16
T R A U M A Oleh : drg. Enny Willianti, M.Kes.

trauma

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ehtrauma

Citation preview

Page 1: trauma

T R A U M A

Oleh : drg. Enny Willianti, M.Kes.

Page 2: trauma

TRAUMA

• DEF : Kerusakan jaringan tubuh baik jaringan lunak (kulit, jar. Ikat, jar. otot, dll) maupun jaringan keras (gigi, tulang) akibat benturan

dengan komponen atau obyek lain. I. TRAUMA pada jaringan lunak dapat berupa sbb :

– 1.Kontusio [luka memar] : biasanya disebabkan oleh benda tumpul, tdk terjadi keterbukaan kulit,perdarahan di bawah kulit.

– 2.Abrasi [luka lecet,excoriasi] : bentuk luka yang dangkal [superficial], kasar, perdarahan di permukaan

– 3.Laserasi [luka sobek/sayat/iris] : biasanya disebabkan oleh benda tajam, dapat melibatkan pembuluh darah dan syaraf.

– 4.Luka tusuk : luka yang lebih dalam sehingga dapat melibatkan struktur jaringan yang lain oleh karena tusukan benda tajam.

– 5.Luka tembak: luka tusuk karena tembakan, luka ini diklasifikasikan sbb• Luka tusuk : luka akibat tembakan dan peluru tetap bersarang di dalam tubuh• Luka tembus : peluru yang ditembakkan berhasil menembus jaringan• Luka avulsive : peluru yang ditembakkan menembus keluar jaringan dan

membawa sebagian jaringan.– 6.Luka bakar :akibat kontak dg api, cairan panas, aliran listrik,dll

Page 3: trauma

II. Trauma pada gigi dan prosesus alveolaris1. Trauma pada gigi diklasifikasikan sbb :

a. Klas I : Fraktur pada enamel gigi

• b. Klas II : Fraktur pada enamel dan dentin

• c. Klas III : Fraktur pd enamel, dentin dan ruang pulpa

• d Klas IV : Fraktur pd akar gigi (di bawah CEJ)

Page 4: trauma

2.Trauma pada tulang alveolaris

Kerusakan pd tulang alveolaris dpt mengakibatkan gigi pindah posisi dari socketnya, sbb:

1. Luksasi : perpindahan dlm jurusan labiopalatal utk gigi anterior atas atau labiolingual utk gigi ant bawah

2. Avulsi : gigi keluar dr soketnya [supraposisi]

3. Impaksi/intruded/imbeded : bl gigi masuk ke dlm apikal [ infraposisi atau tertanam ke dlm apikal]

Page 5: trauma

III.Fraktura rahang dan tulang facial

Fraktur dapat diakibatkan oleh beberapa hala. Fraktur akibat trauma, yi fraktur akibat benturan dg

benda keras dan tumpul,mis : kecelakaan lalu lintas, jatuh dr ketinggian atau penganiayaan/pemukulan dg benda keras.

b. Fraktur akibat peristiwa kelelahan atau tekanan. Mis : pd atlet, penari atau calon tentara yg berjalan berbaris-baris dlm jarak jauh

c. Fraktur patologik ok kelemahan atau kerusakan komponen tulang yg cukup luas akibat penyakit al : tumor dan kista rhg yg besar, osteomyelitis,osteoporosis,osteonecrosis,dll.

Page 6: trauma

KLASIFIKASI FRAKTUR

1.Berdasarkan luas dan garis fraktur, mnrt Depkes RI [1995] meliputi :

1 Fraktur komplit : patah tulang yang luas shg terbagi menjadi 2 bag dan garis patah menyeberang dr sisi ke sisi yg lain

2 Fraktur inkomplit : garis patah tidak menyeberang [msh ada korteks yang utuh]

Page 7: trauma

2. Berdasarkan hubungan dg dunia luar mnrt Black dan Matassarin [1993] meliputi :1. Fraktur tertutup : tanpa adanya komplikasi, kulit msh

utuh, tulang tdk menonjol mll kulit

2. Fraktur terbuka : fraktur yg merusak jaringan kulit. Krn adanya hub dg dunia luar, mk fraktur ini potensial tjd infeksi. Fraktur ini dibagi mjd 3 grade yi. :

a. Grade I : robekan kulit dg kerusakan kulit ototb. Grade II : spt grade I dg memar kulit dan ototc. Grade III: luka sebesar 6-8 cm dg kerusakan

pembuluh darah, syaraf, otot dan kulit

Page 8: trauma

Berdasarkan garis patah tulang, mnrt Long [1996] dibagi :1. Green stick yi fraktur pada sebelah sisi dr tulang, sering terjadi pada anak2 dg tulang lembek2. Transverse yi patah melintang3. Longitudinal yi patah memanjang4. Oblique yi patah miring5. Spiral yi patah melingkar

Berdasarkan kedudukan fragmen, Black dan Matassarin [1993] membagi :1. Tdk ada dislokasi2. adanya dislokasi, dibedakan menjadi :

a. dislokasi at axim : membtk sudutb. dislokasi at lotus : fragmen tulang menjauhc. dislokasi at longitudinal : berjauhan memanjangd. dislokasi at lotuscum controltinicum : fragmen tulang

berjauhan memendek

Page 9: trauma

Fraktura mandibulaLebih sering terjadi dibanding fraktur tulang2 wajah yang lain karena :

1. posisi paling menonjol ke depan2. pergerakan aktif3. pipih dan bentuk U atau tapal kuda4. mrpkan tempat melekat otot2 kunyah

Gejala klinis :1. adanya riwayat terjdnya trauma, kec fraktur patologis2. maloklusi/malposisi ant gigi2 atas dan bawah3. abnormal movement4. rasa sakit5. krepitasi6. gangguan fungsi dlm proses pengunyahan7. trismus, sering dijumpai tu pd fraktur angulus mandibula8. laserasi gingiva di daerah kepatahan9. Ekimosis gingiva atau mukosa bukal/lingual10 hypersalivasi.

