26

Click here to load reader

Tof

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tof

Citation preview

Page 1: Tof

Penyakit jantung kongenital

(Tetralogi Fallot)

Lilian Anggrek 10.2010.002

Djunita Widjaya 10.2013.020

Andrey Yonathan 10.2013.026

Agnes 10.2013.068

Kevin Lukito 10.2013.168

Theresa Shanty Angela Dominggo 10.2013.283

Samuel Lionardi 10.2013.365

Amuza Lechimi Kanthan 10.2013.530

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat 11510

Telp. 021-4505326, Fax. 021-4505326

[email protected]

Abstrak

Penyakit jantung kongenital atau bawaan merupakan penyakit yang terjadi pada kira-kira 10 dari 1000 anak

yang lahir, dan insidennya bahkan lebih tinggi daripada bayi yang lahir mati dan pada abortus spontan. Tetralogi

fallot merupakan penyakit jantung bawaan yang paling sering ditemukan yang ditandai dengan sianosis akibat dari

kelainan pertumbuhan dimana terjadi defek atau lubang  dari bagian infundibulum septum intraventrikular

(sekat antara rongga ventrikel) dengan syarat defek tersebut paling sedikit sama besar dengan lubang aorta.

Kata Kunci : Tetralogi fallot, penyakit jantung sianotik, penyakit jantung bawaan sianotik

AbstractTetralogy of Fallot (TOF) is a congenital heart defect which is classically understood to involve four

anatomical abnormalities of the heart (although only three of them are always present). It is the most common

cyanotic heart defect and the most common cause of blue baby syndrome. TOF is usually a right-to-left shunt, in

which higher resistance to right ventricular outflow results in more severe cyanosis symptoms

keywords : Tetralogi fallot, penyakit jantung sianotik, penyakit jantung bawaan sianotik

Pendahuluan

1

Page 2: Tof

Kelainan jantung pada anak secara garis besar terbagi atas dua golongan, yaitu

penyakit jantung bawaan dan penyakit jantung didapat. Penyakit jantung bawaan ialah

kelainan susunan jantung, yang mungkin sudah terdapat sejak lahir.1

Tertalogi fallot adalah kelainan anatomi yang disebabkan oleh kesalahan dari

perkembangan infundibulum ventrikel kanan. kelainan ini pertama kali dilaporkan oleh Fallot

pada tahun 1888. Tertalogi Fallot (TF) merupakan penjakit jantung sianotik yang paling

banyak ditemukan, dimanna TF menepati urutan keempat penyakit jantung bawaan pada anak

setelah defek septum ventrikel, defek septum atrium dan ductus arteriosus persisten, atau

lebih kurang 10% dari seluruh penjakit jantung bawaan dan merupakan penyebab utama

diantara penyakit jantung bawaan sianotik. Tetralogi Fallot merupakan penyakit jantung

sianotik yang disebabkan oleh pirau kanan ke kiri. Tetralogi Fallot adalah kelainan jantung

dengan gangguan sianosis yang ditandai kombinasi empat hal yang abnormal meliputi defek

septum ventrikel, stenosis pulmonal, overriding aorta dan hipertropi ventrikel kanan.

komponen yang paling penting dalam menentukan derajat beratnya penyakit adalah stenosis

pulmonal dari sangat ringan sampai berat. stenosis bersifat progresif, makin lama makin

berat. Berdasarkan diagnosis Tetralogi Fallot di klasifikasikan menjadi empat bagian yang

nanti akan dibahas lebih rinci oleh penulis di bagian bawah. tujuan dari pembuatan makalah

ini adalah penulis dapat menjelaskan secara rinci mengenai penyakit yang diderita anak dua

setengah tahun tersebut dan tatalaksana dalam mengatasi masalah yang terjadi pada anak

tersebut.

Anamnesis

Anamnesis merupakan kumpulan informasi subjektif yang diperoleh dari apa yang

dipaparkan oleh pasien terkait dengan keluhan utama yang menyebabkan pasien mengadakan

kunjungan ke dokter.2 Anamnesis diperoleh dari komunikasi aktif antara dokter dan pasien

(auto anamnesis) atau keluarga pasien (allo anamnesis).

Tujuan pertama anamnesis adalah memperoleh data atau informasi tentang

permasalahan yang sedang dialami atau dirasakan oleh pasien. Apabila anamnesis dilakukan

dengan cermat maka informasi yang didapatkan akan sangat berharga bagi penegakan

diagnosis, bahkan tidak jarang hanya dari anamnesis saja seorang dokter sudah dapat

menegakkan diagnosis. Secara umum sekitar 60-70% kemungkinan diagnosis yang benar

sudah dapat ditegakkan hanya dengan anamnesis yang benar.2

2

Page 3: Tof

Adapun anamnesis meliputi: pencatatan identitas pasien, keluhan utama pasien,

riwayat penyakit pasien serta riwayat penyakit keluarga.2

Identitas penderita

Nama, alamat, tempat/tanggal lahir, umur, jenis kelamin, pekerjaan orang tua,

pendidikan, status sosial ekonomi keluarga, saudara kandung (jumlah, jenis kelamin,

dan berapa yang masih tinggal bersama penderita), keadaan sosial ekonomi.

