tugas Batubara

Embed Size (px)

DESCRIPTION

batubara

Citation preview

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Salah satu jenis bahan bakar yang melimpah di

    dunia adalah batubara. Pembakaran batubara

    merupakan metode pemanfaatan batubara yang telah

    sekian lama dilakukan. Batubara adalah suatu material

    solid yang sangat heterogen, bahkan beberapa ahli

    mengatakan bahwa batubara adalah material solid

    yang paling sukar untuk diambil samplenya secara

    representative. Hal ini dapat dimaklumi mengingat

    pembentukan batubara yang berasal dari tumbuhan

    yang sangat heterogen jenisnya. Selain itu faktor

    lingkungan selama proses pembentukan (coalification)

    ikut menambah heterogennya sifat-sifat atau

    karakteristik batubara tersebut. Oleh karena itu,

    berbagai penelitian dan pengujian statistic dilakukan

    oleh komite-komite standard internasional seperti ISO

    standard, ASTM standard, JIS, dan lain-lain dalam

    menentukan metoda pengambilan sample yang

  • 2

    representative. Komite-komite standard tersebut secara

    terus menerus mengupdate metoda-metoda sampling

    dan preparasi untuk batubara agar metoda

    pengambilan sample untuk batubara tersebut lebih

    sempurna sehingga sample batubara dapat diambil

    secara representative. Metoda standard untuk

    pengambilan sample tersebut sesuai dengan

    perkembangannya telah mengalami revisi-revisi atau

    update dengan metoda-metoda yang lebih mutakhir.

    Preparasi sample adalah pengurangan massa dan

    ukuran dari gross sample sampai pada massa dan

    ukuran yang cocok untuk analisa di Laboratorium.

    Untuk memperbaiki kualitas batubara, maka dilakukan

    pencucian batubara, agar batubara tersebut memenuhi

    syarat penggunaan tertentu. Termasuk didalamnya

    pembersihan untuk mengurangi impurities anorganik.

    Karakteristik batubara dan impurities yang utama

    ditinjau dari segi pencucian secara mekanis ialah

    komposisi ukuran yang disebut size consist, perbedaan

    berat jenis dari material yang dipisahkan, kimia

  • 3

    permukaan, friability relatif dari batubara dan

    impuritiesnya serta kekuatan dan kekerasan.

    Masalah yang muncul sebgai akibat pembakaran

    langsung batubara adalah emisi gas sulfur dioksida.

    Sulfur yang terdapat dalam batubara perlu

    disingkirkan karena sulfur dapat menyebabkan

    sejumlah dampak negatif bagi lingkungan.

    1.2 Tujuan

    Untuk menambah wawasan tentang

    pemahaman proses preparasi dan pencucian

    batubara

    Mengetahui proses preparasi sampel batubara

    Mengetahui proses pencucian batubara

  • 4

    BAB II

    STUDI PUSTAKA

    2.1. BATUBARA

    Batubara adalah suatu batuan sedimen tersusun atas

    unsur karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, dan sulfur.

    Dalam proses pembentukannya, batubara diselipi

    batuan yang mengandung mineral. Bersama dengan

    moisture, mineral ini merupakan pengotor batubara

    sehingga dalam pemanfaatannya, kandungan kedua

    materi ini sangat berpengaruh. Dari ketiga jenis

    pemanfaatan batubara, yaitu sebagai pembuat kokas,

    bahan bakar, dan batubara konversi, pengotor ini harus

    diperhitungkan karena semakin tinggi kandungan

    pengotor, maka semakin rendah kandungan karbon,

    sehingga semakin rendah pula nilai panas batubara

    tersebut.

    Batubara indonesia berada pada perbatasan antara

    batubara subbitumen dan batubara bitumen, tetapi

    hampir 59% adalah lignit. Menurut hasil eksplorasi

    pada tahun 1999 akhir, sumber daya batubara

  • 5

    indonesia jumlahnya sekitar 38,8 miliar ton, dan

    sampai tahun 2003 sekitar 57,85 miliar ton.

    Kemajuan pesat teknologi industri khususnya sejak

    akhir tahun 1950-an membuat konsumsi energi

    meningkat sangat pesat. Hal ini membuat pemakaian

    bahan bakar fosil (minyak bumi, gas alam dan

    batubara) secara besar-besaran tidak terhindarkan.

    Bahan bakar fosil yang mudah di eksplorasi dan dapat

    diperoleh dalam jumlah besar adalah batubara dengan

    biaya yang tidak terlalu tinggi menjadi sumber energi

    utama dunia selama berpuluh-pulu tahun.Tetapi

    pemakain bahan bakar batubara secara besar-besaran

    juga membawa dampak yang sangat serius terhadap

    lingkungan terutama isu global warming dan hujan

    asam.

    Batubara memiliki keunggulan dibandingkan bahan

    bakar fosil lainnya, yaitu:

    1. Jumlah batubara yang economically exploitable

    lebih banyak.

    2. Distribusi batubara di seluruh dunia lebih merata.

  • 6

    Batubara jug memiliki kelemahan, antara lain:

    1. Karena komposisi coal adalah CHONS + Ash, coal

    identik dengan bahan bakar yang kotor dan tidak

    ramah lingkungan.

    2. Dibanding bahan bakar fosil lainnya, jumlah

    kandugan C per mol dari batubara jauh lebih besar.

    Hal ini menyebabkan pengeluaran CO2 dari

    batubara juga jauh lebih banyak. Demikian juga

    dengan kandungan sulfur (S) dn nitrogen (N) nya yang

    bila keluar ke udara bebas bisa menjadi H2SO4 dan

    HNO3 yang merupakan penyebab hujan asam.

    2.1.1 Proses Pembentukan Batubara

    Tahap Pertama : Pembentukan gambut

    Iklim bumi selama zaman batubara adalah tropis

    dan berjenis-jenis tumbuh-tumbuhan subur di daerah

    rawa membentuk suatu hutan tropis. Setelah banyak

    tumbuhan yang mati dan menumpuk di atas tanah,

    tumpukan itu semakin lama semakin tebal

    menyebabkan bagian dasar dari rawa turun secara

    perlahan-lahan dan material tetumbuhan tersebut

  • 7

    diuraikan oleh bakteri dan jamur. Tahap ini

    merupakn tahap awal dari rangkaian pembentukan

    batubara yang ditandai oleh reaksi biokimia yang

    luas. Selama proses penguraian tersebut, protein,

    kanji, dan selulosa mengalami penguraian lebih

    cepat bila dibandingkan dengan penguraian material

    kayu (lignin) dan bagian tetumbuhan yang berlilin

    (kulit ari daun, dinding spora, dan tepung sari).

