131
TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT MUSLIM SUMBAWA (Studi Kasus Di Desa Sapugara Bree Kecamatan Brang Rea Kabupaten Sumbawa Barat) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag) Oleh : Irfan Saputra NIM : 11160321000045 PROGRAM STUDI STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1442 H / 2020 M

TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT

MUSLIM SUMBAWA

(Studi Kasus Di Desa Sapugara Bree Kecamatan Brang Rea Kabupaten

Sumbawa Barat)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Oleh :

Irfan Saputra

NIM : 11160321000045

PROGRAM STUDI STUDI AGAMA-AGAMA

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1442 H / 2020 M

Page 2: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

i

LEMBAR PERSETUJUAN

TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT

MUSLIM SUMBAWA

(Studi Kasus Di Desa Sapugara Bree Kecamatan Brang Rea Kabupaten

Sumbawa Barat)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Oleh:

Irfan Saputra

NIM: 11160321000045

PROGRAM STUDI STUDI AGAMA-AGAMA

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1442 H / 2020 M

Page 3: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

ii

LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Irfan Saputra

NIM : 11160321000045

Fakultas : Ushuluddin

Jurusan/prodi : Studi Agama-agama

Judul Skripsi :“TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM

MASYARAKAT MUSLIM SUMBAWA (Studi Kasus Di Desa

Sapugara Bree Kecamatan Brang Rea Kabupaten Sumbawa Barat)”

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar Stara Satu (S-1) di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya saya ini bukan hasil karya asli

saya atau merupakan hasil jiplakan dari orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 13 November 2020

Irfan Saputra

Page 4: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

iii

LEMBAR PENGESAHAN PANITA UJIAN

Skripsi berjudul Tradisi Nilik dan Peran Sandro Dalam Masyarakat Muslim

Sumbawa (Studi Kasus Di Desa Sapugara Bree Kecmatan Brang Rea

Kabupaten Sumbawa Barat) telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

Ushuluddin Uin Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 4 November 2020.

skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana

Agama (S. Ag.) Program Strata Satu (S-1) pada jurusan Studi Agama-Agama.

Jakarta, 4 November 2020

Page 5: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

iv

ABSTRAK

Irfan Saputra

Judul Skripsi: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM

MASYARAKAT MUSLIM SUMBAWA (Studi Kasus Di Desa Sapugara

Bree Kecamatan Brang Rea Kabupaten Sumbawa Barat)

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan apa itu Nilik, Sandro,

tujuan dari Tradisi Nilik, macam-macam Nilik, pengertian Sandro dan jenis-jenis

Sandro. Melihat pandangan tentang Nilik dan Sandro di tengah masyarakat Desa

Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi Nusa

Tenggara Barat, serta melihat Peran Sandro terhadap kehidupan sosial masyarakat

Desa Sapugara Bree.

Penelitian ini termasuk jenis penelitian langsung (Field Research) yang

bersifat kualitatif. Pengumpulan data dan informasi yang peneliti peroleh

berdasarkan dari proses wawancara dengan narasumber atau responden, maupun

dari berbagai buku-buku, jurnal dan artikel yang berhubungan dengan penulis

bahas. Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua pendekatan yaitu

pendekatan historis dan antropologis. Penulis berusaha untuk menjelaskan hasil

penelitian berdasarkan pengamatan yang telah penulis lakukan selama satu bulan

di Desa Sapugara Bree Kecamatan Brang Rea Kabupaten Sumbawa Barat

Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa tradisi Nilik dan Sandro

merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan ketika melakukan tradisi

Nilik. Tradisi Nilik ini merupakan merupakan adat istiadat yang telah ada sejak

zaman dahulu dan diturunkan secara turun temurun dari generasi ke generasi yang

dilakukan oleh seseorang dengan meminta bantuan kepada orang yang ahli dalam

penglihatan mata batin (sandro) dan ilmu sandro (ilmu tentang perdukunan).

Dapat ditarik pengertian bahwa tradisi nilik adalah suatu kegiatan yang sering

dilakukan oleh masyarakat dengan meminta bantuan kepada seorang sandro untuk

mengetahui barang yang telah hilang, jodoh, rezeki dan nasib ketika melakukan

sebuah perjalanan.

Kata Kunci : Tradisi, Nilik, Sandro, Sumbawa

Page 6: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Segala puji penulis limpahkan kepada Allah SWT yang telah memberikan

rahmat-Nya, sehingga penulis mampuh menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Atas karunia Allah pula penulis dapat menyusun skripsi yang berjudul

Islam dan Budaya Lokal di Sumbawa Barat: tradisi nilik dan peran sandro dalam

masyarakat muslim Sumbawa: studi kasus di Desa Sapugara Bree Kecamatan

Brang Rea Kabupaten Sumbawa Barat disusun guna memenuhi salah satu

persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu, Jurusan Studi Agama-

Agama, Fakultas Ushuluddin, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam skripsi yang penulis susun ini mungkin sangatlah jauh dari kata

sempurna. Penulis tidak dapat menyelsaikan penulisan skripsi ini tanpa adanya

dukungan berbagai pihak baik itu secara langsung maupun tidak langsung. Oleh

karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada

pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, khususnya kepada:

1. Kedua Orang tua yang paling saya sayangi Ayahanda Safruddin dan Ibunda

Saleha terima kasih atas segala pengorbnannya, doa, motivasi, nasihat dan

dukungannya dalam bentu moril ataupun materil. Semoga anakmu ini dapat

menjadi orang yang dapat memberikan kebanggaan dan pengabdian

kepadamu kelak. Terima kasih juga kepada semua saudara dan saudari saya

Eva Yolandari, S.Pt, Mirnawati, S.Pt, Awaluddin, dan Randi karena telah

memberikan dukungan dan semanagat di saat senang maupun susah,

semoga kita menjadi saudara yang tetap akur.

Page 7: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

vi

2. Bapak Dr. Hamid Nasuki, M.A, gsebagai dosen pembimbing yang selalu

meluangkan waktu untuk saya walaupun sebenarnya beliau sangat sibuk.

Terimakasih atas kesabaran memberikan arahan dan bimbingan sehingga

saya bisa menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan maksimal.

3. Bapak Syaiful Azmi, M.Ag, selaku Kepala Jurusan Studi Agama-Agama

dan Ibu Lisfa Sentosa Aisyah, S.Ag, MA, selaku Sekertaris Jurusan Studi

Agama-Agama yang memberikan arahan serta motivasi yang luar biasa

kepada penulis dan selalu memberikan pelayanan kepada mahasiswa/i

dengan baik.

4. Seluruh dosen Studi Agama-Agama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

tidak dapat disebutkan satu per satu tanpa mengurangi rasa hormat atas ilmu

dan pelajaran dalam perkuliahan atau di luar perkuliahan.

5. Seluruh jajaran pimpinan dan staff Fakultas Ushuluddin atas bantuan dalam

persiapan pelaksanaan seminar proposal dan ujian komprehensif.

6. Para tokoh adat dan narasumber yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu.

Terima kasih atas ilmu-ilmu dan informasi yang telah diberikan kepada saya

sehingga saya mampuh menyusun skripsi dengan baik.

7. Sahabat-sahabat terbaik penulis yang sudah memberikan semangat untuk

konsultasi dan menulis skripsi hingga selesai Agus Berani, S.Ag, Syamsul

Arifin, S.Ag, Wildan Zaiuddin Idris, Munif Akbar, Intan Pertiwi, S.Ag.

Terma kasih atas dukungannya.

Page 8: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

vii

8. Teman satu kosan dan satu daerah Halim Juniarsyah, terima kasih karena

membantu saya dalam setiap kondisi dan selalu ada saat suka ataupun duka.

Semoga setiap kebaikan kalian dibalas dengan yang lebih baik oleh Allah.

9. Seluruh teman-teman Studi Agama-Agama angkatan 2016 terima kasih atas

kebersamaan selama ini di Fakultas Ushuluddin.

10. Kepada Adinda tercinta saya Shafira Nurulita yang tidak ada bosan-

bosannya memberikan dukungan maupun semangat kepada saya.

11. Kepada teman-teman KKN ADDENDUM 198 yang telah memberikan

doa dan semangat.

12. Semua pihak yang telah membantu yang belum disebutkan tanpa

mengurangi rasa hormat. Terima kasih banyak.

Sebagai manusia biasa yang tidak pernah luput dari kekurangan dan

keterbatasan, penulis menyadari bahwa penelitian ini mungkin masih banak

kekurangannya. Oleh sebab itu, penulis menerima kritik dan saran yang bersifat

membangun untuk menyempurnakan penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Penulis mengharapkan penelitian ini bermanfaat bagi semua pihak

dan dapat memenuhi apa yang diharapkan oleh semua pihak. Semoga Allah SWT

memberikan keberkahan kepada kita semua. Aamiin Ya Rabbal ‘Alamin.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Jakarta,

Irfan Saputra

Page 9: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................... i

LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ................................................. iii

ABSTRAK ......................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ........................................................................................ v

DAFTAR ISI ................................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakan .......................................................................................... 1

B. Rumusan masalah .................................................................................... 5

C. Tujuan penelitian ..................................................................................... 5

D. Manfaat penelitian ................................................................................... 5

E. Tinjauan Pustaka ..................................................................................... 6

F. Landasan teori ......................................................................................... 8

G. Metodologi Penelitian ............................................................................ 12

H. Sistematika Penulisan ............................................................................ 17

BAB II KONDISI UMUM DESA SAPUGARA BREE KECAMATAN

BRANG REA KABUPATEN SUMBAWA BARAT ...................................... 18

A. Letak Geografis dan Aksesbilitas Desa Sapugara Bree ........................... 18

B. Kondisi Sosial Eknomi Masyarakat Desa Sapugara Bree ........................ 22

C. Kondisi Pendidikan Desa Sapugara Bree ................................................ 26

D. Kondisi Keagamaan Desa Sapugara Bree ............................................... 30

Page 10: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

ix

BAB III TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DI DESA SAPUGARA

BREE KABUPATEN SUMBAWA BARAT ................................................... 34

A. Sejarah dan Pengertian Tradisi Nilik ....................................................... 34

B. Tujuan Dari Tradisi Nilik ....................................................................... 37

C. Macam-macam Nilik .............................................................................. 39

D. Pengertian Sandro dan Jenis-jenis Sandro ............................................... 46

BAB IV PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP TRADISI NILIK

DAN SANDRO ................................................................................................. 65

A. Tradisi Nilik dan Sandro dalam Pemahaman Masyarakat Muslim Sumbawa

Barat Desa Sapugara Bree ......................................................................... 66

B. Peran Sandro Terhadap Kehidupan Sosial Masyarakat Desa Sapugara

Bree .......................................................................................................... 77

C. Analisa Data ............................................................................................. 81

BAB V PENUTUP ........................................................................................... 85

A. Kesimpulan ................................................................................................... 85

B. Saran ............................................................................................................. 86

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 88

LAMPIRAN

Page 11: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Lembar Pernyataan Wawancara dengan Uak Kade

Lampiran II : Lembar Pernyataan Wawancara dengan Bapak M. Yusuf

Lampiran III : Lembar Pernyataan Wawancara dengan Uak Majet

Lampiran IV : Lembar Pernyataan Wawancara dengan Bapak M. Yasin

Lampiran V : Lembar Pernyataan Wawancara dengan Bapak Nasir

Lampiran VI : Lembar Pernyataan Wawancara dengan Bapak H. Iyan

Lampiran VII : Lembar Pernyataan Wawacara dengan Bapak Syarifuddin

Lampiran VIII : Lembar Pernyataan Wawacara dengan Ibu Siti

Lampiran IX : Lembar Pernyataan Wawacara dengan Bapak Subanti

Lampiran X : Lembar Pernyataan Wawacara dengan Bapak Syafruddin

Lampiran XI : Surat Izin Penelitian Skripsi

Lampiran XII : Permohonan Bimbingan Skripsi

Lampiran XIII : Dokumentasi

Page 12: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belak ang

Sebagai seorang putra daerah tentunya memiliki kepudulian terhadap

daerah asalnya yaitu ingin membangun dan memperbaiki segala hal yang

berkaitan dengan kepentingan masyarakat banyak, baik dalam hal melestarikan

atau meluruskan pemahaman terhadap suatu budaya yang berlaku di dalam sebuah

masyarakat tersebut. Peneliti merupakan putra daerah yang berasal dari sebuah

desa yang bernama Desa Sapugara Bree yang dimana di desa tersebut peneliti

dilahirkan dan dibesarkan disana. Karena lahir dan besar di desa tesebut peneliti

telah banyak melihta berbagai macam budaya yang berlaku di tengah-tengah

masyarakat desa tersebut.

Terdapat sebuah tradisi atau budaya yang membuat peneliti ingin

menegtahui dan memahami lebih dalam karena tradisi atau budaya tersebut sering

dan banyak dilakukan oleh masyarakat desa Sapugara Bree termasuk juga peneliti

sendiri yang pernah menjadi pelaku. Tardisi tersebut telah menjadi suatu budaya

hidup masyarakat Desa Sapugara Bree. Tradisi tersebut dalam masyarakat Desa

Sapugara Bree dinamakan dengan tradisi nilik.

Peneliti disini tidak akan menjelaskan panjang lebar mengenai tradisi

tersebut karena terdapat bab tersendiri yang lebih terperinci untuk

menjelaskannya. Tradisi adalah adat kebiasaan turun temurun (dari nenek

moyang) yang masih dijalankan dalam masyarakat. Sedangkan Nilik adalah suatu

kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat untuk meminta bantuan atau

Page 13: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

2

pertolongan kepada seorang yang memiliki keahlian suprantural dan kekuatan

magis yang hebat, dalam bahasa daerahnya disebut Sandro. Bantuan atau

pertolongan yang diminta kepada sandro ada yang bersifat supranatural dan ada

juga yang bersifat non supranatural. Dalam hal ini sandro menggunakan kekuatan

goib dengan menggunakan magi putih yang berarti kekuatan gaib yang bertujuan

untuk menolong orang.1

Bantuan yang bersifat supranatural merupakan bantuan yang

menggunakan hal-hal gaib yang tidak terjangkau dengan akal manuasia biasa.

Misalnya penyembuhan orang sakit yang tidak dapat disembuhkan oleh dunia

kedokteran, penyembuhan orang kena guna-guna, santet dan lain sebagainya.

Kemudian bantuan yang bersifat non supranatural merupakan bantuan yang

berkaitan dengan masalah-masalah kehidupan sehari-hari, tanpa ada kaitannya

dengan hal-hal yang gaib. Misalnya meminta bantuan menyembuhkan penyakit

patah tulang atau sejenisnya, meminta saran obat-obatan herbal, saran perihal

jodoh, saran dalam mencari rezeki, dan lain-lain.

Dapat dikatakan bantuan pengobatan atau bantuan yang diberikan tersebut

merupakan pengobatan tradisional yang menggunakan dua cara, yang pertama

menggunakan bacaan mantra-manta dan sejenisnya dan yang kedua cara alamiah

yakni dengan menggunk an ramuan-ramuan herbal dan unsur alam lainnya.2

1 Ali Nurdin, Komunikasi Magis Fenomena Dukun di Pedesaan (Yogyakarta: LkiS

Pelangi Aksara, 2015), hlm. 37 2 Rusmin Tumanggor, Dokter atau dan Dukun: Pergumulan Pengobatan di Indonesia

(Jakarta: LEMLIT UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2005), hlm. 89

Page 14: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

3

Sementara Sandro dalam pandanagan masyarakat Desa Sapugara Bree

merupakan seseorang yang dianggap memiliki kekuatan supranatural atau orang

memiliki keahlian dalam hal ilmu gaib, memiliki penglihatan mata batin,

seseorang yang membantu masyarakat dalam upaya penyembuhan penyakit

melalui tenaga supranatural, seseorang yang dapat dimitai bantuan perihal

masalah penyakit baik yang non supranatural dan supranatural, jodoh, rezeki,

masalah kehidupan sehari-hari dan lain-lain.

Sandro sangat populer dan banayak breperan di dalam kehidupan sosial

masyarakat Desa Sapugara Bree. Sehingga di daearh ini terdapat macam-macam

tipe Sandro, anatara lain; sandro nilik (dukun yang melihat dengan mata batin),

sandro beseterang (dukun berobat atau penyembuh), sandro uyen (dukun yang

menahan hujan), sandro bal (dukun bola ketika bertanding), sandro kebo (dukun

yang mengurus masalah karapan kerbau), sandro jodoh (dukun tentang masalah

jodoh), dan lain-lain.

Demikian sekilas mengenai tradisi nilik dan sandro selebihnya penulis

akan lebih memperinci di bab berikutnya. Selanjutnya peneliti akan menjelaskan

sedikit gambaran umum desa Sapugara Bree mengenai kondisi keagamaannya.

Dalam kehidupan sosial keagamaan masyarakat Desa Sapugara Bree pada

umumnya mayoritas memluk agama Islam. Hampir semua penduduk desa tersebut

adalah muslim dan desa tersebut dikenal juga dengan julukan Desanya para santri,

karena di Desa Sapugara Bree terdapat sebuah Pondok Pesantren yang hanya satu-

satunya yang berada di Kecamatan Brang Rea tepatnya berada di Dusun

Sapugara. Di desa ini terdapat dua suku yakni Sasak dan Samawa yang hidup

Page 15: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

4

berdampingan meskipun keduanya mempunyai etnis yang berbeda. Kedua etnis

tersebut memiliki kesamaan dalam menjalankan paham keagamaannya sehingga

tidak ada konflik keagamaan antara kedua etnis tersebut.

Peneliti tertarik untuk meneliti tradisi tersebut karena dilihat dari

kehidupan masyarakat Kabupaten Sumbawa Barat khususnya Desa Sapugara Bree

yang pada umumnya memeluk agama Islam dan menjalankan ajaran-ajarannya

dengan baik, dan memiliki sebuah pondok pesantren yang mengajarkan berbagai

hal mengenai agama islam atau dapat dikatakan masyarakat Desa Sapugara Bree

ini hidup di lingkungan yang kental dengan agama islam, akan tetapi

masyarakatnya masih melakukan tradisi nilik dan meminta bantuan kepada

sandro.

Topik ini menarik untuk diteliti karena saya sebagai penduduk atau

masyarakat asli dari daerah yang akan menjadi tempat penelitian tersebut dan

memiliki perhatian yang lebih terhadap budaya tersebut, sehingga membuat saya

ingin menggali lebih mendalam mengenai tradisi tersebut agar dapat memberikan

gambaran yang berkaitan tentang tradisi yang akan saya teliti tersebut baik kepada

masyarakat setempat dan para pembaca pada umumnya. Oleh karena itu, peneliti

mengangkat judul tentang “TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO

DALAM MASYARAKAT MUSLIM SUMBAWA (Studi Kasus Di Desa

Sapugara Bree Kecamatan Brang Rea Kabupaten Sumbawa Barat)”.

Page 16: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas yang telah dijelaskan, maka

fokus penulis adalah tentang tradisi nilik dan peran sandro dalam masyarakat

muslim Kabupaten Sumbawa Barat Desa Sapugara Bree. Adapun rumusan

masalah dalam penelitian skeripsi ini adalah sebagai berikut;

a. Bagaimana pandangan masyarakat Kabupaten Sumbawa Barat Desa

Sapugara Bree terhadap tradisi nilik dan sandro.

b. Bagaimana peran sandro terhadap kehidupan sosial masyarakat Kabupaten

Sumbawa Barat Desa Sapugara Bree

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini antara lain yaitu:

1. Untuk memenuhi persyaratan akhir memperoleh gelar Sarjana

Strata Satu Agama pada Fakultas Ushuluddin UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Untuk mengetahui tradisi nilik dan peran sandro dalam

masyarakat muslim Kabupaten Sumbawa Barat Desa Sapugara

Bree.

3. Untuk mengetahui peran sandro terhadap kehidupan sosial

masyarakat Kabupaten Sumbawa Barat Desa Sapugara Bree.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua kalangan baik

penulis sendiri maupun pembaca. Adapun manfaat penelitian ini antara lain

adalah:

Page 17: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

6

1. Manfaat Akadenis

a. Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan pemikiran, tambahan

ilmu, memperluas pengetahuan, memberikan referensi lanjutan,

khususnya dibidang studi agama-agama.

2. Manfaat Praktis

a. Penelitian ini untuk menambah ilmu pengetahuan tentang tradisi nilik

dan peran sandro bagi masyarakat Sumbawa Barat Desa Sapugara Bree

khususnya dan bagi para pembaca umumnya.

E. Tinjauan Pustaka

Penelitian tentang Tradisi nilik dan peran sandro terhadap masyarakat

Kabupaten Sumbawa Barat Desa Sapugara Bree sampai sekarang sama sekali

belum pernah dilakukan penelitian oleh peneliti-peneliti terdahulu, akan tetapi

penulis akan membahas sedikit tentang penelitian-penelitian yang berkaitan

dengan judul yang akan penulis bahas dalam skripsi ini.

Adapun penelitian yang berkaitan antara lain; Pertama, skripsi yang ditulis

oleh Ady Sofyan mengenai Kedudukan dan Peran Dukun dalam Masyarakat Suku

Tengger (studi kasus di desa mororejo kec. Tosari kab. Pasuruan Jawa Timur).3

Skripsi tersebut ingin mengetahui bagaimana kedudukan dan peran dukun sebagai

pemimpin agama, pemimpin adat dan pembina mental masyarakat dalam

kehidupan sosial dan menjalankan ritual keagamaan masyarakat suku Tengger.

3 Ady Sofyan, Kedudukan dan Peran Dukun dalam Masyarakat Suku Tengger : Studi

kasus di desa mororejo kec. Tosari kab. Pasuruan Jawa Timur. (Jurusan Perbandingan Agama.

Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012), hal. 4

Page 18: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

7

Dalam masyarakat suku Tengger istilah dukun adalah sebagai pendeta,

yaitu seseorang yang dianggap mampuh membaca mantra tradisional sehingga dia

mengambil peran sebagai pemimpin agama sekaligus pemimpin ritual atau

upacara agama maupun adat. Dalam masyarakat suku Tengger dukun berperan

sebagai agent of changes yaitu orang-orang yang bertindak sebagai katalis atau

pemicu terjadinya sebuah perubahan. Kedudukan atau pranata sosial dukun lebih

tinggi dan dihormati dalam kehidupan masyarakat suku Tengger.