Termasuk anamnesis mengenai faktor resiko dan mengenai adanya gangguan

aktivitas.

Riwayat penyakit sekarang

o Keluhan utama perlu diketahui, yaitu keluhan yang menyebabkan pasien dibawa

berobat. Berdasarkan kasus, anak tampak biru saat menangis, pernah biru juga

saat pasien habis BAB, hanya dapat menetek sebentar saja dan batuk pilek

negative menunjukkan adanya toleransi latihan.

o Ditanyakan adakah takipnae pada saat makan atau menangis, makan sangat

lambatkongesti dari vena pulmonalis.

o Adakah keringat berlebihan saat menangis atau makan? Dan keringat ini tampak

pada kepala,lengan,serta batang tubuh yang dingin?

o Riwayat berjongkok setelah aktivitas?

Riwayat penyakit dahulu

Apakah anak itu pernah menderita penyakit yang sama atau ada gangguan lain pada

jantungnya sejak kelahiran atau adakah penyakit-penyakit lain.

Riwayat kehamilan

Riwayat ibu yang sakit atau terpajan obat dan bahan kimia mungkin berguna,terutama

jika agen infeksi atau bahan kimia diketahui merupakan teratogen.

Riwayat kelahiran

Riwayat ibu saat melahirkan anak tersebut. hal yang di tanyakan adalah melahirkan

dimana, apakah di tolong petugas medis atau tidak, lalu menyanyakan proses

kelahiran nya secara normal, caesar, vacum, Forcep.

Riwayat makanan

o Makanan yang dikonsumsi anak dalam jangka pendek dan panjang.

o Apakah kualitas dan kuantitasnya adekuat, memenuhi angka kecukupan gizi

(AKG) yang dianjurkan kekurangan gizi akan memberi pengaruh terhadap

saluran nafas akibat infeksi virus, bakteri maupun mikroorganisme lain.

3

Page 4: Tof

o Riwayat pemberian ASI

Riwayat imunisasi

o Ditanyakan imunisasi dasar maupun imunisasi ulangan (booster) harus secara

rutin

o Khusus imunisasi BCG, DPT, Polio, Campak dan Hepatitis B

o Dapat dipakai sebagai umpan-balik tentang perlindungan pediatric yang

diberikan.

Riwayat keluarga

o Ditanyakan apakah saudara kandung pasien yang ada lubang dalam jantung, atau

kematian pada masa bayi.

o Riwayat penyakit jantung aterosklerotik pada anggota keluarga dewasa atau

penyakit jantung koroner?

o Riwayat tekanan darah tinggi atau stroke pada anggota keluarga dewasa

mengindikasikan kebutuhan terhadap pengukuran tekanan darah secara cepat.

Pemeriksaan fisik

Inspeksi saja terkadang sudah memberikan banyak informasi berharga. Segala

pengamatan seperti warna kulit, bentuk tubuh, dan pola pernafasan, kerja pernafasan, dan

gambaran umum pasien harus dilaporkan juga.2

Pemeriksaan fisik yang dilakukan ialah seperti pada umumnya terdiri dari inspeksi,

perkusi, palpasi dan auskultasi. Penemuan-penemuan khusus setiap penyakit akan langsung

dibahas dalam halaman berikutnya.

Yang perlu diperhatikan saat pemeriksaan fisik, antara lain: denyut dan tekanan arteri,

tekanan dan denyut vena, gerakan prekordial, dan bunyi jantung.

Inspeksi

Sianosis seperti yang ditampakkan pada penderita tetralogi Fallot, adalah warna

kebiruan pada kulit dan selaput lendir yang disebabkan oleh kadar hemoglobin tereduksi

lebih dari 5 g/dl.

Clubbing finger mulai tampak setelah usia beberapa bulan atau menjelang 1 tahun.

Gigi-geligi sering dalam keadaan buruk, seperti pada kelainan jantung sianotik lainnya,

akibat gangguan perkembangan email. Sering terjadi hipertrofi gusi dan lidah menunjukkan

gambaran peta (geographic tongue). 2

4

Page 5: Tof

Untuk pemeriksaan toraks dan jantung, perhatikan apakah ada kelainan bentuk dada,

kecepatan pernapasan, warna dan lesi di kulit, serta iktus kordisnya.

Palpasi

Dengan mempergunakan ujung-ujung jari atau telapak tangan, tergantung rasa

sensitivitasnya, meraba-raba area apeks, trikuspidal, septal, pulmonal, dan aorta. Yang

diperiksa:2

Thrill, yaitu getaran yang terasa pada tangan pemeriksa. Hal ini dapat diraba karena

adanya bising yang minimal derajat 3. Dibedakan thrill sistolik atau diastolik tergantung di

fase mana berada.

Heaving, yaitu rasa gelombang yang kita rasakan di tangan kita.

Lift, yaitu rasa dorongan terhadap tangan pemeriksa.

