6
Topik 9 RESIENCE & PERSEVERSENCE A. Apa itu Resilience Resilience adalah kemampuan seseorang menanggung atau beradaptasi dengan segala permasalahan ringan hingga berat, seperti perpisahan, bencana alam, kematian seseorang yang di kasihi, perampokan. Kemampuan ini bukan lah sifat atau bakat yang hanya dimiliki sebagian orang melainkan sesuatu yang alamiah ada di dalam diri setiap orang, dapat dipelajari, bahkan dikembangkan yang disertai dengan usaha keras,ketekunan (perseverance) yang membuat seseorang mampu menghadapi tantangan, dan mampu bangkit dari keterpurukan. B. Faktor yang Mempengaruhi Daya Tahan Ada tujuh factor penemuan Carol Ryff dan kawan – kawan yang dijabarkan di bawah ini. Self Acceptance. Di saat kita berhasil menemukan hal yang menyenangkan di saat merasa sulit, inilah yang menjadi vitamin yang menambah dan memperkuat daya tahan tubuh. Personal Growth. Seseorang hanya dimungkinkan mengalami pertumbuhan jika ia terbuka pada setiap pengalaman dan tantangan hidup. Apakah kesulitan hanya dijadikan sebagai bagian yang membuat kita menjadi lebih baik lagi dan menjadi lebih berkualitas atau sebaliknya sebagai sesuatu yang menghancurkan, menghantar pada jurang kematian? Pilihan – pilihan respon inilah yang bergantung pada usaha pengembangandiri terus menerus. Purpose In Life. Daya tahan hidup sesorang tergantung pada arti hidup bagi dirinya sendiri. Seseorang yang merasa hidupnya berarti dan harus meraih sesuatu yang menjadi

Topik 9

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Topik  9

Topik 9

RESIENCE & PERSEVERSENCE

A. Apa itu Resilience

Resilience adalah kemampuan seseorang menanggung atau beradaptasi dengan segala permasalahan ringan hingga berat, seperti perpisahan, bencana alam, kematian seseorang yang di kasihi, perampokan. Kemampuan ini bukan lah sifat atau bakat yang hanya dimiliki sebagian orang melainkan sesuatu yang alamiah ada di dalam diri setiap orang, dapat dipelajari, bahkan dikembangkan yang disertai dengan usaha keras,ketekunan (perseverance) yang membuat seseorang mampu menghadapi tantangan, dan mampu bangkit dari keterpurukan.

B. Faktor yang Mempengaruhi Daya Tahan

Ada tujuh factor penemuan Carol Ryff dan kawan – kawan yang dijabarkan di bawah ini.

Self Acceptance. Di saat kita berhasil menemukan hal yang menyenangkan di saat merasa sulit, inilah yang menjadi vitamin yang menambah dan memperkuat daya tahan tubuh.

Personal Growth. Seseorang hanya dimungkinkan mengalami pertumbuhan jika ia terbuka pada setiap pengalaman dan tantangan hidup. Apakah kesulitan hanya dijadikan sebagai bagian yang membuat kita menjadi lebih baik lagi dan menjadi lebih berkualitas atau sebaliknya sebagai sesuatu yang menghancurkan, menghantar pada jurang kematian? Pilihan – pilihan respon inilah yang bergantung pada usaha pengembangandiri terus menerus.

Purpose In Life. Daya tahan hidup sesorang tergantung pada arti hidup bagi dirinya sendiri. Seseorang yang merasa hidupnya berarti dan harus meraih sesuatu yang menjadi tujuan hidupnya, akan lebih tangguh ketimbang orang yang tidak memilik tujuan hidup.

Enviromental Mastery. Daya tahan yang ditentukan oleh keahlian dan kemampuan seseorang menguasai lingkungan, artinya piawai dalam memilih hal – hal yang perlu segera di respon atau nanti atau bahkan tak perlu di respon.

Autonomy. Kemandirian seseorang memnentukan daya tahan sesorang. Kemandirian membuat orang bersikap atas pikiran nya dan nilai – nilai yang dianutnya dan bukan berada di bawah tekanan atau perintah.

Page 2: Topik  9

Positive relations with others. Relasi yang baik memperkuat daya tahan seseorang. Kebahagiaan yang dibangun atas relasi yang baik dengan orang lain menjadi sumber daya tahan seseorang menghadapi kesulitan.

C. Daya Tahan dan Sikap OptimismeInilah beberapa aspek yang mempengaruhi munculnya sikap optimis dan pesimis

menurut Martin E.P Seligman,Ph.D. 1. Aspek waktu. Permasalahan yang mengangap permasalah sebagai sesuatu

yang permanen atau temporary2. Aspek Ruang lingkup. Permasalahan yang dipandang secara spesifik

menghasilkan sikap optimis, sebaliknya permasalhan yang dipandang secara global menghasilkan sikap yang pesimis.

3. Aspek harapan. Pemahaman mengenai adanya setetes harapan untuk pemecahan masalah, menghasilkan sikap yang optimis sebaliknya, pemahaman bahwa masalah tanpa punya harapan pemecahan menghasilkan pesimis

4. Aspek personalisasi. Permasalahan dianggap sebagai permasalahan internal menghasilkan sikap optimis, sebaliknya permasalahan dianggap sebagai kesalahan eksternal menghasilkan sikap pesimis.

Sikap optimis akan tumbuh ketika memahami persoalan sebagai sesuatu yang sementara yang suatu saat untuk penyelesaian, penjabaran masalah secra spesifik, setiap perkara selalu ada harapan untuk penyelesaian, dan menganggap permasalahan terjadi kesalahan eksternal dan bukan akibat dirinya.

