23
PRINSIP-PRINSIP SUPERVISI PENDIDIKAN Diajukan sebagai tugas kelompok Pada mata kuliah : Supervisi Pendidikan Dosen Pengampu : Dr. Diding Nurdin, M.Pd. Disusun oleh: ABDUL KHOLIK NIM 505920035 KONSENTRASI : PSIKOLOGI PENDIDIKAN ISLAM (PPI) SEMESTER-III PROGAM PASCASARJANA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON 2011 PENDAHULUAN Salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah melalui proses pembelajaran di sekolah. Guru sebagai sumber daya pendidikan yang memegang peran penting, harus dibina dan dikembangkan terus-menerus, agar dapat melakukan tugas dan fungsinya secara profesional. Oleh karena itu, sehingga pembahasan mengenai perlunya supervisi pendidikan itu bertolak dari anggapan bahwa guru adalah suatu profesi yang selalu berkembang, dan perkembangan profesi itu sangat ditentukan oleh faktor internal maupun faktor external guru itu sendiri.

Tugas Asia 2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Tugas Asia 2

PRINSIP-PRINSIP SUPERVISI PENDIDIKAN

Diajukan sebagai tugas kelompok

Pada mata kuliah : Supervisi Pendidikan

Dosen Pengampu :

Dr. Diding Nurdin, M.Pd.

Disusun oleh:

ABDUL KHOLIK

NIM  505920035 

KONSENTRASI : PSIKOLOGI PENDIDIKAN ISLAM (PPI)

SEMESTER-III

PROGAM PASCASARJANA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SYEKH NURJATI CIREBON

2011

PENDAHULUAN

Salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah melalui proses pembelajaran di sekolah. Guru sebagai sumber daya pendidikan yang memegang peran penting, harus dibina dan dikembangkan terus-menerus, agar dapat melakukan tugas dan fungsinya secara profesional. Oleh karena itu, sehingga pembahasan mengenai perlunya supervisi pendidikan itu bertolak dari anggapan bahwa guru adalah suatu profesi yang selalu berkembang, dan perkembangan profesi itu sangat ditentukan oleh faktor internal maupun faktor external guru itu sendiri.

Dalam buku Pedoman Pelaksanaan Supervisi Pendidikan disekolah dijelaskan bahwa kegiatan supervisi pada dasarnya akan diarahkan pada hal-hal sebagai berikut :

1.      Membangkitkan dan merangsang semangat guru dan pegawai sekolah.

2.      Mengembangkan dan mencari metode-metode belajar mengajar yang baru yang lebih sesuai dan lebih baik.

Page 2: Tugas Asia 2

3.      Mengembangkan kerjasama yang baik dan harmonis antara guru dan siswa, serta guru dengan seluruh tenaga pengajar yang lain, kepala sekolah dan seluruh staf yang berada dalam sekolah yang bersangkutan.

4.      Berusaha meningkatkan kualitas wawasan dan pengetahuan guru dan pegawai dengan cara melakukan pembinaan secara berkala.

Selain itu, ada 2 sasaran pokok dalam supervisi,(Ngalim Purwanto,2005) yaitu :

1.      Supervisi terhadap kegiatan yang bersifat teknis edukatif, yang meliputi kurikulum, PBM dan evaluasi.

2.      Supervisi teknis administratif, meliputi administrasi personal, material, keuangan serta administrasi sarana dan prasarana pendidikan.

Adapun ruang lingkup supervisi pendidikan, yakni program supervisi pendidikan meliputi penelitian dan pembinaan(Ngalim Purwanto;2005). hal-hal tersebut sebagai berikut :

1.      Supervisi Pelaksanaan Kurikulum

1. Pembagian tugas2. Rencana tahunan sekolah3. Jadwal dan rencana tahunan guru4. Penerapan satuan pelajaran sebagai sistem dan penyampaian materi pelajaran5. Pelaksanaan PBM yang meliputi :6. Cara mengkoordinasi kegiatan belajar mengajar.7. Perencanaan evaluasi belajar (harian, semester dan UAN)8. Program bimbingan siswa

