Upload
vinsensius-viktor-limas
View
6.217
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
DUNIA PADA MASA PERANG DINGIN
Diajukan untuk memenuhi tugas Sejarah semester genap
Disusun Oleh :
VinsensiusViktor Limas
XII IPA 5
43
SMA XAVERIUS 1
PALEMBANG
2009/2010
1
Bab. 1 Definisi, Faktor-Faktor
Penyebab dan Dampak /Akibat Perang
Dingin
Perang dingin adalah sebutan bagi sebuah periode di mana terjadi konflik,
ketegangan, dan kompetisi antara Amerika Serikat (beserta sekutunya disebut Blok Barat)
dan Uni Soviet (beserta sekutunya disebut Blok Timur) yang terjadi antara tahun 1947—
1991. Persaingan keduanya terjadi di berbagai bidang: koalisi militer; ideologi, psikologi,
dan tilik sandi; militer, industri, dan pengembangan teknologi; pertahanan; perlombaan
nuklir dan persenjataan; dan banyak lagi. Perang dingin bukanlah sekedar perang biasa di
mana kedua belah pihak berperang di medan terbuka. Perang dingin merupakan perang
antara dua negara adikuasa yang saling berebut pengaruh dalam pergulatan politik
internasional. Perebutan pengaruh dimulai dengan saling mencurigai antarnegara
adikuasa itu.
Ditakutkan bahwa perang ini akan berakhir dengan perang nuklir, yang akhirnya
tidak terjadi. Istilah "Perang Dingin" sendiri diperkenalkan pada tahun 1947 oleh Bernard
Baruch dan Walter Lippman dari Amerika Serikat untuk menggambarkan hubungan yang
terjadi di antara kedua negara adikuasa tersebut. Penguasaan kawasan yang dilakukan
oleh Amerika Serikat dan Uni Soviet ini memunculkan perimbangan kekuatan dalam
berbagai bidang kehidupan. Amerika Serikat memegang kekuatan dalam hal politik dan
ekonomi, sedangkan Uni Soviet dan sekutunya (negara Eropa Timur dan Cina) muncul
dalam kekuatan ideologi, politik, ekonomi dan militer yang cukup besar pula. Kondisi
perimbangan kekuatan (balances of power) pun tak terelakkan lagi. Perang ideologi
demokrasi-kapitalis dan komunisme menjadi perang dominan di masa tersebut; perang
tersebut dikenal dengan istilah perang dingin. Berbagai metode digunakan, baik dalam
bentuk kerja sama ataupun bantuan. Hal itulah yang dimaksudkan dengan perang dingin.
Setelah AS dan Uni Soviet bersekutu dan berhasil menghancurkan Jerman Nazi,
kedua belah pihak berbeda pendapat tentang bagaimana cara yang tepat untuk
membangun Eropa pascaperang. Selama beberapa dekade selanjutnya, persaingan di
antara keduanya menyebar ke luar Eropa dan merambah ke seluruh dunia ketika AS
membangun "pertahanan" terhadap komunisme dengan membentuk sejumlah aliansi
dengan berbagai negara, terutama dengan negara di Eropa Barat, Timur Tengah, dan Asia
Tenggara. Setelah Perang Dunia II, antara Amerika Serikat dengan Uni Soviet terjadi
perebutan pengaruh yang melahirkan Perang Dingin (Cold War).
2
A. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Perang Dingin
Perang dingin disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah adanya perbedaan
paham dan keinginan untuk berkuasa.
a. Perbedaan Paham
Paham demokrasi-kapitalis yang dianut oleh Amerika Serikat berbeda bahkan
bertentangan dengan paham sosialis-komunis Uni Soviet. Paham demokrasi-kapitalis
mengagungkan kebebasan individu yang memungkinkan kapitalisme berkembang dengan
subur. Akan tetapi, Amerika Serikat menyadari bahwa kaum buruh tidak boleh
diperlakukan sewenang-wenang seperti di Eropa beberapa abad silam yang dapat
menyuburkan paham sosialis-komunis. Oleh karena itu, kaum buruh diberi jaminan cukup
dan diberi kesempatan bermodal dalam perusahaan, sehingga pemogokan yang mereka
adakan dapat merugikan perusahaan itu sendiri. Uni Soviet yang berpaham sosialis-
komunis berkeyakinan bahwa paham itu dapat lebih mempercepat kesejahteraan buruh
maupun rakyatnya, karena negara-negara yang mengendalikan perusahaan akan
memanfaatkan keuntungannya untuk rakyat. Hal itu dibuktikan dengan Rencana Lima
Tahun. Akan tetapi, caranya yang serba tertutup menyebabkan negara-negara Barat
menyebutnya sebagai “negara di balik tirai besi”.
b. Keinginan Untuk Berkuasa
Amerika Serikat dan Uni Soviet mempunyai keinginan menjadi penguasa di
dunia dengan cara-cara yang baru. Amerika Serikat sebagai negara kreditor besar
membantu negara-negara yang sedang berkembang. Bantuan itu berupa pinjaman modal
untuk pembangunan, dengan harapan bahwa rakyat yang makmur hidupnya dapat
menjadi tempat pemasaran hasil industrinya dan dapat menjauhkan pengaruh sosialis-
komunis. Masyarakat yang menderita atau miskin, merupakan lahan subur bagi paham
sosialis komunis. Di samping itu, Uni Soviet yang mulai kuat ekonominya membantu
perjuangan nasional berupa senjata atau tenaga ahli. Hal ini dilakukan untuk
mempengaruhi negara-negara tersebut.
Perebutan pengaruh antara Amerika Serikat dengan Uni Soviet menyangkut
bidang yang sangat luas, yaitu politik, ekonomi, militer, maupun ruang angkasa.
a) Bidang Politik
Amerika Serikat berusaha menjadikan negara-negara yang sedang
berkembang menjadi negara demokrasi, agar hak-hak asasi manusia dapat dijamin. Di
negara-negara yang sebelumnya kalah perang seperti Jepang dan Jerman kecuali paham
3
demokrasi, kapitalisme juga dikembangkan. Negara-negara tersebut dapat sehaluan
dengan Amerika Serikat dan merupakan negara pengaruhnya. Uni Soviet dengan paham
sosialis-komunisnya mendengungkan pembangunan negara dengan Rencana Lima
Tahunnya. Caranya tidak dilakukan dengan liberal, tetapi dictator. Negara-negara yang
sehaluan disebut dengan satelit Uni Soviet, karena apa yang diperintahkannya wajib
dilakukan oleh negara-negara satelit tersebut. Penyimpangan seperti yang dilakukan oleh
Polandia dan Hongaria ditindak keras oleh Uni Soviet (1956).
b) Bidang Ekonomi
Sebagai negara kreditor terbesar, Amerika Serikat dapat memberikan
pinjaman atau bantuan ekonomi kepada negara-negara yang sedang berkembang.