    Karena itulah dalam batubara yang muda masih

    terdapat ranting, daun, spora, bijih, dan resin,

    sebagai sisa tumbuhan. Bagian-bagian tumbuhan itu

    terurai di bawah kondisi aerob menjadi karbon

    dioksida, air dan amoniak, serta dipengaruhi oleh

    iklim. Proses ini disebut proses pembentukan humus

    dan sebagai hasilnya adalah gambut.

    Tahap Kedua : Pembentukan lignit

    Proses terbentuknya gambut berlangsung tanpa

    menutupi endapan gambut tersebut. Di bawah

    kondisi yang asam, dengan di bebaskannya H2O,

    CH4, dan sedikit CO2. Terbentuklah material

    dengan rumus C65H4O30 yang pada keadaan kering

  • 8

    akan mengandung karbon 61,7%, hidrogen 0,3% dan

    oksigen 38%.

    Dengan berubahnya topograpi daerah di

    sekelilingnya, gambut menjadi terkubur di bawah

    lapisan lanau (silt ) dan pasir yang diendapkan oleh

    sungai dan rawa. Semakin dalam terkubur, semakin

    bertambah timbunan sedimen yang menghimpitnya.

    Sehingga tekanan pada lapisan gambut bertambah

    serta suhu naik dengan jelas.

    Tahap ini merupakan tahap kedua dari proses

    penbentukan batubara atau yang disebut Tahap

    metamorfik.

    Penutupan rawa gambut memberikan

    kesempatan pada bakteri untuk aktif dan penguraian

    dalam kondisi basa menyebabkan dibebaskannya

    CO2, sehingga kandungan hidrogen dan karbon

    bertambah. Tahap kedua dari proses pembentukan

    batubara ini adalah tahap pembentukan lignit, yaitu

    batubara rank rendah yang mempunyai rumus

    perkiraan C79H5,5O14,1. dalam keadaan kering, lignit

  • 9

    mengandung karbon 80,4%, hidrogen 0,5%, dan

    oksigen 19,1%.

    Tahap Ketiga : Pembentukan Batubara

    Subbitumen

    Tahap selanjutnya dari proses

    pembentukan batubara ialah pengubahan batubara

    bitumen rank rendah menjadi batubara bitumen rank

    pertengahan dan rank tinggi. Selama tahap ketiga,

    kandungan hidrogen akan tetap konstan dan oksigen

    turun. Tahap ini merupakan tahap pembentukan

    batubara subbitumen (sub-bituminous coal).

    Tahap Keempat : Pembentukan Batubara

    Bitumen

    Dalam tahap keempat atau tahap pembentukan

    batubara bitumen (bituminous coal), kandungan

    hidrogen turun dengan menurunnya jumlah oksigen

    secara perlahan-lahan, tidak secepat tahap-tahap

    sebelumnya. Produk sampingan dari tahap ketiga

    dan keempat ialah CH4, CO2, dan mungkin H2O.

  • 10

    Tahap Kelima : Pembentukan Antrasit

    Tahap kelima adalah antrasitisasi. Dalam tahap

    ini, oksigen hampir konstan, sedangkan hidrogen

    turun lebih cepat dibandingkan tahap-tahap

    sebelumnya. Proses pembentukan batubara terlihat

    merupakan serangkaian reaksi kimia. Kecepatan

    reaksi kimia ini dapat diatur oleh suhu dan atau

    tekanan.

    Tabel 2.1 Susunan unsur gambut, lignit, batubara

    subbitumen, bitumen, dan antrasit

    Karbon Volatile

    Matter

    Calorivic Value Moisture

    Gambut

    Lignit

    Subbitumen

    Bitumen

    60%

    60-71%

    71-77%

    77-87%

    > 53%

    53-49%

    49-42%

    42-29%

    16,8 MJ/kg

    23,0 MJ/kg

    29,3 MJ/kg

    36,3 MJ/kg

    > 75% insitu

    35% insitu

    25-10% insitu

    8% insitu

    ( Muchjidin, Pengendalian Mutu Dalam Industri

    Batubara, 2006)

    2.2. Kandungan Batubara

    Disamping unsur-unsur karbon, hidrogen,

    oksigen, belerang, dan nitrogen di dalam batubara

  • 11

    ditemukan pula unsur-unsur logam yang berasal

    dari pengotor batubara, yaitu lapisan batubara yang

    tersisip dan terperangkap diantara lapisan batubara.

    Secara kimia, batubara tersusun atas tiga

    komponen utama, yaitu :

    1. Air yang terikat secara fisika, dapat dihilangkan

    pada suhu sampai 1050C, disebut moisture.

    2. Senyawa batubara atau coal substance atau coal

    matter, yaitu senyawa organik yang

    terutama terdiri atas atom karbon, hidrogen,

    oksigen, sulfur, dan nitrogen.

    3. Zat mineral atau mineral matter, yaitu suatu

    senyawa anorganik.

    a. Moisture

    Dalam batubara moisture paling sedikit terdiri

    atas satu senyawa kimia tunggal. Wujudnya dapat

    berbentuk air yang dapat mengalir dengan cepat

    dari dalam sampel batubara, senyawa teradsorpsi,

    atau sebagai senyawa yang terikat secara kimia.

    Sebagian moisture merupakan komponen zat

    mineral yang tidak terikat pada batubara.

  • 12

    Moisture didefinisikan sebagai air yang dapat

    dihilangkan bila batubara dipanaskan sampai 105

    0C. Semua batubara mempunyai pori-pori berupa

    pipa kapiler. Dalam keadaan alami, pori-pori ini

    dipenuhi oleh air. Didalam standar ASTM, air ini

    disebut moisture bawaan (inherent moisture).

    Ketika batubara ditambang dan diproses, air dapat

    teradsorpsi pada permukaan kepingan batubara, dan

    standar ASTM menyebutnya sebagai moisture

    permukaan (surface moisture).

    Moisture yang datang dari luar saat batubara itu

    ditambang dan diangkut atau terkena hujan selama

    penyimpanan disebut free moisture (istilah ini

    dikemukakan dalam standar ISO) atau air dry loss

    (istilah yang digunakan oleh ASTM). Moisture ini

    dapat dihilangkan dari batubara dengan cara

    dianginkan atau dikering-udarakan. Moisture in air

    dried sample (ISO) atau residual moisture (ASTM)

    ialah moisture yang hanya dapat dihilangkan bila

    sampel batubara kering-udara yang berukuran lebih

    kecil dari 3 mm (istilahnya batubara ukuran minus

  • 13

    3 mm atau -3 mm) dipanaskan hingga 105 0C.