Page 10: trauma

FRAKTUR 1/3 BAGIAN TENGAH DARI WAJAHKLASIFIKASI :a. LE FORT I [Fraktur horizontal]

yi kepatahan tulang maxilla yg terlepas dr dasar tengkorak di atas palatum dan di bawah perlekatan prosesus zygomaticus.Klinis : Rahang atas seakan-akan mengambang [floating jaw].

Kadang2 disertai kepatahan palatum di daerah garis median.Klinis : ditandai ekimosis sepanjang garis median tersebut

Biasanya fraktura ini jarang mengalami displacement

Terjadi maloklusi, yi : gigitan terbuka anterior, gigitan terbuka gigi2 posterior unilateral/bilateral.

Page 11: trauma

b. LE FORT II [FRAKTUR PIRAMIDAL]Kepatahan membentang dari tulang maxilla keatas melibatkan tulang ethmoidalis dan tulang hidung

Klinis :1. Pembengkakan wajah bagian tengah [tmsk hidung, bibir atas

dan mata]2. Kadang2 disertai warna merah kebiruan dr schlera mata dan

conjunctiva3. Perdarahan hidung4. Bila cribriform plate patah,mk cairan cerebrospinal akan keluar

lewat hidung. Hal ini dapat menimbulkan meningitis.

Page 12: trauma

LE FORT III [FRAKTURA TRANSVERSA]Kepatahan yg melintasi tulang rongga mata, tulang hidung, tulang ethmoidalis

dan tulang zygomatik

Gejala klinis:Terdesaknya bag tengah wajah di daerah nasal ke arah dalam ok maxilla terdesak ke dorsal

Situasi gawat dapat terjadi dg gejala sbb :1. fraktur pd fosa cranial bag tengah, ditandai dg perdarahan pd telinga

2. Fraktur pd cribriform plate, ditandai keluarnya cairan cerebrospinal lewat hidung, dapat mengakibatkan meningitis

3. Fraktura tulang tengkorak

4. Mata terbuka lebar dan terfiksir baik salah satu maupun keduanya

Page 13: trauma

PENATALAKSANAAN Bila terjadi trauma :1. Control of infection, meliputi :

a. Kontrol perdarahanb. Pemberian obat2an utk mencegah infeksi dan komplikasi, al :

- antibiotika,analgesik,anti inflamasi, anti tetanus2. Pembersihan dan menjaga jalan nafas3. Menghindari atau merawat terjadinya shock4. Stabilisasi fragmen tulang bila terjadi fraktur5. Kontrol scr teratur

Komplkasi yang bisa terjadi akibat fraktur,menurut Doenges [2000] al :Shock, infeksi,nekrosis divaskuler, cidera vaskuler dan syaraf, malunion, borok akibat tekanan

Page 14: trauma

PENATALAKSANAAN FRAKTUR

Tujuan dr penatalaksanaan fraktur menurut Henderson [1997] yi :1. Reposisi : mengembalikan atau memperbaiki bagian2 yg patah

ke dlm bentuk semula [anatomi]

2. Imobilisasi : utk mempertahankan bentuk dan memperbaiki fungsi bagian tulang yg rusak

Jenis2 fraktur reduction yi:1. Manipulasi atau close reduksi

adl tindakan non bedah untuk mengembalikan posisi, panjang dan bentuk. Closed reduksi dilakukan dg local anestesi ataupun umum

2. Open reduksi : dg tindakan bedah3. Traksi

Page 15: trauma

Open reduksi :Perbaikan bentuk tulang dg tindakan pembedahan sering dilakukan dg internal fiksasi menggunakan kawat, screlus,pins,plate,intermedullary rods atau nail.Kelemahan : 1. kemungkinan infeksi 2. komplikasi berhubungan dengan anesthesi

Alat traksi diberikan dg kekuatan tarikan pd anggt yg fraktur utk meluruskan bentuk tulang. Ada 3 macam yi :1. Skin traksi2. Skeletal traksi3. maintenance traksi

Page 16: trauma

• Skin Traksi : menarik bagian tulang yang fraktur dg menempelkan plester langsung pada kulit utk mempertahankan bentuk, membantu menimbulkan spasme otot pada bagian yg cidera dan biasanya digunakan dlm jangka pendek [48-72 jam].

• Skeletal Traksi : Traksi yg digunakan utk meluruskan tulang yang cidera pada sendi panjang utk mempertahankan traksi, memutuskan pins [kawat] ke dlm tulang.

• Maintenance Traksi : lanjutan dr traksi, kekuatan lanjutan dpt diberikan scr langsung pada tulang dg kawat atau pins