Kedua, skripsi yang ditulis oleh Rima Setiyawati yang membahas tentang

Peranan Dukun Bayi Dalam Perspektif Masyarakat Jawa Terhadap Proses

Persalinan di Dusun Nolorprayan Desa Jatirejo Kabupaten Semarang Jawa

Tengah (Melalui Pendekatan Teori Solidaritas Mekanik dan Organik Emile

Durkheim). Dalam pembahasan skripsi tersebut penelitinya ingin mengetahui

peran dari dukun bayi, layanan yang diberikan dukun bayi dan cara pertolongan

persalinan oleh dukun bayi dalam masyarakat Jawa khususnya di Dusun

Nolorprayan Desa Jatirejo Kabupaten Semarang Jawa Tengah yaitu dengan

menggunakan dua pendekatan dari Emile Durkheim yakni teori solidaritas dan

organik.

Dilihat dari kesimpulannya peneliti menerangkan melalui teori sosial

Emile Durkheim bahwa dalam masyarakat tersebut cenderung memilih dukun

bayi untuk menangani kehamilan pada ibu hamil dan perawatan setelah persalinan

baik bagi ibu dan bayinya, yang menunjukkan sebuah kondisi masyarakat yang

Page 19: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

8

masih taat akan adat-istiadat dan tradisi yang berlaku sehingga bersifat primitif

dan sederhana yang menurut Emile Durkheim disebut solidaritas sosial.4

Dalam penelitian yang dibahas tersebut memiliki perberbeda dengan

penelitian yang akan peneliti bahas nantinya, perbedaannya terletak pada

pembahasan dengan fokus penelitian terhadap suatu tradisi yaitu tradisi nilik dan

peran sandro dengan mengkaji lebih mendalam mengenai tradisi nilik dan peran

sandro dalam masyarakat muslim Kabupaten Sumbawa Barat Kecamatan Brang

Rea Desa Sapugara Bree.

F. Landassan Teori

a. Animisme

Animisme merupakan suatu bentuk kepercayaan terhadap makhluk halus

dan roh, yang dalam bahasa latinnya disebut dengan “anima” yang berarti “roh”.

Bentuk kepercayaan seperti ini banyak dianut oleh kelompok masyarakat yang

bersifat primitif yang belum pernah bersentuhan dengan agama yang mengajarkan

tentang Tuhan yang Maha Esa atau ajaran agama yang berasal dari agama samawi

(Yahudi, Kristen, dan Islam).5

Pemahaman umum tentang animisme yakni meyakini bahwa setiap benda

yang ada di bumi seperti halnya laut, gunung, gua, hutan, dan lain sebagainya

memiliki jiwa yang harus dihormati dan dijunjung supaya jiwa yang terdapat di

dalamnya tidak mengganggu manusia dan sebaliknya, jiwa tersebut memberikan

4 Rima Setiyawati, Peranan Dukun Bayi Dalam Perspektif Masyarakat Jawa Terhadap

Proses Persalinan di Dusun Nolorprayan Desa Jatirejo Kabupaten Semarang Jawa Tengah

(Melalui Pendekatan Teori Solidaritas Mekanik dan Organik Emile Durkheim) (Jurussan

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2014), hlm 68. 5 Zakiyah Darajat, Perbandingan Agama I (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), hal. 28.

Page 20: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

9

bantuan atau perlindungan terhadap mereka dalam menjalankan berbagai aktifitas

kehidupan sehari-harinya.6

b. Dinamisme

Kata dinamisme berasal dari bahasa latin, yaitu dunamos. Dan dalam

bahasa Inggrisnya disebut dengan dynamic, yang memiliki berbagai arti

diantaranya: kekuatan, daya, atau khasiat. Dinamisme memiliki pengertian ialah

kepercayaan bahwa segala sesuatu mempunyai tenaga atau kekuatan yang dapat

mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan usaha manusia dalam

mempertahankan hidup. Dalam hal ini, dinamisme merupakan suatu kepercayaan

terhadap benda-benda di sekitar manusia yang diyakini mempunyai kekuatan

gaib.

Dengan kata lain, dinamisme adalah keyakinan terhadap kekuatan yang

berada dalam zat suatu benda yang dapat memberikan pertolongan dan bahaya.

Bentuk kepercayaan dinamisme ini lahir dari rasa ketergantunngan manusia

terhadap daya dan kekuatan lain yang berada di luar dirinya. Karena setiap

manusia akan selalu merasa butuh dan berharap kepada zat lain yang dianggap

dapat memberikan pertolongan dan bantuan dengan kekuatan yang dimilikinya.

Bentuk dari benda-benda yang dianggap memiliki kukuatan gaib bermacam-

macam, ada yang berupa sebuah keris, batu, hewan dan lain sebagainya.7

6 A. G. Pringgodidgo, Ensiklopedi Umum (Jakarta: Yayasan Dna Buku Frangklin, 1973),

hal. 74. 7 Edward B. Taylor, Primitive Culture: Reaserch into the Development of Mythology,

Philosophy, Religion, Langguage, Art and Custom (New York: Brentano’s Publishers, t.t.), hal.

160.

Page 21: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

10

c. Magis

Kata magi (sihir) berasal dari kata Persia, yaitu Maga yang berarti imam.

Dalam agama primitif pengertian Magi lebih luas dari pada sihir. Dalam hal ini

magi dipandang sebagai sebuah cara berfikir dan cara hidup yang memiliki arti

lebih tinggi dengan apa yang diperbuat oleh seorang ahli sihir. Seseorang yang

percaya kepada magi atau menjalankan magi mendasarkan pendapatnya kepada

antara lain, bahwa dunia ini penuh dengan daya atau kekuatan gaib, dan dari daya

atau kekuatan gaib itu dapat digunakan. Dengan kata lain magi adalah

kepercayaan dan praktek di mana manusia meyakini secara langsung bahwa

mereka dapat mempengaruhi kekuatan alam yang digunakan untuk tujuan yang

baik atau buruk, yakni dengan memanipulasi daya-daya yang lebih tinggi.8

Dalam pandangan antrpologi klasik Magi merupakan penerapan

kepercayaan bahwa kekuatan supranatural dapat dipaksa untuk aktif dengan cara

tertentu, entah itu untuk tujuan yang baik maupun tujuan yang buruk, dengan

menggunakan rumusan-rumusan tertentu. Banayak masyarakat mengenal ritual

magi untuk menjamin panen yang baik, mendpatkan hasil panen yang melimpah,

kesuburan tanah dan untuk mengindarkan atau menyembuhkan penyakit pada

manusia.9

d. Magic dan Do’a

Frazer menyatakan bahwa ketika magis telah mengalamai kemunduran,

agama datang menggantikan posisinya. Menarik apa yang dilakukan dalam

8 A. G. Honig, ilmu Agama (Jakarta: BPK Gunumng Mulai, 1993), hal. 17 9 Aslati dan Silawati, Fenomena Magis pada Tradisi Pacu Jalur di Kabupaten Kuantan

Singingi, (Edisi Desember 2017 vol. 41 No. 2), hal. 101

Page 22: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

11

pengamatan Frazer itu, mengenai adanya perkembangan magis dalam kehidupan

masyarakat. pada pandangan Frazer, agama datang dalam semangat positivistik

pada saat manusia sudah mulai merasa menggunakan rasio atau akalnya. Salah

satu contoh pemikiran Frazer tentang alih keyakinan terhadap agama itu terdapat

dalam ritual. Jika pada masyarakay primitif, orang merapalkan mantra magis,

namun pada masyarakat yang meyakini agama kepercayaan terhadap yang

supranatural dengan relasi manusia dengan yang supranatural pertolongan-Nya

dengan cara berdoa atau ritual yang lain akan mampu membebaskan belenggu

keyakinan magis dan akan membawanya kepada keyakinan magis. Ini pula yang

ditangkap Frazer sebagai tanda kemajuan. Bahwa ketika magis menggunakan

prinsip imitasi dan kontak dengan merapalkan mantra dan menerapkan prinsip

personal, baku dan universal. Sedangkan agama telah memberikan kemajuan

secara intelektual, begitu ungkap Frazer. Dengan datangnya agama, Frazer

mengatakan bahwa secara bertahap perubahan dalam masyarakat primitif itu

mulai terlihat. Misalnya, kekuasaan ditangan para ahli sihir beralih ke pendeta-

pendeta: mereka diyakini sangat dekat dengan Tuhan. Frazer menyebutkan bahwa

pendeta, agamawan memiliki dimensi ketuhanan dalam dirinya.10

Frazer mengatakan bahwa pengakuan umum tentang kesalahan magic

merupakan perkembangan yang cukup penting dalam sejarah pemikiran manusia,

karena ketika magic menurun maka agamalah yang menggantikan posisi magic.

10 James Frazer, The Golden Bough: A Studi of Comparation Religion. (New York: The

Macmillan com. 1942). h. 201

Page 23: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

12

Frazer juga mengungkapkan bahwa dimana ada kepercayaan pada

makhluk supranatural dan usaha manusia untuk mendapatkan bantuan melalui doa

atau ritual, maka pemikiran manusia telah keluar dari magic dan masuk dalam

agama. Artinya, magic sama sekali tidak berkaitan dengan agama.11

G. Metodologi Penelitian

1. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan atau studi

kasus yang bersifat kualitatif, adapun pengertian metotologi kualitatif menurut

Bogdan dan Taylor ialah penelitian yang menghasilkan data deskriftif berupa

kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.12

Adapun pengertian menurut Bahdin Nur Tanjung dan Adrial bahwa

penelitian kualitatif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengungkapkan

gejala secara holistik-konstektual melalui pengumpulan data dan latar alami

dengan memanfaatkan penelitian sebagai instrumen kunci. Penelitian kualitatif

bersifat deskriptif dan cendrung menggunakan analisis dengan pendekatan

induktif. Proses dan makna (perspektif subjek) lebih ditonjolkan dalam penelitian

kualitatif. Ciri penelitian kualitatif mewarnai bentuk dan sifat laporannya. Oleh

karena itu, laporan penelitian kualitatif disusun dalam bentuk narasi yang bersifat

11 Daniel L Pals,Seven Theories of Religion, (terj. Ali Noer Zaman), (Yogyakarta :

Qalam, 2001). h.61-62 12 Lexy J. Meolong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bnadung PT Remaja Rosdakarya,

2007), h. 4.

Page 24: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

13

kreatif dan mendalam serta menunjukkan ciri naturalistik yang penuh

keautentikan.13

2. Pendekatan Penelitan

Berdasarkan penelitian yang akan penulis lakukan, yaitu berkaitan dengan

agama dan budaya yang memiliki berbagai aspek untuk diketahui oleh penulis,

maka dibutuhkan berbagai pendekatan yang dapat menunjang penelitian tersebut,

pendekatan yang penulis akan gunakan antara lain, pendekatan historis dan

pendekatan antropologis.

Pendekatan Historis

Pendekatan historis merupakan pendekatan yang paling tua dan dipakai

untuk mempelajari, menyelidiki, dan meneliti agama-agama. Dengan

menggunakan pendekatan historis ini penulis dapat menelusuri asal-usul dan

pertumbuhan ide-ide dan pranata-pranata keagamaan melalui periode-periode

perkembangan historis tertentu dan menilai peranan kekuatan-kekuatan yang

dimiliki agama untuk memperjuangkan (mempertahankan) dirinya selama

periode-periode itu.14

Pendekatan Antropologis

Adapun pendekatan lain yang akan penulis gunakan ialah pendekatan

antropologis, pendekatan ini berusaha memahami kebudayaan-kebudayaan

produk manusia yang berhubungan dengan agama. Yang dilihat dalam pendekatan

ini adalah sejauh mana agama memberi pengaruh terhadap budaya dan

13 Bahdin Nur Tanjung dan Adrial, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Proposal,

Skripsidan Tesis) Dan Mempersiapkan Diri Menjadi Penulis Artikel Ilmiah, (Jakarta: Kencana,

2010), h. 2 14 Media Zainul Bahri, Wajah Studi Agama-Agama Dari Era Teosofi Indonesia (1901-

1940) Hingga Masa Reformasi (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015), h. 15.

Page 25: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

14

sebaliknya; sejauh mana kebudayaan suatu kelompok masyarakat memberi

pengaruh terhadap agama.15

3. Sumber Data

Data merupakan faktor penunjang yang sangat penting dalam melakukan

suatu penelitian. Jenis data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah data

primer dan data sekunder.

a. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung oleh peneliti dari

hasil penelitian dan observasi lapangan pada lokasi penelitian dengan

instrumen yang sesuai.16

Data primer diperoleh dari hasil pengamatan,

pemahaman, dan wawancara dengan masyaerakat Sumbawa Barat Desa

Sapugara Bree yang menjadi objek kajian penelitian. Data primer yang

peneliti dapatkan berasal dari wawancara dengan sepuluh orang sandro

dan lima belas orang narasumber atau responden.

b. Data skunder dalam penelitian ini berupa data-data yang didapatkan

dari buku-buku, jurnal penelitian, makalah penelitian maupun gambar

atau foto-foto yang menunjang untuk dijadikan bahan analisis dalam

penelitian.

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan sebuah proses yang harus dilakukan

oleh setiap peneliti untuk mengumpulkan data-data dan fakta-fakta yang terjadi

dan yang terdapat pada tempat atau subjek penelitian. Dalam hal ini peneliti

menggunakan metode-metode sebagai berikut:

15 Media Zainul Bahri, Wajah Studi Agama-Agama Dari Era Teosofi Indonesia (1901-

1940) Hingga Masa Reformasi (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015), h. 47-48 16 Syaifuddin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), h. 36.

Page 26: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

15

a. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

oleh peneliti dengan mengamati langsung dan mencatat secara sistematis

tentang penomena-penomena yang sedang diselidiki.17

Observasi juga

dilakukan dengan pengamatan langsung pada tempat penelitian secara

terbuka ataupun terselubung baik mengenai perilaku dan nilai budaya yang

mendasari perilaku masyarakat tersebut.18

Jenis observasi yang akan peneliti lakukan adalah observasi non

partisipan yakni peneliti tidak ikut andil atau ambil bagian dalam segala

aktivitas kehidupan dari objek yang diteliti. Akan tetapi peneliti akan

datang langsung ke lokasi penelitian untuk mengamati penomena-

penomena atau fakta-fakta yang sedang terjadi, sehingga dapat

memberikan gambaran obyektif tentang tradisi nilik dan aktivitas

keagamaan.

b. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh

peneliti dengan bertanya langsung kepeda objek yang memiliki gejala-

gejala mengenai data yang dibutuhkan atau bertatap muka dengan pelaku

dari objek yang sedang diteliti. Wawancara merupakan sebuah percakapan

antara duaorang atau lebih dimana pertanyaan diajukan oleh seseorang

yang berperan sebagai pewawancara.19

Hal ini dibutuhkan untuk

17 Syaifuddin Azwar, Metode Penelitian, hlm. 36 18 Salim dan Syahrum, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Citapusaka Media,

2012), hlm. 114 19 Salim dan Syahrum, Metodologi Penelitian Kualitatif, hlm. 119

Page 27: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

16

mengumpulakn data-data yang dapat dipertanggungjawabkan dan berasal

dari sumber-sumber yang kompeten sehingga dapat menunjang data-data

yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang diperoleh dari

berbagai jenis dokumen atau cacatan yang berhubungan dengan

penyusunan skripsi. Adapun jenis dokumen tersebut antara lain: dokumen

pribadi atau cacatan pribadi, dokumen resmi, dan foto.20

5. Teknik Analisis Data

Teknik analisa data yang penulis gunakan adalah metode deskriptif

analitik. Penulis akan berusaha menguraikan sekaligus menganalisis data-data

yang menjadi hasil dari pengkajian dan pendalaman atas bahan-bahan penelitian.

Metode deskriptif berkaitan dengan kata-kata dengan menerjemahkan data-data

hasil penelitian ke dalam bentuk bahasa, baik berupa data yang berbentuk lisan

maupun tulisan.21

6. Teknik Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini, Penulis menggunakan buku Pedoman

Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi) UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang diterbitkan CeQDA (Center for Quality Development and

Assurance) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007.

20 Salim dan Syahrum, Metodologi Penelitian Kualitatif, hlm. 124 21 Nyoman Khuta Ratna, Metodologi Penelitian: Kajian Budaya dan Ilmu sosial

Humaniora Pada Umumnya, (Yokyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hlm. 337

Page 28: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

17

H. Sistematika Penulisan

Dalam skripsi ini, penulis menyusun secara sistematis berdasarkan

pembahasan ke dalam lima bab dan masing-masing bab terdiri dari beberapa sub

bab antara lain sebagai berikut:

Bab pertama merupakan pendahuluan yang terdapat pembahasan

mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metodologi penelitian dan sistematika

penulisan.

Bab kedua berisi tentang profil daerah dan objek penelitian yakni desa

Sapugara Bree dilihat dari letak geografis, kondisi sosial ekonomi, pendidikan dan

keagamaan.

Bab ketiga membahas mengenai sejarah dan pengertian nilik, tujuan dari

tradisi nilik, macam-macam nilik dan pengertian sandro dan jenis-jenis sandro.

Bab keempat merupakan analisa dari hasil skripsi ini secara menyeluruh

mengenai Tradisi Nilik dan Sandro dalam Pemahaman Masyarakat Muslim

Sumbawa Barat Desa Sapugara Bree, peran Sandro terhadap kehidupan sosial

masyarakat Desa Sapugara Bree dan Analisa Data.

Bab kelima merupakan akhir dari skripsi ini yang memuat kesimpulan,

saran-saran dan kata penutup.

Page 29: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

18

BAB II

KONDISI UMUM DESA SAPUGARA BREE KECAMATAN BRANG REA

KABUPATEN SUMBAWA BARAT

A. Letak Geografis dan Aksesbilitas Desa Sapugara Bree

Dalam latar belakang skripsi ini, Peneliti telah menjelaskan sedikit

mengenai desa Sapugra Bree yang akan menjadi tempat penelitian bagi Penulis.

Lebih jelasnya dalam bab ini desa Sapugara Bree akan Saya gambarkan secara

keseluruhan mengenai letak geografis dan lain sebagainya.

Kabupaten Sumbawa Barat merupakan sebuah daerah yang terletak di

bagian timur Indonesia, yang termasuk ke dalam kawasan Nusa Tenggara Barat

dan berada pada pulau Sumbawa. Kabupaten Sumbawa Barat atau lebih dikenal

dengan singkatan KSB wilayahnya terletak pada bagian Barat Pulau Sumbawa,

berbatasan langsung dengan laut Flores di Utara, Kabupaten Sumbawa di timur,

Samudera Hindia di Selatan serta Selat Alas di Barat. Kabupaten Sumbawa Barat

merupakan wilyah pemekaran dari Kabupaten Sumbawa pada tanggal 18 2003.1

Kabupaten Sumbawa Barat memiliki luas wilayah sebesar 1.849,02 km2.

Kabupaten Sumbawa Barat dibagi kedalam 8 Kecamatan dengan luas wilayahnya

berbeda-beda, yang terdiri dari Sekongkang, Jereweh, Taliwang, Brang Rea,

Brang Ene, Seteluk, Maluk dan Poto Tano. Kemudian Kecamatan Brang Rea

merupakan salah satu Kecamatan yang ada di Sumbawa Barat, yang memiliki 8

1 Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumbawa Barat. 2019. Kabupaten Sumbawa Barat

dalam Angka. Kabupaten Sumbawa barat: Maharani. Hal 5-7

https://sumbawabaratkab.bps.go.id/publication/download, (diakses 4 Nov 2019), pukul 02.30

WIB

Page 30: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

19

Desa dengan beberapa dusun. Salah satu desanya yaitu Desa Sapugara Bree

merupakan sebuah tempat yang dijadikan sebagai lokasi penelitian. 2

Desa Sapugara Bree adalah sebuah desa yang terletak di Kecmatan Brang

Rea, Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara

administratif desa Sapugara Bree berbatasan langsung dengan Desa Seloto yang

berada di sebelah Utara, Desa Tamakan di bagian sebelah Barat, Desa Mura di

bagian sebelah Selatan dan Desa Beru di bagian sebelah Timurnya. Desa

Sapugara Bree memiliki luas keseluruhan wilayahnya yakni seluas 576,41 ha/m2

yang terbagi ke dalam berbagai bentuk penggunaannnya, antara lain digunakan

sebagai lahan pemukiman, persawahan, perkebunan, kuburan, taman,

perkarangan, perkantoran dan lahan prasarana umum.3

Tabel 1

Luas Daerah

No. Bentuk-bentuk Lahan Luas Lahan

1 Lahan Persawahan 51,8 ha/m2

2 Lahan Permukiman 17,98 ha/m2

3 Lahan Perkebunan 911 ha/m2

4 Lahan Kuburan 42,9 ha/m2

2 Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumbawa Barat. 2019. Kabupaten Sumbawa Barat

dalam Angka. Kabupaten Sumbawa barat: Maharani. Hal 5-7

https://sumbawabaratkab.bps.go.id/publication/download, (diakses 4 Nov 2019), pukul 02.30

WIB 3 Laporan Profil Desa Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat Kecamatan Brang Rea

Desa Sapugara Bree Tahun 2018, Naskah tidak diterbitkan.

Page 31: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

20

5 Perkantoran 200 ha/m2

6 Taman 300 ha/m2

7 Pekarangan 8,36 ha/m2

8 Prasarana Umum 2,60 ha/m2

Jumlah 576,41 ha/m2

Sumber: Profil Desa Sapugara Bree

Desa Sapugara Bree memiliki jumlah penduduk secara keseluruhan baik

dari penduduk laki-laki dan perempuan sekitar 3.292 jiwa yang terbagi ke dalam

berbagai dusun, yakni dusun Sapugara, dusun Bree, dusun Ponjok dan dusun

Kejawat.

Berikut jumlah penduduk dari dusun yang disebutkan di atas, yakni

sebagai berikut:

Tabel II

Sarana Pendidikan Desa Sapugara Bree

No. Dusun Jumlah Penduduk

1 Dusun Sapugara 1.380 jiwa

2 Dusun Bree 1.169 jiwa

3 Dusun Ponjok 368 jiwa

4 Dusun Kejawat 375 jiwa

Jumlah 3.292 jiwa

Sumber: Profil Desa Sapugara Bree

Page 32: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

21

Orbitrasi atau jarak pusat pemerintahan desa Sapugara Bree ke

pemerintahan kecamatan sejauh 2 km, dan jarak ke pemerintahan kabupaten atau

kota sejauh 8 km dan jarak ke ibu kota provinsi sejauh 168 km. Jarak tersebut

dapat dibilang cukup jauh untuk dijangkau, namun sekarang sudah cukup mudah

dengan menggunakan alat transportasi seperti sepeda motor, mobil, dan lain-lain.

