7
Praktikum Ilmu Bedah Umum BANDAGE Disusun oleh: Marina Corselia S. 125130100111035 2012 B Kelompok 5 PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2015

Tm Bandage

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Bandage hewan

Citation preview

  • Praktikum Ilmu Bedah Umum

    BANDAGE

    Disusun oleh:

    Marina Corselia S.

    125130100111035

    2012 B

    Kelompok 5

    PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    MALANG

    2015

  • I. PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Perban atau bandage digunakan setalah terjadinya luka, tepatnya setalah penjahitan luka.

    Sebuah perban dalam bentuk yang paling sederhana adalah kain strip yang digunakan untuk

    membalut dan mengikat luka. Kedokteran hewan telah disempurnakan dan dielaborasi bentuk dasar

    ini, dapat digabungkan dengan gips, sling, dan splints untuk menyembuhkan segala macam cedera.

    Variasi ini, bagaimanapun, semua melakukan empat fungsi dasar penyembuhan perban ini: (1)

    untuk melindungi luka dari bakteri lingkungan, (2) untuk menyerap sekresi luka, (3) untuk

    melumpuhkan luka, dan (4) untuk memberikan tekanan yang membantu mencegah pembengkakan

    atau perdarahan (Lafuente, 2013).

    Pembalutan atau bandage adalah proses pemasangan bahan/material untuk mendukung

    bahan medis (balutan/dressing atau bidai/splint ) atau pendukung penyokong bagian tubuh.Wound

    care dan bandaging merupakan elemen penting untuk meminimalkan komplikasi dan akan memberi

    hasil kosmetik dan fungsional yang optimal. Dengan mengangkat debris dari permukaan luka akan

    merangsang re-epiteltsasi. Bandage yang baik dapat menyokong dan menstabilkan luka,

    menampung darah atau cairan yang berlebihan, memberi tekanan pada luka untuk hemostasis,

    melindungi luka dari kekeringan dan kontaminisasi bakteri (Girindra,2001).

    Membalut merupakan salah satu keterampilan yang harus dikuasai dengan baik oleh dokter

    dan pemberi pelayanan kesehatan lainnya. Perlu diingat bahwa jika tidak diterapkan dengan benar,

    membalut dapat lebih cepat dan mudah menyebabkan injury. Oleh karena itu paper ini dibuat

    dengan harapan agar mempelajari tentang teknik pembalutan yang umum dilakukan dengan baik

    dan benar sehingga dapat menambah ketrampilan dan juga profesionalitas dalam dunia kerja

    (Swaim, 2006).

    1.2 Tujuan

    1. Untuk mengetahui fungsi bandage

    2. Untuk mengetahui apa saja lapisan bandage

    3. Untuk mengetahui prosedur pembalutan atau bandaging

    1.3 Manfaat

    1. Agar praktikan mengetahui fungsi bandage

    2. Agar praktikan mengetahui apa saja lapisan bandage

    3. Agar praktikan mengetahui prosedur pembalutan atau bandaging

    II. PEMBAHASAN

    2.1 Pengertian Bandage

    Bandage adalah Suatu kain yang digunakan untuk menutup luka atau bisa juga digunakan

    sebagai pengikat pada bagian yang sakit. Pada pemakaiannya pun perban hanya dipakai pada bagian

    luar saja misalnya pada kaki, tangan, kepala dll, sedangkan pada kasa selain digunakan pada bagian

    luar kasa juga digunakan untuk operasi, sebagai penutup luka agar tidak terkontaminasi

    dll.Kedokteran hewan telah disempurnakan dan dielaborasi bentuk dasar ini, dapat digabungkan

    dengan gips, sling, dan splints untuk menyembuhkan segala macam cedera. Variasi ini,

    bagaimanapun, semua melakukan empat fungsi dasar penyembuhan perban ini (Swaim, 2011):

    (1) untuk melindungi luka dari bakteri lingkungan,

  • (2) untuk menyerap sekresi luka,

    (3) untuk melumpuhkan luka, dan

    (4) untuk memberikan tekanan yang membantu mencegah pembengkakan atau perdarahan

    Analgesia dapat disediakan oleh imobilisasi anggota badan yang retak. Pembalut

    mengurangi ketidakstabilan fraktur dan nyeri sekunder, mencegah kerusakan lebih lanjut dari

    jaringan (jaringan lunak dan tulang) dan mengurangi peradangan. Perban dipasang setelah

    pemeriksaan ortopedi dan neurologis, dan evaluasi radiografi telah dilakukan. Hal ini diperlukan

    agar perban dapat melumpuhkan sendi proksimal dan distal tulang retak untuk memberikan

    stabilitas yang memadai (Swaim, 2006).

