35
Toleransi& Implementasinya

Toleransi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

toleransi pada elemen mesin, Implementasi toleransi

Citation preview

Page 1: Toleransi

Toleransi&

Implementasinya

Page 2: Toleransi

Daftar Isi

1. Toleransi Linier ............................................................................................................................... 3

a) Suaian-suaian (Fits) .................................................................................................................... 6

b) Jenis jenis Suaian ........................................................................................................................ 6

c) Toleransi Khusus dan Toleransi Umum ...................................................................................... 6

1) Toleransi Khusus .................................................................................................................... 6

2) Toleransi Umum ................................................................................................................... 12

d) Daerah Toleransi ....................................................................................................................... 17

e) Tingkatan Suaian ...................................................................................................................... 24

f) Menghitung Ukuran Maksimum, Minimum, dan Toleransi ..................................................... 27

g) Penulisan Toleransi Pada Gambar Kerja .................................................................................. 27

3) Penulisan Toleransi dengan Simbol ISO............................................................................... 28

4) Satuan dan Urutan Penyimpangan ........................................................................................ 29

h) Penulisan Toleransi pada Gambar Susunan .............................................................................. 29

2. Toleransi Geometri ....................................................................................................................... 29

i) Simbol-simbol Toleransi Geometri ........................................................................................... 30

j) Penempatan Toleransi Geometri ............................................................................................... 31

k) Penunjukan Sistem Basis .......................................................................................................... 32

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 35

Page 3: Toleransi

1. Toleransi Linier

Toleransi adalah suatu penyimpangan ukuran yang diperbolehkan atau diijinkan.

Karena penyimpangan ini, benda yang dibuat dengan memakai toleransi masih dapat

dipasang atau diasembling. Bagian-bagian atau peralatan dari suatu mesin dibuat oleh

operator atau pekerja dalam suatu perusahaan sudah barang tentu dikerjakan dengan

ukuran-ukuran yang bertoleransi. Kadang-kadang seorang pekerja hanya mengerjakan

bagian mesin yang tertentu saja. Sedangkan pekerja yang lain mengerjakan bagian yang

lainnya.

Jika kita akan membuat produk/benda kerja, baik dalam jumlah yang banyak

maupun sedikit, terlebih dahulu kita harus menggambarkannya dalam bentuk gambar

kerja. Untuk mencapai ukuran yang tepat, sesuai dengan yang tercantum dalam gambar,

tidaklah mudah karena banyak faktor yang mempengaruhinya, misalnya :

� faktor alat (alat potong)

� faktor mesin (presisi tidaknya mesin yang digunakan)

� faktor alat ukur

� faktor temperatur dan faktor lainnya yang dapat mempengaruhi ketepatan ukuran

dari benda kerja tersebut.

Selama penyimpangan tersebut dalam kategori memenuhi syarat, maka produk yang

menyimpang dari ukuran dasarnya tersebut dapat diterima. Sebaliknya, jika

penyimpangan ukuran di luar kategori memenuhi syarat, maka produk tersebut tidak

dapat diterima, karena ukurannya terlalu besar atau terlalu kecil dari ukuran yang

diminta.

Sebagaimana batasan kategori “memenuhi syarat” kita harus memberikan dua batasan

ukuran yang diperbolehkan yaitu :

1. Batasan ukuran maksimum yang diperbolehkan.

2. Batasan ukuran minimum yang diperbolehkan/diizinkan.

Job atau gambar kerja yang dibuat harus dicantumkan toleransinya. Hal ini untuk

memudahkan operator dalam menentukan batasan ukuran minimum dan ukuran

maksimum yang diijinkan. Poros yang dipasang pada bantalannya (dalam keadaan fungsi

longgar), dan blok silinder yang dipasang pada blok mesin dengan jalan dipress (kaku),

maka toleransinya berbeda.

Pada umumnya toleransi yang harus diberikan/dicantumkan pada gambar kerja ada dua

macam :

Page 4: Toleransi

1. Toleransi untuk poros, yang meliputi benda-benda padat bulat, segiempat, dan

bentuk-bentuk prisma lainnya.

2. Toleransi untuk lubang, yang meliputi lubang bulat (bor), lubang pada bantalan,

alat pasak, rongga-rongga pada blok mesin, celah antara dua bidang (alur pasak),

dan semacamnya.

Oleh karena itu, harus ada standar ketepatan ukuran yang harus dipatuhi dan

dipakai sebagai pedoman dalam mengerjakan sesuatu benda agar bagian-bagian mesin

itu dapat dipasang, bahkan ditukar dengan bagian lain yang sejenis.

ISO merupakan suatu badan internasional yang menentukan masalah standardisasi,

telah mengembangkan dan menentukan suatu standar toleransi yang diikuti oleh negara-

negara industri di seluruh dunia.