    Penjumlahan antara free moisture dan residual

    moisture disebut total moisture. Dalam analisis

    batubara, yang ditentukan hanya moisture yang

    terikat secara fisika, sedangkan yang terikat secara

    kimia (air hidratasi) tidak ditentukan.

    Jenis-jenis moisture yang biasanya ditentukan

    dalam analisis batubara adalah:

    1) Total Moisture (TM)

    2) Free Moisture (FM) atau Air Dry Loss (ADL)

    3) Residual Moisture (RM) atau Moisture in air

    dried sample (MAD)

    4) Equilibrium moisture (EQM) atau Moisture

    holding capacity (MHC)

    5) Moisture in the analysis sample (dalam analisis

    proksimat, disingkat Mad).

    Total Moisture (TM), disebut pula sebagai as

    received moisture (istilah yang digunakan oleh

    pembeli batubara) atau as sampled moisture (istilah

    yang digunakan oleh penjual batubara),

    menunjukkan pengukuran jumlah semua air yang

  • 14

    tidak terikat secara kimiawi, yaitu air yang

    teradsorpsi pada permukaan, air yang ada dalam

    kapiler (pori-pori) batubara, dan air terlarut

    (dissolved water). Total Moisture didefinisikan

    sebagai penjumlahan dari air dry loss (free

    moisture) dan residual moisture (misture in air

    dried sample).

    b. Zat mineral

    Zat mineral atau mineral matter terdiri atas

    komponen-komponen yang dapat dibedakan secara

    kima dan fisika. Zat mineral terdiri atas ash (abu)

    dan zat anorganik yang mudah menguap (inorganic

    volatile matter). Apabila batubara dibakar akan

    terbentuk ash yang terdiri atas berbagai oksida

    logam pembentuk batuan, sedangkan zat anorganik

    yang mudah menguap akan pecah menjadi gas

    karbon dioksida (dari karbonat-karbonat), sulfur

    (dari pirit), dan air yang menguap dari lempung.

    Material anorganik, yaitu mineral bukan

    karbonat yang merupakan bagian dari struktur

    tumbuhan, adalah zat mineral bawaan di dalam

  • 15

    batubara yang persentasenya relatif kecil. Zat

    mineral dari luar yang kemungkinana berasal dari

    debu atau serpih yang tebawa air atau yang larut

    dalam air selama pembentukan gambut atau

    tahapan selanjutnya dari pembentukan batubara

    persentasenya lebih besar dan bervariasi, baik

    jumlah maupun susunannya.

    Mineral terbanyak di dalam batubara, yaitu

    kaolin, lempung, pirit, dan kalsit. Semua mineral itu

    akan mempertinggi kadar silikon lainnya. Oksida

    alumunium, besi, dan kalsium, di dalam ash.

    Kemudian menyusul berbagai senyawa magnesium,

    natrium, kalium, mangan, fosfor, dan sulfur yang

    didapatkan dalam ash dengan persentase yang

    berbeda-beda.

    c. Senyawa batubara

    Senyawa batubara terdiri atas zat organik yang

    mudah menguap dan fixed carbon. Zat organik

    yang mudah menguap kebanyakan tersusun atas (1)

    gas-gas yang dapat terbakar seperti hidrogen,

    karbon monoksida, dan metan, (2) uap yang dapat

  • 16

    mengembun, seperti tar dengan sedikit kandungan

    gas yang dapat terbakar, dan (3) uap seperti karbon

    dioksida dan air, yang terbentuk dari penguraian

    senyawa karbon secara termis. Kandungan volatile

    matter (gabungan zat organik dan anorganik yang

    mudah menguap) berkaitan sekali dengan peringkat

    batubara dan merupakan parameter yang penting

    dalam mengklasifikasikan batubara.

    Fixed carbon merupakan residu yang tersisa

    setelah moisture dan volatile matter dihilangkan.

    Senyawa ini yang terdiri atas unsur-unsur karbon,

    hidrogen, oksigen, sulfur, dan nitrogen, dapat

    dibakar.

    2.3. SAMPEL

    Sampel adalah bagian kecil dari sejumlah

    produksi atau lapangan batubara yang diambil

    dengan cara tertentu/baku (diakui secara ilmiah dan

    resmi), dikemas dan kemudian dianalisis di

    laboratorium untuk mengetahui jenis, kualitas,

    komposisi dan sifat-sifatnya.

  • 17

    2.4. PREPARASI BATUBARA

    2.4.1 Preparasi Sampel

    Proses preparasi sampel terdiri atas empat tahapan

    kerja antara lain :

    1. Pengeringan, jika sampel masih basah dan

    susah untuk di gerus.

    2. Memperkecil ukuran partikel, dengan cara

    milling (crushing dan grinding) yang disebut

    sebagai reduction.

    3. Mencampurkan (mixing) agar sampel menjadi

    homogen.

    4. Mengurangi berat sampel dengan cara

    membaginya menjadi dua bagian atau lebih

    yang disebut divison.

    Tabel 2.2. Berat sampel analitik yang diperlukan

    untuk parameter tertentu

    Parameter Top size

    (mm)

    Berat sample duplikat

    ASTM ISO

    Free

    Moisture

    50

    3

    10 kg

    20 kg

    10 kg

    20 kg

  • 18

    Residual

    Moistuer

    Hardgrove

    Grind.

