dan udara, secara kimiawi berfungsi sebagai gudang hara dan sumber penyuplai
hara atau nutrisi (meliputi: senyawa organik dan anorganik sederhana dan unsur-unsur
essensial seperti N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, dan Cl), dan secara biologi berfungsi
sebagai habitat biota (organisme) yang berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara tersebut dan
zat-zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi) bagi tanaman, yang ketiganya secara integral mampu
menunjang produktivitas tanah untuk menghasilkan biomass dan produksi baik tanaman
pangan, tanaman obat-obatan, industri perkebunan, maupun kehutanan.
2. Sifat-Sifat Fisika Tanah
Dalam menilai kesuburan suatu tanah maka sifat fisika tanah mempunyai peranan
yang penting di samping sifat kimia. Sifat-sifat fisika itu yaitu tekstur tanah, struktur tanah,
konsistensi tanah, warna tanah, temperatur tanah, tata air dan udara tanah. Sifat-sifat fisika ini
bisa berubah dengan adanya pengolahan tanah. Dengan pengolahan tanah ini strukturnya
menjadi baik sehingga akan membantu berfungsinya faktor pertumbuhan tanaman secara
optimal (Hardjowigeno,1992).
Struktur tanah merupakan susunan ikatan partikel tanah satu sama lain. Ikatan tanah
berbentuk sebagai agregat tanah. Apabila syarat agregat tanah terpenuhi maka dengan
sendirinya tanpa sebab dari luar disebut ped, sedangkan ikatan yang merupakan gumpalan
tanah yang sudah terbentuk akibat penggarapan tanah disebut clod. Untuk
mendapatkan struktur tanah yang baik dan valid harus dengan melakukan kegiatan di
lapangan, sedang laboratorium relatif sukar terutama dalam mempertahankan keasliannya
dari bentuk agregatnya. Pengamatan di lapangan pada umumnya didasarkan atas tipe struktur,
kelas struktur dan derajat struktur. Ada macam-macam tipe tanah dan pembagian menjadi
bermacam-macam kelas pula. Di sini akan dibagi menjadi 7 tipe tanah yaitu : tipe lempeng
(platy), tipe tiang, tipe gumpal (blocky), tipe remah (crumb), tipe granulair, tipe butir tunggal
dan tipe pejal (masif).
Sedangkan pembagian kelas yaitu sangat halus, halus, sedang, kasar dan sangat kasar.
Semua tipe tanah dengan ukuran kelas berbeda-beda untuk masing-masing tipe. Berdasarkan
tegas dan tidaknya agregat tanah dibedakan atas : tanah tidak beragregat dengan struktur pejal
atau berbutir tunggal, tanah lemah (weak) yaitu tanah yang jika tersinggung mudah pecah
menjadi pecahan-pecahan yang masih dapat terbagi lagi menjadi sangat lemah dan agak
lemah tanah sedang/cukup yaitu tanah berbentuk agregat yang jelas yang masih dapat
dipecahkan, tanah kuat (strong) yaitu tanah yang telah membentuk agregat yang tahan lama
dan jika dipecah terasa ada tahanan serta dibedakan lagi atas sangat kuat dan cukupan
(Hanafiah,2005).
Tanah mempunyai hubungan yang sangat erat dengan tekstur tanah, tanah pasir biasanya
tak lekat, tak liat serta tak lepas. Akan tetapi tanah lempung berat berkonsistensi sangat lekat,
sangat liat, sangat teguh dan keras. Analisis konsistensi dapat dilakukan dengan meletakkan
tanah diatas ibu jari dan telunjuk dalam genggaman tangan tergantung dari kelengasan tanah.
Khusus tanah yang dalam keadaan basah ini dapat diamati dengan kelekatan dan kekenyalan
berbeda dengan tanah kering (Winarso,2005).
Bahan organik tanah memberikan warna kelam, semakin stabil bahan organik maka
warnanya akan semakin tua. Humus yang paling stabil mempunyai warna hitam, warna merah
dapat menunjukkan tanah yang telah lanjut mengalami perkembangan yang intensif, misalnya
tanah latosol. Warntu kuning sebagian besar disebabkan oleh adanya oksida besi. Tanah
warna coklat berarti banyak dalam mengandung oksida besi yang tercampur bahan organik.
