Upload
dini-triani
View
468
Download
23
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Sosial Budaya
Citation preview
BAB IV
TIPE-TIPE KELOMPOK SOSIAL BUDAYA
Konsep Kelompok Sosial Budaya
Kelompok sosial budaya adalah lingkungan hidup sosial budaya yang memiliki
bentuk, cara hidup dan tujuan tertentu. Dalam definisi tersebut ada empat unsur,
yaitu :
a. Lingkungan Sosial Budaya
Lingkungan sosial budaya adalah sejumlah manusia yang hidup berkelompok
dan saling berinteraksi secara teratur guna memenuhi kepentingan bersama.
b. Bentuk Sosial Budaya
Ada empat tipe yang terdapat dalam kelompok sosial budaya, yaitu;
- Tipe kelompok sosial budaya berdasarkan kesatuan geografis. Seperti
desa, kota, daerah-daerah, dan lain-lain
- Tipe kelompok sosial budaya berdasarkan ikatan perkawinan dan
hubungan darah, seperti keluarga dan keluarga besar
- Tipe kelompok sosial budaya berdasarkan kepentingan yang sama, seperti
koperasi, NGO (Non-Government Organization) lembaga swadaya
masyarakat (LSM) dan yayasan (Pendidikan 17 Agustus 45, Gelora
Segiri).
- Tipe kelompok sosial budaya berdasarkan keahlian professional, seperti
kelompok profesi dan perusahaan. (IDI, ESEI, IRMA)
c. Cara Hidup Sosial Budaya
Artinya sikap, perbuatan, dan tujuan, serta cara pencapaiannya sudah
dipolakan oleh organisasi kelompok dalam seperangkat tuntunan/pedoman
tertulis yang disebut Anggaran Dasar dan Kode Etik.
d. Tujuan Sosial Budaya
1
Tujuan dasar setiap kelompok sosial budaya telah ditetapkan dalam Anggaran
Dasar dan Kode Etik kelompok sosial Budaya. Tujuannya adalah sebagai
berikut :
- Membentuk dan memelihara persatuan dan kesatuan hidup bersama secara
tertib dan damai serta sejahtera.
- Membentuk dan memelihara kehidupan rumah tangga bahagia lahir dan
batin
- Mewujudkan kesejahteraan bersama, menghapuskan kemiskinan,
manusiawi
- Melayani kepentingan klien atau konsumen berdasarkan keahlian
professional dalam wadah organisasi profesi.
2
BAB V
MANUSIA, KEBUTUHAN, DAN ETIKA
A. Manusia Makhluk Budaya.
1. Hakikat Manusia
Menurut Charles Darwin manusia berasal dari kera hasil perkembangan
evolusioner selama jutaan tahun, tetapi setelah diuji secara ilmu
pengetahuan dan tehnologi, baik dari segi fisiologis, anatomis, maupun
biologis, manusia jauh berbeda dari kera, sehingga teori darwin tidak dapat
diterima.menurut Rohiman Notowidagdo (1996, hlm 17) menyatakan
bahwa al-quran lah yang mampu menjawab dari mana manusia berasal.
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa
sebagai satu kesatuan yang utuh, manusia memiliki akal, nurani, dan
kehendak (cipta, rasa, dan karsa). Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan
yang paling sempurna jika dibandingkan dengan makhluk lainnya.
Kesempurnaan itu terdapat pada adab dan pada adab atau budayanya,
manusia beradab atau berbudaya karena dilengkapi penciptanya dengan
akal, nurani, dan kehendak yang terdapat pada jiwa manusia.
2. Daya Indera dan Daya Rasa
Manusia dibekali dengan daya indera dan daya rasa, dari panca indra yang
dimiliki manusia, manusia bisa menghubungkan diri dengan dunia luar.
Daya rasa dibagi menjadi dua yaitu, perasaan indrawi dan perasaan rohani,
perasaan indrawi adalah rangsangan jasmani melalui panca indra, perasaan
indrawi tingkatnya rendah, terdapat pada manusia dan hewan, sedangkan
perasaan rohani adalah perasaan luhur yang hanya terdapat pada manusia.
3. Teori Eksistensialisme
Teori eksistensialisme memandang manusia secara konkret seperti yang
kita saksikan dalam kehidupan sehari-hari. Eksistensi manusia dalam
3
konteks kehidupan konkret adalah makhluk alamiah yang terikat dengan
lingkungannya (ekologi), memiliki sifat-sifat alamiah, dan tunduk pada
hukum alamiah pula. Kierkegaard menjelaskan bahwa manusia
mempunyai tiga taraf yaitu, estetis, etis, dan religius.