Negara-negara Barat yang hancur ekonominya akibat Perang Dunia II dibantu melalui
Marshall Plan. Di samping itu, ada negara yang memperoleh “Grants in Aid” yaitu bantuan
ekonomi dengan kewajiban mengembalikannya berupa dolar atau dengan membeli
barang-barang Amerika Serikat. Untuk negara Asia, Presiden Truman mengeluarkan “The
Points Four Program for the Economic Development in Asia” berupa bantuan teknik dalam
wujud perlengkapan-perlengkapan ekonomis atau bantuan kredit yang berasal dari sektor
swasta di Amerika Serikat yang disalurkan oleh pemerintah kepada negara-negara yang
sedang berkembang.
c) Bidang Militer
Perebutan pengaruh yang paling mencolok antara Amerikat Serikat dengan
Uni Soviet adalah dalam pakta pertahanan. Negara-negara Barat membentuk North
Atlantic Treaty Organization (NATO) pada 4 April 1949 sebagai suatu organisasi
pertahanan. Pada mulanya markas NATO berada di Paris, tetapi setelah Perancis keluar
dari NATO, maka NATO didominasi oleh Amerika Serikat. Walaupun Perancis tidak
menjadi anggota Blok Timur, tetapi hubungan Perancis dengan Uni Soviet dan RRC lebih
baik dibandinkan dengna negara-negara Barat lainnya. Di Asia Tenggara dibentuk South
East Asia Treaty Organization (SEATO) tahun 1954, atas dasar South East Asia Collective
Defence Treaty. Anggotanya yang utama justru negara-negara Barat, sedangkan negara-
negara utama di Asia Tenggara seperti Indonesia tidak turut serta. Pakta pertahanan
tersebut ditujukan terhadap komunis Asia Tenggara, khususnya di Vietnam. Pakta
pertahanan SEATO menyatakan bubar pada tahun 1975. Sementara itu, Uni Soviet dengan
negara-negara Blok Timur membentuk Pakta Warsawa (1975) atas dasar “Pact of Mutual
Assistance and Unified Command”. Di Asia Tenggara, Uni Soviet memberikan bantuan
4
peralatan militer dan teknisi kepada Vietnam yang akhirnya dapat mendesak Amerika
Serikat dari negara tersebut (1975).
B. Dampak Perang Dingin
Selama berlangsungnya Perang Dunia II, Amerika Serikat
merupakan salah satu negara sekutu yang memiliki kekuatan
militer cukup besar. Dalam pertempuran melawan Jerman dan
Italia, Amerika Serikat berhasil memukul mundur dan bahkan
memaksa kedua negara tersebut untuk menyerah kepada sekutu.
Selain itu, Jepang juga menyerah dan tuntuk di bawah kekuatan
sekutu setelah kota Hiroshima dan Nagasaki dijatuhi bom atom
pada 9 Agustus 1945. Sementara itu, Uni Soviet juga memiliki peran
yang sangat besar dalam kemenangan sekutu dalam Perang Dunia II. Berkat Uni Soviet,
negara-negara Eropa Timur berhasil direbut oleh pihak Sekutu dari tangan Jerman.
Negara-negara tersebut, antara lain Bulgaria, Alabnia, Hungaria, Rumania, Polandia, dan
Cekoslowakia. Keenam negara itu mendapat penaruh yang kuat dari Uni Soviet. Dalam
usaha untuk melancarkan ekspansi politis dan ideologis, pada tahun 1947, Amerika Serikat
mengeluarkan Marshall Plan. Marshall Plan diusulkan oleh seorang komandan militer
Amerika Serikat semasa Perang Dunia II yang bernama George Catlerr Marshall. Marshall
Plan ditujukan khusus ke Eropa agar keputus asaan akibat perang dunia II, dan agar Eropa
segera bangkit untuk dijadikan mitra Amerika Serikat dalam menghadapi kekuatan
komunis dari Uni Soviet. Selain Marshall Plan, posisi politik luar negeri Amerika Serikat
pada awal masa Perang Dingin juga tercermin di dalam Truman Doctrine. Truman Doctrine
adalah sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Presiden Harry Truman pada 12 Maret
1947, yang menyatakan kesediaan Amerika Serikat memberikan bantuan bagi kekuatan
anti-komunisme di Turki dan Yunani dalam menghadapi kekuatan komunisme Uni Soviet.
Salah satu prinsip yang mendasari kebijakan itu adalah bahwa paham komunisme akan
mudah berkembang di kalangan rakyat miskin. Truman Doctrine dicanangkan berdasarkan
pertimbangan Teori Domino, yaitu jika suatu negara jatuh dalam paham komunime,
negara tetangganya akan jatuh juga dalam paham komunisme. Kemudian Truman
Doctrine menjadi standar kebijakan politik luar negeri Amerika Serika selam perang dingin.
Amerika Serikat juga menetapkan politik Containment, yaitu sebuah strategi politik luar
negeri Amerika Serikat untuk membendung kekuatan ekspansi komunisme Uni Soviet.
Kebijakan itu dikeluarkan oleh George Kennan, seorang diplomat Amerika pada tahun
1947, dan menjadi sebuah panduan dalam kerangka politik luar negeri Amerika Serikat
5
George Catlerr Marshall
dalam kurun waktu 1947-1987.Uni Soviet juga berusaha melancarkan ekspansi politik dan
ideologis di berbagai negara kawasan Eropa Timur dan Asia. Hal itu terlihat dari
bergabungnya negara-negara Eropa Timur dan Uni Soviet. Pada tahun 1948, sewaktu
Berlin (ibu kota Jerman Timur) berada dalam kekuasaan Uni Soviet, Joseph Stalin
memutus hubungan jalan dan jalur kereta api antara Jerman Timur dan Jerman Barat. Hal
itu berdampak pada blockade ekonomi Jerman Barat. Meskipun pada akhirnya Uni Soviet
mencabut blokade itu pada bulan Mei 1949, kejadian tersebut memicu konfrontasi antara
Amerika Serikat dan Uni Soviet. Pada krisis ini, Amerika Serikat mengirim sejumlah dana
bantuan melalui udara dengan program yang disebut “Berlin Airlift”. Selain itu, Amerika
Serikat juga menerapkan politik penangkalan / pencegahan (deterrence) untuk membela
Jerman Barat dengan cara
menempatkan senjata penghancur jarak jauh dan serdadu Amerika Serikat di
negara sekutunya, Inggris. Kejadian tersebut memicu dibentuknya North Atlantic
Treaty Organization (NATO) pada 4 April 1949. Tujuan pendirian NATO adalah mendukung
stabilitas politik dan keamanan di daerah Atlantik Utara. Pada awal pendirian NATO
Bendera NATO
anggotanya terdiri atas Amerika Serikat, Inggris, Kanada,
Perancis, Belanda, Belgia, Italia, Portugal,
Islandia,
Norwegiam
Luxembrug,
dan Denmark.
Badan
tersebut
didirikan dengan prinsip bahwa ancaman
terhadap satu negara anggota NATO berarti ancaman bagi seluruh anggota NATO.
Blok Timur pun mendirikan Warsaw Pact atau Pakta Warsawa. Pakta tersebut
dibentuk pada tanggal 14 Mei 1955 di kota Warsawa, Polandia. Di bawah kepemimpinan
Uni Soviet, Pakta Warsawa mempunyai anggota negara Jerman Timur, Polandia, Bulgaria,
Cekosiowakia, Hungaria, dan Albania. Tujuan Pakta Warsawa adalah untuk menangkal
dampak dari pembangunan instalasi senjata di Jerman Barat, yang berafiliasi langsung
dengan NATO. Pakta Warsawa didominasi oleh Uni Soviet. Pada tahun 1961, Albania
keluar dari Pakta Warsawa dan memutuskan hubungan diplomatik dengan Uni Soviet
karena adanya perbedaan ideologis.