Selain alat trasnportasi yang memudahkan untuk menjangkaunya akses jalan juga

sudah cukup baik sehingga mempermudah setiap masyarakat untuk

menjangkaunya.

Penduduk desa Sapugara Bree pada umumnya membangun rumah-rumah

mereka menghadap ke jalan, baik jalan besar maupun jalan di dalam

perkampungan. Hal tersebut agar memudahkan masyarakat dalam mengakses

jalan besar sehingga alat transportasinya mudah untuk di keluarkan atau di

masukkan ke dalam pekarangan rumahnya. Bagi mereka yang rumahnya terdapat

di tengah-tengah perkampungan, mereka menggunkan jalan gang-gang kecil yang

dibuat untuk mempermudah mereka.

Bagi masyarakat desa Sapugara Bree rumah berfungsi sebagai tempat

tinggal atau tidur. Selain membangun rumah untuk tempat tinggal masyarakat

Sapugara Bree juga membangun rumah ternak di dekat tempat tinggalnya baik

untuk berternak kerbau, kambing, sapi, ayam, bebek dan lain sebagainya. Bagi

mereka yang memiliki sawah yang agak jauh dari rumah tempat tingglannya,

mereka juga akan membuat sebuah rumah untuk istirahat atau tempat berteduh

diwaktu mereka pergi ke sawah dan hampir setiap masyarakat desa Sapugara Bree

Page 33: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

22

mempunyai rumah tempat istirahat yang berada di sekitar lahan persawahan

miliknya.4

B. Kondisi Sosial Eknomi Masyarakat Desa Sapugara Bree

Kondisi sosial masyarakat desa Sapugara Bree masih sangat kental dengan

tradisi gotong-royong atau saling tolong menolong antara satu dengan yang

lainnya. Tradisi ini memang sudah sangat mendarah daging bagi masyarakat desa

Sapugara Bree, sebab tradisi ini telah menjadi sebuah ciri khas dari desa tersebut.

Tradisi tersebut tidak hanya dilakukan untuk acara atau hajatan yang bersifat besar

melainkan yang bersifat kecil sekalipun mereka tetap melakukan tradisi gotong-

royong tersebut. Seperti halnya acara perkawinan, sunatan, membuat rumah,

membersihkan masjid atau musholah, membersihkan parit, selokan, bahkan

mereka saling tolong menolong dalam hal panen padi, jagung dan lain sebaginya.

Tradisi tersebut masih tetap ada sampai sekarang dikarenakan orang tua

jaman dulu sudah menanamkan rasa saling tolong menolong kepada anak-anak

mereka. Orang tua jaman dulu sangat keras dan tegas kepada anak-anak mereka

sehingga membuat mereka selalu menuruti apa yang diperintahkan oleh orang

tuanya. Apabila anak-anak mereka tidak pergi ikut membantu gotong-royong

dalam acara atau hajatan tetangga, maka mereka akan dimarahi bahkan dihukum

oleh orang tua mereka.

Desa Sapugara Bree memiliki dua etnis besar yaitu suku Lombok dan suku

Samawa. Di dalam kehidupan sehari-hari kedua suku tersebut hidup rukun dan

4 Laporan Profil Desa Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat Kecamatan Brang Rea

Desa Sapugara Bree Tahun 2018, Naskah tidak diterbitkan.

Page 34: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

23

hampir tidak pernah terjadi konflik antara keduanya. Kedua suku tersebut

memiliki budaya yang tidak jauh berbeda dan saling menerima satu sama lain.

Karena keduanya sudah hidup berdampingan sejak lama dan sudah campur baur

antara satu dengan yang lain, mereka sudah tidak lagi memnadang perbedaan

antar suku dan sama-sama saling tolong menolong apabila ada acara atau hajatan

dan lain sebagainya.

Sistem kekerabatan yang terdapat di desa Sapugara Bree masih sangat

erat. Hampir semua warganya tidak ada yang kekurangan makanan dan kelaparan

sebab apabila ada orang memasak makanan yang lebih, mereka selalu berbagi

kepada tetangga yang berada di sekitar rumahnya. Dan apabila ada tetangga yang

merasa kesusahan mereka akan saling membantu untuk menyelsaikannya. Ketika

ada salah satu tetangga yang terkena musibah atau sedang sakit dan dirawat di

rumah sakit, hampir semua tetangga yang berada di RT tersebut pergi untuk

menjenguk tetangganya yang sedang sakit tersebut.

Untuk kondisi ekonomi masyarakat Sapugara Bree dapat di katakan

berada dalam kondisi yang cukup baik atau dalam keadaan yang stabil. Dapat

dilihat dengan kemampuan masyarakatnya yang mampuh menyekolahkan

anaknya dari taman kanak-kanak hingga ke jenjang perguruan tinggi baik itu di

dalam daerah maupun di luar daerah NTB. Minimal masyarakat desa Sapugara

Bree menyekolahkan anaknya sampai lulus SMA, apabila anaknya ingin

melanjutkn ke jenjang selnjutnya mereka akan mendukung anaknya tersebut.

Sebaliknya apabila anaknya tidak ingin melanjutkan ke pergurun tinggi maka

mereka akan memilih bekerja dan lain sebagainya.

Page 35: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

24

Masyarakat Sapugara Bree semuanya memiliki rumah yang layak

digunakan sebagai tempat tinggal. Dan disetiap rumah pasti memiliki satu atau

dua kendaraan roda dua, bahkan ada yang memiliki mobil walaupun tidak terlalu

banyak. Karena desa Spugara Bree merupakan daerah agraris atau daerah

pertanian, maka tidak heran setiap masyarakatnya bekerja sebagai petani. Adapun

yang bekerja sebagai petani ada yang sebagai pekerjaan utamanya dan ada juga

yang sambilan bekerja sebagai petani sekaligus sebagai guru dan lain sebagainya.

Untuk mata pencaharian masyarakat desa Sapugara Bree ada yang bekerja sebagai

petani, ada yang menjadi pedagang, wirausaha, karyawan, guru, penambang

emas, maupun pegawai negeri dan lain sebagainya.5

Berikut ini tabel dari mata pencaharian Desa Sapugara Bree:

Tabel V

Mata Pencaharian Desa Sapugara Bree

No. Jenis Pekerjaan

Jenis Kelamin

Jumlah

Laki-laki Perempuan

1 Belum/Tidak Bekerja 287 279 566

2

Mengurus Rumah

Tangga

351 351

3 Pelajar/Mahasiswa 254 261 515

4 Pensiunan 3 3

5 Buku Pengumpulan Buku Induk Statistik Sektoral Pemerintah Desa Sapugara Bree,

Naskah tidak diterbitkan.

Page 36: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

25

5 PNS 26 12 38

6 TNI 1 1

7 Kepolisian RI 4 4

8 Pedagang 40 92 132

9 Petani/Pekebun 300 260 560

10 Peternak 265 5 270

11 Nelayan/Perikanan 1 1

12 Karyawan Swasta 15 17 32

13 Karyawan Honorer 37 45 82

14 Buruh Harian Lepas 7 3 10

15

Buruh

Tani/Perkebunan

19 12 31

16

Buruh

Nelayan/Perikanan

1 1

17 Buruh Peternakan 11 2 13

18

Pembantu Rumah

Tangga

4 1 5

19 Tukang Batu 20 20

20 Tukang Kayu 25 25

21 Tukang Jahit 1 1 2

22 Anggota DPRD 1 1

23 Dosen 2 2

Page 37: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

26

24 Guru 58 51 109

25 Dokter

26 Bidan 1 1

27 Perawat 3 3

28 Apoteker

29 Sopir 8 8

30 Perangkat Desa 5 4 9

31 Kepala Desa 1 1

32 Wiraswasta 64 51 115

33 Pekerjaan Lainnya 183 198 381

Total 1643 1644 3292

Sumber: Profil Desa Sapugara Bree

Mata pencaharian atau pekerjaan masyarakat desa Sapugara Bree

berdasarkan tabel tersebut masih didominasi oleh pekerjaan sebagai petani.

Karena wajar saja desa Sapugara Bree merupakan wilayah atau daerah yang

agraris. Maka dari itu tidak ada masyarakatnya yang bekerja sebagai pengemis,

gembel, pekerja seks komersial dan lain sebagainya.6

C. Kondisi Pendidikan Desa Sapugara Bree

Kondisi pendidikan desa Sapugara Bree dapat dikatakan sanagat baik.

Karena dilihat dari tahun ke tahun selalu mengalami perkembangan yang bagus.

Dalam bidang pendidikan desa Sapugara Bree banyak sekali melakukan

6 Laporan Profil Desa Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat Kecamatan Brang Rea

Desa Sapugara Bree Tahun 2018, Naskah tidak diterbitkan.

Page 38: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

27

pembanguan baik itu dalam hal sarana dan prasarana yang dapat menunjang

siswa-siswi dalam proses belajar mengajar. Sehingga pembangunan tersebut

selalu dilakukan dari tahun ke tahun supaya dapat meningkatkan taraf pendidikan

anak-anak desa Sapugara Bree.

Adapun sarana pendidikan yang dimiliki oleh desa Sapugara Bree antara

lain terdiri dari 2 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), 1 Taman Pendidikan

Kanak-Kanak (TK), 2 Sekolah Dasar (SD), 1 Sekolah Menengah Pertama (SMP),

Sekolah Menengah Atas (1), dan 5 Taman Pendidikan Alqur’an (TPA).7 Data

tersebut dapat ditunjuk pada tabel di bawah ini:

Tabel III

Sarana Pendidikan Desa Sapugara Bree

No. Sarana Pendidikan Jumlah Pendidikan

1 PAUD 2

2 TK 1

3 SD 2

4 SMP 1

5 SMA 1

6 TPA 5

Jumlah 12

Sumber: Profil Desa Sapugara Bree

7 Buku Rekap Data Penduduk Desa Sapugara Bree Tahun 2018, Naskah tidak diterbitkan.

Page 39: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

28

Tabel IV

Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan.

No Tingkat Pendidikan

Dusun

Jumlah

Sapugara Bree Ponjok Kejawat

1 Tidak/Belum Sekolah 138 143 40 50 371

2

Belum Tamat SD/

Sederajat 208 195 30 32 465

3 Tamat SD/Sederajat 339 299 126 154 918

4 SLTP/Sederajat 260 226 118 109 713

5 SLTA/Sederajat 282 268 76 88 714

6 Diploma I/II 15 11 4 2 32

7

Diploma III/ Sarjana

Muda 45 38 4 3 90

8 Diploma IV/Strata I 22 17 6 3 48

9 Strata II 1 3 4

10 Strata III

Total 1310 1200 404 441 3355

Sumber: Profil Desa Sapugara Bree

Sebelum mengalami perkembangan yang cukup pesat dalam pembanguna

sarana pendidikan, anak-anak dari desa Sapugara Bree masih banyak bersekolah

ke desa-desa lain yang tempat dekat dengan desa Sapugara Bree. Untuk

pendidikan tingkat PAUD, TK, dan SD rata-rata masyarakat masih

Page 40: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

29

menyekolahkan anak-anak mereka di desa Sapugara Bree. Setelah anak mereka

tamat dari SD, anaknya di sekolahkan di desa lain seperti halnya sekolah tingkat

SMP, SMA, SMK, dan Perguruan Tinggi.8

Setelah berdirinya pondok pesantren Himmatul Ummah di Dusun

Sapugara masyarakat banyak yang menyekolahkan ankaknya baik dari tingkat

pendididkan PAUD, TK, SD, MTs setara dengan SMP, dan Aliah setara dengan

SMA atau SMK. Santri-santri yang bersekolah di pondok pesantren tersebut tidak

hanya dari desa Sapugara Bree melainkan berasal dari berbagai daerah Kabupaten

Sumbawa Barat. Berdirinya pondok pesantren tersebut meningkatkan taraf

pendidikan baik di bidang ilmu umum lebih khususnya ilmu agama. Santri-santri

yang telah lulus tingkat Aliyah banyak melanjutkan Perguruan Tingginya di luar

daerah KSB, mereka banyak mendaftarkan diri mereka ke Universits yang berada

di pulu lombok lebih tepatnya di Kota Mataram, mereka ada juga yang masuk ke

Universitas Cordova yang berada di Kota Taliwang KSB, dan ada juga yang

masuk ke Universitas Samawa, UTS yang tempatnya berada di Kabupaten

Sumbawa Besar.

Santri lulusan dari pondok pesantren tersebut ada juga yang dikirim untuk

menempuh Perguruan Tingginya di luar dari Provinsi NTB yakni mereka kuliah

di daerah Jakarta baik itu di Universitas negeri maupun swasta seperti UIN

Jakarta, PTIQ,, IIQ, UMJ, UI dan lain sebagainya. Sedangkn untuk kuliah di luar

negeri santri dari pondok pesantren tersebut banyak yang menempuh Perguruan

Tingginya di Universitas Cairo, Mesir. Sudah banyak sarjana-sarjana yang telah

8 Laporan Profil Desa Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat Kecamatan Brang Rea

Desa Sapugara Bree Tahun 2018, Naskah tidak diterbitkan.

Page 41: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

30

tamat kembali lagi ke daerah aslanya dan meningkatkan lagi taraf pedidikan anak-

anak daerahnya dan mengembangkan desanya menjadi lebih baik lagi dari

sebelumnya.

Kalau diamati baik-baik kondisi pendidikn desa Sapugara Bree dari tahun

ke tahun sealu mengalami peningkatan dan menjadi semakin membaik. Sarana

dan prasarananya juga sudah sangat mendukung. Sehingga hampir tidak ada anak-

anak dari desa Sapugara Bree yang tidak pernah merasakan bangku sekolah atau

mengenyam pendidikan sekolah. Walaupun ada sebagian kecil yang telah tamat

atau lulus Aliyah, SMA, dan SMK tidak melanjutkan pendidikannya ke jenjang

Perguruan Tinggi.

D. Kondisi Keagamaan Desa Sapugara Bree

Kondisi keagamaan masyarakat desa Sapugara Bree dapat dibilang dalam

keadaan yang baik. Semua penduduk desa Sapugara Bree memeluk agama Islam

dan menjalankan syariatnya dengan baik. Masyarkat desa Sapugara Bree sudah

mengenal agama Islam sebelum penjajahan Belanda datang ke tanah Samawa.

Dengan semangat Islamnya mereka mampu memukul mundur penjajah Belanda.

Kemudian agama Islam terus berkembnag seiring perkembangan zaman dan

diwariskan kepada anak cucu mereka sehingga semua masyarakat desa Sapugara

Bree tidak ada yang tidak memeluk agama Islam dan menjalankan ajaran-

ajarannya dengan baik, seperti halnya sholat, berhaji, mengaji dan lain-lain.

Orang-orang terdahulu dalam mengajarkan agama Islam kepada anak cucunya

sangatlah keras dan tegas, yang membuat anak-anak mereka takut dalam

melanggar perintah orang tuanya.

Page 42: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

31

Pada waktu terdahulu sebagian masyarakat desa Sapugara Bree ada yang

beragama Islam dengan menjalankan ajaran-ajarannya, namun disamping itu

mereka juga percaya kepada hal-hal gaib yang terdapat di dalam benda-benda,

pohon besar, batu dan lain sebagainya. Seiring berjalannya waktu dan

perkembangan desa yang dari waktu ke waktu semakin membaik, kondisi

keagamaan desa Sapugara Bree juga berkembang dengan sangat baik.

Dapat dilihat perkembangan keagamaannya yang dimulai dari kembalinya

seorang sarjana yang menuntut ilmu ke Mesir yang bernama KH. Syamsul Ismain,

Lc. Pada tahun kembalinya ke desa Sapugara Bree yaitu tahun 2005, Beliau

langsung membangun sebuah tempat untuk mengajarkan Al-Quran atau Taman

Pendidikan Al-Quran (TPQ) yang bertempat di Dusun Sapugara. Beliau

mengajarkan berbagai ilmu yang berkaitan tentang berbagai hal yang berkiatan

dengan Al-Quran. Hampir semua masyarakat desa tersebut banyak memasukan

anak-anak mereka ke TPQ tersebut untuk mendapatkan pendidikan tentnag Al-

Quran. Tidak hanya masyarakat dari desa Sapugara Bree saja yang memasukan

anaknya ke TPQ yang dibangun oleh KH. Syamsul Ismain, Lc. Masyarakat dari

berbagai desa lain juga memasukan anaknya ke TPQ tersebut.

Karena semakin banyaknya anak-anak yang masuk TPQ tersebut, setahun

kemudian KH. Syamsul Ismain, Lc. mendirikan pondok pesantren tepatnya pada

tahun 2006, yang bernama pondok pesantren Himmatul Ummah. Melalui pondok

pesantren inilah banyak memberikan pengaruh yang jauh lebih positif terhadap

masyarakat baik itu desa Sapugara Bree maupun desa-desa yang lainnya.

Page 43: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

32

Pengaruh positif yang diberikan melalui pengajian-pengajian umum yang

diberikan oleh KH. Syamsul Ismain, Lc.9

Seiring berjalannya waktu pondok pesantren tersebut semakin mengalami

perkembangan yang pesat dan juga banyak melahirkan santri-santri yang

berprestasi baik dalam bidang ilmu umum maupun ilmu-ilmu agama. Santi-santri

pun banyak mengikuti berbagai perlombaan seperti halnya perlombaan antar

sekolah, perlombaan musabaqah Al-Quran yang sering diadakan setiap tahunnya

oleh pemerintah setempat dan perlombaan-perlomabaan lainnya. Santri-santrinya

pun banyak mengambil juara dari perlombaan yang diselenggarakan. Dan mereka

juga dikirim untuk mewakili Kabupaten Sumbawa Barat untuk mengikuti

perlombaan tingkat provinsi.

Untuk pengaruh positif yang didapat bagi masyarakat desa Sapugara Bree

dari adanya pondok pesantren ialah masyarakat mendapat pemahaman agama

islam dengan pengajian-pengajian yang sering diberikan oleh KH. Syamsul

Ismain, Lc. Sehingga masyarakat membuat sebuah majlis-majlis kecil yang setiap

minggu diisi oleh Beliau. Majlis-majlis kecil ini tidak hanya terdapat di desa

Sapugara Bree saja, namun terdapat diberbagai desa lainnya juga yang pengisi

ceramahnya adalah Beliau juga yaitu KH. Syamsul Ismain, Lc.

Adanya pondok pesantren Himmatul Ummah yang didirikan oleh KH.

Syamsul Ismain, Lc. masyarakat menjadi lebih paham dan mengetahui lebih

mendalam tentang agama Islam. Karena semakin pesat perkembangan yang

9 Laporan Profil Desa Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat Kecamatan Brang Rea

Desa Sapugara Bree Tahun 2018, Naskah tidak diterbitkan.

Page 44: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

33

terjadi pada pondok pesantren tersebut desa Sapugara Bree dikenal juga sebagai

desa santri. Pondok pesantren tersebut sampai saat ini semakin kelihatan

pembangun dan perkembangannya baik dalam hal ilmu pengetahuan agama dan

sains maupun sarana prasarana juga ikut mengalami kemajuan.

Kondisi keagamaan desa Sapugara Bree menjadi semakin membaik dari

waktu ke waktu dan sangat kelihatan keamjuannya ketika didirikan sebuah

pondok pesantren yang banyak memberikan pengaruh positif kepada masyarakat

desa Sapugara Bree dan desa-desa lainnya. Buktinya dapat dilihat dari berbagai

majlis-majlis taklim yang terdapat di berbagai desa yang dekat dengan wilayah

pondok pesanatren tersebut, misalnya belajar mengaji bagi ibu-ibu dan bapak-

bapak yang rutin diadakan setiap hari setelah sholat subuh, pengajian umum yang

diadakan setiap sekali sebulan dan lain-lain.

Page 45: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

34

BAB III

TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DI DESA SAPUGARA BREE

KABUPATEN SUMBAWA BARAT

A. Sejarah dan Pengertian Tradisi Nilik

Pulau Sumbawa merupakan daerah yang kaya akan hasil buminya, baik itu

hasil pertambangan emas, batu bara, dan jenis-jenis hasil tambang lainnya, tidak

hanya itu daerah Sumbawa Barat kaya juga dengan hasil pertaniannya,

perkebunan serta hasil peternakan yang melimpah. Oleh karena itu banyak para

pendatang yang berdatangan dari berbagai daerah, baik itu dari berbagai daerah di

Indonesia maupun dari luar negeri. Mereka datang ke tanah Samawa tidak hanya

mencari pekerjaan melainkan ada yang ingin tetap tinggal dan mencari pasanagan

hidup.

Pada zaman dahulu, karena hasil bumi yang dimiliki oleh tanah Samawa,

penjajahan yang dilakukan oleh negara Belanda pada saat itu datang ke tanah

Samawa, mereka ingin mengambil semua kekayaan alam yang ada di tanah

Samawa, tapi mereka berhasil diusir oleh kerajaan Samawa dan persatuan orang-

orang pulau Sumbawa. Penjajahan yang dilakukan oleh negara Belanda pada saat

itu di tanah Samawa cukup lama, sehingga banyak hal yang ditinggalkan oleh

orang-orang Belanda baik secara disengaja maupun tidak, misalnya dalam hal

sistem pemerintahan, mengelola pertanian, pola hidup, cara berpakaian, adat dan

tradisi negara mereka. Namun semua peninggalan pemerintah Belanda mengenai

adat dan tradisinya tidak ada yang dipakai oleh orang-orang tanah Sumbawa,

sebab adat dan tradisi orang-orang Belanda tidak sesuai dengan cara hidup orang

Page 46: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

35

tanah Samawa yang telah lebih dahulu memeluk agama Islam dan menggunakan

adat dan tradisi Islam.

