Upload
julia-rahayu
View
52
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
GOLONGAN ALKALI
1. PENDAHULUAN
Nama “ Alkali berasal dari bahasa arab Al-Qali yang artinya abu . Sebab para ilmuan
Muslim pada abad pertengahan mendapatkan garam-garam alkali dari abu tumbuhan laut
yang dibakar. Unsur- unsur alkali tergolong logam karena mempunyai sifat-sifat logam
yaitu permukaan mengkilap, mudah ditempa, dan merupakan konduktor listrik dan panas
yang baik. Golongan ini disebut alkali karena dapat bereaksi dengan air dingin membentuk
senyawa yang bersifat alkalis (basa). Logam-logam alkali merupakan golongan IA dalam
Sistem Periodik Unsur. Unsur Alkali terdiri dari Litium (Li), Natrium (Na), Kalium (K),
Rubidium (Rb), Sesium (Cs), dan Fransium (Fr). Fransium jarang dipelajari sebagai salah
satu anggota unsur Golongan IA, sebab Fransium adalah unsur radioaktif yang tidak stabil
dan cenderung meluruh membentuk unsur baru lainnya.
2. KELIMPAHAN
Logam-logam golongan IA umumnya selalu ditemukan dalam bentuk persenyawaan
berupa mineral-mineral di perut bumi, misalnya natrium yang ditemukan secara luas
sebagai NaCl dalam deposit garam dan air laut.
Untuk Natrium, selain banyak terdapat pada air laut sebagai NaCl, juga terdapat
dalam borak (Na2B4O7.10H2O), trona (Na2CO3.NaHCO3.2H2O), saltpeter (NaNO3),
dan mirabilit (Na2SO4).
Untuk Kalium, logam ini terdapat dalam berbagai mineral seperti sylvit(KCl),
sylvinite (campuran KCl dan NaCl), karnalit(garam rangkap KCl. MgCl2.6H2O)
Untuk Litium, logam ini terdapat dalam berbagai mineral silikat seperti spodumene
(LiAlSi2O6) dan Lepidolit {Li2Al2(SiO3)3(FOH)2}
Unsur rubidium banyak terdapat di alam dalam jumlah yang kecil pada mineral-
mineral tertentu yang biasanya bersatu dengan logam alkali lainnya. Selain itu unsur
rubidium juga terdapat pada teh, kopi, tembakau,dan beberapa tumbuhan lain.
Cesium banyak terdapat di alam pada lapisan-lapisan batuan, dan dalam bentuk
mineral seperti pollux (pollucit), lepidotite, carnallite, dan feldspar.
Fransium jarang ditemukan karena merupakan hasil peluruhan bahan radioaktif
227Ac dengan waktu paro 21 menit.
3. EKSTRAKSI
Reduksi ion +1 logam alkali menjadi unsur netral secara umum tidak bisa dilakukan
dengan cara-cara kimia biasa, tetapi dapat dilakukan dengan mudah secara elektrolisis dari
garam-garam netralnya.
Logam Natrium dapat diperoleh dari elektrolisis lelehan NaCl (proses Down). Titik
leleh senyawa NaCl cukup tinggi (801°C), sehingga diperlukan jumlah energi yang besar
untuk melelehkan padatan NaCl. Dengan menambahkan zat aditif CaCl2, titik leleh dapat
diturunkan menjadi sekitar 600°C, sehingga proses elektrolisis dapat berlangsung lebih
efektif tanpa pemborosan energi. Logam natrium juga dibuat dengan elektrolisis campuran
NaCI dan NaF cair.
Litium diekstraksi dari LiCl dengan cara yang sama. Pertama-tama, ke dalam
spodumene ditambahkan CaO lalu dipanaskan dan diperoleh LiOH. Kemudian ke dalam
LiOH ditambahkan HCl sehingga diperoleh LiCl. Logam litium juga dapat dibuat dengan
elektrolisis campuran lelehan LiCl dan KCL cair. Penambahan KCL cair berfungsi untuk
menurunkan titik leleh LiCl.
