15
BAB I PENDAHULUAN 1.2 LATAR BELAKANG Pergaulan merupakan proses interaksi yang dilakukan oleh individu dengan individu,dapat juga oleh individu dengan kelompok. Pergaulan mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan kepribadian seorang individu. Pergaulan yang ia lakukan itu akan mencerminkan kepribadiannya, baik pergaulan yang positif maupun pergaulan yang negatif. Pergaulan yang positif itu dapat berupa kerjasama antar individu atau kelompok guna melakukan hal – hal yang positif. Sedangkan pergaulan yang negatif itu lebih mengarah ke pergaulan bebas, hal itulah yang harus dihindari, terutama bagi remaja yang masih mencari jati dirinya.Pergaulan ini kebanyakan terjadi pada seorang remaja. Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Remaja sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua.Remaja diamana merupakan calon penerus bangsa yang diharapkan dapat membangun dan memajukan bangsa dengan menerapkan nilai-nilai yang ada dalam Pendidikan. Namun, pada kenyataanya arus globalisasi yang masuk ke Indonesia berdampak pada pola pikir dan gaya hidup remaja, yang mengakibatkan terjadinya perubahan pada remaja di Indonesia saat ini.Karena seorang individu atau remaja sukanya bergaul maka muncullah yang namanya pergaulan bebaspada diri remaja. Pergaulan bebas adalah salah satu kebutuhan hidup dari makhluk manusia sebab manusia adalah makhluk sosial yang dalam kesehariannya membutuhkan orang lain, dan hubungan antar manusia dibina melalui suatu pergaulan (interpersonal relationship). bebas diidentikan sebagai bentuk dari pergaulan luar batas atau bisa juga disebut pergaulan liar. Pergaulan

Tria Budi Indo

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tugas tria budi

Citation preview

Page 1: Tria Budi Indo

BAB I

PENDAHULUAN

1.2 LATAR BELAKANG

            Pergaulan merupakan proses interaksi yang dilakukan oleh individu dengan 

individu,dapat juga 

oleh individu dengan kelompok. Pergaulan mempunyai pengaruh yang besar dalam

pembentukan kepribadian seorang individu. Pergaulan yang ia lakukan itu akan

mencerminkan kepribadiannya, baik pergaulan yang positif maupun pergaulan yang negatif.

Pergaulan yang positif itu dapat berupa kerjasama antar individu atau kelompok guna

melakukan hal – hal yang positif. Sedangkan pergaulan yang negatif itu lebih mengarah ke

pergaulan bebas, hal itulah yang harus dihindari, terutama bagi remaja yang masih mencari

jati dirinya.Pergaulan ini kebanyakan terjadi pada seorang remaja.

   Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi

dewasa. Remaja sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk

golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua.Remaja diamana merupakan calon

penerus bangsa yang diharapkan dapat membangun dan memajukan bangsa dengan

menerapkan nilai-nilai yang ada dalam Pendidikan. Namun, pada kenyataanya arus

globalisasi yang masuk ke Indonesia berdampak pada pola pikir dan gaya hidup remaja, yang

mengakibatkan terjadinya perubahan pada remaja di Indonesia saat ini.Karena seorang

individu atau remaja sukanya bergaul maka muncullah yang namanya pergaulan bebaspada

diri remaja.

Pergaulan bebas adalah salah satu kebutuhan hidup dari makhluk manusia sebab

manusia adalah makhluk sosial yang dalam kesehariannya membutuhkan orang lain, dan

hubungan antar manusia dibina melalui suatu pergaulan (interpersonal relationship). bebas

diidentikan sebagai bentuk dari pergaulan luar batas atau bisa juga disebut pergaulan liar.

Pergaulan bebas juga dapat didefinisikan sebagai melencengnya pergaulan seseorang dari

pergaulan yang benar , pergaulan liar.

Cara mengatasi masalah pergaulan bebas

 1. Pentingnya kasih sayang dan perhatian yang cukup dari orang tua dalam hal dan

keadaan apapun.

