7
Air merupakan salah satu faktor penentu bagi berlangsungnya kehidupan tumbuhan. Banyaknya air yang ada didalam tubuh tumbuhan selalu mengalami fluktuasi tergantung pada kecepatan proses masuknya air kedalam tumbuhan, kecepatan proses penggunaan air oleh tumbuhan, dan kecepatan proses hilangnya air dari tubuh tumbuhan. Hilangnya air dari tubuh tumbuhan dapat berupa cairan dan uap atau gas (Ardi. 2009). Transpirasi dapat diartikan sebagai proses kehilangan air dalam bentuk uap dari jaringan tumbuhan melalui stomata (Lakitan. 1993). Meskipun air merupakan penyusun utama tubuh tumbuhan namun sebagian besar air yang diserap akan dilepaskan kembali ke atmosfer dan hanya sebagian kecil yang digunakan untuk proses metabolisme dan mengatur turgor sel. Hilangnya air dari tubuh tumbuhan terjadi melalui proses transpirasi dan gutasi (Soedirokoesoemo. 1993). Proses hilangnya air dalam bentuk uap air dari jaringan hidup tanaman yang terletak di atas permukaan tanah melewati stomata, lubang kutikula, dan lentisel . 80% air yang ditranspirasikan berjalan melewati lubang stomata, paling besar peranannya dalam transpirasi (Firman. 2011). Pada transpirasi, hal yang penting adalah difusi uap air dari udara yang lembab di dalam daun ke udara kering di luar daun. Kehilangan air dari daun umumnya melibatkan kekuatan untuk menarik air ke dalam daun dari berkas pembuluh yaitu pergerakan air dari sistem pembuluh dari akar ke pucuk, dan bahkan dari tanah ke akar. Ada banyak langkah dimana perpindahan air dan banyak faktor yang mempengaruhi pergerakannya (Rici. 2009). Ada dua tipe transpirasi, antara lain : 1. Transpirasi Kutikula. Adalah evaporasi air yang tejadi secara langsung melalui kutikula epidermis. Kutikula daun secara relatif tidak tembus air, dan pada sebagian besar jenis tumbuhan transpirasi kutikula hanya sebesar 10 persen atau kurang dari jumlah air yang hilang melalui daun-daun. Oleh karena itu, sebagian besar air yang hilang terjadi melaui stomata. 2. Transpirasi Stomata Sel-sel mesofil daun tidak tersusun rapat, tetapi diantara sel-sel tersebut terdapat ruang-ruang udara yang dikelilingi oleh dinding-dinding sel mesofil yang jenuh air. Air menguap dari dinding-dinding basah ini ke ruang-ruang antar sel, dan

