Upload
bunga-mega-putu
View
181
Download
6
Embed Size (px)
DESCRIPTION
batubara
Citation preview
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu jenis bahan bakar yang melimpah di
dunia adalah batubara. Pembakaran batubara
merupakan metode pemanfaatan batubara yang telah
sekian lama dilakukan. Batubara adalah suatu material
solid yang sangat heterogen, bahkan beberapa ahli
mengatakan bahwa batubara adalah material solid
yang paling sukar untuk diambil samplenya secara
representative. Hal ini dapat dimaklumi mengingat
pembentukan batubara yang berasal dari tumbuhan
yang sangat heterogen jenisnya. Selain itu faktor
lingkungan selama proses pembentukan (coalification)
ikut menambah heterogennya sifat-sifat atau
karakteristik batubara tersebut. Oleh karena itu,
berbagai penelitian dan pengujian statistic dilakukan
oleh komite-komite standard internasional seperti ISO
standard, ASTM standard, JIS, dan lain-lain dalam
menentukan metoda pengambilan sample yang
2
representative. Komite-komite standard tersebut secara
terus menerus mengupdate metoda-metoda sampling
dan preparasi untuk batubara agar metoda
pengambilan sample untuk batubara tersebut lebih
sempurna sehingga sample batubara dapat diambil
secara representative. Metoda standard untuk
pengambilan sample tersebut sesuai dengan
perkembangannya telah mengalami revisi-revisi atau
update dengan metoda-metoda yang lebih mutakhir.
Preparasi sample adalah pengurangan massa dan
ukuran dari gross sample sampai pada massa dan
ukuran yang cocok untuk analisa di Laboratorium.
Untuk memperbaiki kualitas batubara, maka dilakukan
pencucian batubara, agar batubara tersebut memenuhi
syarat penggunaan tertentu. Termasuk didalamnya
pembersihan untuk mengurangi impurities anorganik.
Karakteristik batubara dan impurities yang utama
ditinjau dari segi pencucian secara mekanis ialah
komposisi ukuran yang disebut size consist, perbedaan
berat jenis dari material yang dipisahkan, kimia
3
permukaan, friability relatif dari batubara dan
impuritiesnya serta kekuatan dan kekerasan.
Masalah yang muncul sebgai akibat pembakaran
langsung batubara adalah emisi gas sulfur dioksida.
Sulfur yang terdapat dalam batubara perlu
disingkirkan karena sulfur dapat menyebabkan
sejumlah dampak negatif bagi lingkungan.
1.2 Tujuan
Untuk menambah wawasan tentang
pemahaman proses preparasi dan pencucian
batubara
Mengetahui proses preparasi sampel batubara
Mengetahui proses pencucian batubara
4
BAB II
STUDI PUSTAKA
2.1. BATUBARA
Batubara adalah suatu batuan sedimen tersusun atas
unsur karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, dan sulfur.
Dalam proses pembentukannya, batubara diselipi
batuan yang mengandung mineral. Bersama dengan
moisture, mineral ini merupakan pengotor batubara
sehingga dalam pemanfaatannya, kandungan kedua
materi ini sangat berpengaruh. Dari ketiga jenis
pemanfaatan batubara, yaitu sebagai pembuat kokas,
bahan bakar, dan batubara konversi, pengotor ini harus
diperhitungkan karena semakin tinggi kandungan
pengotor, maka semakin rendah kandungan karbon,
sehingga semakin rendah pula nilai panas batubara
tersebut.
Batubara indonesia berada pada perbatasan antara
batubara subbitumen dan batubara bitumen, tetapi
hampir 59% adalah lignit. Menurut hasil eksplorasi
pada tahun 1999 akhir, sumber daya batubara
5
indonesia jumlahnya sekitar 38,8 miliar ton, dan
sampai tahun 2003 sekitar 57,85 miliar ton.
Kemajuan pesat teknologi industri khususnya sejak
akhir tahun 1950-an membuat konsumsi energi
meningkat sangat pesat. Hal ini membuat pemakaian
bahan bakar fosil (minyak bumi, gas alam dan
batubara) secara besar-besaran tidak terhindarkan.
Bahan bakar fosil yang mudah di eksplorasi dan dapat
diperoleh dalam jumlah besar adalah batubara dengan
biaya yang tidak terlalu tinggi menjadi sumber energi
utama dunia selama berpuluh-pulu tahun.Tetapi
pemakain bahan bakar batubara secara besar-besaran
juga membawa dampak yang sangat serius terhadap
lingkungan terutama isu global warming dan hujan
asam.
Batubara memiliki keunggulan dibandingkan bahan
bakar fosil lainnya, yaitu:
1. Jumlah batubara yang economically exploitable
lebih banyak.
2. Distribusi batubara di seluruh dunia lebih merata.
6
Batubara jug memiliki kelemahan, antara lain:
1. Karena komposisi coal adalah CHONS + Ash, coal
identik dengan bahan bakar yang kotor dan tidak
ramah lingkungan.
2. Dibanding bahan bakar fosil lainnya, jumlah
kandugan C per mol dari batubara jauh lebih besar.
Hal ini menyebabkan pengeluaran CO2 dari
batubara juga jauh lebih banyak. Demikian juga
dengan kandungan sulfur (S) dn nitrogen (N) nya yang
bila keluar ke udara bebas bisa menjadi H2SO4 dan
HNO3 yang merupakan penyebab hujan asam.
2.1.1 Proses Pembentukan Batubara
Tahap Pertama : Pembentukan gambut
Iklim bumi selama zaman batubara adalah tropis
dan berjenis-jenis tumbuh-tumbuhan subur di daerah
rawa membentuk suatu hutan tropis. Setelah banyak
tumbuhan yang mati dan menumpuk di atas tanah,
tumpukan itu semakin lama semakin tebal
menyebabkan bagian dasar dari rawa turun secara
perlahan-lahan dan material tetumbuhan tersebut
7
diuraikan oleh bakteri dan jamur. Tahap ini
merupakn tahap awal dari rangkaian pembentukan
batubara yang ditandai oleh reaksi biokimia yang
luas. Selama proses penguraian tersebut, protein,
kanji, dan selulosa mengalami penguraian lebih
cepat bila dibandingkan dengan penguraian material
kayu (lignin) dan bagian tetumbuhan yang berlilin
(kulit ari daun, dinding spora, dan tepung sari).
