Tp 06011

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/25/2019 Tp 06011

    1/69

    TEKNIK PRODUKSI NO : TP.06.01.01

    JUDUL : PENANGGULANGAN

    MASALAH PRODUKSISUB JUDUL : Penanggulangan Masalah Pasir

    Secara Mekanis

    Halaman : 1 / 69

    Revisi/Thn : 2/ Juli

    2003

    Manajemen Produksi Hulu

    PENANGGULANGAN MASALAH PASIR DENGAN CARA MEKANIS

    1. TUJUAN

    Menanggulangi masalah pasir dengan cara gravel pack.

    2. METODE DAN PERSYARATAN

    2.1. METODE

    Metode analisa ayakan saucier untuk menentukan ukuran gravel.

    Kalkulasi untuk menentukan jumlah gravel, fluida bahan adonan (gel), serta ukuran dan

    panjang pipa saringan (screen).

    Penempatangravel pack dengan cara Wash down, reverse circulation, cross over system.

    2.2. PERSYARATAN

    Memilih Gravel.

    1. Gravel mempunyai presentasi kwarsa lebih dan 90 %.

    2. Ukuran gravel di luar "range" tidak lebih dari 5 %.3. Sphericitydan roundnessgravel berfaktor 0.75 atau lebih.

    4. Kontaminan gravel yang terlarut dalam asam HCl l2% dan HF 3%, tidak lebih dari dan 1%.

    Kalkulasi tidak ada persyaratan khusus.

    Penempatan.

    1. Wash downuntuk perforasi < 10 ft.

    2.Reverse circulationtidak untuk sumur miring.

    3. Coss over system tidak ada syarat khusus.

    3. LANGKAH KERJA

    1. Dapatkan contoh pasir dari contoh batuan yang diperoleh dari:

    a.Rubber SleeveCore

    b. Conventional Core

    c. SidewallCore

    d. Pasir timbaan (bailed sand)

  • 7/25/2019 Tp 06011

    2/69

    TEKNIK PRODUKSI NO : TP.06.01.01

    JUDUL : PENANGGULANGAN

    MASALAH PRODUKSISUB JUDUL : Penanggulangan Masalah Pasir

    Secara Mekanis

    Halaman : 2 / 69

    Revisi/Thn : 2/ Juli

    2003

    Manajemen Produksi Hulu

    e. Pasir terproduksi.

    2. Menentukan ukuran gravel yang akan digunakan:

    a. Contoh batuan pasir dicuci dan dipisahkan butiran - butirannya serta dibersihkan dari

    minyak.

    b. Contoh pasir dikeringkan dalam oven kemudian digerus dengan mortar untuk

    melepaskan butir pasir yang belum terpisah.

    c. Butiran pasir disaring pada beberapa ukuran saringan (sieve) untuk dianalisa menurut

    persen berat.

    d. Timbang pasir yang terkumpul disaringan dan catat hasilnya secara berurutan mulai

    dari pasir terbesar beserta ukuran saringannya.

    e. Hitung persentasi berat kumulatif pasir.

    f. Plot persentasi berat kumulatif terhadap ukuran saringan (D) dengan salah satu cara

    di bawah ini :

    Plot pada kertas semi log dengan ukuran saringan pada skala log. Tarik kurva

    lengkung terbaik.

    Plot pada kertas peluang (probability paper) dengan Phi unit () pada skalapeluang di mana

    )log(2 D= (1)

    Dlog3223.3 10= g. Dari grafik langkah (f) tentukan diamater rata-rata gravel yaitu ukuran saringan pada

    persen berat kumulatif 50 (D50).

    h. Tentukan besar ukuran gravel yang akan digunakan. Menurut "Saucier" harus dipilih

    gravel yang berukuran 6D50. Dalam praktek dikenal batas atas dan batas bawah

    sekitar 6D50tersebut adalah :

    BA= 4D50 BA= 5D50

    atau (2)

    BB= 8D50 BB= 7D50

    Bila tidak ada ukuran gravel pada selang BA-BB tersebut pilih ukuran gravel yang

    lebih kecil.

  • 7/25/2019 Tp 06011

    3/69

    TEKNIK PRODUKSI NO : TP.06.01.01

    JUDUL : PENANGGULANGAN

    MASALAH PRODUKSISUB JUDUL : Penanggulangan Masalah Pasir

    Secara Mekanis

    Halaman : 3 / 69

    Revisi/Thn : 2/ Juli

    2003

    Manajemen Produksi Hulu

    3. Menentukan ukuran pipa saringan yang akan dipasang dengan menggunakan Tabel-2 dan Tabel-3.

    Pilihlah ukuran pipa yang sesuai dengan Batas Atas dan Batas Bawah gravel yang telah dipilih di

    langkah 3.

    4. Menghitung jumlah gravel dan fluida adonan yang di perlukan.

    a. Tentukan pipa saringan (PS,ft)

    PS=PP+ 10 (3)

    PP= panjang selang perforasi.

    10 = faktor keamanan sepanjang 5 feet di atas dan di bawah selang perforasi.

    b. Hitung pipa-buta (BP) yaitu pipa tanpa saringan.

    BP= 1.5PS (4)

    c. Hitung panjang rangkaian tapisan (TPS)

    TPS=BP+PS (5)

    d. Hitung volume gravel yang akan mengisi anulus sepanjang TPS(VA, cuft)

    VA= TPSK1 (6)

    K1= kapasitas anulus selubung-tapisan atau kapasitas anulus lubang bor tapisan.

    e. Hitung volume gravel yang akan mengisi lubang perforasi (VF, cuft)

    VF=PPK2 (7)

    K2= konstanta volume gravel yang masuk ke perforasi, sumur sudah lama produksi: 1

    cuft/ft, perforasi sumur baru produksi: 0.5 cuft/ft perforasi.

    f. Hitung jumlah gravel yang dibutuhkan (VG, cuft)

    VG= VA+ VF (8)

    g. Hitung berat gravel (BG, Ib)

    BG = VG100 (9)

    100 = Pembulatan perkalian, Ib/gallon7.46 gallon/cuft.

    h. Hitung volume gel yang dibutuhkan (VGEL, bbl)

    42GWx

    BGVGEL=

    (10)

    GW = perbandingan gravel per galon gel.

    i. Hitung total volume gel yang dibutuhkan (TVGEL, bbl)

    TVGEL= VGEL+ 6 (11)

  • 7/25/2019 Tp 06011

    4/69

    TEKNIK PRODUKSI NO : TP.06.01.01

    JUDUL : PENANGGULANGAN

    MASALAH PRODUKSISUB JUDUL : Penanggulangan Masalah Pasir

    Secara Mekanis

    Halaman : 4 / 69

    Revisi/Thn : 2/ Juli

    2003

    Manajemen Produksi Hulu

    diperlukan untuk 3 bbl "prepad" dan 3 bbl "postpad" yaitu pemompaan sebelum dan

    sesudah adonan gravel.

    j. Volume akhir adonan gravel yang terjadl (VS, bbl)

    VS = VGEL{ 1 + (0.0456GW)} (12)

    5. Membersihkan lubang perforasi dengan cara mencuci (washing) atau mengisap (backsurging), atau

    underbalance perforation Gambar 3 dan 4. Untuk sumur tertentu kadang-kadang diperlukan

    pengasaman untuk mengurangi kerusakan formasi, membersihkan perforasi, membersihkan lost-

    circulation material, dan memperbaiki permeabilitas di sekltar lubang bor.

    Catatan : Pada sumur penyelesaian lubang terbuka lakukan underream (perbesaran lubang)

    untuk menghilangkan kerusakan formasi akibat pemboran dan meluaskan tempat

    gravel, kemudian pipa tapisan di pasang sepanjang lapisan.

    6. Menempatkan gravel dan pipa saringan pada kedudukan yang benar dilakukan menurut 3 cara yaitu:

    washdown technique

    Reverse circulation technique

    cross over system(paling banyak digunakan)

    Cara penempatah tercantum pada Lampiran 6.3.

    7. Lakukan pengujian kemampatan gravel yang telah terpasang dengan cara memompakan fluida.

    Bila tekanan ternyata turun dengan cepat berarti kedudukan gravel kurang mampat. Ulangan uji

    tekan dilakukan beberapa jam kemudian menunggugravel setting

  • 7/25/2019 Tp 06011

    5/69

    TEKNIK PRODUKSI NO : TP.06.01.01

    JUDUL : PENANGGULANGAN

    MASALAH PRODUKSISUB JUDUL : Penanggulangan Masalah Pasir

    Secara Mekanis

    Halaman : 5 / 69

    Revisi/Thn : 2/ Juli

    2003

    Manajemen Produksi Hulu

    4. DAFTAR PUSTAKA

    1. Baker Sand Control 1964 - 1965 catalog.

    2.

    Coberly, C. J.: Selection of Screen Openings for Unconsolidated Sands, Drill, and Prod. Pract.,

    API (1937).

    3.

    Halliburton Services Technical Data, 1965.

    4.

    Penberthy, W.L., Jr.: Design and Productivity of Gravel Packed Completions, SPE Paper No.

    8428.

    5.

    Penberthy, W.L., Jr. and Shaughnessy, C.M, Sand Control, SPE Series on Special Topics

    Volume 1, Henry L. Doherty Series.

    6.

    Rike, J.L.,A Fail-safe Sand Control Concept for High Rate Wells and the Stimulation of

    Unconsolidated Sands, SPE Paper No. 5032.

    7.

    Rike, J.L., Shortcomings of Present Sand-Control Methods Suggest New Fail-safe ConceptI,

    Oil and Gas Journal. February 17-24, 1975,

    8.

    Rike Service : Well Completion and Workovers Seminar. Jakarta, September 1978.

    9.

    Sand Control Manual, ARCO Exploration and Technology Co, 1985.

    10.

    Sand Control, Modern Completion Practice, Halliburton Energy Institute, Duncan, Okla, 1963.

    11.

    Saucier, R.J., Gravel pack Design Considerations, SPE Paper No. 4030.

    12.

    Shryock, S.G.,Gravel Packing Studies in a Full-scale,Deviated Model Wellbore, SPE Paper

    No. 9421.

    13.

    Solum. J.R., A New Technique in Sand Control Using Liner Vibration With Gravel Packing,

    SPE Paper No. 12479, 1984.

    14.

    Pearson, R.M., Sand Control, PE 306 Petroleum engineering Serices, Boston USA.

    15.

    Borden, T.F., Elson, T.D., Millhone, R.S., State of The Art Gravel Packing for 1982, Chevron

    Oil Field Research Company., USA, 1982.

  • 7/25/2019 Tp 06011

    6/69

    TEKNIK PRODUKSI NO : TP.06.01.01

    JUDUL : PENANGGULANGAN

    MASALAH PRODUKSISUB JUDUL : Penanggulangan Masalah Pasir

    Secara Mekanis

    Halaman : 6 / 69

    Revisi/Thn : 2/ Juli

    2003

    Manajemen Produksi Hulu

    5. DAFTAR SIMBOL

    BA = batas atas ukuran gravel, US mesh

    BB = batas bawah ukuran gravel, US mesh

    BG = berat gravel, lb

    BP = panjang pipa buta, ft

    D = diameter butiran pasir, mm

    D50 = median diameter butiran pasir, US mesh, mm atau in.

    GW = perbandingan gravel per gallon gel, lb/gal.

    K1 = kapasitas anulus lubang (selubung) - screen, cuft/ft

    K2 = konstanta volume gravel yang masuk ke perforasi, cuft/ft

    PP = panjang selang perforasi, ft

    PS = panjang pipa tapisan, ft

    = unit phi pada probability paper, tanpa dimensi

    = - 2logD= - 3.32225 10logD

    TPS = panjang pipa tapisan ditambah panjang pipa buta, ft

    TVGEL = total volume gel yang dibutuhkan termasuk/postpad, bbl

    VA = volume gravel yang akan mengisi anulus, cuft

    VF = volume gravel yang akan mengisi lubang perforasi, cuft

    VG = jumlah pemakaian gravel, cuft

    VGEL = volume gel yang dibutuhkan, bbl

    VS = volume akhir adonan gravel, bbl

  • 7/25/2019 Tp 06011

    7/69

    TEKNIK PRODUKSI NO : TP.06.01.01

    JUDUL : PENANGGULANGAN

    MASALAH PRODUKSISUB JUDUL : Penanggulangan Masalah Pasir

    Secara Mekanis

    Halaman : 7 / 69

    Revisi/Thn : 2/ Juli

    2003

    Manajemen Produksi Hulu

    6. LAMPIRAN

    6.1. LATAR BELAKANG

    Produksi pasir umumnya terjadi pada formasi berumur tersier, terutama miocene. Karena,

    umumnya formasi produktif di Indonesia berumur tersier, maka banyak dijumpai masalah

    kepasiran.