B. Kebutuhan Manusia
Manusia mempunyai kebutuhan yang bervariasi, yaitu;
- Kebutuhan Jasmani, contohnya; sandang, pangan, papan
- Kebutuhan Rohani, contohnya; pendidikan, hiburan, kesenian, agama
- Kebutuhan Biologis (sexual need)
C. Etika dan Normal
1. Konsep Etika
Etika berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu Ethos, yang berarti adat
kebiasaan, akhlak yang baik, dalam bahasa indonesia berarti etika atau
ilmu tentang kebiasaan yang baik. Etika mempunyai tiga konsep;
a. Kebiasaan berbuat baik dan berbuat buruk
b. Sistem nilai budaya sebagai acuan perilaku
c. Kumpulan asas atau nilai moral (akhlak)
2. Konsep Moral
Moral memiliki artianya yang sama dengan etik(susila), moral diartikan
sebagai perbuatan, dan akhlak yang baik. Moral bersifat kodorati, artinya
sejak diciptakan Tuhan, manusia sudah dibekali dengan sifat-sifat yang
baik, jujur dan adil. Moral bersifat asasi, yaitu sifat yang diturunkan Tuhan
kepada manusia agar selalu berbuat baik, dan hal itu bermanfaat bagi
pelaku sendiri dan kepada orang lain.
3. Etika/moral kodrat dan budaya
Ada dua jenis hubungan dalam kehidupan manusia, yaitu hubungan antar
manusia, dan hubungan manusia dengan Tuhan. Etika/moral kodrat adalah
kebiasaan berperilaku atau berbuat baik, dan benar, bermanfaat bagi semua
orang karena kodrat manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling
4
sempurna, contohnya; jujur dan adil, menghargai orang lain, menyantuni
anak yatim dll.
Etika/moral Budaya adalah kebiasaan berbuat baik, benar dan bermanfaat
bagi semua orang karenakesepakatan bersama antar sesama anggota
masyarakat pada waktu tertentu dan tempat tertentu, contoh; upacara
kelahiran, etika orang jawa, perdamaian menurut adat, dll.
5
BAB VI
KEBUDAYAAN, PERADABAN, DAN SISTEM NILAI BUDAYA
A. Kebudayaan
1. Konsep Kebudayaan
Koentjaraninggrat(1981 , hlm.5) mengemukakan bahwa kebudayaan
merupakan perkembangan dari bentuk jamak budi daya, artinya daya dari budi.
Menurutnya kebudayaan memiliki tiga wujud;
a. Keseluruhan ide, gagasan, nilai, norma, peraturan, dan sebagainya
b. Keseluruhan aktivitas kelakuan berpola dari dalam masyarakat yang
disebut sistem sosial.
c. Benda-benda hasil karya manusia yang disebut kebudayaan fisik.
2. Nilai-nilai Insani (manusiawi)
Kebudayaan dalam kaitannya dengan Ilmu Sosial Budaya Dasar adalah
penciptaan, penertiban, dan pengolahan nilai-nilai insani, tercakup
didalamnya usaha memanusiakan diri didalam alam lingkungan, baik fisik
maupun sosial. Nilai-nilai ditetapkan atau dikembangkan sehingga
sempurna. Tidak memisahkan dalam membudayaan alam, memanusiakan
hidup, dan menyempurnakan hubungan insani. Manusia memanusiakan
dirinya dan memanusiakan lingkungan dirinya,
B. PERADABAN
1. Konsep Peradaban
Manusia adalah sama karena dibekali Tuhan dengan Cipta, Rasa, dan
Karsa, yang membedakan adalah perwujudan budaya karena lingkungan
yang berbeda menurut keadaan, waktu dan tempat. Perwujudan budaya
yang hanya menekankan pada akal(ratio) saja akan berlainan
denganperwujudan budaya yang didasarkan pada akal, nurani, dan
kehendak. Perwujudan budaya yang mengedapkan akal, maka akan timbul
6
peradaban yang berbeda, karena peradaban akan diukur dari tingkat
berfikir manusia, maka akan muncul istilah peradaban tinggi bukan lagi
kebudayaan tinggi. Berbeda dengan yang menekankan ketiga unsur, (rasa, cipta,
karsa) maka akan muncul kebudayaan-kebudayaan yang bernilai tinggi.
2. Perbedaan Kebudayaan dan Peradaban
Koentjoroningrat(1082, hal 9-10) membedakan antara kebudayaan dan
peradaban. Kebudayaan adalah segala daya dan usaha manusia untuk
mengubah alam atau keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus
dibiasakan dengan belajar, beserta keseluruhan hasil budi dan kerjanya itu.
Sedangkan peradaban menurutnya dapat disejajarkan dengan istilah
inggris yaitu civilation, yang dipakai untuk bagian-bagian dan unsure
kebudayaan yang halus dan indah. Peradaban sering dipakai untuk
menyebut kebudayaan yang mempunyai system teknologi, seni bangunan,
seni rupa, dll. Peradaban hanya menekankan pada unsure nurani di dalam
budaya timur, mengapa perbedaan ini terjadi, dikarenakan sudut pandang
antara orang Timur dan orang Barat yang sama sekali berbeda.