Karena itulah dalam batubara yang muda masih
terdapat ranting, daun, spora, bijih, dan resin,
sebagai sisa tumbuhan. Bagian-bagian tumbuhan itu
terurai di bawah kondisi aerob menjadi karbon
dioksida, air dan amoniak, serta dipengaruhi oleh
iklim. Proses ini disebut proses pembentukan humus
dan sebagai hasilnya adalah gambut.
Tahap Kedua : Pembentukan lignit
Proses terbentuknya gambut berlangsung tanpa
menutupi endapan gambut tersebut. Di bawah
kondisi yang asam, dengan di bebaskannya H2O,
CH4, dan sedikit CO2. Terbentuklah material
dengan rumus C65H4O30 yang pada keadaan kering
8
akan mengandung karbon 61,7%, hidrogen 0,3% dan
oksigen 38%.
Dengan berubahnya topograpi daerah di
sekelilingnya, gambut menjadi terkubur di bawah
lapisan lanau (silt ) dan pasir yang diendapkan oleh
sungai dan rawa. Semakin dalam terkubur, semakin
bertambah timbunan sedimen yang menghimpitnya.
Sehingga tekanan pada lapisan gambut bertambah
serta suhu naik dengan jelas.
Tahap ini merupakan tahap kedua dari proses
penbentukan batubara atau yang disebut Tahap
metamorfik.
Penutupan rawa gambut memberikan
kesempatan pada bakteri untuk aktif dan penguraian
dalam kondisi basa menyebabkan dibebaskannya
CO2, sehingga kandungan hidrogen dan karbon
bertambah. Tahap kedua dari proses pembentukan
batubara ini adalah tahap pembentukan lignit, yaitu
batubara rank rendah yang mempunyai rumus
perkiraan C79H5,5O14,1. dalam keadaan kering, lignit
9
mengandung karbon 80,4%, hidrogen 0,5%, dan
oksigen 19,1%.
Tahap Ketiga : Pembentukan Batubara
Subbitumen
Tahap selanjutnya dari proses
pembentukan batubara ialah pengubahan batubara
bitumen rank rendah menjadi batubara bitumen rank
pertengahan dan rank tinggi. Selama tahap ketiga,
kandungan hidrogen akan tetap konstan dan oksigen
turun. Tahap ini merupakan tahap pembentukan
batubara subbitumen (sub-bituminous coal).
Tahap Keempat : Pembentukan Batubara
Bitumen
Dalam tahap keempat atau tahap pembentukan
batubara bitumen (bituminous coal), kandungan
hidrogen turun dengan menurunnya jumlah oksigen
secara perlahan-lahan, tidak secepat tahap-tahap
sebelumnya. Produk sampingan dari tahap ketiga
dan keempat ialah CH4, CO2, dan mungkin H2O.
10
Tahap Kelima : Pembentukan Antrasit
Tahap kelima adalah antrasitisasi. Dalam tahap
ini, oksigen hampir konstan, sedangkan hidrogen
turun lebih cepat dibandingkan tahap-tahap
sebelumnya. Proses pembentukan batubara terlihat
merupakan serangkaian reaksi kimia. Kecepatan
reaksi kimia ini dapat diatur oleh suhu dan atau
tekanan.
Tabel 2.1 Susunan unsur gambut, lignit, batubara
subbitumen, bitumen, dan antrasit
Karbon Volatile
Matter
Calorivic Value Moisture
Gambut
Lignit
Subbitumen
Bitumen
60%
60-71%
71-77%
77-87%
> 53%
53-49%
49-42%
42-29%
16,8 MJ/kg
23,0 MJ/kg
29,3 MJ/kg
36,3 MJ/kg
> 75% insitu
35% insitu
25-10% insitu
8% insitu
( Muchjidin, Pengendalian Mutu Dalam Industri
Batubara, 2006)
2.2. Kandungan Batubara
Disamping unsur-unsur karbon, hidrogen,
oksigen, belerang, dan nitrogen di dalam batubara
11
ditemukan pula unsur-unsur logam yang berasal
dari pengotor batubara, yaitu lapisan batubara yang
tersisip dan terperangkap diantara lapisan batubara.
Secara kimia, batubara tersusun atas tiga
komponen utama, yaitu :
1. Air yang terikat secara fisika, dapat dihilangkan
pada suhu sampai 1050C, disebut moisture.
2. Senyawa batubara atau coal substance atau coal
matter, yaitu senyawa organik yang
terutama terdiri atas atom karbon, hidrogen,
oksigen, sulfur, dan nitrogen.
3. Zat mineral atau mineral matter, yaitu suatu
senyawa anorganik.
a. Moisture
Dalam batubara moisture paling sedikit terdiri
atas satu senyawa kimia tunggal. Wujudnya dapat
berbentuk air yang dapat mengalir dengan cepat
dari dalam sampel batubara, senyawa teradsorpsi,
atau sebagai senyawa yang terikat secara kimia.
Sebagian moisture merupakan komponen zat
mineral yang tidak terikat pada batubara.
12
Moisture didefinisikan sebagai air yang dapat
dihilangkan bila batubara dipanaskan sampai 105
0C. Semua batubara mempunyai pori-pori berupa
pipa kapiler. Dalam keadaan alami, pori-pori ini
dipenuhi oleh air. Didalam standar ASTM, air ini
disebut moisture bawaan (inherent moisture).
Ketika batubara ditambang dan diproses, air dapat
teradsorpsi pada permukaan kepingan batubara, dan
standar ASTM menyebutnya sebagai moisture
permukaan (surface moisture).
