16
TINJAUAN PUSTAKA Usability Terdapat beberapa definisi mengenai usability. Definsi pertama disampaikan oleh International Standards Organization (ISO 9241-11) yang mendefinisikan usability sebagai ‘‘sejauh mana suatu produk dapat digunakan oleh pengguna tertentu untuk memperoleh tujuan tertentu dengan efektifitas, efisiensi, dan kepuasan dalam konteks penggunaan.’’ Selanjutnya Usability Professionals Association (UPA), memberikan definisi usability yang lebih berfokus kepada proses pengembangan produk, yaitu ‘‘Usability adalah suatu pendekatan terhadap pengembangan produk yang menggabungkan umpan balik pengguna melalui siklus pengembangan untuk mengurangi biaya dan menciptakan produk dan alat yang memenuhi kebutuhan pengguna.’’ Definisi berikutnya dikemukakan oleh Krug (2000), yakni ‘‘Usability berarti memastikan bahwa sesuatu bekerja dengan baik untuk tujuan tertentu tanpa membuat penggunanya menjadi putus asa’’ (Tullis & Albert 2008). Menurut Tullis dan Albert (2008), berbagai macam definisi usability tersebut memiliki tiga tema yang serupa, yaitu adanya keterlibatan seorang pengguna, pengguna melakukan suatu pekerjaan, dan pengguna melakukan sesuatu dengan adanya produk, sistem atau hal lain. Beberapa orang juga membedakan antara istilah usability dan pengalaman pengguna (user experience). Usability biasanya mempertimbangkan kemampuan pengguna untuk menggunakan sesuatu agar dapat melaksanakan tugas dengan sukses, sedangkan user experience memiliki pandangan yang lebih luas, melihat kepada keseluruhan interaksi individual dengan sesuatu hal tersebut, seperti pikiran, perasaan, dan persepsi yang dihasilkan dari interaksi tersebut. Oleh karena itu, pada saat dibicarakan mengenai ‘‘pengukuran usability,’’ maka akan benar-benar melihat pada keseluruhan user experience yang dialami. Permasalahan terbesar yang dihadapi bidang usability saat ini adalah bagaimana cara meningkatkan performanya secara masif, sehingga dapat mempengaruhi perancang antarmuka pengguna di seluruh dunia. Namun, seberapa besarkah tantangan yang akan dihadapi dalam bidang antarmuka

TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · firewall perusahaan. ... WCAG 2.0 diaplikasikan secara luas pada teknologi yang lebih tinggi, lebih ... dan beroperasi dengan cara yang

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · firewall perusahaan. ... WCAG 2.0 diaplikasikan secara luas pada teknologi yang lebih tinggi, lebih ... dan beroperasi dengan cara yang

TINJAUAN PUSTAKA

Usability

Terdapat beberapa definisi mengenai usability. Definsi pertama

disampaikan oleh International Standards Organization (ISO 9241-11) yang

mendefinisikan usability sebagai ‘‘sejauh mana suatu produk dapat digunakan

oleh pengguna tertentu untuk memperoleh tujuan tertentu dengan efektifitas,

efisiensi, dan kepuasan dalam konteks penggunaan.’’ Selanjutnya Usability

Professionals Association (UPA), memberikan definisi usability yang lebih

berfokus kepada proses pengembangan produk, yaitu ‘‘Usability adalah suatu

pendekatan terhadap pengembangan produk yang menggabungkan umpan balik

pengguna melalui siklus pengembangan untuk mengurangi biaya dan menciptakan

produk dan alat yang memenuhi kebutuhan pengguna.’’ Definisi berikutnya

dikemukakan oleh Krug (2000), yakni ‘‘Usability berarti memastikan bahwa

sesuatu bekerja dengan baik untuk tujuan tertentu tanpa membuat penggunanya

menjadi putus asa’’ (Tullis & Albert 2008).

Menurut Tullis dan Albert (2008), berbagai macam definisi usability

tersebut memiliki tiga tema yang serupa, yaitu adanya keterlibatan seorang

pengguna, pengguna melakukan suatu pekerjaan, dan pengguna melakukan

sesuatu dengan adanya produk, sistem atau hal lain. Beberapa orang juga

membedakan antara istilah usability dan pengalaman pengguna (user experience).

Usability biasanya mempertimbangkan kemampuan pengguna untuk

menggunakan sesuatu agar dapat melaksanakan tugas dengan sukses, sedangkan

user experience memiliki pandangan yang lebih luas, melihat kepada keseluruhan

interaksi individual dengan sesuatu hal tersebut, seperti pikiran, perasaan, dan

persepsi yang dihasilkan dari interaksi tersebut. Oleh karena itu, pada saat

dibicarakan mengenai ‘‘pengukuran usability,’’ maka akan benar-benar melihat

pada keseluruhan user experience yang dialami.

Permasalahan terbesar yang dihadapi bidang usability saat ini adalah

bagaimana cara meningkatkan performanya secara masif, sehingga dapat

mempengaruhi perancang antarmuka pengguna di seluruh dunia. Namun,

seberapa besarkah tantangan yang akan dihadapi dalam bidang antarmuka

Page 2: TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · firewall perusahaan. ... WCAG 2.0 diaplikasikan secara luas pada teknologi yang lebih tinggi, lebih ... dan beroperasi dengan cara yang

8

pengguna? Pada bulan November 2005, terdapat 75 juta situs web di Internet.

