21
PENDAHULUAN 1. Latar belakang Dalam era globalisasi saat ini, sektor pariwisata merupakan industri terbesar dan terkuat dalam pembiayaan ekonomi global. Sektor pariwisata akan menjadi pendorong utama perekonomian dunia pada abad ke-21. Dan menjadi salah satu industri yang mengglobal. Pariwisata telah memberikan devisa yang cukup besar bagi berbagai negara. Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.508 pulau atau disebut juga sebgai nusantara atau negara maritim, telah menyadari pentingnya sektor pariwisata terhadap perekonomian Indonesia dikarenakan pariwisata Indonesia selalu di atas pertumbuhan ekonomi Indonesia. Salah satu destinasi wisata yang memiliki potensi untuk dikembangkan adalah Pulau Kenawa, Pulau Kenawa merupakan sebuah pulau indah tidak berpenduduk di Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat, tepatnya di dekat Pelabuhan Laut Poto Tano di Pulau Sumbawa. Pulau Kenawa adalah satu dari 8 gugusan pulau atau dikenal dengan nama Gili Balu yang dicanangkan oleh Pemerintah Daerah Sumbawa Barat menjadi Kawasan Konservasi. Pulau-Pulau yang termasuk dalam Gili Balu sendiri yaitu Pulau Kenawa, Pulau Kalong, Pulau Paserang, Pulau Ular, Pulau Mandiki, Pulau Namo, Pulau Kambing dan Pulau Belang. Meskipun Pulau Kenawa memiliki potensi yang bagus pada objeknya, kenyataannya Pulau Kenawa masih banyak kekurangan baik dari aspek sarana, prasarana maupun aksesibilitasnya, yang dimana ketiga aspek tersebut dapat digunakan untuk menunjang destinasi wisata tersebut. Maka dari itu perlunya gagasan konsep baru bagi perkembangan di Pulau Kenawa agar dapat menjadi tempat wisata yang lebih menarik.

Tugas Besar Pariwisata-1

  • Upload
    reza

  • View
    223

  • Download
    2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pariwisata

Citation preview

Page 1: Tugas Besar Pariwisata-1

PENDAHULUAN

1. Latar belakang

Dalam era globalisasi saat ini, sektor pariwisata merupakan industri terbesar dan terkuat

dalam pembiayaan ekonomi global. Sektor pariwisata akan menjadi pendorong utama

perekonomian dunia pada abad ke-21. Dan menjadi salah satu industri yang mengglobal.

Pariwisata telah memberikan devisa yang cukup besar bagi berbagai negara. Indonesia

sebagai negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.508 pulau atau disebut juga

sebgai nusantara atau negara maritim, telah menyadari pentingnya sektor pariwisata terhadap

perekonomian Indonesia dikarenakan pariwisata Indonesia selalu di atas pertumbuhan ekonomi

Indonesia.

Salah satu destinasi wisata yang memiliki potensi untuk dikembangkan adalah Pulau

Kenawa, Pulau Kenawa merupakan sebuah pulau indah tidak berpenduduk di Kabupaten

Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat, tepatnya di dekat Pelabuhan Laut Poto Tano di Pulau

Sumbawa. Pulau Kenawa adalah satu dari 8 gugusan pulau atau dikenal dengan nama Gili

Balu yang dicanangkan oleh Pemerintah Daerah Sumbawa Barat menjadi Kawasan

Konservasi. Pulau-Pulau yang termasuk dalam Gili Balu sendiri yaitu Pulau Kenawa, Pulau

Kalong, Pulau Paserang, Pulau Ular, Pulau Mandiki, Pulau Namo, Pulau Kambing dan Pulau

Belang.

Meskipun Pulau Kenawa memiliki potensi yang bagus pada objeknya, kenyataannya

Pulau Kenawa masih banyak kekurangan baik dari aspek sarana, prasarana maupun

aksesibilitasnya, yang dimana ketiga aspek tersebut dapat digunakan untuk menunjang

destinasi wisata tersebut. Maka dari itu perlunya gagasan konsep baru bagi perkembangan di

Pulau Kenawa agar dapat menjadi tempat wisata yang lebih menarik.