Moisture yang datang dari luar saat batubara itu
ditambang dan diangkut atau terkena hujan selama
penyimpanan disebut free moisture (istilah ini
dikemukakan dalam standar ISO) atau air dry loss
(istilah yang digunakan oleh ASTM). Moisture ini
dapat dihilangkan dari batubara dengan cara
dianginkan atau dikering-udarakan. Moisture in air
dried sample (ISO) atau residual moisture (ASTM)
ialah moisture yang hanya dapat dihilangkan bila
sampel batubara kering-udara yang berukuran lebih
kecil dari 3 mm (istilahnya batubara ukuran minus
13
3 mm atau -3 mm) dipanaskan hingga 105 0C.
Penjumlahan antara free moisture dan residual
moisture disebut total moisture. Dalam analisis
batubara, yang ditentukan hanya moisture yang
terikat secara fisika, sedangkan yang terikat secara
kimia (air hidratasi) tidak ditentukan.
Jenis-jenis moisture yang biasanya ditentukan
dalam analisis batubara adalah:
1) Total Moisture (TM)
2) Free Moisture (FM) atau Air Dry Loss (ADL)
3) Residual Moisture (RM) atau Moisture in air
dried sample (MAD)
4) Equilibrium moisture (EQM) atau Moisture
holding capacity (MHC)
5) Moisture in the analysis sample (dalam analisis
proksimat, disingkat Mad).
Total Moisture (TM), disebut pula sebagai as
received moisture (istilah yang digunakan oleh
pembeli batubara) atau as sampled moisture (istilah
yang digunakan oleh penjual batubara),
menunjukkan pengukuran jumlah semua air yang
14
tidak terikat secara kimiawi, yaitu air yang
teradsorpsi pada permukaan, air yang ada dalam
kapiler (pori-pori) batubara, dan air terlarut
(dissolved water). Total Moisture didefinisikan
sebagai penjumlahan dari air dry loss (free
moisture) dan residual moisture (misture in air
dried sample).
b. Zat mineral
Zat mineral atau mineral matter terdiri atas
komponen-komponen yang dapat dibedakan secara
kima dan fisika. Zat mineral terdiri atas ash (abu)
dan zat anorganik yang mudah menguap (inorganic
volatile matter). Apabila batubara dibakar akan
terbentuk ash yang terdiri atas berbagai oksida
logam pembentuk batuan, sedangkan zat anorganik
yang mudah menguap akan pecah menjadi gas
karbon dioksida (dari karbonat-karbonat), sulfur
(dari pirit), dan air yang menguap dari lempung.
Material anorganik, yaitu mineral bukan
karbonat yang merupakan bagian dari struktur
tumbuhan, adalah zat mineral bawaan di dalam
15
batubara yang persentasenya relatif kecil. Zat
mineral dari luar yang kemungkinana berasal dari
debu atau serpih yang tebawa air atau yang larut
dalam air selama pembentukan gambut atau
tahapan selanjutnya dari pembentukan batubara
persentasenya lebih besar dan bervariasi, baik
jumlah maupun susunannya.
Mineral terbanyak di dalam batubara, yaitu
kaolin, lempung, pirit, dan kalsit. Semua mineral itu
akan mempertinggi kadar silikon lainnya. Oksida
alumunium, besi, dan kalsium, di dalam ash.
Kemudian menyusul berbagai senyawa magnesium,
natrium, kalium, mangan, fosfor, dan sulfur yang
didapatkan dalam ash dengan persentase yang
berbeda-beda.
c. Senyawa batubara
Senyawa batubara terdiri atas zat organik yang
mudah menguap dan fixed carbon. Zat organik
yang mudah menguap kebanyakan tersusun atas (1)
gas-gas yang dapat terbakar seperti hidrogen,
karbon monoksida, dan metan, (2) uap yang dapat
16
mengembun, seperti tar dengan sedikit kandungan
gas yang dapat terbakar, dan (3) uap seperti karbon
dioksida dan air, yang terbentuk dari penguraian
senyawa karbon secara termis. Kandungan volatile
matter (gabungan zat organik dan anorganik yang
mudah menguap) berkaitan sekali dengan peringkat
batubara dan merupakan parameter yang penting
dalam mengklasifikasikan batubara.
Fixed carbon merupakan residu yang tersisa
setelah moisture dan volatile matter dihilangkan.
Senyawa ini yang terdiri atas unsur-unsur karbon,
hidrogen, oksigen, sulfur, dan nitrogen, dapat
dibakar.
2.3. SAMPEL
Sampel adalah bagian kecil dari sejumlah
produksi atau lapangan batubara yang diambil
dengan cara tertentu/baku (diakui secara ilmiah dan
resmi), dikemas dan kemudian dianalisis di
laboratorium untuk mengetahui jenis, kualitas,
komposisi dan sifat-sifatnya.
17
2.4. PREPARASI BATUBARA
2.4.1 Preparasi Sampel
Proses preparasi sampel terdiri atas empat tahapan
kerja antara lain :
1. Pengeringan, jika sampel masih basah dan
susah untuk di gerus.
2. Memperkecil ukuran partikel, dengan cara
milling (crushing dan grinding) yang disebut
sebagai reduction.
3. Mencampurkan (mixing) agar sampel menjadi
homogen.
4. Mengurangi berat sampel dengan cara
membaginya menjadi dua bagian atau lebih
yang disebut divison.
Tabel 2.2. Berat sampel analitik yang diperlukan
untuk parameter tertentu
Parameter Top size
(mm)
Berat sample duplikat
ASTM ISO
Free
Moisture
50
3
10 kg
20 kg
10 kg
20 kg
18
Residual
Moistuer
Hardgrove
Grind.