Selain itu, terdapat 30 juta intranet di dalam firewall perusahaan. Dengan

demikian, terdapat lebih dari 100 juta desain antarmuka pengguna hanya dalam

ruang online. Namun di lain pihak, terdapat sekitar 70 juta desain antarmuka

pengguna profesional di dunia yang ditujukan untuk melayani pelanggan bisnis,

badan pemerintah, atau organisasi nirlaba. Apabila antarmuka pengguna yang

dibangun tidak memiliki performa usability yang baik, maka banyak biaya yang

akan dikeluarkan oleh pengembang situs web tersebut (Nielsen 2005).

Berdasarkan hal-hal di atas, dapat diketahui bahwa usability merupakan

salah satu parameter penting yang menentukan keberhasilan situs web dalam

meningkatkan keberhasilan akses oleh pengguna, serta dapat meningkatkan

efisiensi biaya pembangunan suatu situs web. Dengan demikian, penelitian

mengenai usability diharapkan akan dapat memenuhi tantangan untuk

meningkatkan performa situs web secara masif dan signifikan.

Evaluasi Usability

Menurut Preece et al. (2002), proses evaluasi terdiri dari dua jenis.

Pertama, evaluasi yang dilakukan selama perancangan untuk memeriksa apakah

produk telah memenuhi kebutuhan konsumen yang disebut dengan evaluasi

formatif (formative evaluations). Kedua, evaluasi yang dilakukan untuk menilai

kesuksesan produk yang telah selesai dikembangkan, seperti produk yang telah

memuaskan bagi agen sponsor atau untuk memeriksa apakah standar yang

digunakan telah dipenuhi. Evaluasi ini disebut sebagai evaluasi akhir (summative

evaluations). Adapun setiap proses evaluasi memainkan peranan kunci dalam

memfasilitasi pemahaman antara pengembang produk dengan penggunanya.

Menurut Nielsen (1993), usability pada umumnya diukur dengan

melibatkan sejumlah pengguna yang dipilih sebagai perwakilan dari pengguna

sesungguhnya. Pengguna tersebut akan menggunakan sistem untuk

menyelenggarakan serangkaian tugas khusus, meskipun sistem tersebut juga dapat

diukur dengan melibatkan pengguna sesungguhnya di lapangan untuk melakukan

tugas apapun yang memang sedang mereka lakukan. Pada kasus tersebut poin

pentingnya adalah bahwa usability dievaluasi relatif hanya pada pengguna tertentu

Page 3: TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · firewall perusahaan. ... WCAG 2.0 diaplikasikan secara luas pada teknologi yang lebih tinggi, lebih ... dan beroperasi dengan cara yang

9

dan tugas tertentu. Hal ini juga menjadi perhatian tertentu dimana sistem yang

sama dapat diukur sebagai sistem dengan karakteristik usability yang berbeda jika

digunakan oleh pengguna yang berbeda untuk tugas yang berbeda pula.

Suatu evaluasi antarmuka dapat dilaksanakan pada dunia nyata atau

kondisi yang terkontrol. Pengukuran performa berasal dari tugas-tugas spesifik

yang dilakukan oleh pengguna, dan hasilnya dibandingkan dengan tujuan kinerja

yang didefinisikan sebelumnya. Evaluator juga mengumpulkan data pada

permasalahan yang muncul. Kondisi kesalahan atau error, kebingungan, frustrasi,

dan komplain yang ditemui pada saat evaluasi selanjutnya dapat didiskusikan

dengan pengguna. Evaluasi tersebut juga bermanfaat agar pengguna dapat

membicarakan secara jelas apa yang mereka sedang lakukan. Kegagalan dalam

mencapai tujuan desain usability akan mengindikasikan perlu adanya proses

desain ulang. Keuntungan yang diperoleh dengan melakukan evaluasi usability

ialah pengujian tersebut menggunakan lingkungan kerja yang realistis. Tugas

yang dilaksanakan dalam latar kerja aktual, apakah pada suatu laboratorium

usability atau kondisi terkontrol lainnya. Evaluasi usability dapat mengidentifikasi

permasalahan serius dengan menghindari item-item yang prioritasnya rendah

(Galitz 2002).

Adapun kerugian yang dapat menjadi permasalahan paling serius pada

evaluasi usability adalah biaya tinggi yang dibutuhkan untuk mempersiapkan

fasilitas pengujian. Pelaksanaan evaluasi usability yang efektif membutuhkan

seorang penyelenggara evaluasi dengan keahlian antarmuka pengguna. Evaluasi

usability juga menekankan pada penggunaan sistem untuk pertama kalinya, serta

pengumpulan data yang memperhatikan penggunaan suatu sistem oleh pengguna

yang berpengalaman. Pengujian ini juga kurang cocok untuk mendeteksi

permasalahan dengan konsistensi tertentu.