    6.1.1 Mekanisme Terproduksinya Pasir

    Pada Gambar 6.1 memperlihatkan keadaan kerusakan perforasi dengan suatu test

    triaxial-failure. Pada titik A, keadaan dimana beban berupa tekanan overburden yang masih

    kecil (beban arah vertikal, v), dibutuhkan laju alir fluida, q yang besar untuk membuat

    batuan pada tempat tersebut bercerai-berai. Pada Gambar a) menunjukkan keadaan lubang

    perforasi pada v (in-situ stress) yang kecil tidak memiliki daerah plastis, sehingga untuk

    terproduksinya pasir diperlukan laju alir, q yang besar melalui lubang perforasi.

    Terproduksinya pasir jenis ini disebut Tensile-type sand production.

    Pada titik C, ketika beban bertambah atau v besar, batuan pada tempat tersebut

    akan mulai pecah. Pada saat laju alir fluida, q yang kecil melalui lubang perforasi makaterjadilah produksi pasir dari formasi yang dilalui fluida produksi. Pada Gambar b), pada

    keadaan tersebut lubang perforasi mempunyai daerah plastis yang mulai membesar dan

    merupakan awal dari rusaknya lubang perforasi, dilanjutkan dengan pasir terproduksi ke

    permukaan. Terproduksinya pasir jenis ini disebut Shear-type sand production.

    Pada titik B, keadaan dimana beban pada lokasi yang dilalui fluida produksi

    terlepaskan (vmenurun) setelah membesarnya daerah plastis, partikel-partikel pasir akan

    dapat terproduksi dengan laju alir fluida, qyang kecil. Terproduksinya pasir jenis Tensile-

    type sand production ini sering terjadi ketika sumur ditutup (shut in).

    Pada titik D, setelah beban yang meningkat terus pada batuan mencapai puncaknya

    (maksimal) pada titik C, penambahan beban berikutnya akan mengurangi kekuatan formasi

    namun formasi masih dapat menerima beban tersebut dengan sisa kekuatan formasi yang

    ada. Pada Gambar c) merupakan daerah post-failure yang sudah rapuh, namun terdapat

    beberapa bagian daerah tersebut yang masih tersisa di sekitar lubang perforasi dan

    mendukung lubang perforasi dengan kekuatan-kekuatan sisa formasi yang ada. Beberapa

  • 7/25/2019 Tp 06011

    8/69

    TEKNIK PRODUKSI NO : TP.06.01.01

    JUDUL : PENANGGULANGAN

    MASALAH PRODUKSISUB JUDUL : Penanggulangan Masalah Pasir

    Secara Mekanis

    Halaman : 8 / 69

    Revisi/Thn : 2/ Juli

    2003

    Manajemen Produksi Hulu

    daerah post-failure perforasi berbentuk pasir-pasir bersudut (sand arches). Kekuatan-

    kekuatan sisa pada daerah post-failure akan mencegah pembesaran daerah plastis. Pada

    umumnya, kekuatan tensile daerah post-failure cukup rendah sehingga daerah tersebut dapat

    tererosi dengan mudah oleh laju alir fluida, q yang kecil. Peningkatan laju erosi sejalan

    dengan meningkatnya kekuatan laju alir fuida produksi dan terproduksinya pasir akan

    berlaku seperti Tensile-type sand production.

    Gambar 6.1 Mekanisme Terproduksinya Pasir

    6.1.2 Kerusakan Perforasi Akibat Terproduksinya Pasir

  • 7/25/2019 Tp 06011

    9/69

    TEKNIK PRODUKSI NO : TP.06.01.01

    JUDUL : PENANGGULANGAN

    MASALAH PRODUKSISUB JUDUL : Penanggulangan Masalah Pasir

    Secara Mekanis

    Halaman : 9 / 69

    Revisi/Thn : 2/ Juli

    2003

    Manajemen Produksi Hulu

    Pada Gambar 6.2 menunjukkan kurva kestabilan lubang perforasi. Koordinat

    horisontal merupakan gradien tekanan normal pada permukaan perforasi, dan sumbu

    vertikal merupakan pengurangan tekanan sumur. Pada Gambar a), tegangan efektif di

    sekitar lubang perforasi rendah, hal ini dikarenakan, ketika penurunan tekanan sumur

    (drawdown)kecil, terproduksinya pasir hanya dapat disebabkan oleh laju alir yang tinggi

    karena tensile failure. Pada Gambar 6.2 menunjukkan bahwa kurva tensile failure berubah

    setelah sumur ditutup (cyclic loading) karena terproduksinya partikel pasir disebabkan

    shear yield.

    Kemudian, apabila tekanan sumur berkurang sebagai akibat penurunan reservoir,

    daerah plastis yang besar terbentuk karena besarnya tegangan efektif di sekitar lubang

    perforasi. Apabila tegangan pada permukaan lubang perforasi melebihi maksimum

    kekuatan plastis, kerusakan perforasi mulai terjadi dan membentuk kurva shear failure

    initiation. Laju terproduksinya pasir masih sangat rendah ketika tekanan sumur memotong

    kurva ini.

    Sensitivitas letak terjadinya produksi pasir terhadap laju alir fluida tidak begitu

    berarti walaupun tekanan sumur kritik menyebabkan masalah kepasiran menjadi lebih

    rendah dengan gradien tekanan normal yang meningkat lebih jauh, tekanan sumur dapat

    berkurang namun laju alir pasir meningkat dengan pembesaran daerah post-failure.

    Kemudian, kerusakan total lubang perforasi terjadi jika pembesaran daerah plastis sangat

    berarti.

    Kurva tensile, shear-failure, dan massive-shear-failure berubah setelah

    penembusan air. Semua kurva ini berubah dengan tegangan di tempat efektif.

  • 7/25/2019 Tp 06011

    10/69

    TEKNIK PRODUKSI NO : TP.06.01.01

    JUDUL : PENANGGULANGAN

    MASALAH PRODUKSISUB JUDUL : Penanggulangan Masalah Pasir

    Secara Mekanis

    Halaman : 10 / 69

    Revisi/Thn : 2/ Juli

    2003

    Manajemen Produksi Hulu

    Gambar 6.2 Kurva Kerusakan Perforasi

    6.2 FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA KEPASIRAN

    Lingkungan pengendapan pasir pada umumnya terbentuk dalam dua kondisi, yaitu:marine dan non-marine. Formasi endapan marine umumnya sementasi antar butir adalah mineral

    calcareous atau siliceus, sehingga membentuk batu pasir yang kokoh dan terkonsolidasi. Formasi

    pasir endapan non-marine yang disementasi oleh mineral clay, silt, dan aspal membentuk batu

    pasir yang lemah dan tidak terkonsolidasi dengan baik. Pada formasi batu pasir non-marine inilah

    sering dijumpai terjadinya masalah kepasiran.

  • 7/25/2019 Tp 06011

    11/69

    TEKNIK PRODUKSI NO : TP.06.01.01

    JUDUL : PENANGGULANGAN

    MASALAH PRODUKSISUB JUDUL : Penanggulangan Masalah Pasir

    Secara Mekanis

    Halaman : 11 / 69

    Revisi/Thn : 2/ Juli

    2003

    Manajemen Produksi Hulu

    Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya kepasiran, dimana selain

    diakibatkan oleh laju produksi yang tidak dikendaiikan juga dipengaruhi oleh kondisi formasi itu

    sendiri, yang meliputi:

    1. Sementasi batuan

    2. Kekuatan formasi

    3. Tegangan (stress)yang bekerja di sekitar lubang bor

    4. Penurunan (draw-down)tekanan formasi

    6.2.1. Sementasi batuan

    Suatu formasi batu pasir dikatakan mempunyai kekompakan yang tinggi apabila

    formasi tersebut mempunyai derajat sementasi batuan pasir yang tinggi pula, dimana

    derajat sementasi batuan pasir rnenunjukkan kadar shale di dalam batuan. Apabila kadar

    shale di dalam batuan cukup tinggi, maka ikatan antara batuan pasir sebagai matrik batuan

    akan lebih baik.

    Persamaan empiris yang memperlihatkan hubungan antara derajat sementasi,

    porositas, dan faktor resistivitas batuan, dikemukakan oleh Archi, sebagai berikut :

    Rt

    FRwSw= dan

    mF

    1= (6.1)

    dimana :

    Sw= saturasi air formasi, fraksi

    Rw= resistivitas air formasi, ohm-meter

    Rt = resistivitas batuan, ohm-meter

    = porositas, fraksi

    F = faktor resistivitas formasi

    m = faktor sementasi batuan

    Harga faktor sementasi batuan untuk tiap jenis batuan berbeda-beda, umumnya berkisar

    antara 1,3 - 2,2. Harga "m" yang semakin tinggi menunjukkan sementasi yang semakin

    kuat, seperti ditunjukkan pada Tabel 6.1. Hubungan faktor sementasi batuan, porositas,

    dan faktor resistivitas formasi secara grafis ditunjukkan pada Gambar 6.3.

  • 7/25/2019 Tp 06011

    12/69

    TEKNIK PRODUKSI NO : TP.06.01.01

    JUDUL : PENANGGULANGANMASALAH PRODUKSI

    SUB JUDUL : Penanggulangan Masalah Pasir

    Secara Mekanis

    Halaman : 12 / 69

    Revisi/Thn : 2/ Juli

    2003

    Manajemen Produksi Hulu

    Kandungan clay (shale) pada batuan reservoir secara teoritis merupakan faktor

    yang menunjang sementasi batuan, akan tetapi dari segi yang lain, umumnya mempunyai

    kecenderungan untuk mengembang (swelling)jika kena air. Clay yang mengembang

    tersebut akan menyebabkan turunnya faktor sementasi batuan.

    Tabel 6.1 Klasifikasi Batuan Berdasarkan Faktor Sementasi

    Jenis Batuan m

    Highly Cemented

    Limestone, dolomite, quartzite 2.0 2.2

    Moderatly CementedConsolidated sands 1.8 2.0

    Slightly Cemented

    Friable, crumbly sands 1.4 1.7

    Unconsolidated Sands 1.3

    Gambar 6.3 Grafik Hubungan Antara Faktor Formasi Terhadap Porositas

  • 7/25/2019 Tp 06011

    13/69

    TEKNIK PRODUKSI NO : TP.06.01.01

    JUDUL : PENANGGULANGANMASALAH PRODUKSI

    SUB JUDUL : Penanggulangan Masalah Pasir

    Secara Mekanis

    Halaman : 13 / 69

    Revisi/Thn : 2/ Juli

    2003

    Manajemen Produksi Hulu

    Hal ini menyebabkan kecenderungan dari partikel pasir untuk terbawa bersama

    aliran fluida. Jadi adanya air formasi dalam batuan reservoir batu pasir yang mengandung

    shale ini dapat ditentukan dengan identifikasi zona shale dan zona free shale dengan

    menggunakan gamma ray log. Indeks gamma ray dihitung sebagai berikut:

    cleanshale

    cleanread

    GRGR

    GRGRG

    = (6.2)

    sedangkan kandungan shale ditentukan dengan persamaan sebagai berikut:

    1. Menurut Clavier :

    ( ) 27.038.37.1 += GVsh (6.3)

    2. Menurut Stieber :

    ( )GG

    Vsh

    =5.1

    5.0 (6.4)

    dimana:

    G = indeks gamma ray

    GR = gamma ray hasil pembacaan, API unit

    Vsh = kandungan shale formasi, fraksi

    Hubungan antara gamma ray dan variasi kandungan shale pada area yang berbeda,

    diperlihatkan pada Gambar 6.4. Gambar tersebut memperlihatkan bahwa semakin besar

    kandungan shalenya maka defleksi kurva gamma ray juga semakin besar.

  • 7/25/2019 Tp 06011

    14/69

    TEKNIK PRODUKSI NO : TP.06.01.01

    JUDUL : PENANGGULANGAN

    MASALAH PRODUKSISUB JUDUL : Penanggulangan Masalah Pasir

    Secara Mekanis

    Halaman : 14 / 69

    Revisi/Thn : 2/ Juli

    2003

    Manajemen Produksi Hulu

    Gambar 6.4 Kandungan Clay vs Gamma Ray

    6.2.2. Kekuatan formasi

    Kekuatan formasi adalah ketahanan formasi tersebut terhadap gaya-gaya yang

    bekerja padanya. Gaya-gaya tersebut dapat merupakan gaya yang diakibatkan oleh beban

    overburden dari lapisan-lapisan batuan di atas formasi tersebut (initial state of stress),

    ataupun oleh gaya-gaya yang timbul kemudian sebagai implikasi dari kegiatan produksi.

