Upload
chandra-permana
View
245
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
8/13/2019 Trauma Maksilofasial Kelompok g
1/41
TRAUMA
MAKSILOFACIAL
Oleh:
Kelompok G
8/13/2019 Trauma Maksilofasial Kelompok g
2/41
Kelompok G
Sheila Nurkhalesa 102010101005
Ahmad Barrun N. 102010101045
Novita Fauziyah R. 102010101056
Adi Darma E. 102010101058
Dita Suci P.S. 102010101063 Fenny Megawati 102010101065
Carissa Ruly K. 102010101068
Risqi Mahardika 102010101079
Pungky Setya A 102010101082
Nabilla 102010101088 Dhevy Wulandari 102010101092
Benny Wicaksono 102010101095
Tita Swastiana A. 102010101098
8/13/2019 Trauma Maksilofasial Kelompok g
3/41
Definisi
Trauma maksilofasial adalah suatu ruda paksayang mengenai wajah dan jaringan sekitarnya.
Trauma pada jaringan maksilofasial dapatmencakup jaringan lunak dan jaringan keras.
Yang dimaksud dengan jaringan lunak wajahadalah jaringan lunak yang menutupi jaringankeras wajah. Sedangkan yang dimaksud dengan
jaringan keras wajah adalah tulang kepala yangterdiri dari :
1. Tulang hidung2. Tulang arkus zigomatikus
3. Tulang maksila
4. Tulang orbita
8/13/2019 Trauma Maksilofasial Kelompok g
4/41
8/13/2019 Trauma Maksilofasial Kelompok g
5/41
FRAKTUR TULANGHIDUNG
8/13/2019 Trauma Maksilofasial Kelompok g
6/41
Klasifikasi Fraktur Tulang
Hidung :
1. Fraktur Tulang Hidung sederhana
2. Fraktur Tulang Hidung Terbuka
3. Fraktur Tulang Nasoetmoid
8/13/2019 Trauma Maksilofasial Kelompok g
7/41
1.Fraktur Tulang Hidung
Sederhana
Jika fraktur dari tulang hidung saja, bisa dilakukan
perbaikan dari fraktur tersebut dengan anastesi lokal /
dengan anastesi umum pada anak-anak.
Anastesi lokal : pemasangan tampon lidokain 1-2% ygdicampur epinefrin 1 : 1000%
Tampon ada 3 buah :
1. Diletakkan pada meatus sup.
2. Diletakkan di antara konka media dan septum, bagiandistalnya terletak dekat foramen sfenopalatina
3. Diletakkan antara konka inferior dan septum nasi.
8/13/2019 Trauma Maksilofasial Kelompok g
8/41
Teknik reduksi fraktur tulang hidung :
Alat-alat :
1. Elevator tumpul yg lurus
2. Cunam asch
3. Cunam walsham
4. Spekulum hidung5. Pinset hidung yg panjang
Cunam Walsham digunakan saat terjadi fraktur tulang
hidung yg sulit dikembalikan di posisi semula / tulang tsb
tergeser. Penggunaannya, satu sisi dimasukkan ke dalam
kavum nasi, sisi lain di luar hidung yg diproteksi dgn selang
karet.
8/13/2019 Trauma Maksilofasial Kelompok g
9/41
Trdapat deviasi piramid, karena dislokasi tulang hidung,
Cunam Asch digunakan dengan cara memasukkan
masing- masing sisi ke dalam rongga hidung sambil
menekan septum dengan sisi forsep. Lalu dilakukan
pemasangan tampon dengan ditambah antibiotika.
Sesudah pemasangan tampon, pada keadaan tertentu
diperlukan tambahan fiksasi luar/ gips
8/13/2019 Trauma Maksilofasial Kelompok g
10/41
8/13/2019 Trauma Maksilofasial Kelompok g
11/41
8/13/2019 Trauma Maksilofasial Kelompok g
12/41
FRAKTUR ZIGOMADAN ARCUS ZIGOMA
8/13/2019 Trauma Maksilofasial Kelompok g
13/41
Fraktur Tulang Zygomaticus
Fraktur zigoma merupakan merupakan fraktur
fasial yang paling sering terjadi. Tingginya
insiden dari fraktur zigoma berhubungan
dengan lokasi zigoma yang lebih menonjol.Predileksi terutama pada laki-laki, dengan
perbandingan 4:1 dengan perempuan.