2.      Supervisi Ketenagaan

a.    Kehadiran guru di sekolah dan di kelas

b.    Partisipasi guru dalam kegiatan kurikuler dan ko-kurikuler

c.    Partisipasi guru dalam penataran, lokakarya, workshop, dan lain-lain

d.   Statistik peresensi guru, dan lain-lain

3.      Supervisi Ketatausahaan

Menilai :

a.     Administrasi tata usaha

b.    Pelaksanaan usul kenaikan pangkat guru dan pegawai

Page 3: Tugas Asia 2

c.     Pelaksanaan kenaikan gaji berkala guru dan pegawai

d.    Buku kas umum, SPP, koperasi dan lain-lain

e.     Supervisi Sarana dan Prasarana Pendidikan

Menilai :

a.     Penyelenggaraan dan keadaan perpustakaan sekolah

b.    Penyelenggaraan dan keadaan laboratorium

c.     Pemeliharaan gedung, bangunan dan halaman sekolah

d.    Pengadaan dan penggunaan alat dan perabot kantor

e.     Pengadaan, penggunaan dan pemeliharaan alat pengajaran

f.     Pengadaan, penggunaan dan pemeliharaan material

g.    Supervisi Hubungan Sekolah dan Masyarakat

1.      Bentuk dan sifat kerjasama antar sekolah dan masyarakat

2.      Manfaat kerjasama antar sekolah dan masyarakat

3.      Pembinaan, efektivitas dan efisiensi kerjasama

 

 

 

 

 

PEMBAHASAN

 

Prinsip –prinsip Suvervisi Pendidikan.

Page 4: Tugas Asia 2

Dalam buku Pedoman Pelaksanaan Supervisi Pendidikan Agama(Ditjen Islam Depag ;2003), dijelaskan bahwa prinsip-prinsip supervisi pada dasarnya akan diarahkan pada 3 hal sebagai berikut :

1. 1.      Prinsip Fundamental berlandaskan pada nilai-nilai luhur Pancasila dan Agama.

Pancasila merupakan dasar atau prinsip fundamental bagi setiap supervisor pendidikan Indonesia. Bahwa seorang supervisor haruslah seorang pancasilais sejati.

1. 2.      Prinsip Praktis:

Prinsip Negatif yang harus dihindari:

-       supervisi tidak boleh bersifat mendesak (otoriter)

-       supervisi tidak boleh didasarkan atas kekuasaan

-       supervisi tidak boleh lepas dari tujuan pendidikan dan pengajara

-       supervisi hendaknya tidak hanya menilai hal-hal yang

nampak terlihat

-       supervisi tidak mencari kelemahan/kekurangan/ kesalahan

-       Supervisi jangan terlalu berharap cepat mengharapkan hasil atau perubahan

Prinsip-Prinsip Positif:

-       Supervisi bersifat konstruktif dan kreatif

-       Supervisi didasarkan kepada sumber-sumber kolektif dari kelompok tidak hanya dari supervisor sendiri

1. 3.      Supervisor yang baik:2. Mempergunakan sumber-sumber dan usaha-usaha dari kelompok3. Bekerja di dalam dan bersama-sama dengan kelompoknya4. Membina guru-guru dan siswa menjadi orang-orang yang terdidik5. Bekerja dengan ikhlas dan bersama-sama dengan kelompok rekannya, membina diri

sendiri dan rekannya untuk bekerja dengan baik.6. Supervisi dilandasi oleh hubungan profesional bukan hubungan pribadi7. Supervisi hendaklah dapat mengembangkan kesanggupan para guru dan staf TU sehingga

menjadi kekuatan sekolah

Berkenaan dengan kepala sekolah sebagai supervisor. Dalam melaksanakan tugasnya kepala sekolah sebagai supervisor hendaknya bertumpu pada prinsip-prinsip supervisi.

Page 5: Tugas Asia 2

Menurut E. Mulyasa, prinsip-prinsip supervisi antara lain:

1. Hubungan konsultatif, kolegial dan bukan hirarkis;2. Dilaksanakan secara demokratis;3. Berpusat pada tenaga kependidikan (guru);4. Dilakukan berdasarkan kebutuhan tenaga kependidikan (guru);5. Merupakan bantuan profesional.

Selain itu, dalam buku Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan karangan Piet A. Sahertian (Suhertian,1981) dikemukakan prinsip supervisi antara lain:

1. Prinsip ilmiah (scientific), prinsip ini mengandung ciri-ciri sebagai berikut: (a) kegiatan supervisi dilaksanakan berdasarkan data objektif yang diperoleh dalam kenyataan pelaksanaan  proses belajar mengajar. (b) untuk memperoleh data perlu diterapkan alat perekam data, seperti angket, observasi, percakapan pribadi, dan seterusnya. (c) setiap kegiatan supervisi dilaksanakan secara sistematis, berencana dan kontinu.

2. Prinsip Demokratis, servis dan bantuan yang diberikan kepada guru berdasarkan hubungan kemanusiaan yang akrab dan kehangatan sehingga guru-guru merasa aman untuk mengembangkan tugasnya.