    Jenis patah tulang dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu patah tulang tertutup dan patah

    tulang terbuka. Patah tulang tertutup yaitu tidak ada komunikasi antara tulang retak dan lingkungan.

    Sedangkan patah tulang tertutup yaitu tulang yang retak terdapat komunikasi atau kontak langsung

    dengan lingkungan melalui luka kulit terbuka. Patah tulang ini dianggap terkontaminasi (bakteri

    yang hadir tetapi mereka tidak bertambah banyak dan menyebabkan kerusakan jaringan). 'Periode

    emas' adalah periode waktu antara kontaminasi dan infeksi, yang biasanya 6-8 jam setelah trauma

    awal perban patuh (Lafuente, 2013).

    2.2 Lapisan Bandage

    Sebuah perban pelindung dan mendukung perlu ditempatkan untuk mencegah kontaminasi

    luka, untuk debride luka dan mendukung tulang yang patah. Perban harus memiliki tiga lapisan:

    a. Lapisan kontak: lapisan yang bersentuhan langsung dengan luka. Dapat berupa kasa wet to

    dry atau dry to dryatau dapat juga bahan yang lembab lainnya (seperti hidrokoloid,

    hidrogel, madu, dll).

    b. Lapisan tengh: lpisan ini berfungsi untuk menyerap eksudat dan menyediakan dukungan.

    Klinisi dapat menggunakan gulungan kapas atau produk komersial yang berasal dari kapas

    yang lebih mudah untuk menerapkan. Lapisan kapas ini harus hati-hati penerapannya

    sehingga dapat memberikan dukungan dan kompresi untuk ekstremitas retak.

    c. Lapisan luar: bisa menggunakan bahan berpori dan kohesif. Lapisan ini mencegah eksuda

    kontak dengan lingkungan, menghindari kontaminasi di kedua arah. Hal ini penting untuk

    meninggalkan ujung distal dari pembalut terbuka sehingga jari kaki dapat dievaluasi setiap

    hari untuk setiap pembengkakan atau penurunan suhu, tanda-tanda pengetatan perban yang

    berlebihan perban (Lafuente, 2013).

  • Beberapa bahan yang diperlukan untuk benar menempatkan perban (Gambar 7). Bahan-

    bahan ini termasuk:

    - pita perekat (a)

    - kasa (b)

    - cotton cast padding (c)

    - Elastikon pad (d)

    - pad steril (jika ada luka terbuka) (e)

    a. Pita Perekat

    Pita perekat, yang lengket di salah satu sisi biasa hadir dalam bentuk gulungan. Berwarna

    putih dan merupakan perekat berpori yang paling sering digunakan untuk melekatkan

    perban. Tidak seperti pita perekat lainnya, pita perekat putih tidak merenggang.

    Elastikon tape adalah tape merenggang diterapkan sebagai lapisan tersier perban.

    Stretchability yang memungkinkan untuk ditempatkan dengan derajat variabel

    kompresi.

    b. Pad steril

    Pad steril sering berfungsi sebagai lapisan utama perban. Luka terbuka memerlukan

    lapisan primer atas luka. Cedera yang tidak melibatkan luka terbuka tidak memerlukan

    lapisan primer. Lapisan ini tersedia adherent (tongkat untuk luka, seperti perban basah-

    untuk-kering) atau nonadherent. Lapisan ini juga tersedia oklusif (tahan air) atau

    nonocclusive. Dressing non oklusif ini sesuai untuk luka bersih dan terbuka tanpaadanya

    jaringan granulasi. Dressing oklusif digunakan untuk luka yang menimbulkan jaringan

    granulasi.

