57
TUGAS BAHASA INDONESIA "KALIMAT EFEKTIF DAN PARAGRAF” PENGERTIAN KALIMAT EFEKTIF Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili gagasan pembicara atau pen dapat diterima maksudnya atau arti serta tujuannya seperti yang di maksud penulis a pembicara. Kalimat efektif juga merupakan kalimat yang padat, singkat, jelas, leng dapat menyampaikan informasi secara tepat. - Jelas : berarti mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca. - Singkat : berarti hemat dalam pemakaian atau pemilihan kata-kata. - Tepat : berarti sesuai dengan kaidah bahasa yang berlaku. Kalimat dikatakan efektif apabila berhasil menyampaikan pesan, gagasan, perasa maupun pemberitahuan sesuai dengan maksud si pembicara atau penulis. SYARAT-SYARAT KALIMAT EFEKTIF . K!S"T#"$ %"%"S"$ Kesatuan gagasan adalah terdapatnya satu ide pokok dalam sebuah kalimat. Kesa gagasan memiliki subyek, predikat, serta unsur-unsur lain & '(K) yang saling menduk membentuk kesatuan tunggal. *ontoh: +erdasarkan agenda sekretaris manajer personalia akan memberi pengarahan kepada peg baru. . K! " "/!/"$ "T"# K!S!J"J" "$ Keparalelan atau kesejajaran bentuk adalah terdapatnya unsur-unsur yang sama derajatnya, sama pola atau susunan kata dan frasa yang dipakai di dalam kalimat. 0e kesamaan bentukan(imbuhan. +ila bentuk pertama menggunakan nomina, bentuk kedua dan seterusnya juga harus menggunakan nomina. 0aksudnya jika bagian kalimat itu menggun kata kerja berimbuhan di-, bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan di- pu *ontoh: Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan. Kalimat tersebut tidak memiliki kesejajaran antara predikat-predikatnya. 1ang satu menggunakan predikat aktif, yakni imbuhan me-, sedang yang satu lagi menggunakan pr pasif, yakni menggunakan imbuhan di-. Kalimat itu harus diubah menjadi : . Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan . "nak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan. 2. K!3!0"T"$ Kehematan adalah upaya menghindari pemakaian kata yang tidak perlu, sehingga dalam sebuah kalimat menjadi lebih padat dan berisi. enggunaan kata yang berlebih hanya akan

Tugas Bahasa Indonesia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kalimat efektif

Citation preview

TUGAS BAHASA INDONESIA "KALIMAT EFEKTIF DAN PARAGRAF

PENGERTIAN KALIMAT EFEKTIF

Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili gagasan pembicara atau penulis serta dapat diterima maksudnya atau arti serta tujuannya seperti yang di maksud penulis atau pembicara. Kalimat efektif juga merupakan kalimat yang padat, singkat, jelas, lengkap, dan dapat menyampaikan informasi secara tepat. Jelas : berarti mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca. Singkat : berarti hemat dalam pemakaian atau pemilihan kata-kata. Tepat : berarti sesuai dengan kaidah bahasa yang berlaku.

Kalimat dikatakan efektif apabila berhasil menyampaikan pesan, gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan sesuai dengan maksud si pembicara atau penulis.

SYARAT-SYARAT KALIMAT EFEKTIF

1. KESATUAN GAGASANKesatuan gagasan adalah terdapatnya satu ide pokok dalam sebuah kalimat. Kesatuan gagasan memiliki subyek, predikat, serta unsur-unsur lain ( O/K) yang saling mendukung serta membentuk kesatuan tunggal.Contoh:Berdasarkan agenda sekretaris manajer personalia akan memberi pengarahan kepada pegawai baru.

2. KEPARALELAN ATAU KESEJAJARANKeparalelan atau kesejajaran bentuk adalah terdapatnya unsur-unsur yang sama derajatnya, sama pola atau susunan kata dan frasa yang dipakai di dalam kalimat. Memiliki kesamaan bentukan/imbuhan. Bila bentuk pertama menggunakan nomina, bentuk kedua dan seterusnya juga harus menggunakan nomina. Maksudnya jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja berimbuhan di-, bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan di- pula.Contoh: Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan.Kalimat tersebut tidak memiliki kesejajaran antara predikat-predikatnya. Yang satu menggunakan predikat aktif, yakni imbuhan me-, sedang yang satu lagi menggunakan predikat pasif, yakni menggunakan imbuhan di-.Kalimat itu harus diubah menjadi :1. Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan2. Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan.

3. KEHEMATANKehematanadalah upaya menghindari pemakaian kata yang tidak perlu, sehingga kata dalam sebuah kalimat menjadi lebih padat dan berisi. Penggunaan kata yang berlebih hanya akan mengaburkan maksud kalimat.

Menghemat kata dapat dilakukan dengan cara: Menghilangkan pengulangan subyek.Contoh : Karena ia tak diundang, dia tidak datang ke pesta itu.Mestinya menggilangkan kata ia. Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata.Contoh: Mira adalah gadis yang memakai baju warna merah.Mestinya menggilangkan kata warna. Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.Contoh: Jangan naik ke atas karena licin.Mestinya menghilangkan kata ke atas. Kehematan dengan tidak menjamakkan kata yang sudah jamak.Contoh : Ia mengambil semua jeruk-jeruk yang masih ada di meja.

4. PENEKANANPenekanan merupakan perlakuan khusus pada kata tertentu dalam kalimat sehingga berpengaruh terhadap makna kalimat secara keseluruhan. Kalimat yang dipentingkan harus diberi penekanan.Ada beberapa cara penekanan dalam kalimat: Mengubah posisi dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian yang penting di depan kalimat.Contoh :1. Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain2. Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.

Menggunakan partikel; penekanan bagian kalimat dapat menggunakan partikel lah, -pun, dan kah.Contoh :1. Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu.2. Kami pun turut dalam kegiatan itu.3. Bisakah dia menyelesaikannya?

Menggunakan repetisi, yakni dengan mengulang-ulang kata yang dianggap penting.Contoh :Dalam membina hubungan antara suami istri, antara guru dan murid, antara orang tua dan anak, antara pemerintah dan rakyat, diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling memahami antara satu dan lainnya.

Menggunakan pertentangan, yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan makna/maksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan.Contoh :1. Anak itu tidak malas, tetapi rajin.2. Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial, tetapi total dan menyeluruh.

5. KEVARIASIANUntuk menghindari kebosanan dan keletihan saat membaca, diperlukan variasi dalam teks. Ada kalimat yang dimulai dengan subyek, predikat atau keterangan. Ada kalimat yang pendek dan panjang.

a) Cara memulaiSubyek pada awal kalimat.Dengan adanya subyek pada awal kalimat, maka kalimat-kalimat akan berubah nadanya.- Untuk menyatakan kepastian digunakan kata: pasti, pernah, tentu, sering, jarang, kerapkali, dan sebagainya.- Untuk menyatakan ketidakpastian digunakan : mungkin, barangkali, kira-kira, rasanya, tampaknya, dan sebagainya.- Untuk menyatakan kesungguhan digunakan: sebenarnya, sesungguhnya, sebetulnya, benar, dan sebagainya.

b) Panjang-pendek kalimat.Tidak selalu kalimat pendek mencerminkan kalimat yang baik atau efektif, kalimat panjang tidak selalu rumit. Akan sangat tidak menyenangkan bila membaca karangan yang terdiri dari kalimat yang seluruhnya pendek-pendek atau panjang-panjang. Dengan menggabung beberapa kalimat tunggal menjadi kalimat majemuk setara terasa hubungan antara kalimat menjadi lebih jelas, lebih mudah dipahami sehingga keseluruhan paragraf merupakan kesatuan yang utuh.

c) Jenis kalimat.Biasanya dalam menulis, orang cenderung menyatakannya dalam wujud kalimat berita. Hal ini wajar karena dalam kalimat berita berfungsi untuk memberi tahu tentang sesuatu. Dengan demikian, semua yang bersifat memberi informasi dinyatakan dengan kalimat berita. Tapi, hal ini tidak berarti bahwa dalam rangka memberi informasi, kalimat tanya atau kalimat perintah tidak dipergunakan, justru variasi dari ketiganya akan memberikan penyegaran dalam karangan.

d) Kalimat aktif dan pasif.Selain pola inversi, panjang-pendek kalimat, kalimat majemuk dan setara, maka pada kalimat aktif dan pasif dapat membuat tulisan menjadi bervariasi.

e) Kalimat langsung dan tidak langsung.Biasanya yang dinyatakan dalam kalimat langsung ini adalah ucapan-ucapan yang bersifat ekspresif. Tujuannya tentu saja untuk menghidupkan paragraf. Kalimat langsung dapat diambil dari hasil wawancara, ceramah, pidato, atau mengutip pendapat seseorang dari buku.

6. KELOGISANKelogisan maksudnya bahwa suatu kalimat harus mudah dipahami dan penulisannya harus sesuai dengan ejaan yang berlaku. Dalam hal ini hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.Contoh : Waktu dan tempat saya persilakan.Kalimat diatas tidak logis/tidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati yang tidak dapat dipersilakan. Kalimat tersebut harus diubah misalnya ;Bapak penceramah, saya persilakan untuk naik ke podium. PENYEBAB KALIMAT TIDAK EFEKTIF

Kalimat tidak efektif adalah kalimat yang tidak memiliki atau mempunyai sifat-sifat yang terdapat pada kalimat efektif. Banyak hal yang menyebabkan kalimat tidak efektif, yaitu makna yang tidak logis, bentuk kata yang tidak sejajar, menggunakan subjek ganda, bentuk jamak yang di ulang, penggunaan kata depan yang tidak perlu, salah nalar, pengaruh bahasa daerah atau bahasa asing, dan kontaminasi atau keracunan. Berikut ini mari kita bahas satu per satu mengenai penyebab kalimat menjadi tidak efektif :

1. Makna tidak logisContoh:- Saya saling bertatapan (tidak efektif).- Kami saling bertatapan (efektif).2. Bentuk kata tidak sejajarContoh:- Kiki menonton film itu karena diketahui bahwa film tersebut bagus (tidak efektif ).- Kiki menonton film itu karena mengetahui bahwa film tersebut bagus (efektif ).3. Menggunakan subjek gandaContoh:- Novel itu saya sudah baca (tidak efektif).- Saya sudah membaca novel itu (efektif).4. Bentuk jamak yang diulangContoh:- Para hadirin dimohon berdiri (tidak efektif).- Hadirin kami mohon berdiri (efektif).5. Penggunaan kata depan yang tidak perluContoh:- Kepada siswa kelas VII-A dimohon berkumpul di aula (tidak efektif).- Siswa kelas VII-A dimohon berkumpul di aula (efektif).6. Salah nalarContoh:- Waktu dan tempat kami persilahkan (tidak efektif).- Bapak penceramah, saya persilakan untuk naik ke podium (efektif).- Mobil Pak Ivan mau dijual (tidak efektif).- Mobil Pak Ivan akan dijual (efektif).7. Pengaruh bahasa daerah atau bahasa asingContoh:- Para tamu undangan sudah pada hadir (tidak efektif).- Tamu undangan sudah hadir (efektif).8. Kontaminasi/keracunanContoh:- Nilai ulangan bahasa Inggris Aldi sangat baik sekali (tidak efektif).- Nilai ulangan bahasa Inggris Aldi baik sekali (efektif).- Nilai ulangan bahasa Inggris Aldi sangat baik (efektif).