Logam Kalium tidak dapat diperoleh melalui metode elektrolisis leburan garamnya
karena titik lebur dan titik didih logamnya yang relatif rendah serta kecenderung menguap
pada temperatur reaksi. Tetapi, uap Natrium dapat digunakan untuk mengatasi kendala
tersebut. Jadi, logam Kalium hanya dapat diperoleh melalui reaksi antara lelehan KCl
dengan uap logam Natrium pada suhu 892°C dimana uap Natrium dilewatkan ke dalam
leburan KCl di dalam tower fraksinasi yang menghasilkan alloy Na-K yang kemudian
dapat dipisahkan menjadi komponen-komponennya dengan jalan destilasi. Logam Kalium
juga dapat dibuat dengan elektrolisis campuran KCL dan CaCl2 cair.
Selain logam Kalium, Rubidium dan Sesium juga sulit diperoleh melalui elektrolisis
leburan garamnya karena titik lebur dan titik didih logamnya yang relatif rendah serta
kecenderung menguap pada temperatur reaksi. Dengan cara yang sama, yaitu
menggunakan uap Natrium, Rubidium dan Sesium dapat diperoleh dari RbCl dan CsCl.
Atau sebagai produk samping ekstraksi Li dari spodumene dalam jumlah kecil.
Sejumlah kecil Na, K, Rb, dan Cs juga dapat diperoleh dari peruraian termal azida-
azidanya :
2 NaN3 2 Na + 3 N2
570K, vacum
Li tidak dapat diperoleh dengan cara seperti ini karena produk-produk reaksi dapat
bergabung kembali menghasilkan nitrida, Li3N seperti pada persamaan reaksi:
6 Li + N2 2 Li3N
4. SIFAT – SIFAT
a. Sifat – Sifat Golongan Alkali
Dalam satu golongan, jari-jari atom semakin meningkat dari atas ke bawah.
Meningkatnya jari-jari atom dipengaruhi oleh jumlah kulit elektron di sekitar inti
dimana semakin banyak kulit elektron, maka semakin banyak ruang yang diisi
karena elektron saling menolak satu sama lain. Ini berarti bahwa atom-atom secara
golongan semakin kebawah akan semakin besar sehingga jari-jari atom juga ikut
membesar.
Dalam satu golongan, energi ionisasi pertama semakin berkurang dari atas ke
bawah. Seperti yang sudah diketahui, jari-jari atom meningkat dari atas ke bawah.
Semakin besar ukuran jari-jari atom menyebabkan jarak dari inti ke elektron terluar
semakin jauh sehingga elektron-elektron tersebut semakin mudah terlepas,akibatnya
energi ionisasinya semakin berkurang.
Dalam satu golongan, keelektronegatifan akan semakin berkurang dari atas ke
bawah. Seperti yang sudah diketahui, apabila atom-atom menjadi lebih besar, maka
jari-jari atom akan ikut membesar dan membuat elektron terluar akan terus menjauh
dari inti atom, sehingga kurang kuat tertarik ke inti. Dengan kata lain, semakin ke
bawah golongan, unsur-unsur menjadi semakin kurang elektronegatif.
Dalam satu golongan, titik lebur maupun titik leleh akan semakin berkurang dari
atas ke bawah. Ketika atom menjadi lebih besar, inti akan semakin menjauh dari
elektron-elektron terluar, sehingga gaya tarik berkurang dan ikatannya menjadi
lemah. Akibatnya, atom-atomnya bisa bergerak bebas dan lebih mudah terpisah
untuk membentuk wujud cair dan pada akhirnya membentuk wujud gas.
Dalam satu golongan, kereaktifan akan semakin meningkat dari atas ke bawah.
Sebab semakin ke bawah atom akan semakin besar,begitu juga dengan jari-jari atom
sehingga inti akan semakin menjauh dari elektron terluar dan menyebabkan gaya
tarik berkurang, akibatnya mudah melepaskan elektron (teroksidasi) untuk mencapai
kestabilan. Karena semua logam-logam pada golongan I mudah teroksidasi, maka
harus dihindarkan dari bersentuhan dengan udara. Untuk mencegah terjadinya
oksidasi, ada beberapa cara yang dapat dilakukan :
i. Lithium, natrium dan kalium dapat disimpan di dalam minyak ( Lithium
sebenarnya mengapung dalam minyak, tetapi terdapat cukup banyak lapisan
minyak untuk melindunginya. Itulah sebabnya lithium kurang reaktif dibanding
unsur lain dalam Golongan 1 ).
