22
Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan pariwisata 1. Faktor Ekonomi Faktor ekonomi sangat mempengaruhi permintaan ekonomi. Ada 3 kondisi Ekonomi yang mempengaruhi permintaan pariwisata, yaitu : Kondisi ekonomi global. Secara umum kondisi ekonomi global sedikit banyaknya akan mempengaruhi minat untuk melakukan perjalanan, terutama jarak jauh, yang pada umumnya menuntut biaya yang relatif tinggi. Seperti yang terjadi jika terjadi gangguan terhadap harga bahan bakar minyak secara global. Bahkan kondisi seperti yang terjadi ketika krisis moneter melanda dunia, serta krisis financial Amerika dan Eropa akhiur-akhir ini; Kondisi ekonomi negara asal wisatawan (country of Origin). Seperti yang terjadi akhir-akhir ini di mana beberapa negara Eropa mengalami krisis keuangannya, tidak dapat kita mengharapkan banyak dari penduduknya untuk bepergian jauh, berhubung dengan kemampuan import negara bersangkutan yang terpaksa dikurangibaahkan tidak mustahil dihentikan, mengingat bepergian ke luar negeri berarti meng-“import jasa pariwisata”. Kondisi ekonomi negara tujuan wisata (destination country). Indonesia mengalami hal ini beberapa kali, seperti dalam dekade 1960-an dimana ekonomi kita mengalami inflasi sampai melebihi 600%, kepariwisataan kita hampir tidak ada yang

Tugas Pariwisata

Embed Size (px)

DESCRIPTION

free

Citation preview

Page 1: Tugas Pariwisata

Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan pariwisata

1. Faktor Ekonomi

Faktor ekonomi sangat mempengaruhi permintaan ekonomi. Ada 3 kondisi Ekonomi

yang mempengaruhi permintaan pariwisata, yaitu :

Kondisi ekonomi global. Secara umum kondisi ekonomi global sedikit banyaknya akan

mempengaruhi minat untuk melakukan perjalanan, terutama jarak jauh, yang pada

umumnya menuntut biaya yang relatif tinggi. Seperti yang terjadi jika terjadi gangguan

terhadap harga bahan bakar minyak secara global. Bahkan kondisi seperti yang terjadi

ketika krisis moneter melanda dunia, serta krisis financial Amerika dan Eropa akhiur-

akhir ini;

Kondisi ekonomi negara asal wisatawan (country of Origin). Seperti yang terjadi akhir-

akhir ini di mana beberapa negara Eropa mengalami krisis keuangannya, tidak dapat kita

mengharapkan banyak dari penduduknya untuk bepergian jauh, berhubung dengan

kemampuan import negara bersangkutan yang terpaksa dikurangibaahkan tidak mustahil

dihentikan, mengingat bepergian ke luar negeri berarti meng-“import jasa pariwisata”.

Kondisi ekonomi negara tujuan wisata (destination country). Indonesia mengalami hal ini

beberapa kali, seperti dalam dekade 1960-an dimana ekonomi kita mengalami inflasi

sampai melebihi 600%, kepariwisataan kita hampir tidak ada yang melirik. Padahal

ketika itu pemerintah bertekad mengembangkan kepariwisataan sejak 1958 dan termasuk

dalam Rencana Pembangunan Semesta Berencana.

2. Faktor Sosial

Industrialisasi yang menyebabkan meningkatnya pemerataan pendapatan dalam

masyarakat sehingga waktu senggang meningkat dan ada liburan yang dibayar membuat

orang-orang berkecenderungan sering melakukan perjalanan wisata.

3. Faktor Budaya

dengan adanya sosial budaya yang unik dan bercirikan atau dengan kata lain berbeda dari

apa yang ada di negara calon wisata berasal maka, peningkatan permintaan terhadap

Page 2: Tugas Pariwisata

wisata akan tinggi hal ini akan membuat sebuah keingintahuan dan penggalian

pengetahuan sebagai penambah kekayaan pola pikir budaya mereka.

