Upload
muhamad-ikhsan
View
16
Download
9
Embed Size (px)
Citation preview
Kekuatan Asam dan Basa, Grafik Titrasi (Netralisasi) dan indikator asam basaAsam kuat apabila dilarutkan dalam air akan terionisai sempurna
( a =1).Sebagai contoh asam kuat antara lain :
HCl --> H + + Cl -
HNO 3 --> H + + NO 3 -
Begitu juga yang terjadi pada larutan basa kuat. Basa kuat jika dilarutkan dalam
air akan mengalami ionisasi sempurna. Sebagai contoh basa kuat antara lain:
KOH --> K + + OH -
Ba(OH) 2 --> Ba 2+ + 2OH -
Tetapan ionisasi asam kuat dan basa kuat dalam air sama dengan 1 .
Asam lemah yaitu senyawa asam yang jika dilarutkan dalam air akan
terionisassi sebagian (0< a <1).
Sebagai contoh asam lemah antara lain :CH 3 COOH ⇄ H + + CH 3 COO -
H 2 CO 3 ⇄ 2H + + CO 3 2-
Begitu juga yang terjadi pada larutan basa lemah. Basa lemah hanya terionisasi
sebagian jika dilarutkan dalam air.Sebagai contoh basa lemah antara lain: NH 4 OH ⇄ NH 4 + + OH - Al(OH) 3 ⇄ Al 3+ + 3OH -
Asam lemah HA dalam air akan terionisasi sebagian sebagai berikut:
HA ⇄ H + + A -
Menurut hukum kesetimbangan
Jika [ H + ] = [ A - ] dan [ HA ] dianggap tetap karena HA yang terionisasi kecil,
maka:
atau
Sehingga
Contoh soal:
Berapa konsentrasi ion H + padas suhu 20 0 C yang mengandung 0,1 M asam
sianida (HCN) jika Ka = 4,9 x 10 -10 ?Jawab:
Diketahui Ca = [HCN] = 0,1 M dan Ka = 4,9 x 10 -10
Dari rumus , maka:
, sehingga
Basa lemah LOH dalam air akan terionisasi sebagian sebagai berikut:
LOH ⇄ L+ + OH-Menurut hukum kesetimbangan
jika [ L + ] = [ OH - ] dan [ LOH ] dianggap tetap karena LOH yang terionisasi
kecil, maka:
atau
sehingga
Contoh Soal:
Hitunglah harga konsentrasi ion OH - yang terdapat dalam larutan 0,01 M
(CH3 ) 2 NH jika harga Kb = 5,1 x 10 -4 !Jawab:
Diketahui Cb = [(CH 3 ) 2 NH] = 0,01 M dan Kb = 5,1 x 10 -4
Dari rumus
maka dapat dihitung sebagai berikut:
Asam + Basa Garam + Air
Pada reaksi asam dan basa kosentrasi asam dan basa dapat ditentukan
dengan suatu metode kuantitatif dengan cara titrasi, yaitu cara analisis tentang
pengukuran jumlah larutan yang dibutuhkan untuk bereaksi dengan tepat
dengan zat yang terdapat dalam larutan asam atau basa dengan ditandai
adanya perubahan warna. Pada saat perubahan warna, titrasi dihentikan dan
kadar asam basa dapat ditentukan dengan perhitungan stoikiometri.a. Penetralan asam kuat oleh basa kuat
Mula-mula pH larutan naik sedikit demi sedikit, kemudian terjadi perubahan
yang cukup drastis pada sekitar titik ekivalen. Titik ekivalen terjadi pada saat pH
larutan 7, dimana asam dan basa tepat habis bereaksi. Untuk menunjukkan titik
ekivalen dapat digunakan indikator mrtil merah, bromtimol biru atau
fenolftalein. Indikator-indikator tersebut menunjukkan perubahan warna pada
sekitar titik ekivalen. Fenolftalein lebih sering digunakan karena memberikan
perubahan warna yang lebih tajam disekitar titik ekivalen.b. Penetralan asam lemah oleh basa kuat
Titik ekivalen berada diatas 7, yaitu antara 8 dan 9. Lonjakan perubahan pH
pada sekitar titik ekivalen lebih sempit, hanya sekitar 3 satuan, yaitu antara
pH 7 sampai pH 10. Sebagai indikator digunakan fenolftalein, karena jika
menggunakan metil merah akan terjadi perubahan warna sebelum tercapai titik
ekivalen.c. Penetralan basa lemah oleh asam kuat.