    6.3 JENIS PASIR

    1.

    Pasir layang (quick sand), yaitu pasir yang mudah melayang di fluida sehingga menyebabkan

    terproduksi bersama fluida.

    2.

    Pasir mampat (packed sand) yaitu pasir dengan sementasi rendah dan berongga. Bila padatan

    pasir ini pecah dapat menimbulkan masalah kepasiran periodik.

  • 7/25/2019 Tp 06011

    15/69

    TEKNIK PRODUKSI NO : TP.06.01.01

    JUDUL : PENANGGULANGAN

    MASALAH PRODUKSISUB JUDUL : Penanggulangan Masalah Pasir

    Secara Mekanis

    Halaman : 15 / 69

    Revisi/Thn : 2/ Juli

    2003

    Manajemen Produksi Hulu

    3.

    Pasir gugur (friable) yaitu pasir dengan sementasi cukup, tetapi mudah ter-erosi aliran fluida.

    Gejala nyata adalah bila produksi stabil maka jumlah pasir terproduksi berkurang.

    6.4 SEBAB SEBAB PASIR IKUT TERPRODUKSI

    1. Apabila produksi sumur sangat besar akan menyebabkan tidak terbentuknya busur pasir

    (sand-arch).

    2.

    Sementasi pasir terlarut oleh air formasi apabila kadar air produksi melebihi 10 %.

    3.

    Turunnya tekanan reservoir menyebabkan kenaikan relatif tekanan overburden sehingga

    menghancurkan formasi.

    6.5 PERAMALAN KEMUNGKINAN SUMUR AKAN MEMPRODUKSI PASIR.

    1. Bandingkan log akustik dan density sumur-sumur di sekitarnya dengan kerapatah perforasi

    sama. Apabila terdapat kesamaan, amati pengaruh laju produksi terhadap gejala kepasiran.

    Laju produksi bebas kepasiran menjadi pedoman laju produksi sumur yang bersangkutan.

    2.

    Seperti bagian 1 tetapi kerapatan perforasinya boleh berlainan.

    3.

    Analogi pengalaman produksi dari daerah yang bersangkutan untuk formasi yang sama.

    6.6 PERSOALAN YANG DIHADAPI KARENA SUMUR KEPASIRAN

    1.

    Akumulasi pasir (sand bridge) di perangkat produksi sumur dapat mematikan sumur.

    2.

    Dapat menimbulkan kerusakan pada perangkat produksi sumur seperti pipa sembur, pompa,

    katup, jepitan, pipa salur di permukaan dan fasilitas produksi lainnya.

    3.

    Menyebabkan persoalan pembuangan pasir.

    4.

    Selubung atau sulur dapat collapseakibat tidak ratanya pembebanan axial.

    6.7 PENANGGULANGAN KEPASIRAN DENGAN GRAVEL PACK

    Gravel pack merupakan salah satu metode sand control yang paling banyak digunakan

    sampai saat ini. Tujuan darigravel packing adalah untuk mencegah produksi pasir dari formasi yang

    unconsolidated atau weakly cemented tetapi rateproduksi dari sumur tersebut masih cukup besar.

    Prinsip gravel pack adalah mencegah terproduksinya pasir dengan memasang gravel yang

    mempunyai permebilitas yang tinggi tetapi tidak dapat dilevvati oleh partikel pasir formasi. Supaya

    gravel dapat terlepas dari tempatnya maka dipasangscreen, slotted liner atau prepacked screen. Untuk

  • 7/25/2019 Tp 06011

    16/69

    TEKNIK PRODUKSI NO : TP.06.01.01

    JUDUL : PENANGGULANGAN

    MASALAH PRODUKSISUB JUDUL : Penanggulangan Masalah Pasir

    Secara Mekanis

    Halaman : 16 / 69

    Revisi/Thn : 2/ Juli

    2003

    Manajemen Produksi Hulu

    memaksimalkan produktivitas maka harus diusahakan sekecil mungkin tercampurnya pasir formasi

    dan gravel. Biasanya ukuran partikel pasir formasi lebih besar dari pori-pori yang dibentuk oleh

    butiran gravel sedangkan ukuran lubangscreendibuat lebih kecil dari ukuran butiran gravel.

    Gambar 6.5 Prinsip gravel pack

    Pemakaian garvel itu baik untuk formasi yang tebal, seragam (uniform) dan halus.

    Keseragaman dan ukuran butiran berhubungan dengan perencanaan ukuran gravel. Selain itu

    perencanaan gravel tergantung pula kepada pengalaman seseorang. Dewasa ini para ahli

    cenderung untuk memakai gravel berukuran lebih kecil.

    Keuntungan penggunaangravel pack antara lain :

    Efektif digunakan pada zona produksi yang intervalnya panjang

    Dapat digunakan untuk sumur yang sudah lama dan telah memproduksi pasir

  • 7/25/2019 Tp 06011

    17/69

    TEKNIK PRODUKSI NO : TP.06.01.01

    JUDUL : PENANGGULANGAN

    MASALAH PRODUKSISUB JUDUL : Penanggulangan Masalah Pasir

    Secara Mekanis

    Halaman : 17 / 69

    Revisi/Thn : 2/ Juli

    2003

    Manajemen Produksi Hulu

    Mempunyai permeabilitas yang relatif linggi dan dapat diterapkan pada formasi yang

    mempunyai permeabilitas bervariasi.

    Kekurangangravel pack antara lain :

    Berkurangnya diameter lubang sumur karena adanya screen di dalam lubang

    sehingga dapat mengganggu operasi yang lain

    Screenyang digunakan harus tahan terhadap korosi dan erosi yang disebabkan oleh

    fluida produksi.

    Gravel pack merupakan workover yang terbaik untuk single completion dengan zone

    produksi yang panjang. Pelaksanannya adalah sebagai berikut:

    a. Pembersihan perforasi dengan clean fluid sebelumgravel pack dipasang.

    b. Penentuan ukurangravel pack sesuai dengan ukuran butiran pasir formasi

    c. Squeeze gravel pack ke dalam lubang perforasi, digunakan water wet gravel jika

    digunakan oil placement fluid

    d. Produksikan sumur dengan segera setelah packing, aliran produksi dimulai dengan lajuproduksi rendah kemudian dilanjutkan dengan kenaikan laju produksi sedikit demi

    sedikit.

    6.7.1 Jenis Gravel pack

    Terdapat dua jenisgravel pack yaitu:

    1.Internal Gravel pack (IGP) atau Cased-Hole Gravel pack

    Cased-Hole Gravel pack mulai digunakan sekitar pertengahan tahun 1970 dan

    biasanya digunakan untuk sumur yang memproduksi minyak ringan atau minyak sedang

    (medium oil) maupun untuk sumur gas. Gravel pack yang ditempatkan antara casing yang

    diperforasi dengan pipa saringan. Casing ditempatkan diatas zona produktif dan pada

    interval yang akan dikomplesi dilakukan underreaming yang bertujuan untuk

    menghilangkan damage yang disebabkan oleh proses pemboran. Screen digantung seperti

    liner tanpa di semen dan ruang antarascreen dan formasi diisi dengan gravel.

  • 7/25/2019 Tp 06011

    18/69

    TEKNIK PRODUKSI NO : TP.06.01.01

    JUDUL : PENANGGULANGAN

    MASALAH PRODUKSISUB JUDUL : Penanggulangan Masalah Pasir

    Secara Mekanis

    Halaman : 18 / 69

    Revisi/Thn : 2/ Juli

    2003

    Manajemen Produksi Hulu

    Dari skema (gambar 6.6) terlihat bahwa fluida produksi untuk mencapai lubang

    sumur harus mengalir melalui lubang perforasi yang dipenuhi oleh gravel kemudian

    melewati gravel danscreen. Hal ini akan sangat mempengaruhi produktifitas sumur yang

    ditentukan oleh hambatan yang diterima oleh aliran fluida. Aliran fluida akan mengalami

    hambatan paling besar pada bagian perforasi dimana pola aliran berubah menjadi linier

    dari pola radial

    Gambar 6.6 Skema Cased hole (Internal) gravel pack

    Kesulitan yang sering dijumpai dalam operasi gravel pack adalah bagaimana

    mentrasport dan meletakan gravel di dalam lubang perforasi. Untuk itu perforasi yang

    dilakukan harus mempunyai ukuran diameter yang besar yaitu % in sampai 1 in dengan

    densitas yang tinggi (8 sampai 12 shoot per foot), dan damage yang disebabkan operasi

    pemboran dan pada saat pelaksanaan perforasi harus dibersihkan.

    Ukuran gravel dipilih agar memberikan permeablitas yang maksimum namun

    masih dapat menahan aliran partikel pasir dari formasi agar tidak terjadi pencampuran

    partikel pasir dan gravel yang akan menurunkan permeabiltas gravel. Susunan gravel

    didalam annulus maupun didalam lubang perforasi harus ketat (tight) tanpa kekosongan.

    Screen didesain agar memberikan hambatan sekecil mungkin terhadap aliran fluida

    produksi namun masih dapat berfungsi secara optimum untuk mencegah gravel terlepas

  • 7/25/2019 Tp 06011

    19/69

    TEKNIK PRODUKSI NO : TP.06.01.01

    JUDUL : PENANGGULANGAN

    MASALAH PRODUKSISUB JUDUL : Penanggulangan Masalah Pasir

    Secara Mekanis

    Halaman : 19 / 69

    Revisi/Thn : 2/ Juli

    2003

    Manajemen Produksi Hulu

    dan masuk ke tubing string. Screen harus diletakkan ditengah lubang dan terbuat dari

    bahan yang tahan terhadap korosi maupun erosi.

    Kondisi ideal diatas sangat sulit untuk dicapai. Masalah utamanya terletak pada

    bagian perforasi. Peletakan gravel dengan efisiensi yang tinggi dimana tidak

    memungkinkan tercampurnya pasir dari formasi dengan gravel sangat sulit dilakukan

    terutama pada depleted zone, zona yang dangkal dan formasi poorly consolidated.

    2. Open hole Gravel pack (OHGP)

    Gravel pack yang ditempatkan di antara saringan dengan dinding bor pada formasi

    produktif. Casing produksi diletakkan di atas zona produksi atau dilakukan milling out

    sepanjang zona produksi. Gravel ditempatkan antara screen dan formasi. Underreaming

    dilakukan untuk menghilangkan damage akibat proses pemboran dan untuk mengurangi

    hambatan/batasan aliran dengan jalan memperlebar jari-jari lubang sumur. Underreaming

    dan perluasan lubang sumur menstimulasi sumur secara efektif dan menghasil skin yang

    negatif dalam analisa aliran radial.

    Seperti halnya dalam internal gravel pack aliran fluida produksi harus melewati

    gravel dan screen sebelum mencapai lubang sumur. Namun pola aliran fluida yang terjadi

    adalah tidak seperti dalam external gravel pack yang mengalami perubahan dari pola aliran

    radial menjadi linier di lubang perforasi. Secara umum EGP memberikan produktifitas

    sumur yang relatif lebih baik.

  • 7/25/2019 Tp 06011

    20/69

    TEKNIK PRODUKSI NO : TP.06.01.01

    JUDUL : PENANGGULANGAN

    MASALAH PRODUKSISUB JUDUL : Penanggulangan Masalah Pasir

    Secara Mekanis

    Halaman : 20 / 69

    Revisi/Thn : 2/ Juli

    2003

    Manajemen Produksi Hulu

    Gambar 6.7 External gravel pack

    6.7.2 Pertimbangan Dalam Perencanaan Gravel pack

    Ada beberapa packtor yang perlu dipertimbangkan di dalam perencanaangravel pack, yaitu:

    1. Ukurangravel pack yang tersedia

    Gravel pack tersedia dalam beberapa ukuran. Apabila ukuran gravel hasil perhitungan

    tidak lersedia, umumnya memakai ukuran yang lebih kecil. Kadang-kadang memakai ukuran

    yang lebih besar apabila ukuran yang lebih kecil tidak tersedia. tabel berikut memperlihatkan

    ukuran gravel yang tersedia.

    Tabel 6.2. Ukurangravel pack yang tersedia

    Ukuran gravel/in, U.S.meshDiameter median

    Rata-rata/in

    0.006x0.017 40/100 0.012

    0.008x0.017 40/70 0.013

  • 7/25/2019 Tp 06011

    21/69

    TEKNIK PRODUKSI NO : TP.06.01.01

    JUDUL : PENANGGULANGAN

    MASALAH PRODUKSISUB JUDUL : Penanggulangan Masalah Pasir

    Secara Mekanis

    Halaman : 21 / 69

    Revisi/Thn : 2/ Juli

    2003

    Manajemen Produksi Hulu

    0.010x0.017 40/60 0.014

    0.017x0.033 20/40 0.025

    0.023x0.047 16/30 0.035

    0.033x0.066 12/20 0.050

    0.039x0.066 12/18 0.053

    0.033x0.079 10/20 0.056

    0.047x0.079 10/16 0.063

    0.066x0.094 8/12 0.080

    0.079x0.132 6/10 0.106

    2. Angularitas dan Besar Butir Gravel

    Permeabilitas dan kompaksi gravel dapat dipengaruhi oleh angularitas dan besar butir.