Skenario tugas untuk memenuhi tujuan pengujian secara memadai

haruslah diidentifikasi dan dikembangkan. Idealnya, keseluruhan sistem akan

diuji, namun waktu dan biaya seringkali membatasi pekerjaan yang dapat

dilakukan. Jika terdapat kendala waktu dan biaya, maka diperlukan kandidat yang

baik untuk pengujian meliputi tugas pengguna yang paling penting dan paling

representatif. Sebaiknya selalu dilakukan uji fungsi atau fitur dimana landasan

Page 4: TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · firewall perusahaan. ... WCAG 2.0 diaplikasikan secara luas pada teknologi yang lebih tinggi, lebih ... dan beroperasi dengan cara yang

10

desainnya tidak sekuat yang diinginkan. Fitur-fitur ini merupakan fitur dimana

masalah pertukaran (trade-off) tidak terlihat jelas, tidak secara kuat mengacu pada

satu alternatif desain dari beberapa desain lain yang mungkin digunakan.

Setelah mempersiapkan skenario tugas, skenario tersebut diuji coba dan

diperbaiki jika diperlukan. Perlu dipastikan bahwa skenario tersebut ditulis

dengan jelas dan mampu dilaksanakan dalam waktu evaluasi yang telah

dialokasikan. Sebuah laboratorium khusus dapat dibangun, kemudian pengguna

melaksanakan tugas yang telah dirancang di dalam laboratorium tersebut.

Pengguna selanjutnya diobservasi dan hasilnya diukur dan dievaluasi untuk

membangun usability suatu produk. Pengujian usability menampilkan apa

sebenarnya mereka lakukan, bukan apa yang mereka pikir mereka lakukan.

Skenario yang sama dapat disajikan kepada pengguna yang berbeda-beda, dengan

menyediakan data perbandingan dari beberapa jenis pengguna (Galitz 2002).

Berdasarkan pada hal-hal di atas, dapat diketahui bahwa pengujian

usability situs web dapat dilakukan dengan cara observasi responden dalam

ruangan yang terkontrol dengan melaksanakan tugas-tugas tertentu. Pengujian

tersebut dimaksudkan untuk dapat mengetahui secara langsung permasalahan apa

saja yang ditemui oleh pengguna situs web tersebut dalam mengakses informasi.

Accessibility

Situs web sudah seharusnya didesain dengan memastikan bahwa siapa

saja, termasuk pengguna yang memiliki kesulitan melihat, mendengar, dan

melakukan gerakan halus dapat menggunakannya. Secara umum, hal ini berarti

memastikan bahwa situs web dapat memfasilitasi penggunaan teknologi bantuan

(assistive technology) yang umum digunakan. Beberapa permasalahan

accessibility utama yang perlu diperhatikan meliputi:

a. Menyediakan format text equivalent untuk elemen yang bukan teks;

b. Memastikan bahwa script yang digunakan mendukung accessibility situs

web;

c. Menyediakan judul-judul pada kerangka situs web;

d. Memudahkan pengguna melewati tautan navigasi yang berulang-ulang;

Page 5: TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · firewall perusahaan. ... WCAG 2.0 diaplikasikan secara luas pada teknologi yang lebih tinggi, lebih ... dan beroperasi dengan cara yang

11

e. Memastikan bahwa plug-ins dan applets memenuhi kebutuhan

accessibility; dan

f. Mensinkronisasi seluruh elemen multimedia.

Apabila tidak mungkin untuk memastikan bahwa seluruh halaman situs web dapat

diakses dengan mudah, para perancang situs web harus menyediakan informasi

yang serupa untuk memastikan bahwa seluruh pengguna memiliki akses yang

sama terhadap seluruh informasi (USDHHS 2004).

Accessibility dalam arti umum berarti suatu sistem harus dirancang agar

mudah digunakan oleh kondisi masyarakat yang sangat beragam, atau pada

dasarnya siapa saja yang bermaksud menggunakan sistem tersebut. Dalam arti

yang lebih sempit, accessibility dapat didefinisikan sebagai penyediaan akses

yang mudah terhadap suatu sistem untuk masyarakat dengan keterbatasan fisik

(disabilities). Adapun tujuan desain dalam menciptakan accessibility bagi

pengguna dengan keterbatasan fisik antara lain (Galitz 2002):

a. Meminimalkan semua rintangan yang membuat suatu sistem sulit atau

tidak mungkin digunakan, dan

b. Menyediakan kesesuaian dengan menginstal keperluan accessibility.

Telah banyak pemerintah negara yang telah menerbitkan Peraturan

Perundang-undangan yang mewajibkan para pemberi kerja untuk menyediakan

bantuan yang layak bagi para pekerja dengan keterbatasan fisik. Sebagai contoh di

Amerika Serikat terdapat sebuah perundang-undangan dengan tujuan tersebut,

yaitu Undang-undang Warga Negara Amerika dengan Keterbatasan Fisik (the

Americans with Disabilities Act). Rancangan sistem yang mudah diakses

selanjutnya diperlukan untuk memastikan bahwa tidak ada seorang pun dengan

keterbatasan fisik yang sulit mengakses teknologi komputer (Galitz 2002).

