Upload
rina-fs
View
27
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
tugas agama transplantasi organ
Citation preview
Resume Hasil Diskusi
“Kasus Transplantasi Organ”
Disusun oleh :
Kelompok 5
Tri Puji Lestari
Rina Fajar Sari
Desti Rahmawati
Neng Lani Ligina
Rara Rianita
Reni Pujiyanti
Evalia Rahmat Puzian
Shinta Falah Sari
Siti Nur Alfiyah
Adilla Shabarina
Nur Hardini R
Sari Lestari
Rani Ayu Darmawan
220110130004
220110130100
220110130016
220110130136
220110130064
220110130040
220110130088
220110130076
220110130148
220110130124
220110130112
220110130028
220110130052
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2013
1
Sakit merupakan sebuah ujian dari Sang Pencipta pada setiap hamba-Nya. Setiap ujian
yang diberikan Allah SWT pasti ada jalan keluarnya. Manusia tidak terlepas dari do’a dan
usaha untuk senantiasa bertawakal kepada Allah. Salah satu hal yang terpenting yang harus
dimiliki oleh manusia adalah sifat sabar. Begitupun ketika menghadapi sebuah penyakit, bagi
mereka yang menderita sakit hendaknya berusaha berobat disertai dengan do’a dan zikir, hal
ini sesuai dengan hadits:
“Setiap penyakit ada obatnya. Jika obat itu tepat mengenai sasarannya, maka dengan izin
Allah penyakit itu sembuh” (H.R. Muslim dan Ahmad).
Dari hadits tersebut, sesungguhnya yang menghendaki semua kesembuhan adalah Allah
SWT setelah kita bersabar dan bertawakal. Selain itu juga setiap pasien yang berobat pada
dokter hanyalah mengobati penyakit yang diderita pasien, namun sesungguhnya Allah-lah
yang menyembuhkan, dalam sebuah hadits dikatakan:
“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan
penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat
bagi orang-orang yang beriman” (Q.S. Yunus, 10:57).
Salah satu yang menjadi kasus dalam kesehatan adalah “transplantasi organ”, sering
sekali hal ini menjadi sebuah perdebatan dalam agama Islam. Namun dibalik ini semua Allah
tidak pernah menyulitkan hamba-Nya selagi masih berpijak di jalan Allah. Salah satu kasus
yang sering terjadi dalam masalah kesehatan yaitu, ketika seorang perawat ditugaskan di
ruang bedah Unit Transplantasi Organ, banyak sekali pasien muslim yang ingin berkonsultasi
dengannya. Permasalahan etik yang sering ditemukan adalah saat pasien muslim menanyakan
tentang hukum donor organ menurut agama Islam terutama yang berkaitan dengan ayat Al-
Qur’an dan hadits-hadits nabi.
a. Apakah pengertian transplantasi organ?
Transplantasi Organ adalah merupakan tindakan yang sangat bermanfaat bagi pasien
dengan gangguan fungsi organ tubuh yang berat. Walaupun transplantasi organ telah lama
dikenal dan hingga dewasa ini terus berkembang dalam dunia kedokteran, namun tindakan
medik ini tidak dapat dilakukan begitu saja karena masih harus dipertimbangkan dari segi
nonmedik, yaitu dari segi agama, hukum, budaya, etika, dan moral.
2
Trasplantasi organ adalah meggantikan organ yang tidak berfungsi dengan organ yang
sehat. Dokter akan mengambil organ dari orang lain dan menempatkan dalam tubuh anda.
Hal ini dapat dilakukan bila organ anda tidak bekerja dengan baik atau tidak berfungsi karena
penyakit atau cedera.
Transplantasi organ merupakan suatu tindakan medis memindahkan sebagian tubuh atau
organ yang sehat untuk menggantikan fungsi organ sejenis yang tidak dapat berfungsi lagi.
Transplantasi organ biasanya dilakukan pada stadium terminal suatu penyakit, dimana organ
yang tidak dapat menanggung beban karena fungsinya yang sudah hilang oleh suatu penyakit.
Pasal 33 UU No 23/1992 menyatakan bahwa transplantasi merupakan salah satu
pengobatan yang dapat dilakukan untuk penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
Dalam Kamus Kesehatan DORLAND menjelaskan bahwa Transplantasi berasal dari
bahasa inggris “Transplantation” berarti: penanaman jaringan yang diambil dari tubuh yang
sama atau dari individu lain. Adapun transplantasi berarti: Mentransfer organ atau jaringan
dari satu bagian ke bagian lain, yang diambil dari badan untuk ditanam ke daerah lain pada
badan yang sama atau ke individu lain.
b. Apakah yang dimaksud donor organ dari pendonor mati?