Trans Piras i

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Praktikum Biologi

Citation preview

Air merupakan salah satu faktor penentu bagi berlangsungnya kehidupan tumbuhan. Banyaknya air yang ada didalam tubuh tumbuhan selalu mengalami fluktuasi tergantung pada kecepatan proses masuknya air kedalam tumbuhan, kecepatan proses penggunaan air oleh tumbuhan, dan kecepatan proses hilangnya air dari tubuh tumbuhan. Hilangnya air dari tubuh tumbuhan dapat berupa cairan dan uap atau gas (Ardi. 2009). Transpirasi dapat diartikan sebagai proses kehilangan air dalam bentuk uap dari jaringan tumbuhan melalui stomata (Lakitan. 1993).Meskipun air merupakan penyusun utama tubuh tumbuhan namun sebagian besar air yang diserap akan dilepaskan kembali ke atmosfer dan hanya sebagian kecil yang digunakan untuk proses metabolisme dan mengatur turgor sel. Hilangnya air dari tubuh tumbuhan terjadi melalui proses transpirasi dan gutasi (Soedirokoesoemo. 1993).Proses hilangnya air dalam bentuk uap air dari jaringan hidup tanaman yang terletak di atas permukaan tanah melewati stomata, lubang kutikula, dan lentisel . 80% air yang ditranspirasikan berjalan melewati lubang stomata, paling besar peranannya dalam transpirasi (Firman. 2011).Pada transpirasi, hal yang penting adalah difusi uap air dari udara yang lembab di dalam daun ke udara kering di luar daun. Kehilangan air dari daun umumnya melibatkan kekuatan untuk menarik air ke dalam daun dari berkas pembuluh yaitu pergerakan air dari sistem pembuluh dari akar ke pucuk, dan bahkan dari tanah ke akar. Ada banyak langkah dimana perpindahan air dan banyak faktor yang mempengaruhi pergerakannya (Rici. 2009).Ada dua tipe transpirasi, antara lain :1. Transpirasi Kutikula.Adalah evaporasi air yang tejadi secara langsung melalui kutikula epidermis. Kutikula daun secara relatif tidak tembus air, dan pada sebagian besar jenis tumbuhan transpirasi kutikula hanya sebesar 10 persen atau kurang dari jumlah air yang hilang melalui daun-daun. Oleh karena itu, sebagian besar air yang hilang terjadi melaui stomata.2. Transpirasi StomataSel-sel mesofil daun tidak tersusun rapat, tetapi diantara sel-sel tersebut terdapat ruang-ruang udara yang dikelilingi oleh dinding-dinding sel mesofil yang jenuh air. Air menguap dari dinding-dinding basah ini ke ruang-ruang antar sel, dan uap air kemudian berdifusi melalui stomata dari ruang-ruang antar sel ke athmosfer di luar. Sehingga dalam kondisi normal evaporasi membuat ruang-ruang itu selali jenuh uap air. Asalkan stomata terbuka, difusi uap air ke athmosfer pasti terjadi kecuali bila atmosfer itu sendiri sama-sama lembap. (Ignoramus. 2011).Transpirasi juga merupakan proses yang membahayakan kehidupan tumbuhan, karena kalau transpirasi melampaui penyerapan oleh akar, tumbuhan dapat kekurangan air. Bila kandungan air melampaui batas minimum dapat menyebabkan kematian. Transpirasi yang besar juga memaksa tumbuhan mengedakan penyerapan banyak, untuk itu diperlukan energi yang tidak sedikit (Soedirokoesoemo. 1993).Sebatang tumbuhan yang tumbuh di tanah dapat dibayangkan sebagai dua buah sistem percabangan, satu di bawah dan satu lagi di atas permukaan tanah. Kedua sistem ini dihubungkan oleh sebuah sumbu utama yang sebagian besar terdapat di atas tanah. Sistem yang ada dalam tanah terdiri atas akar yang bercabang-cabang menempati hemisfer tanah yang besar. Akar-akar terkecil terutama yang menempati bagian luar hemisfer tersebut. Karena sumbu yang menghubungkan akar dan daun memungkinkan air mengalir dengan tahanan wajar, maka tidak dapat dielakkan lagi bahwa air akan mengalir sepanjang gradasi tekanan air yang membentang dari tanah ke udara dalam tubuh tumbuhan. Oleh karena itu seluruh tumbuhan dapat dibandingkan dengan sumbu lampu, yang menyerap air dari tanah melalui akar, mengalirkannya melalui batang dan kemudian menguapkannya ke udara dari daun-daun. Aliran air ini dikenal dengan istilah alur transpirasi, merupakan konsekuensi struktur tumbuhan dalam hubungannya dengan lingkungan (Loveless. 1991).Kegiatan transpirasi dipengaruhi banyak faktor, baik faktor dalam maupun faktor luar. Faktor dalam, antara lain:1. Besar kecilnya daun2. Tebal tipisnya daun3. Berlapis lilin atau tidaknya permukaan daun4. Banyak sedikitnya bulu pada permukaan daun5. Banyak sedikitnya stomata6. Bentuk dan letak stomata (Salisbury. 1992).Faktor faktor luar yang mempengaruhi kecepatan transpirasi, antara lain :1. KelembabanBila daun mempunyai kandungan air yang cukup dan stomata terbuka, maka laju transpirasi bergantung pada selisih antara konsentrasi molekul uap air di dalam rongga antar sel di daun dengan konsentrasi mulekul uap air di udara.2. SuhuKenaikan suhu dari 180 sampai 200 F cenderung untuk meningkatkan penguapan air sebesar dua kali. Dalam hal ini akan sangat mempengaruhi tekanan turgor daun dan secara otomatis mempengaruhi pembukaan stomata.3. CahayaCahaya mempengaruhi laju transpirasi melalui dua cara pertama cahaya akan mempengaruhi suhu daun sehingga dapat mempengaruhi aktifitas transpirasi dan yang kedua dapat mempengaruhi transpirasi melalui pengaruhnya terhadap buka-tutupnya stomata.4. AnginAngin mempunyai pengaruh ganda yang cenderung saling bertentangan terhadap laju transpirasi. Angin menyapu uap air hasil transpirasi sehingga angin menurunkan kelembanan udara diatas stomata, sehingga meningkatkan kehilangan neto air. Namun jika angin menyapu daun, maka akan mempengaruhi suhu daun. Suhu daun akan menurun dan hal ini dapat menurunkan tingkat transpirasi.5. Kandungan air tanahLaju transpirasi dapat dipengaruhi oleh kandungan air tanah dan alju absorbsi air di akar. Pada siang hari biasanya air ditranspirasikan lebih cepat dari pada penyerapan dari tanah. Hal tersebut menyebabkan devisit air dalam daun sehingga terjadi penyerapan yang besar, pada malam hari terjadi sebaliknya. Jika kandungan air tanah menurun sebagai akibat penyerapan oleh akar, gerakan air melalui tanah ke dalam akar menjadi lambat. Hal ini cenderung untuk meningkatkan defisit air pada daun dan menurunkan laju transpirasi lebih lanjut (Loveless. 1991).Transpirasi menguntungkan tanaman, transpirasi dikatakan menguntungkan bagi tanaman untuk beberapa alasan yaitu :1. Dapat menumbuhkan tanaman penghisapan dan pengangkutan serta meningkatkan hormon2. Mempengaruhi tanaman difusi secara langsung tidak langsung memperlancar difusi sel3. Mempengaruhi absorbsi air dan mineral oleh akar4. Berperan penting dalam transportasi zat hara dari suatu bagian tanamn kebagian tanamn lainya5. Mempengaruhi evaporasi dalam sejumlah air6. Mempertahankan kesetabilan suhu daun7. Berkaitan dengan membuka dan menutupnya stomata yang secara tidak langsung tidak mempengaruhi teranspirasi dan respirasi (Lakitan. 1993).Telah diketahui bahwa transpirasi melalui kutikula, melalui stomata dan melalui lentisel. Sebenarnya seluruh bagian tanaman itu mengadakan transpirasi, akan tetapi biasanya yang dibicarakan adalah hanya transpirasi yang melalui daun, karena hilangnya molekul-molekul air dari tubuh tanaman itu sebagian besar adalah lewat daun. Hal ini disebabkan karena luasnya permukaan daun, dan juga karena daun-daun itu lebih terkena udara dibandingkan dengan bagian tanaman yang lain (Dwidjoseputro. 1994).Pengangkutan garam-garam mineral dari akar ke daun terutama oleh xylem dan secepatnya mempengaruhi oleh kegiatan transpirasi. Transpirasi pada hakikatnya sama dengan penguapan, akan tetapi istilah penguapan tidak digunakan pada makhluk hidup. Sebenarnya seluruh bagian tanaman mengadakan transpirasi karena dengan adanya transpirasi terjadi hilangnya molekul sebagian besar adalah lewat daun hal ini disebabkan luasnya permukaan daun dan karena daun-daun itu lebih terkena udara dari pada bagian lain dari suatu tanaman (Darmawan. 1982).Masalah yang dapat kita bahas dalam praktikum ini, antara lain yaitu bagaimana perbandingan kecepatan transpirasi tanaman Coleus sp. pada berbagai perlakuan?