Gambar 1. Kedudukan Daerah Toleransi Poros dan Lubang

Pada gambar 1 garis O adalah garis batas dasar, bagian yang diarsir menunjukkan daerah

toleransi lubang. Di bawah garis dasar pada daerah yang diarsir adalah daerah toleransi

poros. Bila ukuran poros adalah minimum dan lubang maksimum maka kelonggarannya

adalah maksimum. Bila ukuran poros maksimum dan ukuran lubang minimum maka

akan terjadi kelonggaran yang minimum.

Pada prinsipnya pembatasan-pembatasan ukuran dalam toleransi poros dan lubang

ditunjukkan seperti pada Gambar 2 di bawah ini.

Page 5: Toleransi

Gambar 2 Batasan Ukuran dan Toleransi Poros dan Lubang

Keterangan Gambar 2 :

1. Ukuran Nominal (uk.nom)

Ukuran nominal yaitu ukuran benda yang dibulatkan sampai dengan ukuran mm dan

merupakan ukuran patokan yang dijadikan batas-batas ukuran yang diizinkan.

Ukuran nominal adalah ukuran yang tertulis pada gambar kerja.

2. Ukuran Minimum (terkecil) (uk.min.)

Ukuran minimum adalah ukuran terkecil yang diizinkan, baik untuk poros maupun

untuk lubang.

3. Ukuran maksimum (uk.maks.)

Ukuran maksimum adalah ukuran terbesar yang diizinkan, baik untuk poros maupun

untuk lubang.

4. Penyimpangan Membesar

Penyimpangan membesar yaitu perbedaan ukuran antara ukuran nominal dan ukuran

maksimumnya yang diizinkannya (baik untuk poros maupun untuk lubang).

5. Penyimpangan Mengecil

Penyimpangan mengecil yaitu perbedaan ukuran antara ukuran nominal dan ukuran

minimum yang diizinkannya (baik untuk poros maupun untuk lubang)

Page 6: Toleransi

6. Toleransi Umum

Untuk gambar-gambar dengan ukuran tanpa persyaratan ketelitian khusus,

atauukuran tanpa keterangan dan kita dapat memberikan catatan secara umum, nilai-

nilaipenyimpangan yang diizinkannya disebut toleransi umum. Sesuai dengan ISO

2768,ukuran-ukuran tanpa keterangan terikat oleh toleransi umum.

a) Suaian-suaian (Fits)

Dengan adanya toleransi akan terjadi perbedaan-perbedaan ukuran dari bagian yang

selesai dikerjakan dan akan dipasang. Tetapi perbedaan-perbedaan ini masingmasing

dijamin untuk bisa dipasang dengan bagian yang menjadi pasangannya. Bila bagian itu

dipasang atau digabungkan maka akan terjadi satu keadaan tertentu yang merupakan

hasil dari gabungan atau pasangan itu. Keadaan hasil pasangan tersebut dinamakan

suaian (fits).

b) Jenis jenis Suaian

Suaian yang terjadi ada beberapa macam, tergantung daerah toleransi dari poros, maupun

lubang yang dipakai sebagai basis pemberian toleransi. Kemungkinan- kemungkinan

jenis toleransi adalah sebagai berikut.

1) Suaian longgar (Clearance fits), yaitu bila bagian yang berpasangan pada waktu

dipasang mempunyai kelonggaran yang pasti.

2) Suaian transisi (Transition fits) ini akan terjadi dua kemungkinan, yaitu bisa terjadi

kesesakan kecil maupun kelonggaran kecil.

3) Suaian sesak (Interfereance fits) pada pemasangan iniselalu dalam keadaan sesak.

c) Toleransi Khusus dan Toleransi Umum

1) Toleransi Khusus

Untuk gambar-gambar yang memerlukan ketelitian khusus, dalam pencantuman

ukurannya harus diberi toleransi khusus sesuai dengan standar ISO/R286 (ISO System of

Limits and Fits-Sitem ISO untuk Limits dan Suaian). Toleransi ini disebut juga toleransi

Standar Internasional (IT).

i. Simbol Kualitas Toleransi Standar

Dalam sistem Toleransi Standar Internasional (IT), kualitas toleransi dibagi

menjadi 16 macam kualitas, yaitu: IT 01;IT 00;IT 1;IT 2;IT 3;….;….;IT 16.

Kualitas toleransi tersebut meliputi toleransi untuk pekerjaan yang sangat teliti,

Page 7: Toleransi

misalnya pekerjaan-pekerjaan pada instrumen, alat ukur, optik, dan semacamnya.

Pada pekerjaan seperti ini dipakai kualitas IT 01, sampai dengan IT 4. Untuk IT 5

sampai dengan IT 11 adalah kualitas toleransi untuk pekerjaan-pekerjaan

pemesinan yang sangat teliti, teliti, dan biasa serta untuk pekerjaan-pekerjaan

mampu tukar, dipasang satu sama lain (dirakit).

