Upload
others
View
23
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Topik-Topik Khusus
Pengurang Penghasilan Bruto
BIAYA BERSAMAPasal 27 PP No 94 Tahun 2010 :
Ayat (1) :Wajib Pajak harus menyelenggarakan pembukuan secara terpisah dalam hal:a. memiliki usaha yang penghasilannya dikenai Pajak Penghasilan yang bersifat
final dan tidak final;b. menerima atau memperoleh penghasilan yang merupakan objek pajak dan
bukan objek pajak; atauc. mendapatkan dan tidak mendapatkan fasilitas perpajakan sebagaimana
diatur dalam Pasal 31A Undang-Undang Pajak Penghasilan.
Ayat (2) :Biaya bersama bagi Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang tidakdapat dipisahkan dalam rangka penghitungan besarnya Penghasilan Kena Pajak,pembebanannya dialokasikan secara proporsional
Contoh penerapan biaya bersama
Biaya yang terkait dengan penghasilan dari sewa ruko dilakukan penyesuaian fiskal positif seluruhnya karena berkaitan dengan penghasilan yang kena PPh Final.
Contoh penerapan biaya bersama
PINJAMAN TANPA BUNGAPasal 12 PP No 94 Tahun 2010 :
Ayat (1) :Pinjaman tanpa bunga dari pemegang saham yang diterima oleh Wajib Pajakberbentuk perseroan terbatas diperkenankan apabila:a. pinjaman tersebut berasal dari dana milik pemegang saham itu sendiri dan
bukan berasal dari pihak lain;b. modal yang seharusnya disetor oleh pemegang saham pemberi pinjaman
telah disetor seluruhnya;c. pemegang saham pemberi pinjaman tidak dalam keadaan merugi; dand. perseroan terbatas penerima pinjaman sedang mengalami kesulitan
keuangan untuk kelangsungan usahanya.
Ayat (2) :Apabila pinjaman yang diterima oleh Wajib Pajak berbentuk perseroan terbatasdari pemegang sahamnya tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksudpada ayat (1), atas pinjaman tersebut terutang bunga dengan tingkat suku bungawajar.
Pasal 6 ayat (2) UU PPh
Pasal 11 dan 11A UU PPh
Pasal 9 ayat (1) UU PPh
Pasal 6 ayat (1) UU PPh
REKONSILIASI FISKAL
Biaya yang dapat dikurangkan
Biaya yang tidak dapat dikurangkan
Penyusutan dan amortisasi
Kompensasi Kerugian
Diatur tersendiri
dalam ketentuan perpajakan
Hal-hal lain yang diatur tersendiri dalam peraturan pelaksanaan
Pasal 10 UU PPhPenilaian Persediaan
KEP - 220/PJ./2002
PMK. 83/PMK.03/2009
PMK 81/PMK.03/2009 jo. 219/PMK.011/2012
SE - 27/PJ.22/1986
SE - 22/PJ.42/1999SE - 46/PJ.4/1995
REKONSILIASI FISKAL
Biaya Bunga
Biaya Entertainment
Pembentukan dana cadangan
Pemberian Natura
Pemakaian Ponsel dan Kendaraan
Hal-hal lain yang diatur tersendiri dalam peraturan pelaksanaan
PP 93/2010Sumbangan
KEP - 316/PJ./2002Perolehan Software
PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL
Metode Penyusutan
• Garis Lurus (Straight Line)– Bangunan dan Bukan Bangunan
• Saldo Menurun (Declining Balance)
– Bukan Bangunan
Klasifikasi Aktiva Tetap
Aktiva Tetap
Bangunan
Bukan Bangunan
Permanen (20 th)
Tidak Permanen (10 th)
II (8 th)
I (4 th)
III (16 th)
IV (20 th)
Dalam hal terjadi pengalihan aktivatetapNilai buku dibebankan sebagai kerugian, harga jual dibukukan sebagai penghasilan
Keuntungan / kerugian penjualan aktiva= harga jual – nilai buku= harga jual – (harga perolehan-akumulasi penyusutan)
Contoh :Aktiva kelompok I diperoleh 1/1/2014 harga perolehan Rp 20juta dijual tanggal31/12/2015 dengan harga Rp 9,5 juta. Manajemen menetapkan metode penyusutan garislurus. Asumsi tidak ada biaya lain, maka perhitungan keuntungan/kerugian penjualantersebut adalah :
