Upload
sherley-meiske-pakasi
View
72
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Tourette
Citation preview
FAKULTAS KEDOKTERAN TRISAKTI - RSAL DR. MINTOHARDJO,
JAKARTA
TOURETTE SYNDROME
OLEH
Sherley Meiske Pakasi
030.09.233
Bagian Ilmu Kesehatan Anak
Program Profesi Dokter
Kepaniteraan Dasar
Kata Pengantar
Pertama-tama, puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
hikmatNya, saya dapat menyelesaikan referat ini sebagai mahasiswa kepaniteraan dasar di
Rumah Sakit Angkatan Laut Dr. Mintohardjo.
Referat yang berjudul Tourette Syndrome ini ditulis dengan tujuan untuk menambah
wawasan pembaca. Walaupun, referat ini ditulis dalam waktu yang singkat, namun penulis
berharap referat ini dapat berguna di kemudian hari.
Tidak lupa penulis, mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang sudah berperan
dalam mendukung perkembangan dan penulisan referat ini. Terlebih kepada dr. J.B. Lengkong,
Sp. A sebagai Kepala Departemen Ilmu Kesehatan Anak yang sudah membimbing penulis
selama kepaniteraan dasar.
Tidak lupa, penulis juga mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :
1. dr. Rina, Sp. A dan dr. Lily Zulkarnaen, Sp. A sebagai pembimbing kelompok
kecil penulis
2. Orang tua penulis yang sudah mendukung secara financial dan kasih sayang
3. Rekan-rekan seperjuangan kelompok kepaniteraan dasar bagian anak atas tawa
dan bimbingannya
Akhir kata, mohon maaf apabila adanya salah penulisan maupun kekurangan yang ada
pada referat ini. Sekali lagi penulis mengucapkan terima kasih atas waktu dan kesediaan
pembaca untuk meluangkan waktu membaca referat ini, semoga referat ini dapat bermanfaat
bagi pembaca.
Jakarta, November 2013
Penyusun
Pendahuluan
Tourette Syndrome (disebut juga Tourette’s Syndrome, Tourette’s disorder, Gilles de la
Tourette, GTS, Tourette’s atau TS) adalah gangguan neuropsikiatri yang diwariskan pada masa
anak anak yang gejalanya antara lain muncul tic (gerakan spontan) pada anggota tubuh maupun
suara yang tidak terkendali dan selalu berulang. Gejala-gejala semacam ini akan mempengaruhi
individu yang mengalami Tourette Syndrom terhadap aktivitasnya sehari-hari. Syndrom ini
dinamakan Tourette sesuai dengan penemunya yaitu Dr. Georges Gilles de la Tourette yang
merupakan neurolog asal Prancis yang pertama kali mendeskripsikan Tourette Syndrom ada
kalangan bangsawan di Perancis pada tahun 1885. Tourette Syndrom merupakan salah satu
sindrom yang sangat langka dan sering dikaitkan oleh orang yang pengumpat dan berkata kotor.
Namun saat ini Tourette Syndrome sudah tidak dianggap sebagai sindrom psikiatri yang langka.
Sebagain besar orang yang diidentifikasikan mengalami Tourette Syndrom hanya mengalami
gejala yang ringan, dan sangat sedikit sekali yang diidentifikasikan mengalami gejala yang berat
Definisi
Tourette Syndrome (disebut juga Tourette’s Syndrome, Tourette’s disorder, Gilles de la
Tourette, GTS, Tourette’s atau TS) adalah jenis gangguan neurologis yang ditandai
oleh tics dan vokalisasi dari kata-kata yang muncul secara berulang-ulang dan tidak disengaja
(Tourette Syndrome Association, 2008). Dalam PPDGJ-III sindrom Tourette dikategorikan
dalam gangguan tic dengan kode F95.2 (Maslim, 2003).
Epidemiologi
TS terjadi di seluruh dunia, pada semua kelas sosial ekonomi dan ras. Kasus yang memenuhi
kriteria diagnostic sudah dilaporkan terjadi di Amerika Serikat, Eropa, New Zealand, Brazil,
Jepang, China, dan Timur Tengah. Gejala awal Tourette Syndrom pertama kali muncul pada
masa anak-anak terutama usia 3-9 tahun. Tourette Syndrom bisa dialami oleh kelompok etnis
manapun namun laki-laki mengalami tiga sampai empat kali lebih sering dibandingkan
dengan wanita. Di Amerika Serikat diperkirakan terdapat 200.000 orang yang mengalami
Tourette Syndrom.