    c. Cotton Cast Padding

    Digunakan bahan kapas, karena lentur (fleksibel), kompresibel, dan sangat penyerap,

    adalah bahan utama dari lapisan sekunder perban itu. Muncul dipersiapkan lebih kecil,

    tipis gulungan (lebar 2, 3, atau 4 inci dan tebal sekitar 1/32, 1/16 inci), dan dalam

    gulungan tebal lembaran kapas. Kapas tipis disebut cotton cast padding. Semakin tebal

    lembar kapas tersedia dalam satu pon roll. Kapas sangat baik untuk perban kaki karena

    mudah untuk membentuk ke kaki.

    d. Kain kasa

    Kasa tersedia dalam gulungan atau bantalan persegi. Rolled kasa hadir dalam berbagai

    tekstur dan ukuran. Ukuran yang paling umum untuk hewan kecil yaitu lebar dua, tiga,

    dan empat inci. Hewan besar biasanya membutuhkan lebar enam inci. Dokter hewan

    kadang-kadang menggunakan pad kasa persegi untuk perban (Swaim, 2011).

    a

    b c

    e

    d

  • 2.3 Prosedur pembalutan

    Sebelum melakukan pembalutan atau bandaging ada beberapa hal yang harus

    diperhatikan agar balutan dapat bertahan kuat seperti:

    1. Perhatikan tempat atau letak yang akan dibalut

    a. Bagian dari tubuh yang mana?

    b. Apakah ada luka terbuka atau tidak?

    c. Bagaimana luas luka tersebut?

    d. Apakah perlu membatasi gerak bagian tubuh tertentu atau tidak?

    2. Pilih jenis pembalut yang akan dipergunakan dapat salah satu atau kombinanasi.

    3. Sebelum dibalut jika luka terbuka perlu diberi desinfektan atau dibalut dengan pembalut

    yang mengandung desinfektan atau dislokasi perlu direposisi.

    4. Tentukan posisi balutan dengan mempertimbangkan: dapat membatasi pergeseran atau

    gerak bagian tubuh yang memang perlu difiksasi. Sesedikit mungkin membatasi gerak

    bagian tubuh yang lain. Usahakan posisi balutan yang paling nyaman untuk kegiatan pokok

    penderita. Tidak mengganggu peredaran darah, misalnya pada balutan beriapis lapis yang

    paling bawah letaknya disebelah distal. Tidak mudah kendor atau lepas (Girindra, 2001).

    1

    4

    5

    2

    3

  • Langkah 1: dokter hewan memasang pita perekat, yang membantu memegang perban tetap di

    tempat. Pita perekat ini akan memegang kaki dan merupakan syarat mutlak.

    Langkah 2: dokter hewan kemudian akan menerapkan pad steril (lapisan primer) pada luka.

    Langkah 3: Kaki dibungkus pas dan merata dengan jumlah variabel kapas bantalan.

    Langkah 4: kasa diaplikasikan di atas bantalan kapas untuk kompresi dan mengamankan perban.

    Langkah 5: Elastikon tape dililitkan ke seluruh perban sebagai lapisan tersier.

    Situs perban yang paling umum adalah tungkai depan dan belakang hewan kecil. Dua alasan

    yang paling umum untuk membalut kaki hewan kecil ini adalah untuk melindungi luka dan untuk

    mendukung kaki (dukungan sementara untuk patah kaki).

    Pembalutan bagian ekor yang paling sering memerrlukan perban yaitu setelah operasi

    perbaikan atau pengangkatan tumor. Seekor anjing atau kucing dapat mengibaskan ekor dan akan

    memperburuk kondisi perban. Untuk mencegah hal ini, dokter hewan menerapkan lapisan akhir di

    atas perban di mana tape akan langsung kontak dengan kulit ekor.

    Telinga paling sering perlu perban untuk melindungi luka atau sayatan bedah. Dokter hewan

    membalut hewan dengan telinga floppy dengan menariknya ke atas telinga, lalu diposisikan datar

    pada permukaan kepala, dan menempatkan perban seluruh kepala (di belakang mata dan di depan

    leher) untuk memasukkan telinga. Untuk hewan yang memiliki telinga up, dokter hewan

    menempatkan roll atau gumpalan kain kasa pada bagian dalam telinga dan dikencangkan dengan

    pita perekat. Jika hanya satu telinga yang terkena dampak dan kebutuhan pembalut, telinga yang

    lain biasanya dibiarkan unbandaged untuk memungkinkan sirkulasi udara yang memadai dan

    memungkinkan untuk pemberian obat otic (telinga), jika diperlukan.