Nilai buku = Rp 20juta – (2tahun x 25% x Rp 20juta)
Nilai buku = Rp 10juta
Harga jual – Nilai Buku = Rp 9,5 juta – Rp 10 juta = Rp 500 ribu (Rugi)
Contoh 2 : Penyusutan GL perolehan 5/4/2013 Rp 120 juta
Contoh 3 : Penyusutan SM perolehan 5/4/2013 Rp 120 juta
Contoh 4 : Penyusutan SM perolehan
5/4/2013 Rp 120 juta, dijual tanggal 10 Maret 2017 dengan harga Rp 40 juta
BIAYA BUNGA
BIAYA BUNGA (1)
BIAYA BUNGA
– Biaya bunga termasuk premium,diskonto, dan imbalan karenajaminan pengembalian utangmerupakan biaya yang dapatdikurangkan dari penghasilanbruto
– Bunga pinjaman selama masakonstruksi suatu aset merupakankomponen biaya langsung atasharga pokok atau hargaperolehan aset yangbersangkutan
BIAYA BUNGA (2)
BIAYA BUNGA
– Bunga Pinjaman selama masakontruksi suatu aset menurut SE-20/PJ.42/1994 merupakankomponen biaya langsung dariharga pokok atau harga perolehanaset yang bersangkutan. Biayabunga dalam masa kontruksi suatuaset harus dikapitalisir menjadikomponen harga pokok atau hargaperolehan aset yang bersangkutansampai dengan kontruksi selesai,selanjutnya pembebanan biayabunga tersebut dilakukan melaluipenyusutan/amortisasi atau diakuipada saat penjualan barangsebagai bagian dari harga pokokpenjualan.
BIAYA BUNGA (3)
BIAYA BUNGA
– Bunga Pinjaman atas pinjamanyang dipergunakan untukmembeli saham tidak dapatdibebankan sebagai biayasepanjang dividen yangditerimanya tidak merupakanobjek pajak sebagaimanadimaksud dalam Pasal 4 ayat (3)huruf f
BIAYA BUNGA (4)
• Apabila terdapat penempatan deposito/tabungan yang dananya langsung/tidak langsungberasal dari dana pinjaman yang dibebanibunga, maka– Apabila jumlah rata-rata pinjaman sama besarnya
atau lebih kecil dibanding jumlah rata-ratadeposito atau tabungan, maka bunga ataspinjaman tersebut seluruhnya tidak dapatdikurangkan sebagai biaya
– Apabila jumlah rata-rata pinjaman lebih besardibanding jumlah rata-rata deposito atautabungan, maka bunga atas pinjaman yang bolehdikurangkan sebagai biaya adalah biaya bunga atasselisih antara jumlah rata-rata pinjaman denganjumlah rata-rata deposito atau tabungan.
– Misalnya ;Jumlah rata-rata pinjaman dalam 1 tahun =Rp 150.000.000,00Jumlah rata-rata deposito dalam 1 tahun =Rp 40.000.00000Bunga pinjaman seluruhnya =Rp 30.000.000,00Bunga pinjaman yang dapat dikurangkan sebagai biaya
= {(150 juta - 40 juta) / 150 juta} x Rp 30 juta = Rp 22 Juta.
Contoh komprehensif
10% x 1,1M=110 juta
BIAYA BUNGA (4) PMK 169 tahun 2015
• Besarnya perbandingan antara utang dan modal Untuk keperluanpenghitungan Pajak Penghasilan ditetapkan besarnya perbandingan antarautang dan modal bagi Wajib Pajak badan yang didirikan atau bertempatkedudukan di Indonesia yang modalnya terbagi atas saham-saham, ditetapkanpaling tinggi sebesar empat dibanding satu (4: 1)
• Dalam hal besarnya perbandingan antara utang dan modal Wajib Pajak melebihibesarnya perbandingan sebagaimana dimaksud diatas biaya pinjaman yang dapatdiperhitungkan dalam menghitung penghasilan kena pajak adalah sebesar biayapinjaman sesuai dengan perbandingan utang dan modal sebesar empat dibanding satu(4: 1)
• Biaya pinjaman berupa bunga pinjaman, diskonto dan premium yang terkait denganpinjaman, biaya tambahan yang terjadi yang terkait dengan perolehan pinjaman(arrangement of borrowings), beban keuangan dalam sewa pembiayaan, biayaimbalan karena jaminan pengembalian utang; dan selisih kurs yang berasal daripinjaman dalam mata uang asing.