6
Kebijakan luar negeri Joseph Stalin dari Uni Soviet yang melakukan ekspansi pasca
Perang Dunia II. Politik ekspansi menimbulkan ketegangan di Eropa pasca Perang Dunia II.
Kebijakan Stalin tersebut diungkapkan di depan peserta kongres Manifesto Cominform
tahun 1947. Politik ekspansi Soviet terus dikembangkan ke seluruh Eropa Timur.
Kecurigaan pun muncul dari kalangan negara sekutu. Apalagi pengganti Roosevelt, Harry
S.Truman menaruh kecurigaan yang besar terhadap Stalin. Kecurigaan tersebut membuat
Truman tidak memberikan sama sekali infromasi tentang bom nuklir yang sedang
dikembangkannya. Inilah kelebihan Sekutu dibandingkan dengan Soviet.
Eksistensi NATO di Eropa Barat dan Pakta Warsawa di Eropa Timur, yang masing-
masing mewakitli dua ideologi yang saling bertentangan ini, menimbulkan terminologi
baru di dalam dunia hubungan internasional, yaitu terminologi Timur-Barat. Negara
“timur” dianalogikan sebagai negara komunis, sedangkan negara “barat” dianalogikan
sebagai negara demokrasi-kapitalis. Tahun 1946, Winston Churcill, mantan Perdana
Menteri Inggris memberikan pernyataannya menyangkut sikap ekspansif Uni Soviet dalam
menguasai kawasan Eropa Timur. Dalam ceramahnya di Fulton, Missouri pada bulan
Maret 1946, mengatakan bahwa politik tirai besi dapat diterapkan untuk memisahkan
hubungan antara Eropa Barat dan Eropa Timur. Pernyataan itu mendorong dikeluarkannya
kebijakan isolasi yang melarang adanya arus lalu lintas dan komunikasi antara dua
kawasan itu.
Kejadian-kejadian di Eropa yang telah dijelaskan di atas bukanlah satu-satunya
pemicu munculnya Perang Dingin. Kejadian di Asia, seperti kemengan Mao Zedong tahun
1949 dalam perang saudara yang melanda Cina, juga menjadi salah satu pemicu
munculnya konstelasi tersebut, Implikasi dari menguatnya Mao Zedong di Cina adalah
menguatnya ideologi komunime di kawasan Asia, khususnya di cina. Secara otomatis, Uni
Soviet langsung mendapatkan sekutu yang berkiblat pada ideologi dan politik yang sama.
Kejadian di Asia lainnya yang juga memicu Perang Dingin adalah diserangnya Korea
Selatan oleh Korea Utara pada 1945. Hal ini merepresentasikan penyerangan ideologi
komunisme secara frontal atas ideologi demokrasi-kapitalis. Peristiwa itu membuat Korea
terbagi menjadi dua wilayah, yaitu Korea Utara dan Korea Selatan.
7
Bab. 2 Perluasan Perang Dingin
Keluar Eropa
A. Konsep Teori Domino, Proxy War, World War
Teori Domino, atau lazim disebut dengan Domino Effect, adalah sebuah teori
yang menyatakan bila satu negara telah menganut ideologi tertentu , negara-negara
tetangganya secara otomatis akan menganut ideologi yang sama pula. Perwujudan dari
Teori Domino pada masa perang dingin adalah munculnya Proxy War di berbagai kawasan
di luar Eropa. Proxy War adalah perang sekunder sebagai akibat dari perang primer yang
berlangsung di antara dua negara besar, yaitu Amerika Serikat dan Uni soviet. Proxy War
terjadi, antara lain di Vietnam dan Korea. Di Vietnam, komunisme direpresentasikan oleh
Vietnam Utara. Kubu yang mendapat dukungan kekuatan dari komunisme Soviet ini
berseteru dengan Vietnam Selatan yang mendapatkna dukungan dari kekuatan
demokratis-kapitalis Amerika Serikat. Di Korea, kekuatan ideologi demokrasi-kapitalis
Amerika Serikat diwakili oleh Korea Selatan, sedangkan kekuatan komunisme Uni Soviet
diwakili oleh Korea Utara.
B. Perang Dingin di Cina dan Terbentuknya Republik Rakyat Cina
Setelah Perang Dunia II
Kuomintang berakhir pada 1949 dengan pihak
komunis menguasai Tiongkok Daratan dan
Kuomintang menguasai Taiwan dan beberapa pulau-
pulau lepas pantai di Fujian. Pada 1 Oktober 1949,
Mao Zedong mendeklarasikan Republik Rakyat Cina dan mendirikan sebuah negara
komunis.
Ideologi komunisme di Tiongkok agak lain daripada dengan Marxisme-
Leninisme yang diadopsi bekas Uni Soviet. Mao Zedong menyatukan berbagai filsafat kuno
dari Tiongkok dengan Marxisme yang kemudian ia sebut sebagai Maoisme. Perbedaan
mendasar dari komunisme Tiongkok dengan komunisme di negara lainnya adalah bahwa
komunisme di Tiongkok lebih mementingkan peran petani daripada buruh. Ini disebabkan
karena kondisi Tiongkok yang khusus di mana buruh dianggap sebagai bagian tak
terpisahkan dari kapitalisme. Maoisme atau Pemikiran Mao Zedong Pinyin: Máo Zédōng
Sīxiǎng), adalah varian dari Marxisme-Leninisme berasal dari ajaran-ajaran pemimpin
komunis Cina Mao Zedong (Wade-Giles Romanization: "Mao Tse-tung").
8
Perlu dicatat bahwa istilah Pemikiran Mao Zedong lebih disukai oleh Partai
Komunis Cina (PKC) dan bahwa istilah Maoisme tidak pernah dipergunakan dalam
terbitan-terbitan bahasa Inggrisnya kecuali dalam penggunaan peyoratif. Demikian pula,
kelompok-kelompok Maois di luar Cina biasanya
menyebut diri mereka Marxis-Leninis dan bukan Maois. Ini
mencerminkan pandangan Mao bahwa ia tidak
mengubah, melainkan hanya mengembangkan Marxisme-
Leninisme. Namun demikian, beberapa kelompok Maois,
percaya bahwa teori-teori Mao telah memberikan
tambahan berarti kepada dasar-dasar kanon Marxis, dan
karena itu menyebut diri mereka "Marxis-Leninis-Maois"
(MLM) atau "Maois" saja.
Di RRC, pemikiran Mao Zedong adalah bagian dari
doktrin resmi Partai Komunis Cina, namun sejak 1978,
permulaan pembaruan Deng Xiaoping yang berorientasi ekonomi pasar, dengan konsep
tampilnya ke barisan depan "sosialisme dengan ciri khas Cina" dalam politik,
diberlakukanlah pembaruan ekonomi Cina, dan definisi resmi serta peranan ideologi asli
Mao di RRC secara radikal telah diubah dan dikurangi (lihat Sejarah Cina). Di luar RRC,
istilah Maoisme digunakan sejak 1960-an, biasanya dalam pengertian yang negatif, untuk
menggambarkan partai-partai atau orang-orang yang mendukung Mao Zedong dan
bentuk komunismenya. Sejak kematian Mao dan pembaruan oleh Deng, kebanyakan
partai yang secara tegas menyebut dirinya "Maois" telah lenyap, namun berbagai
kelompok komunis di seluruh dunia, khususnya yang bersenjata seperti Partai Komunis
India (Maois), Partai Komunis Nepal (Maois) dan Tentara Rakyat Baru di Filipina, terus
memajukan gagasan-gagasan Maois dan memperoleh perhatian pers karenanya.