Warna kelabu disebabkan oleh kuarsa, kaolin, dan mineral lempung, karbonat Ca dan Mg,
gibs serta macam garam serta senyawa ferro. Tanah yang kelabu menandakan gejala gleisasi
dimana Fe terbentuk ferro. Tanah yang drainasenya buruk hampir selalu terdapat bercak-
bercak kelabu, coklat, merah dan kuning, warna putih terjadi karena pengaruh bahan induk.
Hampir setiap horison menunjukkan warna yang berbeda, warna reduksi dan bercak
menunjukkan adanya bahwa drainase yang terjadi buruk (Winarso,2005)
Untuk menentukan warna tanah menggunakan patokan yaitu Munsell Soil. Salah satu
sifat fisika tanah yang secara langsung dapat dilihat dengan mata telanjang yaitu warna tanah.
Warna tanah adalah merupakan campuran dari warna abu-abu, coklat dan komponen warna
lainnya yang terjadi oleh adanya pengaruh berbagai faktor atau senyawa tunggal atau bersama
memberikan jenis warna tertentu. Warna tanah yang dominan bukan warna-warna tanah yang
murni tetapi sudah merupakan campuran dari warna abu-abu, coklat dan warna seperti karat.
Warna hijau atau biru yang murni tidak dijumpai pada tanah, sedang dua warna atau lebih
yang terjadi pada suatu bidang permukaan atau tempat tertentu disebut becak-becak (nottling).
Warna tanah dipengaruhi oleh kondisi atau sifat tanah lainnya melalui pengaruhnya atas
radiasi dari energi sinar matahari. Warna yang semakin hitam atau semakin gelap akan lebih
banyak menyerap panas dari sinar matahari dari pada warna tanah yang terang. Sejumlah
energi panas yang terdapat dalam tanah mengakibatkan tingkat evaporasi yang tinggi,
sehingga tanah yang semakin gelap akan lebih cepat mengering dibanding warna yang lebih
muda.
Temperatur tanah dipengaruhi oleh warna tanah dan akan berpengaruh pada
pertumbuhan tanaman dan aktifitas jasad renik serta struktur tanah. Jadi dengan adanya
warna tanah secara tidak langsung berpengaruh pada pertumbuhan tanaman dan jasad renik.
Selain itu warna tanah secara langsung dapat dipakai untuk menentukan tingkat pelapukan,
menilai kandungan bahan organik, menilai keadaan pembuangan air, melihat adanya horison
pencucian dan horison pengendapan serta untuk dapat menaksir kandungan mineral. warna
tanah yang semakin merah menunjukkan tingkat pelapukan semakin lanjut. Tanah yang
semakin gelap warnanya akan semakin banyak kandungan bahan organiknya. Warna kuning,
coklat, atau merah menunjukkan drainase baik, sedang warna kelabu kebiruan atau bercak-
bercak menunjukkan drainase jelek. Warna putih atau pucat menunjukkan horison
pengendapan (akumulasi) bahan dari horison diatasnya. Warna pucat atau kekuningan ini
menunjukkan berasal dari mineral kuarsa, sedang warna merah menunjukkan berasal dari
mineral mengandung besi (Tan,2005).
3. Sifat-Sifat Kimia Tanah
Sejumlah proses tanah dipengaruhi oleh reaksi tanah, laju dekomposisi mineral tanah
dan bahan organik. Pertumbuhan tanaman juga dipengaruhi oleh reaksi asam basa dalam
tanah, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengaruh tidak langsung terhadap
tanaman adalah pengaruh terhadap kelarutan dan ketersediaan hara tanaman. Pengaruh secara
langsung ion H+ dilaporkan mempunyai pengaruh beracun terhadap tanaman jika terdapat
dalam konsentrasi yang tinggi ( Tan, 2005 ).
Pengujian PH tanah dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu dengan menggunakan
kertas lakmus, dengan menggunakan kertas indikator universal dan dengan alat PH
dilaboratorium dapat menggunakan pH meter Beckman H5 ( Hanafiah,2005 ). Ion H+ dalam
tanah dapat berada dalam keadaan terjerap. Ion H+ yang terjerap menentukan kemasaman
aktif atau aktual kemasaman potensial dan aktual secara bersama menentukan kemasaman
total. pH yang diukur pada suspensi tanah dalam larutan garam netral (misal KCl)
menunjukan kemasaman total oleh karena K+ dapat melepaskan H+ yang terjerap dengan
mekanisme pertukaran (Notohadiprawiro, 1985). Binatang biasanya dianggap sebagai
penyumbang sekunder setelah tumbuhan. Mereka akan menggunakan bahan ini atau bahan
organik sebagai sumber energi. Bentuk kehidupan tertentu terutama cacing tanah, sentripoda
atau semut memainkan peranan penting dalam pemindahan sisa tanaman dari permukaan ke
dalam tanah ( Winarso,2005).