    Index

    General

    Analysis

    Moisture

    (adb)

    Ash

    Content

    Volatile

    Matter

    Total

    Sulfur

    Calorivic

    Value

    Suhu Leleh

    Ash

    Analisis

    4.75

    0,25/0,2

    *)

    1 kg

    2 g

    2 g

    2 g

    2 g

    2 g

    4 g

    20 g **)

    2 g

    2 g

    2 g

    1 g

    1 kg

    2 g

    2 g

    2 g

    2 g

    2 g

    4 g

    20 g **)

    2 g

    2 g

    2 g

    1 g

  • 19

    Ash

    Fosfor

    Arsen

    Flour

    Klor

    ( Muchjidin, Pengendalian Mutu Dalam Industri

    Batubara, 2006)

    *) -250 m (0,25 mm) untuk standar ASTM dan -

    200 m (0,20 mm) untuk standar ISO

    **) untuk batubara dengan ash content 10 %

    Table 2.3. Berat dan ukuran butir untuk

    penetuan khusus (diambil dari Standar Australia AS

    4264.1-1995)

    Uji Standar

    referensi

    Massa yang

    dibutuhkan

    Ukuran

    partikel

    Analisis

    ayak

    AS 3881 Massa yang

    dibutuhkan

    ditentukan oleh

    nominal top

    size

    Sebelum

    pengujian tidak

    ada pengecilan

    ukuran

  • 20

    Float-and

    sink testing

    AS 4156.1 Massa yang

    dibutuhkan

    ditentukan oleh

    nominal top

    size

    Sebelum

    pengujian tidak

    ada pengecilan

    ukuran

    Indeks

    abrasi

    AS

    1038.19

    10 kg Melewati 16,0

    mm

    Indeks

    Hardgrove

    AS

    1038.20

    1 kg Nominal top

    size 4,0 mm

    Uji Gleserer

    plastometer

    AS 2137 1 kg Melewati 4,0

    mm

    Total

    Moisture

    Metode A

    Metode B

    AS 1038.1 300 g Nominal top

    size 4,0 mm

    Total

    Moisture

    Metode C

    AS 1038.1 4 kg Nominal top

    size 11,2

    Uji pilot

    coke oven

    AS 2267 Ditentukan

    oleh ukuran

    pilot coke oven

    Direferensikan

    untuk tes

    laboratorium

    Analisis

    petrografik

    AS 2061 200 g Nominal top

    size 1,0

  • 21

    Dilatometer AS

    1038.12.3

    1 kg Top size 4,0

    mm

    ( Muchjidin, Pengendalian Mutu Dalam Industri

    Batubara, 2006)

    1) Pengeringan Udara

    Pengeringan udara atau air driying kadang-

    kadang diperlukan dalam tahapan kerja preparasi

    sampel. Faktor yang menentukan diperlukan atau

    tidaknya pengeringan udara adalah apakah batubara

    akan melalui peralatan pembagi sampel atau

    melalui penggerus. Jika sampel langsung akan

    dibagi melalui peralatan pembagi, maka sampel

    tersebut tidak perlu dikeringkan dulu.

    Pengeringan sampai berat yang konstan serta

    suhu yang terus ditinggikan itu tidak perlu untuk

    General Analysis, karena hal ini dapat berakibat

    terjadinya oksidasi pada batubara rank rendah.

    Pengeringan dapat dilakukan di dalam oven atau

    Drying Set suhu 10C di atas suhu kamar. Aturan

  • 22

    pengeringan dalam standard ISO, ASTM, British

    Standard, dan AS.

    Tabel. 2.4 Lamanya waktu pengeringan menurut

    ASTM, ISO, BS, dan AS

    Suhu C

    Waktu pengeringan

    ISO1988 ASTM

    D2013

    BS 1017;

    part 1

    AS 2646.6

    15 diatas

    suhu

    ruangan

    tapi tidak >

    25C

    Lebih baik

    tidak > 24

    jam

    24 jam

    25C

    30C 6 jam 6 jam 24 jam

    40C 6 jam

    45C 3 jam 3 jam 3 jam

    105C

    (hanya

    untuk high

    rank coal)

    1 Jam

  • 23

    10C- 15C

    diatas suhu

    ruangan,

    tapi tidak >

    40C,

    kecuali

    suhu

    ruangan >

    40C

    Sampai

    konstant

    ( Muchjidin, Pengendalian Mutu Dalam Industri

    Batubara, 2006)

    2) Memperkecil ukuran butir

    Dalam ISO R-1213 diberikan definisi beberapa cara

    memperkecil ukuran partikel ini:

    1. to mill ; memparkecil ukuran partikel dengan

    cara crushing, grinding, atau pulverizing.

    2. to crush (meremukkan) ; memperkecil ukuran

    partikel sampel sampai ukuran partikel kasar (>3

    mm).

  • 24

    3. to grind, to pulverized (menggerus,

    melumatkan) ; memperkecil ukuran partikel

    sampel sampai ukuran partikel halus (

  • 25

    dicek secara teratur pada waktu-waktu

    tertentu untuk meyakinkan bahwa 99% hasil

    gerusan melalui ayakan.

    4) Semua penggerus harus selalu bersih.

    Misalnya pada pemakaian hammer mill yang

    selalu menahan batubara setelah penggerusan,

    sehingga pada penggerusan selanjutnya dapat

    mengotori sampel yang akan digerus.

    5) Memperkecil ukuran dengan tangan tidak

    diperbolehkan, kecuali untuk batu bara

    lempengan.

    Peralatan untuk memperkecil ukuran dalam

    standar ISO harus yang bekerja secara mekanis,

    mesin demikian disebut mill. Yang lebih disukai

    adalah high speed mill.

    Peralatan tersebut bermacam-macam

    jenisnya, mulai dari jaw crusher sampai roll

    crusher dan dari mill sampai high speed impact

    pulveriser yang khusus diperuntukkan menggerus

    sampel sampai berukuran -0,2 mm.

    3) Pencampuran

  • 26

    Persyaratan peralatan pencampur adalah tidak

    diperbolehkan 1) memecahkan batu bara, 2)

    menghasilkan debu, 3) membiarkan moisture

    menguap.

    4) Pembagian sampel

    Bila preparasi sampel dimulai dengan

    memperkecil ukuran menjadi ukuran pertengahan

    dan pada langkah kedua diperkecil lagi menjadi

    ukuran akhir, yakni -200m, maka cara ini disebut

    two-stage preparation. Ukuran pertengahan

    umumnya 10 mm atau 3 mm. Setiap pembagian

    dalam two-stage preparation harus mempunyai

    berat minimal:

    10 mm = 10 kg

    3 mm = 2 kg

    1 mm = 0,6 kg

    Apabila ukuran asal dari batubara adalah 120

    mm atau lebih besar lagi, maka cara preparasinya

    adalah theree-stage preparation yang mempunyai

    dua ukuran pertengahan. Dalam cara ini berat

    minimal untuk pembagian tersebut adalah:

  • 27

    10 mm = 15 kg

    3 mm = 3 kg

    1 mm = 1 kg

    2.4.1 Peralatan Preparasi Sampel

    a) Pengering

    Untuk mengeringkan sampel batu bara dapat

    dipakai lantai pengering-udara (air-drying floor)

    atau oven pengering (air-drying oven).