ALINEA ATAU PARAGRAF

1. PENGERTIAN ALINEA ATAU PARAGRAFParagraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat. Paragraf atau alinea biasanya dibuat dibaris baru dengan 5 spasi, sehingga tulisannya terlihat menjorok ke dalam. Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi paragraph, yang perlu diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan berarti seluruh kalimat dalam paragraf membicarakan satu gagasan(gagasan tunggal).Kepaduan berarti seluruh kalimat dalam paragraf itu kompak, saling berkaitan mendukung gagasan tunggal paragraf.Dalam kenyataannya kadang-kadang kita menemukan alinea yang hanya terdiri atas satu kalimat, dan hal itu memang dimungkinkan. Namun, dalam pembahasan ini wujud alinea semacam itu dianggap sebagai pengecualian karena disamping bentuknya yang kurang ideal jika ditinjau dari segi komposisi, alinea semacam itu jarang dipakai dalam tulisan ilmiah. Paragraf diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari sudut pandang komposisi, pembicaraan tentang paragraf sebenarnya ssudah memasuki kawasan wacana atau karangan sebab formal yang sederhana boleh saja hanya terdiri dari satu paragraf. Jadi, tanpa kemampuan menyusun paragraf, tidak mungkin bagi seseorang mewujudkan sebuah karangan.

2. TUJUAN PEMBENTUKAN ALINEA ATAU PARAGRAF- Memudahkan pengertian dan pemahaman terhadap satu tema.- Memisahkan dan menegaskan perhentian secara wajar dan normal

3. UNSUR-UNSUR ALINEA ATAU PARAGRAFParagraf terdiri atas kalimat topik atau kalimat pokok dan kalimat penjelas atau kalimat pendukung. Kalimat topik merupakan kalimat terpenting yang berisi ide pokok alinea. Sedangkan kalimat penjelas atau kalimat pendukung berfungsi untuk menjelaskan atau mendukung ide utama.A. Ciri kalimat topik :1.Mengandung permasalahan yang potensial untuk diuraikan lebih lanjut.2. Mengandung kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri.3. Mempunyai arti yang jelas tanpa dihubungkan dengan kalimat lain.4. Dapat dibentuk tanpa kata sambung atau transisi

B Ciri kalimat pendukung :1.Sering merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri.2. Arti kalimatnya baru jelas setelah dihubungkan dengan kalimat lain dalam satu alinea.3. Pembentukannya sering memerlukan bantuan kata sambung atau frasa penghubung atau kalimat transisi.4. Isinya berupa rincian, keterangan, contoh, dan data lain yang bersifat mendukung kalimat topik

4. SYARAT-SYARAT ALINEA ATAU PARAGRAF

1. KesatuanTiap alenia hanya mengandung satu gagasan pokok atau satu topik. Fungsi alenia adalah mengembangkan gagasan pokok atau topik tersebut. Oleh karena itu, dalam pengembangannya tidak boleh ada unsur-unsur yang sama sekali tidak berhubungan dengan topik atau gagasan tersebut. Alenia dianggap mempunyai kesatuan, jika kalimat-kalimat dalam alenia itu tidak telepas dari topiknya atau selalu relevan dengan topik.

2. KoherensiSyarat kedua yang harus dipenuhi oleh sebuah alenia ialah koherensi atau kepaduan, yakni adanya hubungan yang harmonis, yang memperlihatkan kesatuan kebersamaan antara satu kalimat dengan kalimat yang lainnya dalam sebuah alenia. Alenia yang memiliki koherensi akan sangat memudahkan pembaca mengikuti alur pembahasan yang disuguhkan. Ketiadaan Koherensi dalam sebuah alenia akan menyulitkan pembaca untuk menghubungkan satu kalimat dengan kalimat lainnya. Dalam koherensi, termasuk pula keteraturan (sistematika) urutan gagasan. Gagasan dituturkan pula secara teratur dari satu detail ke detail berikutnya, dari satu fakta ke fakta selanjutnya, dari satu soal ke soal yang lain, sehingga pembaca dapat dengan mudah mengikuti uraian yang disajikan dengan seksama. Untuk menyatakan kepaduan atau koherensi dari sebuah alenia, ada bentuk lain yang sering digunakan yaitu penggunaan kata atau frasa (kelompok kata) dalam bermacam-macam hubungan.

3. PengembanganPengembangan paragraf sangat berkaitan erat denganposisi kalimat topikkarena kalimat topiklah yang mengandung inti permasalahan atau ide utama paragraf. Pengembangan paragraph deduktif, misalnya, yang menempatkan ide/gagasan utama pada awal paragraf, pasti berbeda dengan pengembangan paragraf induktif yang merupakan kebalikan dari paragraf deduktif. Demikian juga dengan tipe paragraf yang lainnya.Selain kalimat topik, pengembangan paragraf berhubungan pula dengan fungsi paragraf yang akan dikembangkan: sebagai paragraf pembuka, paragraf pengembang, atau paragraf penutup. Fungsi tersebut akan mempengaruhi pemilihan metode pengembangan karena misi ketiga paragraf tersebut dalam karangan saling berbeda .Metode pengembangan paragrafakan bergantung pada sifat informasi yang akan disampaikan,yaitu: persuasive, argumentatif, naratif, deskriptif, dan eksposisi. Metode tersebut sudah pasti digunakan untuk mengembangkan alinea argumentatif, misalnya akan berbeda dengan naratif. Setelah mempertimbangkan faKtor tersebut barulah kita memilih salah satu metode pengembangan paragraf yang dianggap paling tepat dan efektif. Diantara banyak metode pengembangan paragraf yang terdapat di dalam buku buku komposisi, disini diangkat enam metode yang umum dipakai untuk mengembangkan alinea dalam penulisan karangan. Metode yang dimaksud adalah : metode definisi, metode contoh, metode sebab-akibat, metode umum khusus, dan metode klasifikasi. Didalam mengarang, keenam metode pengembangan paragraf tersebut dapat dipakai silih berganti sesuai dengan keperluan mengarang si penulisnya.

1) Metode DefinisiYang dimaksud dengan definisi adalah usaha penulis untuk menerangkan pengertian/konsepistilah tertentu. Untuk dapat merumuskan definisi yang jelas, penulis hendaknya memperhatikan klasifikasi konsep dan penentuan cirri khas konsep tersebut. Satu hal yang perlu diingat dalam membuat definisi, kita tidak boleh mengulang kata atau istilah yang kita definisikan di dalam teks definisi itu

2) Metode ProsesSebuah paragraf dikatakan memakai metode proses apabila isi alinea menguraikan suatu proses. Proses ini merupakan suatu urutan tindakan atau perbuatan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu. Bila urutan atau tahap tahap kejadian berlangsung dalam waktu yang berbeda, penulis harus menyusunnya secara runtut (kronologis). Banyak sekali peristiwa atau kejadian yang prosesnya berbeda satu sama lainnya. Proses kerja suatu mesin , misalnya, tentu berbeda sangat jauh dengan proses peristiwa sejarah.

3) Metode ContohDalam karangan ilmiah, contoh dan ilustrsi selalu ditampilkan. Contoh-contoh terurai, lebih-lebih yang memerlukan penjelasan rinci tentu harus disusun berbentuk paragraf.

4) Metode Sebab-AkibatMetode sebab-akibat atau akibat-sebab (kausalitas) dipakai untuk menerangkan suatu kejadian dan akibat yang ditimbulkannya, atau sebaliknya. Factor yang terpenting dalam metode kausalitas ini adalah kejelasan dan kelogisan. Artinya, hubungan kejadian dan penyebabnya harus terungkap jelas dan informasinya sesuai dengan jalan pikiran manusia. Metode kausalitas atau sebab-akibat umumnya tampil di tengah karangan yang berisi pembahasan atau analisis. Sifat paragrafnya argumentative murni atau dikombinasikan dengan deskriptif ata eksposisi.

5) Metode Umum-KhususMetode umum-khusnya dan khusus-umum paling banyak dipakai untuk mengembangkan gagasan paragraf agar tampak teratur. Bagi penulis pemula, belajar menyusun paragraf dengan metode ini adalah yang paling disarankan. Pertimbangannya, di samping mengembangkan urutan umum-khusus relative lebih gampang,juga karena model inilah yang paling banyak dipakai dalam karangan ilmiah dan tulisan eksposisi seperti arikel dalam media massa.

6) Metode KlasifikasiBila kita akan mengelompokan benda-benda atau non benda yang memiliki persamaan ciri seperi sifat, bentuk, ukuran, dan lain-lain, cara yang paling tepat adalah dengan metode klasifikasi. Klsifikasi sebenarnya bukan khusu untuk persamaan factor tersebut di atas, tetapi juga untuk perbedaan. Namun, pengelompokan tidak berhenti pada inventarisasi persamaan dan perbedaan. Setelah dikelompokan, lalu dianalisis untuk mendapatkan generalisasi, atau paling tidak untuk diperbandingkan atau dipertentangkan satu sama lainnya.

5. JENIS-JENIS ALINEA ATAU PARAGRAF Paragraf memiliki banyak ragamnya. Untuk membedakan paragraf yang satu dari paragraf yang lain berdasarkan kelompoknya,yaitu : jenis paragraf menurut posisi kalimat topiknya, menurut sifat isinya, menurut fungsinya dalam karangan.

1). Jenis paragraf menurut posisi kalimat topiknya Kalimat yang berisi gagasan utama paragraf adalah kalimat topik. Karena berisi gagasan utama itulah keberadaan kalmat topic dan letak posisinya dalam paragraf menjadi penting. Posisi kalimat topik di dalam paragraf yang akan memberi warna sendiri bagisebuah paragraf. Berdasarkan posisi kalimat topik, paragraf dapa dibedakan atas empat macam, yaitu : paragraf deduktif, paragraf induktif, paragraf deduktif-induktif(campuran), paragraf penuh kalimat topik.

A. Paragraf Deduktif Adalah paragraf yang letak kalimat pokoknya di tempat kan pada bagian awal paragraf ,yaitu paragraf yang menyajikan pokok permasalahan terlebih dahulu, yang dimulai dengan pernyataan umum yang disusun dengan uraian atau penjelasan khusus (umum-khusus).

Contoh paragraf deduktif :" Olahraga akan membuat badan kita menjadi sehat dan tidak mudah terserang penyakit. Fisik orang yang berolahraga dengan yang jarang atau tidak pernah berolahraga sangat jelas berbeda. Contohnya jika kita sering berolahraga fisik kita tidak mudah lelah, sedangkan yang jarang atau tidak pernah berolahraga fisiknya akan cepat lelah dan mudah terserang penyakit."

Contoh lain paragraph deduktif :Kemauannya sulit untuk diikuti.Dalam rapat sebelumnya, sudah diputuskan bahwa dana itu harus disimpan dulu. Para peserta sudah menyepakati hal itu. Akan tetapi, hari ini ia memaksa menggunakannya untuk membuka usaha baru.

B. Paragraf InduktifParagraf induktif ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di akhir paragraf dan diawali dengan uraian atau penjelasan bersifat khusus dan diakhiri dengan pernyataan umum (khusus-umum).

Contoh paragraf induktif:" Yang menyebabkan banjir di Jakarta sangat jelas disebabkan oleh ulah manusia itu sendiri. Contohnya saja masih banyak orang-orang yang buang sampah yang tidak pada tempatnya. Selain itu masyarakat juga tidak peduli terhadap selokan di sekitarnya. Oleh sebab itu maka seharusnya pemerintah setempat harus lebih mensosialisasikan bahaya banjir kepada masyarakat. Supaya masyarakat dapat ikut serta dalam bersosialisasi terhadap bahaya banjir. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa seluruh masyarakat dan pemerintah setempat harus menggalakan supaya Jakarta bebas banjir dengan cara membuang sampah pada tempatnya dan membersihkan selokan di sekitarnya."

Contoh lain paragraf induktif :Semua orang menyadari bahwa bahasa merupakan sarana pengembangan budaya. Tanpa bahasa, sendi-sendi kehidupan akan lemah. Komunikasi tidak lancer. Informasi tersendat-sendat.Memang bahasa merupakan alat komunikasi yang penting, efektif danefisien.

C. Paragraf CampuranParagraf campuran ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di awal dan akhir paragraph (deduktif-induktif). Kalimat pada akhir paragraf umumnya menjelaskan atau menegaskan kembali gagasan utama yang terdapat pada awal paragraf.

Contoh paragraf campuran :Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak dapat dilepaskan dari komunikasi.Kegiatan apa pun yang dilakukan manusia pasti menggunakan sarana komunikasi, baik sarana komunikasi yang sederhana maupun yang modern.Kebudayaan dan peradaban manusia tidak akan bias maju seperti sekarang ini tanpa adanya sarana komunikasi.