2. Pengawasan dari orang tua yang tidak mengekang. Pengekangan terhadap seorang anak

akan berpengaruh terhadap kondisi psikologisnya. Di hadapan orang tuannya dia akan

bersikap baik dan patuh, tetapi setelah dia keluar dari lingkungan keluarga, dia akan

Page 2: Tria Budi Indo

menggunakannya sebagai pelampiasan dari pengekangan itu, sehingga dia dapat melakukan

sesuatu yang tidak diajarkan orang tuannya.

3. Seorang anak hendaknya bergaul dengan teman yang sebaya, yang hanya beda 2 atau 3

tahun baik lebih tua darinya. Hal tersebut dikarenakan apabila seorang anak bergaul dengan

teman yang tidak sebaya yang hidupnya berbeda, sehingga dia pun bisa terpengaruh gaya

hidupnya yang mungkin belum saatnya untuk dia jalani.

1.2 RUMUSAN MASALAH

  Apakah Pengartian Pergaulan ?

  Apa Pengertian Remaja?

  Apa Pengertian Pergaulan bebas?

  Apa Faktor Penyebab Pergaulan Bebas?

  Apa Akibat yang di timbulkan?

  Bagaimanakah Solusi mencegah Pergaulan Bebas?

1.3 TUJUAN

  Untuk mengetahui pengertian pergaulan

  Untuk mengetahui pengertian Remaja

  Untuk mengetahui pengertian pergaulan bebas

  Untuk mengetahui Faktor Penyebab Pergaulan bebas

  Untuk Mengetahui Akibat yang Ditimbulkan Dari Pergaulan bebas

  Untuk Mengetahui Solusi Mencegah Pergaulan Bebas

Page 3: Tria Budi Indo

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN PERGAULAN

Pergaulan merupakan proses interaksi yang dilakukan oleh individu dengan 

individu,dapat juga oleh individu dengan kelompok.Seperti yang dikemukakan

oleh Aristoteles bahwa manusia sebagai makhluk sosial (zoon-politicon), yang

artinya manusia sebagai makhluk sosial yang tak lepas dari kebersamaan dengan

manusia lain.Pergaulan mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan

kepribadian seorang individu. Pergaulan yang ia lakukan itu akan mencerminkan

kepribadiannya, baik pergaulan yang positif maupun pergaulan yang negatif.

Pergaulan yang positif itu dapat berupa kerjasama antar individu atau kelompok

guna melakukan hal – hal yang positif. Sedangkan pergaulan yang negatif itu lebih

mengarah ke pergaulan bebas, hal itulah yang harus dihindari, terutama bagi

remaja yang masih mencari jati dirinya. Dalam usia remaja ini biasanya seorang

sangat labil, mudah terpengaruh terhadap bujukan dan bahkan dia ingin mencoba

sesuatu yang baru yang mungkin dia belum tahu apakah itu baik atau tidak.

2.2 PENGERTIAN REMAJA

Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh

menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang

mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik (Hurlock, 1992). Remaja

sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan

anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua. Seperti yang dikemukakan oleh

Calon (dalam Monks, dkk 1994) bahwa masa remaja menunjukkan dengan jelas

sifat transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan

tidak lagi memiliki status anak Menurut Sri Rumini & Siti Sundari (2004:

53) masa remaja adalah peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang

mengalami perkembangan semua aspek/ fungsi untuk memasuki masa dewasa.

 Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun

bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria. Sedangkan menurut

Zakiah Darajat (1990: 23) remaja adalah: masa peralihan diantara masa kanak-

kanak dan dewasa. Dalam masa ini anak mengalami masa pertumbuhan dan masa

perkembangan fisiknya maupun perkembangan psikisnya. Mereka bukanlah anak-

Page 4: Tria Budi Indo

anak baik bentuk badan ataupun cara berfikir atau bertindak, tetapi bukan pula

orang dewasa yang telah matang.

Hal senada diungkapkan oleh Santrock (2003: 26) bahwa remaja

(adolescene) diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan

masa dewasa yang mencakup perubahan biologis,kognitif,dansosial-emosional.

Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara 12

hingga 21 tahun. Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu

12 – 15 tahun = masa remaja awal, 15 – 18 tahun = masa remaja pertengahan, dan

18 – 21 tahun = masa remaja akhir. Tetapi Monks, Knoers, dan Haditono

membedakan masa remaja menjadi empat bagian, yaitu masa pra-remaja 10 – 12

tahun, masa remaja awal 12 – 15 tahun, masa remaja pertengahan 15 – 18 tahun,

dan masa remaja akhir 18–21 (Deswita,2006:192).