    Mata bisa sulit untuk diperban, tapi dokter hewan mencegah hewan dari goresan luka mata

    dengan cara lain. Kerah Elizabeth adalah karton kaku atau struktur coneshaped plastik yang terjadi

    di sekitar leher hewan. Kerah melampaui hidung hewan, menjaga mulut dari cedera tubuh dan

    cakarnya dari cedera kepala. Jika mata harus diperban, dokter hewan menempatkan perban di atas

    kepala untuk menutup bagian mata yang ditangani.

    Beberapa anjing atau kucing membutuhkan perban pada bagian perut atau dada, biasanya

    untuk melindungi situs bedah atau untuk mengamankan struktur pembedahan (seperti endotracheal

    tube dan stomach tube). Dokter hewan menempatkan perban pada daerah perut dengan menerapkan

    kapas digulung sekitar dada atau perut. Kapas ditutupi dengan kasa, digulung, dan dijamin dengan

    pita perekat (Swaim, 2006).

    2.4 Perawatan Luka Operasi

    Luka perlu di tutup dengan kasa steril, sehingga sisa darah dapat diserap oleh kasa. Dengan

    menutup luka maka dapat mencegah terjadinya kontaminasi (kemasukan kuman), tersenggol, dan

    memberi kepercayaan pada pasien bahwa lukanya di perhatikan perawat. Sehabis operasi, luka yang

    timbul langsung ditutup dengan kasa steril selagi di kamar bedah dan biasanya tidak perlu diganti

    sampai di angkat jahitannya, kecuali bila terjadi perdarahan sampai darahnya menembus ke atas

    kasa, barulah diganti dengan kasa steril. Sewaktu mengganti kasa lama dengan yang baru,

    perhatikan betul agar di kerjakan secara asepsis supaya tidak terjadi infeksi. Jahitan luka biasanya

  • di buka setengahnya pada hari kelima dan sisanya di buka pada hari keenam atau ketujuh, kecuali

    pula ada perintah lain dari dokter. Plester harus dilepaskan sejajar dengan kulit, jangan diangkat

    tegak lurus agar pasien tidak merasa sakit.

    Antiseptik adalah zat yang menghentikan pertumbuhan dan tindakan bakteri dalam jaringan

    hidup (tidak harus bingung dengan desinfektan, yang untuk benda mati seperti meja pemeriksaan).

    Antiseptik berfungsi baik sebagai solusi lavage dan sebagai germisida untuk penyembuhan luka.

    Dua antiseptik yang paling populer di kalangan dokter hewan yang chlorhexidine dan povidone-

    iodine. Kedua solusi bekerja melawan banyak bakteri dan organisme berbahaya. Jika digunakan

    dengan benar, tidak akan menghambat penyembuhan luka. Antiseptik lain yang populer adalah

    salep triple-antibiotik. Jenis salep yang mengandung antibiotic seperti bacitracin, neomycin, dan

    polimiksin. Luka besar pada hewan yang sering digunakan dengan nitrofuracin (Lafuente, 2013).

    III. PENUTUP

    3. 1 Kesimpulan

    Fungsi dasar penyembuhan menggunakan perban yaitu: (1) untuk melindungi luka dari

    bakteri lingkungan, (2) untuk menyerap sekresi luka, (3) untuk melumpuhkan luka, dan (4) untuk

    memberikan tekanan yang membantu mencegah pembengkakan atau perdarahan. Bandage adalah

    Suatu kain yang digunakan untuk menutup luka atau bisa juga digunakan sebagai pengikat pada

    bagian yang sakit. Bandage umumnya terdiri dari tiga lapis yaitu lapisan kontak, tengah, dan luar.

    Pembalutan luka dengan perban dapat dilakukan di berbagai area tubuh seperti tungkai atau lengan,

    perut, dada, mata, atau telinga.

    DAFTAR PUSTAKA

    Girindra. 2001. Prinsip Prinsip Ilmu Bedah Edisi 6. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.

    Lafuente, Pilar. 2013. Initial Management of the Trauma Patient. Veterinary Ireland Journal Volume

    3 Number 9

    Swaim, S.F. et al. 2011. Small Animal Bandaging, Casting, and Splinting Techniques. Blackwell

    Publishing.

    Swaim, S.F. 2006. Wound Management, An Issue of Veterinary Clinics: Small Animal Practice,

    2006