Contoh lain paragraf campuran :" Pemerintah menyadari bahwa rakyat Indonesia memerlukan rumah yang kuat,murah, dan sehat. Pihak dari pekerjaan umum sudah lama menyelidiki bahan rumah yang murah, tetapi kuat. Tampaknya bahan perlit yang diperoleh dari batuan gunung beapi sangat menarik perhatian para ahli. Bahan ini tahan api dan air tanah. Usaha ini menunjukan bahwa pemerintah berusaha membangun rumah yang kuat, murah dan sehat untuk memenuhi kebutuhan rakyat."

2). Jenis paragraf atau alinea berdasarkan paragraf penuh kalimat topik Seluruh kalimat yang membangun paragraf sama pentingnya sehingga tidak satupun kalimat yang khusus menjadi kalimat topik. Kondisi seperti itu dapat atau biasa terjadi akibat sulitnya menentukan kalimat topic karena kalimat yang satu dan lainnya sama-sama penting. Paragraf semacam ini sering dijumpai dalam uraian-uraian bersifat dskriptif dan naratif terutama dalam karangan fiksi.

Contoh paragraf penuh kalimat topik :" Pagi hari itu aku berolahraga di sekitar lingkungan rumah. Dengan udara yang sejuk dan menyegarkan. Di sekitar lingkungan rumah terdengar suara ayam berkokok yang menandakan pagi hari yang sangat indah. Kuhirup udara pagi yang segar sepuas-puasku."

3). Jenis Paragraf Menurut Sifat IsinyaBerdasarkan sifat isinya,alinea dapat digolongkan atas lima macam,yaitu:1. EksposisiBerisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi.Contoh:Para pedagang daging sapi di pasar-pasar tradisional mengeluhkan dampak pemberitaan mengenai impor daging ilegal. Sebab, hampir seminggu terakhir mereka kehilangan pembeli sampai 70 persen. Sebaliknya, permintaan terhadap daging ayam dan telur kini melejit sehingga harganya meningkat.

2. ArgumentatifBertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat/ kesimpulan dengan data/ fakta konsep sebagai alasan/ bukti.Contoh:Sebagian anak Indonesia belum dapat menikmati kebahagiaan masa kecilnya. Pernyataan demikian pernah dikemukakan oleh seorang pakar psikologi pendidikan Sukarton (1992) bahwa anakanak kecil di bawah umur 15 tahun sudah banyak yang dilibatkan untuk mencari nafkah oleh orang tuanya. Hal ini dapat dilihat masih banyaknya anak kecil yang mengamen atau mengemis di perempatan jalan atau mengais kotak sampah di TPA, kemudian hasilnya diserahkan kepada orang tuanya untuk menopang kehidupan keluarga. Lebih-lebih sejak negeri kita terjadi krisis moneter, kecenderungan orang tua mempekerjakan anak sebagai penopang ekonomi keluarga semakin terlihat di mana-mana.

3. DeskriptifBerisi gambaran mengenai suatu hal atau keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, merasa atau mendengar hal tersebut.Contoh:Gadis itu menatap Doni dengan seksama. Hati Doni semakin gencar memuji gadis yang mempesona di hadapanya. Ya, karena memang gadis didepannya itu sangat cantik. Rambutnya hitam lurus hingga melewati garis pinggang. Matanya bersinar lembut dan begitu dalam, memberikan pijar mengesankan yang misterius. Ditambah kulitnya yang bersih, dagu lancip yang menawan,serta bibir berbelah, dia sungguh tampak sempurna.

4. PersuasifKarangan ini bertujuan mempengaruhi emosi pembaca agar berbuat sesuatu. isi paragraf ini mempromosikan sesuatu dengan cara mempengaruhi atau mengajak pembaca. Paragraf persuasif banyak dipakai dalam penulisan iklan,terutama majalah dan Koran . Contoh:Dalam diri setiap bangsa Indonesia harus tertanam nilai cinta terhadap sesama manusia sebagai cerminan rasa kemanusiaan dan keadilan. Nilai-nilai tersebut di antaranya adalah mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya, mengembangkan sikap tenggang rasa dan nilai-nilai kemanusiaan. Sebagai sesama anggota masyarakat, kita harus mengembangkan sikap tolong-menolong dan saling mencintai. Dengan demikian, kehidupan bermasyarakat dipenuhi oleh suasana kemanusian dan saling mencintai.

5. NaratifKarangan ini berisi rangkaian peristiwa yang susul-menyusul, sehingga membentuk alur cerita. Karangan jenis ini sebagian besar berdasarkan imajinasi.Contoh:Jam istirahat. Aldi tengah menulis sesuatu di buku agenda sambil menikmati bekal dari rumah. Sesekali kepalanya menengadah ke langit-langit perpustakaan, mengernyitakan kening,tersenyum dan kembali menulis. Asyik sekali,seakan diruang perpustakaan hanya ada dia.

4). Jenis Paragraf Menurut Fungsi / Tujuannyanya dalam KaranganMenurut fungsinya, paragraf dapat dibedakan menjadi 3 , yaitu:1. Paragraf PembukaParagraf pembuka biasanya memiliki sifat ringkas menarik, dan bertugas menyiapkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan diuraikan. Paragraf pembuka biasanya bertujuan untuk mengutarakan suat aspek pokok pembicaraan dalam karangan .Sebagai bagian awal sebuah karangan, paragraf pembuka harus di fungsikan untuk:1. Menghantar pokok pembicaraan.2. Menarik minat pembaca.3. Menyiapkan atau menata pikiran untuk mengetahui isi seluruh karangan.Setelah memiliki ke tiga fungsi tersebut di atas dapat dikatakan paragraf pembuka memegang peranan yang sangat penting dalam sebuah karangan. Paragraf pembuka harus disajikan dalam bentuk yang menarik untuk pembaca. Untuk itu bentuk berikut ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan menulis paragraf pembuka,yaitu:1. Kutipan, peribahasa, anekdot2. Pentingnya pokok pembicaraan3. Pendapat atau pernyataan seseorang4. Uraian tentang pengalaman pribadi5. Uraian mengenai maksud dan tujuan penulisan6. Sebuah pertanyaan.Contoh paragraf pembuka :Pemuli baru saja usai. Sebagian orang, terutama caleg yang sudah pasti jadi, merasa bersyukur karena pemilu berjalan lancer seperti yang diharapkan. Namun, tidak demikian yang dirasakan oleh para caleg yang gagal memperoleh kursi di parlemen. Mereka mengalami stress berat hingga tidak bias tidur dan tidak mau makan.

2. Paragraf PenghubungParagraf penghubung berisi inti masalah yang hendak disampaikan kepada pembaca. Secara fisik, paragraf ini lebih panjang dari pada paragraf pembuka. Sifat paragraf-paragraf penghubung bergantung pola dari jenis karangannya. Dalam karangan-karangan yang bersifat deskriptif, naratif, eksposisis, paragraf-paragraf itu harus disusun berdasarkan suatu perkembangan yang logis. Bila uraian itu mengandung pertentangan pendapat, maka beberapa paragraf disiapkan sebagai dasar atau landasan untuk kemudian melangkah kepada paragraf-paragraf yang menekankan pendapat pengarang. Paragraf ini didalam karangan dapat difungsikan untuk:1. Mengemukakan inti persoalan.2. Memberikan ilustrasi.3. Menjelaskan hal yang akan diuraikan pada paragraf berikutnya.4. Meringkas paragraf sebelumnya5. Mempersiapkan dasar bagi simpulan.

3. Paragraf PenutupParagraf penutup biasanya berisi simpulan (untuk argumentasi) atau penegasan kembali (untuk eksposisi) mengenai hal-hal yang dianggap penting. Paragraf ini merupakan pernyataan kembali maksud penulis agar lebih jelas. Mengingat paragraf penutup dimaksudkan untuk mengakhiri karangan. Penyajian harus memperhatikan hal sebagai berikut :1. Sebagai bagian penutup,paragraf ini tidak boleh terlslu panjang.2. Isi paragraf harus berisi simpulan sementara atau simpulan akhir sebagai cerminan inti seluruh uraian.3. Sebagai bagian yang paling akhir dibaca, disarankan paragraf ini dpat menimbulkan kesan yang medalam bagi pembacanya.Contoh paragraf penutup :Demikian proposal yang kami buat. Semoga usaha kafe yang kami dirikan mendapat ridho dari Tuhan YME serta bermanfaat bagi sesama. Atas segala perhatiannya, kami ucapkan terima kasih.

REFERENSI :http://s3fti.wordpress.com/2011/12/10/pengertian-syarat-syarat-dan-contoh-kalimat-efektif/http://gustiayumade.wordpress.com/2010/10/14/syarat-kalimat-efektif/http://blogggwe.blogspot.com/2012/01/sebab-sebab-kalimat-tidak-efektif.htmlhttp://vanandrianto.wordpress.com/2012/04/02/definisi-dan-ciri-ciri-kalimat-efektif-b-indo/http://vhyo17.wordpress.com/2009/11/15/kalimat-efektif-dan-kalimat-tidak-efektif/http://ellopedia.blogspot.com/2010/09/paragraf.htmlhttp://swestimahardini.wordpress.com/2011/10/24/makalah-bahasa-indonesia-mengenai-alinea-paragraf/

Diposkan oleh Kiki ^.^ di 22.17 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookLabel: Tugas http://rororizky.blogspot.com/2012/10/tugas-bahasa-indonesia-kalimat-efektif.html.17.08.09.11.13Kalimat adalah satuan bahasa terkecil,dalam wujud lisan atau tulis yangmemiliki sekurang-kurangnya subjek dan predikat.Bagi seorang pendengar atau pembaca, kalimat adalah kesatuan kata yang mengandung makna atau pikiran.Sedangkan bagi penutur atau penulis, kalimat adalah satu kesatuan pikiran atau makna yang diungkapkan dalam kesatuan kata.Efektif mengandung pengertian tepat guna, artinya sesuatu akan bergunajika dipakai pada sasaran yang tepat. Pengertian edektif dalam kalimatadalah ketepatan penggunaan kalimatdan ragam bahasa tertentu dalam situasi kebahasaan tertentu pula. Beberapa definisi kalimat efektifmenurut beberapa ahli bahasa:

1.Kalimat efektif adalah kalimat yang bukan hanya memenuhi syarat-syarat komunikatif, gramatikal, dan sintaksis saja, tetapi juga harus hidup, segar, mudah dipahami, serta sanggup menimbulkan daya khayal pada diri pembaca. (Rahayu: 2007)

2.Kalimat efektif adalah kalimat yang benar dan jelas sehingga denganmudah dipahami orang lain secara tepat. (Akhadiah, Arsjad, dan Ridwan:2001)

3.Kalimat efektif adalah kalimat yangmemenuhi kriteria jelas, sesuai dengan kaidah, ringkas, dan enak dibaca. (Arifin: 1989)

4.Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan informasi dan informasi tersebut mudah dipahami oleh pembaca. (Nasucha, Rohmadi, dan Wahyudi: 2009) Dari beberapa uraian di atas dapat diambil kata kunci dari definisi kalimat efektif yaitu sesuai kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami. Jadi, kalimat efektif adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca.

Ciri-ciri kalimat efektif:

1. KESEPADANAN STRUKTUR BAHASA

Kesepadanan ialah keseimbangan antara gagasan dan struktur bahasa yang digunakan. Kesepadanan kalimat dibangun melalui kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik. Kesatuan menunjuk bahwa dalam satu kalimat hendaknya hanya ada satuide pokok. Satu ide pokok tidak diartikan sebagai ide tunggal, tetapi ide yang dapat dikembangkan ke dalambeberapa ide penjelas.