 Definisi yang dipaparkan oleh Sri Rumini & Siti Sundari, Zakiah

Darajat, dan Santrock tersebut menggambarkan bahwa masa remaja adalah

masa peralihan dari masa anak-anak dengan masa dewasa dengan rentang usia

antara 12-22 tahun, dimana pada masa tersebut terjadi proses pematangan baik itu

pematangan fisik,maupun psikologis.Masa remaja merupakan masa yang sangat

penting, sangat kritis dan sangat rentan, karena bila manusia melewati masa

remajanya dengan kegagalannya, dimungkinkan akan menemukan kegagalan

dalam perjalanan kehidupan pada masa berikutnya. Sebaliknya bila masa remaja

itu diisi dengan penuh kesuksesan, kegiatan yang sangat produktif dan berhasil

guna dalam rangka menyiapkan diri untuk memasuki tahapan kehidupan

selanjutnya, dimungkinkan manusia itu akan mendapatkan kesuksesan dalam

perjalanan hidupnya.Dengan demikian, masa remaja menjadi kunci sukses dalam

memasuki tahapan kehidupan selanjutnya.

Masa remaja dimulai dari saat sebelum baligh dan berakhir pada usia baligh.

Oleh sebagian ahli psikologi, masa remaja berada dalam kisaran usia antara 11-19

tahun. Adapula yang mengatakan antara usia 11-24 tahun. Selain itu, masa remaja

merupakan masa transisi (masa peralihan) dari masa anak-anak menuju masa

dewasa, yaitu saat manusia tidak mau lagi diperlakukan oleh lingkungan keluarga

dan masyarakat sebagian anak-anak, tetapi dilihat dari pertumbuhan fisik,

perkembangan psikis (kejiwaan), dan mentalnya belum menjukkan tanda-tanda

dewasa. Pada masa ini (masa remaja), manusia banyak mengalami perubahan yang

Page 5: Tria Budi Indo

sangat fundamental dalam kehidupan baik perubahan fisik dan psikis (kejiwaan

dan mental). (Menurut Abdul, hal : 2, 2009).

2.3 PENGERTIAN PERGAULAN BEBAS

Pergaulan bebas adalah salah satu kebutuhan hidup dari makhluk manusia

sebab manusia adalah makhluk sosial yang dalam kesehariannya membutuhkan

orang lain, dan hubungan antar manusia dibina melalui suatu pergaulan

(interpersonal relationship).Pergaulan juga adalah HAM setiap individu dan itu

harus dibebaskan, sehingga setiap manusia tidak boleh dibatasi dalam pergaulan,

apalagi dengan melakukan diskriminasi, sebab hal itu melanggar HAM. Jadi

pergaulan antar manusia harusnya bebas, tetapi tetap mematuhi norma hukum,

norma agama, norma budaya, serta norma bermasyarakat. Jadi, kalau secara medis

kalau pergaulan bebas namun teratur atau terbatasi aturan-aturan dan norma-norma

hidup manusia tentunya tidak akan menimbulkan ekses-ekses seperti saat ini.

Pergaulan bebas juga dapat didefinisikan sebagai melencengnya pergaulan

seseorang dari pergaulan yang benar , pergaulan bebas diidentikan sebagai bentuk

dari pergaulan luar batas atau bisa juga disebut pergaulan liar.

2.4 FAKTOR PENYEBAB PERGAULAN BEBAS

Ada beberapa faktor – dan masih ada juga faktor yg lain – yang banyak

mempengaruhi terjadinya pergaulan buruk dari kalangan anak-anak muda, yakni:

1.Faktor Orang Tua

Para orang tua perlu menyadari bahwa jaman telah berubah.System

komunikasi, pengaruh media masa, kebebasan pergaulan dan modernisasi di

berbagai bidang dengan cepat memepengaruhi anak-anak kita.Budaya hidup kaum

muda masa kini, berbeda dengan jamanpara orang tua masih remaja dulu.