Donor merupakan orang yang menyumbangkan alat atau jaringan tubuhnya kepada orang
lain untuk tujuan kesehatan. Donor organ dapat merupakan organ hidup atau telah meninggal.
Sedangkan resipian adalah orang yang akan menerima jaringan atau organ dari orang lain
atau dari bagian lain dari tubuhnya sendiri. Yang dimaksud dengan donor organ dari
pendonor mati (donor kadaver), yaitu donor organ diambil dari pendonor pada waktu
menjelang kematian atau pada waktu tepat sesudah kematian.
Donor ini berarti pemindahan organ atau jaringan tubuh jenazah ke tubuh orang lain
yang masih hidup. Jenis organ yang biasa digunakan adalah organ yang tidak memiliki
kemampuan untuk regenerasi misalnya jantung, kornea, ginjal dan pankreas. Hal ini bisa
terjadi ketika donor kadaver telah membuat keputusan untuk menyumbangkan tubuhnya
setelah kematian demi percobaan ilmiah dan penemuan/pengambilan organ. Donor ini
dilakukan untuk mengambil organ yang masih berguna dan sehat untuk membantu pasien
yang membutuhkan transplantasi.
3
c. Apakah yang dimaksud donor organ dari pendonor hidup?
Menurut kamus kesehatan, donor hidup adalah seseorang yang mendonorkan organ atau
bagian dari organ saat masih hidup kepada orang lain. Pengertian donor hidup secara umum
adalah orang yang memberikan jaringan atau organnya kepada orang lain atau resepien.
Sebelum memutuskan untuk menjadi pendonor , seseorang harus mengetahui dan mengerti
resiko yang dihadapi, baik resiko dibidang medis, pembedahan, maupun resiko untuk
kehidupannya lebih lanjut sebagai kekurangan jaringan atau organ yang telah dipindahkan.
Disamping itu, untuk menjadi pendonor, seseorang tidak boleh mengalami tekanan
psikologis. Hubungan psikis dan emosi harus sudah dipikirkan oleh donor hidup tersebut
untuk mencegah timbulnya masalah.
Dalam Islam ada kaidah yang perlu diperhatikan dalam masalah pencangkokan organ
tubuh ini yaitu bahwa kemudharatan harus dihilangkan baik bagi penerima donor maupun
pendonornya sendiri. Jadi setiap muslim yang melihat orang lain menderita maka syariat
menuntutnya untuk menolongnya. Namun demikian kaidah ini kemudaratan harus
dihilangkan, hendaklah digabungkan dengan kaidah yang lain yaitu kemudaratan tidak boleh
dihilangkan dengan menimbulkan kemudaratan yang lebih besar. Dari dua kaidah fiqih
tersebut, jika suatu pencangkokan organ tubuh akan menimbulkan kemudaratan bagi si
pendonornya maka ini tidak diperbolehkan.
Untuk itu, Yusuf al Qaradhawi memberikan rincian terhadap organ-organ tubuh yang
boleh / tidak boleh didonorkan sebagai berikut:
1. Tidak diperkenankan seseorang mendonorkan organ tubuh yang cuma satu-satunya dalam
tubuhnya, misalnya hati atau jantung,karena dia tidak mungkin dapat hidup tanpa adanya
organ tersebut.
2. Tidak diperbolehkan mendonorkan organ tubuh bagian luar, seperti mata, tangan, dan
kaki. Sebab dengan begitu dia mengabaikan kegunaan organ itu bagi dirinya dan
menjadikan buruk rupanya.
3. Tidak diperbolehkan mendonorkan organ tubuh bagian dalam yang berpasangan tetapi
salah satu dari pasangan itu tidak berfungsi atau sakit, maka organ ini dianggap seperti \
Seorang pendonor juga perlu memperhatikan siapa orang yang akan menerima organnya.
Karena donor anggota tubuh ini bagaikan sedekah maka pemberiannya kepada seorang
4
muslim lebih diutamakan dari pada non muslim, sehingga organ tubuh itu bisa lebih
bermanfaat dan bernilai disisi Allah SWT.
d. Jelaskan ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan donor organ?
Ayat Al-Qur’an yang dapat menjadi dasar dibolehkannya transplantasi organ tubuh,
antara lain:
1. Al-Qur’an surah Al-Maidah ayat 32
“Dan barang siapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka
seolah-olah ia memelihara kehidupan manusia semuanya.”