    Suman mengemukakan angularitas secara relatif tidak begitu mempengaruhi terhadap

    permeabilitas gravel. Akan tetapi Archie mengemukakan bahwa permeabilitas angular jauh

    lebih besar dibandingkan dengan permeabilitas yang bundar.

    Tabel 6. 3 Angularitas dan besar Butir gravel

    8 12angular

    10 20angular

    10 20round

    10 30round

    20 40round

    40 60round

    permeability, Darcys (approx) 1745 881 325 191 121 45

    porosity (approx) 36 36 32 33 35 32

    3. Kebasahan Gravel

    Suman mengutip bahwa perubahan kebasahan gravel dari basah air ke oil wet, terutama

    pada perbandingan viskositas air minyak yang besar. Minyak kadang-kadang bersifat senyawa

    polar yang apabila diserap oleh permukaan gravel, menyebabkan gravel cenderung bersifat oil

    wet. Oleh karena itu, jika minyak digunakan sebagai fasa kontinu unluk fluida pembawa

  • 7/25/2019 Tp 06011

    22/69

    TEKNIK PRODUKSI NO : TP.06.01.01

    JUDUL : PENANGGULANGAN

    MASALAH PRODUKSISUB JUDUL : Penanggulangan Masalah Pasir

    Secara Mekanis

    Halaman : 22 / 69

    Revisi/Thn : 2/ Juli

    2003

    Manajemen Produksi Hulu

    dalam penempatan gravel, material gravel sebaiknya dibasahi dulu dengan air sebelum

    diinjeksikan ke dalam sumur.

    Gambar 6.8 Pengaruh Kebasahan Gravel Pada PermeabilitasBatuan Terhadap Minyak

    6.7.3 Pemilihan Gravel

    Pemilihangravel pack yang tepat sangat menentukan keberhasilan dalam menangani

    masalah kepasiran. Untuk itu perlu diketahui ukuran butiran dan distribusi penyebaran

    partikel pasir formasi.

    Untuk menentukan ukuran pasir formasi maka perlu diadakan pengambilan sampel

    yang kemudian dianalisa di laboratorium. Beberapa metoda pengambilan sampel pasir

    formasi, dengan tingkat kepercayaan dari yang tertinggi sampai yang terendah dapat

    diurutkan antara lain adalah :

    a. Convensional core

  • 7/25/2019 Tp 06011

    23/69

    TEKNIK PRODUKSI NO : TP.06.01.01

    JUDUL : PENANGGULANGAN

    MASALAH PRODUKSISUB JUDUL : Penanggulangan Masalah Pasir

    Secara Mekanis

    Halaman : 23 / 69

    Revisi/Thn : 2/ Juli

    2003

    Manajemen Produksi Hulu

    Didapat dari rubber sleeve core barrel, dan hasilnya cukup baik serta dapat dipercaya.

    karena mempunyai recovery core yang tinggi.

    b. Sidewall core

    Didapat melalui electrical wire line, dan hasil yang diperoleh cukup dapat dipercaya,

    karena sampel dapat diambil di setiap kedalaman.

    c. Bailed sampling

    Dioperasikan melalui convensional wireline dan hasilnya kurang dapat dipercaya,

    karena keharusan mengangkat drill pipe dalam memperoleh core.

    d. Produced sand

    Hasil yang diperoleh kurang dapat dipercaya, karena pasir formasi yang didapatkan

    hanya yang berukuran kecil.

    Perencanaan penentuan ukuran gravel yang tepat dan optimum dalam menahan pasir

    telah dikembangkan oleh beberapa ahli. antara lain Schwartz dan Saucier. Dalam desainnya.

    Schwartz berdasarkan keseragaman butiran formasi produktif sedangkan Saucier mendasar-

    kan desainnya kepada konsep median ukuran butiran.

    Kecenderungan ahli akhir-akhir ini untuk merekomendasikan gravel yang lebih kecil

    dengan tujuan untuk menahan invasi pasir lebih ketat. Gravel dengan ukuran lebih kecil

    telah sukses dan dipakai secra luas dilapangan Gulf Coast dan dijadikan bahan penyelidikan

    dimana-mana.

    Saucier meupakan salah seorang ahli yang mempunyai kecenderungan untuk

    memasang gravel yang berukuran lebih kecil seperti diperlihatkan pada gambar di bawah

    sebagai hasil penyelidikannya, bahwa perbandingan ukuran gravel dan pasir formasi, maka

    pasir formasi itu akan mengalir secara bebas dan relatif tidak tertahan di dalam sistemgravel

    pack.

  • 7/25/2019 Tp 06011

    24/69

    TEKNIK PRODUKSI NO : TP.06.01.01

    JUDUL : PENANGGULANGAN

    MASALAH PRODUKSISUB JUDUL : Penanggulangan Masalah Pasir

    Secara Mekanis

    Halaman : 24 / 69

    Revisi/Thn : 2/ Juli

    2003

    Manajemen Produksi Hulu

    Gambar 6.9 Penurunan Permebilitas Gravel karena Invasi pasir

    Penurunan permeabilitas gravel pack karena invasi pasir terjadi di daerah

    perbandingan ukuran gravel dan pasir 6 sampai 14. Saucier menganjurkan perbandingan itu

    antara 5 sampai 6 kali, dimana sistem gravel dapat menahan invasi pasir secara ketat.

    Sedangkan pada perbandingan yang lebih kecil, permeabilitas absolut sistem gravel yang

    rendah akan menimbulkan kesulitan aliran.

    6.7.4 Pengaruh Gravel pack Terhadap Produktivitas

    Adapun yang berhubungan dengan produktivitas secara langsung adalah

    permeabilitas. Pengaruh pemasangan gravel dapat dihitung sebagai berikut: misalkan gravel

    menempati ruangan sampai jarak r dari pusat sumur dan membentuk susunan seri yang

    konsentris dengan formasi produktif. Rumus Darcy untuk aliran radial adalah:

    w

    e

    r

    rln

    Pkhq

    =

    2 (6.5)

    D.D. Sparlin menurunkan rumus permeabilitas rata-rata dari susunan seri radial untuk

    dua lapisan. adalah :

  • 7/25/2019 Tp 06011

    25/69

    TEKNIK PRODUKSI NO : TP.06.01.01

    JUDUL : PENANGGULANGAN

    MASALAH PRODUKSISUB JUDUL : Penanggulangan Masalah Pasir

    Secara Mekanis

    Halaman : 25 / 69

    Revisi/Thn : 2/ Juli

    2003

    Manajemen Produksi Hulu

    r

    rln

    kr

    rln

    k

    r

    rln

    Ke

    w

    w

    e

    avg

    21

    11+

    = (6.6)

    Sehingga laju produksi yang melalui media gravel :

    +

    =

    r

    rln

    kr

    rln

    k

    Phq

    e

    w

    g

    21

    11

    2 (6.7)

    jadi perbandingan dengan produktivitas semula adalah :

    +

    =

    r

    rln

    kr

    rln

    kK

    r

    rln

    q

    q

    e

    w

    w

    e

    g

    21

    2

    11 (6.8)

    dimana :

    qg = laju produksi dari mediagravel pack (bbl/d)

    q = laju produksi lanpa gravel pack (bbl/d)

    k1 = permeabilitas dari media gravel (md)

    k2 = permeabilitas formasi (md)

    r = jari-jari media gravel (in)

    re = jari-jari pengurasan minyak (in)

    rw = jari-jari produksi (in)

    Van Pollen dkk mengemukakan dengan batuan persamaan dengan menganggap (re/rw)

    tetap, didapatkan grafik perubahan produktifitas terhadap ketebalan sistem gravel pack

    untuk berbagai harga k1/k2.

    Kemiringan lubang sumur akan mempengaruhi proses pengisian gravel. Semakin

    besar sudut kemiringan, semakin besar pula ruangan yang tidak terisi gravel. Dengan

    menggunakan unipack tool (memasang sambungan buffle pada wash pipe), maka efisiensi

    dari pada pengisian dapat dipertinggi sampai beberapa derajat sudut kemiringan. Hal ini

    dapat dilihat pada Gambar (6.11), hasil dari pengamatan Maly. G. P.

  • 7/25/2019 Tp 06011

    26/69

    TEKNIK PRODUKSI NO : TP.06.01.01

    JUDUL : PENANGGULANGAN

    MASALAH PRODUKSISUB JUDUL : Penanggulangan Masalah Pasir

    Secara Mekanis

    Halaman : 26 / 69

    Revisi/Thn : 2/ Juli

    2003

    Manajemen Produksi Hulu

    Gambar 6.10 Hubungan Perubahan Produktivitas terhadap

    Ketebalan Sistim Gravel pack

  • 7/25/2019 Tp 06011

    27/69

    TEKNIK PRODUKSI NO : TP.06.01.01

    JUDUL : PENANGGULANGAN

    MASALAH PRODUKSISUB JUDUL : Penanggulangan Masalah Pasir

    Secara Mekanis

    Halaman : 27 / 69

    Revisi/Thn : 2/ Juli

    2003

    Manajemen Produksi Hulu

    Gambar 6.11 Pengaruh Kemiringan terhadap Pengisian Gravel

    6.8 PENANGGULANGAN KEPASIRAN DENGANFRAC PACK

    Pada reservoir dengan permeabilitas yang tinggi biasanya terjadi masalah akibat

    terproduksinya pasir sebagai akibat dari pool-consolidation sand di reservoir tersebut. Sumur-

    sumur pada reservoir seperti ini biasanya dikomplesi dengan menggunakan gravel pack untuk

    mengurangi produksi pasir. Gravel pack selalu menyebabkan damage dan berpotensi untuk

    menurunkan produksi dalam waktu yang cepat setelah pemasangannya. Kebanyakan perusahan

    kehilangan lebih dari 50% dari kemampuan asli produksi sumur setelah sumur dikomplesi dengan

    menggunakan gravel pack. Penggunaan gravel pack juga kurang menguntungkan karena akan

    mengganggu apabila operasi workover dilakukan.

    Selain gravel pack metode sand control yang sekarang banyak digunakan untuk reservoir

    yang unconsolidated adalah Fracpack. Fracpack merupakan penggabungan antara keuntungan

    sand control dari gravel pack dan kemampuan meningkatkan produksi dari perekahan hidrolik.

    Fracpackmerupakan salah satu alternatifsand control dimana produksi masih bisa dipertahankan

    besar tanpa terproduksinya pasir. Fracpackbiasanya dilakukan pada reservoir dengan permeabili-

    tas menengah dan tinggi.

    Untuk mendapatkan hasil yang optimum rekahan pada Fracpack harus mempunyai

    permeabilitas dan konduktifitas yang tinggi agar dapat mengalirkan fluida produksi secara baik.

    Konduktifitas dan permeabilitas rekahan yang besar dapat diperoleh apabila dimensi rekahannya

    bersifat pendek dan lebar. Dimensi rekahan yang pendek dan lebar pada reservoir dengan

    permeabilitas tinggi hanya dapat diperoleh apabila perekahannya menggunakan teknik tip screen

    out (TSO). Dengan teknik tip screen out ini perkembangan panjang rekahan akan terhenti tetapi

    lebar terus bertambah sesudah tip screen out terjadi. Untuk mencapai mekanisme tip screen out

    sesuai dengan yang direncanakan diperlukan jadwal pemompaan konsentrasiproppant yang tepat.

    Selain itu untuk dapat berfungsi sebagai sand control, ukuran proppant yang digunakan harus

    dapat menahan butiran pasir formasi agar tidak terbawa oleh fluida produksi. Untuk itu ukuran

    proppant yang dipilih harus memenuhi kriteria gravel pack.