TS terjadi di seluruh dunia, di semua kelas sosial dan ras. Kasus yang telah memenuhi
kriteria diagnostik saat ini telah dilaporkan di Amerika Serikat, Eropa, Selandia Baru, Brasil,
Jepang, Cina, dan Timur Tengah. Fenomenologi klinis tampak serupa, tanpa memandang
etnis atau budaya, menunjukkan dasar genetik umum. Prevalensi yang tepat dari TS telah
sulit untuk dipastikan, dan apa yang pernah dianggap suatu kondisilangka sekarang masih
jauh dikenali. Sebagian besar anak
dengan TS telah nondisablinggejala, tics mereka meningkatkan dan menyelesaikan dengan
usia, dan mereka tidak pernah mencari penanganan medis.
Sebagai kriteria klinis untuk kondisi telah berkembang, sebagian besar peneliti percayabahwa
prevalensi diperkirakan adalah 0,7-4,2%, berdasarkan studi observasi di sekolah
umum. Dalam studi berbasis sekolah, tics diidentifikasi di 26% dari siswa dalamprogram
pendidikan khusus, dibandingkan dengan 6% dari siswa di kelas mainstream.
Sex-dan demografi yang berkaitan dengan usia. Rasio laki-perempuan bervariasi dari2-
10:1. Namun, jika OCD dimasukkan sebagai varian dari TS, maka rasio laki-
perempuan adalah 1:1.
Anak-anak jauh lebih mungkin untuk memenuhi kriteria diagnostik untuk TS daripada orang
dewasa. TS adalah kondisi anak-onset, dan orang dewasa yang menampilkan
gejala TS cenderung memiliki gejala sejak kecil.
Gejala TS dapat dilihat pada masa bayi, tetapi kebanyakan anak dengan TS menampilkan
gejala mudah diidentifikasi di sekitar usia 7 tahun. Gejala menyelesaikan dengan dewasa di
sebagian besar anak-anak dengan TS. Apakah resolusi
ini merupakan proses kompensasiatau resolusi patologi yang mendasari tidak jelas.
Etiologi
Walaupun faktor resiko dan penyebab dari TS tidak diketahui, penelitian baru-baru ini
menunjukkan bahwa gen memainkan peranan penting.
1. Penelitian genetik menunjukkan bahwa TS diturunkan sebagai gen dominan dengan 50%
kemungkinan orangtua menurunkan gennya pada anaknya
2. Anak laki-laki dengan gen memiliki 3 sampai 4 kali kemungkinan terkena gejala TS
daripada anak perempuan
3. TS dapat dipacu dengan metabolisme abnormal dari zat kimiawi pada otak yang disebut
Dopamin.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa beberapa factor lingkungan seperti hal-hal berikut
ini dapat berperan dalam timbulnya TS, namun hal ini masih perlu diteliti lebih lanjut yaitu:
1. Ibu yang minum alcohol atau merokok selama hamil
2. Komplikasi selama kelahiran
3. Bayi baru lahir dengan berat badan rendah
4. Infeksi. Peneliti sedang menyelidiki lebih lanjut apakah anak dengan infeksi
streptokokkus ß-hemolitikus grup A akan mengalami Tics atau tidak.
Klasifikasi
Pada pasien dengan Tourette Syndrome normal untuk merasakan sebuah keinginan/keharusan
untuk melakukan sesuatu. Keinginan ini hanya bisa diatasi dengan Tic.
Tic diklasifikasikan menjadi simple atau kompleks.
Simple
Tic motorik sederhana terjadi tiba-tiba, sebentar, dan gerakan yang berulang melibatkan
sejumlah kelompok otot. Beberapa tic sederhana yang lebih umum melibatkan kedipan
mata, wajah menyeringai, bahu yang mengangkat dan sentakan daripada kepala atau
bahu. Bentuk vocal yang timbul seperti orang yang sedang membersihkan tenggorokan
(batuk), mengendus, atau suara mengerang.