Evaluasi Accessibility dengan WCAG 2.0

Galitz (2002) mengemukakan bahwa accessibility biasanya mengacu

kepada seberapa efektif seseorang dengan keterbatasan fisik (disabilities) dapat

menggunakan suatu sistem, aplikasi atau situs web. Dengan kata lain, accessibility

merupakan usability yang dikhususkan untuk kelompok pengguna tertentu.

Page 6: TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · firewall perusahaan. ... WCAG 2.0 diaplikasikan secara luas pada teknologi yang lebih tinggi, lebih ... dan beroperasi dengan cara yang

12

Panduan accessibility web yang paling dikenal secara luas adalah Web Content

Accessibility Guidelines (WCAG) dari World-Wide Web Consortium (W3C).

Web Accessibility Initiative (WAI) telah dibentuk oleh World Wide Web

Consortium (W3C) untuk membawa pertimbangan-pertimbangan accessibility ke

dalam pengembangan teknologi Web Consortium dan untuk menentukan panduan

bagi teknologi yang mudah diakses meliputi penulisan web dan agen pengguna

(browser). Sebagaimana yang dinyatakan oleh Tim Berners-Lee, penemu web,

dan Direktur W3C, "Kekuatan situs web terletak pada sifat keuniversalannya.

Dapat mengakses suatu web tanpa menghiraukan masalah keterbatasan fisik

adalah suatu aspek yang esensial".

Dalam kaitannya dengan accessibility media elektronik, standar Web

Content Accessibility Guidelines (WCAG) 1.0 dan 2.0 yang telah diterbitkan

memiliki kesamaan dengan standar lain yang pernah dipublikasikan yaitu s508,

tetapi standar WCAG lebih maju beberapa langkah ke depan. Versi pertama

panduan penulisan web, yaitu WCAG 1.0, menjadi Rekomendasi W3C pada

tanggal 5 Mei 1999. WCAG 2.0 dipublikasikan pada tanggal 11 Desember 2008.

WCAG 2.0 diaplikasikan secara luas pada teknologi yang lebih tinggi, lebih

mudah digunakan dan dimengerti, serta lebih dapat diuji dengan pengujian

otomatis dan evaluasi oleh manusia dengan tepat (Pariseau 2010).

Web Content Accessibility Guidelines (WCAG) 2.0 telah mencakup

rentang yang luas untuk membuat konten web lebih mudah diakses. Panduan

tersebut diharapkan dapat membantu orang-orang dengan keterbatasan fisik,

termasuk penderita tuna netra dan penglihatan lemah, tuna rungu,

ketidakmampuan belajar, keterbatasan kognitif, keterbatasan gerak, keterbatasan

bicara, fotosensitivitas dan kombinasinya. Kriteria kesuksesan WCAG 2.0 disusun

sebagai pernyataan yang teruji dan bukan tergolong technology-specific (W3C

2008).

Dalam merancang suatu media elektronika berdasarkan WCAG 2.0,

seorang perancang harus mempertimbangkan dan mengaplikasikan beberapa

panduan yang telah diringkas pada Tabel 1.

Page 7: TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · firewall perusahaan. ... WCAG 2.0 diaplikasikan secara luas pada teknologi yang lebih tinggi, lebih ... dan beroperasi dengan cara yang

13

Tabel 1 Ringkasan panduan WCAG 2.0 (Pariseau 2010)

Prinsip 1: Perceivable Prinsip 2:

Operable

Prinsip 3:

Understandable Prinsip 4: Robust

Menyediakan alternatif

teks untuk konten non-teks

sehingga dapat diubah

menjadi bentuk lain yang

dibutuhkan orang, seperti

cetak besar, Braille, suara,

simbol atau bahasa yang

lebih sederhana

Membuat semua

fungsionalitas

tersedia dari sebuah

keyboard

Membuat konten

teks dapat dibaca

dan dapat

dimengerti.

Memaksimalkan

kompatibilitas

dengan agen-agen

pengguna masa kini

dan masa depan,

termasuk teknologi

bantu

Menyediakan alternatif

untuk media berbasis

waktu

Menyediakan waktu

yang cukup bagi

pengguna untuk

membaca dan

menggunakan

konten

Membuat halaman-

halaman web tampil

dan beroperasi

dengan cara yang

dapat diprediksi

Menyediakan konten yang

dapat dipresentasikan

dengan cara berbeda (untuk

contoh tampilan yang lebih

sederhana) tanpa

menghilangkan informasi

atau struktur

Jangan mendesain

konten dalam suatu

cara yang diketahui

akan menyebabkan

penyitaan

Membantu

pengguna

menghindari dan

mengoreksi

kesalahan

Memudahkan pengguna

untuk melihat dan

mendengar konten

termasuk memisahkan latar

depan dari latar belakang

Menyediakan cara

untuk membantu

pengguna

menavigasi,

menemukan konten

dan menentukan

dimana mereka

berada

Panduan WCAG telah diorganisir menjadi bentuk chekpoint atau success

criteria agar lebih mudah digunakan. Success criteria tersebut dikategorikan

menjadi Prioritas 1, 2 atau 3 menurut Pariseau (2010):

1. Prioritas 1 atau Level A

Seorang pengembang konten Web harus memenuhi beberapa checkpoint ini.