Agama Islam telah masuk ke tanah Samawa yang dibawa oleh orang-

orang Arab yang awalnya datang hanya untuk berdagang, kemudian menetap dan

mencari pasangannya untuk hidup bersama di tanah Samawa, demikian juga

orang-orang yang datang dari berbagai daerah di Indonesia. Adat dan tradisi Islam

mulai berkembang dan menyebar ke seluruh tanah Samawa, begitu juga dengan

tradisi nilik yang masih ada hingga saat ini.1

Menurut bapak Nasir, pada zaman dahulu di tanah Samawa ketika masih

berdiri kerajaan-kerajaan yang menguasai tanah Samawa, terdapat seseorang yang

sering dimintai bantuan oleh orang-orang, dia berasal dari bangsa Arab dan telah

lama menetap di pulau Samawa dan telah menjalani hidup layaknya orang tanah

Samawa, baik dari cara bicara dan lain-lain. Orang Arab ini dikenal sebagai sosok

yang baik hati dan memiliki kemampuan yang sangat luar biasa, seperti halnya

memiliki kemampuan mengobati atau menyembuhkan orang sakit, dapat

menafsirkan mimpi, dapat melihat dengan mata batin dan lain sebagainya. Salah

satu kemampuannya yaitu melihat dengan mata batin yang dapat mengetahui hal-

hal yang tidak dapat diketahui oleh orang biasa, maka dari itu orang-orang banyak

meminta bantuan dengan penglihatan mata batin yang dimilikinya, perihal

masalah kehilangan benda, masalah jodoh dan rezeki serta ingin mengetahui

nasib ketika melakukan sebuah perjalanan.2

1 Lalu Mantja, Sumbawa Pada Masa Dulu Suatu Tinjauan Sejarah (Sumbawa Besar:

Samratulangi, 2011), h. 32 2 Wawancara dengan Bapak Nasir pada tanggal 25 Januari 2020 pukul 21.01 di Desa

Sapugara Bree.

Page 47: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

36

Diceritakan oleh bapak Nasir bahwa lama-kelamaan orang Arab tersebut

semakin dikenal oleh masyarakat tanah Samawa, karena dia terkenal dengan

penggunaan mata batinnya sehingga orang-orang memanggilnya sebagai sandro

nilik yang memiliki arti orang yang memiliki kemampuan melihat dengan mata

batin. Semakin berjalannya waktu orang-orang tanah Samawa banyak yang pergi

berguru kepada orang Arab tersebut mengenai cara dia melihat dengan mata batin,

mengobati orang skait dan berguru mengenai ilmu-ilmu lainnya. Sehingga orang-

orang tanah Samawa sampai sekarang ini masih terdapat orang-orang yang

memiliki keahlian melihat dengan mata batin tersebut.

Diceritakan oleh beliau juga yaitu bapak Nasir, orang Arab tersebut pernah

membuat sebuah kitab yang berisi cara-cara melakukan nilik dengan

menggunakan tulisan bahasa Arab dan di dalam kitab tersebut terdapat juga cara-

cara membuka mata batin dan doa-doa yang dijadikan sebagai jampi-jampi atau

mantra-mantra. Kitab tersebut banyak ditulis dan salin oleh orang-orang yang

pernah berguru kepada orang Arab yang memiliki kemampuan luar biasa dan

menurut cerita dia dikenal sebagai guru para sandro. Kitab yang diceritakan

tersebut masih ada sampai sekarang dan terdapat pada orang-orang tertentu saja,

karena kitab tersebut apabila berada pada suatu keluarga maka akan menjadi

warisan bagi keturunannya.3

Tradisi nilik merupakan adat istiadat yang telah ada sejak zaman dahulu

dan diturunkan secara turun temurun dari generasi ke generasi yang dilakukan

oleh seseorang dengan meminta bantuan kepada orang yang ahli dalam

3 Wawancara dengan Bapak Nasir pada tanggal 25 Januari 2020 pukul 21.01 di Desa

Sapugara Bree.

Page 48: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

37

penglihatan mata batin. Dilihat dari asal katanya nilik adalah bahasa Sumbawa

yang memiliki arti melihat sesuatu yang tidak nampak oleh mata telanjang dan

hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang memiliki kemampuan ilmu batin dan

ilmu sandro (ilmu tentang perdukunan). Dapat ditarik pengertian bahwa tradisi

nilik adalah suatu kegiatan yang sering dilakukan oleh masyarakat dengan

meminta bantuan kepada seorang sandro untuk mengetahui barang yang telah

hilang, jodoh, rezeki dan nasib ketika melakukan sebuah perjalanan.4

B. Tujuan Dari Tradisi Nilik

Tradisi yang ada pada masyarakat memiliki sebuah tujuan supaya hidup

manusia kaya akan budaya dan nilai-nilai bersejarah. Selain itu, tradisi juga akan

membuat kehidupan menjadi harmonis. Tetapi hal ini akan terwujud jika manusia

menghargai, menghormati dan menjalankan suatu tradisi dengan baik dan benar

serta sesuai dengan aturan yang berlaku di dalam masyarakat.

Masyarakat desa Sapugara Bree merupakan slah satu masyarakat yang

masih sangat memegang teguh nilai-nilai dan norma-norma yang terdapat pada

adat dan istiadat yang diwariskan oleh orang-orang terdahulu. Walaupun adat dan

istiadat tersebut telah barabad-abad lamanya akan tetapi masih tetap diyakini

menjadi pegangan hidup yang digunakan di dalam menjalani kehidupan sehari-

hari, karena di dalam adat dan istiadat terkandung berbagai berbagai hal yang

4 Wawancara dengan Bapak Haji Iyan pada tanggal 21 Januari 2020 pukul 14.30 di Desa

Sapugara Bree.

Page 49: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

38

dapat mengatur dan mengarahkan seseorang dalam mengarungi sebuah

kehidupan.5

Setelah mengetahui sejarah dan pengertian dari tradisi nilik tentu suatu

tradisi memiliki sebuah tujuan yang terkandung di dalamnya. Adapun tujuannya

tersebut antara lain sebagia berikut; pertama, tujuan melakukan tradisi tersebut

bagi seseorang ialah untuk mencari sebuah bantuan atau pertolongan dalam

menyelsaikan masalah-masalah yang hanya dapat diberikan oleh orang yang

memiliki kemampuan yang luar biasa dalam menggunakan mata batinnya. Orang

yang memiliki kemampuan penglihatan mata batin tersebut atau dapat dikatakan

sebagai sandro nilik yang dapat membantu orang-orang dalam menyelsaikan

masalah seperti kehilangan benda atau barang yang berharga, ingin mengetahui

jodoh, rezeki dan nasib ketika melakukan sebuah perjalanan.

Tujuan yang kedua masyarakat desa Sapugara Bree melakukan tradisi nilik

yaitu mereka mengikuti kebiasaan atau adat dan istiadat yang telah diajarkan oleh

orang tua mereka sejak zaman dahulu, apabila ada masalah yang tidak bisa

diselsaikan secara tidak biasa maka mereka akan meminta bantuan kepada

seorang sandro. Sehingga mereka selalu mengutamakan bantuan seorang sandro

dari pada meminta bantuan dari orang biasa. Misalnya dalam kasus kehilangan

barang berharga, hewan ternak, uang dan lain sebagainya, mereka akan langsung

mendatangi sandro nilik dari pada pergi melaporkan ke kantor polisi. Mereka

memiliki pandangan bahwa apa yang diajarkan oleh orang-orang terdahulu

5 Wawancara dengan Bapak Ape pada tanggal 3 Januari 2020 pukul 20.15 di Desa

Sapugara Bree.

Page 50: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

39

merupakan sebuah aturan yang harus diikuti bagi orang memegang erat nilai-nilai

dari adat dan istiadat yang berlaku sejak zaman dulu hingga sekarang.6

C. Macam-Macam Nilik

Nilik merupakan kata yang berasal dari daerah Sumbawa memiliki arti

melihat dengan mata batin segala sesuatu yang tidak dapat dilihat oleh mata biasa.

Nilik ini hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang memiliki kemapuan yang

luar biasa seperti halnya seorang sandro karena disini dia mempunyai peran

penting dalam melakukan proses nilik tersebut. Sandro ialah orang yang memiliki

kemampuan melihat dengan mata batin, tetapi ada juga sandro yang tidak

memiliki memiliki kemampuan mata batin tersebut dan memiliki kemampuan

lain, sandro yang mempunyai kemampuan tersebut dikenal dengan sebutan

sandro nilik. Adapun pandangan para sandro terhadap nilik tersebut, karena setiap

sandro memiliki pemikiran yang berbeda-beda tentang nilik.

Pertama, menurut pendapat ibu Siti sebagi orang yang dikenal memiliki

penglihatan mata batin dan dia juga sekaligus dikenal sebagai sandro nilik, Beliau

dapat mengetaui keinginan seseorang ketika datang mengunjunginya, padahal

orang tersebut belum mengatakan keinginannya tersebut. Menurut Beliau nilik

yaitu dapat melihat sesuatu yang diinginkan sesorang dengan menggunakan cara

yang sederhana dan dengan meminta doa kepada Allah SWT secara ikhlas dan

sungguh supaya apa yang ingin diketahui dapat diberitahukan dengan adanya

tanda dari cara yang digunakan. Ibu Siti yang akrab dipanggil sandro Iti dalam

6 Wawancara dengan Bapak Ape pada tanggal 3 Januari 2020 pukul 20.15 di Desa

Sapugara Bree.

Page 51: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

40

proses melakukan nilik, beliau menggunakan satu batang lidi yang memiliki

panjang sejengkal, dengan menggunakan lidi tersebut beliau melakukan proses

menilik sesuatu yang ingin diketahui oleh orang tersebut.7

Kedua, menurut pendapat bapak Haji Iyan, nilik merupakan suatu kegiatan

yang dilakukan oleh sandro dengan tujuan untuk membantu seseorang mengetahui

sesuatu yang sangat penting dengan menggunakan penglihatan mata batin dan

bantuan dari makhluk halus seperti jin dan sebagainya. Bapak Haji Iyan ini

merupakan seorang sandro nilik jodoh dan rezeki dengan menggunakan cara

melihat sebuah kitab yang bernama kitab Tajalmuluk. Beliau mengikuti cara yang

terdapat di dalam kitab tersebut untuk melihat jodoh dan rezeki seseorang.8

Adapun macam-macam nilik antara lain sebagai berikut:

a. Nilik Kehilangan

Nilik kehilangan merupakan jenis nilik yang tujuannya untuk mengetahui

benda-benda atau barang-barang yang telah hilang, lupa tempat meletakkannya,

diambil atau dicuri oleh orang, disembunyikan dan lain sebagainya. Nilik jenis ini

salah satu jenis nilik yang banyak dilakukan oleh masyarakat yakni dengan

meminta bantuan kepada seorang sandro yang memiliki keahlian melihat dengan

mata batin. Misalnya seseorang yang telah kehilangan benda berharganya dia akan

mendatangi seorang sandro nilik untuk mengetahui siapa yang telah mencuri,

mengambil dan lain sebagainya serta orang tersebut ingin mengetahui dimana

7 Wawancara dengan Ibu Siti pada tanggal 13 Januari 2020 pukul 22.30 di Desa Sapugara

Bree. 8 Wawancara dengan Bapak Haji Iyan pada tanggal 21 Januari 2020 pukul 14.30 di Desa

Sapugara Bree.

Page 52: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

41

tempat berada barang yang telah hilang. Kemudian sandro nilik akan menggunakan

mata batinnya dan berbagai cara untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi

terhadap barangnya tersebut, baik itu barangnya telah telah hilang, lupa tempat

meletakkannya, diambil atau dicuri oleh orang, disembunyikan dan lain sebagainya.

Sandro tersebut tidak hanya memberitahukan siapa yang telah mengembil

barang tersebut, akan tetapi dia akan memberitahukan nama orang yang

mengambilnya, ciri-ciri pakaian yang digunakan pada saat mengambil barang

tersebut, tempat orang dan bendannya berada serat sandro tersebut akan

memberitahukan barang tersebut masih ada pada orang yang mengambilnya atau

sudah dijual ke orang lain. Dapat dikatakan bahwa sandro nilik ini akan

memberitahukan secara detail hal-hal yang berkaitan dengan benda atau barang

yang telah hilang tersebut.

Diceritakan bahwa pernah ada orang yang kehilangan seekor sapi yang

dicuri oleh orang, kemudian orang yang kehilangan sapinya tersebut dia tidak

melaporkannya ke kantor polisi supaya dapat ditindaklanjuti atau diproses oleh

polisi melainkan orang tersebut datang ke seorang sandro nilik supaya dapat

diberitahukan secara terperinci siapa yang telah mencuri sapinya itu. Sandro nilik

ini langsung menggunakan penglihtan mata batinnya dan cara menilik untuk

mengetahui siapa pelakunya, mulai dari nama, tempatnya berada, pakaian yang

digunakan saat mencuri dan lain sebagainya. Setelah diberitahukan ciri-ciri dari

pencuri tersebut korban pencurian itu langsung mendatangi pencuri tersebut sesuai

dengan informasi dari sandro nilik, dan ternyata ciri-ciri yang diberitahukan oleh

Page 53: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

42

sandro nilik ini tidak salah sama sekali. Korban pencurian berhasil menemukan

pelaku pencurian tersebut walupun sapinya sudah dijual ke orang lain.9

b. Nilik Jodoh dan Rezeki

Nilik jodoh dan rezeki merupakan jenis nilik yang memiliki tujuan untuk

mengetahui pasangannya yang sekarang dapat menjadi jodohnya dan ingin

mengetaui rezeki atau perekonomian mereka dalam menjalani hubungan setelah

malakukan pernikahan. Nilik jenis ini sering dilakukan oleh dua orang pasangan

yang akan melakukan sebuah pernikahan, salah satu dari mereka baik laki-laki

ataupun perempuan akan mendatangi seorang sandro nilik dan ingin mengetahui

mereka berdua berjodoh atau tidak serta ingin mengetahui kondisi ekonomi

mereka ketika sudah menjalani hubungan tersebut.

Seorang Sandro yang akan didatangi tersebut menggunakan beberapa cara,

diantaranya diantaranya ada sandro yang menggunakan kamampuan penglihatan

mata batin dan dipadukan dengan sebuah kitab yang berisikan cara-cara menilik

jodoh dan rezeki seseorang. Sandro yang menggunakan cara ini dapat

memberikan hasil penglihatan yang memiliki kemungkinan kecil untuk salah,

karena selain menggunakan mata batinnya sandro ini juga menggunakan kitab

untuk lebih meyakinkan hasil dari penglihatan mata batinnya. Dan ada juga

sandro yang hanya menggunakan sebuah kitab yang telah dipelajari dan dipahami

dengan sangat matang, cara ini memiliki kemungkinan benar dan salahnya sama-

9 Wawancara dengan Ibu Siti pada tanggal 13 Januari 2020 pukul 20.00 di Desa Sapugara

Bree.

Page 54: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

43

sama besar, karena hanya menggunakan atau melihat informasi yang didapatkan

dari dalam kitab tersebut.

Seperti hasil wawancara terhadap narasumber yang penulis lakukan,

diberitahukan bahwa kitab yang digunakan sebagai landasan atau pegangan dalam

melakukan proses nilik bernama kitab Tajalmuluk, kitab ini hampir digunakan

oleh setiap sandro nilik. Cara penggunaan kitab ini diceritakan oleh bapak Nasir

dan bapak Haji Iyan bahwa ketika seseorang ingin menilik jodoh dan rezeki

dengan pasangannya maka sandro nilik akan mencocokkan nama pasangan

tersebut dengan huruf hijaiyah yang terdapat di dalam kitab Tajalmuluk. Huruf

hijaiyah yang digunakan dalam kitab Tajalmuluk ini memilik penggunaan yang

bedaan dalam proses nilik, setelah mencocokkan nama tersebut dengan huruf

hijaiyah yang terdapat di dalam kitab tersebut maka akan memperoleh hasil

berupa salah satu angka dari nomor satu sampai sembilan. Angka satu sampai

sembilan ini sudah mempunyai keterangan masing-masing yang tertulis di dalam

kitab Tajalmuluk tersebut.10

c. Nilik Nasib Ketika Melakukan Perjalanan

Nilik nasib ketika melakukan sebuah perjalanan merupakan jenis nilik

yang memiliki tujuan untuk mengetahui apakah ketika melakukan perjalanan

seseorang akan berhasil atau tidak mencapai apa yang diinginkan. Perjalanan

yang dilakukan tersebut baik dalam hal melakukan perjalanan menuntut ilmu,

perlombaan, mencari pekerjaan dan lain sebaginya. Orang yang sering melakukan

10 Wawancara dengan Bapak Nasir pada tanggal 25 Januari 2020 pukul 21.01 di Desa

Sapugara Bree.

Page 55: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

44

jenis nilik ini ialah seorang pelajar yang pergi menuntut ilmu ke luar daerah, orang

yang pergi mencari pekerjaan baik di luar atau di dalam negeri.

Sandro yang melakukan nilik jenis ini akan memberitahukan hasil yang

didapat dari proses nilik yang dilakukannya dengan menggunakan mata batinnya

kepada orang yang akan melakukan perjalanan ke suatu daerah, misalnya seorang

pelajar yang baru lulus SMA ingin mendaftarkan dirinya pada universitas yang

berada di luar daerahnya, dia akan datang ke sandro nilik dengan tujuan ingin

mengetahui bahwa dia dapat diterima atau tidak di universitas tersebut. Kemudian

sandro nilik tersebut akan menggunakan penglihatan mata batinnya untuk

mengetahui apakah dia dapat lulus atau tidak, jika hasilnya dikatakan dia bisa

lulus di tempat tersebut maka dia akan melanjutkan perjalanannya untuk

mendaftarkan dirinya ke universitas tersebut. Sebaliknya apabila hasil nilik yang

dilakukan oleh sandro tersebut dikatakan dia tidak akan bisa lulus, maka dia tidak

akan melanjutkan perjalanan untuk mendaftar di universitas tersebut.11

d. Nilik Orang yang Terkena Guna-Guna

Nilik Orang yang Terkena Guna-Guna merupakan nilik yang memiliki

tujuan untuk mengetahui penyebab seseorang terkena penyakit yang tidak bisa

disembuhkan oleh pihak rumah sakit, dan terkena penyakit yang tidak biasa di

dalam dunia medis atau kedokteran. Nilik jenis ini dalam proses melakukannya

seorang sandro menggunakan bantuan dari makhluk halus seperti halnya jin dan

sebagainya. Alasan sandro nilik menggunakan bantuan dari bangsa jin dan

11 Wawancara dengan Bapak Subanti pada tanggal 6 Januari 2020 pukul 19.23 di Desa

Sapugara Bree.

Page 56: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

45

sebagainya yaitu karena korban yang mengalami penyakit yang tidak biasa

tersebut telah diguna-guna oleh seseorang yang memiliki masalah dengan korban

menggunakan bantuan makhluk halus juga. Bentuk dari guna-guna yang

digunakan memiliki bentuk yang berbeda-beda diantaranya ada yang memasukan

makhluk halus ke dalam tubuh korban, memasukan benda-benda yang berbahaya,

ada yang membuat korban menjadi gila dengan mengambil hal-hal yang berkaitan

dengan korban dan lain-lain.

Adapun yang dilakukan oleh orang tersebut ialah memasukan sesuatu ke

dalam tubuh korban dengan bantuan makhluk gaib atau jin, kemudian jin tersebut

akan membawa benda-benda yang akan membuat korban menjadi kesakitan.

Korban yang terkena guna-guna mulai dari anak kecil hingga orang tua, akan

tetapi yang sering mengalami guna-guna tersebut ialah orang dewasa dan orang

tua, pelaku dari guna-guna ini biasanya mengganggu satu atau dua orang dari

keluarga korban. Sandro yang dimintai bantuan untuk menolong korban guna-

guna ini akan mencari tahu siapa yang melakukannya, apa yang ditanamkan

dalam tubuh korban, dan dia akan berusaha menyembuhkan korban tersebut dari

gangguan guna-guna.

Seperti sebuah contoh yang diceritakan bahwa ada seorang pelajar yang

sedang kuliah di luar daerahnya, dia memiliki prestasi yang sangat bagus dalam

kampusnya dan memiliki berbagai teman yang berasal dari berbagai daerah,

karena dia mudah berteman dan baik kepada siapapun. Setelah beberapa semester

menjalani perkuliahan di kampusnya dia merasa ada yang sakit dibagian perutnya,

awalnya dia mengira bahwa itu merupakan sakit perut biasa, tapi setelah

Page 57: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

46

diperiksakan ke rumah sakit, dokter mengatakan bahwa tidak ada yang terganggu

dengan perutnya bahkan dokternya mengatakan dia dalam kondisi yang baik-baik

saja. Singkat cerita dia mendatangi seorang sandro dan meminta bantuan untuk

melihat penyakit di dalam tubuhnya, ternyata sandro tersebut mengetahui

penyakit yang diderita oleh pelajar tersebut yaitu terdapat banyak sekali paku dan

benda tajam lainnya, dan sandro tersebut langsung mengetahui siapa pelakunya,

dia merupakan teman sekelasnya yang sangat benci kepadanya karena melihatnya

sangat populer dan pintar, makanya dia mengguna-guna temannya tersebut. Akhir

cerita sandro tersebut mengeluarkan benda-benda tajam di dalam perut pelajar

dengan caranya sendiri dan pelajar tersebut sembuh dengan bantuan sandro.12

D. Pengertian Sandro dan Jenis-jenis Sandro

a. Pengertian Sandro

Kepercayaan yang dipeluk oleh masyarakat Indonesia sebelum masuknya

berbagai agama-agama besar ke dalamnya ialah mereka masih meyakini

kepercayaan yang bersiafat animisme, dinamisme dan sejenisnya. Dengan

kepercayaan yang demikian masyarakat indonesia dalam kehidupan sehari-

harinya banyak meminta bantuan kepada hal-hal yang bersifat gaib, seperti halnya

meminta bantuan kepada cincin yang di dalamnya terdapat kekuatan, meminta

bantuan kepada pohon besar, hewan yang dianggap kuat dan memiliki kekuatan

yang luar biasa, dan masih banyak lagi berbagai hal yang dijadikan untuk

meminta pertolongan.

12 Wawancara dengan Bapak Asen pada tanggal 13 Januari 2020 pukul 22.30 di Desa

Sapugara Bree.

Page 58: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

47

Untuk meminta bantun kepada hal yang gaib masyarakat yang memiliki

kepercayaan tersebut memerlukan perantara dalam meminta bantuan kepada hal

yang gaib. Perantara yang biasa dikenal di dalam masyarakat Indonesia disebut

dengan sebutan dukun. Dukun dalam pandangan masyarakat indonesia dikenal

sebagai orang yang membantu menyelesaikan berbagai masalah dalam kehidupan

sehari-hari masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia pada masa lampau sering

sekali meminta bantuan atau pertolongan seorang dukun untuk menyembuhkan

berbagai macam penyakit, meminta bantuan supaya rizkinya diperlancar,

dimudahkan segala urusan, terhindar dari ancaman marabahaya dan meminta

bantuan yang lain-lain.