    6.8.1 Konsep Perekahan Dan Material Pengganjal

  • 7/25/2019 Tp 06011

    28/69

    TEKNIK PRODUKSI NO : TP.06.01.01

    JUDUL : PENANGGULANGAN

    MASALAH PRODUKSISUB JUDUL : Penanggulangan Masalah Pasir

    Secara Mekanis

    Halaman : 28 / 69

    Revisi/Thn : 2/ Juli

    2003

    Manajemen Produksi Hulu

    Perekahan dilakukan dengan jalan menginjeksikan fluida ke dalam formasi melalui

    lubang sumur. Rekahan akan terbentuk apabila tekanan fluida yang diinjeksikan lebih besar

    dari tekanan rekah yang dimiliki oleh batuan formasi. Dimensi rekahan akan bertambah

    besar karena fluida terus diinjeksikan ke dalam formasi. Salah satu permasalahan yamg akan

    dihadapi adalah kehilangan tekanan fluida sepanjang perjalanan ke formasi sehingga harus

    diperhitungkan kehilangan tekanan tersebut agar batuan bisa terekahkan.

    Perekahan akan terbentuk dengan arah tegak lurus terhadap tegangan prinsipil

    terkecil pada batuan sampai menjumpai rintangan yang membatasi perkembangan

    selanjutnya seperti lapisan batuan yang mempunyai gradien rekah yang berbeda. Dengan

    bertambahnya kedalaman, maka diperlukan tekanan injeksi yang lebih besar untuk

    merekahkan formasi karena tekanan overburdenbertambah besar dan kekuatan batuan juga

    semakin besar.

    Perekahan dilakukan dengan tujuan untuk menghilangkan kerusakan yang terjadi

    disekitar lubang sumur dan menghasilkan zone yang lebih kondusif untuk mengalirkan

    fluida dari formasi ke lubang sumur yang akan meningkatkan produktivitas. Dalam operasi

    fracpack perekahan juga bertujuan untuk menempatkan gravel sehingga dapat mengontrol

    produksi pasir dari formasi.

    Fracpack merupakan penggabungan antara keuntungansand control darigravel pack

    dan kemampuan meningkatkan produksi dari perekahan hidrolik. Teknik sand control

    dengan menggunakan gravel pack berpotensi menyebabkan damage dan berpotensi

    mengurangi kemampuan produksi dari sumur. Fracpack merupakan salah satu alternatif

    sand control dimana produksi masih bisa dipertahankan besar tanpa terproduksinya pasir.

    Fracpack biasanya dilakukan pada reservoir dengan permeabilitas menengah dan tinggi.

    Untuk mendapatkan hasil yang optimum rekahan pada fracpack harus mempunyai

    permeabilitas dan konduktivitas yang tinggi agar dapat mengalirkan fluida produksi secara

    baik. Dimensi rekahan pada fracpack bersifat pendek tapi lebar. Hubungan antara

    konduktivitas dan lebar rekahan sebagai berikut:

    formf

    propf

    fDkx

    kwC =

  • 7/25/2019 Tp 06011

    29/69

    TEKNIK PRODUKSI NO : TP.06.01.01

    JUDUL : PENANGGULANGAN

    MASALAH PRODUKSISUB JUDUL : Penanggulangan Masalah Pasir

    Secara Mekanis

    Halaman : 29 / 69

    Revisi/Thn : 2/ Juli

    2003

    Manajemen Produksi Hulu

    Dari persamaaan diatas terlihat bahwa untuk memperoleh konduktivitas yang besar

    maka dimensi rekahan harus lebar sedangkan panjang rekahan yang pendek bertujuan untuk

    mendapatkan permeabilitas yang besar.

    Untuk mendapatkan dimensi rekahan yang pendek dan lebar pada formasi dengan

    permeabilitas yang menengah sampai tinggi digunakan teknik tip screen out (TSO) pada

    proses perekahannya. Dengan teknik tip screen out ini perkembangan panjang rekahan akan

    terhenti tetapi lebar terus bertambah sesudah tip screen out terjadi. Tip screen out terjadi

    karena adanya kemacetanproppant diujung rekahan akibat dari dehidrasislurry atau lubang

    rekahan terlalu kecil untuk dilalui proppant.

    Ukuranproppant pada fracpack yang digunakan sebagai material pengganjal rekahan

    juga berfungsi sebagi gravel pack untuk menahan terproduksinya pasir dari formasi. Oleh

    karena itu ukurannya harus memenuhi kriteria desaingravel pack.

    Untuk desain perekahan akan dibahas secara lengkap pada modul Perekahan

    Hydraulik.

    6.8.2 Analisa Butiran Pasir dan Penentuan Ukuran Proppant

    Untuk menentukan penyebaran (distribusi) batuan formasi produktif, dengan sieve

    analysis, yaitu metoda yang proses pengayakan dari suatu sampel yang telah dibersihkan

    dengan menggunakan beberapa tingkatan saringan yang mempunyai ukuran (skala mesh)

    berbeda, dimana ukuran saringan terbesar terletak di atas dan seterusnya ke bawah makin

    kecil.

    Langkah kerjanya adalah sebagai berikut :

    a) Ambil contoh batuan yang sudah berupa butiran dan sudah kering

    b) Sediakan dan timbang 100 atau 200 gram sampel tersebut.

    c) Sediakansieve analysis yang telah bersih

    d) Susunlah sieve di atas alat pengguncang dengan mangkuk pada dasar, sedangkan

    sieve diatur dari yang paling halus di atas mangkuk dan yang paling besar pada

    puncak

    e) Tuangkan dengan hati-hati sampel kedalam sieve yang paling atas, kemudian pasang

    tutup dan kencangkan bagian penguatnya.

    f) Guncangkan selama 30 menit.

  • 7/25/2019 Tp 06011

    30/69

    TEKNIK PRODUKSI NO : TP.06.01.01

    JUDUL : PENANGGULANGAN

    MASALAH PRODUKSISUB JUDUL : Penanggulangan Masalah Pasir

    Secara Mekanis

    Halaman : 30 / 69

    Revisi/Thn : 2/ Juli

    2003

    Manajemen Produksi Hulu

    g) Tuangkan isi sieve yang paling kasar (atas) ke dalam mangkuk

    h) Tuangkan isi sieve yang paling halus berikutnya ke dalam mangkuk tadi juga,

    kemudian timbang berat kumulatifnya. Teruskan cara tersebut sampai isi seluruh

    sieve ditimbang secara kumulatif

    i) Dari berat timbangan secara kumulatif dapat dihitung juga berat sampel dalam tiap-

    tiap sieve dengan mengurangi suatu berat kumulatif sebelumnya. Dari hubungan

    antara prosentase butiran yang lolos dengan diameter saringan dalam skala

    logaritma, dapat diketahui kurva sebaran (distribusi) pembagian ukuran butiran yang

    dapat menunjukan keseragaman sampel yang bersangkutan.

    Tiga karakteristik dari kurva distribusi ukuran butiran yang seringkali digunakan

    untuk menggambarkan deskripsi pasir yaitu :

    a. Median, d50, yaitu diameter butir pada titik 50% pada kurva.

    Median = d50

    b. Koefisien kekompakan (sorting coeficient) yang didefmisikan oleh Corelab

    sebagai berikut :

    75

    25

    d

    d=

    c. Koefisien keseragaman (uniformity confident)

    90

    40

    d

    dC=

    Dimana d90, d75, d50, d40, dan d25adalah diameter ukuran butir pada titik 90, 75, 50, 40

    dan 25 yang lolos saringan. Jika C = 1 dan = 1 sampel bergradasi baik (well

    graded/perfect uniform)

    Perencanaan penentuan ukuran gravel yang tepat dan optimum dalam menahan pasir

    telah dilakukan oleh beberapa ahli Saucier. Dalam desainnya Saucier mendasarkan

    desainnya kepada konsep median ukuran butiran.

    6.9 HAL HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN SEBELUM DIADAKAN

    PENANGGULANGAN KEPASIRAN.

  • 7/25/2019 Tp 06011

    31/69

    TEKNIK PRODUKSI NO : TP.06.01.01

    JUDUL : PENANGGULANGAN

    MASALAH PRODUKSISUB JUDUL : Penanggulangan Masalah Pasir

    Secara Mekanis

    Halaman : 31 / 69

    Revisi/Thn : 2/ Juli

    2003

    Manajemen Produksi Hulu

    a.

    Apakah diperkirakan sumur akan mengalami kepasiran.

    b. Bila sumur akan kepasiran, berapa besar biaya untuk penanggulangan mekanis.

    c.

    Apakah cara tersebut berpeluang baik.

    d. Berapa berkurangnya produktivitas formasi akibat "sand control", dikaji secara ekonomis.

    e.

    Pengalaman di daerah tersebut.

    Pengalaman menunjukkan bahwa penanggulangan pasir harus dilakukan sedini mungkin

    sebelum pasir terproduksi, karena kalau sudah terproduksi akan sulit menanggulanginya.

    Produksi pasir sedikit lebih mudah dikendalikan daripada kalau sudah banyak.

    6.9.1 Membersihkan lubang perforasi

    Sebelum melakukan operasigravel pack lubang perforasi harus bersih dari kotoran. Semua

    perforasi harus terbuka. Kerapatan perforasi 12 tembakan per kaki sangat disarankan untuk

    operasi gravel pack.

    1. Mencuci Perforasi.

    Alat pencuci perforasi adalah packer berbentuk mangkuk yang dapat mengembang pada

    pipa selubung (Gambar 1). Melalui alat ini dialirkan fluida pencuci yang tidak merusakkan

    formasi sebesar 2 s.d. 3 bbl/menit atau 10 s.d. 20 bbl/ft perforasi. Packer berbentuk mangkuk

    berjarak 6" s.d 12" satu dengan lainnya dan dengan alat ini setiap kali dapat dibersihkan 1/2

    s.d 1 ft perforasi dari dasar ke atas.

    Keuntungan cara ini adalah:

    a.

    Semua perforasi akan terbuka.

    b.

    Menyebabkan terjadinya celah di belakang selubung untuk tempat gravel.

    c.

    Adanya sirkulasi antara perforasi-perforasi menyebabkan distribusi gravel lebih

    baik pada saat penempatannya.

    Tetapi keburukannya adalah pada:

    a.

    Bila beberapa perforasi telah terbuka, maka beda tekanan yang diberikan

    kemungkinan tidak dapat membuka perforasi sisanya.

  • 7/25/2019 Tp 06011

    32/69

    TEKNIK PRODUKSI NO : TP.06.01.01

    JUDUL : PENANGGULANGAN

    MASALAH PRODUKSISUB JUDUL : Penanggulangan Masalah Pasir

    Secara Mekanis

    Halaman : 32 / 69

    Revisi/Thn : 2/ Juli

    2003

    Manajemen Produksi Hulu

    b.

    Kotoran-kotoran, lumpur dan lain-lain dapat masuk kembali dan menyumbat

    perforasi.

    c.

    Terjadi efek swabbing pada waktu mengangkat rangkaian ke atas sehingga

    kemungkinan terjadi keguguran formasi.

    d.

    Tidak baik untuk sumur dengan kemiringan di atas 45 derajat, karena viskositas

    fluida pencuci yang rendah tidak akan mampu mengangkat pasir dan kotoran ke

    atas.

    e.

    Untuk sumur bertekanan kecil terjadinya hilang sirkulasi dapat berlebihan karena

    viskositas pencuci yang biasanya rendah.

    f.

    Untuk interval panjang perlu waktu mencuci yang lama sehingga mangkuk dapat

    rusak.

    2. Backsurging.

    Backsurging atau efek pengisapan mendadak akan mengalirkan kotoran dan fluida ke lubang

    sumur secara mendadak dengan harapan membawa kotoran dari perforasi. Kemungkinan

    perforasi tersumbat kotoran (plugging) lebih langka. Alat backsurging terdiri atas

    squeezepacker, suatu ruang udara bertekanan atmosflr yang terdiri dari satu pipa atau lebih,

    dan dua buah katup yang akan terbuka dengan cepat (lihat Gambar 2). Alat dirangkai

    sehingga jarak kedua katup tersebut akan cukup menghasilkan efek pengisapan, paling tidak

    harus 1 gallon/ft-perforasi. Rangkaian dengan alat ini dimasukkan ke sumur dilengkapi pipa

    ekor sampai sekitar 15 ft di atas puncak formasi. (Kadang-kadang pipa ekor dicat dan

    dipasang tepat di depan perforasi; sehingga efek pengisapan akibat tumburan partikel dan

    pipa bercat di depan perforasi yang terbuka dapat ditandai dengan bercak-bercak cat,

    Dengan cara ini bisa dinilai apakan pengisapan ini efisien atau tidak).

    Dari pengalaman backsurging dapat menaikkan produktivitas sumur 4 s.d 5 kail. Setelah

    packer disekatkan, tekan anulus selubung untuk membuka katup bawah, kemudian lakukan

    operasi pengisapan.