Kompleks
Tics kompleks berbeda, pola pergerakan yang terkoordinasi melibatkan sejumlah
kelompok otot. Motorik kompleks dapat melibatkan wajah yang menyeringai disertai
dengan puntiran kepala ataupun gerakan mengangkat bahu. Tic bentuk vocal dapat
berupa kata-kata maupun kalimat. Bahkan gerakan yang timbul dapat bersifat melukai
diri sendiri seperti memukul diri sendiri, dapat juga disertai koprolalia atau orecholalia
(mengulangi kata-kata atau kalimat orang lain). Beberapa tic didahului adanya keinginan
ataupun sensasi pada kelompok otot yang terpengaruh, disebut premonitory urge.
Pada beberapa pasien dengan TS, tic dilakukan untuk mengurangi atau melepaskan keinginan
saat adanya sensasi yang muncul sebelum tic. Tic seringkali bertambah buruk dengan
kegembiraan atau kegelisahan dan membaik saat tenang, aktivitas yang focus. Dengan
mendengarkan orang mengendus atau membersihkan tenggorokan dengan berdeham dapat
menimbulkan suara yang sama. Tics tidak menghilang saat tidur.
Patogenesis
Sampai sekarang patofisiologi yang pasti dari TS belum dapat dipastikan. Banyak penelitian
mendukung hipotesis bahwa TS adalah sebuah kelainan perkembangan sinaps neurotransmisi
yang diturunkan, namun masih perlu penelitian yang lebih lanjut.
Ganglia basalis, tepatnya nucleus kaudatus dan korteks prefrontalis inferior, terlibat dalam
pathogenesis TS. Studi menggunakan MRI menunjukkan bahwa anak dengan TS memiliki
region prefrontalis dorsolateral yang lebih besar bersamaan dengan meningkatnya substantia alba
pada lobus frontalis dextra.
Saat ini, TS dianggap melibatkan disinhibisi (hilangnya inhibisi) pada cortico-striatal-thalamic-
cortical loops, dengan nucleus kaudatus yang terlalu aktif. Hal ini menyerupai ADHD dan OCD.
Disfungsi pada dungsi ini menyebabkan ketidakmampuan untuk menekan gerakan, sikap
ataupun impuls yang tidak diinginkan.
Studi yang dilaksanakan pada saat terjadinya tics menunjukkan aktivitas multifocal pada otak,
yang melibatkan area (lihat gambar 1)
Korteks premotorik medial dan lateral
Anterior cingulated cortex
Dorsolateral-rostral cortex
Putamen
Nukleus kaudatus
Primary motor cortex
Area Broca
Girus superior temporal (gambar 1)
Insula
Claustrum
Aktivitas abnormal ini menunjukkan adanya keterlibatan daripada sensorimotor, bahasa dan
region paralimbik.
Studi functional neuroimaging menunjukkan bahwa adanya kelainan pada sistem dopaminergik
pada striatum dan korteks prefrontalis. Pasien dengan TS memiliki peningkatan densitas dari
transporter presinaps dopamine dan meningkatnya densitas dari reseptor postsinaps D2 dopamin,
menandakan danya peningkatan uptake dan pelepasan dari Dopamin.
Pada hipotesis supersensitivitas dopamine (dopamine supersensitivity) mungkin menjelaskan
mengapa Tics sangat responsid pada neuroleptics (dopamine receptor blockers) adanya
peningkatan densitas pada reseptor dopamine pada striatum, korteks prefrontalis dan region
motorik menyebabkan adanya fenotipe tics dan perilaku lain yang berhubungan dengan TS.
Gen yang bertanggung jawab atas terjadinya TS masih belum dapat ditentukan. Bukti
mendukung adanya pola turunan dominan autosom. Bukti menunjukkan bahwa terdapat
hubungan genetik antara penyakit tic dengan OCD.
Beberapa peneliti menunjukkan bahwa TS mungkin memiliki pathogenesis yang terkait dengan
immune atau immune-mediated pathogenesis yang menyerupai Pediatric Autoimmune
Neuropsychiatric Disorder Associated with Streprococcal infections (PANDAS). Pada kasus ini,
infeksi dengan streptokokkus Beta-Hemolitikus grup A menyebabkan timbulnya antibody
antineuronal yang dapat menyebabkan adanya disfungsi neuronal. Penelitian yang
membandingan antibody antineuronal pada TS, PANDAS dan kontrol usia tidak menunjukkan
adanya perbedaan. Namun, sampai saat ini tidak dianjurkan penatalaksaan pada PANDAS
diberikan pada TS.