3. Nilai Manfaat
Kebudayaan dipandang dari sisi manfaatnya, jelaslah tidak sama antar satu
kebudayaan dengan kebudayaan yang lain. Manusia hakikatnya sama yaitu
universal tetapi dari sisi kebudayaannya berbeda. Dalam hubungan ini
setiap manusia menilai, mempertimbangkan dan menentukan nilai dan
manfaat suatu budaya dan kebudayaan akan berbeda-beda.
C. SISTEM NILAI BUDAYA
1. Konsep Nilai Sistem Nilai Budaya
Menilai berarti memberi pertimbangan untuk menentukan apakah itu
bermanfaat atau tidak, baik atau buruk, salah atau benar. Menurut Perry
nilai adalah segala sesuatu yang menarik bagi manusia sebagai subjek.
Sedangkan Popper nilai adalah segala sesuatu tentang yang baik dan yang
buruk. Sedangkan menurut Alvin L Bertrand nilai adalah perasaan
tentang apa yang diinginkan ataupun yang tidak diinginkan, atau tentang
7
apa yang boleh dan tidak boleh. Konsep-konsep tentang nilai yang hidup
dalam pikiran sebagian masyarakat akan membentuk system nilai nudaya.
2. mempengaruhi kehidupan manusia, yaitu; Hidup Manusia, karya
Manusia Pengembangan Sistem Nilai Budaya
Terdapat lima masalah pokok yang terdapat didalam system nilai budaya
yang, Kedudukan manusia dalam ruang dan waktu, Hubungan
manusia dengan alam, Hubungan manusia dengan sesamanya.
System nilai budaya yang berorientasi pada lima masalah pokok ini,
dapat dikembangkan dan dijabarkan menjadi beberapa pokok bahasan
Ilmu Sosial Budaya Dasar, seperti manusia dan kebutuhan, kebutuhan
dan peradaban, system nilai budaya, perubahan system nilai budaya,
manusia dan pandangan hidup, manusia dan tanggung jawab, dan nilai-nilai.
8
BAB VII
PERUBAHAN SISTEM NILAI BUDAYA DAN MASALAH
KEMANUSIAAN
A. Perubahan Sitem Nilai Budaya
1. Konsep Sistem Nilai Budaya
Sistem nilai budaya adalah konsepsi-konsepsi tentang nilai yang hidup
dalam alam pikiran sebagian besar anggota masyarakat, dan berfungsi
sebagai pedoman tertinggi bagi sikap mental, cara berfikir, dan tingkah
laku mereka. System nilai budaya adalah hasil pengalaman hidup yang
berlangsung dalam kurun waktu yang lama, sehingga menjadi kebiasaan
yang berpola. Sistem nilai budaya yang berpola merupakan gambaran
sikap dan tingkah laku anggota masyarakat yang diwujudkan dalam
bentuk sikap dan perbuatan dalam hidup bermasyarakat.
2. Alasan Perubahan Sistem Nilai Budaya.
Ada beberapa alasan mengapa terjadi pergeseran dan perubahan tentang
system nilai budaya menurut Munandar Sulaiman, antara lain;
a. Jarak komunikasi antar etnis
b. Pelaksanaan pembangunan
c. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
3. Dampak Perubahan Sistem Nilai Budaya
Apabila terjadi perubahan pada system nilai budaya maka akan terjadi juga
perubahan sikap mental, pola pikir, dan pola tingkah laku anggota
masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan. Aspek kehidupan manusia
dapat dibedakan menjadi dua yaitu manusiawi dan tidak manusiawi.
Aspek kehidupan manusiawi diungkapkan sesuai dengan system nilai
budaya sebagai pandanagan hidup, melalui sikap salaing menyayangi,
melindungi, menghargai, dan lainnya yang dirasakan sebagai keindahan
hidup. Sebaiknya aspek kehidupan tidak manusiawi diungkapkan melalui
9
sikap dan perbuatan yang merugikan, menggelisahkan, dan menjadikan
manusia menderita. Ungkapan berbagai aspek kehidupan akan dijabarkan
menjadi beberapa tema pengkajian Ilmu Sosial Budaya Dasar
B. MASALAH KEMANUSIAAN
1. Hakikat Manusia Sama
Manusia diciptakan Tuhan sama, mempunyai cipta, rasa, dan karsa.
Sebagai makhluk budaya manusia selalu menginginkan yang benar, baik
dan bermanfaat. Sifat ini disebut manusiawi. Sebab manusia memang
diciptakan sama dan universal. Namun dalam menghadapi lingkungan
alam dan sosial budaya manusia tidak saja menunjukkan kesamaan, tetapi
juga perbedaan dan ketidak seragaman, maka dari itu manusia berupaya
untuk menciptakan kesatuan pandangan guna mencegah terjadinya hal-
hal yang tidak manusiawi.