Jika sebaliknya, maka satu atau lebih kelompok tidak akan mungkin

mengakses informasi di dalam dokumen. Pemenuhan checkpoint ini adalah

kebutuhan dasar untuk beberapa kelompok mungkin untuk menggunakan

dokumen-dokumen Web. Dalam WCAG 2.0, level AAA memiliki 20 success

criteria.

Page 8: TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · firewall perusahaan. ... WCAG 2.0 diaplikasikan secara luas pada teknologi yang lebih tinggi, lebih ... dan beroperasi dengan cara yang

14

2. Prioritas 2 atau Level AA

Seorang pengembang Web seharusnya memenuhi beberapa checkpoint ini.

Jika sebaliknya, maka satu atau lebih kelompok akan sulit mengakses

informasi dalam dokumen. Pemenuhan checkpoint ini akan menghilangkan

penghalang yang signifikan untuk mengakses dokumen-dokumen Web.

Dalam WCAG 2.0, level AA memiliki 12 success criteria.

3. Prioritas 3 atau Level AAA

Seorang pengembang Web boleh memenuhi beberapa checkpoint ini. Jika

sebaliknya, maka atau lebih kelompok akan menemukan beberapa kesulitan

untuk mengakses informasi dalam dokumen. Pemenuhan checkpoint ini akan

meningkatkan akses terhadap dokumen-dokumen Web. Dalam WCAG 2.0,

level A memiliki 25 success criteria.

e-Government Pemerintah Provinsi

Hof dan Groothuis (2011) menyatakan bahwa electronic government (e-

Government) merupakan implementasi teknologi informasi dan komunikasi untuk

memfasilitasi atau meningkatkan pelayanan publik bagi warga negara atau

perusahaan. Sebagai konsekuensinya, fokus electronic government secara khusus

berpusat pada digitasi dari transaksi antara pemerintah dan warga negara atau

pebisnis. Kemajuan electronic government telah sangat dibantu oleh

meningkatnya kapasitas untuk menyimpan dan memproses data melalui teknologi

broadband dan juga disebabkan karena fakta bahwa kebanyakan masyarakat telah

mengakses Internet dewasa ini.

Teknologi-teknologi baru akan membangkitkan banyak kesempatan untuk

merancang ulang interaksi antara warga negara dan pemerintah. Teknologi

Informasi dan Komunikasi (TIK) dapat merangsang partisipasi elektronik dari

para warga negara dengan memperkenalkan Web 2.0 tools (seperti wiki, chat,

blog, jejaring sosial, e-Petisi, dan lain-lain). Di lain pihak, terdapat warga negara

yang secara mandiri mengangkat teknologi baru tersebut sehingga mereka dapat

lebih terlibat dalam administrasi publik dan aktivitas politik dimana mereka

tertarik di dalamnya, atau dapat pula menyediakan ahli tertentu yang dapat

mewakili mereka untuk dapat terlibat dalam administrasi publik tersebut.

Page 9: TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · firewall perusahaan. ... WCAG 2.0 diaplikasikan secara luas pada teknologi yang lebih tinggi, lebih ... dan beroperasi dengan cara yang

15

Menurut Nurhadryani (2009), aktor dalam e-Government secara sederhana

dapat dibagi menjadi dua jenis yang dapat dilihat pada Gambar 1. Pertama yaitu

sektor publik sebagai penyelenggara pemerintahan yang terdiri dari eksekutif

(seperti departemen keuangan, pendidikan, kesehatan dan sebagainya), yudikatif

dan legislatif pada level nasional, regional dan lokal. Aktor kedua disebut end-

user yang terdiri dari sektor non-pemerintah dan sektor privat yang berinteraksi di

lima level governance (level internasional, level regional 1, level nasional, level

regional 2 dan level lokal). Melalui e-Government, masyarakat dapat menerima

informasi dengan cepat dan transparan sehingga masyarakat mendapat

pengetahuan mengenai bagaimana pemerintahan berjalan, dengan pengetahuannya

tersebut dan sesuai dengan minat masing-masing, masyarakat dapat melakukan

partisipasi melalui elektronik misalnya dengan berdiskusi dan berkomunikasi

mengenai isu-isu dalam pemerintahan secara elektronik, sehingga proses

pemerintahan menjadi lebih demokratis.

Gambar 1 Framework governance: dimensi horisontal dan vertikal

(Nurhadryani 2009).

Dewasa ini terdapat peningkatan keterlibatan warga negara melalui TIK.