Kelompok-kelompok ini biasanya berpendapat bahwa gagasan-gagasan Mao telah
dikhianati sebelum sempat sepenuhnya atau dengan semestinya diterapkan.
Maoisme dan turunannya dengan kuat mendukung Uni Soviet dari era pra-
Nikita Khruschev dan menganggap perkembangan dari Bahasa Rahasia telah memulai
"revisionisme" dan "imperialisme-sosial" negara itu. Biasanya orang menganggap bahwa
kaum Maois mengambil garis politik yang anti-revisionis dan yang umumnya lebih militan
daripada "ko-eksistensi damai" yang diajukan oleh Soviet dan para pengikutnya setelah
1956. Biasanya kebanyakan Maois menganggap Joseph Stalin sebagai pemimpin sosialis
sejati terakhir dari Uni Soviet.
9
Mao Zedong
C. Perang Dingin di Korea
Kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II menyebabkan Jepang terpaksa
menyerahkan daerah bekas kekuasaanya, termasuk Korea, kepada sekutu. Uni Soviet
mendapatkan Kepulauan Kuril, Kepulauan Sakhalin, dan bagian utara Semenanjung Korea.
Sementara Amerika Serikat mendapatkan gugusan pulau di Lautan Pasifik Filipina, Prancis
mendapatkan Indocina. Uni Soviet merasa dirugakan karena hanya mendapat sebagian
kecil wilayah saja.
Maka, PBB mengusulkan diadakannya free election. Amerika menyetujui
karena wilayah selatan yang mereka kuasai mempunyai wilayah jumlah populasi
penduduk dua pertiga dari total populasi penduduk di Korea. Dengan demikian, orang-
orang komunis Korea di wilayah utara akan kalah dalam perhitungan suara.
Pecahnya Korea menajadi Korea Utara dan
Korea Selatan bermula dari adanya aneksasi Jepang
terhadap Korea sejak tahun 1910. Pada masa awal
Perang Dunia II, Uni Soviet menduduki Korea dan
memerangi Jepang. Pada 10 Agustus 1945, Amerika
Serikat mengeluarakan sebuah kebijakan politik luar
negeri untuk menduduki Korea bagian selatan dalam
rangkat membendung penyebaran komunisme Uni Soviet yang telah terlanjur menyebar
di kawasan Korea Utara. Langkah Amerika Serikat itu bertujuan agara Uni Soviet tidak
sampai menguasai seluruh wilayah kawasan semenanjung Korea. Para petinggi Amerika
Serikat pada saati itu membuat sebuah grand-design untuk memecah Korea pada titik 380,
dengan alasan untuk tetap mempertahankan posisi Seoul dari pengaruh Uni Soviet yang
dirasa semakin kuat di bagian utara Korea.
Selanjutnya, untuk meneguhkan posisi di
kawasan pendudukan, Amerika Serikat dan Uni
Soviet saling mendukung berdirinya sebuah rezim di
daerah kekuasaan masing-masing. Rezim pertama di
Korea Selatan dipimpin oleh Syngman Rhee. Ia
adalah tokoh anti-komunis yang sempat tinggal di
Amerika Serikat dan sangat terkenal dengan gerakan
“kanan” nya. Rezim pertama di Korea Utara dipimpin
oleh Kim II Sung. Ia adalah tokoh gerilyawan Korea yang pernah berperang bersama Cina
untuk membendung kekuatan Jepang di Manchuria tahun 1930-an. Kebijakan pertama
10
Bendera Korea Utara
Bendera Korea Selatan
Kim II Sung yang sangat terkenal adalah meredistribusi tanah di Korea Utara. Korea
Selatan memproklamirkan berdirinya Republic of Korea dan Korea Utara
memproklamirkan berdirinya People’s Republic of Korea. Titik garis batas pada lintang 380.
Perang Korea dimulai pada 25 Juni 1950 yang ditandai dengan invasi pasukan Korea
Utara melewati garis batas menuju Korea Selatan. Perang tersebut merupakan kelanjutan
terpecahnya Korea. Korea Utara didukung oleh Uni Soviet telah berhasil memukul mundur
pasukan Korea Selatan dan pasukan Amerika Serikat hingga Busan, sebelah selatan dari
Korea Selatan. Penyebab kekalahan Korea Selatan dan pasukan Amerika Serikat adalah
minimnya kapasitas dan kualitas persenjataan, selain itu jumlah pasukan Korea Utara dan
Uni Soviet jauh lebih banyak. Tanggal 15 September 1950, pasukan Amerika Serikat
dipimpin oleh Jenderal Douglas MacArthur, mendarat di kawasan Inch’on. Pendaratan
pasukan Amerika Serikat itu menjadi taktik yang sangat jitu dalam mengurung pasukan
Korea Utara yang sudah terlanjur jauh memasuki Korea Selatan.
Keikutsertaan Cina dalam Perang Korea pada bulan Oktober 1950, menyebabkan
makin melebarnya ruang konflik Perang Dingin di kawasan Asia. Keikutsertaan Cina dalam
perang Korea diawali dengan masuknya pasukan PBB ke kawasan Korea Utara dengan
melintasi garis batas lintang. Tujuan tindakan pasukan PBB itu semata-mata hanya
mewujudkan persatuan Semenanjung Korea yang terpecah akibat Perang Korea. Cina
menganggap hal itu sebagai ancaman terhadap pertahanan dan keamanannya, karena
PBB beraliansi erat dengan Amerika Serikat.
Akhirnya negoisasi damai dilakukan seiring dengan terpilihnya Dwight D. Eisenhower
sebagai Presiden Amerika Serikat. Ia mengisyaratkan Cina dan Korea Utara untuk bersikap
akomodatif, terhadap proses negoisasi. Jika tidak, Eisenhower memberikan ultimatum
akan menggunakan kekuatan nuklirnya untuk menginvasi Cina. Kesepakatan pun dicapai
pada 27 Juli 1953, dalam dua poin utama. Pertama, kedua negara yang berseteru
menyepakati secara de facto garis batas lintang 380 sebagai garis perbatasan antara Korea
Utara dan Korea Selatan. Kedua, pengembalian para tawanan perang ke negaranya
masing-masing. Akan tetapi, ekskalasi perang dingin yang diharapkan mereda seiring
dengan dicapainya kesepakatan tersebut tidak kunjung terwujud sampai saat ini. Zona
dimiliterisasi yang terdapat di perbatasan antara Korea Selatan dan Korea Utara sepanjang
kurang lebih 1000km menjadi bukti atas masih aktifnya perang antara Korea Utara dan
Korea Selatan.