2. Manusia Sebagai Subjek dan Objek
Dalam mengkaji masalah kemanusiaan, manusia menempati posisi ganda
yaitu, tidak hanya sebagai subjek tetapi juga menjadi objek. Tema maslah
kemanusiaan diarahkan kepada;
- Diri manusia nilai-nilai kemanusiaan
- Hubungan manusia dengan manusia, dengan alam, dan dengan Tuhan
3. Tema Kajian Masalah Manusia
Tema-tema yang menjadi kajian pokok Ilmu Sosial Buaya antara lain;
- Keindahan dan keburukan
- Kasih sayang dan kebencian
- Tanggung jawab dan ketidak pedulian
- Keadilan dan kesewenang-wenangan
- Kegelisahan dan ketentraman
- Penderitaan dan kebahagiaan
- Harapan dan keberhasilan
10
BAB VIII
MASYARAKAT DAN PANDANGAN HIDUP
A. Tipe Pandangan Hidup
1. Konsep Pandangan Hidup
Pandangan hidup adalah hasil dari pemikiran dan pengalaman yang berupa
nilai-nilai kehidupan yang memberi manfaat, sehingga dijadikan
pegangan, pedoman, pengarahan, atau petunjuk hidup. Dilihat dari segi
pola kehidupan masyarakat, pandangan hidup dibagi menjadi dua, yaitu
pandangan hidup modern dan pandangan hidup tradisional. Pandangan
hidup tradisional merupakan gambaran pola hidup berdasarkan norma-
norma kehidupan tradisional. Sedangkan pandangan hidup modern
didasarkan atas kekuasaan yang intinya kekuatan dan paksaan.
2. Bermacam tipe pandangan hidup
Panadngan hidup digolongkan menjadi lima macam; Pandangan hidup
liberalisme, pandangan hidup sosialisme, Pandangan hidup komunisme,
Pandangan hidup religius, Pandangan hidup sosialisme religius.
B. Unsur-Unsur Pandangan Hidup
Konsep pandangan hidup meliputi unsur-unsur: cita-cita, kebajikan, usaha,
dan keyakinan/kepercayaan. Keempat unsure tersebut merupakan satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Cita-cita adalah apa yang diinginkan,
tujuan yang kehendak dicapai adalah kebijakan, yaitu segala hal yang baik dan
bermanfaat yang membuat manusia tertib, damai, tentram, sejahtera, dan
bahagia. Usaha dan perjuangan adalah kerja yang dilandasi keyakinan diri
yang diukur atas kemampuannya, jasmani dan iman terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
11
BAB IX
KEINDAHAN DAN KEBURUKAN
A. Keindahan dan Estetika
1. Konsep Keindahan
Indah merupakan konsep konkret hasil tanggapan terhadap suatu objek.
Indah dalam bahasa yunani disebut aesthesis, diserap kedalam bahasa
Indonesia disebut estetis, artinya sifat indah, yaitu nilai kualitas dari suatu
objek. Sedangkan keindahan sendiri akan mempunyai makna yang abstrak
jika tidak dihubungkan dengan suatu objek atau bentuk.
2. Estetis dan Estetika
Estetika adalah ilmu yang mempelajari tentang sifat estetis suatu objek.
Objek telah estetika meliputi;
- Rasa keindahan (Sense of Beauty)
- Sifat keindahan (Nature of Beauty)
- Norma keindahan (Norms of Beauty)
- Cara menanggapi keindahan (Way of Sensing Beauty)
- Cara memperbandingkannya (Way of Comparing Beauty)
3. Sifat Keindahan
Sifat keindahan bersumber dari unsur rasa yang ada dalam diri manusia,
yang memberi pertimbangan bahwa keindahan adalah kebaikan dan
dibenarkan oleh akal.
Sifat-sifat keindahan antara lain 1) Baik, 2) Asli, 3) Abadi, 4) Wajar,
5) Nikmat, 6) Biasa, 7) Relatif.
B. Keindahan Dan Kebudayaan
1. Hubungan dengan Kebudayaan
Dalam hal keindahan, terdapat hubungan antara estetis dan kebudayaan.
Estetis adalah rasa yang terdapat dalam diri manusia sebagai unsur budaya,
12
sedangkan kebudayaan adalah pantulan dari estetis dalam diri manusia,
baik yang berupa sikap dan perilaku maupun yang berupa karya cipta.
2. Keindahan dalam Kebudayaan
Apabila dalam diri manusia sudah terbiasa berkembang rasa keindahan,
setiap wujud penampilannya selalu menyenangkan, menggembirakan,
menarik perhatian, dan tidak membosankan orang lain. Dalam kebudayaan
terdapat keindahan yang senantiasa dipelihara kelestarian dan
kelangsungannya, misalnya kehalusan tutur bahasa kerapian cara
berpakaian, dan kemegahan prasasti-prasasti peninggalan nenk moyang
dan lain sebagainya. Maka manusia harus benar-benar menjaga kelestarian
keindahan, karena keindahan menentukan kelestarian dan kelangsungan
suatu kebudayaan.