3. Prinsip kerjasama, mengembangkan usaha bersama atau menurut istilah supervisi ‘sharing of idea, sharing of experience’, memberi support atau mendorong, menstimulasi guru, sehingga mereka merasa tumbuh bersama.

4. Prinsip konstruktif dan kreatif, setiap guru akan merasa termotivasi dalam mengembangkan potensi kreativitas kalau supervisi mampu mencipakan suasana kerja yang menyenangkan, bukan melalui cara-cara yang menakutkan.

Sedangkan Oteng Sutisna mengemukakan prinsip dalam pelaksanaan kegiatan supervisi, yaitu:

1.      Supervisi merupakan bagian integral dari program pendidikan yang bersifat kooperatif dan mengikutsertakan

2.      Semua guru memerlukan dan berhak atas bantuan supervisi

3.      Supervisi hendaknya disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan perseorangan dari personil sekolah

4.      Supervisi hendaknya membantu menjelaskan tujuan-tujuan dari sasaran-sasaran pendidikan

5.      Supervisi hendaknya membantu memperbaiki sikap dan hubungan dari semua anggota staf sekolah

6.      Tanggung jawab bagi pengembangan program supervisi berada pada kepala sekolah bagi sekolahnya.

7.      Efektivitas program supervisi hendaknya dinilai secara periodik.

Page 6: Tugas Asia 2

Tipe supervisi pendidikan dilihat dari bentuk supervisi dapat dibedakan  atas :

1.      Tipe otokratis yaitu menganggap bahwa ia sebagai penentu segala kebijakan dan bagaimana menjalankannya.

2.      Tipe demokratis yaitu supervisi berfungsi membina otoritas supervisor seimbang dengan otoritas pihak yang disupervisi.

3.      Tipe demokratis semu yaitu supervisor dengan licik memaksakan keinginannya, namun nampak seolah-olah demokratis.

4.      Tipe manipulasi diplomasi yaitu supervisor melaksanakan prinsip demokrasi seperti rapat, namun dengan kelihaiannya ia menggiring pikiran peserta sesuai kehendaknya.

5.      Tipe laisse-fire yaitu supervisor menginterpretasikan demokrasi dengan memberikan kebebasan kepada bawahannya, sehingga supervisor kehilangan otoritasnya sendiri.

Proses supervisi pendidikan, antara lain :

1.      Supervisi Preventif

Dalam proses supervisi, supervisor memberikan nasehat-nasehat untuk menghindari kesalahan-kesalahan.

2.      Supervisi Korektif

Dalam proses supervisi, supervisor bersifat mencari kesalahan bawahannya, baik secara prinsipil, teknis, maupun dalam melaksanakan instruksi dari supervisor.

3.      Supervisi Konstruktif

Dalam supervisi, supervisor memperhatikan prestasi bawahannya (seperti : inisiatif, daya cipta, penelitian, dan lain-lain) yang kemudian memberikan berbagai macam penghargaan yang sesuai.

4.      Supervisi Kooperatif

Dalam supervisi, supervisor mengutamakan kerjasama, partisipasi, musyawarah dan toleransi dengan bawahan demi kemajuan pendidikan.

Peranan supervisi pendidikan yakni : supervisi berfungsi membantu (assisting), memberikan support (supporting), dan mengikutsertakan, sehingga peranan supervisi pendidikan menurut Pieter F. Olivia adalah :

1.      Sebagai koordinator

2.      Sebagai konsultan

Page 7: Tugas Asia 2

3.      Sebagai pemimpin kelompok

4.      Sebagai evaluator

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

PENUTUP

Sebagaimana telah dipaparkan dalam pembahasan mengenai prinsip-prinsip supervisi di atas. Ada beberapa prinsip-prinsip supervisi pendidikan yang seharusnya di perhatikan dalam supervisi pendidikan, yakni :

1. Prinsip Fundamental berlandaskan pada nilai-nilai luhur  Pancasila dan Agama.

Pancasila merupakan dasar atau prinsip fundamental bagi setiap supervisor pendidikan Indonesia. Bahwa seorang supervisor haruslah seorang pancasilais sejati.