4. Faktor Politik

dampak sosial politik belum terlihat apabila keadaan daerah tujuan wisata dalam situasi

aman dan tenteram, tetapi apabila hal tersebut berseberangan dengan kenyataan, maka

factor politik akan sangat terasa dampak dan pengaruhnya dalam terjadinya permintaan.

5. Faktor Teknologi

Faktor teknologi sangat berpengaruh terhadap permintaan pariwisata karena dengan

adanya teknologi yang canggih sehingga membuat para wisatawan lebih mudah dalam

mencari informasi mengenai tempat yang akan mereka kunjungi. Kemudian dengan

canggihnya transportasi membuat para wisatawan merasa lebih nyaman dan lebih aman

jika berkunjung ke suatu tempat wisata.

Page 3: Tugas Pariwisata

PENGARUH PARIWISATA TERHADAP EKONOMI, SOSIAL, BUDAYA, LINGKUNGAN

DAN POLITIK

1. Dampak Pariwisata terhadap Perekonomi

Dampak Pariwisata Terhadap Perekonomian Industri pariwisata menghasilkan manfaat

ekonomi yang besar baik bagi Negara tuan rumah, maupun Negara asal para turis.

Dampak Positifnya :

a. Membuka lapangan kerja bagi penduduk lokal di bidang pariwisata seperti : tour

guide, waiter, bell boy, dan lain-lain.

b. Dibangunnya fasilitas dan infrastruktur yang lebih baik demi kenyamanan para

wisatawan yang juga secara langsung dan tidak langsung bisa dipergunakan oleh

penduduk lokal pula. Seperti : tempat rekreasi, mall, dan lain-lain.

c. Mendapatkan devisa (national balance payment) melalui pertukaran mata uang asing

(foreign exchange).

d. Mendorong seseorang untuk berwiraswasta / wirausaha, contoh : pedagang kerajinan,

penyewaan papan selancar, pemasok bahan makanan dan bunga ke hotel,dan lain-

lain.

e. Meningkatkan pendapatan masyarakat dan juga pendapatan pemerintah.

f. Memberikan keuntungan ekonomi kepada hotel dan restaurant. Contohnya,

wisatawan yang pergi berwisata bersama keluarganya memerlukan kamar yang besar

dan makanan yang lebih banyak. Dampak ekonomi tidak langsung dapat dirasakan

oleh pedagang-pedagang di pasar karena permintaan terhadap barang/bahan makanan

akan bertambah.

Dampak negatifnya :

a. Bahaya ketergantungan yang sangat mendalam terhadap pariwisata.

b. Meningkatkan inflasi dan harga jual tanah menjadi mahal.

Page 4: Tugas Pariwisata

c. Meningkatkan impor barang dari luar negri, terutama alat-alat teknologi modern

yang digunakan untuk memberikan pelayanan bermutu pada wisatawan dan juga

biaya-biaya pemeliharaan fasilitas-fasilitas yang ada.

d. Produksi yang bersifat musiman menyebabkan rendahnya tingkat pengembalian

modal awal

e. Terjadi ketimpangan daerah dan memburuknya kesenjangan pendapatan antara

beberapa kelompok masyarakat.

f. Hilangnya kontrol masyarakat lokal terhadap sumber daya ekonomi.

Page 5: Tugas Pariwisata

2. Dampak pariwisata dalam bidang social

Kegiatan pariwisata cenderung mengarah kepada kegiatan dari aksi sosial, dalam artian

bahwa kegiatan pariwisata erat kaitannya dengan tingkah laku tiap individu, kelompok

dalam melakukan perjalanan wisata serta pengaruh kegiatan pariwisata dalam

masyarakat. Dengan berkembangnya pariwisata orang-orang bebas bergerak dari satu

tempat ke tempat lain, dari lingkungan yang satu ke lingkungan lain yang sama sekali

berbeda bangsa dan agama. Oleh sebab itu pariwisata menciptakan kontak sosial antar

sesama. Menurut World Tourism Organization yang di sitih oleh Oka A Yoeti

mengatakan pengaruh pariwisata terhadap kehidupan sosial masyarakat dapat disebabkan

oleh 3 hal, yaitu :

1. Polarization of the population

Penduduk setempat sudah terpolarisasi, perolehan pendapatan masyarakat tidak

proporsional, kebanyak penduduk ingin menjadi kaya secara mendadak dan

berusaha memburu dolar dengan jalan pintas.