BEBERAPA CIRI KESEPADANAN Mempunyai struktur jelas. Kejelasan subjek dan predikat dapat dilakukan dengan tidak menggunakan kata depan: di, dalam, bagi, untuk, pada, sebagai, tentang,mengenai, menurut, dan sebagainya yang ditempatkan di depan subjek. Tidak terdapat subjek ganda. Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang.Contoh-contoh Kesepadanan Kepada setiap pengendara mobil di Surabaya harus memiliki surat izin mengemudi = subyeknyatidak jelas. Tentang kelangkaan pupuk mendapat keterangan para petani. unsur S-P-O tidak berkaitan erat Mestinya Setiap pengendara mobil di Surabaya harus memiliki surat izin mengemudi. Para petani mendapat keterangan tentang kelangkaan pupuk.

2. KEPARALELAN ATAU KESEJAJARAN BENTUK Keparalelan atau kesejajaran bentuk adalah terdapatnya unsur-unsuryang sama derajatnya, sama pola atau susunan kata dan frasa yang dipakai di dalamkalimat. Bila bentuk pertama menggunakan nomina, bentuk kedua dan seterusnya juga harus menggunakan nomina. Demikian pula bila menggunakan bentuk-bentuk lain.Contoh-contoh Kepararelan:1. Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah pengecatan tembok, memasang lampu, pengujian sistem pembagian air, dan menata ruang.2. Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara wajar

3. KETEGASAN ATAU PENEKANAN KATA Merupakan perlakuan khusus pada kata tertentu dalam kalimat sehingga berpengaruh terhadap makna kalimat secara keseluruhan. Ada beberapa cara penekanan dalam kalimat:1. Meletakkan kata yang ditonjolkan itu pada awal kalimat2. Melakukan pengulangan (repetisi)3. Melakukan pengontrasan kata kunci4. Menggunakan partikel penegas Penekanan Kata :1. Menempatkan kata yang ditonjolkandi awal kalimat. Sumitro menjelaskan bahwa manusia mempunyai kecenderungan tidak puas Persoalan itu dapat diselesaikan dengan mudah.2. Repetisi Saudara-saudara, kita tidak suka dibohongi, kita tidak suka ditipu, kita tidak suka dibodohi Pembangunan dilihat sebagai proses yang rumit dan mempunyai banyak dimensi, tidak hanya berdimensi ekonomi tapi juga dimensi politik, dimensi sosial, dan dimensi budaya3. Pengontrasan kata kunci Informasi ini tidak bersifat sementara, tetapi bersifat tetap. Peserta kegiatan ini adalah laki-laki, bukan perempuan.4. Partikel Penegas Andalah yang bertanggung jawab menyelesaikan masalah itu Meskipun hujan turun, Ia tetap bersemangat berangkat ke sekolah

4. KEHEMATAN KATAo Kehematan adalah upaya menghindari pemakaian kata yang tidak perlu jadi kata menjadi padat berisi.Dapat dilakukan dengan cara:o Menghilangkan pengulangan subyek o Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi katao Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimato Kehematan dengan tidak menjamakkan kata yang sudah jamak

1. Contoh Menghilangkan pengulangan subyeko Karena ia tak diundang, dia tidak dating ke tempat itu. Mestinya menggilangkan kata ia1. Contoh Menghindarkan pemakaian superordinate pada hiponimi katao Mira adalah gadis yang memakai bajuwarna merah Mestinya menggilangkan kata warna1. Contoh Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimato Jangan naik ke atas karena licin. Mestinya menggilangkan kata ke atas Kehematan dengan tidak menjamakkan kata yang sudah jamako Ia mengambil semua jeruk- jeruk yang masih ada dimeja.

5.KESATUAN GAGASAN o Kesatuan gagasan adalah terdapatnya satu ide pokok dalam sebuah kalimat.o Contoh:o Berdasarkan agenda sekretaris manajer personalia akan memberipengarahan kepada pegawai baru.

6.KELOGISANo Kelogisan adalah terdapatnya arti kalimat yang logis/masuk akal dan penulisannya sesuai EYD.Contoh:o Karena lama tinggal di asrama putra, anaknya semua laki-lakio Kepada ibu Intha, waktu dan tempat kami persilakan.o Jalur ini terhambat oleh iring- iringan jenazah.

Sumber : suhandiah.ppt.bahasa indonesia

Sumber apriliana-semester4.blogspot.com/2012/12/kalimat-efektif.html?m=1.17.09.09.11.131. Pengertian Kalimat Efektif Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan- gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang ada dalam pikiran pembicara atau penulis. Kalimat sangat mengutamakan keefektifan informasi itu sehingga kejelasan kalimat itu dapat terjamin. Kalimat dikatakan efektif apabila berhasil menyampaikan pesan, gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan sesuai dengan maksud si pembicara atau penulis. Untuk itu penyampaian harus memenuhi syarat sebagai kalimat yang baik, yaitu strukturnya benar, pilihan katanya tepat, hubungan antarbagiannya logis, dan ejaannya pun harus benar.

2. Syarat Kalimat Efektif 2.1 Keterpaduan 2.1.1 Pengertian Keterpaduam Keterpaduan adalah keterpaduan pernyataan dalam kalimat itu sehingga maksud atau informasi yang disampaikan tidak terpecah-pecah (sistematis). Kalimat tidak bertele-tele dan harus sistematis. Kalimat yang padu menggunakan pola aspek-agen-verbal atau aspek- verbal-pasien. Diantara predikat kata kerja dan objek penderita tidak disisipkan kata daripada / tentang.

2.1.2 Penyebab Ketidakpaduan

2.1.2.1 Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak simetris. Oleh karena itu, kita hidari kalimat yang panjang dan bertele-tele.Misalnya: Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu dan yang secara tidak sadar bertindak keluar dari kepribadian manusia Indonesia dari sudut kemanusiaan yang adil dan beradab. Kalimat di atas bisa diperbaiki supaya menjadi kalimat yang padu.

2.1.2.2 Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam kalimat- kalimat yang berpredikat pasif persona.a. Surat itu saya sudah baca.b. Saran yang dikemukakannya kami akan pertimbangkan.Kalimat di atas tidak menunjukkan kepaduan sebab aspek terletak antara agen dan verbal.Seharusnya kalimat itu berbentuk:a. Surat itu sudah saya baca.b. Saran yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan.

2.1.2.3 Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau tentang antara predikat kata kerja dan objek penderita.Perhatikan kalimat dibawah ini :a. Mereka membicarakan daripada kehendak rakyat.b. Makalah ini akan membahas tentang desain interior pada rumah-rumah adat.Seharusnya:a. Mereka membicarakan kehendak rakyat.b. Makalah ini akan membahas desain interior pada rumah-rumah adat.

2.2 Kepararelan keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu. Artinya, bila dalam suatu kalimat menggunakan bentuk nomina berarti seterusnya menggunakan nomina. Apabila bentuk pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba.Contoh :a. Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes.b. Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, memasang penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.Kalimat a tidak mempunyai kesejajaran karena dua bentuk kata yang mewakili predikat terdiri dari bentuk yang berbeda, yaitu dibekukan dan kenaikan. Kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara menyejajarkan kedua bentuk itu. Harga minyak dibekukan atau dinaikkan secara luwes.Kalimat b tidak memiliki kesejajaran karena kata yang menduduki predikat tidak sama bentuknya, yaitu kata pengecatan, memasang,pengujian, dan pengaturan. Kalimat itu akan baik kalau diubah menjadi predikat yang nomial, sebagai berikut. Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, pemasangan penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.

2.3 Kehematan Kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Akan tetapi, bukan berarti menghilangkan kata atau frasa yang dapat memperjelas kalimat. kalimat hemat memiliki beberapa kriteria, yaitu

2.3.1 Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan pengulangan subjek.Contoh:- Karena ia tidak diundang ia tidak datang ke tempat itu.- Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui presiden datang.Perbaikannya :- Karena tidak diundang, ia tidak datang ke tempat itu.- Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui bahwa presiden datang.

2.3.2 Penghematan dapat dilakukan dengan menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponim kata. Contoh:- Ia memakai baju warna merah.- Di mana engkau menangkap burung pipit itu?Perubahannya :- Ia memakai baju merah- Di mana engkau menangkap pipit itu?

2.3.3 Penghematan dengan cara menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.Contoh:- Dia hanya membawa badannya saja.- Sejak dari pagi dia bermenung.Perbaikannya:- Dia hanya membawa badannya.- Sejak pagi dia bermenung.

2.3.4 Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan kata- kata yang berbentuk jamak,misalnya:- Para tamu-tamu- Beberapa orang-orangPerbaikannya:- Para tamu- Beberapa orang

2.4 Penekanan Yang dimaksud dengan penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan pada ide pokok kalimat. Dalam sebuah kalimat ada ide yang perlu ditonjolkan. Kalimat itu memberi penekanan atau penegasan pada penonjolan itu. Ada berbagai cara untuk membentuk penekanan dalam kalimat.

2.4.1 Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).Contoh:Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan kemampuan yang ada padadirinya. Penekanannya ialah presiden mengharapkan.Contoh:Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya. Penekanannya Harapan presiden.Jadi, penekanan kalimat dapat dilakukan dengan mengubah posisi kalimat.

2.4.2 Membuat urutan kata yang bertahapContoh: Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar. Seharusnya: Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar.

2.4.3. Melakukan pengulangan kata (repetisi).Contoh: Saya suka kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan mereka.

2.4.4 Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.Contoh: Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur.

2.4.5. Mempergunakan partikel penekanan (penegasan).Contoh: Saudaralah yang bertanggung jawab.

2.5 Kevariasian Untuk membuat kalimat yang tidakmonotondanmenjemuka n, diperlukan adanya variasi. Kevariasian dapat ditempuh dengan berbagai cara berikut.