Dukun juga merupakan orang yang ahli dalam hal ilmu hitam. Dukun ilmu

hitam merupakan dukun yang menggunakan kekuatannya untuk hal-hal yang

tidak baik, misalnya membunuh orang menggunakan guna-guna atau mantra yang

dimiliki, memberikan penyakit yang susah untuk disembuhkan, dan lain-lain.

Dukun yang seperti ini juga biasanya banyak dicari oleh orang untuk dimintai

cara-cara yang dapat mendatangkan rejeki, meminta azimat untuk pemikat

perempuan, dan lain-lain.

Dalam masyarakat desa Sapugara Bree juga terdapat orang yang dapat

dimitai bantuan atau pertolongan seperti halnya dengan dukun, namun dalam

masyarakat Sapugara Bree dikenal dengan sebutan Sandro. Kata Sandro disini

sama halnya dengan dukun atau orang pintar, yakni orang yang mengobati,

Page 59: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

48

menolong orang sakit, memberi jampi-jampi (mantra, guna-guna dan lain

sebagainya).13

Sandro yang terdapat di desa Sapugara Bree dalam menggunakan jampi-

jampinya atau mantranya, mereka menggunakan bahasa atau ayat-ayat yang

terdapat dalam Al-Quran. Setelah itu mereka meminta izin kepada Yang Maha

Kuasa dalam peroses meminta bantuan supaya apa yang dimintai dapat

dikabulkan oleh-Nya. Karena sandro di desa Sapugara Bree memiliki sedikit

perbedaan dengan dukun yang terdapat di daerah lain, sandro di sini meyakini

bahwa ayat-ayat di dalam Al-Quran merupakan obat sekaligus penawar dari

segala macam masalah yang dihadapi oleh manusia. Mereka sangat berpegang

teguh kepada kitab suci Al-Quran.

Adapun ayat-ayat yang digunakan oleh mereka terdapat di dalam surah

tertentu saja dan mereka hanya menggunakan potongan-potongannya yang tidak

sampai satu ayat sebagai bacaan untuk jampi-jampinya. Orang yang menjadi

sandro umumnya mereka seperti masyarakat biasa. Penampilan mereka juga

terlihat biasa-biasa saja tidak seperti dukun kebanyakan yang berada di daerah

lain, mereka bahkan ada yang menjadi seorang Haji, ada juga yang berprofesi

sebagai seorang pengajar atau guru sekolah, dan lain-lain.14

Alasan mereka menggunakan ayat-ayat al-Qur’an dalam melakukan proses

perdukunannya antara lain untuk meminta keridhaan Allah SWT agar dipermudah

13 Wawancara dengan Bapak Ape pada tanggal 3 Januari 2020 pukul 20.15 di Desa

Sapugara Bree. 14 Wawancara dengan Bapak Subanti pada tanggal 6 Januari 2020 pukul 19.23 di Desa

Sapugara Bree.

Page 60: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

49

segala usaha yang dilakukan dalam menyelsaikan suatu masalah. Terdapat di

dalam al-Qur’an yang menyatakan bahwa ayat-ayat yang terdapat di dalam al-

Qur’an tersebut dapat dijadikan sebagai penawar dan rahmat. Ayat al-Qur’an yang

menjelaskan mengenai hal tersebut yaitu surah al-Isra ayat 82 yang artinya “Dan

kami turunkan dari al-Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-

orang yang beriman dan al-Qura’an itu tidaklah menambah kepada orang-orang

ynag zalim selian kerugian.”

Adapun pengertian sandro di sini berbeda-beda karena mereka

berpendapat sesuai dengan keahlian sandro yang dimiliki, misalnya orang tersebut

sebagai sandro beseterang, sandro nilik, dan lain-lain, maka dia akan memberikan

pandangan tersendiri terhadap pengertian sandro.

Sandro dalam pandanagan masyarakat Desa Sapugara Bree merupakan

seseorang yang dianggap memiliki kekuatan supranatural atau orang memiliki

keahlian dalam hal ilmu gaib, memiliki penglihatan mata batin, seseorang yang

membantu masyarakat dalam upaya penyembuhan penyakit melalui tenaga

supranatural, seseorang yang dapat dimintai bantuan perihal masalah penyakit

baik yang non supranatural dan supranatural, jodoh, rezeki, masalah kehidupan

sehari-hari dan lain-lain.

Sandro, menurut Subanti yaitu orang yang memiliki kemampuan yang

diberikan oleh yang Maha Kuasa sehingga dapat digunakan untuk menyembuhkan

orang yang sedang sakit. Jadi menurut beliau orang yang menjadi sandro

hanyalah sebuah perantara untuk menyembuhkan segala macam penyakit, karena

Page 61: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

50

tanpa keridaan atau izin dari Yang Maha Kuasa penyakit yang diderita oleh

seseorang tidak akan sembuh. Sandro di sini hanyalah seorang manusia biasa

yang diberikan sedikit kelebihan dalam hal mengobati dengan segenap usaha dan

yang menentukan kesembuhan tersebut ialah Allah SWT. Karena menurut beliau

juga “bukan Saya yang memberikan kesembuhan kepada orang sakit, melainkan

Allah SWT.” Dalam hal ini bapak Subanti merupakan salah satu sandro yang

dikenal oleh masyarakat Sapugara Bree sebagai snadro beseterang (dukun yang

menyembuhkan penyakit).15

Adapun pengertian sandro menurut Uak Majet yaitu seseorang yang

memiliki kekuatan yang luar biasa baik dalam hal menyembuhkan penyakit,

melihat dengan mata batin, mengobati, dan lain-lain dengan menggunakan

bantuan dari hal yang bersifat gaib atau bantuan jin. Jadi menurut beliau seorang

sandro itu ada yang bergantung kepada bantuan atau pertolongan dari jin dan

sejenisnya. Segala sesuatu yang dilakukan untuk membantu atau menolong

seseorang pasti meminta bantuan dari jin yang dimiliki. Dalam masyarakat

Sapugara Bree seorang sandro yang memiliki jin untuk membantunya, sandro

tersebut dikenal dengan orang yang mempunyai pematik (sebuah peliharan yang

bersifat gaib).16

Kemudian sandro menurut ibu Siti yang dikenal sebagai salah satu sandro

wanita di desa Sapugara Bree yang memiliki keahlian sebagai sandro nilik

menurut Beliau sandro yaitu orang yang meimiliki kemampuan baik dalam

15 Wawancara dengan Bapak Subanti pada tanggal 6 Januari 2020 pukul 19.23 di Desa

Sapugara Bree. 16 Wawancara dengan Uak Majet pada tanggal 11 Januari 2020 pukul 21.00 di Desa

Sapugara Bree.

Page 62: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

51

melihat hal gaib dan lain sebagainya semata-mata hanya untuk menolong orang

yang sedang membutuhkan pertolongan dan kemampuan tersebut merupakan

anugrah dari Yang Maha Kuasa. Jadi, menurut Beliau kemampuan yang

dimilikinya tidak untuk digunakan hanya untuk dirinya sendiri melainkan tugas

seorang sandro sandro adalah membantu atau menolong seseorang yang sedang

membutuhkan.17

Selanjutnya pengertian sandro menurut bapak Yusuf yang dikenal sebagai

sandro ayam dan kebo menurut pandangan Beliau sandro yaitu orang yang telah

mendapatkan kemampuan khusus dengan cara mempelajari segala sesuatu yang

berkaitan dengan sandro sehingga mampuh menjadi seseorang yang dapat

dibutuhkan dalam masyarakat untuk membantu menyelsaikan masalah yang

dihadapi. Jadi menurut Beliau sandro merupakan orang yang memiliki

kemampuan lebih yang banyak dibutuhkan di dalam maysarakat.18

b. Syarat Menjadi Seorang Sandro

Untuk menjadi seorang sandro mereka tidak semerta-merta dengan mudah

mengatakan bahwa dirinya adalah sandro, melainkan terdapat hal-hal yang harus

diketahui terlebih dahulu. Terdapat berbagai pendapat untuk mennjadi seorang

sandro, yaitu sebagai berikut:

Pertama, menurut bapak Subanti, untuk menjadi seorang sandro,

seseorang haruslah memahami tentang perkara sembayang terlebih dahulu.

17 Wawancara dengan Ibu Siti pada tanggal 13 Januari 2020 pukul 20.00 di Desa

Sapugara Bree. 18 Wawancara dengan Bapak Yusuf pada tanggal 9 Januari 2020 pukul 08.30 di Desa

Sapugara Bree.

Page 63: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

52

Menurut Beliau orang yang menjadi sandro harus mempelajari dan memahami

satu per satu perihal gerakan dan bacaan di dalam sholat, karena gerakan dan

bacaan di dalam sholat memiliki maknanya masing-masing, misalnya seperti

mengangkat kedua tangan untuk takbir, ruku, sujud dan lain-lain. Setelah

memahami hal tersebut seorang sandro selanjutnya harus bisa memahami tentang

dirinya sendiri dan tubuhnya, maksudnya seorang sandro harus bisa mengetahui

siapa dirinya, dari mana dia berasal dan kemana dia akan kembali dan itu harus

dipahami dengan sebaik-baiknya. Kemudian dia harus bisa mengetahui di dalam

tubuhnya terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah SWT dan harus memahami bahwa

bagian tubuhnya merupakan gambaran dari seluruh alam semesta. Hal yang

terakhir untuk dipahami secara mendalam yaitu syariat Islam. Semua hal tersebut

menurut bapak Subanti harus dikuasai matang-matang agar seorang sandro dapat

terhubung langsung dengan Yang Maha Kuasa, dan mendapatkan izin dan rido

dari-Nya untuk mengobati dan menyembuhkan orang yang sedang sakit.19

Kedua, menurut pendapat Uak Kade untuk menjadi seorang sandro

seseorang harus pergi berguru kepada orang-orang yang mereka anggap sebagai

sandro yang terhebat, baik itu di dalam daerah sendiri maupun di luar dari

daerahnya contohnya seperti berguru ke pulau Lombok, Bima, Dompu dan lain-

lain. Seorang yang ingin menjadi sandro akan mempelajari segala hal yang

diberikan oleh guurunya mulai dari jampi-jampi yang sederhana hingga yang

sulit, kemudian cara-cara untuk mengobati dan menyembuhkan penyakit, dan

19 Wawancara dengan Bapak Subanti pada tanggal 6 Januari 2020 pukul 19.23 di Desa

Sapugara Bree.

Page 64: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

53

cara-cara dalam menjadi sandro lainnya. Menurut Beliau sandro yang hebat

berasal dari guru yang hebat pula.20

Untuk menjadi seorang sandro membutuhkan waktu yang cukup lama

bahkan ada yang sampai bertahun-tahun lamanya. Seseorang yang ingin menjadi

sandro rela berkorban dan mengabdi kepada sang guru karena menurut mereka

dengan cara itulah mereka dapat membalas jasa dari seorang gurunya, mereka

akan menghormati semua keturunan dari gurunya tersebut dan terkadang ada juga

yang memberikan beras sebagai bayaran kepada gurunya tersebut padahal

gurunya tidak meminta apapun dari mereka.

Seseorang yang telah menjadi sandro dan telah terkenal mereka akan

sering dimintai pertolongan oleh masyarakat desanya sendiri hingga orang-orang

yang berasal dari desa-desa yang lain. Orang yang akan meminta bantuan mereka,

akan datang langsung ke rumah seorang sandro yang mereka anggap hebat, dan

orang tersebut akan memberikan uang dan sejenisnya sebagai upah untuk dapat

memberikan bantuan kepada orang tersebut.

Sebenarnya sandro yang terdapat di Desa Sapugara Bree tidak

memberikan tarif harga bayaran atas apa yang dilakukan, mereka tidak memaksa

orang minta bantuan mereka untuk memberikan uang dan sejenisnya, karena

mereka mengetakan “apabila orang yang minta bantuan tersebut mau memberikan

upah atau bayaran kepada mereka dengan ikhlas maka mereka akan menerimanya,

dan apabila tidak ada sama sekali yang diberikan kepada mereka maka itu tidak

20 Wawancara dengan Uak Kade pada tanggal 17 Januari 2020 pukul 10.15 di Desa

Sapugara Bree.

Page 65: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

54

menjadi masalah karena mereka membantu atau menolong bukan karena uang

atau upah dan yang lainnya, mereka tidak mengharapkan apa-apa dalam membatu

atau menolong sesama manusia.21

c. Peran Sandro di Desa Sapugara Bree

Peran sandro di dalam masyarakat Desa Sapugara Bree sangatlah penting

dan diperlukan dalam berbagai hal. Karena masyarakat Sapugara Bree memiliki

kepercayaan yang cukup tinggi terhadap sandro sehingga membuatnya

dibutuhkan oleh banyak orang. Sandro di dalam masyarakat memiliki bnayak

peran diantaranya dapat menjadi seorang yang mampuh menyembuhkan atau

mengobati orang yang sakit baik itu dengan cara yang dapat dijangkau oleh akal

manusia atau tidak dalam arti lain supranatural dan non-suprantural, memberi

jampi-jampi, memprediksikan jodoh dan rizki seseorang, dan sebagainya yang

berhubungan dengan hal yang gaib maupun tidak, kemudian mereka juga

dipercaya untuk memberikan sebuah nasehat atau pendapat terhadap banyak

persoalan, misalnya memberikan pendapatnya untuk hari-hari yang baik dan tidak

baik dalam hal, melaukan perjalanan ke daerah lain, membangun rumah,

menanam dan memanen hasil pertanian, dan lain-lain.

Adapun peran dan fungsi sandro yang berkaitan dengan seseorang

penuntut ilmu, dan mengikuti sebuah kompetisi atau perlombaan. Untuk

seseorang yang akan menuntut ilmu di luar dari daerahnya, biasanya seorang

pelajar tersebut diberikan sebuah pegangan supaya dapat terhindar dari segala

21 Wawancara dengan Bapak Ape pada tanggal 3 Januari 2020 pukul 20.15 di Desa

Sapugara Bree.

Page 66: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

55

macam mara bahaya dan sesuatu hal yang tidak diinginkan. Pegangannya berupa

sebuah doa-doa yang diambil dalam Al-Quran yang telah mereka pelajari makna

secara mendalam sehingga menurut mereka dapat dijadikan sebagai sebuah

pelindung bagi pelajar tersebut, akan tetapi doa-doa tersebut bukan merupakan

sebuah azimat melainkan sebagai doa yang dianggap mujarap dalam

melindunginya. Doa tersebut hanya dipanjatkan kepada Allah SWT dengan

memohon secara ikhlas dan tulus.22

Untuk seorang pelajar yang akan menghadapi sebuah ujian atau ulangan

semester mereka juga akan meminta bantuan kepada sandro untuk dapat

menambah semangat dalam belajar dan dapat menjawab ujian tersebut tanpa ada

rasa keraguan. Dalam hal ini seorang pelajar tersebut akan dimandikan dengan air

yang telah diberi doa oleh sandro, dalam proses pemandian tersebut seorang

pelajar diperintahkan untuk meneguk air yang jatuh dari atas kepalanya sebanyak

tiga kali. Setelah dimandikan sandro akan membaca doa lagi dia atas kepala

seorang pelajar tersebut dan meniupkan seorang pelajar tersebut tepat ditengah-

tengah kepalanya sebagai tanda berakhirnya proses pemandiannya.

Sedangkan untuk seseorang yang mengikuti sebuah kompetisi atau

perlombaan, sandro akan memberikan seseorang tersebut jampi-jampi atau

mantra-mantra sebelum berangkat untuk melakukan kompetisi tersebut.

Tujuannya untuk memberikan sebuah perlindungan dan membuatnya semakin

hebat dari orang lain dalam mengikuti kompetisi tersebut. Misalnya dalam

22 Wawancara dengan Bapak Ape pada tanggal 3 Januari 2020 pukul 20.15 di Desa

Sapugara Bree.

Page 67: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

56

mengikuti kompetisi berapan kebo (karapan kerbau) dan berapan ayam (karapan

ayam), sandro akan memberikan jampi-jampi kepada orang dan hewannya

tersebut supaya di dalam melakukan kompetisi dia dan hewan peliharaannya tidak

terkena guna-guna dari orang lain dan hewannya tersebut dapat mengambil hadiah

dan menjadi juara.

Jadi bagi desa Sapugara Bree sandro banyak dibutuhkan oleh masyarakat

dan memiliki berbagai peran dalam membantu dan menolong masyarakat yang

berada disekitarnya. Sandro sangat populer dan banayak breperan di dalam

kehidupan sosial masyarakat Desa Sapugara Bree. Sehingga di daearh ini terdapat

macam-macam tipe Sandro, anatara lain; sandro nilik (dukun yang melihat

dengan mata batin), sandro beseterang (dukun berobat atau penyembuh), sandro

uyen (dukun yang menahan hujan), sandro bal (dukun bola ketika bertanding),

sandro kebo (dukun yang mengurus masalah karapan kerbau), sandro jodoh

(dukun tentang masalah jodoh), sandro ayam (dukun yang mengurus masalah

karapan ayam) dan lain-lain.23

d. Jenis-jenis Sandro

1. Sandro nilik (dukun yang melihat dengan mata batin)

Sandro nilik adalah sandro yang memiliki kemampuan mata batin yang

luar biasa, dapat melihat sesuatu yang tidak nampak oleh mata telanjang, dapat

mengetahui sesuatu yang di luar nalar manusia biasa. Sandro ini dalam

menggunakan proses perdukunannya dengan berbagai cara, diantaranya ada yang

23 Wawancara dengan Bapak Ape pada tanggal 3 Januari 2020 pukul 20.15 di Desa

Sapugara Bree.

Page 68: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

57

menggunakan sebuah kitab yang ditulis oleh orang-orang terdahulu yang isinya

diambil dari Al-Qur’an, kitab ini digunakan oleh sandro ini untuk mengetahui

jodoh dan rezeki seseorang, itu karena di dalam kitab ini telah dijelaskan cara-cara

untuk nilik jodoh dan rezeki, ada juga yang menggunakan makhluk halus seperti

jin dan sejenisnya. Cara ini sering digunakan untuk mengetahui sesuatu yang

hilang. Sandro ini mereka mendapatkan kemampuan nilik tersebut dengan cara

berguru kepada sandro lain yang dianggap mampu mengajarkan cara nilik dengan

sangat baik, dan ada juga dengan cara diturunkan dari orang yang sudah dulu

mendapatkan cara nilik tersebut.

Sandro ini dengan kemampuannya banyak dicari oleh orang-orang,

mereka banyak di mintai bantuan untuk mencari tahu sesuatu yang hilang

misalnya, hewan peliharaan, kendaraan, uang dan barang-barang berharga lainnya

yang dicuri oleh orang, contohnya seperti sapi, kambing, karbau, kuda, sepeda

motor, mobil, perhiasan dan lain-lainnya. Sandro ini juga banyak dimintai

bantuan untuk melihat jodoh dan rezeki, orang-orang baik laki-laki maupun

perempuan sebelum melakukan pernikahan mereka akan mendatangi sandro

tersebut untuk mengetahui dia dan calon pasangannya berjodoh atau tidak.

Selanjutnya mereka akan menanyakan mengenai rezekinya apabila mereka

menjalin rumah tangga.

Adapun yang sering dimintai bantuan kepada sandro ini yaitu mereka

ingin mengetahui bagaimana nasib ketika ingin melakukan perjalanan pada suatu

tempat, maksudnya mereka akan diberitahukan hal-hal yang akan dilakukan

ketika berada di daerah yang baru mereka datangi, misalnya seperti seseorang

Page 69: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

58

yang pergi kuliah keluar daerah, seseorang yang pergi bekerja keluar negeri dan

lain sebagainya.

Cara yang digunakan oleh sandro nilik dalam melakukan proses

perdukunannya menggunakan berbagai hal, diantaranya ada yang langsung

melihat kitab, biasanya untuk melihat jodoh dan rezeki seseorang dengan

pasangannya, ada juga yang menggunakan berbagai benda dalam melihat sesuatu

yang hilang ataupun dicuri, seperti menggnakan batang lidi, parang, kendi berisi

air dan lain sebagainya.24

2. Sandro beseterang (dukun berobat atau penyembuh)

Sandro beseterang adalah sandro yang mempunyai keahlian dalam

mengobati dan menyembuhkan berbagai macam penyakit, baik itu penyaket

dalam maupun penyaket luar dengan berbagai cara masing-masing. Penyaket

dalam maksudnya yaitu penyakit yang tidak bisa diketahui oleh orang biasa

karena disebabkan oleh gangguan makhluk halus, guna-guna orang jahat dan lain-

lain. Sedangkan penyaket luar yaitu penyakit yang terjadi bukan disebabkan oleh

hal-hal yang gaib, misalnya kepala pusing, demam tinggi, patah tulang, keseleo,

salah urat dan lain sebagainya. Sandro beseterang juga memiliki berbagai nama

diantaranya mereka dipanggil dengan sebutan sandro mido, sandro reperes, dan

sandro remido.

Sandro ini memiliki berbagai cara yang berbeda-beda dalam mengobati

orang-orang yang mengalami penyakit, ada yang hanya menggunakan bacaan doa

24 Wawancara dengan Bapak Haji Iyan pada tanggal 21 Januari 2020 pukul 14.30 di Desa

Sapugara Bree.

Page 70: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

59

untuk mengobati orang yang sedang dalam gangguan makhluk halus atau jin,

sandro yang menggunakan cara ini biasanya langsung mengetahui penyakit yang

diderita oleh seseorang yang meminta bantuan kepadanya, setelah itu sandro

tersebut akan mulai mengobati orang tersebut dengan membacakan berbagai doa-

doa untuk menghilangkan gangguan dari berbagai makhluk halus yang berada di

dalam tubuh orang sakit tersebut, cara ini hampir mirip dengan pengobatan yang

dilakukan oleh para ustazd yang dikenal dengan istilah pengobatan ruqiyah.

Cara lain juga yang digunakan untuk mengobati seseorang yaitu dengan

menggunakan benda-benda yang telah dibacakan doa, seorang sandro yang

menggunakan cara ini biasanya memakai benda seperti air, daun pohon, kayu,

akar kayu dan lain sebagainya. Semua bahan tersebut sebelum diberikan kepada

orang yang sakit telah dibacakan berbagai doa yang dapat menghilangkan

gangguan makahluk halus, guna-guna dan jampi-jampi di dalam tubuh seseorang,

karena cara ini hanya digunakan untuk mengobati penyaket dalam. Adapun

penggunakan bahan-bahan tersebut yaitu dengan berbagai cara, ada yang dimium

langsung, dimakan, dioleskan dan ditempelkan pada titik tertentu.