Warga negara menjadi semakin berani mengeluarkan aspirasinya dan semakin

memahami hal-hal kebijakan publik seperti kesehatan, pendidikan, dan lain-lain,

dan memahami bagaimana cara menampilkan tugas-tugas publik (Leadbeater &

Cottam 2007). Beberapa pihak mengharapkan hal ini dapat membantu proses

demokratisasi hubungan antara warga negara dan pemerintah dengan menerima

lebih banyak kepercayaan dan transparansi, lebih banyak keterlibatan aktif dalam

Page 10: TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · firewall perusahaan. ... WCAG 2.0 diaplikasikan secara luas pada teknologi yang lebih tinggi, lebih ... dan beroperasi dengan cara yang

16

proses demokrasi, dan memberi kuasa pada warga negaranya. Beberapa pihak

yang lainnya lebih skeptis dan beranggapan bahwa kepercayaan tidak akan

meningkat dan motivasi di antara warga negara untuk berpartisipasi sangatlah

kurang (Frissen et al. 2008, diacu dalam Hof & Groothuis 2011).

Menurut Inpres Nomor 3 Tahun 2003, pengembangan e-Government

merupakan upaya untuk mengembangkan penyelenggaraan kepemerintahan yang

berbasis (menggunakan) elektronik dalam rangka meningkatkan kualitas layanan

publik secara efektif dan efisien. Melalui pengembangan e-Government,

dilakukan penataan sistem manajemen dan proses kerja di lingkungan pemerintah

dengan mengoptimalisasi pemanfaatan teknologi informasi.

Pemanfaatan teknologi informasi tersebut mencakup 2 (dua) aktivitas yang

berkaitan yaitu: Pertama, pengolahan data, pengelolaan informasi, sistem

manajemen dan proses kerja secara elektronis; Kedua, pemanfaatan kemajuan

teknologi informasi agar pelayanan publik dapat diakses secara mudah dan murah

oleh masyarakat di seluruh wilayah negara. Selanjutnya, membangun e-

Government bukan saja membangun infrastruktur komunikasi data dan informasi,

tetapi juga berarti membangun infrastruktur sistem aplikasi, standarisasi metadata,

pengembangan sumberdaya manusia, pengembangan prosedur, kebijakan dan

peraturan.

Berkenaan dengan implementasi e-Government di Indonesia, Rokhman

(2011) mengemukakan hasil penelitiannya yang bertujuan untuk mencari tahu

tentang penerimaan masyarakat Indonesia pengguna Internet terhadap pelayanan

e-Government, yakni anggapan bahwa masyarakat Indonesia belum siap dengan

e-Government tidak terbukti pada penelitian tersebut. Segmen masyarakat dengan

status sosial menengah ke atas sangat siap untuk menggunakan e-Government.

Anggapan lain bahwa e-Government tidak cocok dengan gaya hidup dan

kebudayaan juga tidak perlu dipersoalkan lagi. Melalui parameter kesesuaian,

penelitian tersebut membuktikan bahwa e-Government kompatibel dengan gaya

hidup dan kebudayaan, dan mereka siap jika pelayanan publik tidak disampaikan

dengan cara bertemu muka.

Dewasa ini telah banyak institusi yang melakukan pemeringkatan terhadap

kondisi e-Government di suatu negara, salah satunya adalah yang dilaksanakan

Page 11: TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · firewall perusahaan. ... WCAG 2.0 diaplikasikan secara luas pada teknologi yang lebih tinggi, lebih ... dan beroperasi dengan cara yang

17

oleh Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB 2010). Evaluasi e-Government yang

dilaksanakan pada tahun 2010 oleh PBB menempatkan Indonesia pada peringkat

109 dari 184 negara di dunia yang disebut dengan peringkat e-Government

Development Index. Indonesia berada pada peringkat 102 dalam hal indeks

pelayanan online dan komponennya, berada pada peringkat 116 dalam hal indeks

infrastruktur telekomunikasi dan komponennya, berada pada peringkat 97 dalam

hal indeks modal sumberdaya manusianya, dan berada pada peringkat 86 dalam

hal e-Participation.

Menurut Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 2007, dalam

menyelenggarakan urusan pemerintahan daerah yang berdasarkan kriteria

pembagian urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya, pemerintahan

daerah provinsi dapat menyelenggarakan sendiri atau menugaskan sebagian

urusan pemerintahan tersebut kepada pemerintahan daerah kabupaten/kota

dan/atau pemerintahan desa berdasarkan asas tugas pembantuan.

Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan provinsi yang

penyelenggaraannya ditugaskan kepada pemerintahan daerah kabupaten/kota

berdasarkan asas tugas pembantuan, secara bertahap dapat diserahkan untuk

menjadi urusan pemerintahan kabupaten/kota yang bersangkutan apabila

pemerintahan daerah kabupaten/kota telah menunjukkan kemampuan untuk

memenuhi norma, standar, prosedur, dan kriteria yang dipersyaratkan.

Pemerintahan provinsi dipimpin oleh seorang Gubernur sebagai kepala

daerah dengan struktur organisasi pemerintahan provinsi disajikan pada Gambar

2. Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah provinsi meliputi

(Kemkominfo 2004):

a. Perencanaan dan pengendalian pembangunan

b. Perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang

c. Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat

d. Penyediaan sarana dan prasarana umum

e. Penanganan bidang kesehatan

f. Penyelenggaraan pendidikan dan alokasi sumber daya manusia potensial

g. Penanggulangan masalah sosial lintas kabupaten/kota

h. Pelayanan bidang ketenagakerjaan lintas kabupaten/kota

Page 12: TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · firewall perusahaan. ... WCAG 2.0 diaplikasikan secara luas pada teknologi yang lebih tinggi, lebih ... dan beroperasi dengan cara yang

18

i. Fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil, dan menengah termasuk

lintas kabupaten/kota

j. Pengendalian lingkungan hidup

k. Pelayanan pertanahan termasuk lintas kabupaten/kota

Gambar 2 Susunan organisasi pemerintahan provinsi

(Kemkominfo 2004).