Akibat Perang Korea yang mengambil bentuk Proxy War ini adalah sebagai berikut:
Bagi kedua Korea, perang tersebut adalah bencana karena total korban yang
meninggal adalah empat juta tentara Korea Utara dan Selatan, lima juta orang
11
kehilangan tempat tinggal, serta banyak anggota keluarga yang terpisah dari
keluarganya.
Perang tersebut seolah-olah mengumumkan pada dunia bahwa selain Uni
Soviet, kekuatan komunis besar juga diperlihatkan oleh RRC. Hal ini mengubah
dimensi Perang Dingin. Perang dingin tidak hanya berlaku di Eropa namun
menyebar ke Asia, Afrika, dan Amerika Latin.
D. Perang Dingin di Cuba
Republik Kuba terdiri atas Pulau Kuba (pulau terbesar di Kepulauan Antilles
Besar), Pulau Pemuda dan beberapa pulau kecil di sekitarnya. Nama "Kuba" konon berasal
dari sebuah kata dalam bahasa Taíno, cubanacán, yang berarti 'tempat yang sentral'.
Kuba merupakan negara yang perjalanan sejarah politiknya
diwarnai oleh pemerintahan diktatorial yang saling menjatuhkan
melalui proses kudeta. Tahun 1924, Kuba dipimpin oleh Gerrado
Machado, tokoh politik yang korup dan diktator dalam
melaksanakan pemerintahan. Berbagai kelompok masyarakat
Kuba pun menunjukan perlawanan dan melakukan serangkaian
gerakan pembangkangan terhadapa Machado. Tahun 1933,
puncak perlawanan rakyat Kuba diwakili oleh kelompok pekerja
dan buruh yang mengancam akan melakukan serangan besar terhadap pemerintahan
Machado. Akhirnya pemerintahan Machado berhasil ditumbangkan oleh kekuatan militer
pimpinan Fulgencio Batista. Batista memimpin Kuba tahun 1940.
Pada kurun waktu 1940 sampai 1944, di bawah kekuasaan dictatorial Batista, Kuba
mengalami masa yang penuh ketakutan dan state-terrorism. Kondisi state-terrorism
adalah kondisi apabila aparatur pemerintahan melaksanakan terror dan kekejaman
terhadap rakyatnya dengan menggunakan segenap perangkat negara. Kepemimpinan
Batista yang diktaktor sebenarnya sempat berakhir tahun 1944 dengan terpilihnya Carlos
Prio secara demokratis dalam pemilihan umum. Akan tetapi, Batista kembali berkuasa
tahun 1952 hingga 1958. Pada masa kepemimpinannya yang kedua ini, pemerintahan
Batista mengalami banyak perlawanan dan berbagai gerakan rakyat dan gerilyawan
revolusioner, terdapat pula dua kelompok gerilyawan besar yang menentang Batista.
Kelompok pertama menamakan diri sebagai The Second Front. Kelompok ini dipimpin oleh
Eloy Guierez berpusat di Pegunungan Escambray. Kelompok yang kedua dan yang
mendorong terjadinya Revolusi Kuba adalah kelompok revolusioner yang dipimpin Fidel
Castro.
12
Batista
Fidel Castro
Penyerangan Castro pertama terjadi pada 26
Juli 1953, yang dikenal dengan “26th of July
Movement”, atau “Gerakan 26 Juli”. Dalam
penyerangan itu, Castro dan pasukannya
menyerang pangkalan militer Moncada di kota
Santiago, yaitu pangkalan militer besar yang dihuni
oleh pasukan Batista. Perlawanan Castro tersebut
berhasil menggugah semangat masyarakat Kuba
walaupun akhirnya mengalami kegagalan. Castro pun ditangkap dan dipenjarakan hingga
tahun 1955.
Pada proses pengadilannya, pidato Castro yang berjudul “Sejarahlah yang Akan
Membebaskanku” menjadi penggugah semangat rakyat Kuba untuk bangkit melawan
diktatorianisme Batista, sekaligus menjadi simbol Revolusi Kuba. Setelah dibebaskan
tahun 1955, Castro melawat ke Meksiko dan Amerika Serikat untuk menggalang dukungan
dan dana untuk aksi perlawanannya terhadap pemerintahan Batista. Tahun 1956, setelah
menyusun dan membangun rencana kekuatan, Fidel Castro bersama Che Guevara dan
anggota pasukan lainnya kembali melakukan penyerangan. Dengan menggunakan kapal
dari Meksiko, pasukan Castro mendarat di dataran Kuba dan disambut dengan
perlawanan sengit dari pasukan Batista. Pasukan Castro terdesak mundur dan masuk ke
daerah Pegunungan Siera Maestra, lalu memulai taktik perang gerilya. Akhirnya, pada
Maret 1958, pasukan Castro memasuki Havana dan mengalahkan kekuatan militer Batista.
Pasukan Castro yang menaman dirinya “The 26th Movement” tersebut dipimpin oleh Che
Guevara dan Camilio Cienfuegos.
Masuknya pasukan Castro ke Hanava disambut meriah oleh penduduk setempat
dengan meneriakkan yel-yel “Long live Castro”. Hal ini menjadi indikasi atas kuatnya
pengaruh Castro di tataran masyarakat kelas bawah Kuba. Serangan itu berhasil dan
Batista pun menyerah, lalu pergi ke Amerika Serikat pada 1 Januari 1959. Kemudian Castro
menjadi pemimpin Kuba, dan menjalankan negaranya dengan haluan komunisme.
Secara startegis, Amerika Serikat melihat kekuatan komunisme di Kuba sebgai
ancaman karena dua faktor utama. Pertama, ada efek domino penyebaran paham
komunisme di kawasan Kuba. Oleh karena itu, Amerika Serikat segera membangun sebuah
kekuatan penangkal untuk mencegahnya, yaitu memperkuat dominasi persenjataan dan
militernya di kawasan tersebut. Kedua, kondisi kedekatan jarak antara Kuba dan Amerika
Serikat berdampak pada dekatnya jarak tempur Kuba untuk mencapai kawasan Amerika
Serikat. Selain itu, adanya kesamaan paham dan kerja sama erat antara Kuba dan Uni
13
Soviet memungkinkan Uni Soviet menyimpan salah satu rudalnya di kawasan Kuba. Hal itu
berdampak pada terciptanya sebuah efek domino dan Proxy War di kawasan Amerika
Latin.
Dalam konsep Proxy War, ketegangan Perang Dingin antara Kuba dan Amerika
Serikat memuncak pada Oktober 1962. Peristiwa tersebut dikenal dengan nama Krisis
Misil Kuba. Peristiwa itu diawali dengan adanya laporan dari pesawat mata-mata Amerika
Serikat tentang adanya aktivitas pembangunan instalasi senjata nuklir Uni Soviet di Kuba
yang tergolong dalam jenis Intermediate Range Ballistic Missiles (IRBMs). Laporan itu
langsung membuat John F. Kenedy, Presiden Amerika Serikat saat itu, bergerak untuk
mencegah agar proyek instalasi itu tidak berkembang lebih lanjut karena berpotensi
menimbulkan perang nuklir antara Uni Soviet dan Amerika Serikat. Taktik yang digunakan
adalah dengan memblokade perairan di sekitar Kuba dari masuknya armada kapal selam
Uni Soviet yang membawa hulu ledak nuklir ke Kuba. Cara tersebut diperhalus Kenedy
dengan tidak menggunakan kata “blokade laut” dalam pernyataannya karena kata
“blokade” identik dengan perang. Ia menggunakan istilah “karantina laut”, sebagai sebuah
istilah yang menurut Kenedy tepat untuk mereduksi ekalasi potensi munculnya perang
akibat Krisis Misil Kuba. Krisis itu terjadi selama 13 hari.