Page 2: Tugas Besar Pariwisata-1

ISI

1. Gambaran Umum

Pulau Kenawa terletak antara 116050’06.19” Bujur Timur dan 08030’02.87” Lintang

Selatan. Dengan luas luas 13,8 hektar dengan garis pantai yang membentang sepanjang 1,73

kilometer. Sementara itu, padang rumput seluas 8 hektar membentang di seluruh pulau dan

terdapat 11 jenis keanekaragaman mangrove di pulau Kenawa. mempunyai batas-batas

wilayah :

1. Sebelah Utara               : Pulau Panjang, Kabupaten Sumbawa Besar dan Laut Flores

2.  Sebelah Timur              : Pulau Range dan Pulau Kalong, Kabupaten Sumbawa Besar

3.  Sebelah Selatan            : Pelabuhan Poto Tano, Kabupaten Sumbawa Besar

4.  Sebelah Barat               : Selat Alas dan Pulau Ular Kabupaten Sumbawa Besar

Hasil observasi 2014

Gambar Pulau Kenawa Tampak dari Atas

Kenawa merupakan sebuah pulau indah tidak berpenduduk di Kabupaten Sumbawa

Barat, Nusa Tenggara Barat, tepatnya di dekat Pelabuhan Laut Poto Tano di Pulau Sumbawa.

Pulau Kenawa adalah satu dari 8 gugusan pulau atau dikenal dengan nama Gili Balu yang

dicanangkan oleh Pemerintah Daerah Sumbawa Barat menjadi Kawasan Konservasi. Pulau-

Pulau yang termasuk dalam Gili Balu sendiri yaitu Pulau Kenawa, Pulau Kalong, Pulau

Paserang, Pulau Ular, Pulau Mandiki, Pulau Namo, Pulau Kambing dan Pulau Belang.

Page 3: Tugas Besar Pariwisata-1

Pemandangan bawah laut Pulau Kenawa juga tidak kalah indahnya dengan alam di sekitar

pulau ini, sehingga banyak penyelam baik dari dalam negeri dan luar negeri selalu berminat

untuk menyaksikan keindahan alam bawah laut secara langsung.

Hasil observasi 2014

Gambar Padang Savana yang terdapat di Pulau Kenawa

Page 4: Tugas Besar Pariwisata-1

2. Tinjauan PustakaA. Faktor Pendorong Pengembangan Pariwisata

Pada masa ini maupun pada masa yang akan datang, kebutuhan untuk berwisata akan

terus meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dunia, serta perkembangan

penduduk dunia yang semakin membutuhkan refreshing akibat semakin tingginya kesibukan

kerja. Menurut Fandeli (1995), faktor yang mendorong manusia berwisata adalah:

1. Keinginan untuk melepaskan diri dari tekanan hidup sehari-hari di kota, keinginan

untuk mengubah suasana dan memanfaatkan waktu senggang

2. Kemajuan pembangunan dalam bidang komunikasi dan transportasi

3. Keinginan untuk melihat dan memperoleh pengalaman-pengalaman baru mengenai

budaya masyarakat dan di tempat lain

4. Meningkatnya pendapatan yang dapat memungkinkan seseorang dapat dengan

bebas melakukan perjalanan yang jauh dari tempat tinggalnya

Faktor-faktor pendorong pengembangan pariwisata di Indonesia menurut Spilane (1987)

adalah:

1. Berkurangnya peranan minyak bumi sebagai sumber devisa negara jika dibanding

dengan waktu lalu

2. Merosotnya nilai ekspor pada sektor nonmigas

3. Adanya kecenderungan peningkatan pariwisata secara konsisten

4. Besarnya potensi yang dimiliki oleh bangsa Indonesia bagi pengembangan

pariwisata

Situasi dan kondisi sosio-ekonomi Indonesia saat ini memperlihatkan bahwa semakin

berkurangnya lahan pertanian dan lapangan pekerjaan lainnya serta semakin rusaknya

lingkungan akibat kegiatan industri manufaktur dan kegiatan-kegiatan ekonomi lainnya yang

mengeksploitasi sumber daya alam, maka pariwisata perlu dikembangkan sebagai salah satu

sumber industri andalan. Sektor pariwisata selain dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

juga akan merusak lingkungan bahkan sebaliknya merangsang pelestarian lingkungan hidup.

Hal ini dapat dimaklumi karena pengembangan pariwisata tidak dapat dipisahkan dari

lingkungan hidup sebagai salah satu sarana atau obyek wisata.

Dari laporan dan analisis World Tourism Organization (WTO) diperoleh gambaran

bahwa sumbangan pariwisata amat berarti bagi penciptaan lapangan kerja. Disebutkan bahwa

dari setiap sembilan kesempatan kerja yang tersedia secara global saat ini, satu diantaranya

berasal dari sektor pariwisata.