8/13/2019 Trauma Maksilofasial Kelompok g
14/41
Gejala Fraktur Zigoma
Pipi menjadi lebih rata (jika dibandingkan
dengan sisi kontralateral atau sebelum
trauma)
Diplopia dan terbatasnya gerakan bola mata
Edema periorbita dan ekimosis
Perdarahan subkonjungtiva
Enophtalmus
Ptosis
8/13/2019 Trauma Maksilofasial Kelompok g
15/41
8/13/2019 Trauma Maksilofasial Kelompok g
16/41
Penanggulangan Fraktur
Zigoma
6% fraktur tulang zigoma tidak menunjukkan
kelainan. Trauma dari depan yang langsung
merusak pipi menyebabkan perubahan tempat
dari tulang zigoma dan dapat menyebabkangangguan pada bola mata. Reduksi dari
fraktur zigoma ini difiksasi dengan kawat baja
atau mini plate
8/13/2019 Trauma Maksilofasial Kelompok g
17/41
Reduksi Tidak Langsung (Keen
dan Goldthwaite)
Reduksi dilakukan melalui sulkus
gingivobukalis. Dibuat sayatan kecil pada
mukosa bukal dibelakang tuberositas maksila.
Elevator melengkung dimasukkan dibelakangtuberositas dan dengan sedikit penekanan,
tulang yang fraktur dikembalikan ke
tempatnya. Cara ini mudah dan hasilnya baik.
8/13/2019 Trauma Maksilofasial Kelompok g
18/41
Reduksi Terbuka
Apabila tidak bisa diikat dengan kawat bajadari Kirschner harus ditanggulangi dengancara reduksi terbuka menggunakan mini plate
Laserasi yang timbul diatas zigoma dapatdigunakan sebagai makra untuk melakukaninsisi permulaan. Fraktur rima orbita inferiordapat direkonstruksi dengan insisi dibaeah
palpebra inferior . Harus dikerjakanb hati-hati karena dapat
merusak bola mata
8/13/2019 Trauma Maksilofasial Kelompok g
19/41
8/13/2019 Trauma Maksilofasial Kelompok g
20/41
Reduksi Fraktur Arkus Zigoma
Dapat dilakukan elevasi arkus zigoma tersebut
Kadang diperlukan reduksi terbuka
selanjutnya dipasang kawat baja atau mini
plate
Insisi pada reduksi terbuka dilakukan diatas
arkus zigoma, diteruskan kebawah sampai
bagian zigoma preaurikuler Dapat merusak cabang frontal n. fasialis
sehingga harus dipasang proteksi
8/13/2019 Trauma Maksilofasial Kelompok g
21/41
FRAKTUR DINDINGORBITAL
8/13/2019 Trauma Maksilofasial Kelompok g
22/41
Gambaran skematis orbita sebagai struktur piramida (Robert H. Mathog,
M.D, Maxillofacial trauma, Williams & Wilkins, 1984:320)
8/13/2019 Trauma Maksilofasial Kelompok g
23/41
Definisi
Fraktur dinding orbital adalah terputusnya
kontinuitas antara jaringan-jaringan pada
dinding orbital dengan atau tanpa penglibatan
tulang-tulang di daerah sekitarnya.
8/13/2019 Trauma Maksilofasial Kelompok g
24/41
Etiologi
kecelakaan lalu lintas
perkelahian
senjata yang tumpul atau tajam
kecelakaan pekerjaan (contoh: jatuh dari
tempat yang tinggi atau alat yang jatuh ke
kepala)
kecelakaan ketika berolahraga terutamaolahraga seperti tinju, kriket, hoki serta sepak
bola
8/13/2019 Trauma Maksilofasial Kelompok g
25/41
Klasifikasi
Secara umum, fraktur orbital dibagi kepada dua :
1. fraktur yang secara relatif eksternal dan melibatkan orbitalrim serta tulang-tulang yang berdekatan. Contoh: frakturpada nasoethmoid (naso-orbital)
2. fraktur yang melibatkan tulang secara internal di dalamkavitas orbital. Fraktur ini terjadi tanpa (atau sedikit)penglibatan orbital rim. Fraktur seperti ini biasanya disebutfraktur blow-out atau blow-in.
blow-out ini digunakan untuk menggambarkan fraktur pada
dinding inferior orbital yang mengarah ke bawah dan memasukisinus maksilaris.
blow-in merupakan fraktur yang mengarah ke atas, memasukiorbita.