Ictus cordis, yaitu pulsasi di apeks. Diukur berapa diameternya dimana normal adalah 2

cm dan ditentukan lokasinya yang biasanya terletak pada 2 jari medial dari garis

midklavikula kiri.

Perkusi

Perkusi dinding dada bayi dan anak kecil biasanya tidak memberi informasi yang

akurat mengenai besar dan bentuk jantung. Inspeksi dan palpasi yang cermat dapat

memberikan informasi yang lebih baik. Pemeriksaan foto toraks yang mudah dilakukan

dimana-mana merupakan cara terbaik untuk menentukan besar dan bentuk jantung. 2

Auskultasi

Bunyi jantung normal terdiri atas bunyi jantung I (BJ I) dan bunyi jantung II (BJ II).

Di area apeks dan trikuspidal, BJ I lebih keras daripada BJ II, sedangkan di area basal yaitu

pulmonal dan aorta, BJ I lebih lemah daripada BJ II. Untuk kepentingan praktis, BJ I

dianggap semata-mata disebabkan oleh penutupan katup mitral dan trikuspid, sedangkan BJ

II disebabkan oleh penutupan katup aorta dan pulmonal. Pada penderita tetralogi Fallot akan

terdengar BJ I keras disebabkan oleh penutupan katup trikuspid yang kuat. BJ II lemah pada

sela iga II kiri; keras dan split pada sela iga IV kiri

Pada skenario didapat kan hasil pemeriksaan nya adalah terdengar bising SEM grade 2

pada ICS II sternal kiri.

5

Page 6: Tof

Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang merupakan pemeriksaan yang dilakukan di laboratorium

untuk mendapatkan gambaran penyakit dengan mendalam dan mencakup antara lain

beberapa tes seperti EKG(Elektrokardiogram), Ekokardiografi dan foto Rontgen thorak.1,4,9

1. Pemeriksaan laboratorium1,3

Ditemukan adanya peningkatan hemoglobin dan hematokrit (Ht) akibat saturasi

oksigen yang rendah. Pada umumnya hemoglobin dipertahankan 16-18 gr/dl dan

hematokrit antara 50-65 %. Nilai BGA/analisa gas darah menunjukkan peningkatan

tekanan partial karbon dioksida (PCO2), penurunan tekanan parsial oksigen (PO2)

dan penurunan PH. Pasien dengan Hn dan Ht normal atau rendah mungkin menderita

defisiensi besi.

2. Radiologi 1,3

Sinar X pada thoraks menunjukkan penurunan aliran darah pulmonal .

Gambaran khas jantung tampak apeks jantung terangkat sehingga seperti sepatu(boot

shape) akibat hipertrofi ventrikel kanan.

Gambar 2: ’Boot shape’ pada rontgen jantung bayi.4

3. Elektrokardiogram1,3

Pada EKG sumbu QRS hampir selalu berdeviasi ke kanan. Tampak pula hipertrofi

ventrikel kanan.

4. Ekokardiografi1,3

Memperlihatkan dilatasi aorta, overriding aorta dengan dilatasi ventrikel kanan,

penurunan ukuran arteri pulmonalis & penurunan aliran darah ke paru-paru.

5. Kateterisasi1,4

6

Page 7: Tof

Diperlukan sebelum tindakan pembedahan untuk mengetahui defek septum ventrikel

multiple, mendeteksi kelainan arteri koronari dan mendeteksi stenosis pulmonal

perifer.

Mendeteksi adanya penurunan saturasi oksigen, peningkatan tekanan ventrikel kanan,

dengan tekanan pulmonalis normal atau rendah.

Diagnosis Kerja

Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik pasien didiagnosis menderita

Tetralogi Fallot.

Tetralogi fallot (TF) merupakan penyakit jantung sianotik yang paling banyak

ditemukan dimana tetralogi fallot menempati urutan keempat penyakit jantung bawaan

pada anak setelah defek septum ventrikel,defek septum atrium dan duktus arteriosus

persisten, atau lebih kurang 10 % dari seluruh penyakit jantung bawaan, dan merupakan

penyebab utama diantara penyakit jantung bawaan sianotik. Tetralogi Fallot merupakan

kombinasi empat komponen yaitu defek septum ventrikel, overriding aorta, stenosis

pulmonal, hipertrofi ventrikel kanan. Komponen yang paling penting, yang menentukan

beratnya penyakit, adalah stenosis pulmonal, yang bervariasi dari sangat ringan sampai berat

bahkan dapat berupa atresia pulmonal. Defek septum ventrikel pada tetralogi Fallot biasanya

besar, terletak di bawah katup aorta, dan lebih anterior daripada defek septum ventrikel biasa,

hingga terjadi overriding aorta dimana pembuluh darah utama yang keluar dari ventrikel kiri

mengangkang sekat bilik, sehingga seolah-olah sebagian aorta keluar dari bilik kanan