D. Daya Tahan dan KetekunanKetekunan (perseverance) adalah fasilitas yang harus dimiliki dalam

melatih bahkan menunjukan daya tahan.Ketekunan ditunjukan dalam sikap sebagai berikut:1. Ketika sesuatu yang dikerjakan nya salah ia tidak kapok sebaliknya

berusaha lagi dan lagi2. Ketika dilanda kesedihan, ia teta mengotrol dirinya sendiri.3. Selalu menyelesaikan pekerjaan4. Tetap bekerja walau kesulitan menghadang5. Pantang menyerah pada sesuatu yang sulit6. Bekerja lebih keras walau tidak menyukai pekerjaan itu7. Menahan diri tidak membelanjakan uang untuk sesuatu yang tidak

perlu dan penting

Page 3: Topik  9

8. Menahan diri untuk tidak menoton televise dan harus mempersiapkan ujian

9. Berushan keras melakukan hal barum walau sulit dilakukan.

E.Contoh Kasus Resilience dan Perseverence

Page 4: Topik  9

Nasib manusia ditentukan Tuhan. Begitulah yang diyakini kebanyakan orang. Tapi, Tuhan juga mengharapkan manusia berusaha, dan tabah dalam menghadapi cobaan.

Ini sepenggal kisah yang saya dapat dari pengalamanan selama bermain saham.

Pada saat saya pertama kali menginjak Bursa Effek Jakarta (tahun 2000), Indeks berada pada kisaran angka 341. Ini bukan angka indeks yang terendah karena beberapa bulan kemudian terjadi Ledakan Bom di Parkiran gedung BEJ yang menyebabkan Indeks terhempas hingga dibawah 300. Pada saat kejadian ini saya termasuk orang yang hampir melompat dari jendela lantai 6. Untung tak jadi. Kalau jadi, tak ada yang menulis cerita ini.

Kami semua terhenyak oleh peristiwa ini. Tapi bisa apa selain setiap hari semakin diam. Salah seorang pemain, namanya pak Ali, mula mula menjadi bahan ledekan kami. Beliau ini dulunya pemilik pabrik tas tangan non branded. Harga tas buatannya berkisar antara 50 ribu hingga 200 ribu. Tas kelas ekonomi istilahnya.

Reformasi melahirkan Tragedi Jakarta. Pak Ali ini salah satu korbannya. Pabriknya dijarah, pekerjanya berusaha menghalangi, tapi kalah kuat dengan arus penjarah. Salah satu pabriknya terbakar. Pak Ali bersyukur karena keluarganya selamat.

Setelah kerusuhan reda, pabriknya yang tinggal satu dijual oleh pak Ali dengan harga yang sangat murah -jika diukur dari kondisi sebelumnya. Hanya 500 juta ! ( bangunan, mesin jahit, sisa bahan baku). Pekerjanya ikut menangis melihat penjualan ini. Pak Ali berpesan pada investor barunya agar kalau bisa tetap mempekerjakan mantan karyawannnya. Usia diatas 50 termasuk alasan dibalik penjualan ini.

Dengan berat hati pak Ali merelakan pabriknya berpindah tangan.

Pada saat ini usaha apapun stagnan alias jalan di tempat. Penjualan selalu berada pada angka tipis antara cost dan harga pasar. So, yang punya duit nganggur semua berpikir sama : Bursa Saham ! Siapa tahu kondisi perekonomian membaik dan harga saham terangkat dimasa mendatang.

Pak Ali pun masuk menjadi anggota pada sebuah sekuritas dengan satu tujuan tunggal : Membeli saham Bank Niaga yang saat itu sedang dalam proses Privatisasi. Harga saham ini udah deadlock pada angka 5 rupiah !

Pak Ali menginvestasikan 500 juta-nya pada saham tunggal emiten berkode BNGA ini. Luar bisa berani. Kalau orang lain pasti dipecah dalam beberapa emiten.

Setiap hari pak Ali datang ke sekuritas dengan setia, duduk sejenak, membuka monitor, menataplayar dimana BNGA ini selalu stagnan pada angka pasti : 5 rupiah! Setiap hari ada saja yang usil

Page 5: Topik  9

meledeknya agar diam dirumah saja seperti diamnya BNGA. Pak Ali tak memedulikan ledekan ini. Dia tetap datang dan setia menjenguk BNGA-nya.

Hari berlalu, bulan berganti, tak terasa tahun juga berganti. Sudah tak terhitung ledekan yang diterima pak Ali.

Bank Niaga akhirnya berhasil diprivatisasi. Merangkaklah Emiten ini dari 5 rupiah menjadi 6, 7, 8 dan terus melejit. Sampai akhirnya mencapai angka 50 rupiah. Orang orang mulai menghitung, sekarang pak Ali punya 5 M!!! Dan BNGA masih terus melejit.

Di angka berapa sahamnya dilepas? Pak Ali tak pernah memberitahu kami karena untuk menjual sahamnya dia hanya perlu mengangkat telpon menghubungi AE. Namun, sejak itu dia sangat dermawan. Setiap ada musibah kebakaran, banjir, atau musibah di Jakarta, dia selalu datang, menyumbang, termasuk turun tangan membantu dengan tenaga tuanya .

Prinsip pak Ali adalah : Hidup Untuk Menjalani Hidup, Jangan Suka Mengeluh !