Selanjutnya sandro menggunakan obat-obatan herbal biasa dalam

mengobati seseorang, cara ini biasa digunakan untuk mengobati penyaket luar

seperti sakit kepala, patah tulang, keseleo, salah urat dan lain-lain. Terakhir, cara

seorang sandro mengobati seseorang yaitu dengan cara menyentuh titik-titik

Page 71: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

60

tertentu pada tubuh seseorang, maksudnya sandro akan menekan, mengurut dan

memijat bagian-bagian tertentu pada badan yang mengalami kesakitan.25

3. Sandro uyen (dukun yang menahan hujan)

Sandro uyen adalah sandro yang memiliki kemampuan dapat menahan

hujan agar tidak jatuh ke suatu daerah atau tempat yang diinginkan oleh sandro

tersebut. Maksud dari kata menahan di sini memiliki beberapa arti diantaranya ada

yang mengatakan bahwa hujannya dialihkan ke tempat lain dan ada yang

mengatakan bahwa air hujannya ditahan agar tidak jatuh di tempat tersebut.

Biasanya sandro uyen ini dimintai bantuan oleh seseorang untuk menahan atau

mengalihkan hujan ke tempat lain ketika ada suatu acara seperti acara pesta

pernikahan dan ketika ada pertandingan resmi yang diselenggarakan oleh

pemerintah daerah seperti main sepak bola, bola voly dan lain-lain.

Sandro uyen dalam melakukan tugasnya memiliki cara tersendiri, menurut

hasil wawancara yang dilakukan dengan Uak Majet agar dapat menahan atau

mengalihkan hujan seorang sandro harus melakukan berbagai hal diantaranya

sandro tersebut meminta dengan tulus dan bersungguh-sungguh kepada Allah

SWT setelah melaksanakan sholat subuh, supaya dapat mengalihkan atau

menahan hujan ketika turun pada hari itu, pada saat hujannya akan jatuh sandro

uyen akan mengalihkan hujan tersebut dengan memohon kepada Allah SWT

dengan berdoa kemudian dia mengarahkan hujan tersebut ke daerah lain dengan

mengayunkan telunjuknya ke arah yang akan menjadi tempat hujannya dialihkan.

25 Wawancara dengan Bapak Subanti pada tanggal 6 Januari 2020 pukul 19.23 di Desa

Sapugara Bree.

Page 72: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

61

Berbeda dengan menahan turunnya hujan, sandro uyen akan membuat hujan

tersebut tidak jatuh ditempat tersebut dan tempat lainnya.

Beliau juga mengatakan bahwa pernah diminta untuk menahan atau

mengalihkan hujan saat pertandingan bola voly yang diselenggarakan pada malam

hari, yang pada saat itu sering turun hujan ketika malam hari. Beliau didatangi

oleh seseorang ke rumahnya untuk dimintai bantuan tersebut dengan

membawakan sejumlah uang, supaya setiap pertandingan bola voly dapat berjalan

dengan lancar tanpa kendala hujan.26

4. Sandro bal (dukun bola ketika bertanding)

Sandro bal merupakan sandro yang memiliki kemampuan dapat membuat

seseorang saat bermain bola sepak menjadi gugup, tidak berani, was-was sehingga

tidak dapat bermain bola dengan baik dan sandro bal ini juga dapat menahan,

membelokkan bola agar tidak dapat mencetak gol ke dalam tim yang telah

membayarnya. Sandro ini biasanya dibutuhkan bantuan ketika ada pertandingan

sepak bola antar desa, karena pertandingan antar desa ini sangat bergengsi bagi

tiap-tiap desa yang ikut serta dalam ajang pertandingan tersebut.

Sandro ini melakukan tugasnya ketika pertandingan sedang berlangsung

hingga selesai dan biasanya dia berada di samping tiang kiper atau di belakang

kiper. Adapun yang dilakukan saat ingin memberikan rasa was-was kepada

pemain yaitu dengan membacakan guna-guna dan membelokkan jarinya agar

bolanya tidak mengarah ke dalam kiper. Cara lain yang digunakan oleh sandro ini

26 Wawancara dengan Uak Majet pada tanggal 11 Januari 2020 pukul 21.00 di Desa

Sapugara Bree.

Page 73: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

62

yaitu dengan memasang sesuatu di kedua tiang kiper yang telah dibacakan guna-

guna.

Terkadang yang dilakukan oleh sandro ini kepada pemain bola saat

bertanding ada yang tidak mempan atau guna-guna yang diberikan tidak bekerja.

Hal tersebut kemungkinan terdapat sandro bal lain yang mendukung tim

lawannya, karena disetiap desa terdapat sandro seperti ini juga yang melakukan

hal yang serupa. Selain tim dari desanya yang bertanding, sandro ini juga saling

memberikan perlawan di luar lapangan dengan menggunakan guna-gunanya

masing-masing.27

5. Sandro kebo (dukun yang mengurus masalah karapan kerbau)

Sandro kebo merupakan sandro dengan kemampuan merawat atau

mengurus kerbau yang akan mengikuti perlombaan nyampo atau berapan kebo

(karapan kerbau). Maksudnya kerbau tersebut akan diberikan jampi-jampi yang

akan membuatnya tahan dari serangan sandro lain yang ingin membelokkannya

agar tidak mengenai saka (tiang pancang) yang diletakkan di tengah-tengah arena.

Nyampo kebo atau berapan kebo merupakan sebuah tradisi yang

diwariskan oleh orang-orang terdahulu dengan menggunakan dua ekor kerbau

yang dikenakan sebuah noga (kayu yang telah rangkai untuk dapat membuat

kerbau lari secara bersamaan) dan kareng (kayu yang dirancang supaya seorang

joki dapat berdiri di atas kerbau yang lari), dengan tujuan mengenai saka (tiang

pancang) yang terbuat dari kayu. Berapan kebo ini menggunakan sawah yang baru

27 Wawancara dengan Guru Bode pada tanggal 29 Januari 2020 pukul 16.30 di Desa

Sapugara Bree.

Page 74: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

63

saja dipanen sebagai arena berlari kerbau. Biasanya berapan kebo diadakan setiap

hari minggu dari pagi hingga selesai, yang pesertanya berasal dari berbagai daerah

di pulau Sumbawa. Perlombaan ini memperebutkan juara satu sampai tiga dengan

berbagai hadiah yang menarik, seperti kuda, kulkas, mesin cuci, dan lain-lain.

Cara menentukan pemenangnya yaitu dengan melihat kecepatan lari

kerbau tersebut disertai dengan mengenai saka (tiang pancang). Fungsi dari

sandro kebo disini antara lain memandikan, dan mengolesi minyak yang telah

dibacakan jampi-jampi terhadap kerbau tersebut sebelum berangkat ke arena yang

dilakukan di rumah pemilik kerbau karapan tersebut, tujuannya agar kerbau

tersebut dapat berlari tanpa ada gangguan dari sandro lain. Adapun hal lain yang

dilakukan oleh sandro kebo ini, ketika berada di arena karapan kerbau dia akan

duduk di depan saka yang menjadi tujuan joki untuk memberikan arahan

kerbaunya agar dapat mengenai saka dan untuk mbelokkan kerbau orang lain

supaya tidak mengenai saka.28

6. Sandro ayam (dukun yang mengurus masalah karapan ayam).

Sandro ayam merupakan sandro dengan kemampuan merawat atau

mengurus ayam yang akan mengikuti peelombaan nyampo atau berapan ayam

(karapan ayam). Maksudnya ayam tersebut akan diberikan jampi-jampi yang akan

membuatnya tahan dari serangan sandro lain yang ingin membelokkannya agar

tidak mengenai saka (tiang pancang) yang diletakkan di tengah-tengah arena.

28 Wawancara dengan Uak Kade pada tanggal 17 Januari 2020 pukul 10.15 di Desa

Sapugara Bree.

Page 75: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

64

Nyampo ayam ini merupakan sebuah perlombaan dengan menggunakan

dua ekor ayam yang dikenakan sebuah noga ode (kayu kecil yang dibuat untuk

mengikat kedua ayam supaya lari secara bersamaan), dengan tujuan mengenai

saka (pancang) yang terbuat dari daun lontar. Nyampo ayam ini menggunakan

lapangan sepak bola, ladang jagung dan lain-lain sebagai arena berlarinya ayam

karapan tersebut. Biasanya berapan ayam diadakan setiap hari sabtu dari pagi

hingga selesai, yang pesertanya berasal dari berbagai daerah di pulau Sumbawa.

Seperti halnya karapan kerbau, nyampo ayam ini juga memperebutkan juara satu

sampai tiga dengan berbagai hadiah yang menarik, seperti kuda, sapi, motor,

kulkas, mesin cuci, sarung, bedcover dan lain-lain. Cara menentukan

pemenangnya yaitu dengan melihat kecepatan lari ayam tersebut disertai dengan

mengenai saka.

Fungsi dari sandro ayam disini antara lain memandikan ayam tersebut

dengan campuran daun kelor di sekujur tubuhnya sebelum berangkat ke arena,

tujuannya agar ayam tersebut dapat berlari tanpa ada gangguan dari sandro lain.

Adapun hal lain yang dilakukan oleh sandro ayam ini, ketika berada di arena

karapan ayam dia akan duduk di depan saka yang menjadi tujuan joki untuk

memberikan arahan ayamnya agar dapat mengenai saka dan untuk mbelokkan

ayam orang lain.29

29 Wawancara dengan Bapak yusuf pada tanggal 9 Januari 2020 pukul 08.30 di Desa

Sapugara Bree.

Page 76: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

65

BAB IV

PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP TRADISI NILIK DAN

SANDRO

Pada bab ini peneliti akan menguraikan serta menerangkan data dan hasil

penelitian tentang permasalahan yang telah dirumuskan pada Bab I yaitu tradisi

nilik dan sandro dalam pemahaman masyarakat muslim dan peran sandro

terhadap kehidupan sosial masyarakat Sumbawa Barat Desa Sapugara Bree. Hasil

dari penelitian ini diperoleh dengan teknik wawancara mendalam secara langsung

kepada informan sebagai bentuk pencarian dan dokumentasi langsung di

lapangan. Kemudian peneliti juga memakai teknik observasi sebagai cara untuk

melengkapi data yang telah ditemukan.

Peneliti juga menggunakan pendekatan kualitatif untuk melihat kondisi

alami dari suatu fenomena. Dengan melakukan penelitian melalui pendekatan

historis dan antropologi maka peneliti harus memaparkan, menjelaskan,

menggambarkan data yang telah diperoleh oleh peneliti melalui wawancara

mendalam yang dilakukan dengan para informan dan menghasilkan data-data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan berdasarkan orang atau perilaku yang

diamati.

Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara dengan enam belas orang

responden, sepuluh orang responden diantaranya peneliti mewawancarainya

terkait pemahaman masyarakat muslim Sumbawa Barat desa Sapugara Bree

terhadap tradisi nilik dan sandro, selebihnya dan sembilan orang responden

Page 77: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

66

tersebut peneliti wawancara terkait peran sandro terhadap kehidupan sosial

masyarakat desa Sapugara Bree. Enam belas orang responden tersebut terbagi ke

dalam beberapa bagian diantaranya, 1 orang ustadz dan 3 orang responden santri,

3 orang responden awam atau masyarakat biasa, 3 orang responden pelajar atau

mahasiswa, 3 orang responden kaya dan 3 orang responden miskin.

A. Tradisi Nilik dan Sandro dalam Pemahaman Masyarakat Muslim

Sumbawa Barat Desa Sapugara Bree

a. Wawancara dengan 1 orang ustadz dan 3 orang responden santri

Responden ustadz ini bernama bapak Sahabuddin, beliau merupakan

seorang yang memiliki propesi sebagai guru agama di pondok pesantren

beliau juga merupakan kepala sekolah dari madrasah tsanawiyah atau setara

dengan tingkat SMP di pondok pesantren desa Sapugara Bree. Di dalam

masyarakat beliau dikenal sebagai seorang ustadz dan guru ngaji, serta beliau

sering mengisi ceramah-ceramah diberbagai acara baik di desa Sapugara Bree

dan desa-desa lainnya. Beliau memiliki seorang istri yang berpropesi sebagai

guru dan memiliki dua orang anak perempuan.

Pandangan beliau mengenai tradisi nilik dan meminta bantuan kepada

sandro menurutnya ada yang diperbolehkan dan ada yang tidak

diperbolehkan. Pertama, yang diperbolehkan yaitu meminta bantuan kepada

sandro yang menggunakan al-Qur’an dalam melakukan proses

perdukunannya dan mereka yang meyakini bahwa al-Qur’an sebagai salah

satu obat dalam menyembuhkan berbagai macam penyakit. Kedua, yang tidak

Page 78: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

67

diperbolehkan yaitu meminta bantuan kepada sandro yang dalam proses

perdukunannya menggunakan bantuan dari makhluk halus atau bantuan jin,

karena itu merupakan bentuk kesyirikan kepada Allah SWT dan menyalahi

ajaran Islam dan orang melakukan hal tersebut dikatakan musyrik karena

percaya kepada selain Allah.

Dalam hal aqidah orang yang musyrik kepada Allah tergolong orang

yang kafir, karena dia telah menyekutukan Allah yaitu percaya kepada

jin,makluk halus dan lain sebagainya. Dan dalam ilmu aqidah orang yang

melakukan hal tersebut termasuk kezaliman yang besar atau telah melakukan

dosa besar kepada Allah, yang dimana telah dilejaskan dalam al-Qur’an

dalam surat an-Nisa ayat 48 yang artinya “Sesungguhnya Allah tidak akan

mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari

itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang menyekutukan

Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa besar.

Jadi menurut beliau melakukan tradisi tersebut dan meminta bnatuan

kepada sandro ada yang boleh dan yang tidak. Selama tidak menyimpang dari

ajaran islam maka itu diperbolehkan dan sebaliknya.1

Responden pertama bernama Topan Rahimin, dia adalah seorang

santri kelas tiga Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Himmatul Ummah

Sapugara Bree. Dia sudah masuk pondok pesantren tersebut sejak lulus dari

SD, jadi dia telah mondok sekitar lima tahun lebih, dia termasuk seorang

1 Wawancara dengan Bapak Sahabuddin pada tanggal 5 November 2020 pukul 19.00 di

kediamannya melaui telpon seluler.

Page 79: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

68

santri yang rajin dan berprestasi. Selama lima tahun lebih dia telah

mempelajari berbagai hal yang berkaitan dengan agama Islam termasuk

sejarah, kebudayaan, hukum-hukum Islam dan lain sebagainya.

Ketika ditanya mengenai pandangannya terhadap tradisi nilik dan

sandro, ia mengatakan bahwa tradisi nilik dan percaya kepada sandro

merupakan suatu hal yang harus dihindari dan tidak boleh dilakukan oleh

seseorang yang beragama Islam, alasannya karena di dalam Al-Qur’an telah

dijelaskan terhadap larangan mendatangi dan mempercayainya seorang

dukun, dia menjelaskan kepada Saya dengan memberikan sebuah dalil yang

diambil dalam Al-Qur’an yaitu surah An-Naml ayat 65 yang artinya

“Katakanlah, tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui

perkara yang ghaib, kecuali Allah..”, dan dalil-dalil lainya yang melarang

akan hal tersebut.

Dia mengatakan juga orang yang melakukan tradisi nilik dan percaya

kepada dukun ialah orang yang musyrik kepada Allah karena meminta

pertolongan kepada selain Allah dan menurutnya juga sebagian snadro itu

meminta pertolongan kepada jin untuk mengetahui dan memberitahukan

masalah yang ingin diketahui. Jadi, orang tersebut meminta pertolongan

kepada jin atau selain Allah dan itu merupakan suatu kesyirikan.2

Responden kedua bernama Muhammad Tansil, dia merupakan santri

kelas dua Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Himmatul Ummah Sapugara

2 Wawancara dengan saudara Topan Rahimin pada tanggal 3 Februari 2020 pukul 14.00

di Pondok Pesantren Himmatul Ummah Desa Sapugara Bree

Page 80: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

69

Bree. Dia mulai masuk pondok pesantren tersebut ketika lulus dari SMP

Negeri yang berada di luar daerah dan dia baru satu tahun lebih menuntut

ilmu di pondok pesantren tersebut. Sebelum masuk ke pondok pesantren dia

belum telalu lancar membaca Al-Qur’an dan tidak terlalu memhami banyak

hal yang berkaitan dengan hukum-hukum Islam, untuk itulah dia ingin masuk

ke pondok pesantren agar mendapat pemahaman tentang Islam yang baik dari

sebelumnya. Ketika Kyainya menyampaikan ceramah dia sangat antusias

untuk mendengar dan memahami terhadap yang disampaikan oleh Kyainya

tersebut.

Pandangannya tentang tradisi nilik dan sandro setelah mengetahui

hukum-hukum Islam yang dipelajari di pondok pesantren, menurutnya tradisi

nilik tidak boleh dilakukan karena bertentangan dengan ajaran agama Islam

yaitu larangan meminta bantuan kepada selain Allah. Mengenai

pandangannya tentang sandro, menurutnya sandro ada yang dapat dimintai

bantuannya dan ada yang tidak, sandro yang dapat dimintai bantuannya salah

satunya sandro reperes (dukun pijat) dan sandro-sandro yang bertugas

menyembuhkan orang. Sandro tersebut pernah membantu salah seorang

keluarganya yang mengalami patah tulang dan meminta bantuannya untuk

diurut untuk mengembalikan ke bentuk semula.

Kemudian sandro yang dilarang untuk dimintai bantuannya salah

satunya sandro nilik dan sandro-sandro yang menggunakan bantuan makhluk

halus atau jin. Jadi menurutnya tradisi nilik ini tidak boleh dilakukan dan

meminta bantuan kepada seorang sandro boleh-boleh saja selain dari sandro

Page 81: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

70

yang meminta bantuan kepada jin seperti sandro guna-guna (dukun santet)

dan sejenisnya.3

Responden ketiga bernama Saiful Ali, dia adalah santri kelas satu

Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Himmatul Ummah Sapugara Bree juga.

Dia telah sekolah di pondok pesantren tersebut mulai dari TK, MI, MTs dan

sampai sekarang dia masih melanjutkannya ke Madrasah Aliyah di pondok

pesantren tersebut. Setidaknya dia telah belajar tentang agama Islam sejak

dari kecil dan memiliki pemahaman yang baik mengenai hukum-hukum

agama Islam yang diperbolehkan dan yang dilarang, sebab dia telah menuntut

ilmu di pondok pesantren tersebut kurang lebih 12 tahun lamanya, walaupun

dia mulai menetap di asrama setelah lulus Madrasah Ibtidaiyah atau setara

dengan SD.

Menurutnya tradisi nilik tidak dibenarkan dan sangat dilarang untuk

dilakukan menurut ajaran agama Islam karena telah menyalahi aturan yang

ditetapkan oleh Allah yaitu jangan percaya kepada selain Allah. Menurutnya

jika percaya kepada selain Allah maka dia termasuk orang yang musyrik atau

menyekutukan Allah. Dia mengatakan bahwa percaya kepada jin dan setan

merupakan dosa besar yang tidak bisa diampuni oleh Allah.

Kemudian pandangannya terhadap sandro menurutnya sangat tidak

dianjurkan dalam ajaran Islam karena sebagian dari sandro tersebut ada yang

meminta bantuan kepada bangsa jin dan sejenisnya. Dia mengatakan daripada

3 Wawancara dengan saudara Muhammad Tansil pada tanggal 3 Februari 2020 pukul

17.00 di Pondok Pesantren Himmatul Ummah Desa Sapugara Bree

Page 82: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

71

meminta bantuan kepada seorang sandro lebih baik meminta bantuan kepada

ustadz, kyai atau dokter dalam hal menyembuhkan penyakit atau hal

lainnya.4

b. Wawancara dengan 3 orang responden awam atau masyarakat biasa

Responden pertama untuk masyarakat awam bernama bapak Samrah

dia berusia 55 tahun dan berprofesi sebagai seorang tukang bangunan di desa

Sapugara Bree. Biasanya dia membuat bangunan rumah baru, merenovasi

rumah yang terbuat dari bahan-bahan kayu. Dia memiliki 5 orang anak dan

tiga diantaranya sudah menikah dan memiliki anak juga. Dia biasa melakukan

pekerjaannya dibantu oleh anaknya dan juga manantunya.

Pandangan dia terhadap tradisi nilik dan meminta bantuan kepada

seorang sandro adalah hal yang biasa dilakukan oleh masyarakat Sapugara

Bree karena sudah dilakukan oleh orang tua sejak dulu. Menurutnya nilik ada

juga menggunakan hal-hal yang berkaitan dengan Islam misalnya sebelum dia

memulainya dia akan meminta atau berdoa kepada Allah supaya

diberitahukan apa yang ingin diketahui. Dia berpendapat bahwa tradisi nilik

ini tidak apa-apa untuk dilakukan karena seorang sandro menggunakan

bacaan-bacaan Al-Qur'an atau doa yang dipanjatkan kepada Allah untuk

melakukan penglihatan mata batinnya.

Meminta bantuan kepada seorang sandro menurutnya sangat

membantu bagi masyarakat dalam bamayak hal diantaranya sandro dapat

dimintai bantuan menyembuhkan penyakit dan hal-hal lainnya. Maka dari itu

4 Wawancara dengan saudara Saiful Ali pada tanggal 3 Februari 2020 pukul 20.10 di

Pondok Pesantren Himmatul Ummah Desa Sapugara Bree

Page 83: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

72

dia memandang tradisi nilik dan sandro adalah warisan dari orang terdahulu

dan tidak melanggar ajaran Islam.5

Responden kedua untuk masyarakat awam bernama bapak Budiman

dia berusia 53 tahun dan berprofesi sebagai seorang petani. Setiap hari dia

selalu pergi ke sawah untuk melihat padi dan tanaman lainnya yang dia

rawatnya. Dia juga melakukan pekerjaan lain ketika padinya pada masa

pertumbuhan, biasanya dia pergi naik gunung atau pergi melubang untuk

mencari batu yang mengandung emas. Ada juga pekerjaan serabutan yang

biasa dilakukan saat ada waktu senggangnya.

Rensponden ini memiliki pandangan bahwa tradisi nilik dan bantuan

sandro sangat berguna untuk menolong orang-orang mengalami kehilangan

barang atau benda berharganya. Dia pernah meminta bantuan kepada sandro

nilik untuk mengetahui hewan ternaknya yang hilang, kemudian sandro

tersebut memberitahukan bahwa ternaknya telah curi oleh seseorang. Sandro

tersebut dapat mengetahui ciri-ciri dari pencuri ternaknya itu, kemudian dia

mendatangi pencuri yang telah disebutkan ciri-cirinya oleh sandro tersebut

dan ternyata orang tersebut adalah orang yang telah mencuri hewan

ternaknya. Dia mengatakan bahwa berkat dari bantuan dari sandro nilik ini

dia dapat menemukan kembali hewan ternaknya yang telah dicuri dan

menurut dia bantuan dari sandro tersebut itu sangat membantunya.