Hipertrofi ventrikel kanan atau penebalan otot di ventrikel kanan karena peningkatan tekanan

di ventrikel kanan akibat dari stenosis pulmonal.1

Diagnosis Banding

Pulmonal Atresia (PA) dengan atau tanpa VSD5

Terdapat dua macam atresia pulmonal yaitu atresia pulmonal dengan defek septum

ventrikel dan atresia pulmonal tanpa defek septum ventrikel.Atresia pulmonal dengan defek

septum ventrikel merupakan 20% dari pasien dengan gejala menyerupai Tetralogi of Fallot,

dan merupakan penyebab penting sianosis pada neonates. Walaupun letak defek septum

ventrikel sama dengan pada tetralogi, kelainan ini berbeda dengan tetralogi Fallot. Darah dari

ventrikel tidak menuju ke arteri pulmonalis dan semua darah ventrikel kanan akan masuk ke

aorta. Atresia dapat mengenai katup pulmonal, a.pulmonalis, atau infundibulum.Suplai darah

ke paru harus melalui duktis arteriosus atau melalui kolateral aorta-pulmonal (pembuluh

7

Page 8: Tof

darah berasal dari arkus aorta atau aorta descendens bagian atas).Pada umumnya

vaskularisasi paru berkurang, kecuali bila terdapat arteriosus atau kolateral yang cukup besar.

Sianosis terlihat lebih dini dibandingkan dengan pada Tetralogi of Fallot, yaitu dalam

hari-hari pertama pasca lahir.Pemeriksaan fisik tidak terdengar bising di daerah jalan keluar

ventrikel kanan, namun mungkin terdengan bising di daerah anterior atau posterior, yang

menunjukkan terdapatnya aliran kolateral.Apabila kolateral banyak, maka pasien mungkin

tidak terlihat sianotik. Jantung dapat membesar dan hiperaktif dan terjadi gagal jantung pada

usia bayi. Terdapatnya hipertrofi ventrikel kanan pada EKG serta adanya sianosis dapat

menyingkirkan diagnosis duktus arteriosus persisten.

Atresia pulmonal tanpa VSD merupakan kelainan yang jarang ditemukan yakni kira-

kira1% dari seluruh penyakit jantung bawaan.Karena terdapat atresia pulmonal dan tidak

terdapat defek septum ventrikel, maka darah dari ventrikel kanan tidak dapat keluar.Dari

atrium kanan darah menuju ke atrium kiri melalui defek septum atrium atau foramen

ovale.Satu-satunya jalan darah ke paru adalah melalui duktus arteriosus atau sirkulasi

bronikal.Biasanya ada terdapat insufiensi tricuspid.

Sianosis telah jelas tampak pada waktu bayi lahir dan terus bertambah pada hari-hari

pertama.Bayi sesak dengan gejala gagal jantung.Pada pemeriksaan fisik biasanya tidak

terdengar bising, atau terdengar bising pansistolik insufisiensi tricuspid atau terdengar bising

arteriosus.

Double Outlet Right Ventricle (DORV)5

Sesuai dengan namanya, kelainan ini kedua arteri besar keluar dari ventrikel kanan

masing-masing dengan konusnya.Kedua arteri besar tidak menunjukkan kontinuitas dengan

katub mitral.Hal inilah yang membedakan DORV dengan Tetralogi Fallot dengan overidding

aorta yang ekstrim.

Pada sebagian besar kasus, ventrikel kanan besar sedangkan ventrikel kirinya normal.

Secara keseluruhan DORV dapat terjadi:

1. Terdapat defek septum ventrikel besar subaortik, tanpa stenosis pulmonal. Hal ini

memberi gejala seperti pada defek septum ventrikel besar, berupa gagal jantung

tanpa sianosis yang nyata.

2. Terdapat defek septum besar subpulmonik, tanpa diserta stenosis pulmonal, yang

disebut sebagai malformasi TAUSSIG-Bing. Keadaan ini mirip dengan transposisi

dengan defek septum ventrikel besar, dengan gejala utama gagal jantung dengan

sianosis ringan.

8

Page 9: Tof

3. Terdapat defek septum ventrikel besar serta stenosis pulmonal. Gangguan

hemodinamik yang mirip dengan TOF. Manifestasi klinis adalah sianosis tanpa

gagal jantung.

4. Defek septum ventrikel mengecil, hingga terjadi obstruksi jantung kiri yang

menyebabkan gagal jantung.

Transposition of Great Arteries (TGA)

Transposition of Great Arteries (TGA) merupakan abnormalitas kongenital dimana

arteri-arteri besar mengalami transposisi. Pada kelainan jantung ini, aorta dan arteri pulmonal

mengalami transposisi sehingga aorta keluar dari ventrikel kanan dan arteri pulmonalis keluar

dari ventrikel kiri. Hal ini menandakan adanya dua sirkulasi terpisah, yaitu sirkulasi pulmonal

dan sirkulasi sistemik yang bekerja secara paralel. Hal ini bertolak belakang dengan

kehidupan, dimana seharusnya ada percampuran antara kedua sirkulasi tersebut. Dalam

kehidupan janin, bayi tersebut tidak mengalami kesulitan karena aliran darah pulmonal sangat

kecil. Tetapi karena duktus arteriosus dan foramen ovale mulai menutup setelah lahir,

terjadilah sianosis yang progresif. Beratnya gejala tergantung pada derajat percampuran

kedua sirkulasi melalui saluran fetal tersebut.6

Gejala klinis pada pasie TGA berupa sianosis progresif yang timbul dalam beberapa

jam pertama atau beberapa hari pertama kehidupannya. Bayi yang menderita kelainan ini

menjadi sangat biru dan asidosis dan selanjutnya dapat terjadi gagal napas dan gagal jantung.