3. Keindahan dan Karya Cipta
a. Kontemplasi dan Ekstasi
Kontemplasi adalah dasar dalam diri manusia untuk menciptakan
sesuatu yang indah, dalam konteksnya dengan keindahan kontemplasi
merupakan perenungan, pemikiran dan penatapan tentang sesuatu yang
indah dan ini cara mengisi waktu yang menyenangkan. Dan ekstasi
adalah kegembiraan luar biasa mengenai sesuatu, dalam konteksnya
dengan keindahan ekstasi adalah perasaan gembira dan senang melihat
atau mengalami sesuatu yang indah.
Apabila kedua dasar tersebut dihubungkan dengan objek luar diri
manusia, akan terjadi penilaian bahwa sesuatu itu indah. Apabila
dihubungkan dengan kreativitas, kontemplasi merupakan faktor
pendorong untuk menciptakan sesuatu yang indah, sedangkan ekstasi
merupakan faktor pendorong untuk merasakan dan menikmati sesuatu
yang indah.
b. Keindahan, keserasian, kehalusan
Dalam keindahan tercermin unsur keserasian dan kehalusan.
Keserasian adalah kemampuan menata sesuatu yang dapat dinikmati
orang lain karena indah. Sedangkan kehalusan adalah kemampuan
13
menciptakan sikap, perilaku, perbuatan, tutur kata, ataupun cara
berbusana yang menyenangkan, menarik perhatian, dan
menggembirakan akan orang lain. Dari kedua faktor tersebut, maka
akan timbullah keindahan yang dimaksud.
c. Kreativitas dan daya cipta
Keindahan adalah bagian dari kehidupan manusia yang bersifat
kodrati, karenanya manusia selalu berusaha untuk menciptakan
keindahan. Untuk memnuhi keindahan tersebut maka manusia
berkreasi dan berkreativitas untuk menciptakan dan menghasilkan
karya cipta. Karya cipta didasari dan dipengaruhi dari pengalaman
ataupun kenyataan yang telah direnungkan, ditimbang, dinilai,
sehingga menghasilkan suatu karya yang indah, yang bisa dinikmati
oleh orang lain.
14
BAB X
KASIH SAYANG
Hubungan dan Ungkapan Kasih Sayang
1. Konsep Kasih Sayang
Kasih sayang bersumber dari unsur rasa dalam dirimanusia, ungkapan
perasaan yang dibenarkan oleh akal, dan direalisasikan oleh karsa dalam
bentuk tingkah laku dan perbuatan yang bertanggung jawab. Dalam
rumusannya kasih sayang dapat diuraikan menjadi lima unsur yaitu;
a. Perasaan sayang, yang meliputi cinta, senang, suka, dan belas kasihan.
b. Kepada sesuatu, yaitu kepada objek.
c. Diungkapkan secara nyata, yaitu dalam bentuk sikap.
d. Penuh tanggung jawab
e. Pengabdian dan pengorbanan
2. Hubungan Kasih Sayang
Hubugan kasih sayang terjadi antara manusia dan manusia, antara manuisa
dan alam lingkungan, serta antara manusia dan hutan. Hubungan kasih sayang
antara manusia dengan manusia masih bias digolongkan lagi menjadi kasih
sayang antara orang tua dan anak, kasih sayang antara pria dan wanita, kasih
sayang antar sesama manusia karena hal tertentu.
3. Ungkapan Kasih Sayang
Kaih sayang dapat diungkapkan dengan berbagai cara, contohnya;
a. Melalui kata-kata dan pernyataan
b. Bentuk tulisan, telegram, dan facsimile
c. Gerakan
d. Media
15
BAB XI
TANGGUNG JAWAB DAN KESADARAN
A. Konsep Tanggung Jawab dan Alasannya
1. Konsep Tanggung Jawab
Dalam hubungannya dengan manusia lain, lingkungan, dan tuhan manusia
dituntut untuk memnuhi kewajiban serta haknya. Konsep tanggung jawab
berkenan dengan pemenuhan kewajiban mengcakup dua hal, yaitu
tanggung jawab negatif dan tanggung jawab negatif (Tidak bertanggung
jawab). Kewajiban dan hak ditimbulkan dari beberapa factor, yaitu adanya
perjanjian
2. Adanya moralitas pada diri manusia,
dan adanya ciptaan-ciptaan tuhan yang menuntut manusia untuk
bertanggung jawab sesuai 4 norma kehidupan beragama.
Secara terarah konsep tanggung jawab adalah, bertanggung jawab kepada
diri sendiri, manusia lain, lingkungan dan Tuhan
3. Kesadaran Bertanggung Jawab
Tanggung jawab timbul karena adanya kesadaran atau pengertian atas
segala perbuatannya bagi diri sendiri, orang lain, lingkungan, dan Tuhan.
Timbulnya kesadaran itu sendiri karena manusia hidup bermasyarakat dan
juga hidup di lingkungan alam. Tanggung jawab adalah ciri manusia yang
beradab. Manusia merasa dirinya bertanggung jawab karena dia menyadari
akibat perbuatannya salah atau benar. Agar kesadaran bertanggung jawab
dapat tumbuh dan ditingkatkan, perlu ditempuh upaya pendidikan,
penyuluhan, keteladanan, dan ketakwaan kepada Tuhan.