ii. Rubidium dan cesium biasanya disimpan dalam tabung-tabung kaca tertutup
untuk mencegahnya bersentuhan dengan udara. Tabung-tabung tempat
menyimpan kedua logam ini bisa berupa lingkungan gas vakum atau lembam,
seperti gas argon. Tabung-tabung ini dipecahkan tutupnya jika logam didalamnya
akan digunakan.
b. Sifat – Sifat Logam-Logam Alkali
Natrium atau sodium adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
simbol Na dan nomor atom 11. Natrium adalah logam yang lunak seperti lilin,
keperakan, sangat reaktif, apinya berwarna kuning, beroksidasi dalam udara, dan
bereaksi kuat dengan air, sehingga harus disimpan dalam minyak. Karena sangat
reaktif, natrium hampir tidak pernah ditemukan dalam bentuk unsur murni.
Natrium mengapung di air, menguraikannya menjadi gas hidrogen dan ion
hidroksida. Jika digerus menjadi bubuk, natrium akan meledak dalam air secara
spontan. Namun, biasanya ia tidak meledak di udara bersuhu di bawah 388 K.
Rubidium dapat menjelma dalam bentuk cair pada suhu ruangan. Ia merupakan
logam akali yang lembut, keperak-perakan dan unsur akali kedua yang paling
elektropositif. Ia terbakar secara spontan di udara dan bereaksi keras di dalam air,
membakar hidrogen yang terlepaskan. Dengan logam-logam alkali yang lain,
rubidium membentuk amalgam dengan raksa dan campuran logam dengan emas,
cesium dan kalium. Ia membuat lidah api bewarna ungu kekuning-kuningan. Unsur
ini harus disimpan dalam minyak mineral yang kering, di dalam vakum atau
diselubungi gas mulia.
Kalium merupakan unsur yang sangat reaktif dan yang paling elektropositif di
antara logam-logam. Kecuali litium, kalium juga logam yang sangat ringan.
Kalium sangat lunak, dan mudah dipotong dengan pisau dan tampak keperak-
perakan pada permukaan barunya. Elemen ini cepat sekali teroksida dengan udara
dan harus disimpan dalam kerosene (minyak tanah). Seperti halnya dengan logam-
logam lain dalam grup alkali, kalium mendekomposisi air dan menghasilkan gas
hidrogen. Unsur ini juga mudah terbakar pada air. Kalium dan garam-garamnya
memberikan warna ungu pada lidah api.
Secara fisik, litium tampak keperak-perakan, mirip natrium (Na) dan kalium (K),
anggota seri logam alkali. Litium bereaksi dengan air, tetapi tidak seperti natrium.
Litium memberikan nuansa warna pelangi yang indah jika terjilat lidah api, tetapi
ketika logam ini terbakar benar-benar, lidah apinya berubah menjadi putih.
Cesium memiliki titik leleh 28,4 ° C (83.1 ° F), menjadikannya salah satu dari
beberapa unsur logam yang cair di suhu kamar. Selain itu logam ini memiliki titik
didih , 641 ° C (1186 ° F). Cesium adalah bentuk paduan emas dengan logam alkali
lainnya, dan amalgam dengan merkuri. Pada suhu di bawah 650 ° C (1202 ° F),
berpadu dengan kobalt, besi, molibdenum, nikel, tantalum platinum, atau tungsten.
Cesium membentuk senyawa intermetalik baik didefinisikan dengan antimon,
galium, indium dan thorium, yang fotosensitif . Cesium bercampur dengan logam
alkali lain (kecuali dengan litium), dan paduan dengan distribusi molar cesium
41%, 47% kalium, dan natrium 12% memiliki titik leleh terendah dari setiap
paduan logam yaitu pada -78 ° C (-108 ° F). Logam Cesium sangat reaktif dan
sangat piroforik. Bereaksi eksplosif dengan air bahkan pada temperatur rendah.
Reaksi dengan air padat terjadi pada temperatur -116 ° C (-177 ° F). Karena
reaktivitas tinggi, logam cesium diklasifikasikan sebagai bahan berbahaya. Cesium
disimpan dan dikirim dalam hidrokarbon jenuh kering seperti minyak mineral.