Manifestasi Klinik
Gejala utama dari TS adalah tics. Gejala biasanya dimulai pada saat anak berumur 5 – 10 tahun.
Gejala yang pertama kali muncul umumnya adalah tic motorik yang muncul pada daerah kepala
atau leher. Tic memburuk pada saat stress atau gembira dan dapat membaik pada saat pasien
tenang atau fokus.
Tipe daripada tics (dijelaskan pada klasifikasi) dan seberapa munculnya tic pada seseorang dapat
berubah dari waktu ke waktu. Walaupun, gejala dapat hilang timbul, kondisi ini dianggap kronik.
Pada beberapa kasus, tic meningkat pada saat remaja dan dewasa muda dan terkadang
menghilang sepenuhnya. Namun, banyak pasien dengan TS mengalami tic saat dewasa dan
bertambah buruk pada beberapa kasus.
Kebanyakan anak dengan Tourette’s memiliki pola Tic yang berbeda dan mungkin tidak terlihat
dengan jelas. Tic dapat berupa gerakan maupun suara yang berlangsung selama beberapa detik
atau menit.
Banyak anak dengan TS memiliki pola tic yang berbeda. Mereka dapat melakukan gerakan atau
mengeluarkan suara yang berlangsung selama beberapa detik atau menit.
Tic dapat termasuk:
Kedipan mata (gambar 2)
Sentakan leher
Batuk atau berdeham (gambar 2)
Campuran dari gerakan dan suara
Pemeriksaan Penunjang
Sindrom Tourette (TS) adalah diagnosis klinis, sehingga tidak ada laboratorium khusus atau tes
genetik ada untuk membantu menegakkan diagnosis.
Functional Magnetic Resonance Imaging
Studi MRI fungsional acara yang berhubungan dengan pasien dengan tics telah menunjukkan
bahwa daerah asosiasi paralimbik dan sensorik kritis terlibat dalam tic generasi, mirip
dengan gerakan dipicusecara internal oleh sensasi tidak menyenangkan, seperti yang telah
ditunjukkan untuk rasa sakit atau gatal.
Positron Emerging Tomography
Tomografi emisi positron-(PET) studi juga menunjukkan peningkatan aktivitas
di sensomotor, paralimbik, bahasa, dan daerah subkortikal frontal. Kegiatan ini adalah acara
yang berhubungan dengan motorik dan phonic tics, serta dorongan untuk melakukan
perilaku tersebut.
Diagnosis
Menurut CDC, seseorang dapat didiagnosis Tourette pasien haruslah:
Memiliki gejala Tic motorik (misalnya mengedip atau mengangkat bahu) dan
verbal/vocal (seperti bergumam, membersihkan tenggorokan, atau meneriakkan kata-kata
atau kalimat)
Mengalami Tics selama kurang lebih satu tahun. Tics dapat muncul kapan saja, hilang
timbul hampir setiap hari
Tic dimulai pada umur 18 tahun
Gejala yang timbul bukan disebabkan oleh obat maupun kondisi medis lainnya (seperti,
kejang, Huntington disease, atau postviral Encephalitis).
Diagnosis Banding
Ada beberapa kondisi medis yang dapat menyerupai Tourette ataupun menghasilkan tic, yaitu
Sydenham’s Chorea
Wilson’s Disease
Tardive Dyskinesia
Lesch-Nyhan Syndrome
Cerebral Palsy
Huntington Disease
Postviral Encephalitis
Neuroacanthocytosis
Penggunaan obat methylphenidate hydrochloride atau Ritalin (obat stimulant)
Infeksi
Tics juga didapatkan berhubungan dengan kondisi lain, seperti Attention Deficit-Hyperactivity
Disorder, Autisme, dan Obsessive Compulsive Disorder.
Penatalaksanaan
Walaupun tidak ada obat untuk Tourette syndrome, namun tersedia penatalaksanaan untuk
membantu mengurangi Tic yang muncul akibat Tourette. Untuk orang yang menderita Tourette
dengan Tics yang tidak mengganggu aktivitas sehari-hari maka tidak dibutuhkan
penatalaksanaan. Namun, apabila Tics menimbulkan nyeri/rasa sakit, mengganggu aktivitas
sekolah, kerja atau menyebabkan stress maka penatalaksaan lebih lanjut dibutuhkan.