Sedangkan IT 12 sampai dengan IT 16 diperuntukkan bagi pekerjaan-pekerjaan

yang kasar seperti pekerjaan pengecoran, pemotongan dengan gas, dan pekerjaan

kasar sejenisnya.

ii. Simbol Toleransi Lubang dan Poros

Ada dua cara dalam menentukan besarnya toleransi yang dikehendaki, yaitu

dengan sistem basis lubang dan sistem basis poros. Kedua cara ini bisa dipakai

dalam menentukan toleransi ukuran. Pada sistem basis lubang, semua lubang

diseragamkan pembuatannya dengan toleransi H sebagai dasar, sedangkan ukuran

poros berubah-ubah menurut macam suaian. Pada sistem basis poros, ukuran

poros sebagai dasar dengan toleransi "h" dan ukuran lubang berubah-ubah.

Sebagaimana telah dijelaskan di atas bahwa toleransi ada dua macam, yaitu

toleransi untuk lubang dan toleransi untuk poros. Untuk membedakan, kedua

macam toleransi tersebut diberi simbol masing-masing dengan huruf besar untuk

lubang dan huruf kecil untuk poros.

1. Sistem Basis Lubang

Suaian dengan sistem basis lubang ini banyak dipakai. Suaian yang

dikehendaki dapat dibuat dengan jalan mengubah-ubah ukuran poros, dalam

hal ini ukuran batas terkecil dari lubang tetap sama dengan ukuran nominal.

Dalam basis lubang ini akan didapatkan keadaan suaian-suaian sebagai

berikut.

a) Suaian longgar: dengan pasangan daerah toleransi untuk lubang adalah

H dan daerah toleransi poros dari a sampai h.

b) Suaian transisi dengan pasangan daerah toleransi lubang H dan daerah-

daerah toleransi poros dari j sampai n.

c) Suaian sesak: dengan pasangan daerah toleransi lubang H dan daerah

toleransi poros dari p sampai z.

d) Sistem basis lubang ini biasanya dipakai dalam pembuatan bagian-

bagian dari suatu mesin perkakas,motor, kereta api, pesawat terbang, dan

sebagainya.

Page 8: Toleransi

2. Sistem Basis Poros

Dalam suaian dengan basis poros maka poros selalu dinyatakan dengan "h".

Ukuran batas terbesar dari poros selalu sama dengan ukuran nominal.

Pemilihan suaian yang dikehendaki dapat dilakukan dengan mengubah

ukuran lubang. Sistem basis poros kurang disukai orang karena merubah

ukuran lubang lebih sulit daripada merubah ukuran poros. Dalam sistem

basis poros juga akan didapatkan keadaan suaian yang sama dengan suaian

dalam sistem basis lubang dengan demikian dikenal juga:

a) suaian longgar: dengan pasangan daerah toleransi h dan daerah toleransi

lubang A sampai H,

b) suaian transisi: dengan pasangan daerah toleransi h untuk poros dan

daerah toleransi lubang J sampai H,

c) suaian sesak: dengan pasangan daerah toleransi h untuk poros dan daerah

untuk lubang P sampai Z.

d) Sistem basis poros banyak digunakan dalam pembuatan bagian alat-alat

pemindah, motor-motor listrik, pesawat angkat, dan sebagainya.

Page 9: Toleransi

Angka nominal diikuti huruf besar beserta angka kualitasnya ini menunjukkan

besarnya lubang dengan toleransinya, sedangkan angka nominal yang diikuti

huruf kecil beserta angka kualitasnya menunjukkan besarnya poros dengan

toleransinya.

Contoh :

1) Ø 40 H7, artinya suatu lubang (H-nya huruf besar) dengan daerah

toleransi H dan kualitasnya 7

2) Ø 40 h7, artinya suatu poros (h-nya huruf kecil) dengan daerah toleransi h

dan kualitasnya 7

Huruf toleransi menunjukkan kedudukan daerah-daerah toleransi terhadap garis

dasar. Untuk toleransi lubang digunakan huruf besar, sedangkan untuk poros

Page 10: Toleransi

digunakan huruf kecil. Untuk menghindari kekeliruan dalam membaca antara

huruf dan angka maka ada beberapa huruf yang dihilangkan, yaitu huruf I, L, O,

Q, dan W.

Contoh lain penulisan toleransi adalah sebagai berikut.

iii. Nilai Toleransi Khusus

Untuk nilai ini dibuat suatu standar secara internasional (IT). Besarnya nilai IT

tersebut ditetapkan pada ISO 286. Besarnya nilai toleransi disesuaikan dengan

besar kecilnya ukuran, baik lubang maupun poros seperi terlihat pada tabel

berikut.

Tabel 1.1 Nilai Toleransi

Sifat/Penggunaan Toleransi KW.