B. Kewajiban dan Tanggung Jawab
1. Kebutuhan dan Kewajiban
16
Setiap manusia mempunyai kebutuhan yang berada, untuk memenuhi
kebutuhan itu diperlukan perjuangan, yaitu usaha untuk memenuhi
kebutuhan itu sendiri, maka dari sinilah timbul kewajiban dan tanggung
jawab.
2. Tipe Tanggung Jawab
- Tanggung Jawab kepada diri sendiri
- Tanggung Jawab kepada keluarga
- Tanggung Jawab kepada sesama manusia
- Tanggung Jawab kepada alam lingkungan
- Tanggung Jawab kepada Tuhan
C. Pengabdian dan Pengorbanan
1. Perbuatan Mulia Tanpa Pamrih
Tanggug jawab dapat juga diwujudkan melalui pengabdian dan
pengorbanan, baik kepada sesama manusia, alam lingkungan, dan Tuhan
Sang Pencipta. Pengabdian lebih ditujukan pada perbuatan baik untuk
kepentingan pihak lain, sedangkan pengorbana lebih ditujukan pada
pemberian sesuatu untuk kepentingan pihak lain. Dalam prakteknya
pengabdian selalu dituntut pengorbanan, tetapi pengorbanan belum tentu
menuntut pengabdian.
2. Pengorbanan dan Pengabdian Wujud Tnaggung Jawab
Pengabdian sifatnya terus-menerus, dalam waktu lama dan tidak hanya
sepintas, maka dalam pengabdian selalu disertai dengan pengorbanan dan
ini adalah wujud tanggung jawab dari seorang manusia terhadap diri
sendiri, sesama, lingkungan juga terhadap Tuhan.
17
BAB XII
KEADILAN DAN KESEWENANG-WENANGAN
A. Adil dan Rasa Keadilan
1. Konsep Adil dan Rasa Keadilan
Adil adalah tidak sewenang-wenang terhadap diri sendiri maupun kepada
pihak lain, jadi konsep adil berlaku untuk diri sendiri sebagai individu,
pihak lain sebagai anggota masyarakat, kepada alam lingkungan dan
Tuhan sang Pencipta. Adil bersifat kodrati yang sudah dibekalkan Tuhan
kepada manusia, rasa keadilan mendorong manusia untuk berbuat benar
(akal), berbuat baik (rasa),berbuat jujur (karsa), dan bermanfaat. Setiap
manusia pasti akan mangalami perlakuan adil dan tidak adil, karena
manusia adalah makhluk budaya maka manusia jugalah yang dapat
menciptakan keadilan dan menghapus kesewenang-wenangan.
2. Perlakuan adil dan tidak adil
a. Perlakuan Adil
Setiap manusia dapat melihat perlakuan adil dari sudut pandang
masing-masing, sehingga tanggapannya mungkin sama berbeda.
Ketidaksamaan pandangan ini terletak pada nilai dan bobot kualitas
perlakuannya, walaupun yang satu dan yang lain memandang
perlakuan itu sebagai perlakuan adil, karena nilai bobot kualitas
perlakuannya berbeda, maka timbullah gradasi perlakuan dari
perlakuan adil ke perlakuan kurang adil. Sampai keperlakuan tidak adil.
b. Perlakuan Tidak Adil
Apabila perlakuan manusia tidak disadari oleh rasa keadilan, yang
akan terjadi adalah perlakuan tidak adil. Perlakuan tidak adil adalah
perlakuan yang sewenang-wenang. Akibat perlakuan tersebut adalah
penderitaan dan ketidak pastian. Kehidupan manusia jadi tidak menentu,
tidak tenteram dan gelisah, bahkan mungkin menyebabkan kematian.
18
B. Keadilan Manusia dan Keadilan Tuhan
1. Pengakuan Kepada Perlakuan Adil
Perlakuan adil sesama manusia mendapat pengakuan secara universal
dalam HAM Declaration of Human Right. Pengakuan tersebut bermula
dari Declaration of Independence Amerika 1776. di Indonesia pengakuan
bias dibaca di pemukaan Undang-Undang Dasar 1945, dan Undang-
Undang no. 31 tahun 1999 tentang Hak Azazi Manusia.
2. Keadilan Manusia
Keadilan antara manusia dibedakan menjadi tiga;
a. Keadilan Koordinat
Keadilan koordinat terjadi dalam hubungan antara sesama anggota
masyarakat (anggota kelompok). Dalam hubungan tersebut, kedudukan
semua pihak adalah setara, sejajar, dan tidak melebihi satu sama lain.
b. Keadilan Subordinat
Keadilan Subordinat terjadi dalam hubungan rakyat kepada
penguasanya, warga negara terhadap pemerintah. Apabila rakyat telah
memilih dan mengangkat pemimpinnya sebagai penguasa, penguasa
wajib memenuhi tuntutan rakyat secara wajar dan adil.
c. Keadilan Superordinat
Keadilan Superordinat terjadi dalam hubungan dari penguasa kepada
rakyatnya, pemerintah kepada warga negara, pemimpin terhadap
anggotanya. Dalam hubungan ini inisiatif pelaksanaan memenuhi
kebutuhan dari atasan kepada bawahan yang merupakan negoisasi dari
janji penguasa ketika diangkat menjadi atasan akan menjadikan
keadaan adil terhadap bawahannya.