2.5.1 Variasi penggunaan kataContoh embicaraan itu membicarakan kenakalan mahasiswa. (monoton) Pembicaraan itu membahas kenakalan mahasiswa. (variatif) 2.5.2 Variasi dalam pembukaan kalimatContoh :a) Frasa keterangan tempat atau keterangan waktu diletakkan diawal kalimat. Dari desa yang terpencil ia merantau ke Bandung.b)Penggunaan frasa verbal Merombak kendaraan tua adalah kegemarannya.c)Penempatan klausa anak kalimathttp://boltx.heck.in/kalimat-efektif-pengertian-syarat-penjab.xhtml.17.11.09.11.13Kalimat Efektif (Pengertian, Ciri dan contoh Kalimat Efektif) Posted on 16.30 by Widi Apriyadi PengertianKalimatEfektifKalimatefektifadalahkalimatyang mengungkapkan pikiran atau gagasan yang disampaikan sehingga dapat dipahamidandimengerti oleh orang lain.Kalimatefektifsyarat-syarat sebagai berikut:1.secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya.2.mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau pembaca dengan yang dipikirkan pembaca atau penulisnya.Ciri-CiriKalimatEfektif1.KesepadananSuatukalimatefektifharus memenuhi unsur gramatikal yaitu unsur subjek (S), predikat (P), objek (O), keterangan (K). Di dalamkalimatefektifharus memiliki keseimbangan dalam pemakaian struktur bahasa.Contoh:Budi (S) pergi (P) ke kampus (KT).Tidak Menjamakkan SubjekContoh:Tomi pergi ke kampus, kemudianTomipergi ke perpustakaan (tidakefektif)Tomi pergi ke kampus, kemudian ke perpustakaan (efektif)2.Kecermatan Dalam PemilihandanPenggunaan KataDalam membuatkalimatefektifjangan sampai menjadikalimatyang ambigu (menimbulkan tafsiran ganda).Contoh:Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (ambigudantidakefektif).Mahasiswa yang kuliah di perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (efektif).3.KehematanKehematan dalamkalimatefektifmaksudnya adalah hemat dalam mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu, tetapi tidak menyalahi kaidah tata bahasa. Hal ini dikarenakan, penggunaan kata yang berlebih akan mengaburkan maksudkalimat. Untuk itu, ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan untuk dapat melakukan penghematan, yaitu:a. Menghilangkan pengulangan subjek.b. Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata.c. Menghindarkan kesinoniman dalam satukalimat.d. Tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak.Contoh:Karenaiatidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (tidakefektif)Karena tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (efektif)Dia sudah menunggumu sejakdaripagi. (tidakefektif)Dia sudah menunggumu sejak pagi. (efektif)4.KelogisanKelogisan ialah bahwa idekalimatitu dapat dengan mudah dipahamidanpenulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku. Hubungan unsur-unsur dalamkalimatharus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.Contoh:Untukmempersingkatwaktu, kami teruskan acara ini. (tidakefektif)Untukmenghematwaktu, kami teruskan acara ini. (efektif)5.Kesatuan atau KepaduanKesatuan atau kepaduan di sini maksudnya adalah kepaduan pernyataan dalamkalimatitu, sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menciptakan kepaduankalimat, yaitu:a.Kalimatyang padu tidak bertele-teledantidak mencerminkan cara berpikir yang tidak simetris.b. Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalamkalimat-kalimatyang berpredikat pasif persona.c.Kalimatyang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata sepertidaripadaatautentangantara predikat kata kerjadanobjek penderita.Contoh:Kita harusdapatmengembalikankepadakepribadiankitaorang-orang kota yangtelah terlanjurmeninggalkan rasa kemanusiaanitu.(tidakefektif)Kita harus mengembalikan kepribadian orang-orang kota yang sudah meninggalkan rasa kemanusiaan. (efektif)Makalah ini membahastentangteknologi fiber optik. (tidakefektif)Makalah ini membahas teknologi fiber optik. (efektif)6.Keparalelan atau KesajajaranKeparalelan atau kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata atau imbuhan yang digunakan dalam kalimat itu. Jika pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba. Jikakalimatpertama menggunakan kata kerja berimbuhan me-, makakalimatberikutnya harus menggunakan kata kerja berimbuhan me- juga.Contoh:Kakak menolong anak itu dengandipapahnya ke pinggir jalan. (tidakefektif)Kakak menolong anak itu denganmemapahnya ke pinggir jalan. (efektif)Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (efektif)Harga sembako dibekukan ataukenaikan secara luwes. (tidakefektif)Harga sembako dibekukan ataudinaikkan secara luwes. (efektif)7.KetegasanKetegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan terhadap ide pokok darikalimat. Untuk membentuk penekanan dalam suatukalimat, ada beberapa cara, yaitu:a. Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depankalimat(di awalkalimat).Contoh:Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain.Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini. (ketegasan)Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsadannegara ini dengan kemampuan yang ada pada dirinya.Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsadannegaranya. (ketegasan)b. Membuat urutan kata yang bertahap.Contoh:Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar. (salah)Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar. (benar)c. Melakukan pengulangan kata (repetisi).Contoh:Cerita itu begitu menarik, cerita itu sangat mengharukan.d. Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.Contoh:Anak itu bodoh, tetapi pintar.e. Mempergunakan partikel penekanan (penegasan), seperti: partikel lah, -pun,dankah.Contoh:Dapatkahmereka mengerti maksud perkataanku?Dialahyang harus bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas ini.sumber:http://anjarpras.blogspot.com/2011/10/kalimat-efektif.html . 17.12.09.11.13Pengertian, syarat-syarat dan contoh kalimatefektifFiled under: MatKul 8 Komentar Desember 10, 2011Pengertian Kalimat Efektif :Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili gagasan pembicara atau penulis sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh orang lain.Syarat-sayarat :1. KESATUAN GAGASANMemiliki subyek,predikat, serta unsur-unsur lain ( O/K) yang saling mendukung serta membentuk kesatuan tunggal.Di dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat membantu keselamatan umum.Kalimat ini tidak memiliki kesatuan karena tidak didukung subyek. Unsur di dalam keputusan itu bukanlah subyek, melainkan keterangan. Ciri bahwa unsur itu merupakan keterangan ditandai oleh keberadaan frase depan di dalam (ini harus dihilangkan).2. KESEJAJARANMemiliki kesamaan bentukan/imbuhan. Jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja berimbuhan di-, bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan di- pula.Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan.Kalimat tersebut tidak memiliki kesejajaran antara predikat-predikatnya. Yang satu menggunakan predikat aktif, yakni imbuhan me-, sedang yang satu lagi menggunakan predikat pasif, yakni menggunakan imbuhan di-.Kalimat itu harus diubah :1. Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan2. Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan.3. KEHEMATANKalimat efektif tidak boleh menggunakan kata-kata yang tidak perlu. Kata-kata yang berlebih. Penggunaan kata yang berlebih hanya akan mengaburkan maksud kalimat.Bunga-bunga mawar, anyelir, dan melati sangat disukainya.Pemakaian kata bunga-bunga dalam kalimat di atas tidak perlu. Dalam kata mawar,anyelir,dan melati terkandung makna bunga.Kalimat yang benar adalah:Mawar,anyelir, dan melati sangat disukainya.4. PENEKANANKalimat yang dipentingkan harus diberi penekanan.Caranya: Mengubah posisi dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian yang penting di depan kalimat.Contoh :1. Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain2. Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini. Menggunakan partikel; penekanan bagian kalimat dapat menggunakan partikel lah, -pun, dan kah.Contoh :1. Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu.2. Kami pun turut dalam kegiatan itu.3. Bisakah dia menyelesaikannya? Menggunakan repetisi, yakni dengan mengulang-ulang kata yang dianggap penting.Contoh :Dalam membina hubungan antara suami istri, antara guru dan murid, antara orang tua dan anak, antara pemerintah dan rakyat, diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling memahami antara satu dan lainnya. Menggunakan pertentangan, yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan makna/maksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan.Contoh :1. Anak itu tidak malas, tetapi rajin.2. Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial, tetapi total dan menyeluruh.5. KELOGISANKalimat efektif harus mudah dipahami. Dalam hal ini hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.Contoh :Waktu dan tempat saya persilakan.Kalimat ini tidak logis/tidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati yang tidak dapat dipersilakan. Kalimat tersebut harus diubah misalnya ;Bapak penceramah, saya persilakan untuk naik ke podium.Contoh kalimat efektif :1. Saran yang di kemukakannya kami akan pertimbangkan ( tidak efektif )Seharusnya :Saran yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan.2. Sejak dari pagi dia bermenung ( tidak efektif )Seharusnya :Sejak pagi dia bermenung.http://s3fti.wordpress.com/2011/12/10/pengertian-syarat-syarat-dan-contoh-kalimat-efektif/.17.12.09.11.13BAB IPENDAHULUAN

Konsep kalimat efektif dalam hubungan fungsi kalimat selaku alat komunikasi. Dalam hubungan ini, setiap kalimat terlibat dalam proses penyampain dan penerimaan. Apa yang disampaikan dan yang diterima itu mungkin berupa ide, gagasan, pesan, pengertian atu informasi. Kalimat dikatakan efektif bila mampu membuat proses penyampaian dan penerimaan itu berlangsung dengan sempurna. Kalimat yang efektif mampu membuat isi atau maksud yang disampaikannya itu tergambar lengkap dalam pikiran si penerima (pembaca), persis seperti apa yang disampaikan.Perlu diketahui bahwa kalimat dapat dilihat dari beberapa segi. Ditilik dari funsinya, kalimat adalah alat komunikasi. Jika dilihat dari segi bentuk dan proses terjadinya, kalimat membentuk suatu struktur atau pola yang terdiri dari unsure-unsur yang teratur. Kalimat yang polanya salah menurut tata bahasa, jelas tidak efektif. Namun, kalimat yang menurut tatabahasa betul polanya juga belum tentu efektif. Terang bahwa kalimat efektif memerlukan beberapa persyaratan lagi di samping persyaratan structural. Selain polanya harus benar, kalimat itu harus pula punya tenaga yang menarik, dan didalam karya tulis membentuk kerja sama lewat system yang bervariasi. Tenaga yang menarik serta kerja sama yang bervariasi itulah yang memungkinkan proses penyampain dan penerimaan tadi berlansung dengan lebih sempurna.

1. Pengertian kalimat efektifPengertian dasar mengenai struktur kalimat, proses terjadinya, serta komponen-komponen lain yang turut berperan dalam membuat sebuah kalimat menjadi efektif.2. Gaya dalam hubungan kalimat efektif.Penekanan disini diberikan kepada pembinaan serta pengembangan ketrampilan memanfaatkan unsur-unsur bahasa guna membahasakan ekspresi kejiwaan dengan cara yang efektif. Hal ini yang akan dijelaskan bagaimana seorang penulis menghasilkan kalimat-kalimat yang sugestif dan komunikatif.3. Variasi kalimat.Pokok soalnya adalah bagaimana membuat kalimat-kalimat itu bekerja sama dalam sebuah paragraf, dengan sistem-sistem yang bervariasi. Jelasnya, bagaimana caranya seorang penulis mengusahakan variasi dalam penyusunan kalimat-kalimatnya yang memungkinkan lahirnya sebuah karya tulis yang efektif, karangan yang memikat perhatian pembaca.

BAB IIPEMBAHASAN

A. Pengertian1. KalimatKalimat adalah kesatuan ujar yang mengungkapkan suatu konsep pikiran dan perasaan; Dari segi liuistik kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan secara aktual ataupun potensial terdiri atas klausa (KBBI, 2002 : 494).Kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan secara aktual ataupun potensial terdiri atas klausa; Kalusa bebas yang menjadi bagian kognitif percakapan; satuan proposisi yang merupakan satu klausa atau merupakan gabungan klausa, yang membentuk satuan yang bebas; jawaban minimal, seruan, salam, dsb; Kontruksi gramatikal yang terdiri atas satu atau lebih klausa yang ditata menurut pola tertentu, dan dapat berdiri sendiri sebagai satu satuan (Harimurti Kridalaksana, 2008 : 103).2. Kalimat EfektifAndayani menjelaskan pengertian kalimat efektif sebagai berikut :a. Adalah kalimat yang benar dan jelas dan dengan mudah dipahami orang lain.

c. Disusun secara sadar untuk mencapai daya informasi yang diinginkan penulis terhadap pembacanya d. Pembaca memahami apa yang disampaikan e. Kalimat yang tepat mewakili gagasan atau perasaan penyampai pesan dan sanggup memberikan gambaran yang sama tepatnya pada pembaca atau pendengar.f. Kalimat yang disusun dengan sadar dan sengaja untuk mencapai daya informasi yang tepat dan baik.g. Jenis kalimat yang dapat memberikan efek tertentu dalam komunikasi. Efek yang dimaksudkan di sini adalah kejelasan informasi.h. Kalimat efektif tidak menggunakan kata-kata mubazir, tetapi juga tidak kekurangan kata.i. Kalimat efektif menggunakan pengertian yang logis sejalan dengan nalar yang tepatSedangkan E. Kosasih menyatakan kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi syarat-syarat : (1) Secara tepat mewakili gagasan pembicara atau penulisnya; (2) Menimbulkan gagasan yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulisnya.Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili gagasan pembicara atau penulis serta dapat diterima maksudnya/arti serta tujuannya seperti yang di maksud penulis /pembicara. Sedangkan rasional kalimat efektif adalah kalimat yang harus mencakup syarat kelengkapan unsur sebuah kalimat karena sangat menentukan kejelasan sebuah kalimat. Oleh sebab itu sebuah kalimat harus memiliki paling tidak subjek dan predikat. Kalimat yang lengkap ini harus ditulis sesuai dengan Ejaan yang disempurnakan (EYD). Dalam membentuk sebuah kalimat yang efektif harus menggunakan kata-kata yang dipilih dengan tepat agar kalimat menjadi jelas maknanya.Sebelum dapat membuat atau bahkan membetulkan suatu kalimat menjadi efektif, kita perlu mengetahui apa yang dimaksud dengan kalimat efektif. Kalimat efektif adalah kalimat yang mampu dipakai untuk menyampaikan informasi dari pembicara atau penulis kepada lawan bicara atau pembaca secara tepat. Ketepatan dalam penyampaian informasi akan membuahkan hasil, yaitu adanya kepahaman lawan bicara atau pembaca terhadap isi kalimat atau tuturan yang disampaikan. Lawan bicara atau pembaca tidak akan bisa menjawab, melaksanakan, atau menghayati setiap kalimat atau tuturan itu sebelum mereka dapat memahami benar isi kalimat atau tuturan tersebut.Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakainya seacara tepat dan dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. Kalau gagasan yang disampaikan sudah tepat, pendengar atau pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya. Akan tetapi, kadang-kadang harapan itu tidak tercapai. Misalnya, ada sebagian lawan bicara atau pembaca tidak memahami apa maksud yang diucapkan ata yang dituliskan. Supaya kalimat yang dibuat dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat, unsur kalimat-kalimat yang digunakan harus lengkap dan eksplisit. Artinya, unsur-unsur kalimat seharusnya ada yang tidak boleh dihilangkan. SebaliknYa, unsur-unsur yang seharusnya tidak ada tidak perlu di munculkan.Kelengkapan dan keeksplisitan semacam itu dapat diukur berdasarkan keperluan komunikasi dan kesesuaiannya dengan kaidah.Kalimat dikatakan efektif apabila berhasil menyampaikan pesan, gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan sesuai dengan maksud si pembicara atau penulis. Untuk itu penyampaian harus memenuhi syarat sebagai kalimat yang baik, yaitu strukturnya benar, pilihan katanya tepat, hubungan antarbagiannya logis, dan ejaannya pun harus benar.Dalam hal ini hendaknya dipahami pula bahwa situasi terjadinya komunikasi juga sangat berpengaruh. Kalimat yang dipandang cukup efektif dalam pergaulan, belum tentu dipandang efektif jika dipakai dalam situasi resmi, demikian pula sebaliknya. Misalnya kalimat yang diucapkan kepada tukang becak, Berapa, Bang, ke pasar Rebo? Kalimat tersebut jelas lebih efektif daripada kalimat lengkap, Berapa saya harus membayar, Bang, bila saya menumpang becak Abang ke pasar Rebo? Sebelum kita membuat sebuah kalimat efektif maka kita harus terlebih dahulu mengetahui ciri-ciri kalimat efektif.