2. Breakdown of The family

Dengan masuknya wisatawan asing yang silih berganti dan terjadinya intesitas

pergaulan antara yang melayani dan yang memberikan pelayanan, timbul ekses

negative demi memenuhi kebutuhan biologis masing-masing.

3. Development of the attitudes of a Consumption-Oriented Society; Incident of

Phenomena of Social Pathalogy.

Sebagai akibat berkembangnya tingkah laku masyarakat yang berorientasi pada

konsumsi semata dan pengaruh penyakit masyarakat itu, maka munculah;

pelacuran, kecanduan obat, perdagangan obat bius. Mabuk-mabukan dan

ketidakpatuhan terhadap undang-undang yang berlaku.

Namun demikian segi positip dari kepariwisataan cukup banyak. Hal itu dapat dilihat di

lapangan seperti hal-hal berikut

1. Struktur social

Sebagai akibat pengembangan pariwisata, terjadi:

- Transaksi kesempatan kerja dari sector pertanian ke sector pelayanan.

- Modernisasi dalam cara-cara pertanian dan penjualan hasil panen.

Page 6: Tugas Pariwisata

- Pemerataan pendapatan masyarakat di DTW yang dikunjungi wisatawan.

- Berkurangnya perbedaan dalam pendidikan dan kesempatan berusaha atau

pekerjaan.

2. Modernisasi keluarga

-Kaum wanita memperoleh status baru dari petani tradisionil berubah menjadi

pedagang acungan, pemilik took cendera mata, restoran atau bekerja pada kerajinan

tangan dan karyawan hotel.

3. Terjadi kelonggaran perlakuan orang tua terhadap anak-anak dari disiplin ketat menjadi

anak yang bebas memilih sesuai dengan yang dicita-citakannya

4. Peningkatan dalma wawasan masyarakat

5. Terjadinya perubahan tingkah laku kearah yang positif, terutama dalam etiket dan cara

komunikiasi antar sesama.

6. Dapat menghilangkan prasangka-prasangka negative terhadap etnis lain

7. Dan terdapat juga Dampak Periwisata terhadap Sosial Budaya.

8. Dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan Pariwisata disuatu daerah terhadap Sosial

Budaya sangat terasa apalagi daerah tersebut menerima pengaruh dengan cepat tanpa ada

penyaringan yang ketat terhadap kedatangan wisatawan.. Salah satu hal adalah dimana

daerah yang dituju merupakan daerah yang lemah dalam bidang ekonomi, dengan

sendirinya akan mengikuti Perkembangan dan merubah tatanan perekonomian sendiri

salah satu contoh mengubah mata pencaharian semula yang mereka lakukan secara

tradisional menjadi lebih modern.

Masalah tentang dampak Pariwisata terhadap sosial budaya selama ini lebih cenderung

mengasumsikan bahwa akan terjadi perubahan sosial-budaya akibat kedatangan

wisatawan, dengan tiga asumsi yang umum, yaitu: (Martin, 1998:171):

a. perubahan dibawa sebagai akibat adanya intrusi dari luar, umumnya dari sistem sosial-

budaya yang superordinat terhadap budaya penerima yang lebih lemah;

b. perubahan tersebut umumnya destruktif bagi budaya indigenous;

c. perubahan tersebut akan membawa pada homogenisasi budaya, dimana identitas etnik

lokal akan tenggelam dalam bayangan sistem industri dengan teknologi barat, birokrasi

nasional dan multinasional, a consumer-oriented economy, dan jet-age lifestyles.

Menurut pendapat diatas menyiratkan bahwa di dalam melihat dampak pariwisata

Page 7: Tugas Pariwisata

terhadap sosial-budaya masyarakat setempat, pariwisata semata-mata dipandang sebagai

faktor luar yang akan merubah secara pasti terhadap social budaya pada masyarakat local.