Pengaruh pergaulan yang datang dari orang tuadalam era ini, dapat kita sebutkan

antara lain:

 Faktor kesenjangan pada sebagian masyarakat kita masih terdapat anak-anak yang

merasa bahwa orang tua mereka ketinggalan jaman dalam urusan orang muda.

Anak-anak muda cenderung meninggalkan orang tua, termasuk dalam menentukan

bagaimana mereka akan bergaul. Sementara orang tua tidak menyadari

kesenjangan ini sehingga tidak ada usaha mengatasinya.

Page 6: Tria Budi Indo

 Faktor kekurang pedulian Orang tua kurang perduli terhadap pergaulan muda-mudi.

Mereka cenderung menganggap bahwa masalah pergaulan adalah urusan anak-

anak muda, nanti orang tua akan campur tangan ketika telah terjadi sesuatu.

Padahal ketika sesuatu itu telah terjadi, segala sesuatu sudah terlambat

 Faktor ketidak mengertian kasus ini banyak terjadi pada para orang tua yang kurang

menyadari kondisi jaman sekarang. Mereka merasa sudah melakukan

kewajibannya dengan baik, tetapi dalam urusan pergaulan anak-anaknya, ternyata

tidak banyak yang mereka lakukan. Bukannya mereka tidak perduli, tetapi

memang mereka tidak tahu apa yang harus merekaper buat.

2.Faktor Agama Dan Iman.

Agama dan keimanan merupakan landasan hidup seorang individu. Tanpa

agama hidup mereka akan kacau, karena mereka tidak mempunyai pandangan

hidup. Agama dan keimanan juga dapat membentuk kepribadian individu. Dengan

agama individu dapat membedakan mana yang baik dan mana yang tidak. Tetapi

pada remaja yang ikut kedalam pergaulan bebas ini biasanya tidak mengetahu

imana yang baik dan mana yang tidak.

3.Perubahan Zaman

Seiring dengan perkembangan zaman, kebudayaan pun ikut berkembang atau

yang lebih sering dikenal dengan globalisasi. Remaja biasanya lebih tertarik untuk

meniru kebudayaan barat yang berbeda dengan kebudayaan kita, sehingga memicu

mereka untuk bergaul seperti orang barat yang lebih bebas.

4.Faktor Dari Kaum Sendiri.

Orang Muda sebagai pelaku utama dalam pergaulan.tentunya harus yang

pertama menyadari akan kerawanan-kerawanan mereka dalam pergaulan.

Adapun beberapa factor yang datang dari orang muda, yaitu:

* Faktor Kesadaran Atau Kedewasaan

Faktor ini bukan hanya umurnya yang kurang, tetapi orang muda pada

umumnya memang memiliki kecenderungan belum memiliki modal yang cukup

dalam mempertimbangkan, memutuskan dan melakukan segala sesuatu, misalnya

pengalaman belum cukup, usia masih sedikit, kedewasaan belum penuh,

pertimbangan belum matang, kurang menyadari akan bahaya, cenderung

meremehkan hal-hal yang sebenarnya penting, belum dapat menghayati sakitnya

akibat dari tindakan yang salah, sehingga sering terjebak dalam langkah yang

Page 7: Tria Budi Indo

berbahaya. Ditambah lagi kecenderungan orang muda ingin mencoba-coba sesuatu

yang baru yang belum pernah dirasakan atau dialaminya.

* Faktor Budaya

Orang muda cenderung menganggap bahwa pergaulan bebas adalah budaya

orang muda jaman sekarang. Mereka merasa pergaulan bebas adalah hak mereka.

Mereka mengatakan sekaranglah waktunya bergaul sebebas-bebasnya. Hal ini

menimbulkan budaya iseng. Daripada dikatakan tidak gaul, mereka akhirnya

bergaul sebebas-bebasnya

* Faktor Keseimbangan Hidup

Orang muda memiliki potensi, tenaga, idealisme, semangat yang sedang

bertumbuh dan sedang mekar-mekarnya, termasuk nafsu seksualitanya, dll.

Kondisi ini jika tidak didukung prinsip-prinsip rohani yang kuat, penguasaan diri

yang baik, dan pendampingan dari seorag senior yang handal akan berakibat fatal.