Medikamentosa
Mengatasi tic
o Alpha 2 adrenergik (bisa juga untuk TS yang disertai ADHD)
Clonidine
Guanfacine
o D2 dopamine receptor
Haloperidol
Pimozide
o Tetrabenezine
Mengatasi ADHD
o Stimulan SSP
Methylphenidate
Dextroamphetamine
Namun, pemberian obat ini dapat meningkatkan timbulnya tic
o Bupropion dan antidepresan trisiklik
Mengatasi OCD pada Tourette Syndrome
o SSRI
Non medikamentosa
Deep Brain Stimulation
Untuk pasien yang mengalami TS berat sehingga menimbulkan disabilitas, terapi
pembedahan disarankan dan sudah mengalami respons yang inadekuat terhadap terapi
lain.
Psikoterapeutik kounseling dan dukungan
Pasien dengan TS dapat diberikan managemen stress untuk mengurangi gejala yang
timbul dan dilatih kepercayaan dirinya. Dapat diberikan terapi perilaku, kognitif berupa
terapi individual maupun diberikan group therapy.
Pencegahan
Penyebab genetik dibalik TS menyebabkan sulitnya pencegahan. Maka, penting bagi keluarga
maupun individu dengan TS melakukan konseling genetik.
Prognosis
Pada kebanyakan kasus TS, gejala mencapai puncaknya pada saat dewasa kurang lebih satu
decade setelah munculnya gejala. Pada satu titik, gejala menjadi tidak dapat diramalkan,
terkadang berubah dari hari ke hari menjadi minggu ke minggu. Pada akhir masa remaja,
seringkali frekuensi munculnya tics berkurang dan timbulnya remisi.
Beberapa studi menunjukkan banyak pasien, bahkan dengan tic yang parah saat masa kanak-
kanan, membaik saat akhir masa remaja menuju masa dewasa. Sekitas sepertiga pasien
mengalami remisi tic pada periode ini, dimana sepertiga lainnya membaik sampai tic tidak
mengganggu aktivitas.
Dua pertiga anak dengan TS membaik dengan signifikan dari tic sampai hampir remisi
sepenuhnya. Walaupun, Remisi seumur hidup jarang terjadi. Berlanjutnya tic disangkal oleh
orang tua, namun sering kali dilaporkan oleh anggota keluarga lainnya.
Kira-kira sepertiga dari pasien dengan TS tidak membaik pada saat dewasa, namun data yang
tersedia sangatlah sedikit.
Penutup
Tourette Syndrome merupakan suatu penyakit yang diturunkan secara genetik dan merupakan
suatu penyakit neurologikal. Sampai saat ini, karena penyebab dan faktor resiko yang masih
belum jelas masih sulit untuk mengatasi TS. TS ditandai dengan munculnya tic yang muncul
secara tiba-tiba. Penyakit ini dapat disertai dengan ADHD atau OCD. Sampai saat ini, belum
diketahui penatalaksanaan lebih lanjut dan diagnosis berdasarkan dari manifestasi klinik yang
muncul pada pasien.
Daftar Pustaka
CDC. Tourette’s Syndrome. http://www.cdc.gov/ncbddd/tourette/data.html. Last accessed on
November 7, 2013
CDC. Tourette’s Syndrome. http://www.cdc.gov/ncbddd/tourette/riskfactors.html. Last accessed
on November 7, 2013
Hawley Jason S. Pediatric Tourette Syndrome Medication.
http://emedicine.medscape.com/article/289457-medication. Last accessed on November 7, 2013.
Packer Leslie E. Overview of Tourette’s Syndrome.
http://www.tourettesyndrome.net/disorders/tourette%E2%80%99s-syndrome/overview-of-
tourettes-syndrome/. Last accessed on November 7, 2013
Tourette’s Syndrome.
http://medicalcenter.osu.edu/patientcare/healthcare_services/mental_health/
mental_health_about/children/tourettes/Pages/index.aspx. Last accessed on November 7, 2013.
WebMD. http://www.webmd.com/mental-health/tc/tourettes-disorder-topic-overview. Last
accessed on November 7, 2013