8
Trauma Trauma atau kecelakaan merupakan hal yang biasa dijumpai dalam kasus forensik. Trauma berarti kekerasan atas jaringan tubuh yang masih hidup. Hasil dari trauma atau kecelakaan adalah luka, perdarahan dan/atau jaringan parut atau hambatan dalam fungsi organ Berdasarkan sifat serta penyebabnya, kekerasan dapat dibedakan atas kekerasan yang bersifat 1. Mekanik - Kekerasan oleh benda tajam - Kekerasan oleh benda tumpul - Tembakan senjata api - Benda yang mudah pecah ( kaca ) 2. Fisik - Suhu - Listrik - Petir - Perubahan tekanan udara - Akustik - Radiasi 3. Kimia korosif - Asam - Basa Kuat Kelainan yang diakibatkan oleh trauma dapat dilihat dari dua aspek yaitu :

Trauma

Embed Size (px)

DESCRIPTION

trauma

Citation preview

Page 1: Trauma

Trauma

Trauma atau kecelakaan merupakan hal yang biasa dijumpai dalam kasus forensik.

Trauma berarti kekerasan atas jaringan tubuh yang masih hidup. Hasil dari trauma atau

kecelakaan adalah luka, perdarahan dan/atau jaringan parut atau hambatan dalam fungsi organ

Berdasarkan sifat serta penyebabnya, kekerasan dapat dibedakan atas kekerasan yang bersifat

1. Mekanik

- Kekerasan oleh benda tajam

- Kekerasan oleh benda tumpul

- Tembakan senjata api

- Benda yang mudah pecah ( kaca )

2. Fisik

- Suhu

- Listrik

- Petir

- Perubahan tekanan udara

- Akustik

- Radiasi

3. Kimia korosif

- Asam

- Basa Kuat

Kelainan yang diakibatkan oleh trauma dapat dilihat dari dua aspek yaitu :

A. Aspek Medik, Trauma dapat mengakibatkan :

Berdasarkan prinsip inersia ( principle of inertia ) dari galileo galilei, setiap benda

akan tetap bentuk dan ukurannya sampai ada kekuatan luar yang mampu merubahnya.

Selanjutnya Isaac Newton dengan 3 buah hukumnya berhasil menemukan metode yang

dapat untuk mengukur dan menghitung energy.

Dengan dasar-dasar diatas maka dapat diterangkan bagaimana suatu energi

potensial dalam bentuk kekerasan berubah menjadi energi kinetic yang mampu

Page 2: Trauma

menimbulkan luka, yaitu kerusakan jaringan yang dapat disertai atau tidak disertai oleh

diskontinuitas permukaan kulit.

Konsekuensi dari luka yang ditimbulkan oleh trauma dapat berupa :

1. Kelainan fisik/organik

Bentuk dari kelainan fisik atau organic dapat berupa

- Hilangnya jaringan atau bagian dari tubuh

- Hilangnya sebagian atau seluruh organ tertentu

2. Gangguan fungsi dari organ tubuh tertentu

Bentuk dari gangguan fungsi ini tergantung dari organ atau bagian tubuh yang

terkena trauma. Contoh dari gangguan fungsi antara lain lumpuh, buta, tuli

atau terganggunya fungsi organ-organ dalam

3. Infeksi

Seperti diketahui bahwa kulit atau membrane mukosa merupakan barier

terhadap infeksi. Bila kulit atau membrane tersebut rusak maka kuman akan

masuk lewat daerah memar atau bahkan iritasi akibat benda yang

terkontaminasi oleh kuman. Jenis kuman dapat berupa streptoccus,

staphylococcus,Escheria coli, Proteus vulgaris, Clostridium Tetani serta

kuman yang menyebabkan gangren

4. Penyakit

Trauma sering dianggap sebagai precipating factor terjadinya penyakit jantung

walaupun hubungan kausalnya sulit diterangkan dan masih dalam kontroversi

5. Kelainan Psikik

Trauma, meskipun tidak menimbulkan kerusakan otak, kemungkinan dapat

menjadi precipitating factor bagi terjadinya kelainan mental yang

spektrumnya sangat luas; yaitu dapat berupa compensational neurosis, anxiety

neurosis, dementia precox primer (schizophrenia), manic deppresive atau

psikosis. Kepribadian serta potensi individu untuk terjadinya reaksi mental

yang abnormal merupakan factor utama timbulnya gangguan mental tersebut;

meliputi jenis, derajat serta lamanya gangguan. Oleh sebab itu pada setiap

gangguan mental post-trauma perlu dikaji elemen-elemen dasarnya yang

Page 3: Trauma

terdiri atas latar belakang mental dan emosi serta nilai relative bagi yang

bersangkutan atas jaringan atau organ yang terkena trauma.

Secara umum dapat diterima bahwa hubungan antara kerusakan jaringan

tubuh atau irgan dengan psikosis post trauma didasarkan atas :

- Keadaan mental benar-benar sehat sebelum trauma

- Trauma telah merusak susunan saraf pusat

- Trauma, tanpa mempersoalkan lokasinya, mengancam kehidupan

seseorang

-Trauma menimbulkan kerusakan pada bagian yang struktur atau

fungsinya dapat mempengaruhi emosi ( organ genital, payudara,

mata, tangan, atau wajah).