Pariwisata adalah suatu kegiatan yang secara langsung menyentuh dan melibatkan

masyarakat yang dituju, sehingga membawa berbagai dampak terhadap masyarakat

setempat. Oleh karena pariwisata banyak dikatakan sebagai perubah yang laur biasa,

mampu membuat masyarakat setempat mengalami perubahan dalam berbagai aspek.

Dalam perubahan yang diakibatkan oleh Pariwisata Secara teoritis, Cohen (1984)

mengelompokkan dampak Pariwisata terhadap sosial budaya ke dalam sepuluh kelompok

besar, yaitu:

a. dampak terhadap keterkaitan dan keterlibatan antara masyarakat setempat dengan

masyarakat yang lebih luas, termasuk tingkat otonomi atau ketergantungannya;

b. dampak terhadap hubungan interpersonal antara anggota masyarakat;

c. dampak terhadap dasar-dasar organisasi/kelembagaan sosial;

d. dampak terhadap migrasi dari dan ke daerah pariwisata;

e. dampak terhadap ritme kehidupan sosial masyarakat;

f. dampak terhadap pola pembagian kerja;

g. dampak terhadap stratifikasi dan mobilitas sosial;

h. dampak terhadap distribusi pengaruh dan kekuasaan;

i. dampak terhadap meningkatnya penyimpangan-penyimpangan sosial; dan

j. dampak terhadap bidang kesenian dan adat istiadat.

Dari pendapat Cohen tersebut diatas mengenai dampak pariwisata dapat disimpulan,

bahwa daerah tujuan wisata akan merasakan pengaruh yang luar biasa dari wisatawan

yang datang yaitu dari mengenai unsur kebudayaan universal di daerah. Sebagai mana

yang di kemukan oleh C.Kluckhohn dalam Koentjaraningrat merumuskan 7 unsur

Kebudayaan .

a. Sistem Bahasa

Bahasa yang digunakan pada daerah ini adalah Sunda dengan dialek yang sama dengan

sunda lainnya,

Bahasa yang dibunakan oleh masyarakat setempat baik berupa lisan maupun tulisan atau

Page 8: Tugas Pariwisata

berbentuk symbol simbol

b. Sistem mata Pencaharian

Untuk menunjang hidup sehari hari, setiap masyarakat pasti memiliki mata pencaharian

utama yang berbeda ditiap daerah, sehingga terdapat suku bangsa memiliki mata

pencaharian yang khas dibandingkan dengan dengan suku bangsa lain.

c. Sistem Teknologi

Teknologi atau peralatan hidup lain yang dimiliki oleh setiap masyarakat mungkin

berbeda beda tergantung dimana masyarakat itu berada.

d. Sistem Organisasi Sosial

Suku bangsa yang merupakan kelompok mayarakat besar akan memiliki system

kemasyarakatannya yang mungkin berbeda dengan suku bangsa lain: misalnya suku

bangsa sunda dan jawa.

e. Sistem Pengetahuan

Masyarakat memilki pengetahuan yang digunakan dalam kehidupan sehari hari baik

dalam bidang agriris maupun dalam bidang pengobatan.

f. Sistem Kesenian

Masyarakat atau suku bangsa memiliki persaan yang dituangkan kedalam bentuk benci,

sedih, gembira, jengkel, bahagia dan sebagainya.perasaan timul dari setiap individu atau

masyarakat dalat dilakukan de dalam bentuk seni atau perasaan dapat muncul karena

seni.

g. Sistem Religi

Kepercayaan ditiap daerah itu berbeda merupakan warisan masa lampau dari perjalanan

hidup masyarakat bersangkutan sebagai warisan budayanya. Keyakinan setempat yang

diyakini masyarakatnya wajib dihormati oleh masyarakat lain, begitu pula dalam upacara

ritual yang berhubungan dengan keyakinan.