8/13/2019 Trauma Maksilofasial Kelompok g
26/41
A. Fraktur blow-out, B. Fraktur Blow-in (Robert H. Mathog, M.D,
Maxillofacial trauma, Williams & Wilkins, 1984:324)
8/13/2019 Trauma Maksilofasial Kelompok g
27/41
Gambaran Klinis
1. Enophthalmus biasanya tidak dijumpai pada padaawal kejadian, karena adanya edema retroorbitalatau perdarahan, bahkan kadang dijumpai proptosisringan.
2. Tanda tanda periokuler yang meliputi ekimosis,edema, dan kadang didapatkan emfisema subcutan.
3. Diplopia bisa disebabkan oleh: Terjepitnya muskulus rectus inferior atau muskulus
oblique inferior secara mekanis diantara patahan tulangatau oleh jaringan ikat dan lemak.
Perdarahan dan edema jaringan lemak orbitamenyebabkan septum yang menghubungkan antara m.rectus inferior dan m. oblique ke periorbita mejadi sangaterat sehingga sebabkan restriksi pergerakan bola mata.
8/13/2019 Trauma Maksilofasial Kelompok g
28/41
Terapi
Penatalaksanaan yang utama adalah konservatif denganantibiotik apabila fraktur mengenai sinus maxilaris. Pasien jugadinasehatkan agar tidak sisi atau meniup hidungnya.
Penatalaksanaan berikutnya bertujuan untuk pencegahandiplopia vertikal menjadi permanen dan atau untuk tujuan
kosmetik pada enophthamus yang mengganggu penampilan.
Pembedahan :Indikasi tindakan pembedahan adalah : diplopia persisten dalam 30 derajat dari posisi primerpandangan apabila terjadi penjepitan enoftalmus 2 mm atau lebih fraktur besar (separuh dari dasar orbita), yang kemungkinanbesar menyebabkan enoftalmus yang timbul belakangan.
8/13/2019 Trauma Maksilofasial Kelompok g
29/41
8/13/2019 Trauma Maksilofasial Kelompok g
30/41
FRAKTUR TULANG
MAKSILA(MID-FACIAL FRACTURE)
8/13/2019 Trauma Maksilofasial Kelompok g
31/41
Klasifikasi
Mathog menggnakan pembagian klasifikasi
fraktur maksila Le Fort dalam 3 kategori, yaitu:
Le Fort I
Le Fort II
Le Fort III
8/13/2019 Trauma Maksilofasial Kelompok g
32/41
8/13/2019 Trauma Maksilofasial Kelompok g
33/41
8/13/2019 Trauma Maksilofasial Kelompok g
34/41
8/13/2019 Trauma Maksilofasial Kelompok g
35/41
8/13/2019 Trauma Maksilofasial Kelompok g
36/41
F kt M k il L F t III
8/13/2019 Trauma Maksilofasial Kelompok g
37/41
Fraktur Maksila Le Fort III
(Craniofacial dysjunction)
Adalah suatu fraktur yang memisahkan secara
lengkap antara tulang dan tulang kranial.
Garis fraktur berjalan melalui sutura
nasofrontal diteruskan sepanjang taut etmoidmelalui fisura orbitalis superior melintang ke
arah dinding lateral orbita, sutura zigomatiko
frontal dan sutura temporo-zigomatik.
8/13/2019 Trauma Maksilofasial Kelompok g
38/41
8/13/2019 Trauma Maksilofasial Kelompok g
39/41
8/13/2019 Trauma Maksilofasial Kelompok g
40/41
Penatalaksanaan
Penanggulangan fraktur maksila sangat
ditekankan agar rahang atas dan rahang
bawah dapat menutup.
Dilakukan fiksasi inter-maksilar sehinggaoklusi gigi menjadi sempurna.
Pada tindakan ini digunakan kawat baja atau
mini-plate sesuai dengan garis fraktur.
8/13/2019 Trauma Maksilofasial Kelompok g
41/41