IT

Besarnya toleransi

(micron)

� Untuk Alat Ukur

� Optik

IT 01 0,3 + 0,8.D

IT 00 0,5 + 0,012.D

IT 1 0,8 + 0,020.D

� Instrumen (untuk pekerjaan-pekerjaan

sangat teliti)

IT 2 Antara IT 1 sampai dengan

IT 5 (Lihat Tabel 1.2) IT 3

IT 4

� Untuk pekerjaan pemesinan IT 5

� Pekerjaan sangat teliti, teliti, dan biasa

IT 5 7.i Harga I dapat

dihitung dengan

rumus

IT 6 10.i

IT 7 16.i

IT 8 25.i

IT 9 40.i

IT 10 64.i

IT 11 100.i

� Untuk pekerjaan-pekerjaan kasar,

misalnya pemotongan, pengecoran, dan

IT 12 160.i

IT 13 250.i

Page 11: Toleransi

semacamnya IT 14 400.i

IT 15 640.i

IT 16 1000.i

Contoh Soal 1:

Suatu pekerjaan instrumen dikerjakan dengan kualitas IT 1. Berapakah

toleransinya jikaD = 10 mm ?

Jawab:

Untuk IT = 0,8 + 0,020 . D (lihat tabel)

= 0,8 + 0,020 . 10

= 1 micron

Jadi, toleransinya = 1 micron = 0,001 mm.

Tabel 1.2 Nilai Toleransi IT 2, IT 3, dan IT 4

Kualitas Toleransi

IT 2 IT 3 IT 4

3 s.d 6 1,2 2 3

3 1,5 2,5 4

6-10 1,5 2,5 4

10-18 2 3 5

18-30 2,5 4 6

30-50 2,5 4 7

50-80 3 5 8

80-120 4 6 10

120-180 5 8 12

180-250 7 10 14

250-315 8 12 16

315-400 9 13 18

400-500 10 15 20

Page 12: Toleransi

2) Toleransi Umum

Jika ukuran tanpa keterangan maka ukuran tersebut terikat oleh toleransi umum.

Besarnya toleransi umum ini merupakan tanggung jawab perencanaan dan dapat kita

pilih salah satu macam variasi dari tabel dibawah ini. Toleransi khususnya dapat kita

lihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1.3 Variasi Penyimpangan Umum (dalam mm)

Page 13: Toleransi

Tabel 1.4 Penyimpangan Lubang (dalam mm)

Page 14: Toleransi

Tabel 1.5 Penyimpangan Lubang (dalam mm)

Page 15: Toleransi

Tabel 1.6 Penyimpangan Poros (dalam mm)

Page 16: Toleransi

Tabel 1.7 Penyimpangan Poros (dalam mm)

Page 17: Toleransi

Tabel 1.8 Nilai Toleransi Standar (Metrik)

d) Daerah Toleransi

Daerah toleransi adalah selisih antara ukuran maksimum dan minimum yang diizinkan

dari suatu lubang maupun poros dalam harga mutlak.

Gambar 3 Penunjukan Daerah Toleransi Positif-Negatif

Gambar 4 Penunjukan Daerah Minimum-Maksimum

Page 18: Toleransi

Gambar 3 menunjukkan sebuah segi empat yang mempunyai toleransi ± 0,5 pada

masing-masing ukuran, yaitu pada ukuran panjang dan ukuran lebar. Pada Gambar 4

menunjukkan hasil ukuran yang mungkin terjadi karena adanya toleransi. Oleh karena itu

dalam gambar tersebut ditunjukkan juga daerah toleransinya.

Harga toleransi ± 0,5 mm, artinya penyimpangannya adalah +0,5 mm dan -0,5 mm.

Tanda + berarti letak daerahnya ada di atas garis batas dasar (garis O) dan tanda -

(negatif) berarti daerahnya terletak di bawah garis batas dasar.

Penyimpangan ukuran +0,5 mm adalah penyimpangan membesar atau disebut

penyimpangan atas, pada umumnya ditulis simbol ES yang merupakan singkatan dari

kata Ecart Superieur (bahasa Prancis).

Penyimpangan -0,5 mm adalah penyimpangan mengecil, disebut juga

penyimpangan bawah, biasanya diberi simbol El yang merupakan singkatan dari Ecart

Inferieur. Ukuran maksimum sisi panjangnya adalah 25 + (+0,5) = 25,5 mm. Ukuran

minimum dari sisi panjangnya adalah 25 + (-0,5) = 24,5 mm. Dengan demikian daerah

toleransinya, yaitu ukuran maksimum – ukuran minimum = 25,5 - 24,5 = 1 mm.

Sedangkan daerah kedudukan toleransi lubang dan poros dapat dilihat pada gambar

berikut.

Tabel 1.6 adalah tabel harga-harga toleransi dari lubang dan poros yang sudah

berpasangan menurut tingkatan dan menurut keadaan.

1. Jika daerah toleransi lubang berada pada daerah A, B, C, D, E, dan G, maka

daerah toleransi berada di atas ukuran nominalnya dan toleransinya adalah positif

(+)

Page 19: Toleransi

Contoh.