Pada pemeriksaan fisik selain ditemukan sianosis, biasanya tidak terdapat bising jantung,

tetapi bunyi jantung kedua terdengar keras karena aorta yang mengalami transposisi terletak

di sebelah anterior, dekat dengan dinding dada. Pada pemeriksaan penunjang dapat dilakukan

rontgen toraks dengan gambaran yang khas, yaitu jantung sedikit membesar dan dikatakan

tampak seperti sebuah telur yang berbaring pada satu sisinya. Tatalaksana yang dapat

dilakukan berupa pembuatan pintas antara sirkulasi sistemik dan sirkulasi pulmonal yang

dibuat dengan cara ballon artrial septostomy (prosedur Rashkind). Sebuah kateter khusus

berlumen ganda dimasukkan lewat vena cava inferior, atrium kanan, dan foramen ovale

menuju ke dalam atrium kiri. Balon dekat ujung akteter dikembungkan dengan medium

kontras, kemudian kateter dan balon ditarik kembali dengan keras melalui septum atrium,

sehingga merobek septum atrium dan membuat defek septum yang besar. Hal ini

memungkinkan percampuran darah dan mengurangi sianosis. Selain itu, dapat pula dilakukan

operasi koreksi definitif yang merupakan suatu perbaikan anatomi, dimana dilakukan dengan

9

Page 10: Tof

cara mengganti arteri pulmonalis dan aorta ke ventrikel yang seharusnya. Hal ini biasanya

dilakukan pada minggu pertama atau minggu kedua kehidupan.6

Total Anomalous Pulmonary Venous Return (TAPVR)6

Total Anomalous Pulmonary Venous Return (TAPVR) adalah penyakit jantung

bawaan yang tidak diketahui penyebabnya dimana tidak satu pun dari empat vena yang

membawa darah dari paru-paru ke jantung melekat ke atrium kiri. Pada TAPVR, oksigen

dalam darah kembali dari paru-paru ke ventrikel kanan dan tidak ke sisi kiri jantung.

Gejala klinis yang dapat ditemukan dapat bervariasi dan terkadang tidak gejala klinis

tidak ditemukan pada anak yang berusia sangat muda. Gejala klinis yang dapat ditemukan

antara lain sianosis, infeksi saluran pernapasan, lethargy, poor feeding, dan poor growth.

Etiologi

Tetralogi Fallot terjadi selama pertumbuhan janin, ketika jantung bayi sedang

berkembang.Pada umumnya penyebab Tetralogi fallot tidak diketahui.Namun, Faktor-faktor

seperti gizi ibu yang buruk saat kehamilan, virus atau gangguan genetik dapat meningkatkan

risiko kondisi ini. Penyebab terjadinya Tetralogi Fallot antara lain adalah:7

Faktor Prenatal Faktor Genetik Ibu menderita penyakit : rubella Ibu alkoholisme Umur ibu lebih ddari 40 tahun Ibu menderita diabetes mellitus yang

memerlukan insulin Ibu meminum obat-obatan penenang atau

jamu

Anak yang lahir sebelumnya menderita PJB

Ayah atau ibu menderita PJB Kelainan kromosom, misalnya syndrome

Down Lahir dengan kelainan bawaan yang lain

Epidemologi

Tetralogi Fallot timbul pada 3-6 per 10.000 kelahirandan menempati urutan keempat

penyakit jantung bawaan pada anak setelah defek septum ventrikel, defek septum atrium dan

duktus arteriosus persisten, atau lebih kurang 10-15 % dari seluruh penyakit jantung bawaan.

Diantara penyakit jantung bawaan sianotik, Tetralogi Fallot merupakan 2/3 nya.8 Tetralogi

Fallot merupakan penyakit jantung bawaan yang paling sering ditemukan yang ditandai

dengan sianosis sentral akibat adanya pirau kanan ke kiri. Angka kejadian antara bayi laki-

laki dan perempuan sama.

Patofisiologi10

Page 11: Tof

Tetralogi fallot adalah kelainan daerah konotrunkal yang paling sering dijumpai.

Cacatnya disebabkan oleh pemisahan konus yang tidak merata, karena pergeseran letak sekat

trunkus dan konus ke depan. Sehingga pergeseran itu menimbulkan empat perubahan

kardiovaskuler, yaitu : 6

stenosis infundibularis pulmonalis.

cacat yang besar pada septum interventrikularis.

overriding aorta ( aorta yang keluar langsung di atas sekat yang cacat).

hipertrofi dinding ventrikel karena tekanan sisi kanan yang lebih tinggi.