Demikian pula harus ditangani di bawah atmosfer inert seperti argon. Hal ini dapat
disimpan dalam vakum-disegel ampul kaca borosilikat. Dalam jumlah lebih dari
sekitar 100 gram (3,5 oz), cesium dikirim dalam wadah tertutup rapat berbahan
stainless steel. Sifat kimia dari cesium serupa dengan logam alkali lainnya, tetapi
lebih dekat mirip dengan rubidium. Beberapa perbedaan kecil muncul dari fakta
bahwa cesium memiliki massa atom yang lebih tinggi dan lebih elektropositif dari
yang lain (non-radioaktif). Cesium adalah unsur kimia yang paling elektropositif
stabil. Ion cesium juga lebih besar dan kurang “keras” daripada logam alkali
ringan.
c. Sifat Fisika dan Sifat Kimia Alkali
Sifat fisika unsur logam golongan alkaliSifat
Li Na K Rb Cs
Nomor atom 3 11 19 37 55
Jari-jari atom 155 190 235 248 267
Jari-jari ion M 60 95 133 148 169
Titik leleh 181 97,8 63,6 38,9 28,4
Titik didih 1347 883 774 688 678
Kerapatan 0,53 0,97 0,86 1,59 1,90
Kekerasan 0,6 0,4 0,5 0,3 0,3
Warna nyala Merah Kuning Ungu Merah Biru
Sifat kimia Unsur logam golongan alkali
Secara umum sifat kimia unsur-unsur logam alkali adalah sangat reaktif. Artinya,
mudah mengalami reaksi dengan zat lainnya membentuk senyawa. Kereaktifan
logam alkali dipengaruhi oleh jari-jari atom dan energi ionisasinya.Sifat
Li Na K Rb Cs
Konfigurasi electron (He)2s1 (Ne)3 s1 (Ar)4 s1 (Kr)5 s1 (Xe)6 s1
Energi ionisasi pertama 519 498 418 401 376
Keelegtronegatifan 1,0 0,9 0,8 0,8 0,7
Potensial electrode standart -3,045 -2,714 -2,925 -2,925 -2,923
5. PERSENYAWAAN PENTING GOLONGAN ALKALI
a. Natrium
Natrium Benzoat (CH3COONa)
Natrium Benzoat adalah garam natrium yang terbentuk dari reaksi antara natrium
hidroksida dan asam benzoat. Garam ini biasa digunakan sebagai bahan pengawet
makanan, dalam obat batuk, obat kumur bahkan digunakan sebagai bahan kembang
api dan campuran bahan bakar peluit. Dalam penggunaannya sebagai bahan
pengawet makanan, natrium benzoat memiliki sifat yang lebih bagus daripada asam
benzoat yaitu mudah larut dalam air.
Natrium Hidroksida (NaOH)
Natrium Hidroksida banyak digunakan dalam industri sabun, detergen, pulp dan
kertas, pengolahan bauksit serta pengolahan minyak bumi. Senyawa ini dapat dibuat
melalui elektrolisis larutan natrium klorida atau yang dikaenal dengan proses klor-
alkali menurut reaksi
2H2O(l) + NaCl(aq) 2NaOH(aq) + H2(g) + Cl2(g)
Natrium Klorida (NaCl)
Natrium klorida atau yang dikenal dengan garam dapur merupakan garam Natrium
yang biasa digunakan sebagai bumbu dan pengawet makanan. Selain itu garam
dapur juga dapat digunakan sebagai inhibitor pada proses metabolisme benih
recalsitran. Kemampuan tingkat osmotik yang tinggi mengakibatkan NaCl yang
terlarut dalam air mengimbibisi kandungan air dalam benih sehingga akan terjadi
kesetimbangan kadar air dalam benih dan menyebabkan kadar air dalam benih
berkurang sehingga benih tidak cepat mengalami perkecambahan dan berjamur.
Natrium klorida dapat dibuat dari air laut atau batu garam.
Natrium Sulfat (Na2SO4)
Natrium Sulfat digunakan pada industry kertas sebagai bahan pelarut lignin kayu
untuk membuat bubur kayu( bahan pembuat kertas). Natrium Sulfat dapat diperoleh
melalui reaksi antara padatan Natrium klorida dengan asam sulfat pekat melalui
reaksi
2NaCl(s) + H2SO4(l) Na2SO4(s) + 2HCl(g)
Natrium Karbonat (Na2CO3)
Natrium Karbonat (Na2CO3) digunakan sebagai bahan pembuatan kaca dan bahan
pelunak air ( bahan penghilang kesadahan air). Seyawa ini banyak dihasilkan dari
sumber alam seperti trona. Selain itu Natrium Karbonat juga dapat diperoeh melalui
proses Solvay.