Maka banyak kehidupan orang muda cenderung menjadi liar.

* Faktor Keyakinan

Ini sebenarnya faktor terpenting dalam membekali orang muda menjalani

hidup. Orang muda yang imannya tidak handal, memiliki kecenderungan untuk

tidak berjalan dalam jalan Tuhan, termasuk tidak berdoa untuk pergaulan mereka.

Sebaliknya yang imannya handal dan berjalan dalam jalan Tuhan, jelas akan

menuai dalam damai sejahtera.

2.5 AKIBAT YANG DITIMBULKAN DARI PERGAULAN BEBAS

Secara umum akibat yang ditimbulkan dari pergaula nbebas ada3,antara

lain:

a). Bagi Diri Remaja Itu Sendiri                         

Akibat dari kenakalan yang dia lakukan akan berdampak bagi dirinya

sendiri dan sangat merugikan baik fisik dan  mental, walaupun perbuatan itu dapat

memberikan suatu kenikmatan akan tetapi itu semua hanya kenikmatan sesaat saja.

Kenakalan yang dilakukan yang dampaknya bagi fisik yaitu seringnya terserang

berbagai penyakit karena karena gaya hidup yang tidak teratur. Sedangkan dalam

segi mental maka pelaku kenakalan remaja tersebut akan mengantarnya kepada

memtal-mental yang lembek, berfikirnya tidak stabil dan keperibadiannya akan

terus menyimpang dari segi moral dan endingnya akan menyalahi aturan etika dan

estetika. Dan hal itu kan terus berlangsung selama tidak ada yang mengarahkan.

Page 8: Tria Budi Indo

b). Bagi Keluarga 

Anak merupakan penerus keluarga yang nantinya dapat menjadi tulang

punggung keluarga apabila orang tuanya tidak mampu lagi bekerja. Dan oleh para

orang tuanya apabila anaknya berkelakuan menyimpang dari ajaran agama akan

berakibat terjadi ketidak harmonisan didalam kekuarga, komunikasi antara orang

tua dan anak akan terputus. Dan tentunya ini sangat tidak baik,  Sehingga

mengakibatkan anak remaja sering keluar malam dan jarang pulang serta

menghabiskan waktunya bersama teman-temannyauntuk bersenang-senang dengan

jalan minum-minuman keras, mengkonsumsi narkoba dan narkotika.Dan

menyebabkan keluarga merasa malu serta kecewa atas apa yang telah dilakukan

oleh remaja. Yang mana kesemuanya itu hanya untuk melampiaskan rasa

kekecewaannya saja terhadap apa yang terjadi dalam kehidupannya.

c).Bagi Lingkungan Masyarakat

Di dalam kehidupan bermasyarakat sebenarnya remaja sering bertemu orang

dewasa atau para orang tua, baik itu ditempat ibadah ataupun ditempat lainnya,

yang mana nantinya apapun yang dilakukan oleh orang dewasa ataupun orang tua

itu akan menjadi panutan bagi kaum remaja. Dan apabila remaja sekali saja berbuat

kesalahan dampaknya akan buruk bagi dirinya, dan keluarga. Sehingga masyarakat

menganggap remajalah yang sering membuat keonaran, mabuk-mabukkan ataupun

mengganggu ketentraman masyarakat mereka dianggap remaja yang memiliki

moral rusak. Dan pandangan masyarakat tentang sikap remaja tersebut akan jelek

Dan untuk merubah semuanya menjadi normal kembali membutuhkan waktu yang

lama dan hati yang penuh keikhlasan.

2.6 SOLUSI (PENCEGAHAN) PERGAULAN BEBAS

Pergaulan bebas memang sangat meresahkan, tidak hanya orang tua saja,

tetapi masyarakat pun juga dibuatnya resah. Hal ini dapat dikurangi bahkan dapat

dicegah dengan cara – cara berikut :

1. Pentingnya kasih saying dan perhatian yang cukup dari orang tua dalam hal dan

keadaan apapun.