    Lantai pengering-udara. Suatu lantai yang rata

    dan halus serta bersih yang terletak di dalam

    ruangan bebas kontaminasi debu atau material

    lainnya. Ruangan tersebut mempunyai sirkulasi

    udara yang baik tanpa panas yang berlebihan atau

    aliran udara yang berlebihan. Kondisi lantai

    pengeringan-udara sedapat mungkin harus

    mendekati kondisi yang disyaratkan untuk oven

    pengering-udara.

    Oven pengering udara. Suatu alat yang digunakan

    untuk mengalirkan udara yang yang sedikit panas

    pada sampel. Oven harus dapat menjaga suhunya

    antara 10C-15C di atas suhu kamar. Suhu

  • 28

    maksimal oven adalah 40 C. Untuk batubara yang

    mudah sekali teroksidasi, suhu oven tidak boleh

    melebihi 10C diatas suhu kamar.

    b) Penggerus

    Beberapa jenis alat penggerus antara lain adalah :

    Crusher. Ada dua jenis crusher yaitu; hummer mill

    yang fungsinya untuk memecahkan sampel secara

    pukulan atau benturan, jaw crusher yang fungsinya

    untuk memecahkan sampel secara menekan,

    contohnya roll crusher dan jaw crusher.

    Hummer mill. Memiliki keuntungan :reduction

    ratio tinggi, dapat memperkecil batubara

    lempengan (150 mm) dan mempunyai hasil

    penggerusan tinggi, harganya murah, serta tidak

    terlalu makan banyak ruang. Kerugiannya adalah

    mempunyai angin yang deras sehingga dapat

    berpengaruh terhadap sampel Moisture,

    menghasilkan fines yang banyak dan tidak dapat

    dipakai pada batubara basah.

    Double Roll Crusher. Keuntungan dari double roll

    crusher antara lain tidak menimbulkan panas dan

  • 29

    angin, tidak menghasilkan fines yang berlebihan

    dan mudah menangani batubara basah.

    Jaw Crusher. Alat ini cocok untuk meremukkan

    batubara keras dan kering. Untuk memperoleh

    hasil yang halus susah sekali. Kerugian utamanya

    adalah kapasitas rendah (kecuali lempengannya

    besar) dan tidak dapat mengerjakan batubara basah.

    c) Pencampur

    Ada beberapa jenis alat yang memadai yaitu

    paddle mixer, drum mixer, dan double cone mixer

    (untuk batubara berukuran 1.0-0.2 mm).

    Yang dioperasikan secara manual adalah riffle.

    d) Pembagi

    Pembagian sampel dapat dilakukan baik secara

    manual maupun mekanis. Jika pembagian akan

    dilakukan secara manual tetapi tidak menggunakan

    riffle, dapat dilakukan dengan cara yang disebut

    sebagai cara coning and quartering. Prinsipnya

    ialah batu bara dibentuk seperti gunung (timbunan

    mirip kerucut pendek), ditekan sampai rata dan

    kemudian dibagi menjadi 4 bagian yang sama. Dua

  • 30

    bagian yang berlawanan disatukan untuk kemudian

    dibagi empat lagi, begitu seterusnya sampai

    diperoleh berat yang diinginkan. Dua bagian

    lainnya dibuang.

    Umumnya cara ini dipakai untuk membagi

    sampel apabila tidak tersedia riffle di lapangan.

    Riffle digunakan untuk membagi sampel menjadi

    dua bagian sama banyak, kemudian membagi

    setengahnya lagi dan demikian seterusnya hingga

    diperoleh berat yang diinginkan (sama dengan cara

    kerja coning and quartering).

    Peralatan pembagi sampel yang bekerja secara

    mekanis antara lain rotary sample divider (RSD)

    dan slotted belt. Keuntungan alat pembagi sampel

    mekanis ialah reduction ratio dapat divariasikan,

    dan tidak perlu membagi sampel sampai

    setengahnya secara berurutan. Setelah dibagi,

    sampel dapat diperoleh dengan mengambil

    increment kecil yang banyak (diperlukan minimal

    50 increment). Jadi, menghindarkan tahap

    pencampuran.

  • 31

    Rotary Sample Divider. Alat ini terdiri atas

    sejumlah continer misalnya 12 atau 8 yang dibentuk

    seperti segmen-segmen pada pelat berputar sekitar

    60 rpm. Ukuran minimal lubang pintu harus tiga

    kali ukuran terbesar partikel batubara. Jadi,

    sejumlah increment akan terpisah pada setiap

    putarannya, terbagi merata ke settiap kontainer.

    Jika ada 8 segmen, satu kontainer akan

    mengandung fraksi seperdelapan dari jumlah batu

    bara yang masuk ke RSD, sehingga kita dapat

    mengambil fraksi 1/8, atau .

    Slotted belt. Suatu belt conveyor yang tidak

    berakhir mempunyai slot dengan ruang pitch-nya

    diperalati oleh alat berbentuk bibir yang bertindak

    sebagai pagar pemotong.

  • 32

    Gambar 2.1 Rotary Sample Divider (RSD)

    2.5. PENCUCIAN BATUBARA

    2.5.1 Proses Pencucian Batubara

    Pencucian merupakan usaha yang dilkakukan

    untuk memperbaiki kualitas batubara, agar

    batubara tersebut memenuhi syarat penggunaan

    tertentu. Termasuk didalamnya pembersihan untuk

    mengurangi impurities anorganik. Karakteristik

    batubara dan impurities yang utama ditinjau dari

    segi pencucian secara mekanis ialah komposisi

    ukuran yang disebut size consist, perbedaan berat

    jenis dari material yang dipisahkan, kimia

  • 33

    permukaan, friability relatif dari batubara dan

    impuritiesnya serta kekuatan dan kekerasan.

    Ada beberapa cara. Contoh sulfur, sulfur adalah

    zat kimia kekuningan yang ada sedikit di batubara,

    pada beberapa batubara yang ditemukan di Ohio,

    Pennsylvania, West Virginia dan eastern states

    lainnya, sulfur terdiri dari 3 sampai 10 % dari

    berat batu bara, beberapa batu bara yang

    ditemukan di Wyoming, Montana dan negara-

    negara bagian sebelah barat lainnya sulfur hanya

    sekitar 1/100ths (lebih kecil dari 1%) dari berat

    batubara. Penting bahwa sebagian besar sulfur ini

    dibuang sebelum mencapai cerobong asap.