1. Prinsip Praktis:

Prinsip Negatif yang harus dihindari:

-       supervisi tidak boleh bersifat mendesak (otoriter)

-       supervisi tidak boleh didasarkan atas kekuasaan

-       supervisi tidak boleh lepas dari tujuan pendidikan dan pengajara

-       supervisi hendaknya tidak hanya menilai hal-hal yang

Page 8: Tugas Asia 2

nampak terlihat

-       supervisi tidak mencari kelemahan/kekurangan/ kesalahan

-       Supervisi jangan terlalu berharap cepat mengharapkan hasil atau perubahan

Prinsip-Prinsip Positif:

-       Supervisi bersifat konstruktif dan kreatif

-       Supervisi didasarkan kepada sumber-sumber kolektif dari kelompok tidak hanya dari supervisor sendiri

1. Supervisor yang baik:2. Mempergunakan sumber-sumber dan usaha-usaha dari kelompok3. Bekerja di dalam dan bersama-sama dengan kelompoknya4. Membina guru-guru dan siswa menjadi orang-orang yang terdidik5. Bekerja dengan ikhlas dan bersama-sama dengan kelompok rekannya, membina diri

sendiri dan rekannya untuk bekerja dengan baik.6. Supervisi dilandasi oleh hubungan profesional bukan hubungan pribadi7. Supervisi hendaklah dapat mengembangkan kesanggupan para guru dan staf TU sehingga

menjadi kekuatan sekolah 1. Hubungan konsultatif, kolegial dan bukan hirarkis;2. Dilaksanakan secara demokratis;3. Berpusat pada tenaga kependidikan (guru);4. Dilakukan berdasarkan kebutuhan tenaga kependidikan (guru);5. Merupakan bantuan profesional.6. Supervisi merupakan bagian integral dari program pendidikan yang bersifat

kooperatif dan mengikutsertakan.

10.  Semua guru memerlukan dan berhak atas bantuan supervise.

11.  Supervisi hendaknya disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan perseorangan dari personil sekolah.

12.  Supervisi hendaknya membantu menjelaskan tujuan-tujuan dari sasaran-sasaran pendidikan.

13.  Supervisi hendaknya membantu memperbaiki sikap dan hubungan dari semua anggota staf sekolah.

14.  Tanggung jawab bagi pengembangan program supervisi berada pada kepala sekolah bagi sekolahnya.

15.  Efektivitas program supervisi hendaknya dinilai secara periodik.

Page 9: Tugas Asia 2

Dengan demikian prinsip supervisi merupakan bagian yang sangat penting untuk dijadikan sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan supervisi. Dalam pelaksanaan prinsip supervisi sangat terlihat dari peran kepala sekolah sebagai supervisor atau pengawas internal bagi sekolahnya dalam memajukan dan mengembangkan sekolahnya, sehingga dengan adanya pedoman.prinsip supervisi kepala sekolah diharapkan memberikan pelayanan yang baik tanpa ada pemaksaan kepada guru-guru atau personal.

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

 

Hasan, Yusuf, dkk., Pedoman Pengawasan, Jakarta: CV. Mekar Jaya, 2002.

A. Sahertian, Piet, Drs. Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan, Usaha Nasional,

Surabaya, 1981.

Purwanto, M. ngalim, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya2005.

Tim Penyusun Ditjen Baga Islam, Pedoman Pelaksanaan Supervisi Pendidikan Agama, Depag RI Ditjen Baga Islam, Jakarta, 2003.

About these ads

Page 10: Tugas Asia 2

Januari 24, 2010 · 2:35 pm ↓ Jump to Comments

Supervisi   Pengajaran oleh steofandi fizari, dkk

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN SUPERVISI PENGAJARAN

Kata Supervisi berasal dari bahasa Inggris yaitu Supervision yang artinya melihat dengan sangat teliti pekerjaan secara keseluruhan. Sedangkan orang yang melakukan Supervisi disebut dengan Supervisor. [1]

Dalam pemakaiannya secara umum, Supervision diberi arti sama dengan direction, management, dan supervisor, dengan director, manager, dalam bahasa umum ini, ada kecondongan untuk membatasi pemakain istilah supervisor pada orang-orang yang berada dalam kedudukan yang lebih bawah dalam hirierki manajemen. Istilah-istilah umum bagi kedudukan-kedudukan ini selain dari supervisor adalah foreman dan superintendent, yang di Negara kita disebut “mandor”, “pengawas”, “inspektur”, “opsiner”, dan “opseter”. Merekalah yang bertnggung jawab secara langsung dan bertatap muka tentang kegiatan-kegiatan dari hari ke hari sekelompok pegawai bawahan.