Index
General
Analysis
Moisture
(adb)
Ash
Content
Volatile
Matter
Total
Sulfur
Calorivic
Value
Suhu Leleh
Ash
Analisis
4.75
0,25/0,2
*)
1 kg
2 g
2 g
2 g
2 g
2 g
4 g
20 g **)
2 g
2 g
2 g
1 g
1 kg
2 g
2 g
2 g
2 g
2 g
4 g
20 g **)
2 g
2 g
2 g
1 g
19
Ash
Fosfor
Arsen
Flour
Klor
( Muchjidin, Pengendalian Mutu Dalam Industri
Batubara, 2006)
*) -250 m (0,25 mm) untuk standar ASTM dan -
200 m (0,20 mm) untuk standar ISO
**) untuk batubara dengan ash content 10 %
Table 2.3. Berat dan ukuran butir untuk
penetuan khusus (diambil dari Standar Australia AS
4264.1-1995)
Uji Standar
referensi
Massa yang
dibutuhkan
Ukuran
partikel
Analisis
ayak
AS 3881 Massa yang
dibutuhkan
ditentukan oleh
nominal top
size
Sebelum
pengujian tidak
ada pengecilan
ukuran
20
Float-and
sink testing
AS 4156.1 Massa yang
dibutuhkan
ditentukan oleh
nominal top
size
Sebelum
pengujian tidak
ada pengecilan
ukuran
Indeks
abrasi
AS
1038.19
10 kg Melewati 16,0
mm
Indeks
Hardgrove
AS
1038.20
1 kg Nominal top
size 4,0 mm
Uji Gleserer
plastometer
AS 2137 1 kg Melewati 4,0
mm
Total
Moisture
Metode A
Metode B
AS 1038.1 300 g Nominal top
size 4,0 mm
Total
Moisture
Metode C
AS 1038.1 4 kg Nominal top
size 11,2
Uji pilot
coke oven
AS 2267 Ditentukan
oleh ukuran
pilot coke oven
Direferensikan
untuk tes
laboratorium
Analisis
petrografik
AS 2061 200 g Nominal top
size 1,0
21
Dilatometer AS
1038.12.3
1 kg Top size 4,0
mm
( Muchjidin, Pengendalian Mutu Dalam Industri
Batubara, 2006)
1) Pengeringan Udara
Pengeringan udara atau air driying kadang-
kadang diperlukan dalam tahapan kerja preparasi
sampel. Faktor yang menentukan diperlukan atau
tidaknya pengeringan udara adalah apakah batubara
akan melalui peralatan pembagi sampel atau
melalui penggerus. Jika sampel langsung akan
dibagi melalui peralatan pembagi, maka sampel
tersebut tidak perlu dikeringkan dulu.
Pengeringan sampai berat yang konstan serta
suhu yang terus ditinggikan itu tidak perlu untuk
General Analysis, karena hal ini dapat berakibat
terjadinya oksidasi pada batubara rank rendah.
Pengeringan dapat dilakukan di dalam oven atau
Drying Set suhu 10C di atas suhu kamar. Aturan
22
pengeringan dalam standard ISO, ASTM, British
Standard, dan AS.
Tabel. 2.4 Lamanya waktu pengeringan menurut
ASTM, ISO, BS, dan AS
Suhu C
Waktu pengeringan
ISO1988 ASTM
D2013
BS 1017;
part 1
AS 2646.6
15 diatas
suhu
ruangan
tapi tidak >
25C
Lebih baik
tidak > 24
jam
24 jam
25C
30C 6 jam 6 jam 24 jam
40C 6 jam
45C 3 jam 3 jam 3 jam
105C
(hanya
untuk high
rank coal)
1 Jam
23
10C- 15C
diatas suhu
ruangan,
tapi tidak >
40C,
kecuali
suhu
ruangan >
40C
Sampai
konstant
( Muchjidin, Pengendalian Mutu Dalam Industri
Batubara, 2006)
2) Memperkecil ukuran butir
Dalam ISO R-1213 diberikan definisi beberapa cara
memperkecil ukuran partikel ini:
1. to mill ; memparkecil ukuran partikel dengan
cara crushing, grinding, atau pulverizing.
2. to crush (meremukkan) ; memperkecil ukuran
partikel sampel sampai ukuran partikel kasar (>3
mm).
24
3. to grind, to pulverized (menggerus,
melumatkan) ; memperkecil ukuran partikel
sampel sampai ukuran partikel halus (
25
dicek secara teratur pada waktu-waktu
tertentu untuk meyakinkan bahwa 99% hasil
gerusan melalui ayakan.
4) Semua penggerus harus selalu bersih.
Misalnya pada pemakaian hammer mill yang
selalu menahan batubara setelah penggerusan,
sehingga pada penggerusan selanjutnya dapat
mengotori sampel yang akan digerus.
5) Memperkecil ukuran dengan tangan tidak
diperbolehkan, kecuali untuk batu bara
lempengan.
Peralatan untuk memperkecil ukuran dalam
standar ISO harus yang bekerja secara mekanis,
mesin demikian disebut mill. Yang lebih disukai
adalah high speed mill.
Peralatan tersebut bermacam-macam
jenisnya, mulai dari jaw crusher sampai roll
crusher dan dari mill sampai high speed impact
pulveriser yang khusus diperuntukkan menggerus
sampel sampai berukuran -0,2 mm.
3) Pencampuran
26
Persyaratan peralatan pencampur adalah tidak
diperbolehkan 1) memecahkan batu bara, 2)
menghasilkan debu, 3) membiarkan moisture
menguap.
4) Pembagian sampel
Bila preparasi sampel dimulai dengan
memperkecil ukuran menjadi ukuran pertengahan
dan pada langkah kedua diperkecil lagi menjadi
ukuran akhir, yakni -200m, maka cara ini disebut
two-stage preparation. Ukuran pertengahan
umumnya 10 mm atau 3 mm. Setiap pembagian
dalam two-stage preparation harus mempunyai
berat minimal:
10 mm = 10 kg
3 mm = 2 kg
1 mm = 0,6 kg
Apabila ukuran asal dari batubara adalah 120
mm atau lebih besar lagi, maka cara preparasinya
adalah theree-stage preparation yang mempunyai
dua ukuran pertengahan. Dalam cara ini berat
minimal untuk pembagian tersebut adalah:
27
10 mm = 15 kg
3 mm = 3 kg
1 mm = 1 kg
2.4.1 Peralatan Preparasi Sampel
a) Pengering
Untuk mengeringkan sampel batu bara dapat
dipakai lantai pengering-udara (air-drying floor)
atau oven pengering (air-drying oven).