B. TUJUANTujuan diadakan praktikum transpirasi yaitu mengukur kecepatan transpirasi daun secara tidak langsung dengan mengukur kecepatan absorpsi airnya.

C. MATERIAL DAN METODEa. Waktu dan TempatPraktikum transpirasi dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 5 mei 2012 pukul 07.00 hingga pukul 09.00 WIB. Praktikum ini dilaksanakan di dalam laboratorium Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tanjungpura.

b. Bahan dan AlatPada praktikum transpirasi menggunakan beberapa bahan antara lain tumbuhan Coeleus sp., air, dan vaselin. Selain itu digunakan pula peralatan laboratorium yang mendukung praktikum ini antara lain fotometer, sumbat karet, silet, ember, dan kipas angin.

Cara KerjaPraktikum transpirasi ini dilakukan dengan tiga perlakuan yaitu diletakkan pada meja praktikum, diletakkan di depan kipas angin, dan diletakkan di bawah matahari terang benderang (luar ruangan). Praktikum transpirasi ini dimulai dengan mempersiapkan bahan dan alat yang akan digunakan selama praktikum antara lain beberapa bahan antara lain tumbuhan Coeleus sp., air, dan vaselin. Serta peralatan laboratorium yang mendukung praktikum ini antara lain fotometer, sumbat karet, silet, ember, dan kipas angin. Kemudian potonglah bagian basal tanaman Coleus sp. dan secepatnya diletakkan didalam air. Isilah fotometer dengan air hingga penuh. Jangan sampai ada gelembung gelembung udara didalam fotometer. Kemudian masukkan tanaman Coleus sp. yang telah dipotong tadi kedalam lubang sumbat karet kemudian masukkan kedalam fotometer. Olesi vaselin di bagian antara tanaman dengan sumbat karet yang memiliki celah udara. Jangan sampai ada celah udara yang tersisa. Olesi vaselin setebal munkin untuk mencegah udara masuk. Tunggu hingga air didalam fotometer menunjukkan skala nol. Setelah itu diamati perubahan volume air selama lima menit. Data yang didapatkan kemudian dimasukkan kedalam tabel. Lakukan langkah diatas untuk perlakuan lainnya. Kemudian hitunglah kecepatan transpirasi pada masing masing perlakuan dan analisis perbandingan kecepatannya berdasarkan perlakuan tersebut.

