Upload
perpesanan
View
43
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
Oleh :
Rika Dwipayani
11700133
Pembimbing :dr. Endah Sulistiyati, Sp.M
dr. Bambang Tuhariyanto, Sp.M
TRAUMA PADA MATA
PENDAHULUAN
Definisi :Tindakan sengaja maupun tidak yang
menimbulkan perlukaan mata. Trauma pada mata memerlukan
pemeriksaan dan perawatan yang tepat untuk mencegah terjadinya penyulit yang lebih berat yang akan mengakibatkan kebutaan atau untuk mempertahankan fungsi penglihatan.
Jenis-Jenis Trauma :1. Mekanik
TumpulTajam
2. Bahan KimiaAsam Basa
3. Fisik Cahaya Ledakan KebakaranBlow Out Fraktur
TRAUMA MEKANIKTRAUMA TUMPUL
Trauma tumpul pada mata dapat diakibatkan benda yang keras atau benda yang tidak keras, dimana benda tersebut dapat mengenai mata dengan keras (kencang) ataupun lambat.Respon dari jaringan terhadap trauma mata tumpul :1. Vasokonstrriksi dari pembuluh darah perifer, sehingga terjadi iskemia dan nekrosis local.2. Diikuti dengan vasodilatasi, hiperpermeabilitas, aliran darah yang menurun.3. Dinding pembuluh darah robek maka cairan jaringan dan isi sel akan menyebar menuju jaringan sekitarnya sehingga terjadi edema dan perdarahan.
Respon organ terhadap trauma:
1. PALPEBRA Hematoma palpebra
Pembengkakan atau penunbunan darah di bawah kulit kelopak mata akibat dari pecahnya pembuluh darah.
2. KONJUNGTIVA Edema konjungtiva
Bila kelopak terpajan kedunia luar dan konjungtiva secara langsung terkena angin tanpa dapat mengedip, maka keadaan ini telah dapat mengakibatkan edema pada konjungtiva.
Hematoma subonjungtiva Terjadi akibat pecahnya pembuluh darah yang
terdapat pada atau dibawah konjungtiva, seperti arteri konjungtiva dan arteri episklera.
3. KORNEA Edema Kornea
Trauma tumpul yang keras atau cepat mengenai mata dapat mengakibatkan edema kornea sampai rupture membra descement. Edema kornea akan memberikan keluhan penglihatan kabur dam terlihatnya pelangi sekitar bola lampu atau sumber cahaya yang dilihat. Kornea akan terlihat keruh dengan uji placid yang positif.
Erosi KorneaKeadaan terkelupasnya epitel kornea yang dapat
diakibatkan oleh gesekan keras pada epitel kornea. Erosi dapat terjadi tanpa cedera pada membran basal. Dalam waktu yang pendek epitel sekitarnya dapat bermigrasi dengan cepat dan menutupi defek epitel tersebut.
4. UVEAPada uvea dapat terjadi :
HifemaTerjadi akibat rusak atau robeknya pembuluh-
pembuluh darah iris dan corpus siliare, yang biasanya tampak pada bilik mata depan.
Penanganan hifema antara lain:Tirah baring dengan posisi kepala lebih tinggi
sedikit dari badan. Dilarang gerakkan fisik dan mengangkat kepala
Pemakaian bebat mataJika dalam 5 hari hifema tidak hilang maka
dilakukan tindakan pembedahan (parasintesis). Karena, akan muncul glaukoma sekunder dan hemosiderosis.
5. IRIS Iridodialisis
Terjadi robekan pada pangkal iris sehingga bentuk pupil menjadi berubah.
Pada iridodialisis akan terlihat pupil lonjong. Biasanya iridodialisis teijadi bersama-sama dengan terbentuknya hifema.
Bila keluhan demikian maka pada pasien sebaiknya dilakukan pembedahan dengan melakukan reposisi pangkal iris yang terlepas.
6. LENSADislokasi lensa
Terjadi karena putusnya zonula zinii yang mengakibatkan kedudukan lensa terganggu. Selain itu bisa terjadi kerusakan lensa dan kekeruhan lensa.
Dislokasi lensa dapat terjadi kedua arah, baik anterior maupun posterior ke arah badan kaca. Kekeruhan lensa terjadi karena, perforasi akibat trauma
7. SEGMEN POSTERIORApabila terjadi gangguan penglihatan tanpa ada kerusakan
pada segmen anterior maka perlu dicurigai adanya gangguan pada segmen posterior, antara lain:(a) Perdarahan badan kaca(b) Edema makula(c) Robekan retina (d) Gangguan pada nervus optikus
8. OTOT-OTOT PENGGERAK BOLA MATA Pada pemeriksaan didapatkan gangguan gerakanbolamata.
Perlu dibedakan antara paralisis otot dengan otot yang terjepit yaitu dengan dilakukannya test forced duction (Mata ditetesi anastesi lokal kemudian mata digerakkan pada arah masing masing fangsi otot penggerak bola mata, Bila lancar berarti paralisis dan apabila ada hambatan berarti tejepit)
TRAUMA TAJAM
Suatu trauma dimana seluruh lapisan jaringan atau organ mengalami kerusakan.