Dalam sistem sekolah yang sedang berkembang, situasinya agak lain. Dalam Carter Good’s Dictionary of Education, misalnya Supervisi diartikan sebagai: “Segala usaha para pejabat sekolah yang diangkat dan diarahkan kepada penyediaan kepemimpinan bagi para guru datang pendidikan yang lain dalam perbaikan pengajaran, melihat stimulasi pertumbuhan professional dan perkembangan dari para guru, seleksi dan revisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan pengajaran, dan metode-metode mengajar, serta eveluasi pengajaran.”[2]

Sedangkan pengertian Supervisi yang dirumuskan oleh beberapa pakar adalah sebagai berikut:

1. Ben M. Harris, dalam bukunya supervisor Behavior in Education, 175, menyatakan Supervisi adalah apa yang personalia sekolah lakukan dengan orang dewasa an alat-alat dalam rangka mempertahankan atau mengubah pengelolaan sekolah untuk mempengaruhi langsung pencapaian tujuan instruksional sekolah. Supervisi mempunyai impact dengan pelajar melalui perantaraan orang lain dan alat.

Page 11: Tugas Asia 2

2. Prof. Dr. Burhanuddin Harahap, dalam bukunya Supervisi Pendidikan, 1983, menyatakan “Supervisi adlah kegiatan yang dijalankan terhadap orang yang menimbulkan atau yang potensial menimbulkan komunikasi dua arah.”

3. Drs. Ngalim Purwanto, dkk, dalam bukunya Administrasi Pendidikan, 1979, menyatakan: Supervisi adalah suatu aktifitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif.

4. Drs. Ametembun, dalam bukunya Supervisi Pendidikan, 1975, menyatakan: Supervisi Pendidikan adalah pembinaan ke arah perbaikan situasi pendidikan pada umumnya dan peningkatan mutu belajar-mengajar di kelas pada khususnya.

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat dikemukakan secara sederhana bahwa Supervisi pada dasarnya adalah upaya untuk meningkatkan mutu pengajaran di sekolah. Ia berintikan program pengajaran dengan ditunjang oleh unsur-unsur lain, seperti guru, sarana dan prasarana, kurikulum, sistem pengajaran dan penilaian. Supervisor bertugas dan bertanggung jawab memperhatikan perkembangan unsur-unsur tersebut secara berkelanjutan.[3]

Dalam dunia pendidikan di Indonesia, perkataan Supervisi belum begitu popular. Sejak zaman penjajahan Belanda hingga sekarang orang lebih mengenal kata “inspeksi” daripada Supervisi. Pengertian “inspeksi” sebagai warisan peninggalan Belanda itu, cenderung kepada pengawasan yang bersifat otokratis, yang berarti mencari kesalahan-kesalahan guru dan kemudian menghukumnya. Sedangkan Supervisi mengandung pengertian yang lebih demokratis.

Dalam pelaksanaannya, Supervisi bukan hanya mengawasi apakah para guru atau pegawai menjalankan tugas sebaik-baiknya sesuai dengan instruksi atau ketentuan-ketentuan yang telah digariskan, tetapi juga berusaha bersama guru-guru, bagaimana memperbaiki proses belajar-mengajar. Jadi, dalam kegiatan Supervisi, guru-guru tidak dianggap sebagai pelaksana pasif, melainkan diperlakukan sebagai partner bekerja yang memiliki ide-ide, pendapat-pendapat, dan pengalaman-pangalaman yang perlu didengar dan dihargai serta diikut sertakan di dalam usaha-usaha perbaikan pendidikan. [4]

Hal di atas sesuai dengan rumusan Burton, yaitu:[5]

Ø Supervisi yang baik adalah mengarahkan perhatiannya kepada dasar-dasar pendidikan dan cara-cara belajar serta perkembangannya dalam pencapaian tujuan umum pendidikan.

Ø Tujuan Supervisi adalah perbaikan dan perkembangan proses belajar-mengajar secara total.

Ø Fokusnya pada setting for learning, bukan pada seseorang atau sekelompok orang.

Jadi supervisi pengajaran adalah kegiatan-kegiatan kepengawasan yang ditujukan untuk memperbaiki kondisi-kondisi baik personil maupun material yang memungkinkan terciptanya situasi kepengawasan yang lebih baik demi tercarapainya tujuan pendidikan.

B. PRINSIP-PRINSIP SUPERVISI

Page 12: Tugas Asia 2

Beberapa prinsip pokok tentang Supervisi modern:

1. Supervisi merupakan bagian integral dari program pendidikan. Ia adalah jasa yang bersifat kooperatif dan mengikut sertakan, karenanya para guru hendaknya dilibatkan seberapa dapat dalam pengembangan program Supervisi.