    Satu cara untuk membersihkan batubara adalah

    dengan cara mudah memecah batubara ke

    bongkahan yang lebih kecil dan mencucinya.

    Beberapa sulfur yang ada sebagai bintik kecil di

    batu bara disebut sebagai "pyritic sulfur " karena

    ini dikombinasikan dengan besi menjadi bentuk

    iron pyrite, selain itu dikenal sebagai "fool's gold

  • 34

    dapat dipisahkan dari batubara. Secara khusus

    pada proses satu kali, bongkahan batubara

    dimasukkan ke dalam tangki besar yang terisi air ,

    batubara mengambang ke permukaan ketika

    kotoran sulfur tenggelam. Fasilitas pencucian ini

    dinamakan "coal preparation plants" yang

    membersihkan batubara dari pengotor

    pengotornya.

    Tidak semua sulfur bisa dibersihkan dengan

    cara ini, bagaimanapun sulfur pada batubara

    adalah secara kimia benar-benar terikat dengan

    molekul karbonnya, tipe sulfur ini disebut "organic

    sulfur," dan pencucian tak akan

    menghilangkannya. Beberapa proses telah dicoba

    untuk mencampur batubara dengan bahan kimia

    yang membebaskan sulfur pergi dari molekul

    batubara, tetapi kebanyakan proses ini sudah

    terbukti terlalu mahal, ilmuan masih bekerja untuk

    mengurangi biaya dari prose pencucian kimia ini.

  • 35

    Dalam pencucian batubara, yang harus

    dipertimbangkan ialah metode pencucian mana

    yang akan diterapkan untuk mempersiapakan

    batubara sesuai keperluan pasar, dan apakah

    pencucian masih diperlukan, karena pada

    prinsipnya batubara dapat dijual langsung setelah

    ditambang. Kenyataannya penjualan langsung

    setelah ditambang tidak berarti produser

    memperoleh keuntungan maksimum. Oleh karena

    itu dalam memutuskan ini perlu dimasukan juga

    pertimbangan komersial. Untuk menentukan

    kesesuaian alat yang digunakan dalam mencuci

    batubara syarat yang diperlukan adalah ukuran

    butir dari batubara yang akan dicuci, spesifik

    gravity dan kapasitas produksi yang digunakan.

    Alat-alat tersebut antara lain dapat dipilih Dense

    Medium Separation, Concentration Table, Jig dan

    Flotasi.

    Dalam proses pencucian batubara untuk

    memisahkan dari mineral pengotor, dipakai

  • 36

    berbagai jenis peralatan konsentrasi berdasarkan

    sifat-sifat batubara dari mineral pengotor.

    Perbedaan tersebut dapat berupa sifat fisik atau

    mekanik dari butiran tersebut, seperti halnya berat

    jenis, ukuran, warna, gaya sentripetal, gaya

    sentrifugal ataupun desain peralatan itu sendiri.

    Pencucian batubata dilakukan karena batubara

    hasil penambangan bukanlah batubara yang bersih,

    tetapi masih banyak mengandung material

    pengotor. Pengotor batubara dapat berupa

    pengotor homogen yang terjadi di alam saat

    pembentukan batubara itu sendiri, yang disebut

    dengan Inherent Impurities, maupun pengotor

    yang dihasilkan dari operasi penambangan itu

    sendiri, yang disebut extraneous impurities.

    Dengan demikian pencucian batubara bertujuan

    untuk memisahkan dari material pengotornya

    dalam upaya meningkatkan kualitas batubara

    sehingga nilai panas berrtambah dan kandungan

    air serta debu berkurang. Batubara yang terlalu

  • 37

    banyak pengotor cenderung akan menurunkan

    kualitas batubara itu sendiri sehingga tidak dapat

    diandalkan dalam upaya penjualan ke konsumen.

    Pada umumnya persyaratan pasar menghendaki

    kandungan abu tidak lebih dari 10 %, dan pada

    umum nya menghendaki nilai panas yang berkisar

    antara 6000-6900 kcal/kg.

    Batubara dari tambang terbuka dan tambang

    dalam harus dipisahkan terlebih dahulu dari

    material pengotornya yang ditimbun terlebih

    dahulu di Coal Yard. Dengan bantuan Whell

    Looader, raw coal dimuat ke hopper, umpan dari

    hopper ini dipisahkan melalui grizzly, sehingga

    batubara yang memiliki ukuran diatas 75 mm akan

    dimuat ke Picking Belt yang selanjutnya akan

    dipisahkan dari material pengotornya melalui hand

    picking secara manual, sedangkan batubara yang

    berukuran -75 mm akan dijadikan umpan

    pencucian.

  • 38

    2.5.2 Macam-Macam Alat Pencucian Batubara

    1. Jig

    Pencucian dengan alat ini didasarkan pada

    perbedaan spesific gravity. Proses yang dilakukan

    Jig ini adalah adanya stratifikasidalam bed

    sewaktu adanya air hembusan. Kotoran cenderung

    tenggelam dan batubara bersih akan timbul di atas.

    Basic jig, Baum jig sesuai digunakan untuk

    pencucian batubara ukuran besar, walaupun Baum

    Jig dapat melakukan pencucian pada batubara

    ukuran besar tetapi lebih efektif melakukan

    pencucian pada ukuran 10 35 mm dengan

    spesifik gravity 1,5 1,6. Modifikasi Baum jig

    adalah Batac jig yang biasa digunakan untuk

    batubara ukuran halus. Untuk batubara ukuran

    sedang, prinsipnya sama yaitu pulsing (tekanan)

    air hembusan berasal dari samping atau dari bawah

    bed. Untuk menambah bed atau mineral keras

    yang digunakan untuk meningkatkan stratifikasi

    dan menghindari percampuran kembali, mineral

  • 39

    yang digunakan biasanya adalah felspar yang

    berupa lump silica dengan ukuran 60 mm.

    2. Dense Medium Separator (DMS)

    Dense medium ini juga dioperasikan

    berdasarkan perbedaan spercific gravity.

    Menggunakan medium pemisahan air, yaitu

    campuran magnetite dan air. Medium campuran

    ini mempunyai spesific gravity antara batubara

    dan pengotornya. Slurry magnetite halus dalam air

    dapat mencapai densitas relatif sekitar 1,8 ukuran

    batubara yang efektif untuk dilakukan pencucian

    adalah 0,5 150 mm dengan Spesifik gravity 1,3

    1,9 type dense-medium separator yang digunakan

    dapat berupa bath cyclone dan cylindrical

    centrifugal. Untuk cylinder centrifugal separator

    digunakan untuk pencucian batubara ukuran besar

    dan sedang.