9. Dampak pariwisata dalam bidang budaya

Dampak yang ditimbulkan oleh pariwisata terhadap kebudayaan tidak terlepas dari pola

interaksi di antaranya yang cenderung bersifat dinamika dan positif. Dinamika tersebut

berkembang, karena kebudayaan memegang peranan yang penting bagi pembangunan

berkelanjutan pariwisata dan sebaliknya pariwisata memberikan peranan dalam

Page 9: Tugas Pariwisata

merevitalisasi kebudayaan. Ciri positif dinamika tersebut diperlihatkan dengan pola

kebudayaan mampu meningkatkan pariwisata dan pariwisata juga mampu memajukan

kebudayaan. (Geriya, 1996: 49).

Paparan di atas menandakan perkembangan pariwisata dapat memberikan dampak yang

positif terhadap kebudayaan. Di sini akan terjadi akulturasi kebudayaan, karena adanya

interaksi masyarakat lokal dengan wisatawan. Di samping itu, kebudayaan-kebudayaan

daerah yang merupakan bagian dari kebudayaan nasional Indonesia akan terus

berkembang. Ini disebabkan oleh adanya wisatawan (orang asing) yang datang

berkunjung untuk melihat dan mengenal lebih dekat kebudayaan asli tersebut. Hal ini

tentunya juga menyebabkan terjadinya penggalian nilai-nilai budaya asli untuk

dikembangkan dan dilestarikan. Dengan demikian pola kebudayaan tradisional seperti

tempat-tempat bersejarah, monumen-monumen, kesenian, dan adat istiadat akan tetap

terpelihara dan lestari (sustainable).

Dampak positif pariwisata terhadap kebudayaan seperti disebutkan di atas sejalan dengan

pemikiran Sihite (2000: 76) yang menyebutkan secara garis besar dampak positif

pariwisata terhadap kebudayaan dapat dilihat pada hal-hal berikut:

a. Merupakan perangsang dalam usaha pemeliharaan monumen-monumen budaya

yang dapat dinikmati oleh penduduk setempat dan wisatawan.

b. Merupakan dorongan dalam usaha melestarikan dan menghidupkan kembali

beberapa pola budaya tradisional seperti kesenian, kerajinan tangan, tarian, musik,

upacara-upacara adat, dan pakaian.

c. Memberikan dorongan untuk memperbaiki lingkungan hidup yang bersih dan

menarik.

d. Terjadinya tukar-menukar kebudayaan antara wisatawan dan masyarakat lokal.

Misalnya, wisatawan dapat lebih banyak mengenal kebudayaan serta lingkungan

yang lain dan penduduk lokal juga mengetahui tempat-tempat lain dari cerita

wisatawan.

e. Mendorong pendidikan di bidang kepariwisataan untuk menghasilkan Sumber

Daya Manusia di bidang kepariwisataan yang handal

Page 10: Tugas Pariwisata

Perkembangan pariwisata yang sangat pesat dan terkosentrasi dapat menimbulkan

berbagai dampak. Secara umum dampak yang ditimbulkan adalah dampak positif dan

dampak negatif. Dampak positif dari pengembangan pariwisata meliputi;

1) Memperluas lapangan kerja

2) Bertambahnya kesempatan berusaha

3) Meningkatkan pendapatan

4) Terpeliharanya kebudayaan setempat

5) Dikenalnya kebudayaan setempat oleh wisatawan.

Sedangkan dampak negatifnya dari pariwisata tersebut akan menyebabkan;

1) Terjadinya tekanan tambahan penduduk akibat pendatang baru dari luar daerah

2) Timbulnya komersialisasi

3) Berkembangnya pola hidup konsumtif

4) Terganggunya lingkungan

5) Semakin terbatasnya lahan pertanian

6) Pencernaan budaya

7) Terdesaknya masyarakat setempat

10. Dampak pariwisata terhadap Lingkungan

Industri pariwisata memiliki hubungan erat dan kuat dengan lingkungan fisik.