    3. Menggunakan "underbalance perforation".

    Dengan metode ini maka kotoran sisa perforating gun langsung balik ikut terproduksi. Cara

    ini menghindari operasi pembersihan perforasi. Menurut Bell dan Bonomo & Young

  • 7/25/2019 Tp 06011

    33/69

    TEKNIK PRODUKSI NO : TP.06.01.01

    JUDUL : PENANGGULANGAN

    MASALAH PRODUKSISUB JUDUL : Penanggulangan Masalah Pasir

    Secara Mekanis

    Halaman : 33 / 69

    Revisi/Thn : 2/ Juli

    2003

    Manajemen Produksi Hulu

    (Amoco) underbalance perforation adalah cara terbaik untuk menghindari tersumbatnya

    perforasi.

    6.9.2 Jenis Tapisan Yang dapat Dipakai

    Dalam industri digunakan 3 macam tapisan.

    1.

    Slotted pipe (Gambar 3).

    Pipa mempunyai lubang irisan membujur atau melintang. Keuntungannya adalah murah.

    Kerugiannya adalah ukuran slot terkecil relatif masih terlalu besar untuk gravel terbesar,

    pipa mudah terkena korosi, dan mudah terkikis.

    2.

    Wire Wrapped Screen (Gambar 4).

    Kawat stainles steel dilllitkan pada pipa. Tapisan ini adalah yang paling umum dipakai.

    Berbentuk groved, ribbed, wrapped on pipe, dan all welded.

    3.

    Prepacked Screen.

    Gravel yang resin coated sudah ditempatkan di antara 2 tapisan sebelum dipasang di

    sumur. Cocok digunakan untuk interval panjang karena mudah Penempatannya.

    Diperlukan fluida komplesi yang bersih agar prepacked screen tidak buntu. Tapisan

    sering rusak karena korosi atau termakan pasir karena tapisan terluar langsung

    berhadapan dengan perforasi.

    Catatan: Diameter-luar tapisan untuk bermacam-macam ukuran casing/liner tertera pada

    Tabel 3.

    6.9.3 Teknik Penempatan Gravel Dan Screen

    Penempatan gravel dapat dilakukan dengan 3 cara:

    1.

    Wash downMethod.

    Tempatkan gravel di dalam selubung sampai di atas perforasi. Masukkan rangkaian

    screen dengan wash pipe dan push down shoe (Gambar 5) ke lubang sumur sambil

    sirkulasi lurus dan tempatkan tapisan sampai di depan perforasi. Metode ini tidak

    cukup memadatkan gravel di anulus dan akan menyortir ukuran gravel. Cara ini

    hanya baik untuk selang perforasi di bawah 10 ft.

    2.

    Sirkulasi terbaik (Reverse circulation)

  • 7/25/2019 Tp 06011

    34/69

    TEKNIK PRODUKSI NO : TP.06.01.01

    JUDUL : PENANGGULANGAN

    MASALAH PRODUKSISUB JUDUL : Penanggulangan Masalah Pasir

    Secara Mekanis

    Halaman : 34 / 69

    Revisi/Thn : 2/ Juli

    2003

    Manajemen Produksi Hulu

    Screen dan liner diturunkan di sekitar perforasi. Bubur gravel dipompakan melalui

    anulus dengan sirkulasi terbaik. Gravel akan terperangkap di anulus. Cara ini tidak

    baik untuk sumur miring (Gambar 6).

    3. Crossover Method.

    Masukkan rangkaian tapisan dan penyekat dengan liner setting tool tempatkan

    tapisan tepat di depan perforasi. Biasanya panjang tapisan ditambah 5 ft di atas dan 5

    ft di bawah selang perforasi dan diberi pipa buta 1.5 kali panjang tapisan. Sekatkan

    penyekat. Adonan gravel dipompakan dan dislrkulasi lurus. Sirkulasi lurus tersebut

    akan menjadi sirkulasi terbalik setelah melewati crossover. Adonan gravel akan

    terbawa menuju anulus tapisan dan selubung. Cabut rangkaian liner setting tool

    (Gambar 7).

    Catatan: Penempatan pada sumur miring.

    Pada operasi ini mudah terjadi bridging di bagian atas tapisan sebelum gravel merata menutupi

    anulus seluruh tapisan. Dari hasil penelitian ternyata, bahwa bila wash pipe dikurangi dapat

    menambah efisiensi gravel pack. Kadang-kadang dipakai tell-tale screen, yaitu pipa stringer yang

    ditempatkan di ujung wash pipe yang dipisahkan dari tapisan dengan O-ring, agar menimbulkan

    gerakan fluida masuk di bawah O-ring pada anulus tapisan-selubung untuk mengurangi

    kemungkinan bridging.

    Secara umum operasigravel pack untuk kemiringan lubang lebih besar dari 45 dilakukan dengan :

    a.

    memperbesar kecepatah sirkulasi adonan gravel.

    b.

    mengurangi konsentrasi gravel dalam adonan, kira-kira 4 ppg.

    c.

    menambah tahanan sirkulasi fluida dalam annulus pipa ekor.

    d.

    menurunkan viskositas adonan 300-400 cp (untuk sumur tegak 600-700 cp).

    6.10EXPANDED PIPE TECHNOLOGY

    Expandable pipe merupakan suatu milestone atau titik penting dalam perkembangan

    perminyakan dimana suatu pipa yang dimasukkan kecil saja di sumur bisa berkembang menjadi

    besar sehingga menyentuh dinding sumur tsb. Dua pipa yang dikembangkan adalah yang

  • 7/25/2019 Tp 06011

    35/69

    TEKNIK PRODUKSI NO : TP.06.01.01

    JUDUL : PENANGGULANGAN

    MASALAH PRODUKSISUB JUDUL : Penanggulangan Masalah Pasir

    Secara Mekanis

    Halaman : 35 / 69

    Revisi/Thn : 2/ Juli

    2003

    Manajemen Produksi Hulu

    merupakan pipa tak berlubang dan mengembang dan satunya screen atau slotted yang bisa

    langsung dipasang di zone produksi.

    Expandable pipe adalah hasil riset dari Shell dan yang mula-mula Shell bekerja dengan

    Petroline lalu diambil alih oleh Weatherford dan disebut pipanya disebut Expandable Tubular

    Technology (ETT) atau Expandable Slotted Tubulars (EST). Halliburton dengan Shell

    membentuk perusahaan Enventure yang membuat solid tubular expansion (STE) sedangkan di

    Baker diiklankan untukExpress Expandable Screens sebagai pencegah terjadinya kepasiran.

    Gambar. 6.12 memperlihatkan STE ini dimana bisa mengembang sampai 26% dan

    sekarang digunakan untuk casing daerah yang sulit seperti shale dll serta tanpa perlu disemen.

    Gambar 6.12. Solid Tubular Expansion (Shell-Halliburton)

    Jenis screen (ESS, Weatherford) dapat dilihat pada Gambar 6.13 sedangkan Baker

    ExpandableScreen ditunjukkan di Gambar 6.14.

  • 7/25/2019 Tp 06011

    36/69

    TEKNIK PRODUKSI NO : TP.06.01.01

    JUDUL : PENANGGULANGAN

    MASALAH PRODUKSISUB JUDUL : Penanggulangan Masalah Pasir

    Secara Mekanis

    Halaman : 36 / 69

    Revisi/Thn : 2/ Juli

    2003

    Manajemen Produksi Hulu

    Gambar 6.15ExpandableSlotted Tube

    Gambar 6.16 BakerExpandableScreen

  • 7/25/2019 Tp 06011

    37/69

    TEKNIK PRODUKSI NO : TP.06.01.01

    JUDUL : PENANGGULANGAN

    MASALAH PRODUKSISUB JUDUL : Penanggulangan Masalah Pasir

    Secara Mekanis

    Halaman : 37 / 69

    Revisi/Thn : 2/ Juli

    2003

    Manajemen Produksi Hulu

    6.10.1ExpandableTubular Technology (ETT) dan Aplikasinya

    Expanded pipe digunakan untuk:

    1.

    Menutup zone yang rewel seperti shale.

    2. Menggantikan perforated completion dengan langsung perforassi bias berlubang.

    3.

    Menggantikan screen penahan pasir dengan screen menempel di dinding sumur

    sehingga lebih kuat dan tahan pasir.

    4.

    Membuat casing yang lebih besar sehingga dimasa depan mungkin bisa ada satu sumur

    dengan satu casing saja (asal tak ada zone loss/kick) (Gambar 6.17)

    5.

    Karena untuk sumur berdiameter sama IDnya lebih dalam maka bisa memasang pompa

    ESP lebih besar diameternya.

    6. Lubang dengan ukuran lebih besar akan lebih produktif dibandingkan completion

    perforated biasa.

    7.

    Bisa digunakan untuk menutup casing berkarat atau pecah.

    8.

    Bisa untuk mengisolasi perforasi yang tak diinginkan lagi.

    9.

    Di horisontal well pasir akan langsung menyentuh pipa dan lewat sedangkan kalau

    preperforated liner ada jarak untuk menubruknya dan bisa rusak.

  • 7/25/2019 Tp 06011

    38/69

    TEKNIK PRODUKSI NO : TP.06.01.01

    JUDUL : PENANGGULANGAN

    MASALAH PRODUKSISUB JUDUL : Penanggulangan Masalah Pasir

    Secara Mekanis

    Halaman : 38 / 69

    Revisi/Thn : 2/ Juli

    2003

    Manajemen Produksi Hulu

    Gambar 6.17 Banyak casing menjadi satu saja.

    EST adalah staggered overlapping slots yang ada disepanjang keliling pipa. Expansion

    karena mandrel bisa sampai 200%. Proses expansi karena bending dari metal strips antara 2

    overlapping slots dan gaya expansion rendah (10 ton).

    Bending dan strips bisa membuka slots berbentuk intan sehingga diameter pipa melar.

    Tebal dinding tetap sama tetapi panjang pipa mengkerut 2%.

    EST adalah metal to rock expansion dengan 3 aplikasi:

    1.

    Expandablesand screen (ESS) untuk sand control.

    2.

    ABL (alternative Borehole Liners) untuk sementara menutup zone selama drilling Supaya

    tidak loss ukuran sumurnya. Tekanan dan integritas fluida diisolasi dari Lumpur pemboran.

    3. ExpandableCompletion Liners (ECL) sama dengan ABL untuk alternative dari conventional,

    cemented dan perforated liners.

  • 7/25/2019 Tp 06011

    39/69

    TEKNIK PRODUKSI NO : TP.06.01.01

    JUDUL : PENANGGULANGAN

    MASALAH PRODUKSISUB JUDUL : Penanggulangan Masalah Pasir

    Secara Mekanis

    Halaman : 39 / 69

    Revisi/Thn : 2/ Juli

    2003

    Manajemen Produksi Hulu

    Expandable sand screen adalah teknologi baru yang bisa dipakai disumur horisontal atau

    dog leg yang tinggi. Dengan ESS ini tak akan ada annulus sehingga gravel pack tak perlu lagi.

    Juga reactive shale, low fracture gradient dan fracture/fault bisa ditutup.

    ESS adalah kombinasi 4 lapis sheet segi empat yang dirajut (weave) (Petroweave)

    dilekatkan ke expandable slotted base pipe dan dibungkus dengan pipa diluarnya. ESS bisa

    dikembangkan dengan ACE (axial compliant expansion tool).

    Selama expansi base pipe dan protective shroud membuka lubang slot melalui 4 metal

    weave filter yang bergeser walaupun tetap overlapping. Effective aperture (lubang celah) dari

    filter tetap konstant dan tidak membesar karena expansi pipa.

    Desain ESS bisa menguntungkan karena:

    1. Large inflow area jadi tak mudah tersumbat dan mengalami erosi.

    2.

    Mudah dioperasikandan dinstall

    3.

    Internal diameter besar dibanding metode screen pasir yang lain dan sangat berguna untuk rw

    eff sumur horisontal maupun vertikal.

    4.

    Disumur horisontal bisa dipilih untuk zonel isolasi(intelligent completions).

    5.

    Untuk open hole, ESS menghilangkan annulus, jadi menstabilkan kemungkinan erosi pasir

    dan produksinya.

    Di Brunei (S.W. Ampa Field) banyak sand layer dan shale streaks. Sandnya memproduksi

    pasir. Penggunaangravel pack didepan shale membuat shale tak stabil. Hanya cara ESS berhasil.

  • 7/25/2019 Tp 06011

    40/69

    TEKNIK PRODUKSI NO : TP.06.01.01

    JUDUL : PENANGGULANGAN

    MASALAH PRODUKSISUB JUDUL : Penanggulangan Masalah Pasir

    Secara Mekanis

    Halaman : 40 / 69

    Revisi/Thn : 2/ Juli

    2003

    Manajemen Produksi Hulu

    Gambar 6.18.Expandeddan Unexpanded

  • 7/25/2019 Tp 06011

    41/69

    TEKNIK PRODUKSI NO : TP.06.01.01

    JUDUL : PENANGGULANGAN

    MASALAH PRODUKSISUB JUDUL : Penanggulangan Masalah Pasir

    Secara Mekanis

    Halaman : 41 / 69

    Revisi/Thn : 2/ Juli

    2003

    Manajemen Produksi Hulu

    Gambar 6.19 Perbandingan Tekanan differential Metode 200 micron ESS dengan Gravel pack.