2. Semua guru memerlukan dan berhak atas bantuan Supervisi.

3. Supervisi hendaknya disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan perseorangan dari personil sekolah.

4. Supervisi hendaknya membantu menjelaskan tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran pendidikan, dan hendaknya menerangkan implikasi-implikasi dari tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran tersebut.

5. Supervisi hendaknya membantu memperbaiki sikap dan hubungan dari semua anggota staf sekolah, dan membantu dalam pembangunan hubungan sekolah-masyarakat yang baik.

6. Tanggung jawab bagi pengembangan program Supervisi berada pada kepala sekolah bagi sekolahnya dan pengawas atau pemilik bagi sekolah-sekolah yang berada di wilayahnya.

7. Harus ada dana yang memadai bagi program kegiatan Supervisi dalam anggaran tahunan, serta personil, material, dan perlengkapan yang mencukupi kebutuhan.

8. Efektifitas program Supervisi hendaknya dinilai secara periodik oleh para peserta.

9. Supervisi hendaknya membantu menjelaskan dan menerapkan dalam praktik penemuan pendidikan yang mutakhir.

10. Supervisi kian bertambah diangkat dari situasi tertentu daripada dipaksakan dari atas.

Itulah beberapa prinsip dasar mengenai Supervisi modern yang mungkin bisa dijadikan dan diterapkan dalam proses belajar-mengajar dalam dunia pendidikan.[6]

C. KEGIATAN-KEGIATAN SUPERVISI

Segala hal dalam sistem sekolah dirancang dengan maksud akhir pada sistem belajar dan pertumbuhannnya. Supervisi dapat meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

1. menilai hasil pendidikan dengan mengingat sasaran pendidikan yang telah disetujui

2. mempelajari situasi KBM untuk menetapkan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan prestasi murid

3. memperbaiki situasi belajar mengajar

o memperbaiki pedoman pengajaran

Page 13: Tugas Asia 2

o memperbaiki alat pengajaran

o memperbaiki perbuatan guru dengan penggunaan Supervisi yang sesuai

o memperbaiki faktor-faktor yang terdapat pada pelajar seperti pengaruh pertumbuhan dan prestasinya

4. menilai saran-saran, metode, dan hasil Supervisi

o menerapkan teknik-teknik evaluasi

o menilai hasil program Supervisi tertentu yang membatasi keberhasilan program

o menilai dan memperbaiki perbuatan personil Supervisi

D. TEKNIK-TEKNIK SUPERVISI

Adapun dalam hal ini ada beberapa teknik dalam Supervisi antara lain:

1. Kunjungan kelas

kunjungan kelas merupakan salah satu cara paling baik memberikan supervisi pembelajaran Karena dapat melihat kegiatan guru, murid dan masalah yang timbul.

2. Pembicaraan individual

Pembicaraan individual merupakan teknik yang sangat penting karena pengawas untuk bekerja secara individual dengan guru sehubungan dengan masalah-masalah profesionalnya.

3. Diskusi kelompok

Dalam hal ini adalah suatu kegiatan di mana kelompok orang yang berkumpul dalam situasi bertatap muka dan melalui interaksi lisan bertukar informasi atau berusaha untuk mencapai suatu keputusan tentang masalah bersama.

4. Demonstrasi mengajar

Dalam kegiatan pembelajaran sangat sukar menentukan mana yang benar dalam praktek mengajar karena mengajar menurut Siswoyo (1997) sebagai seni dan filusuf. Menurut pendapat diatas mengajar dalam pekerjaan disekolah bukan pekerjaan yang mudah, sehingga kepala sekolah dalam demonstrasi pembelajaran tidak perlu mengakui kelemahan dan perlu mencarikan ahli yang dapat memberikan gambaran tentang pembelajaran yang baik

5. Kunjungan kelas antarguru

Page 14: Tugas Asia 2

Bahwa kunjungan kelas yang dilakukan guru-guru di antara mereka sendiri adalah efektif dan sukai di mana biasanya direnakan atas permintaan guru-guru. Teknik ini lebih efektif lagi jika tiap observasi diikuti oleh suatu analisis yang berhati-hati.

6. Pengembangan kurikulum

Pentingnya relevansi kurikulum dengan kebutuhan murid dan masyarakat bagi memelihara dan meningkatkan kualiatas pendidikan.

7. Buletin Supervisi

Ini merupakan alat komunikasi yang efektif, hal ini biasanya berupa pengumuman-pengumuman, analisis presentasi dalam pertemuan-pertemuan organisasi dan lain-lain.

8. Perpustakaan professional

Perpustakaan ini merupakan sumber informasi yang sangat membantu kepada pertumbuhan profesional personil pengajar di sekolah.