Titik ekivalen berada dibawah 7, lonjakan perubahan pH pada sekitar titik
ekivalen lebih sempit, hanya sekitar 3 satuan, yaitu antara pH 7
sampai pH4. Sebagai indikator digunakan metil merah (trayek ; 4,2 - 6,3)
a. Kertas lakmus Kertas lakmus adalah kertas yang diberi suatu senyawa kimia sehingga akan menunjukkan warna yang berbeda setelah dimasukkan pada larutan asam maupun basa. Warna kertas lakmus akan berubah sesuai dengan larutannya seperti tertera dalam tabel 1.
Tabel 1. Warna kertas lakmus jika dikenai larutan asam basa
Jenis kertas lakmusDalam larutan bersifatAsam Basa Netral
Merah Biru
Merah Merah
Biru Biru
Merah Biru
Dibawah ini diberikan beberapa pengujian dengan menggunakan kertas
lakmus.
Tabel 2. Warna kertas lakmus bila ditetesi larutan sampel.Zat Lakmus merah Lakmus biruAir
HCl 0,1 M
NaOH 0,1 M
Tetap merah Tetap merah Biru
Tetap biru Merah Tetap biru
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa:
1) Air bersifat netral karena tidak memberi perubahan warna pada kertas
lakmus.
2) Larutan HCl bersifat asam karena dapat memerahkan lakmus biru.
3) Larutan NaOH bersifat basa karena dapat membirukan lakmus merah.
Penyebab sifat asam menurut Arrhenius adalah karena adanya ion H + jika zat
tersebut dilarutkan dalam air, begitu juga sifat basa ditimbulkan karena adanya
ion OH - yang terjadi oleh pelarutan zat dalam air.
Menurut teori Arrhenius, zat yang dalam air menghasilkan ion H + disebut asam
danbasa adalah zat yang dalam air terionisasi menghasilkan ion OH - .
HCl --> H + + Cl -
NaOH --> Na + + OH -
Meskipun teori Arrhenius benar, pengajuan desertasinya mengalami hambatan
berat karena profesornya tidak tertarik padanya. Desertasinya dimulai tahun
1880, diajukan pada 1883, meskipun diluluskan teorinya tidak benar. Setelah
mendapat bantuan dari Van’ Hoff dan Ostwald pada tahun 1887 diterbitkan
karangannya mengenai asam basa. Akhirnya dunia mengakui teori Arrhenius
pada tahun 1903 dengan hadiah nobel untuk ilmu pengetahuan.
Sampai sekarang teori Arrhenius masih tetap berguna meskipun hal tersebut
merupakan model paling sederhana. Asam dikatakan kuat atau lemah
berdasarkan daya hantar listrik molar. Larutan dapat menghantarkan arus listrik
kalau mengandung ion, jadi semakin banyak asam yang terionisasi berarti
makin kuat asamnya. Asam kuat berupa elektrolit kuat dan asam lemah
merupakan elektrolit lemah. Teori Arrhenius memang perlu perbaikan sebab
dalam lenyataan pada zaman modern diperlukan penjelasanyang lebih bisa
diterima secara logik dan berlaku secara umum. Sifat larutan amoniak
diterangkan oleh teori Arrhenius sebagai berikut:
NH 4 OH --> NH 4 + + OH -
Jadi menurut Svante August Arrhenius (1884) asam adalah spesi yang
mengandung H + dan basa adalah spesi yang mengandung OH -, dengan
asumsi bahwa pelarut tidak berpengaruh terhadap sifat asam dan basa.
b. Menggunakan Indikator
Untuk pengetesan senyawa bersifat asam atau basa dapat dilakukan dengan
menggunakan indikator. Indikator adalah suatu zat, yang warnanya berbeda-
beda sesuai dengan konsentrasi ion-Hidrogen. Indikator umumnya merupakan
suatu asamatau basa organik lemah, yang dipakai dalam larutan yang sangat
encer. Asam atau basa indikator yang tidak terdisosiasi mempunyai warna yang
berbeda dengan hasil disosiasinya, sehingga memudahkan praktikan dalam
menentukan apakah larutan tersebut bersifat asam atau bersifat basa.