Page 5: Tugas Besar Pariwisata-1

Diduga pula bahwa daya serap tenaga kerja pada sektor pariwisata lebih besar di

negara-negara berkembang (Kompas, 27 November 2011). Selain itu, pariwisata dapat

membuka pasar baru bagi produksi pertanian dan hasil kerajinan rumah tangga yang masih

tradisional maupun usaha-usaha jasa seperti tukang pijit, penginapan, transportasi, restoran

dan guide yang dengan sendirinya membuka peluang kerja baru bagi para pencari kerja yang

terus meningkat setiap tahun, serta meningkatkan output nrgara.

Kaitannya dengan perekonomian suatu negara, sektor pariwisata telah terbukti

memberikan kontribusi yang cukup pada perolehan devisa. Hal ini dapat dilihat perolehan

devisa negara pada tahun 2011, pariwisata menempati urutan ketiga setelah migas dan tekstil,

dengan devisa sebesar 4.785,1 juta dollar AS (Kompas, 12 Desember 2011).

Ditambahkan pula bahwa terhadap GDP Indonesia, sektor pariwisata juga memainkan

peranan yang penting. Hasil studi World Travel and Tourism Council (WTTC) menyimpulkan

bahwa pertumbuhan kontribusi pariwisata terhada GDP rata-rata sebesar 8% dan merupakan

yang tercepat di dunia.

B. Strategi PengembanganBerdasarkan potensi dan peluang yang ada, maka pengembangan pariwisata perlu

dilakukan dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan pemberdayaan ekonomi

rakyat, serta pariwisata perlu mengembangkan paket-paket wisata baru seperti agrowisata dan

ekowisata. Jenis wisata seperti ini selain tidak membutuhkan modal yang besar juga dapat

berpengaruh langsung bagi masyarakat sekitar, masyarakat dapat diikutsertakan dan

keuntungan yang diperoleh pun dapat dirasakan oleh masyarakat wilayahnya.

Pengembangan pariwisata yang menunjang pertumbuhan ekonomi dapat dilakukan

dengan memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:

1. Perlu ditetapkan beberapa peraturan yang berpihak pada peningkatan mutu pelayanan

pariwisata dan kelestarian lingkungan wisata, bukan berpihak pada kepentingan pihak-

pihak tertentu. Selain itu perlu diambil tindakan yang tegas bagi pihak-pihak yang

melakukan pelanggaran terhadap aturan yang telah ditetapkan.

2. Pengelola pariwisata harus melibatkan masyarakat setempat. Hal ini penting karena

pengalaman pada beberapa daerah tujuan wisata (DTW), sama sekali tidak melibatkan

masyarakat setempat, akibatnya tidak ada sumbangsih ekonomi yang diperoleh

masyarakat sekitar. Contoh kasus pengelolaan DTW di Pantai Wanukaka, Kabupaten

Sumba Barat, NTT. Pada DTW tersebut masyarakat tidak berkesempatan untuk

Page 6: Tugas Besar Pariwisata-1

terlibat, baik untuk menjual hasil-hasil pertanian, kerajinan maupun menjadi karyawan

di tempat itu.

3. Kegiatan promosi yang dilakukan harus beragam, selain dengan mencanangkan cara

kampanye dan program Visit Indonesian Year seperti yang sudah dilakukan

sebelumnya, kegiatan promosi juga perlu dilakukan dengan membentuk sistem

informasi yang handal dan membangun kerjasama yang baik dengan pusat-pusat

informasi pariwisata pada negara-negara lain, terutama negara-negara yang potensial.

4. Perlu menentukan DTW-DTW utama yang memiliki keunikan dibanding dengan DTW

lain, terutama yang bersifat tradisional dan alami. Kebetulan obyek wisata yang alami

dan tradisional menjadi sasaran utama para wisatawan asing. Obyek ini sangat banyak

ditemukan di luar Jawa, misalnya di daerah-daerah pedalaman Kalimantan, Papua dan

lain-lain.

5. Pemerintah pusat membangun kerjasama dengan kalangan swasta dan pemerintah

daerah setempat, dengan sistem yang jujur, terbuka dan adil. Kerjasama ini penting

untuk lancarnya pengelolaan secara profesional dengan mutu pelayanan yang

memadai. Selain itu kerjasama di antara penyelenggara juga perlu dibangun.