    Gambar 6.20 Stabil 5000-6000 psi di radial stress. Hoop bisa 20,000 psi Ini di 4 dan 5-1/2ESS.

    Disini disimulasi dengan 10,000 psi dan tetap tahan.

  • 7/25/2019 Tp 06011

    42/69

    TEKNIK PRODUKSI NO : TP.06.01.01

    JUDUL : PENANGGULANGAN

    MASALAH PRODUKSISUB JUDUL : Penanggulangan Masalah Pasir

    Secara Mekanis

    Halaman : 42 / 69

    Revisi/Thn : 2/ Juli

    2003

    Manajemen Produksi Hulu

    Gambar 6.21 ESS deformasi sesuai dengan Terra Tek Lab. Testing PEA 182. ESS ternyata tahan

    tekanan Dan kalau tidak plugging Maka tak akan collapse

  • 7/25/2019 Tp 06011

    43/69

    TEKNIK PRODUKSI NO : TP.06.01.01

    JUDUL : PENANGGULANGAN

    MASALAH PRODUKSISUB JUDUL : Penanggulangan Masalah Pasir

    Secara Mekanis

    Halaman : 43 / 69

    Revisi/Thn : 2/ Juli

    2003

    Manajemen Produksi Hulu

    Gambar 6.22 Axial Compliant Expansion Toll (ACE)

    6.10.2 Axial Compaint Expansion Toll (ACE)

    ACE digunakan untuk mengembangkan pipa Slotted. Alat ini mencegah terjadinya

    annulusImprove borehole contact(compliant ke Profile borehole)

    Retrievable, surface redress tool roller dan travelling piston karena backpressure di

    alatnya. Alat diturunkan sampai EST pompa dijalankan. Dan laju sampai target operasi.

    Laju, tekanan, WOB dan expansi dimonitor dipermukaan.

    6.10.3 Compliant Rotary Expansion System (CRES)

  • 7/25/2019 Tp 06011

    44/69

    TEKNIK PRODUKSI NO : TP.06.01.01

    JUDUL : PENANGGULANGAN

    MASALAH PRODUKSISUB JUDUL : Penanggulangan Masalah Pasir

    Secara Mekanis

    Halaman : 44 / 69

    Revisi/Thn : 2/ Juli

    2003

    Manajemen Produksi Hulu

    Hydromechanical tool untuk mengembangkan solid tubular. Bila digunakan dengan

    ELH (Expandable Liner hanger), maka bisa mengembangkan linernya di hanger. Juga

    untuk pipa panjang solid untuk metal skin yang menambal casing

    CRES mempunyai roller sekelilingnya yang diaktifkan dengan tekanan. Tekanan

    dari backpressure karena sirkulasi Melalui nozzle dan rotasi drill string. Karena setiap roller

    bekerja independent maka anomali lubang bisa ditanggulangi.

    Gambar 6.23 Compliant Rotary Expansion System (CRES)

    6.10.4 EST expansion cone

    EST expansion cone adalah alat yang tradisional dipakai dengan Expansion mandrel

    dan digunakan untuk mendorong dan mengembangkan pipa slotted. Cone di pre-installed di

    dalam Expandable Top Connector (ETC) pada top EST dan didorong melalui berat di

    expansion mandrelnya. Dibodynya ada 4 tangan menahan agar cone tidak bergerak keatas.

  • 7/25/2019 Tp 06011

    45/69

    TEKNIK PRODUKSI NO : TP.06.01.01

    JUDUL : PENANGGULANGAN

    MASALAH PRODUKSISUB JUDUL : Penanggulangan Masalah Pasir

    Secara Mekanis

    Halaman : 45 / 69

    Revisi/Thn : 2/ Juli

    2003

    Manajemen Produksi Hulu

    Sekali diameter dipilih, cone di shear-pinned di dalam ETC dan diturunkan bersama

    EST. Mandrel menyentuh cone profile dan penggunaan tekanan berat dari atas akan

    menyebabkan mengembangnya pipa sampai kebawah. Cone akan tertinggal dibawah pipa.

    Gambar 6.24 EST expansion cone

  • 7/25/2019 Tp 06011

    46/69

    TEKNIK PRODUKSI NO : TP.06.01.01

    JUDUL : PENANGGULANGAN

    MASALAH PRODUKSISUB JUDUL : Penanggulangan Masalah Pasir

    Secara Mekanis

    Halaman : 46 / 69

    Revisi/Thn : 2/ Juli

    2003

    Manajemen Produksi Hulu

    Gambar 6.25 Pemilihan zone produksi dan shale yang mudah bengkak di Fahud field di Oman .

  • 7/25/2019 Tp 06011

    47/69

    TEKNIK PRODUKSI NO : TP.06.01.01

    JUDUL : PENANGGULANGAN

    MASALAH PRODUKSISUB JUDUL : Penanggulangan Masalah Pasir

    Secara Mekanis

    Halaman : 47 / 69

    Revisi/Thn : 2/ Juli

    2003

    Manajemen Produksi Hulu

    Gambar 6.26 Penggunaan Selective ESS di Brunei

  • 7/25/2019 Tp 06011

    48/69

    TEKNIK PRODUKSI NO : TP.06.01.01

    JUDUL : PENANGGULANGAN

    MASALAH PRODUKSISUB JUDUL : Penanggulangan Masalah Pasir

    Secara Mekanis

    Halaman : 48 / 69

    Revisi/Thn : 2/ Juli

    2003

    Manajemen Produksi Hulu

    Gambar 6.27 Alternative Borehole Liners=ABL.

    6.10.4 Future Expansion: Well Construction Technology

    Gambar 6.28.Sebuah Sistem Optiwell menggunakan Instalasi STE

  • 7/25/2019 Tp 06011

    49/69

    TEKNIK PRODUKSI NO : TP.06.01.01

    JUDUL : PENANGGULANGAN

    MASALAH PRODUKSISUB JUDUL : Penanggulangan Masalah Pasir

    Secara Mekanis

    Halaman : 49 / 69

    Revisi/Thn : 2/ Juli

    2003

    Manajemen Produksi Hulu

    Gambar 6.29. Perbandingan Antara Optional Sistem Dengan Konvensional

  • 7/25/2019 Tp 06011

    50/69

    TEKNIK PRODUKSI NO : TP.06.01.01

    JUDUL : PENANGGULANGAN

    MASALAH PRODUKSISUB JUDUL : Penanggulangan Masalah Pasir

    Secara Mekanis

    Halaman : 50 / 69

    Revisi/Thn : 2/ Juli

    2003

    Manajemen Produksi Hulu

    Gambar 30. Diameter Tunggal Sumur Mengguankan Optimal Sistem

  • 7/25/2019 Tp 06011

    51/69

    TEKNIK PRODUKSI NO : TP.06.01.01

    JUDUL : PENANGGULANGAN

    MASALAH PRODUKSISUB JUDUL : Penanggulangan Masalah Pasir

    Secara Mekanis

    Halaman : 51 / 69

    Revisi/Thn : 2/ Juli

    2003

    Manajemen Produksi Hulu

    6.11 CONTOH SOAL

    Data:

    Tubing 2 3/8, 4.6 lb/ft

    Selubung 7 5/8, 36 lb/ft

    Volume anulus 0.2144 cuft/ft

    Air asin 10.2 CaCl2

    Perforasi 6234 6274

    Sumur tua

    Digunakan perbandingan gravel/gel 15 lb/gallon gel.

    Dari 2 contoh analisa batuan didapat hasil:

    U.S MESH CONTOH-1 CONTOH-2 Rata-Rata % Berat Kumulatif % Phi Unit

    100 0.04 0.04 0.04 1 1 2.75

    120 0.09 0.08 0.085 3 4 3

    140 0.38 0.36 0.37 11 15 3.25

    170 0.57 0.57 0.57 17 32 3.5230 0.96 0.94 0.95 29 61 4

    325 0.54 0.53 0.535 16 77 4.5

    Pan 0.71 0.7 0.705 22 99

    3.25

    Langkah Kerja

    1. Sudah dilakukan.

    2.

    a, b, c, d, e sudah dilakukan

    2. f. Plot persen berat kumulatif terhadap logDkemudian tarik garis lengkung, lihat Gambar 12.

    Plot persen berat kumulatif terhadap Phi units. Kemudian tarik garis patah-patah, (lihat Gambar

    13).

    2.g. HargaD50yang diperoleh adalah 0.0029 in

    3. Batas atas gravel (BA) = 4D50= 40.0029 = 0.0116 in

    Batas bawah gravel (BB) = 8D50= 80.0029 = 0.0232 in

  • 7/25/2019 Tp 06011

    52/69

    TEKNIK PRODUKSI NO : TP.06.01.01

    JUDUL : PENANGGULANGAN

    MASALAH PRODUKSISUB JUDUL : Penanggulangan Masalah Pasir

    Secara Mekanis

    Halaman : 52 / 69

    Revisi/Thn : 2/ Juli

    2003

    Manajemen Produksi Hulu

    Dari Tabel 1 , didapatBA= 50 mesh,BB= 30 mesh.

    4. Lihat Tabel-2, harga ukuran gravel 30-50 mesh tidak ada di pasaran, maka ambil yang lebih kecil

    yaitu 40-60 mesh. Sehingga diameter lubang tapisan yang terpilih 0.008 in.

    5. a. PP= 6274 6234 = 40

    makaPS= 40 + 10 = 50 ft

    b.BP = 1.5PS= 1.550 = 75 ft

    c. TPS =BP+PS= 75 + 50 = 125 ft

    d. VA = TPSK1

    K1 = 0.2144 CUft/ft

    VA = 1250.2144 = 26.8 Cuft

    e. VF =PP K2= 40 x 1 = 40 Cuft

    f. VG = VA + VF = 26.8 + 40 = 66.6 Cuft

    g. BG= VG100 = 66.8100 = 6680 lb

    h. VGEL=BG/(GW42) = 6680/(1542) = 10.6 bbl

    i. TVGEL= VGEL+ 6 = 10.6 + 6 = 16.6

    j.VS = VGELx {1 + (0.0456GW)}

    = 10.6(1+(0.045615) ) = 17.84

    k. Kesimpulan

    Gravel yang dibutuhkan = 66.8 cuft

    gel yang dibutuhkan = 16.6 bbl

    Sedangkan :

    Volume akhir bubur gravel = 17.84 bbl

    Jadi terpenuhi

    Volume total fluida = 17.84 + 6 = 23.84 bbl

    6, 7, 8, 9 lakukan mengikuti petunjuk yang ada pada bawah kerja.