Lantai pengering-udara. Suatu lantai yang rata
dan halus serta bersih yang terletak di dalam
ruangan bebas kontaminasi debu atau material
lainnya. Ruangan tersebut mempunyai sirkulasi
udara yang baik tanpa panas yang berlebihan atau
aliran udara yang berlebihan. Kondisi lantai
pengeringan-udara sedapat mungkin harus
mendekati kondisi yang disyaratkan untuk oven
pengering-udara.
Oven pengering udara. Suatu alat yang digunakan
untuk mengalirkan udara yang yang sedikit panas
pada sampel. Oven harus dapat menjaga suhunya
antara 10C-15C di atas suhu kamar. Suhu
28
maksimal oven adalah 40 C. Untuk batubara yang
mudah sekali teroksidasi, suhu oven tidak boleh
melebihi 10C diatas suhu kamar.
b) Penggerus
Beberapa jenis alat penggerus antara lain adalah :
Crusher. Ada dua jenis crusher yaitu; hummer mill
yang fungsinya untuk memecahkan sampel secara
pukulan atau benturan, jaw crusher yang fungsinya
untuk memecahkan sampel secara menekan,
contohnya roll crusher dan jaw crusher.
Hummer mill. Memiliki keuntungan :reduction
ratio tinggi, dapat memperkecil batubara
lempengan (150 mm) dan mempunyai hasil
penggerusan tinggi, harganya murah, serta tidak
terlalu makan banyak ruang. Kerugiannya adalah
mempunyai angin yang deras sehingga dapat
berpengaruh terhadap sampel Moisture,
menghasilkan fines yang banyak dan tidak dapat
dipakai pada batubara basah.
Double Roll Crusher. Keuntungan dari double roll
crusher antara lain tidak menimbulkan panas dan
29
angin, tidak menghasilkan fines yang berlebihan
dan mudah menangani batubara basah.
Jaw Crusher. Alat ini cocok untuk meremukkan
batubara keras dan kering. Untuk memperoleh
hasil yang halus susah sekali. Kerugian utamanya
adalah kapasitas rendah (kecuali lempengannya
besar) dan tidak dapat mengerjakan batubara basah.
c) Pencampur
Ada beberapa jenis alat yang memadai yaitu
paddle mixer, drum mixer, dan double cone mixer
(untuk batubara berukuran 1.0-0.2 mm).
Yang dioperasikan secara manual adalah riffle.
d) Pembagi
Pembagian sampel dapat dilakukan baik secara
manual maupun mekanis. Jika pembagian akan
dilakukan secara manual tetapi tidak menggunakan
riffle, dapat dilakukan dengan cara yang disebut
sebagai cara coning and quartering. Prinsipnya
ialah batu bara dibentuk seperti gunung (timbunan
mirip kerucut pendek), ditekan sampai rata dan
kemudian dibagi menjadi 4 bagian yang sama. Dua
30
bagian yang berlawanan disatukan untuk kemudian
dibagi empat lagi, begitu seterusnya sampai
diperoleh berat yang diinginkan. Dua bagian
lainnya dibuang.
Umumnya cara ini dipakai untuk membagi
sampel apabila tidak tersedia riffle di lapangan.
Riffle digunakan untuk membagi sampel menjadi
dua bagian sama banyak, kemudian membagi
setengahnya lagi dan demikian seterusnya hingga
diperoleh berat yang diinginkan (sama dengan cara
kerja coning and quartering).
Peralatan pembagi sampel yang bekerja secara
mekanis antara lain rotary sample divider (RSD)
dan slotted belt. Keuntungan alat pembagi sampel
mekanis ialah reduction ratio dapat divariasikan,
dan tidak perlu membagi sampel sampai
setengahnya secara berurutan. Setelah dibagi,
sampel dapat diperoleh dengan mengambil
increment kecil yang banyak (diperlukan minimal
50 increment). Jadi, menghindarkan tahap
pencampuran.
31
Rotary Sample Divider. Alat ini terdiri atas
sejumlah continer misalnya 12 atau 8 yang dibentuk
seperti segmen-segmen pada pelat berputar sekitar
60 rpm. Ukuran minimal lubang pintu harus tiga
kali ukuran terbesar partikel batubara. Jadi,
sejumlah increment akan terpisah pada setiap
putarannya, terbagi merata ke settiap kontainer.
Jika ada 8 segmen, satu kontainer akan
mengandung fraksi seperdelapan dari jumlah batu
bara yang masuk ke RSD, sehingga kita dapat
mengambil fraksi 1/8, atau .
Slotted belt. Suatu belt conveyor yang tidak
berakhir mempunyai slot dengan ruang pitch-nya
diperalati oleh alat berbentuk bibir yang bertindak
sebagai pagar pemotong.
32
Gambar 2.1 Rotary Sample Divider (RSD)
2.5. PENCUCIAN BATUBARA
2.5.1 Proses Pencucian Batubara
Pencucian merupakan usaha yang dilkakukan
untuk memperbaiki kualitas batubara, agar
batubara tersebut memenuhi syarat penggunaan
tertentu. Termasuk didalamnya pembersihan untuk
mengurangi impurities anorganik. Karakteristik
batubara dan impurities yang utama ditinjau dari
segi pencucian secara mekanis ialah komposisi
ukuran yang disebut size consist, perbedaan berat
jenis dari material yang dipisahkan, kimia
33
permukaan, friability relatif dari batubara dan
impuritiesnya serta kekuatan dan kekerasan.
Ada beberapa cara. Contoh sulfur, sulfur adalah
zat kimia kekuningan yang ada sedikit di batubara,
pada beberapa batubara yang ditemukan di Ohio,
Pennsylvania, West Virginia dan eastern states
lainnya, sulfur terdiri dari 3 sampai 10 % dari
berat batu bara, beberapa batu bara yang
ditemukan di Wyoming, Montana dan negara-
negara bagian sebelah barat lainnya sulfur hanya
sekitar 1/100ths (lebih kecil dari 1%) dari berat
batubara. Penting bahwa sebagian besar sulfur ini
dibuang sebelum mencapai cerobong asap.
Satu cara untuk membersihkan batubara adalah
dengan cara mudah memecah batubara ke
bongkahan yang lebih kecil dan mencucinya.