Kerjasama di antar agen biro perjalanan, penyelenggara tempat wisata, pengusaha

jasa akomodasi dan komponen-komponen terkait lainnya merupakan hal yang sangat

penting bagi keamanan, kelancaran, dan kesuksesan pariwisata.

6. Perlu dilakukan pemerataan arus wisatawan bagi semua DTW yang ada di seluruh

Indonesia. Dalam hal ini pemerintah juga harus memnberikan perhatian yang sama

kepada semua DTW, perhatian DTW yang sudah mandiri hendaknya dikurangi dan

memberikan perhatian yang lebih terhadap DTW yang memerlukan perhatian lebih.

7. Mengajak masyarakat sekitar DTW agar menyadari peran, fungsi dan manfaat

pariwisata serta merangsang mereka untuk memanfaatkan peluang-peluang yang

tercipta bagi berbagai kegiatan yang dapat menguntungkan secara ekonomi.

Masyarakat diberikan kesempatan untuk memasarkan produk-produk lokal serta

membantu mereka untuk meningkatkan keterampilan dan pengadaan modal bagi

usaha-usaha yang mendatangkan keuntungan.

8. Prasarana dan sarana yang dibutuhkan perlu dipersiapkan secara baik untuk menunjang

kelancaran pariwisata. Pengadaan dan perbaikan jalan, telepon, angkutan, pusat

perbelanjaan wisata dan fasilitas lain di sekitar lokasi DTW sangat diperlukan.

Page 7: Tugas Besar Pariwisata-1

C. Pengembangan Pariwisata Air Pada pengembangan pariwisata air di-pengaruhi oleh beberapa faktor antara lain jumlah

pengunjung, kemudahan transportasi, ketersediaan fasilitas pendukung (seperti hotel, restoran,

sarana hiburan), adanya promosi dan daya tarik dari atraksi wisata air yang ada. Dalam rangka

pengembangan pariwisata air, terdapat komponen-kom-ponen pembentuk lain yang termasuk

dalam sistem pariwisata, seperti wisatawan, atraksi wisata, fasilitas pelayanan, transportasi,

informasi, dan promosi. Atraksi wisata dan fasilitas atau kenikmatan merupakan dasar utama

dari pariwisata. Apabila hal tersebut tidak ter-penuhi maka wisatawan tidak akan mempunyai

motivasi atau keinginan untuk mengunjungi obyek wisata tersebut (Robinson, 1976:38).

Robinson mengemukakan bahwa terdapat enam elemen utama pembentuk daya tarik

wisata dalam pengembangan pariwisata, termasuk pariwisata air, yaitu:

a) Cuaca, merupakan ciri khusus pada pariwisata yang menyebabkan suatu lokasi menjadi

potensial bagi pariwisata.

b) Pemandangan, atraksi berupa peman-dangan menarik.

c) Fasilitas, terdiri dari dua jenis yaitu alam dan buatan.

d) Sejarah dan budaya, peninggalan sejarah atau seni budaya suatu daerah.

e) Aksesibilitas, semakin mudah mencapai lokasi wisata maka semakin tinggi pula

kemungkinan untuk dikunjungi.

f) Akomodasi, menyangkut tempat penginapan dan tempat makan.

Faktor penting dalam pembentukan daya tarik wisata tersebut juga dapat dijadikan acuan

untuk pengembangan kawasan pariwisata air seperti yang telah dikemukakan oleh Robinson

sebelumnya, tetapi ditambah dengan keramahtamahan penduduk sekitar yang dapat

menciptakan suasana yang menyenangkan bagi wisata-wan yang mengunjungi kawasan wisata

air tersebut.

D. Fasilitas Wisata Air Untuk mendukung pengembangan atraksi wisata air, maka perlu diperhatikan fasilitas-

fasilitas objek wisata yang dibutuh kan. Fasilitas tersebut meliputi penyediaan rekreasi,

aktivitas-aktivitas budaya dan sosial, hiburan dan olahraga, perbelanjaan, bagian administrasi,

pelayanan teknis dan tambahan lainnya (Galuh Astika N, 2002:64) yang diuraikan sebagai

berikut:

a) Rekreasi, olahraga, dan aktivitas-aktivitas kebudayaan dan sosial. Fasilitas-fasilitas

kolektif harus ditata dan diatur dengan hati-hati untuk menambah semangat

kegembiraan bagi wisatawan, untuk menimbulkan keter-tarikan dan mengundang

Page 8: Tugas Besar Pariwisata-1

partisipasi, serta untuk menarik banyak penonton, dan yang penting untuk menciptakan

kenyamanan bagi para wisatawan.