9. Lokarkarya

Lokarkarya menyediakan kesempatan untuk kerjasama, untuk mempertemukan ide-ide, untuk mendiskusikan masalah-masalah bersama dan profesional dalam berbagai bidang studi.

10. Survey sekolah-masyarakat[7]

Merupakan komprehensif tentang masyarakat akan membantu guru dan kepala sekolah untuk memahami dengan lebih jelas program sekolah yang akan memenuhi kebutuhan dan kepentingan murid.

Bahwasnya tidak satu teknik tunggal yang bisa memenuhi segala kebutuhan; dan bahwa suatu teknik tidaklah baik atau buruk pada umumnya, melainkan dalam kondisi tertentu.

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Supervisi pengajaran merupakan kegiatan pengawasan untuk menciptakan situasi belajar-mengajar yang lebih baik. Untuk itu dalam supervisi pengajaran harus ada yang menjalankannya yang disebut supervisor. Dalam hal ini supervisor haruslah ang-orang yang memiliki kemampuan untuk melakukan pengawasan. Oleh karena itu fungsi pengawasan dalam pendidikan bukan sekedar control apakah segala kegiatan dilaksanakan sesuai dengan rencana atau program yang telah digariskan, tetapi lebih luas dari itu.

Adapun kegiatan supervisi pendidikan ini mencakup kondisi-kondisi atau syarat-syara personil maupun material yang diperlukan untuk terciptanya situasi belajar-mengajar yang efektif.

Page 15: Tugas Asia 2

B. SARAN

Dengan adanya pembelajaran supervisi ini, nantinya mahasiswa mampu mengimplikasikannya di dalam dunia pendidikan, mulai dari hal yang terkecil.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Agama RI. Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam Pedomaam Pengembangan Administrasi dan Supervisi Pendidikan,: Jakarta, 2003.

Purwanto, Nglalim. 2008. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Rifa’i. Moh. 1982. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Jemmars Bandung.

Sutisna, Oteng. 1993. Administrasi Pendidikan. Bandung: Angkasa

http://applikasi.wordpress.com/2008/06/06/arti-Supervisi-pendidikan/

[1] Departemen Agama RI, Pedoman Pengembangan Administrasi dan Supervisi Pendidikan,(Jakarta: 2003), hal 31

[2] Oteng Sutisna, Administrasi Pendidikan, (Bandung: Angkasa, 1993), hal 264

[3] Departemen Agama RI, Pedoman Pengembangan Administrasi dan Supervisi Pendidikan ,(Jakarta, 2003), hal 31-32

[4] Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), hal 76-77

[5] Ibid

[6] Oteng Sutisna, Administrasi Pendidikan, (Bandung: Angkasa, 1993), hal. 265-266

[7] Oteng sutisna, Hal 268-270: 1993

Page 16: Tugas Asia 2

Tipe-tipe Supervisi Pendidikan

Regulasi pendidikan mengemukakan bahwa pemerintah dalam menjalankan supervisi pada tingkatan satuan pendidikan mempunyai dua objek sasaran, yaitu secara personal dan institusional. Secara personal, hal itu terlihat pada model supervisi yang menyebutkan bahwa pengawas bertugas membimbing dan melatih profesionalisme pendidikan dan tenaga kependidikan lainnya di satuan pendidikan binaannya. Sedangkan secara institusional menyebutkan bahwa pengawas bertugas meningkatkan kualitas 8 standar nasional pendidikan pada satuan pendidikan.Sehubungan dengan hal itu, menurut Supardi ada lima tipe supervisi, yaitu:

1. Tipe InspeksiTipe ini merupakan tipe supervisi yang mewajibkan supervisor turun melihat langsung hal-hal yang dikerjakan targer supervisi. Kegiatan supervisi yang menggunkan tipe ini, apabila target supervisi melakukan dalam aktifitas kerjanya, supervisor dapat menginformasikannya secara langsung kepada target supervisi agar langsung menyadari kesalahannya dalam proses untuk mencapai tujuan pendidikan sekolah.

Ketika supervisor menjalankan tipe ini, maka yang harus diperhatikan adalah:a. Supervisi tidak boleh dilakukan berdasarkan hubungan pribadi maupun keluarga.b. Supervisi hendaknya tidak kemungkinan terhadap perkembangan dan hasrat untuk maju bagi bawahannya. Supervisi tidak boleh terlalu cepat mengharapkan hasil, mendesak.c. Supervisi tidak boleh menuntut prestasi di luar kemampuan bawahannya.d. Supervisi tidak boleh egois, tidak jujur dan menutup diri terhadap kritik dan saran dari bawaannya.