    Dense medium cyclone bekerja karena adanya

    kecepatan dense medium, batubara dan pengotor

    oleh gaya centrifugal. Batubara bersih ke luar

    menuju ke atas dan pengotornya menuju ke

  • 40

    bawah. Gambar 2 menunjukkan contoh dense

    medium bath dan dense medium cyclone. Faktor

    penting dalam operasi berbagai dense medium

    sistem didasarkan pada magnetite dan efisiensi

    recovery magnetite yang digunakan lagi.

    3. Hydrocyclone

    Hydrocyclone adalah water based cyclone

    dimana partkel-partikel berat mengumpul dekat

    dengan dinding cyclone dan kemudian akan ke

    luar lewat cone bagian bawah. Partikel-partikel

    yang ringan (partikel bersih) mennuju pusat dan

    kemudian ke luar lewat vortex finder. Diameter

    cyclone sangat berpengaruh terhadap efektifitas

    pemisahan. Kesesuaian ukuran partikel batubara

    yang akan dicuci adalah 0,5 150 cm dengan

    spesifik gravity 1,3 1,5.

    4. Concentration Tables

    Proses konsentrasi table adalah konsentrasi

    dengan meja miring terdiri dari rib-rib (tulang-

    tulang) bergerak ke belakang dan maju terus

    menerus dengan arah yang horisontal. Partikel-

  • 41

    partikel batubara bersih (light coal) bergerak ke

    bawah table, sedangkan partikel-partikel kotor

    (heavy partical) merupakan partikel yang tidak

    diinginkan terkumpul dalam rib dan bergerak ke

    bagian akhir table.

    Batubara ukuran halus dapat dicuci dengan alat

    ini secara murah tetapi kapasitasnya kecil dan

    hanya efektif untuk melakukan pencucian pada

    batubara dengan spesific gravity lebih besar 1,5

    dengan ukuran partikel batubara yang dicuci 0,5

    15 mm.

  • 42

    Gambar 5.1 Concentration Table

  • 43

    Gambar 5.2 Dense Medium Separator

    5. Froth Flotation

    Froth Flotation merupakan metode pencucian

    batibara yang banyak digunakan untuk ukuran

    batubara halus. Froth flotation cell digunakan

    untuk membedakan karakteristik permukaan

    batubara. Campuran batubara dan air dikondisikan

    dengan reagen kimia supaya gelembung udara

    melekat pada batubara dan mengapung sampai ke

  • 44

    permukan, sementara itu partikel-partikel yang

    tidak diinginkan akan tenggelam. Gelembung

    udara naik ke atas melalui slurry di dalamcell dan

    batubara bersih terkumpul dalam gelembung busa

    berada di atas. Kesesuaian ukuran butir batubara

    yang dicuci < 0,5 mm dengan spesifik gravity 1,3.

    Gambar 5.3 Froth Flotasi

    Proses pencucian batubara pada washing plant

    dapat diuraikan sebagai berikut:

    1. Tahap Preparasi

    Tahap preparasi umpan (persiapan umpan) pada

    pencucian perlu dilakukan dengan tujuan :

  • 45

    a. Memperoleh ukuran butir yang cocok dengan

    desain peralatan pencucian

    b. Supaya kotoran mudah terliberasi dari tubuh

    batubara.

    Dalam tahap preparasi kegiatan yang dilakukan

    pemisahan Raw Coal kasar (+75 mm) pemisahan

    raw coal kasar ini terjadi di Chain Conveyor yang

    dibawahnya di pasang grizzly yang berukuran 75

    mm.

    2. Tahap Pra Pencucian

    Tujuan dari tahap ini adalah menghilangkan

    material pengotor yang melekat pada batubara dan

    mengurangi batubara yang berukuran -0,5 mm.

    Dalam tahap pencucian kegiatan yang dilakukan

    meliputi :

    a. Prewetting (pembahasan awal)

    b. Descliming

    3. Tahap Pencucian dan Pengurangan Kandungan

    Air

    Tahap pencucian ini terjadi di dalam baum jig

    dan hydrocyclone

  • 46

    a. Baum Jig

    Batubara pretreatment yang berukuran -75 mm

    dialirkan ke baum jig melalui lubang umpan (jig

    fedd sluice). Pada baum jig, umpan mengalami

    konsentrat gaya berat, sehingga diperoleh tiga

    macam produk yaitu :

    1) Batubara tercuci

    Batubara tercuci hasil konsentrasi gaya berat

    berukuran -75 mm + 0,5 mm diteruskan ke dalam

    static screen dan double deck vibrating screen

    untuk dikurangi kandungan airnya, serta dilakukan

    pemisahan ukuran partikelnya. Double deck

    vibrating screen mempunyai lubang bukaan sebelah

    atas 5 mm dan lubang bukaan sebelah bawah 0,5

    mm, sehingga terjadi pemisahan ukuran batubra

    tercuci setelah melewati double deck vibrating

    screen sebagai berikut:

    a) Batubara tercuci ukuran -75 mm + 5 mm

    batubara tercuci ukuran -75 mm + 5 mm ini

    diangkut oleh belt conveyor.

    b) Batubara tercuci ukuran -5 mm + 0,5 mm

  • 47

    batubara tercuci ukuran -5 mm + 0,5 mm ini

    dibawa oleh belt conveyor dan

    selanjutnya bersama produk kasat di bawa ke

    storage.

    c) Batubara tercuci ukuran -0,5 mm

    batubara tercuci ukuran -0,5 mm ini ditampung

    pada dua macam sumuran (sump). Untuk yang

    lolos dari descliming screen ditampung effluent

    sump, sedangkan yang lolos dari sizing screen

    ditampung pada main sump. Batubara yang masuk

    ke effluent sump, bersama-sama dengan air

    dipompakan ke effluent cyclone dan yang masuk ke

    main sump dipompakan ke classifying cyclone

    untuk kemudian diproses lebih lanjut pada unit

    pencucian berikutnya.

    2) Produk menengah (middling)

    Produk menengah dari baum jig diangkut

    dengan elevator A. dan ditumpahkan

    ke dalam bak penampung kotoran (discard bin).