NaCl(aq) + CO2(g) + NH3(aq) + H2O(l) NaHCO3(s) + NH4Cl(aq)
NHCO3(s) Na2CO3(s) + H2O(g) + CO2(g)
b. Litium
LiAlSi2O6
LiAlSi2O6 atau spodumene merupakan mineral yang mengandung litium.
Spodumene digunakan untuk sintesis litium
Li2CO3
Li2CO3 merupakan salah satu persenyawaan Litium yang digunakan pada pembuatan
peralatan gelas dan keramik.
LiOH
Reaksi antara logam alkali dengan air membentuk senyawa hidroksida dan gas H2.
Reaksi yang berlangsung semakin hebat dengan bertambah nomor atom
LiCl
Kecendrungan logam alkali teroksidasi menyebabkan mudah bereaksi dengan unsur
bukan logam seperti halogen dan oksigen. Senyawa logam alkali (L) dengan halogen
(X2) dapat dibuat langsung dari halogennya.
Li2O
Logam alkali sangat mudah bereaksi dengan oksigen membentuk oksida, contohnya
litium oksida.
LiH
Litium bereaksi dengan hydrogen membentuk senyawa hidrida ( senyawa ion yang
bilangan oksidasi unsur hidrogennya = -1)
2Li (s) + H2 (g) 2LiH(s)
c. Kalium
KCl
Kecendrungan logam alkali teroksidasi menyebabkan mudah bereaksi dengan unsur
bukan logam seperti halogen dan oksigen. Senyawa logam alkali (L) dengan halogen
(X2) dapat dibuat langsung dari halogennya. KCl digunakan dalam jumlah kecil
dibidang medis.
KNO3
KNO3 merupakan salah satu persenyawaan Kalium yang digunakan pada pupuk dan
bahan peledak.
KOH
Reaksi antara logam alkali dengan air membentuk senyawa hidroksida dan gas H2.
Reaksi yang berlangsung semakin hebat dengan bertambah nomor atom. KOH
dipakai untuk membuat sabun cair dan deterjen.
KO2
Logam kalium dengan oksigen berlebih membentuk superoksida :
K(s) + O2( g) → KO2(g)
Superoksida KO2 digunakan sebagai sumber oksigen dan penyerap karbon dioksida.
Ia amat berguna dalam sistem pernafasan.
K2CO3
Logam-logam alkali (demikian juga ammonium) karbonat merupakan satu-satunya
kelompok senyawa karbonat yang larut dalam air. K2CO3 digunakan pada industri
kaca untuk membuat layar televisi. Kalium superoksida dapat bereaksi dengan CO2
dan menghasilkan O2.
4KO2(s) + 2CO2(g)→ 2K2CO3(s) + 3O2(g)
d. Sesium
CsNO3
Cesium nitrat merupakan salah satu persenyawaan unsur sesium yang digunakan
untuk membuat gelas optik.
CsO2
Logam sesium dengan oksigen berlebih membentuk superoksida :
Rb(s) + O2( g) → RbO2(g)
CsCl
Cesium klorida adalah persenyawaan cesium yang digunakan pada sel fotoelektrik.
e. Rubidium
Rubidium Klorida (RbCl)
Rubidium klorida kemungkinan senyawaan rubidium yang paling banyak
digunakan. Digunakan dalam bidang biokimia untuk menginduksi sel guna
mendapatkan DNA.
Superoksida (RbO2)
Logam rubidium dengan oksigen berlebih membentuk superoksida :
Rb(s) + O2( g) → RbO2(g)
Dalam air, Rubidium superoksida bereaksi
RbO2(s) + 2H2O(l)→ 2Rb+(aq) + 2OH-
(aq) + H2O2(aq)
Rubidium Karbonat (Rb2CO3)
Adapun rubidium karbonat merupakan persenyawaan Rubidium yang digunakan
pada beberapa gelas optik.
Rubidium Hidroksida(RbOH)
Rubidium hidroksida adalah bahan dasar untuk sebagian besar proses kimia berdasar
pada logam ini.