Krisis misil Kuba berakhir dengan adanya kesepakatan antara Nikita Khrushchev dan
John F. Kenedy. Kesempatan itu terdiri atas dua hal. Pertama, Uni Soviet setuju untuk
menarik semua hulu ledak nuklirnya dari Kuba dan tidak membangun instalasi nuklir di
sana. Kedua, Amerika tidak boleh menginvasi Kuba.
Bab. 3 Perang Vietnam dan
Perkembangan Politik di Kawasan Asia
Tenggara
Perang Vietnam adalah penanda bagi negara-negara yang baru merdeka di seluruh
dunia untuk tidak terlibat dalam perang dingin. Rakyat Vietnam merasakan perang yang
lebih panjang dibandingkan dengan PD I dan PD II. Perang Vietnam ini berlangsung selam
20 tahun (1955-1975). Perang Vietnam serupa dengan Perang Korea, mengakibatkan
pecahnya negara ini menjadi dua bagian, yaitu Vietnam Utara dan Vietnam Selatan.
Perpecahan ini diawali dengan perseteruan antara The Vietnam Independence League
(Viet Minh) dan pasukan Perancis yang ingin kembali
berkuasa di kawasan Indocina, khususnya Vietnam.
1. Fase 1945 - 1954
14
Hoo Chi Minh
Fase ini adalah fase perjuangan rakyat Vietnam di bawah League for Vietnamese
Independence yang dipimpin oleh Hoo Chi Minh (Nguyet Tat Thant) dalam usahanya
membebaskan diri dari cengkraman Prancis. Pada tahun 1945, Ho Chi Minh
memproklamirkan kemerdekaan seluruh Vietnam. Namun Perancis menolaknya sehingga
terjadilah pertempuran antara Vietminh dan Perancis sampai tahun 1954.
Vietnimh menggunakan taktik perang gerilya dan berhasil mendapatkan dukungan
dari mayoritas rakyat Vietnam. Menghadapi taktik perang Vietnimh, Perancis sangat
kewalahan. Hal ini disebabkan Perancis dalam keadaan yang sangat hancur akibat Perang
Dunia II.
Ketidakberdayaan Perancis dalam mengirimkan tentara tambahan menjadi
keuntungan sendiri bagi Vietnimh, terlebih setelah RRC ikut membantu Vietminh dalam
penyediaan senjata dan amunisinya. Perancis meminta bantuan sekutunya, Amerika
Serikat. Amerika juga mempunyai kepentingan untuk membendung laju komunisme di
Asia tenggara bersedia membantu. Namun bantuan Amerika itu tidak memadai sehingga
Vietnimh terus merajalela. Kemenangan akhirnya berada di tangan Ho Chi Minh. Perancis
bisa dikalahkannya di Kota Dien Bien Phu setelah delapan tahun perang.
Penyelesaian secara damai segera diadakan untuk mencari kesepakatan-
kesepakatan damai di Indocina. Pada tahun 1954, Geneva Agreement akhirnya disepakati
dengan isinya yang mengatakan bahwa Laos dan Kamboja ditetapkan sebagai negara
merdeka, sedangkan Vietnam untuk sementara dibagi dua wilayah dengan batas garis
lintang utara 170.
Ho Chi Minh dan Vietnimh mendapatkan wilayah yang merdeka di utara Vietnam
(Vietnam Utara) dan untuk bagian selatan akan direncanakan pemilu yang bebas tahun
1956 sehingga akan terbentuk pemerintahan yang baru di selatan. Ho Chi Minh sangat
kecewa dengan pembagian dua Vietnam, namun ia yakin dalam pemilu bebas di Vietnam
Selatan pihak komunis pasti menang.
Sayangnya, rencana pemilu bebas di Vietnam Selatan tahun 1956 gagal karena
Perancis setengah hati dalam menjalankannya. Perancis justru mendirikan pemerintahan
tandingan Vietnam Utara di Vietnam Selatan dengan presiden Ngo Dinh Diem pada tahun
1955 atas dasar referendum di Vietnam Selatan.
2. Fase 1954-1975
Pada fase ini, Vietnam utara menghadapi lawan baru yaitu Amerika Serikat.
Keberadaan Amerika di Vietnam Selatan adalah atas permintaan Perancis yang sudah
kewalahan dalam menghadapi Vietnam Utara dan sisa kekuatan Vietnimh di Vietnam
15
Selatan. Tahun 1954, Amerika mulai terjun mendukung rezim Ngo Dinh Diem. Presiden
Amerika Serikat yang baru, Dwight Eisenhower (1953-1961) dihadapi oleh masalah
menyebarnya komunisme ke hampir seluruh dunia, dan Amerika harus bisa menahan laju
perkembangannya.
Eisenhower sangat percaya sekali dengan teori domino. Efek dari kartu domino
itulah yang ditakutkan oleh Eisenhower dari komunisme. Komunisme akan menyebar
dengan mudah jika satu negara sudah masuk komunis, negara tetangganya juga akan ikut.
Oleh sebab itu, Eisenhower terus mengirimkan bantuan kepada Diem dan Vietnam
Selatan.
Pendukung Ho Chi Minh di Vietnam Selatan menamakan dirinya NLF (National
Liberation Front) dan para gerilyawan pendukung Ho Chi Minh menamakan dirinya
Vietkong. Gerilyawan sulit dikalahkan karena mereka menyamar sebagai petani biasa,
membangan bunker-bunker, jalan bawah tanah hingga jebakan untuk lawan mereka
dalam hutan-hutan tropis Vietnam. Pemerintahan Diem akhirnya jatuh pada tahun 1967
dan digantikan Nguyen Van Thieu yang terus menjalankan programnya untuk melawan
Vietkong. Pada masa pemerintahan Presiden Nixon, Amerika membom Laos dan Kamboja
yang menjadi jalan suplai senjata dari Vietnam Utara ke Vietkong di selatan. Selanjutnya,
Presiden Nixon juga menggunakan Napalm Bomb. Anak-anak, orang tua, dan masih
banyak lagi korbannya. Dunia internasional mengecam penggunaan bom tersebut.
Presiden Nixon pun kehilangan popularitasnya. Pada tahun 1972, Presiden Nixon
memutuskan untuk menarik mundur secara bertahap pasukan Amerika di Vietnam
Selatan. Setahun berikutnya, gencatan senjata antara Amerika Serikat dan Vietkong
ditandatangani.
Pada April 1975, tentara Vietnam Utara dan Vietkong berhasil menduduki ibukota
Vietnam Selatan, Saigon. Selanjutnya Vietnam bersatu dan bebas dari campur tangan
asing lagi. Bagi Amerika ini adalah kekalahan yang memberi ruang bagi komunisme untuk
berkembang di Asia Tenggara.