Ø 40 D 9, artinya:

� Ø 40 = ukuran nominal lubang 40 mm.

� D 9 = Daerah toleransi lubang pada kualitas 9.

Lihat Tabel 1.6! Untuk Ø 40 D 9, besar penyimpangannya adalah: 40+0,142

Daerah toleransinya seperti tampak pada gambar berikut.

2. Jika daerah toleransi lubang berada pada daerah toleransi H, maka ukuran

minimum lubang adalah sama dengan ukuran nominalnya, dan toleransinya

bertanda (0) dan (+).

Contoh.

Ø 40 H 9, artinya:

� Ø 40 = ukuran nominal lubang 40 mm.

� H 9 = daerah toleransi lubang H pada kualitas 9.

Lihat Tabel 1.6! Untuk Ø 40 H 9 penyimpangannya adalah : 40��,���

��,���

Daerah toleransinya seperti tampak pada gambar berikut.

Page 20: Toleransi

3. Jika daerah toleransi berada pada daerah toleransi JS maka daerah

toleransinyasimetris (penyimpangan atas sama dengan penyimpangan bawahnya),

dan toleransinya bertanda (±).

Contoh.

Ø 40 JS 7, artinya:

� Ø 40 = ukurannominal lubang 40 mm.

� JS7 = daerah toleransi lubang JS pada kualitas 7.

Lihat Tabel 1.6! Untuk Ø 40 H 9 penyimpangannya adalah : 40±0,0125

Daerah toleransinya seperti tampak pada gambar berikut.

4. Jika daerah toleransi lubang berada pada daerah toleransi K, maka penyimpangan

atasnya bertanda (+) dan penyimpangan bawahnya bertanda (-). Misalnya Ø 6 K

Page 21: Toleransi

5 mempunyai penyimpangan atas 0 dan penyimpangan bawahnya –5 micron;

sedangkan untuk 40 K 5, penyimpangan atas bertanda (+) yaitu +2 micron dan

penyimpangan bawahnya bertanda (-) yaitu –9 micron. lihat tabel 1.5! kedudukan

daerah toleransi lubang K adalah berada di antara (+) dan (-).

5. Jika daerah toleransi lubang berada pada daerah toleransi M, N, P, R, S, T, U, V,

X, Y, Z, maka daerah toleransinya berada dibawah ukuran nominalnya. Oleh

karena itu, penyimpangannya bertanda negatif (-).

Contoh.

Ø 40 N 7, artinya:

� Ø 40 = ukurannominal lubang 40 mm.

� N7 = daerah toleransi lubang N pada kualitas 7.

Lihat Tabel 2.11! Untuk Ø 40 H 9 penyimpangannya adalah : 40��,��

��,�

6. Jika daerah toleransi poros berada pada daerah toleransi a, b, c, d, e, f dan g,

maka daerah toleransinya berada di bawah ukuran nominalnya dan

penyimpangannya bertanda negatif (-).

7. Jika daerah toleransi poros berada pada daerah toleransi h maka ukuran

maksimumnya sama dengan ukuran nominalnya, sehingga penyimpangan atas

bertanda (0) dan penyimpangan bawah bertanda (-).

8. Jika daerah toleransi poros berada pada daerah toleransi js maka daerah

toleransinya adalah simetris, sehingga tanda penyimpangannya bertanda (±).

Page 22: Toleransi

9. Jika toleransi poros berada pada daerah toleransi k, m, n, p, r, s, t, u, v, x dan z,

maka daerah toleransinya berada di atas ukuran nominalnya, sehingga

penyimpangan bertanda positif (+).

Contoh.

Diketahui ukuran-ukuran poros sebagai berikut.

Ø40 d 8; Ø 40 h 7; Ø 40 js 7; dan Ø 40 p 6.

Lihat tabel 2.11! Untuk ukuran-ukuran tersebut di atas, penyimpangannya adalah :

� Ø40 d 8 = Ø40��,��

��, �

� Ø 40 h 7 = Ø40��,��

��,���

� Ø 40 js 7 = 40±0,0125

� Ø 40 p 6 = Ø40��,���

��,���

Daerah toleransi dari keempat ukuran diatas dapat dilihat pada gambar berikut.

Di samping itu, menentukan harga toleransi juga dapat menggunakan Tabel Berikut

(Daftar untuk Setiap Macam Tingkatan Suaian)

Page 23: Toleransi

Keterangan:

Satuan toleransi, dalam micronmeter (mikron)

Biasanya ditulis dalam simbol µm. 1 µm = 0,001 mm.

Komponen-komponen yang termasuk dalam golongan lubang adalah dudukan-dudukan

dari pasak poros, bantalan-bantalan, lubang poros roda gigi, lubang poros bubungan, dan

sebagainya.