Berlaku mulai tahun pajak 2016
BIAYA BUNGA (5)
• Bunga atas pinjaman yang dipergunakan untuk membeli saham tidak dapatdibebankan sebagai biaya sepanjang dividen yang diterimanya tidakmerupakan objek pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf f.Bunga pinjaman yang tidak boleh dibiayakan tersebut dapat dikapitalisasisebagai penambah harga perolehan saham
• Penyertaan modal saham dimaksud diatas adalah lebih besar 25 % oleh Wajib PajakBadan.
Penjelasan Pasal 6 (1) UU PPh
Biaya Entertainment
• Benar-benar dikeluarkan dan adahubungannya dengan kegiatanusaha wajib pajak
• Dibuatkan daftar nominatif dandilampirkan dalam SPT TahunanPPh, yang memuat:– nomor urut,– tanggal dan jenis entertainment, – nama tempat, – alamat, – jumlah, – nama relasi, – posisi, – nama perusahaan, – jenis usaha.
SE-27/PJ.22/1986 yang ditegaskan dalamS-334/PJ.312/2003
Biaya Promosi
• Merupakan biaya (1) periklananmedia cetak/slektronik/lain (2)pameran produk (3) pengenalanproduk baru (4) sponsorshippromosi produk
• Untuk sampel dihitung sebesarharga pokok sampel
• Dibuatkan daftar nominatif dandilampirkan dalam SPT TahunanPPh, yang memuat:– Nama / NPWP /alamat– Bentuk/jenis/jumlah biaya– Nomor bukti potong dan jumlah
potongan pajak (khusus obyek P2PPh)
SE-29/PJ.42/1990diatur ulang dalamPMK-104/PMK.03/2009 stddPMK-02/PMK.03/2010
Selisih Kurs Mata Uang Asing (UU lama)
• Kerugian selisih kurs merupakanbiaya (deductible expense)
• Selisih kurs karena fluktuasi :– Apabila wajib pajak membukukan
transaksi yang bersangkutan dengankurs tetap, maka selisih kurs diakuipada saat terjadi realisasipembayaran.
– Apabila wajib pajak membukukantransaksi yang bersangkutan dengankurs tengah BI (kurs yang sebenarnyaberlaku pada akhir tahun), makaselisih kurs diakui pada akhir tahun.
* Wajib Pajak harus menggunakanmetode di atas secara taat azas.
Selisih Kurs Mata Uang Asing (baru)
Penjelasan Pasal 6 ayat 1 huruf e :Kerugian karena FLUKTUASI kurs mata uang asing diakui secara TAAT ASAS sesuai denganSTANDAR AKUNTANSI
- Kurs Spot (kurs yang sebenarnya berlaku/kurs untuk pengakuan segera)- Kurs Penutupan (kurs spot pada saat akhir tahun buku)- Dalam periode (tahun pajak) sama dihitung berdasarkan perbedaan kurs transaksi awal
(misal pembebanan/pencatatan) dengan transaksi akhir (misal pembayaran)- Dalam periode (tahun pajak) berbeda, dihitung berdasarkan perbedaan kurs transaksi (baik
awal maupun akhir) dengan kurs akhir tahun, selisih diakui di masing-masing periode- Selisih kurs karena kebijakan pemerintah dibidang moneter dibukukan dalam akun
sementara di neraca, dan pembebanannya dilakukan secara bertahap berdasarkan realisasi pembayaran valas tersebut.