Tabel 3. Indikator yang ada di dalam LaboratoriumIndikator Nama Kimia Dalam asam Dalam basa Jangka pH(Asam) biru kresilbrilian
(Asam) a -naftol benzein Ungu metil
(Asam) merah kresol (Asam) biru timol Ungu meta kresol Ungu bromo fenol
Jingga metil
Merah Kongo
Hijau bromo kresol
Merah metil
Merah klorofenol
(Litmus) azolitmin Biru bromotimol
Ungu difenol
(Basa) merah kresol a -Naftol-ftalein (Basa) biru timol (Basa) a -Naftol-benzein Fenolftalein
Amino-dietilamino-metil difenazonium klorida
Pentametil p -rosanilia hidroklorida O-kresolsulfon-ftalein Timol-sulfon-ftalein m-kresolsulfon-ftalein Tetrabromofenol-sulfon ftaleinDimetilamino-azo- benzena-natrium sulfonat
Asam difenil-bis-azo a -naftilamina-4-sulfonatTetrabromo-m-kresol sulfon ftaleinO-Karboksibenzena-azo dimetilanilinaDiklorofenol-sulfon ftalein
Dibromo-timol-sulfon ftaleinO-Hidroksi-difenil sulfon ftaleinO-Kresol-sulfon ftalein
a - Naftol-ftalein Timol-sulfon ftalein
Amino-dietilamino-metil difenazonium klorida
Jingga-merah
Tak berwarna Kuning
Merah Merah Merah Kuning
Merah
Lembayung
Kuning
Merah
Kuning
Merah Kuning
Kuning
Kuning Kuning Kuning Kuning
Biru
Kuning Hijau-biru
Kuning Kuning Kuning Biru
Kuning
Merah
Biru
Kuning
Merah
Biru Biru
Lembayung
Merah Biru Biru Hijau-biru
0,0-1,0
0,0-0,8 0,0-1,8
1,2-2,8 1,2-2,8 1,2-2,8 2,8-4,6
3,1-4,4
3,0-50
3,8-5,4
4,2-6,3
4,8-6,4
5,0-8,0 6,0-7,6
7,0-8,6
7,2-8,8 7,3-8,7 8,0-9,6 8,2-10,0
Timolftalein (Basa) biru kresilbrilian
Tak berwarna Tak berwarna Biru
Merah Biru Kuning
8,3-10,0 9,3-10,5 10,8-12,0
Sumber : G.Svehla. 1990: 57-58
Selain indikator diatas larutan asam dan basa dapat ditentukan dengan
menggunakan bahan-bahan alami yang berwarna seperti dari kunyit, bunga
sepatu merah, kulit manggis dan lain-lain. Untuk membuat warna ungu akan
terbentuk pada suasana netral, larutan asam akan memberikan larutan
berwarna ungu ke warna merah kecoklatan dan dalam larutan basa akan
memberkan warna ungu ke biru kehitaman.
KAPKU
R A B U , 1 3 J A N U A R I 2 0 1 0
Kurva Titrasi Asam BasaKurva titrasi dibuat dengan menghitung pH campuran reaksi pada
beberapa titik yang berbeda selama perubahan larutan basanya. Bentuk kurva titrasi
tergantung pada kekuatan asam dan basa yang direaksikan.
a. Titrasi Asam Kuat dengan Basa Kuat
Reaksi antara 25 ml HCl 0,1 M dengan NaOH 0,1 M, reaksi yang terjadi sebagai berikut :
HCl(aq) + NaOH(aq) NaCl(aq) + H2O(aq)
Kurva asam kuat dengan basa kuat dapat dilihat pada gambar diatas. pH sebelum NaOH =1,
Setelah penambahan 10 ml NaOH pH menjadi 1,37. Penambahan 25 ml NaOH pH = 7,
karena terjadi titik ekuivalen yang menyebabkan larutan garam NaCl bersifat netral. Penambahan 26 ml NaOH
berubah drastic menjadi 11,29. Garam NaCl yang terbentuk dari asam kuat dan basa kuat yang merupakan
elektrolit kuat tidak akan terhidrolisis, karena larutannya bersifat netral (pH=7).
Contoh : NaCl(aq) Na+(aq) + Cl-
(aq)
Na+(aq)
+ H2O(l)
Cl- (aq) + H2O(l)---->
b. Titrasi Asam Kuat dengan Basa Lemah
Reaksi antara 25 ml HCl 0,1 M dengan NH3 0,1 M (Kb = 10-5). Reaksinya sebagai berikut :
HCl(aq) + NH3(aq) NH4Cl(aq)
Sebelum penambahan NH3, pH =1, setelah penambahan 10 ml NH3, pH =1,37,
penambahan 25 ml NH3, pH=5,15 yang merupakan titik ekuivalen. Penambahan 26 ml NH3, pH berubah sedikit,
yaitu 6,1.
Penambahan sedikit basa maka pH garam hamper tidak berubah, sehingga merupakan larutan penyangga.
Titik ekuivalen terjadi pada pH<7,>karena garam yang terbentuk mengalami hidrolisis sebagian yang bersifat
asam.
NH4Cl(aq) NH4(aq) + Cl-
NH4+
(aq) + H2O(l) NH4OH(aq) + H+(aq)
Cl-(aq) + H2O(l)
c. Titrasi Asam Lemah dengan Basa Kuat
Reaksi antara 25 ml HC2H3O2 0,1 M (Ka= 1,74.10-5) dengan NaOH 0,1 M.