Komponen-komponen yang termasuk golongan poros adalah poros-poros, pasak-pasak,

baut-baut, sekrup-sekrup, senter, ring torak, pena torak, dan sebagainya. Tabel di atas

adalah tabel harga-harga toleransi dari lubang dan poros yang sudah berpasangan

Page 24: Toleransi

menurut tingkatan dan menurut keadaan suaian. Sebagai contoh kita harus menentukan

harga toleransi dari suatu suaian sangat luas untuk ukuran suatu lubang 20 H 11. Untuk

mengetahui toleransi dari H11, lihat pada lajur ukuran nominal paling kiri. Di baris

terdapat angka 18-30 mm, cari kolom H11 dari atas sehingga didapat angka ... Nm

(mikronmeter).

Karena 1 Nm= 0,001 m, maka harga toleransinya adalah 40��, �

��,�mm (milimeter)

Untuk selanjutnya agar pembacaan oleh pekerja di bengkel lebih jelas maka ditulis

20H11��, �

��,�. Dalam menentukan harga toleransi, kita tidak terikat oleh tingkatan

suaiannya, misalnya dari contoh di atas tidak harus memberi harga 40��, �

��,�mm, tetapi

bila menghendaki dalam perencanaan kurang dari harga tersebut, tentu saja

diperbolehkan, misalnya 20H��, ��

��,�

Dalam hal ini, pemberian dimensi dari toleransi merupakan tanggung jawab moral

perencana. Bila akan mencari harga toleransi dari ukuran nominal lubang dengan ukuran

30 mm maka lajur yang dipakai adalah lajur untuk diameter 18-30 mm bukan lajur 30 -

40 mm.

Misalnya untuk lubang 0 30 H9 maka harga toleransinya dicari pada lajur mendatar dari

0 18-30 mm, yaitu 40��,���

��,�Nm dan ditulis 0 30 H9 (��,���

��,�)

e) Tingkatan Suaian

Dalam penggunaannya, suaian-suaian longgar, transisi, maupun sesak masih harus dibagi

dalam tingkatan-tingkatan yang lebih terperinci. Dengan demikian dapat diten tukan

jenis suaian yang tepat untuk suatu komponen menurut penggunaan dari kom -

ponen yang akan dibuat. Tingkatan suaian dari masing-masing keadaan suaian untuk

basis lubang dapat dilihat pada Tabel 3.1.

1. Suaian Longgar

a. Suaian Sangat Luas

Suaian yang sangat longgar merupakan hasil pasangan dari H11-c11; H9d10; dan H9-

e9. Tingkatan suaian ini digunakan untuk bagian-bagian yang mudah berputar, mudah

dipasang dan dibongkar tanpa paksa, misalnya dipakai pada poros roda gigi, poros

hubungan, dan bantalan dengan kelonggaran yang pasti.

b. Suaian luas

Page 25: Toleransi

Suaian H8-f7 dan H7-g6. Suaian ini biasanya dipakai pada peralatan yang berputar

terus-menerus, misalnya dipakai pada bantalan yang mempunyai kelonggaran biasa,

yaitu bantalan jurnal.

c. Suaian geser

Suaian H7h6. Suaian ini banyak dipakai pada peralatan yang tidak berputar, misalnya

senter kepala lepas, sarung senter, dan poros spindel.

2. Suaian Transisi

Suaian ini merupakan hasil gabungan antara lubang dan poros yang akan menghasilkan

suatu keadaan kemungkinan longgar dan sesak, hal ini tergantung dari daerah toleransi

yang dipakai yang termasuk dalam suaian transisi adalah sebagai berikut.

a. Suaian Puntir

Suaian H7-k6. Suaian ini digunakan apabila pasangannya memerlukan kesesakan dan

dengan jalan dipuntir waktu melepas maupun memasang, misalnya sebuah metal

dengan tempat duduknya.

b. Suaian Paksa

Suaian H7-n6. Pada suaian ini akan terjadi kesesakan permukaan yang dipasang agak

panjang. Contoh pemakaiannya pada plat pembawa dalam mesin bubut, kopling, dan

sebagainya.Suaian H8-f7 dan H7-g6.

3. Suaian Sesak

a. Suaian Kempa Ringan

Suaian H7-p6. Pasangan dalam suaian ini harus ditekan atau dipukui dengan

menggunakan palu plastik atau palu kulit. Pengunaan suaian ini misalnya pada bus-

bus bantalan dan pelak roda gigi.

b. Suaian Kempa Berat

Suaian H7-p6. Pemasangan suaian ini harus ditekan dengan gaya yang agak berat dan

suatu ketika harus menggunakan mesin penekan. Suaian ini digunakan pada kopling

atau pada gelang tekan.

Untuk basis poros:

1. Suaian Longgar

a. Suaian sangat luas

Suaian h11-C11; h9-D10; dan h9-E9. Penggunaannya adalah pada bantalan-bantalan

yang mudah dipasang dan dilepas dengan poros.