Lingkungan fisik adalah daya tarik utama kegiatan wisata. Lingkungan fisik meliputi lingkungan

alam (flora dan fauna, bentangan alam, dan gejala alam) dan lingkungan buatan (situs

kebudayaan, wilayah perkotaan, wilayah pedesaan, dan peninggalan sejarah). Secara teori,

hubungan lingkungan alam dengan pariwisata harus mutual dan bermanfaat. Wisatawan

menikmati keindahan alam dan pendapatan yang dibayarkan wisatawan digunakan untuk

melindungi dan memelihara alam guna keberlangsungan pariwisata. Dampak pariwisata terhadap

lingkungan fisik merupakan dampak yang mudah diidentifikasi karena nyata. Pariwisata

memberikan keuntungan dan kerugian, sebagai berikut :

Page 11: Tugas Pariwisata

Dampak positifnya :

Sudah menjadi hal umum jika kita biasanya kurang mensyukuri dan manghargai lingkungan

sekitar kita. Hal ini dapat disebabkan karena tiap saat kita hidup didalamnya sehingga kurang

bisa melihat keindahan, keunikan dan nikmat yang ada. Meskipun pada dasarnya kita dapat

memahami kerumitan alam dan peran sumber daya yang ada di sekitar kita. Ketika orang luar

datang dan mengagumi lingkungan, budaya serta tradisi kita maka akan timbul rasa bangga pada

apa yang kita miliki dan biasanya akan diikuti dengan upaya konservasi. Banyak dari kita

kemudian berusaha untuk melindungi daerah kita serta mengubah pola hidup yang dapat

merusak lingkungan, misalnya kita akan menjaga kebersihan lingkungan, mengelola kualitas air

serta mempelajari budaya dan tradisi kita.

Dampak negatifnya :

1. Air

Air mendapatkan polusi dari pembuangan limbah cair (detergen pencucian linen hotel) dan

limbah padat(sisa makanan tamu). Limbah-limbah itu mencemari laut, danau dan sungai. Air

juga mendapatkan polusidari buangan bahan bakar minyak alat transportasi air seperti dari kapal

pesiar.Akibat dari pembuangan limbah, maka lingkungan terkontaminasi, kesehatan masyarakat

terganggu, perubahan dan kerusakan vegetasi air, nilai estetika perairan berkurang (seperti warna

laut berubah dari warnabiru menjadi warna hitam) dan badan air beracun sehingga makanan laut

(seafood) menjadi berbahaya.Wisatawan menjadi tidak dapat mandi dan berenang karena air di

laut, danau dan sungai tercemar.Masyarakat dan wisatawan saling menjaga kebersihan

perairan.Guna mengurangi polusi air, alat transportasi air yang digunakan, yakni angkutan yang

ramah lingkungan, seperti : perahu dayung, kayak, dan kano.

2. Atmosfir

Perjalanan menggunakan alat transportasi udadra sangat nyaman dan cepat. Namun, angkutan

udara berpotensi merusak atmosfir bumi. Hasil buangan emisinya dilepas di udara yang

menyebabkan atmosfir tercemar dan gemuruh mesin pesawat menyebabkan polusi suara. Selain

itu, udara tercemar kibat emisi kendaraan darat (mobil, bus) dan bunyi deru mesin kendaraan

menyebabkan kebisingan. Akibat polusi udara dan polisi suara, maka nilai wisata berkurang,

Page 12: Tugas Pariwisata

pengalaman menjadi tidak menyenangkan dan memberikandampak negatif bagi vegetasi dan

hewan.Inovasi kendaraan ramah lingkungan dan angkutan udara berpenumpang massal (seperti

pesawat Airbus380 dengan kapasitas 500 penumpang) dilakukan guna menekan polusi udara dan

suara. Anjuran untukmengurangi kendaraan bermotor juga dilakukan dan kampanye berwisata

sepeda ditingkatkan.

3. Pantai dan pulau

Pantai dan pulau menjadi pilihan destinasi wisata bagi wisatawan. Namun, pantai dan pulau

sering menjaditempat yang mendapatkan dampak negatif dari pariwisata. Pembangunan fasilitas

wisata di pantai dan pulau, pendirian prasarana (jalan, listrik, air), pembangunan infrastruktur

(bandara, pelabuhan) mempengaruhi kapasitas pantai dan pulau.Lingkungan tepian pantai rusak

(contoh pembabatan hutan bakau untuk pendirian akomodasi tepi pantai),kerusakan karang laut,

hilangnya peruntukan lahan pantai tradisional dan erosi pantai menjadi beberapaakibat

pembangunan pariwisata.Preservasi dan konservasi pantai dan laut menjadi pilihan untuk

memperpanjang usia pantai dan laut. Pencanangan taman laut dan kawasan konservasi menjadi

pilihan. Wisatawan juga ditawarkan kegiatan ekowisata yang bersifat ramah lingkungan.