3. Keadilan Tuhan
Keadilan tuhan terjadi dalam hubungan manusia dengan Tuhannya,
keadilan Tuhan bersifat mutlak. Tuhan adalah pencipta segala yang ada
dilangit dan bumi. Karena manusia adalah makhluk Tuhan, sudah adil
19
apabila dalam hubungan manusia dengan Tuhan, menusia mengabdikan
dirinya kepada Tuhan.
4. Usaha Menciptakan Keadilan
Usaha yang dapat ditempuh untuk menciptakan keadilan, antara lain;
a. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
b. Meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan dan tehnologi
c. Mengenal seni dan karya seni
d. Menganut pola hidup sederhana
e. Banyak memperoleh informasi mengenai kehidupan manusia yang
berjuang menumbuhkan keadilan
f. Pemulihan bagi yang terkena ketidak adilan
20
BAB XIII
KEGELISAHAN DAN PENYEBABNYA
1. Konsep Kegelisahan
Kegelisahan yang berasal dari kata gelisah artinya perasaan tidak tentram,
tidak tenang, tidak sabar lagi, cemas dan khawatir. Kegelisahan adalah gejala
universal, yang bersifat kejiwaan, dan ada pada manusia manapun.
Factor-factor yang mempengaruhi kegelisahan antara lain;
a. ketidak pastian suatu keadaan tertentu
b. ketidak pastian dari perbuatan orang lain
c. keterasingan
d. kesepian
e. dll
Pada dasarnya kegelisahan merupakan perasaan manusia yang takut akan
kehilangan sesuatu yang berharga dalam hidupnya, kegelisahan seseorang bias
dilihat dari tingkah laku dan gerak-gerik seseorang yang lain dari biasanya.
2. Kegelisahan, pengaruhnya, dan harapan
Kegelisahan yang terjadi pada seseorang akan berpengaruh secara psikologis,
tidak hanya pada kehidupan peribadi tetapi juga terhadap kehidupan orang
lain.kegelisahan pada dasarnya terjadi karena ketidak pastian, keterasingan,
kesepian, akibat sikap dan perbuatan diri sendiri. Dampak pada kegelisahan
contohnya kehilangan harga diri atau martabat, hilangnya nam baik di
masyarakat, bahkan hilangnya kepercayaan maupun jabatan. Ketidakpastian,
ketersaingan dan kesepian dapat terjadi saling kait mengkait satu sama lain.
Ketiga factor penyebab kegelisahan tersebut harus mengenai nilai-nilai
kemanusian yang bersifat unik yaitu menyentuh harkat dan martabat manusia.
Dampak negatif kegelisahan menimbulkan kerugian atau kehilangan karena
tidak adanya lagi harapan, dan dampak positifnya manusia bias lebih
terdorong untuk mencari kesempurnaan, menjadi lebih kreatif dan produktif.
21
BAB XIV
PENDERITAAN DAN PENYEBABNYA
A. Harapan dan Kebutuhan
1. Konsep Harapan
Harapan berarti suatu keinginan supaya sesuatu itu menjadi kenyataan atau
tercapai. Dalam konsepnya harapan dapat dijabarkan sebagai berikut;
keinginan manusia agar kebutuhan hidupnya dapat menjadi kenyataan
karena usaha yang dilandasi kemampuan yang menyakinkan.
2. Perjuangan Mengatasi Penderitaan
Pembebasan dari penderitaan pada hakikatnya meneruskan kelangsungan
hidup. Manusia tidak boleh pesimis, karena Tuhan memang menakdirkan
manusia untuk bahagia dan menderita, maka manusia harus optimis dalam
berusaha mengatasi kesulitan hidup.
B. Penyebab Penderitaan
Faktor-faktor yang mempengaruhi penderitaan:
1. Perbuatan buruk manusia
a. Perbuatan buruk kepada orang lain
b. Perbuatan buruk kepada alam lingkungan
2. Perkawinan, Perceraian, Kematian
3. Penyakit, Siksaan dan Azab Tuhan
C. Pengaruh Penderitaan
1. Pengaruh Negatif
a. Penyesalan karena tidak bahagia
b. Sikap kecewa
c. Putus asa
d. Bunuh diri
2. Pengaruh Positif
a. Sikap optimis mengatasi penderitaan hidup
22
b. Lebih kreatif dan produktif
c. Tidak mudah menyerah pada keadaan
BAB XV
HARAPAN DAN KEBERHASILAN
A. Harapan dan Kebutuhan
1. Konsep harapan
Harapan berarti suatu keinginan supaya sesuatu itu menjadi kenyataan atau
tercapai. Dalam konsepnya harapan dapat dijabarkan sebagai berikut;
keinginan manusia agar kebutuhan hidupnya dapat menjadi kenyataan
karena usaha yang dilandasi kemampuan yang menyakinkan.