B. Ciri-ciri Kalimat EfektifBerikut adalah ciri-ciri kalimat efektif menurut pendapat beberapa ahli kebahasaan :1. Menurut Sabarti Akhadiah kalimat efektif harus memiliki :a. kesepadanan dan kesatuan; b. kesejajaran bentuk; c. penekanan; d. kehematan dalam mempergunakan kata; e. kevariasian dalam struktur2. Gorys Keraf menyatakan ciri-ciri kalimat efektif sebagai berikut : a. kesatuan gagasan;b. koherensi yang baik dan kompak;c. penekanan;d. variasi; e. paralelisme; f. penalaran atau logika. Pada dasarnya, penalaran (logika) dapat menjadi bagian dari paralelisme makna.3. Menurut Parera ciri-cirinya adalah : a. kesepadanan dan kesatuan;b. keparalelan atau paralisme; c. ketegasan; d. kehematan; e. kevariasian.4. Martaya Menyatakan ciri-ciri kalimat efektif lebih banyak dari pendapat yang lain, yaitu :a. mengandung kesatuan gagasan, b. mewujudkan koherensi yang baik dan kompak, c. memperhatikan paralelisme, d. merupakan komunikasi yang berharkat, e. diwarnai kehematan, f. ejaan yang disempurnakan, g. didukung variasi,h. didasarkan pada pilihan kata yang baik. Dari semua pendapat ahli bahasa tentang kalimat efektif dapat dijelaskan persamaan pendapat tentang kalimat efektif yaitu :a. Kesatuan gagasanKalimat efektif harus memiliki kesatuan gagasan dan mengandung satu ide pokok (satu pengertian lengkap). Kalimat dikatakan memiliki kesatuan gagasan jika memiliki subjek, predikat dan fungsi-fungsi kalimat lainnya saling mendukung dan membentuk kesatuan tunggal. Dengan demikian, kalimat haruslah mengandung unsur subjek dan predikat sebagai unsur inti sebuah kalimat. Kehadiran unsur-unsur lain (objek, pelengkap, ataupun keterangan) hanyalah sebagai tambahan bagi unsur inti.Contoh : Di dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat membantu keselamatan umum.Kalimat ini tidak memiliki kelengkapan fungsi. Dengan demikian kalimat tersebut bukanlah kalimat efektif karena tidak memiliki kesatuan gagasan. Kita bisa melihat bahwa didalam kalimat tersebut tidak memiliki subjek, tapi hanya terdiri dari ktererangan,predikat, dan pelengkap. Misalnya, di dalam keputusan itu (keterangan), merupakan (predikat), kebijaksanaan yang dapat membantu keselamatan umum (pelengkap). Agar kalimat tersebut bisa menjadi kalimat efektif, maka fungsi subjek harus dihadirkan dengan cara menghilangkan kata di dalam. Dengan demikian kalimat menjadi :Keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat membantu keselamatan umum.Andayani, 2009, membahas kesatuan gagasan dalam kalimat efektif sebagai berikut :a. Setiap kalimat yang baik harus jelas memperlihatkan kesatuan gagasan, mengandung satu ide pokokb. Apabila dua kesatuan yang tidak mempunyai hubungan disatukan, maka akan hilang kesatuan pikiran tersebut c. Kesatuan gagasan bisa terbentuk dari dua gagasan pokok atau lebih. d. Sebuah kesatuan gagasan secara praktis diwakili oleh subjek, Predikat, dan bisa juga ditambah objek. e. Kesatuan tersebut dapat berbentuk kesatuan tunggal, kesatuan gabungan, kesatuan pilihan, dan kesatuan yang mengandung pertentangan. Kalimat efektif harus memperlihatkan kesatuan gagasan dan mengandung satu ide pokok. Sebuah kalimat dikatakan memiliki kesatuan gagasan apabila subjek, predikat, dan unsur-unsur lainnya saling mendukung dan membentuk kesatuan tunggal. (E. Kosasih, 2002 : 199)Perhatikan contoh berikut ini:Di dalam keputusan ini merupakan kebijaksanaan yang dapat membantu keselamatan umum.Kalimat ini tidak memiliki kesatuan karena tidak didukung oleh kehadiran subjek. Unsur di dalam keputusan ini bukanlah subjek melainkan keterangan. Ciri bahwa unsur itu merupakan keterangan ditandai oleh keberadaan frase depan di dalam harus dihilangkan.Dengan demikian, kalimat itu menjadi :Keputusan ini merupakan kebijaksanaan yang dapat membantu keselamatan umum.b. Kesejajaran (paralel)Kalimat efektif harus memiliki kesejajaran (keparalelan). Yang dimaksud dengan kesejajaran adalah penggunaan bentukan kata atau frasa berimbuhan yang memiliki kesamaan (kesejajaran) baik dalam fungsi maupun bentuknya. Jika bagian kalimat itu menggunakan verba berimbuhan di-, bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan di- lagi. Jika bagian kalimat itu menggunakan verba berimbuhan meng-, bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan meng- lagi. Begitu pula dengan verba berimbuhan yang lainnya juga harus mengikuti kaidah tersebut di atas. Satu bagian kalimat berupa verba aktif, bagian kalimat yang lain juga harus berupa verba aktif. Demikian pula halnya jika satu bagian merupakan verba pasif, bagian lainnya pun harus merupakan verba pasif.1) Kesejajaran bentukJika dilihat dari segi bentuknya, kesejajaran itu dapat menyebabkan keserasian. Jika dilihat dari segi makna atau gagasan yang diungkapkan, kesejajaran itu dapat menyebabkan informasi yang diungkapkan menjadi sistematis sehingga mudah dipahami. Bentuk kalimat yang tidak tersusun secara sejajar dapat mengakibatkan kalimat itu tidak serasi.Contoh :Buku itu telah lama dicari, tetapi Dodi belum menemukannya. Kalimat di atas tidak sejajar karena menggunakan bentuk kata kerja pasif (dicari) yang dikontraskan dengan bentuk aktif (menemukan). Agar sejajar, kedua bagian kalimat tersebut harus menggunakan bentuk pasif semuanya atau bentuk aktif semuanya.Kalimat yang tepat adalah sebagai berikut:Buku itu telah dicari, tetapi belum ditemukan Dodi.Dodi telah lama mencari buku itu, tetapi belum menemukannya.2) Kesejajaran maknaUnsur lain yang harus diperhatikan dalam pemakaian suatu bahasa adalah segi penalaran atau logika. Kesejajaran makna ini berkaitan erat dengan penalaran. Penalaran dalam sebuah kalimat merupakan masalah yang mendasari penataan gagasan. Penalaran sangat berhubungan dengan jalan pikiran. Jalan pikiran penulis turut menentukan baik tidaknya kalimat yang dibuat, mudah tidaknya kalimat tersebut dipahami sesuai pemikiran penulis. 3) Ciri-ciri kesejajaran(1) Terdapat subjek dan predikat yang jelasContoh :Bagi semua mahasiswa harus membayar uang kuliah. Kata bagi seharusnya dihilangkan, karena menimbulkan ketidakjelasan subjek.Seharusnya :Semua mahasiswa harus membayar uang kuliah.Kejelasan subjek dan predikat dapat dilakukan dengan menghindarkan kata depan di, dalam, bagi, untuk, pada, sebagai, tentang, mengenai, menurut.(2) Tidak terdapat subjek ganda Contoh:Soal itu saya kurang jelas.Kalimat tersebut mempunyai subyek ganda, yaitu soal itu dan saya. Kalimat tersebut dapat diperbaiki dengan cara menambah bagi diantaranya soal itu dan saya.Seharusnya :Soal itu bagi saya kurang jelas. (Andayani, 2009)Sedangkan E. Kosasih menyatakan bahwa kesejajaran adalah penggunaan bentukan kata atau frase imbuhan yang memiliki kesamaan, baik dalam fungsi maupun bentuknya. Jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja berimbuhan di- , bagian kalimat lainnya pun harus mengunakan di- pula.Contoh :Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan.Kalimat tersebut tidak efektif karena tidak memiliki kesejajaran predikat-predikatnya. Yang satu menggunakan predikat aktif, yakni menggunakan imbuhan me- (p), sedangkan yang satu nlagi menggunakan predikat pasif, yakni menggunakan imbuhan di-.Kalimat itu harus diubah menjadi :Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan.Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan.c. KehematanKehematan dalam kalimat efektif merupakan kehematan dalam pemakaian kata, frase, atau bentuk lainnya yang dianggap tidak diperlukan. Kehematan ini menyangkut soal gramatikal dan makna kata. Kehematan tidak berarti bahwa kata yang diperlukan atau yang menambah kejelasan makna kalimat boleh dihilangkan. Penulis kadang-kadang tanpa sadar sering mengulang subjek dalam satu kalimat.Kalimat efektif tidak boleh menggunakan kata-kata yang tidak perlu. Setiap kata haruslah memiliki fungsi yang jelas. Penggunaan kata-kata yang berlebihan justru akan memperlemah dan mengaburkan maksud kalimat tersebut (E. Kosasih, 2002 :200).Contoh:Bunga-bunga mawar, anyelir, dan melati sangat disukainya.Pemakaian kata bunga-bunga dalam kalimat diatas tidak perlu. Dalam kata mawar, anyelir, dan melati terkandung makna bunga.Kalimat efektif tidak boleh menggunakan kata-kata yang tidak perlu. Setiap kata haruslah memiliki fungsi yang jelas dan tidak boleh menggunakan kata yang berlebihan. Penggunaan kata yang berlebihan justru akan mengaburkan dan memperlemah maksud kalimat itu.Contoh: Bunga-bunga mawar, anyelir, dan melati sangat disukainya.Pemakaian kata bunga-bunga dalam kalimat diatas tidak perlu,karena dalam kata mawar, anyelir, dan melati terkandung makna bunga.Kalimat yang benar adalah:Mawar, anyelir, dan melati sangat disukainya.Dalam menghemat pengunaan kata dalam kalimat adalah dengan cara :1) Hiponimi Dalam bahasa ada kata yang merupakan bawahan makna kata atau ungkapan yang lebih tinggi. Di dalam makna kata terkandung makna dasar kelompok makna kata yang bersangkutan.Kata merah sudah mengandung makna kelompok warna. 2) Pemakaian kata depan dari dan daripada.Dalam bahasa Indonesia kita mengenal kata depan dari dan daripada, selain ke dan di. Penggunaan dari dalam bahasa Indonesia dipakai untuk menunjukkan arah (tempat) dan asal (asal-usul). 3) Penghilangan subjek gandaKalimat majemuk yang anak kalimat dan induk kalimatnya memiliki subyek sama dapat dihilangkan salah satunya. Contoh : Sebelum surat ini dikirimkan, surat ini harus ditandatangani lebih dahulu. (Tidak Tepat) Sebelum dikirimkan, surat ini harus ditandatangani lebih dahulu. (Tepat)d. PenekananBagian kalimat yang dipentingkan perlu ditonjolkan dari unsur-unsur yang lain. Kalimat efektif harus diberi penekanan. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memberi penekanan itu adalah sebagai berikut : 1. Mengubah posisi dalam kalimatCara ini dilakukan dengan meletakkan bagian penting di depan kalimat.Contoh :a. Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain.b. Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.c. Kita dapat membicarakan lagi soal ini pada kesempatan lain.2. Menggunakan partikel Penekanan pada bagian ini dapat menggunakan partikel lah, -pun, dan kah.Contoh :1) Saudaralah yang harus bertangung jawab dalam soal itu2) Kami pun turut dalam kegiatan itu.3) Bisakah dia menyelesaikannya?2. Menggunakan repetisi Yaitu dengan cara menulang-ulang kata yang dianggap pentingContoh :Dalam membina hubungan antara suami istri, antara guru dan murid, antara orang tua dan anak, antara pemerintah dan rakyat, diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling memahami antara satu dan yang lainnya.4. Menggunakan PertentanganDengan cara menggunakan kata-kata yang bertentangan atau berlawanan makna/maksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan.Contoh :a. Anak itu tidak malas, tetapi rajinb. Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial tetapi total dan menyeluruh.e. KelogisanKalimat efektif harus mudah dipahami. Unsur-unsur pembentuknya harus memiliki hubungan yang logis atau dapat diterima oleh akal sehat. Susunan kalimat dianggap logis apabila kalimat itu mengandung makna yang bisa diterima akal dan bermakna sesuai dengan kaidah-kaidah nalar secara umum.Contoh : Waktu dan tempat saya persilakan.Kalimat ini tidak logis/tidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati yang tidaka dapat dipersilakan. Kalimat tersebut harus diubah menjadi:Bapak penceramah, saya persilakan untuk naik ke podium.Agar kita tidak mendapatkan stempel seperti tersebut di atas, pada kesempatan ini penulis ingin menyoroti berbagai kesalahan berbahasa, khususnya tentang ketidakefektifan kalimat. Hal ini menjadi penting karena kalimat yang tidak efektif akan berpengaruh pada keakuratan informasi yang akan kita sampaikan atau kita cerap. Dengan mengetahui kesalahannya kita mencoba untuk membenahinya sedikit demi sedikit. Perhatikan contoh di bawah ini.(1) Di dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat membantu keselamatan umum.(2) Bagi yang merasa kehilangan harap segera mengambilnya di ruang guru.(3) Dalam pertemuan itu menghasilkan keputusan yang memuaskan semua pihak.(4) Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan.(5) Dia sedang belajar matematika di kamar kemudian dijawabnya semua soal latihan itu.(6) Ayahnya mengajar Bahasa Indonesia di SMA Negeri 11 Surakarta.(7) Atas perhatiannya, saya ucapkan terima kasih.(8) Waktu dan tempat saya persilakan.(9) Untuk mempersingkat waktu, .......(10) Bunga-bunga mawar, melati, dan kenanga sangat disukainya. (11) Apel, mangga, dan durian adalah buah-buahan yang sangat enak.(12) Silakan Saudara maju ke depan! (13) Bajunya berwarna merah.(14) Jika kita berusaha dengan sungguh-sungguh, maka kita akan mendapatkan hasil yang maksimal.(15) Meskipun hidupnya menderita, akan tetapi ia tidak pernah mengeluh.Sebelum kita bahas kalimat tersebut di atas satu per satu, terlebih dahulu kita harus memahami bagaimana menggunakan kalimat efektif itu. Ada beberapa hal untuk menentukan apakah suatu kalimat bisa dikatakan sebagai kalimat efektif atau bukan.Setelah kita mengetahui beberapa prinsip pembentukan kalimat efektif, ada baiknya kita mulai memahami mengapa kalimat nomor 1 sampai dengan nomor 15 bukan merupakan kalimat efektif.(1) Di dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat membantu keselamatan umum.(2) Bagi yang merasa kehilangan harap segera mengambilnya di ruang guru. (3) Dalam pertemuan itu menghasilkan keputusan yang memuaskan semua pihak.Kalimat (1) s.d (3) di atas tidak memiliki kelengkapan fungsi kalimat. Jika kita analisis, kalimat (1) di dalam keputusan itu (keterangan), merupakan (predikat), kebijaksanaan yang dapat membantu keselamatan umum (pelengkap). Dengan demikian kalimat ini bukanlah kalimat yang efektif karena tidak memiliki kesatuan gagasan. Fungsi subjek tidak hadir dalam kalimat (1) ini. Agar menjadi kalimat efektif, fungsi subjek harus dihadirkan dengan cara menghilangkan kata di dalam. Dengan demikian kalimat (1) menjadi (1a) Keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat membantu keselamatan umum. Demikian pula untuk kalimat (2) dan (3), fungsi subjek harus dihadirkan dengan cara menghilangkan kata bagi untuk kalimat (2), dan kata dalam untuk kalimat (3), sehingga kalimat tersebut akan menjadi(2a) Yang merasa kehilangan harap segera mengambilnya di ruang guru. (3a) Pertemuan itu menghasilkan keputusan yang memuaskan semua pihak.Dari pembahasan tersebut di atas jelaslah bahwa menggunakan kalimat efektif harus memperhatikan kelengkapan fungsi-fungsi kalimatnya. Paling tidak, fungsi subjek dan predikat dalam sebuah kalimat harus dihadirkan. Fungsi subjek dan predikat merupakan unsur inti sebuah kalimat.Perhatikan kembali kalimat (4), (5), dan (6) di atas. Sepintas kalimat tersebut tidak ada permasalahan. Namun, apabila kita cermati ternyata kalimat-kalimat tersebut tidak memiliki kesejajaran antarunsur pembentuknya. Dalam kalimat (4) verba menolong merupakan verba aktif berafiks meng-, sedangkan dipapahnya merupakan verba pasif berafiks di-. Begitu pula dengan kalimat (5), verba belajar merupakan verba aktif berafiks ber- sedangkan verba dijawabnya merupakan verba pasif berafiks di-. Verba pertama dan kedua dalam kalimat di atas tidak sejajar. Agar kalimat (4) dan (5) tersebut efektif, bentuk verbanya harus diubah sehingga menjadi verba yang sejajar. Verba tersebut boleh dijadikan verba aktif maupun pasif. Dengan demikian, kalimat (4) dan (5) akan menjadi (4a) Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan. (4b) Anak itu ditolong (oleh) kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (5a) Dia sedang belajar matematika di kamar kemudian menjawab semua soal latihan itu. (5b) Matematika sedang dipelajarinya di kamar kemudian dijawabnya semua soal itu.Sekarang kita perhatikan kalimat (6), (7), (8), dan (9). Kalimat-kalimat tersebut sepintas tidak bermasalah. Namun, apabila kita perhatikan ternyata kalimat-kalimat ini tidak bisa diterima oleh akal sehat (tidak masuk akal). Pada kalimat (6), Bahasa Indonesia bukanlah benda hidup yang bisa diajar. Kalimat (7) juga tidak jauh berbeda. Dalam menulis surat kita berhadapan dengan orang yang akan membaca surat tersebut. Artinya kita berhadapan dengan orang kedua. Namun, kalimat (7) ternyata menggunakan kata ganti orang ketiga nya (dia) yang notabene tidak hadir dalam komunikasi tersebut. Alangkah konyolnya jika kita berbicara dengan orang kedua tetapi menggunakan bentuk orang ketiga. Demikian pula untuk kalimat (8). Siapa yang dipersilakan? Orang atau waktu dan tempat? Tentu saja yang dimaksudkan adalah orangnya bukan waktu dan tempatnya. Dari sudut pandang ini saja kalimat (8) tidak bisa dikatakan sebagai kalimat yang masuk akal. Hal itu juga terjadi pada kalimat (9). Siapa yang bisa mempersingkat waktu? Kita semua diberi waktu yang sama dalam sehari, yaitu 24 jam. Kalimat ini perlu diubah agar maknanya menjadi jelas.Dengan demikian kalimat (6), (7), (8), dan (9) seharusnya diubah menjadi :(6a) Ayahnya mengajarkan Bahasa Indonesia di SMA Negeri 11 Surakarta. (7a) Atas perhatian Anda/ Saudara/ Bapak/ Ibu, saya ucapkan terima kasih.Perlu diperhatikan untuk kalimat (7a), pemakaian kata ucapkan digunakan ketika kita sedang berkomunikasi secara lisan. Tetapi, jika dalam bahasa tulis kita gunakan kata sampaikan. Mengapa demikian, karena bahasa tulis tidak bisa berucap. Yang bisa berucap adalah ketika kita berbahasa lisan. (8a) Yang terhormat saya/ kami persilakan.(9a) Agar pembicaraan kita tidak terlalu lama .Sekarang kita perhatikan kalimat (10) s.d. (14). Penggunaan bentuk ulang pada kalimat (10) bunga-bunga dan (11) buah-buahan tidak efektif karena pemeriannya sudah menyatakan majemuk sehingga seharusnya kita tidak menggunakan bentuk ulang. Kalimat (12) juga tidak efektif. Penggunaan frasa maju ke depan dalam kalimat ini seharusnya tidak berlebihan seperti itu. Bukankah maju selalu ke depan? Contoh lain yang seperti ini misalnya: mundur ke belakang, naik ke atas, turun ke bawah. Kalimat (13) juga mengandung kata yang tidak hemat pengunaannya. Merah sudah menyatakan suatu warna sehingga pemakaian kata warna seharusnya dihindari jika kita ingin menyebutkan suatu warna. Ketidakefektifan kalimat (14) dan (15) tampak pada pengunaan konjungsi yang berlebihan. Penggunaan konjungsi jika maka, atau meskipun akan tetapi tidak hemat. Seharusnya jika kita sudah menggunakan konjungsi jika untuk digunakan dalam suatu klausa, kita tidak perlu menambah dengan kata maka untuk dirangkaikan dengan klausa berikutnya. Demikian pula dengan konjungsi meskipun akan tetapi . Dengan demikian kalimat (10) s.d. (15) seharusnya diubah menjadi (10a) Bunga mawar, melati, dan kenanga sangat disukainya. (11a) Apel, mangga, dan durian adalah buah yang sangat enak. (12a) Silakan Saudara maju! (13a) Bajunya merah. (14a) Jika kita berusaha dengan sungguh-sungguh, kita akan mendapatkan hasil yang maksimal. (14b) Kita akan mendapatkan hasil yang maksimal jika kita berusaha dengan sungguh-sungguh. (15a) Meskipun hidupnya menderita, ia tidak pernah mengeluh. (15b) Ia tidak pernah mengeluh meskipun hidupnya menderita.Perhatikan kalimat (14a) dan (14b), (15a) dan (15b) di atas. Jika anak kalimat mendahului induk kalimat, diberi tanda koma (,) di antaranya. Tetapi, jika induk kalimat berada di depan, tidak perlu diberi tanda koma (,). Masih banyak contoh lain yang seperti ini. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati dalam menggunakan konjungsi-konjungsi semacam ini.Berikut ini akan disampaikan beberapa pola kesalahan yang umum terjadi dalam penulisan serta perbaikannya agar menjadi kalimat yang efektif :1. Penggunaan dua kata yang sama artinya dalam sebuah kalimat :- Sejak dari usia delapan tauh ia telah ditinggalkan ayahnya.(Sejak usia delapan tahun ia telah ditinggalkan ayahnya.)- Hal itu disebabkan karena perilakunya sendiri yang kurang menyenangkan.(Hal itu disebabkan perilakunya sendiri yang kurang menyenangkan.-Ayahku rajin bekerja agar supaya dapat mencukupi kebutuhan hidup.(Ayahku rajin bekerja agar dapat memenuhi kebutuhan hidup.)2. Penggunaan kata berlebih yang mengganggu struktur kalimat :- Menurut berita yang saya dengar mengabarkan bahwa kurikulum akan segera diubah.(Berita yang saya dengar mengabarkan bahwa kurikulum akan segera diubah. / Menurut berita yang saya dengar, kurikulum akan segera diubah.)-Kepada yang bersalah harus dijatuhi hukuman setimpal.(Yang bersalah harus dijatuhi hukuman setimpal.)3. Penggunaan imbuhan yang kacau :-Yang meminjam buku di perpustakaan harap dikembalikan.(Yang meminjam buku di perpustakaan harap mengembalikan. / Buku yang dipinjam dari perpustakaan harap dikembalikan)-Ia diperingati oleh kepala sekolah agar tidak mengulangi perbuatannya.(Ia diperingatkan oleh kepala sekolah agar tidak mengulangi perbuatannya.4. Kalimat tak selesai :- Manusia yang secara kodrati merupakan mahluk sosial yang selalu ingin berinteraksi.(Manusia yang secara kodrati merupakan mahluk sosial, selalu ingin berinteraksi.)- Rumah yang besar yang terbakar itu.(Rumah yang besar itu terbakar.)5. Penggunaan kata dengan struktur dan ejaan yang tidak baku :- Kita harus bisa merubah kebiasaan yang buruk.(Kita harus bisa mengubah kebiasaan yang buruk.) Kata-kata lain yang sejenis dengan itu antara lain menyolok, menyuci, menyontoh, menyiptakan, menyintai, menyambuk, menyaplok, menyekik, menyampakkan, menyampuri, menyelupkan dan lain-lain, padahal seharusnya mencolok, mencuci, mencontoh, menciptakan, mencambuk, mencaplok, mencekik, mencampakkan, mencampuri, mencelupkan.- Pertemuan itu berhasil menelorkan ide-ide cemerlang. (Pertemuan itu telah menelurkan ide-ide cemerlang.)- Gereja itu dilola oleh para rohaniawan secara professional.(Gereja itu dikelola oleh para rohaniwan secara professional.)6. Penggunaan tidak tepat kata di mana dan yang mana :- Saya menyukainya di mana sifat-sifatnya sangat baik.(Saya menyukainya karena sifat-sifatnya sangat baik.)- Rumah sakit di mana orang-orang mencari kesembuhan harus selalu bersih.(Rumah sakit tempat orang-orang mencari kesembuhan harus selalu bersih.)7.Penggunaan kata daripada yang tidak tepat :- Seorang daripada pembatunya pulang ke kampung kemarin.(Seorang di antara pembantunya pulang ke kampung kemarin.)- Seorang pun tidak ada yang bisa menghindar daripada pengawasannya.(Seorang pun tidak ada yang bisa menghindar dari pengawasannya.)- Tendangan daripada Ricky Jakob berhasil mematahkan perlawanan musuh.(Tendangan Ricky Jakob berhasil mematahkan perlawanan musuh.)8. Pilihan kata yang tidak tepat :- Dalam kunjungan itu Presiden Yudhoyono menyempatkan waktu untuk berbincang bincang dengan masyarakat.(Dalam kunjungan itu Presiden Yudhoyono menyempatkan diri untuk berbincang-bincang dengan masyarakat.)- Bukunya ada di saya.(Bukunya ada pada saya.)9. Kalimat ambigu yang dapat menimbulkan salah arti :- Usul ini merupakan suatu perkembangan yang menggembirakan untuk memulai pembicaraan damai antara komunis dan pemerintah yang gagal.Kalimat di atas dapat menimbulkan salah pengertian. Siapa/apa yang gagal? Pemerintahkah atau pembicaraan damai yang pernah dilakukan? Akan benar jika menjadi kalimat seperti :(Usul ini merupakan suatu perkembangan yang menggembirakan untuk memulai kembali pembicaraan damai yang gagal antara pihak komunis dan pihak pemerintah.)-Sopir Bus Santosa yang Masuk Jurang Melarikan Diri.Judul berita di atas dapat menimbulkan salah pengertian. Siapa/apa yang dimaksud Santosa? Nama sopir atau nama bus? Yang masuk jurang busnya atau sopirnya?(Bus Santoso Masuk Jurang, Sopirnya Melarikan Diri.)10. Pengulangan kata yang tidak perlu :- Dalam setahun ia berhasil menerbitkan 5 judul buku setahun.(Dalam setahun ia berhasil menerbitkan 5 judul buku.)- Film ini menceritakan perseteruan antara dua kelompok yang saling menjatuhkan, yaitu perseteruan antara kelompok Tang Peng Liang dan kelompok Khong Guan yang saling menjatuhkan.(Film ini menceritakan perseteruan antara kelompok Tan Peng Liang dan kelompok Khong Guan yang saling menjatuhkan.)11.Kata kalau yang dipakai secara salah :- Dokter itu mengatakan kalau penyakit AIDS sangat berbahaya.(Dokter itu mengatakan bahwa penyakit AIDS sangat berbahaya.)- Siapa yang dapat memastikan kalau kehidupan anak pasti lebih baik daripada orang tuanya?(Siapa yang dapat memastikan bahwa kehidupan anak pasti lebih baik daripada orang tuanya?)