Respon organ pada trauma tajam:
A. PALPEBRA
nyeri, bengkak dan berdarah, Tampak adanya luka terbuka dan perdarahan
Pengobatan : pembersihan luka, kemudian dijahit
B.KONJUNGTIVA Perdarahan
Penatalaksanaan sama dengan rudapaksa mata mekanis tumpul.
Robekan 1 cm
Tidak dijahit, diberikan antibiotika lokal. Robekan lebih dari 1 cm
Dijahit dengan benang cat gut atau sutera berjarak 0,5 cm antara tiap-tiap jahitan.
Beri antibiotika lokal selama 5 hari dan bebat mata untuk 1-2 hari.
C. KORNEA Erosi kornea
Penatalaksanaan seperti rudapaksa mata tumpul
Luka tembus kornea Nyeri, epifora, fotofobia,blefarospasme, Pemeriksaan flurocein (+)Pengobatan: luka terbuka kornea harus dijahit.
Ulkus Kornea Nyeri, epifora, fotofobia,blefarospasme, pemeriksaannampak kornea yang edema dan keruh, Bagian yang mengalami kerusakan epitel menunjukkan pengecatan ( +).
Pengobatan :Antibiotika lokal tetes, salep atau subkonjungtiva Scraping atau pembersihan jaringan nekrotik secara hati-hati bagian dari ulkus yang nampak kotor.
D. SCLERA
Luka terbuka atau tembus, pengobatan sama dengan luka tembus pada kornea
E. OFTALMIA SIMPATETIK Tahap iritasi : keluhan nyeri, tanda-tanda radang
ringan, epifora, fotofobia Pemeriksaan : tanda-tanda iritis ringan, biasanya bersifat reversibel atau langsung tahap radang. Tahap radang: berlangsung akut/menahun, bersifat
irreversibel, memburuk bila pengobatan kurang sempurna
F. BILIK MATA DEPANPenatalaksanaan sama dengan trauma tumpul.
G. IRIS Iritis keluhan nyeri, epifora, fotofobia, blefarospasme
Pemeriksaan: pupil miosis, refleksi pipil menurun,sinekia posterior.
Terapi:Atropin tetes 0,5%-1 % 1-2 x perhari selama sinekia belum lepas, Antibiotik lokalDiamox bila ada komplikasi glaukoma.
H. LENSA Katarak (Penatalaksanaan sama dengan trauma tumpul) Dislokasi lensa (Penatalaksanaan sama dengan trauma mata tumpul
I .KERUSAKAN SEGMEN POSTERIORPenatalaksanaan sama dengan rudapaksa mata tumpul
J. CORPUS ALIENUM (BENDA ASING)Benda asing yang masuk dalam mata dapat dibagi 2 kelompok yaitu:
Benda logam:misal: emas, perak, platina, besi, tembaga. Benda logam ini dapat bersifat magnet atau non magnet.
Benda bukan logam:batu, kaca, porselin, plastik, bulumata, dll.
Penatalaksanaan:• Mengeluarkan benda asing• Bila lokalisasi di palpebra dan konjungtiva, kornea maka
dengan mudah dapat dilepaskan setelah pemberian anestesi lokal.
• Pemberian antibiotika lokal pada benda asing di konjungtiva dan kornea.
K. OTOT EKSTRA OKULAR
Kelainan pergerakan mata
Kelainan pada otot mata
Kelainan pada persarafan otot mata
Kelainan pada jaringa orbita lainnya
TRAUMA KIMIA1. TRAUMA ASAM
Bahan kimia asam yang mengenai jaringan akan mengadakan denaturasi dan presipitasi dengan jaringan protein di sekitarnya, karena adanya buffer dari jaringan terhadap bahan asam serta adanya presipitasi protein maka kerusakannya cenderung terlokalisir Contoh bahan : air accu, asam sulfat, asam asetat, asam hidroflorida
2. TRAUMA BASATrauma akibat bahan kimia basa akan memberikan iritasi ringan pada mata apabila dilihat dari luar. Bahan basa akan bergabung dengan asam lemak dalam sel membrane sehingga terjadi proses saponifikasi / penyabunan yang mengakibatkan kerusakan sel, diikuti koagulasi dan perlunakan jaringan -Contoh bahan : deterjen, saun, sampo, semen, kapur.