6. KEGUNAAN
a. Senyawa Natrium
Natrium klorida (NaCl), merupakan bahan baku pembuatan garam dapur, NaOH,
Na2CO3.
Natrium hidrosida atau soda kaustik (NaOH). Digunakan dalam industri pembuatan
sabun, kertas dan tekstil, dalam kilang minyak digunakan untuk menghilangkan
belerang, dan ekstraksi aluminium dari bijihnya. Dalam laboratorium digunakan
untuk menyerap gas karbondioksida atau gas-gas lain yang bersifat asam, dalam
beberapa reaksi organik NaOH merupakan pereaksi yang penting misalnya pada
reaksi hidrolisis.
Soda cuci (Na2CO3), pelunak kesadahan air, zat pembersih (cleanser) peralatan
rumah tangga, industri gelas.
Natrium hidroksi karbonat (NaHCO3) atau soda kue, campuran pada minuman
dalam botol (beverage) agar menghasilkan.
Natrium nitrat (NaNO3), pupuk, sebagai pereaksi dalam pembuatan senyawa nitrat
yang lain.
Natrium nitrit (NaNO2), pembuatan zat warna (proses diazotasi), pencegahan korosi.
Natrium sulfat (Na2SO4) atau garam Glauber, obat pencahar (cuci perut), zat
pengering untuk senyawa organik.
Natrium tiosulfat (Na2S2O3), larutan pencuci (hipo) dalam fotografi.
Na3AlF6, pelarut dalam sintesis logam alumunium.
Natrium sulfat dekahidrat (Na2SO4.10H2O) atau garam glauber: digunakan oleh
industri pembuat kaca.
Na3Pb8 sebagai pengisi lampu Natrium.
Natrium peroksida (Na2O2): pemutih makanan.
Na-benzoat, zat pengawet makanan dalam kaleng, obat rematik.
Na-sitrat, zat anti beku darah.
Na-glutamat, penyedap masakan (vetsin).
Na-salsilat, obat antipiretik (penurun panas).
b. Senyawaan Kalium
Kalium oksida (KO2), digunakan sebagai konverter CO2 pada alat bantuan
pernafasan. Gas CO2 yang dihembuskan masuk kedalam alat dan bereaksi dengan
KO2 menghasilkan O2.
Kalium klorida (KCl), pupuk, bahan pembuat logam kalium dan KOH.
Kalium hidroksida (KOH), bahan pembuat sabun mandi, elektrolit batu baterai batu
alkali.
Kalium bromida (KBr), obat penenang saraf (sedative), pembuat plat potografi.
KClO3, bahan korek api, mercon, zat peledak, ditambahkan pada garam dapur
sebagai sumber iodium sehingga dikenal sebagai garam beriodium.
K2CrO4, indicator dalam titrasi argentomeri.
K2Cr2O7, zat pengoksidasi (oksidator).
KMnO4, zat pengoksidasi, zat desinfektan.
Kalium nitrat (KNO3), bahan mesiu, bahan pembuat HNO3.
K-sitrat, obat diuretik dan saluran kemih.
K-hidrogentartrat, bahan pembuat kue (serbuk tartar).
c. Senyawa Litium
Digunakan pada proses yang terjadi pada tungku peleburan logam (misalnya baja)
Digunakan untuk mengikat karbondioksida dalam sistem ventilasi pesawat dan
kapal selam
Digunakan pada pembuatan bom hydrogen
Litium karbonat digunakan pada proses perawatan penyakit atau gangguan sejenis
depresi
Digunakan sebagai katalisator dalam reaksi organic
d. Senyawa Rubidium
Digunakan sebagai katalis pada beberapa reaksi kimia
Digunakan sebagai sel fotolistrik
Sifat radioaktif rubidium -87 digunakan dalam bidang geologi (untuk menentukan
unsure batuan atau benda-benda lainnya)
Dibutuhkan untuk kelangsungan hidup beberapa mahluk hidup (misalnya oleh
tumbuhan).
e. Senyawa Sesium
Digunakan untuk menghilangkan sisa oksigen dalam tabung hampa
Karena muda memencarkan electron ketika disinari cahaya, maka cesium digunakan
sebagai keping katoda photosensitive pada sel fotolistrik