Ketika peneliti menanyakan tentang pendapatnya tentang tradisi nilik

dan bantuan sandro sebagai seorang muslim dia menjawab itu merupakan hal

5 Wawancara dengan bapak Samrah pada tanggal 5 Februari 2020 pukul 19.05 di Desa

Sapugara Bree

Page 84: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

73

yang sudah biasa dilakukan di dalam masyarakat kita dan telah dilakukan

oleh orang-orang sebelum kita. Menurutnya juga sandro yang dimintai

bantuannya juga meminta kepada Allah atau berdoa kepada-Nya untuk

memudahkan dalam mengetahui sesuatu yang ingin diketahui sebelum

menggunakan mata batinnya.6

Responden ketiga untuk masyarakat awam bernama ibu Sumiati dia

berusia 39 tahun. Dia adalah seorang ibu rumah tangga yang memiliki usaha

dagang kecil-kecilan di depan rumahnya. Dia pernah pergi bekerja ke luar

negeri selama beberapa tahun untuk membiayai kebutuhan sekolah anak-

anaknya dan keluarganya. Dia pergi ke Arab Saudi untuk bekerja selama

kurang lebih dua tahun setengah.

Dia mengatakan bahwa tradisi nilik dan meminta bantuan kepada

sandro sangat membantu di dalam masyarakat dalam berbagai hal, misalnya

meminta bantuan untuk mencari barang yang hilang, kelupaan meletakkannya

ataupun brang yang diambil oleh seseorang. Dia juga mengatakan lebih suka

meminta bantuan kepada seorang sandro terlebih dahulu daripada melapor ke

kantor polisi ketika terjadi kasus kehilangan atau pencurian. Karena dengan

begitu dia akan langsung mengetahui siapa yang mengambilnya dengan

menggunakan bantuan penglihatan mata batin yang dimiliki oleh sandro

tersebut.

Ketika dia pergi bekerja menjadi TKW (tenaga kerja wanita) ke Arab

Saudi selama beberapa tahun, dia diberikan sejenis bacaan berupa doa-doa

6 Wawancara dengan bapak Budiman pada tanggal 6 Februari 2020 pukul 13.30 di Desa

Sapugara Bree

Page 85: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

74

yang diberikan oleh seorang sandro supaya dapat terhindar dari segala

gangguan saat berada di negeri orang.7

c. Wawancara dengan 3 orang responden pelajar atau mahasiswa

Responden pertama dari kalagan mahasiswi bernama Eva Yolandari

berusia 26 tahun, dia merupakan seorang mahasiswi semester akhir yang

masih aktif kuliah di Universitas Mataram (UNRAM) yaitu salah satu

Universitas yang ada di pulau Lombok. Dia mengambil jurusan peternakan di

Universitas Mataram tersebut yaitu melanjutkan jurusan yang pernah diambil

waktu masih di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Dia berpandangan bahwa tradisi nilik dan meminta bantuan kepada

sandro itu sangat berguna baginya, karena dia pernah meminta bantuan

kepada sandro untuk mengetahui orang yang telah mencuri motornya. Pada

akhirnya motornya tersebut dapat ditemukan setelah diberitahu oleh sandro

tersebut ciri-ciri pencuri dan tempat persembunyiannya. Kemudian dia juga

pernah diberikan jampi-jampi berupa doa-doa untuk diamalkan supaya

terhindar dari gangguan orang-orang yang membencinya. Jampi-jampi

tersebut diberikan ketika pertama kali dia pergi meninggalkan desanya untuk

pergi kuliah ke pulau Lombok.

Pandangannya terhadap tradisi nilik dan sandro menurutnya wajar saja

untuk dilakukan karena telah menjadi tradisi masyarakat Sapugara Bree.

Menurutnya juga kebanyakan seorang sandro menggunakan cara yang islami

7 Wawancara dengan ibu Sumiati pada tanggal 7 Februari 2020 pukul 09.35 di Desa

Sapugara Bree

Page 86: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

75

dalam melakukan kegiatannya, misalnya dia membaca doa terlebih dahulu

sebelum mengobati seseorang dan lain sebagainya. Jadi tradisi nilik dan

meminta bantuan kepada sandro tidak apa-apa dilakukan oleh masyarakat

muslim.8

Responden kedua dari kalangan mahasiswa bernama Awaluddin yang

berusia 20 tahun, dia adalah salah satu mahasiswa di Universitas Cordova

yang berada di daerah Kabupaten Sumbawa Barat dan dia merupakan

mahasiswa semester empat yang masih aktif kuliah di Universitas tersebut.

Dia merupakan alumni dari SMA Negeri Satu Brang Rea yang mengambil

jurusan IPA, kemudian dia melanjutkan jurusannya tersebut di Universitas

Cordova dengan mengambil jurusan Biologi.

Pandangan kedua ini terhadap tradisi nilik menurutnya suatu kegiatan

yang sering dilakukan oleh sebagian besar masyarakat muslim Sapugara

Bree. Alasan masyarakat sering melakukan tradisi tersebut antara lain yaitu

ingin mencaritahu dengan cepat sesuatu yang ingin diketahui misalnya seperti

barangnya yang hilang, kecurian dan lain-lain. Sementara sandro menurut

pandangannya dia memiliki peran yang penting di dalam masyarakat, karena

dia dapat memberikan banyak bantuan untuk masyarakat dalam berbagai hal

dan dia adalah orang pertama yang dicari ketika seseorang terkena penyakit.

Walaupun seseorang meminta bantuannya saat tengah malam dia tetap

melayani orang yang meminta bantuannya tersebut. Jadi menurutnya tradisi

8 Wawancara dengan saudari Eva Yolandari pada tanggal 9 Februari 2020 pukul 10.00 di

Desa Sapugara Bree

Page 87: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

76

nilik dan sandro ini seolah-olah sebuah kebutuhan yang penting bagi

masyarakat Sapugara Bree.9

Responden ketiga dari kalangan mahasiswi bernama Shafira Nurulita

yang berusia 19 tahun, dia kuliah di salah satu kampus yang berada di daerah

Sumbawa Besar yaitu Universitas Teknologi Sumbawa (UTS). Di UTS dia

mengambil jurusan akuntansi. Dia pernah menjadi santri dan sekolah selama

tiga tahun untuk Madrasah Tsanawiyah (MTs) di pondok pesantren Himmatul

Ummah Sapugara Bree dan melanjutkan studi berikutnya ke Madrasah

Aliyah Negeri Taliwang.

Pandangannya terhadap tradisi nilik dan dan meminta bantuan kepada

sandro yaitu tidak diperbolehkan dalam agama Islam dan sangat dilarang

untuk dilakukan karena terdapat dalil yang kuat di dalam Al-Qur'an bahwa

melakukan tradis milik dan meminta bantuan sandro tersebut dilarang keras

dan termasuk ke dalam orang-orang yang menyekutukan Allah. Menurutnya

tradisi tersebut banyak dilakukan oleh masyarakat yang kurang mengetahui

tentang hukum-hukum atau ajaran yang ada dalam agama Islam. Dan juga

mereka mengikuti apa yang telah biasa dilakukan oleh para pendahulunya

atau orang tua mereka.

Sebagai seorang yang terpelajar dan masyarakat muslim dia

mengatakan bahwa tradisi nilik ini harus ditinggalkan dan tidak boleh lagi

9 Wawancara dengan saudara Awaluddin pada tanggal 10 Februari 2020 pukul 15.25 di

Desa Sapugara Bree

Page 88: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

77

untuk dilakukan oleh masyarakat muslim karena di dalam Al-Qur'an terdapat

larangan untuk melakukannya.10

B. Peran Sandro Terhadap Kehidupan Sosial Masyarakt Desa Sapugara

Bree

a. Wawancara dengan 3 orang responden kaya

Responden pertama dari kalangan orang kaya bernama bapak Taufik

berusia 49 tahun, dia merupakan seorang usahawan yang memiliki UD (usaha

dagang) yang besar di desa Sapugara Bree dan memiliki banyak pekerja. Dia

memiliki seorang istri dan satu anak perempuan, dia memulai usaha

dagangnya tersebut bersama istrinya dari awal hingga saat ini. Dia dan

istrinya merupakan masyarakat biasa yang tidak pernah kuliah atau belajar

mengenai perdagangan. Awalnya dia dan istrinya hanya membuka usaha

kecil-kecilan, seiring berjalannya waktu usahanya semakin besar dan

berkembang seperti sekarang.

Pandangannya terhadap peran sandro di dalam masyarakat

menurutnya sangat penting, karena dapat memberikan berbagai macam

bantuan kepada masyarakat terutama bagi masyarakat yang sedang sakit

karena sandro lebih dikenal dengan caranya mengobati seseorang. Adapun

peran lain yang menurutnya sangat penting yaitu dapat memberikan saran dan

nasehat bagi seseorang yang ingin membuka suatu usaha. Sebagaimana

10 Wawancara dengan saudari Shafira Nurulita pada tanggal 11 Februari 2020 pukul

12.05 di Desa Sapugara Bree

Page 89: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

78

pengalamannya sebelum membuka usaha dagangnya dengan istrinya, dia

meminta saran dari seorang sandro untuk memulai usahanya tersebut.11

Responden kedua dari kalangan orang kaya bernama bapak Haji

Syafi'i berusia 50 tahun, dia adalah seorang pengusaha kayu yang sukses, dari

usahanya tersebut dia dapat menaikan haji hampir semua keluarganya dari

hasil usahanya tersebut. Dia terkenal dengan panggilan bos Fi'i yang memiliki

banyak anak buah atau pekerja untuk mengurusi usahanya. Dia memiliki satu

orang istri dan dua orang anak laki-laki dan perempuan, anak laki-lakinya

sekarang telah menjadi seorang dewan DPRD dan anak perempuannya

sedang kuliah di Universitas Indonesia.

Menuru hasil wawancara yang saya lakukan dia mengatakan bahwa

peran dari sandro di desa Sapugara Bree sangat penting dan dibutuhkan oleh

masyarakat. Sebab sandro di sini memiliki berbagai bentuk pertolongan yang

diberikan, misalnya dalam hal mengobati, menyembuhkan, dan lain

sebagainya. Dalam hal mengobati sandro adalah orang pertama yang dicari

ketika ada orang sedang sakit, karena dia bisa dipanggil ke rumah kapanpun

seseorang mengalami sakit, misalnya pagi hari, malam hari dan juga tengah

malam sekalipun.

Alasan lain dia mengatakan sandro punya peran penting dalam hal

mengobati ialah karena dia pernah meminta bantuan dari sandro untuk

mengobati istrinya yang mengalami penyakit yang disebabkan oleh bangsa

11 Wawancara dengan Bapak Taufik pada tanggal 13 Februari 2020 pukul 09.00 di Desa

Sapugara Bree.

Page 90: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

79

jin, dengan bantuan dari sandro istrinya dapat kembali sembuh dan terlepas

dari gangguan makhluk halus.12

Responden ketiga dari kalangan orang kaya bernama bapak Haji

Mukhtar berusia 53 tahun, dia merupakan seorang tuan tanah di desa

Sapugara Bree. Dia memiliki banyak tanah persawahan yang terdapat di

berbagai desa di kecamatan Brang Rea, selain sebagai tuan tanah dia juga

membuka usaha beli gabah yang telah dipanen. Dia memiliki anak yang

sedang menempuh pendidikan S2 di luar negeri.

Menurutnya peran dari sandro di desa Sapugara Bree ialah sangat

diperlukan dalam kehidupan masyarakat, karena dia dapat memberikan

berbagai bantuan. Salah satu bantuan yang pernah dia minta kepada sandro

yaitu dia pernah meminta saran kepada sandro ketika ingin menanam dan

panen padinya, saran yang diminta ialah waktu yang tepat dan bagus untuk

melakukan hal tersebut. Juga dia meminta saran agar mendapatkan hasil

panen yang bagus dia di suruh meletakkan sebuah obat yang dibuat oleh

sandro tersebut di setiap sawah yang dimilikinya. Menurutnya juga selain

bantuan tersebut ada juga peran penting seorang sandro diantaranya ketika

membangun sebuah rumah, mengobati orang sakit dan lain sebagainya.13

12 Wawancara dengan Bapak Haji Syafi'i pada tanggal 15 Februari 2020 pukul 16.30 di

Desa Sapugara Bree 13 Wawancara dengan Bapak Haji Mukhtar pada tanggal 16 Februari 2020 pukul 21.15 di

Desa Sapugara Bree

Page 91: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

80

b. Wawancara dengan 3 orang responden miskin

Responden pertama dari kalangan orang miskin bernama ibu Sahariya

berusia 60 tahun, dia merupakan salah satu orang yang tidak mampuh di desa

Sapugara Bree. Dia adalah seorang janda yang ditinggalkan oleh suaminya

dan dia memiliki dua orang anak yang masing-masing telah bersuami istri.

Pekerjaan dia adalah seorang buruh padi dan penjual kue keliling.14

Responden kedua dari kalangan orang miskin bernama ibu Fatmawati

yang beusia 55 tahun, dia merupakan seorang ibu rumah tangga yang

memiliki suami yang sedang sakit. Dan dia memiliki seorang anak yang

belum pernah pulang dari tanah rantauan. Dia bekerja sebagai buruh

serabutan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.15

Responden ketiga dari kalangan orang miskin bernama bapak Amir

berusia 65 tahun, dia adalah seorang laki-laki tua yang hidup sendiri dan dia

tinggal di sebuah kebun milik seseorang. Dia tidak memiliki istri dan anak

karena dia tidak menikah. Dan dia sekarang hidup sebatang kara dengan

bekerja sebagai penjaga kebun.16

Dari ketiga responden orang miskin yang peneliti wawancara mereka

memiliki jawaban yang hampir mirip yakni menurut mereka peran sandro di

desa Sapugara Bree sangat penting dalam hal mengobati orang sakit baik itu

14 Wawancara dengan Ibu Sahariya pada tanggal 18 Februari 2020 pukul 10.00 di Desa

Sapugara Bree 15 Wawancara dengan Ibu Fatmawati pada tanggal 19 Februari 2020 pukul 17.00 di Desa

Sapugara Bree 16 Wawancara dengan Bapak Amir pada tanggal 20 Februari 2020 pukul 20.10 di Desa

Sapugara Bree

Page 92: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

81

menggunakan obat-obatan herbal atau dengan bantuan lainnya. Sandro biasa

dimintai bantuan untuk mengurut orang yang salah urat, keseleo, ataupun

patah tulang kemudian memberikan obat-obatan yang dibuat sendri oleh

sandro tesebut. Mereka berpendapat demikian karena sering meminta bantuan

kepada sandro ketika sedang merasa sakit. Dari ketiga responden tersebut

salah satunya mengatakan bahwa dia lebih mempercayai obat yang dibuat

oleh sandro dari pada obat yang diberikan oleh dokter.

C. Analisa Data

Analisa data yang peneliti lakukan yaitu menggunakan landasan teori

magic dan do’a dari soerang antropolog yaitu James Frazer yang menyatakan

bahwa ketika magis telah mengalamai kemunduran, agama datang

menggantikan posisinya. Menarik apa yang dilakukan dalam pengamatan

Frazer itu, mengenai adanya perkembangan magis dalam kehidupan

masyarakat. pada pandangan Frazer, agama datang dalam semangat

positivistik pada saat manusia sudah mulai merasa menggunakan rasio atau

akalnya.

Salah satu contoh pemikiran Frazer tentang alih keyakinan terhadap

agama itu terdapat dalam ritual. Jika pada masyarakat primitif, orang

merapalkan mantra magis, namun pada masyarakat yang meyakini agama

kepercayaan terhadap yang supranatural dengan relasi manusia dengan yang

supranatural pertolongan-Nya dengan cara berdoa atau ritual yang lain akan

mampu membebaskan belenggu keyakinan magis dan akan membawanya

Page 93: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

82

kepada keyakinan magis. Ini pula yang ditangkap Frazer sebagai tanda

kemajuan. Bahwa ketika magis menggunakan prinsip imitasi dan kontak

dengan merapalkan mantra dan menerapkan prinsip personal, baku dan

universal. Sedangkan agama telah memberikan kemajuan secara intelektual,

begitu ungkap Frazer. Dengan datangnya agama, Frazer mengatakan bahwa

secara bertahap perubahan dalam masyarakat primitif itu mulai terlihat.

Misalnya, kekuasaan ditangan para ahli sihir beralih ke pendeta-pendeta:

mereka diyakini sangat dekat dengan Tuhan. Frazer menyebutkan bahwa

pendeta, agamawan memiliki dimensi ketuhanan dalam dirinya.17

Frazer mengatakan bahwa pengakuan umum tentang kesalahan magic

merupakan perkembangan yang cukup penting dalam sejarah pemikiran

manusia, karena ketika magic menurun maka agamalah yang menggantikan

posisi magic. Frazer juga mengungkapkan bahwa dimana ada kepercayaan

pada makhluk supranatural dan usaha manusia untuk mendapatkan bantuan

melalui doa atau ritual, maka pemikiran manusia telah keluar dari magic dan

masuk dalam agama. Artinya, magic sama sekali tidak berkaitan dengan

agama.18

Tradisi nilik dan sandro merupakan satu kesatuan yang tidak dapat

dipisahkan karena orang yang melakukan tradisi nilik meminta bantuan

kepada seorang sandro. Hal tersebut di Desa Sapugara Bree Kecamatan

Brang Rea Kabupaten Sumbawa Barat telah menjadi kebiasaan masyarakat

17 James Frazer, The Golden Bough: A Studi of Comparation Religion. (New York: The

Macmillan com. 1942). h. 201 18 Daniel L Pals,Seven Theories of Religion, (terj. Ali Noer Zaman), (Yogyakarta :

Qalam, 2001). h.61-62

Page 94: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

83

sejak dahulu, karena telah menjadi sebuah tradisi dan adat istiadat yang

diwarisi secara turun-temurun dari generasi ke generasi.

Tradisi tersebut di dalam desa Sapugara Bree awalnya banyak

dipengaruhi oleh kepercayaan animisme dan dinamisme yang meyakini

bahwa di dalam suatu benda, hewan dan lain-lain terdapat roh atau kekuatan

magis (supranatural). Kekuatan supranatural yang terdapat di dalam benda

atau hewan tersebut dahulu banyak digunakan oleh para ahli sihir untuk

membantunya dalam kehidupan sehari-hari. Setelah Islam masuk dan banyak

diterima oleh masyarakat tanah Samawa, perlahan-lahan kepercayaan

animisme dan dinamisme menghilang dan semua yang berbau supranatural

yang biasanya menggunakan mantra-mantra berubah menjadi menggunakan

ayat-ayat suci Al-Qur'an. Kekuatan supranatural bukan lagi mengandung ilmu

hitam melainkan mengandung hal-hal yang bernuansa Islami.

Setelah masuknya Agama Islam tradisi yang semulanya kental dengan

hal-hal yang bernuansa animisme dan dinamisme telah berganti menjadi

bernuansa Islami dengan tidak membuang tradisi tersebut, yang diganti

hanyalah cara-cara yang dahulu menggunakan kekuatan hitam dan

menggantinya dengan menggunakan cara-cara yang lebih islami, misalnya

dalam hal mengobati orang sakit dulu menggunkan bantuan makhluk gaib

sedangkan sekarang menggunakan bacaan ayat suci Al-Qur'an Qur'an dan

cara-cara yang lebih islami.

Page 95: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

84

Tradisi nilik telah ada sejak masa kerajaan sumbawa dan telah banyak

dilakukan oleh orang-orang sumbawa baik itu dulu sampai sekarang, karena

banyak memberikan manfaat yang pragmatis terharap masyarakat. Untuk

masyarakt desa Sapugara Bree mereka telah melakukan tradisi tersebut sudah

dari dulu, hampir semua masyarakat desa tersebut pernah meminta bantuan

kepada sandro baik bantuan yang bersifat supranatural maupun yang non

supranatural. Orang-orang yang menggunakan tradisi nilik di desa Sapugara

Bree dapat dikatakan lumayan banyak, baik dalam hal nilik jodoh, kehilangan

barang dan lain sebagainya sesuai masalah yang dihadapi oleh individu

masyarakat masing-masing.

Alasan mengapa tradisi nilik dan meminta bantuan kepada sandro

masih ada smapai sekarang dan yang meminta bantua kepada sandro

umumnya memeluk agama Islam karena tradisi tersebut telah memiliki cara-

cara yang dapat diterima oleh masyarakat muslim dan tidak bertentangan

dengan ajaran Islam, tidak seperti tradisi sebelum masuknya Islam yang

kebanyakan menggunakan bantuan dari makhluk halus dan bertentangan

dengan ajaran Islam.

Page 96: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

85

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil data yang ditemukan dan pembahasan di atas, maka

dalam penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

Tradisi nilik merupakan adat istiadat yang telah ada sejak zaman dahulu

dan diturunkan secara turun temurun dari generasi ke generasi yang dilakukan

oleh seseorang dengan meminta bantuan kepada orang yang ahli dalam

penglihatan mata batin (sandro) dan ilmu sandro (ilmu tentang perdukunan).

Dapat ditarik pengertian bahwa tradisi nilik adalah suatu kegiatan yang sering

dilakukan oleh masyarakat dengan meminta bantuan kepada seorang sandro

untuk mengetahui barang yang telah hilang, jodoh, rezeki dan nasib ketika

melakukan sebuah perjalanan.

Adapun macam-macam nilik antara lain sebagai berikut:

- Nilik kehilangan merupakan jenis nilik yang tujuannya untuk mengetahui

benda-benda atau barang-barang yang telah hilang, lupa tempat

meletakkannya, diambil atau dicuri oleh orang, disembunyikan dan lain

sebagainya.

- Nilik jodoh dan rezeki merupakan jenis nilik yang memiliki tujuan untuk

mengetahui pasangannya yang sekarang dapat menjadi jodohnya dan ingin

mengetaui rezeki atau perekonomian mereka dalam menjalani hubungan

setelah malakukan pernikahan.

Page 97: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

86

- Nilik nasib ketika melakukan sebuah perjalanan merupakan jenis nilik yang

memiliki tujuan untuk mengetahui apakah ketika melakukan perjalanan

seseorang akan berhasil atau tidak mencapai apa yang diinginkan.