Bahan kapur pertanian ada tiga macam, yaitu CaCO3 atau CaMg(CO3)2, CaO atau
MgO dan Ca(OH)2. Kapur yang disarankan adalah CaCO3 atau CaMg(CO3)2 yang digiling
dengan kehalusan 100 % melewati saringan 20 mesh dan 50 % melewati saringan80 – 100
mesh.
Pemberian kapur dapat menaikkan kadar Ca dan beberapa hara lainnya, serta
menurunkan Al dan kejenuhan Al, juga memperbaiki sifat fisik dan biologi tanah. Pemberian
kapur yang menyebabkan sifat dan ciri tanah membaik, meningkatkan produksi tanaman
( padi, jagung, kedelai )( Tan,2005).
Penentuan PH tanah dapat ditentukan secara kalorimetrik dan elektrometrik baik
dilaboratorium ataupun dilapangan. Elektrik reaksi tanah ditentukan antara lain dengan PH
meter Backman, sedangkan kalorimetrik dapat ditentukan dengan suatu alat atau
menggunakan kertas PH, pasta PH dan larutan universal. Penentuan car terakhir umumnya
lebih murah tetapi peka terhadap pengaruh dari luar. Pada prinsipnya dikerjakan dengan
membandingkan warna larutan tanah dengan warna larutan standart dari kertas, pasta dan
larutan indikator universal ( Notohadiprawiro,1985 )
4. Infiltrasi
Infiltrasi adalah proses aliran air (umumnya berasal dari curah hujan) masuk kedalam
tanah. Perkolasi merupakan proses kelanjutan aliran air yang berasal dari infiltrasi ke tanah
yang lebih dalam. Kebalikan dari infiltrasi adalah rembesan (speege). Laju maksimal gerakan
air masuk kedalam tanah dinamakan kapasitas infiltrasi. Kapasitas infiltrasi terjadi ketika
intensitas hujan melebihi kemampuan tanah dalam menyerap kelembaban tanah. Sebaliknya
apabila intensitas hujan lebih kecil dari pada kapasitas infiltrasi, maka laju infiltrasi sama
dengan laju curah hujan.
Laju infiltrasi umumnya dinyatakan dalam satuan yang sama dengan satuan intensitas
curah hujan, yaitu millimeter per jam (mm/jam). Air infiltrasi yang tidak kembali lagi ke
atmosfer melalui proses evapotranspirasi akan menjadi air tanah untuk seterusnya mengalir ke
sungai disekitar. Salah satu proses yang berkaitan dengan distribusi air hujan yang jatuh ke
permukaan bumi adalah infiltrasi. Infiltrasi adalah proses masuk atau meresapnya air dari atas
permukaan tanah ke dalam bumi. Jika air hujan meresap ke dalam tanah maka kadar lengas
tanah meningkat hingga mencapai kapasitas lapang. Pada kondisi kapasitas lapang air yang
masuk menjadi perkolasi dan mengisi daerah yang lebih rendah energi potensialnya sehingga
mendorong terjadinya aliran antara (interflow) dan aliran bawah permukaan lainnya (base
flow).
Proses infiltrasi sangat ditentukan oleh waktu. Jumlah air yang masuk kedalam tanah
dalam suatu periode waktu disebut laju infiltrasi. Laju infiltrasi pada suatu tempat akan
semakin kecil seiring kejenuhan tanah oleh air. Pada saat tertentu laju infiltrasi menjadi tetap.
Nilai laju inilah yang kemudian disebut laju perkolasi. Ketika air hujan jatuh diatas
permukaan tanah, tergantung pada kondisi biofisik permukaan tanah, sebagian atau seluruh air
hujan tersebut akan mengalir masuk kedalam tanah melalui pori-pori permukaan tanah. Proses
mengalirnya air hujan kedalam tanah disebabkan oleh tarikan gaya gravitasi dan gaya kapiler
tanah.