Page 26: Toleransi

b. Suaian luas

Suaian h7-F8 dan h6-G7. Contoh penggunaannya pada bantalan jurnal dan peralatan

yang tidak berputar.

c. Suaian geser

Suaian h6-H7. Penggunaan pada peralatan yang tidak berputar.

2. Suaian Transisi

a. Suaian puntir

Suaian h6-K7. Suaian ini dipakai pada peralatan yang pemasangannya harus

mengalami penekanan dan dipuntir.

b. Suaian paksa

Suaian h6-N7. Pada sistem ini juga terjadi kesesakan yang pasti.

3. Suaian Sesak

a. Suaian kempa ringan

Suaian h6-P7. Pemasangan komponen dalam suaian ini harus ditekan.

b. Suaian kempa berat

Suaian h6-S7. Pemasangan komponen ini harus ditekan dengan gaya yang lebih berat.

Tabel 3.1 Suaian Basis Lubang

Page 27: Toleransi

Tabel 3.2 Suaian Basis Poros

f) Menghitung Ukuran Maksimum, Minimum, dan Toleransi

Ukuran maksimum sama dengan ukuran nominal ditambah dengan penyimpangan atas

(baik untuk poros maupun untuk lubang). Ukuran minimum sama dengan ukuran

nominal ditambah dengan penyimpangan bawah (baik untuk poros maupun untuk

lubang).

Contoh.

Ø 40 H 9 = ∅40��,���

��,���

Ukuran maksimum 40 + 0,062 = 40,062 mm

Ukuran minimum 40 + 0 = 40 mm

Toleransinya adalah = 0,062 mm

g) Penulisan Toleransi Pada Gambar Kerja

Komponen yang diberi ukuran dengan toleransi adalah komponen yang mempunyai

fungsi dan kualitas tertentu, lihat gambar berikut (penulisan dengan sistem ISO)!

Page 28: Toleransi

Komponen yang diberi ukuran Ø 40 h 7 adalah: ukuran nominal poros 40 mm, berada

pada daerah toleransi h dengan kualitas 7. Lihat tabel 1.8!

3) Penulisan Toleransi dengan Simbol ISO

Hal yang perlu diperhatikan untuk mencantumkan atau menuliskan toleransi pada

gambar kerja dengan simbol ISO, antara lain:

� Ukuran dasar (nominal)

� Lambang (poros atau lubang) dan daerah toleransi.

� Kualitas toleransi.

Lihat gambar berikut!

Penulisan toleransi dapat pula diikuti dengan besar penyimpangannya, lihat gambar

dibawah ini.

Toleransi ditulis pada ukuran nominal dan penyimpangannya, lihat gambar dibawah ini!

Penulisan toleransi simetris, lihat gambar dibawah ini!

Penulisan toleransi dengan mencantumkan ukuran maksimum dan ukuran minimum,

dapat dilihat pada gambar berikut.

Page 29: Toleransi

4) Satuan dan Urutan Penyimpangan

Satuan penyimpangan harus sama dengan satuan ukuran nominal (dasar)-nya. Jika satuan

nominal dalam mm maka penyimpangannya harus dalam mm. Penyimpangan atas dan

penyimpangan bawah harus mempunyai desimal yang sama, kecuali salah satu

penyimpangan mempunyai nilai 0 (nol). Penyimpangan atas mempunyai nilai lebih besar

daripada penyimpangan bawahnya, dan diurutkan dari nilai penyimpangan atas

kemudian (di bawahnya) penyimpangan bawah.

h) Penulisan Toleransi pada Gambar Susunan

Untuk menuliskan toleransi pada gambar susunan dapat dilaksanakan sebagai berikut.

Hal yang perlu diperhatikan untuk menuliskan toleransi pada gambar susunan, antara lain

lambang toleransi lubang ditempatkan di depan atau di atas lambang toleransi poros.

2. Toleransi Geometri

Pada linier yang telah dibicarakan, dimana pengertian toleransi pada ukuran panjang.

Sehingga sangat berbeda sekali dengan "Toleransi Geometri". Sebelum membicarakan

masalah toleransi geometri lebih jauh, perlu sekali harus tahu dan mengerti tentang apa

yang dimaksud dengan toleransi geometri.

Toleransi geometri atau toleransi bentuk adalah batas penyimpangan yang diizinkan, dari

dua buah garis yang sejajar, atau dua buah bidang yang sejajar bila bidang itu tidak

berbentuk sudut. Untuk bidang yang membentuk sudut maka daerah toleransinya adalah

batas yang diizinkan dari dua buah bidang yang sejajar membentuk sudut terhadap

bidang basisnya.

Page 30: Toleransi

Dengan demikian bila suatu benda kerja yang harus diselesaikan dengan hasil yang baik

maka dalam gambar kerjanya harus di berikan suatu informasi yang jelas pula. Dengan

sendirinya benda ini akan mahal harganya. Karena dalam penyelesaiannya memerlukan

ketelitian yang tinggi dan juga waktunya lama.