Reaksi : HC2H3O2(aq) +NaOH(aq) C2H3O2Na(aq) + H2O(l)
Penambahan 10 ml NaOH pH berubah menjadi 4,58, penambahan 25 ml terjadi titik ekuivalen
Pada pH = 8,72. Penambahan 26 ml NaOH pH =10,29. Pada grafik diatas,
penambahan sedikit basa, maka pH akan naik sedikit, sehingga termasuk larutan penyangga. Titik ekuivalen
diperoleh pada pH >7. Hal itu disebabkan garam yang terbentuk mengalami hidrolisis sebagian yang bersifat
basa.
C2H3O2Na(aq) ---> CH3COO-(aq) + Na+
(aq)
C2H3O2(aq) + H2O(l) ---> C2H3O2H(aq) + OH-(aq)
Na+(aq) + H2O(l)
--->
d. Titrasi Asam Lemah dengan Basa Lemah
Contoh yang biasa untuk kurva titrasi asam lemah dan basa lemah adalah asam
etanoat danamonia
CH3COOH (aq) + NH3(aq) --->CH3COONH4 (aq)
Hal ini juga terjadi karena keduanya bersifat lemah - pada kasus tersebut, titik
ekivalen kira-kira terletak pada pH 7.
Gambar ini hanyalah penggabungan gambar yang telah anda lihat. Sebelum titik
ekivalen sama seperti kasus amonia - HCl. Setelah titik ekivalen seperti bagian
akhir kurva asam etanoat - NaOH.
Perhatian bahwa kurva tersebut sedikit tidak curam pada gambar ini. Malahan,
terdapat sesuatu yang dikenal dengan "titik infleksi". Kecuraman yang
berkurang berarti bahwa sulit melakukan titrasi antara asam lemah vs basa
lemah.
LATIHAN
1. Hitunglah kemolalan larutan yang dibuat dengan melarutkan 10 gram urea dalam 100 gram air !
2. Hitunlah jumlah mol zat yang dihasilkan dari 2,4 gram Mg yang direaksikan dengan asam sulfat ! (Ar Mg=24)
3. Apabila 100 ml H2SO4 0,1 M dicampurkan dengan 400 ml larutan NaOH 0,1 M,tentukan banyaknya NaOH sisa
dan hasil reaksinya !
4. Tentukan kadar asam asetat pada cuka makan, bila 10 ml cuka diencerkan tepat 100 ml dan sebanyak 20 ml
cuka encer tersebut dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 M sebanyak 30 ml ! (ρ = 1 gram/ml, Mr CH3COOH =60)
5. Jika kita memiliki 5 ml larutan NH3 1,48 M, berapakah volume akhir larutan
setelah diencerkan menjadi 1 M !
Kunci Jawaban
1. m = 1000/p x gram/Mr
= 1000/1000 x 10/60
= 1,7 mol/kg
2. Mg(S) + H2SO4(aq) → MgSO4(aq) + H2(g)
Mg yang bereaksi = gram/Mr
= 2,4/24 = 0,1 mol
MgSO4 yang terbentuk = 1/1 x 0,1 mol = 0,1 mol
H2 yang terbentuk = 1/1 x 0,1 mol = 0,1 mol
3. mol H2SO4 mula-mula = 100 ml x 0,1 M = 10 mmol
Mol NaOH mula-mula = 400 ml x 0,1 M = 40 mmol
......................H2SO4(aq) + 2NaOH(aq) → Na2SO4(aq) + 2H2O(aq)
Mula-mula : 10 mmol ........40 mmol........ - -
Bereaksi : 10 mmol .............20 mmol ........10 mmol......... 20 mmol
_____________________________________________-
Sisa .........;: _..................... 20 mmol .........10 mmol .......20 mmol
Sehingga didapat hasil reaksi = ..........10 mmol Na2SO4 dan sisa pereaksi = 20 mmol NaOH.
4. Pengenceran cuka
Cuka sebelum diencerkan = V1, M1
Cuka sesudah diencerkan = V2, M2
V1 x M1 = V2 xM2
10 x M1 = 100 x M2
M1 = 10 M2 .......... (1)
Titrasi
Asam cuka = VA, MA, nA
NaOH = VB, MB, nB
Rumus penetralan
VA x MA x nA = VB x MB x nB
20 x MA x 1 = 30 x 0,1 x 1
MA = 0,15 M......(2)
Dimana MA = M2 = 0,15 M, subtitusi persamaan (1)
M1 = 10 M2 = 10 x 0,15 M
M1 = 1,5 M
% cuka = M x Mr/ ρ x10
= 1,5 x 60/1x10