-Korban cemas akan lamanya waktu penderitaan

- Psikosis terjadi dalam tenggang waktu yang masuk akal

- Korban dihantui oleh kejadian ( kejahatan atau kecelakaan ) yang

Menimpanya.

B. Aspek Yuridis

Jika dari sudut medic luka merupakan kerusakan jaringan ( baik disertai atau tidak

disertai diskontinuitas permukaan kulit ) akibat trauma maka dari sudut hokum,

luka merupakan kelainan yang dapat disebabkan oleh suatu tindakan pidana, baik

yang bersifat intensional ( sengaja ) , recklessness ( ceroboh ), atau negligence

( kurang hati-hati ). Untuk menentukan berat ringannya hukuman perlu ditentukan

dahulu berat ringannya luka.

Kebijakan hokum pidana didalam penentuan berat ringannya luka tesebut

didasarkan atas pengaruhnya terhadap :

- Kesehatan jasmani

- Kesehatan rohani

- Kelangsungan hidup janin dalam kandungan

- Estetika jasmani

- Pekerjaan jabatan atau pekerjaan mata pencarian

- Fungsi alat cidera

Page 4: Trauma

Ada 3 kualifikasi luka pada korban hidup, yaitu :

1.Luka ringan. Luka derajat I/ luka golongan C

Luka derajat I adalah apabila luka tersebut tidak menimbulkan penyakit atau

tidak menghalangi pekerjaan korban. Hukuman bagi pelakunya menurut KUHP

pasal 352 ayat 1

2. Luka sedang / luka derajat II/ luka golongan B

Luka derajat II adalah apabila luka tersebut menyebabkan penyakit atau

mengalangi pekerjaan korban untuk sementara waktu. Hukuman pelakunya

menurut KUHP pasal 351 ayat 1

3.Luka berat

Luka berat adalah luka yang sebagaiman diuraikan dalam pasal 90 KUHP, yang

terdiri atas :

a. Luka atau penyakit yang tidak dapat diharapkan akan sembuh dengan

sempurna. Pengertian tidak akan sembuh dengan sempurna lebih ditujukan

pada fungsinya. Contohnya trauma pada satu mata yang menyebabkan kornea

robek. Sesudah dijahit sembuh, tetapi mata tersebut tidak dapat melihat

b. Luka yang dapaat mendatangkan bahay maut. Dapaat mendatangkan bahaya

maut pengertiannya memiliki potensi untuk menimbulkan kematian, tetapi

sesudah diobati dapat sembuh.

c. Luka yang menimbulkan rintangan tetap dalam menjalankan pekerjaan jabata

atau mata pencahariannya. Luka yang dari sudut medic tidak membahayakan

jiwa, dari sudut hokum dapat dikategorikan luka berat. Contohnya trauma

pada tangan kiri pemain bola atau pada wajah seorang peragawati dapat

dikategorikan luka berat jika akibatnya mereka tidak dapat lagi menjalankan

pekerjaan tersebut selamanya.

d. Kehilangan salah satu panca indera. Jika trauma menimbulkan kebutaan satu

mata atau kehilangan pendengaran satu telinga, tidak dapat digolongkan

kehilangan indera. Meskipun tetap digolongkan sebagai luka berat

berdasarkna butir (a) di atas.

e. Cacat besar atau kudung

f. Lumpuh

Page 5: Trauma

g. Gangguan daya piker lebih dari 4 minggu lamanya. Gangguan daya piker

tidak harus berupa kehilangan kesadaran tetapi dapat juga berupa amnesia,

disorientasi, anxietas, depresi atau gangguan jiwa lainnya

h. Keguguran atau kematian janin seorang perempuan

i. Yang dimaksud dengan keguguran ialah keluarnya janin sebelum masa

waktunya, yaiut tidak diketahui oleh proses yang sebagaimana umumnya

terjadi seseorang wanita ketika melahirkan. Seseorang kematian janin

mengandung pengertian bahwa janin tidak lagi menunjukan tanda-tanda

hidup. Tidak dipersoalkan bayi keluar atau tidak dari perut ibunya

Luka

Luka Adalah suatu keadaan ketidaksinambungan jaringan tubuh akibat kekerasan

terhadap jaringan yang masih hidup, dapat disertai atau tidak disertai diskontinuitas

permukaan kulit.

Luka sering digambarkan berdasarkan bagaimana cara mendapatkan luka itu dan

menunjukan derajat luka :

a) Luka bersih

Luka yang tidak mengalami inflamasi dan infeksi, tidak melibatkan saluran

pencernaan, saluran pernafasan, dan saluran perkemihan.

b) Luka bersih terkontaminasi

Luka bedah yang melibatkan saluran ernafasan, saluran pencernaan, dan saluran

perkemihan. Luka tidak menunjukan terkontaminasi

c) Luka terkontaminasi

Luka terbuka, segar , luka kecelakaan, luka bedah yang berhubungan dengan saluran

pencernaan. Luka menunjukan tanda infeksi

d) Luka kotor

Luka lama, luka kecelakaan yang mengandung jaringan mati dan luka dengan tanda

infeksi seperti cairan

Page 6: Trauma