Ayat tersebut menjelaskan bahwa tindakan kemanusiaan (seperti transplantasi)
itu sangat dihargai oleh agama islam, karena itu merupakan salah satu bentuk kasih
sayang dan kepedulian terhadap sesama umat manusia dan merupakan perintah dari
Allah bagi seluruh manusia yakni sebagian dari kalian menolong sebagian yang lain.
2. Al-Qur’an surah Al-Maidah ayat 2
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam kebaikan dan jangan tolong-
menolong dalam berbuat dosa”
Menyumbangkan organ tubuh itu merupakan suatu perbuatan tolong-
menolong dalam kebaikan , karena memberi manfaat bagi orang yang
membutuhkannya. Dengan demikian, berdasarkan ayat diatas mendonorkan organ
tubuh kepada saudara kandung atau oranglain yang sangat membutuhkan, dipandang
sebagai tindakan yang altruisme (mementingkan orang lain daripada diri sendiri) , dan
itu dipandang sebagai suatu tindakan yang baik.
3. Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 192
“Dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah SWT menyukai orang-orang
yang berbuat baik“
Bahwa telah dianjurkan juga oleh Allah SWT untuk selalu berbuat kebajikan
kepada sesama umat manusia , karena Allah pun sangat menyayangi orang-orang
yang berbuat kebajikan tersebut.
5
Selain itu juga ada ayat Al-Qur’an yang tidak memperbolehkan adanya
transplantasi organ tubuh, antara lain:
1. Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 195
“Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri dalam kebinasaan”.
Ayat tersebut mengingatkan agar jangan gegabah dan ceroboh dalam melakukan
sesuatu dan juga harus memperhatikan akibatnya. Yang kemungkinan bisa berakibat
fatal bagi diri pendonor, meskipun perbutan itu memiliki tujuan kemanusiaan yang baik
dan luhur.
2. Al-Qur’an surah An-Nisa ayat 29
“Dan janganlah kamu membunuh dirimu sendiri”
Apabila melakukan transplantasi organ akan membahayakan bagi si pendonor maka
sebaiknya si pendonor tidak mendonorkan organ tubuh nya kepada respien. Hal ini bisa
dikatakan menyakiti diri sendiri.
e. Jelaskan hadits-hadits nabi yang berkaitan dengan donor organ?
Dalam hadits dikatakan:
“Memotong tulang mayat sama dengan memotong tulang manusia ketika masih
hidup”(H.R. Abu Daud) (Ensiklopedia Hukum Islam, 2000).
Dari hadits di atas, dijelaskan bahwa ketika melakukan transplantasi organ melalui
orang yang telah meninggal, kita harus memperlakukannya seperti pada orang yang masih
hidup. Karena sesungguhnya kita juga harus bersifat hormat kepada orang yang telah
meninggal. Bukan berarti telah meninggal dan diperlakukan semena-mena.
“Tidak diperbolehkan adanya bahaya pada diri sendiri dan tidak diperbolehkan
adanya bahaya pada diri orang lain” (H.R. Ibnu Majah).
Hal ini berarti ketika seorang pendonor akan mendonorkan salah satu organnya,
tidak diperbolehkan jika berbahaya pada dirinya sendiri. Dan akan menghalangi amal
ibadahnya ketika setelah melakukan transplantasi.
6
“Berobatlah kamu wahai hamba-hamba Allah, karena sesungguhnya Allah tidak
meletakkan suatu penyakit kecuali dia juga telah meletakkan obat penyembuhnya” (H.R.
Ahmad, Ibnu Hibban dan Al-Hakim dari Usamah Ibnu Syuraih).
“Berobatlah kalian maka sesungguhnya Allah SWT tidak mendatangkan suatu
penyakit kecuali mendatangkan obatnya, kecuali penyakit tua” (H.R. At Tirmidzi).
Sesungguhnya Alloh menurunkan suatu penyakit telah ada obatnya. Dan untuk itu
manusia harus berusaha untuk mencari obatnya. Itu berarti transplantasi merupakan suatu
jalan untuk mencapai kesembuhan dari penyakit yang telah diturunkan oleh Alloh SWT.
Namun selagi hal tersebut sangat mendesak, dan dilakukan dalam jalan Alloh, dan untuk
mendapat kebaikan dari Alloh SWT. Dan saling menolong dalam kebaikan.
“Semua (tubuh) anak Adam akan hancur kecuali tulang ekornya. Daripadanya
anak Adam diciptakan dan di dalamnya dia disusun” (H.R. Imam Bukhari, Muslim).
Berdasarkan hadits ini organ-organ tubuh manusia akan hancur, kecuali tulang
ekornya. Oleh karena itu memanfaatkan sesuatu yang apabila tidak dimanfaatkan akan
hancur adalah sesuatu yang baik. Karenanya transplantasi organ tubuh manusia
hukumnya boleh.
f. Kondisi apa saja yang memungkinkan pelaksanaan donor organ menjadi haram?