  • 7/25/2019 Tp 06011

    53/69

    TEKNIK PRODUKSI NO : TP.06.01.01

    JUDUL : PENANGGULANGAN

    MASALAH PRODUKSISUB JUDUL : Penanggulangan Masalah Pasir

    Secara Mekanis

    Halaman : 53 / 69

    Revisi/Thn : 2/ Juli

    2003

    Manajemen Produksi Hulu

    6.12 GAMBAR DAN TABEL YANG DIPERLUKAN

    Gambar 1. MENCUCI PERFORASI

    ( Bahan : Baker Sand Control )

  • 7/25/2019 Tp 06011

    54/69

    TEKNIK PRODUKSI NO : TP.06.01.01

    JUDUL : PENANGGULANGAN

    MASALAH PRODUKSISUB JUDUL : Penanggulangan Masalah Pasir

    Secara Mekanis

    Halaman : 54 / 69

    Revisi/Thn : 2/ Juli

    2003

    Manajemen Produksi Hulu

    Gambar 2. BACKSURGING

    ( Bahan : Baker Sand Control )

  • 7/25/2019 Tp 06011

    55/69

    TEKNIK PRODUKSI NO : TP.06.01.01

    JUDUL : PENANGGULANGAN

    MASALAH PRODUKSISUB JUDUL : Penanggulangan Masalah Pasir

    Secara Mekanis

    Halaman : 55 / 69

    Revisi/Thn : 2/ Juli

    2003

    Manajemen Produksi Hulu

    Gambar 3. JENIS SLOTTED PIPE

    Gambar 4. WIRE-WRAPPED SCREEN

    ( Dari : Baker Sand Control )

  • 7/25/2019 Tp 06011

    56/69

    TEKNIK PRODUKSI NO : TP.06.01.01

    JUDUL : PENANGGULANGAN

    MASALAH PRODUKSISUB JUDUL : Penanggulangan Masalah Pasir

    Secara Mekanis

    Halaman : 56 / 69

    Revisi/Thn : 2/ Juli

    2003

    Manajemen Produksi Hulu

    Gambar 5a. WASHDOWN TECHNIQUE

    ( Bahan : Baker Sand Control )

  • 7/25/2019 Tp 06011

    57/69

    TEKNIK PRODUKSI NO : TP.06.01.01

    JUDUL : PENANGGULANGAN

    MASALAH PRODUKSISUB JUDUL : Penanggulangan Masalah Pasir

    Secara Mekanis

    Halaman : 57 / 69

    Revisi/Thn : 2/ Juli

    2003

    Manajemen Produksi Hulu

    Gambar 5b. COURTESY BAKER SAND CONTROL

    ( Bahan : Baker Sand Control )

  • 7/25/2019 Tp 06011

    58/69

    TEKNIK PRODUKSI NO : TP.06.01.01

    JUDUL : PENANGGULANGAN

    MASALAH PRODUKSISUB JUDUL : Penanggulangan Masalah Pasir

    Secara Mekanis

    Halaman : 58 / 69

    Revisi/Thn : 2/ Juli

    2003

    Manajemen Produksi Hulu

    Gambar 6.REVERSE CIRCULATIONTECHNIQUE

    ( Bahan : Baker Sand Control )

  • 7/25/2019 Tp 06011

    59/69

    TEKNIK PRODUKSI NO : TP.06.01.01

    JUDUL : PENANGGULANGAN

    MASALAH PRODUKSISUB JUDUL : Penanggulangan Masalah Pasir

    Secara Mekanis

    Halaman : 59 / 69

    Revisi/Thn : 2/ Juli

    2003

    Manajemen Produksi Hulu

    Gambar 7. OVER THE TOP GRAVEL PACK SYSTEM ATAU CROSSOVER SYSTEM

  • 7/25/2019 Tp 06011

    60/69

    TEKNIK PRODUKSI NO : TP.06.01.01

    JUDUL : PENANGGULANGAN

    MASALAH PRODUKSISUB JUDUL : Penanggulangan Masalah Pasir

    Secara Mekanis

    Halaman : 60 / 69

    Revisi/Thn : 2/ Juli

    2003

    Manajemen Produksi Hulu

  • 7/25/2019 Tp 06011

    61/69

    TEKNIK PRODUKSI NO : TP.06.01.01

    JUDUL : PENANGGULANGAN

    MASALAH PRODUKSISUB JUDUL : Penanggulangan Masalah Pasir

    Secara Mekanis

    Halaman : 61 / 69

    Revisi/Thn : 2/ Juli

    2003

    Manajemen Produksi Hulu

    Gam

    bar

    8.

    KERTASSEMILOGU

    NTUKMENCARIMEDIAND

    50

  • 7/25/2019 Tp 06011

    62/69

    TEKNIK PRODUKSI NO : TP.06.01.01

    JUDUL : PENANGGULANGAN

    MASALAH PRODUKSISUB JUDUL : Penanggulangan Masalah Pasir

    Secara Mekanis

    Halaman : 62 / 69

    Revisi/Thn : 2/ Juli

    2003

    Manajemen Produksi Hulu

    Gambar 9. KERTAS UNTUK PHI UNIT (PROBABILITY PAPER)

  • 7/25/2019 Tp 06011

    63/69

    TEKNIK PRODUKSI NO : TP.06.01.01

    JUDUL : PENANGGULANGAN

    MASALAH PRODUKSISUB JUDUL : Penanggulangan Masalah Pasir

    Secara Mekanis

    Halaman : 63 / 69

    Revisi/Thn : 2/ Juli

    2003

    Manajemen Produksi Hulu

    Gam

    bar

    10

    .KUMULATIFPERSENB

    ERATTERHADAPBESARBUTIRAN(IN)

    ATAULUASL

    UBANGSARINGAN

  • 7/25/2019 Tp 06011

    64/69

    TEKNIK PRODUKSI NO : TP.06.01.01

    JUDUL : PENANGGULANGAN

    MASALAH PRODUKSISUB JUDUL : Penanggulangan Masalah Pasir

    Secara Mekanis

    Halaman : 64 / 69

    Revisi/Thn : 2/ Juli

    2003

    Manajemen Produksi Hulu

    Gambar 11. KUMULATIF PERSEN BERAT TERHADAP PHI UNIT

  • 7/25/2019 Tp 06011

    65/69

    TEKNIK PRODUKSI NO : TP.06.01.01

    JUDUL : PENANGGULANGAN

    MASALAH PRODUKSISUB JUDUL : Penanggulangan Masalah Pasir

    Secara Mekanis

    Halaman : 65 / 69

    Revisi/Thn : 2/ Juli

    2003

    Manajemen Produksi Hulu

    TABEL 1

    KONVERSI MESH

    TILER

    MESH

    U.S. MESH mm in

    2 1/2 2 1/2 8 .315 -3

    3 3 6.73 .265 -2.75

    3 1/2 3 1/2 5.66 .223 -2.5

    4 4 4.76 .187 -2.255 5 4 .157 -2.0

    6 6 3.36 .132 -1.75

    7 7 2.83 .111 -1.5

    8 8 2.38 .094 -1.25

    9 10 2 .079 -1.0

    10 12 1.68 .066 -0.75

    12 14 1.41 .056 -0.5

    14 16 1.19 .047 -0.25

    16 18 1 .039 0

    20 20 0.841 .033 0.25

    24 25 0.707 .028 0.50

    28 30 0.595 .023 0.7532 35 0.500 .020 1

    35 40 0.420 .017 1.25

    42 45 0.354 .014 1.5

    48 50 0.297 .012 1.75

    60 60 0.250 .0098 2.0

    65 70 0.210 .0083 2.25

    80 80 0.177 .0070 2.5

    100 100 0.149 .0059 2.75

    115 120 0.125 .0049 3

    150 140 0.105 .0041 3.25

    170 170 0.088 .0035 3.5

    200 200 0.074 .0029 3.75

    250 230 0.063 .0025 4.00

    270 270 0.053 .0021 4.25

    325 325 0.044 .0017 4.5

    400 400 0.037 .0015 4.75

  • 7/25/2019 Tp 06011

    66/69

    TEKNIK PRODUKSI NO : TP.06.01.01

    JUDUL : PENANGGULANGAN

    MASALAH PRODUKSISUB JUDUL : Penanggulangan Masalah Pasir

    Secara Mekanis

    Halaman : 66 / 69

    Revisi/Thn : 2/ Juli

    2003

    Manajemen Produksi Hulu

    TABEL 2UKURAN SLOT/WIRE WRAPPED SCREEN

    Pack Sand

    U.S. Mesh Size

    Slot Width

    (inches)

    Sand Screen Wirespacing

    (inches)

    50 70 - 0.006

    40 60 - 0.008

    20 40 - 0.012

    16 30 - 0.016

    12 20 0.025 0.025

    10 16 0.035 0.035

    8 11 12 0.050 0.050

  • 7/25/2019 Tp 06011

    67/69

    TEKNIK PRODUKSI NO : TP.06.01.01

    JUDUL : PENANGGULANGAN

    MASALAH PRODUKSISUB JUDUL : Penanggulangan Masalah Pasir

    Secara Mekanis

    Halaman : 67 / 69

    Revisi/Thn : 2/ Juli

    2003

    Manajemen Produksi Hulu

    TABEL 3

    DIAMETER SLOT/WIRE WRAPPED SCREEN

    CASING SIZE OD, INCH

    4 1/2 5 5 1/2

    MAX ID MIN ID MAX ID MIN ID MAX ID MIN ID

    4.090 3.826 4.560 4.000 5.044 4.548

    Max OD for

    wire wrap

    screen, in

    2.040 1.695 2.280 2.040 2.755 2.280

    Screen pipe

    size, inch OD

    1.66 1.315 1.90 1.66 2.375 1.900

    Annulus

    volume, ft3per

    foot

    0.0685 0.0642 0.0850 0.0646 0.0974 0.0845

    6 6 5/8 7

    MAX ID MIN ID MAX ID MIN ID MAX ID MIN ID

    5.524 5.132 6.135 5.675 6.538 5.920

    Max OD for

    wire wrap

    screen, in

    3.225 2.755 3.920 3.225 4.420 3.930

    Screen pipe

    size, inch OD2.875 2.375 3 1/2 2.875 4 3.500

    Annulus

    volume, ft3per

    foot0.1097 0.1023 0.1215 0.1189 0.1266 0.1073

    7 5/8 8 5/8 9 5/8

    MAX ID MIN ID MAX ID MIN ID MAX ID MIN ID

    7.125 6.635 8.097 7.511 9.063 8.125

    Max OD for

    wire wrap

    screen, in

    4.920 4.420 5.920 5.420 7.045 5.920

    Screen pipesize, inch OD

    4 1/2 4 5 1/2 5 6 5/8 5 1/2

    Annulus

    volume, ft3per

    foot

    0.1449 0.1193 0.1664 0.1475 0.1773 0.1689

  • 7/25/2019 Tp 06011

    68/69

    TEKNIK PRODUKSI NO : TP.06.01.01

    JUDUL : PENANGGULANGAN

    MASALAH PRODUKSISUB JUDUL : Penanggulangan Masalah Pasir

    Secara Mekanis

    Halaman : 68 / 69

    Revisi/Thn : 2/ Juli

    2003

    Manajemen Produksi Hulu

    TABEL 3 (LANJUTAN)

    CASING SIZE OD, INCH

    10 1/4 11 1/4 13 1/8

    MAX ID MIN ID MAX ID MIN ID MAX ID MIN ID

    10.192 9.45 11.150 10.772 12.715 12.159

    Max OD for

    wire wrapscreen, in

    7.420 7.420 9.085 7.420 10.085 13.21

    Screen pipe

    size, inch OD7 7 8 3/8 7 9 3/8 8 3/8

    Annulus

    volume, ft3per

    foot0.2663 0.1868 0.2279 0.3326 0.3271 0.3562

    16 18 3/8 20

    MAX ID MIN ID MAX ID MIN ID MAX ID MIN ID

    15.376 14.688 17.755 17.755 19.124 18.730

    Max OD for

    wire wrapscreen, in

    13.21 11.210 13.21 13.21 13.21 13.21

    Screen pipe

    size, inch OD

    12 1/4 10 1/4 12 1/4 12 1/4 12 1/4 12 1/4

    Annulus

    volume, ft3perfoot

    0.3377 0.4913 0.7676 0.7676 1.043 0.9616

  • 7/25/2019 Tp 06011

    69/69

    TEKNIK PRODUKSI NO : TP.06.01.01

    JUDUL : PENANGGULANGAN

    MASALAH PRODUKSISUB JUDUL : Penanggulangan Masalah Pasir

    Secara Mekanis

    Halaman : 69 / 69

    Revisi/Thn : 2/ Juli

    2003

    TABEL 4

    KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN METODE PENANGGULANGAN PASIR

    CARA KEUNTUNGAN KERUGIAN

    Gravel Pack Umum dipakai, statistic paling

    sukses

    Untuk interval perforasi yang

    panjang Untuk perforasi yang berkadar

    silt tinggi

    Tidak banyak mengurangi

    produktivitas sumur

    Perlu snubbing unit atau rig

    untuk pemasangannya

    Tidak baik untuk sumur

    berdiameter kecil (slimhole) Kerja ulang mahal dan sulit

    karena tapisan perlu dicabut

    Tapisan sering terkikis (untuk

    sumur berproduksi besar)

    Konsolidasi

    Plastik

    Kerja ulang lebih mudah

    dilakukan

    Untuk lubang kecil

    Tidak memerlukan rig

    Zat kimia mahal

    Formasi pasir yang mempunyai

    butiran kecil lain akan menyerapplastik sehingga mengurangi

    efisiensi

    Penempatan plastik mengkintidak merata bila:

    Interval produksi terlalu

    panjang, lebih dari 10 ft.

    Permeabilitas sepanjang

    interval bervariasi

    Perforasi tidak terbuka semua Kurang sukses karena plastik

    mudah rusak terhadap waktu,suhu dan erosi

    Mengurasi produktivitas

    Tingkat sukses kurang dari 70%

    Resin Coated

    Gravel Pack

    Tidak menggunanakan screen

    Permeabilitas lebih tinggi

    Untuk interval panjang

    Semua perforasi harus terbuka

    untuk menerima adonan

    Perlu waktu operasi lebih lamauntuk mengeraskan gravel

    (kadang-kadang dibatu panas

    buatas)

    Biaya mahalTid k l i