b) Toko, warung kedai, dan layanan atau jasa yang terkait. Fasilitas perdagangan di obyek

wisata liburan agak berbeda dari yang ada di kota-kota atau desa dengan ukuran yang

sama, tidak hanya pada tipe jenis toko, tapi juga pada jumlahnya, karena wisatawan

berharap untuk menemukan banyak toko di kawasan wisata, khusus-nya jika mereka

tidak membawa mobil pribadi atau di obyek wisata yang aksesibilitasnya sulit.

c) Pelayanan administrasi, teknikal, dan penunjang lainnya. Luas atau banyaknya

pelayanan tersebut yang diakomodasikan dalam kawasan wisata tergantung pada lokasi

atau letaknya, banyaknya penduduk bukan turis, kedekatannya dari kota-kota besar lain,

dan luasan atau tingkatan adminis-trasi pelayanan publik regional.

Fasilitas wisata air yang bersifat fisik dan harus diperhatikan ketersediaannya di sekitar

kawasan wisata untuk menunjang atraksi yang ada antara lain yaitu:

1. Dermaga, yaitu tempat bersandar perahu atau kapal yang juga berfungsi sebagai jalan

menghubungkan daratan dengan perahu;

2. Marina, yaitu fasilitas umum di tepian perairan utnu ktempat berlabuh dan pangkalan

kapalkapal untuk keperluan

3. Pusat informasi wisata, yaitu fasilitas penerangan bagi wisatawan yang menyediakan

informasi dan panduan wisata;

4. Shelter, yaitu fasilitas gardu pandang yang tersebar di tempat-tempat strategis di tepian

perairan;

5. Akomodasi, yaitu fasilitas penginapan berupa hotel, motel, cottage, per-kemahan, atau

guesthouse;

6. Fasilitas pendukung, antara lain yaitu musholla, lavatory (kamar mandi), souvenir shop;

7. Fasilitas olahraga perairan, fasilitas ini memanfaatkan potensi perairan yang ada

sebagai tempat berolahraga prestasi yang juga merupakan atraksi bagi wisatawan

sebagai pertunjukan atau pemandangan wisata diantara objek wisata yang lain;

3. Potensi Utama Pulau Kenawaa) Attraction

Dilihat dari objeknya terdapat 3 potensi yang dapat dijadikan sebagai daya tarik di

objek wisata Pulau Kenawa, yaitu :

Terdapatnya ekosistem mangrove yang luas, yang disebabkan karena kualitas

perairan di Pulau Kenawa sangat baik

Page 9: Tugas Besar Pariwisata-1

Terdapatnya Ikan karang yang terdapat pada lokasi timur Pulau Kenawa dengan

jumlah 37 spesies dengan 238 individu.

Terdapatnya ekosistem terumbu karang yang terdapat pada sebelah timur Pulau

Kenawa

b) Accessibility

Pulau kenawa berada tidak jauh dari pelabuhan penyeberangan Poto Tano,

Sumbawa Barat. Untuk mencapai dari pelabuhan penyeberangan Poto Tano ke

dermaga di Pulau Kenawa dapat menggunakan kapal nelayan dengan waktu tempuh

sekitar 15 menit dari Pelabuhan Poto Tano.

c) Amenities

Pulau kenawa terdapat rumah-rumah pondok yang digunakan sebagai tempat

beristirahat yang digunakan oleh nelayan dan wisatawan yang datang.

4. Kendala-Kendala yang ada di Pulau KenawaBerikut ini kendala yang dihadapi di objek wisata Pulau kenawa, yaitu :

a) Tidak terdapatnya sumber air bersih, yang mengakibatkan tidak tersedianya fasilitas

seperti toilet

b) Tidak Terdapatnya aliran listrik sehingga tidak ada penerangannya pada pondok-pondok

yang terdapat di Pulau tersebut.

c) Tidak terdapatnya fasilitas perdagangan yang berfungsi sebagai sarana yang menjual

kebutuhan sehari-hari wisatawan.

d) Aksesibilitas dari Pelabuhan Poto Tano ke dermaga Pulau Kenawa, masih hanya

mengharapkan pada nelayan sekitar saja.