Klasifikasi tingkat keparahan akibat trauma kimia berdasarkan Hughes :
Ringan :
a. erosi kornea
b.kornea agak keruh
c. tidak ada iskemia, nekrosis konjungtiva dan sclera
Sedang :
a. kornea keruh, detail iris tak tampak
b.iskemia, nekrosis konjungtiva dan sclera minimal
Berat :
a. pupil tak tampak
b.konjungtiva dan sclera kemosis hebat, pucat.
GEJALA KLINIS1. Subyektif : nyeri sampai tidak bisa membuka mata, berair, kabur
dan silau.2. Obyektif : visus menurun palpebra edem, kadang-kadang ada luka bakar
konjungtiva hiperemi, kemosis, karena bahan kimia basa bisa terjadi iskemi dan nekrosis konjungtiva dan sclera tergantung berat ringannya keadaan. kornea edem, tes flouresin (+), sampai kekeruhan kornea yang hebat.
PENATALAKSANAAN
Secepatnya melakukan irigasi dengan air bersih sebelum ke rumah sakit.
Anestesi lokal tetes mata Irigasi dngan aquadst, cairan fisiologis (NS,RL) Obat : a. sikloplegik jangka panjang (atropine 2%)
b. antibiotic tetes mata
c. kasus yang berat (grade 3 & 4), dengan uveitis diberikan kortikosteroid tetes
d. vitamin C : mengurangi perlunakan kornea
TRAUMA FISIK
CAHAYA Mata terasa nyeri, Epifora yang timbul 6-12 jam sesudah melihat cahaya tersebutPemeriksaan: Hiperemi konjungtiva, Flurescein test positifPengobatan:Pada Konjungtiva beri antibiotika lokal,atropine bila fluorescein luar
KEBAKARAN Kelainan terbatas pada palpebra
. Pengobatan : Tidak berbeda dengan kelainan akibat luka bakar pada kulit bagian tubuh yang lain.
LEDAKAN
Ledakan yang cukup kuat dapat menimbulkan bermacam-macam kerusakan.
Pengobatan diberikan sesuai dengan kerusakan mata.
BLOW OUT FRAKTUR
Patah tulang asar orbita tanpa kerusakan dari rima orbita. Adanya trauma, Visus menurun, Nyeri, Diplopia, Mual, Muntah.
PENGOBATAN
Konservatif selama 3 minggu untuk mengevaluasi sambil menunggu oedema dan ekhimosis berkurang
Bila enoftalmus masih tampak,keluhan diplopia sangat menganggu: operatif.
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN Nama : Tn.S Umur : 30 tahun Jenis kelamin : laki laki Agama : Islam Alamat : Karangasem,Balongpanggang Tanggal pemeriksaan : 12 oktober2012
ANAMNESIS Keluhan utama
Mata terkena lem alteco Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang ke Poli Mata RSUD Gresik pada tanggal 12 oktober 2012 dengan keluhan kedua mata terkena lem alteco sejak tadi malam pukul 10.00,ketika hendak membuat sangkar burung.
Pasien mengeluhkan,mata pasien merah,terasa kemeng,panas,ngeres,juga mata berair.
Riwayat penyakit dahulu
Pasien tidak pernah sakit seperti ini sebelumnya
Riwayat penyakit keluarga
keluarga tidak ada yang menderita penyakit seperti ini.
PEMERIKSAAN FISIK Status Generalis Keadaan umum : Baik Kesadaran : Compos Mentis
Pemeriksaan OD OS
Visus 6/10 6/6
Palpebra Odema (+) Odema (+)
Konjungtiva Secret (+) Secret (+)
Kornea Erosi (+) Erosi (+)
Iris Hiperemi (+) Hiperemi (+)
Pupil Normal Normal
Lensa Normal Normal
•Status Lokalis
RESUME
Pasien laki laki usia 30 tahun datang ke poli mata RSUD Gresik pada tanggal 12 oktober 2012 dengan keluhan kedua mata terkena lem alteco sejak tadi malam pada pukul 10.00 ketika hendak membuat sangkar burung
Pasien mengeluhkan mata tampak merah,terasa kemeng,panas,ngeres ,juga mata berair.
Pada pemeriksaan fisik mata kanan dan kiri didapatkan odem pada palpebra,secret pada konjungtiva,hiperemi pada iris,dan erosi pada kornea.
DIAGNOSA
ODS Trauma Kimia Basa
PLANNING
-irigasi
-Antibiotika lokal
-Analgesik
-Bebat mata
THANK YOU