Bab. 4 Perkembangan Teknologi
Persenjataan dan Ruang Angkasa
pada Masa Perang Dingin
Perkembangan Teknologi Persenjataan
16
Teknologi persenjataan selalu mengalami
perkembangan dari waktu ke waktu.
Perkembangan teknologi persenjataan tersebut
diharapkan oleh negara-negara industri maju
untuk memperbesar pengaruh dan
kedudukannya di dunia internasional. Adapun
teknologi persenjataan yang banyak
dikembangkan oleh negara-negara antara lain
senjata darat-udara, senjata nuklir, senjata laser,
dan biologi.
Pada 1912, bom masih berbentuk granat
tangan yang sederhana tetapi setengah abad kemudian bom sudah dapat meluncur
terkendali dan tepat menuju ke sasaran. Oleh karena itu, bom bernilai politis dan tidak
serta merta menjadi barang dagangan yang didapat. Amerika Serikat yang paling giat
mengembangkan bom menjualnya ke sejumlah negara tertentu saja. Selain kepada
sekutu Amerika Serikat juga menjual bom ke Israel yang merupakan menguji senjata
buatan USA.
Pada awalnya berkembangnya bom dibuat menjadi amunis dinamis yang
dapat dijatuhkan dari pesawat. Bentuknya seperti panah dengan bagian tengah yang
menggembung. Bom yang kerap diklasifikasikan sebagai General Purpose (GP) tersebut
terdiri atas segumpal bahan peledak yang dibungkus kulit metal. Di bagian ujungnya
ditempatkan pemantik yang secara mekanis jika terbentur benda keras akan
mengaktifkan bom. Agar bom tersebut dapat meluncur sempurma, dipasanglah
sirip ekor sebagai stabilisator. Bentuk dasar tersebut ternyata bertahan cukup lama
di antara pihak yang terlibat perang yang menuntut penggunaan bom yang canggih.
Senjata rudal merupakan elemen kunci dalam pertahanan strategis negara-
negara besar, seperti USA, Rusia, Inggris, Prancis, dan Cina. Rudal sebagai wahana
pelontaran hulu ledak bisa nuklir atau senjata pemusnah massal lain dalam hal ini
kimia dan biologi-dikembangkan melalui teknologi peroketan. Dunia mengenal
Robert Goddard dari USA, Konstantin Tsiolkovsky dari Rusia, dan Wemher von
Braun dari Jerman sebagai bapak-bapak peroketan. Pada awalnya, rudal tersebut
untuk menopang visi eksplorasi ruang angkasa, misi ke bulan dan obyek tata surya
tetapi kemudian juga sangat vital bagi pertahanan.
17
Roket-roket Hitler pada masa Perang Dunia II, seperti V-2 pernah
mengancam London, Inggris. Dengan menguasai teknologi roket tersebut, pada
1957 Rusia berhasil meluncurkan Sputnik. Sementara itu dengan didukung oleh Von
Braun, USA mengembangkan Roket Saturnus V yang membawa para astronotnya ke
Bulan.
Kini teknologi peroketan untuk membuat rudal sudah meluas. Selain
negara-negara yang disebut di atas, Iran, Korea Utara, dan Irak juga memiliki
teknologi peroketan. Arab Saudi juga memiliki
rudal balistik jarak sedang yang dibeli dari
Cina. USA bersama dengan negara-negara
sekutunya menerapkan Missile Technology
Control Regime (MTCR), yaitu bagian
pengawasan teknologi rudal. Negara-negara
yang diketahui mengembangkan teknologi
peroketan (rudal) mendapat tekanan
untuk tidak menyebarluaskan ke negara-
negara lain, khususnya ke negara berkembang.
Tindakan Amerika tersebut tidak adil, seperti halnya penetian senjata nuklir
hanya negara-negara tertentu saja yang boleh memilikinya. Dari 190 negara hanya
beberapa negara saja yang mendapat privilege.
Pada saat Lembaga Penerbangan dan Antariksa
Nasional (LAPAN) membuat roket eksperimental I2
kali, pihak asing sudah menilai Indonesia tengah
mengembangkan rudal jarak sedang. Bagi
Indonesia, penguasaan teknologi peroketan
sangatlah penting bukan untuk memanfaatkan
situs peluncuran satelit, melainkan untuk
pengembangan iptek dan sumber daya alam.
Perang rupanya mendorong para teknokrat menjadi kreatif untuk
menciptakan senjata perang. Sejak era Perang Dunia I sebenarnya sudah ada usaha
untuk mendesain helikopter khusus untuk kepentingan militer. Igor Sikorsky ialah
orang yang kali pertama mengembangkan helikopter untuk kepentingan militer.
Melihat. kemampuan dan kelebihan helikopter, kalangan militer kemudian
menggunakannya dalam memenangkan pertempuran. Konflik Alegeria menjadi titik
18
Rudal V-2 Jerman, yang pernah mengancam
London
Roket Saturnus V buatan Amerika Serikat
awal dari peran helikopter dalam memenangkan pertempuran. Ketika itu seorang
komandan pasukan Prancis menerima banyak pujian berkat kreativitasnya
mempersenjatai helikopter intai untuk menghancurkan kaum pemberontak yang berada
di puncak perbukitan. Hal yang sama dilakukan, oleh seorang marinir Amerika dalam
Perang Korea. Pada waktu itu seorang marinir Amerika mempersenjatai UH-34D untuk
menghancurkan sasaran. Kedua peristiwa tersebut boleh disebut sebagai era pertama
perkembangan helikopter tempur.
Di Amerika Serikat sendiri perkembangan teknologi helikopter tempur justru
bermula dari pemisahan Angkatan Darat dari Angkatan Udara pada 1947. Sejak saat itu,
Angkatan Udara USA hanya berkonsentrasi mencegah serangan global dari luar
terutama perang nuklir. Konsekuensinya, Angkatan Udara menarik diri dari
pengoperasian helikopter dan menitikberatkan operasinya pada pesawat tempur
pembom. Sejak saat itu, lahirlah sejumlah helikopter tempur khusus untuk kepentingan
angkatan darat, laut, dan juga marinir.
Dalam mengembangkan helikopter tempur dasar filosofis Amerika Serikat dan
Rusia adalah sama saja, yaitu mempersenjatai helikopter transportasi. Namun, dalam
praktiknya di lapangan helikopter tersebut selain bisa dipakai untuk mengangkut
pasukan, juga dapat membersihkan lokasi sekitar titik pendaratan dari pasukan atau
kendaraan tempur musuh. Adapun Amerika dan negara-negara yang tergabung dalam
NATO memilih untuk mengembangkan helikopter dengan tugas-tugas yang spesifik.
Sejak 1967, Amerika Serikat dan Rusia bersaing mengembangkan konsep
pesawat tempur pembom modem bermesin jet supersonik jarak jauh antarbenua.
Melanjutkan tradisi perseteruan terselubung, dua negara adikuasa tersebut sering
mengeluarkan perangkat perang khususnya pesawat dengan bentuk dan karakteristik
yang sama. Masing-masing saling mengklaim bahwa produknya lebih unggul dibanding
produk lawannya. Rupanya hal tersebut menyangkut prestise clan cermin keunggulan
industri militer masing-masing negara.