- Nilik Orang yang Terkena Guna-Guna merupakan nilik yang memiliki

tujuan untuk mengetahui penyebab seseorang terkena penyakit yang tidak

bisa disembuhkan oleh pihak rumah sakit, dan terkena penyakit yang tidak

biasa di dalam dunia medis atau kedokteran.

Adapun jenis-jenis sandro antara lain sebagai berikut:

- Sandro nilik (dukun yang melihat dengan mata batin)

- Sandro beseterang (dukun berobat atau penyembuh)

- Sandro uyen (dukun yang menahan hujan)

- Sandro bal (dukun bola ketika bertanding)

- Sandro kebo (dukun yang mengurus masalah karapan kerbau)

- Sandro ayam (dukun yang mengurus masalah karapan ayam).

Dalam pembahasan di atas juga telah diuraikan mengenai pandangan

masyarakat terhadap tradisi nilik dan sandro dari berbagai kalangan masyarakt

diantaranya dari kalangan santri, awam atau masyarakat biasa, pelajar atau

mahasiswa, orang kaya dan orang miskin.

B. Saran

Berdasarkan hasil temuan dan kajian penulis di atas, maka penulis

dapat memberikan saran-saran sebagai berikut:

Page 98: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

87

1. Bagi peneliti yang akan mendatang agar meneliti lebih mendalam

mengenai para sandro dalam bidang pendidikannya agar melengkapi

penelitian yang telah peneliti lakukan.

2. Bagi penulis berikutnya juga agar lebih memnggambarkan dan membuat

lebih baik hasil penelitian ini sesuai dengan disiplin ilmu yang ada di

perguruan tinggi.

3. Bagi para pembaca umum, diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat

dijadikan sebagai ilmu pengetahuan baru dan menambah wawasannya agar

lebih luas lagi.

Page 99: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

88

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Lukman. 1994. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka cet.

II.

Azwar, Syaifuddin. 1998. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bahri, Media Zainul. 2015. Wajah Studi Agama-Agama Dari Era Teosofi

Indonesia (1901-1940) Hingga Masa Reformasi. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Buku Pengumpulan Buku Induk Statistik Sektoral Pemerintah Desa Sapugara

Bree, Naskah tidak diterbitkan.

Buku Rekap Data Penduduk Desa Sapugara Bree Tahun 2018, Naskah tidak

diterbitkan.

Darajat, Zakiyah. 1996. Perbandingan Agama I. Jakarta: Bumi Aksara.

Frazer, James. 1942. The Golden Bough: A Studi of Comparation Religion. New

York: The Macmillan com.

Honig, A. G. 1993. Ilmu Agama. Jakarta: BPK Gunumng Mulai.

Koentjaraningrat, 1983. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Aksara Baru.

Mantja, Lalu. 2011. Sumbawa pada Masa Dulu: Suatu Tinjauan Sejarah.

Sumbawa Besar: Rinta Surabaya.

Laporan Profil Desa Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat Kecamatan Brang

Rea Desa Sapugara Bree Tahun 2018, Naskah tidak diterbitkan.

Meolong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif Bnadung: PT Remaja

Rosdakarya.

Page 100: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

89

Nurdin, Ali. 2015. Komunikasi Magis Fenomena Dukun di Pedesaan.

Yogyakarta: LkiS Pelangi Aksara.

Nur Tanjung, Bahdin dan Adrial, 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah

(Proposal, Skripsidan Tesis) Dan Mempersiapkan Diri Menjadi Penulis

Artikel Ilmiah. Jakarta: Kencana.

Pals, Daniel L. 2011. Seven Theoris of Religion Yokyakarta: IRCiSoD.

Pals, Daniel L. 2001. Seven Theories of Religion, (terj. Ali Noer Zaman.

Yogyakarta : Qalam.

Permata, Ahmad Norma. 2000. Metodologi Studi Agama. Yokyakarta: Pustaka

Pelajar.

Pringgodidgo, A. G. 1973. Ensiklopedi Umum. Jakarta: Yayasan Dna Buku

Frangklin.

Rahman, Fachrir. 2014. Kerajaan-Kerajaan Islam di Nusa Tenggara Barat.

Mataram: Alam Tara Institute.

Ratna, Nyoman Khuta. 2010. Metodologi Penelitian: Kajian Budaya dan Ilmu

sosial Humaniora Pada Umumnya. Yokyakarta: Pustaka Pelajar.

Salim dan Syahrum. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Citapusaka

Media.

Sayuthi, Ali. 2002. Metodologi Penelitian Agama. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Tambusai, Musdar Bustaman. 2017. Ensiklopedia Jin, Sihir, dan Perdukunan.

Yogyakarta: Pro-U Media.

Page 101: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

90

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta:

Pusat Bahasa.

Tim Penyusun Pusat Bahasa. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:

Balai Pustaka.

Tumanggor, Rusmin. 2005. Dokter atau dan Dukun: Pergumulan Pengobatan di

Indonesia. Jakarta: LEMLIT UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Observasi dan Wawancara

Wawancara dengan Bapak Nasir, Sandro Nilik Kecamatan Brang Rea Kabupaten

Sumbawa Barat, pada 25 Januari 2020.

Wawancara dengan Bapak Haji Iyan, Sandro Nilik Kecamatan Brang Rea

Kabupaten Sumbawa Barat, pada 21 Januari 2020.

Wawancara dengan Bapak Ape, Tokoh Adat Kecamatan Brang Rea Kabupaten

Sumbawa Barat, pada 3 Januari 2020.

Wawancara dengan Ibu Siti, Sandro Nilik Perempuan Kecamatan Brang Rea

Kabupaten Sumbawa Barat, pada 13 Januari 2020.

Wawancara dengan Bapak Subanti, Sandro Nilik dan Tokoh Adat Kecamatan

Brang Rea Kabupaten Sumbawa Barat, pada 6 Januari 2020.

Wawancara dengan Bapak Asen, Tokoh Adat Kecamatan Brang Rea Kabupaten

Sumbawa Barat, pada 13 Januari 2020.

Wawancara dengan Uak Majet, Sandro Nilik Kecamatan Brang Rea Kabupaten

Sumbawa Barat, pada 11 Januari 2020.

Wawancara dengan Bapak Yusuf, Sandro Nilik Kecamatan Brang Rea Kabupaten

Sumbawa Barat, pada 9 Januari 2020.

Page 102: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

91

Wawancara dengan Uak Kade, Sandro Nilik Kecamatan Brang Rea Kabupaten

Sumbawa Barat, pada 17 Januari 2020.

Wawancara dengan Guru Bode, Tokoh Adat Kecamatan Brang Rea Kabupaten

Sumbawa Barat, pada 29 Januari 2020.

Wawancara dengan Saudara Topan Rahimin, Santri Pondok Pesantren Himmatul

Ummah Sapugara Bree Kecamatan Brang Rea Kabupaten Sumbawa Barat,

3 Februari 2020.

Wawancara dengan Saudara Muhammad Tansil, Santri Pondok Pesantren

Himmatul Ummah Sapugara Bree Kecamatan Brang Rea Kabupaten

Sumbawa Barat, 3 Februari 2020.

Wawancara dengan Saudara Saiful Ali, Santri Pondok Pesantren Himmatul

Ummah Sapugara Bree Kecamatan Brang Rea Kabupaten Sumbawa Barat,

3 Februari 2020.

Wawancara dengan Bapak Samrah, Masyarakat Sapugara Bree Kecamatan Brang

Rea Kabupaten Sumbawa Barat, 5 Februari 2020.

Wawancara dengan Bapak Budiman, Masyarakat Sapugara Bree Kecamatan

Brang Rea Kabupaten Sumbawa Barat, 6 Februari 2020.

Wawancara dengan Ibu Sumiati, Masyarakat Sapugara Bree Kecamatan Brang

Rea Kabupaten Sumbawa Barat, 7 Februari 2020.

Wawancara dengan Saudari Eva, Mahasiswa Sapugara Bree Kecamatan Brang

Rea Kabupaten Sumbawa Barat, 9 Februari 2020.

Wawancara dengan Saudara Awaluddin, Mahasiswa Sapugara Bree Kecamatan

Brang Rea Kabupaten Sumbawa Barat, 10 Februari 2020.

Page 103: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

92

Wawancara dengan Saudari Shafira Nurulita, Mahasiswa Sapugara Bree

Kecamatan Brang Rea Kabupaten Sumbawa Barat, 11 Februari 2020.

Wawancara dengan Bapak Taufik, Masyarakat Sapugara Bree Kecamatan Brang

Rea Kabupaten Sumbawa Barat, 13 Februari 2020.

Wawancara dengan Bapak Haji Syafi'i, Masyarakat Sapugara Bree Kecamatan

Brang Rea Kabupaten Sumbawa Barat, 15 Februari 2020.

Wawancara dengan Bapak Haji Mukhtar, Masyarakat Sapugara Bree Kecamatan

Brang Rea Kabupaten Sumbawa Barat, 16 Februari 2020.

Wawancara dengan Ibu Sahariya, Masyarakat Sapugara Bree Kecamatan Brang

Rea Kabupaten Sumbawa Barat, 18 Februari 2020.

Wawancara dengan Ibu Fatmawati, Masyarakat Sapugara Bree Kecamatan Brang

Rea Kabupaten Sumbawa Barat, 19 Februari 2020.

Wawancara dengan Bapak Amir, Masyarakat Sapugara Bree Kecamatan Brang

Rea Kabupaten Sumbawa Barat, 20 Februari 2020.

Wawancara dengan Bapak Sahabuddin pada tanggal 5 November 2020 pukul

19.00 di kediamannya melaui telpon seluler.

Referensi Jurnal

Agus Dono Karmadi, Budaya Lokal sebagai Warisan Budaya dan Upaya

Pelestariannya, Makalah disampaikan pada Dialog Budaya Daerah Jawa

Tengah yang diselenggarakan oleh Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai

Tradisional Yogyakarta bekerjasama dengan Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan Propinsi Jawa Tengah, di Semarang 8 - 9 Mei 2007.

Page 104: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

93

Aslati dan Silawati, Fenomena Magis pada Tradisi Pacu Jalur di Kabupaten

Kuantan Singingi, Edisi Desember 2017 vol. 41 No. 2.

Sukiman,”Pemanfaatan Kesenian Sekeco Etnis Samawa sebagai Materi

Pembelajaran Sastra di SMP”, Vol. 12, Nomor 1, Juni 2018.

Referensi Skripsi

Setiyawati, Rima. 2014. Peranan Dukun Bayi Dalam Perspektif Masyarakat Jawa

Terhadap Proses Persalinan di Dusun Nolorprayan Desa Jatirejo

Kabupaten Semarang Jawa Tengah (Melalui Pendekatan Teori Solidaritas

Mekanik dan Organik Emile Durkheim). Jurussan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Sofyan, Ady. 2012. Kedudukan dan Peran Dukun dalam Masyarakat Suku

Tengger : Studi kasus di desa mororejo kec. Tosari kab. Pasuruan Jawa

Timur. Jurusan Perbandingan Agama. Fakultas Ushuluddin UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Referensi Internet

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumbawa Barat. 2019. Kabupaten Sumbawa

Barat dalam Angka. Kabupaten Sumbawa barat: Maharani. Hal 5-7

https://sumbawabaratkab.bps.go.id/publication/download. diakses 4 Nov

2019, pukul 02.30 WIB

Page 105: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

94

Page 106: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 107: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …
Page 108: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …
Page 109: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

PEDOMAN WAWANCARA TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO

UNTUK WARGA DESA SAPUGARA BREE

Nama Informan

Nama :

Alamat :

Jenis kelamin :

Umur :

Agama :

Jabatan :

Tanggal wawancara :

Daftar Pertanyaan:

A. Sejarah Tradisi Nilik

1. Bagaimana sejarah awal tradisi Nilik?

2. Apa itu nilik?

B. Tujuan dari Tradisi Nilik

1. Apa tujuan dari nilik?

C. Macam-macam Nilik

1. Nilik ada berapa jenis?

D. Sandro dan Jenis-jenis Sandro

1. Apa itu sandro?

2. Apa saja syarat menjadi sandro?

Page 110: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

3. Apa saja yang peran dari sandro?

4. Ada berapa macam sandro?

Sapugara Bree, ..... Januari 2020

(................................................)

Nama dan tanda tangan informan

Page 111: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …
Page 112: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …
Page 113: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …
Page 114: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …
Page 115: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …
Page 116: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …
Page 117: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …
Page 118: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …
Page 119: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …
Page 120: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …
Page 121: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

HASIL WAWANCARA

Nama : Bapak Nasir

Alamat : Dusun Bree, RT. 010/02 Desa Sapugara Bree

Jenis kelamin : Laki-laki

Umur : 67 Tahun

Agama : Islam

Jabatan : Sandro Nilik

Tanggal wawancara : 25 Januari 2020

Daftar Pertanyaan:

Sejarah Tradisi Nilik

A : Bagaimana sejarah awal tradis nilik?

B : Menurut bapak Nasir, pada zaman dahulu di tanah Samawa ketika

masih berdiri kerajaan-kerajaan yang menguasai tanah Samawa,

terdapat seseorang yang sering dimintai bantuan oleh orang-orang, dia

berasal dari bangsa Arab dan telah lama menetap di pulau Samawa dan

telah menjalani hidup layaknya orang tanah Samawa, baik dari cara

bicara dan lain-lain. Orang Arab ini dikenal sebagai sosok yang baik

hati dan memiliki kemampuan yang sangat luar biasa, seperti halnya

memiliki kemampuan mengobati atau menyembuhkan orang sakit,

dapat menafsirkan mimpi, dapat melihat dengan mata batin dan lain

sebagainya. Salah satu kemampuannya yaitu melihat dengan mata batin

yang dapat mengetahui hal-hal yang tidak dapat diketahui oleh orang

biasa, maka dari itu orang-orang banyak meminta bantuan dengan

Page 122: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

penglihatan mata batin yang dimilikinya, perihal masalah kehilangan

benda, masalah jodoh dan rezeki serta ingin mengetahui nasib ketika

melakukan sebuah perjalanan.

A : Apa itu nilik?

B : Dilihat dari asal katanya nilik adalah bahasa Sumbawa yang memiliki

arti melihat sesuatu yang tidak nampak oleh mata telanjang dan hanya

bisa dilakukan oleh orang-orang yang memiliki kemampuan ilmu batin

dan ilmu sandro (ilmu tentang perdukunan). Dapat ditarik pengertian

bahwa tradisi nilik adalah suatu kegiatan yang sering dilakukan oleh

masyarakat dengan meminta bantuan kepada seorang sandro untuk

mengetahui barang yang telah hilang, jodoh, rezeki dan nasib ketika

melakukan sebuah perjalanan.

Page 123: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

HASIL WAWANCARA

Nama : Bapak Syafruddin

Alamat : Dusun Sapugara, RT. 01/01 Desa Sapugara Bree

Jenis kelamin : Laki-laki

Umur : 56 Tahun

Agama : Islam

Jabatan : Warga Desa

Tanggal wawancara : 3 Januari 2020

Daftar Pertanyaan:

Tujuan dari Tradisi Nilik

A : Apa tujuan dari nilik?

B : Adapun tujuannya tersebut antara lain sebagia berikut; pertama, tujuan

melakukan tradisi tersebut bagi seseorang ialah untuk mencari sebuah

bantuan atau pertolongan dalam menyelsaikan masalah-masalah yang

hanya dapat diberikan oleh orang yang memiliki kemampuan yang luar

biasa dalam menggunakan mata batinnya. Orang yang memiliki

kemampuan penglihatan mata batin tersebut atau dapat dikatakan sebagai

sandro nilik yang dapat membantu orang-orang dalam menyelsaikan

masalah seperti kehilangan benda atau barang yang berharga, ingin

mengetahui jodoh, rezeki dan nasib ketika melakukan sebuah perjalanan.

Tujuan yang kedua masyarakat desa Sapugara Bree melakukan tradisi

nilik yaitu mereka mengikuti kebiasaan atau adat dan istiadat yang telah

diajarkan oleh orang tua mereka sejak zaman dahulu, apabila ada masalah

Page 124: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

yang tidak bisa diselsaikan secara tidak biasa maka mereka akan meminta

bantuan kepada seorang sandro. Sehingga mereka selalu mengutamakan

bantuan seorang sandro dari pada meminta bantuan dari orang biasa.

Page 125: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

HASIL WAWANCARA

Nama : Ibu Siti

Alamat : Dusun Sapugara, RT. 02/01 Desa Sapugara Bree

Jenis kelamin : Perempuan

Umur : 60 Tahun

Agama : Islam

Jabatan : Sandro Nilik

Tanggal wawancara : 13 Januari 2020

Daftar Pertanyaan:

Macam-macam Nilik

A : Nilik ada berapa jenis?

B : Nilik kehilangan merupakan jenis nilik yang tujuannya untuk

mengetahui benda-benda atau barang-barang yang telah hilang, lupa tempat

meletakkannya, diambil atau dicuri oleh orang, disembunyikan dan lain

sebagainya.

Nilik jodoh dan rezeki merupakan jenis nilik yang memiliki tujuan untuk

mengetahui pasangannya yang sekarang dapat menjadi jodohnya dan ingin

mengetaui rezeki atau perekonomian mereka dalam menjalani hubungan

setelah malakukan pernikahan.

Nilik nasib ketika melakukan sebuah perjalanan merupakan jenis nilik yang

memiliki tujuan untuk mengetahui apakah ketika melakukan perjalanan

seseorang akan berhasil atau tidak mencapai apa yang diinginkan.

Page 126: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

Nilik Orang yang Terkena Guna-Guna merupakan nilik yang memiliki

tujuan untuk mengetahui penyebab seseorang terkena penyakit yang tidak

bisa disembuhkan oleh pihak rumah sakit, dan terkena penyakit yang tidak

biasa di dalam dunia medis atau kedokteran.

Page 127: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

HASIL WAWANCARA

Nama : Bapak Subanti

Alamat : Dusun Sapugara, RT. 01/01 Desa Sapugara Bree

Jenis kelamin : Laki-laki

Umur : 75 Tahun

Agama : Islam

Jabatan : Sandro Beseterang

Tanggal wawancara : 6 Januari 2020

Daftar Pertanyaan:

Sandro dan Jenis-jenis Sandro

A : Apa itu sandro?

B : Dalam masyarakat desa Sapugara Bree juga terdapat orang yang dapat

dimitai bantuan atau pertolongan seperti halnya dengan dukun, namun

dalam masyarakat Sapugara Bree dikenal dengan sebutan Sandro. Kata

Sandro disini sama halnya dengan dukun atau orang pintar, yakni orang

yang mengobati, menolong orang sakit, memberi jampi-jampi (mantra,

guna-guna dan lain sebagainya).

A : Apa saja syarat menjadi sandro?

B : menurut bapak Subanti, untuk menjadi seorang sandro, seseorang

haruslah memahami tentang perkara sembayang terlebih dahulu. Menurut

Beliau orang yang menjadi sandro harus mempelajari dan memahami satu

per satu perihal gerakan dan bacaan di dalam sholat, karena gerakan dan

bacaan di dalam sholat memiliki maknanya masing-masing, misalnya

Page 128: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

seperti mengangkat kedua tangan untuk takbir, ruku, sujud dan lain-lain.

Setelah memahami hal tersebut seorang sandro selanjutnya harus bisa

memahami tentang dirinya sendiri dan tubuhnya, maksudnya seorang

sandro harus bisa mengetahui siapa dirinya, dari mana dia berasal dan

kemana dia akan kembali dan itu harus dipahami dengan sebaik-baiknya.

Kemudian dia harus bisa mengetahui di dalam tubuhnya terdapat tanda-

tanda kekuasaan Allah SWT dan harus memahami bahwa bagian tubuhnya

merupakan gambaran dari seluruh alam semesta. Hal yang terakhir untuk

dipahami secara mendalam yaitu syariat Islam. Semua hal tersebut

menurut bapak Subanti harus dikuasai matang-matang agar seorang sandro

dapat terhubung langsung dengan Yang Maha Kuasa, dan mendapatkan

izin dan rido dari-Nya untuk mengobati dan menyembuhkan orang yang

sedang sakit.

A : Apa saja yang peran dari sandro?

B : Peran sandro di dalam masyarakat Desa Sapugara Bree sangatlah

penting dan diperlukan dalam berbagai hal. Karena masyarakat Sapugara

Bree memiliki kepercayaan yang cukup tinggi terhadap sandro sehingga

membuatnya dibutuhkan oleh banyak orang. Sandro di dalam masyarakat

memiliki bnayak peran diantaranya dapat menjadi seorang yang mampuh

menyembuhkan atau mengobati orang yang sakit baik itu dengan cara

yang dapat dijangkau oleh akal manusia atau tidak dalam arti lain

supranatural dan non-suprantural, memberi jampi-jampi, memprediksikan

jodoh dan rizki seseorang, dan sebagainya yang berhubungan dengan hal

Page 129: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

yang gaib maupun tidak, kemudian mereka juga dipercaya untuk

memberikan sebuah nasehat atau pendapat terhadap banyak persoalan,

misalnya memberikan pendapatnya untuk hari-hari yang baik dan tidak

baik dalam hal, melaukan perjalanan ke daerah lain, membangun rumah,

menanam dan memanen hasil pertanian, dan lain-lain.

A : Ada berapa macam sandro?

B : Sandro nilik (dukun yang melihat dengan mata batin)

Sandro beseterang (dukun berobat atau penyembuh)

Sandro uyen (dukun yang menahan hujan)

Sandro bal (dukun bola ketika bertanding)

Sandro kebo (dukun yang mengurus masalah karapan kerbau)

Sandro ayam (dukun yang mengurus masalah karapan ayam).

Page 130: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

DOKUMENTASI

Gambar 1: Sandro Beseterang bapak Gambar 2: Sandro Uyen Uak Majet

Subanti

Gambar 3: Sandro Nilik ibu Siti Gambar 4: Sandro Urut bapak

Syarifuddin

Gambar 5: Sandro Kebo Uak Kade Gambar 6: Sandro Nilik bapak Haji

Iyan

Page 131: TRADISI NILIK DAN PERAN SANDRO DALAM MASYARAKAT …

Gambar 7: Sandro Nilik bapak Nasir Gambar 8: Kitab Tajalmuluk

Gambar 9: Potret Karapan Ayam Gambar 10: Saka Karapan Ayam

Gambar 11: Potret Karapan Kerbau Gambar 12: Saka Barapan Kerbau