Selain dari beberapa factor yang menentukan infiltrasi diatas terdapat pula sifat-sifat
khusus dari tanah yang menentukan dan membatasi kapasitas infiltrasi
(Notohadiprawiro,1985) sebagai berikut:
a. Ukuran pori
Laju masuknya hujan ke dalam tanah ditentukan terutama oleh ukuran pori dan
susunan pori-pori besar. Pori yang demikian itu dinamakan pori aerasi, oleh karena pori-pori
mempunyai diameter yang cukup besar yang memungkinkan air keluar dengan cepat sehingga
tanah beraerasi baik.
b. Kemantapan pori
Kapasitas infiltrasi hanya dapat terpelihara jika porositas semula tetap tidak terganggu
selama waktu tidak terjadi hujan.
c. Kandungan air
Laju infiltrasi terbesar terjadi pada kandungan air yang rendah dan sedang
d. Profil tanah
Sifat bagian lapisan suatu profil tanah juga menentukan kecepatan masuknya air ke
dalam tanah. Ketika air hujan jatuh di atas permukaan tanah, maka proses infiltrasi tergantung
pada kondisi biofisik permukaan tanah, sebagian atau seluruh air hujan tersebut akan mengalir
masuk ke dalam tanah melalui pori-pori permukaan tanah.
Proses mengalirnya air hujan ke dalam tanah disebabkan oleh tarikan gaya gravitasi
dan gaya kapiler tanah. Oleh karena itu, infiltrasi juga biasanya disebut sebagai aliran air yang
masuk ke dalam tanah sebagai akibat gaya kapiler dan gravitasi. Laju air infiltrasi yang
dipengaruhi oleh gaya gravitasi dibatasi oleh besarnya diameter pori-pori tanah. Tanah
dengan pori-pori jenuh air mempunyai kapasitas lebih kecil dibandingkan dengan tanah dalam
keadaan kering.
Pengukuran laju infiltrasi dapat dilakukan pada permukaan tanah, pada kedalam
tertentu, pada lahan kosong atau pada lahan bervegetasi. Walaupun satuan infiltrasi serupa
dengan konduktivitas hidraulik, terdapat perbedaan antara keduanya. Hal itu tidak bisa secara
langsung dikaitkan kecuali jika kondisi batas hidraulik diketahui, seperti kemiringan hidraulik
dan aliran air lateral atau jika dapat diperkirakan. Laju infiltrasi memiliki kegunaan seperti
studi pembuangan limbah cair, evaluasi potensi lahan tanki septik, efisiensi pencucian dan
drainase, kebutuhan irigasi, penyebaran air dan imbuhan air tanah, dan kebocoran saluran atau
bendungan dan kegunaan lainnya.
Jumlah dan ukuran pori yang menentukan adalah jumlah pori-pori yang berukuran
besar. Makin banyak pori-pori besar maka kapasitas infiltrasi makin besar pula. Atas dasar
ukuran pori tersebut, liat kaya akan pori halus dan miskin akan pori besar. Sebaliknya fraksi
pasir banyak mengandung pori besar dan sedikit pori halus.
Tanah-tanah yang bertekstur kasar menciptakan struktur tanah yang ringan.
Sebaliknya tanah-tanah yang terbentuk atau tersusun dari tekstur tanah yang halus
menyebabkan terbentuknya tanah-tanah yang bertekstur berat. Tanah dengan struktur tanah
yang berat mempunyai jumlah pori halus yang banyak dan miskin akan pori besar. Sebaliknya
tanah yang ringan mengandung banyak pori besar dan sedikit pori halus.Laju infiltrasi
berbeda menurut jenis tanahnya ( Tan,2005 ).
TINJAUAN PUSTAKA
Hanafiah, Napoleon dan N Ghofar.2005. Biologi Tanah Ekologi dan Mikrobiologi Tanah. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Hardjowigeno. 1992. Ilmu Tanah. Jakarta : PT Mediatama Sarana Perkasa.
Notohadiprawiro, Tejoyuwono. 1985. Selidik Cepat Ciri Tanah di Lapangan. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Tan, Kim Howard. 2005. Soil Sampling,Preparation,and Analysis. Florida: CRC Press.
Winarso,S .2005. Kesuburan Tanah . Yogyakarta: Gava Media.