Pada 2 Agustus 1939 saat sebelum pecah Perang Dunia II, Albert Einstein
menulis surat yang ditujukan kepada Presiden Franklin D. Roosevelt. Dalam surat
tersebut diberitahukan bahwa Nazi-Jerman sedang giat memurnikan uranium dan
kemungkinan bahan tersebut dipersiapkan untuk pembuatan bom atom dengan
kekuatan besar. Tidak lama kemudian, pemerintah Amerika menggelar suatu proyek
rahasia yang disebut Proyek Manhattan. Proyek tersebut menitikberatkan pada
penelitian dan pembuatan bom atom.
19
Sejak 1939-1945, pemerintah Amerika Serikat telah mengeluarkan biaya sekitar
2 miliar dollar bagi Proyek Manhattan. Mereka berhasil menguak tenaga inti dan
membuka era baru dalam tenaga atom. Kilatan cahaya di cakrawala mulai memudar dan
berubah menjadi berwarna jingga disertai tumbuhnya monster cendarwan debu yang
menggumpal membumbung tinggi dan membakar langit di utara New Mexico.
Tokoh di belakang semua itu adalah J. Robert Oppenheimer. Sejak saat itu, hanya
ada dua bom atom, yang pernah dijatuhkan dalam perang, yaitu bom atom yang
pertama dijatuhkan di Hiroshima pada 6 Agustus 1945 dan bom atom yang kedua
dijatuhkan di Nagasaki, Jepang pada 9 Agustus 1945.
Senjata lain yang berbahaya adalah senjata biologi yang dapat
menyebabkan jatuhnya ribuan korban hanya dengan menggunakan sedikit material.
Sejumlah negara maju memandang senjata biologi dan senjata nuklir tersebut
setara bahayanya sebagai senjata pemusnah massal.
Senjata biologi dapat dikembangkan dengan mempergunakan organisme
organisme hidup (bakteri dan virus) atau toksin (racun) yang diperoleh dari
organisme-organisme. Dengan penerapan teknologi yang tepat, senjata biologi ini
lebih murah dan mudah diproduksi dibanding senjata nuklir. Perkembangan
bioteknologi terbaru dalam industri sipil terutama di sektor farmasi dan obat-
obatan untuk hewan telah memungkinkan produksi, penyimpanan, dan peningkatan
sistem persenjataan dari jenis organisme patogen tertentu secara lebih mudah.
Sampai pertengahan 1970-an, senjata biologi memiliki nilai tertentu secara militer.
Secara ilmu pengetahuan, perkembangan teknologi senjata tersebut tidak dapat
dipantau dan senjata tersebut juga menimbulkan masalah besar dalam hal penyim-
panan dan penanganannya. Sebagai konsekuensinya, jenis senjata lain lebih
memungkinkan untuk dikembangkan.
Program persenjataan biologi juga lebih mudah disamarkan dalam bentuk
fasilitas produksi dan penelitian biasa daripada melalui fasilitas nuklir atau kimia.
Bagian paling sulit untuk menyembunyikan program senjata biologi adalah proses
akhimya, yaitu ketika organisme atau zat tuksin diletakkan di hulu ledak misil, bom,
senjata artileri, atau tangki penyemprot aerial.
Kesepakatan Persenjataan Biologi (KPB) yang diberlakukan pada 1975,
melarang penelitian, pengembangan, produksi, penimbunan, atau pengambilalihan
senjata biologi dan toksin. Kesepakatan tersebut juga melarang sistem
pengangkutan yang dirancang untuk mengangkut jenis-jenis senjata tersebut.
20
Aturan tersebut berasal dari aturan perang kuno yang melarang penggunaan
senjata ataupun substansi "beracun" dalam konflik bersenjata yang pertama kali
dimodifikasi dalam Kesepakatan Den Haag pada 1899 dan 1907.
Tabel 3.1 Perbandingan Persenjataan Nuklir antara Uni Soviet dengan Amerika Serikat
Jenis Persenjataan Uni Soviet Amerika Serikat
Rudal Balistik berpangkalan di darat 1398 1052
Rudal yang dilontarkan dari kapal selam 989 584
Pesawat pengebom berawak dengan rudal 150 376
Kendaraan bolak-balik yang bersasaran ledakan
Kekuatan Nuklir Medan: Rudal 850 108
Kekuatan Nuklir Medan: Pesawat Pengebom 860 218
Tabel Perbandingan Senjata Konvensional antara Pakta Warsawa dengan NATO
Perkembangan Teknologi Ruang Angkasa
Pada mulanya Uni Soviet meluncurkan
pesawat Sputnik I tanpa awak kapal (1957),
kemudian diikuti oleh Sputnik I I yang membawa
seekor anjing. Amerika Serikat mengimbangi
dengan meluncurkan Explorer i (1958),
kemudian diikuti dengan Explorer I I , Discoz ,erer
dan Vanguard. Uni Soviet mengungguli dengan
meluncurkan Lunik yang berhasil didaratkan ke
bulan, dan kemudian ditandingi oleh Amerika
Serikat dengan pendaratan manusia di Bulan.
Jenis Persenjataan Pakta Warsawa NATO
Tank 45.000 17.000
Senjata Artileri 19.400 9.500
Senjata Anti Pesawat Udara 6.500 6.300
Pelontar Rudal Darat ke Udara 6.300 1.800
Pelontar Rudal Darat ke Darat 1.200 350
21
Vostok 1
Persaingan teknologi ruang angkasa semakin marak antara Amerika Serikat
dan Uni Soviet. Setelah Amerika mendaratkan manusia pertama di Bulan, dilanjutkan
dengan pendaratan manusia di Bulan oleh Uni Soviet. Manusia ruang angkasa
(astronot) pertama yang diluncurkan Uni Soviet adalah Yuri Gagarin (1934-1968)
dengan mengendarai pesawat ruang angkasa Vostok 1 yang berhasil mengitari bumi
selama 108 menit (1961). Amerika Serikat kemudian menyusul dengan astronotnya
yang pertama adalah Alan Bartlett Shepard, Jr (1923-1998) yang berada di ruang
angkasa selama 15 menit (1961). Uni Soviet menunjukkan lagi kelebihannya dengan
meluncurkan Gherman Stepanovich Titov (1935-2000) yang mengitari bumi selama 25
jam dengan pesawat Vostok I I . Disusul oleh Amerika Serikat yang meluncurkan John
H. Glenn dengan pesawat Frierdship VII yang berhasil mengitari bumi sebanyak tiga
kali.
Amerika Serikat berusaha menaklukkan ruang angkasa dengan mengadakan
penyelidikan-penyelidikan atas benda-benda ruang angkasa yang letaknya jauh dari
bumi seperti Saturnus, Yupiter, dan lain-lain.
Dengan demikian, demi kepentingan politik ekonomi, dan militer, kedua
negara adikuasa tersebut menjalankan politik pecah belah. Negara dan bangsa yang
terpecah belah antara lain Korea, Vietnam, dan Jerman. Khusus Vietnam dan Jerman
telah bersatu kembali sebagai sebuah negara dan bangsa, walaupun dalam
penyatuannya memerlukan proses yang cukup lama, terutama di dalam beradaptasi,
mengingat di antara mereka pemah mendapat pengaruh dari paham-paham yang
berbeda.
22
Syngman
Rhee