Beberapa pengelola pulau (contoh pengelola Taman NasionalKepulauan Seribu) menawarkan

paket perjalanan yang ramah lingkungan yang menawarkan aktivitas menanam lamun dan

menanam bakau di laut.

4. Pegunungan dan area liar

Wisatawan asal daerah bermusim panas memilih berwisata ke pegunungan untuk berganti

suasana. Aktivitas di pegunungan berpotensi merusak gunung dan area liarnya. Pembukaan jalur

pendakian, pendirian hotel di kaki bukit, pembangunan gondola (cable car), dan pembangunan

fasilitas lainnya merupakanbeberapa contoh pembangunan yang berpotensi merusak gunung dan

area liar. Akibatnya terjadi tanahlongsor, erosi tanah, menipisnya vegetasi pegunungan (yang

bisa menjadi paru-paru masyarakat) ,potensi polusi visual dan banjir yang berlebihan karena

gunung tidak mampu menyerap air hujan. Reboisasi (penanaman kembali pepohonan di

pegunungan) dan peremajaan pegunungan dilakukan sebagai upaya pencegahan kerusakan

pegunungan dan area liar.

Page 13: Tugas Pariwisata

5. Vegetasi

Pembalakan liar, pembabatan pepohonan, bahaya kebakaran hutan (akibat api unggun di

perkemahan),koleksi bunga, tumbuhan dan jamur untuk kebutuhan wisatawan merupakan

beberapa kegiatan yang merusak vegetasi. Akibatnya, terjadi degradasi hutan (berpotensi erosi

lahan), perubahan struktur tanaman(misalnya pohon yang seharusnya berbuah setiap tiga bulan

berubah menjadi setiap enam bulan, bahkanmenjadi tidak berbuah), hilangnya spesies tanaman

langka dan kerusakan habitat tumbuhan. Ekosistemvegetasi menjadi terganggu dan tidak

seimbang.

6. Kehidupan satwa liar

Kehidupan satwa liar menjadi daya tarik wisata yang luar biasa. Wisatawan terpesona dengan

pola hiduphewan. namun, kegiatan wisata mengganggu kehidupan satwa-satwa tersebut.

Komposisi fauna berubahakibat:pemburuan hewan sebagai cinderamata, pelecehan satwa liar

untuk fotografi, eksploitasi hewan untuk pertunjukan, gangguan reproduksi hewan (berkembang

biak), perubahan insting hewan (contohhewan komodo yang dahulunya hewan ganas menjadi

hewan jinak yang dilindungi), migrasi hewan (ketempat yang lebih baik). Jumlah hewan liar

berkurang, akibatnya ketika wisatawan mengunjungi daerah wisata, ia tidak lagi mudah

menemukan satwa-satwa tersebut

7. Situs sejarah, budaya, dan keagamaan

Penggunaan yang berlebihan untuk kunjungan wisata menyebabkan situs sejarah, budaya dan

keagamaanmudah rusak. Kepadatan di daerah wisata, alterasi fungsi awal situs, komersialisasi

daerah wisasta menjadi beberapa contoh dampak negatif kegiatan wisata terhadap lingkungan

fisik. Situs keagamaan didatangi oleh banyak wisatawan sehingga mengganggu fungsi utama

sebagai tempat ibadah yang suci. Situs budaya digunakan secara komersial sehingga

dieksploitasi secara berlebihan (contoh Candi menampung jumlah wisatawan yang melebihi

kapasitas). Kapasitas daya tampung situs sejarah, budaya dan keagamaan dpat diperkirakan dan

dikendalikan melalui manajemen pengunjung sebagai upaya mengurangi kerusakan pada situs

sejarah, budaya dan keagamaan. Upaya konservasi dan preservasi serta renovasi dapat dilakukan

untuk memperpanjang usia situs-situs tersebut.