  • 48

    3) Batuan pengotor (Discard)

    Batuan pengotor dari pengotor produk baum jg

    diangkut dengan elevator B yang kemudian

    ditumpahkan ke dalam discard bin. Selanjutnya

    produk menengah dan produk pengotor ini dibuang

    ke tempat pembuangan dengan alat angkut truck.

    b. Hydrocyclone

    Umpan (feed) dari hydrocyclone berasal dari

    effluent sump dan main sump. Material yang masuk

    ke dalam hyrocylone tersebut akan mengalami

    konsentrasi gaya karena adanya gaya sentrifugal

    yang terjadi di dalam cyclone, sehingga akan

    menghasilkan produk limpahan atas (overflow) dan

    produk limpahan bawah (under flow). Limpahan

    bawah tersebut selanjutnya akan menjadi umpanm

    pada slurry screen.

    Produk limpahan atas dari hydrocyclone

    selanjutnya diproses pada peralatan sebagai berikut:

  • 49

    1) Head Box

    Pada head box produk limpahan atas dari

    cyclone tersebut terbagi lagi menjadi dua macam

    produk, yaitu produk limpahan atas dari head box

    yang dipompakan lagi pada lounder untuk dipakai

    pencucian kembali dan produk limpahan bawah

    yang selanjutnya dialirkan ke thickener.

    2) Bak Pengendap (thickener)

    Over flow dari cyclone dialirkan ke bak

    penampungan (thickener). Material yang masuk ke

    thickener merupakan material pengotoryang telah

    bercampur membentuk lumpur, walau pada

    kenyataannya masih banyak produk batubara

    umuran 0,5 mm yang terbawa bersama kotorannya.

    Didalam thickener dengan bantuan flocculant

    terjadi proses pengendapan.

  • 50

    BAB III

    PERTANYAAN DAN JAWABAN

    1. Sebukan kelebihan dan kelemahan dari

    penggunaan batubara.

    Jawab :

    Batubara memiliki keunggulan dibandingkan

    bahan bakar fosil lainnya, yaitu:

    1. Jumlah batubara yang economically

    exploitable lebih banyak.

    2. Distribusi batubara di seluruh dunia lebih

    merata.

    Namun selain itu batubara juga memiliki

    kelemahan, antara lain:

    3. Karena komposisi coal adalah CHONS + Ash,

    coal identik dengan bahan bakar yang kotor

    dan tidak ramah lingkungan.

    4. Dibanding bahan bakar fosil lainnya, jumlah

    kandugan C per mol dari batubara jauh lebih

    besar.

    2. Apa yang dimaksud dengan moisture? Dan apa

    saja macam-macam moisture?

  • 51

    Jawab :

    Moisture adalah air yang dapat dihilangkan bila

    batubara dipanaskan sampai 105 0C. Semua

    batubara mempunyai pori-pori berupa pipa kapiler.

    Moisture yang datang dari luar saat batubara itu

    ditambang dan diangkut atau terkena hujan selama

    penyimpanan disebut free moisture.

    Macam-macam moisture yaitu:

    1) Total Moisture (TM)

    2) Free Moisture (FM) atau Air Dry Loss

    (ADL)

    3) Residual Moisture (RM) atau Moisture in air

    dried sample (MAD)

    4) Equilibrium moisture (EQM) atau Moisture

    holding capacity (MHC)

    5) Moisture in the analysis sample (dalam

    analisis proksimat, disingkat Mad).

    3. Apa yang dimaksud dengan sampel?

    Jawab :

    Sampel adalah bagian kecil dari sejumlah produksi

    atau lapangan batubara yang diambil dengan cara

  • 52

    tertentu/baku (diakui secara ilmiah dan resmi),

    dikemas dan kemudian dianalisis di laboratorium

    untuk mengetahui jenis, kualitas, komposisi dan

    sifat-sifatnya.

    4. Sebutkan kandungan kimia yang terdapat dalam

    batubara.

    Jawab :

    Secara kimia, batubara tersusun atas tiga

    komponen utama, yaitu :

    a. Air yang terikat secara fisika, dapat dihilangkan

    pada suhu sampai 1050C, disebut moisture.

    b. Senyawa batubara atau coal substance atau coal

    matter, yaitu senyawa organik yang

    terutama terdiri atas atom karbon, hidrogen,

    oksigen, sulfur, dan nitrogen.

    c. Zat mineral atau mineral matter, yaitu suatu

    senyawa anorganik.

    5. Sebutkan tahapan proses preparasi sampel.

    Jawab :

    Proses preparasi sampel terdiri atas empat tahapan

    kerja antara lain :

  • 53

    a. Pengeringan, jika sampel masih basah dan

    susah untuk di gerus.

    b. Memperkecil ukuran partikel, dengan

    caramilling (crushing dan grinding) yang

    disebut sebagai reduction.

    c. Mencampurkan (mixing) agar sampel menjadi

    homogen.

    d. Mengurangi berat sampel dengan cara

    membaginya menjadi dua bagian atau lebih

    yang disebut divison.

    6. Apakah tujuan dari pencucian batubara?

    Jawab :

    Pencucian batubara bertujuan untuk memisahkan

    dari material pengotornya dalam upaya

    meningkatkan kualitas batubara sehingga nilai

    panas bertambah dan kandungan air serta debu

    berkurang. Batubara yang terlalu banyak pengotor

    cenderung akan menurunkan kualitas batubara itu

    sendiri sehingga tidak dapat diandalkan dalam

    upaya penjualan ke konsumen.

  • 54

    7. Sebutkan alat-alat yang digunakan pada proses

    preparasi sampel.

    Jawab :

    1. Hummer mill

    2. Oven pengering udara

    3. Crusher

    4. Lantai pengering-udara

    5. Double Roll Crusher

    6. Jaw Crusher

    7. Paddle mixer, drum mixer

    8. Double cone mixer

    9. Rotary Sample Divider

    10. Slotted belt

  • 55

    BAB IV

    RANGKUMAN

    Batubara adalah suatu batuan sedimen tersusun

    atas unsur karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, dan

    sulfur. Proses preparasi sampel terdiri atas empat

    tahapan kerja, yaitu pengeringan, memperkecil ukuran

    partikel, mencampurkan (mixing) agar sampel menjadi

    homogen, dan mengurangi berat sampel dengan cara

    membaginya menjadi dua bagian atau lebih yang

    disebut divison. Sampel adalah bagian kecil dari

    sejumlah produksi atau lapangan batubara yang

    diambil. Pencucian merupakan usaha yang dilkakukan

    untuk memperbaiki kualitas batubara, agar batubara

    tersebut memenuhi syarat penggunaan tertentu. Tahap

    pencucian ini terjadi di dalam baum jig dan

    hydrocyclone.