Page 10: Tugas Besar Pariwisata-1

5. Indikasi PengembanganPengembangan pariwisata merupakan suatu usaha untuk memajukan kegiatan

pariwisata sehingga tercipta suatu usaha kondisi pariwisata yang dapat menghasilkan devisa

khusus-nya pengembangan pariwisata air.

Konsep pengembangan wisata Pulau Kenawa yang akan diterapkan adalah konsep

kawasan wisata air, yang dimana wisata air di pulau kenawa diperuntukkan sebagai wisata

domestik. Pengembangan Pulau Kenawa sebagai kawasan wisata air tidak terlepas dari

pengembangan seluruh pulau yang ada di Kawasan Perairan Sumbawa. Berikut ini akan

diuraikan, tahapan pengembangan Pulau Kenawa sebagai kawasan wisata air.

Konsep pengembangan wisata air yang terdapat di Pulau Kenawa adalah wisatawan

diajak untuk melakukan perjalanan wisata yang terus berputar mengelilngi pulau tanpa

merasakan lelah dan bosan karena kawasan ini akan dilengkapi dengan prasarana dan sarana

penunjang pengembangan kawasan wisata air.

Kondisi eksisting yang terdapat pada Pulau Kenawa yaitu berupa fasilitas-fasilitas

penunjang aktivitas kegiatan wisata air, masih dinilai belum maksimal, hal tersebut terlihat dari

tidak adanya prasarana dan sarana penunjang bagi aktivitas wisata air. maka dari perlu

dilakukan pembangunan-pembangunan fasilitas berupa sarana dan prasarana yang belum ada

yaitu berupa :

1. Pemenuhan akses transportasi dari Pelabuhan Poto Tano ke dermaga Pulau Kenawa,

seperti terdapatnya perahu-perahu kecil yang dapat mengangkut wisatawan dari

Pelabuhan Poto Tano ke dermaga Pulau Kenawa

Jalur Akses antar pelabuhan

Page 11: Tugas Besar Pariwisata-1

Gambar Akses Transportasi dari Pelabuhan Poto Tano ke dermaga Pulau Kenawa

2. Pembangunan tenaga listrik skala kecil, yang digunakan untuk menunjang komponen

penerangan pada aktivitas di malam hari.

3. Pembuatan dermaga untuk wahana wisata air berupa banana boat, jetsky dan

paralayang sehingga terdapat wahana untuk pengunjung menunggu antrian

penggunaan wahana wisata air yang terlatak pada sisi barat Pulau Kenawa

Gambar Dermaga Untuk Wahana Gambar Wahana Banana Boat Wisata Air

Gambar Wahana Jet Ski

4. Penambahan wahana camping ground, sehingga pengunjung dapat menginap di Pulau

Kenawa.

Gambar Wahana Camping Ground

Page 12: Tugas Besar Pariwisata-1

5. Pembangunan fasilitas-fasilitas perdagangan skala kecil, seperti warung, kios dan

tempat makan.

Gambar sarana tempat makan

6. Pembangunan Fasilitas pendukung, antara lain yaitu musholla, lavatory (kamar mandi),

souvenir shop;

7. Penambahan wisata budidaya ikan hias dan terumbu karang pada sisi timur Pulau

Kenawa, yang dimana kedua wisata tersebut merupakan salah satu potensi utama dari

Pulau Kenawa.

8. Penambahan fasilitas area berjemur pada di Pulau Kenawa

Gambar Area Berjemur dan fasilitas area berjemur

Page 13: Tugas Besar Pariwisata-1

Sumber Google map

Peta Rencana Pengembangan Wisata Air di Pulau Kenawa

Area Berjemur

Wahana Wisata Budidaya Ikan HiasWahana Camping

Ground

Area Berjemur

Wahana Wisata Air

Page 14: Tugas Besar Pariwisata-1

Dampak Positif Pengembangan Pariwisataa. Potensi Pertumbuhan perekonomian

Dengan dilakukannya pengembangan pariwisata di pulau Kenawa, maka

perekonomian di sekitar daerah wisata akan mengalami pertumbuhan. Ini dikarenakan

jika program pengembangan ini berhasil, maka ukurannya adalah banyaknya wisatawan

yang berkunjung atau melakukan wisata ke Pulau Kenawa, baik itu wisatawan dalam

negeri bahkan bisa sampai wisatawan mancanegara jika promosi dari wisata ini berhasil

menarik minat wisatawan.