2. Tipe Laisses FaireTipe ini target supervisi diberikan kebebasan dalam menjalankan aktifitasnya. Sebab yang dutamakan dalam supervisi model ini adalah hasil akhir sehingga supervisor tidak begitu intens daslam memfokuskan proses kerja yang dilaksanakan target supervisi. Selain itu apabila kita menggunakan tipe inii, supervisor tidak boleh memaksakan kemauannya (otoriter) kepada orang-orang yang disupervisi.Supervisor juga diharuskan memberikan argumentasi atau alasan yang rasional

Page 17: Tugas Asia 2

tentang tindakan-tindakan serta instruksinya. Hendaknya tidak menonjolkan jabatan atau kekuasaannya agar tidak menghambat kreativitas bawahannya.

3. Tipe CoersiveTipe coersive (paksaan) supervisor dalam melaksanakan tugasnya turut campur dalam mengembangkan pendidiknya. Tipe supervisi seperti ini diperuntukan bagi para pendidik dan tenaga kependidikan yang masih lemah daslam memahami tugas dan tanggung jawabnya. Tipe seperti ini “terpaksa” dilakukan karena pendapat A. Sitohang yang menyatakan bahwa pengembangan sumber daya manusia masih sangat dibutuhkan. Karena ternyata dari hasil penelitian menunjukan masih banyak kekurangan dan kelemahan yang masih harus diperbaiki, terutama dalam bidang pengetahuan, kemampuan, dan ketrampilan yang sesuai dengan target organisasi. Dalam hal ini adalah seperti lembaga pendidikan Islam. Dengan adanya tipe ini, diharapkan problem seperti ini akan cepat teratasi.

4. Tipe Training and GuidanceTipe training and guidance (pelatihan dan pendampingan) merupakan tipe supervisi yang menekankan keefektifan target supervisi. Kegiatan supervisi dilaksanakan dengan berbasis kepada pengembangan minat dan bakat target supervisi. Tipe training and guidance ini cocok digunakan apabila target supervisi masih belum berpengalaman dalam melaksanakan tugas keprofesian pendidikan. Namun, tipe ini dapat diterapkan kepada target supervisi yang telah berpengalaman.

Agar tipe training and guidance ini dapat dijalankan secara efektif, maka supervisor hendaknya juga menyiapkan berbagai macam sikap yang bersinergi dengan tugasnya. Teori Kiyosaki, maka beberapa sikap yang dibutuhkan supervisor tersebut antara lain:a. Supervisor hendaknya bersikap positif terhadap segala macam persepsi baik yang positif maupun negatif kepada dirinya.b. Supervisor dituntut untuk dapat memimpin organisasi profesi pengawas untuk dapat meningkatkan kinerjanya dalam hal pengawasan dan pemantauan baik secara institusional (satuan pendidikan) maupun personal (pendidikan dan tenaga kependidikan).c. Supervisor hendaknya memiliki sikap yang superl dalam berkomunikasi kepada segenap stakeholders pendidikan. Sikap yang aktif, efektif dan menyenangkan dalam berkomunikasi akan memperlancar tugas supervisi. Sehinggak pencapaian target akan terealisasi dengan tepat.d. Supervisor harus bersikap berani terhadap usaha intimidasi atau tekanan dari pihak lain dalam menjalankan tugas pengawasan dan pembinaan.e. Supervisor dituntut bertanggung jawab atas hasil supervisi terhadap satuan pendidikan yang dibinanya. Pertanggungjawaban atas hasil kerja merupakan indikasi bahwa supervisor melakukan pembinaan dan pengawasan dengan baik kepada satuan pendidikan yang dibinanya.

Page 18: Tugas Asia 2

5. Tipe DemokratisKeterlibatan target supervisi sangat diandalkan dalam tipe supervisi demokratis. Hal utama yang ingin dituju adalah adanya kerjasama pembinaan antara supervisor dan target supervisor dan target supervisor. Langkah ini dilakukan agar target supervisi ikut merasakan sendiri terhadap program supervisi yang dijalankan kepadanya. Untuk itu, supervisor tidak boleh boleh bersifat otoriter dalam menjalankan kegiatan supervisi. Keseluruhan tipe supervisi demokratis ini difokuskan ke dalam satuan pendidikan meliputi manajemen kurikulum pembelajaran; kesiswaan; sarana prasarana; ketenagaan; keuangan; hubungan sekolah dengan masyarakat dan layanan khusus.

s