Beberapa sulfur yang ada sebagai bintik kecil di
batu bara disebut sebagai "pyritic sulfur " karena
ini dikombinasikan dengan besi menjadi bentuk
iron pyrite, selain itu dikenal sebagai "fool's gold
34
dapat dipisahkan dari batubara. Secara khusus
pada proses satu kali, bongkahan batubara
dimasukkan ke dalam tangki besar yang terisi air ,
batubara mengambang ke permukaan ketika
kotoran sulfur tenggelam. Fasilitas pencucian ini
dinamakan "coal preparation plants" yang
membersihkan batubara dari pengotor
pengotornya.
Tidak semua sulfur bisa dibersihkan dengan
cara ini, bagaimanapun sulfur pada batubara
adalah secara kimia benar-benar terikat dengan
molekul karbonnya, tipe sulfur ini disebut "organic
sulfur," dan pencucian tak akan
menghilangkannya. Beberapa proses telah dicoba
untuk mencampur batubara dengan bahan kimia
yang membebaskan sulfur pergi dari molekul
batubara, tetapi kebanyakan proses ini sudah
terbukti terlalu mahal, ilmuan masih bekerja untuk
mengurangi biaya dari prose pencucian kimia ini.
35
Dalam pencucian batubara, yang harus
dipertimbangkan ialah metode pencucian mana
yang akan diterapkan untuk mempersiapakan
batubara sesuai keperluan pasar, dan apakah
pencucian masih diperlukan, karena pada
prinsipnya batubara dapat dijual langsung setelah
ditambang. Kenyataannya penjualan langsung
setelah ditambang tidak berarti produser
memperoleh keuntungan maksimum. Oleh karena
itu dalam memutuskan ini perlu dimasukan juga
pertimbangan komersial. Untuk menentukan
kesesuaian alat yang digunakan dalam mencuci
batubara syarat yang diperlukan adalah ukuran
butir dari batubara yang akan dicuci, spesifik
gravity dan kapasitas produksi yang digunakan.
Alat-alat tersebut antara lain dapat dipilih Dense
Medium Separation, Concentration Table, Jig dan
Flotasi.
Dalam proses pencucian batubara untuk
memisahkan dari mineral pengotor, dipakai
36
berbagai jenis peralatan konsentrasi berdasarkan
sifat-sifat batubara dari mineral pengotor.
Perbedaan tersebut dapat berupa sifat fisik atau
mekanik dari butiran tersebut, seperti halnya berat
jenis, ukuran, warna, gaya sentripetal, gaya
sentrifugal ataupun desain peralatan itu sendiri.
Pencucian batubata dilakukan karena batubara
hasil penambangan bukanlah batubara yang bersih,
tetapi masih banyak mengandung material
pengotor. Pengotor batubara dapat berupa
pengotor homogen yang terjadi di alam saat
pembentukan batubara itu sendiri, yang disebut
dengan Inherent Impurities, maupun pengotor
yang dihasilkan dari operasi penambangan itu
sendiri, yang disebut extraneous impurities.
Dengan demikian pencucian batubara bertujuan
untuk memisahkan dari material pengotornya
dalam upaya meningkatkan kualitas batubara
sehingga nilai panas berrtambah dan kandungan
air serta debu berkurang. Batubara yang terlalu
37
banyak pengotor cenderung akan menurunkan
kualitas batubara itu sendiri sehingga tidak dapat
diandalkan dalam upaya penjualan ke konsumen.
Pada umumnya persyaratan pasar menghendaki
kandungan abu tidak lebih dari 10 %, dan pada
umum nya menghendaki nilai panas yang berkisar
antara 6000-6900 kcal/kg.
Batubara dari tambang terbuka dan tambang
dalam harus dipisahkan terlebih dahulu dari
material pengotornya yang ditimbun terlebih
dahulu di Coal Yard. Dengan bantuan Whell
Looader, raw coal dimuat ke hopper, umpan dari
hopper ini dipisahkan melalui grizzly, sehingga
batubara yang memiliki ukuran diatas 75 mm akan
dimuat ke Picking Belt yang selanjutnya akan
dipisahkan dari material pengotornya melalui hand
picking secara manual, sedangkan batubara yang
berukuran -75 mm akan dijadikan umpan
pencucian.
38
2.5.2 Macam-Macam Alat Pencucian Batubara
1. Jig
Pencucian dengan alat ini didasarkan pada
perbedaan spesific gravity. Proses yang dilakukan
Jig ini adalah adanya stratifikasidalam bed
sewaktu adanya air hembusan. Kotoran cenderung
tenggelam dan batubara bersih akan timbul di atas.
Basic jig, Baum jig sesuai digunakan untuk
pencucian batubara ukuran besar, walaupun Baum
Jig dapat melakukan pencucian pada batubara
ukuran besar tetapi lebih efektif melakukan
pencucian pada ukuran 10 35 mm dengan
spesifik gravity 1,5 1,6. Modifikasi Baum jig
adalah Batac jig yang biasa digunakan untuk
batubara ukuran halus. Untuk batubara ukuran
sedang, prinsipnya sama yaitu pulsing (tekanan)
air hembusan berasal dari samping atau dari bawah
bed. Untuk menambah bed atau mineral keras
yang digunakan untuk meningkatkan stratifikasi
dan menghindari percampuran kembali, mineral
39
yang digunakan biasanya adalah felspar yang
berupa lump silica dengan ukuran 60 mm.
2. Dense Medium Separator (DMS)
Dense medium ini juga dioperasikan
berdasarkan perbedaan spercific gravity.
Menggunakan medium pemisahan air, yaitu
campuran magnetite dan air. Medium campuran
ini mempunyai spesific gravity antara batubara
dan pengotornya. Slurry magnetite halus dalam air
dapat mencapai densitas relatif sekitar 1,8 ukuran
batubara yang efektif untuk dilakukan pencucian
adalah 0,5 150 mm dengan Spesifik gravity 1,3
1,9 type dense-medium separator yang digunakan
dapat berupa bath cyclone dan cylindrical
centrifugal. Untuk cylinder centrifugal separator
digunakan untuk pencucian batubara ukuran besar
dan sedang.