Karena adanya VSD yang besar dan stenosis pulmonal maka akan terjadi perubahan

hemodinamik. Stenosis pulmonal yang terjadi itu menyebabkan darah yang berasal dari vena

cava superior dan inferior seluruhnya akan tertampung dalam ventrikel kanan. Kemudian

masuk ke aorta tanpa membebani ventrikel kiri, sehingga timbul hipertrofi ventrikel kanan

sedangkan ventrikel kiri relatif kecil. VSD tersebut menyebabkan terjadinya shunt kanan ke

kiri sehingga timbul sianosis. Stenosis pulmonal menyebabkan aliran darah ke pulmo jadi

menurun sehingga terjadi hipoksemia yang dikompensasi dengan polisitemia.6

Kelainan jantung congenital menyebabkan dua perubahan hemodinamik utama.

Shunting atau percampuran darah arteri dari vena serta perubahan alirandarah pulmonal dan

tekanan darah. Normalnya, tekanan pada jantung kanan lebih besar dari pada sirkulasi

pulmonal. Shunting terjadi apabila darah mengalir melalui lubang abnormal pada jantung

sehat dari daerah yang bertekanan lebih tinggi kedaerah yang bertekanan rendah,

menyebabkan darah yang teroksigenisasi mengalir ke dalam sirkulasi sistemik. Aliran darah

pulmonal dan tekanan darah meningkat bila ada keterlambatan penipisan normal serabut otot

lunak pada arteriola pulmonal sewaktu lahir.Penebalan vascular meningkatkan resistensi

sirkulasi pulmonal, aliran darahpulmonal dapat melampaui sirkulasi sistemik dan aliran darah

bergerakdari kananke kiri.Perubahan pada aliran darah, percampuran darah vena dan arteri,

serta kenaikan tekanan pulmonal akan meningkatkan kerja jantung.Manifestasi dari penyakit

jantung congenital yaitu adanya gagal jantung,perfusi tidak adekuat dan kongesti pulmonal. 6

Pengembalian vena sistemis ke atrium kanan dan ventrikel kanan berlangsung normal.

Ketika ventrikel kanan menguncup dan menghadapi stenosis pulmonalis, maka darah akan

dipintaskan melewati cacat septum ventrikel tersebut ke dalam aorta. Akibatnya terjadi

ketidakjenuhan darah arteri dan sianosis menetap. Aliran darah paru – paru, jika dibatasi

hebat oleh obstruksi aliran keluar ventrikel kanan, dapat memperoleh pertambahan dari

sirkulasi kolateral bronkus dan kadang – kadang dari suatu duktus arteriosus menetap.

11

Page 12: Tof

Puncak tekanan – tekanan sistolis dan diastolis di dalam setiap ventrikel biasanya sama,

seperti juga halnya dengan tekanan rata – rata pada kedua atrium. Suatu perbedaan atau

penurunan tekanan darah yang dapat diukur yang disebabkan oleh stenosis pulmonal, hampir

selalu di jumpai diseberang aliran keluar ventrikel kanan. Jika terdapat obstruksi terhadap

aliran keluar ventrikel kanan dan cacat septum ventrikel, tanpa disertai pintasan dari kanan ke

kiri, maka anomali demikian dinamakan Fallot asianosis. 6

Manifestasi klinis

Gejala klinis yang dapat ditimbulkan pada pasien dengan tetralogi of fallot (TOF),

diantaranya sebagai berikut:9

Pada auskultasi terdengar bunyi murmur pada batas kiri sternum tengah sampai bawah.

Sianosis/kebiruan terutama pada bibir dan kuku :Sianosis akan muncul saat anak

beraktivitas, makan/menyusu, atau menangis dimana vasodilatasi sistemik (pelebaran

pembuluh darah di seluruh tubuh) muncul dan menyebabkan peningkatan aliran darah

dari kanan ke kiri (right to left shunt). Darah yang miskin oksigen akan bercampur

dengan darah yang kaya oksigen dimana percampuran darah tersebut dialirkan ke seluruh

tubuh. Akibatnya jaringan akan kekurangan oksigen dan menimbulkan gejala kebiruan.

Bayi mengalami kesulitan untuk menyusu.

Sesak napas jika melakukan aktivitas dan kadang disertai kejang atau pingsan.

Setelah melakukan aktivitas, anak selalu jongkok (squating) untuk mengurangi hipoksi

dengan posisi knee chest.

Jari tangan clubbing (seperti tabuh genderang karena kulit atau tulang di sekitar kuku jari

tangan membesar).

Pertumbuhan dan perkembangan anak berlangsung lambat.

Berat badan bayi sulit bertambah.

Serangan sianosis dan hipoksia atau yang disebut “hipoxic spell” terjadi ketika

kebutuhan oksigen otak melebihi suplainya. Episode biasanya terjadi bila anak melakukan

aktivitas (misalnya menangis, setelah makan atau mengedan).

Komplikasi

Pasien dengan penyakit jantung congenital terancam mengalamiberbagai komplikasi

antara lain:

Gagal jantung kongestif / CHF.

Renjatan kardiogenik/ Henti Jantung.

12

Page 13: Tof

Aritmia.

Endokarditis bakterialistis.

Hipertensi

Tromboemboli dan abses otak.

Obstruksi pembuluh darah pulmonal.