Pemerintah provinsi memiliki suatu lembaga bernama Komisi Informasi

Provinsi dikarenakan provinsi termasuk ke dalam badan publik yang memiliki

fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan negara. Komisi

Informasi Provinsi merupakan lembaga mandiri yang berfungsi menjalankan

Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik

dan peraturan pelaksanaannya menetapkan petunjuk teknis standar layanan

informasi publik dan menyelesaikan Sengketa Informasi Publik melalui mediasi

dan/atau ajudikasi nonlitigasi (UU No. 14/2008). Sesuai dengan Instruksi Presiden

Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan e-

Government, seluruh provinsi diwajibkan untuk mensosialisasikan informasi

publik yang dimilikinya dalam suatu situs web atau sistem informasi demi

kepentingan masyarakat banyak.

Menurut Kemkominfo (2003), situs web pemerintah daerah merupakan

salah satu strategi di dalam melaksanakan pengembangan e-Government secara

sistematik melalui tahapan yang realistis dan terukur. Pembuatan situs web

Page 13: TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · firewall perusahaan. ... WCAG 2.0 diaplikasikan secara luas pada teknologi yang lebih tinggi, lebih ... dan beroperasi dengan cara yang

19

pemerintah daerah merupakan tingkat pertama dalam pengembangan e-

Government di Indonesia dengan sasaran agar masyarakat Indonesia dapat

memperoleh akses kepada informasi dan layanan pemerintah daerah dengan

mudah, serta ikut berpartisipasi dalam pengembangan demokrasi di Indonesia

dengan menggunakan media Internet.

Berdasarkan sifat transaksi informasi dan pelayanan publik yang

disediakan oleh Pemerintah Daerah melalui jaringan informasi, pengembangan e-

Government dapat dilaksanakan melalui 4 (empat) tingkatan, yaitu Tingkat 1 –

Persiapan (Pembuatan situs web sebagai media informasi dan komunikasi pada

setiap lembaga; dan Sosialisasi situs web untuk internal dan publik), Tingkat 2 –

Pematangan (Pembuatan situs web informasi publik yang bersifat interaktif; dan

Pembuatan antarmuka keterhubungan dengan lembaga lain), Tingkat 3 –

Pemantapan (Pembuatan situs web yang bersifat transaksi pelayanan publik; dan

Pembuatan interoperabilitas aplikasi dan data dengan lembaga lain), Tingkat 4 –

Pemanfaatan (Pembuatan aplikasi untuk pelayanan yang bersifat Government to

Government (G2G), Government to Business (G2B), dan Government to

Consumers (G2C)).

Situs web pemerintah daerah provinsi dan daerah otonom (Kabupaten, dan

Kotamadya) dapat dikatakan sebagai perubahan bentuk penggunaan media

komunikasi dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

(Information and Communication Technology - ICT) (Kemkominfo 2003). Oleh

karena itu, pemerintah memiliki tugas yang berkesinambungan karena performa

situs web yang terus menerus meningkat akan menjadi harapan para

pengaksesnya, baik penduduk Indonesia maupun masyarakat dunia.

Penelitian Terdahulu

Suharko (2009) telah melaksanakan evaluasi penerapan rekomendasi

standar situs yang baik dari Kemkominfo pada situs e-Government pemerintah

daerah di Indonesia dengan mengacu pada rekomendasi dari Kemkominfo dan

untuk mengevaluasi komponen usability situs web tersebut menggunakan standar

WCAG 1.0. Penelitian ini menggunakan metode studi literatur dengan dipadukan

rekomendasi dari Depkominfo (kini bernama Kemkominfo) dengan 14 variabel.

Page 14: TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · firewall perusahaan. ... WCAG 2.0 diaplikasikan secara luas pada teknologi yang lebih tinggi, lebih ... dan beroperasi dengan cara yang

20

Hasil yang diperoleh kemudian dikelompokan menjadi tiga kategori, yaitu

kategori Nasional, kategori Provinsi dan kategori Kota/Kabupaten. Masing-

masing kategori menggunakan tiga skenario yang ditujukan untuk membantu

melihat dampak penggunaan beberapa asumsi pembobotan yang berbeda

dikarenakan kurangnya studi literatur yang membahas permasalahan tersebut.

Situs web yang memiliki peringkat pertama untuk kategori Nasional adalah

Provinsi Jawa Tengah, kategori Provinsi adalah Jawa Tengah, dan kategori

Kota/Kabupaten adalah Kota Bandung dan Kabupaten Gresik.