Dense medium cyclone bekerja karena adanya
kecepatan dense medium, batubara dan pengotor
oleh gaya centrifugal. Batubara bersih ke luar
menuju ke atas dan pengotornya menuju ke
40
bawah. Gambar 2 menunjukkan contoh dense
medium bath dan dense medium cyclone. Faktor
penting dalam operasi berbagai dense medium
sistem didasarkan pada magnetite dan efisiensi
recovery magnetite yang digunakan lagi.
3. Hydrocyclone
Hydrocyclone adalah water based cyclone
dimana partkel-partikel berat mengumpul dekat
dengan dinding cyclone dan kemudian akan ke
luar lewat cone bagian bawah. Partikel-partikel
yang ringan (partikel bersih) mennuju pusat dan
kemudian ke luar lewat vortex finder. Diameter
cyclone sangat berpengaruh terhadap efektifitas
pemisahan. Kesesuaian ukuran partikel batubara
yang akan dicuci adalah 0,5 150 cm dengan
spesifik gravity 1,3 1,5.
4. Concentration Tables
Proses konsentrasi table adalah konsentrasi
dengan meja miring terdiri dari rib-rib (tulang-
tulang) bergerak ke belakang dan maju terus
menerus dengan arah yang horisontal. Partikel-
41
partikel batubara bersih (light coal) bergerak ke
bawah table, sedangkan partikel-partikel kotor
(heavy partical) merupakan partikel yang tidak
diinginkan terkumpul dalam rib dan bergerak ke
bagian akhir table.
Batubara ukuran halus dapat dicuci dengan alat
ini secara murah tetapi kapasitasnya kecil dan
hanya efektif untuk melakukan pencucian pada
batubara dengan spesific gravity lebih besar 1,5
dengan ukuran partikel batubara yang dicuci 0,5
15 mm.
42
Gambar 5.1 Concentration Table
43
Gambar 5.2 Dense Medium Separator
5. Froth Flotation
Froth Flotation merupakan metode pencucian
batibara yang banyak digunakan untuk ukuran
batubara halus. Froth flotation cell digunakan
untuk membedakan karakteristik permukaan
batubara. Campuran batubara dan air dikondisikan
dengan reagen kimia supaya gelembung udara
melekat pada batubara dan mengapung sampai ke
44
permukan, sementara itu partikel-partikel yang
tidak diinginkan akan tenggelam. Gelembung
udara naik ke atas melalui slurry di dalamcell dan
batubara bersih terkumpul dalam gelembung busa
berada di atas. Kesesuaian ukuran butir batubara
yang dicuci < 0,5 mm dengan spesifik gravity 1,3.
Gambar 5.3 Froth Flotasi
Proses pencucian batubara pada washing plant
dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Tahap Preparasi
Tahap preparasi umpan (persiapan umpan) pada
pencucian perlu dilakukan dengan tujuan :
45
a. Memperoleh ukuran butir yang cocok dengan
desain peralatan pencucian
b. Supaya kotoran mudah terliberasi dari tubuh
batubara.
Dalam tahap preparasi kegiatan yang dilakukan
pemisahan Raw Coal kasar (+75 mm) pemisahan
raw coal kasar ini terjadi di Chain Conveyor yang
dibawahnya di pasang grizzly yang berukuran 75
mm.
2. Tahap Pra Pencucian
Tujuan dari tahap ini adalah menghilangkan
material pengotor yang melekat pada batubara dan
mengurangi batubara yang berukuran -0,5 mm.
Dalam tahap pencucian kegiatan yang dilakukan
meliputi :
a. Prewetting (pembahasan awal)
b. Descliming
3. Tahap Pencucian dan Pengurangan Kandungan
Air
Tahap pencucian ini terjadi di dalam baum jig
dan hydrocyclone
46
a. Baum Jig
Batubara pretreatment yang berukuran -75 mm
dialirkan ke baum jig melalui lubang umpan (jig
fedd sluice). Pada baum jig, umpan mengalami
konsentrat gaya berat, sehingga diperoleh tiga
macam produk yaitu :
1) Batubara tercuci
Batubara tercuci hasil konsentrasi gaya berat
berukuran -75 mm + 0,5 mm diteruskan ke dalam
static screen dan double deck vibrating screen
untuk dikurangi kandungan airnya, serta dilakukan
pemisahan ukuran partikelnya. Double deck
vibrating screen mempunyai lubang bukaan sebelah
atas 5 mm dan lubang bukaan sebelah bawah 0,5
mm, sehingga terjadi pemisahan ukuran batubra
tercuci setelah melewati double deck vibrating
screen sebagai berikut:
a) Batubara tercuci ukuran -75 mm + 5 mm
batubara tercuci ukuran -75 mm + 5 mm ini
diangkut oleh belt conveyor.
b) Batubara tercuci ukuran -5 mm + 0,5 mm
47
batubara tercuci ukuran -5 mm + 0,5 mm ini
dibawa oleh belt conveyor dan
selanjutnya bersama produk kasat di bawa ke
storage.
c) Batubara tercuci ukuran -0,5 mm
batubara tercuci ukuran -0,5 mm ini ditampung
pada dua macam sumuran (sump). Untuk yang
lolos dari descliming screen ditampung effluent
sump, sedangkan yang lolos dari sizing screen
ditampung pada main sump. Batubara yang masuk
ke effluent sump, bersama-sama dengan air
dipompakan ke effluent cyclone dan yang masuk ke
main sump dipompakan ke classifying cyclone
untuk kemudian diproses lebih lanjut pada unit
pencucian berikutnya.
2) Produk menengah (middling)
Produk menengah dari baum jig diangkut
dengan elevator A. dan ditumpahkan
ke dalam bak penampung kotoran (discard bin).