DATA PENGAMATANTabel. Kecepatan transpirasi tanaman Coleus sp.NoPerlakuanWaktu (s)Jarak (mm)Kecepatan (mm/s)

1Meja Praktikum3000,20,00067

2Kipas Angin3000,30,001

3Cahaya Matahari3000,30,001

E. PEMBAHASAN

Pada praktikum ini akan dilakukan pengamatan terhadap kecepatan transpirasi tanaman Coleus sp. Kemudian dibuat perbandingan kecepatan transpirasi tanaman Coleus sp. dari tiga jenis perlakuan yaitu diletakkan diatas meja praktikum, diletakkan didepan kipas angin, dan diletakkan dibawah cahaya matahari (luar ruangan).Pada perlakuan pertama yaitu fotometer yang berisi tanaman Coleus sp. diletakkan diatas meja praktikum. Selama 5 menit atau 300 detik kemudian diamati perubahan volume air didalam fotometer. Didapati perubahan volumenya sebesar 0,2 mm. Kemudian dilakukan perhitungan kecepatan transpirasi yaitu sebesar 0,00067 mm/s.Pada perlakuan kedua yaitu fotometer yang berisi tanaman Coleus sp. diletakkan di depan kipas angin. Selama 5 menit atau 300 detik kemudian diamati perubahan volume air didalam fotometer. Didapati perubahan volumenya sebesar 0,3 mm. Kemudian dilakukan perhitungan kecepatan transpirasi yaitu sebesar 0,001 mm/s.Pada perlakuan ketiga yaitu fotometer yang berisi tanaman Coleus sp. diletakkan dibawah cahaya matahari terang benderang (luar ruangan). Selama 5 menit atau 300 detik kemudian diamati perubahan volume air didalam fotometer. Didapati perubahan volumenya sebesar 0,3 mm. Kemudian dilakukan perhitungan kecepatan transpirasi yaitu sebesar 0,001 mm/s.Jika dibandingkan dari ketiga perlakuan ini ternyata pada perlakuan yang diletakkan didepan kipas angin dan diletakkan dibawah cahaya matahari terang benderang lebih cepat dibandingkan perlakuan lainnya yaitu sebesar 0,001 mm/s. Hal ini dapat disebabkan karena salah satu faktor luar yang menentukan kecepatan transpirasi adalah angin dan cahaya matahari. Pernyataan saya diatas didukung oleh sumber yang menyatakan bahwa cahaya mempengaruhi laju transpirasi melalui dua cara pertama cahaya akan mempengaruhi suhu daun sehingga dapat mempengaruhi aktifitas transpirasi dan yang kedua dapat mempengaruhi transpirasi melalui pengaruhnya terhadap buka-tutupnya stomata. Sedangkan angin mempunyai pengaruh ganda yang cenderung saling bertentangan terhadap laju transpirasi. Angin menyapu uap air hasil transpirasi sehingga angin menurunkan kelembaban udara diatas stomata, sehingga meningkatkan kehilangan neto air. Namun jika angin menyapu daun, maka akan mempengaruhi suhu daun. Suhu daun akan menurun dan hal ini dapat menurunkan tingkat transpirasi (Loveless. 1991).

F. KESIMPULANTranspirasi dapat diartikan sebagai proses kehilangan air dalam bentuk uap dari jaringan tumbuhan melalui stomata. Kecepatan transpirasi dipengaruhi banyak faktor, baik faktor dalam maupun faktor luar. Faktor dalam, antara lain besar kecilnya daun, tebal tipisnya daun, berlapis lilin atau tidaknya permukaan daun, banyak sedikitnya bulu pada permukaan daun, banyak sedikitnya stomata, dan bentuk dan letak stomata. Sedangkan faktor luar yang mempengaruhi kecepatan transpirasi, antara lain kelembaban, suhu, cahaya, angin, dan kandungan air tanah.Berdasarkan hasil pengamatan yang menunjukkan kecepatan transpirasi yang paling cepat adalah pada perlakuan diletakkan didepan kipas angin dan perlakuan diletakkan dibawah cahaya matahari terang benderang (luar ruangan). Hal ini disebabkan karena baik cahaya matahari dan angin dapat mempengaruhi kecepatan transpirasi. Cahaya mempengaruhi laju transpirasi melalui dua cara pertama cahaya akan mempengaruhi suhu daun sehingga dapat mempengaruhi aktifitas transpirasi dan yang kedua dapat mempengaruhi transpirasi melalui pengaruhnya terhadap buka-tutupnya stomata. Sedangkan angin mempunyai pengaruh ganda yang cenderung saling bertentangan terhadap laju transpirasi. Angin menyapu uap air hasil transpirasi sehingga angin menurunkan kelembaban udara diatas stomata, sehingga meningkatkan kehilangan neto air. Namun jika angin menyapu daun, maka akan mempengaruhi suhu daun. Suhu daun akan menurun dan hal ini dapat menurunkan tingkat transpirasi.