Hepatomegali (jarang terjadi pada bayi prematur).

Enterokolitis nekrosis.8,9

Gangguan paru yang terjadi bersamaan (misalnya sindrom gawat nafas atau displasia

bronkkopulmoner).

Perdarahan gastrointestinal (GI), penurunan jumlah trombosit.

Hiperkalemia (penurunan keluaran urin).

Gagal tumbuh.

Penatalaksanaan

Pada penderita yang mengalami serangan sianosis maka terapi ditujukan untuk

memutus patofisiologi serangan tersebut, antara lain dengan cara :

Medika Mentosa

Morphine sulfat 0,1-0,2 mg/kg SC, IM atau IV untuk menekan pusat pernafasan dan

mengatasi takipneu.

Natrium Bikarbonat 1 Meq/kg BB IV untuk mengatasi asidosis

Oksigen dapat diberikan, walaupun pemberian disini tidak begitu tepat karena

permasalahan bukan karena kekurangan oksigen, tetapi karena aliran darah ke paru

menurun. Dengan usaha diatas diharapkan anak tidak lagi takipnea, sianosis

berkurang dan anak menjadi tenang.

Bila hal ini tidak terjadi dapat dilanjutkan dengan pemberian :

Propanolol 0,15-15mg/KgBB bolus IV lambat / 6 jam. Dosis total dilarutkan dengan

10 ml cairan dalam spuit, dosis awal/bolus diberikan separohnya, bila serangan belum

teratasi sisanya diberikan perlahan dalam 5-10 menit berikutnya.

Berikan transfusi darah bila kadar hemoglobin kurang dari 15 g/dl, sekali pemberian 5

ml/kgBB

Bila ada defisiensi zat besi segera diatasi

Pemberian Prostaglandin E1 untuk sianosis atau pada keadaan akut (vasodilator

arteriol dan menghambat agregasi trombosit)

13

Page 14: Tof

Pemberian Vasopressor pada awal serangan atau jika terapi lain gagal (methoxamine,

phenylephrine)

Non Medika Mentosa

         Posisi lutut ke dada agar aliran darah ke paru bertambah seperti jongkok.

         Perhatikan kebersihan mulut dan gigi untuk meniadakan sumber infeksi

terjadinya endokarditis infektif atau abses otak.

         Hindari dehidrasi

Tindakan Pembedahan

1. koreksi total

Di negara maju, pada bayi di atas 3 bulan dengan jalan keluar ventrikel kanan

serta a. pulmonalis yang baik sudah dapat dilakukan koreksi total dengan mortalitas di

bawah 10%. Pada anak besar berumur 5-10 tahun pada umumnya sudah dapat

dilakukan koreksi total, kecuali bila terdapat hipoplasia cincin katup pulmonal dan

hipoplasia pembuluh darah paru.

Tujuan koreksi total adalah :

a. untuk menutup defek pada septum ventrikel

b. untuk membuka obstruksi yang terjadi pada saluran aliran keluar ventrikel kanan

c. untuk memperbaiki stenosis arteri pulmonalis yang terjadi

Operasi koreksi total merupakan operasi jantung terbuka. Beberapa bayi dapat

menjalani operasi koreksi primer jika bayi cukup besar dan jika kelainan tidak terlalu

rumit. Penutupan defek septum dengan dacron sintetik sehingga aliran darah menjadi

normal kembali dari ventrikel kiri ke aorta. Stenosis pulmonal dihilangkan baik

melalui pemotongan katup a. pulmonalis dan pembukaan saluran keluar ventrikel

kanan dan melebarkannya.

Kadang, arteri koronaria akan bercabang melewati saluran keluar ventrikel kanan

sehingga insisi tidak dapat dibuat. Apabila hal ini terjadi, sebuah lubang dibuat di

depan permukaan ventrikel kanan dan sebuah saluran dibuat dari ventrikel kanan ke

bifurkasio a. pulmonalis untuk menyediakan aliran darah dari ventrikel kanan ke paru.

2. bedah paliatif

Adakalanya penderita membutuhkan prosedur operasi paliatif sebelum dilakukan

koreksi akhir. Operasi paliatif dipertimbangkan bila :

- anak dengan hipersianotik berat dan berulang

14

Page 15: Tof

- bila arteri koronaria melintasi saluran aliran keluar ventrikel kanan, koreksi

ditunda sampai anak cukup besar sehingga mampu menerima darah dari saluran

keluar ventrikel kanan ke arteri pulmonalis.