Oleh karena itu didalam memberikan tanda-tanda toleransi geometri, harus ditempatkan

pada daerah, atau benda yang betul-betul sangat penting. Tidak pula setiap permukaan

bidang dari benda kerja harus diberikan tanda toleransi geometri. Toleransi geometri

mempunyai pengertian agar supaya bentuk daripada benda pekerjaan itu tidak akan

mempunyai penyimpangan-penyimpangan yang terlalu besar, sehingga benda kerja itu

tidak dapat dipakai. Untuk mengontrol benda atau permukaan dari suatu benda maka

pada permukaan dalam gambar harus diberikan tanda toleransi geometri.

i) Simbol-simbol Toleransi Geometri

Jenis–jenis karakteristik geometri yang dapat di kontrol dengan suatu toleransi geometri

dan simbolnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.1 Lambang untuk Sifat yang Diberi Toleransi

Page 31: Toleransi

j) Penempatan Toleransi Geometri

Untuk Toleransi Geometri pada gambar kerja harus ditempatkan pada ruangan yang

berbentuk empat persegi panjang. Ruangan ini dibagi dalam beberapa bagian, misalnya

dua bagian, tiga bagian atau lebih, ditunjukan pada gambar dibawah ini, Bentuk segi

empat ini digambar dengan garis tipis.

Kotak-kotak atau ruangan-ruangan dalam segi empat ini sudah tertentu, dalam

pemakaiannya. Kotak pertama atau yang di sebelah kiri adalah untuk tempat meletakkan

simbol toleransi, sedang kotak kedua berikutnya adalah tempat meletakkan besarnya

harga toleransi geometri.

Gambar 1. Bila segi empat itu mempunyai tiga buah ruangan maka untuk kotak ketiga

adalah untuk meletakkan tanda basisnya lihat Gambar 2. Demikian pula bila kotak segi

empat mempunyai empat kotak adalah tempat penunjukan basis pula lihat Gambar 3.

Penunjukan tanda basis adalah ditunjukkan dengan meng gunakan huruf besar yang

diawali dari huruf A sesuai dengan urutan huruf abjad. Untuk mengecek toleransi ini

dihubungkan dengan sebuah garis tipis kerangka toleransi, salah satu ujung garis tersebut

diberi anak panah yang menunjuk ke objek, yang dapat ditunjukkan sebagai berikut :

1. Dapat ditunjukan pada garis benda, atau pada garis bantu penunjukan ukuran,

tetapi tidak boleh ditempatkan pada garis ukuran lihat Gambar 4.

2. Dapat ditunjukkan pada tempat segaris dengan garis penunjukan ukuran, lihat

Gambar 5 dan 6.

3. Dapat ditempatkan pada garis sumbu atau garis pertengahan dalam bidang, atau

sumbu mendatar lihat gambar 7, 8 dan 9.

Page 32: Toleransi

k) Penunjukan Sistem Basis

Penunjukan sistem basis untuk toleransi geometri sangat penting sekali, karena dengan

adanya basis ini orang lain akan lebih mudah mengerti maksud dari perencana atau

pemesan. Penunjukan ini diberikan dari kotak segi empat dengan garis tipis, pada

ujungnya diberi tanda segi tiga yang dihitamkan ( ∆ ) sebagai dasar yang harus diikuti.

Tanda-tanda basis ini dapat ditempatkan sebagai berikut :

1. Ditempatkan pada garis permukaan dari suatu bidang.

2. Ditempatkan pada garis bantu penunjukkan ukuran.

3. Ditempatkan pada garis sumbu, garis yang membagi dua suatu benda sama besar.

Page 33: Toleransi

Jika kotak toleransi geometri tidak dapat dihubungkan ke basis, hal ini dapat ditunjukkan

dengan cara yang lain, yaitu dengan menentukan salah satu bidang sebagai basisnya yang

di tetapkan sebagai basisnya dengan diberi huruf abjad besar. Misalnya A, B, C dan

seterusnya lihat gambar.

Adakalanya kotak toleransi geometri terdiri lebih dari 3 kotak, maka perlu dimengerti

bahwa kotak yang ke 3 ke 4, dan seterusnya, dihitung dari kiri ke kanan adalah tempat

penunjukan basisnya.

Page 34: Toleransi
Page 35: Toleransi

DAFTAR PUSTAKA

"Bahan Pembelajaran 5: Tanda Toleransi Linier" [online],

(http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Materi%205%20Toleransi%20linier.pdfdiaksesta

nggal30Juni 2012)

"Bahan Pembelajaran 6: Membaca Tanda Toleransi Geometri" [online],

(http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Materi%206%20tol-

geometri.pdfdiaksestanggal30Juni 2012)

"Toleransi Linier" [online],

(http://ariefz45.blog.uns.ac.id/files/2009/09/toleransi_linier.pdfdiaksestanggal30Juni

2012)