Studi lain berkaitan dengan evaluasi situs web pemerintah Indonesia telah

dilakukan oleh Wahid (2008) bertujuan untuk mengevaluasi fokus dan kualitas

situs web pemerintah Indonesia. Sebanyak 456 kabupaten/kota seluruh Indonesia

telah dilibatkan dalam studi tersebut. Kriteria penilaian yang digunakan Wahid

(2008) diadopsi dengan beberapa penyesuaian dari kriteria yang didasarkan pada

kumpulan kriteria yang diajukan oleh Eschenfelder et al. Setiap sub-kriteria

tersebut dioperasionalisasikan dengan beberapa item yang diukur dengan 5-poin

skala Likert yang berkisar antara sangat tidak setuju hingga sangat setuju dalam

hal ketersediaan atau kualitas setiap kriteria. Hasilnya secara umum situs web

pemerintah daerah Indonesia lebih berfokus pada mempromosikan keterhubungan

antara pemerintah dan pebisnis, dimana layanan transaksional yang terbatas untuk

sektor-sektor bisnis telah tersedia, sementara efisiensi dan efektifitas dalam

penyampaian layanan umum tidak terlalu diprioritaskan. Kualitas situs web secara

umum berada pada level medium, baik dalam hal kualitas konten maupun dalam

hal tingkat kemudahan penggunaan situs web.

Studi lain mengenai usability situs web pemerintah luar negeri telah

dilaksanakan oleh pemerintah Uganda pada beberapa situs webnya (Asiimwe &

Lim 2010). Dengan menggunakan metode investigasi fitur, studi tersebut

mengevaluasi empat situs web pemerintah Uganda, yaitu Ministry of Health,

Ministry of Education and Sports, Ministry of Justice and Constitutional Affairs,

dan Ministry of Foreign Affairs, berdasarkan tiga perspektif, yaitu Perspektif

Tampilan Desain, Perspektif Navigasi, dan Perspektif Kebijakan Hukum pada

situs web. Ketiga perspektif tersebut diambil dari 14 perspektif yang diadaptasi

Page 15: TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · firewall perusahaan. ... WCAG 2.0 diaplikasikan secara luas pada teknologi yang lebih tinggi, lebih ... dan beroperasi dengan cara yang

21

dari E-Government Toolkit untuk Negara-negara Berkembang dan Web Content

Accessibility Guidelines versi dua (WCAG 2.0).

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa beberapa situs web

pemerintah Uganda secara parsial dapat dikategorikan menjadi usable dalam hal

tampilan desain dan perspektif navigasi, tetapi lemah dalam hal menyatakan

kebijakan hukum. Hasil evaluasi menyediakan suatu gambaran yang jelas bagi

pemerintah Uganda mengenai kebutuhan apa saja yang perlu ditingkatkan

berdasarkan pada standar rancangan situs web bertaraf internasional (Asiimwe &

Lim 2010).

Isa et al. (2011) juga telah mengadakan penelitian untuk menginvestigasi

usability dan accessibility situs web e-Government Malaysia. Pengukuran

usability menggunakan panduan usability Nielsen dalam hal kecepatan upload,

ukuran halaman utama dan jumlah tautan yang rusak (broken links). Accessibility

diukur dengan menggunakan Web Content Accessibility Guidelines (WCAG) 1.0.

Proses evaluasi menampilkan beberapa isu usability dan accessibility pada situs

web e-Government Malaysia. Terdapat permasalahan yang cukup banyak

mengenai usability (kecepatan dan jumlah broken links) dan permasalahan

accessibility pada situs web negara jika dibandingkan dengan situs web federal.

Penelitian berikutnya adalah yang dilakukan oleh Ma dan Zaphiris (2003)

yang mengevaluasi usability dan accessibility konten pada situs-situs web e-

Government Inggris dan memeriksa apakah situs web tersebut memiliki peringkat

yang tinggi dalam hal accessibility dan usability, dan apakah kedua ukuran

tersebut berkorelasi atau tidak. Penelitian tersebut menemukan bahwa situs-situs

web e-Government Inggris memiliki peringkat yang relatif tinggi dalam hal

accessibility, dan hasil yang telah dianalisis menunjukkan bahwa situs web yang

mudah digunakan (usable) tidak berarti juga mudah diakses (accessible), dan

sebaliknya situs web yang accessible belum tentu usable. Hal tersebut

menandakan bahwa korelasi antara usability dan accessibility tergolong rendah.

Dari beberapa penjelasan mengenai penelitian terdahulu di atas, penelitian

yang dilaksanakan ini diharapkan memberikan kontribusi di bidang penelitian

usability dan accessibility pada situs web pemerintah daerah di Indonesia

berdasarkan pada metode observasi usability situs web terhadap responden secara

Page 16: TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · firewall perusahaan. ... WCAG 2.0 diaplikasikan secara luas pada teknologi yang lebih tinggi, lebih ... dan beroperasi dengan cara yang

22

langsung dan standar accessibility internasional, yaitu WCAG 2.0. Setelah

dilakukan studi literatur sebelumnya, ditemukan bahwa ternyata metode-metode

di atas belum banyak digunakan untuk penelitian situs web pemerintah Indonesia

sehingga tema tersebut diangkat sebagai topik penelitian.