1. Memindahkan organ tubuh yang sangat vital seperti jantung dari seseorang yang masih
hidup. Maksudnya ketika orang yang akan mendonorkan jantungnya melakukan secara
dipaksa atau tanpa sepengetahuannya. Seperti salah satu kasus yang banyak terjadi yaitu
penculikan orang yang dibuat tidak sadar dan diambil organnya untuk dijual dan
didonorkan serta untuk mendapatkan keuntungan. Apalagi keuntungan itu digunakan
untuk melakukan sesuatu diluar jalan Allah.
2. Memindahkan organ tubuh seseorang yang dapat menyebabkan hilangnya fungsi organ
tubuh yang asasi secara total meskipun tidak membahayakan kesehatan jiwa seperti
memindahkan kedua kornea mata. Maksudnya seorang yang telah mendonorkan
korneanya dai akan menjadi buta karena akan kehilangan fungsi penglihatannya.
3. Transplantasi kelenjar sex atau gonad karena dikhawatirkan tercampurnya nasab
keturunan. Maksudnya ketika yang mendonorkan tidak seagama atau berbeda keyakinan
7
maka keturunannya akan tercampur dan itu haram dalam agama. Sebagaimana yang kita
ketahui bahwa ketika seorang muslim menikah dengan yang berbeda keyakinan itu
diharamkan apalagi ini berkaitan dengan pendonoran kelenjar sex yang akan
menghasilkan keturunan.
4. Ketika tidak dalam keadaan darurat maka pendonoran baik itu dari orang hidup ataupun
dari orang mati diharamkan.
5. Kalangan ulama madzhab berpendapat tidak memperbolehkan transplantasi organ tubuh
manusia dalam keadaan koma atau hampir meninggal. Sekalipun harapan hidup bagi
orang tersebut sangat kecil, ia harus dihormati sebagai manusia sempurna.
6. Ketika diperjual belikan untuk mendapatkan keuntungan.
g. Bila ada orang tua atau orang yang anda sayangi yang membutuhkan jantung,
ginjal atau mata anda, apakah anda sebagai perawat berniat untuk
mendonorkannya segera setelah anda mati? Jelaskan alasan-alasannya.
Sebagai anak yang berbakti kepada orang tua, saya akan mengikhlaskan organ
tubuh saya didonorkan kepada orang tua saya dengan catatan saya sudah meninggal dan
sebelumnya saya sudah mewasiatkan amanah saya kepada keluarga. Akan tetapi jika
orang tua saya membutuhkan transplantasi organ dengan segera tetapi saya masih hidup,
saya akan berusaha mencari pendonor lain untuk kedua orang tua saya.
Dalam menyumbangkan organ tubuh manusia itu harus sejalan dengan fungsi
manusia sebagai ciptaan Allah SWT. Manusia diciptakan untuk mengabdi (beribadah
kepada Allah SWT sehingga jika seseorang akan menyumbangkan organ tubuhnya harus
benar-benar ikhlas karena Allah, untuk memperoleh ridho-Nya dan jangan digunakan
untuk kepentingan komersial. Untuk yang menerima donor hendaknya diperhatikan,
bahwa setelah mengalami penyembuhan nanti harus benar-benar menyempurnakan
pengabdian dan beribadah kepada Allah SWT, agar apa yang telah didonorkan untuk
menyelamatkan hidupnya tidak akan sia-sia.
8
REFERENSI
Hanafiah, M. Yusuf dan Amri Amir.2009.Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan
Edisi4.Jakarta:EGC
Grace, Pierce A dan Neil R. Borley.2007.At a Glance Ilmu Bedah Edisi
Ketiga.Jakarta:Erlangga
http://www.id.astellas.co.id di akses pada tanggal 27 Februari 2014 pukul 10.20 WIB
http://www.staff.blog.ui.ac.id di akses pada tanggal 27 Februari 2014 pukul 10.37 WIB
http://www.en.netlog.com diakses pada tanggal 27 Februari 2014 pukul 10.45 WIB
Qardawi, Yusuf, Fatwa fatwa Kontemporer, Jakarta:Gema Insani Press, jilid 2, 1995
Hawari, Dadang.2005.Dimensi Religi Dalam Praktek Psikiatri dan Psikologi.Jakarta:Balai
Penerbit FKUI
Hawari, Dadang. 2008.Integrasi Agama dalam Pelayanan Medik.Jakarta:Balai Penerbit
FKUI
9