- Selisih kurs krisis moneter tahun 1997 baik yang sudah direalisasi maupun belum dapat dibebankan sekaligus atau diamortisasi selama 5 tahun
SE - 54/PJ.42/1999
Selisih Kurs Mata Uang Asing (baru)
Total = rugi (400.000)
=$1.000 x (12,000-12,400)
NATURA-DEDUCTIBLE
Pemberian Natura / Kenikmatan yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan (PMK83/PMK.03/2009)– Pemberian atau penyediaan makanan dan/atau minuman bagi seluruh Pegawai yang berkaitan
dengan pelaksanaan pekerjaan berupa:pemberian makanan dan/atau minuman yang disediakan oleh pemberi kerja di tempat kerja, ataupemberian kupon makanan dan/atau minuman bagi Pegawai yang karena sifat pekerjaannya tidakdapat memanfaatkan pemberian sebagaimana dimaksud pada huruf a, meliputi Pegawai bagianpemasaran, bagian transportasi, dan dinas luar lainnya
– Penggantian atau imbalan dalam bentuk natura atau kenikmatan yang diberikan berkenaandengan pelaksanaan pekerjaan di daerah tertentu dalam rangka menunjang kebijakan pemerintahuntuk mendorong pembangunan di daerah tersebut berupa : tempat tinggal, termasukperumahan bagi Pegawai dan keluarganya, pelayanan kesehatan, pendidikan bagi Pegawai dankeluarganya, peribadatan, pengangkutan bagi Pegawai dan keluarganya, olahraga bagi Pegawai dankeluarganya tidak termasuk golf, power boating, pacuan kuda, dan terbang layang, dan daerahtertentu dimaksud adalah daerah yang secara ekonomis mempunyai potensi yang layakdikembangkan tetapi keadaan prasarana ekonomi pada umumnya kurang memadai dan sulitdijangkau oleh transportasi umum, baik melalui darat, laut maupun udara, sehingga untukmengubah potensi ekonomi yang tersedia menjadi kekuatan ekonomi yang nyata, penanam modalmenanggung risiko yang cukup tinggi dan masa pengembalian yang relatif panjang, termasukdaerah perairan laut yang mempunyai kedalaman lebih dari 50 (lima puluh) meter yang dasarlautnya memiliki cadangan mineral
– Pemberian natura dan kenikmatan yang merupakan keharusan dalam pelaksanaan pekerjaansebagai sarana keselamatan kerja atau karena sifat pekerjaan tersebut mengharuskannya
Biaya Pemakaian Ponsel & Kendaraan
• PONSEL– Biaya Pembelian: Penyusutan kelompok I 50%
– Biaya Pulsa : Biaya Rutin 50%
• KENDARAAN SEDAN
– Biaya Pembelian/Reparasi Besar: Penyusutan Klpk. II 50%
– Biaya Pemeliharaan : Biaya Rutin 50%
PENYUSUTAN KENDARAAN PERUSAHAAN
SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 09/PJ.42/2002
TENTANG PERLAKUAN PAJAK PENGHASILAN ATAS BIAYA PEMAKAIAN TELEPON SELULER DAN KENDARAAN PERUSAHAAN
Telepon seluler, termasuk juga alat komunikasi berupa pager;
Kendaraan sedan atau yang sejenis, termasuk juga kendaraan jenis minibus, Kijang,Panther dan kendaraan lain sejenisnya sepanjang digunakan hanya untuk seorang pegawaitertentu karena jabatan atau pekerjaannya, dan penggunaannya full-time baik untukkepentingan perusahaan maupun keperluan pribadi dan keluarga pegawai yangbersangkutan;
Biaya pemeliharaan kendaraan, termasuk juga pengeluaran rutin untuk pembelian/pemakaian bahan bakar.
Bagaimana jika perusahaan menyewa kendaraan untuk pegawai tertentu karenajabatannya? Kendaraan yang dimiliki atau disewa oleh perusahaan, apabila hanya dipergunakanoleh pegawai tertentu karena jabatan atau pekerjaannya secara penguasaan penuh (fulltime) baik untuk kepentingan pekerjaan/ perusahaan maupun dapat dimanfaatkanuntuk kepentingan pribadi/keluarganya, atas biaya penyusutan ataupun biaya sewatahunannya dapat dibebankan sebagai biaya perusahaan sebesar 50% (lima puluh
persen) (S - 245/PJ.42/2003)
Biaya Perolehan Software
• PROGRAM APLIKASI UMUM
– Pembebanan sekaligus di bulan berjalan
• PROGRAM APLIKASI KHUSUS
– Amortisasi Kelompok I
Kep – 316/PJ/2002
Sumbangan (PP 93/2010)
Sumbangan dalam rangka penanggulanganbencana nasional
Sumbangan dalam rangka penelitian danpengembangan
Sumbangan fasilitas pendidikan
Sumbangan dalam rangka pembinaan olahraga
Biaya pembangunan infrastruktur sosial
Syarat Sumbangan (PP 93/2010)
Mempunyai penghasilan neto fiskal berdasarkan SPT PPh Tahun Pajak sebelumnya
Tidak menyebabkan rugi pada Tahun Pajak sumbangandiberikan
Didukung oleh bukti yang sah
Lembaga yang menerima sumbangan dan/atau biayamemiliki NPWP, kecuali badan yang dikecualikan sebagai
subjek pajak
Ketentuan terkait Sumbangan (PP 93/2010)
Tidak melebihi 5% dari penghasilan neto fiskalTahun Pajak sebelumnya
Tidak dapat dikurangkan apabila diberikan kepadapihak yang mempunyai hubungan istimewa
Dapat diberikan dalam bentuk uang dan/ataubarang
Biaya pembangunan infrastruktur sosial diberikanhanya dalam bentuk sarana dan/atau prasarana