2. Keinginan dan Kebutuhan
Harapan selalu dilatarbelakangi oleh masalah kehidupan yang berfokus
pada kebutuhan hidup, yang bertujuan untuk mewujudkan kesejahteraan
dan kebaikan. Maka, harapan selalu menumbuhkan sikap positif, optimis,
dan kreatif, karena ada unsur yang menentukan, yaitu usaha yang sudah
dirintis serta yang didukung oelh kemampuan. Keinginan ada tiga macam
yaitu angan-angan, cita-cita, harapan.
B. Percaya diri mengatasi kesulitan
1. Percaya Diri
Untuk membangkitkan sikap percaya diri manusia diharapkan mempunyai
kemampuan fisik (Jasmani), dan intelektual (Skill, professional), sehingga
dengan kemampuan yang dimilikinya tersebut manusia percaya bahwa
suatu usaha akan berhasil. Tapi sifat percaya diri tidaklah mutlak karena
masih ada lagi kekuatan yang lebih di atas manusia yaitu Tuhan, sehingga
manusia tidak berbuat takabbu
2. Gairah Mengatasi Kesulitan
dalam setiap usaha untuk mewujudkan harapan, pastilah akan ditemukan
hambatan dan kesulitan. Untuk mengatasi hal-hal tersebut maka manusia
layaknya meningkatkan kemampuan yang dimilikinya, dengan cara;
23
a. meningkatkan pendidikan atau pelatihan baik formal ataupun non formal
b. Meningkatkan pengalaman
c. Banyak komunikasi
d. Banyak memperoleh informasi tentang keberhasilan
e. Banyak mengatasi gejala kehidupan manusia
f. Mempertebal keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
C. Keberhasilan dan Kegagalan
1. Konsep Keberhasilan
Keberhasilan adalah pencapaian hasil usaha seseorang berdasarkan
kemampuan yang dimilikinya. Untuk memnuhi standar keberhasilan
individual (individual welfare), setiap orang harus meningkatkan
kemampuannya masing-masing, baik dari segi skill, professional dan
pendidikan, sehingga ketika kemampuan yang dimiliki setiap individual
telah memadai, maka terciptalah individual welfare. Apabila keberhasilan
individu telah terapai dan berkembang dikalangan banyak orang, dan
menyejahterakan masyarakat luas, maka disebutlah sebagai keberhasilan
masyarakat (social welfare)
2. Faktor Pendukung Keberhasilan
Untuk menuju keberhasilan, factor-faktor pendukungnya sangat banyak,
antara lain;
a. Kemauan kerja keras, jujur, disiplin, dan idealisme
b. Keahlian dan professional di bidangnya
c. Fasilitas
d. Perencanaan yang baik dan sempurna
e. Tujuan sebagai ukuran keberhasilan
Keberhasilan memiliki dua kemungkinan yaitu semu dan nyata,
keberhasilan nyata adalah yang sebagai berikut;
a. Menyejahterakan individu dan masyarakat luas
b. Menciptakan keseimbangan, keselarasan, dan keserasian dengan alam
lingkuangan
24
3. Dampak Keberhasilan
Keberhasilan mempunyai dua dampak yaitu positif dan negatif;
- Dampak Positif
a. Pemantapan percaya diri karena adanya kemampuan
b. Mempertebal keimanan
c. Penghargaan pada harkat dan martabat manusia
d. Pengembangan IPTEK
e. Kemakmuran dan keadilan masyarakat
- Dampak Negatif
a. Takabbur
b. Individualisme
c. Sombong
d. Memperlemah Iman
e. Tidak Adil
4. Kegagalan dan Dampaknya
Kegagalan adalah usaha yang tidak mencapai tujuan yang ditetapkan.
Kegagalan ada dua yaitu nyata dan semu. Kegagalan nyata adalah
kegagalan yang tanpa hasil sama sekali. Kegagalan semu adalah kegagalan
tapi masih memiliki hasil yang tidak sempurna.
Dampak positif kegagalan;
b. Dasar untuk mengkoreksi diri
c. Peringatan bahwa ada yang lebih kuasa yaitu Tuhan
d. Dasar untuk membangkitkan kreatifitas mengatasi kegagalan
e. Pendorong perjuangan masa depan
Dampak negatif kegagalan;
a. Frustasi/Putus asa
b. Rendah Diri
c. Memperlemah Iman
d. Murtad/Bunuh Diri
25
MATA KULIAH
ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR
OLEH :
SALASIAH, S. Sos, M. Si
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIKUNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945
SAMARINDA2012
26