2. Pengawasan dari orang tua yang tidak mengekang. Pengekangan terhadap seorang

anak akan berpengaruh terhadap kondisi psikologisnya. Di hadapan orang tuannya

dia akan bersikap baik dan patuh, tetapi setelah dia keluar dari lingkungan

keluarga, dia akan menggunakannya sebagai pelampiasan dari pengekangan itu,

sehingga dia dapat melakukan sesuatu yang tidak diajarkan orang tuannya.

Page 9: Tria Budi Indo

3. Seorang anak hendaknya bergaul dengan teman yang sebaya, yang hanya beda 2

atau 3 tahun baik lebih tua darinya. Hal tersebut dikarenakan apabila seorang anak

bergaul dengan teman yang tidak sebaya yang hidupnya berbeda, sehingga dia pun

bisa terpengaruh gaya hidupnya yang mungkin belum saatnya untuk dia jalani.

4. Pengawasan yang lebih terhadap media komunikasi, seperti internet, handphone,

dan lain-lain.

5. Perlunya bimbingan kepribadian bagi seorang anak agar dia mampu memilih dan

membedakan manayang baik untuk dia maupun yang tidak baik.

6. Perlunya pembelajaran agama yang diberikan sejak dini, seperti beribadah dan

mengunjungi tempat ibadah sesuai agamanya.

Page 10: Tria Budi Indo

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pergaulan mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan

kepribadian seorang individu. Pergaulan yang ia lakukan itu akan mencerminkan

kepribadiannya, baik pergaulan yang positif maupun pergaulan yang negatif.

Pergaulan yang positif itu dapat berupa kerjasama antar individu atau kelompok

guna melakukan hal – hal yang positif. Sedangkan pergaulan yang negatif itu lebih

mengarah ke pergaulan bebas, hal itulah yang harus dihindari, terutama bagi

remaja yang masih mencari jati dirinya.

Dalam usia remaja ini biasanya seorang sangat labil, mudah terpengaruh

terhadap bujukan dan bahkan dia ingin mencoba sesuatu yang baru yang mungkin

dia belum tahu apakah itu baik atau tidak. Remaja sebenarnya tidak mempunyai

tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan

dewasa atau tua. Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah

antara 12 hingga 21 tahun. Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas

tiga, yaitu 12 – 15 tahun = masa remaja awal, 15 – 18 tahun = masa remaja

pertengahan, dan 18 – 21 tahun = masa remaja akhir. Tetapi Monks, Knoers, dan

Haditono membedakan masa remaja menjadi empat bagian, yaitu masa pra-remaja

10 – 12 tahun, masa remaja awal 12 – 15 tahun, masa remaja pertengahan 15 – 18

tahun, dan masa remaja akhir 18–21.

Akibat yang ditimbulkan pada pergaulan bebas yaitu:

a). Bagi Diri Remaja Itu Sendiri

Kenakalan yang dilakukan yang dampaknya bagi fisik yaitu seringnya

terserang berbagai penyakit karena karena gaya hidup yang tidak teratur.

Sedangkan dalam segi mental maka pelaku kenakalan remaja tersebut akan

mengantarnya kepada memtal-mental yang lembek, berfikirnya tidak stabil dan

keperibadiannya akan terus menyimpang dari segi moral dan endingnya akan

menyalahi aturan etika dan estetika.

b). Bagi Keluarga 

Para orang tuanya apabila anaknya berkelakuan menyimpang dari ajaran

agama akan berakibat terjadi ketidak harmonisan didalam kekuarga, komunikasi

antara orang tua dan anak akan terputus.

Page 11: Tria Budi Indo

c).Bagi Lingkungan Masyarakat

Masyarakat menganggap remajalah yang sering membuat keonaran, mabuk-

mabukkan ataupun mengganggu ketentraman masyarakat mereka dianggap remaja

yang memiliki moral rusak. Dan pandangan masyarakat tentang sikap remaja

tersebut akan jelek Dan untuk merubah semuanya menjadi normal kembali

membutuhkan waktu yang lama dan hati yang penuh keikhlasan.

3.2 Saran

            Semoga dengan makalah ini anda dapat memahami makna materi yang saya

bahas.Setelah memahaminya janganlah berbuat menyimpang atau suka bergaul bebas karena

itu dapat merusak nama baik dirimu,keluarga,dan dilingkungan masyarakatmu sendiri