48
3) Batuan pengotor (Discard)
Batuan pengotor dari pengotor produk baum jg
diangkut dengan elevator B yang kemudian
ditumpahkan ke dalam discard bin. Selanjutnya
produk menengah dan produk pengotor ini dibuang
ke tempat pembuangan dengan alat angkut truck.
b. Hydrocyclone
Umpan (feed) dari hydrocyclone berasal dari
effluent sump dan main sump. Material yang masuk
ke dalam hyrocylone tersebut akan mengalami
konsentrasi gaya karena adanya gaya sentrifugal
yang terjadi di dalam cyclone, sehingga akan
menghasilkan produk limpahan atas (overflow) dan
produk limpahan bawah (under flow). Limpahan
bawah tersebut selanjutnya akan menjadi umpanm
pada slurry screen.
Produk limpahan atas dari hydrocyclone
selanjutnya diproses pada peralatan sebagai berikut:
49
1) Head Box
Pada head box produk limpahan atas dari
cyclone tersebut terbagi lagi menjadi dua macam
produk, yaitu produk limpahan atas dari head box
yang dipompakan lagi pada lounder untuk dipakai
pencucian kembali dan produk limpahan bawah
yang selanjutnya dialirkan ke thickener.
2) Bak Pengendap (thickener)
Over flow dari cyclone dialirkan ke bak
penampungan (thickener). Material yang masuk ke
thickener merupakan material pengotoryang telah
bercampur membentuk lumpur, walau pada
kenyataannya masih banyak produk batubara
umuran 0,5 mm yang terbawa bersama kotorannya.
Didalam thickener dengan bantuan flocculant
terjadi proses pengendapan.
50
BAB III
PERTANYAAN DAN JAWABAN
1. Sebukan kelebihan dan kelemahan dari
penggunaan batubara.
Jawab :
Batubara memiliki keunggulan dibandingkan
bahan bakar fosil lainnya, yaitu:
1. Jumlah batubara yang economically
exploitable lebih banyak.
2. Distribusi batubara di seluruh dunia lebih
merata.
Namun selain itu batubara juga memiliki
kelemahan, antara lain:
3. Karena komposisi coal adalah CHONS + Ash,
coal identik dengan bahan bakar yang kotor
dan tidak ramah lingkungan.
4. Dibanding bahan bakar fosil lainnya, jumlah
kandugan C per mol dari batubara jauh lebih
besar.
2. Apa yang dimaksud dengan moisture? Dan apa
saja macam-macam moisture?
51
Jawab :
Moisture adalah air yang dapat dihilangkan bila
batubara dipanaskan sampai 105 0C. Semua
batubara mempunyai pori-pori berupa pipa kapiler.
Moisture yang datang dari luar saat batubara itu
ditambang dan diangkut atau terkena hujan selama
penyimpanan disebut free moisture.
Macam-macam moisture yaitu:
1) Total Moisture (TM)
2) Free Moisture (FM) atau Air Dry Loss
(ADL)
3) Residual Moisture (RM) atau Moisture in air
dried sample (MAD)
4) Equilibrium moisture (EQM) atau Moisture
holding capacity (MHC)
5) Moisture in the analysis sample (dalam
analisis proksimat, disingkat Mad).
3. Apa yang dimaksud dengan sampel?
Jawab :
Sampel adalah bagian kecil dari sejumlah produksi
atau lapangan batubara yang diambil dengan cara
52
tertentu/baku (diakui secara ilmiah dan resmi),
dikemas dan kemudian dianalisis di laboratorium
untuk mengetahui jenis, kualitas, komposisi dan
sifat-sifatnya.
4. Sebutkan kandungan kimia yang terdapat dalam
batubara.
Jawab :
Secara kimia, batubara tersusun atas tiga
komponen utama, yaitu :
a. Air yang terikat secara fisika, dapat dihilangkan
pada suhu sampai 1050C, disebut moisture.
b. Senyawa batubara atau coal substance atau coal
matter, yaitu senyawa organik yang
terutama terdiri atas atom karbon, hidrogen,
oksigen, sulfur, dan nitrogen.
c. Zat mineral atau mineral matter, yaitu suatu
senyawa anorganik.
5. Sebutkan tahapan proses preparasi sampel.
Jawab :
Proses preparasi sampel terdiri atas empat tahapan
kerja antara lain :
53
a. Pengeringan, jika sampel masih basah dan
susah untuk di gerus.
b. Memperkecil ukuran partikel, dengan
caramilling (crushing dan grinding) yang
disebut sebagai reduction.
c. Mencampurkan (mixing) agar sampel menjadi
homogen.
d. Mengurangi berat sampel dengan cara
membaginya menjadi dua bagian atau lebih
yang disebut divison.
6. Apakah tujuan dari pencucian batubara?
Jawab :
Pencucian batubara bertujuan untuk memisahkan
dari material pengotornya dalam upaya
meningkatkan kualitas batubara sehingga nilai
panas bertambah dan kandungan air serta debu
berkurang. Batubara yang terlalu banyak pengotor
cenderung akan menurunkan kualitas batubara itu
sendiri sehingga tidak dapat diandalkan dalam
upaya penjualan ke konsumen.
54
7. Sebutkan alat-alat yang digunakan pada proses
preparasi sampel.
Jawab :
1. Hummer mill
2. Oven pengering udara
3. Crusher
4. Lantai pengering-udara
5. Double Roll Crusher
6. Jaw Crusher
7. Paddle mixer, drum mixer
8. Double cone mixer
9. Rotary Sample Divider
10. Slotted belt
55
BAB IV
RANGKUMAN
Batubara adalah suatu batuan sedimen tersusun
atas unsur karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, dan
sulfur. Proses preparasi sampel terdiri atas empat
tahapan kerja, yaitu pengeringan, memperkecil ukuran
partikel, mencampurkan (mixing) agar sampel menjadi
homogen, dan mengurangi berat sampel dengan cara
membaginya menjadi dua bagian atau lebih yang
disebut divison. Sampel adalah bagian kecil dari
sejumlah produksi atau lapangan batubara yang
diambil. Pencucian merupakan usaha yang dilkakukan
untuk memperbaiki kualitas batubara, agar batubara
tersebut memenuhi syarat penggunaan tertentu. Tahap
pencucian ini terjadi di dalam baum jig dan
hydrocyclone.