Ketika banyak wisatawan yang datang, mereka akan memiliki kebutuhan yang

harus terpenuhi di daerah wisata tersebut selain dari kebutuhan akan obyek wisata itu

sendiri. Wisatawan akan membutuhkan moda transportasi untuk sampai ke daerah

wisata, membutuhkan makanan sebagai kebutuhan pokok, bahkan banyak wisatawan

menginginkan sesuatu yang dapat dibawa pulang dari daerah wisata seperti souvenir

yang memiliki kekhasan dengan daerah wisata yang dalam kasus ini adalah wisata di

Pulau Kenawa. Ketika ada demand (permintaan) akan kebutuhan tersebut, maka akan

ada suply untuk memenuhinya. Suply ini bisa jadi akan diberikan atau disediakan oleh

masyarakat sekitar daerah wisata Pulau Kenawa, sehingga perekonomian masyarakat

akan meningkat seiring ramainya wisatawan yang berwisata di Pulau Kenawa.

b. Pemerataan pembangunan

Pemerataan pembangunan akan terjadi seiring dengan kemajuan dari wisata

Pulau Kenawa ini. Hal ini dikarenakan ketika Pulau Kenawa dikembangkan sebagai

daerah atau tempat tujuan wisata, maka harus dapat menarik wisatawan untuk

berkunjung. Namun wisatawan tidak akan tertarik jika prasarana dan sarana di daerah

wisata dan sekitarnya memiliki kualitas yang buruk. Sehingga perlu peningkatan

kualiatas dari prasarana dan sarana agar wisatawan dapat sampai dan berwisata di

Pulau Kenawa.

Prasarana yang harus dibenahi paling pertama yaitu akses yang dapat

memudahkan wisatawan untuk sampai ke daerah wisata, akses ini adalah perbaikan

jalan dan penyediaan pelabuhan. Selain itu, perlu perbaikan pada kualitas tingkat

pelayanan fasilitas pendukung yang membuat wisatawan tidak khawatir untuk berwisata

seperti perbaikan atau penyediaan moda transportasi yang aman dan nyaman,

penyediaan fasilitas kesehatan, fasilitas air bersih, listrik dan fasilitas pendukung lainnya

yang berkaitan dengan kegiatan wisatawan saat berwisata.

Page 15: Tugas Besar Pariwisata-1

Ketika prasarana dan sarana sudah dibenahi atau sudah dibangun, maka

prasarana dan sarana tersebut juga dapat dimanfaatkan oleh masyrakat sekitar untuk

mendukung kegiatan dan pekerjaaan sehari-hari yang biasa dikerjakan atau dilakukan

masyarakat sekitar Pulau Kenawa.

Dampak Negatif Pengembangan Pariwisataa. Potensi kerusakan ekosistem

Di Pulau Kenawa ini terdapat 3 ekosistem pantai yang terdiri dari ekosistem

mangrove, ekosistem ikan, dan ekosistem terumbu karang, dimana ekosistem ini

terbentuk dan terawat secara alami tantpa campur tangan manusia.

Ketika wisata berhasil dikembangkan dengan hasil banyaknya wisatawan yang

berkunjung ke Pulau Kenawa, ekosistem-ekosistem yang ada berpotensi terganggu atau

bahkan rusak. Selain wisatawan yang kemungkinan menghasilkan limbah atau sampah

di daerah wisata, pembangunan fasilitas juga berpengaruh terhadap kerusakan, seperti

pembuatan dermaga yang membutuhkan ruang di tepi pantai, juga dari tawaran

atraksinya sendiri yang memang menonjolkan pantai sebagai daya tarik utama yang

akan merusak ekosistem pantai di Pulau Kenawa.

b. Hilangnya kekhasan masyarakat setempat

Maksud dari kekhasan masyarakat ini adalah mengenai pondok-pondok yang

biasanya digunakan oleh nelayan untuk beristirahat dan juga dapat digunakan oleh

wisatawan. Akan tetapi jika intensitas dan juga jumlah wisatawan semakin banyak,

maka perlu tempat baru untuk dijadikan tempat untuk menampung wisatawan untuk

beristirahat. Hal ini mengakibatkan hilangnya kekhasan dari pondok-pondok yang ada

jika tempat baru yang disediakan memiliki desain yang modern, bahkan mungkin saja

pondok-pondok tersebut akan hilang diganti oleh tempat peristirahatan bagi wisatawan

yang lebih mewah.