- bila terdapat arteri pulmonalis yang sangat kecil

- bila kelainan jantung yang berhubungan menghalangi koreksi total

Prosedur paliatif bertujuan untuk meningkatkan aliran darah paru, untuk

memberikan pertumbuhan bagi arteri pulmonalis dan pertumbuhan anak. Beberapa

prosedur bedah paliatif antara lain :10

a. shunt Blalock-Taussig

- shunt Blalock-Taussig klasik : sebuah anastomosis antara arteri subklavia atau cabang

arteri subklavia (arteri inominata) dengan arteri pulmonalis. Prosedur ini mempunyai

beberapa keuntungan, yaitu :

o tidak memerlukan bahan prostetik

o memberikan aliran shunt sesuai untuk ukuran janin

o mudah dilepaskan pada saat dilakukan koreksi total

Sedangkan kerugiannya :

o memerlukan diseksi yang panjang dan menyebabkan distorsi arteri pulmonalis perifer

o lengan ipsilateral dapat terganggu pada prosedur ini, akibat transeksi arteri subklavia

dapat menyebabkan ketidaksesuaian dalam pertumbuhan dan kekuatan

- shunt Blalock-Taussig modifikasi (Great Ormand Street)

Pada shunt Blalock-Taussig modifikasi, bahan graft prostetik diletakkan antara arteri

subklavia dan arteri pulmonalis. B-T shunt modifikasi dapat dibuat di sisi manapun, dan

asupan darah arteri subklavia ke lengan dipertahankan. Distorsi arteri pulmonalis masih

dapat terjadi dengan pertumbuhan anak. Shunt ini lebih sukar untuk dilepaskan pada

saat koreksi total dibanding dengan B-T shunt klasik.

b. shunt Potts10

Definisi : anastomosis aorta desendens dengan arteri pulmonalis kiri, sebuah anastomosis

sisi ke sisi langsung.

Keuntungan : mudah untuk membuat anastomosis sisi ke sisi.

Kerugian : aliran darah tergantung ukuran anastomosis, tidak ada pipa untuk mengatur

aliran darah, gagal jantung kongesti dapat terjadi akibat besarnya shunt dari kiri ke

kanan, hipertensi arteri pulmonalis dapat terjadi.

15

Page 16: Tof

Prognosis

Pada umumnya dapat dikatakan bahwa prognosis pasien tetralogi fallot tanpa operasi

adalah tidak baik.1

Pencegahan

Pencegahan Tetralogi Fallot adalah antara lain dengan menghindari penyebabnya.

Meskipun untuk faktor endogen tidak dapat dicegah, namun sedapat mungkin ibu

menghindari faktor-faktor eksogen yang dapat menyebabkan tetralogi fallot. Antara lain

dengan melakukan ante-natal health care secara teratur selama masa kehamilan, tidak

mengkonsumsi obat-obatan tanpa persetujuan atau izin dokter karena dapat berpengaruh

terhadap kesehatan janin. Selain itu juga, tidak mengkonsumsi alkohol maupun obat-obatan

terlarang selama masa kehamilan.7

Kesimpulan

Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan dan gejala klinis, hipotesis diterima. Seorang

anak laki-laki berusia 2 setengah tahun dibawa ibunya ke UGD karena tiba tiba bertambah

biru setelah menangis, keluhan tiba tiba membiru ini pernah terjadi sebelumnya saat pasien

habis BAB (kurang lebih usia 2 tahun). Saat itu, ibu melarikan anaknya ke puskesmas

terdekat dan pasien dikatakan menderita kebocoran jantung namun belum mendapat

pemeriksaan lengkap. Keluhan sering batuk pilek sejak kecil tidak ada, keluhan menetek

sebentar sebentar dan cepat lelah ada. Keluhan BB sulit naik ada. Pasien lahir spontan,

ditolong bidan, langsung menangis dan tidak biru saat lahir menderita Penyakit jantung

kongenital tipe sianosis yaitu Tetralogi Fallot.

Daftar pustaka

1. Staf pengajar ilmu kesehatan anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Penyakit jantung bawaan. Dalam: Buku ajar ilmu kesehatan anak. Jakarta: bagian

ilmu kesehatan anak FK UI; 1991. Hlm.528-98.

2. Bickley LS. Bates : buku ajar pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatan. Edisi ke-8.

Jakarta : EGC; 2009.

3. Hassan R, Alatas H. Penyakit jantung bawaan. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak.

Vol II. 11th ed. Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia:2007.

16

Page 17: Tof

4. Gambar foto Rotgen penyakit jantung pada pasien Tetralogi Fallot diunduh dari

https://fajarini.files.wordpress.com/2010/10/boot-shape-heart.png pada tanggal 13

september 2015.

5. Laizzo PA. Handbook of cardiac anatomy, physiology, and devices. 2nd Edition. USA:

Springer; 2009.p.142.

6. Berstein, Daniel. The cardiovascular system. Robert K. Nelson Textbook of

Pediatrics. 18th ed. Saunders; 2007.p. 1881-1900

7. Kliegman. Nelson Pediatric. 18th Edition, Cyanotic congenital heart lesions: lesions

associated with decreased pulmonary blood flow; 2006.h.247-8.

8. Kumar V, Abbas AK, Fausto A. Dalam : Pendit BU. Robbins & Cotran Dasar

Patologis Penyakit Ed 7. Jakarta: EGC; 2009.h. 587-88.

9. Muttaqin A. Pengantar : klien dengan gangguan sistem kardiovaskular. Jakarta:

Salemba Medika; 2009. h. 186-94.

10. Porter R.S. Congenital heart anomalies. The Merck Manual for Healthcare

Professionals. Merck&co USA;2010.

17