BAB IIIPENERAPAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP

Dalam silabus pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Pertama (SMP) kelas VII, kalimat efektif terdapat pada setiap tingkat yaitu :A. Kelas VII 1. Semester 1Terdapat dalam Standar Kompetensi Menulis 4 yaitu Mengungkapkan pikiran dan pengalaman dalam buku harian dan surat pribadi.dengan Kompetensi Dasar :a. 4.2 Menulis surat pribadi dengan memperhatikan komposisi, isi, dan bahasa.b. 4.3. Menulis teks pengumuman dengan bahasa yang efektif, baik, dan benar2. Semester 2Terdapat dalam Standar Kompetensi Berbicara 10 yaitu Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan pengalaman melalui kegiatan menanggapi cerita dan telepon dengan Kompetensi Dasar 10.2. Bertelepon dengan kalimat yang efektif dan bahasa yang santun.

Standar Kompetensi Membaca 11 yaitu Memahami wacana tulis melalui kegiatan membaca intensif dan membaca memindai dengan Kompetensi Dasar :a. 11.1 Mengungkapkan hal-hal yang dapat diteladani dari buku biografi yang dibaca secara intensif.b. 11.2 Menemukan gagasan utama dalam teksStandar Kompetensi Menulis 12 yaitu Mengungkapkan berbagai informasi dalam bentuk narasi dan pesan singkat dengan Kompetensi Dasar :a. 12.1 Mengubah teks wawancara menjadi narasi dengan memperhatikan cara penulisan kalimat langsung dan tak langsung.b. 12.2 Menulis pesan singkat sesuai dengan isi, dengan menggunakan kalimat efektif dan bahasa yang santun.

B. Kelas VIII 1. Semester 1Terdapat dalam Standar Kompetensi Berbicara 2 yaitu Mengungkap berbagai informasi melalui wawancara dan presentasi laporan dengan Kompetensi Dasar :a. 2.1 Berwawancara dengan narasumber dari berbagai kalangan dengan perhatikan etika berwawancara.b. 2.2 Menyampaikan laporan secara lisan dengan bahasa yang baik dan benarTerdapat dalam Standar Kompetensi Menulis 4 yaitu Mengungkapkan informasi dalam bentuk laporan, surat dinas, dan petunjuk dengan Kompetensi Dasar :a. 4.1 Menulis laporan dengan bahasa yang baik dan benar.b. 4.2 Menulis surat dinas berkenaan dengan kegiatan sekolah dengan sistematika yang tepat dan bahasa baku.c. 4.3 Menulis petunjuk melakukan sesuatu dengan urutan yang tepat dan menggunakan bahasa yang efektif.Terdapat dalam Standar Kompetensi Mendengarkan 9 yaitu Memahami isi berita radio/televisi dengan Kompetensi Dasar 9.1 Menemukan pokok-pokok berita (apa, siapa, mengapa, di mana, kapan, dan bagaimana) yang didengar atau ditonton melalui radio/televisi.

2. Semester 2 Terdapat dalam Standar Kompetensi Berbicara 10 yaitu Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan pengalaman melalui kegiatan menanggapi cerita dan telepon dengan Kompetensi Dasar 10.2. Bertelepon dengan kalimat yang efektif dan bahasa yang santun.Terdapat dalam Standar Kompetensi Membaca 11 yaitu Memahami wacana tulis melalui kegiatan membaca intensif dan membaca memindai dengan Kompetensi Dasar :a. 11.1 Mengungkapkan hal-hal yang dapat diteladani dari buku biografi yang dibaca secara intensif.b. 11.2 Menemukan gagasan utama dalam teksTerdapat dalam Standar Kompetensi Menulis 12 yaitu Mengungkapkan berbagai informasi dalam bentuk narasi dan pesan singkat dengan Kompetensi Dasar :a. 12.1 Mengubah teks wawancara menjadi narasi dengan memperhatikan cara penulisan kalimat langsung dan tak langsung.b. 12.2 Menulis pesan singkat sesuai dengan isi, dengan menggunakan kalimat efektif dan bahasa yang santun.

C. Kelas IX 1. Semester 1Terdapat dalam Standar Kompetensi Berbicara 2 yaitu Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam bentuk komentar dan laporan dengan Kompetensi Dasar 2.2 Melaporkan secara lisan berbagai peristiwa dengan mengguna-kan kalimat yang jelas.Terdapat dalam Standar Kompetensi Menulis 8. Mengungkapkan kembali pikiran, perasaan, dan pengalaman dalam cerita pendek dengan Kompetensi Dasar 8.1 Menulis kembali dengan kalimat sendiri cerita pendek yang pernah dibaca.2. Semester 2 Terdapat dalam Standar Kompetensi Menulis 12. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam bentuk karya ilmiah sederhana, teks pidato, surat pembaca dengan Kompetensi Dasar :a. 12.1 menulis karya tulis sederhana dengan menggunakan berbagai sumber.b. 12.2 Menulis teks pidato/ceramah/ khotbah dengan sistematika dan bahasa yang efektif.c. 12.3 Menulis surat pembaca tentang lingkungan sekolah.Terdapat dalam Standar Kompetensi Berbicara 10 yaitu Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan pengalaman melalui kegiatan menanggapi cerita dan telepon dengan Kompetensi Dasar 10.2. Bertelepon dengan kalimat yang efektif dan bahasa yang santun.

DAFTAR PUSTAKA

Andayani. 2009. Materi Perkuliahan PPS UNS : Kalimat Efektif.. Tidak diterbitkan.Baynham, Mike. (1995). Literacy Practices: Investigating Literacy in Social Contexts. London: Longman.E. Kosasih dkk. 2002. Intisari Bahasa Indonesia. Bandung : CV. Pustaka SetiaGorys Keraf .(1983). Komposisi. Jakarta: Gramedia.Yus Rusyana. (1984). Bahasa & Sastra dalam Gamitan Pendidikan. Bandung: CV Diponegoro.Warriner. (1958). English Grammar and Composition. New York: Harcourt, Brace and World Inc.Weaver, Ricard M. (1968). Composition. New York: Holt. Pinahart and Winston.http://dinnwangsadidjaya.blogspot.com/2012/02/v-behaviorurldefaultvmlo.html.17.13.09.11.13