Page 14: Tugas Pariwisata

8. Wilayah perkotaan dan pedesaan

Pendirian hotel, restoran, fasilitas wisata, toko cinderamata dan bangunan lain dibutuhkan di

daerah tujuanwisata. Seiring dengan pembangunan itu, jumlah kunjungan wisatawan, jumlah

kendaraan dan kepadatan lalu lintas jadi meningkat. Hal ini bukan hanya menyebabkan tekanan

terhadap lahan, melainkan juga perubahan fungsi lahan tempat tinggal menjadi lahan komersil,

kemacetan lalu lintas, polusi udara dan polusi estetika (terutama ketika bangunan didirikan tanpa

aturan penataan yang benar). Dampak buruk itu dapatdiatasi dengan melakukan manajemen

pengunjung dan penataan wilayah kota atau desa serta membedayakan masyarakat untuk

mengambil andil yang besar dalam pembangunan.

11. Dampak pariwisata dalam bidang politik

Untuk lebih memahami dampak dari pariwisata di bidang politik , kita perlu mengetahui

definisi dari politik . politik berasal dari bahasa yunani (politikos) yang berarti kota

wilayah, atau yang berkaitan dengan warga Negara politik merupakanproses

pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang berupa proses

pembuatan keputusan , khususnya dalam Negara.

Dalam industry pariwisata keamanan adalah hal yang sangat penting dimana para

wisatawan datang berlibur dan berkunjung untuk menikmati destinasi yang mereka

kunjungi . sehingga jika daerah wiasta aman maka para wisatawan akan tenang

menikmati daerah tujuan wisatanya dan ini tentu mengangkat pamor dari daerah wisata

itu sendiri . banyak kegiatan multinasional dilakukan di daerah tujuan wisata seperti

BALI. Karena bali dianggap aman , dengaan keramah tamahan penduduknya . sehingga

mengangkat pamor bali dimata dunia. Dan dari pariwisata akan dapat meningkatkan

devisa Negara sehingga baik untuk perekonomian .

Dampak positif pariwisata dalam bidang politik :

a. Terjalinnya hubungan baik dengan negara-negara lain.

b. Saling berkunjung dan saling mengenal antar penduduk sehingga dapat memper

erat kesatuan dan persatuan.

Page 15: Tugas Pariwisata

c. Lebih banyak mengenal keindaha dan kekayaan tanah air , melalui kunjungan

wisata sehingga memunculkan keinginan untuk memelihara, menjaga dan rasa

cinta terhadap tanah air.

d. Terjaganya hubungan baik internasional dalam hal pengembangan pariwisata

mancanegara, sehingga terjadi saling kunjung antar bangsa sebagai wisatawan .

sebagaimana halnya dalam pariwisata pada poin pertama.

e. Terjadi kontak kontak langsung yang akan menumbuhkan rasa saling pengertian

terhadap perbedaan.

f. Akan menimbulkan inspirasi untuk selalu mengadakan pendekatan dan rasa saling

menghormati.

g. Pemerintah mendapat defisa tambahan non migas.

h. Adanya pemberlakuan kebijakanbebas visa terhadap Negara tertentu, untuk

menarik wisatawan untuk berkunjung

Dampak negatif pariwisata dalam bidang politik :

a. Kebijakan dari pemerintah sangat mempengaruhi kondisi pariwisata, seperti kenaikan

bbm, kenaikan pajak usaha pariwisata dan lain lain.

b. Banyak terjadi kasus kkn pada pemerintahan di tempat daerah wisata itu .

c. Adanya ketimpangan pembangunan fasilitas umum antara desa dan kota(daerah

wisata).

d. Adanya perebutan kekuasaan

Contoh: bali merupakan destinasi yang aman dan terkenal di dunia , karena budaya , alam

,dan keramah tamahan penduduknya sehingga bali sering menjadi tuan rumah dari

kegiatan politik nasional dan internasional seperti: konfrensi apec , ktt asean, munas

partai golkar dan lain-lain .